44
GIZI DAN KESEHATAN GIZI & PENYAKIT DEGENERATIF GIZI & PENYAKIT INFEKSI 1

Gizi Dan Kesehatan

  • Upload
    si-gode

  • View
    227

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesmas

Citation preview

GIZI DAN PENYAKIT DEGENERATIF

GIZI DAN KESEHATANGIZI & PENYAKIT DEGENERATIFGIZI & PENYAKIT INFEKSI1GIZI DAN PENYAKIT DEGENERATIF2Penyakit DegeneratifPenyakit degeneratif adalah istilah yang secara medis digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel dari keadaan normal kepada keadaan yang lebih buruk 3Penyakit DegeneratifPenyakit degeneratif disebut juga dengan penyakit tidak menular yang dapat dicegah dengan mengendalikan faktor-faktor risikonya.4Penyakit degeneratifHingga saat ini penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian terbesar di dunia. Menurut laporan WHO, disebutkan bahwa hampir 17 juta orang meninggal lebih awal tiap tahunnya sebagai akibat epidemi global penyakit degeneratif.5ernawati nasution,staf pengajar dept. gizi fkm-usu6INDONESIAGIZI GANDA

Gizi KurangGizi LebihKEP- ObesitasGAKI- DMAnemia Besi- JantungKVA- Kanker

Transisi Pola Kebiasaan Hidup

Pola Makan berubah

Pola Penyakit berubah

Penyakit InfeksiPenyakit Non Infeksi

Faktor risiko penyakit degeneratifPola makan tidak sehat,Kurangnya kegiatan jasmani/aktifitas fisikKonsumsi rokok. Ketiga faktor risiko ini meningkat seiring dengan perubahan kebiasaan makan masyarakat ke arah konsumsi makanan tinggi lemak dan gula, dan jenis pekerjaan yang tidak banyak mengeluarkan tenaga (sedentary lifestyle).

7Hal yang harus diperhatikan :Penyakit degeneratif timbul karena faktor usia Tidak bisa disembuhkan namun dapat dikendalikan, salah satunya menjaga kesehatan tubuh dengan gaya hidup sehat8PrevalensiPrevalensi penderita penyakit degeneratif terus meningkat. Terlihat dari laporan World Health Assembly (WHA, 2006) yang menyatakan adanya transisi pola penyakit dimana pada tahun 1990 beban penyakit negara berkembang 49% adalah penyakit menular (communicable disease) dan defisiensi gizi sedangkan penyakit tidak menular (non communicable disease) hanya sebesar 27%. 9PrevalensiTahun 2000 penyakit tidak menular meningkat menjadi 43%. Setiap tahun sekitar 35 juta orang meninggal akibat penyakit degeneratif dan 80% yang meninggal tersebut berasal dari negara berpenghasilan rendah sampai menengah.

10Contoh Penyakit DegeneratifAda 2 jenis penyakit degeneratif yang saat ini meningkat prevalensinya dan terkait dengan gaya hidup :

Diabetes Mellitus (DM) Kardiovaskular (PKV)

11Diabetes MellitusSalah satu penyakit degeneratif yang perlu mendapat perhatianDM bersifat menahun, dengan ditandai kadar glukosa darah melebihi nilai normal. Jika dibiarkan tidak terkendali dapat menimbulkan penyulit-penyulit yang berakibat fatal seperti penyakit jantung, ginjal, kebutaan dan amputasi12Cara mencegah DM1. Pencegahan primer yang diperuntukkan bagi: - kelompok resiko tinggi yang belum terkena tetapi berpotensi menderita DMusia > 45 tahunBB lebih, Ada garis keturunan, Abortus berulang, serta infertilitas. 13Cara mencegah DM1. Pencegahan primer yaitu mencegah DM dengan menjaga kesehatan tubuh dengan gaya hidup sehat, tidak merokok, olahraga teratur dan terukur, serta menghindari junk-food14Cara mencegah DM2. Pencegahan sekunder dengan melakukan deteksi dini dan terapi sejak awal untuk menghindari penyulit lain yang lebih berakibat fatal sampai kematian 15Cara mencegah DM2. Pencegahan sekunder yaitu dengan : - mengikuti test penyaring gula darahmenjaga kesehatan gigi-mulut, kuku, kulit, matamelakukan diet menyenangkanmelakukan pemeriksaan umum 6-12 bulan16Cara mencegah DM3. Pencegahan tertier dengan rehabilitasi medis, fisik dan mental, perawatan spesialistik menyeluruh, mencegah kecacatan lebih berat salah satunya dengan mengkonsumsi obat17Penyakit Kardiovaskuler (PKV)Di Indonesia, angka kesakitan dan kematian akibat PKV terus meningkat tajam. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan bahwa PKV sebagai penyebab kematian telah meningkat dari urutan ke-11 (1972) ke urutan ketiga (1986) dan menjadi penyebab kematian utama 1992, 1995, dan 2001.

