Gereja Sebagai Mitra Pemerintah Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Kota

Embed Size (px)

DESCRIPTION

peran geraja sebagai mitra pemerintah daerah

Citation preview

Gereja Sebagai Mitra Pemerintah Dalam Mewujudkan Kesejahteraan KotaI. Latar Belakang

Di Tengah Era Globalisasi Dewasa Ini, Setiap Gereja Seharusnya Memiliki Program Empowering Atau Pemberdayaan Warga Jemaatnya Dengan Tujuan Memberikan Kesempatan Semua Pihak Untuk Ikut Serta Menumbuhkan Gereja Menggapai Kedamaian Dan Kesejahteraan.

Teologi Pemberdayaan Ini Dimaksudkan Agar Gereja Dalam Tindakan Dan Kebijakannya Harus Memiliki Strategi Sistematis Untuk Mendorong Umatnya Mengembangkan Usahanya Dan Memberdayakan Sumber-Sumber Daya Dengan Terencana, Karena Gereja Dengan Teologi Pemberdayaan Jemaat Yang Efektif Akan Bertumbuh Dan Sehat Dengan Visi Untuk Menjangkau Dunia Dan Membuat Rencana Untuk Menerangi Dan Menggarami Dunia (Matius 5:13-14).

II. Pemerintah Dan Gereja

1. Pemerintah

Dari Tinjauan Administrasi Negara Dalam Pengertian Yang Sederhana, Dapat Dikatakan Bahwa Pemerintah Adalah Penyelenggara Dari Keseluruhan Proses Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara. Ada 3 (Tiga) Hal Pokok Yang Merupakan Tugas Dan Tanggungjawab Pemerintah Dalam Penyelenggaraan Tata Kepemerintahan Yaitu :

1. Menjalankan Roda Pemerintahan;

2. Melaksanakan Kegiatan Pembangunan;

3. Melakukan Pembinaan Dan Pelayanan Kemasyarakatan.

Ketiga Tugas Pokok Ini Kemudian Dijabarkan Lebih Lanjut Melalui Berbagai Kebijakan, Program Dan Kegiatan-Kegiatan Operasional Yang Mengacu Pada Berbagai Ketentuan Dan Produk Perundangan Yang Berlaku. Dari Tinjauan Ini, Maka Pemerintah Beserta Seluruh Perangkatnya Sesungguhnya Memiliki Legitimasi Untuk Mengatur, Melaksanakan, Membina, Memfasilitasi, Mengayomi Dan Melindungi Seluruh Aspek Kehidupan Masyarakat Guna Terwujud Keteraturan, Keselarasan Menuju Pencapaian Tujuan Yang Telah Ditetapkan.

Dalam Konteks Otonomi Daerah, Landasan Filosofis Yang Menjadi Alasan Utama Adanya Pemerintah Daerah Adalah Untuk Mewujudkan Dua Hal Pokok Yaitu : Untuk Menciptakan Law And Order Atau Ketentraman Ketertiban Dan Untuk Menciptakan Welfare Atau Kesejahteraan. Ditinjau Dari Perspektif Kristiani, Maka Alkitab Sebagai Firman Tuhan Telah Mengamanatkan Bahwa Pemerintah Sesungguhnya Merupakan Wakil Allah Yang Dihadirkan Di Dunia Ini (Roma 13:1-6). Bahkan Yesus Sendiri Dalam Pengajarannya Telah Menunjukkan Teladan Tentang Bentuk-Bentuk Kepatuhan Terhadap Pemerintah. Hal Ini Jelas Mengindikasikan Bahwa Pemerintah Merupakan Utusan Allah Yang Diberi Kepercayaan Untuk Membina Dan Mengayomi Setiap Warga Masyarakat Termasuk Di Dalamnya Warga Gereja Sebagai Potensi Efektif Bangsa Dan Daerah.

