83
GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna Aplikasi Gojek Di Jakarta) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Muhammad Irvansyah NIM. 11151110000006 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO

(Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna Aplikasi Gojek Di Jakarta)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Muhammad Irvansyah

NIM. 11151110000006

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna
Page 3: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna
Page 4: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna
Page 5: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

V

ABSTRAK

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor resiko apa

yang dihadapi oleh masyarakat berisiko di Jakarta, khususnya para pengemudi dan

pengguna aplikasi gojek. Masyakat berisiko adalah sebuah masyarakat yang

menghadapi ketidakpastian dalam resiko-resiko yang ditimbulkan oleh kehidupan

modern. Sumber data dalam penelitian ini, yaitu para pengemudi dan pengguna

gojek di Jakarta. Informan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 21 orang,

terdiri dari 10 pengemudi dan 11 pengguna aplikasi gojek. Metode yang digunakan

adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan data

primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini menggunakan teknik

wawancara mendalam dan observasi, sedangkan data sekunder dalam penelitian ini

menggunakan teknik studi pustaka dan dokumentasi. Dalam menganalisis

fenomena gojek dan masyarakat berisiko di Jakarta, penulis menggunakan Teori

Masyarakat Risiko dari Ulrich Beck yang menjelaskan dua konsep, yaitu

modernitas reflektif dan efek bumerang.

Berdasarkan hasil analisis, penulis menemukan beberapa faktor resiko

kepastian yang dialami oleh para pengguna aplikasi gojek, diantaranya waktu,

kemudahan, biaya, dan keamanan. Faktor-faktor ini yang disebut Beck sebagai

modernitas reflektif, dimana faktor-faktor ini hadir sebagai refleksi yang dilakukan

oleh masyarakat Jakarta atas permasalahan yang dihadapi pada transportasi umum

di perkotaan. Disisi lain, para pengemudi aplikasi gojek mengalami faktor resiko

ketidakpastian, seperti adanya orderan fiktif, dan ketidaksesuaian pada pelayanan

ratting dan komentar dari para pengguna. Kondisi ini yang disebut Beck sebagai

efek bumerang, dimana resiko akan menyerang kembali kepada pemilik alat.

Namun pada akhirnya pihak perusahaan membuat fitur baru sebagai bentuk

kepastian atas ketidakpastian sebelumnya, yaitu fitur untuk mengatasi orderan

fiktif, dan fitur ratting pengguna.

Kata Kunci: Aplikasi Gojek, Masyarakat Risiko, Transportasi Umum.

Page 6: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

VI

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas

segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Shalawat serta salam tidak lupa penulis sanjungkan kepada Baginda

Nabi Besar Nabi Muhammad SAW, baik kepada keluarga-Nya, sahabat-Nya, serta

umat-Nya. Semoga kita tetap termasuk kedalam umatnya sampai akhir zaman.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Sosial (S.Sos) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Pada proses penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari

arahan, bimbingan, masukan, bantuan, dan doa berbagai pihak yang sudah

membantu penulis, baik secara fisik, materil, dan moril. Maka dari itu, penulis disini

ingin mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ali Munhanif, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Cucu Nurhayati, M.Si selaku Kepala Program Studi Sosiologi FISIP

UIN Jakarta

3. Ibu Dr. Joharotul Jamilah, M.Si selaku Sekertaris Program Studi Sosiologi

FISIP UIN Jakarta

Page 7: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

VII

4. Bapak Saifuddin Asrori, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, masukan kepada penulis dengan sabar

sehingga skripsi ini dapat terlesaikan dengan baik.

5. Bapak Kasyfiyullah, M.Si sebagai dosen sekaligus teman diskusi penulis

yang telah memberikan masukan, pendapat, saran pada skripsi penulis.

6. Seluruh Dosen Jurusan Sosiologi yang telah mendidik dan memberikan

ilmu pengetahuan kepada penulis pada proses perkuliahan.

7. Bapak Moch. Rosin dan Ibu Sarinah selaku orang tua penulis yang telah

memberikan motivasi, semangat, nasihat, dan doa kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat terlesaikan.

8. Kakak dan Adik penulis, yaitu Mas Agus Pristian, Mba Dewi Rosi Yati,

Aziz Ardi Anto, dan Nadia Raifa Sari yang telah memberikan masukan,

dukungan, dan motivasi kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi

ini.

9. Bapak dan Ibu petugas perpustakaan utama dan perpustakaan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan pelayanan dan bantuan

kepada penulis untuk mencari sumber-sumber bacaan terkait skripsi

penulis.

10. Anisa Noor Afiati yang telah memberikan semangat dan dukungan disaat

senang maupun duka kepada penulis hingga penulisan skripsi ini selesai.

11. Ubay, Kiting, Rifna, Jaunt, Apoy, Kevin, Adhit, Andes, Danang, Bedil,

Hanif, Dody, Ferbiyan, Iyon, Aldo, Bogor, Tias, Lintung, Amel, Bilah,

Amal, Efril, Hilwa, Riska, Mita, Manda, Sania, Ossy, Zen, Ika, Sekar, Rara,

Page 8: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

VIII

Husnul, Lulu, Dina, Hanum, Farah, Nia, Keke, Riri selaku teman-teman di

Sosiologi angkatan 2015. Terima kasih atas pengalaman, pembelajaran,

serta dukungannya kepada penulis.

12. Amat, Panca, Arab, dan Aden selaku sahabat penulis yang telah

memotivasi, mendengarkan keluh kesah penulis, serta dukungannya sampai

selesainya skripsi ini.

13. Rahman, Akbar, Bowo, Fikri, Aziz, Andre, Amir, Ismi, Janu, Rima, Billy,

Ayu, Nuke, Rizqa, Fira, Sari, Upeh, Maul selaku teman-teman KKN PEKA

152. Terima kasih atas pengalaman, dan pembelajarannya kepada penulis.

14. Para pengemudi gojek, baik “Single Fighter” (pengemudi gojek yang tidak

tergabung dalam komunitas) maupun komunitas dan juga kepada pihak-

pihak lain yang telah bersedia meluangkan waktunya kepada penulis untuk

membantu penulis mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam

penyelesaian skripsi ini.

Semoga segala kebaikan serta bantuan yang diberikan kepada penulis

mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis juga menyadari bahwa penulisan

skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima segala

kritik dan juga saran yang membangun. Semoga karya ini memberikan manfaat

bagi setiap orang yang membacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Page 9: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

IX

Jakarta, 16 September 2019

Muhammad Irvansyah

Page 10: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

X

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ....................................................................................... I

LEMBAR PENYATAAN BEBAS PLAGIARISME ................................. II

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. III

LEMBAR PENGESAHAN PANITIAN UJIAN SKRIPSI ........................ IV

ABSTRAK .................................................................................................. V

KATA PENGANTAR ................................................................................ VI

DAFTAR ISI .............................................................................................. X

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. XIII

DAFTAR TABEL ...................................................................................... XIV

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ...................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .......................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................ 5

E. Tinjauan Pustaka ........................................................... 5

F. Kerangka Teoritis ......................................................... 10

1. Teori Masyarakat Risiko (Risk Society) ............. 10

G. Metodologi Penelitian .................................................. 13

Page 11: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

XI

1. Pendekatan Penelitian ........................................... 13

2. Subjek Penelitian ................................................. 13

3. Metode Pengumpulan Data ................................... 14

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................ 16

5. Metode Analisis Data ............................................ 16

H. Sistematik Penulisan ............................................... 17

BAB II GAMBARAN UMUM

A. Gojek ........................................................................... 19

1. Lokasi Perusahaan Gojek .................................... 19

2. Sejarah dan Ide Awal Gojek ................................ 19

3. Perkembangan Perusahaan Gojek ....................... 20

B. Aplikasi Gojek ........................................................... 21

1. Perkembangan Fitur Dalam Aplikasi Gojek dan Investor

Gojek ................................................................... 21

C. Kondisi Permasalahan Transportasi Umum di Jakarta

..................................................................................... 29

1. Jadwal Dari Tiap Transportasi Yang Tidak Menentu

.............................................................................. 29

2. Pola Rute Yang Memaksa Penumpang Melakukan Transfer

Pada Transportasi Lain ........................................ 30

3. Lonjakan Penduduk Pada Waktu-Waktu Sibuk .. 31

4. Perilaku Pengemudi Yang Seringkali Sembarangan atau

Membahayakan Pengguna ................................... 33

Page 12: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

XII

D. Profil Singkat Informan ............................................... 34

BAB III PEMBAHASAN

A. Resiko-Resiko Yang Dihadapi Oleh Pengguna Aplikasi Gojek

...................................................................................... 38

1. Waktu .................................................................... 38

2. Kemudahan ........................................................... 40

3. Biaya ..................................................................... 42

4. Keamanan ............................................................. 46

B. Resiko-Resiko Yang Dihadapi Oleh Pengemudi Aplikasi Gojek

....................................................................................... 48

1. Orderan Fiktif ........................................................ 49

2. Fitur Pengguna ...................................................... 54

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................ 60

B. Saran .......................................................................... 63

Daftar Pustaka .......................................................................................... 64

Transkrip Wawancara ....................................................................... LXX

Page 13: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

XIII

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Layanan Bagi Pengguna Aplikasi Gojek ............................. 23

Gambar II.2. Beberapa Layanan Dalam Swadaya Gojek ......................... 24

Gambar II.3. Persyaratan Menggunakan Salah Satu Layanan Swadaya Gojek

.................................................................................................................... 28

Grafik II.1. Komuter Jakarta Menurut Tempat Tinggal dan Jadwal Pukul Berangkat

Dari Rumah ................................................................................................ 32

Grafik II.5. Komuter Jakarta Menurut Tempat Tinggal dan Jadwal Pukul Tiba Di

Di Rumah ................................................................................................... 33

Gambar III.1. Tarif Pada Aplikasi Gojek ................................................... 44

Gambar III.2. Pembayaran Menggunakan Gopay Di Alfamart ................. 46

Gambar III.3. Pembayaran Menggunakan Gopay Di Beberapa Tempat Makan

.................................................................................................................... 46

Gambar III.4. Fitur Untuk Mengatasi Orderan Fiktif ................................ 54

Gambar III.5. Fitur Ratting Pengguna ........................................................ 57

Gambar III.6. Fitur Banding Pada Aplikasi Pengemudi Gojek ................. 59

Page 14: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

XIV

DAFTAR TABEL

Tabel I.D.I. Tabel Profil Singkat Informan ................................................. 34 – 37

Page 15: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Skripsi ini ingin menjelaskan tentang ketidakpastian atau resiko yang dialami

oleh masyarakat perkotaan, khususnya pengemudi dan pengguna aplikasi gojek.

Modernitas merupakan sebuah proses perubahan berupa kemajuan dalam berbagai

aspek kehidupan di masyarakat (Ellya, 2011). Menurut Abdulsyani (1994),

modernitas adalah sebuah tranformasi dari segala sesuatu yang cenderung

tradisional menuju yang lebih modern untuk membantu segala aktivitas

masyarakat.

Sejalan dengan itu, perkembangan teknologi juga terus mengalami kemajuan

dan secara tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan masyarakat modern.

Kondisi ini juga secara tidak langsung membantu individu dalam berhubungan

antara satu dengan yang lainnya tanpa mengkhawatirkan beberapa masalah, seperti

waktu, jarak, jumlah, kapasitas, dan kecepatan (Zamroni, 2009). Dalam

mengantisipasi batasan-batasan yang dialami oleh individu dalam berkomunikasi,

individu juga memanfaatkan kemajuan teknologi berupa satelit (Zamroni, 2009).

Namun disamping membantu masyarakat modern dalam melakukan berbagai

aktivitasnya, kemajuan teknologi ternyata juga memberikan dampak yang kurang

baik, seperti membentuk rasa kesepian hingga keterasingan bagi para penggunanya

(Ngafifi, 2014). Hal ini dikarenakan oleh individu yang lebih sering menghabiskan

waktunya pada aktivitas dunia maya dibandingkan melakukan aktivitas sehari-hari

pada umumnya. Salah satunya dengan penemuan internet (Ngafifi, 2014).

Page 16: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

2

Menurut Turban, Rainer, dan Potter (2005), internet merupakan sebuah

jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang satu dengan jaringan yang lain

secara cepat pada rentan wilayah yang luas. Beberapa media yang bisa mengakses

jaringan internet ini juga cukup beragam. Menurut data BPS (2019), beberapa

media yang bisa digunakan oleh penduduk Jakarta dalam mengakses jaringan

internet, diantaranya komputer, laptop, telepon seluler, dan lain-lain. Media

tertinggi yang paling sering digunakan oleh penduduk Jakarta usia 5 tahun ke atas

dalam mengakses jaringan internet adalah media telepon seluler. Bahkan

penggunaan media telepon seluler ini terus mengalami peningkatan dari tahun 2010

– 2017 sebesar 40,2 persen (BPS, 2019). Selain itu, keberadaan internet dalam

kehidupan di masyarakat juga berpengaruh pada keberadaan mode transportasi ojek

konvensional atau ojek pangkalan, yaitu melahirkan ojek berbasis aplikasi.

Ojek berbasis aplikasi di Indonesia juga beragam, diantaranya gojek, grab

bike, uber, call jek, ojek koe, top jek, ojek argo, taxi motor, lady jek, bang jek, blue

jek, dan smart jek (cnbcindonesia, 2019). Berbagai transportasi ojek berbasis

aplikasi ini juga terus berkompetisi demi memenangkan persaingan pasar. Bahkan

dalam persaingan ini, beberapa transportasi ojek berbasis aplikasi sempat

menghilang dan menyisahkan gojek dan grab bike (cnbcindonesia, 2019).

Akan tetapi, penulis dalam penelitian ini ingin memfokuskan pada

transportasi ojek berbasis aplikasi, yaitu gojek. Gojek merupakan sebuah

transportasi umum ojek berbasis online. Gojek pertama kali didirikan oleh Nadiem

Makarim, dimana pada proses pemesanannya berupa call center yang dikelola oleh

Nadiem dan juga timnya (republika, 2016). Alasan dipilihnya ojek ini sebagai

Page 17: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

3

bisnisnya adalah keinginannya untuk memberikan perubahan pada mode

transportasi sehari-harinya (ojek), khususnya pada masalah pendapatan dan jumlah

penumpang yang tidak menentu (republika, 2016). Bahkan pada proses

perkembangannya, gojek ini membuat sebuah inovasi, yaitu aplikasi gojek.

Aplikasi Go-Jek ini memiliki dua jenis, yaitu aplikasi driver yang khusus

diperuntukan untuk para pengemudi Go-Jek, dan aplikasi customer yang khusus

diperuntukan untuk para pengguna Go-Jek. Aplikasi Go-Jek ini bisa diunduh di

telepon genggam yang digunakan oleh tiap individu yang sudah terhubung jaringan

internet. Menurut laporan dari WeAreSocial pada tahun 2018 (Good News From

Indonesia, 2018), pengguna telepon genggam di Indonesia sudah mencapai pada

angka 132 juta orang. Bahkan keberadaan aplikasi gojek ini juga mendapatkan

respon positif oleh seluruh masyarakat Indonesia, dimana hal ini terlihat dari jumlah

pengunduh aplikasi gojek yang sudah mencapai pada angka 13 juta orang

(republika, 2016).

