25
BAB I PENDAHULUAN Global Developmental Delay (GDD) adalah bagian dari ketidakmampuan mencapai perkembangan sesuai usia, dan didefinisikan sebagai keterlambatan dalam dua bidang atau lebih perkembangan motor kasar/motor halus, bicara/berbahasa, kognisi, personal/sosial dan aktifitas sehari-hari (Tjandrajani et al, 2012). Seorang anak dengan Global Developmental Delay (GDD) adalah anak yang tertunda dalam mencapai sebagian besar hingga semua tahapan perkembangan pada usianya. Perkembangan yang terlambat (developmental delay) adalah ketertinggalan secara signifikan pada fisik, kemampuan kognitif, perilaku, emosi, atau perkembangan sosial seorang anak bila dibandingkan dengan anak normal seusianya. Bayi lahir dalam tahap perkembangannya akan mempelajari beberapa kemampuan penting 1

Global Developmental Delay

Embed Size (px)

DESCRIPTION

refleksi kasus

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

Global Developmental Delay (GDD) adalah bagian dari

ketidakmampuan mencapai perkembangan sesuai usia, dan

didefinisikan sebagai keterlambatan dalam dua bidang atau lebih

perkembangan motor kasar/motor halus, bicara/berbahasa, kognisi,

personal/sosial dan aktifitas sehari-hari (Tjandrajani et al, 2012).

Seorang anak dengan Global Developmental Delay (GDD)

adalah anak yang tertunda dalam mencapai sebagian besar hingga

semua tahapan perkembangan pada usianya. Perkembangan yang

terlambat (developmental delay) adalah ketertinggalan secara

signifikan pada fisik, kemampuan kognitif, perilaku, emosi, atau

perkembangan sosial seorang anak bila dibandingkan dengan anak

normal seusianya. Bayi lahir dalam tahap perkembangannya akan

mempelajari beberapa kemampuan penting (misalnya berbicara,

bergaul dengan lingkungannya, serta berjalan) menurut tahap

berkelanjutan yang dapat diperkirakan dengan peranan motivasi ,

pengajaran dan dukungan selama pertumbuhannya. Kemampuan-

kemampuan tersebut di kenal sebagai tahapan perkembangan

(Soetjiningsih, 1995; Camp & Headley, 1991).

Terlambatnya perkembangan pada anak dibawah usia 6 tahun

seringkali merupakan gejala awal dari retradasi mental. Perkembangan

anak dinyatakan terlambat apabila pada skrining terdapat

keterlambatan pada salah satu atau beberapa dari aspek perkembangan

1

(motorik kasar, motorik halus, berbicara, perilaku sosial) (Camp &

Headley, 1991).

Prevalensi Global Development Delay diperkirakan 5-10 % dari

populasi anak didunia dan sebagian besar anak dengan Global

Development Delay memiliki kelemahan pada semua tahapan

kemampuannya (Soetjiningsih, 1995).

Sekitar 8 % dari seluruh anak usia lahir hingga 6 tahun di dunia

memiliki masalah perkembangan dan keterlambatan pada satu atau

lebih area perkembangan, sekitar 1-3% anak usia 0-5 tahun di dunia

mengalami Global Development Delay (Camp & Headley, 1991;

Departemen Kesehatan RI, 2005).

Prevalensi di Indonesia khususnya di Jakarta, telah dilakukan

Stimulasi Deteksi Dari Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak

(SSDIDTK). Hasilnya 476 anak yang diberikan pelayanan SSDIDTK,

ditemukan 57 (11,9%) anak dengan kelainan tumbuh kembang.

Adapun lima jenis kelainan tumbuh kembang yang paling banyak

dijumpai adalah delayed development ( tumbuh kembang yang

terlambat) sebanyak 22 anak, global development delay sebanyak 4

anak, gizi kurang sebanyak 10 anak, mikrocephal sebanyak 7 anak dan

anak yang tidak mengalami kenaikan berat badan dalam beberapa

bulan terkahir sebanyak 7 anak (Goldson, 2005).

