View
44
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
geo
PANAS BUMI SEBAGAI SOLUSI KRISIS ENERGI INDONESIA
I. LATAR BELAKANG
Tak dapat diragukan lagi bahwa penting sekali mencari solusi untuk memecahkan
masalah krisis energi yang melanda dunia ini. Bahan bakar fossil merupakan bahan yang
paling strategis di era modern ini. Bagaimana tidak selain berhasil membuat revolusi industri
skala besar, bahan bakar fossil merupakan komoditas puncak perekonomian dunia saat ini. Di
era modern ini nampaknya roda kehidupan tak akan pernah bergerak tanpa ada energi fossil.
Seakan-akan energi fossil adalah suatu oase yang dapat menghilangkan dahaga bagi seluruh
kehidupan manusia.
Ketergantungan dunia akan energi fossil nampaknya tak dapat dihelakan lagi. Padahal
sebagai bahan bakar utama, energi fossil (minyak) merupakan sumber energi yang tak dapat
diperbaharui. Sehingga apabila ketergantungan ini tidak ditanggulangi lebih lanjut maka
cepat atau lambat BBM akan habis dan menjadi boomerang yang dapat menyerang dunia.
Menurut BPPT, 50% konsumsi energi nasional Indonesia selama ini berasal dari
minyak bumi. Potensi energi terbarukan yang dimiliki Indonesia yaitu sebesar 311.232 MW
dan baru 22% yang dimanfaatkan. Melihat data yang diberikan oleh BPPT kita harus
sesegera mungkin mengelola bahan terbarukan guna menipiskan ketergantungan akan BBM.
Ada beberapa faktor yang membuat krisis energi menjadi momok yang ditakuti pada
era modern ini. Diantaranya pertumbuhan penduduk, industrialisasi yang berbasis energi non-
terbarukan, minimnya suplai energi yang dihasilkan, besarnya energi yang harus digunakan
tiap harinya dan kurangnya wawasan dalam mengolah sumber daya alam yang ada.
Melihat kondisi geografis Indonesia, nampaknya masih banyak sumber daya alam
terutama di Indonesia yang belum dimanfaatkan. Salah satu sumber energi yang memiliki
potensi besar di Indonesia adalah Panas Bumi. Panas bumi atau geothermal adalah anugerah
alam yang merupakan sisa-sisa panas dari hasil reaksi nuklir yang pernah terjadi pada awal
mula terbentuknya bumi dan alam semesta ini. Reaksi fusi nuklir alami tersebut
menghasilkan panas berorde jutaan derajat Celcius. Prospek panas bumi sendiri nampaknya
memiliki peluang besar dalam menanggulangi masalah krisis energi yang ada. Oleh karena
itu, pemanfaatan panas bumi adalah salah satu solusi yang sangat tepat untuk diterapkan di
Indoneisa untuk mengurangi krisis energi yang terjadi di Indonesia.
II. KONDISI SAAT INI
II.1 Indonesia mengalami krisis energi
Indonesia adalah negeri yang sangat kaya akan energi. Dapat dilihat dari
cadangan minyak bumi yang diperkirakan bertahan 2025 tahun lagi, gas bumi sekitar
60 tahun, serta batu bara yang diperkirakan akan habis dalam sekitar 140 tahun.
Namun ternyata, Indonesia tidak cukup kaya jika harus menggunakan semua sumber
daya bahan bakar fosilnya itu untuk kehidupan sehari-hari. Saat ini saja dengan
konsumsi minyak bumi 1,3-1,4 juta barel per hari kita sudah menjadi net importer,
karena sekarang Indonesia hanya sanggup melakukan lifting minyak pada kisaran 960
ribu barel per hari.
Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat
konsumsi energi Indonesia yang signifikan.
Menurut Outlook Energi Nasional 2011, dalam
kurun waktu 2000-2009 konsumsi energi Indonesia
meningkat dari 709,1 juta SBM (Setara Barel
Minyak/BOE) ke 865,4 juta SBM. Atau meningkat
rata-rata sebesar 2,2 % pertahun. Konsumsi energi
ini sampai akhir tahun 2011, terbesar masih
dikuasai oleh sektor industri, dan diikuti oleh sektor
rumah tangga, dan sektor transportasi. Gambar 1
berikut memperlihatkan tingkat produksi dan
konsumsi minyak di Indonesia sejak tahun 2000
hingga tahun 2010 kemaren.
Tingkat produksi minyak Indonesia terus merosot, tercatat dari tahun 2000
hingga tahun 2010 kemaren, produksi minyak kita rata-rata setiap tahunnya turun
hingga 3,82%, atau secara total mencapai 32,25% pada tahun 2010 dibanding tahun
2000. Tahun 2003, untuk pertama kalinya Indonesia defisit minyak dimana tingkat
konsumsi melampau tingkat produksi. Tahun 2004, kekurangan ini tidak dapat
ditutupi lagi dari cadangan nasional, sehingga untuk pertama kalinya pula Indonesia
harus menutup kekurangan 176 kbpd dengan mengimpor minyak dari luar negri.
Catatan ini terus memburuk. Pada tahun 2010, tercatat produksi minyak
Indonesia hanya 986 kbpd padahal tingkat konsumsi melonjak hingga menembus
angka 1.304 kbpd atau defisit 318 kbpd.
