Gerard.com-6 (Mrt 2016)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    1/20

    1

    Edisi Maret 2016

    GERARD.COM

    Buletin Novisiat OMI Indonesia

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    2/20

    2

    Meja Redaktur 

    Selamat Paskah…!!! Kita telah ditebus olehNya lewat penderitaan,

    wafat dan kebangkitan Tuhan. Rahmat itu sungguh luar biasa sehingga

    Gerard.Com masih dapat terbit untuk Edisi Maret 2016 ini. Selamat berjumpa lagi bersama Gerard.Com. Pada edisi kali ini kami masih

    menyajikan bunga rampai refleksi komunitas Novisiat OMI atas pengalaman yang boleh kami alami sejak pertengahan bulan Februari

    dan Maret ini. Selamat menikmati.

     Redaktur

    Daftar isiDari Meja Magister 3

    Pernyataan Uskup Agung Ottawa 4

    Pelatihan Menjadi Lektor 5

    Mawar dan Kedamaian 6

    Pekan Suci dan Misteri Pakah 7

    Memperbarui Kasih Saat Valentine 8

    Berbagi Bersama Asisten Jendral Formasi OMI 9

    Kamulah Sahabatku 10-11 

    Historia Domus-Galeria Nostra 12

    Perayaan Syukur Aprobasi OMI ke-190 13 

    Refleksi Minggu Mandiri 14

    Kunjungan Formator OMI Tingkat Internasional  15 

    Pelayanan Bidel Dapur 16

    Ringkasan Buku 17-18

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    3/20

    Dari Meja Magister

    Pandanglah Salib!  –  Itulah kata-kata yang sering saya serukan kepadanovis dan pranovis. Seruan tersebut berdasarkan pada pengalaman St.Eugenius de Mazenod, Bapa PendiriOMI yang mengalami perubahan besar dalam hidupnya saatmemandang Yesus Kristus yangtersalib. Demikian pula saya beranimengubah langkah hidup saya karenatertarik oleh salib yang dikenakan

     para Oblat. Mengapa salib?Salib: sengsara menuju

    mulia  –  Melihat salib tergambarlah kesengsaraan yang luar biasa. Tidakseorang pun mau disalib seperti itu. Tetapi Yesus justru mengambilsalib sebagai tahtaNya untuk mengubah sengsara menjadi mulia,kematian menjadi kehidupan dan keputusasaan menjadi harapan agarsetiap muridNya setia pada salib yang dipikulnya.

    Salib: pertobatan menuju pembaruan   –   Kalau Yesus saja bersedia tergantung di kayu salib demi dosa manusia, apakah manusia juga akan tetap tinggal dalam kedosaannya? Manusia memang makhlukyang lemah dan cenderung berbuat dosa. Tetapi keberanian menatapsalib memberikan kekuatan pada manusia untuk memperbarui dirinyadan mengalami pertobatan.

    Salib: cinta diri menuju perutusan  –  Seorang sahabat sejati adalahseorang yang bersedia mengorbankan dirinya bagi sahabat yangdikasihinya, itulah kata Yesus. Terdorong oleh kasih dan terinspirasioleh salib, setiap murid Tuhan meninggalkan cinta dirinya dan

    menyambut perutusan baru untuk hidup dalam kasihNya dan menjadi pewarta kasih itu.

    Berani memandang salib berarti berani merenungkan masa lalu,melangkah di masa sekarang dan memandang masa depan. Ungkapandalam buletin ini menjadi salah satu perjalanan salib Komunitas Novisiat yang layak disyukuri. Selamat menikmati dan selamatmerayakan kasih Tuhan!

     Rm. Ant. Sussanto, OMI

    Foto: Dok Novisiat OMI

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    4/20

    4

    Oblate News

    Pernyataan Uskup Agung Ottawa28 Februari 2016 –  Notre-Dame-du-Cap, Canada

    Berikut adalah beberapa kutipan dari pesanMgr. Terrence Prendergast SJ- Uskup Agung

    Ottawa yang ditujukan kepada para Oblat

    Kanada 25 Januari 2016 lalu dalam rangka perayaan 200 Tahun Kongregasi OMI.

    “Hati misionarismu, berakar dalam

     pelayanan ‘untuk pewartaan Kristus yang

    tersalib’, tidak dengan kata-kata yang hebat,

    tetapi dengan cara sharing dalam Roh, telahmenjadi berkat tak terukur bagi banyak orang di

    seluruh dunia khususnya di Canada.” 

