Upload
izwarjhe
View
51
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Penyelidikan Geolistrik Tahanan Jenis di Daerah Panas Bumi Pincara, Kabupaten Masamba Sulawesi Selatan
Oleh: Edi Suhanto dan Bakrun
Sari Pengukuran tahanan jenis dengan konfigurasi Schlumberger telah dilakukan di daerah panas bumi Pincara dengan cara mapping, sounding dan head-on. Secara geologi, daerah penyelidikan didominasi oleh batuan granitik di bagian barat dan vulkanik tua di bagian timurlaut. Pengukuran mapping pada bentangan arus AB/2 = 250m, 500m, 750m, dan 1000m memperlihatkan pola yang sama dimana tahanan jenis semu memiliki pola kelurusan kuat berarah baratdaya-timurlaut dengan nilai yang tinggi (> 1000 Ohm-m) di baratlaut dan berdegradasi merendah (sampai sekitar 200 Ohm-m) ke tenggara. Pola kelurusan baratdaya-timurlaut memiliki kemiringan yang tajam (nilai kontras) pada suatu lineasi berarah baratdaya-timurlaut dan lineasi ini memotong daerah manifestasi mata air panas Pincara. Lineasi ini kemungkinan berkaitan batas-batas struktur utama daerah ini yang berarah baratdaya-timurlaut. Nilai tahanan jenis semu yang berdegradasi ke tenggara ini kemungkinan mencerminkan keberadaan kontras tahanan jenis yang relatif besar dari batuan di bagian baratlaut struktur yang didominasi oleh batuan granitik dan dari bagian di tenggaranya diisi oleh batuan rombakan yang mengisi semacam struktur depresi. Data sounding memperlihatkan struktur tahanan di bagian baratlaut secara umum terdiri dari tiga lapisan: lapisan soil tipis 150 Ohm-m, lapisan 350-600 Ohm-m granit terlapukan dengan tebal sekitar 400 m, dan lapisan resistif > 1000 Ohm-m. Sedangkan struktur tahanan jenis di bagian tenggara secara umum juga tiga lapis terdiri dari lapisan soil tipis, lapisan selang-seling antara sekitar 200 350 Ohm-m dengan tebal mencapai sekitar 400 m yang merupakan batuan rombakan pengisi depresi, dan lapisan resistif > 700 Ohm-m berkaitan dengan batuan granit (?). Pola tahanan jenis semu tidak mengindikasikan adanya nilai tahanan jenis rendah di sekitar daerah mata air panas dan/atau sekitarnya yang biasanya berkaitan dengan proses alterasi hidrotermal. Oleh karena itu, sebaran daerah prospek sulit diperkirakan dari data tahanan jenis. Data head-on memperlihatkan suatu lineasi struktural berarah baratdaya-timurlaut dan berimpit dengan batas kontras tahanan jenis semu.
I. Pendahuluan Daerah panas bumi Pincara terletak di Kabupaten Masamba, Provinsi Sulawesi Selatan (Gambar 1). Keberadaan daerah panas bumi Pincara ditandai oleh kemunculan dua mata air panas di Desa Pincara bersuhu sekitar 83 oC pada batuan granit. Daerah ini secara umum berlingkungan granitik meski terdapat batuan vulkanik sebagai batuan tertua. Dapat dikatakan bahwa daerah ini merupakan salah satu dari daerah panas bumi non-vulkanik yang ada di Indonesia. Penyelidikan geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan di daerah ini sebagai salah satu metode yang diterapkan pada penyelidikan terpadu, dengan tujuan untuk mempelajari struktur tahanan jenis daerah penyelidikan terutama dalam membantu membatasi daerah prospek panas bumi. Tulisan ini memuat hasil penyelidikan tersebut menyangkut pengukuran lapangan, peta-peta tahanan jenis, struktur tahanan jenis, dan interpretasi yang mengarah apakah prospek panas bumi daerah dapat dilihat dari data
geolistrik seperti halnya pada daerah panas bumi non-vulkanik lainnya.
