Upload
voliem
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)
PT. BANK SINARMAS Tbk. PERIODE TAHUN 2012
Dalam industri perbankan, tata kelola perusahaan adalah faktor penting dalam
memelihara kepercayaan dan keyakinan pemegang saham dan nasabah. Tata kelola
perusahaan yang baik dirasakan semakin penting seiring dengan meningkatnya risiko
bisnis dan tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan. Dalam setiap pengambilan
keputusan bisnis memiliki unsur ketidakpastian dan juga menimbulkan risiko. Untuk
menyikapi hal tersebut PT. Bank Sinarmas Tbk. (Bank Sinarmas) senantiasa mengelola
risiko melalui pengawasan yang efektif dan pengendalian internal sebagai bagian dari
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Prinsip GCG yang dianut adalah tata kelola perusahaan harus dijalankan dengan standar
tertinggi dalam rangka mendukung tujuan bisnis Bank Sinarmas berkomitmen terus
menyempurnakan penerapan pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan GCG yang
mengedepankan prinsip moral dan etika. Hal ini merupakan kunci utama yang
mendukung kelangsungan Bank Sinarmas.
Bank Sinarmas senantiasa mematuhi penerapan prinsip-prinsip keterbukaan
(transparency), akuntabilitas (accountability), tanggung jawab (responsibility),
independensi (independency), dan kewajaran (fairness) dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab, serta berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006
serta perubahannya Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 dan Surat Edaran Bank
Indonesia No.9/12/DPNP tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum.
Bank Sinarmas secara sadar memahami pentingnya pelaksanaan GCG dan telah
menjadikannya sebagai bagian dari pengelolaan Bank. Komitmen yang tinggi dalam
melaksanakan prinsip-prinsip GCG di dalam setiap kegiatan usaha Bank Sinarmas oleh
Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh karyawan mutlak diperlukan dalam upaya
membangun organisasi yang kompetitif dengan mutu sumber daya manusia yang handal
serta didasari pada nilai-nilai integritas, profesionalisme, dan kepemimpinan.
Implementasi GCG dalam pengelolaan Bank disadari oleh Manajemen Bank Sinarmas
mempunyai manfaat-manfaat utama, yaitu :
1. Meningkatkan kesungguhan manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, kewajaran dan kehati-
hatian dalam pengelolaan Bank Sinarmas.
2. Meningkatkan kinerja Bank, efisiensi dan pelayanan kepada stakeholders, dengan
meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa dan
jaringan strategis berbasis teknologi terkini.
3. Mempermudah perolehan dana pembiayaan yang lebih murah yang pada akhirnya
akan meningkatkan shareholders values.
4. Meningkatkan minat dan kepercayaan investor.
5. Meningkatkan human capital yang berkualitas, profesional dan memiliki integritas
tinggi.
Secara umum penerapan prinsip-prinsip GCG di Bank Sinarmas antara lain:
1. Keterbukaan
a. Prinsip keterbukaan tetap memperhatikan ketentuan rahasia Bank, rahasia jabatan
dan hak-hak pribadi sesuai peraturan perundang-undangan berlaku.
b. Bank Sinarmas menyampaikan :
2
- Pengumuman Laporan keuangan publikasi triwulanan melalui paling kurang 1
(satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang beredar Nasional; dan
- Laporan Tahunan Bank Sinarmas kepada Bank Indonesia, Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia, Lembaga Pemeringkat di Indonesia, Asosiasi
Perbankan di Indonesia, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia, 2
(dua) Lembaga Penelitian Ekonomi dan Keuangan, 2 (dua) Majalah Ekonomi
dan Keuangan.
2. Akuntabilitas
a. Bank Sinarmas menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organ
Bank yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi Bank Sinarmas.
b. Dalam pengelolaannya, Bank Sinarmas menerapkan check and balance system.
c. Bank juga memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran berdasarkan ukuran yang
disepakati konsisten dengan nilai-nilai Perusahaan (corporate values), sasaran
usaha dan strategi Bank serta memiliki sistem reward dan punishment system.
d. Bank Sinarmas meyakini bahwa semua organ pada struktur organisasi Bank
mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami
perannya dalam implementasi GCG.
3. Tanggung Jawab
a. Bank Sinarmas berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential banking
practices) dan menjamin kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
b. Bank Sinarmas sebagai good corporate citizen peduli terhadap lingkungan dan
melaksanakan tanggung jawab sosial secara wajar.
4. Kemandirian
a. Bank Sinarmas menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh
stakeholder manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta
terbebas dari benturan kepentingan (conflict of interest).
b. Bank Sinarmas mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari segala
tekanan.
5. Kewajaran
a. Bank Sinarmas memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk
memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Bank
Sinarmas serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip
keterbukaan.
b. Dalam rangka menerapkan prinsip kewajaran (fairness), Bank Sinarmas
memperhatikan hak-hak dan perlakuan yang sama terhadap semua pemegang
saham sesuai dengan klasifikasi.
c. Bank Sinarmas memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan
asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).
Menurut Thomas S. Kaihatu, esensi dari corporate governance adalah peningkatan
kinerja perusahaan melalui supervisi atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya
akuntabilitas manajemen terhadap pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka
aturan dan peraturan yang berlaku.
Dalam mengimplementasikan prinsip Keterbukaan (transparency) sesuai dengan
ketentuan GCG, maka Bank Sinarmas menyampaikan Laporan Pelaksanaan GCG,
sebagai salah satu indikator dalam melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik.
3
Sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan GCG, Bank Sinarmas
secara berkala melakukan self assessment secara komprehensif terhadap kecukupan
pelaksanaan GCG untuk memantau serta mengevaluasi pengimplementasiannya dan
melakukan kajian rencana tindak lanjut (action plan), termasuk tindak korektif
(corrective action) apabila diperlukan guna mendapatkan hasil yang lebih sempurna.
Berikut disampaikan pelaksanaan GCG di Bank Sinarmas tahun 2012 :
I. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance
Pengungkapan Pelaksanaan Good Corporate Governance
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ perseroan yang mempunyai
wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas
yang ditentukan dalam Undang-undang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar
Perseroan.
Selama tahun 2012, Bank Sinarmas telah menyelenggarakan RUPS sebanyak 2 (dua)
kali yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa pada tanggal 15 Juni 2012 :
Pemberitahuan Pengumuman Pemanggilan
Pelaksanaan Hasil
RUPST Tgl 9 Mei
2012 Surat
pemberitahuan ke
Bapepam-LK
Tgl 16 Mei 2012
Pengumuman di
Harian Investor
Daily Indonesia
dan Jurnal
Nasional
Tgl 31 Mei 2012
Pemanggilan
melalui Harian
Investor Daily
Indonesia dan
Jurnal Nasional
Tgl: 15 Juni
2012 Lokasi:
Jakarta Pusat
Tgl 18 Juni
2012 Hasil
RUPST
dilaporkan
kepada
Bapepam-LK
RUPSLB Tgl 9
Mei 2012 Surat
pemberitahuan ke
Bapepam-LK
Tgl 16 Mei 2012
Pengumuman di
Harian Investor
Daily Indonesia
dan Jurnal
Nasional
Tgl 31 Mei 2012
Pemanggilan
melalui Harian
Investor Daily
Indonesia dan
Jurnal Nasional
Tgl: 15 Juni
2012 Lokasi:
Jakarta Pusat
Tgl 18 Juni
2012 Hasil
RUPSLB
dilaporkan
kepada
Bapepam-LK
4
Dalam RUPS tersebut diputuskan hal-hal sebagai berikut :
RUPS Tahunan
Agenda Pertama
Menerima dan menyetujui Laporan Tahunan Direksi untuk Tahun Buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
Agenda Kedua
Mengesahkan perhitungan tahunan (neraca dan perhitungan rugi/laba) untuk
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit dan
memperoleh pendapat “wajar tanpa pengecualian” dari Akuntan Publik Mulyamin
Sensi Suryanto & Lianny;
Menyetujui laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris selama tahun 2011;
Memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab kepada para anggota
Direksi atas tindakan pengurusan dan Dewan Komisaris atas tindakan
pengawasan yang telah dijalankan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011, serta tidak melanggar praktik perbankan yang sehat dan tidak
pula termasuk kategori tindak pidana.
Agenda Ketiga
Menyetujui penggunaan laba perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada 31
Desember 2011 sebesar Rp 112.650.929.739,33 ;
Menjelaskan bahwa laba perseroan digunakan sebagai berikut:
a. Sebesar Rp 500.000.000 untuk dana cadangan;
b. Sisa laba bersih Perseroan sejumlah Rp 112.150.929.739,33 akan
dipergunakan untuk membiayai operasional Perseroan dan memperkuat
Permodalan Perseroan dan dicatat sebagai Laba Yang Ditahan, akan dikelola
oleh Direksi dengan cara yang tepat menurut pertimbangan Direksi, setelah
memperoleh persetujuan Dewan Komisaris;
c. Memberikan wewenang kepada Direksi untuk mengatur, melaksanakan dan
menjalankan tindakan-tindakan yang diperlukan sehubungan dengan
penggunaan laba bersih Perseroan.
Agenda Keempat
Memberi kuasa kepada Direksi untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik untuk
melakukan pemeriksaan (audit) laporan keuangan Perseroan untuk Tahun Buku yang
akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan menetapkan honorarium bagi
Kantor Akuntan Publik tersebut serta persyaratan-persyaratan lain sehubungan
dengan penunjukan Kantor Akuntan Publik tersebut.
Agenda Kelima
Menyetujui pelimpahan wewenang sepenuhnya kepada Dewan Komisaris, dengan
memperhatikan usul yang diajukan oleh Komite Remunerasi dan Nominasi, untuk
menetapkan Gaji para anggota Direksi dan Honorarium Dewan Komisaris
RUPS Luar Biasa
Agenda Pertama
Menyetujui pengangkatan Halim sebagai Direktur terhitung sejak ditutupnya rapat
sampai dengan tanggal 15 Juni 2014.
