Upload
m-virgiawan-agustin
View
347
Download
28
Embed Size (px)
Citation preview
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
1/24
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
TUGAS KULIAH GEOLOGI INDONESIA
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI
DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
Disusun Ole!
M" Vi#$i%&%n A$us'in
*+-*TK*.//
DOSEN PENGAMPU!
I#" Bu0i%n'1 T1%, M"S2"
3OG3AKARTA
MARET
/4
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI
DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
2/24
B%5 " Pen0%ulu%n
Di dunia, wilayah Irian Jaya yang termasuk pada bagian paling timur Indonesia masih
termasuk wilayah yang masih jarang tereksplorasi. Bentuk lahan yang umumnya tertutup oleh
hutan rawa dan pegunungan berelevasi tinggi merupakan alasan mengapa wilayah ini masih
realtif sulit untuk diakses. Bentuk Pulau Irian Jaya yang ada sekarang merupakan ekspresi
permukaan hasil dari interaksi antara lempeng Indo-ustralia dengan lempeng Pasifik
menghasilkan kondisi geologi Irian Jaya sangat kompleks dan salah satu keuntungannya
adalah membentuk wilayah yang sangat berpotensial sebagai deposit mineral.
Jika Pulau Irian Jaya dianalogikan sebagai pulau berbentuk burung, maka se!ara
topografi pulau ini dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tubuh burung, leher burung, dankepala burung. "ubuh burung merupakan bagian paling timur dan terbesar yang didominasi
oleh pegunungan tengah masif dan daerah #entral $ange dimana pada bagian utaranya
berupa dataran yang merupakan !ekungan disebut dengan %eervlakte yang dibatasi oleh
pegunungan metamorfisme dengan relief sedang. &eher burung terletak ditengah yang
tersusun oleh punggungan membentuk antiklin tersesarkan dan 'eyland $ange yang
merupakan pegunungan masif sebagi penghubung antara tubuh dan kepala burung. (epala
burung merupakan bagian paling utara yang tersusun oleh batuan metamorf dan granit
tersesarkan oleh )esar )orong dan )esar $ansiki berarah *+. Pada tulisan kali ini akan lebih
membahas pada bagian (epala Burung.
(ondisi fisiografis se!ara umum wilayah (epala Burung merupakan daerah dengan
pegunungan berelief kasar, terjal sampai sangat terjal. "ersusun atas batuan gunung api,
batuan metamorf, batuan intrusif yang bersifat asam hingga intermediate. %orfologi daerah
ini mengalami perubahan dari barat ke timur membentuk dataran alluvial, rawa dan plateau
dari batugamping. Batuan vulkanik tersebut merupakan batuan yang termasuk dalam bagian
utara lempeng Indo-ustralia terjadi selama periode tumbukan kontinen dengan busur
kepulauan pada waktu ligosen. Bagian dari %obile Belt ini tersusun oleh batuan ultramafik
%esooik sampai "ersier dan mendasari batuan intrusi dari )abuk phiolit Papua dibagian
utara yang dibatasi oleh suatu endapan gunung api bawah laut yang berumur "ersier. +ndapan
unung pi bawah laut ini tumpang tindih dengan sedimen klastik hasil erosi selama
pengangkatan pegunungan tengah yang diendapkan di !ekungan Pantai /tara. Pergerakan
dari kerak samudera Pasifik sekarang mempunyai batas di sebelah utara pantai Pulau *ew
uinea.
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
3/24
B%5 /" K1n0isi Ge1l1$i
/"" Fisi1$#%6i D%e#%
ambar 0.
1isiografi
daerah
Papua
*ugini
Beberapa peneliti terdahulu yang telah melakukan studi terhadap geologi
Papua berpendapat bahwa orogenesis 2pengangkatan3 pada (ala ligosen merupakan
awal mulainya proses tektonik Papua hingga terbentuk fisiografi yang terlihat pada saat
ini yang dikenal sebagao rogen %elanesia. rogenesis tersebut menghasilkan 4mandala geologi, dimana Dow et al . 205673 membagi geologi Papua menjadi 4 lajur
berdasarkan stratigrafi, magmati!, dan tektoniknya yaitu8
0 (awasan )amudera /tara yang di!irikan oleh ofiolit dan busur vulkanik kepulauan
2!eani! Provin!e3 sebagai bagian dari &empeng Pasifik. Batuan-batuan ofiolit pada
umumnya tersingkap di sayap utara Pegunungan "engah Papua *ugini.
9 (awasan Benua yang terdiri dari batuan sedimen yang menutupi batuan dasar
kontinen yang relative stabil dan tebal yang terpisah dari (raton ustralia.
4 &ajur peralihan yang terdiri atas batuan termalihkan 2metamorf3 dan terdeformasi
sangat kuat se!ara regional. &ajur ini terletak di tengah 2#entral $ange3.
1isiografi Papua se!ara umum juga dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu
bagian (epala Burung, &eher dan Badan. Bagian utara (epala Burung merupakan
pegunungan dengan relief kasar, terjal, sampai sangat terjal. Batuan yang tersusun berupa
batuan gunung api, batuan ubahan, dan batuan intrusif asam sampai menengah.
%orfologi ini berangsur berubah ke arah barat sampai selatan berupa dataran rendah
aluvial, rawa dan plateau batugamping.
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
4/24
(enampakan fisiografi dari Papua ini merupakan kenampakan dari keadaan
geologi dan tektonik yang pernah terjadi di tempat tersebut. %enurut :isser dan ;ermes
205793 kerak kontinen &empeng ustralia yang berada di bawah laut rafura dan meluas
ke arah utara merupakan dasar bagian selatan dari Pegunungan "engah Papua, batuan
dasarnya tersusun oleh batuan sedimen paparan berumur Paleooik sampai (uarter
"engah.
(ompresi, deformasi dan pengangkatan dari Pegunungan "engah yang disebut
sebagai rogenesa %elanesia dimulai pada awal %iosen hingga %iosen khir dan
men!apai pun!aknya selama Pliosen khir hingga wal Plistosen. Batuan dasar dan
sedimen paparan terangkat se!ara bersamaan sepajang komplek sistem struktur yang
mengarah ke barat laut. Di Papua bagian utara atau bagian ke dua dari Mobile Belt New
Guinea tersusun oleh batuan vulkanik afanitik yang merupakan bagian tepi utara
lempeng ustralia yang terjadi selama periode tumbukan kontinen dengan busur
kepulauan pada waktu ligosen. Bagian dari Mobile Belt ini tersusun oleh batuan
ultramafik %esooik sampai "ersier dan mendasari batuan intrusi dari )abuk phiolit
Papua dibagian utara yang dibatasi oleh suatu endapan gunung api bawah laut yang
berumur "ersier. Pergerakan dari kerak samudera Pasifik sekarang mempunyai batas di
sebelah utara pantai Pulau *ew unea. 1ormasi stratigrafi yang menyusun daerah ini
diterobos oleh suatu grup magma intermediate berumur Pliosen berupa kalk alkali sto!k
dan batholit yang menempati sepanjang jalur struktur regional utama.