Beberapa riset sebelumnya juga menjelaskan mengenai keuntungan atau

manfaat dari keberadaan aplikasi gojek atau ojek online ini, diantaranya: riset dari

Amajida (2016) yang menganggap keberadaan aplikasi gojek atau ojek online bisa

menjadi solusi atas resiko permasalahan perkotaan yang dialami oleh penduduk

Jakarta, khususnya pada waktu, kemudahan, biaya, dan keamanan; dan riset dari

Anindhita, dkk (2016) yang menganggap keberadaan ojek online ini sebagai salah

satu inovasi pada mode transportasi dengan memanfaatkan perkembangan

teknologi, perubahan mindset masyarakat, proses pemesanan cepat, serta

memberikan kenyamanan bagi para pengguna.

Page 18: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

4

Adapun alasan dipilihnya gojek ini karena mempertimbangkan kemudahan

mengakes data-data yang dibutuhkan terkait gojek, khususnya pada lokasi

perusahaan gojek. Disisi lain, gojek juga dianggap sebagai salah satu bisnis yang

dikembangkan oleh anak-anak Indonesia. Bahkan terdapat istilah bahwa “Gojek

Sebagai Karya Anak Bangsa” (inet.detik, 2019). Keberadaan gojek juga dianggap

bisa menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh transportasi umum

diperkotaan (Tuan, dan Mateo-Babiano, 2013). Adapun beberapa permasalahan

yang sering dialami oleh mode transportasi umum perkotaan, diantaranya: jadwal

dari tiap transportasi yang tidak menentu, pola rute yang memaksa penumpang

melakukan transfer pada transportasi lain, lonjakan penduduk pada waktu-waktu

sibuk, dan perilaku pengemudi yang seringkali cenderung sembarangan atau

membahayakan pengguna (Tamin et al, 1999).

Kondisi ini yang kemudian membuat masyarakat perkotaan, khususnya

masyarakat Jakarta menjadi sebuah masyarakat berisiko. Masyarakat risiko

merupakan masyarakat yang dihadapkan oleh berbagai resiko ketidakpastian,

dimana setiap individunya berjuang untuk meminimalisir hingga mendapatkan

kepastian dari berbagai resiko yang dialami dalam kehidupan modern (Sutopo,

2014). Dalam hal ini, berbagai resiko ketidakpastian yang diterima oleh masyarakat

Jakarta berdasarkan berbagai permasalahan yang dialami oleh transportasi umum

perkotaan. Meskipun penelitian serupa juga pernah dilakukan, khususnya oleh

Amajida (2016), namun fokus dari masyarakat resiko yang digambarkan hanya

berdasarkan pada pengguna dari transportasi gojek. Hal ini yang kemudian

membuat penulis tertarik untuk melihat masyarakat berisiko dari sisi yang lain,

Page 19: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

5

yaitu sisi pengemudi gojek. Dalam hal ini, penulis ingin melihat berbagai resiko

yang dialami oleh pengemudi dan pengguna dari aplikasi gojek. Maka dari itu

penulis mengambil judul “GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi

Kasus Pengemudi dan Pengguna Aplikasi Gojek Di Jakarta)”.

B. Rumusan Masalah

1. Resiko-resiko apa yang dihadapi oleh pengguna aplikasi gojek?

2. Resiko-resiko apa yang dihadapi oleh pengemudi aplikasi gojek?

C. Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor resiko apa saja yang

dihadapi oleh masyarakat perkotaan, khususnya para pengemudi dan

pengguna aplikasi gojek.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam kajian

sosiologi, khususnya mengenai fenomena inovasi teknologi berupa aplikasi

gojek yang memberikan resiko pada masyarakat perkotaan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber bacaan atau referensi

untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai inovasi teknologi berupa

aplikasi gojek, khususnya pada resiko yang dihadapi oleh masyarakat

perkotaan

E. Tinjauan Pustaka

Page 20: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

6

Dalam melihat fenomena ini, penulis menggunakan beberapa referensi dari

penelitian sebelumnya. Berikut ini akan dijabarkan mengenai beberapa penelitian

sebelumnya yang terkait dengan penelitian yang sedang diangkat, diantaranya:

Penelitian yang dilakukan oleh Amajida (2016) mengenai refleksi yang

dilakukan masyarakat pada resiko ketidakpastian pada mode transportasi umum

perkotaan, khususnya resiko kemacetan. Kreativitas digital adalah sebuah bentuk

refleksi atas kreativitas masyakarat perkotaan dalam mencari solusi dari berbagai

permasalahan pada mode transportasi umum. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif dengan jumlah informan yang digunakan berjumlah empat orang dengan

kriteria minimal menggunakan aplikasi gojek 3 kali dalam seminggu. Teknik

pengumpulan data yang digunakan berdasarkan data primer (melalui observasi dan

wawancara) dan data sekunder (melalui dokumentasi dan sumber internet). Teori

yang digunakan adalah Teori Masyarakat Berisiko dan Teknologi (Ulrich Beck).

Hasil penelitian menunjukkan beberapa resiko yang bisa diminimalisir dengan

keberadaan aplikasi gojek atau ojek online, diantaranya: waktu (meliputi estimasi

kedatangan pengemudi, mengetahui jarak tempuh ketempat tujuan, dan adanya fitur

GPS pada aplikasi gojek); kemudahan (meliputi memesan makanan, antar barang,

tidak perlu melakukan proses transit, cara pemesanan yang lebih simpel); biaya

(meliputi memberikan kepastian mengenai besaran tarif, dapat menyiapkan tarif

terlebih dahulu, harga dihitung perkilo meter, harga yang dicantumkan di aplikasi

lebih murah, dan terdapat sistem pembayaran cash atau kredit); dan keamanan

(meliputi nama, nomor telepon, kondisi kendaraan yang memenuhi SOP, layanan

helm, masker, penutup rambut bagi pengguna, serta berada dibawah perusahaan

Page 21: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

7

yang jelas). Selain itu, keberadaan aplikasi gojek juga dianggap bisa membantu

pemerintah dalam menyelesaikan mengenai permasalahan ketidakpastian pada

resiko kemacetan yang terjadi di Jakarta.

Penelitian yang dilakukan oleh Anindhita, dkk (2016) mengenai penggunaan

aplikasi sebagai salah satu bentuk teknologi komunikasi sekaligus sebagai cara

untuk mengembangkan bisnis yang bergerak pada mode transportasi. Teknologi

komunikasi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang keberadaannya bertujuan

untuk memecahkan masalah-masalah mengenai komunikasi. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan fokus pada

perusahaan gojek dan grab bike. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini berdasarkan data primer (melalui proses wawancara mendalam dan

observasi) dan data sekunder (dokumentasi, sumber internet, studi pustaka, dan

yang lainnya yang berkaitan dengan perusahaan gojek maupun perusahaan grab

bike). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Difusi Inovasi

(Roger). Dalam Teori ini, terdapat 5 tahapan, diantaranya: tahap pengetahuan; tahap

persuasi; tahap pengambilan keputusan; tahap implementasi; dan tahap konfirmasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari ke 5 tahapan teori difusi inovasi

terdapat 3 tahapan saja yang dilakukan oleh perusahaan gojek dan grab bike.

Tahapan itu meliputi: tahapan inovasi; tahapan persuasi; dan tahapan pengambilan

keputusan. Pada tahapan inovasi, inovasi yang dikenalkan berupa penggabungan

antara bisnis transportasi dengan teknologi komunikasi. Bahkan inovasi ini juga

menjadi acuan lahirnya beberapa mode transportasi serupa, selain gojek dan grab

bike. Keberadaan promo-promo juga menjadi sebuah keuntungan yang bisa

Page 22: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

8

diterima oleh para penggunanya. Pada tahapan persuasi, pihak gojek dan grab

melakukan tindakan persuasi dengan memberikan promo-promo sekaligus

mengiklankan bisnis. Adapun proses pengiklanan dilakukan pada media sosial

maupun media massa. Pada tahapan pengambilan keputusan, pihak gojek dan grab

bike melakukan dua perubahan, yaitu pada tatanan masyarakat dan tatanan bisnis.

Pada tatan masyarakat, kedua perusahaan ini hadir sebagai solusi atas permasalahan

yang dialami oleh transportasi umum, diantaranya kemudahan, keamanan, dan

bebas dari kemacetan. Pada tatanan bisnis, kedua perusahaan ini hadir sebagai

inovasi dalam mengkolaborasikan antara perkembangan teknologi komunikasi

dengan mode transportasi umum.

Penelitian selanjutnya adalah yang dilakukan oleh Wibisono, dkk (2017)

bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang membuat pengguna lebih

memilih menggunakan mode transportasi umum gojek. Adapun metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan 6 informan

yang terdiri dari 2 pengemudi dan 4 pengguna dari jasa pelayanan gocar. Teori yang

digunakan adalah Teori Pemasaran (Kotler). Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah berupa wawancara mendalam, dokumentasi, dan tinjauan

literatur. Hasil temuan dalam penelitian ini, diantaranya ada beberapa faktor yang

mempengaruhi para pengguna lebih memilih menggunakan layanan gocar

dibanding transportasi serupa. Faktor-faktor tersebut meliputi: harga yang

cenderung lebih hemat dibanding pada mode transportasi sejenisnya dan lebih jelas;

kenyamanan yang memiliki beberapa indikator lainnya, seperti keamanan yang

lebih terjamin, kemudahan dalam proses pemesanan, hingga kepraktisan; terdapat

Page 23: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

9

keuntungan yang bisa diterima oleh para penggunanya, seperti adanya promo-

promo atau voucher yang bisa digunakan kembali untuk layanan gojek lainnya; dan

faktor psikologis yang menjadikan sebuah motivasi bagi para pengguna gocar

akibat banyaknya jenis mobil yang bisa digunakan oleh pengguna.

Penelitian yang dilakukan oleh Ardilla (2019) bertujuan untuk mengetahui

motif yang mendasari, pemaknaan pekerjaan gojek, hingga pengalaman-

pengalaman yang didapatkan oleh para pengemudi gojek perempuan. Metode yang

digunakan adalah metode kualitatif dengan informan yang digunakan berjumlah 10

pengemudi gojek perempuan yang masih aktif. Teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Teori Interaksi Simbolik (Blumer). Teknik pengumpulan data

yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya wawancara mendalam, observasi,

dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu motif,

pemaknaan, dan pengalaman. Motif para pengemudi gojek perempuan bergabung

dengan gojek disebabkan oleh motif karena (meliputi ekonomi, ajakan teman,

sistem kerja yang fleksibel, dan waktu luang yang berlebihan), dan motif harapan

(meliputi untuk mencari teman dan keluarga baru, beramal, mencukupi kebutuhan

sehari-hari, hingga meringankan beban keluarga). Pada proses pemaknaan, para

pengemudi gojek perempuan ini memaknai pekerjaan gojek sebagai sumber

penghasilan, pekerjaan sampingan, pengalaman hidup, ladang pahala, dan

mengajarkan arti kekeluargaan. Adapun pengalaman yang dialami oleh para

pengemudi gojek perempuan ini dibagi menjadi dua, yaitu: pengalaman positif yang

meliputi mendapatkan tip atau bonus dari pengguna, mendapatkan keluarga dan

teman baru, mendapatkan ratting yang bagus, mendapatkan pujian, hingga

Page 24: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

10

menerima arti kekeluargaan yang baru dari sesama pengemudi gojek; dan

pengalaman negatif yang meliputi mendapatkan orderan jauh, mendapatkan stigma

buruk dari masyarakat, mengalami cancel order, hingga mengalami kecelakaan.

Dari beberapa penelitian yang penulis gunakan sebagai kajian literatur,

penulis kemudian ingin mengambarkan posisi penelitian penulis dari beberapa

penelitian diatas dengan melihat perbedaan ataupun persamaan. Fokus pada

penelitian sebelumnya dengan penelitian penulis sama-sama berfokus pada

transportasi ojek online, khususnya gojek. Namun dengan sudut pandang yang

berbeda, dimana penelitian sebelumnya hanya berdasarkan salah satu pihak

(pengemudi atau pengguna) sedangkan penelitian penulis berdasarkan keduanya.

Metode yang digunakan memiliki kesamaan dengan seluruh penelitian sebelumnya,

yaitu menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan

juga memiliki kesamaan dengan beberapa penelitian sebelumnya, yaitu

menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teori

yang digunakan dalam penelitian penulis memiliki kesamaan dengan salah satu

penelitian sebelumnya, yaitu menggunakan teori masyarakat risiko.

F. Kerangka Teoritis

1. Teori Masyarakat Risiko (Risk Society)

Masyarakat risiko adalah masyarakat yang dihadapkan dengan resiko dan

ketidakpastian, dimana setiap individunya berjuang untuk meminimalisir resiko

dan memperoleh kepastian dalam kehidupan modern (Sutopo, 2014). Masyarakat

risiko juga sering disebut sebagai masyarakat yang menghadapi ketidakpastian

dalam resiko-resiko yang ditimbulkan oleh kehidupan modern. Teori ini pertama

Page 25: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

11

kali diperkenalkan oleh tokoh sosiolog asal Jerman bernama Ulrich Beck (1992)

dalam karyanya yang berjudul "Risk Society: Toward A New Modernity". Dalam

karyanya ini, Beck menolak bila kehidupan manusia sudah memasuki era post-

modern (Ritzer and Goodman, 2004). Sebab kehidupan manusia memang sudah

modern, tetapi pada bentuk modernitas yang baru (Ritzer and Goodman, 2004).

Akibatnya Beck membagi modernitas menjadi dua bagian, yaitu modernitas klasik

yang berkaitan pada masyarakat industri, dan modernitas maju yang berkaitan

dengan masyarakat berisiko (Clark, 1997). Bila melihat pada kehidupan saat ini,

Beck tidak memposisikan pada salah satu modernitas yang ada. Namun Beck

menganggap kehidupan saat ini lebih tepatnya dipengaruhi oleh dua modernitas

tersebut. Berbagai sumber resiko bisa dilihat dari adanya berbagai industri yang

diciptakan oleh sumber-sumber kekayaan. Hal ini yang kemudian melahirkan

masalah sentral bagi tiap modernitas. Modernitas klasik cenderung memiliki

masalah pada kekayaan dan bagaimana cara pendistribusian secara merata,

sedangkan modernitas maju cenderung memiliki masalah pada risiko dan

bagaimana cara menyelesaikan bahkan mengantisipasi berbagai resiko yang terjadi

(Ritzer and Goodman, 2004). Cita-cita dari tiap modernitas pun juga berbeda, yaitu

modernitas klasik memiliki cita-cita persamaan dan modernitas maju memiliki cita-

cita keselamatan (Ritzer and Goodman, 2004).

Modernitas baru atau modernitas maju ini kemudian disebut Beck sebagai

“Modernitas Reflektif” (Reflexive Modernity) (Ritzer and Goodman, 2004).

Dimana modernitas ini dicirikan oleh proses individualisasi pada tiap individunya.

Pada modernitas ini seluruh individu bisa melakukan apapun sesuai refleksi nya

Page 26: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

12

tanpa ada unsur paksaan dari struktural (Ritzer and Goodman, 2004). Beck juga

memberikan contoh mengenai bentuk hubungan sosial yang baru dan juga jaringan

sosial pada modernitas ini sebagai individu yang bisa membentuk, memelihara,

bahkan memperbarui sesuai dengan pilihan individu tersebut (1992).

Risiko yang muncul akibat dari adanya industri yang ditimbulkan oleh

sumber-sumber kekuasaan, pada akhirnya akan mempengaruhi kelas sosial.