    “Di Ottawa kami mempunyai relasi special dengan para Oblat sejak

    Uskup Joseph-Bruno GUIGUES, uskup yang berasal dari KongregasiOMI yang mendirikan keuskupan Bytown. Akar dari Keuskupan Agung

    kami ini sangat dekat berhubungan dengan para Oblat Maria Imakulata

    dan pendirian Kolese Bytown. Kemudian berlanjut pada UniversitasOttawa dan Universitas Santo Paulus yang merayakan 160 tahun

     pendirian termasuk 125 tahun berdirinya fakultas Teologi.” 

    “Tambahannya, ada enam paroki dengan anek a bahasa dan

    kebudayaan  –   Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Polandia- yang

    sekarang sedang dilayani oleh para Oblat dari Provinsi AssumptaPolandia, Provinsi Lacombe dan Notre-Dame-du-Cap (…)” 

    “Semoga Bunda kita melanjutkan untuk menjadi perantara bagi

    anak-anaknya, dan semoga Allah memberkati pelayananmu dankomunitasmu…”

    Diambil dari OMI-World dan diterjemahkan oleh  Fr. Nov. Henrikus Prasojo,

    OMI  

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    5/20

    5

    Refleksi 

    Pelatihan Menjadi Lektor

    Sabda Allah terdapat dalam Alkitab, dan ditata untuk keperluan

    liturgis menjadi Leksionarium. Lektormenggunakan Leksionarium itumenjadi “mulut” Allah. Lektor berdiridi antara teks dengan komunitas,dengan mewartakan sabda Allahkepada jemaat liturgis. Di situlahdiperlukan adanya keterlibatanmanusiawi yang diperankan oleh lektor

    berkaitan dengan teks biblis itu. Kita ingat: “ Pada awalnya adalah

    Sabda”. Setelah Yesus hadir di dunia, sabda itu terus menjelmakembali. Pertama kali dalam diri lektor, lalu dalam komunitas. Sabda perlu menjadi sabda yang hidup, dalam kata dan karya.

    Demikianlah catatan yang saya dapatkan pada saat mengikuti pelatihan para lektor di Aula Paroki Babadan pada 21 Februari 2016. Narasumber yang memberi pelatihan adalah Romo Dani, Pr denganseorang OMK Kota Baru yang lebih menyajikan tentang teknik menjadilektor, seperti olah pernapasan dan vokal. Kami, anggota komunitas

     Novisiat OMI mengikuti pelatihan lektor itu, karena menjadi lektoradalah salah satu pastoral kami di Paroki Babadan. Pelatihan itu sangatmembantu kami untuk menambah keterampilan membacakan SabdaAllah kepada umat. Sehingga Sabda Allah yang dibacakan itu menjadihidup dalam diri umat yang mendengarkannya.

    Setelah mengikuti pelatihan lektor, pada Minggu, 28 Februari 2016,kami mengikuti pelantikan lektor, yang dilantik oleh Pastor ParokiBabadan yaitu Romo Tri Widodo, Pr. Kami yang mengikuti acara pelantikan lektor kira-kira 60 orang. Dengan pelantikan ini kami

    menjadi pembantu imam untuk melayani membacakan sabda.Saya merasa bersyukur bisa mengikuti pelatihan lektor itu. Bagi

    saya, ini semakin membantu untuk mengembangkan semangatmewartakan sabda Allah. Kemudian, ilmu yang sudah saya dapatkanini, dibagikan kepada orang-orang yang saya layani di mana pun. Bagisaya pelatihan ini merupakan kemurahan yang Tuhan bagikan. Maka,atas kemurahan Tuhan itu saya mau berbagi juga bagi yang belummendapatkan pelatihan menjadi lektor.

     Fr. Nov. Hendrianus Wendi, OMI  

    Ilustrasi: www.ilustrasi alkitab.com 

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    6/20

    6

    Cerita Inspiratif

    Mawar dan Kedamaian

    Ibu hendak pergi ke rumah nenek selama dua hari. Maka, ibumenitipkan bunga mawarnya kepada Yosep, putranya. Dengan

     bersemangat, Yosep merawat bunga-bunga mawar itu. ketika ia sedangmenyiram bunga ia tak menyadari bahwa vas bunga itu tersenggolsehingga terjatuh.

    Semua bunga yang tersusun pada vas itu menjadi berantakan dan bunganya menjadi rusak. Yosep sangat ketakutan, namun tak bisa

    melakukan banyak hal selain menunggu ibunya pulang dan mengakui

    kesalahannya.

    Ketika ibunya pulang, Yoseplangsung mengatakan yang sejujurnya,

    “Ibu, maafkan Yosep. Vas bunganya

    tersenggol dan bunga kesayangan ibu

     jatuh dan menjadi rusak.” 