Palopo
Makassar
Daerah Penyelidikan
Gambar 1. Peta indeks lokasi daerah
penyelidikan
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
19 - 1
II. Geologi Daerah Penyelidikan Daerah penyelidikan didominasi oleh batuan granit berumur Tersier dari tengah ke utara kecuali di timurlautnya yang terisi oleh satuan tertua yakni satuan vulkanik G. Loppeng berumur Tersier. Di tengah diisi oleh batuan sedimen Kuarter dan sebagian besar bagian selatannya oleh satuan aluvium (lihat tulisan mengenai geologi daerah ini). Keberadaan dua struktur sesar yang saling berpotongan di sekitar mata air panas Pincara yang masing berarah baratlaut-tenggara dan hampir utara-selatan diduga bertanggung-jawab terhadap kemunculan manifestasi panas bumi tersebut. III. Hasil Penyelidikan 3.1 Pengukuran di Lapangan Pengukuran dibagi dalam tiga cara; pertama dengan cara mapping dengan bentangan arus AB/2 250 m, 500 m, 750 m, dan 1000 m; kedua dengan cara sounding mulai bentangan arus AB/2 1.6 m sampai dengan 2000 m; dan ketiga dengan cara head-on yang merupakan cara kombinasi antara konfigurasi Schlumberger dan dipol, dilakukan pada dua lintasan untuk menegaskan keberadaan struktur yang diduga mengontrol kemunculan manifestasi panas bumi Pincara. 3.2 Peta Tahanan Jenis Semu a. Peta tahanan jenis semu AB/2=250m Peta tahanan jenis semu pada bentangan AB/2=250 m (Gambar 2) memperlihatkan kecenderungan ke arah tenggara nilai tahanan jenis semu makin rendah. Anomali tinggi berada di baratlaut dengan nilai kontur terbesar > 800 Ohm-m, kemudian ke arah tenggara tahanan jenis secara berangsur mengecil sampai < 200 Ohm-m. Nilai kontur 1000 Ohm-m berupa spot-spot di bagian barat dan utara. Kontur yang mempunyai nilai tahanan jenis semu 500-1000 Ohm-m penyebarannya cukup luas menempati bagian baratlaut daerah penyelidikan dengan kontur membuka ke arah baratlaut. Nilai tahanan jenis semu 200-500 Ohm-m terdapat di bagian tengah daerah penyelidikan dengan penyebaran memanjang dari tenggara ke timurlaut. Penyebaran tahanan jenis semu 1000 Ohm-m berada di ujung bagian baratdaya dan di bagian utara seperti pada peta-peta sebelumnya. Sebaran tahanan jenis semu 500-1000 Ohm-m makin luas bila dibandingkan dengan peta tahanan jenis semu sebelumnya, kontur tahanan jenis membuka ke arah timurlaut, utara dan baratlaut (Gambar 4). Tahanan jenis semu 200-500 Ohm-m berada di bagian tengah dengan kecenderungan baratdaya-timurlaut dan terdapat pola kontur tertutup 1000 Ohm-m dengan pola membuka ke arah timurlaut dan baratdaya. Di bagian tengah daerah penyelidikan terdapat dua buah pola kontur tertutup dengan nilai kontur < 600 Ohm-m dan > 700 Ohm-m yaitu di antara titik amat C-5000, C-5500, D-6000, dan titik amat C-4500 dan B-4000. Kontur rapat umumnya berada di bagian tengah daerah penyelidikan, pada kisaran
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
19 - 2
tahanan jenis semu 300 600 Ohm-m. Kontur tahanan jenis 200 500 Ohm-m mempunyai pola memanjang berarah baratdaya-timurlaut, pola kontur tersebut diikuti oleh tahanan jenis 1000 Ohm -m Gambar 2. Peta tahanan jenis semu AB/2=250m
203000 204000 205000 206000 207000 208000 209000 210000 211000
Easting (m) UTM_WGS 84
9720000
9721000
9722000
9723000
9724000
9725000
9726000
9727000
9728000
Nor
thin
g (m
) UTM
_WG
S 8
4
Buttu Leppong
Buntu Kopanda
Buntu Porodoa
Buntu Patokoan
Buttu Galinggang
Buttu Barusitombon
Buntu Timbori
Uraso
Porodos
Paladan
Karawak
Tapoci
Balakala
Sepakat
