Upload
victor-maruli
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/29/2019 Geologi Struktur Untuk Pertambangan
1/7
Geologi Struktur untuk Pertambangan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangTugas utama seorang ahli Geologi di tambang terbuka adalah memperbaharui
cadangan dan pemodelan geologi setiap cebakan yang didasarkan pada data yang
dikumpulkan selama setahun serta mendukung kegiatan operasional tambang. Ahli geologi
yang mendukung kegiatan tambang terbuka setiap hari memetakan dan memperbaharui
aspek-aspek geologi, seperti jenis batuan, struktur geologi, dan ubahan batuan untuk
mendukung perencanaan dan pengembangan tambang.
Ahli geologi tambang terbuka juga melakukan pemetaan harian jenjang (bench)
tambang dan material hasil peledakan untuk memperbaharui model geologi yang telah ada.
Pengambilan conto batuan juga dilakukan untuk menguji kadar batuan, di samping tujuan
lainnya seperti uji material terhadap liquifaction, pemeriksaan ulang klasifikasi dan uji
metalurgi untuk material cebakan bijih.Setelah sebuah tahapan eksplorasi dan studi kelayakan pada suatu daerah selesai
dilakukan dan menyatakan bahwa suatu cebakan bijih layak secara ekonomis untuk
ditambang, bagian teknik tambang segera menyusun perencanaan tambang.
Dalam suatu perencanaan tambang, khususnya tambang bijih, terdapat dua pertimbangan
dasar yang perlu diperhatikan, yaitu; pertimbangan ekonomis dan pertimbangan teknis. Salah
satu dari pertimbangan teknis dalam suatu perencanaan ialah pertimbangan kondisi geologi,
dalam hal ini struktur geologi yang dominan.
Struktur gologi yang mempengaruhi dalam perancangan suatu tambang terbuka yaitu:
-Perlapisan dan perlipatan (sinklin dan antiklin)
- Sesar dan patahan
- Cleavage
Struktur geologi yang mempengaruhi jenjang pada tambang terbuka karena struktur
ini sangat mempengaruhi kekuatan batuan karena umumnya merupakan bidang lemah pada
batuan tersebut, dan merupakan tempat rembesan air yang mempercepat proses pelapukan.
Petimbangan mengenai bentuk struktur geologi yang dominan tersebut akan mempengaruhi
dalam melakukan perancangan tambang. Adanya daerah perlapisan, perlipatan, sesar dan
patahan akan mempengaruhi batas-batas daerah yang akan ditambang (geometri dari daerah
penambangan) serta adanya struktur pada bagian jenjang (bench) karena struktur ini sangat
mempengaruhi kekuatan batuan karena umumnya merupakan bidang lemah pada batuan
tersebut, dan merupakan tempat rembesan air yang mempercepat proses pelapukan.
Kejadian ini akan berpengaruh pada kemantapan lereng dalam hal ini perlumengindentifikasi struktur-struktur tersebut untuk mengetahui zona hancuran, dan potensi
kelongsoran pada lereng sehingga dapat mengantisipasi adanya permasalahan dan mencegah
terjadinya bahaya dalam kelangsungan operasi penambangan setiap harinya.
Oleh karena itu pentingnya penelitian ini dalam hal pemetaan struktur geologi
terhadap perencanaan desain jenjang tambang serta menganalisis struktur yang ada pada
jenjang dalam lokasi tambang terbuka dapat mengantisipasi bahaya seperti halnya longsoran.
Dan walaupun yang terjadi relatif kecil, dengan tanda-tanda yang tidak begitu kentara, tetap
saja dapat membahayakan jiwa dan merusak peralatan yang ada. Penelitian ini memusatkan
pada analisis kondisi geologi saja dalam hal ini pemetaan struktur geologi dan analisis
struktur pada jenjang tambang terbuka, dan tidak mengembang pada analisis kestabilan
lereng yang pada umumnya mecakup dan memerhatikan berbagai jenis aspek dan pengaruh.
http://adept7titueki.wordpress.com/2012/06/26/tugas-metodologi-penelitian/http://adept7titueki.wordpress.com/2012/06/26/tugas-metodologi-penelitian/7/29/2019 Geologi Struktur Untuk Pertambangan
2/7
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh struktur geologi terhadap perencanaan desain jenjang
tambang terbuka?