Berdasarkan hal diatas makan akan dibahas refleksi kasus

mengenai global development delay pada anak yang datang di

poliklinik anak di RSUD Undata Palu.

2

BAB II

KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : By. MR

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir/Umur : 29-03-2015/ 10 bulan

Tanggal Pemeriksaan : 21-2-2015

ALLOANAMNESIS

Keluhan utama : Belum bisa tengkurap

Riwayat penyakit sekarang : Pasien laki-laki berusia 10 bulan

datang ke poliklinik anak dengan ibunya. Ibunya mengeluhkan

anaknya belum bisa tengkurap dan hanya bisa berbaring saja. Dirumah

pasien hanya bisa berbaring dan hanya digendong oleh orang tuanya

saja. Selain itu ibu pasien mengeluhkan anaknya susah tidur dan

rewel. Pasien hanya dapat bersuara tapi seperti bergumam dan tidak

dalam bentuk kata yang jelas. Demam (-), kejang (-), menggigil (-),

batuk (-), flu (+), muntah (-), BAB dan BAK lancar.

Riwayat penyakit sebelumnya :

Pernah kejang empat bulan yang lalu kejang seluruh tubuh

berlangsung kurang lebih 2 menit hanya 1 x.

Riwayat penyakit keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang menderita seperti pasien

Tidak ada riwayat kejang

3

Tidak ada riwayat keterlambatan perkembangan di anggota

keluarga

Riwayat kebiasaan dan lingkungan :

Pasien hanya bisa terbaring ditempat tidur

Riwayat kehamilan dan persalinan :

Ibu G1P0A0 rutin melakukan antenatal care di dokter, ada

riwayat demam saat hamil, ada riwayat muntah dari usia

kehamilan 1 bulan sampai 6 bulan, asupan nutrisi dan gizi

selama kehamilan tidak memadai, ibu pasien mengatakan saat

hamil jarang mengkonsumsi obat-obatan.

Anak pertama, lahir secara normal di rumah sakit di bantu oleh

bidan dengan berat badan lahir 2500 gram dan panjang badan

lahir 46. Saat lahir bayi langsung menangis, tidak sianosis, tidak

ada lilitan tali pusat.

Kemampuan dan kepandaian anak :

Pasien hanya bisa berbaring ditempat tidur, belum bisa

tengkurap dan hanya bisa bersuara tapi tidak dalam kata yang

jelas pada usia 10 bulan

Anamnesis makanan :

ASI : 0-6 bulan

Susu formula : 7 bulan- sekarang

Riwayat Imunisasi :

Lengkap sesuai dengan usianya

4

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Sakit ringan

Tingkat kesadaran : Compos mentis

Berat badan : 8,5 kg

Panjang badan : 67 cm

Status gizi : Z score (0)-(1) SD, gizi baik

Tanda vital

Denyut nadi : 146 kali/menit

Respirasi : 32 kali/menit

Suhu : 37,30C

Kulit : sianosis (-), ikterus (-), turgor baik, ruam (-)

Kepala :

Bentuk : mikrocephal , lingkar kepala 38 cm (< -2SD)

Mata : anemis -/-, ikterik -/-

Hidung : rhinorhea -/-

Telinga : otorhea -/-

Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)

Pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thorax

Paru-paru

Inspeksi : ekspansi paru simetris bilateral

Palpasi : Massa (-), vokal fremitus kanan kiri sama

Perkusi : sonor (+) pada seluruh lapang paru

Auskultasi : bronkovesikuler +/+, wheezing -/-, rhonkhi -/-

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

5

Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula

sinsitra

Perkusi : batas jantung normal

Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni reguler

Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar

Auskultasi : Peristaltik usus kesan normal

Perkusi : timpani pada seluruh permukaan abdomen

Palpasi : organomegali (-), nyeri tekan (-)

Genitalia : tidak ditemukan kelainan

Ekstremitas : akral hangat (+), edema (-)