A S'#%'i$#%6i Re$i1n%l
(awasan (epala Burung yang terdiri dari #ekungan )alawati dan #ekungan
Bintuni memiliki tatanan stratigrafi regional yang saling berhubungan antara kedua
!ekungan tersebut. )e!ara keseluruhan, kawasan ini tersusun oleh 09 formasi batuan
dengan batuan tertua mulai dari umur Paleooikum.
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
5/24
Gambar 1. Kolom stratigrafi daerah Papua
1ormasi batuan yang menyusun kawasan (epala Burung ini, berdasarkan
umur batuan dari yang tertua hingga yang paling muda dikelompokkan menjadi 4, yaitu8
1 Paleozoic Basement
a 1ormasi (emum
Pada kawasan (epala Burung, formasi batuan yang tertua yaitu 1ormasi
(emum yang tersingkap di sebelah timur (epala Burung yang dikenal dengan
"inggian (emum, serta di sekitar unung Bijih %ining !!ess 2B%3 di
sebelah Barat Daya Pegunungan "engah. 1ormasi ini didominasi oleh batuan
metamorf low grade dan tersusun oleh beberapa jenis batuan seperti batusabak 2 slate3, serpih mengersik, argilit, metaarenit, meta konglomerat, phylliti! dan
minor
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
6/24
!ekungan Bintuni, 1ormasi ifam dibagi menjadi 4 formasi yaitu 1ormasi imau,
ifat, dan inim.
1ormasi imau terdiri dari basal conglomerate, batupasir dan batulempung
dengan sisa-sisa silicified wood , dan berumur (arbon akhir. )etelah itu
diendapkan 1ormasi ifat dengan litologi penyusun berupa batulempung yang
memiliki komposisi karbonat dengan konkresi yang melimpah, sedikit
batugamping, serta lapisan batupasir kuarsa yang sangat tipis. 1ormasi ifat yang
berumur awal hingga akhir Permian. )ebelum pengendapan 1ormasi ifat selesai,
se!ara menjari pengendapan disusul oleh 1ormasi inim. 1ormasi ini tersusun
oleh batulempung lanauan, batupasir kuarsa, greywacke dan batulanau, serta
seam batubara dengan ketebalan = 0 meter. )etelah itu, terjadi intrusi batuan beku
granitik 2ranit nggi3 hingga menembus lapisan anggota 1ormasi (emum
selama akhir Permian hingga "riasik.
Mesozoic to !enozoic "edimentation
a 1ormasi "ipuma
1ormasi "ipuma di!irikan oleh lapisan batuan berwarna merah yang
menyebar se!ara luas dari Barat &aut (epala Burung hingga batas "imur (epala
Burung. 'arna merah pada lapisan batuan tersebut diakibatkan adanya
kandungan oksida besi 2hematite3 yang terbentuk mulai dari "riassi! hingga awal
Jura. 1ormasi "ipuma diendapkan pada lingkungan fluvial dimana ketebalan
formasi ini berubah se!ara signifikan yang merepresentasikan topografi berupa
horst dan graben akibat proses ekstensi yang aktif. Pada #ekungan Bintuni,
terdapat kontak yang tidak terpisahkan antara 1ormasi "ipuma dengan rup
(embelangan yang menumpang di atasnya se!ara tidak selaras.
b Kembelangan Group
Pada kawasan (epala Burung, 1ormasi "ipuma ke arah atas berubah
menjadi rup (embelangan yang berumur !retaceous akhir. rup (embelangantersingkap sepanjang sisi timur kepala burung, bagian leher, dan bagian tengah.
Pada bagian kepala burung, rup (embelangan memiliki anggota F1#7%si J%ss.
1ormasi Jass dengan ketebalan maksimum >?? meter terdiri dari batulempung
dan batuan karbonat pasiran berwarna hitam hingga !okelat, batupasir litik, dan
batugamping dengan sedikit sisipan batupasir kuarsa, serta konglomerat kuarsa
2polimiktik3. Pada akhir !retaceous, terjadi intrusi batuan beku granitik di
#ekungan )alawati. (emudian selama pertengahan Jura hingga sebelum
ditemukan 1ormasi Jass, pada bagian utara (epala Burung tidak ditemukan
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
7/24
rekaman stratigrafi, yang berarti terjadinya fase non-deposisional dimana tidak
terjadi pengendapan.
c New Guinea #imestone Group
)elama masa #enooi!, kurang lebih pada batas #reta!eous hingga
#enooi! terjadi pengendapan karbonat yang dikenal sebagai *ew uinea
&imestone roup 2*&3 yang menumpang di atas rup (embelangan. )e!ara
umum *& ini dikelompokkan menjadi > formasi yaitu 1ormasi 'aripi,
1aumai, )irga, dan (ais.
1ormasi 'aripi tersingkap di pegunungan sebelah barat !entral $ange
2bagian tengah3 dan memanjang ke arah barat hingga men!apai ujung selatan dari
(epala Burung. 1ormasi ini terdiri dari kalkarenit oolitik pasiran dan
biokalkarenit, batupasir kuarsa kalkareous, serta biokalkarenit oolitik berwarna
merah hingga !okelat. Batugamping yang ditemui umumnya bersifat dolomitik
dan mengandung foraminifera. (etebalan maksimum dari 1ormasi 'aripi ini
diperkirakan men!apai @?? meter pada bagian atas sungai Baupo dan men!apai
46? meter pada bagian ujung barat, tetapi akan menghilang pada bagian timur.
1ormasi tersebut kemungkinan berumur Paleosen.
1ormasi 1aumai terdiri dari basal conglomerate yang men!irikan
ketidakselarasan dengan lapisan di bawahnya. (onglomerat tersebut berkembang
ke arah atas menjadi shelf carbonate. Batugamping tersebut tersingkap di bagian
timur (epala Burung, dimana di atasnya terendapkan batuan klastik dari 1ormasi
)irga dan dipisahkan oleh New Guinea #imestone Group yang terbentuk
setelahnya 2kala %iosen3. Batugamping yang menyusunnya mengandung banyak
jenis foraminifera dengan ukuran yang lebih besar, yang berumur "a sampai "b,
yaitu pertengahan +osen hingga ligosen.
1ormasi )irga terendapkan se!ara selaras di atas 1ormasi 1aumai. &itologi
yang menyusun formasi ini berupa batulanau dan batulempung di sebelah barat
dan selatan, hingga menjadi batupasir kuarsa dan konglomerat di bagian utara dan
timur. 1ormasi ini dibentuk oleh proses transgresif dan diendapkan pada
lingkungan laut dangkal pada akhir ligosen.