Sumillin
Taliasa
Tondoktua
Salu Masam
ba
Salu Pawalu
Salu Lowanne
Salu Mogandang
Sa l
u B
ale a
s e
Salu Pelle
Salu
Uras
o
244
659
479
497
1110
911
473
646
578
823
683
281
201
129
74
622
116
52
89
458
646
704
778
674
544
295
207
467
478
713
414
109
85
23
42
278
28
41
89
175
348
493
629
492
632
159
1047
630
606
508
269
228
75
48
41
45
730
672
1037
356
313
250
160
98
24
45
70
1000
700700
500
700
500
200
500
200
50070
0
1000
700
700
1000
Titik pengamatan
Mata air panas
Jalan raya, jalan desa
Sungai
A3000
< 200 Ohm-m
200 Ohm-m s.d 500 Ohm-m
500 Ohm-m s.d 1000 Ohm-m
> 1000 Ohm -m Gambar 3. Peta tahanan jenis semu AB/2=500m
203000 204000 205000 206000 207000 208000 209000 210000 211000Easting (m) UTM_WGS 84
9720000
9721000
9722000
9723000
9724000
9725000
9726000
9727000
9728000
Nor
thin
g (m
) UTM
_WG
S 8
4
Buttu Leppong
Buntu Kopanda
Buntu Porodoa
Buntu Patokoan
Buttu Galinggang
Buttu Barusitombon
Buntu Timbori
Uraso
Porodos
Paladan
Karawak
Tapoci
Balakala
Sepakat
Sumillin
Taliasa
Tondoktua
Salu Masam
ba
Salu Paw
alu
Salu Lowanne
Salu Mogandang
Salu
Ba l
eas e
Salu Pelle
Salu
Uras
o
A5000
A4500
A4000
A-3000
A-2500
A-2000
A3500
B2000
B2500
B3000
B3500
B4500
B5000
B5500
B6000
B4000
C6000
C6500
C7000
C3500
C3000
C2500
C2000
C3900
C4500
C5000
C5500
D2500
D3000
D3500
D4000
D5500
D6000
D6500
D7000
D4500
E7000
E6500
E6000
E5150
E4500
E4000
E3500
E3000
E2500
E5500
F2000
F2500
F3000
F3500
F4000
F4500
F5500
F6000
F6500
F7000
G-2000
G-2500
G-3000
G-3500
G-4000
G-4500
G-5000
G-5500
G-6000
G-6500
G-7000
1000
700
700
700500
500
700
1000
1000
700
700
500
1000
1000
1000
500
200
200
Titik pengamatan
Mata air panas
Jalan raya, jalan desa
Sungai
A3000
< 200 Ohm-m
200 Ohm-m s.d 500 Ohm-m
500 Ohm-m s.d 1000 Ohm-m
> 1000 Ohm -m Gambar 4. Peta tahanan jenis semu AB/2=750m
203000 204000 205000 206000 207000 208000 209000 210000 211000Easting (m) UTM_WGS 84
9720000
9721000
9722000
9723000
9724000
9725000
9726000
9727000
9728000
Nor
thin
g (m
) UTM
_WG
S 84
Buttu Leppong
Buntu Kopanda
Buntu Porodoa
Buntu Patokoan
Buttu Galinggang
Buttu Barusitombon
Buntu Timbori
Uraso
Porodos
Paladan
Karawak
Tapoci
Balakala
Sepakat
Sumillin
Taliasa
Tondoktua
Sa lu Masam
ba
Salu Pawalu
Salu Lowanne
Salu Mogandang
Sal
u Ba
leas
e
Salu Pelle
Salu
Uras
o
337
620
669
979
1234
1039
622
853
675
1004
686
323
246
211
97
918
145
59
84
558
971
887
1192
571
779
332
324
675
561
694
510
123
102
73
44
366
32
52
55
220
365
568
842
644
921
189
1502
772
747
529
366
261
97
44
42
44
918
855
1308
437
541
369
285
165
25
46
59
1000
700
1000
1000
700
700
500
200
200
500
7001000
7001000
1000
1000
Titik pengamatan
Mata air panas
Jalan raya, jalan desa
Sungai
A3000
< 200 Ohm-m
200 Ohm-m s.d 500 Ohm-m
500 Ohm-m s.d 1000 Ohm-m
> 1000 Ohm -m Gambar 5. Peta tahanan jenis semu AB/2=1000m
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
19 - 3
3.3 Penampang Tahanan Jenis Semu Penampang tahanan jenis semu diplot terhadap kedalaman AB/4 dengan anggapan penetrasi arus mencapai kedalaman tersebut. a. Lintasan A Nilai kontur tahanan jenis semu 500-1000 Ohm-m terdapat di permukaan berada di antara titik amat A-2000 sampai A-5000 (Gambar 6). Tahanan jenis semu di bagian baratlaut membesar sampai >1000 Ohm-m. Tahanan jenis semu yang mempunyai nilai 500 - 1000 Ohm-m). Pada penampang ini terlihat mempunyai kontur yang agak rapat pada nilai kontur 500 1000 Ohm-m dengan kemiringan ke arah tenggara. Kisaran tahanan jenis semu di permukaan antara 100 500 Ohm-m.