Otot-otot : Eutrofi

Refleks : fisiologis (+), patologis (-)

Denver development screening test :

Motorik kasar : setara dengan usia 0 bulan

Bahasa : setara dengan usia 3 bulan

Motorik halus : setara dengan usia 2 bulan

Personal sosial : setara dengan usia 3 bulan

6

7

Resume :

Pasien laki-laki berusia 10 bulan datang ke poliklinik anak

dengan ibunya dengan keluhan anaknya belum bisa tengkurap. Pasien

hanya bisa berbaring saja. Pasien hanya dapat bersuara tapi seperti

bergumam dan tidak dalam bentuk kata yang jelas. Riwayat kejang

(+). Pemeriksaan status gizi Z score (0)-(1) SD, gizi baik. Bentuk

kepala mikrocephal. Hasil Denver development screening test :

Motorik kasar : setara dengan usia 0 bulan

Bahasa : setara dengan usia 3 bulan

Motorik halus : setara dengan usia 2 bulan

Personal sosial : setara dengan usia 3 bulan

Diagnosis : Global development delay

Anjuran : Konsul fisioterapi

8

BAB III

DISKUSI

A. Definisi

Global Developmental Delay (GDD) adalah bagian dari

ketidakmampuan mencapai perkembangan sesuai usia, dan

didefinisikan sebagai keterlambatan dalam dua bidang atau

lebih perkembangan motor kasar/motor halus, bicara/berbahasa,

kognisi, personal/sosial dan aktifitas sehari-hari (Tjandrajani et

al, 2012).

B. Epidemiologi

Prevalensi Global Development Delay diperkirakan 5-10

% dari populasi anak didunia dan sebagian besar anak dengan

Global Development Delay memiliki kelemahan pada semua

tahapan kemampuannya (Soetjiningsih, 1995).

Sekitar 8 % dari seluruh anak usia lahir hingga 6 tahun di

dunia memiliki masalah perkembangan dan keterlambatan pada

satu atau lebih area perkembangan, sekitar 1-3% anak usia 0-5

tahun di dunia mengalami Global Development Delay (Camp &

Headley, 1991; Departemen Kesehatan RI, 2005).

C. Etiologi

Perkembangan terlambat terjadi karena faktor yang

mempengaruhi dan menghambat proses tumbuh kembang

terjadi pada :

9

Masa sebelum lahir (antenatal) : adanya kelainan genetik

(Syndrome Down), gizi ibu hamil yang tidak adekuat,

kekurangan makronutrien dan atau mikronutrien, dan

infeksi toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, herpes.

Masa persalinan (natal) : asfiksia yang terjadi karena

gangguan pada palsenta dan tali pusat, kesukaran

persalinan, infeksi, trauma lahir.

Masa pasca persalinan (post natal) : pola asuh yang salah

dan infeksi gangguan saraf dan perilaku karena pengaruh

lingkungan yang tidak optimal.

Terdapat beberapa penyebab yang mungkin

menyebabkan global delay development dan beberapa penyebab

dapat diterapi. Oleh karena itu, pengenalan dini dan diagnosis

dini merupakan hal yang penting. Penyebab paling sering

adalah abnormalitas kromosom dan malformasi otak. Hal lain

yang dapat berhubungan dengan global delay development

adalah keadaan ketika perkembangan janin dalam kandungan.

Beberapa penyebab lain adalah infeksi kelahiran pada bayi

prematur (Goldson, 2005).

