Upload
pangestu-bagas-sidik
View
17
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gender lingkunga
Citation preview
ASPEK GENDER DALAM ASPEK GENDER DALAM MASALAH LINGKUNGAN MASALAH LINGKUNGAN
DAN KESEHATANDAN KESEHATAN
SESI 8Kelompok Studi Kesehatan Reproduksi
Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Indonesia
Lingkungan dan Kesehatan1
Teori Gordon Keseimbangan antara Agent – Environment – Host Upaya untuk memanipulasi Agent sehingga melemah Upaya untuk memanipulasi Host sehingga lebih kuat Upaya untuk memanipulasi Environment sehingga
merugikan Agent dan menguntungkan Host
Lingkungan dan Kesehatan2
Teori Blum Status Kesehatan dipengaruhi oleh 4 variabel utama
Lingkungan, Perilaku, Pelayanan Kesehatan, dan Genetik/Demografi
Intervensi dilakukan terhadap keempat variabel tersebut sehingga dapat meningkatkan Status Kesehatan.
Beberapa Isu Lingkungan
Kerusakan hutanPencemaran sungai dan lautMasalah air dan limbahPenggunaan zat kimia dalam pertanian dan
industri panganDampak teknologi modern: Makanan Transgenik
Kerusakan Hutan1
Penyebab Pertambangan Industri kayu Industri pulp dan kertas Perkebunan Perubahan fungsi lahan hutan berubah menjadi kawasan
industri dan pemukiman Bencana ekologis = akumulasi krisis ekologis yang disebabkan
oleh ketidakadilan dan gagalnya sistem pengurusan alam yang telah menyebabkan hancurnya pranata kehidupan masyarakat Banjir Tanah longsor
Kerusakan Hutan2
Akibat bagi perempuan Status perempuan yang rendah + peran domestik
perempuan tidak ikut dalam penetapan kebijakan pengelolaan hutan, sistem masyarakat tidak membela kepentingan perempuan.
Kesulitan air bersih bertambah banyaknya waktu dan tenaga yang harus dikeluarkan perempuan untuk menyediakan air bersih bagi keluarganya & melakukan kegiatan domestik yang berkaitan dengan air.
Berkurangnya lahan bagi tanaman pangan keluarga semakin sulit bagi perempuan untuk menyediakan makanan bagi keluarga masalah gizi terutama pada anak dan ibu hamil.
Kerusakan Hutan3
Berkurangnya lahan pekerjaan bagi perempuan yang tinggal di kawasan hutan yang berperan sebagai orang tua tunggal mereka biasanya bekerja sebagai buruh harian seperti mengangkut hasil hutan, membersihkan lahan, dan menjual rumput.
Ibu hamil menjadi lebih menderita dan rentan terhadap gangguan kesehatan karena beratnya beban atas tugas-tugas domestik.
Bila terjadi bencana ekologis akibat kerusakan hutan, anak-anak dan perempuan adalah kelompok yang paling menderita.
Pencemaran Sungai dan Laut1
Penyebab Pengelolaan limbah industri yang tidak memadai Pengelolaan limbah domestik yang tidak memadai
Akibat bagi kesehatan Penurunan kualitas air sungai yang dijadikan sumber
air bersih, baik yang langsung digunakan masyarakat maupun yang menjadi bahan baku pada instalasi pengolahan air bersih.
Kontaminasi bahan pangan kontaminasi ikan dan hasil laut lain meningkatnya morbiditas kronik
Pencemaran Sungai dan Laut2
Akibat bagi perempuan Lebih banyak waktu dan tenaga untuk menyediakan air
bersih bagi keluarga. Gangguan fungsi reproduksi pada perempuam akibat
pencemaran logam berat pada sungai dan laut. Anak-anak dan ibu hamil lebih rentan terhadap
penyakit akibat pencemaran logam berat.
Masalah Air dan Limbah1
Penyebab Tidak tersedia suplai air bersih yang memadai Tidak ada sistem pengelolaan limbah cair yang saniter Tidak ada sistem pembuangan tinja yang saniter Tidak ada sistem pengelolaan sampah yang memadai
Akibat bagi kesehatan Penurunan kualitas sanitasi lingkungan Penurunan kualitas higiene perorangan Kontaminasi air, tanah, udara dan makanan Peningkatan transmisi penyakit menular Peningkatan morbiditas dan mortalitas
Masalah Air dan Sampah2
Akibat bagi perempuan Tugas domestik perempuan menyediakan air bersih,
menyediakan makanan/minuman, membersihkan alat masak/makan, anak, dan rumah tinggal.
Lebih banyak waktu dan tenaga yang dibutuhkan perempuan untuk memenuhi tugas-tugas domestiknya.
Lebih banyak waktu, tenaga dan biaya untuk menanggulangi penyakit, terutama pada anak-anak.
