16
Pengukuran Antropometri pada Penyadap Karet Gita Nur Azizah 102013182 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510, No. Telp (021) 5694-2061 Email: [email protected] Pendahuluan Antropometri menurut Hinchiliff (1994) adalah pengukuran tubuh manusia dan bagian-bagiannya dengan maksud untuk membandingkan norma-norma untuk jenis kelamin, usia, suku, bangsa, berat badan dll. 1 Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi. Di samping itu pula dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu menggunakan metode tersebut (Supariasa, dkk., 2001). Aplikasi antropometri sebagai metode bioantropologi ke dalam kedokteran manjadi bermakna apabila disertai latar belakang teori yang adekuat tentang pertumbuhan. Berdasarkan tujuan penelitian pengukuran antropometri, setidak-tidaknya ada lima hal penting yang mewakili tujuan pengukuran yaitu mengetahui kekern otot, kekekaran tualng, ukuran tubuh secara umum, panjang tungkai dan lengan, serta kandungan lemak tubuh di ekstremitas dan di torso. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, 1

gitablok 8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

blok8

Citation preview

Page 1: gitablok 8

Pengukuran Antropometri pada Penyadap KaretGita Nur Azizah

102013182Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510, No. Telp (021) 5694-2061Email: [email protected]

Pendahuluan

Antropometri menurut Hinchiliff (1994) adalah pengukuran tubuh manusia dan

bagian-bagiannya dengan maksud untuk membandingkan norma-norma untuk jenis

kelamin, usia, suku, bangsa, berat badan dll.1 Di masyarakat, cara pengukuran status

gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi. Dewasa ini dalam

program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita menggunakan metode

antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi. Di samping itu pula dalam

kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu menggunakan metode tersebut

(Supariasa, dkk., 2001).

Aplikasi antropometri sebagai metode bioantropologi ke dalam kedokteran manjadi

bermakna apabila disertai latar belakang teori yang adekuat tentang pertumbuhan.

Berdasarkan tujuan penelitian pengukuran antropometri, setidak-tidaknya ada lima hal

penting yang mewakili tujuan pengukuran yaitu mengetahui kekern otot, kekekaran

tualng, ukuran tubuh secara umum, panjang tungkai dan lengan, serta kandungan

lemak tubuh di ekstremitas dan di torso. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi,

antropometri disajikan dalam bentuk indeks, misalnya berat badan menurut umur

(BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) atau berat badan menurut tinggi badan

(BB/TB), lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U) dan sebagainya. menurut

(Barasi., 2008)

Antropometri

Dalam pengukuran antropometri terdapat dua cara dalam pengukuran, yaitu

pengukuran berdasarkan usia pengukuran tidak berdasarkan usia. Pengukuran

berdasarkan usia misalnya berat badan berdasarkan usia, tinggi badan berdasarkan

usia, dan lain-lain. Sedangkan pengukuran tidak berdasarkan usia misalnya

pengukuran berat badan berdasarkan tinggi badan, lingkar lengan atas berdasarkan

1

Page 2: gitablok 8

tinggi badan, dan lain-lain. Ukuran-ukuran antropometri tersebut bisa berdiri sendiri

untuk menentukan status gizi dibanding baku atau berupa indeks dengan

membandingkan ukuran seperti BB/U, BB/TB, TB/U.2

Pengukuran berat badan

Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan

semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh, dan

cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak.