2. Bagaimana menganalisis struktur geologi untuk mengetahui zona hancuran,
kerapatan struktur, dan potensi kelongsoran lereng pada jenjang tambang
terbuka?
1.3. Maksud dan tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang dikemukakan, maka
maksud dan tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan pengaruh dari struktur geologi terhadap perencanaan desain
jenjang tambang terbuka.
2. Untuk menjelaskan analisis struktur geologi untuk mengetahui zona hancuran,
kerapatan, struktur, dan potensi kelongsoran lereng pada jenjang tambang
terbuka.
1.4. Batasan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah serta rumusan masalah yang dikemukakan, maka
batasan masalah dalam penelitian ini adalah tentang pengaruh struktur terhadap perencanaan
desain jenjang, serta menganalisis struktur geologi pada jenjang tambang terbuka. Penelitian
ini dibatasi hanya pada analisis struktur geologi, dan tidak mengembang pada analisis
kestabilan lereng yang pada umumnya mencakup berbagai jenis aspek dan pengaruh.
BAB II
LANDASAN TEORETIS
2.1. Pengenalan Geologi Struktur
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk
(arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun deformasi batuan adalah
perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya yang bekerja di dalam
bumi.Secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari proses
pembentukannya. Beberapa kalangan berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan
pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan
(fracture), patahan (fault), dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik
(tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi dengan
skala yang lebih besar, yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti cekungan sedimentasi,
rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya.
diketahui bahwa batuan-batuan yang tersingkap dimuka bumi maupun yang terekammelalui hasil pengukuran geofisika memperlihatkan bentuk-bentuk arsitektur yang bervariasi
dari satu tempat ke tempat lainnya. Bentuk arsitektur susunan batuan di suatu wilayah pada
umumnya merupakan batuan-batuan yang telah mengalami deformasi sebagai akibat gaya
yang bekerja pada batuan tersebut. Deformasi pada batuan dapat berbentuk lipatan maupun
patahan/sesar. Dalam ilmu geologi struktur dikenal berbagai bentuk perlipatan batuan, seperti
sinklin dan antiklin. Jenis perlipatan dapat berupa lipatan simetri, asimetri, serta lipatan rebah
(recumbent/overtune), sedangkan jenis-jenis patahan adalah patahan normal (normal fault),
patahan mendatar (strike slip fault), dan patahan naik (trustfault).
Proses yang menyebabkan batuan-batuan mengalami deformasi adalah gaya yang
bekerja pada batuan-batuan tersebut. Pertanyaannya adalah dari mana gaya tersebut berasal?
Sebagai mana kita ketahui bahwa dalam teori tektonik lempeng dinyatakan bahwa kulitbumi tersusun dari lempeng-lempeng yang saling bergerak satu dengan lainnya. Pergerakan
7/29/2019 Geologi Struktur Untuk Pertambangan
3/7
lempeng-lempeng tersebut dapat berupa pergerakan yang saling mendekat (konvergen),
saling menjauh (divergen), atau saling berpaspasan (transform). Pergerakan lempeng-
lempeng inilah yang merupakan sumber asal dari gaya yang bekerja pada batuan kerak bumi.
2.2. Jenis-jenis Struktur Geologi
Dalam geologi dikenal 3 jenis struktur yang dijumpai pada batuan sebagai produk darigaya-gaya yang bekerja pada batuan, yaitu: (1). Kekar (fractures) dan rekahan (cracks); (2).
Pelipatan (folding); dan (3). Patahan/sesar (faulting). Ketiga jenis struktur tersebut dapat
dikelompokan menjadi beberapa jenis unsur struktur, yaitu:
2.2.1. Kekar (fracture)
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat sutau gaya yang
bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum, struktur kekar
dapat dikelompokan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang
bekerja pada batuan tersebut. Kekar yang umumnya dijumpai pada batuan adalah sebagai
berikut :
a. Shear Joint (Kekar Gerus) adalah retakan/rekahan yang membentuk pola salin
berpotongan membentuk pola saling berpotongan membentuk sudut lancipdengan arah gaya utama. Kekar jenis shear joint umumnya bersifat tertutup.
b. Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya
utama, umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.
c. Extension Joint (release joint) adalah retakan/rekahan yang berpola tegak lurus
dengan arah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka.
