Ghadab (Pemarah)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ghazab

Citation preview

Ghadab1. Pengertian

Ghadab (pemarah) artinya orang yang suka marah. Sedangkan marah artinya berontaknya jiwa dalam menghadapi sesuatu yang tidak disenangi atau marah adalah luapan hawa nafsu, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan yang tidak terkendali.

Ghadab (pemarah) artinya sifat seseorang yang mudah marah. Setiap melihat atau menghadapi persoalan kehidupan yang tidak di sukai sekecil apapun langsung marah. Setiap orang memang di karuniai oleh Allah SWT gejala Emosional seperti senang, susah, geli, dan marah. Dengan demikian pada dasarnya setiap orang bias marah, namun karena marah dapat menimbulkan berbagai akibat negatif, maka Allah SWT dan Rasul-Nya memerintahkan agar kita dapat menahan marah tersebut.

Imam Ghazali mengelompokkan tipe manusia menjadi 4 macam yaitu :1) Orang yang mudah marah dan sulit memaafkan.2) Orang yang mudah marah dan mudah memaafkan3) Orang yang sulit marah dan sulit memaafkan.4) Oranng yang sulit marah dan mudah memaafkan.

Diantara keempat tipe manusia tersebut yang terbaik tentulah yang sulit marah dan mudah memaafkan. Tipe seperti inilah yang di contohkan oleh Rasulullah SAW. Menahan marah merupakan salah bentuk ketakwaan seseorang. Dengan kata lain salah satu ciri ketakwaan seseorang adalah kemampuanyya dalam menahan marah dan memaafkannya.Allah berfirmn dalam Q.S Ali Imran ayat 134 yang berbunyi: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.[footnoteRef:2][4] [2: ]

Pemarah bukanlah orang yang kuat, melainkan orang yang lemah kemarahannya meninggalkan banyak kelemahan. Hakekat manusia yang kuat adalah bukan manusia yang mudah untuk marah dan semua yang ada di sekitarnya menjadi sasaran kemarahannya. Orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan diri ketika hendak marah hadist Rasulullah SAW : : : ( )Artinya : Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA katanya : sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Kekuatan itu tidak di buktikan dengan kemenangan dalam bergulat. Tetapi orang yang ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika sedang marah (H.R. Bukhari dan Muslim)[footnoteRef:3][5] [3: ]

Sifat pemarah cenderung untuk tidak menyelesaikan persoalan dengan kepala dingin, artinya dengan baik-baik dan kekeluargaan. Sebaliknya masalah di hadapi dengan mengedepankan emosi, sehingga penyelesaian masalah tidak sempurna, sekalipun setelah itu harus menyesal. Dengan demikian orang yang pemarah sangat berbahaya.

Dalam pergaulan hendaknya manusia jangan mudah marah. Apabila marah karena hal-hal yang sepele, yang sebenarnya tidak perlu marah,tetapi menjadi marah besar (murka). Hal yang demikian tidak sesuai dengan pribadi muslim yang sebenarnya. Sebab selain menganjurkan agar kita menjadi pemaaf, suka maafkan kesalahan atau kehilafan orang lain agar persaudaraan dapat terpelihara dengan sebaik-baiknya.

Disekolah ada seorang guru yang sabar dalam menghadapin perilaku siswanya. Meskipun siswanya tidak memeperdulikannya, namun ia tetap melaksanakan kewajibannya sebagai guru dengan baik, bahkan ia tetap menyayangi siswanya. Pada suatu ketika ia mendadak marah, anak-anak tidak ada yang berani berbicara dan mereka tidak mengerti apa penyebabnya, sehingga mereka diam semuanya.

Sikap guru tersebut sangat bertentangan dengan norma agama, padahal islam menganjurkan kepda umatnya untuk bersabar bila mengadapi ujian atau cobaan. Permasalahan tidak boleh dihadapi dengan marah. akan tetapi harus dihadapi dengan penuh kesabaran.Sabda Rasulullah SAW. Janganlah kamu memutuskan suatu perkara antara yang bersengketa ketika engkau dalam keadaaan marah. (HR. Bukhari)

Al Ghazali juga mengatakan bahwa orng tyang sabar ialah orang yang sanggup bertahan dalam mengadapi gangguan dan rasa sakit, yang sanggup memikul beban yang tidak disukainya, yang sanggup mengendalikan kemarahan.Firman Allah SAW. Hai orang-orang yang beriman mintalah pertolongan dengan sabar dan sesungguhnya Allah menyertai orang-orang yang sabar. (QS Al Baqarah: 153)