1ormasi (ais tersusun oleh batugamping foraminifera, napal, batulanau,
dan batubara. 1ormasi ini diendapkan pada shelf karbonat energy rendah. 1ormasi
(ais merepresentasikan kompleks fasies terumbu yang ekivalen dengan 1ormasi
(lamogun di #ekungan )alawati. 1ormasi ini memiliki kisaran umur %iosen
wal hingga %iosen "engah.% #ate !enozoic "edimentation
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
8/24
a 1ormasi (lasafet
1ormasi (lasafet terendapkan se!ara menjari dengan 1ormasi (ais dan
menutupi 1ormasi (ais yang berada di bawahnya, dimana ketebalannya men!apai
0.59A meter. 1ormasi ini tersingkap se!ara lokal 2tidak menerus3 sepanjang barat
hingga timur (epala Burung. &itologi yang menyusun formasi ini berupa
batupasir karbonatan, napal yang masif maupun berlapis, batulanau mikaan atau
karbonatan, dan sedikit sisipan batugamping. /mur 1ormasi (lasafet ini sendiri
ialah %iosen awal hingga tengah. 1ormasi (lasafet se!ara selaras ditumpangi
oleh 1ormasi (lasaman pada !ekungan )alawati dan 1ormasi )teenkool pada
#ekungan Bintuni. )edangkan kedua 1ormasi (lasaman dan )teenkool tersebut
memiliki hubungan yang saling menjari.
b 1ormasi (lasaman1ormasi (lasaman beranggotakan interbedding batulempung dan batupasir
argilaseous dengan sedikit sisipan konglomerat dan lignit. 1ormasi ini memiliki
ketebalan >.A?? meter dan tersingkap di sejumlah area yang !ukup luas pada
Pulau )alawati di sebelah barat kepala burung dan sepanjang bagian selatan
dataran tinggi yamaru. 1ormasi (lasaman ini terbentuk pada akhir Pliosen. Pada
1ormasi (lasaman yang berada di #ekungan )alawati ini terendapkan
(onglomerat )ele dengan ketebalan sekitar 09? meter. &apisan ini tersusun atas
konglomerat polimiktik dengan lapisan-lapisan tipis batulempung dan batupasir.
&apisan ini terbentuk selama aman (uarter.
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
9/24
Gambar . Kolom "tratigrafi $egional Papua menurut "apiie &'''(
B%5 " P#1ses Ge1l1$i
III" Se8%#% Ge1l1$i (U7u# 5%'u%n,)
)ejarah pengendapan daerah (epala Burung dimulai dengan batuan dasar kontinental,
yang kemudian diikuti dengan pembentukan batulempung dan endapan turbidit berumur
)ilurian C Devonian. (edua jenis litologi ini dikelompokkan sebagai F1#7%si Ke7u7.
1ormasi (emum ini juga mengalami intrusi oleh batuan beku granitik 2ranit nggi3
berumur (arboniferous akhir hingga Permian-"rias, serta oleh dike dengan komposisi
basaltik dan andesitik selama kala Pliosen. )etelah 1ormasi (emum terbentuk, maka
selanjutnya terendapkan sedimen sin-orogenik yang merupakan bagian dari 1ormasi isajur
yang berumur awal (arbon. )elanjutnya terbentuk kelompok ifam 2di dalamnya terdapat
1ormasi imau, ifat, dan inim3 yang memiliki hubungan tidak selaras dengan 1ormasi
isajur di bawahnya. (elompok ifam terbentuk selama pertengahan aman (arbon hingga
akhir Perm. 1ormasi selanjutnya ialah 1ormasi "ipuma yang diwujudkan oleh sikuen red bed
yang terbentuk selama "riasik hingga awal Jura.
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
10/24
Pada bagian kepala burung, 1ormasi "ipuma ke arah atas berubah menjadi kelompok
(embelangan yang berumur !retaceous akhir 2Pigram dan )ukanta, 0569, dalam #harlton,
05573. Di atas 1ormasi tersebut, diendapkan 5%'ule79un$ 3e65ie se!ara tidak selaras.
)e!ara vertikal, batulempung efbie berkembang menjadi F1#7%si Li$u yang beranggotakan
shelf carbonate berumur akhir Jura serta batulempung dari F1#7%si Lelin'%. )e!ara selaras,
pengendapan kemudian dilanjutkan dengan batugamping yang terbentuk pada lingkungan
pengendapan bathyal berumur !retaceous. Batugamping tersebut merupakan bagian dari
:el1791: B%'u$%79in$ F%2e' 2yang beranggotakan 1ormasi Batugamping amta dan
'aaf3. &itologi penyusun stratigrafi yang terakhir dari (ala "ersier ini ialah batulempung
yang merupakan anggota dari F1#7%si F%6%nl%9 berumur !retaceous akhir.
)tratigrafi "ersier dipelopori oleh 1ormasi 1aumai yang berumur +osen awal hingga
akhir. F1#7%si Si#$% ditemukan melalui survei bawah permukaan di #ekungan )alawati,
tepatnya pada bagian barat dataran tinggi yamaru. 1ormasi ini dibentuk oleh proses
transgresif dan diendapkan pada lingkungan laut dangkal, seiring dengan naiknya muka air
laut setelah penurunan global pada akhir ligosen 2:ail dan %it!hem, 05@53. Bagian tertua
dari suksesi !ekungan 2terdiri dari tiga formasi di atas3 berkembang menjadi litofasies
batugamping berumur %iosen awal hingga tengah, dengan lingkungan pengendapan berkisar
antara shelf 2paparan3 yang berkembang ke arah laut dalam yang merupakan anggota dari
F1#7%si K%is" )ingkapan dari batugamping 1ormasi (ais yang berumur +osen 2:isser dan
;ermes, 05793. )e!ara lateral, formasi ini laimnya disetarakan dengan 1ormasi (lamogun,
)ekau, dan (lasafet. Batuan yang terendapkan pada lingkungan laut dalam ialah anggota dari
F1#7%si Kl%71$un dengan ketebalan 0.0A5 meter. Di atas 1ormasi (lamogun, pada %iosen
tengah hingga akhir diendapkan F1#7%si Kl%s%6e' yang beranggotakan batupasir karbonatan,
napal yang masif maupun berlapis, batulanau mikaan atau karbonatan, dan sedikit sisipan
batugamping.
)etelah kala %iosen habis, dimulailah pengendapan yang didominasi material klastik.
Pada awal hingga akhir Pliosen, terbentuk F1#7%si Kl%s%7%n yang beranggotakan
interbedding batulempung dan batupasir argilaseous dengan sedikit sisipan konglomerat dan
lignit. 1ormasi (lasaman diperkirakan berumur akhir %iosen hingga Pliosen. Di atas
1ormasi (lasaman, terendapkan se!ara tidak selaras K1n$l17e#%' Sele yang berumur
(uarter. &apisan ini diperkirakan berumur lebih muda dari Pliosen.