Dimana kekayaan hanya meliputi kelas atas, sedangakan risiko meliputi kelas

bawah (Ritzer and Goodman, 2004). Hal ini yang kemudian dimanfaatkan oleh

kelas atas untuk memperoleh keuntungan dari kelas bawah dengan menjual atau

memberikan alternatif penyelesaian bahkan pencegahan dari berbagai risiko yang

dihadapi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi (Ritzer and Goodman, 2004).

Akan tetapi kelas atas tidak merencanakan terlebih dahulu akan dampak yang akan

ditimbulkan oleh alat yang mereka ciptakan kepada kelas bawah. Akibatnya kelas

atas juga merasakan risiko dari alat yang mereka ciptakan sendiri. Ini yang disebut

Beck sebagai “Efek Bumerang”. Dimana efek dari risiko ini bisa menyerang balik

kepada aktor pemilik atau penciptanya sendiri (1992).

Pada akhirnya kondisi ini membuat individu-individu yang menjadi korban

melakukan refleksi dari risiko yang dialami. Beberapa diantaranya bahkan

melakukan pengamatan hingga mengumpulkan data-data terkait resiko tersebut

(Ritzer and Goodman, 2004). Bahkan para korban ini menjadi ahli langsung dalam

menyelesaikan risiko, sebab kepercayaan mereka terhadap para para ilmuwan

sudah mulai hilang (Ritzer and Goodman, 2004). Selaras dengan itu, Beck juga

Page 27: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

13

mengecam keras para ilmuwan yang dirinya anggap bukan menyelesaikan

melainkan memelihara masyarakat risiko (1992).

G. Metodologi penelitian

1. Pendekatan penelitian

Pendekatan merupakan sebuah cara pandang yang menentukan sebuah

penelitian dalam melihat sebuah fenomena sosial. Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif.

Menurut Stauss dan Corbin dalam Cresswell, J. (1998), penelitian kualitatif adalah

sebuah penelitian yang menghasilkan data-data yang tidak bisa diukur

(kuantifikasi) dengan metode statistik.

2. Subjek Penelitian

Dalam pemilihan informan, penulis menggunakan teknik purposive.

Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria-

kriteria yang sesuai dengan fokus penelitian yang sedang dilakukan oleh penulis

(Hadari, 2015). Dalam menentukan informan, penulis mengambil informan

sebanyak 21 orang yang terdiri dari 10 orang pengemudi Go-Jek, dan 11 orang

pengguna Go-Jek. Kriteria dari pengemudi meliputi: a) Merupakan anggota atau

pengendara aktif dari transportasi Go-Jek; b) Mengenai usia, penulis akan memilih

informan dengan usia 20 tahun keatas; c) Mengenai jenis kelamin, penulis akan

mengambil informan dari laki-laki maupun perempuan.

Kriteria dari para pengguna, meliputi: a) Merupakan pengguna aplikasi Go-

Jek atau pernah menggunakan aplikasi Go-Jek; b) Mengenai usia, penulis juga akan

Page 28: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

14

memilih informan berusia 20 tahun keatas; c) Mengenai jenis kelamin, penulis juga

akan mengambil informan dari laki-laki maupun perempuan. Alasan penulis lebih

memilih kriteria yang sama dalam hal jenis kelamin dan usia, dikarenakan agar data

yang diberikan oleh para informan lebih jelas dan akurat serta untuk melihat

perbandingan data yang diberikan oleh laki-laki maupun perempuan.

3. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi merupakan proses pengamatan

langsung yang dilakukan peneliti pada bagian yang dijadikan objek penelitian

(Hadari, 2015). Dalam penelitian ini, penulis turun langsung untuk mengamati

sekaligus mencari para pengemudi dan pengguna aplikasi gojek yang sesuai dengan

kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya. Adapun para pengemudi yang penulis

amati dan datangi adalah para pengemudi yang sedang istirahat dipinggir jalan

ataupun memiliki waktu luang. Bahkan penulis juga sempat mendatangi komunitas

dari pengemudi gojek. Hal tersebut penulis lakukan, karena penulis merasa

pekerjaan jenis ini merupakan salah satu pekerjaan yang tidak bisa hanya berdiam

disebuah wilayah tertentu. Untuk para pengguna, penulis juga mengamati pada

berbagai tempat yang kiranya ramai dikunjungi oleh masyarakat, seperti mall, halte,

lingkungan kampus, dan lain-lain.

Metode yang kedua adalah dengan menggunakan metode wawancara.

Wawancara merupakan sebuah aktivitas tanya jawab yang dilakukan antara dua

orang atau lebih (informan dengan penulis) dalam mencari atau mendapatkan

Page 29: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

15

berbagai informasi guna menjelaskan sebuah fenomena atau kejadian (Soegijono,

1993). Setelah penulis mendapatkan para pengemudi dan pengguna aplikasi gojek

yang sesuai dengan kriteria, kemudian penulis langsung melakukan proses

wawancara dengan para informan tersebut. Pada proses wawancara, sesekali

menggunakan menggunakan pedoman wawancara ataupun sebaliknya. Tergantung

bagaimana suasana dari para informan tersebut. Namun penulis juga tidak

membatasi informan dalam memberikan informasi, demi menciptakan suasana

yang tidak kaku. Disamping melakukan wawancara langsung (bertatap muka),

penulis juga melakukan proses wawancara pada media pesan WhatsApp. Hal

tersebut dilakukan karena untuk mengikuti waktu luang daripada informan.

Metode yang ketiga adalah metode dokumentasi. Dokumentasi merupakan

proses pengumpulan data dengan cara menggunakan berbagai bentuk dokumentasi

yang masih tersimpan, seperti foto, surat, catatan, dan lain-lain (Juliansyah,

2011:141). Kemudian dari kedua metode itu, penulis juga menggunakan metode

dokumentasi yang kiranya memiliki relevansi dengan objek yang sedang penulis

angkat. Selain itu, metode ini penulis gunakan untuk memperkuat berbagai data

yang sudah penulis dapatkan dilapangan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data atau informasi yang didapatkan oleh penulis

berdasarkan informasi secara langsung dari proses wawancara langsung (Jonathan,

2006). Adapun data primer yang penulis dapatkan berasal dari proses observasi dan

wawancara dengan para informan dilapangan atau sesuai dengan kondisi

dilapangan (menggunakan media pesan WhatsApp). Data sekunder adalah data

Page 30: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

16

yang penulis dapatkan dari berbagai sumber yang sudah melakukan penelitian

sebelumnya terkait kasus yang sama (Jonathan, 2006). Pada data sekunder, penulis

menggunakan data-data yang dilakukan pada metode dokumentasi, seperti berita,

jurnal, dan lain-lain.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang penulis jadikan tempat mengamati sekaligus mencari informan,

baik penggemudi dan pengguna adalah ditempat-tempat yang menjadi titik kumpul,

seperti Mall, Halte, dan lingkungan kampus. Sebab tempat-tempat tersebut sering

dijadikan titik kumpul bagi para pengemudi dan pengguna gojek. Waktu penelitian

penulis mulai pada dari awal Maret sampai Juli 2019.

5. Metode Analisis Data

Proses analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles dan

Hubermas yang terdiri dari proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan (Praswoto, 2012).

Reduksi data adalah proses pemisahan antara data-data yang dibutuhkan

dengan data-data yang tidak dibutuhkan dari berbagai pertanyaan yang ada dalam

instrumen wawancara ataupun catatan lapangan yang masih tertulis secara acak

(Uiber, 2009). Dalam proses ini, penulis mulai melakukan pemisahan data-data

dengan cara mengkategorisasi setiap pertanyaan dan jawaban dari para informan.

Sebab disini data yang didapatkan oleh penulis masih berupa data dengan bahasan

yang cukup luas karena memberikan kebebasan mengenai berbagai informasi dari

informan.

Page 31: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

17

Proses kedua adalah proses penyajian data. Penyajian data adalah sebuah

proses penarikan kesimpulan sementara atau memberikan alasan bagi penulis untuk

melakukan sebuah tindakan guna lebih memperkuat data yang sudah didapatkan

(Uiber, 2009). Setelah melewati proses reduksi data, kemudian penulis mulai

melakukan pemisahan pada setiap jawaban dan membuat indikator dari setiap

jawaban yang ada. Sebab agar jawaban tersebut terlihat lebih jelas dalam menjawab

rumusan masalah penelitian, khususnya berbagai resiko yang dialami oleh

pengemudo maupun pengguna dari aplikasi gojek. Disamping itu proses ini juga

menjadi tolak ukur dalam melihat data-data yang sudah didapatkan oleh penulis

dilapangan untuk melakukan tindakan selanjutnya.

Proses ketiga adalah menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan adalah

sebuah proses mengaitkan segala data atau temuan dilapangan sehingga membuat

sebuah pola-pola atau gambaran yang sudah semakin jelas dan menghasilkan

sebuah kesimpulan akhir (Uiber, 2009). Pada proses terkahir, penulis mulai

mengkaitkan dengan data-data atau temuan dengan membuat pola berdasarkan

indikator jawaban informan untuk mendapatkan kesimpulan akhir

H. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan. Pada bagian ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang

masalah, membuat rumusan masalah yang hendak dijawab, menjelaskan tujuan dan

manfaat penelitian, memaparkan beberapa penelitian sebelumnya guna melihat

posisi penelitian, memaparkan mengenai kerangka teoritis berupa teori yang

digunakan untuk menganalisis, dan metodologi penelitian yang digunakan.

Page 32: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

18

Bab II Gambaran Umum. Pada bagian ini penulis ingin memaparkan,

diantaranya: gojek (lokasi perusahaan gojek, sejarah dan ide awal gojek,

perkembangan perusahaan gojek); aplikasi gojek (perkembangan fitur dalam

aplikasi gojek dan investor gojek); dan kondisi permasalahan transportasi umum di

Jakarta.

Bab III Pembahasan. Pada bagian ini penulis ingin memaparkan mengenai hasil

temuan dilapangan mengenai resiko-resiko yang dihadapi oleh para pengguna dan

pengemudi aplikasi gojek

Bab IV Penutup. Pada bagian ini penulis memaparkan mengenai kesimpulan

penelitian dan saran-saran kepada pihak terkait guna menjadi masukan.

Page 33: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

19

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Go-Jek

1. Lokasi Perusahaan Go-Jek

Perusahaan Gojek Indonesia berlokasi di Pasar Raya Blok M Gedung B,

lantai 6, sedangkan untuk tempatnya berada di jalan Iskandarsyah II No. 7, RW 2,

Melawai, Kebayoran Baru dan RT 3/RW 1, Melawai, Kebayoran Baru, Kota

Jakarta Selatan, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 12160 (go-jek.com,

2019).

2. Sejarah dan Ide Awal Go-Jek

Gojek merupakan salah satu transportasi umum ojek berbasis online. Pertama

kali Gojek muncul pada tahun 2010 oleh seseorang bernama Nadiem Makarim.

Gojek yang awalnya masih berupa ojek konvensional (ojek pangkalan) ini

merupakan salah satu mode transportasi yang sering digunakan Nadiem ketika

dirinya masih bekerja dibeberapa perusahaan besar di Jakarta, seperti Mckinsey &

Company, Managing Director Zalora Indonesia, dan Chief Innovation Officer

Kartuku (republika, 2016). Ketika menggunakan ojek konvensional, pria kelahiran

Singapura, 4 Juli 1984 ini mendapatkan beberapa permasalahan yang dikeluhkan

oleh pengemudi, seperti tarif yang masih belum jelas (mahal), hingga penumpang

yang belum jelas (republika, 2016).

Bermula dari berbagai permasalah yang dikeluhkan pengemudi, serta dirinya

yang tertarik untuk memperbaiki mode transportasi ini menjadi sebuah ide awal

Page 34: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

20

dibuatnya Gojek (liputan6, 2018). Hal tersebut yang kemudian membuat dirinya

serius dalam mengembangkan keinginannya pada transportasi umum pilihannya

itu. Pada awalnya, Nadiem hanya memiliki 20 pengemudi ojek (liputan6.com,

2018). Namun jumlah itu terus berkembang hingga pada angka 210 ribu pengemudi

ojek (republika, 2016). Istilah mitra gojek juga diberikan oleh Nadiem kepada para

pengemudi ojek tersebut.

3. Perkembangan Perusahaan Go-Jek

Pada tahun 2010-2014, gojek adalah manajemen kecil berbasis call center

pada proses pemesanannya. Call center ini didirikan oleh Nadiem dan timnya guna

mewujudkan dari ide awal dibuatnya gojek (republika, 2016). Pada proses

pemesanannya (republika, 2016), pengguna terlebih dahulu melakukan pemesanan

melalui call center yang ada dengan menyertakan lokasi penjemputan yang

diinginkan oleh pengguna. Setelah itu, pihak call center langsung mencari

pengemudi terdekat dari lokasi pengguna untuk mengambil pesanan itu. Pada

akhirnya, pihak call center akan kembali mengkonfirmasi pengguna mengenai

pengemudi yang akan mengambil pesanannya tersebut. Dengan adanya call center

ini, respon positif diberikan pengemudi, salah satunya pendapatannya menjadi lebih

meningkat (republika, 2016).

Pada awal tahun 2015, Nadiem dan timnya membuat aplikasi khusus (aplikasi

gojek) yang bisa diunduh atau diakses pada telepon genggam Android dan iOS

(inet.detik, 2017). Aplikasi ini dibuat karena Nadiem melihat semakin tingginya

penggunaan telepon genggam di masyarakat. Dengan meletakkan aplikasi ini pada

Page 35: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

21

setiap telepon ganggam, masyarakat bisa mengunduh serta mengakses dimanapun

dan kapanpun. Akan tetapi tetap pada proses mengaksesnya, telepon genggam

masyarakat harus tersambung dengan jaringan internet terlebih dahulu. Tanggapan

atau respon dari masyarakat terhadap aplikasi gojek bisa dikatakan postitif, dimana

hal itu terlihat pada jumlah pengunduh aplikasi gojek yang sudah mencapai angka

13 juta orang diberbagai daerah di Indonesia (republika, 2016). Dengan

perkembangan yang sangat meningkat ini, gojek menjadi salah satu unicorn

pertama di Indonesia (liputan6, 2018). Unicorn merupakan sebuah usaha rintisan

seseorang yang memiliki nilai valuasi atau ekonomi lebih dari USD 1 Miliar atau

setara dengan Rp 14,3 Triliun, dimana nilai 1 USD setara dengan Rp 14.369

(liputan6, 2018).

B. Aplikasi Gojek

1. Perkembangan Fitur Dalam Aplikasi Dan Investor Gojek

Pada awal bulan Januari 2015, gojek mulai membuat aplikasi khusus untuk

memberikan inovasi sekaligus untuk bersaing dengan kompetitornya, seperti Uber

dan Grabbike (id.techinasia, 2015). Disamping itu, gojek juga terus berinovasi

dengan tidak hanya berfokus pada layanan antar penumpang (Goride). Namun

gojek juga mulai berinovasi dengan membuat fitur Gofood (layanan antar makanan)

dan Gomart (layanan untuk belanja) (id.techinasia, 2015). Bahkan persaingan antar

transportasi berbasis online, khususnya pada transportasi sepeda motor juga terus

dirasakan. Beberapa fitur tambahan pun diberikan gojek guna menawarkan

kemudahan bagi para penggunanya, diantaranya: Gosend (layanan kurir), Gobox

(layanan pengantaran barang berukuran besar), Goclean (layanan untuk

Page 36: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

22

membersihkan rumah), Gomessage (layanan pijat), Goglam (layanan kecantikan),

Gobusway (layanan pendeteksi keberadaan halte busway) (in.techinasia, 2015).