Allah SWT juga menjanjikan kepada orang-orang yang sanggup menahan amarahnya dengan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. ..dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disedikan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memanfaatkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Qs Ali Imran : 133 134)

Jika terlajur marah, maka sikap yang diajarkan Rasulllah SAW adalah Sesungguhnya marah itu dari syetan dan sesungguhnya setan itu dijadikan dari api dan pai akan mati dengan (disiram) air, maka apabila marah seseorang di antara kamu, maka berwudhulah. (HR Abu Dawud)

Demikianlah, kita harus mampu menahan amarah, karena amarah itu datangnya dari syetan yang akan senantiasa menyesatkan kita, sehingga kita akan berbuat yang tidak seharusnya kita lakukan. Orang yang kuat bukanlah orang yang kuat dan menang dalam bergulat melainkan orang yang sanggup menahan marahnya.

2. Bahaya sifat pemarah

Ketika sedang marah, seseorang tidak mampu menguasai diri alias lupa diri. Keadaan jiwanya sangat labil karena dibakar emosi. Bila kondisi seseorang sudah demikian maka dia akan melakukan sesuatu tanpa perhitungan. Dengan demikian seseorang yang sedang marah atau menjadi pemarah dapat menimbulkan dampak negative berupa:

a. Keputusan dan tindakan orang marah cenderung menambah masalah. Kita tidak boleh memutuskan sesuatu ketika sedang dalam keadaan marah, karena sudah pasti keputusan yang di ambil pasti tidak bijaksana dan pasti keputusannya menjadi tidak adil.b. Pemarah menimbulkan kerusakan baik antar manusia. Orang yang mudah marah atau pemarah sulit mengontrol diri, sehingga semua yang ada di sekitarnya akan menjadi sasaran kemarahannya.c. Pemarah perusak hubungan baik antar manusia. Hubungan antara anak dan orang tua bisa menjadi kacau bila salah satu atau keduanya saling memarahi. Persahabatan bias menjadi tidak harmonis bahkan akan bercerai berai bila mereka tidak dapat mengendalikan marah.d. Dapat terjauhkan dari ampunan dari Surga Allah SWT. Di dalam hidup ini manusia diserukan oleh Allah untuk berlomba-lomba berbuat kebajikan dan amal saleh, sehingga dapat meraih predikat sebagai orang yang bertaqwa. Salah satu ciri orang yang bertaqwa adalah, menahan diri ketika hendak marah dan mau memaafkan kesalahan orang lain. Mereka yang seperti itu akan memperoleh ampunan Allah SWT dan Surga yang seluas langit dan bumi.e. Dibenci oleh Allah SWT, teman dan masyarakatf. Meretakkan hubungan pertemanan atau kekerabatan. Orang yang dimarahi akan merasa dihina dan dicemooh..g. Bisa menimbulkan penyakit pusing bahkan bisa terserang hipertensi (darah tinggi).h. Menimbulkan dosa, apalagi kalau marahnya berlebihan dengan menimbulkan kerusakan-kerusakan terhadap barang-barang, baik milik sendiri maupun milik orang lain.i. Dapat merusak iman seseorang dan dapat menimbulkan dendam dan sakit hati

3. Cara menghindari sifat pemarah antara lain sebagai berikut:Cara mengobati sifat kemarahan terlebih kepada seseorang yang mempunyai sifat pemarah adalah :a. Apabila seorang yang sedang marah itu dalam keadaan sedang berdiri, maka berusaha duduk. Dan apabila kemarahan itu dilakukan ketika sedang duduk maka berusaha tiduran atau berbaring sambil membaca istighfar.b. Mengambil air wudlu[footnoteRef:4][7]. Karena dengan berwudlu dengan air yang suci dan mensucikan, akan mampu mensucikan semua tindakan yang kurang suci, seperti kemarahan. [4: ]

c. Membaca taawudz (memohon perlindungan Allah dari godaan Syaitan selalu membangkitkan amarah). Syaitan merupakan makhluk Allah SWT yang terbuat dari api, sehingga dia selalu memanas-manasi manusia.d. seringlah membaca istigfare. Berusaha menyadari akibat buruk yang timbul dari marah.f. Mengoreksi kesalahan diri sendiri.

Marah yang pada tempatnya dianjurkan dalam Islam. Marah menurut ajaran Islam, antara lain

1. Jika aturan Allah SWT dilanggar atau dihina dan terdapat kemaksiatan.2. Marahnya orang tua kepada anak karena tujuan kasih sayang dan pendidikan.