5
Menyetujui pengangkatan Sammy Kristamuljana sebagai Komisaris Independen
terhitung sejak ditutupnya Rapat sampai dengan tanggal 15 Juni 2014, masa
jabatan sebagi Komisaris Independen berlaku efektif setelah mendapatkan
persetujuan dari Bank Indonesia dan/atau ketentuan yang berlaku. Apabila Bank
Indonesia tidak memberikan persetujuan dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, maka pengangkatan menjadi batal.
Menyetujui pemberhentian dengan hormat seluruh Dewan Komisaris dan Direksi
serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya selama
menjalankan jabatannya sepanjang tindakan-tindakan tersebut tercermin dalam
buku-buku Perseroan dan tidak bertentangan atau melanggar peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Menyetujui pengangkatan kembali seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi
untuk masa jabatan terhitung sejak ditutupnya Rapat sampai dengan tanggal 15
Juni 2014.
Menunjuk dan memberi kuasa kepada Direksi dan/atau Corporate Secretary
untuk melaksanakan keputusan tersebut diatas termasuk tetapi tidak terbatas
untuk menandatangani akta pernyataan keputusan Rapat.
Agenda Kedua
Menyetujui penambahan modal Perseroan melalui Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (HMETD) dengan cara mengeluarkan saham baru sebanyak-banyaknya
1.219.066.250 saham yang seluruhnya berjumlah sebesar Rp. 121.906.625.000
dari portepel/simpanan Perseroan disertai dengan penerbitan Waran seri II atas
saham baru sebanyak-banyaknya 3.036.165.000 Waran Seri II.
Menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan berkaitan dengan penambahan
modal ditempatkan dan disetor sehingga setelah selesainya proses HMETD, maka
Modal Ditempatkan Perseroan akan menjadi sebesar Rp. 1.029.793.605.000,00
yang terbagi atas 10.297.936.050 lembar saham, masing-masing lembar saham
bernilai RP. 100,00.
Mendelegasikan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk
menyatakan perubahan struktur permodalan Perseroan setelah selesainya proses
penawaran umum terbatas I dan penerbitan waran seri II.
Seluruh keputusan tersebut telah dijalankan sebaik-baiknya selama tahun 2012.
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi
a. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris merupakan salah satu organ perusahaan yang bertugas
melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran
dasar, memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan
usaha bank serta mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan
kebijakan strategis Bank dengan memberi nasihat kepada Direksi. Pengawasan
dan pemberian nasihat tersebut dilakukan untuk dan atas kepentingan perseroan
dan sejalan dengan maksud dan tujuan perseroan.
Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris
Pada tanggal 15 Juni 2012, Bank Sinarmas menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sebagaimana dituangkan dalam
Akta No. 21 (Berita Acara RUPSLB Bank Sinarmas) dengan keputusan rapat
menyetujui pemberhentian dengan hormat dan pengangkatan kembali anggota
6
Dewan Komisaris existing serta menyetujui pengangkatan Sammy
Kristamuljana sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Sinarmas dan telah
mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia tertanggal 3 Juli 2012.
Sehingga sejak tanggal 15 Juni 2012 susunan Dewan Komisaris
beranggotakan 3 (tiga) orang.
Komposisi Dewan Komisaris
No Nama Jabatan Persetujuan Periode
Masa
Jabatan RUPS Bank Indonesia
1 Tjendrawati Widjaja Komisaris
Utama
15/06/2012
(RUPSLB)
20/04/2010 15/06/2014
(RUPSLB)
2 Wimpie Rianto Komisaris
Independen
15/06/2012
(RUPSLB)
08/10/2007 15/06/2014
(RUPSLB)
3 Sammy
Kristamuljana*
Komisaris
Independen
15/06/2012
(RUPSLB)
03/07/2012 15/06/2014
(RUPSLB)
* Akta pengangkatannya tanggal 10 Juli 2012 (Akta No. 66)
Rekap Absensi Rapat Dewan Komisaris
No
Inisial
Tanggal
TW
WR
SK
1 4 Juni Belum Bergabung
2 12 Juli
3 5 Oktober
4 7 Desember
5 14 Desember
6 28 Desember
Keterangan : TW (Tjendrawati Widjaja)
WR (Wimpie Rianto)
SK (Sammy Kristamuljana)
7
Agenda Rapat Dewan Komisaris
Tanggal Agenda Rapat
04/06/2012 Perubahan susunan anggota Komite Remunerasi dan Nominasi
12/07/2012 1. Pembahasan dan pengkinian hasil rapat Komite Audit & Komite
Pemantau Risiko;
2. Perubahan Ketua Komite;
3. Perubahan SK tentang pembagian tugas dan wewenang Dewan
Komisaris;
4. Pembagian tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
mengingat masuknya Bapak Sammy Kristamuljana sebagai
Komisaris Independen.
05/10/2012 1. Hasil pertemuan dengan Bank Indonesia;
2. Penyempurnaan pembagian tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris;
3. Tata tertib kerja Dewan Komisaris;
4. Komite kerja di bawah Dewan Komisaris.
07/12/2012 1. Sistematisasi kerja Dewan Komisaris;
2. Perencanaan;
3. Pengorganisasian;
4. Pelaksanaan.
5. Pembahasan rekomendasi dari Komite Audit dan Komite
Pemantau Risiko
14/12/2012 1. Mengevaluasi tugas dan tanggung jawab komite kerja di bawah
Dewan Komisaris;
2. Mengkaji ulang keputusan ratap Direksi dan Dewan Komisaris
sebagaimana tertuang dalam risalah tertanggal 24 Juli 2012.
28/12/2012 1. Membahas Surat Bank Indonesia Indonesia No.14/73/DPB3/PB 3-
1/Rahasia tertanggal 21 Desember 2012;
2. Komparasi rekap denda yang dikenakan oleh Bank Indonesia
selama periode tahun 2011 dan 2012.
8
Seminar/Training/Workshop
Selama tahun 2012 training dan pelatihan yang diikuti oleh Dewan
Komisaris adalah sebagai berikut:
TOPIK SEMINAR TANGGAL TEMPAT
Tjendrawati Widjaja (Komisaris Utama)
Basel Counterparty Credit Risk and CVA (Credit
Valuation Adjustment) 10-11 April Singapura
Penerapan Manejemen Risiko dan Tata Kelola Perusahaan
dalam rangka meningkatkan kualitas kerja berbasis budaya
sadar risiko bagi pengurus dan pejabat eksekutif Bank
Sinarmas 11-12 Mei Jakarta
Manajemen Risiko Makro Ekonomi, Ekonomi Keuangan &
Strategic Manajemen 30 Oktober Jakarta
Wimpie Rianto (Komisaris Independen)
Basel Counterparty Credit Risk and CVA (Credit
Valuation Adjustment) 10-11 April Singapura
Penerapan Manejemen Risiko dan Tata Kelola Perusahaan
dalam rangka meningkatkan kualitas kerja berbasis budaya
sadar risiko bagi pengurus dan pejabat eksekutif Bank
Sinarmas 11-12 Mei Jakarta
Manajemen Risiko Makro Ekonomi & Ekonomi Keuangan
& Strategic Manajemen 30 Oktober Jakarta
Sammy Kristamuljana (Komisaris Independen)
UKMR Level I 14 April Jakarta
UKMR Level II 28 April Jakarta
Penerapan Manejemen Risiko dan Tata Kelola Perusahaan
dalam rangka meningkatkan kualitas kerja berbasis budaya
sadar risiko bagi pengurus dan pejabat eksekutif Bank
Sinarmas 11-12 Mei Jakarta
Manajemen Risiko Makro Ekonomi & Ekonomi Keuangan
& Strategic Manajemen 30 Oktober Jakarta
Rekomendasi Dewan Komisaris Selama Tahun 2012
Dalam menjalankan fungsi pengawasan dan pengendalian internal Bank,
Dewan Komisaris baik melalui rapat-rapat Dewan Komisaris maupun
pembahasan-pembahasan dalam Komite-komite yang dimilikinya (Komite
Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi maupun Komite Pemantau
Risiko) berperan aktif memberikan nasihat maupun rekomendasi-
rekomendasi bagi kemajuan Bank. Selama tahun 2012, Dewan Komisaris
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya telah memberikan
rekomendasi-rekomendasi kepada Direksi yang disampaikan secara
tertulis maupun lisan, seperti:
- Perubahan susunan anggota Komite Audit, Komite Pemantau Risiko,
dan Komite Remunerasi dan Nominasi;
- Mengawasi dan memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti
temuan Bank Indonesia;
- Memberikan rekomendasi terkait laporan kinerja kantor wilayah;
- Memberikan rekomendasi dibidang Human Capital Management;
9
- Memberikan rekomendasi terhadap profil risiko.
b. Direksi
Direksi merupakan salah satu organ perseroan yang berwenang dan bertanggung
jawab atas pengurusan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan sebagaimana
dijelaskan dalam anggaran dasar, serta mewakili perseroan di dalam maupun di
luar pengadilan. Selain berpedoman pada anggran dasar, Direksi dalam
melakukan pengurusan harus memperhatikan prinsip-prinsip GCG dan kehati-
hatian (prudential) guna tercapainya visi Bank Sinarmas yaitu “menjadi Bank
terkemuka di Indonesia”.
Jumlah dan Komposisi Dewan Direksi
Pada tanggal 15 Juni 2012, Bank Sinarmas menyelenggarakan RUPSLB
sebagaimana dituangkan dalam Akta No. 21 (Berita Acara RUPSLB Bank
Sinarmas) yang keputusan rapatnya menyetujui pemberhentian dengan hormat
dan pengangkatan kembali anggota Direksi existing serta menyetujui
pengangkatan Halim sebagai anggota Direksi Bank Sinarmas yang telah
dinyatakan lulus Fit & Proper Test oleh Bank Indonesia melalui Surat Bank
Indonesia tertanggal 12 Maret 2012. Pengangkatan tersebut berlaku efektif
sejak RUPSLB ditutup.