D. Pertumbuhan dan perkembangan normal pada anak

sampai usia 18 bulan

Usia 0-2 bulan

Senyum spontan

Menoleh ke suara ibu

Mengenal ekspresi wajah

10

Usia 2-6 bulan

Refleks genggam mulai menghilang

Dapat meraih benda

Tengkurap terlentang

Duduk tanpa head lag

Usia 6-12 bulan :

Duduk tanpa sandaran (6-7 bulan)

Thumb-finger grasp (8-9 bulan)

Merangkak dan berusaha berdiri (8 bulan)

Berjalan (12 bulan)

Erupsi gigi pertama kali (gigi seri bagian tengah

rahang bawah)

Makan sendiri

Mencari benda yang menghilang

Komunikasi non verbal

Mengucapkan kata “mama” atau “dada” (10 bulan)

Mengucapkan kata yang utuh pertama kali (12

bulan)

Usia 12-18 bulan

Naik tangga dengan merangkak (15 bulan)

Naik tangga dengan satu tangan di pegang

(Soetjiningsih, 1995; Lissauer & Clayden, 2001)

E. Perkembangan motorik kasar dan motorik halus

Ketrampilan motorik atau gerak pada anak dibagi dalam

dua kategori yaitu ketrampilan tangan dan ketrampilan kaki.

11

Perkembangan motorik kasar adalah ketrampilan anak untuk

menggunakan otot-otot besar dari anak tersebut. Secara garis

besar rata-rata usia pencapaian kemampuan motorik kasar pada

bayi dan anak seperti pada pemaparan di atas. Pencapaian

kemampuan tersebut mempunyai variasi luas, setiap anak

berbeda dalam pencapaian kemampuan tersebut. Masing-

masing perkembangan mempunyai kurun waktu pencapaian

(Soetjiningsih, 1995).

Perkembangan motorik halus mencakup kemampuan

gerak tangan dan jari, seperti menjepit, menggengam atau

menggambar. Kemampuan pemecahan masalah visual-motorik

halus merupakan indikator yang baru dari intelegensi

dikemudian hari. Kemampuan ini dipengaruhi oleh matangnya

fungsi motorik berupa postur dan koordinasi saraf otot yang

baik, fungsi penglihatan yang akurat dan kecerdasan

(Soetjiningsih, 1995).

F. Perkembangan anak dengan global developmental delay

Komponen perkembangan yang diperiksa pada anak

dengan global development delay :

a. Komponen motorik (komponen motorik kasar seperti

bangkit berdiri, berguling, dan motorik halus seperti

memilih benda kecil).

b. Kemampuan berbicara dan bahasa (berbisik, meniru kata,

menebak suara yang didengar, berkomunikasi non-verbal

misalnya gesture, ekspresi wajah, kontak mata).

12

c. Kemampuan motorik halus (kemampuan untuk

mempelajari hal baru, menyaring dan mengolah

informasi dan menyebutkan kembali, serta memberikan

alasan).

d. Kemampuan sosial dan emosi (interaksi dengan orang

lain dan perkembangan sifat dan perasaan seseorang).

G. Tanda-tanda adanya keterlambatan perkembangan

Anak tetap mengalami kemajuan yang lambat, tapi

menyimpang dari rentang normal menurut usia.

Perbedaan antara perkembangan normal dan abnormal

menjadi semakin besar dan makin jelas dengan

meningkatnya usia.

Dapat dikategorisasi menjadi ringan, sedang dan berat.

Keterlambatan dapat mengenal ketrampilan khusus atau

mempengaruhi seluruh kemampuan anak.

(Departemen Kesehatan RI, 2005).

H. Gejala Klinis

Sebagian besar pemeriksaan pada anak dengan delay

development difokuskan pada keterlambatan perkembangan

kemampuan motorik halus, motorik kasar atau bahasa. Gejala

yang terdapat biasanya :

Keterlambatan perkembangan sesuai tahap

perkembangan pada usianya, anak terlambat untuk bisa

duduk, berdiri dan berjalan.

Keterlambatan kemampuan motorik halus dan kasar

13

Rendahnya kemampuan sosial

Perilaku agresif

Masalah dalam komunikasi

(Goldson, 2005)

I. Diagnosis

1. Anamnesis

- Riwayat prenatal dan perinatal, penyakit ibu, infeksi

yang pernah di derita

- Retardasi mental, kesukaran belajar, pertumbuhan,

status gizi, masalah sosial. Penyakit-penyakit bawaan

(jantung, ginjal), riwayat kejang, adanya kemunduran

perkembangan.