Dasar Hubungan Antara Pemerintah Dan Pihak Gereja Adalah Saling Pengakuan, Dimana Pemerintah Memberikan Jaminan Dan Kebebasan Kepada Pihak Gereja Untuk Selalu Tumbuh Dan Berkembang Dalam Mewartakan Firman Allah Di Sesuai Amanat Kristus Sang Kepala Gereja.

2. Gereja

Asal Usul Dan Arti Kata Gereja

Kata Gereja Berasal Dari Kata Igreja (Bahasa Yunani Ekklesia), Dibawa Ke Indonesia Oleh Para Misionaris Portugis. Kata Ekklesia Berarti Kumpulan, Pertemuan, Rapat. Arti Kata Gereja Sesungguhnya Adalah Umat / Jemaat Yang Dipanggil Tuhan.

Pengertian Gereja Dalam Kitab Suci

Gereja Adalah Jemaat Allah Yang Dikuduskan Dalam Kristus Yesus (1 Kor 1:2). Maka Sebetulnya Ada Tiga Nama Yang Dipakai Sebagai Sebutan Gereja Dalam Kitab Perjanjian Baru Yaitu Gereja Sebagai Umat Allah, Tubuh Kristus Dan Bait Roh Kudus.

Secara Umum Makna Gereja Dapat Dipahami Atas 2 (Dua) Aspek Yaitu :

1. Gereja Sebagai Persekutuan Orang-Orang Percaya Yang Menyatukan Diri Untuk Memuji, Membesarkan Nama Tuhan Melalui Ibadah Dan Kegiatan Pelayanan Gerejawi Lainnya. Selain Itu Gereja Juga Bermakna Eklesia Yaitu Pribadi-Pribadi Yang Dipanggil Keluar Untuk Mengabarkan Pewartaan Damai Sejahtera Allah Di Tengah-Tengah Dunia Ini. Dalam Pengertian Ini, Gereja Tidak Dilihat Dan Dimaknai Secara Fisik, Tetapi Lebih Ditekankan Pada Aktivitas Orang-Orang Yang Berada Di Dalamnya.

2. Gereja Sebagai Suatu Lembaga Atau Organisasi Yang Terdiri Atas Gedung, Beserta Instrumen-Instrumen Gerejawi Yang Menggerakkan Segala Kegiatan Pelayanan. Dalam Pengertian Ini Gereja Lebih Dimaknai Secara Fisik Dengan Fungsi-Fungsi Organisatoris Layaknya Sebuah Lembaga Pemerintahan.

III. Kemitraan Pemerintah Dan Gereja Kaitannya Dengan Upaya Mewujudkan Kesejahteraan.

Sejalan Dengan Makin Berkembangnya Dinamika Pembangunan Yang Serba Kompleks Dewasa Ini, Yang Telah Memberikan Gambaran Bagi Kita Semua Bahwa Dengan Semakin Meningkat Dan Meluasnya Pembangunan Pada Berbagai Aspek Kehidupan Masyarakat, Maka Kehidupan Keagamaan Dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Harus Semakin Dihayati Dan Diamalkan Baik Dalam Tatanan Kehidupan Pribadi Maupun Kehidupan Bermasyarakat. Melandasi Pokok Pikiran Diatas, Maka Melalui Kegiatan Seminar Hari Ini Saya Mengajak Semua Warga Gereja, Agar Benar-Benar Dapat Menghayati Dan Mendalami Iman Kristiani Secara Baik, Karena Peran Agama Pada Khususnya Tidak Hanya Memiliki Aspek Internal Bagi Diri Pribadi Tetapi Juga Sebagai Aspek Eksternal Yang Dapat Memberikan Peluang Kemungkinan Adanya Keterbukaan Untuk Saling Menghargai, Menghormati Satu Agama Dengan Agama Lain, Menghormati Harkat Dan Martabat Diri Pribadi Dan Sesama Manusia Dalam Kebersamaan Dan Pergaulan Hidup Atau Interaksi Sosial Di Tengah Masyarakat Majemuk Dewasa Ini.