Komposisi Direksi
No Nama Jabatan Persetujuan Periode
Jabatan RUPS Bank Indonesia
1 Freenyan Liwang Direktur Utama 15/06/2012
(RUPSLB)
24/10/2010 15/06/2014
(RUPSLB)
2 Dani Lihardja* Wakil Direktur
Utama
15/06/2012
(RUPSLB)
23/08/2006 15/06/2014
(RUPSLB)
3 Heru Agus Wuryanto Direktur 15/06/2012
(RUPSLB)
28/02/2006 15/06/2014
(RUPSLB)
4 Hadi Christianto Wijaya** Direktur 15/06/2012
(RUPSLB)
18/06/2007 15/06/2014
(RUPSLB)
5 Salis Teguh Hartono Direktur 15/06/2012
(RUPSLB)
08/10/2007 15/06/2014
(RUPSLB)
6 Loa Johnny Mailoa Direktur 15/06/2012
(RUPSLB)
14/04/2010 15/06/2014
(RUPSLB)
7 Halim*** Direktur 15/06/2012
(RUPSLB)
12/03/2012 15/06/2014
(RUPSLB)
Keterangan : *) Mengundurkan diri pada tanggal 28 September 2012
10
**) Sakit sejak tanggal 22 September 2012
***) Akta pengangkatannya tanggal 10 Juli 2012
Rekap Absensi Rapat Direksi
No
Inisial
Tanggal
FL
DN
HA
HC
SL
JM
HL
1 10 Januari ×
Belu
m B
ergab
un
g
2 17 Januari
3 24 Januari ×
4 31 Januari ×
5 7 Februari × ×
6 14 Februari × ×
7 21 Februari ×
8 6 Maret ×
9 20 Maret ×
10 3 April × ×
11 10 April ×
12 17 April
13 24 April
14 8 Mei × ×
15 15 Mei × ×
16 22 Mei × ×
17 29 Mei
11
18 19 Juni
19 26 Juni × ×
20 10 Juli × ×
21 17 Juli × ×
22 31 Juli
23 14 Agustus ×
24 21 Agustus × ×
25 11 September
26 18 September ×
Sak
it
27 25 September ×
28 9 Oktober
Men
gu
nd
urk
an
Diri
29 16 Oktober
30 29 Oktober
31 13 November
32 20 November ×
33 11 Desember
34 18 Desember
T O T A L
25 20 29 23 27 33
19
Keterangan : FL (Freenyan Liwang) Belum efektif sebagai Direktur
DN (Dani Lihardja)
HA (Heru Agus Wuryanto)
HC (Hadi Christianto Wijaya)
SL (Salis Teguh Hartono)
JM (Loa Johnny Mailoa)
HL (Halim)
Atas dasar Surat Bank Indonesia tentang hasil Fit & Proper Test tertanggal 12
Maret 2012, Halim menghadiri rapat Direksi (8 Mei 2012 dan 15 Mei 2012).
12
Agenda Rapat Direksi
Tanggal Agenda Rapat
10 Januari 1. Bunga deposito yang diperpanjang;
2. Rotasi, mutasi, promosi karyawan;
3. Persiapan fasilitas dan ruangan pejabat yang dimutasi, rotasi, dan
promosi;
4. Ruangan operasional kartu kredit;
5. Penggantian komputer;
6. Olympic Contest;
7. Pengklasifikasian kantor cabang;
8. Pemasangan mesin ATM sesuai ketentuan PCDISS.
17 Januari 1. Daftar kantor cabang;
2. Rencana pemindahan kantor divisi dengan memperhatikan kemudahan
alur komunikasi;
3. Komitmen pelaksanaan RBB 2012;
4. SKAI syariah;
5. Loan origination;
6. Olympic Contest;
7. Kajian ketentuan baru;
8. Undangan rapat Bank Indonesia.
24 Januari 1. Rencana pemindahan kantor divisi ke tower 1 dengan memperhatikan
kemudahan alur komunikasi;
2. SKAI dan Risk Management Syariah;
3. Keputusan strategis;
4. Pendelegasian tugas dan tanggung jawab Direksi kepada Group Head,
Kepala Divisi, dan Pejabat Eksekutif;
5. Penambahan modal disetor;
6. Seleksi Wakil Kepala Kantor Wilayah Operasonal.
31 Januari 1. Pengangkatan Wakil Kepala Kantor Wilayah;
2. Deposito pihak terkait;
3. Aplikasi ketentuan cadangan kecukupan penurunan nilai (CKPN);
4. Pengangkatan Ellen Suhartono sebagai Kepala Divisi Financial
Institution;
5. Ruang kerja Kepala Divisi Payment System (Antonius E. Gustaman);
6. Sentralisasi bagian sistem dan prosedur.
13
7 Februari 1. Kredit di kantor cabang pembantu;
2. Quality assurance (QA) CKPN;
3. Perhitungan CKPN.
14 Februari 1. Pemeriksaan Bank Indonesia;
2. Perubahan PPA menjadi CKPN;
3. Exit meeting hasil pemeriksaan kantor akuntan publik;
4. Pedoman Business Continuity Plan (BCP);
5. Kajian spin off menjadi BUS;
6. Ketentuan surat menyurat;
7. Kajian upah minimum;
8. Pelaksanaan training & sosialisasi;
9. Kebijakan mobil dinas Direksi.
21 Februari 1. Kebutuhan tambahan modal Unit Usaha Syariah (UUS) dan kajian
spin-off UUS menjadi Bank Umum Syariah (BUS);
2. Restrukturisasi beberapa divisi dan ALCO;
3. Rotasi, mutasi dan pengunduran diri karyawan;
4. ATM;
5. Cash management;
6. Rekening dormant dan fraud management;
7. Audit eksternal untuk CKPN;
8. Lainnya.
6 Maret 1. Standard operating procedure (SOP) penyelesaian kredit bermotor;
2. Penyedian mobil baru;
3. Pengangkatan wakil kepala wilayah;
4. Kaji ulang e-learning;
5. Sosialisasi ketentuan risiko oleh manajemen risiko.
20 Maret 1. Memaksimalkan kinerja senior manajemen;
2. Pembentukan budaya kerja;
3. Penutupan dormant account;
4. Kajian atas produk yang telah diluncurkan;
5. Perkembangan agency;
6. Daftar debitur write-off;
7. Pembentukan departemen pembayaran/finance;
8. Penyelesaian debitur bermasalah.
14
3 April 1. Kebijakan pengadaan kendaraan;
2. Pembangunan minibanking training;
3. Pemberitahuan pembukaan kantor;
4. Jadwal rapat Direksi dan Dewan Komisaris;
5. Homebase karyawan.
10 April 1. Kerjasama dengan Lion Air;
2. Laporan kinerja;
3. Kenaikan gaji karyawan (jenjang ke atas) sesuai kenaikan UMP;
4. Kebijakan homebase;
5. Assessment human capital;
6. Review kebijakan teller;
7. Efektifitas mentoring para Kepala Kantor Wilayah oleh Direksi;
8. Calon pimpinan cabang Kantor Cabang Yogyakarta;
9. Laporan keuangan akhir bulan Maret 2012;
10. Kebijakan deposito di Kantor Cabang Utama Thamrin (KCU
Thamrin);
11. Kurangnya promosi penggunaan Safe Deposit Box (SDB);
12. Ujian sertifikasi manajemen risiko;
13. Biaya perjalanan dinas;
14. Treasury;
15. Penyelesaian kredit bermasalah.
17 April 1. Transaksi pembelian sukuk PLN Ijaroh 3 oleh syariah;
2. Ketentuan Cut Loss;
3. Open position;
4. Ketentuan surat menyurat;
5. Perkembangan loan origination;
6. Training treasury;
7. Kajian atas transaksi yang sedang berjalan/open position.
24 April 1. Komitmen Group Head, Kepala Divisi, dan Kepala Wilayah;
2. Kegiatan bisnis di unit kerja wali amanat dan kustodian;
3. Struktur organisasi;
4. Surat keputusan (SK) pengangkatan dan SK mutasi;
5. Keputusan suku bunga kredit;
6. Kerjasama IPL ;
7. Sistem teknologi informasi yang digunakan untuk menunjang kegiatan
15
UUS dan rencana spin-off;
8. Penyelesaian kredit bermaslaah;
9. Pending item di Divisi Teknologi Informasi.
8 Mei 1. Laporan keuangan akhir bulan;
2. Kebijakan bunga untuk deposito baru dan deposito yang diperpanjang;
3. Pembentukan Tim Internal Rating Approach (IRA);
4. Peningkatan transaksi letter of credit (LC);
5. Kajian PBI baru;
6. Rotasi kepala wilayah;
7. FAT (Fixed Asset Turnover).
15 Mei 1. Struktur organisasi;
2. Proses permohonan kredit di UUS;
3. Kebijakan suku bunga;
4. NPL di Syariah;
5. Seragam customer service dan teller karyawan kantor kas yang baru
dibuka;