- Kepedulian orang tua terhadap anaknya.

2. Pemeriksaan

- Menetapkan umur anak

- Pengukuran antropometri (BB, PB/TB, lingkar kepala)

- Penilaian pertumbuhan dan status gizi

- Pemeriksaan fisik : bentuk wajah, badan, kelainan

neurologis, kulit

- Penilaian pendengaran sangta penting karena apabila

terdapat ketulian yang dibiarkan, anak akan

mengalami gangguan bicara, belajar dan

kencenderungan terjadi masalah perilaku yang

disebabkan karena kesukaran berkomunikasi. Pada

bayi baru lahir gangguan pendengaran dapat

14

diidentifikasi dengan menggunakan auditory evoked

potentials yang mendeteksi respon batang otak,

terhadap suara atau auditory response cradle yang

mendeteksi respon perilaku yang bervariasi terhadap

suara.

- Penglihatan perlu dilakukan pada bayi baru lahir

walaupun penglihatan masih terbatas (sekitar 6/200).

Pada usia 6 minggu kedua mata bergerak bersama-

sama apabila mengikuti sumber cahaya dan tidak

juling. Ketajaman penglihatan selanjutnya

berkembang hingga mencapai tingkat ketajaman pada

orang dewasa pada usia 3 tahun.

3. Patokan tanda perkembangan terdapat dalam

- Kartu Menuju Sehat (KMS) : perkembangan anak

tidak sesuai (terlambat) dengan gambar perkembangan

pada usia

- Denver

- Penunjang : laboratorium apabila diperlukan untuk

kasus infeksi, TORCH, CT-scan atas indikasi apabila

didapatkan mikrocefal, hidrosefal.

- Rujukan : THT, mata, psikiatri/psikologis, rehabilitasi

medis, bedah dan ortopedi.

4. Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan sistogenik

- Pemeriksaan metaabolik

- Pemeriksaan neurologis : EEG, MRI

15

J. Penatalaksanaan

Tidak ada terapi khusus bagi penderita global

development delay, tetapi untuk beberapa keadaan dapat

dilakukan penatalaksanaan. Jika ditemukan masalah dalam

pendengaran atau penglihatan, dapat dilakukan koreksi. Perlu

mengingat bahwa penyebab global development delay dapat

saja tidak diketahui. Tatalaksana global development delay

merupakan kerjasama beberapa tim yaitu bagian anak,

rehabilitasi, THT, dan ortopedi (Camp & Headley, 1991).

K. Prognosis

Global development delay memiliki kemungkinan

penyebab yang beraneka ragam. Keterlambatan dapat terjadi

pada otak anak saat otak terbentuk pada masa gestasi. Penyebab

yang mungkin antara lain : lahir prematur, kelainan genetik dan

herediter, imfeksi tetapi seringkali penyebab global develoment

delay tidak dapat ditentukan. Secara umum, perjalanan penyakit

global development delay tidak memburuk dengan waktu

pertumbuhan anak (Departemen Kesehatan RI, 2005).

16

DAFTAR PUSTAKA

Camp, Bonnie W & Headley, Roxan. 1991. Developmental delay Under 6 years of age in pediatric decision making, editor by Berman, 2ndnedition. B.C Decker Inc. Philadelphia.

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar.

Goldson, Edward Reynolds. 2005. Child Development and Behavior in large current pediatric diagnostic treatment edited by Hay William, Levin Myron J, Sondheimer Judith. 7th Edition. McGraw-Hill. Newyork.

Lissauer, Tom & Clayden, Graham. 2001. Emotions and Behavior in Pediatrics Ilustrated Textbook 2nd Edition, Mosby, Saunders.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. EGC.

Tjandrajani, Anna et al. 2012. Keluhan Utama pada Keterlambatan Perkembangan Umum di Klinik Khusus Tumbuh Kembang RSAB Harapan Kita. Sari Pediatri Vol. 13, No. 6.

17