Dan diakhir tahun 2015, gojek juga sempat mengeluarkan fitur terbaru, yaitu Gotix

(layanan pembelian tiket) (cnnindonesia, 2015).

Pada tahun 2016, gojek kembali memberikan beberapa inovasi mengenai

fitur-fiturnya, diantaranya Gocar (layanan antar jemput dengan mobil), Goauto

(layanan perbaikan dan cuci kendaraan), Gopulsa (layanan pembelian pulsa),

hingga pada mode pembayaran elektornik (Gopay) (in.techinasia, 2015).

Menurut Data Euromonitor, mencatat bahwa terdapat 25% jumlah transaksi

non tunai, sedangkan Bank Indonesia sendiri mencatat terdapat 817 miliar jumlah

transaksi elektonik di Indonesia sampai bulan September 2017 (republika, 2017).

Berdasarkan data tersebut, kemudian membuat gojek meluncurkan fitur baru

bernama Gobills (layanan pembayaran tagihan listrik, BPJS, dll). Bahkan

peluncuran fitur terbaru ini juga mendapatkan dukungan dari Pemerintah dan juga

Bank Indonesia, khususnya pada cashless society dan Gerakan Nasional Non Tunai

(GNNT) (republika, 2017).

Selain Gobills, gojek juga memberikan fitur lain yang bisa digunakan

penggunanya, khususnya pada pengguna yang aktif menggunakan berbagai layanan

pada aplikasi gojek. Fitur tersebut bernama Gopoints, dimana fitur hadir sekitar

bulan Februari 2017 (inet.detik, 2018). Layanan ini menawarkan point-point yang

bisa didapatkan dari berbagai pelayanan dalam aplikasi gojek yang digunakan para

penggunanya. Hadiah atau reward yang ditawarkan juga menarik, diantaranya

Page 37: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

23

potongan harga untuk makan di restoran, pembelian barang elektronik, voucher

umroh, dan juga adanya diskon pada layanan gojek (inet.detik, 2018). Berdasarkan

beberapa layanan yang penulis jabarkan sebelumnya, data tersebut kemudian

diperkuat dengan gambar berikut mengenai layanan-layanan yang ditawarkan oleh

aplikasi gojek kepada penggunanya.

Gambar II.1. Layanan Bagi Pengguna Aplikasi Gojek

Sumber: Wawancara Pribadi dengan Kak Anggraeni, 4 Juli 2019

Pada sisi pengemudi, aplikasi gojek atau gojek juga memberikan berbagai

pelayanan yang bisa digunakan oleh para pengemudi gojek, seperti adanya fitur

swadaya gojek. Swadaya gojek merupakan berbagai bentuk pelayanan yang bisa

digunakan oleh para pengemudi gojek yang masih aktif. Fitur swadaya ini muncul

sekitar tahun 2016, dimana respon yang diterima dengan keberadaan fitur ini juga

Page 38: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

24

sangat positif, khususnya bagi para pengemudi gojek (jawapos, 2019). Terbukti

dengan pengemudi gojek di Solo yang telah terdaftar mengikuti asuransi, baik Pasar

Polis maupun Allianz sudah berjumlah 4.500 orang (jawapos, 2019). Data tersebut

kemudian diperkuat dengan beberapa gambar berikut mengenai layanan-layanan

pada swadaya gojek.

Gambar II.2. Beberapa Layanan Dalam Swadaya Gojek

Sumber: Wawancara Pribadi dengan Bapak Agus, 15 Agustus 2019

Menurut Nadiem selaku CEO Gojek Indonesia, swadaya gojek menawarkan

lima manfaat yang bisa diterima oleh para driver, diantaranya: Pertama, pengemudi

memiliki akses pada layanan jasa keuangan, yaitu perbankan dan asuransi; Kedua,

pengemudi bisa menggunakan akses cicilan otomatis dengan harga yang relatif

terjangkau, seperti membeli motor, handphone, barang elektronik, hingga kacamata

dengan cicilan berkisar antara Rp 6.000 – Rp 29.000 / hari; Ketiga, pemberian

diskon pada barang-barang keperluan sehari-hari, seperti kerjasama gojek dengan

Page 39: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

25

satu bengkel otomotif, toko ritel, hingga minimarket; Keempat, akses bisnis untuk

meningkatkan pemasukan keluarga para pengemudi, seperti menjadi ketua Arisan

dari RUMA Arisan Mapan; dan Kelima, gojek juga bekerjasama dengen beberapa

perusahaan guna memberikan pelatihan kemanan berkendara (safety riding), seperti

PT Astra Honda Motor, FIF Group, Courts, Erafone, Optik Melawai, Allianz, Pasar

Polis, Mr Montir, Alfamart, RUMA, Ramayana, dan Rifat Driving Labs

(ekonomi.bisnis, 2016).

Dari berbagai layanan dalam swadaya gojek, beberapa pengemudi mengakui

dirinya pernah menggunakan salah satu layanan yang ditawarkan aplikasi gojek

dalam swadaya gojek, seperti yang diungkapkan oleh informan Bapak Taryono

yang mengatakan: “Ohh engga.. paling saya ngambil cicilan hp buat sehari-hari”

(Wawancara pribadi dengan Bapak Taryono, 21 Mei 2019). Sejalan dengan itu,

beberapa informan juga mengatakan hal yang sama, seperti yang diungkapkan oleh

informan Bang Fiko dan Bapak Agung yang mengatakan: “Cicilan handphone

Samsung. Pernah .. sering. Misalnya hp buat istri saya, saya ambilin” (Wawancara

pribadi dengan Bang Fiko, 23 Mei 2019). “Nah kebetulan saya sudah 2x

menggunakan layanan pembelian hp dalam swadaya gojek ini” (Wawancara

pribadi dengan Bapak Agung, 28 Mei 2019).

Penggunaan pelayanan yang sering digunakan oleh para pengemudi adalah

layanan cicilan handphone. Dua alasan informan pengemudi yang mengaku pernah

menggunakan layanan ini disebabkan untuk membantu dalam proses berkerja

(sebagai pengemudi gojek) hingga untuk diberikan kepada istri dari pengemudi.

Bahkan penggunaan layanan ini juga pernah dilakukan lebih dari satu kali oleh

Page 40: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

26

pengemudi. Dalam proses pembayarannya, segala bentuk pelayanan yang

ditawarkan swadaya gojek dalam aplikasi gojek bisa dibayarkan para pengemudi

dengan sistem potongan dari deposit yang dimiliki oleh pengemudi setiap harinya.

Hal ini sejalan dengan informasi yang diberikan oleh informan Bapak Eko yang

mengatakan: “Jadi dipotong langsung dari aplikasinya” (Wawancara pribadi

dengan Bapak Eko, 20 Mei 2019). Sementara Bang Fiko juga mengatakan sistem

pembayaran dari berbagai layanan pada swadaya gojek adalah dengan melakukan

potongan dari deposit yang diterima para pengemudi setiap selesai menyelesaikan

orderannya (Wawancara pribadi dengan Bang Fiko, 23 Mei 2019)

Beberapa informan juga diungkapkan hal serupa yang mengatakan:

“Sistem pembayaran kita kan hampir sama kaya aplikasi customer, ada

deposit. Nah kita juga ada deposit. Perharinya dipotong deposit tergantung pesanan

barang yang diambil. Misalnya handphone atau rumah kan berbeda. Jadi semakin

besar yang diambil, jadi semakin besar juga yang ditarik (deposit) dari gojek”

(Wawancara pribadi dengan Bapak Indra, 25 Mei 2019).

Nah nanti proses pembayarannya dicicil dari potongan deposit kita tiap kita

nganter penumpang. Sehingga tidak memberatkan driver dalam proses

pembayarannya (Wawacara pribadi dengan Bapak Agung, 28 Mei 2019).

Jumlah potongan deposit ini tergantung dari jenis barang apa yang dibeli oleh

pengemudi. Semakin mahal barang yang dibeli pengemudi, maka semakin tinggi

pemotongan depositnya. Proses pendapatan deposit ini berasal dari tiap

penyelesaian pelayanan kepada para pengguna. Bahkan pengemudi merasa tidak

keberatan dengan adanya sistem potongan deposit sebagai bentuk pembayarannya.

Dalam menggunakan layanan swadaya gojek ini juga tidak bisa dilakukan

oleh sembarangan pengemudi gojek. Terdapat beberapa persyaratan yang harus

dipenuhi oleh para pengemudi gojek dalam menggunakan layanan swadaya gojek

Page 41: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

27

ini, seperti informan Bapak Taryono yang mengatakan: “Iyaa gitu (Jadi mitra

gojek)” (Wawancara pribadi dengan Bapak Taryono, 21 Mei 2019). Menurutnya,

salah satu syaratnya adalah pengemudi harus terdaftar sebagai pengemudi aktif

gojek. Selain itu juga jumlah orderan yang harus diambil tiap bulannya minimal

sebanyak 20 kali. Namun jumlah orderan ini juga dipengaruhi oleh jenis barang apa

yang diambil oleh pengemudi. Lama bergabung dengan gojek minimal 2 tahun.

Kemudian juga segala bentuk komentar juga mempengaruhi bisa / tidaknya

menggunakan layanan swadaya gojek. Pada akhirnya semua diputuskan oleh pihak

gojek. Apabila nanti pengemudi memenuhi berbagai kriteria yang ada, pihaknya

akan mengirimkan berupa link yang bisa digunakan pengemudi pada layanan

swadaya. Hal ini sejalan dengan informasi dari beberapa pengemudi gojek yang

mengatakan:

“Itu yang saya baca itu driver minimal udah gabung dua tahun minimal.

Udah gitu dia sering aktif dalam sebulan dua puluh kali narik. Jadi misalnya kalo

kita ga memenuhi kriterianya, kita gabisa ngajuin. Tapi kalo kita memenuhi kriteria,

akun kita ya ada linknya dan kita tinggal make” (Wawancara pribadi dengan Bang

Fiko, 23 Mei 2019).

“Ada. Dia ibaratnya harus berapa penumpang, berapa orderan. Jadi

misalkan semakin tinggi tingkatannya kaya rumah, berarti semakin berat juga

ibaratnya sehari harus berapa customer yang diambil. Tapi kalo powerbank,

powerbank kan ga gitu berat kaya rumah, berarti ya kaya berapa orderan perhari.

Terus juga komenan dari customer juga bagus, ya berarti ya ada besar kemungkinan

di acc (terima) sama gojek” (Wawancara pribadi dengan Bapak Indra, 25 Mei 2019).

Informasi tersebut kemudian diperkuat oleh beberapa gambar berikut

mengenai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pengemudi gojek

untuk menggunakan layanan dalam swadaya gojek.

Page 42: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

28

Gambar II.3. Persyaratan Menggunakan Salah Satu Layanan Swadaya Gojek

Page 43: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

29

Sumber: Wawancara pribadi dengan Bapak Agus, 15 Agustus 2019

Berbagai investor yang masuk ke gojek juga beragam, diantaranya berasal

dari Sequoia India, Northstar Group, DST Global , NSI Ventures, Rakuten

Ventures, dan Formation Group (cnnindonesia, 2016). Beberapa nama investor

tambahan juga turut hadir, seperti Farallon Capital Management, dan Capital Group

Private Markets (cnnindonesia, 2016).

C. Kondisi Permasalahan Transportasi Umum Di Jakarta

Menurut data Statistik Komuter JABODETABEK (2014), jenis transportasi

di Jakarta cukup beragam, diantaranya sepeda, sepeda motor, mobil, kendaraan

umum, kereta, bus transjakarta, kendaraan jemputan, dan lain-lain. Akan tetapi,

berbagai mode transportasi tersebut juga terlepas dari berbagai persoalan atau

permasalahan yang sering kali diterima oleh para penggunanya, diantaranya: jadwal

dari tiap transportasi yang tidak menentu, pola rute yang memaksa penumpang

melakukan transfer pada transportasi lain, lonjakan penduduk pada waktu-waktu

sibuk, dan perilaku pengemudi yang seringkali cenderung sembarangan atau

membahayakan pengguna (Tamin et al, 1999).

1) Jadwal Dari Tiap Transportasi Yang Tidak Menentu

Ketidakjelasan mengenai jadwal transportasi umum merupakan salah satu

bentuk ketidakpastian yang dialami oleh para pengguna. Berbagai alasan seringkali

dijadikan para pengemudi transportasi untuk tidak langsung melakukan perjalanan,

salah satunya jumlah penumpang atau pengguna yang belum memadai. Akibatnya

para pengguna mengalami kerugian waktu tempuh ke tempat tujuan. Hal ini sejalan

Page 44: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

30

dengan informasi dari informan Kak Thasya yang mengatakan: “Kalo bis

kebanyakan ngetem nya” (Wawancara pribadi dengan Kak Thasya, 12 Juni 2019).

Disisi lain kondisi ini secara tidak langsung juga akan menimbulkan

kemacetan pada lalu lintas. Kemacetan merupakan sebuah fenomena yang berimbas

pada terhambat atau terhentinya objek tertentu dalam menjalankan fungsi

sebenarnya (Poerwadarminto, 1976). Dalam hal ini objek yang dimaksud adalah

kendaraan lainnya.

2) Pola Rute Yang Memaksa Penumpang Melakukan Transfer Pada

Transportasi Lain

Selain jadwal yang tidak menentu, ketidakpastian yang dialami pengguna

selanjutnya adalah mengenai pola rute yang memaksa pengguna melakukan transfer

pada transportasi lain. Kondisi ini pada akhirnya memaksa pengguna untuk

mengalami dua persoalan, diantaranya para pengguna yang secara tidak langsung

dipaksa untuk mengikuti pola rute yang sudah ditentukan oleh pihak transportasi,

dan para pengguna yang secara tidak langsung dipaksa untuk melakukan transfer

pada jenis transportasi lain untuk sampai tujuan. Hal ini sejalan dengan informasi

yang diungkapkan informan Kak Anggraeni yang mengatakan: “Yaa karena kan

kita langsung ke tempat tujuan kita tanpa muter dulu kayak naik angkot atau

busway” (Wawancara pribadi dengan Kak Anggraeni, 4 Juli 2019).

Menurutnya, pola rute yang dilakukan beberapa transportasi, seperti angkot

(angkutan kota), dan busway cenderung tidak langsung menuju lokasi dari tujuan

utama tiap penggunanya. Sebab beberapa transportasi ini sudah memiliki pola rute

Page 45: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

31

yang sudah ditentukan sebelumnya. Akibatnya disamping para pengguna

mengalami kerugian dalam hal waktu tempuh, pada pengguna juga dirugikan

berupa biaya transpot yang lebih banyak.