1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000Jarak Datar (m)
-1000
-500
0
Ked
alam
an A
B/4
(m)
B 1000 B 1500 B 2000 B 2500 B 3000 B 3500 B 4000B 4500 B 5000 B 5500 B 6000 B 6500 B 7000
385
646
841
853
415
578
973
675
683
823
984
1004
559
683
660
686
248
281
320
323
140
201
258
246
122
129
160
211
68
74
74
97
519
622
764
723
782
1007
1073
1190
0 100 300 500 700 900 1100 1300 1500( Ohm-m )
PENAMPANG TAHANAN JENIS SEMU LINTASAN B
BaratlautTenggara
Gambar 7. Penampang tahanan jenis semu Lintasan B c. Lintasan C Perlapisan umumnya masih miring kearah tenggara dengan kerapatan yang sudah agak melebar (Gambar 8). Kontur rapat 500-1000 Ohm-m yang berada di bagian tengah bergeser ke arah baratlaut, dan nilai kontur tinggi (>1000 Ohm-m) di bagian baratlaut berangsur mengecil ke arah tenggara. Seperti lintasan sebelumnya ke
arah tenggara tahanan jenis semu makin mengecil (500 sampai
bagian baratlaut berangsur mengecil ke arah tenggara tahanan jenis semu 500 200 Ohm-m sampai < 200 Ohm-m (Gambar 11). Kemiringan perlapisan mengarah ke tenggara dengan lineasi hampir tegak lurus.
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500
Jarak Datar (m)
-500
0
Ked
alam
an A
B/4
(m)
F2000F2500 F3000 F3500 F4000 F4500 F 5000 F 5500
F 6000 F 6500 F 7000 F 7500905
1047
1310
1502
487
630
702
772
502
606
702
747
394
508
489
529
219
269
309
366
172
228
234
261
96
75
83
97
45
48
46
44
42
41
35
42
44
45
48
44
0 100 300 500 700 900 1100 1300 1500( Ohm-m )
PENAMPANG TAHANAN JENIS SEMU LINTASAN FBaratlaut Tenggara
Gambar 11. Penampang tahanan jenis semu Lintasan F g. Lintasan G Di permukaan tahanan jenis semu bervariasi antara >700 Ohm-m di bagian baratlaut sampai 1000 Ohm-m berada di bawah titik amat G-3000. Harga tahanan jenis semu di tengah lintasan mempunyai trend kemiringan kearah tenggara.
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500
Jarak Datar (m)
-500
0
Keda
lam
an A
B/4
( m )
-500
0
Ked
alam
an A
B/4
( m
)G2000 G2500 G3000 G3500 G4000 G 4500 G 5000 G 5500 G 6000 G 6500G 7000 G 7500
566
730
825
918
640
672
733
855
819
1037
1196
1308
242
356
430
437
236
313
418
541
172
250
329
369
119
160
235
285
96
98
140
165
27
24
30
25
42
45
41
46
73
70
65
59
0 100 300 500 700 900 1100 1300 1500( Ohm-m )
PENAMPANG TAHANAN JENIS SEMU LINTASAN GBaratlaut Tenggara
Gambar 12. Penampang tahanan jenis semu LintasanG 3.4 Penampang Model Tahanan Jenis Data sounding memperlihatkan struktur tahanan di bagian baratlaut secara umum terdiri dari tiga lapisan: lapisan soil tipis harga 125-150 Ohm-m, lapisan 350-600 Ohm-m granit terlapukan dengan tebal sekitar 400 m, dan lapisan resistif > 1000 Ohm-m. Sedangkan struktur tahanan jenis di bagian tenggara secara umum juga tiga lapis terdiri dari lapisan soil tipis, lapisan selang-seling antara sekitar 200 350 Ohm-m dengan tebal mencapai sekitar 400 m yang merupakan batuan rombakan pengisi depresi, dan lapisan resistif > 700 Ohm-m berkaitan dengan batuan granit (?).