2.2.2. Lipatan (Fold)
Lipatan adalah suatu deformasi batuan yang berbentuk gelombang sinusoidal dimana
gaya yang bekerja pada batuan tidak melampaui batas elastisitasnya, sehingga batuan tidak
mengalami pensesaran. Lipatan sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah bawah,
sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan dapat dibagi menjadi 3 (jenis), yaitu:
a. Lipatan Simetri adalah lipatan yang kemirigan lapisan batuan pada kedua
sayapnya memiliki sudut yang sama besarnya.
b. Lipatan asimetri adalah lipatan yang kemiringan lapisan batuan pada kedua
sayapnya tidak sama besar.
c. Lipatan Rebah (Overturne fold/recumbent fold) adalah lipatan yang kedua
sayapnya telah mengalami p[embalikan arah kemiringan lapisan batuannya.
d. Lipatan Sesar (chevron fold) adalah lipatan yang berbentuk seperti segitiga.
2.2.3 Patahan/sesar (Fault)
Patahan/sesar adalah pergeseran sebagian mas/tubuh batuan dari kedudukan semula
yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Struktur sesar dalam geologi
dikenal ada 3 jenis, yaitu:a. Sesar Mendatar (strike slip fault) adalah sesar yang pengerakannya sejajar, blok
bagian kiri relatif bergesar kearah yang berlawanan dengan blok bagian
kanannya. Berdasarkan arah pergerakan sesarnya, sesar mendatar dapat dibagi
menjadi 2 (dua) jenis sesar, yaitu: (1). Sesar Menatar Dextral (sesar mendatar
menganan) dan (2). Sesar Mendatar Sinistral (sesar mendatar mengiri). Sesar
Mendatar Dextral adalah sesar yang arah pergerakannya searah dengan arah
perputaran jarum jam sedangkan Sesar Mendatar Sinistral adalah sesar yang arah
pergeserannya berlawanan arah dengan arah perputaran jarum jam. Pergeseran
pada sesar mendatar dapat sejajar dengan permukaan sesar atau pergeseran
sesarnya dapat membentuk sudut (dip-slip/oblique). Sedangkan bidang sesarnya
sendiri dapat tegak luurus maupun menyudut dengan bidang horizontal.b. Sesar Naik (Thrust fault/reverse fault) adalah sesar dimana salah satu blok batuan
7/29/2019 Geologi Struktur Untuk Pertambangan
4/7
bergeser ke arah atas dan blok bagian lainnya bergeser ke arah bawah disepanjang
sesarnya. Pada umumnya bidang sesar naik mempunyai kemiringan lebih kecil
dari 45C.
c. Sesar Turun (Normal fault) adalah sesar yang terjadi karena pergeseran blok
batuan akibat pengaruh gaya gravitasi. Secara umum, sesar normal terjadi sebagai
akibat dari hilangnya pengaruh gaya sehingga batuan menuju ke posisi seimbang(isostasi). Sesar normal dapat terjadi dari kekar tension, release maupun kekar
gerus.
2.3. Prinsip dasar Mekanika Batuan
Mengenal dan menafsirkan tentang asal-usul dan mekanisme pembentukan suatu
struktur geologi akan menjadi lebih mudah apabila kita memahami prinsip-prinsip dasar
mekanika batuan, yaitu tentang konsep gaya, tegasan (stress/compressive), tarikan (strength)
dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi karakter suatu materi/bahan.
2.3.1. Gaya (force)
Gaya merupakan suatu vektor yang dapat merubah gerak dan arah pergerakan suatubenda. Gaya dapat bekerja secara seimbang terhadap suatu benda (seperti gaya gravitasi dan
elektromagnetik) atau bekerja hanya pada bagian tertentu dari suatu benda (misalnya gaya-
gaya yang bekerja disepanjang suatu sesar di permukaan bumi).
2.3.2. Tekanan Litostatik
Tekanan yang terjadi pada suatu benda yang berada di dalam air dikenal sebagai
tekanan hidrostatik. Tekanan hidrostatik yang dialami oleh suatu benda yang berada di dalam
air adalah berbanding lurus dengan berat volume air yang bergerak keatas atau volume air
yang dipindahkan.
2.3.3. Tegasan
Tegasan adalah gaya yang bekerja pada suatu luasan permukaan dari suatu benda.
Tegasan juga dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi yang terjadi pada batuan sebagai
respon dari gaya-gaya yang berasal dari luar.