3) Lonjakan Penduduk Pada Waktu-Waktu Sibuk

Jam-jam sibuk (rush hour traffic) di Jakarta dibagi menjadi dua jenis, yaitu

ketika individu berangkat ke tempat kegiatan dan ketika individu kembali dari

tempat kegiatan (Statistik Komuter JABODETABEK, 2014). Dimana ketika

individu berangkat ke tempat kegiatan, seluruh wilayah di Jakarta sepakat bahwa

jam-jam sibuk yang terjadi pada pukul 06:00 – 06.59 (Statistik Komuter

JABODETABEK, 2014). Wilayah terpadat berada di Jakarta Timur sebanyak

132.613 jiwa, sedangkan wilayah terendah berada di Jakarta Pusat sebanyak 42.080

jiwa (Statistik Komuter JABODETABEK, 2014)

Page 46: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

32

Grafik II.1. Komuter Jakarta Menurut Tempat Tinggal dan Jadwal Pukul

Berangkat Dari Rumah

Sumber: Statistik Komuter JABODETABEK (Hasil Survei Komuter

JABODETABEK), 2014:15

Akan tetapi ketika individu kembali dari tempat kegiatan, jam-jam sibuk di

Jakarta dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pada pukul 18:00 – 18:59; 20:00 – 23:59;

dan 00:00 – 16:59 (Statistik Komuter JABODETABEK, 2014). Jam-jam sibuk

yang terjadi pada pukul 18:00 – 18.59 hanya berada pada wilayah Jakarta Pusat

dengan jumlah penduduk sebanyak 30.253 jiwa (Statistik Komuter

JABODETABEK, 2014). Wilayah terpadat pada pukul 20:00 – 23.59 berada di

Jakarta Timur sebanyak 116.153 jiwa, sedangkan wilayah terendah berada di

Jakarta Selatan sebanyak 72.643 jiwa (Statistik Komuter JABODETABEK, 2014).

Page 47: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

33

Pada pukul 00.00 – 16.59 wilayah yang mengalami jam-jam sibuk hanya berada di

Jakarta Utara sebanyak 39.498 jiwa (Statistik Komuter JABODETABEK, 2014).

Grafik II.2. Komuter Jakarta Menurut Tempat Tinggal dan Jadwal Pukul Tiba Di

Rumah

Sumber: Statistik Komuter JABODETABEK (Hasil Survei Komuter

JABODETABEK), 2014:17

4) Perilaku Pengemudi Yang Seringkali Sembarangan Atau

Membahayakan Pengguna

Ketidakpastian yang dialami pengguna yang terakhir adalah mengenai

perilaku pengemudi yang cenderung sembarangan dalam mengendarai transportasi

umum. Beberapa kasus kecelakaan yang dialami oleh transportasi jenis bus

transjakarta juga pernah terjadi di Jakarta. Salah satunya kasus bus transjakarta

yang menabrak blok pemisah jalur di Jalan Jendral Sudirman pada tahun 2018,

dimana kondisi bus yang ringsek pada bagian depan hingga mengganggu arus

kendaraan pada lajur non-busway (tirto.id, 2018). Akan tetapi peristiwa ini tidak

Page 48: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

34

sampai mengalami jatuhnya korban jiwa (tirto.id, 2018). Selain itu, kecelakaan

serupa juga pernah terjadi pada transportasi transjakarta yang terjadi di depan

Universitas Kristen Indonesia (UKI), dimana kondisi badan bus yang terguling

hingga mengakibatkan kemacetan dan juga korban luka-luka sebanyak 10 orang

(tirto.id, 2018). Beberapa kasus tadi pada akhirnya memberikan ketidakpastian

kepada para pengguna, khususnya mengenai kondisi dari pada pengemudi

transportasi umum itu sendiri.

D. Profil Singkat Informan

Berdasarkan 21 informan yang sudah penulis jabarkan mengenai kriteria dan

alasan pada proses pemilihannya. Berikut ini proses penjabaran mengenai profil

singkat para informan pada tabel berikut.

Tabel I.D.I. Profil Singkat Informan

Pengemudi

No Nama Jenis

Kelamin

(Usia)

Pendidikan

Terakhir

Pekerjaan

Sebelum Menjadi

Pengemudi Gojek

(Status Pekerjaan)

Lama Bekerja

Sebagai

Pengemudi Gojek

(Tanggal

Wawancara)

1 Bapak Eko

Budi

Setiawan

Laki-Laki

(34 Tahun)

SMA Pengemudi Uber

dan Bekerja di

Restoran (sudah

behenti)

1 Tahun (20 Mei

2019)

Page 49: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

35

2 Bapak

Muhyidin

Laki-Laki

(53 Tahun)

SMA Berdagang (sudah

berhenti)

3 Tahun (20 Mei

2019)

3 Bapak

Taryono

Laki-Laki

(41 Tahun)

SMP Pengemudi ojek

pangkalan (sudah

berhenti)

4 Tahun (21 Mei

2019)

4 Bang Fiko Laki-Laki

(29 Tahun)

SMP Kurir di Polda

Metro (sudah

berhenti)

6 tahun (23 Mei

2019)

5 Bapak

Sadikin

Laki-Laki

(36 Tahun)

SMA Di pabrik otomotif

Toyota (sudah

berhenti)

3 Tahun (24 Mei

2019)

6 Bapak Indra Laki-Laki

(30 Tahun)

S1 Di Bank BNI

(habis kontrak)

2 Tahun (25 Mei

2019)

7 Ibu Heni Perempuan

(49 Tahun)

D3 Di periklanan

(habis kontrak)

2 Tahun (26 Mei

2019)

8 Bapak Agung Laki-Laki

(42 Tahun)

SMP Pengemudi ojek

pangkalan (sudah

berhenti)

4 Tahun (28 Mei

2019)

9 Bapak Agus Laki-Laki

(34 Tahun)

S1 Karyawan Swasta

(masih berlanjut)

4 Tahun (15

Agustus 2019)

10 Bapak Bayu Laki-Laki

(30 Tahun)

SMA Di koperasi

sekolah (sudah

berhenti)

4 Tahun (27 Mei

2019)

Page 50: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

36

Pengguna

No Nama Jenis

Kelamin

(Usia)

Pendidikan

Terakhir

Pekerjaan Yang

Ditempuh

Sejak Kapan

Menggunakan

Gojek (Tanggal

Wawancara)

1 Mba Yuni Perempuan

(29 Tahun)

S1 Karyawan Swasta Sejak Menikah

(25 Mei 2019)

2 Kak Anisa Perempuan

(20 Tahun)

SMA

(Masih

Kuliah)

Kuliah di salah

satu Universitas

Negeri

Sudah 4 Tahun

(30 Mei 2019)

3 Kak Dimas Laki-Laki

(20 Tahun)

SMA

(Masih

Kuliah)

Kuliah di salah

satu Universitas

Negeri

Sudah 2 Tahun (8

Juni 2019)

4 Kak Silvani Perempuan

(20 Tahun)

SMA

(Masih

Kuliah)

Kuliah di salah

satu Sekolah

Kedinasan

Sudah 2 Tahun

(10 Juni 2019)

5 Kak

Febriyanti

Perempuan

(21 Tahun)

SMA

(Masih

Kuliah)

Kuliah di salah

satu Universitas

Negeri

Sudah 2-3 Tahun

(11 Juni 2019)

6 Kak Thasya Perempuan

(21 Tahun)

SMK

(Masih

Kuliah)

Kuliah di salah

satu Universitas

Swasta

Sudah 2-3 Tahun

(12 Juni 2019)

Page 51: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

37

7 Kak Devi Perempuan

(22 Tahun)

SMA

(Masih

Kuliah)

Kuliah di salah

satu Universitas

Negeri

Sudah 3 Tahun

(11 Juni 2019)

8 Kak Fitria Perempuan

(21 Tahun)

MAN

(Masih

Kuliah)

Kuliah di salah

satu Universitas

Negeri

Sudah 4 Tahun

(14 Juni 2019)

9 Kak Ikhsan Laki-Laki

(22 Tahun)

SMA

(Masih

Kuliah)

Kuliah di salah

satu Universitas

Negeri

Sudah 4 Tahun

(15 Juni 2019)

10 Kak

Anggraeni

Perempuan

(22 Tahun)

MAN

(Masih

Kuliah)

Kuliah di salah

satu Universitas

Negeri

Sudah 2 Tahun (4

Juli 2019)

11 Kak Panca Laki-Laki

(21 Tahun)

SMK

(Masih

Kuliah)

Kuliah di salah

satu Universitas

Swasta

Sudah 3 Tahun

(16 Agustus 2019)

Sumber: Hasil Observasi

Page 52: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

38

BAB III

PEMBAHASAN

A. Resiko-Resiko Yang Dihadapi Oleh Pengguna Gojek

Masyarakat resiko merupakan masyarakat berjuang untuk memperoleh

kepastian atas resiko ketidakpastian yang dialami pada kehidupan modern. Dimana

upaya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan melakukan

refleksi dari berbagai resiko yang dialami atau yang disebut Beck sebagai

Modernitas Reflektif. Gojek merupakan salah satu bentuk refleksi yang dilakukan

masyarakat Jakarta dalam mengatasi berbagai ketidakpastian yang dialami,

khususnya pada permasalahan pada mode transportasi umum. Keberadaan aplikasi

gojek pada akhirnya memberikan sebuah solusi atas ketidakpastian yang dialami

sebelumnya. Adapun solusi yang tawarkan oleh keberadaan aplikasi gojek pada

masyarakat Jakarta (pengguna), diantaranya: waktu, kemudahan, biaya, dan

keamanan (Amajida, 2016).

1. Waktu

Waktu yang singkat merupakan salah satu alasan bagi para pengguna gojek

untuk menggunakan fasilitas pada aplikasi gojek. Keberadaan aplikasi gojek bisa

menjadi solusi ketidakpastian ketika mengalami kesulitan dalam mencari

transportasi umum pada waktu-waktu yang singkat. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh informan Kak Anisa yang mengatakan: “Dan sebagai solusi juga

kalo lagi buru-buru, ongkosnya juga udah ditentuin dari aplikasinya jadi

terjangkau” (Wawancara pribadi dengan Kak Anisa, 30 Mei 2019).

Page 53: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

39

Sejalan dengan itu, beberapa informan lain juga mengatakan hal yang sama,

seperti informan Kak Febriyanti yang mengatakan: “Karena gini, kalo buru-buru

telat kerja / kuliah bisa langsung pesen” (Wawancara pribadi dengan Kak

Febriyanti, 11 Juni 2019). Kemudian informan Kak Devi juga yang mengatakan:

“Membantu banget kalo lagi buru-buru dan susah dapet transportasi” (Wawancara

pribadi dengan Kak Devi, 11 Juni 2019).

Selain menjadi solusi atas ketidakpastian bagi para penggunanya ketika

dibutuhkan pada waktu-waktu yang singkat, keberadaan aplikasi gojek juga

memberikan solusi atas ketidakpastian lainnya, yaitu menunggu penggunanya.

Transportasi gojek juga dianggap bisa menjadi salah satu jenis transportasi umum

yang mau menunggu para penggunanya ketika pihak pengemudi sudah sampat pada

titik penjemputan yang sudah disepakati. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh

informan Bang Fiko yang mengatakan: “Ojek online juga kadang kita istilahnya

udah nyampe aja, kita (driver) nunggu 10 menit aja kita masih mau” (Wawancara

pribadi dengan Bang Fiko, 23 Mei 2019)

Dari sisi pengguna, para pengguna juga mengatakan hal yang sama. Dimana

salah satu kelebihan yang bisa diterima saat menggunakan layanan pada

transportasi gojek, khususnya goride adalah pengemudi yang mau menunggu

penggunanya. Sebab beberapa transportasi umum lain secara tidak langsung

memaksa penggunanya untuk cenderung menunggu transportasi tersebut karena

sudah memiliki jadwal keberangkatan yang tetap, seperti yang diungkapkan oleh

informan Kak Febriyanti yang mengatakan: “Kalo angkot busway gitu-gitu kan

Page 54: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

40

mesti nunggu kan sedangkan kalo gojek tinggal mesen malah kadang drivernya

yang nunggu kita” (Wawancara pribadi dengan Kak Febriyanti, 11 Juni 2019).

Keberadaan aplikasi gojek pada resiko waktu dapat memberikan solusi atas

ketidakpastian sebelumnya yang dialami oleh para penggunanya, diantaranya

sebagai solusi alternatif bagi para masyarakat yang membutuhkan transportasi

dalam rentan waktu yang singkat dan menjadi salah satu transportasi yang bisa

menunggu setiap penggunanya.

2. Kemudahan

Beberapa transportasi umum juga tidak terlepas dari beberapa permasalahan,

seperti waktu tempuh, besaran tarif, hingga proses pemesanan yang cenderung

rumit juga menjadi pertimbangan tersendiri bagi para masyarakat dalam

menggunakan sebuah transportasi umum. Waktu tempuh pada mode transportasi

umum yang cenderung lebih lama akibat mengikuti pola rute yang sudah ditentukan

juga menjadi salah satu bentuk ketidakpastian yang dialami masyarakat. Besaran

tarif yang cenderung mahal juga menjadi pertimbangan bagi masyarakat dalam

menggunakan sebuah transportasi, apalagi tidak diimbangi dengan pelayanan yang

memadai. Kemudian proses pemesanan yang cenderung rumit dan tidak

memberikan kenyamanan bagi masyakarat juga menjadi poin penting lainnya.

Akibatnya masyarakat membutuhkan solusi atas berbagai ketidakpastian tersebut.

Keberadaan aplikasi gojek dalam hal ini bisa menjadi solusi atas ketidakpastian

pada mode transportasi umum, seperti yang diungkapkan oleh informan Bapak

Indra yang mengatakana: “Aplikasi gojek itu adalah mempermudah masyarakat

Page 55: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

41

agar berpergian tanpa ada memakan waktu karena lebih simpel, lebih murah, lebih

cepat” (Wawancara pribadi dengan Bapak Indra, 25 Mei 2019)

Dalam menggunakan berbagai layanan yang ada di dalam aplikasi gojek,

setiap masyarakat bisa mengaksesnya melalui telepon genggam pribadinya dengan

menguduh aplikasi gojek tersebut. Kondisi ini diharapkan bisa semakin

memudahkan para pengguna aplikasi gojek untuk menggunakan berbagai layanan

yang ditawarkan dalam aplikasi gojek. Hal ini sejalan dengan informasi yang

diberikan oleh informan Kak Silvani yang mengatakan: “Yang pertama itu

aksesnya mudah, kita tinggal download aplikasinya aja, terus tinggal modal kuota”

(Wawancara pribadi dengan Kak Silvani, 10 Juni 2019). Akan tetapi jenis telepon

genggam yang bisa digunakan dalam mengakses aplikasi gojek harus termasuk ke

dalam jenis Android ataupun IOS (inet.detik, 2017).

Selain itu, keberadaan aplikasi gojek juga dianggap memberikan kemudahan

kepada masyarakat yang tidak memiliki keahlian dalam menggunakan kendaraan,

seperti yang diungkapkan oleh informan Kak Anisa yang mengatakan: “Sangat

membantu bagi orang-orang yang gabisa mengendarai motor atau mobil sih”

(Wawancara pribadi dengan Kak Anisa, 30 Mei 2019). Dimana keberadaan

transportasi juga menjadi sebuah hal yang penting yang dibutuhkan oleh

masyarakat, khususnya ketika masyarakat melakukan segala aktivitas yang

memiliki jarak tempuh yang jauh

Berbagai inovasi juga terus dilakukan pihak perusahaan gojek terhadap

aplikasi yang dimilikinya. Dimana hal ini dilakukan demi memberikan kenyamanan

Page 56: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

42

sekaligus kemudahan bagi para penggunanya, salah satunya dengan bekerjasama

dengan salah satu jenis taksi konvensional, yaitu Blue Bird. Kerjasama gojek

dengan Blue Bird juga menjadi salah satu usaha untuk menghilangkan citra

kompetisi yang ada dari gojek dan juga taksi konvensional demi terciptanya sebuah

koalisi (cnnindonesia, 2017). Inovasi ini dapat digunakan masyarakat dalam

layanan Go Blue Bird. Bersaran tarif yang ditawarkan pada layanan ini juga

dianggap lebih murah dibanding pada tarif taksi konvensional pada umumnya,

seperti yang diungkapkan oleh informan Kak Dimas yang mengatakan: “Terus

mereka juga sekarang ada kerajasama bluebird kan? Jadi karena mereka

kerjasama sama bluebird, jadi harganya mungkin agak lebih murah sekarang

(Wawancara pribadi dengan Kak Dimas, 8 Juni 2019).