Selain menilai berdasarkan status gizi dan tumbuh kembang anak, berat badan juga

dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam

tindakan pengobatan. Penilaian berat badan berdasarkan usia menurut WHO dengan

standar NCHS ( Nasional Center for Health Statistic) yaitu menggunakan persentil

sebagai berikut: persentil ke 50-3 dikatakan normal, sedangkan persentil kurang atau

sama dengan tiga termasuk kategori malnutrisi.2

Penilaian berat badan tinggi badan menurut WHO yaitu menggunakan persentase dari

median sebagai berikut: antara 80-100% dikatakan malnutrisi sedangkan kurang dari

80% dikatakan malnutrisi akut (wasting).2

Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut standar buku NCHS yitu

menggunakan persentil sebagai berikut: persentil 75-25 dikatakan normal, persentil

10-5 dikatakan malnutrisisedang, dan kurang dari persentil 5 dikatakn malnutrisi

berat.2

Selain penggunaan standar buku NCHS juga dapat digunakan kartu menuju sehat

(KMS). Sebagaimana penelitian anwar (2003), dengan adanya KMSperkembangan

anak dapat dipantau secara praktis, sederhana, dan mudah.2

Pengukuran Tinggi Badan

Tinggi Badan / Panjang BadanTinggi badan diukur dalam posisi berdiri bila usia subjek > 2 tahun, sedangkan panjang badan diukur dengan subjek terlentang dan gunakan penguur panjang pada subjek berusia < 2 tahun.3

Pengukuran Lingkar Kepala

Untuk lingkar kepala pada anak sampai berusia 36 bulan dan pada anak-anak yang

memiliki masalah pada ukuran kepalannya. Ukur lingkar kepala pada lingkaran

2

Page 3: gitablok 8

terbesarnya, biasanya sedikit di atas alisan mata dan daun telinga dan mengelilingi

promien oksipital di belakang tengkorak. Karena bentuk kepala dapat memengaruhi

lokasi lingkar yang maksimum, maka perlu dilakukan pengukuran lebih dari satu kali

pada titik di atas alis mata untuk mendapatkan hasil paling akurat. Pengukuran dapat

menggunakan selembar kertas atau meteran logam karena meteran yang terbuat dari

kain dan merenggang dan memberikan pengukuran yang salah supaya hasil

pengukuran benar-benar akurat, gunakan alat pengukur dengan skala 1cm, karena

grafik persentil hanya berskala 0.5cm.4

Pengukuran Lingkaran Lengan Atas

Penilaian ini digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, namun penilaian ini

tidak banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila dibandingkan dengan

berat badan. Penilaian ini juga dapat dipakai untuk menilai status gizi pada anak.

Pengukuran lingkar lengan mengikuti prosedur yang sama dengan pengukuran

ketebalan lipatan kulit kecuali pengukuran titik tengah dengan menggunakan sehelai

kertas atau meteran logam. Letakkan meteran secara vertical, sepanjang bagaian

posterior lengan atas ke prosesus akrominal dan prosesus olecranon, setengah dari

panjang hasil pengukuran adalah titik tengahnya. Persentil untuk lipatan kulit trisep

dan lingkar lengan pada anak terdapat dalam Apendiks D dan dapat digunakan

sebagai data rujakan. Walaupun demikian, persentil tersebut bukan merupakan

standar atau norma, karena nilai antara persentil 5 dan 95 bukan merupakan rentang

normal.5

Indeks Masa Tubuh

Indeks masa tubuh (body mass indeks, BMI) dipakai sebagai standar klinis dalam

menilai kelebihan bobot dan obesitas seseorang. BMI didefinisikan sebagai bobot

badan dalam kilogram dibagi dengan luas permukaan tubuh yang diukur dalam meter.

BMI biasanya dinyatakan tanpa satuan. Namun, satuan yang dspakati adalah kg/m2.4

BMI=

Tabel 1: Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia: Kategori IMT

Kurus Kekurangan BB tingkat berat < 17,0Kekurangan BB tingkat ringan 17,0 - < 18,5

Normal 18,5 – 22,9

3

Page 4: gitablok 8

GemukKelebihan BB tingkat ringan 23 – 24,9Kelebihan BB tingkat moderat (Obes I) > 25 – 29,9Kelebihan BB tingkat berat (Obes II) > 30,0

