4
Macam-macam gingivitis kronis pada anak : 1. Gingivitis marginal kronis Radang gusi di tepi gigi sering dijumpai pada anak-anak, ditandai dengan perubahan warna, ukuran dan bentuk permukaan gusi. Disebabkan plak, karang gigi, dan kelenjar ludah yang banyak. Iritasi lain terhadap gusi bisa disebabkan karena gigi berlubang (karies) atau tambalan yang berlebih. Perawatan yang dibutuhkan adalah dengan membersihkan plak, karang gigi serta menjaga kebersihan mulut dan diet makanan, serta perawatan gigi apabila berlubang 2. Eruption gingivitis Terjadi di sekitar gigi yang sedang tumbuh dan berkurang setelah gigi tumbuh sempurna. Peradangan disebabkan adanya akumulasi plak di sekitar gigi. Sering terjadi pada anak usia 6 – 7 tahun ketika gigi tetap (permanen) akan tumbuh, terutama geraham. Eruption gingivitis tidak memerlukan perawatan, cukup dengan meningkatkan kebersihan mulut, sehingga jaringan yang terinflamasi akan menjadi normal dan diikuti dengan pertumbuhan gigi yang sempurna. Bila terjadi abses atau pembengkakan biasanya dokter akan meresepkan antibiotik. 3. Gingivitis pada gigi berlubang Gingivitis pada gigi susu dapat terjadi pada gigi berlubang dan mengenai bagian leher dan tepi gigi. Proses kerusakan gigi susu lebih cepat menyebar, meluas dan lebih parah dibanding gigi tetap. Pada pinggiran gigi yang berlubang akan terjadi akumulasi plak, sehingga terjadi pembengkakan sampai abses. Akan semakin parah jika terdapat sisa makanan dan akumulasi kotoran lain disekitar gigi berlubang. Anak-anak yang mempunyai kebiasaan mengunyah satu sisi, pada gigi yang tidak berlubang, menyebabkan penimbunan plak pada sisi yang tidak dipakai mengunyah. Perawatan

gingivitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gingivitis anak

Citation preview

Page 1: gingivitis

Macam-macam gingivitis kronis pada anak :

1. Gingivitis marginal kronis

Radang gusi di tepi gigi sering dijumpai pada anak-anak, ditandai dengan perubahan

warna, ukuran dan bentuk permukaan gusi. Disebabkan plak, karang gigi, dan kelenjar

ludah yang banyak. Iritasi lain terhadap gusi bisa disebabkan karena gigi berlubang

(karies) atau tambalan yang berlebih. Perawatan yang dibutuhkan adalah dengan

membersihkan plak, karang gigi serta menjaga kebersihan mulut dan diet makanan,

serta perawatan gigi apabila berlubang

2. Eruption gingivitis

Terjadi di sekitar gigi yang sedang tumbuh dan berkurang setelah gigi tumbuh

sempurna. Peradangan disebabkan adanya akumulasi plak di sekitar gigi. Sering terjadi

pada anak usia 6 – 7 tahun ketika gigi tetap (permanen) akan tumbuh, terutama

geraham. Eruption gingivitis tidak memerlukan perawatan, cukup dengan meningkatkan

kebersihan mulut, sehingga jaringan yang terinflamasi akan menjadi normal dan diikuti

dengan pertumbuhan gigi yang sempurna. Bila terjadi abses atau pembengkakan

biasanya dokter akan meresepkan antibiotik.

3. Gingivitis pada gigi berlubang

Gingivitis pada gigi susu dapat terjadi pada gigi berlubang dan mengenai bagian leher

dan tepi gigi. Proses kerusakan gigi susu lebih cepat menyebar, meluas dan lebih parah

dibanding gigi tetap. Pada pinggiran gigi yang berlubang akan terjadi akumulasi plak,

sehingga terjadi pembengkakan sampai abses. Akan semakin parah jika terdapat sisa

makanan dan akumulasi kotoran lain disekitar gigi berlubang. Anak-anak yang

mempunyai kebiasaan mengunyah satu sisi, pada gigi yang tidak berlubang,

menyebabkan penimbunan plak pada sisi yang tidak dipakai mengunyah. Perawatan

gingivitis adalah kebersihan mulut yang baik, penambalan gigi-gigi yang berlubang,

diperlukan peran orangtua, karena orangtua beranggapan bahwa gigi susu tidak perlu

dirawat karena nanti akan berganti dengan gigi permanen.