Pada resiko kemudahan, aplikasi gojek bisa menjadi solusi atas

ketidakpastian yang dialami para penggunanya, seperti akses aplikasi yang bisa

digunakan pada telepon genggam pribadi tiap individu, menjadi solusi alternatif

bagi masyarakat yang tidak memiliki kemampuan untuk mengoperasikan

kendaraan, hingga melakukan inovasi dengan bekerjasama dengan jenis

transportasi umum lainnya.

3. Biaya

Keberadaan aplikasi dalam mode transportasi gojek bisa dikatakan sebagai

sebagai sebuah pembeda yang sangat terlihat jelas. Disisi lain, keberadaan aplikasi

gojek juga menjadi solusi atas ketidakpastian pada mode transportasi ojek

sebelumnya (ojek konvensional) mengenai besaran tarif. Sistem tawar menawar

Page 57: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

43

yang dihadirkan untuk penentuan besaran tarif yang harus dibayarkan pada

transportasi ojek konvensional bisa menjadi gambaran mengenai ketidakpastian

yang diterima penggunanya. Hadirnya aplikasi dalam transportasi gojek

memberikan solusi atas ketidakpastian tersebut, khususnya mengenai tarif yang

harus dibayarkan hingga menghilangkan sistem tawar menawar yang terjadi pada

mode transportasi ojek konvesional. Hal ini sejalan dengan informasi dari informan

Kak Fitria yang mengatakan: “Sama udah tau duluan tarifnya tanpa perlu nawar-

nawar lagi” (Wawancara pribadi dengan Kak Fitria, 14 Juni 2019).

Selain harga yang sudah jelas, keberadaan aplikasi gojek juga menjadi solusi

atas ketidakpastian mengenai harga dari satu tempat ke tempat yang lain. Pada

transportasi ojek konvensional, para pengguna harus menanyakan langsung

mengenai besaran tarif dari satu tempat ke tempat lainnya. Akan tetapi, kehadiran

aplikasi gojek ini menjadi solusi atas ketidakpastian tersebut. Hal ini sejalan dengan

informasi dari informan Kak Silvani yang mengatakan: “Terus yang kedua itu kita

udah tau harga jarak dari satu tempat ke tempat yang lain” (Wawancara pribadi

dengan Kak Silvani, 8 Juni 2019). Kemudian informasi ini diperkuat oleh foto

berupa tampilan yang ada pada aplikasi pengguna gojek mengenai besaran tarif

yang jelas dan juga harga dari satu tempat ke tempat lainnya, seperti yang informasi

yang diberikan oleh informan Kak Panca pada gambar berikut.

Page 58: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

44

Gambar III.1. Tarif Pada Aplikasi Gojek

Sumber: Wawancara pribadi dengan Kak Panca, 16 Agustus 2019

Disamping bisa menghilangkan sistem tawar menawar dan mengetahui harga

dari satu tempat ke tempat yang lain, keberadaan aplikasi gojek atau gojek juga

menjadi solusi bagi pengguna yang hendak melakukan perjalanan jauh. Sebab tarif

yang dicantumkan dianggap lebih murah dibandingkan pada mode transportasi

lainnya, seperti informasi yang diungkapkan oleh Kak Anggraeni yang

mengatakan: “Dan apalagi untuk jarak jauh udah pasti lebih murah ojek online”

(Wawancara pribadi dengan Kak Anggraeni, 4 Juli 2019).

Dalam aplikasi gojek juga sering memberikan beberapa promo yang bisa

digunakan penggunanya. Salah satu promo yang sering ditawarkan oleh aplikasi

gojek adalah mengenai jasa ongkir atau jasa ongkos kirim, khususnya pada

beberapa tempat makan baru yang sudah terdaftar dalam layanan Gofood. Hal ini

Page 59: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

45

sejalan dengan informasi dari informan Mba Yuni yang mengatakan: “Ya itu free

biaya pengantaran. Kayanya kalo untuk makanan ya? Kaya dibeberapa outlet gitu.

Mungkin outlet yang baru ya? Jadi gasemua outlet ada promo gratis anter gitu”

(Wawancara pribadi dengan Mba Yuni, 25 Mei 2019)

Dalam menggunakan berbagai layanan yang ada pada aplikasi gojek, gojek

sendiri memiliki dua sistem pembayaran yang dianggap sah, yaitu cash dan gopay

(gojek payment). Pada awalnya keberadaan gopay ini hanya bisa digunakan khusus

pada layanan gojek. Akan tetapi, keberadaan gopay ini pada akhirnya bisa

digunakan pada keperluan lain, seperti pada informasi dari informan Kak Dimas

yang mengatakan: “Banyak sih ada gopay, dan gopay sekarang kan udah bisa buat

transaksi apa aja kan macem-macem” (Wawancara pribadi dengan Kak Dimas, 8

Juni 2019).

Penggunaan sistem pembayaran gopay kemudian bisa digunakan pada

beberapa tempat makan dan beberapa supermarket. Bahkan penggunaan gopay ini

juga memberikan keuntungan tersendiri bagi para penggunanya. Sebab terdapat

beberapa cashback yang bisa diterima oleh para penggunanya. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh informan Kak Ikhsan yang mengatakan:

“Kaya buat bayar di supermarket ya? Udah bisa sekarang. Di Alfamart,

Alfamidi, Indomart juga udah bisa. Sama kadang juga buat bayar restoran juga

sekarang udah bisa. Malah kadang-kadang di restoran, dapet cashback. Misalnya

ada promo nih 20% kalo bayar pake gopay. Kadang-kadang saya juga sering pake

gopay” (Wawancara pribadi dengan Kak Ikhsan, 15 Juli 2019)

Informasi ini kemudian diperkuat oleh beberapa foto terkait beberapa tempat

makan dan supermarket yang sudah menganggap gopay sebagai sistem pembayaran

yang dianggap sah, seperti hasil observasi penulis pada beberapa gambar berikut.

Page 60: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

46

Gambar III.2. Pembayaran Menggunakan Gopay Di Alfamart

Sumber: Hasil Observasi Kamis, 15 Agustus 2019

Gambar III.3. Pembayaran Menggunakan Gopay Di Beberapa Tempat Makan

Sumber: Hasil Observasi Kamis, 15 Agustus 2019

4. Keamanan

Page 61: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

47

Keamanan dalam sebuah transportasi menjadi salah satu pertimbangan yang

utama bagi masyarakat. Menurut data Statistik Komuter JABODETABEK (2014),

keamanan atau tindak kejahatan dalam transportasi dianggap menjadi salah satu

pengalaman terburuk yang dialami penduduk Jakarta saat dalam perjalanan.

Terutama bagi para perusahaan yang bergerak pada mode transportasi umum.

Bahkan beberapa pengguna pada mode transportasi umum juga sering mengalami

tindak kejahatan dalam transportasi yang digunakannya, seperti yang diungkapkan

oleh informan Kak Thasya yang mengatakan:

“Iya pernah, lagi duduk di bis yang ga terlalu rame sih dibilang penuh juga

gapenuh penuh amat begitu mau turun bis saya pindahin kan hp ke tas eh pas turun

bener bener turun baru banget turun ngecek tas kan eh hp nya ilang saya dan teman

saya pun panik dan mengejar bis dibantu oleh ibu ibu. Begitu” (Wawancara pribadi

dengan Kak Thasya, 12 Juni 2019).

Dalam hal ini para pengguna transportasi umum mengalami ketidakpastian

akan keamanan yang harusnya diterima sebagai salah satu pelayanan dalam

transportasi umum. Kehadiran aplikasi gojek atau gojek kemudian menawarkan

solusi kepastian atas ketidakpastian sebelumnya. Hal tersebut sejalan dengan

informasi dari informan Mba Yuni yang mengatakan: “Terus juga dalam segi

keamanan juga cukup aman sih” (Wawancara pribadi dengan Mba Yuni, 25 Mei

2019).

Lebih lanjut informan Mba Yuni mengatakan: “Kalo kaya saya kan dari

kantorkan sering pake jasa gosend ya? Itu menurut saya cukup aman. Karena

dalam ngirim itu sering kaya ngirim dokumen penting, atau apa gitu” (Wawancara

pribadi dengan Mba Yuni, 25 Mei 2019). Menurutnya, keamanan pada transportasi

gojek masih sangat dirasa cukup aman karena dokumen yang sering dikirimnya

Page 62: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

48

melalui pelayanan Gosend termasuk ke dalam kategori dokumen penting dari

tempatnya bekerja.

Selain itu pihak gojek dalam hal ini juga terus mengembangkan guna

memberikan solusi atas ketidakpastian dalam hal keamanan yang bisa diterima oleh

setiap penggunanya, salah satunya dengan menggunakan fitur bagikan perjalanan

(share trip) dan tombol darurat (emergency hotline) (cnbcindonesia, 2019).

Menurut Raditya Pradesha Wibowo selaku Global Head of Transport Gojek,

keberadaan fitur ini bisa memberikan rasa aman bagi para pengguna gojek,

khususnya pada lokasi penjemputan dan proses pengantaran (cnbcindonesia, 2019).

Hal ini sejalan dengan informasi yang diberikan oleh informan Kak Dimas yang

mengatakan:

“Jadi kaya ada tuh misalnya fitur kaya waktu itu pernah ada kasus yang culik

gitu atau dibawa gitu. Itu kan fitur kaya help atau apa gitu. Itu bisa digunain kalo

misalnya ada apa sama pengguna gojeknya itu gara-gara si tukang ojeknya, ya

tinggal teken itu. Mungkin itu nanti terdeteksi kalo misalnya ada apa-apa sama

pihak mereka (gojek). Mungkin kalo ada fitur itu, diawal-awal akan ada di fitur

gojeknya akan dikasih tau fungsinya dan caranya penggunaannya gitu”

(Wawancara pribadi dengan Kak Dimas, 8 Juni 2019)

B. Resiko-Resiko Yang Dihadapi Oleh Pengemudi Gojek

Solusi atas ketidakpastian yang ditawarkan kepada pengguna melalui sebuah

aplikasi, pada akhirnya keberadaan aplikasi ini juga yang melahirkan permasalahan

baru. Dalam teori masyarakat risiko, ini yang disebut Beck sebagai efek bumerang.

Dimana efek dari resiko bisa menyerang kembali kepada pemilik atau penciptanya

(Beck, 1992). Dalam hal ini aplikasi gojek yang hadir sebagai refleksi yang

dilakukan pengguna atas buruknya transportasi umum perkotaan, disisi lain

Page 63: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

49

keberadaan aplikasi gojek ini juga memberikan resiko ketidakpastian bagi para

pengemudi, diantaranya orderan fiktif, dan ratting pelanggan.

1. Orderan Fiktif

Orderan fiktif atau yang sering disebut “opik” merupakan salah satu bentuk

penipuan (fraud) yang ada pada aplikasi, baik gojek maupun grab bike (inet.detik,

2019). Keberadaan orderan fiktif ini dianggap sebagai salah satu musuh bagi para

pengemudi gojek. Para pelaku dari orderan fiktif ini juga tidak menutup

kemungkinan berasal dari sesama ojek online itu sendiri. Hal ini sejalan dengan

informasi dari informan Bapak Indra yang mengatakan:

“Kalo fiktif bang ya? Ini salah satu musuh nih. Musuhnya ojek online ya itu

fiktif. Karena fiktif ini gini mas, ada orang yang iseng, atau ada kelompok yang mau

menghancurkan driver ojol, entah itu ojol gojek, entah itu ojol sebelah ya?”

(Wawancara pribadi dengan Bapak Indra, 25 Mei 2019)

Hal serupa juga diungkapkan oleh Informan Bapak Agung yang mengatakan:

“Tapi kadang sering juga sih orderan kaya gini biasanya dilakuin sama sesama

ojol juga. Tapi saya kurang begitu tau sih sama masalah ini” (Wawancara pribadi

dengan Bapak Agung, 28 Mei 2019). Disisi lain, para pengguna gojek juga

memberikan tanggapannya mengenai para pelaku dari orderan fiktif ini. Para pelaku

orderan fiktif ini dianggap tidak selalu berasal dari sesama pengemudi ojek online,

melainkan juga berasal dari para pengguna aplikasi gojek itu sendiri. Hal ini sejalan

dengan informasi dari informan Kak Febriyanti yang mengatakan:

“Orderan fiktif ini kan ada dua, kaya dari drivernya atau dari orang mesen

atau dari anak-anak kecil yang gajelas gitu kan? Kalo dari gojeknya langsung, ya

jelas lah itu ga bagus juga. Karena kan sama aja curang ya? Ya iya sih ngerti kalo

susah dapet penumpang atau poinnya belum masuk atau poinnya belum nyukupin

buat setif. Tapi tetep aja itu ga diperbolehkan. Karena merugikan driver yang

lainnya kan? Nah kalo dari orderan fiktif dari anak-anak kecil yang iseng atau dari

Page 64: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

50

orang-orang yang iseng, ya menurut saya orang-orang yang iseng ini kaya gapunya

otak aja sih. Jadi kaya ya coba orang tuanya dia (pelaku orderan fiktif) diposisikan

jadi drivernya. Udah belinya sekian ratus ribu, tapi ternyata dia tipu. Ya dia

gapunya otak aja. Ya dia kaya ga ngehargain jasa orang-orang yang seperti itu

begitu” (Wawancara pribadi dengan Kak Febriyanti, 11 Juni 2019)

Keberadaan orderan fiktif ini juga dianggap menjadi salah satu sebab

performa dari para pengemudi gojek menjadi menurun. Bahkan bisa sampai

mengakibatkan PM (Putus Mitra). Hal tersebut dikarenakan sistem cancel order

yang dilakukan, baik dari pihak pelaku maupun para pengemudi gojek, seperti yang

diungkapkan oleh informan Bapak Muhyidin yang mengatakan: “Nah ini yang

bikin kita agak performa kita agak turun gitu. Karna kan kita sering kali dapet

orderan gitu ya? Pas nyampe tiba-tiba di cancel” (Wawancara pribadi dengan

Bapak Muhyidin, 20 Mei 2019).

Beberapa pengemudi gojek juga mengungkapkan hal serupa, seperti beberapa

informasi dari para pengemudi gojek yang mengatakan:

“Ya itu sangat merugikan driver ya? Ini kan nanti kalo kita cancel misalnya,

performa kita juga akan berkurang” (Wawancara pribadi dengan Bapak Agung, 28

Mei 2019)

Yaa orderan fiktif yaa nyebelin yaa? Nyebelinnya ya gitu kalo udah dapet

order fiktif, kalo dia mau cancel ya jangan di ceklis (dimenu aplikasi gojek), jangan

dipilih alasan driver apa-apa yang mau. Ini diceklis sama dia itu aja sih nyebelinnya

(Wawancara pribadi dengan Bang Fiko, 23 Mei 2019)

Karena suka masuk ke aplikasi kita. Nanti kita chat “dimana posisi?”. Tapi

gadibales dan tiba-tiba di cancel. Dan kita rugi jadinya (Wawancara pribadi dengan

Bapak Taryono, 21 Mei 2019)

Langsung nelfon ke customer service gojek. Kita lapor gimana ceritanya

masalah ini, nanti dia langsung proses, nanti yang ngecancel itu dari kantor. Kalo

bisa itu jangan kita yang ngecancel. Itu berakibat fatal buat kita (driver) sendiri

kaya performa. Mending kalo cuma di suspend ya? kalo putus mitra itu yang bahaya.