    Ibu tersenyum. Yosep terkejut,

    “Kenapa ibu tidak marah..?” 

    “Bunga-bunga itu memang kesayanganibu. Bunga itu ibu tanam untuk

    memberikan keindahan dan bukan

    untuk marah.” Terkadang kita akan mengeluarkan

    emosi ketika kita dapati hal terbaik

    dalam diri kita terusik. Kita menjadi

    marah dan melukai banyak orang.

    Kita dianugerahi saudara-saudari, ayah, ibu, sahabat, guru, dan

    siapapun juga di sekitar kita. Mereka ada bagi kita untuk membuat

    hidup kita bahagia sehingga tak layak bagi kita untuk menjadikannya

     pelampiasan emosi. Sayangi mereka sama seperti Sang Maha Kuasamenyayangi kita. Mereka adalah keindahan yang diberikanNya.

     Pra-Novis Rezerius Bintang Taruna, OMI  

    Foto: Dok Novisiat OMI

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    7/20

    7

    Dari Laci SociusPEKAN SUCI DAN TRIHARI PASKAH

    Perayaan misteri Paskah diawali dengan pekansuci. Pekan Suci dimaksudkan untuk mengenang

    sengsara Kristus yang mulai dengan arak-arakanAlmasih memasuki Yerusalem. Pekan Sucidimulai dengan Vespere  Minggu Sengsara dan berakhir dengan ibadat siang Kamis dalam pekantersebut.

    Dalam Pekan Suci, dirayakan:

      Minggu Sengsara (Minggu Palma).Dalam Minggu Sengsara, dirayakan kejayaan Kristus Raja dan

     pewartaan sengsaraNya.  Misa Krisma.Misa Krisma dirayakan oleh uskup beserta para imam, disertai pemberkataan minyak Krisma, minyak orang sakit dan minyakKatekumen- menjadi ungkapan kesatuan para imam denganuskupnya dalam satu jabatan Imamat Kristus.  Trihari Paskah.Trihari Paskah dimulai dengan perjamuan malam (Vespere) KamisPutih dan berakhir pada Minggu Paskah.

     

    Kamis Putih, dikenangkan Perjamuan terakhir- Kristusmempersembahkan tubuh darahNya dalam rupa roti dananggur kepada Bapa dan menyerahkaNya kepada para Rasulserta para penggantinya dalam jabatan Imamat, untukmempersembahkan tubuh dan darahnya dalam rupa roti-anggur, sebagai kurban.

      Jumat Agung, merenungkan sengsara Tuhan danmenghormati salibNya.

      Sabtu Suci, merenungkan penderitaan, wafat dan masukNyake dunia kematian serta menantikan kebangkitan.

     

    Malam Paskah, mengenangkan Malam Kudus waktu Tuhan bangkit, peralihan dari sengsara dan wafat kebangkitanNya.

    Perayaan Paskah dilanjutkan dengan Masa Paskah selama 50 hari,Senin Paskah sampai dengan Minggu Pentakosta.

    Mari kita hayati Perayaan Paskah, puncak karya penebusan Kristusdengan penuh kesadaran sehingga mengembangkan iman kita.

     Rm. Ign. Yulianto, OMI

    Foto: Dok Novisiat OMI

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    8/20

    8

    RefleksiMemperbarui Kasih Saat Valentine

    Happy Valentine Day    –   Bagi banyak orang momen Valentine inimerupakan kesempatan memperbaruikasih pada sesama, kekasih, sahabat,anak dengan orang tua, dll. Mengapademikian? Karena kasih yang kita punyasering mendapatkan tantangan dalamkehidupan sehari-hari. Tidak jarangdalam hubungan kita pada sesamasering mendapatkan masalah.

    Contohnya, orang yang sudah berkeluarga, tidak selalu hubungan

    mereka baik, biasanya masalah kecil menjadi sumber masalah,sehingga dapat terjadi pertengkaran. Maka, dengan memperbarui kasihitu membuat kita semakin dekat dengan sesama terlebih pada Tuhan.

    Pembaruan kasih itu juga kami lakukan di Novisiat OMI padamomen valentine. Kami bersama dengan sahabat religius yaitukomunitas Suster FCJ Bajiro dan dengan beberapa kaum mudamengadakan acara kebersamaan pada malam Valentine, 13 Februari2016 untuk saling memperbarui kasih yang sudah ada. Ada pun acarakebersamaan itu ialah memancing bersama di kolam Novisiat. Setelah

    memancing dilanjutkan dengan Misa pukul 18.30 yang dipimpin olehRomo Sussanto OMI. Selesai misa acara dilanjutkan dengan bakar ikandan makan bersama langsung disusul dengan ramah tamah.