18Penyebab PKVPenyebab utama adalah adanya manifestasi ateroklerosis di pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia.

19Penyebab PKVDislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar HDL dalam darah. Peningkatan proporsi dislipidemia disebabkan oleh dampak modernisasi yang mengubah perilaku masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi rendah serat dan tinggi lemak.

20Upaya Pencegahan Penyakit Degeneratif1. Sosialisasi gaya hidup sehatMemperbaiki pola makan dengan prinsip Gizi SeimbangMempertahankan BB normalOlahraga teraturHindari merokok21Upaya Pencegahan Penyakit Degeneratif2. Perlu dukungan kebijakan pemerintah mengedepankan promosi kesehatan melalui upaya-upaya preventif dan promotif.2222GIZI DAN INFEKSI23Kaitan Sinergistis antara Malagizi dan Diare

MalagiziDiare24GIZI DAN INFEKSI: KRONOLOGITahap I (sebelum tahun 1959): Era gelapTahap II (1959-1968): Era kebangkitan kembali Tahap III (1970-1980): Era pembaruan Tahap IV (1980-1990): Era rekonstruksi Tahap V (1990-2000): Era modern Tahap IV (2000 ke atas): Era milenium 25Paradigma Baru Kaitan Gizi-InfeksiDIETAGENINANGDIETAGENINANG(a)(b) Interkasi Gizi-Infeksi: (a) paradigma lama (b) paradigma baru 26SISTEM IMUNITASFungsi Imunitas