6. Pengangkatan kepala operasional syariah;
7. Mesin hitung uang.
22 Mei 1. Kredit kepemilikan rumah (KPR);
2. Pengelolaan kendaraan operasional;
3. Kecukupan SDM di UUS;
4. Perkembangan Trade Finance;
5. Tugas dan wewenang Direksi.
29 Mei 1. Rencana kerjasama KPR;
2. Pengembangan jaringan kantor;
3. Kerjasama dengan Lion Air;
4. Kerjasama dengan perusahaan finance (Busan Oto Finance);
5. Pelayanan mobil keliling;
6. Pembentukan tim efisiensi;
7. Peningkatan fee-based income melalui ATM;
8. Perubahan struktur organisasi;
9. Laporan kinerja.
19 Juni 1. Penyempurnaan pembagian tugas dan wewenang Direksi;
2. Pengangkatan Nawi sebagai Group Head Treasury;
16
3. Pengelolaan likuiditas;
4. Olimpiade produk tabungan;
5. Permohonan produk yang sedang diproses di Bank Indonesia;
6. Program Simas Holiday;
7. Lembur karyawan program Simas Holiday;
8. Kajian biaya training;
9. Ketentuan pengajuan training;
10. Evaluasi kelulusan Management Development Program (MDP);
11. Rencana pembukaan kantor-kantor UUS;
12. PBI tentang Fit & Proper Test dan PBI tentang Bank Umum;
13. Promosi ATM dan internet banking;
14. Revisi rencana bisnis bank (RBB) 2012-2014;
15. Ruangan untuk merchant business.
26 Juni 1. Ketentuan pengaturan rumah tangga lantai 8 (tempat Direksi);
2. Kepala kantor kas;
3. Ketersediaan token;
4. Tanda petunjuk keluar dalam kondisi darurat;
5. Risalah rapat komite-komite;
6. Jaringan ATM;
7. Piket di Divisi Teknologi Informasi;
8. Network monitoring pada VOIB;
9. Pembelian software/hardware yang masih tertunda di Divisi
Teknologi Informasi;
10. Kajian stratejik pengembangan teknologi informasi;
11. Penambahan sumber daya manusia (SDM);
12. Penggunaan SWIFT;
13. Penempatan bagian operasional di Roxy Square;
14. Renovasi tower 1;
15. Segregation duty di treasury;
16. Ketentuan pemberian bonus;
17. Presentasi Performance Appraisal karyawan;
18. Kenaikan gaji karyawan;
19. OJT MDP;
20. Kuantitas dan kualitas;
21. Perubahan Tata tertib kerja Direksi;
17
22. Revisi RBB.
10 Juli 1. Deputy branch manager (DBM);
2. Deposito on call dan promosi untuk kantor yang baru buka;
3. Pelaksanaan Simas Holiday;
4. Pendaftaran Bank sebagai agen obligasi Republik Indonesia (ORI)
tahun 2013;
5. Struktur organisasi;
17 Juli 1. Kesiapan kantor yang akan dibuka;
2. Produk-produk baru;
3. Rencana perluasan KCU Thamrin;
4. Deputy Branch Manager (DBM);
5. Training pimpinan cabang;
6. Rencana penggantian Pimpinan Cabang Mamuju;
7. Kenaikan tunjangan jabatan karyawan;
8. Komposisi pemegang saham;
9. Penempatan account officer;
10. Peningkatan peranan Learning Centre;
11. Program-program atau sistem di HCM;
12. Usulan dari ALCO;
13. Penilaian profil risiko.
31 Juli 1. Training Management Strategic;
2. Lulusan MDP Perbanas;
3. Kelengkapan dokumen;
4. Produk-produk baru;
5. Cuti kepala wilayah, wakil kepala wilayah, dan pimpinan cabang;
6. Transaksi di ATM;
7. Penarikan uang;
8. Tim Task Force;
9. Setoran tunai titipan debitur;
10. Jadwal rapat kepala wilayah.
14 Agustus 1. Perubahan nama Divisi Loan Administration;
2. Secondary reserves;
3. Pengindukan Learning Centre;
4. Fraud mitigation;
18
5. Peran Credit Support Head (CSH);
6. Pengelolaan portal;
7. Homebase kepala wilayah;
8. Ketentuan pinjaman karyawan;
9. Wewenang wakil kepala wilayah dalam memberikan persetujuan
biaya;
10. Ketidakhadiran yang diwajibkan;
11. Perubahan surat keputusan tata tertib kerja Direksi.
21 Agustus 1. Blueprint HCM sampai dengan tahun 2016;
2. Tujuan pengembangan jaringan kantor;
3. Transaksi di kantor-kantor cabang, cabang pembantu, dan kantor kas;
4. Efisensi di masing-masing bagian dan kantor-kantor.
11 September 1. ORI;
2. Pencapaian biaya operasional (BOPO) dan return on asset (ROA);
3. Rapat group head dan kepala divisi;
4. Permintaan program ke Divisi Teknologi Informasi;
5. Perlakuan pembukuan atas sebagian angsuran dan/atau kelebihan
angsuran atas kredit channeling;
6. Kaji ulang penerimaan titipan setoran awal;
7. E-form agar dilakukan kaji ulang;
8. SOP kantor cabang luar negeri.
18 September 1. CKPN;
2. NPL;
3. Struktur organisasi;
4. Temuan-temuan Bank Indonesia;
5. Penjualan aset kredit.
25 September 1. Penjualan/penyelesaian aset terbengkalai;
2. Debitur masalah;
3. Pengambilalihan sementara tugas dan tanggung jawab Bapak Hadi
Christianto Wijaya;
4. Permasalahan kantor Sumedang;
5. Pembentukan kantor-kantor percontohan;
6. Selisih pembukuan pada waktu migrasi;
7. Kerjasama dengan ‘So Good So Nice’;
8. Penyempurnaan formulir pembukan rekening.
19
9 Oktober 1. Perubahan struktur organisasi;
2. Job Description kepala wilayah;
3. Kas keliling;
4. Pengembangan kantor;
5. Permasalahan Divisi General Affairs;
6. Paperless;
7. Pilot project tata letak Banking Hall kantor cabang;
8. Kajian pelaksanaan Simas Holiday;
9. Rencana rotasi pimpinan cabang;
10. Konseling;
11. Rekening dormant;
12. Pick up service;
13. Rapat kerja operasional;
14. Pemantauan likuiditas;
15. RBB 2013-2015;
16. Tema RBB 2013-2015.
16 Oktober 1. Struktur organisasi;
2. SOP percontohan kantor ideal;
3. Alur persetujuan kredit di UUS;
4. Laporan wakil kepala wilayah yang telah dirotasi kepada Direktur
Operasional;
5. Penyaluran kredit melalui showroom financing;
6. Peningkatan penyaluran kredit tanpa agunan (KTA) di perawang;
7. Rencana penyaluran kredit usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM).
29 Oktober 1. Perubahan struktur organisasi;
2. Transaksi Smart Dompet;
3. CKPN;
4. Implikasi CKPN;
5. Kepesertaan asuransi kesehatan;
6. Kekosongan pimpinan cabang;
7. Penghematan listrik.
13 November 1. Training more prescious than gold (MPTG);
2. Visi Bank Sinarmas;
3. Perkembangan produk;
20
4. Job description;
5. Contact center;
6. Pelaksanaan /penyelenggaraan kantor percontohan;
7. Biaya operasional;
8. Kegiatan treasury;
9. Kerjasama telesindo;
10. Undangan Dewan Komisaris kepada Direktur Utama;
11. Komite kredit syariah;
12. Business process re-engineering;
13. Sistem pengarsipan;
14. Penempatan MDP;
15. Disaster recovery plan (DRP) masing-masing unit kerja;
16. Peringkat/jenjang kepala wilayah.
20 November 1. Kredit kepada para petani;
2. Keikutsertaan latsarmil lulusan MDP;
3. Produk;
4. Rencana produk dalam RBB.
11 Desember 1. Tabungan;
2. RBB tahun 2013-2015;
3. Pengajuan kantor-kantor baru;
4. Pembentukan tim kajian struktur organisasi.
18 Desember 1. Perubahan struktur organisasi;
2. Permintaan program oleh user;
3. Kajian utility ATM;
4. Sentralisasi operasional Card Centre;
5. Slip setoran;
6. Pemberian kredit AR financing;
7. Kredit bermasalah;
8. Promosi produk;
9. Efektifitas kinerja kepala wilayah.
c. Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Dan Direksi
Mengacu kepada anggaran dasar, keputusan RUPS dan hukum yang berlaku di
Indonesia khususnya dibidang perbankan, tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris secara umum antara lain:
21
Melaksanakan pengawasan (mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi) atas
kebijakan pengurusan dan pengelolaan bank yang dilakukan oleh Direksi baik
dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) jangka pendek maupun jangka panjang,
serta memberikan masukan/nasihat kepada Direksi;
Memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG disetiap kegiatan/aktivitas
bank;
Memastikan bahwa temuan audit dari pengawasan Bank Indonesia, audit
eksternal , dan audit internal telah ditindaklanjuti oleh Direksi;
Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor berhak memasuki
bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai
oleh bank dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti
lainnya, memeriksa, dan mencocokan keadaan uang kas dan lainnya serta
berhak mengetahui segala tindakan yang telah dilakukan oleh Direksi;
Dalam menjalankan fungsi pengawasan, Dewan Komisaris berhak
memperoleh penjelasan dari Direksi atau setiap anggota Direksi tentang
segala hal yang diperlukan oleh Dewan Komisaris;
Mengusulkan penunjukan kantor akuntan publik (tugas ini dikecualikan
berdasarkan Berita Acara RUPSLB Akta No.20 tertanggal 15 Juni 2012 yang
melimpahkan kewenangan penunjukan kantor akuntan publik kepada
Direksi);
Memastikan dan melakukan penyempurnaan terhadap pembagian tugas dan
tanggung jawab Dewan Komisaris sesuai dengan perkembangan bank;
Melakukan transparansi mengenai kepemilikan sahamnya, hubungan
keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain,
anggota Direksi dan/atau pemegang saham bank serta remunerasi dan fasilitas
lainnya yang ditetapkan dalam RUPS;
Membuat laporan pengawasannya yang akan disampaikan/dilaporkan kepada
RUPS selaku organ tertinggi bank.
Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris juga diatur dalam Surat Keputusan
Dewan Komisaris No.002/2012/PRESKOM-CorpSec tanggal 5 Oktober 2012
tentang pembagian tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, yang dalam
pelaksanaannya berpedoman pada tata tertib kerja Dewan Komisaris.