"/" P#1ses Te:'1ni: 3%n$ Te#8%0i (E;1lusi Te:'1ni:, F%se Te:'1ni:)
Periode tektonik utama daerah Papua dan bagian utara Benua Indo-ustralia dijelaskan
dalam empat periode 2;enage, 05543 yaitu
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
11/24
) Periode rifting awal Jura di sepanjang batas utara &empeng Benua Indo-ustralia,
) Periode rifting awal Jura di Paparan Baratlaut Indo-ustralia 2sekitar Palung ru3,
) Periode tumbukan "ersier antara &empeng )amudera Pasifik-#aroline dan Indo-
ustralia, ona subduksi berada di Palung *ew uinea, dan
) Periode tumbukan "ersier antara Busur Banda dan &empeng Benua Indo-ustralia.
Periode tektonik "ersier ini menghasilkan kompleks-kompleks struktur seperti Jalur &ipatan
njakan Papua dan &engguru, serta ntiklin %isool-nin-(umawa.
Pada (ala ligosen terjadi aktivitas tektonik besar pertama di Papua, yang merupakan
akibat dari tumbukan &empeng ustralia dengan busur kepulauan berumur +osen pada
&empeng Pasifik. ;al ini menyebabkan deformasi dan metamorfosa fasies sekis hijau
berbutir halus, turbidit karbonan pada sisii benua membentuk Jalur E%etamorf $ouffaeF yang
dikenal sebagai E%etamorf DorewoF. kibat lebih lanjut tektonik ini adalah terjadinya
sekresi 2pen!iutan3 &empeng Pasifik ke tas jalur malihan dan membentuk Jalur fiolit Papua.Peristiwa tektonik penting kedua yang melibatkan Papua adalah rogenesa %elanesia
yang berawal dipertengahan %iosen yang diakibatkan oleh adanya tumbukan (raton
ustralia dengan &empeng Pasifik. ;al ini mengakibatkan deformasi dan pengangkatan kuat
batuan sedimen (arbon-%iosen 2#"3, dan membentuk Jalur ktif Papua. (elompok
Batugamping *ew uinea kini terletak pada Pegunungan "engah. Jalur ini di!irikan oleh
sistem yang komplek dengan kemiringan ke arah utara, sesar naik yang mengarah ke )elatan,
lipatan kuat atau rebah dengan kemiringan sayap ke arah selatan rogenesa %elanesia ini
diperkirakan men!apai pun!aknya pada Pliosen "engah. Dari pertengahan %iosen sampai
Plistosen, !ekungan molase berkembang baik ke /tara maupun )elatan. +rosi yang kuat
dalam pembentukan pegunungan menghasilkan detritus yang diendapkan di !ekungan-
!ekungan sehingga men!apai ketebalan 4.??? C 09.??? meter.
"umbukan (raton ustralia dengan &empeng Pasifik yang terus berlangsung hingga
sekarang menyebabkan deformasi batuan dalam !ekungan molase tersebut.
"" P#1ses Se0i7en'%si (Lin$:un$%n Pen$en0%9%n, E;1lusi B%sin)
+volusi !ekungan di daerah (epala Burung, dapat dijelaskan dari adanya 9 !ekungan
utama di daerah Papua, yaitu #ekungan )alawati dan #ekungna Bintuni.
a. #ekungan )alawati
Berdasarkan genesa dan evolusi pembentukan !ekungan, !ekungan )alawati dapat dipisahkan
menjadi 4 kelompok sikuen yang berbeda berdasarkan stratigrafi dan episode umbukan
tektoniknya,
0. )ikuen pre !ollision meliputi batuan pre)rifting* syn rifting* transgressi+e* dan drifting.
) (elompok batuan pre-rifting berlangsung selama )ilur-Devon, diendapkan didalamnya
1ormasi (emun dan 1ormasi ifam.
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
12/24
) (elompok batuan syn)rift berlangsung selama "rias-Jura diikuti oleh pemusatan termal pada
tepian /tara Benua ustralia, mengakibatkan (epala Burung menjadi terpisah dan bergerak
ke arah /tara. Pada !ekungan sedimenasi ini diendapkan 1ormasi "ipuma. )elama fase syn)
rifting* terbentuk ketidakselarasan akibat pengangkatan selama Jura.
) (elompok batuan transgersi+e berlangsung selama (apur-+osen, menghasilkan sedimentasi
1ormasi (embelangan dan 1ormasi 'aripi. (etidakselarasan terbentuk pada fase
transgersi+e pada (apur khir menjelang pengendapan 1ormasi 'aripi.
) (elompok batuan drifitng berlangsung selama +osen-%iosen khir dan diendapkan 1ormasi
1aumai, 1ormasi )irga, 1ormasi (lamogun, dan 1ormasi (ais.
9. )ikuen syn)collision berlangsung %iosen khir-Pliosen menghasilkan 1ormasi (lasafet.
4. )ikuen post)collision berlangsung selama Pliosen menghasilkan 1ormasi (lsaman.
b. #ekungan Bintuni
Berdasarkan stratigrafi #ekungan Bintuni, dapat dibagi evolusi !ekungn Bituni dalam
beberapa tahapan yaitu 8
" T%%9%n Pe7is%%n G1n0&%n% 0%n Asi%
"ahapan pemisahan ondwana dan sia berlangsung pada umur Paleooikum khir,
dibagi menjadi 4 periode pengendapan pre-rift, syn-rift, post-rift.
a. Pre- $ift2Paleooikum3
Batuan dasar dari daerah (erak Benua terdiri dari sedimen pada umur )ilurCDevon
yang kemudian terlipat dan mengalami metamorfisme. (egiatan sedimen ini terus
berlangsung sampai umur (arbon-Permian diendapkan (elompok ifam yang terdiri dari 4
formasi dari tuaCmuda yaitu 1ormasi imau, ifat dan inin. (elompok ini tersebar luas
pada bagian (erak Benua, tetapi tidak terlihat dipengaruhi oleh metamorfisme melainkan
lebih terdeformasi. Pada bagian "ubuh Burung (elompok ifam ini setara dengan 1ormasi
iduna yang berumur (arbon khir-Permian. (elompok ifam ini dapat dikelompokan
dalam tahap Pre-riftingyakni proses pengendapan yang tejadi sebelum tahap tektonik 2rifting3
pada masa %eosoikum.
b. )yn-$ift2%eosoikum3
Pada "riasik, di daerah kerak benua ditemukan adanya redCbeds yang menandakan
sebagian area terekspos atau terangkat ke permukaaan sehingga mengalami oksidasi pada
lingkungan yang kering. )ebagian daerah yang terangkat ini mengakibatkan #ekungan
Bintuni mengalami ketidakselarasan 2un!onformity3 antara Permian khir dengan Jurasik,
dengan demikian selama umur "riasik #ekungan Bintuni tidak terjadi proses sedimentasi
2Perkins G &ivesey, 05543. )ementara pada beberapa bagian, terendapkan 1ormasi "ipuma
pada umur "riasik walCkhir. Periode riftingitu sendiri dimulai pada umur Jurasik,
sedangkan 1ormasi "ipuma berumur "riasik walCkhir, jadi dapat disimpulkan bahwa
endapan ini merupakan endapan pertama pada periode rifting. $ifting pada bagian utara
diperkirakan dibatasi oleh batas yang kompleks berupa Palung *ew uinea, 1old Belt Papua
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
13/24
dan )orong (oor )uture. )ementara rifting yang terjadi pada bagian baratlaut dapat
diperkirakan dibatasi oleh "imor "rough hingga ru "rough.
