Upload
syarif-muhammad-hikmatyar
View
2
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tugas Geologi kelautan mengenai pantai
Citation preview
PANTAI
A. Pantai dan Geomorfologi Pantai
Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah
pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Panjang
garis pantai ini diukur mengeliling seluruh pantai yang merupakan daerah teritorial
suatu negara. Menurut koreksi PBB tahun 2008, Indonesia merupakan negara
berpantai terpanjang keempat di dunia setelah Amerika Serikat (AS), Kanada dan
Rusia. Panjang garis pantai Indonesia tercatat sebesar 95.181 km. Garis pantai adalah
batas pertemuan antara bagian laut dan daratan pada saat terjadi air laut pasang
tertinggi. Garis laut dapat berubah karena adanya abrasi, yaitu pengikisan pantai oleh
hantaman gelombang laut yang menyebabkan berkurangnya areal daratan.
Secara garis besar bentuk morfologi permukaan bumi sekarang ini terbentuk oleh
beberapa proses alamiah, antara lain :
Proses yang berlangsung dari dalam bumi, yang membentuk morfologi
gunungapi, pegunungan lipatan, pegunungan patahan, dan undak pantai.
Proses disintegrasi/degradasi yang mengubah bentuk permukaan muka bumi
karena proses pelapukan dan erosi menuju proses perataan daratan.
Proses agradasi yang membentuk permukaan bumi baru dengan akumulasi
hasil erosi batuan pada daerah rendah, pantai dan dasar laut.
Proses biologi yang membentuk daratan biogenik seperti terumbu karang dan
rawa gambut (Dahuri, 1996).
Lingkungan pantai merupakan daerah yang selalu mengalami perubahan, karena
daerah tersebut menjadi tempat bertemunya dua kekuatan, yaitu berasal dari daratan
dan lautan. Perubahan lingkungan pantai dapat terjadi secara lambat hingga sangat
cepat, tergantung pada imbang daya antara topografi, batuan dan sifat-sifatnya dengan
gelombang, pasang surut dan angin. Perubahan pantai terjadi apabila proses
geomorfologi yang terjadi pada suatu segmen pantai melebihi proses yang biasa
terjadi. Perubahan proses geomorfologi tersebut sebagai akibat dari sejumlah faktor
lingkungan seperti faktor geologi, geomorfologi, iklim, biotik, pasang surut,
gelombang, arus laut dan salinitas (Sutikno, 1993 dalam Putinella, 2002).
Makalah Geologi Kelautan - Pantai 1
B. Klasifikasi Pantai
Secara sederhana, pantai dapat diklasifikasikan berdasarkan material
penyusunnya, yaitu menjadi :
1. Pantai Batu (rocky shore), yaitu pantai yang tersusun oleh batuan induk yang
keras seperti batuan beku atau sedimen yang keras.
2. Beach, yaitu pantai yang tersusun oleh material lepas. Pantai tipe ini dapat
dibedakan menjadi:
Sandy beach (pantai pasir), yaitu bila pantai tersusun oleh endapan pasir.
Gravely beach (pantai gravel, pantai berbatu), yaitu bila pantai tersusun
oleh gravel atau batuan lepas. Seperti pantai kerakal.
3. Pantai bervegetasi, yaitu pantai yang ditumbuhi oleh vegetasi pantai. Di
daerah tropis, vegetasi pantai yang dijumpai tumbuh di sepanjang garis pantai
adalah mangrove, sehingga dapat disebut Pantai Mangrove.
Daerah pantai yang masih mendapat pengaruh air laut dibedakan menjadi tiga
bagian, yaitu :
1. Beach (daerah pantai), yaitu daerah yang langsung mendapat pengaruh air laut
dan selalu dapat dicapai oleh pasang naik dan pasang turun.
2. Shore line (garis pantai), jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan
merupakan batas antara daerah yang dicapai air laut dan yang tidak bisa
dicapai.