Sedangkan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi adalah sebagai berikut :
Melakukan pengurusan dan pengelolaan bank dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab sesuai RBB jangka pendek maupun jangka panjang;
Menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam setiap aktivitas usaha bank pada
seluruh tingkatan organisasi;
Mewujudkan pengendalian intern melalui audit intern, audit ekstern,
kepatuhan, dan manajemen risiko;
Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari audit intern, audit
ekstern, hasil pengawasan Bank Indonesia, dan/atau hasil pengawasan otoritas
lain;
Menyelenggarakan RUPS baik RUPS tahunan maupun RUPS lainnya dengan
melakukan pemanggilan terlebih dahulu melalui media cetak;
Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu kepada
Dewan Komisaris melalui unit-unit kerja dibawahnya seperti performa bank
(kantor cabang) per triwulan, RBB jangka pendek dan jangka panjang, human
22
capital (ketersediaan sumber daya manusia (SDM) serta persebarannya,
mutasi / rotasi / pengangkatan / pemberhentian pejabat eksekutif bank);
Menyelenggarakan rapat Direksi secara rutin yang dalam setiap pengambilan
kebijakan dan keputusan strategis bank dituangkan dalam risalah rapat dan
ditindaklanjuti serta didokumentasikan dengan baik;
Melakukan transparansi terhadap kepemilikan saham baik di Bank Sinarmas
maupun di bank atau perusahaan lain, yang berkedudukan di dalam maupun di
luar negeri;
Melakukan transparansi terhadap hubungan keuangan dan hubungan keluarga
dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lain dan/atau pemegang
saham;
Melakukan transparansi terhadap remunerasi dan fasilitas yang diperoleh;
Melakukan transparansi terhadap kebijakan startegis di bidang kepegawaian;
Membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya selama 1 (satu) tahun buku yang nantinya akan disampaikan dalam
RUPS;
Melakukan penunjukan kantor akuntan publik yang akan melaksanakan audit
laporan keuangan untuk tahun buku 2012 sesuai dengan Berita Acara
RUPSLB Akta No.21 tertanggal 15 Juni 2012.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku, anggota Direksi yang membawahi fungsi
kepatuhan bertugas:
Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank.
Mengusulkan kebijakan kepatuhan kepada Direksi;
Memantau dan memastikan seluruh kebijakan, sistem, prosedur, aktivitas, dan
komitmen bank telah sesuai dengan hukum positif di Indonesia khususnya
ketentuan Bank Indonesia serta pihak ketiga lainnya guna memitigasi risiko
kepatuhan.
Tugas dan tanggung jawab Direksi juga diatur dalam Surat Keputusan Direksi
No.031/2012/PRESDIR-CorpSec tentang pembagian tugas dan tanggung jawab
Direksi, yang dalam pelaksanaannya berpedoman pada tata tertib kerja Direksi.
d. Hubungan Kerja Direksi dan Dewan Komisaris
Perbuatan Direksi Yang Harus Mendapat Persetujuan Dari Dewan Komisaris
Melepaskan hak atau mengagunkan barang tidak bergerak, termasuk hak atas
tanah atau perusahaan-perusahaan dengan cara apapun untuk jumlah kurang
dari ½ (satu per dua) dari modal yang tercatat dalam neraca dan perhitungan
laba rugi yang telah disetujui dan/atau disahkan oleh RUPS Tahunan;
Memperoleh dengan cara apapun barang tidak bergerak, termasuk hak atas
tanah atau perusahaan-perusahaan;
Menerima pinjaman uang dari siapapun, apabila jumlah pinjaman tersebut
melebihi jumlah yang ditetapkan oleh rapat Dewan Komisaris;
Memberi pinjaman uang kepada pihak terkait;
Menghapus buku terhadap pokok pinjaman kepada pihak terkait maupun tidak
terkait;
Menggadaikan atau mengagunkan harta kekayaan bank untuk jumlah lebih
dari ½ (satu per dua) dari modal yang tercatat dalam neraca dan perhitungan
laba rugi yang telah disetujui dan/atau disahkan oleh RUPS Tahunan.
23
Rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris
Selama tahun 2012 telah diselenggarakan 19 (sembilan belas) kali rapat gabungan
Direksi dengan Dewan Komisaris, yang seluruh keputusannya diambil
berdasarkan musyawarah mufakat.
Frekuensi Rapat Gabungan Direksi dan Dewan Komisaris dan Kehadiran
Anggota Direksi dengan Dewan Komisaris
Nama Jabatan Jumlah
Kehadiran
Presentase
Kehadiran
Tjendrawati Widjaja Komisaris Utama 19/19 100%
Wimpie Rianto Komisaris Independen 17/19 89%
Sammy Kristamuljana* Komisaris Independen 7/19 37%
Freenyan Liwang Direktur Utama 16/19 84%
Dani Lihardja** Wakil Direktur Utama 10/19 53%
Heru Agus Wuryanto Direktur 19/19 100%
Hadi Christianto Wijaya*** Direktur 13/19 68%
Salis Teguh Hartono Direktur 19/19 100%
Loa Johnny Mailoa Direktur 19/19 100%
Halim**** Direktur 11/19 58%
Keterangan : *) Efektif sebagai Komisaris Independen sejak 3 Juli 2012
**) Mengundurkan diri pada tanggal 28 September 2012
***) Sakit sejak 22 September 2012
****) Efektif sebagai Direktur sejak 15 Juni 2012
Rekap Absensi Rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris
No
Inisial
Tanggal
TW
WR
SK
FL
DN
HA
HC
SL
JM
HL
1 3 Januari √ ×
Belu
m B
ergab
ung
√ × √ √ √ √
Belu
m B
ergab
ung
2 6 Januari √ × √ × √ √ √ √
3 28 Februari √ √ √ √ √ √ √ √
4 13 Maret √ √ √ √ √ √ √ √
5 27 Maret √ √ √ √ √ √ √ √
6 1 Mei √ √ √ × √ √ √ √
7 5 Juni √ √ √ √ √ √ √ √
8 12 Juni √ √ √ √ √ √ √ √ √
9 3 Juli √ √ × √ √ √ √ √ ×
24
10 6 Juli √ √ × × √ √ √ √ √ √
11 24 Juli √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12 7 Agustus √ √ × √ × √ √ √ √ √
13 4 September √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14 28 September √ √ √ × √ √
Sak
it
√ √ √
15 2 Oktober √ √ √ √ M
engundurk
an D
iri √ √ √ √
16 6 November √ √ √ √ √ √ √ √
17 27 November √ √ × √ √ √ √ √
18 4 Desember √ √ √ √ √ √ √ √
19 21 Desember √ √ √ √ √ √ √ √
T O T A L 19 17 7 16 10 19 13 19 19 11
Keterangan : TW (Tjendrawati Widjaja) Belum efektif sebagai Direktur
WR (Wimpie Rianto)
SK (Sammy Kristamuljana)
FL (Freenyan Liwang)
DN (Dani Lihardja)
HA (Heru Agus Wuryanto)
HC (Hadi Christianto Wijaya)
SL (Salis Teguh Hartono)
JM (Loa Johnny Mailoa)
HL (Halim)
Atas dasar Surat Bank Indonesia tentang hasil Fit & Proper Test tertanggal 12
Maret 2012, Halim menghadiri rapat Direksi dengan Dewan Komisaris (12 Juni
2012).
Agenda Rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris
Tanggal Agenda Rapat
3 Januari 1. Laporan Direktur Utama;
2. Liquidity & Cash Management dalam ALCO;
3. Kajian kuantitas-kualitas dan masa kerja SDM;
4. Rotasi, mutasi, dan promosi karyawan;
5. Temuan di Loan Administration KCU Thamrin;
6. Progress pembentukan IC dan penambahan wakil kepala kantor
25
wilayah;
7. Tanggung jawab penempatan, pemasangan dan maintenance
mesin ATM;
8. NPL;
9. Fasilitas kantor wilayah;
10. Klasifikasi/kelas kantor cabang.
6 Januari 1. Alur persetujuan;
2. Project owner;
3. Pemberian suku bunga;
4. Peningkatan portofolio kredit;
5. Kartu kredit;
6. Warning alert system;
7. Treasury;
8. E-mail;
9. Project officer produk;
10. Promosi karyawan;
11. Perbaikan sign box;
12. Rencana pembukaan kantor di pusat perbelanjaan.
28 Februari 1. Penambahan modal UUS;
2. Perubahan kewenangan Komite Kredit;
3. Monitoring pencairan kredit;
4. Visiting report;
5. Perbandingan tenaga marketing dengan non marketing;
6. Rotasi dan mutasi kepala wilayah.
13 Maret 1. Kebijakan keperluan mobil;
2. Efektifitas learning center;
3. Fasilitas handphone;
4. Struktur organisasi;
5. Legal;
6. Analisis laporan keuangan akhir bulan;
7. Kebijakan penyelesaian kredit bermasalah KTA;
8. Promosi, rotasi, dan mutasi kepala kantor wilayah.
27 Maret 1. Analisis laporan keuangan;
2. Biaya dibayar dimuka;
26
3. Tindak lanjut perbaikan dokumen kredit Channeling;
4. Peningkatan kinerja di operasional;
5. Peningkatan kualitas e-learning;
6. Tampilan portal;
7. Homebase lulusan MT;
8. Kenaikan upah minimum provinsi;
9. Pemasangan fidusia;
10. Ketersediaan kendaraan operasional;
11. Rekomendasi keputusan suku bunga liabilities product sesuai
rapat ALCO.