4. Gingivitis pada maloklusi dan malposisi gigi

Page 2: gingivitis

Maloklusi disebabkan oleh faktor keturunan, terjadi ketidaksesuaian antara rahang dan

ukuran gigi, dan kebiasaan buruk seperti menghisap ibu jari atau bernafas melalui mulut.

Gingivitis akan parah dan terjadi di sekitar gigi yang bentuknya tidak sesuai dengan

rahang normal, disebabkan adanya peningkatan akumulasi plak. Warna gusi menjadi

merah kebiruan, pembesaran gusi, ulserasi, dan bentuk kantong gusi yang dalam

sehingga terbentuk nanah. Perawatannya dengan memperbaiki maloklusi dan malposisi

gigi, pembersihan plak, dan bila diperlukan dapat dilakukan tindakan pembedahan

5. Gingivitis karena resesi gusi lokal

Terjadi karena resesi gusi di daerah labial gigi disebabkan oleh trauma sikat gigi, trauma

alat ortodontik atau kebersihan mulut yang buruk. Resesi gusi pada anak terjadi pada

gigi bawah, atau pada bagian akar yang mengalami rotasi atau kemiringan yang

posisinya lebih ke labial. Perawatan dengan mengidentifikasi faktor penyebab,

memberikan intruksi dan motivasi pada pasien, teknik menggosok gigi yang benar.

Radang gusi dapat terjadi karena pengaruh obat-obatan sistemik yang dapat

menyebabkan pembesaran jaringan gusi.Tanda klinis adalah setelah pemberian obat 3-

4bulan akan terlihat gusi menjadi bernodul sebelum meluas menjadi cairan sehingga

menganggu jaringan sekitar gigi. Biasanya bagian yang terkena adalah bagian depan

Page 3: gingivitis

mulut dan terdapat jaringan tumbuh berlebihan, sehingga menganggu pada saat makan

dan berbicara.

Beberapa obat dapat menimbulkan gingivitis, antara lain:

1. Phenytoin, yaitu obat anticovulsan yang di gunakan pada penderita

Epilepsi. Pembesaran gusi dapat terjadi mencapai 50% pada pemakai

obat ini.

2. Cylosporin, yaitu obat immunosupresan yang dapat di gunakan pada

pasien transplatasi organ untuk mencegah terjadinya penolakan tubuh.

30% pasien yang memakai obat ini mengalami pembesaran gusi

dimana anak-anak lebih rentan dibandingkan orang dewasa.

Penyakit radang gusi atau gingivitis dapat juga disebabkan karena kondisi tertentu.

1. Gingivitis pubertas, yang terjadi pada masa puber dan disebabkan

faktor local. Gingivitis ini lebih sering terjadi pada wanita di bandingkan

pria. Ditandai dengan adanya pembengkakan gusi pada bagian tepi dan

peninggian gusi. Perawatan yang dilakukan adalah menjaga kebersihan

mulut, dilakukan pembersihan plak gigi, penambalan gigi dan

rekomendasi diet agar nutrisi tercukupi.

2. Defisiensi Vitamin C, Terjadi pada pasien yang kekurangan vitamin C

dan disebut Scorbutic gingivitis. Anak yang mengalami penyakit ini

akan merasakan sakit yang hebat dan perdarahan spontan. Perawatan

yang dilakukan selain perawatan gigi menyeluruh, dan menjaga

kebersihan rongga mulut juga diberikan suplemen vitamin C dan

vitamin-vitamin yang lain untuk memperbaiki kondisi gusi.

Fibromatosi, jenis gusi ini tampak normal saat lahir tapi mulai membesar saat gigi sulung

tumbuh(erupsi). Pembesaran jaringan ini dapat menyebabkan pergeseran gigi geligi

sehingga menyebabkan gigi tidak beraturan (maloklusi). Ini tidak menimbulkan rasa

sakit kecuali apabila terjadi pembesaran jaringan yang sebagian menutupi permukaan

gigi geraham sehingga menyebabkan trauma selama pengunyahan