Karena banyak temen-temen fiktif dijalanin, akhirnya putus mitra (Wawancara

pribadi dengan Bapak Indra, 25 Mei 2019)

Menurut riset yang dilakukan Institute for Development of Economics and

Finance (INDEF) mengenai orderan fiktif, dimana metode yang digunakan adalah

Page 65: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

51

metode survei dengan cara non-probability atau convenient sampling (inet.detik,

2019). Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 42% pengemudi menganggap

orderan fiktif terjadi di gojek, sebaliknya sebanyak 28% pengemudi yang

menganggap orderan fiktif terjadi di grab bike (inet.detik, 2019). Lebih lanjut dalam

riset ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 46% pengemudi gojek yang

mengatakan pihak perusahaan tidak mengetahui atau mengetahui tapi justru

membiarkan hal ini tetap terjadi, sebaliknya sebanyak 30% pengemudi grab bike

yang mengatakan hal serupa (inet.detik, 2019). Hal ini sejalan dengan informasi

dari informan Bapak Sadikin yang mengatakan: “Orderan fiktif ya itu susah juga

sih. Kaya ya pihak gojeknya kaya tutup mata juga. Yaa kita udah pernah lapor.

Cuman jawabannya “Lain kali hati-hati aja pak” (Wawancara pribadi dengan

Bapak Sadikin, 24 Mei 2019).

Secara tidak langsung, keberadaan orderan fiktif ini dianggap menjadi sesuatu

yang wajar dikalangan pengemudi maupun pihak perusahaan. Orderan fiktif yang

dialami oleh para pengemudi gojek juga beragam, seperti pengalaman yag dialami

oleh informan Bapak Sadikin yang mengatakan:

“Saya juga pernah ketipu 500 ribu. Goshop. Iyaa model COD (Cash On

Delivery) gitu kan, gini-gini nanti bayarnya. Saya disuruh nalangin dulu. Nanti pas

sampe tujuan baru baranganya dibayar. Barangnya kan udah saya pegang, tapi ya

kong kali kong (kerjasama) pedagang. Gatau gimana. Dia kan kalo udah barang

kan saya gabuka kan? Udah di plastik rapih, sampe sana alamatnya fiktif. Gaada.

Saya nanya orang situ gaada. Terus nanya orang situ “udah sering pak disini udah

lima kali kejadian”. Pas nelfon kesana (perusahaan), jawabannya enteng aja “lain

kali bapak hati-hati”. Ya kita kalo udah tau bakal ketipu kan mana mau kan?”

(Wawancara pribadi dengan Bapak Sadikin, 24 Mei 2019)

Hal serupa juga pernah dialami oleh pengemudi lain, seperti yang

diungkapkan oleh informan Bapak Indra dan Bapak Taryono yang mengatakan:

Page 66: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

52

“Misalkan saya dapet orderan fiktif di gofood, gofood itu saya beliin nih.

Ternyata pas saya antar, rumah kosong atau kuburan atau tanah kosong itu sering

terjadi seperti itu (orderan fiktif). Nah itu kendalanya kalo misalnya fiktif itu kalo

dari awal kita udah curiga ini fiktif, mending di cancel aja. Trus kalo udah misalnya

udah diambil sama kita, kita jalanin, kita anterin ternyata fiktif, jangan langsung di

selesaiin. Karena kalo nanti langsung diselesiin, nanti dari pihak orderan fiktif itu

akan komen bang. Komen macem-macem lah” (Wawancara pribadi dengan Bapak

Indra, 25 Mei 2019)

“Orderan fiktif itu sebenernya saya ga ngerti ya? Karena saya sendiri

gapernah gunain orderan fiktif itu, misalnya kita ambil satu contoh yang saya tau

nih ya ini sih udah lama, misalnya saya yang order dengan jarak 0, lalu itu yang

dapet saya juga. Jadi saya ga ngerti deh tuh. Itu orang-orang yang kaya gitu.

Sebenernya orang-orang yang kaya gitu orang-orang yang pada pinter. Main

orderan fiktif, ya yang sekolahnya pada pinter dah. Masalah jujur dan ga jujurnya

dia lebih tau dah. Dia demen (suka) dah ngejalananin itu” (Wawancara pribadi

dengan Bapak Taryono, 21 Mei 2019)

Selain dialami oleh para pengemudi gojek, orderan fiktif ini juga pernah

dialami oleh para pengguna. Hal ini sejalan dengan pengalaman yang pernah

didapatkan oleh informan Kak Anisa yang mengatakan:

“Tapi kemarin saya juga diceritain sama ibu-ibu. Dia itu driver gocar.

Katanya selain ada orderan palsu, ada juga driver yang iseng gitu nipu juga.

Misalnya kita order via pembayaran gopay, eh si driver itu udah “ok”. Eh taunya

ganyampe-nyampe itu drivernya. Kalo pake gopay kan otomatis udah ke ambil kan

sama drivernya. Jadi gopaynya ke ambil sama drivernya, sedangkan kita ga

diangkut gitu” (Wawancara pribadi dengan Kak Anisa, 30 Mei 2019)

Bahkan karena orderan fiktif ini sangat sering terjadi, beberapa pengemudi

gojek sudah mengetahui ciri-ciri yang kiranya termasuk ke dalam kategori orderan

fiktif, seperti yang diungkapkan oleh informan Bapak Eko yang mengatakan: “Kaya

misalnya gasesuai alamat, ditelfon gabisa dihubungin, mungkin selama 1x15 menit

gitu kan dan itu udah pasti orderan palsu” (Wawancara pribadi dengan Bapak Eko,

20 Mei 2019)

Berdasarkan ketidakpastian yang dialami para pengemudi gojek mengenai

orderan fiktif, pihak perusahaan gojek pada akhirnya membuat call center khusus

sebagai bentuk kepastian atas permasalahan ini (liputan6, 2019). Selain membuat

Page 67: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

53

call center khusus, pihak gojek juga membuat fitur khusus mengenai orderan fiktif

yang terdapat di fitur bantuan pada aplikasi pengemudi. Hal ini sejalan dengan

informasi dari informan Bapak Eko yang mengatakan: “Cuman karna diaplikasi

juga udah ada fiturnya untuk pemblokiran itu untuk mengetahui orderan palsu, jadi

kita udah bisa cancel sendiri” (Wawancara pribadi dengan Bapak Eko, 20 Mei

2019).

Sejalan dengan itu, informan Ibu Heni juga mengatakan:

“Kalo sekarang itu kan sistemnya ada di aplikasi itu kan gampang. Kalo

misalkan kita dapet order fiktif, atau apa gitu, itu ada di fitur bantuan. Jadi kita bisa

langsung .. kita screenshoot, kita lapor sama mereka, kirim email aja juga udah di

proses sama mereka” (Wawancara pribadi dengan Ibu Heni, 26 Mei 2019)

Berbagai informasi tadi kemudian diperkuat dengan foto yang

menggambarkan adanya fitur khusus yang mengatasi permasalahan orderan fiktif

itu sendiri, seperti informasi yang diberikan oleh informan Bapak Agus pada

gambar berikut.

Page 68: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

54

Gambar III.4. Fitur Untuk Mengatasi Orderan Fiktif

Sumber: Wawancara pribadi dengan Bapak Agus, 15 Agustus 2019

2. Fitur Ratting Pengguna

Selain mengenai orderan fiktif, ketidakpastian yang dialami oleh pengemudi

aplikasi gojek adalah mengenai fitur ratting dan komentar bagi pengemudi yang

tidak sesuai dengan keadaaan sebenarnya. Keberadaan fitur ratting dan komentar

ini merupakan salah satu bentuk masukan kepada tiap pengemudi gojek. Bahkan

beberapa pengemudi gojek terus memberikan pelayanan terbaiknya dengan cara

melihat masukan dari para penggunanya pada fitur ratting dan komentar tersebut.

Akan tetapi tetap saja pengemudi gojek mendapatkan ratting dan komentar yang

buruk dari para pengguna, seperti informan Bapak Eko yang mengatakan: “Paling

ratting. Cuma ada beberapa komen yang kita udah ngikutin gitu, minta cepet mas

Page 69: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

55

terus kita cepet. Di ratting tapi tetep aja dikomen yang bla bla bla .. gitu aja sih”

(Wawancara pribadi dengan Bapak Eko, 20 Mei 2019).

Sejalan dengan itu, informan Bapak Indra juga mengatakan: “Kita gabisa

prediksi ini orang enak apa engga, kita udah pelan, tapi nanti komenannya jelek

juga ada. Kita bawa kenceng, ada juga komenannya juga bagus” (Wawancara

pribadi dengan Bapak Indra, 25 Mei 2019). Bahkan kondisi ini pada akhirnya

menyudutkan para pengemudi gojek. Terlebih dalam hal ini pihak perusahaan

secara tidak langsung lebih mendengarkan mengenai sebuah permasalahan dari satu

sudut pandang, dalam hal ini sudut pandang pengguna gojek. Hal ini seperti yang

diungkapkan informan Bapak Taryono yang mengatakan:

“Ratting sih. Cuma kalo masalah ratting itu kebanyakan itu salah dari

customer, driver udah berusaha jauh-jauh kita jemput, tau-tau kata customer begini

“bapak kok lama sekali sih?”. Padahal driver itu kehidupannya ada di ujung tanduk.

Kita bener aja bisa salah, tuh kalo driver. Kalo laporan customer ke kantor gojek

itu udah pasti bener, jadi misal ambil satu contoh yang salah customer, tetep nanti

customer yang lapor kita yang kena” (Wawancara pribadi dengan Bapak Taryono,

21 Mei 2019)

Selain itu, berbagai pengalaman tidak menyenangkan juga sering kali dialami

oleh para pengemudi gojek terhadap para pengguna jasanya, seperti yang

diungkapkan oleh informan Bapak Taryono yang mengatakan:

“Ambil satu contoh waktu itu cewe kerja di daerah ciledug, dia bilang katanya

pake gopay. Ternyata pas saya lihat dia bayarannya pake cash. Kita rugi dong. Lalu

saya tanya “de, maaf ini bayar kok pake cash de?”. Ini kan harusnya pake gopay,

ini ada buktinya (dalam aplikasi gojek). Nah waktu itu dia marah, bahkan saya

dibilang tidak sopan. Customer itu gimana ya? Iya sih banyak juga yang enak, tapi

ada juga yang gaenak. Kita udah berusaha baik tapi terkadang ga dihargai”

(Wawancara pribadi dengan Bapak Taryono, 21 Mei 2019)

Segala bentuk pelayanan, seperti ratting dan komentar tadi juga sangat

berpengaruh bagi para pengemudi gojek. Bahkan segala bentuk penilaian yang ada

Page 70: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

56

pada fitur ratting dan komentar dianggap pengemudi gojek sebagai nyawa dari

pengemudi tersebut, seperti yang diungkapkan oleh informan Bapak Bayu yang

mengatakan:

“Ratting tuh penting. Tip juga. Tapi saya sih gaterlalu mengharapkan banget

ya. Karena itu kan tergantung dari penumpangnya sendiri ya mau ngasih apa

engga? Sama komentar juga penting sih karena itu kan bisa dibilang nyawanya

drivernya” (Wawancara pribadi dengan Bapak Bayu, 27 Mei 2019)

Dampak dari ketidakjelasan mengenai penilaian berdasarkan ratting dan

komentar yang tidak sesuai juga bisa berakibat pada performa pengemudi hingga

diberikan suspend dari pihak perusahaan. Padahal seharusnya pihak perusahaan

bisa melakukan klarifikasi berdasarkan dua pihak terkait, dalam hal ini pengemudi

dan pengguna. Kemudian pihak perusahaan baru bisa menilai kesalahan yang

terjadi berada dimana hingga memberikan keputusan yang tidak merugikan kedua

belah pihak. Hal ini sejalan dengan informan Bapak Agung yang mengatakan:

“Ratting sama komentar sih itu yang sangat mempengaruhi performa driver.

Saya sendiri pernah kena suspend dari kantor dan selama satu har saya tidak bisa

narik. Ya karena komentar itu. Saya dibilang nerobos lampu merah, berkendara

ugal-ugalan. Abis itu saya langsung dapet notifikasi dari perusahaan yang isinya

saya kena suspend dan tidak diperkenankan narik selama satu hari” (Wawancara

pribadi dengan Bapak Agung, 28 Mei 2019)

Kondisi ini secara tidak langsung memberikan ketidakpastian bagi para

pengemudi gojek mengenai penilaian ratting dan komentar yang tidak sesuai. Pada

akhir bulan September 2018, pihak perusahaan gojek mulai mensosialisasikan

mengenai salah satu fitur terbaru yang dibuat pihaknya, yaitu fitur ratting pengguna

(viva, 2019). Fitur ini hadir sebagai bentuk inovasi sekaligus memberikan kepastian

kepada para pengemudi gojek atas banyaknya orderan fiktif, sehingga pengemudi

bisa lebih dipercaya dalam memberikan layanan kepada para pengguna (viva,

2019). Akan tetapi fitur ini hanya ada pada beberapa layanan gojek, diantaranya

Page 71: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

57

Goride, Gofood, dan Gocar (viva, 2019). Fitur ini hampir sama dengan fitur yang

diberikan pihak perusahaan kepada pengguna dalam menilai para pengemudi gojek.

Situasi ini yang kemudian dimanfaatkan beberapa pengemudi gojek untuk menilai

para pengguna yang dianggapnya buruk, seperti yang diungkapkan oleh informan

Ibu Heni yang mengatakan:

“Itu juga kalo dulu kita gabisa kasih komentar untuk customer, tapi kalo

sekarang kita bisa ngasih komentar ke customer. Jadi kalo dulu kita hanya customer

yang bisa komentar ke kita dan kita rattingnya jadi jelek gitu. Kalo sekarang kita

pun bisa melakukan itu ke customer. Cuma kalo saya pribadi seburuk-buruknya

customer, saya gamau ngasih bintang 1. Palingnya kita gausah kasih bintang udah”

(Wawancara pribadi dengan Ibu Heni, 26 Mei 2019)

Adapun tampilan dari fitur ratting pengguna kemudian diperkuat oleh gambar

berikut.

Gambar III.6. Fitur Ratting Pengguna

Sumber: driver.go-jek.com, 2018

Page 72: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

58

Kehadiran fitur ini juga dianggap cukup adil oleh para pengemudi gojek yang

sering kali mendapatkan penilaian buruk padahal sudah memberikan layanan yang

sangat baik. Akan tetapi, sanksi ataupun hukuman yang didapatkan oleh para

pengguna yang mendapatkan ratting dan komentar yang buruk ini belum diketahui

oleh para pengemudi gojek. Hal ini sejalan dengan informasi dari informan Bapak

Agung yang mengatakan:

“Iyaa sekarang udah ada itu. Jadi ya adil gitu. Dulu kan kita (driver) mulu

yang dirugikan. Padahal kita kan cuma memenuhi permintaan penumpang aja.

