3
Drh Ardilasunu Wicaksono, MSi | Gejala Klinis Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) d Copyright Ardilasunu Wicaksono [email protected] http://ardilasunu.staff.ipb.ac.id/gejala-klinis-bovine-spongiformencephalopathy-bse-dan-teknik-diag nosanya/ Gejala Klinis Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) dan Teknik Diagnosanya Bovine spongiform encephalopathy (BSE) merupakan penyakit neurologis yang umumnya bersifat subklinis dan membahayakan pada ternak sapi. Gejala yang muncul antara lain gangguan alat gerak, sangat responsif terhadap rangsangan, tremor, dan perubahan tingkah laku seperti agresif, gelisah dan waspada, perubahan tempramen, dan juga kegilaan/aktif bergerak. Sapi yang mengalami kombinasi dari gejala perubahan tingkah laku, hiperreaktif terhadap rangsangan, dan gangguan gerak dapat dipastikan secara klinis terinfeksi oleh BSE. Gejala lain yang khas pada BSE adalah sapi aktif berjalan kesana kemari. Pada beberapa hewan terdapat gejala pruritus dimana hewan sering menjilat dan menggosokkan badannya karena gatal. Terdapat pula gejala nonspesifik seperti kelemahan umum, kehilangan bobot badan, menggesekkan antara gigi atas dan bawah (kemungkinan dikarenakan kesakitan pada perut dan gengguan saraf), dan penurunan produksi susu. Muncul juga gejala seperti penurunan aktivitas memamah biak, bradikardia, dan aritmia. page 1 / 3

Gejala Klinis Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) dan …anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Drh... · 2017-02-15 · memamah biak, bradikardia, dan aritmia. page

Embed Size (px)

Citation preview

Drh Ardilasunu Wicaksono, MSi | Gejala Klinis Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) dan Teknik DiagnosanyaCopyright Ardilasunu Wicaksono [email protected]://ardilasunu.staff.ipb.ac.id/gejala-klinis-bovine-spongiformencephalopathy-bse-dan-teknik-diagnosanya/

Gejala Klinis Bovine Spongiform Encephalopathy(BSE) dan Teknik Diagnosanya

Bovine spongiform encephalopathy (BSE) merupakan penyakit neurologis yangumumnya bersifat subklinis dan membahayakan pada ternak sapi. Gejala yangmuncul antara lain gangguan alat gerak, sangat responsif terhadap rangsangan,tremor, dan perubahan tingkah laku seperti agresif, gelisah dan waspada,perubahan tempramen, dan juga kegilaan/aktif bergerak. Sapi yang mengalamikombinasi dari gejala perubahan tingkah laku, hiperreaktif terhadap rangsangan,dan gangguan gerak dapat dipastikan secara klinis terinfeksi oleh BSE.

Gejala lain yang khas pada BSE adalah sapi aktif berjalan kesana kemari. Padabeberapa hewan terdapat gejala pruritus dimana hewan sering menjilat danmenggosokkan badannya karena gatal. Terdapat pula gejala nonspesifik sepertikelemahan umum, kehilangan bobot badan, menggesekkan antara gigi atas danbawah (kemungkinan dikarenakan kesakitan pada perut dan gengguan saraf), danpenurunan produksi susu. Muncul juga gejala seperti penurunan aktivitasmemamah biak, bradikardia, dan aritmia.

page 1 / 3

Drh Ardilasunu Wicaksono, MSi | Gejala Klinis Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) dan Teknik DiagnosanyaCopyright Ardilasunu Wicaksono [email protected]://ardilasunu.staff.ipb.ac.id/gejala-klinis-bovine-spongiformencephalopathy-bse-dan-teknik-diagnosanya/

Gejala klinis hewan BSE lama kelamaan semakin memburuk setelah beberapaminggu sampai enam bulan, namun pernah juga dapat bersifat akut dan langsungmenunjukkan keparahan. Sifat akut dan cepat ini terjadi pada ruminansia liar danhewan liar. Ketika gejala klinis muncul, maka penyakit BSE akan bersifat progresifdan mematikan. Pada tahap akhir gejala, hewan akan lelah, roboh, koma, dan mati.