!. Post-$iftH Passive %argin 2%esooikum3
Pada umur Jurasik "engah-khir terjadi suatu proses transgresi. Pada proses ini
diendapkan (elompok (ambelangan Bawah yang berumur Jurasik walCkhir. Disamping
itu, pada umur Jurasik merupakan tahapan postCrift H passive margin hal ini ditandai dengan
adanya seafloor spreadingpada umur Jurasik, hingga terpe!ahnya (ontinental ustralia pada
bagian timurlaut menjadi lempeng-lempeng kontinen berukuran ke!il 2mikro kontinen3. Pada
masa ini bagian timurlaut (ontinen ustralia masih bertindak sebagai passive margin.
(elompok (ambelangan Bawah yang menindih se!ara tidak selaras sekuen rift2syn-rift3
yakni 1ormasi "ipuma. (emudian terjadi proses pengangkatan yang terjadi sepanjang aman
(apur wal membentuk apa yang dikenal dengan intraC!reta!eous un!orformity 2Perkinsdan&ivsey,05543 sehingga tidak ada proses sedimen pada (apur wal pada #ekungan
Bintuni. Pada umur (apur khir diperkiran terjadi proses etensional rift, sehingga
memisahkan (epala Burung dengan wilayah (ontinental ustralia. Dengan adanya aktivitas
ini 1ormasi "ipuma dan (elompok (embelangan mengalami pengangkatan sehingga
menghasilkan erosional pada sedimen yang lebih tua atau malah tidak terjadinya proses
pengendapan. (elompok ini diendapakan hingga terjadi pengurangan suplai sedimen pada
umur (apur khir sehingga memberikan jalan untuk berkembangnya batuan karbonat
2Batugamping *ew uinea3 pada umur +osenC%iosen khir. #atatan Batugamping *ew
uinea terdiri atas8 203 1ormasi 'aripi 2Paleosen3, 293 1ormasi 1aumai 2+osen-ligosen3, 243
1ormasi )irga 2%iosen wal3, 243 1ormasi (ais 2%iosen "engah3.
/" T%%9 Tu75u:%n Le79en$ Aus'#%li% 0en$%n P%si6i: (Ken1
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
14/24
pusat berkembangnya kelompok B* dalam #ekungan Bintuni. Proses subduksi ini terus
berlanjut ke arah utara hingga akhirnya kerak samudera dari &empeng ustralia termakan
habis 2overriding plate3 oleh &empeng )amudra Pasifik. Proses ini berlanjut terus hingga
terjadinya tumbukan 2!ollision3 pada umur ligosen antara &empeng ustralia dan busur
kepulauan )amudera Pasifik.
" T%%9 Pe75%li:%n =1n% Su50u:si (Ne1$en)
Pada *eogen telah terjadi pembalikan arah subduksi. Pada mulanya &empeng
ustralia menunjam ke dalam &empeng Pasifik ke arah utara, tetapi setelah terjadi tumbukan
terjadi perubahan arah subduksi, dimana &empeng Pasifik menunjam ke dalam &empeng
ustralia ke arah selatan yang kini dikenal sebagai Palung *ew uinea. Berdasarkan
tektonik (epala Burung, umur penunjaman Palung *ew uinea ke arah selatan ini berumur
%iosen. ;al ini diperkuat oleh kemun!ulan pertama sedimen klastik tebal setelah pengendapan B* 1ormasi (ais, formasi silisiklastik ini dikenal dengan 1ormasi (lasafet.
"ahap tektonik tumbukan umur ini menghasilkan *ew uinea %obile Belt dan &engguru
1old Belt, sesarCsesar aktif 2)esar )orong, "erera dan sebagainya3 dan !ekunganC!ekungan
forelandseperti #ekungan )alawati dan #ekungan Bintuni di wilayah (epala Burung. Pada
%iosen khirCPleistosen diendapkan sedimen klastik, disebut dengan 1ormasi )teenkool.
$angkaian formasi ini merupakan tudung 2seal3 dari 1ormasi (ais yang merupakan
batugamping reservoir. (emudian terjadi penurunan !ekungan, sedimentasi yang !epat
dengan kedalaman yang sangat dalam sehingga baik untuk E(it!hen areaE sebagai syarat
pembentukan hidrokarbon dari Permian khirCwal Jurasik yang sebelumnya telah
terendapkan pada #ekungan Bintuni.
B%5 ." Su75e# D%>% Ge1l1$i
)etiap daerah akan memiliki potensi sesumber maupun ben!ana geologi khusus sesuai
dengan kondisi geologi daerah tersebut. Dalam hal ini, lempeng kepala burung yang
mempunyai kondisi geologi sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, juga memiliki
berbagai potensi sesumber geologi yang telah dimanfaatkan maupun belum dieksplorasi.
danya potensi tersebut tidak terlepas dari semua proses geologi yang berperan membentuk
kondisi geologi daerah. Beberapa !ontoh potensi sesumber tersebut antara lain berupa sumber
daya energi, sumber daya mineral, dan sumber daya air tanah.
."" Su75e# D%>% Ene#$i
"erdapat beberapa potensi sumber daya energi untuk kawasan kepala burung, meliputi
potensi hidrokarbon dan potensi batubara. Di antara kedua potensi energi tersebut, potensi
hidrokarbon lebih banyak dieksplorasi dan telah menjadi salah satu penghasil minyak bumi
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
15/24
terbesar di kawasan Papua. )elain berupa minyak bumi, juga terdapat potensi gas alam
sebagai potensi hidrokarbon. )elain hidrokarbon, kawasan Papua bagian Barat juga banyak
mempunyai potensi batubara yang !ukup signifikan.
.""" P1'ensi Hi0#1:%#51n
Potensi minyak dan gas bumi di Papua bagian Barat meliputi beberapa lokasi, seperti
yang ditunjukkan oleh peta berikut.
ambar >.@. peta persebaran potensi hidrokarbon di papua
Dalam hal ini, daerah kepala burung mempunyai dua !ekungan besar yakni !ekungan)alawati dan Bintuni yang merupakan lokasi potensial produksi hidrokarbon. (edua
!ekungan ini memiliki tatanan geologi sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan
minyak bumi untuk dieksplorasi lebih lanjut. Berikut ini adalah pembahasan masing-masing
!ekungan se!ara lebih detail.