Indeks Broca

Selain berdasarkan IMT, cara sederhana menghitung berat tubuh ideal dengan

menggunakan rumus Paul Broca/ Indeks Broca. Sementara ahli lain, key,

menyodorkan pendekatan berbeda untuk mengetahui berat tubuh ideal. Masing-

masing rumus tersebut adalah sebagai berikut.4

Rumus Paul Broca

Berat tubuh untuk usia diatas 40 tahun, Berat Badan Normal= tinggi badan (cm) – 110

Berat tubuh ideal untuk usia dibawah 40 tahun, Berat Badan Normal = berat tubuh

(cm) – 100-10%

Pengukuran Ketebalan Lipatan kulit

Pengukuran berat badan dan tinggi badan relative tidak dapat membedakan antara

jaringan adipose (lemak) atau otot. Satu pengukuran lemak tubuh yang tepat adalah

ketebalan lipatan kulit, yang telah semakin dianjurkan sebagai pengukuran rutin.

Ketebalan lipatan diakur dengan caliper khusus, seperti caliper Lange. Tempat yang

paling sering digunakan untuk mengukur ketebalan lipatan kulit adalah trisep (paling

praktis untuk penggunakan klinis secara klinis), subscapula, suprailiaca, abdomen,

dan paha atas. Agar reliabilitasnya sangan penting, prosedur pengukuran yang tepat

harus dilakukan dan rata-rata dua kali pengukuran pada satu tempat yang sama harus

dicatat.5,6

(WHR) Rasio Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul

Pengukuran rasio lingkar pinggang dan panggul yang menghasilkan indeks tinggi

harus memperhatikan penyebabnya karena simpanan lemak atau otot torso yang

berkembang. Jadi perlu diukur tebal lipatan kulit abdomen untuk mengetahuinya.

Tujuan pengukuran lingkar pinggang dan pinggul adalah untuk mengetahui resiko

tinggi terkena penyakit DM II, kolesterol, hipertensi, dan jantung. Lingkar pinggang

diukur di indentasi terkecil lingkar perut antara tulang rusuk dan krista iliaka, subjek

berdiri dan diukur pada akhir ekspirasi normal dengan ketelitian 0,6 cm menggunakan

4

Page 5: gitablok 8

pitameter. Lingkar pinggul diukupenonjolan terbesar pantat, biasanya di sekitar pubic

sympisis, subjek berdiri diukur menggunakan pitameter dengan ketelitian 0,1 cm.6

Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme,

termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding

dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan. Perubahan metabolisme

memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan

perbedaan distribusi lemak tubuh ukuran umur yang digunakan adalah rasio lingkar

pinggal-pinggul. Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar pinggul harus dilakukan

oleh tenaga terlatih dan posisi pengukuran harus tetap, karena perbedaan posisi

pengukuran memberikan hasil yang berbeda.6

Lingkar Perut (LP)Cara lain yang biasa dilakukan untuk memantau resiko kegemukan adalah dengan mengukur lingkar perut. Ukuran lingkar perut yang baik yaitu tidak lebih dari 90 cm untuk laki-laki dan tidak lebih dari 80 cm untuk perempuan.6

Pengukuran lingkar perut lebih memberikan arti dibandingkan IMT dalam menentukan timbunan lemak di dalam rongga perut (obesitas sentral) karena peningkatan timbunan lemak di perut tercermin dari meningkatnya lingkar perut.6

Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas abdominal atau sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus.6

       Tabel 2: Standar Obesitas sentral berdasarkan Lingkar Perut.6

Klasifikasi Laki-laki WanitaWHO 2000 94 cm 80 cmEropa 102 cm 88 cmAsia Pasifik           90  m      80 mSumber: WHO