    Acara kebersamaan yang kami lakukan untuk menambah keakrabankami ialah menari poco-poco bersama dengan alunan musik Koes Ploes-an. Kemudian disusul dengan tarian  Murut   dari Dayak Malinau,Kalimantan Utara. Semua yang hadir bersama-sama melenggangkan badannya dengan senang hati. Tidak ketinggalan tarian Yun di tayun dari Kalimantan Barat pun ikut memeriahkan acara kami 

    Dengan kebersamaan ini, saya semakin diteguhkan dalam kasih persaudaraan di antara kami. Semoga hubungan yang telah kami bangunini semakin menguatkan kami untuk mampu mengasihi sesama.

     Fr. Nov. Hendrianus Wendi, OMI

    Foto: Dok Novisiat OMI

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    9/20

    9

    Refleksi

    BERBAGI BERSAMA ASISTEN JENDRAL FORMASI OMI

    Pastor Cornelius Ngoka, OMI

    menyempatkan diri datang ke

     Novisiat OMI Yogyakarta pada 24

    Februari 2016 untuk melawat para

     pranovis dan novis. Pastor Cornelius

    adalah Asisten Jendral OMI bidangformasi di Roma yang mengadakan pertemuan Internasional bersama

    wakil 5 regio di Seminari tinggi

    OMI Indonesia. Kesempatan selama berada di Indonesia dia gunakanuntuk menyapa dan saling menguatkan para calon Oblat dari Indonesia. 

    Kami merasa tersanjung karena seorang petinggi OMI berkenan

    untuk duduk bersama kami, berbagi pengalaman menjadi seorang oblatlayaknya teman seperjuangan, makan siang bersama, dan menguatkan

    satu sama lain.

    Pastor Cornelius berpesan, “Pendidikan awal formasi N ovisiat

    adalah tahap pengenalan seperti Samuel yang mendengar panggilan

    Tuhan. Jika tidak dapat mendengar suara Tuhan, Anda akan kesulitanmelangkah pada tahap selanjutnya. Tahap ini adalah tahap untuk

    menyadari, belajar, merasakan keindahan, menguatkan fondasi hidup

    berkomunitas, yang pada akhirnya menumbuhkan hidup sebagai Oblat. Menjalani hidup panggilan sebagai Oblat tidak selalu mulus, tetapi

     pasti indah. Pilihan terbaik yang Anda pilih adalah menjadi Oblat.” 

    Selama kurang lebih 2 jam kami masing-masing berbagi

     pengalaman tentang awal mula panggilan kami sebagai relegius.Kemudian kami mengakhiri pertemuan hari itu dengan makan siang

     bersama.

     Pra-Novis Rezerius Bintang Taruna, OMI  

    Foto: Dok Novisiat OMI

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    10/20

    10

    Refleksi

    ` Kamulah Sahabatku

    Sebanyak 24 orang Novis yang berasal dari delapan Kongregasi

    yang berada di Yogyakarta dan Purworejo (OMI, OP, PBHK, CB, FIC,FICP, PPYK, dan FCJ) berkumpul bersama dalam acara Kursus-

    Gabungan-Novis Pekan Kaul Bersama. Acara dilaksanakan pada 6-13

    Maret 2016 di Wisma Maya, Kaliurang. Narasumber utama dari acara

    ini adalah Romo Paul Suparno SJ, kemudian dilengkapi dengan sharing

    religius oleh Br. Kuncoro FIC bersama Sr. Agnetta CB, dan sharing

    Pasutri oleh Pak Halim bersama Ibu Sian.

    Bagi saya pribadi kursus ini merupakan acara yang sangatmengesan. Mengesan (1) karena dapat bertemu saudara/i dalam panggilan setelah kurang lebih satu tahun tak berjumpa dalam

    kebersamaan. (2) Novis banyak dilibatkan dan diberi kepercayaan oleh

     para pendamping. Novis tidak hanya sebagai pendengar, tetapi juga

    menyajikan materi, mengungkapkan ekspresi, menyampaikan

    tanggapan, memandu acara sebagai moderator, memimpin rekreasiterpimpin dan olahraga, dan tak lupa mengorganisir Liturgi dan doa

    harian selama acara berlangsung. (3) Kursus ini menjadi sebuahkesempatan untuk memperdalam sesuatu yang akan saya hidupi seumur

    hidup yaitu hidup berkaul. Ini kesempatan yang berharga yang diberikan

    Tuhan kepada saya untuk bisa mengenal cinta-Nya secara lebih

    sempurna yang tersirat dalam penghayatan kaul-kaul biara.Kamulah Sahabatku- Demikianlah kata kunci refleksi yang boleh