1 Mei 1. Perkembangan deposito;
2. Laporan keuangan akhir bulan;
3. Koreksi laporan Laporan Bank Umum;
4. Budaya patuh terhadap ketentuan;
5. Kerjasama Payroll;
6. System Payroll;
7. Optimalisasi Superdome;
8. Rekening penampungan;
9. Rencana mutasi dan rotasi kepala wilayah;
10. Mentoring Direksi kepada kepala wilayah.
5 Juni 1. Pengelolaan likuiditas;
2. Secondary reserves;
3. Pengelolaan dana di Fasbi;
4. Peningkatan transaksi di Treasury;
5. Pengarahan kepada staf;
6. Peningkatan kompetensi karyawan;
7. Kebijakan training;
8. Nomor rekening;
9. Kegiatan kustodian;
10. Pemasangan CCTV;
11. Kartu kredit;
12. Perubahan struktur organisasi;
13. Perkembangan FR 59.
12 Juni 1. Kajian biaya-biaya;
2. Biaya training;
27
3. Biaya-biaya di kantor cabang Bogor;
4. Biaya lembur kantor cabang Surabaya;
5. Penggunaan printer dan penyediaan Toner;
6. Simas Holiday;
7. Peningkatan fee- based income;
8. Transaksi valas;
9. Ketentuan kredit tanpa agunan karyawan;
10. Portal;
11. Data room;
12. Branch operational sport (BOS).
3 Juli 1. Kepala kantor kas;
2. Pemenuhan kepala kantor kas;
3. Segregation duty pada financial institution;
4. Program Simas Holiday;
5. Tim Task Force data integrity;
6. Daily balance report dari information technology;
7. Pro biaya lain-lain dalam laporan keuangan;
8. Penyampaian hasil rapat;
9. Pengembangan fraud management.
6 Juli 1. Penurunan rasio BOPO periode akhir Juni 2012;
2. Peningkatan tabungan;
3. Penyediaan mesin ATM Non Cash;
4. Rencana pembukaan kantor;
5. Transaksi di kantor kas yang baru dibuka.
24 Juli 1. Kesiapan kantor Agustus 2012;
2. Kesiapan tingkat kesehatan Bank;
3. Komitmen pencapaian peringkat kesehatan Bank;
4. GCG;
5. Pembentukan komite dan GCG;
6. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;
7. COA;
8. Risk Self Control Assessment (RSCA);
9. Tugas-tugas di Loan Administration;
10. Credit policy committee;
28
11. Peningkatan saving account;
12. Mesin ATM;
13. Pengembangan di IT;
14. Penyempurnaan sistem Payroll;
15. Pemasangan Sticker di mobil operasional;
16. Usulan kenaikan gaji karyawan;
17. Presentase peserta UKMR.
7 Agustus 1. Laporan keuangan Juli 2012;
2. Secondary Reserve;
3. Pengembangan Secondary Reserve 2,5%-4%;
4. Penjualan produk-produk;
5. Temuan komite audit;
6. Pembentukan Loan Administration;
7. Struktur organisasi;
8. Pencapaian target kantor-kantor wilayah;
9. Pemenuhan SDM;
10. Transaksi Switching Bond.
4 September 1. Peningkatan transaksi program Simas Holiday;
2. COA pada kewajiban lain-lain;
3. Mistery Call dan Mesin Auto Answer;
4. Struktur organisasi pada credit administration;
5. Kerjasama Lion Air;
6. Penginputan jaminan kredit;
7. Teknologi Informasi.
28 September 1. Analisis industri;
2. Debitur bermasalah;
3. Peningkatan kompetensi Branch Auditor Internal (BAI), Branch
Internal Control (BIC), dan penerapan Know Your Customer
(KYC);
4. Tugas dan tanggung jawab serta tata tertib Dewan Komisaris;
5. Tugas dan tanggung jawab Direksi.
2 Oktober 1. Job description Kepala Kantor wilayah;
2. Pelayanan kas keliling;
3. Pengembangan kantor KCU Thamrin;
4. Rencana RUPSLB;
29
5. Job description BIC;
6. Simas holiday service;
7. Pengangkatan pejabat eksekutif;
8. Perubahan komite-komite;
9. Penjelasan ringkas produk-produk yang masih belum
memperoleh persetujuan Bank Indonesia;
10. Peningkatan portofolio kredit;
11. Secondary Reserve;
12. Rotasi pimpinan cabang;
13. Penyelesaian debitur bermasalah dan penelaahan debitur inti.
6 November 1. Pelaksanaan sosialisasi tingkat kesehatan bank;
2. Kerjasama Lion Air;
3. Tindak lanjut pemeriksaan Bank Indonesia;
4. Rapat Group Head;
5. Sosialisasi surat edaran;
6. Mentoring kepala wilayah;
7. Rekening dormant account;
8. Risalah rapat.
27 November 1. Rencana pemberian kredit kepada para petani;
2. Penyelenggaraan Latsarmil;
3. Tim Basel;
4. Ketentuan permodalan;
5. Penyelesaian kredit bermasalah.
4 Desember 1. Peraturan Bank Indonesia;
2. Penilaian aset Bank Umum;
3. Penilaian profil risiko;
4. Kartu kredit;
5. Pelunasan kredit;
6. Penurunan jumlah tabungan;
7. Sumber daya insani (SDI) UUS;
8. Komite kredit UUS.
21 Desember 1. Penanganan dan penyelesaian kredit bermasalah;
2. Tingkat kesehatan bank;
3. Pengaturan cuti group head;
30
4. Transaksi pihak berelasi;
5. Tindak lanjut pemeriksaan Bank Indonesia;
6. Strategi pemasaran produk;
7. UMP;
8. Peningkatan fee- based income;
9. Antisipasi penyaluran kredit;
10. Materi Trade Finance agar diajarkan pada MDP.
e. Seminar/Training/Workshop
Selama tahun 2012 Direksi telah mengikuti berbagai Pelatihan dan training
sebagai berikut:
TOPIK SEMINAR TANGGAL TEMOAT
Freenyan Liwang (Direktur Utama)
Penerapan Manajemen Risiko dan Tata Kelola Perusahaan
dalam rangka meningkatkan kualitas kerja berbasis budaya
sadar risiko bagi pengurus dan pejabat eksekutif Bank
Sinarmas 11 -12 Mei Jakarta
IFRS Implikasi Indonesia 7 Juni Jakarta
Masa Depan Perbankan 29 Agustus Jakarta
Seminar Internasional Buletin Ekonomi Moneter &
Perbankan (BEMP) 6 September Jakarta
Manajemen Risiko Makro Ekonomi & Ekonomi Keuangan
& Strategic Manajemen
30 Oktober
Jakarta
Seminar Efek Motivasi yang Tinggi- "More Precious Than
Gold" 9-11 November Jakarta
Kekuatan Pembinaan 6 Desember Jakarta
Hadi Christianto Wijaya (Direktur)
UKMR Level V 11-12 Mei Jakarta
Penerapan Manajemen Risiko dan Tata Kelola Perusahaan
dalam rangka meningkatkan kualitas kerja berbasis budaya
sadar risiko bagi pengurus dan pejabat eksekutif Bank
Sinarmas 11-12 Mei Jakarta
Heru Agus Wuryanto (Direktur)
Penerapan Manajemen Risiko dan Tata Kelola Perusahaan
dalam rangka meningkatkan kualitas kerja berbasis budaya
sadar risiko bagi pengurus dan pejabat eksekutif Bank
Sinarmas 11-12 Mei Jakarta
Refreshment Sertifikasi Manajemen Risiko 6-7 September Jakarta
Manajemen Risiko Makro Ekonomi, Ekonomi Keuangan &
Strategic Management 30 Oktober Jakarta
UKMR Level V 5 November Jakarta
31
Salis Teguh Hartono (Direktur)
UKMR Level V 25 Juni Jakarta
Manajemen Risiko Makro Ekonomi & Ekonomi Keuangan
& Strategic Manajement 30 Oktober Jakarta
Johnny Mailoa (Direktur)
Penerapan Manajemen Risiko dan Tata Kelola Perusahaan
dalam rangka meningkatkan kualitas kerja berbasis budaya
sadar risiko bagi pengurus dan pejabat eksekutif Bank
Sinarmas 11-12 Mei Jakarta
UKMR Level IV 29 September Jakarta
Manajemen Risiko Makro Ekonomi & Ekonomi Keuangan
& Strategic Manajement 30 Oktober Jakarta
UKMR Level V 24 November Jakarta
Halim (Direktur)
Kepemimpinan Tahap Lanjut SLI Batch I Modul 1 31 Maret Jakarta
UKMR Level V 28 April Jakarta
Kepemimpinan SLI Batch I Modul 2 5 Mei Jakarta
Manajemen Risiko Makro Ekonomi & Ekonomi Keuangan
& Strategic Manajement 30 Oktober Jakarta
f. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris Dan Direksi
Per tanggal 31 Desember 2012, tidak terdapat anggota Dewan Komisaris Bank
Sinarmas yang memiliki saham baik di bank lain, di lembaga keuangan bukan
Bank maupun perusahaan lainnya yang berkedudukan di dalam maupun luar
negeri.
Per tanggal 31 Desember 2012, jumlah total kepemilikan saham oleh anggota
Direksi berjumlah 0,034% dari seluruh jumlah saham Bank Sinarmas.
Nama Jabatan Kepemilikan Saham
Jumlah Saham Persentase
Kepemilikan
Freenyan Liwang Direktur
Utama 3,114,375 0.030%
Halim Direktur 440,000 0.004%
g. Hubungan Keuangan Dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris
Dan Direksi Dengan Anggota Dewan Komisaris Lainnya, Direksi Lainnya
Dan/Atau Pemegang Saham Pengendali Bank
Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak saling memiliki hubungan keluarga
sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau
Direksi.