Keuntungan AntropometriTinggi dan berat badan biasanya digabungkan dengan mengikuti Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk mendapatkan satu ukuran tunggal yang merupakan indikator untuk menunjukkan gizi kurang atau gizi lebih energi jangka panjang. Ada cara-cara yang lebih akurat dalam mengkaji komposisi tubuh, yaitu dengan menggunakan penimbang berat badan dalam air, menggunakan bioelectrical imedance, dilusi isotop, dan berbagai metode laboratorium lainnya, kendati demikian semua metode ini membutuhkan biaya yang mahal serta memberatkan responden. Biaya yang murah dengan alat yang murah, portable, tahan lama, dan buatan lokal. Oleh karena itu, bagian ini memfokuskan perhatian pada berat dan tinggi badan yang paling sering digunakan dalam kesehatan masyarakat karena pengukurannya mudah dilakukan dan dapat digunakan untuk jumlah sampel yang besar.7

Ukuran tinggi dan berat badan memiliki keuntungan utama bahwa ukuran ini cukup akurat, tidak invasif, dan tidak mahal. Keuntungan lainnya adalah bahwa pengukuran

5

Page 6: gitablok 8

tinggi dan berat badan dapat dikerjakan oleh petugas yang relatif tidak terampil, dan pengukuran ini juga memberikan informasi mengenai riwayat gizi jangka panjang.7,8

Keterbatasan AntropometriUkuran ini relatif tidak sensitif terhadap perubahan asupan makanan (atau aktivitas) yang baru saja terjadi atau gangguan pertumbuhan. Dalam hal ini, antropometri memiliki keterbatasan utama yaitu tidak dapat membedakan kekurangan gizi tertentu dan faktor-faktor non gizi seperti gangguan pertumbuhan/genetik dapat mempengaruhi spesifitas dan sensitifitas sehingga tidak dapat digunakan untuk mendeteksi status gizi jangka pendek.9

Ada banyak sumber dan tipe kesalahan pengukuran dalam ukuran status gizi yang masing-masing memberikan konsekuensi yang berbeda secara nyata sehingga menimbulkan ketidakstabilan atau invaliditas pada kesimpulan tentang status gizi perorangan dan masyarakat. Kesalahan dapat terjadi secara acak dan spesifik baik secara perorangan maupun kelompok. Oleh karena itu umumnya dilakukan test-retest reproducibility untuk mengetahui apakah pengujian memberikan dua kali hasil yang sama pada subjek yang sama untuk mengurangi kesalahan.9

Kesalahan petugas yang kurang mengikuti prosedur dan teknik baku yang benar menimbulkan kesalahan acak. Kesalahan acak terjadi secara kebetulan. Dalam pengukuran antropometri, biasanya terjadi kesalahan dalam membaca pita pengukur atau salah mencatat hasil observasi seperti angka yang terbalik ketika membaca berat badan.9

Kesalahan yang spesifik pada kelompok mengacu pada underestimasi atau overestimasi ukuran status gizi pada keseluruhan populasi. Dalam pengukuran antropometri, biasanya terjadi dalam timbangan yang tidak dikalibrasi sehingga semua berat badan subjek penelitian mengalami overestimasi sebanyak 5 kg.9

Di samping itu, orang-orang di negara maju umumnya sudah mengetahui tinggi serta berat badan mereka dan dengan demikian tinggi serta berat yang dilaporkan sendiri merupakan data yang berguna ketika pengukuran langsung tidak mungkin atau tidak praktis untuk dilakukan. Namun, data yang dilaporkan sendiri harus diperiksa dengan hati-hati karena sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa overestimasi dan underestimasi tinggi serta berat badan yang dilaporkan sendiri dapat bervariasi menurut gender dan derajat obesitas. Kesalahan spesifik pada perorangan terjadi ketika karakteristik seseorang menimbulkan bias pada ukuran status gizinya sehingga bersifat subjektif.9

BMR(basal metabolic rate)