    saya peroleh pada hari terakhir kursus ini. Saya yang telah diangkat

    menjadi sahabatNya diperkenankan berjumpa dengan sahabat-sahabatYesus lainnya yaitu para biarawan/wati yang ikut kursus ini. Sama

    seperti Yesus, saya ingin memanggil mereka semua sahabat karena saya

    yakin Yesus tinggal dalam diri mereka. Refleksi menjadi lebih luas

     bahwa sahabat saya juga adalah mereka yang sama-sama hidup dalam

    kebaikan dan keutamaan Kristus terlepas dari identitas dan agama yaitu

    hidup dalam keutamaan Cinta Kasih.

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    11/20

    11

    Secara pribadi juga, saya banyak menemukan rahmat dan inspirasiselama mengikuti acara Pekan Kaul Bersama ini. Semua teori dan

    materi tentang penghayatan hidup kaul bisa saya wujudkan secara

    konkrit dalam pengalaman keseharian di Novisiat maupun selama ikut

    kursus ini. Salah satu pengalaman yang mendukung adalah pengalaman

    menjadi PIKO (Pimpinan Komunitas) yang terdiri dari kongregasi yang

     berbeda-beda.

    Dalam kelompok Komunitas I ada saya dari Kongregasi OMI dan

    anggota saya berasal dari CB, PBHK, OP, dan FIC. Banyak perbedaandiantara kami. Ada yang berasal dari Jawa, Ambon, Flores, dan juga

    Timor Leste. Dari segi kharisma dan spiritualitas juga berbeda-beda.

    Apakah itu semua memecah belah kami? Tidak sama sekali. Kesadaran

     bahwa kita semua adalah sahabat Kristus dan telah mengalami cintayang sama dari Yesus menyatukan semua perbedaan di antara kami.

    Kesadaran itu membantu kami untuk memperdalam penghayatan kaul

     biara, sehingga dalam berdinamika bersama dalam kelompok, kami

    saling meneguhkan satu sama lain. Kami berusaha taat satu sama lain

    sebagai satu kesatuan. Kami berusaha untuk memiliki kemurnian dalamrelasi kami. Dan kami berusaha mengusahakan kesederhanaan di antara

    kami selama menjalani kursus.

    Sungguh pengalaman yang penuh rasa syukur dan sukacita. PekanKaul Bersama ini semakin membuka hati dan wawasan saya akan hidup

    membiara yang sesungguhnya, bahwa kaul bukanlah sebuah ikatan yang

    mengekang, namun sebuah ikatan yang membebaskan, ikatan cinta

    kasih hanya bagi Tuhan yang juga hadir dalam alam ciptaan ini.

     Fr.Nov. Henrikus Prasojo, OMI

    Foto: Dok Novisiat OMI

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    12/20

    12

    Historia Domus-Galeria Nostra 

    Foto: Dok Novisiat OMI

    Foto: Dok Novisiat OMI

    Selasa, 15 Maret 2016Romo Sussanto bersama

     Novis ikut memperingati

    7 hari wafatnya BapakHandoyo (ayah Rm.

    Wahyu OMI).

    1 Maret 2016 Komunitas

     Novisiat berekreasi bersama Rm. Chinnappan

    Sandhappan OMI

    sebelum beliau kembali

    ke India.

    Kamis, 3 Maret 2016

    PraNovis

    Konstantinus Karaeng

    Tasik (Tio) telah memilihkembali ke tengah

    keluarga.

    Foto: Dok Novisiat OMI

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    13/20

    13

    Serba-Serbi

    Perayaan Syukur Aprobasi OMI ke-190 

    Pastor Cornelius Ngoka OMI (Asisten Jendral di bidang Formasi),Komunitas Novisiat dan Skolastikat OMI, serta keluarga Oblat (awam)hadir dalam perayaan Hari Raya Pengesahan Konstitusi dan AturanHidup Oblat Maria Imakulata oleh Paus Leo XII yang ke-190 padaRabu, 17 Febuari 2016. Secara khusus, Keluarga OMI ProvinsiIndonesia Distrik Yogyakarta mengadakan Perayaan Syukur bersama di Novisiat OMI Beato Joseph Gerard Yogyakarta. Perayaan Syukur terdiriatas Ekaristi, makan malam dan acara kebersamaan yang diatur olehKomunitas Novisiat.

    Perayaan Ekaristi berjalan khidmat dan lancar. Sesuai tradisi Oblat,Perayaan Ekaristi pada hari ini dipersembahkan bagi Kongregasi, dan didalamnya diadakan Upacara Pembaruan Kaul.