2.3.4. Mekanisme sesar
a. Pengenalan: Sesar merupakan retakan yang mempunyai pergerakan searah dengan
arah retakan. Ukuran pergerakan ini adalah bersifat relatif, dan kepentingannya juga relatif.
b. Anatomi sesar: Arah pergerakan yang terjadi disepanjang permukaan suatu sesar
dikenal sebagai bidang sesar. Apabila bidang sesarnya tidak tegak, maka batuan yang terletak
diatasnya dikenali sebagai dinding gantung (hanging wall), sedangkan bagian bawahnya
dikenal dengan dinding kaki (foot wall).
2.4. Beberapa istilah
2.4.1. Strike dan Dip
Dalam penelitian lapisan dan struktur geologi kita harus mengetahui kedudukan
batuan di permukaan bumi dengan mengukur arah penyebarannya dan juga kemiringan
batuan. Dalam ilmu Geologi, kedua elemen tersebut dinamakan Strike dan Dip.
Strike atau Jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar dengan
bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Sedangkan Dip adalah derajat yang dibentuk antara
bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya tegak lurus dari garis strike. Bidang planar
ialah bidang yang relatif lurus, contohnya ialah bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar,
dll. Strike Dip pada batuan umumnya muncul pada batuan hasil pengendapan (sedimen). Tapijuga ditemukan pada batuan metamorf yang berstruktur foliasi. Penulisan strike dan dip hasil
7/29/2019 Geologi Struktur Untuk Pertambangan
5/7
pengamatan ialah:
N (Derajat Strike) E/ (Derajat Dip) dan dibaca North to East (Nilai Strike) and (Nilai Dip)
Strike dip pada perlapisan batuan dapat diukur dengan menggunakan kompas Geologi.
Kompas Geologi mumpuni untuk mengukur strike dip karena memiliki klinometer juga bulls
eye. Klinometer adalah rangkaian alat yang berguna untuk mengukur kemiringan dan Bullseye adalah tabung isi gelembung udara berguna untuk memposisikan kompas geologi agar
menjadi horizontal.
2.4.2. Zona hancuran
Zona hancuran merupakan daerah lemah dimana dilalui oleh sesar yang
mengakibatkan batuan yang terdapat pada daerah tersebut mengalami penghancuran yang
kemudian akan membentuk kumpulan dari blok batuan yang hancur.
2.4.3. Proyeksi Stereografi
Proyeksi stereografi merupakan metode pendeskripsian geometri yang mampu
menunjukkan hubungan antara besar sudut dan kedudukan dari garis atau bidang.
3.1. Teknik pengumpulan data
Cara pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan dan juga
data-data yang diambil dari literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang ada.
Oleh karena itu, dalam pengambilan data struktur di lapangan, hal yang pertama kali harus
dilakukan adalah pengeplotan lokasi pengambilan data. Hal ini penting sekali untuk
menentukan posisi pengambilan data pada peta yang nantinya dapat membantu dalam analisis
strukturnya.
Pengambilan data pada tiap struktur berbeda beda tergantung dari hasil analisis yang
diinginkan. Tetapi, umumnya, data data yang diambil adalah sebagai berikut:
a. Kekar
Data yang diambil adalah strike dan dip dari bidang kekar. Perlu diperhatikan dalam
pengambilan data kekar, harap dipisahkan bidang kekar yang terdapat pada satuan
batuan yang berbeda. Selain itu, dibedakan juga antara kekar tarik dan kekar gerus agar
data yang diambil tidak tercampur aduk. Untuk kekar kekar yang memiliki dip >= 80,
jumlah data yang harus diambil minimal 25 pasang kekar (50 kekar). Sedangkan untuk
kekar kekar yang memiliki dip
7/29/2019 Geologi Struktur Untuk Pertambangan
6/7
dan persentase mineral penyusun batuan. Sehingga dapat ditentukan nama batuan secara
petrografis.
b. Analisis struktur geologi dilakukan untuk mengetahui jenis struktur yang bekerja,
sehingga dapat menentukan umur dan mekanisme struktur pada daerah penelitian.
Dan juga meliputi analisa stereografi menggunakan proyeksi stereografi untuk
penggambaran stereografi kedudukan struktur geologi yang dijumpai baik itu kekar,sesar, maupun lipatan.
7/29/2019 Geologi Struktur Untuk Pertambangan
7/7
TUGAS GEOLOGI STRUKTUR
ANGGOTA:
RENDI PRASETYA
TINO KUSYONO