Mengikuti Dan Menyimak Perkembangan Gereja Di Kota Ini Dari Waktu Ke Waktu, Maka Saya Dapat Katakan Bahwa Keterlibatan Gereja Dalam Pembangunan Bersama Masyarakat Kota Ini Sudah Terbina Dan Cenderung Membudaya. Hal Ini Disebabkan Karena Sebagai Umat Allah, Gereja Terpanggil Untuk Menjiwai Dunia Seturut Nasehat Injil, Yakni Untuk Tampil Sebagai Inspirator Dalam Pembangunan. Gereja Menjaga Agar Pembangunan Dapat Mencapai Tingkatan Manusia Seutuhnya, Bukan Hanya Berhasil Dalam Satu Aspek Saja. Pembangunan Harus Menjadi Sarana Pengembangan Manusia Secara Material Dan Spiritual. Jadi Keberhasilan Pembangunan Jangan Dinilai Dari Aspek Ekonomi Saja, Terlebih Lagi Pembangunan Bukan Ladang Persaingan Dan Pertentangan Andil Umat Kristen Karena Kita Dipanggil Untuk Membangun Dunia Bersama Demi Mencapai Kepenuhan Dalam Yesus Kristus.

Tantangan Yang Dihadapi Gereja Dalam Arus Globalisasi Yang Ditandai Dengan Makin Pesatnya Perkembangan Teknologi Komunikasi Dan Informasi Dewasa Ini Yaitu Bagaimana Agar Iman Tetap Menjadi Landasan Moral Pembangunan. Disinilah Jemaat Sebagai Warga Gereja Dituntut Untuk Selalu Memahami Dan Melihat Manfaat Pembangunan Itu Sebagai Usaha Bersama Demi Kepentingan Bersama Untuk Memenuhi Harapan Dari Gaudium Et Spes, Yaitu Menjadi Garam Dan Terang Di Tengah Dunia Serta Ikut Mewujudkan Prinsip Berbagi Suka Dan Duka Serta Menjadi Manusia Kaya Arti.

Patut Pula Disadari Bahwa Segala Aktivitas Kita Saat Ini Senantiasa Berpacu Dengan Waktu. Untuk Itu Saya Mengharapkan Agar Gereja Hendaknya Selalu Jeli Membaca Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Dengan Sejak Dini Perlu Melakukan Pembenahan Diri Karena Perubahan Yang Terjadi Akibat Makin Pesatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Pada Waktu-Waktu Yang Akan Datang Membawa Konsekuensi Terhadap Pergeseran Tata Nilai Dalam Masyarakat Modern, Dimana Muncul Pikiran-Pikiran Dan Keinginan-Keinginan Yang Menggiurkan Serta Alternatif-Alternatif Kemudahan Untuk Mendapatkan Sesuatu Dengan Gampang Sehingga Membuat Orang Hanyut Dalam Keinginan, Lupa Diri Dan Akhirnya Dapat Mengkomersilkan Hasil Ciptaan Tuhan. Untuk Itu Diharapkan Agar Gereja Senantiasa Menjadi Wahana Membangkitkan Kesadaran Masyarakat Kristiani Untuk Dapat Mengisi Waktu Dengan Melakukan Pekerjaan-Pekerjaan Yang Halal, Sekecil Apapun Nilainya Sesuai Dengan Talenta Yang Diberikan Oleh Tuhan Kepada Setiap Orang, Bertujuan Luhur Dan Mulia, Demi Kepentingan Diri, Pribadi, Keluarga, Dan Daerah. Dalam Kerangka Ini Pembinaan Dan Pengembangan Diri Harus Seimbang Dan Ada Internalisasi Pembatinan, Penghayatan Dan Pengamalan Yang Sungguh Terhadap Nilai-Nilai Iman Kristiani.