Pertahanan Inang Dapat Digambarkan sebagai Payung Pelindung

27

28

29GIZI DAN IMUNITAS Kekurangan gizi mempengaruhi hampir semua aspek imunitas, baik imunitas spesifik maupun non-spesifik30Beberapa Zat Gizi PentingEnergi-ProteinVitaminVitamin CVitamin E3. MineralSeleniumSeng31TOPIK KHUSUS: GIZI DAN FLU BURUNG Flu burung disebabkan oleh infeksi virus flu burung (Avian influenza virus) Berdasarkan kombinasi protein [hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N)] pada permukaannya, terdapat 16 subtipe virus influenza A.Virus flu burung merupakan kombinasi antara hemagglutinin 5 dan neuraminidase 1. Atas dasar itu, virus flu burung disebut juga virus H5N1.32Bagaimana Virus Berubah (Mutasi)?Antigenic drift Perubahan kecil dan perlahan-lahan yang terjadi melalui mutasi pada dua gen yang berisikan material genetik untuk menghasilkan protein permukaan (protein H dan N)Antigenic shift Perubahan besar dan mendadak yang menghasilkan virus influenza yang lebih berbahaya 33Gizi dan Pencegahan Flu Burung Vitamin C dan EPenelitian mutakhir yang dilakukan oleh Li dan koleganya dari Dept Gizi dan Dept Patologi dan Lab Kedokteran, Univ of North Carolina, yang dipublikasikan pada Journal of Nutrition, Oktober 2006, menunjukkan bahwa kekurangan vitamin C meningkatkan patologi paru pada tikus yang terinfeksi virus influenza 34Pemberian vitamin C atau kombinasi vitamin C dan E menekan peroksidasi lipid dan aktivasi enzim monooksidase yang diinduksi oleh infeksi virus influenza, dapat menyebabkan kerusakan paru pasca-infeksi. Efek protektif oleh vitamin E lebih kuat daripada vitamin C. Efek ini akan makin kuat jika keduanya dikombinasikan.Vitamin C dan E serta kombinasi keduanya menghambat tekanan oksidatif yang terjadi selama infeksi virus influenza, yang pada akhirnya mengurangi peradangan jaringan 35Status vitamin C mempengaruhi pengaturan produksi sitokin. Atas fakta ini, juga diperkirakan bahwa vitamin C berperan membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi virus flu burung dan mengurangi tekanan oksidatif. 36Selenium dan Seng Pada penelitian prospektif, dengan desain acak terkendali, buta-ganda pada pengaruh suplementasi formula gizi (Se, Zn, oligosakarida terfermentasikan, dan trigliserol terstruktur) pada usia lanjut yang menderita ISPA yang dilakukan pada kurun waktu 1999-2000, diketahui bahwa Se dan Zn dapat meningkatkan fungsi imunitas dan menurunkan episode simptom ISPA37Antioksidan QuercetinQuercetin adalah suatu komponen fitokimia yang terdapat pada anggur, stroberi, ceri, apel, jahe, dan kemangi. Pemberian quercetin secara oral menurunkan secara bermakna produksi lipid peroksidase dan radikal superoksid. Mereka juga menemukan bahwa quercetin memiliki efek protektif pada morfologi paru pada tikus coba yang terinfeksi virus influenza 38CurcuminCurcumin adalah komponen yang memberi warna kuning pada kunyit. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa curcumin berperan menghempang TNF, yang mencegahnya dari produksi yang berlebihan (produksi TNF meningkat pada infeksi flu burung).39EmodinEmodin dan derivatifnya adalah antioksidan yang ditemukan pada lidah buaya (Aloe vera). Emodin berperan sebagai penghambat enzim neuramidase. Enzim ini digunakan oleh virus untuk menempel pada permukaan sel dan menginvasinya.40ResveratrolResveratrol adalah komponen yang ditemukan dalam jumlah besar pada anggur merah. Selain sebagai penghambat enzim neuramidase. Resveratrol juga berperan menghentikan penggandaan virus, melalui proses yang disebut sebagai blocking the nuclear-cytoplasmic translocation of viral ribonucleoproteins.41Sumber antioksidan lainSumber antioksidan lain yang diketahui dapat memodulasi sistem imunitas dan karenanya bermanfaat dalam pencegahan dan penanganan flu burung, antara lain adalah bawang putih, teh hijau, dan jahe.42Perbaikan fungsi imunitas merupakan faktor antara peran gizi pada pencegahan penyakit infeksi. Gizi dan penyakti infeksi berkaitan secara sinergistis. Penelitian mutakhir menghasilkan paradigma baru kaitan antara gizi dan patogen, yaitu diet diketahui mempengaruhi agen.Berkaitan dgn flu burung, pendekatan gizi harus lebih ditekankan pada pencegahan melalui peningkatan daya tahan tubuh. 43Upaya untuk mengatasi masalah flu burung harus dilakukan secara komprehensif Perlu dipertimbangkan utk melakukan intervensi gizi pada kelompok masyarakat yang secara ekologis rentan terhadap infeksi virus flu burung.44

Mekanisme Imunitas Non-spesifik

Mekanisme

Contoh

Hambatan fisik

Kulit

Membran mukosa

Sekresi

Lisozim dalam mukosa, jaringan, air mata, laktoperoksidase pada air liur, pH lambung

Pagositosis

Granulosit (neutrofil primer)

Monosit

Protein darah

Interferon

Sistem kinin

Komplemen

Fungsi Imunitas Spesifik

Jenis sel

Fungsi

B-cell

Sel plasma

Sel memori

Sekresi antibodi, respons humoral

Pengenalan antibodi yang mengarah/membawa kepada peningkatan respons humoral sekunder

T-cell

T effector

T(

TDTH

T regulator

TH

TS

TR

Respons imunitas seluler

Reaksi citotoksik

Delayed-type hypersensitivity reactions

Mengontrol pematangan efektor T cell dan B cell

Meningkatkan respons imunitas; diperlukan dalam respons humoral bergantung T cell

Menekan respons imunitas, mungkin berperan dalam toleransi

Mengendalikan sejauhmana TH dan TS mendominasi respons