    Sebelum berkat penutup, Pastor Cornelius Ngoka, OMI diberikankesempatan untuk memberikan kata sambutan. Dalam sambutannyaPastor Cornelius mengungkapkan bahwa beliau senang dan merasa amat bersyukur dapat hadir bersama saat itu. Beliau menyampaikan tiga butir pesan yang dapat menjadi permenungan bersama: (1) Beliau mengajak

    kita semua untuk bersyukur atas rahmat panggilan yang boleh diterima para Oblat serta atas kharisma yang boleh kita terima dari Bapa Pendiridan rekan-rekan pertamanya. (2) Beliau mengajak kita semua (ReligiusOblat dan Awam Oblat) untuk membarui diri secara terus menerus. Kitadiajak untuk membarui diri di hadapan sesama kita dan terutama dihadapan Allah. (3) Beliau mengajak semuanya untuk merangkul kaummuda. Kita diajak merangkul kaum muda baik dalam kegiatan-kegiatandan dalam doa-doa kita.

    Usai Perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan makan malam

     bersama dan acara kebersamaan yang disiapkan oleh Komunitas Novisiat. Ada yang mempersembahkan lagu, ada juga Berkondan (dariBahasa Dayak yang berarti “berpantun dengan lagu”) yang dipim pinoleh Frater Novis Wendi, juga menari Koes-Plus bersama.

    (Artikel lebih lengkap telah di Post   di Website OMI Indonesia dengan judul “ Hari

    Syukur OMI: Terus Menerus Membaharui Diri”)

     Fr. Nov. Henrikus Prasojo, OMI

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    14/20

    14

    Refleksi

    Refleksi Minggu MandiriSelama satu Minggu Magister kami memberi waktu bebas, biasa

    kami sebut Minggu mandiri. Minggu mandiri bagi saya memiliki dua

     pokok penting, yakni sosial-komunitas dan potensi laten (Potensi yangtersembunyi). Dari kedua aspek itu, masing-masing akan saya uraikan.Aspek sosial-komunitas, penemuan saya ialah bertanggung jawab

    dan fleksibel terhadap pilihan dan keadaan sekitar tanpa menjadi batusandungan. Itu menyatu dalam kebersamaan, karena ciri khas, pribadisaya terima sebagai anugerah dari Allah, serta menjadi bagian darikeprihatinan situasi yang mesti bebas dari belenggu penilaian oranglain. Akibatnya, evaluasi pribadi menjadi dinamis, sekaligus bermanfaat bagi orang lain. 

    Aspek potensi laten. Perasaan saya terhadap aspek ini sangat penasaran. Saya merasakan ada maksud Allah yang hingga saat ini belum saya temukan. Namun saya yakin Allah mempunyai rencanayang baik bagi saya atas aspek tersebut.

    Saya merasa Allah memaklumi yang saya gumuli. Yang sayalakukan adalah setia menyikapi dengan mendengarkan lebih luas lagi,menghargai lebih orang-orang yang memberi keputusan besar terhadaptahapan saya selanjutnya, dan menggumuli apa yang menghadang didepan saya nanti sebagai seorang Oblat. Inilah tantangan yang

    sesungguhnya : sebuah pertanyaan , “Apakah engkau mencintaiKu?”.Allah sengaja menempatkan saya dalam kerapuhan dan

    keprihatinan. Allah berkehendak kepada saya untuk merasakanNya,membuktikanNya dan memuliakanNya, bahwa Ia adalah ALLAH.Inilah yang menjadi kekuatan saya bertahan, menjalani danmempraktekkan hubungan perjalanan hidup saya dengan yang diperolehdari Allah hingga hari ini. Panggilan saya ditumbuhkan bahwa saya pundiberi kebebasan oleh Allah untuk bebas mewujudkan atau tidak cintayang menebus itu. Cinta yang menebus itu kreatif, relevan,compassionate, tidak untuk diri sendiri saja, konstruktif berani, bebasdan integral.

     Pra-Novis Tarchizius Edtwin Sulispriyanto, OMI

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    15/20

    15

    Refleksi 

    Kunjungan Formator OMI Tingkat Internasional

    Kamis, 25 Februari 2016, komunitas Novisiat kami mendapat

    kunjungan dari para Formator OMI Internasional, P. Cornelius NgokaOMI (Asisten Jendral bidang formasi), P. Chinnappan Sandhappan OMI(India), P. Giuseppe Rubino OMI (Italia), P. Alexius Igbozurike OMI(Camerun), P. Raul Salas OMI (Texas), dan P. Benedicto Frias OMI(Canada). Kedatangan mereka disambut dengan upacara adat sederhanadan tarian khas suku Dayak oleh para Novis dan Pra-Novis.