Daerah )alawati berada di satu dari empat pulau utama di (epulauan $aja mpat, Irian
Jaya, Indonesia dengan luas daerah 0.794 km9. #ekungan )alawati terletak sepanjang batas
sebelah barat dari bagian kepala burung Irian Jaya dan terdesak ke sebelah utara oleh sesar
)orong.
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
16/24
ambar >.0. #ekungan )alawati di (epala Burung
#ekungan )alawati berkembang di sebelah selatan )esar )orong dan perkembangan
!ekungannya dikontrol oleh pergerakan sesar besar mendatar ini 2;amilton, 05@53. "inggian
yamaru menjadi batas sebelah timur )alawati, yang memisahkannya dari !ekungan Bintuni.
"inggian tersebut merupakan lokasi dimana terdapat bagian dari paparan karbonat yang
tersingkap ke permukaan. Di sebelah selatan, !ekungan )alawati dibatasi oleh geantiklin
%isool-nin, dan di sebelah barat dibatasi oleh hasil tarikan 2ekstensi3 sesar )orong.
(emiringan lapisan batuan yang menyusun !ekungan tersebut C baik on)shore maupun off)
shore C mengarah ke Barat &aut.
)ebagai salah satu daerah potensi hidrokarbon, !ekungan ini memiliki suatu sistem
petroleum yang meliputi batuan induk atau sumber 2 source rock 3, reservoar, proper timing of
migration, trap, batuan penutup 2 seal 3, serta batuan o+erburden sebagaimana yang
ditun,ukkan oleh skema di bawah ini
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
17/24
ambar >.9. Petroleum system #ekungan )alawati 2)itumeang, 9?093
%" S1u#2e R12:
#ekungan )alawati sendiri terbagi ke dalam dua sub-!ekungan utama, yaitu sub-
!ekungan %iosen dan Pliosen-(uarter. ;ingga (ala %iosen, litologi yang terbentuk ialah
batuan dengan unsur karbonat yang kaya akan organic content , berbeda dengan sub-
!ekungan Pliosen-(uarter yang didominasi oleh batuan sedimen klastik. )ehingga batuan
dari sub-!ekungan %iosen ini sangat !o!ok dan berpotensi sebagai batuan sumber
hidrokarbon. )ub-!ekungan %iosen ini sendiri tidak hanya terdiri dari satu formasi batuan.
'alaupun 1ormasi (ais merupakan formasi yang laim dianggap sebagai batuan sumber
hidrokarbon utama pada #ekungan )alawati, pada kenyataannya masih terdapat
kemungkinan bahwa formasi lainnya yang bersifat karbonatan juga berpotensi sehinggaterkadang menimbulkan masalah dalam penentuan source rock tersebut. Pada #ekungan
)alawati, eksplorasi hidrokarbon laim dilakukan pada sikuen "ersier akhir. #ekungan
)alawati ini sendiri mulai terbentuk sejak %iosen hingga Pliosen. )ebelum waktu tersebut,
muka air laut "ersier mengalami transgresi hingga menutupi seluruh area yang menunjukkan
ketidakselarasan yang tersingkap pada akhir Paleooikum. Dari analisa geokimia yang
dilakukan, $obertson $esear!h 2dalam Phoa G )amuel, 05673 mendapatkan hasil bahwa
batuan sumber hidrokarbon merupakan batuan yang kaya akan kandungan alga dan tumbuhan
tingkat tinggi lainnya, dimana minyak bumi kemudian dihasilkan dengan kematangan yang
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
18/24
sedang. Pada #ekungan )alawati, terdapat lima formasi atau litologi penyusun yang
terendapkan pada lingkungan laut dangkal dan patut dipertimbangkan dalam penentuan
source rock , antara lain8
a. Batulempung (lasaman, mengandung material organik yang !ukup tinggi, tetapi tekstur
batuannya belum dewasa atau matang di sebagian besar !ekungan.
b. Batulempung (lasafet, anggota 1ormasi (lasafet ini 2yang telah matang H dewasa3 ditemukan
pada bagian !ekungan yang dalam.
!. Batuan (arbonat dari 1ormasi (lamogun, kerogen yang kaya akan sulfur dari 1ormasi
(lamogun diperkirakan sudah !ukup matang untuk dapat menghasilkan hidrokarbon.
d. Batulempung dari 1ormasi )irga, batuan ini mengandung kerogen tipe I dan II pada satu
sumur, dan kerogen tipe I: pada sumur lainnya.
e. 1ormasi Pre-"ersier, !ontohnya adalah batulempung dari 1ormasi "ipuma yang memiliki
potensi menjadi batuan sumber hidrokarbon !ekungan.5" Rese#;1%#
$eservoar "ersier utama pada !ekungan tersebut terdiri dari bioclastic packstone dan
wackestone dari 1ormasi (ais yang berumur %iosen tengah hingga akhir. &itologi-litologi
tersebut terbentuk pada shelf laut dangkal dengan pertumbuhan terumbu yang berkembang
pada akhir shelf tersebut 2 shelf)slope break 3. Pertumbuhan terumbu ini kemudian membentuk
reservoar se!ara merata di seluruh lapangan #ekungan )alawati.
Di #ekungan )alawati, pertumbuhan terumbu tersebut dapat men!apai ketinggian A??
meter, dengan kualitas reservoar bervariasi, porositas sekitar 0?-9? , walaupun terkadang
dapat men!apai 4?, serta permeabilitas antara 0?->?? mD. Persebaran terumbu tersebut
umumnya hanya se!ara lokal pada sebelah selatan pusat #ekungan )alawati.
2" Proper Timing of Migration
Pada #ekungan )alawati, jalur migrasi yang ada terkonsentrasi sepanjang struktur
geologi dan jauh dari daerah dengan intensitas struktur yang rendah. ;idrokarbon yang
terbentuk pertama-tama akan terkonsentrasi di sekitar struktur geologi utamanya, mengalir ke
arah atas 2melawan dip, karena men!ari lingkungan dengan tekanan yang lebih rendah3, dan
akhirnya jalur migrasi tersebut dikontrol oleh sesar-sesar di sana. Di #ekungan )alawati,
batuan-batuan berumur *eogen dapat berperan sebagai source rock utamanya, dimana waktu
dan kedalaman saat lapisan di atasnya terbentuk telah menghambat peningkatan maturitas
source rock tersebut. %igrasi yang terjadi ialah melawan dip 2ke arah atas3 se!ara radial dan
menjauhi area KpematanganL source rock yang berada di )elat )ele dan bagian utara Pulau
)alawati. ambar berikut mengilustrasikan kemungkinan pembentukan dan migrasi
hidrokarbon pada #ekungan )alawati.