Kerugian yang sangat besar ketika terjadi bencana banjir akibat tidak berfungsinya saluran drainage dan pendangkalan sungai.
Pada saat bencana anak-anak dan perempuan adalah kelompok yang paling menderita.
Penggunaan Zat Kimia1
Alasan penggunaan zat kimia dalam pertanian dan industri pangan Peningkatan kebutuhan pangan akibat pertambahan
penduduk pupuk, pestisida dan obat-obat ternak digunakan untuk meningkatkan produksi pangan.
Kebutuhan untuk mengawetkan bahan pangan pada saat transportasi dari tempat produksi ke tempat pemukiman penduduk sebagai konsumen.
Kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pangan berkembanglah teknologi fortifikasi pangan.
Kebutuhan untuk dapat menikmati bahan makanan sepanjang waktu tanpa dipengaruhi musim berkembanglah teknologi dan industri makanan awetan.
Penggunaan Zat Kimia2
Kebutuhan untuk lebih mudah dan nyaman dalam kehidupan sehari-hari berkembanglah industri makanan bayi dan makanan instant.
Penyebab terjadinya masalah Dosis dan teknik penggunaan pupuk yang salah Dosis dan teknik penggunaan pestisida yang salah Penggunaan obat-obat ternak dengan jenis, dosis dan
metoda yang salah residu dlm bahan pangan Penggunaan bahan kimia yang tidak diizinkan sebagai
food additive mis. pewarna tekstil untuk makanan Penggunaan food additive legal dgn dosis yang salah
Penggunaan Zat Kimia3
Akibat bagi kesehatan Pencemaran badan air (sungai, danau, dam) oleh sisa
pupuk yang berlebihan. Keracunan pada petani yang menggunakan pestisida. Residu antibiotika dalam bahan makanan hewani
(ayam, sapi) menyebabkan manusia seperti minum antibiotika dengan dosis yang salah timbul resistensi bakteri terhadap antibiotika tersebut.
Residu hormon pemicu pertumbuhan dalam bahan makanan hewani timbul gangguan pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder pada anak-anak.
Penggunaan Zat Kimia4
Terjadinya penyakit kronik degeneratif (kanker) akibat mengonsumsi makanan yang mengandung bahan kimia dengan jenis dan/atau jumlah yang salah.
Akibat bagi perempuan Perempuan banyak yang bekerja di sektor pertanian
banyak menderita keracunan akibat penggunaan pestisida yang salah.
Bahan Pangan Transgenik1
Benih yang mengalami rekayasa genetika untuk meningkatkan produksi pangan menghasilkan bahan pangan transgenik.
Tanaman transgenik adalah tanaman yang dikembangkan melalui proses rekayasa genetika dengan menyisipkan sel asing ke dalam tanaman tersebut.
Tanaman transgenik utama: kedelai, kanola, kapas, jagung Indonesia belum mengizinkan perdagangan dan konsumsi
bahan makanan transgenik. Tetapi, makanan berbahan dasar kedelai di Indonesia
diproduksi dengan kedelai import yang merupakan hasil tanaman transgenik.
Bahan Pangan Transgenik2
Ancaman terhadap kelangsungan ekologis Sekitar 25% tanaman transgenik di dunia dimasuki
protein Bt yang bisa memusnahkan serangga (hama) non-target.
Kontaminasi genetik tak terkendali. Ketidakseimbangan antara musuh alami (predator) dan
hama. Ancaman terhadap kesehatan manusia
Tanaman hasil rekayasa genetika merupakan bom waktu biologis yang dapat mengganggu sistem kekebalan manusia.
Bahan Pangan Transgenik3
Ancaman terhadap kesehatan manusia Tanaman transgenik dapat berkombinasi dengan virus
dan bakteri lain membentuk patogen baru. DNA tanaman transgenik yang diserap bakteri di tanah
dan saluran cerna manusia akan menyulitkan pengobatan terhadap infeksi yang ditimbulkan oleh bakteri-bakteri tersebut.
Setelah proses pencernaan, DNA tanaman transgenik akan tetap hidup dan dapat melompat ke genom sel mamalia sehingga dapat menimbulkan kanker.
Bahan Pangan Transgenik4
Ancaman terhadap kesehatan manusia 75% tanaman transgenik yang toleran terhadap
herbisida menggunakan glufosinat dan glifosat. Amonium glufosinat menyebabkan keracunan pada
sistem neurologik, pernafasan, gastro-intertinal, dan hematologik serta menimbulkan cacat bawaan.
Glifosat merupakan penyebab utama keracunan di Inggris.
Hasil penelitian pada mencit menunjukkan anak-anak mencit yang diberi makanan transgenik memiliki risiko mati 6-8 kali lebih besar daripada anak-anak tikus yang tidak diberi makanan transgenik.
TERIMA KASIH