Dalam Hubungannya Dengan Pokok Pikiran Di Atas, Maka Pola Kemitraan Antara Pemerintah Dan Gereja Merupakan Hal Yang Sangat Substansial Dalam Rangka Membina Kebersamaan, Memerangi Momok Kemiskinan, Saling Mengingatkan Tentang Yang Baik Dan Benar, Saling Membagi Tugas Dan Tanggungjawab Yang Berat Demi Tercapainya Kesejahteraan Masyarakat Dan Jemaat Secara Lahir Batin.

Kemitraan Antara Pemerintah Dan Gereja Juga Merupakan Suatu Wahana Untuk Membina Kehidupan Dan Kelangsungan Hidup Serta Menciptakan Lingkungan Yang Nyaman, Membela Dan Mendahulukan Hak Hidup Kaum Lemah Serta Saling Mendukung Dalam Mensukseskan Program-Program Yang Bisa Membawa Perubahan Ke Arah Yang Lebih Baik Dan Sukses.

Dalam Merealisir Salah Satu Tugas Yaitu Pelayanan Dan Pembinaan Kemasyarakatan, Maka Pemerintah Kota Kupang Melalui Instansi Teknis Telah Memprogramkan Sekaligus Mengalokasikan Anggaran Untuk Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Termasuk Di Dalamnya Pembinaan Generasi Muda Dan Organisasi-Organsasi Pemuda Yang Ada Di Daerah Ini.

Selain Itu Program Bagi Pembinaan Keagamaan Juga Merupakan Salah Satu Bentuk Upaya Pemerintah Untuk Memperkokoh Jalinan Kemitraan Antara Pemerintah Dan Gereja.

Bentuk-Bentuk Riil Dari Jalinan Kemitraan Ini Baik Langsung Atau Tidak Langsung Diharapkan Akan Memberi Penguatan Terhadap Peningkatan Fungsi Institusional Gereja, Yang Diharapkan Sebaliknya Pihak Gereja Pun Secara Aktif Dapat Mengkondisikan Jemaat Untuk Merespons Segala Peluang Yang Disiapkan Oleh Pemerintah Baik Berupa Diklat Dan Ketrampilan Teknis, Informasi-Informasi Pembangunan Yang Strategis Serta Peluang-Peluang Usaha Pemberdayaan Ekonomi.

Dengan Demikian Gereja Dapat Menjembatani Upaya-Upaya Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, Yang Mandiri Dan Mampu Meraih Masa Depannya.

IV. Kesimpulan

1. Sebagai Mitra Gereja, Pemerintah Senantiasa Membuka Akses Yang Seluas-Luasnya Bagi Seluruh Warga Gereja Yang Adalah Warga Masyarakat Kota, Untuk Memasuki Dunia Global Dengan Penguasaan Komunikasi, Teknologi Informasi Dan Kompetensi Bidang Ilmu Tertentu. Untuk Itu Gereja Harus Mampu Mensinkronisasi Dan Mengakselerasikan Misinya Dengan Program Kerja Pemerintah Kota Kupang Agar Tercipta Sinergitas Dalam Pelaksanaannya.

2. Suatu Kepastian Yang Harus Disikapi Oleh Gereja Dewasa Ini Adalah Problematika Yang Dihadapi Dalam Kehidupan Yang Terasa Semakin Rumit Dan Penuh Persaingan Dari Hari Ke Hari.

3. Gereja Masa Depan Tidak Cuma Punya Misi Tetapi Gereja Itu Sendiri Adalah Misi, Artinya Gereja Tidak Hanya Hidup Untuk Dirinya Sendiri Tetapi Dia Ada Untuk Dunia. Dalam Konteks Ini Gereja Harus Merupakan Sasaran Dan Sekaligus Sarana Penyelamatan Allah. Konsekuensinya Adalah Dunia Harus Diselamatkan Melalui Gereja (Ekstra Ecclesiam Nulam Salus).