Belum ada uji penyakit BSE pada hewan hidup. Penyakit ini didiagnosa denganmendeteksi prion (PrPres) pada jaringan saraf pusat. Akumulasi prion bisadidapatkan dari otak dengan teknik immunohistokimia. Dapat juga dilakukandengan uji ELISA (enzyme-linked immunosorbent assays) dan Western blot. Rapidtest dapat dilakukan pada saat surveillance namun membutuhkan jumlah sampleyang banyak untuk diuji. Sample yang positif pada rapid test dapat dilanjutkandengan uji konfirmasi yang lebih spesifik seperti pemeriksaan immunohistokimiadan immunoblotting. Diagnosa dari BSE juga dapat dikonfirmasi denganmengidentifikasi prion fibril yang disebut scrapie-associated fibrils (SAF) denganmikroskop elektron pada organ otak baik specimen beku maupun yang sudahautolisis. Prion dapat dideteksi pada otak saat 3-6 bulan setelah masa onsetberlangsung.

Pada pemeriksaan postmortem, perubahan patologi anatomi tidak dapat terlihat,kecuali perubahan yang tidak spesifik seperti kekurusan. Pada pemeriksaanhistopatologi dapat dilihat kelainan pada sistem saraf pusat. Terdapat vakuola padaneuron dan perubahan seperti sponge pada gray matter otak merupakan gambarankhas dari BSE. Dapat juga terlihat adanya akumulasi amyloid namun tidak khaspada penyakit ini. Perubahan seperti sponge pada otak juga terjadi pada dombadan macaca yang terinfeksi prion.

page 2 / 3

Drh Ardilasunu Wicaksono, MSi | Gejala Klinis Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) dan Teknik DiagnosanyaCopyright Ardilasunu Wicaksono [email protected]://ardilasunu.staff.ipb.ac.id/gejala-klinis-bovine-spongiformencephalopathy-bse-dan-teknik-diagnosanya/

Pada vCJD, umur rentan terkena penyakit ini pada manusia adalah 28 tahun(kisaran 12-74 tahun). Gejala awal berupa kecemasan, depresi, insomnia, dan rasasakit secara sensorik. Pada kebanyakan orang, terjadi gejala penyakit saraf sepertikesusahan berjalan, ataxia, inkoordinasi, kehilangan ingatan, kesulitan berbicara,dan tremor. Fungsi kognitif juga memburuk secara perlahan. Pada tahap akhirterjadi gejala dystonia, myoclonus, gangguan penglihatan, dan dementia. Padaakhirnya terjadi kematian pada saat enam bulan sampai dua tahun setelah adanyagejala klinis tahap akhir.

Diagnosa secara tentatif dapat dilakukan melalui sejarah penyakit/anamnesa,gejala klinis yang terlihat dan adanya atrofi bagian cortex melalui magneticresonance imaging (MRI) pada otak. Pada tahap awal penyakit pemeriksaanmenggunakan electroencephalogram (EEG) terlihat normal, namun akan terlihatadanya kelainan setelah mencapai tahap berikutnya. Diagnosa secara definitifdapat dilakukan jika prion ditemukan pada biopsi tonsil menggunakan immunoblot(Western Blot) atau immunohistokimia. Dapat juga dilakukan pemeriksaanmikroskopis pada jaringan otak setelah dilakukan nekropsi. Pada pemeriksaanhistopatologi akan banyak ditemukan akumulasi amyloid yang dikelilingi olehvakuola. Prion akan banyak ditemukan disekeliling akumulasi amyloid tersebut danterlihat dengan teknik pewarnaan immunohistokimia (CFSPH 2010).

page 3 / 3