II.2 Ketergantungan Indonesia pada sumber energi bahan bakar fosil
Sudah bukan rahasia lagi bahwa sebagian besar energi bangsa Indonesia
disuplai oleh bahan bakar fosil. Hingga 2010, berdasarkan data Dirjen Energi Baru
Gambar 1. Data Historik Tingkat
Produksi dan Konsumsi Minyak di
Indonesia (2000-2010)
sumber : www.bicaraenergi.com
Terbarukan dan Konservasi Energi, komposisi energi mix nasional masih sangat
bergantung bahan bakar fosil (95,21 persen) yaitu minyak bumi (46,93 persen), batu
bara (26,38 persen), gas bumi (21,29 persen), tenaga air (3,29 persen) serta tenaga
panas bumi (1,5 persen) seperti diperlihatkan gambar 2. Bahkan ketergantungan akan
bahan bakar fosil ini tidak akan lepas dalam jangka waktu 15-20 tahun lagi. Pada
tahun 2025 Indonesia masih bergantung pada bahan bakar fosil sebesar 83%, hanya
saja pada tahun 2025 diadakan perlihan minyak bumi ke gas bumi.
Ketergantungan akan bahan bakar fosil memberi dampak terhadap
pencemaran udara. Pada tahun 2008 tercatat kontribusi dari pembakaran bahan bakar
fosil adalah sebesar 351 juta ton. Data terbaru memperlihatkan, sepanjang 2010,
jumlah karbon dioksida yang terlepas ke atmosfer sebesar 564 juta ton (setara 512
metrik ton) lebih banyak daripada tahun sebelumnya. Angka tersebut berarti
peningkatan emisi sebesar 6 persen. Kontributor utama terhadap emisi CO2 ke
atmosfer adalah pembakaran bahan bakar fosil (seperti pembangkit listrik, kendaraan)
dan pembakaran hutan (terutama di daerah tropis.
II. 3 Telatnya pengembangan energi panas bumi sebagai sumber energi
terbarukan
Indonesia yang dilewati pegunungan lingkaran api Pasifik (Pacific Ring of
Fire), memiliki sekitar 40% dari cadangan panas bumi dunia atau setara dengan
kurang lebih 27 GW tenaga listrik. Karenanya Indonesia disebut sebagai negara yang
memiliki energi panas bumi terbesar di dunia. Hingga saat ini, kapasitas terpasang
pembangkit listrik tenaga panas bumi baru sebesar 1.179 MW atau sekitar 4.3% dari
keseluruhan potensi yang dimiliki.
46,93%
26,38%
21,19%
3,29% 1,50%
Komposisi Kebutuhan Mix Energi Nasional 2010
Minyak Bumi
Batu Bara
Gas Bumi
Tenaga Air
Tenaga Panas Bumi
Gambar 2. Komposisi kebutuhan mix energi nasional
www.okezone.com
Sebenarnya bukan pemerinyah tidak sadar akan potensi panas bumi yang
dimiliki Indonesia. Akan tetapi, pemanfaatan energi panas bumi dinilai telat
dilakukan. Hal ini terbukti dengan Keputusan Presiden No. 5/2006 mengenai
Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang baru dikeluarkan pada tahun 2006. Sehingga
perarturan ini hanya dapat menargetkan 5% kebutuhan energi nasional dipenuhi dari
panas bumi pada tahun 2025, yang berarti target kapasitas terpasang sekitar 9,5 GW
atau sekitar 35% dari potensi yang ada.
Namun, usaha pemerintah untuk mencapai target tersebut perlu diberikan
apresiasi. pemerintah RI telah menanamkan investasi sebesar 65 juta dolar Amerika
(USD) pada tahun 2005, 181 juta USD pada tahun 2006, 172 juta dolar USD di tahun
2007 dan 209 juta USD di tahun 2008. Pada tanggal 27 April 2010 seiring dengan
dilaksanakannya
II.4 Pembengkakan subsidi BBM
Kondisi saat ini yang tak kalah peliknya akibat krisis energi adalah
pembengkakan APBN untuk subsidi BBM. Seperti ditunjukkan gambar 3, subsidi
BBM untuk tahun 2011 telah mencapai 130 triliun rupiah. Apalagi pada tahun 2012
yang telah terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak dunia.
Selain itu, hampir setiap tahunnya subsidi BBM menunjukan suatu pola
bahwa realisasinya selalu lebih tinggi dari perhitungan anggaran yang sudah
direncanakan di APBN. Jika kebijakan subsidi terus diterapkan, dan masyarakat
masih saja boros menggunakan BBM dan listrik sesuai pola yang ada sekarang hingga
tahun 2030, maka secara kumulatif diperlukan dana subsidi sebesar 3000 trilyun
Rupiah (undiscounted cost)
Gambar 3. Subsidi BBM dan listrik dalam APBN dan realisasinya setiap tahun
III. STRATEGI PENANGANAN
III.1 Indonesia sangat tepat menggunakan Panas Bumi
Indonesia disebut juga negara Ring of Fire dunia dengan banyak gunung
berapi yang ada di Indoneisa, Gunung berapi tersebut bukan hanya jadi suatu hal yang
berbahaya bagi kehidupan manusia tetapi juga menjadi anugerah tersendiri bagi
Indonesia karena dapat dimanfaatkan untuk ketersediaan energi yang ramah
lingkungan yaitu panas bumi.
Secara tektonik posisi kepulauan Indonesia berada pada jalur zona tumbukan
lempeng (tiga lempeng besar yang bertemu di kepulauan Indonesia). Tumbukan antar
lempeng menyebabkan terbentuknya rangkaian gunung berapi yang memanjang dari
Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi sampai Maluku. Karena tumbukan tersebut,
aliran panas dari perut bumi dapat mencapi posisi yang relatif sangat dekat deng