Laju pemakaian energy oleh tubuh selama kerja ekternal dan internal dikenal sebagai

laju metabolic. Laju metabolic seseorang ditentukan di bawah kondisi basal

seseorang terstandar yang diciptakan untuk menciptakan untuk mengontrol sebanyak

mungkin variable yang dapat mengubah laju metabolic. Dengan cara ini, aktifitas

metabolic yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi tubuh dasar saat istirahat

dapat ditentukan. Karena itu disebut sebagai laju metabolic basal( basal metabolic

rate ) adalah laju pengeluaran internal minimal saat terjaga. 10

6

Page 7: gitablok 8

BMR diukur di bawah kondisi dalam keadaan istirahat fisik dan mental sempurna

dimana untuk memperkecil tonus otot rangka dan mencegah peningkatan epinefrin,

suatu hormone yang dikeluarkan sebagai respon terhadap stress yang meningkatkan

laju metabolic, dalam keadaan post absorptive( sudah berpuasa selama 12-14 jam),

ruang pemeriksaan nyaman, istirahat selama ½ jam sebelum pemeriksaan(berbaring

tenang) dan 1 hari sebelum pemeriksaan mengurangi makan protein(SDA). Faktor

yang mempengaruhi laju metabolic basal adalah hormon tiroid adalah penentu utama

meskipun bukan satu-satunya penentu laju metabolisme basal. Peningkatan hormone

tiroid menyebabkan peningkatan BMR. Seperti yang telah disebutkan, epinefrin juga

meningkatkan BMR.10

GiziGizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpangan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Makanan dan zat gizi adalah balok pembangun yang membantu membentuk gigi, tulang dan otot yang kuat, jaringan yang sehat, perkembangan saraf otak dan sistem daya tahan tubuh. Setiap hari anak perlu mendapatkan zat gizi dari makanan. Tidak ada satu jenis makanan yang menyediakan semua zat gizi yang dibutuhkan anak. Yang paling baik adalah memberikan aneka ragam makanan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan zat gizi.7

Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi zat gizi yang terdapat pada makanan sehari-hari. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam suatu susunan hidangan dan perbandingan yang satu terhadap yang lain. Kualitas menunjukkan jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Kalau susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya, maka tubuh akan mendapatkan kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya, disebut konsumsi adekuat. Kalau konsumsi baik dari kuantitas dan kualitasnya melebihi kebutuhan tubuh, dinamakan konsumsi berlebih, maka akan terjadi suatu keadaan gizi lebih. Sebaliknya konsumsi yang kurang baik kualitas dan kuantitasnya akan memberikan kondisi kesehatan gizi kurang atau kondisi defisit . 7,8

Tingkat kesehatan gizi sesuai dengan konsumsi, tingkat kesehatan gizi terbaik adalah kesehatan gizi optimum. Dalam kondisi ini jaringan jenuh oleh zat gizi tersebut.7

KarbohidratKarbohidrat adalah penghasil utama energi. Karbohidrat yang terdapat pada makanan umumnya hanya tiga jenis ialah monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Mono dan disakarida terasa manis, sedangkan polisakarida tidak mempunyai rasa (tawar). Di dalam bahan makanan nabati terdapat dua jenis polisakarida yaitu dapat dicerna dan yang tidak dapat dicerna. Yang dapat dicerna ialah zat tepung (amylum) dan dekstrin. Yang tidak dapat dicerna ialah selulosa, pentosa dan galaktan. Plisakarida di dalam

7

Page 8: gitablok 8

bahan makanan hewani dapat dicerna dan disebut glikogen. Tidak ada polisakarida hewani yang tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia.8

Sumber utama karbohidrat di dalam makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan hanya sedikit saja yang termasuk bahan makanan hewani. Yang merupakan sumber energi utama terutama terdapat dalam bentuk zat tepung (amylum) dan zat gula (monosakarida dan disakarida). Sumber yang kaya akan karbohidrat umumnya termasuk bahan makanan pokok. Bahan makanan pokok di Indonesia dapat berupa beras, (serealia), akar dan umbi, serta ekstrak tepung seperti sagu. Karbohidrat hewani berbentuk glikogen, terutama terdapat dalam otot (daging) dan hati.8