4. Macam Macam Marah1. Marah yang tidak konstruktifAdalah dimana seseorang tidak dapat mengemukakan pendapat / mengekspresikan rasa tidak senangnya dengan menyakiti orang lain, dengan cara : diam / memendam sendiri, mencoba kamuflase, perilaku kasar, bicara kasar dan membantah disertai kekerasan.2.. Marah yang konstruktifAdalah dimana seseorang dapat mengemukakan pendapat / mengekspresikan rasa tidak senang atau tidak setuju tanpa menyakiti, dengan cara : bicara jelas, tegas, tidak mengancam, kontak mata tapi tidak menimbulkan masalah baru dan relaks.5. Tanda Tanda Marah 1. Secara Fisik Muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, keluar keringat dan tekanan darah meningkat.2. Secara EmosionalMerasa terganggu, menentang, jengkel,dendam, meremehkan, dan merasa kuat.3.. Secara SocialPerilaku keras, ejekan atau humor yang tidak konsruktif, penolakan atau menarik diri..4. KognitifMendominasi, bawel, cerewet,sarkasme, berdebat dan meremehkan5. Secara SpiritualIngin menang sendiri, tidak bermoral dan atau kreatifitas terhambat.

6. . Kerugian Marah Yang Tidak Sehata. Perasaan tidak tenang.b. Keadaan diri sendiri / lingkungan menjadi tidak menyenangkan.c. Merasa lelah.d. Habis energi.e. Orang lain menjadi sakit hati.f. Banyak musuh.g. Tidak punya teman.h. Merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

7. Manfaat Mengungkapkan Marah Secara Konstruktifa. Masalah terselesaikan.b. Beban pikiran berkurang.c. Kegiatan sehari hari tidak terganggud. Tidak merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.e. Banyak teman.f. Tidak menyakiti orang lain dan energi tidak habis dengan percuma.

8. Cara Mengungkapkan Marah Yang Konstruktif1. Secara FisikMenyalurkan energi kemarahan melalui aktifitas fisik seperti berolah raga, bekerja atau memukul mukul bantal.2. Secara Emosional Mencari ketenangan dan menghindari sumber penyebab marah.3.. Secara SocialMenceritakan pada orang yang dapat di percaya atau dengan berpartisifasi dalam kegiatan orang lain.4.. Secara LisanSecara asertif mengungkapkan kemarahan / kekesalan secara baik baik terhadap orang yang bersangkutan.5. Secara SpiritualDengan berdoa dan mengadu pada Tuhan serta melaksanakan kegiatan ibadah seperti mengaji dan sholat

Resiko orang yang pemarahOrang yang gampang marah-marah biasanya paling rawan kena serangan jantung. Orang pemarah biasanya karena ada sesuatu yang tidak puas dengan keinginannya atau targetnya. Sesekali marah justru baik, tapi jika sedikit-sedikit ketidaksempurnaan sehari-hari ditanggapi dengan marah maka jantung bisa jadi taruhannya. Orang yang sering marah akan membuat hipotalamus mengeluarkan hormon stres, baik yang adrenalin maupun non-adrenalin. Pengeluaran hormon ini akan memicu peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah yang mengakibatkan penebalan dinding arteri dan pembentukan bekuan dalam pembuluh darah, serta aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah arteri).Pembuluh darah terutama di arteri leher (carotid) yang mengalami penebalan akan menyempit sehingga memicu berbagai masalah jantung dan pembuluh darah. Penebalan arteri semacam itu biasanya menyertai proses penuaan. Namun menurut penelitian di US National Institute of Aging, orang dengan sifat pemarah cenderung untuk mengalaminya di usia lebih muda. Peningkatan risiko yang dialami cukup signifikan, yakni mencapai 40 persen dibandingkan orang dengan kepribadian yang menyenangkan. Angka itu didapat setelah disesuaikan dengan faktor risiko yang lain, misalnya merokok.Kecenderungan lain yang teramati adalah bahwa penebalan arteri sebagai dampak dari sifat pemarah lebih banyak dialami oleh wanita. Umumnya penebalan arteri lebih banyak dialami pria, namun wanita pemarah punya risiko yang sama dengan pria yang menyenangkan. Penelitian ini melibatkan sedikitnya 5.600 partisipan dari 4 desa di wilayah Sardinia, Italia. Para peneliti mengamati dan membuat perbandingan antara kondisi emosional dan kesehatan para partisipan selama kurun waktu 3 tahun.

Menjaga lisan, adalah sebuah amal ibadah, yang memiliki ganjaran yang amat besar. Simaklah hadits Rasulullah SAW ini, "Barangsiapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.

kata ghadab secara harfiah berarti marah atau pemarah. Marah dalam pengertian ghadab bersifat negatif. Dengan istilah lain, ghadab (marah) yaitu merasa tidak senang dan panas hati karena suatu sebab, seperti dihina dan lainnya.