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
19/24
ambar >.4. (emungkinan jalur migrasi hidrokarbon pada #ekungan )alawati 2Phoa dan
)amuel, 05673
0" Trap * Pe#%n$:%9 Hi0#1:%#51n
(andungan hidrokarbon yang ditemukan di Pulau %isool dan #ekungan )alawati
terperangkap se!ara struktural oleh sesar normal yang terbentuk selama %iosen akhir dan
pada bagian baratdaya 2di umur yang lebih muda3 terbentuk sesar geser dan perlipatan
sebagai akibat gaya kompresi yang terjadi. Petroleum play yang paling efektif ialah play
yang diterapkan pada bagian selatan area dengan struktur geologi yang kompleks, dan paling
dekat dengan lokasi KpematanganL source rock saat ini yang berada di trough )eram /tara dan
pada lapisan-lapisan yang sealnya belum terubah akibat pengangkatan yang terjadi pada akhir
%iosen. Bentukan-bentukan regional dengan beberapa seal C baik pada pematang, bagian
selatan flank , maupun pada lingkungan laut dalam merupakan struktur-struktur yang
menonjol dan akan berperan sebagai pusat migrasi dan dapat memiliki seal atau trap)traptersendiri di sepanjang struktur tersebut.
)truktur slump dan blok-blok tersesarkan di sepanjang pematang %isool-nin dan di
area )eram utara menurut petroleum play ini dianggap sangat prospektif karena letaknya
yang sangat dekat dengan lokasi pematangan hidrokarbon. Perangkap-perangkap struktural
dan seal berupa sesar juga sering ditemui pada !ekungan ini.
e. Seal * B%'u%n Se$el
"eal utama yang berperan bagi pertumbuhan terumbu ialah batulempung yang berumur
%iosen akhir hingga $e!ent dari 1ormasi )teenkool, yaitu formasi yang memiliki ketebalan
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
20/24
paling besar di ujung timur #ekungan Bintuni dan sepanjang bagian utara #ekungan
)alawati. (etebalan lapisan tersebut dapat men!apai 7.??? feet pada bagian terdalam
#ekungan Berau.
)elain di !ekungan )alawati, (awasan kepala burung juga mempunyai !ekungan lain
yang mempunyai potensi hidrokarbon yaitu !ekungan Bintuni. #ekungan Bintuni merupakan
!ekungan dengan luas M4?.??? km9 yang !enderung berarah utaraCselatan dengan umur
"ersier khir yang berkembang pesat selama proses pengangkat &1B ke timur dan Blok
(emum dari sebelah utara. #ekunganini di sebelah timur berbatasan dengan )esar rguni, di
depannya terdapat &1B yang terdiri dari batuan klastik berumur %esooik dan batugamping
berumur "ersier yang mengalami perlipatan dan tersesarkan. Di sebelah barat !ekungan ini
ditandai dengan adanya tinggian struktural, yaitu Pegunungan )ekak yang meluas sampai ke
utara, di sebelah utara terdapat Dataran "inggi yamaru yang memisahkan #ekungan Bintuni
dengan #ekungan )alawati yang memproduksi minyak bumi. Di sebelah selatan, #ekungan
Bintuni dibatasi oleh )esar "areraCiduna, sesar ini paralel dengan )esar )orong yang
terletak di sebelah utara (B. (edua sesar ini merupakan sesar utama di daerah Papua Barat.
Berikut ini adalah ilustrasi !ekungan bintuni di kawasan (epala Burung.
ambar >.>. Peta eologi $egional (epala Burung 2(B3. 2Dume, dkk 9??@, BP Indonesia3
#ekungan Bintuni, tersusun oleh beberapa komponen yang membentuk sistem
petroleum meliputi batuan induk, reservoar, migration time* perangkap, dan seal atau
penutup.
%" B%'u%n In0u: (source rock )
Pada #ekungan Bintuni batuan reservoar adalah batugamping pada 1ormasi (ais berumur
%iosen "engah. Batuan induk ini juga dapat berasal dari batuan yang berumur lebih tua atau
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
21/24
Pra-"ersier. Batugamping ini mengandung material organik yang mampu menghasilkan
hidrokarbon.
5" B%'u%n Rese#;1%# ( Reservoir Rock )
Batuan reservoar pada #ekungan Bintuni yaitu batugamping pada 1ormasi (ais berumur
%iosen "engah. Batugamping ini berfungsi sebagai reservoar karena memiliki pori-pori yang
baik. )ehingga minyak yg bersumber dari batuan induk dapat terperangkap dan terakumulasi
pada batugamping ini.
2" Mi$#%si
%igrasi hidrokarbon, merupakan proses perpindahan hidrokarbon dari lapisan
induk menuju ke lapisan resevoar untuk dikonsentrasikan didalamnya. /ntuk arah
migrasi yaitu dari !ekungan menuju ke perangkap yaitu suatu perangkap antiklin.
%igrasi tersebut melewati suatu adanya sesar normal yang terbentuk pada daerah Bintuni.
0" Pe#%n$:%9 (Trap)
Perangkap pada #ekungan Bintuni berupa perangkap struktur yaitu antiklin yang berumur
lebih muda dari batuan reservoir diperkirakan berumur %iosen khir-pliosen wal.
e" B%'u%n Penu'u9
Batuan penutup adalah suatu batuan sedimen yang kedap air sehingga hidrokarbon yang
ada dalam reservoar tidak dapat keluar lagi. /ntuk batuan penutup pada #ekungan Bintuni
berupa serpih pada 1ormasi (lasafet berumur %iosen khir.
)elain potensi minyak bumi, di kawasan (epala Burung ini juga menghasilkan gas
alam sebagai produk lain. )ebagai !ontoh adalah di #ekungan )alawati dengan batuan
sumber 2"ource rock( berupa batulempung (lasafet.
nggota 1ormasi (lasafet ini 2yang telah matang H dewasa3 ditemukan pada bagian
!ekungan yang dalam. Jika jenis litologi ini menghasilkan hidrokarbon !air 2 li-uid 3, maka
hidrokarbon tersebut akan segera berubah menjadi wujud gas. ;al ini dikarenakan hanya gasdan minyak dengan nilai gravitasi tinggilah yang dapat diharapkan untuk diproduksi oleh
daerah eksplorasi dengan hanya 1ormasi (lasafet sebagai batuan sumbernya. )ebalikanya,
minyak bumi yang dihasilkan #ekungan )alawati memiliki nilai gravitasi 2$3 yang
rendah. as yang dihasilkan dapat diabaikan, yang tidak mendukung 1ormasi (lasafet
sebagai batuan sumber hidrokarbon utama. &apangan yang menghasilkan gas bumi 2Philips,
dalam Phoa G )amuel, 05673 terletak di Pulau )alawati dan di bagian utara #ekungan
)alawati. Dalam hal ini, studi geokimia dan gas !hromatograph saat ini masih menunjukkan
bahwa sumber utama gas dan minyak bumi tersebut berada di bagian selatan !ekungan.