    Para Formator pun merasa gembira dengan penyambutan itu. Acarakemudian dilanjutkan dengan jalan-jalan di sekitar Novisiat yang

    dipandu oleh Fr. Prasojo. Setelah puas dilanjutkan dengan perayaanEkaristi Komunitas bersama di Kapel yang dipimpin oleh Magister Novis dari Italia, P. Giuseppe Rubino OMI.

    Saya sungguh tertarik dengan pengantar dalam misa P. Giuseppe. Iamembagikan pengalaman dia dan gadget yang tidak bisa nyambung ke wifi. Peristiwa sederhana itu direfleksikan dan ia bagikan dengan pesanmengenai sikap lepas bebas dari barang duniawi. Mengapa menarik bagidiri saya? Karena ia mengingatkan saya dengan makalah yang kamikerjakan dengan tema “Semangat Menghayati Kaul Kemiskinan” yangkami presentasikan saat Pekan Kaul Bersama di Wisma Maya (6-13Maret 2016). Dalam makalah itu kami membahas bahwa betapa pentingnya sikap lepas bebas dari barang duniawi. Barang duniawi itumemang kita gunakan tetapi hanya sebagai sarana untuk mendukungkehidupan bukan menjadi bagian yang tak terlepas dari hidup(1 Korintus 7:31).

     Fr. Nov. Flavianus A. A. Onlet, OMI  

    Foto: Dok Novisiat OMI

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    16/20

    16

    Refleksi

    Pelayanan Bidel DapurSemakin banyak yang dialami, semakin banyak yang dapat saya

     pelajari dari Sang Ilahi. Pengalaman ini saya alami semenjak dipercaya

    oleh komunitas untuk mengurus dapur dan apa yang akan kamikonsumsi sehari-harinya. Saya sungguh bersyukur boleh mengalami inikarena saya dapat menemukan sedikit dari yang Tuhan nyatakan melaluihal yang sederhana.

    Sebagai bidel dapur saya harus memperhatikan semua kebutuhankomunitas yang bersangkutan dengan dapur, misalnya untuk menunjangkesehatan, lancarnya aktivitas, tugas-tugas berjalan dengan baik, perkembangan dan pertumbuhan yang positif. Walaupun terkadang

    harus menyita waktu saya namun pekerjaan ini menyenangkan danmembahagiakan saya secara pribadi.Dulu saya merasa menjadi bidel dapur itu berat karena tidak

    memiliki pengalaman untuk mengelola dapur dengan baik, ditambahlagi saya tidak tahu bagaimana cara memasak. Namun itu semuarupanya hanya ketakutan yang menghalangi saya untuk memberikan dirisecara penuh kepada komunitas dalam pelayanan yang telahdipercayakan kepada saya.

    Karena komunitas telah percaya kepada saya, saya mengerti bahwamereka memberi kesempatan untuk menghilangkan ketidak-tahuan sayaitu. Bukankah ini rahmat yang luar biasa diberikan oleh Tuhan melaluikomunitas kepada saya? Seandainya saja, kalau saya menolak tawaranini apa yang akan terjadi, mungkin selamanya saya tidak akan tahu aparahmat menjadi bidel dapur. Mungkin juga saya tidak akan tahukebutuhan pangan teman-teman sekomunitas. Saya bersyukur karena pada akhirnya semuanya ini bukan untuk saya melainkan untuk Tuhandan pelayanan.

     Br. Nov. Andrianus, OMI

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    17/20

    17

    Ringkasan 

    VOCATION TO THE RELIGIOUS STATE(From the Works of St. Alphonsus)

    BY

    REV. CORNELIUS J. WARREN, C SS. R.Buku Vocation To The Religious State merupakan bukuspiritualitas tentang panggilan hidup religius. Pertama kali ditulis olehSt. Alfonsus Ligouri dan kemudian banyak digunakan oleh berbagai pihak untuk (1) mengenal suara panggilan Tuhan, (2) membantu setiaporang untuk memilih jalan hidup bakti, (3) dan untuk memelihara panggilan hidup religius.

    Keinginan Tuhan adalah semua manusia selamat tetapi tidakdengan cara yang sama. Tuhan membedakan tingkat kemuliaan di surga,

     begitu juga di bumi. Dia menetapkan tingkat keadaan kehidupan.Membutuhkan panggilan ilahi untuk memasuki berbagai tingkatkeadaan kehidupan walaupun sulit, Tuhan sendiri yang menentukan danmemelihara masing-masing keadaan kehidupan, kemudian akanmenyediakan dengan rahmat dan pertolongan yang sesuai bagi tingkatkeadaan kehidupan.