S.Baliase
-400
-200
0
200
Ket
ingg
ian
( met
er )
-400
-200
0
200
Ket
ingg
ian
( met
er )
C3900C4500 C5000 C5500150
350
1600
140
600
1600
125
350
200
950
130
200
1100
125 - 150 Ohm-meter
350 - 600 Ohm-meter
200 - 350 Ohm-meter
950 - 1600 Ohm-meter Gambar 13. Penampang model tahanan jenis
sepanjang Lintasan C 3.5 Struktur Head-on a. Pada Lintasan C Struktur yang diperkirakan pada lintasan ini terdapat pada kedalaman bentangan AB/2=200 m dan tidak menerus kedalam lagi. Terdapat perbedaan nilai tahanan jenis semu yang menyolok antara titik amat C-4600 dengan C-4800 dan dengan trend kontur tahanan jenis semu denga sudut yang cukup tajam (diskontinuitas tahanan jenis semu). Akan tetapi data head-on tidak mengindikasikan suatu struktur pada titik tersebut, sehingga hal ini diduga akibat perbedaan litologi antara batuan resistif (granit) di bagian baratlaut dengan batuan yang kurang resistif di bagian tenggara (batuan rombakan).
3700 3900 4100 4300 4500 4700 4900 5100 5300
Jarak Datar (m)
-400
-200
0
200
Keda
lam
an A
B/4
(m)
C 5300C 5000C 4800
C 4500C 4300C 4000
C 3700
Sungai Baliase
150 250 350 450 550 650 750 850
Ohm-m
Barat Timur
Gambar 14. Penampang tahanan jenis semu dan
struktur Head-on Lintasan C b. Pada Lintasan G Di lintasan ini terdapat tiga buah struktur yang diperkirakan berarah timurlaut- baratdaya, struktur yang paling dalam berada di bawah titik amat G-5900 dan struktur ini menurut geologi adalah sesar Balease. Terdapat diskontinuitas tahanan diantara titik amat G-5700 dan G-5800, hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan litologi batuan.
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
19 - 5
5200 5400 5600 5800 6000 6200 6400 6600 6800
Jarak Datar (m)
-400
-200
0
200Ke
dala
man
AB
/4 (m
) G 5200 G 5500 G 5700 G6000 G6200 G6500G6800
Sungai Baliase
10 30 50 70 90 110
Ohm-m
Barat Timur
Gambar 15. Penampang tahanan jenis semu dan
struktur Head-on pada Lintasan G IV. Simpulan Pola kelurusan baratdaya-timurlaut memiliki
kemiringan yang tajam dan memotong daerah manifestasi mata air panas Pincara merupakan berkaitan batas-batas struktur utama.
Nilai tahanan jenis semu yang berdegradasi ke tenggara ini mencerminkan keberadaan kontras tahanan jenis yang relatif besar dari batuan di bagian baratlaut struktur yang didominasi oleh batuan granitik dan dari bagian di tenggaranya diisi oleh batuan rombakan yang mengisi semacam struktur depresi.
Struktur tahanan di bagian baratlaut secara umum terdiri dari tiga lapisan: lapisan soil tipis 150 Ohm-m, lapisan 350-600 Ohm-m granit terlapukan dengan tebal sekitar 400 m, dan lapisan resistif > 1000 Ohm-m.
Struktur tahanan jenis di bagian tenggara secara umum juga tiga lapis terdiri dari lapisan soil tipis, lapisan selang-seling antara sekitar 200 350 Ohm-m dengan tebal
mencapai sekitar 400 m yang merupakan batuan rombakan pengisi depresi, dan lapisan resistif > 700 Ohm-m berkaitan dengan batuan granit (?).
Pola tahanan jenis semu tidak mengindikasikan adanya nilai tahanan jenis rendah di sekitar daerah mata air panas dan/atau sekitarnya yang biasanya berkaitan dengan proses alterasi hidrotermal.
Seperti banyak di tempat lain di daerah non-vulkanik, di daerah ini data tahanan jenis tidak dapat memperkirakan sebaran daerah prospek panas bumi.
Data head-on memperlihatkan suatu lineasi struktural berarah baratdaya-timurlaut dan berimpit dengan batas kontras tahanan jenis semu dan struktur Baliase.
Daftar Pustaka Bakrun. 2004, Penyelidikan Terpadu Geologi,
Geokimia dan Geofisika di daerah Panas Bumi Marana-Marawa, Kab. Donggala, Sulawesi Tengah. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (tidak dipublikasikan)
Sriwidodo, 2002, Penyelidikan Terpadu Geologi,Geokimia dan Geofisika di daerah panas bumi Parrara, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (tidak dipublikasikan)
Telford and Sheriff, 1990, Applied Geophysics, Cambridge University
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
19 - 6