3. Coast (pantai), daerah yang berdekatan dengan laut dan masih mendapat
pengaruh air laut.
Bila tipe-tipe pantai di atas, kita lihat dari sudut pandang proses yang bekerja mem-
bentuknya, maka pantai dapat dibedakan menjadi :
1. Pantai hasil proses erosi, yaitu pantai yang terbentuk terutama melalui proses
erosi yang bekerja di pantai. Termasuk dalam kategori ini adalah pantai batu
(rocky shore).
Makalah Geologi Kelautan - Pantai 2
2. Pantai hasil proses sedimentasi, yaitu pantai yang terbentuk terutama kerena
prose sedimentasi yang bekerja di pantai. Termasuk kategori ini adalah beach.
Baik sandy beach maupun gravely beach.
3. Pantai hasil aktifitas organisme, yaitu pantai yang terbentuk karena aktifitas
organisme tumbuhan yang tumbuh di pantai. Termasuk kategori ini adalah
pantai mangrove.
Johnson dalam Lobeck (1939:345) melakukan klasifikasi pantai yang didasarkan
pada perubahan relatif tinggi permukaan air laut, menjadi 4 jenis pantai, yaitu:
1. Pantai submergen (Shoreline of submergence)
Merupakan pantai yang ditandai oleh adanya ciri-ciri penurunan daratan/dasar
laut, yang termasuk ke dalam klasifikasi ini adalah :
Pantai Ria, pantai ini terjadi kalau pantai tersebut bergunung dan berlembah
dengan arah yang melintang kurang lebih tegak lurus terhadap pantai. Pada
tiap teluk bermuara sebuah sungai.
Pantai Fyord, pantai ini terjadi karena adanya lembah-lembah hasil
pengikisan oleh gletser mengalami penurunan. Fyord ini banyak terdapat
pada daerah-daerah yang dulunya mengalami pengerjaan glasial sampai
pantai.
Makalah Geologi Kelautan - Pantai 3
2. Pantai emergen (Shoreline of emergence)
Merupakan pantai yang ditandai oleh adanya ciri-ciri pengangkatan relatif dasar
laut. Pada pantai jenis ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
Pantai emergen yang berupa pegunungan, ciri utama dari pantai ini adalah
adanya beach atau cliff yang terangkat hingga letaknya jauh lebih tinggi dari
pada yang dapat dijangkau oleh gelombang. Juga bekas pantai lama yang
telah terangkat yang ditandai oleh adanya goa-goa, relung, cliff yang saat ini
tidak lagi tercapai oleh gelombang laut.
Pantai emergen yang berupa dataran rendah, pantai ini terjadi pada
continental shelf dangkalan yang terangkat sampai ke atas permukaan laut.
Pantai ini biasanya tersusun atas batuan sedimen marin. Pantai jenis ini di
daerah pedalaman (pesisir/coast) merupakan dataran yang relatif luas dan
daratan yang patah (fall line) terkadang dijumpai banyak air terjun (seperti di
Pantai Tenggara USA, dataran pesisir melandai serta material batuannya
berupa sedimen marine. Contoh lainnya adalah pantai Teluk Mexico dan
pantai selatan Rio de La Plata di Argentina.
3. Pantai netral (Neutral Shoreline)
Pantai yang tidak memperlihatkan kedua ciri di atas (tidak ada tanda-tanda bekas
pengangkatan dan penurunan daratan/dasar laut). Pantai jenis ini meluas ke arah
laut. Jenis yang termasuk ke dalam jenis ini adalah :
Makalah Geologi Kelautan - Pantai 4
Pantai delta (delta shorelines), pantai yang dicirikan oleh adanya
pengendapan pada muara sungai.
Pantai vulkanis (volcano shorelines), terjadi karena material gunungapi
yang ke luar dari perut bumi mengalir sampai ke laut.
Pantai dataran aluvial (delta shorelines), jenis ini sangat erat kaitannya
dengan pantai delta.