Sekarang kita bisa ngasih tau kondisi dilapangan yang sebenernya gimana. Tapi ya

untuk hukuman yang diterima penumpang, itu yang belum saya tau. Kalo di driver

kan ada suspend gitu” (Wawancara pribadi dengan Bapak Agung, 28 Mei 2019)

Bahkan tidak hanya membuat fitur ratting pengguna, pihak perusahaan gojek

juga mengeluarkan fitur khusus untuk melakukan banding kepada pihak yang

merasa dirugikan dalam hal ini. Kondisi ini semakin dianggap adil oleh para

pengemudi gojek terhadap ketidaksesuaian ratting dan komentar pada kondisi yang

sebenarnya, seperti informasi dari informan Ibu Heni yang mengatakan:

“Ya cukup adil sih kalo menurut saya. Nanti kalo misalnya kita kena suspend

apa gimana itu kan kita bisa banding gitu. Nah itu kan biasanya nanti dibandingkan

antara informasi dari pengemudi dan customer nya. Jadi sekarang balik lagi ke

sistem deh. Pokoknya diterima apa engganya kalo kita di suspend, diterimanya

banding kita apa engga, tergantung kebijakan dari perusahaan” (Wawancara

pribadi dengan Ibu Heni, 26 Mei 2019)

Hal ini kemudian juga diperkuat oleh gambar yang terdapat pada

aplikasi para pengemudi gojek, seperti gambar yang diberikan oleh informan

Bapak Agus berikut.

Page 73: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

59

Gambar III.7. Fitur Banding Pada Aplikasi Pengemudi Gojek

Sumber: Wawancara pribadi dengan Bapak Agus, 15 Agustus 2019

Page 74: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

60

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan yang sudah penulis jabarkan pada bab sebelumnya,

maka penulis menarik beberapa kesimpulan:

1. Faktor-faktor resiko yang dihadapi oleh para pengguna aplikasi gojek dalam

memberikan kepastian atas ketidakpastian yang dialami pada persoalan

mode transportasi umum di Jakarta, diantaranya: Waktu. Pada faktor ini,

aplikasi gojek memberikan kepastian, seperti bisa menjadi solusi ketika

individu membutuhkan transportasi dalam waktu yang cepat atau singkat.

Bahkan gojek termasuk ke dalam salah satu transportasi yang bisa

menunggu penggunanya; Kemudahan. Keberadaan aplikasi gojek dalam hal

ini juga memberikan solusi kemudahan, khususnya mengenai aplikasinya

yang bisa diunduh pada tiap telepon genggam masyarakat yang termasuk

dalam ketegori IOS maupun Android. Disisi lain kehadiran aplikasi gojek

atau gojek juga dianggap bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang tidak

memiliki keahlian dalam menggunakan kendaraan. Selain itu, aplikasi gojek

atau gojek memberikan sebuah inovasi baru untuk para penggunanya yang

ingin menggunakan transportasi jenis taksi dengan bekerjasama dengan

salah satu perusahaan taksi konvensional dalam sebuah layanan bernama

Gobluebird; Biaya. Kehadiran aplikasi dalam transportasi gojek juga

memberikan beberapa kepastian, seperti tidak adanya sistem tawar menawar

Page 75: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

61

pada transportasi ojek karena tarif yang sudah jelas. Selain itu, para

pengguna bisa mengetahui jarak dari satu lokasi ke lokasi lain tanpa harus

menanyakan pihak pengemudi ojek. Aplikasi gojek atau gojek juga bisa

menjadi solusi ketika ingin berpergian jauh karena tarif yang dicantumkan

lebih murah dibanding transportasi serupa. Pada aplikasi gojek juga sering

terdapat promo-promo yang bisa digunakan para pengguna, salah satunya

promo gratis antar makanan pada berbagai tempat makan baru yang sudah

berkerjasama dengan pihak gojek. Dalam aplikasi gojek juga terdapat dua

sistem pembayaran yang dianggap sah, yaitu cash dan gopay (gojek

payment). Penggunaan gopay pada akhirnya tidak selalu diperuntukan

untuk berbagai layanan gojek, tetapi bisa digunakan untuk makan di

beberapa tempat makan dan belanja di beberapa supermaket. Bahkan

terdapat cashback yang bisa diterima oleh para pengguna gopay tersebut.

dan Keamanan. Kehadiran aplikasi gojek atau gojek juga menjadi solusi

kepastian yang bisa digunakan oleh para penggunanya, seperti keamanan

yang lebih terjamin. Bahkan pihak perusahaan gojek juga memberikan fitur

baru untuk semakin memberikan rasa aman bagi para penggunanya dengan

menghadirkan fitur bagikan perjalanan (share trip) dan tombol darurat

(emergency hotline). Beberapa faktor tadi pada akhirnya hadir sebagai

sebuah refleksi dari masyarakat Jakarta atas berbagai permasalahan pada

mode transportasi umum di Jakarta. Ini yang kemudian dianggap Beck

sebagai Modernitas Reflektif. Sebab masyarakat Jakarta yang melakukan

refleksi atas ketidakpastian yang dialami sebelumnya.

Page 76: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

62

2. Kehadiran aplikasi gojek selain memberikan kepastian bagi para

penggunanya, disisi pengemudi justru sebaliknya. Kehadiran aplikasi gojek

pada sisi pengemudi, justru menghadirkan berbagai persoalan negatif yang

harus dihadapi. Hal ini yang disebut Beck sebagai Efek Bumerang. Dimana

efek dari alat yang dihadirkan bisa menyerang kembali kepada pembuat alat,

dalam kasus ini pihak perusahaan gojek. Akan tetapi pihak yang harus

merasakan dampaknya adalah para pengemudi gojek selaku pihak yang

menggunakan aplikasi gojek. Adapun beberapa faktor resiko yang dihadapi

oleh pengemudi gojek, diantaranya: Orderan Fiktif. Orderan fiktif termasuk

kedalam tindak penipuan yang secara tidak langsung akan merugikan salah

satu pihak, dalam hal ini pengemudi gojek. Para pelaku dari orderan fiktif

ini bisa berasal dari pihak pengemudi ojek online, maupun pengguna itu

sendiri. Dampak dari kehadiran aplikasi gojek, seperti penurunan performa

pengemudi hingga berakibat PM (Putus Mitra) bagi pengemudi. Kondisi ini

yang pada akhirnya membuat pihak perusahaan memberikan inovasi guna

menyelesaikan permasalahan ini, salah satunya dengan call center khusus

dan fitur laporkan orderan fiktif; dan Fitur Ratting Pengguna.

Ketidaksesuaian mengenai penilaian berupa ratting dan komentar bagi

pengemudi dari para pengguna juga menjadi ketidakpastian yang dialami

oleh para pengemudi gojek. Bahkan kondisi ini sempat dikeluhkan oleh para

pengemudi gojek karena pihak perusahaan hanya melihat persoalan dari sisi

pengguna saja. Akibatnya karena banyak persoalan ini, pihak perusahaan

membuat fitur baru, yaitu fitur ratting bagi pengguna. Alasannya agar pihak

Page 77: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

63

perusahaan bisa melihat persoalan dari kedua sisi hingga bisa membuat

keputusan yang adil. Respon kehadiran fitur ini juga disambut baik oleh para

pengemudi aplikasi gojek karena dianggap sudah adil.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, penulis ingin menjabarkan beberapa saran guna

menjadi masukan kepada pihak-pihak terkait, yaitu:

1. Untuk perusahaan gojek agar tetap memberikan berbagai inovasi atau fitur-

fitur baru yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat,

khususnya bagi pengemudi dan pengguna aplikasi gojek.

2. Untuk masyarakat, khususnya kepada pengemudi dan pengguna aplikasi

gojek untuk tetap menghargai antara satu sama lain dengan cara

memberikan pelayanan sebaik mungkin. Demi terciptanya timbal balik yang

baik.

3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan bisa melihat aplikasi gojek selain

dari sisi resiko yang dihadapi masyarakat di perkotaan, dalam hal ini

pengemudi dan pengguna aplikasi gojek

Page 78: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

64

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal

Ardilla, Nurul. 2019. “Fenomena Komunikasi Perempuan Sebagai Pengemudi

Gojek,” JOM Fisip 6:1-13

Clark, Nigel. 1997. “Panic Ecology: Nature In The Age Of Superconductivity,”

Theory, Culture and Society 14:77-96

Darma Amajida, Fania. 2016. “Kreativitas Digital Dalam Masyarakat Resiko

Perkotaan: Studi Tentang Ojek Online “Go-Jek” Di Jakarta,” Jurnal

Informasi Kajian Ilmu Komunikasi 46(1):115-128

Ngafifi, Muhamad. 2014. “Kemajuan Teknologi Dan Pola Hidup Manusia Dalam

Perspektif Sosial Budaya,” Jurnal Pembangunan Pendidikan 2 (1):33-47

Rosana, Ellya. 2011. “Modernisasi dan Perubahan Sosial,” Jurnal TAPIs 7(12):31-

47

Soegijono. 1993. “Wawancara Sebagai Salah Satu Metode Pengumpulan Data,”

Media Litbangkes 3(1):17-21

Sutopo, Oki Rahardianto dan Meiji, Nanda Harda Pratama. 2014. “Transisi Pemuda

Dalam Masyarakat Risiko: Antara Aspirasi, Hambatan, dan Ketidakpastian,”

Jurnal Universitas Paramadina 11 (3): 1164-1186

Tamin, Ofyar Z, dkk. 1999. “Evaluasi Tarif Angkutan Umum dan Analisis ‘Ability

To Pay’ (ATP) dan ‘Willingnes To Pay’ (WTP) di DKI Jakarta,” 1(2): 121-

139

Page 79: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

65

Tuan, Vu Anh, dan Iderlina B. Mateo-Babino. 2013. “Motorcycle Taxi Service in

Vietnam – It’s Socioeconomic Impacts and Policy Considerations.” Journal

of the Eastern Asia Society for Transportation Studies 10:13-28

Wibisono, Totok, dkk. 2017. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengguna

Transportasi Gojek Di Kota Semarang: Sebuah Analisis Kualitatif,”

Dinamika Sosial Budaya 19(2):277-285

Zamroni, Mohammad. 2009. “Perkembangan Teknologi Komunikasi dan

Dampaknya Terhadap Kehidupan,” Jurnal Dakwah 10(2): 195-211

Buku

Abdulsyani. 1994. Sosiologi, Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara

Andi, Praswoto. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta: Diva Press

Beck, Ulrich. 1992. Risk Society: Towards a New Modernity. London: Sage

Publication

Cresswell, J. 1996. Qualitative Research Design: An Interactive Approach.

Thousand Oak, CA: Sage Publications

Irawan, Heru dan Pragesari Novita Noor. 2014. Statistik Komuter JABODETABEK

(Hasil Survei Komuter JABODETABEK 2014). Jakarta: Badan Pusat Statistik

Nawawi, Hadari. 2015. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press

Page 80: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

66

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan karya

Ilmiah. Jakarta: Kencana

Poerwadarminto,W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Silalahi, Uiber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Adimata

Turban, Efraim, R. Kelly Rainer, Jr, and Richard E. Potter. 2005. Introduction To

Information Technology. 3rd. Jhon Wiley & Sons, United States

Website

https://www.bps.go.id/dynamictable/2016/12/20/1606/persentase-penduduk-usia-

5-tahun-ke-atas-yang-pernah-mengakses-internet-dalam-3-bulan-terakhir-

menurut-media-2010---2017.html diunduh pada Kamis, 28 Februari 2019

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190515183538-39-72750/deretan-ojek-

online-yang-tergilas-grab-dan-gojek diunduh pada Rabu, 2 September

2019

https://m.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/16/03/16/o44e4715-nadiem-

makarim-pendiri-dan-ceo-gojek-indonesia-membangkitkan-gairah-usaha-

tukang-ojek diunduh pada Minggu, 12 Mei 2019

Page 81: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

67

https://inet.detik.com/cyberlife/d-4595568/cerita-driver-ojol-gabung-go-jek-

karena-dukung-karya-anak-bangsa diunduh pada Kamis, 3 Oktober 2019

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/02/06/inilah-perkembangan-digital-

indonesia-tahun-2018 diunduh pada Kamis, 28 Februari 2019

https://www.gojek.com/contact/ diunduh pada Sabtu, 11 Mei 2019

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3582132/cerita-nadiem-makarim-bangun-

go-jek-dari-nol-hingga-raih-sukses diunduh pada Minggu, 12 Mei 2019

https://inet.detik.com/cyberlife/d-3609781/awal-mula-transportasi-online-

menjamur-di-indonesia diunduh pada Sabtu, 10 Agustus 2019

https://id.techinasia.com/kilas-balik-ojek-online-2015 diunduh pada Minggu, 28

Juli 2019

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20151230123444-185-101155/aplikasi-

gojek-bisa-dipakai-untuk-beli-tiket-acara diunduh pada Minggu, 28 Juli

2019

https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/17/11/23/ozugfm383-

gojek-luncurkan-gobills-untuk-bayar-listrik-dan-bpjs diunduh pada Senin,

29 Juli 2019

https://inet.detik.com/cyberlife/d-4219455/go-points-cara-go-jek-tingkatkan-

loyalitas-pengguna diunduh pada Senin, 29 Juli 2019

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20160804220652-185-149329/gojek-

raih-investasi-baru-rp72-triliun diunduh pada Kamis, 01, Agustus 2019

Page 82: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

68

https://www.jawapos.com/jpg-today/15/03/2019/go-jek-indonesia-luncurkan-

progam-swadaya-ini-perinciannya/ diunduh pada Rabu, 09 Oktober 2019

https://ekonomi.bisnis.com/read/20161120/98/604396/luncurkan-program-

swadaya-go-jek-bantu-akses-layanan-jasa-keuangan-bagi-mitra diunduh

pada Sabtu, 03 Agustus 2019

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20170330131538-185-203729/go-blue-

bird-bentuk-kemesraan-baru-gojek-dan-blue-bird diunduh pada Jum’at, 11

Oktober 2019

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190315125130-37-60883/demi-

keamanan-go-jek-tambah-fitur-tombol-darurat diunduh pada Sabtu, 12

Oktober 2019

https://inet.detik.com/cyberlife/d-4417275/hasil-riset-tentang-order-fiktif-dan-

fake-gps-pada-ojol diunduh pada Senin, 14 Oktober 2019

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3948135/jurus-gojek-tekan-order-fiktif

diunduh pada Selasa, 15 Oktober 2019

https://www.viva.co.id/digital/startup/1173220-driver-gojek-juga-bisa-kasih-

rating-ke-pelanggan-begini-cara-lihatnya diunduh pada Selasa, 15 Oktober

2019

https://driver.go-jek.com/s/article/Sudah-Tahu-Sekarang-Anda-Juga-Bisa-Kasih-

Bintang-Lho diunduh pada Selasa, 15 Oktober 2019

Page 83: GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GOJEK DAN MASYARAKAT BERISIKO (Studi Kasus Pengemudi dan Pengguna

69

https://tirto.id/mengapa-kecelakaan-transjakarta-banyak-dipicu-kelalaian-

pengemudi-c5Yi diunduh pada Rabu, 16 Oktober 2019

Seminar Nasional

Anindhita, Wiratri, dkk. 2016. “Analisis Penerapan Teknologi Komunikasi Tepat

Guna Pada Bisnis Transportasi Ojek Online: Studi Pada Bisnis Gojek dan

Grab bike Dalam Penggunaan Teknologi Komunikasi Tepat Guna Untuk

Mengembangkan Bisnis Transportasi.” Prosiding Seminar Nasional

INDOCOMPAC, Mei 2016