Di dalam tubuh, karbohidrat merupakan salah satu sumber utama energi dan yang paling murah. Simpanan energi di dalam otot dan hati terdapat sebagai glikogen, salah satu bentuk karbohidrat yang mudah dimobilisasikan bila badan memerlukan banyak energi. Mono dan disakarida berfungsi sebagai pemanis di dalam makanan. Tingkat manis sebagai standar diambil sucrosa (100), dan berturut-turut: fruktosa (173), glukosa (74), galaktosa (32), maltosa (32) dan laktosa (16). Karbohidrat menghasilkan energi sebesar 4,1 kilokalori/gr, di mana komposisi gizi yang dibutuhkan adalah 60-70% total kalori/hari.8

ProteinDi dalam sel, protein terdapat sebagai protein struktural maupun sebagai protein metabolik. Protein struktural merupakan bagian integral dari struktur sel dan tidak dapat diekstrai tanpa menyebabkan disintegrasi sel tersebut. Protein metabolik ikut serta dalam reaksi biokimiawi dan mengalami perubahan bahkan mungkin destruksi atau sintesa protein baru. Protein metabolik diekstrasi tanpa merusak integritas struktur sel itu sendiri. Kalau protein mengalami hidrolisa total, akan menghasilkan sejumlah 20-24 jenis asam amino, tergantung dari cara menghidrolisanya.8,9

Dari 20-24 jeins asam amino yang dihasilkan dalam hidrolisa total suatu protein, dan yang dapat disintesa di dalam tubuh, tetapi ada pula yang tidak. Asam amino yang tidak dapat disintesa harus tersedia dalam makanan yang dikonsumsi, jadi merupakan bagian yang esensial dari makanan. Karena itu asam amino yang tidak dapat disintesa oleh tubuh, disebut asam amino esensial, sedangkan yang lainnya disebut asam amino non esensial. Terdapat delapan jenis asam amino esensial yaitu lysine, leucine, isoleucine, valine, threonin, phenylalanine, methionin, tryptophane, sedangkan untuk anak-ank yang sedang tumbuh ditambah dua jenis lagi yaitu histidin dan arginin. Asam amino nonesensial seperti glisin, arginin, prolin, asam glutamat, asam aspartat, serin dan alanin.8

Berdasarkan sumbernya, protein diklasifikasikan menjadi protein hewani dan protein nabati. Protein hewani yaitu protein dalam bahan makanan yang berasal dari binatang seperti protein dari daging, protein susu, dan sebagainya. Protein nabati ialah protein yang berasal dari bahan makanan tumbuhan, seperti protein dari jagung (zein), dari terigu, dan sebagainya.8

Fungsi protein sebagai zat pembangun. Selain itu, protein berfungsi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, menggantikan sel-sel yang mati dan aus terpakai, sebagai protein struktural. Sebagai badan-badan anti, protein juga berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat toksik lain yang datang dari luar dan masuk ke dalam milieu interieur tubuh. Sebagi zat pengatur, protein mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon. Protein juga adalah salah satu sumber energi. Protein menghasilkan 4,1 kilokalori/gr di mana komposisi gizi yang dibutuhkan 10-15% total kalori/hari.8

8

Page 9: gitablok 8

LemakLemak di dalam makanan yang memegang peranan penting ialah yang disebut lemak netral atau triglicerida, yang molekulnya terdiri atas satu molekul glycerol (glycerin) dan tiga molekul asam lemak, yang diikatkan pada glycerol tersebut dengan ikatan ester.8

Menurut sumbernya dibedakan atas lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati berasal dari bahan makanan tumbuh-tumbuhan, sedangkan lemak hewani berasal dari binatang termasuk ikan, telur, dan susu. Kedua jenis lemak ini berbeda dalam jenis asam lemak yang menyusunnya. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh yang menyebabkan titik cair yang lebih rendah, dan dalam suhu kamar berbentuk cair, disebut minyak. Lemak hewani mengandung terutama asam lemak jenuh, khususnya mempunyai rantai rantai karbon panjang yang mengakibatkan dalam suhu kamar berbentuk padat inilah yang biasa oleh awam disebut lemak atau gaji.9