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
22/24
.""" P1'ensi B%'u5%#%
danya perubahan kondisi lingkungan pengendapan menghasilkan berbagai produk
sumber daya energi berupa batubara. Berikut ini adalah peta penyebaran potensi batubara di
kawasan Papua
ambar >.A. Peta distribusi potensial batubara di Papua
)eperti yang dapat dilihat dari gambar di atas, kawasan (epala burung memiliki
sejumlah potensi batubara maupun gambut. Beberapa daerah !ekungan sedimen yang
mengandung batubara antara lain terletak di Distrik )alawati, )orong "imur, lfat, dan
Bintuni.
)alah satu lokasi eksplorasi batubara ini berada di )elat &enna yang berada di antara
Pulau 'arir dan Pulau )alawati. Batubara di tempat tersebut relatif muda, dengan perlapisan
batupasir-konglomerat dan interkalasi &ignit. Jurus dari perlapisan batuan adalah ')'
sampai '*', dengan kemiringan umumnya !uram sampai vertikal. (etebalan lignit tersebut
sekitar 4 meter atau lebih. Dimana kandungan ash dalam batubara sekitar 7,4 dan sulfur
?,47 sehingga dapat dikatakan bahwa kualitasnya relatif baik.
."/" Su75e# D%>% Mine#%l
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
23/24
Berdasarkan kondisi geologinya, kawasan kepala burung juga memiliki potensial lain
terutama untuk sumber daya mineral maupun non mineral, antara lain berupa 8
."/"?" =i#:1n
irkon adalah jenis bahan galian mineral non logam dikelompokkan dalam
bahan galian golongan E#F. irkon dapat dipergunakan dalam industri teknologi tinggi baik
logam maupun non logam. Pada industri logam digunakan untuk logam irkon dan logam
paduan. Dalam industri non logam mineral irkon dapat digunakan dalam industri keramik,
gelas, bata tahan api 2refra!tory3, pasir !etak 2foundri3, amplas 2abrasif3, kimia dan batu
permata 2gemstone3. Dalam bentuk tepung irkon digunakan sebagai pelapis logam 2baja dan
besi tulang seperti peralatan dapur, dll3. Padaindustri gelas irkon 2irkonia3 digunakan untuk
menghasilkan gelasberkualitas tinggi seperti gelas optik, gelas fiber, gelas tv
berwarna,monitor komputer dan lain-lain. Dalam industri keramik rekayasa dan
listrik, irkon digunakan sebagai bahan pembuatan keramik berkekuatan tinggi, untuk
komponen mesin atau motor, pompa kimia dan noel.
."/"-" Bi8i 5esi
Bijih besi adalah mineral logam yang dikelompokkan kedalam logam besi
dan !ampuran besi 21e, #o, #r dan %n3. "erbentuk dalam beberapa proses antara lain8
metasomatik kontak dengan batugamping 2skarn3, endapan bijih besi plaserHrombakan,
endapan bijih besi lateritHresidu pelapukan dan endapan bijih besi sedimen. Bijih besi
biasanya bewarna abu-abu kehitaman ke!oklatan terdiri dari mineral-mineral magnetit,
hematit, gutit, oksidabesiH limonit, siderit dan pirit. Bijih besi dipergunakan sebagai bahan
dasar dalam peleburan bijih besi 21e3 untuk bahan baku besi beton, baja, besi plat dan
lainnya.
."/"@" E7%s
+mas adalah mineral logam yang dikelompokan kedalam logam mulia 2u, g dan
Pt3 yang terbentuk dari magma melalui proses hidrothermalHepithermal. +mas bisa ditemukan
dalam bentuk primer dan sekunder. Dalam bentuk primer tersebar 2porfiri3 dan urat 2vein3
pada batuan skarn, sedimen vulkanik dan urat-urat kuarsa, sedangkan bentuk sekunder
ditemukan pada endapan aluvial dan sungai. +mas sebagai logam mulia dimanfaatkan
sebagai bahan dasar dari berbagai ma!am perhiasan, peralatan elektronik dan mata uang.
."/"" G>9su7
ypsum adalah mineral non logam yang dikelompokan kedalam Bahan
alian neka Industri, biasanya terbentuk se!ara sekunder dalam lempung, berwarna putih
keabuan- kehijauan, padat, rapuh berserabut dan berlembar. ypsum digunakan sebagai
KONDISI DAN POTENSI GEOLOGI DI KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT) |
8/20/2019 GEOLOGI CEKUNGAN BINTUNI DAN SALAWATI, KAWASAN KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
24/24
bahan dasar dan penyerta pada industri pupuk, kertas, plastik, !at, peternakan, pertanian,
kosmetik, farmasi dan kimia.
B%5 +" Kesi79ul%n
B%5 4" D%6'%# Pus'%:%
http8HHwww.s!ribd.!omHdo!HA6475666Heologi-Papua-ika-*ourma-)ari-kA>0??9A
http8HHwww.s!ribd.!omHdo!H664?5>5>HBab-9-(ondisi-/mum
http8HHgeoenviron.blogspot.!omH9?09H0?Htektonik-papua-dalam-ilmu-geologi.html
Darman, ;erman dan )idi, 1. ;asan. 9???. n /utline of 0he Geology of ndonesia. II8
Jakarta.
Paper 8
eology and "e!toni! +volution of Bird ;ead $egion Papua, Indonesia8 Impli!ation for;ydro!arbon +ploration in the +astern IndonesiaN
Benyamin )apiieO, '. *aryanto4, ileron #. dyagharini9, and styka Pamumpuni9
)ear!h and Dis!overy rti!le 4?97? 29?093NN
Posted De!ember 40, 9?09
by ;ugh &. Davies
"he geology of *ew uinea - the !ordilleran margin of the ustralian !ontinent
+arth )!ien!es, /niversity of Papua *ew uinea, P Bo >0>, /niversity *#D, Papua *ewuinea. +-mail8 hdaviesQupng.a!.pg
2 sumber 8 http8HHirwan-idrus.blogspot.!omH9?00H?7H09.html 3
http://www.scribd.com/doc/58369888/Geologi-Papua-ika-Nourma-Sari-k5410025http://www.scribd.com/doc/88309494/Bab-2-Kondisi-Umumhttp://geoenviron.blogspot.com/2012/10/tektonik-papua-dalam-ilmu-geologi.htmlhttp://irwan-idrus.blogspot.com/2011/06/12.htmlhttp://irwan-idrus.blogspot.com/2011/06/12.htmlhttp://www.scribd.com/doc/88309494/Bab-2-Kondisi-Umumhttp://geoenviron.blogspot.com/2012/10/tektonik-papua-dalam-ilmu-geologi.htmlhttp://irwan-idrus.blogspot.com/2011/06/12.htmlhttp://www.scribd.com/doc/58369888/Geologi-Papua-ika-Nourma-Sari-k5410025