32
Nama Hubungan Keuangan dengan Hubungan Keluarga dengan
Dewan
Komisaris Direksi
Pemegang
Saham
Pengendali
Dewan
Komisaris Direksi
Pemegang
Saham
Pengendali
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Tjendrawati Widjaja X X X X X X
Wimpie Rianto X X X X X X
Sammy
Kristamuljana X X X X X X
Setiap anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan maupun hubungan
keluarga sampai dengan derajat kedua (vertikal maupun horizontal) dengan sesama
anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali, sehingga tidak
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
Nama Hubungan Keuangan dengan Hubungan Keluarga dengan
Komisaris Direksi
Pemegang
Saham
Pengendali
Komisaris Direksi
Pemegang
Saham
Pengendali
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Freenyan Liwang X X X X X X
Heru Agus Wuryanto X X X X X X
Hadi Christianto Wijaya X X X X X X
Salis Teguh Hartono X X X X X X
Loa Johnny Mailoa X X X X X X
Halim X X X X X X
33
h. Paket/Kebijakan Remunerasi Dan Fasilitas Lain Bagi Dewan Komisaris Dan
Direksi
Jenis remunerasi dan fasilitas lain bagi seluruh anggota Dewan Komisaris dan
Direksi :
Jenis Remunerasi dan
Fasilitas lain
Jumlah Diterima dalam 1 Tahun
Dewan Komisaris Direksi
Orang Jutaan Rupiah Orang Jutaan Rupiah
1
.
Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin,
tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk
non-natura)
3
1.678
6
6.808
2
.
Fasilitas lain dalam bentuk natura
(perumahan, transportasi, asuransi
kesehatan dan sebagainya) yang *):
a. dapat dimiliki 3 40 6 327
b. tidak dapat dimiliki - - - -
Total 1.718 7.135
*) Dinilai dalam ekuivalen Rupiah
i. Jumlah Anggota Dewan Komisaris Dan Direksi Yang Menerima Paket
Remunerasi Dalam Satu Tahun Yang Dikelompokkan Dalam Kisaran
Tingkat Penghasilan
Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket remunerasi
dalam satu tahun yang dikelompokan dalam kisaran tingkat penghasilan adalah
sebagai berikut:
Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1 tahun *) Jumlah
Direksi
Jumlah
Komisaris
> Rp 2.000.000.000,00 1 -
> Rp 1.000.000.000,00 s.d. Rp 2.000.000.000,00 - -
> Rp 500.000.000,00 s.d. Rp 1.000.000.000,00 6 3
< Rp 500.000.000,00 - -
*) yang diterima secara tunai
3. Kelengkapan Dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite Dan Satuan Kerja Yang
Menjalankan Fungsi Pengendalian Intern Bank
Agar pelaksanaan tugas-tugas dan pengambilan keputusan penting dan strategis yang
terkait dengan perusahaan dapat terlaksana dengan baik, maka Dewan Komisaris dan
Direksi telah membentuk beberapa komite antara lain:
3.1. Komite Di Bawah Dewan Komisaris
Komite Audit
a. Struktur, Susunan Anggota, dan Independensi Anggota Komite Audit
Untuk mendukung pelaksanaan fungsi Dewan Komisaris dalam mengawasi
efektivitas pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern, serta meningkatkan
34
peran aktif untuk memastikan adanya tindak perbaikan terhadap
permasalahan Bank yang dapat mengurangi efektivitas Sistem Pengendalian
Intern maka dalam menjalankan tugasnya, Komisaris membentuk Komite
Audit.
Komite Audit Bank Sinarmas diketuai oleh seorang Komisaris Independen
dan beranggotakan satu orang Komisaris Utama dan tiga orang Pihak
Independen yang menguasai bidang keuangan, perbankan dan akuntansi.
Dalam Kedudukan Komite Audit dalam Struktur organisasi bank tergambar
sebagai berikut :
o Anggota Komite Audit paling kurang terdiri dari seorang Komisaris
Independen, seorang Pihak Independen ahli di bidang keuangan atau
akuntansi dan seorang Pihak Independen yang ahli di bidang hukum
atau perbankan.
o Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen. Paling kurang 51%
(lima puluh satu perseratus) anggota Komite Audit adalah Komisaris
Independen dan Pihak Independen.
Berdasarkan SK.012/2012/PRESDIR-CorpSec tanggal 25 Juli 2012, Susunan
Anggota Komite Audit sebagai berikut:
No NAMA JABATAN
1 Wimpie Rianto Ketua
2 Tjendrawati Widjaja Anggota
3 Edwin Hidayat Abdullah Anggota
4 Agustinus Antonius Anggota
5 Ketut Sanjaya Anggota
Keanggotaan Komite Audit telah sesuai dengan yang disyaratkan pada
ketentuan Bank Indonesia (Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 serta
perubahannya Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006), tercermin dari
Piagam Komite Audit paling kurang adalah sebagai berikut:
1. Anggota Komite Audit terdiri dari:
a. Wimpie Rianto sebagai Komisaris Independen.
b. Tjendrawati Widjaja sebagai Komisaris Utama.
RUPS
Dewan Komisaris
Direksi
Komite Audit
35
c. Edwin Hidayat Abdullah, Bapak Agustinus Antonius dan Bapak Ketut
Sanjaya sebagai Pihak Independen.
2. Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen yaitu Bapak Wimpie
Rianto.
3. Tidak terdapat anggota Direksi yang menjadi anggota Komite Audit.
4. Komite Audit hanya terdiri dari Komisaris Utama, Komisaris Independen
dan pihak independen.
5. Anggota Komite Audit memiliki integritas, akhlak, dan moral yang baik.
Independensi Anggota Komite Audit
Kriteria Independensi WR TW EH KS AA
Tidak memiliki hubungan keuangan dengan
anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau
Pemegang Saham Pengendali atau hubungan
dengan Bank, yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
Tidak memiliki hubungan kepengurusan
dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi,
dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau
hubungan dengan Bank, yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen.
Tidak memiliki hubungan kepemilikan saham
dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi,
dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau
hubungan dengan Bank, yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen.
Tidak memiliki hubungan keluarga dengan
anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau
Pemegang Saham Pengendali atau hubungan
dengan Bank, yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
WR : Wimpie Rianto
TW : Tjendrawati Widjaja
EH : Edwin Hidayat Abdullah
KS : Ketut Sanjaya
AA : Agustinus Antonius
b. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Selama tahun 2012, Komite Audit telah melaksanakan fungsi, tugas dan
tanggung jawabnya sesuai dengan Piagam Komite Audit Bank Sinarmas
(Bank Sinarmas’s Committee Audit Charter). Dalam menyelenggarakan
36
pertemuan dengan unit kerja, Komite Audit melalui Komisaris telah
meminta beberapa subordinasi manajemen untuk menghadiri pertemuan dan
memberikan informasi terkait yang diperlukan.
Komite Audit telah meningkatkan frekuensi dan memperluas pertemuan
dengan subordinasi manajemen khususnya berkaitan dengan bidang-bidang
Akuntansi dan Manajemen Keuangan, Teknologi dan Sistem Informasi,
Perencanaan Strategis, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen
Kepatuhan, Manajemen Risiko. Untuk meningkatkan kualitas informasi
bagi Komisaris khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan tentang
seberapa jauh tingkat efektifitas fungsi Audit Intern. Diharapkan informasi
tentang berjalannya fungsi Audit Intern lebih akurat, sehingga dapat
diterapkan.
Komite Audit dibentuk dengan tujuan untuk membantu dan memfasilitasi
Komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasan atas hal-hal
yang terkait dengan informasi keuangan, sistem pengendalian intern,
efektifitas pemeriksaan auditor internal dan eksternal, efektifitas
pelaksanaan manajemen risiko serta kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:
1. Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern.
2. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan
standar audit yang berlaku.
3. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar audit yang berlaku.
4. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja
Audit Intern, Akuntan Publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia,
guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
Komite Audit wajib memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk
disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam rangka
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Komite Audit memiliki tata
tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota.
c. Frekuensi Rapat Komite Audit
Secara periodik, Komite Audit melakukan rapat untuk melakukan evaluasi
atas pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern dan tindak lanjut Direksi
atas hasil temuan pemeriksa (baik internal maupun eksternal) guna
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, Keputusan rapat
diambil berdasarkan musyawarah mufakat. Bila tidak terjadi musyawarah
mufakat, maka pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara
terbanyak.
Selama tahun 2012, Komite Audit melakukan 4 (empat) kali pertemuan
untuk membahas laporan pelaksanaan dan pokok-pokok temuan hasil
pemeriksaan Satuan Kerja Audit Intern, antara lain:
a. Temuan-temuan signifikan;
b. Rencana kerja;
37
c. Kasus-kasus Fraud;
d. Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan Audit Internal, Bank Indonesia (BI)
dan Kantor Akuntan Publik (KAP).
No.