Fungsi lemak di dalam makanan memberikan rasa gurih, memberikan kualitas renyah,

terutama pada makanan yang digoreng, memberikan kandungan kalori tinggi dan memberikan

sifat empuk (lunak) pada kue yang dibakar. Di dalam tubuh, lemak berfungsi sebagi cadangan

energi dalam bentuk jaringan lemak yang ditimbun di tempat-tempat tertentu, yang

memberikan fiksasi organ tersebut, seperti biji mata dan ginjal. Jaringan di bawah kulit

melindungi tubuh dari hawa dingin. Lemak menghasilkan 9 kilokalori/gr di mana komposisi

gizi yang dibutuhkan 20-35%.9

KesimpulanPengukuran antropometri memiliki keuntungan utama bahwa ukuran ini cukup akurat, tidak invasif, tidak mahal, dan dapat digunakan dengan sampel besar. Pengukuran antropometri memiliki kerugian yaitu yaitu tidak dapat membedakan kekurangan gizi tertentu dan faktor-faktor non gizi, serta memungkinkan terjadi kesalahan petugas yang kurang mengikuti prosedur dan teknik baku yang benar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran antropometri dibagi dua antara lain faktor internal (genetik, obstetrik, dan gender) dan eksternal (diet, obat-obatan lingkungan, dan penyakit). Klasifikasi pengukuran antropometri dibagi menjadi dua yaitu pertumbuhan dan komposisi tubuh. Ukuran antropometrik untuk pertumbuhan meliputi lingkar kepala, tinggi lutut, rentang depa, tinggi badan/panjang badan, dan berat badan. Ukuran antropometrik untuk komposisi tubuh dibagi menjadi lemak tubuh (ketebalan lipatan kulit) dan massa bebas lemak (lingkar lengan atas).

Indeks massa tubuh dapat digunakan sebagai indikator massa tubuh terhadap tinggi untuk mendeteksi kekurangan atau kelebihan berat badan. Rasio Lingkar Perut dan Lingkar Panggul dapat digunakan untuk membedakan obesitas bagian bawah tubuh (panggul) dan bagian atas tubuh (pinggang dan perut).

9

Page 10: gitablok 8

Daftar Pustaka

1. Narendra MB, Sulyarno TS, Soetjiningsih, Suyitono H, Ranuh IG, Wiradi

Surya. Buku ajar tumbuh kembang. Jilid ke-1. Unit Koordinasi Kerja Tumbuh

Kembang Pediatri Sosial Ikatan Dokter Indonesia, 2004.

2. Hidayat AA. Pengantar ilmu kesehatan anak: Untuk pendidikan kebidanan.

Jakarta: Salemba Medika. 2008.h.26-8.

3. Nah YK, Santoso M, Rumawas JSP, Winaktu JSP, Sularyo TS, Adam H.

Buku panduan keterampilan klinik (skills lab). Jakarta: Biro Publikasi Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2008. hal.7-13.

4. Wilkins, Williams L. Kalkulasi Farmasetik. Jakarta: EGC. 2004.h. 136-7.

5. Wong DL, Hockenberry-Eaton M, Wilson D, Winkelstein ML, Schwartz.

Volume 1. Jakarta: EGC.2002.h.182.

6. Hartono A. Terapi gizi dan diet rumah sakit. Edisi ke 2. Jakarta: EGC. 2004.h.

96-7.

7. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia pustaka utama.2009.h.290-6.

8. Sediaoetama AD. Ilmu Gizi. Edisi ke-1. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat;

2008.h.75-83

9. Hartriyanti Y, Triyanti. Penilaian status gizi.  Dalam: Departemen Gizi dan

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Gizi dan kesehatan masyarakat. Edisi

ke-1. Jakarta: Raja Grafindo Persada; 2008. h. 278-83.

10. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2007.h.757-

8.

10