Ghadab juga berarti darah yang memanas di jantung. Orang yang marah bisa berakibat muka tampak memerah dan pandangan mata menjadi seram, dengan diikuti denyut jantung yang makin cepat dan tubuh berasa gemetar.

Hal ini terjadi karena darah beredar ke seluruh tubuh, sehingga terjadi pemanasan dalam tubuh. Apabila marah ini tidak terkendali maka seseorang akan mudah melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Seorang pemarah cenderung tidak mempunyai sifat pemaaf terhadap orang lain, jauh dari kelembutan dan ketenangan, serta menunjukkan bahwa dia tidak sabar dalam pribadinya.

Marah adalah sifat tercela yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu sifat ini dilarang oleh Islam. Sudah seharusnyalah kita berusaha mengendalikan sifat ini. Marah akan menutupi pikiran sehat seseorang.

Orang yang marah tidak akan bisa mempertimbangkan baik dan buruk. Ia akan bertindak sekehendak nafsu amarahnya. Ia bertindak berdasarkan emosi saja. Dengan demikian akan mudah dipengaruhi setan. Sebagai orang beriman dan bertakwa kita harus bisa mengendalikan diri dari amarah, karena mengendalikan diri dari marah adalah salah satu ciri orang yang bertakwa.Marah adalah perbuatan yang berasal dari setan. Oleh karena itu kita harus menanggulanginya. Ghadhab yang tidak berhasil dikendalikan akan merugikan.

Pertama, dari segi lahiriah akan menimbulkan tindakan agresif-destruktif seperti mencaci, memukul dan merusak.

Kedua, dari segi batin akan menimbulkan rasa dendam, kejahatan yang terorganisasi, rencana pembunuhan sadis, serta berbagai perbuatan nekat lainnya.

Al-Ghazali mengusulkan dua strategi pengendalian marah.

Pertama, melemahkan potensi marah pada diri kita dengan tindakan preventif seperti puasa sunnah, puasa bicara, dzikir kalbu, shalat tahajjud, dan tawajjuh (bermuwajahah/bertatapmuka/berusaha menemui) kepada Allah secara istiqamah dan mudawamah, konsisten dan berkesinambungan.

Kedua, melakukan tindakan kuratif ketika api marah mulai menyala dengan berwudhu, duduk dan berbaring, serta menjauhi sasaran kemarahan.

Kedua strategi ini jika belum membawa hasil yang memuaskan, maka perlu mengikuti riydhat al-nafs, pelatihan jiwa atau spiritual education yang lebih intensif, terutama dengan perubahan pola makan dan pola hidup serta pola ibadah

Renungkan : Janganlah Marah

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shollallohu alaihi wa sallam, Berilah saya nasihat. Beliau shollallohu alaihi wa sallam bersabda, Jangan marah. Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, Jangan marah. (HR. Bukhari). Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan, Makna jangan marah yaitu janganlah kamu tumpahkan kemarahanmu. Larangan ini bukan tertuju kepada rasa marah itu sendiri. Karena pada hakikatnya marah adalah tabiat manusia, yang tidak mungkin bisa dihilangkan dari perasaan manusia.

Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam juga pernah menasihatkan, Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka hendaknya dia berbaring. (HR. Ahmad, Shohih)Dahulu ada juga seorang lelaki yang datang menemui Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam dan mengatakan, Wahai Rosululloh, ajarkanlah kepada saya sebuah ilmu yang bisa mendekatkan saya ke surga dan menjauhkan dari neraka. Maka beliau shollallohu alaihi wa sallam bersabda, Jangan tumpahkan kemarahanmu. Niscaya surga akan kau dapatkan. (HR. Thobrani, Shohih)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rohimahulloh juga mengatakan, Bukanlah maksud beliau adalah melarang memiliki rasa marah. Karena rasa marah itu bagian dari tabiat manusia yang pasti ada. Akan tetapi maksudnya ialah kuasailah dirimu ketika muncul rasa marah. Supaya kemarahanmu itu tidak menimbulkan dampak yang tidak baik. Sesungguhnya kemarahan adalah bara api yang dilemparkan oleh syaithan ke dalam lubuk hati bani Adam. Oleh sebab itulah anda bisa melihat kalau orang sedang marah maka kedua matanya pun menjadi merah dan urat lehernya menonjol dan menegang. Bahkan terkadang rambutnya ikut rontok dan berjatuhan akibat luapan marah. Dan berbagai hal lain yang tidak terpuji timbul di belakangnya. Sehingga terkadang pelakunya merasa sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia lakukan.