    Kemudian, jika kita ingin melindungi keselamatan kita, kita harusmerangkul keadaan hidup bagaimana Tuhan memanggil kita, di manaTuhan sendiri yang memanggil dan menyiapkan rencana keselamatan.

    St. Cyprus mengatakan, “Rahmat Roh Kudus diberikan berdasarkankeinginan Tuhan, bukan berdasarkan keinginan diri sendiri”.Panggilan ilahi adalah rahmat istimewa yang tidak diberikan

    kepada semua orang. Menjalani hidup membutuhkan rahmat Tuhandalam berbagai tingkat kehidupan, walaupun sulit, Tuhan sendiri yangmenentukan dan memelihara masing-masing kehidupan. KemudianTuhan akan menyediakan rahmat dan pertolongan yang sesuai dengan berbagai tingkat kehidupan.

    Tuhan memanggil dengan banyak cara, kadang-kadang

    menggunakan khotbah; kadang kala dengan buku bacaan yang baik.Orang lain sedang meninggalkan dunia dan berusaha memelukkeyakinan dengan banyak permasalahan dan penderitaan. Seseorangyang hadir kepada Tuhan, melalui kejijikan dunia, terkadang menjadisanto-santa yang hebat dari pada mereka yang memeluk keyakinandengan cara yang tampak. Karena mereka memberikan diri merekakepada Tuhan dengan seluruh hati dan jiwa.

    Tanpa keraguan, seorang yang tidak terpanggil untuk panggilanhidup bakti, dapat melayani Tuhan di manapun; tetapi siapa yang

    dipanggil Tuhan dan memilih tinggal untuk dunia, seperti yang telah

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    18/20

    18

    tertulis di atas bahwa sangat kesulitan untuk melayani Tuhan dan sulitmenuju kehidupan yang baik. Terang dari Tuhan diberikan hanyasementara, bukan secara permanen. St. Thomas Aquinas mengatakan bahwa panggilan hidup dari Tuhan menuju kehidupan yang lebihsempurna seharusnya diikuti segera mungkin.

    Alfonsus Ligouri mengajarkan kepada setiap orang agar dapatmengenal suara Tuhan dalam menanggapi setiap panggilan hidup dirikita :

    1. Arti pertama adalah Doa Batin2. Ketekunan menerima Sakramen Tobat dan Komuni3. Memelihara kemurnian4. Penyangkalan indrawi5. Terakhir, untuk merawat dalam kehidupan suci,

    kita harus tekun datang kepada Bunda Tuhan.

    Singkatnya, jika diri sendiri mempunyai alasan untuk percaya bahwa dikasihi Tuhan oleh karena panggilan hidup bakti, janganmenyangkal dan bersyukurlah kepada Tuhan atas Rahmat tak ternilaiini, terbesar setelah baptisan.

    Rahmat panggilan religius bukan hanya sekedar tanda kemurahan bagi orang yang terpanggil, tetapi berkat luar biasa bagi anggotakeluarganya. Keluarga Kristiani sebaiknya berharap panggilan hidup bakti diberikan kepada anak mereka, mempersembahkan untuk Tuhan.Berbahagialah orang tua yang tunduk pada harapan Tuhan, mempunyai

    kebijaksanaan untuk tidak melawan kebahagiaan anak-anak, tetapimemberikan mereka setiap kesempatan kebebasan untuk menjalani panggilan hidup bakti mereka. Orang tua seperti itu akan mendapat perhatian di mata Tuhan.

     Pra Novis Rezerius Bintang Taruna, OMI  

    Foto: Dok Novisiat OMI

    Merayakan Ultah Fr. Wendi

    pada 16 Maret 2016 di Blue

    Lagoon Cangkringan.

     

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    19/20

    19

  • 8/19/2019 Gerard.com-6 (Mrt 2016)

    20/20

    20

    Gerard.ComPengasuh : Rm. Ant. Sussanto, OMI;

    Rm. Ign. Yulianto, OMI

    Redaktur Piket Edisi ini : Fr. Nov. Hendrianus Wendi, OMI

    Kontributor : Bintang; Edtwin; Br. Andrianus;

    Fr. Vian; Fr. Wendi; Fr. Prasojo Alamat : Novisiat OMI Beato Joseph Gerard, Jln.

    Kamboja No.17, RT 01/RW 40

    Blotan, Wedomartani, Sleman, YK,

    5581

    Telp : 0274-889783 

    Keterangan Cover:Magister dan Novis berfoto di Wisma Maya Kaliurang.

    Bulletin ini dapat didownload dari www.omi-indonesia.org