Pantai karang (coral reef shorelines), merupakan pantai yang diperkuat oleh
adanya
pembentukan gosong-gosong karang. Material sebagian besar berupa
pengendapan karang.
Pantai sesar (fault shorelines), di mana air laut mencapai muka sesar. Pantai
golongan ini pada umumnya tidak meliputi daerah yang tidak terbatas (tidak
luas).
4. Pantai majemuk (Compound Shoreline)
Pantai ini terjadi sebagai akibat dari terjadinya proses yang berulang kali
mengalami perubahan relatif muka air laut (naik dan turun). Bentuk yang
dihasilkan juga bermacam-macam pula, ada yang ditandai oleh adanya
pengangkatan, ditandai telah terjadinya proses penurunan. Oleh karena itu,
pantai demikian disebut dengan pantai majemuk. Contoh pantai jenis ini banyak
dijumpai di pantai selatan Pulau Jawa.
C. Perkembangan Garis Pantai
1. Perkembangan pantai tenggelam
a. Stadia awal (Early Youth), ditandai oleh garis pantai yang tidak teratur, banyak
teluk yang dipisahkan oleh daratan yang menjorok ke laut.
b. Stadia muda (Youth), ditandai oleh erosi yang meninggkat, arus sepanjang pantai
mengendapkan materi yang tererosi membentuk spit dan hook,
terbentuknya offshore bar dan terbentuk laguna.
2. Perkembangan pantai timbul
a. Stadia awal, ditandai oleh garis-garis pantai tidak teratur, landai dengan laut
dangkal.
Makalah Geologi Kelautan - Pantai 5
b. Stadia muda, ditandai dengan gelombang mengeruk dasar laut dangkal dan
menggangkatnya ke zone surf membangun off shore bar, off shore bar muncul
dan membentuk laguna.
c. Stadia dewasa, mulai terbentuk cliff rendah, gelombang langsung ke darat
karena off shore dirusak dan laguna terendapi.
d. Stadia tua, erosi lanjut sehingga head land terpotong, hasil kikisan gelombang
diendapkan di teluk-teluk kecil menyebabkan garis pantai lurus.
D. Pemanfaatan Daerah Pantai
1. Pengeboran Lepas Pantai
Pengeboran lepas pantai biasanya mengacu pada penemuan dan pengembangan
sumber daya minyak dan gas yang terletak di bawah air. Paling umum, istilah ini
digunakan untuk menggambarkan minyak ekstraksi lepas pantai benua, meskipun
istilah ini juga dapat berlaku untuk pengeboran di danau dan laut pedalaman.
pengeboran lepas pantai menyajikan tantangan lingkungan hidup, terutama di
Arktik atau dekat dengan pantai. Kontroversi termasuk yang sedang berlangsung
perdebatan pengeboran lepas pantai AS . Ada berbagai jenis platform untuk
kegiatan pengeboran lepas pantai, dari perairan dangkal jaket baja dan tongkang
jackup, untuk mengambang semisubmersibles dan drillships mampu beroperasi di
perairan yang sangat mendalam.
Pengeboran minyak lepas pantai termasuk ke dalam Eksplorasi atau pencarian
minyak bumi. Eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian
panjang yang melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk
kajian dasar, riset dilakukan oleh para geologis, yaitu orang-orang yang menguasai
ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab atas pencarian
hidrokarbon tersebut.
2. Pariwisata Daerah Pantai
Daerah pantai, secara geologi memiliki morfologi yang khas, yang dapat
memberikan suatu keindahan bentang alam tertentu, seperti garis pantai, tebing
karst, pasir pantai, goa karst, karang, dll. Selain itu, daerah pantai juga dapat
dijadikan tempat berolagraga seperti surfing, diving, snorkling atau hanya sekedar
berjalan-jalan di pinggir pantai.
Makalah Geologi Kelautan - Pantai 6