Nama
Jabatan
Jumlah Rapat Kehadiran Persentase
1. Wimpie Rianto Ketua 4 4 100 %
2. Tjendrawati Widjaja Anggota 4 4 100 %
3. Edwin Hidayat Abdullah Anggota 4 4 100 %
4. Agustinus Antonius Anggota 4 4 100 %
5. Ketut Sanjaya Anggota 4 4 100 %
Agenda Rapat Komite Audit
Tanggal Agenda Rapat
17 Januari 1. Special Case;
2. Hasil pemeriksaan kredit dan operasional kantor cabang;
3. Hasil pemeriksaan divisi;
4. Tindaklanjut temuan pihak eksternal.
23 April 1. Special Case;
2. Hasil pemeriksaan operasional dan kredit kantor cabang;
3. Hasil pemeriksaan Divisi TI;
4. Hasil pemeriksaan UUS;
5. Hasil Pemeriksaan Bank Indonesia;
6. Penjelasan tambahan.
24 Juli 1. Tindaklanjut temuan pihak eksternal (Bank Indonesia);
2. Tindaklanjut temuan pihak eksternal (KAP);
3. Special Case;
4. Hasil pemeriksaan operasional;
5. Hasil pemeriksaan kredit.
23 Oktober 2012 1. Kebijakan dan Prosedur Perkreditan;
2. Pelaksanaan pemberian kredit;
3. Pelunasan pinjaman yang tidak berasal dari operasional;
4. Bancassurance;
5. Tindaklanjut pemberian sanksi internal;
6. Ketentuan yang dilanggar;
7. Transaksi titipan setoran;
8. Transaksi tanpa kehadiran nasabah;
9. Produk referensi yang belum mendapat ijin BI;
10. Mapping Chart of Account (COA);
11. Kelengkapan penjelasan beberapa COA;
12. Aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR);
13. Sponsorship;
14. Pengeluaran biaya;
15. Surat edaran;
16. Pencatatan sewa temenos;
17. Prosedur pelaksanaan transaksi;
18. Ketenagakerjaan;
38
19. Alihdaya;
20. Rekening dormant;
21. Koreksi dan rekomendasi LBU;
22. Anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme;
23. Prinsip Know Your Customer;
24. PSAK 50 dan 55.
d. Program Kerja Komite Audit dan Realisasinya
Sepanjang tahun 2012, Komite Audit memiliki beberapa program kerja
antara lain:
Menyelenggarakan rapat rutin atau sewaktu-waktu bila diperlukan untuk:
1. Melakukan evaluasi terhadap hasil pemeriksaan Satuan Kerja Audit
Intern pada periode 2012 atas Kantor-kantor Cabang beserta Unit
Kerja yang ada di Kantor Pusat Bank Sinarmas;
2. Memastikan bahwa hasil temuan Audit Eksternal dan Audit Bank
Indonesia periode tahun 2011 dan tindak lanjut yang dilaksanakan
pihak manajemen telah dipenuhi dan diimplementasikan dengan
seksama;
3. Memonitor perbaikan yang perlu dilakukan yang bersifat preventif atas
hasil temuan audit dengan kekurangan/kelemahannya bersifat
struktural, dalam hal ini memastikan kelemahan pada administrasi
kredit sudah dapat diatasi dan kegiatan operasional dan akutansi
perbankan sesuai ketentuan terbaru telah dilaksanakan;
4. Memberikan masukan kepada manajemen untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan pada butir 3 (tiga) diatas;
5. Melakukan evaluasi terhadap rencana implementasi ketentuan
akuntansi yang terbaru dan kegiatan korporasi yang akan
dilaksanakan.
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas hasil
pemantauan dan evaluasi yang dilakukan.
Program kerja tersebut telah direalisasikan dengan cara:
Dilaksanakannya rapat rutin Komite yaitu pada tanggal 17 Januari 2012, 23
April 2012, 24 Juli 2012 dan 23 Oktober 2012.
Diterbitkannya beberapa memorandum internal yang disampaikan kepada
Dewan Komisaris yang berisi hasil pemantauan dan beberapa rekomendasi
demi perbaikan dan kemajuan perusahaan.
Komite Pemantau Risiko
Komite Pemantau Risiko dibentuk dalam rangka mengevaluasi perumusan dan
pelaksanaan kebijakan dibidang risiko oleh manajemen dengan ruang lingkup
fungsi utama, yaitu :
1. Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko
dengan pelaksanaan kebijakan.
2. Memantau dan melakukan evaluasi atas pelaksanaan tugas Komite
Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.
39
a. Susunan Anggota dan Independensi Anggota Komite Pemantau
Risiko
Adapun susunan keanggotaan Komite Pemantau Risiko per akhir Desember
2012 adalah sebagai berikut:
Susunan Komite Pemantau Risiko
Ketua Wimpie Rianto Komisaris Independen
Anggota Sammy Kristamuljana* Komisaris Independen Agustinus Antonius Pihak Independen Edwin Hidayat Abdullah Pihak Independen
*Menjadi anggota Komite Pemantau Risiko sejak tanggal 25 Juli 2012
Independensi Anggota Komite Pemantau Risiko
WR : Wimpie Rianto
SK : Sammy Kristamuljana
EH : Edwin Hidayat Abdullah
AA : Agustinus Antonius
b. Tugas Dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko
Dalam melaksanakan fungsinya, Komite Pemantau Risiko memiliki tugas
dan tanggung jawab antara lain sebagai berikut:
1. Melakukan evaluasi atas pelaksanaan GCG terkait dengan kebijakan
manajemen risiko dalam seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
Kriteria Independensi WR SK EH AA
Tidak memiliki hubungan keuangan dengan anggota
Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau Pemegang Saham
Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen.
Tidak memiliki hubungan kepengurusan dengan
anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau
Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan
Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen.
Tidak memiliki hubungan kepemilikan saham dengan
anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau
Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan
Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen.
Tidak memiliki hubungan keluarga dengan anggota
Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau Pemegang Saham
Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen.
40
2. Membantu Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tugas pengawasan
terhadap implementasi tugas dan tanggung jawab Komite Manajemen
Risiko serta Satuan Kerja Manajemen Risiko melalui pemberian
rekomendasi atas tindakan-tindakan yang harus diambil antara lain
terhadap keputusan strategis dan hal-hal yang signifikan terkait dengan
manajemen risiko serta pengarahan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan manajemen risiko.
c. Frekuensi Rapat Komite Pemantau Risiko
Selama tahun 2012, Komite Pemantau Risiko telah menyelenggarakan 4
(empat) kali rapat yang diselenggarakan secara bersama-sama dengan
Satuan Kerja Manajemen Risiko. Adapun tingkat kehadiran masing-masing
anggota dalam rapat Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut:
Nama Kehadiran Rapat/
Total Rapat
Presentase
Kehadiran
Wimpie Rianto 4/4 100%
Sammy Kristamuljana* 2/4 50%
Agustinus Antonius 4/4 100%
Edwin Hidayat Abdullah 4/4 100% *Menjadi anggota Komite Pemantau Risiko sejak tanggal 25 Juli 2012
Agenda Rapat Komite Pemantau Risiko
Tanggal Agenda Rapat
9 Februari 1. Penilaian risiko kredit;
2. Penilaian risiko pasar dan likuiditas;
3. Penilaian risiko operasional.
27 April 1. Penilaian risiko kredit;
2. Penilaian risiko pasar dan likuiditas;
3. Penilaian risiko operasional;
4. Penilaian risiko kepatuhan.
27 Juli 1. Penilaian risiko kredit;
2. Penilaian risiko pasar dan likuiditas;
3. Penilaian risiko operasional;
4. Penilaian risiko kepatuhan;
5. Lainnya.
9 November 1. Penilaian risiko kredit;
2. Penilaian risiko operasional;
3. Penilaian risiko kepatuha;
4. Lainnya.
d. Program Kerja Komite Pemantau Risiko Dan Realisasinya
Program kerja Komite Pemantau Risiko difokuskan untuk mengevaluasi
konsistensi dan kecukupan antara kebijakan manajemen risiko serta
implementasi dari kebijakan tersebut. Hasil dari evaluasi dan pemantauan
41
yang dilakukan akan disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada
Dewan Komisaris.
Komite Pemantau Risiko telah melaksanakan program kerja untuk periode
2012-2013, sebagai berikut:
1. Melakukan evaluasi terhadap:
a. Laporan Keuangan 2012;
b. Laporan Keuangan Kwartalan 2012;
c. Laporan Kepatuhan 2012;
d. Peraturan-peraturan internal yang terkait dengan pelaksanaan
manajemen risiko.
2. Mempelajari dan memahami regulasi yang mengatur pelaksanaan
manajemen risiko serta memastikan bahwa Bank telah meng-
implementasikan regulasi tersebut.
3. Memahami risiko-risiko yang dihadapi Bank dan memberikan arahan
yang jelas, melakukan pengawasan dan mitigasi secara aktif serta
mengembangkan budaya manajemen risiko pada seluruh unit kerja
Bank.
4. Membahas antisipasi pengendalian risiko dalam hal-hal yang bersifat
khusus, antara lain rencana pengembangan jaringan kantor dan
pengembangan Teknologi Sistem Informasi (TSI).
5. Mengintensifkan komunikasi dengan unit-unit dalam Bank maupun
pihak luar yang relevan dalam rangka mencari bentuk pelaksanaan tugas
yang lebih baik dan efektif.
6. Memantau Profil Risiko sehingga untuk parameter yang memiliki risiko
”high risk” dan ”moderate risk” dapat segera dilakukan penyelesaian
dan dipantau perkembangannya.
7. Melakukan pengawasan terhadap seluruh eksposur risiko, dengan
prioritas pada eksposur risiko kredit dan risiko operasional, yang
dilakukan antara lain dengan melakukan pemantauan secara ketat atas
perkembangan kredit dan usaha untuk memperbaiki kualitas kredit serta
pemantauan terhadap tindak lanjut temuan berulang oleh SKAI atau
Audit Ekternal. Pengawasan dilakukan pula terhadap seluruh aktivitas
dan portofolio Treasury yang dimiliki Bank.
8. Melakukan pengawasan terhadap realisasi rencana bisnis Bank,
khususnya dalam menghadapi lingkungan bisnis yang dihadapkan pada
perekonomian global.
9. Melakukan evaluasi dan memberikan masukan kepada Dewan
Komisaris terhadap transaksi atau kegiatan usaha yang berpotensi
menimbulkan risiko, untuk dapat digunakan oleh Dewan Komisaris
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
10. Memberikan masukan terhadap implementasi BASEL II dan
implementasi PSAK 50 dan 55 serta mengantisipasi dampaknya
terhadap aktivitas usaha Bank, kecukupan modal dan kesiapan
infrastruktur.
Adapun rekomendasi yang diberikan kepada Dewan Komisaris sehubungan
dengan telah dilaksanakannya program kerja tersebut antara lain:
1. Perlu disusun kebijakan internal yang antara lain mengatur mengenai
monitoring behavioural nasabah besar.
42
2. Pada level manajemen senior, perlu dibina sinergi antara Bank dengan
nasabah-nasabah besar sehingga penempatan dana dapat terkelola
dengan lebih baik karena penempatan dana dapat diperkirakan.
3. Guna mewujudkan ”Strategi Penyediaan Dana” yang baik maka harus
terdapat implementasi penyediaan dana yang memadai dan prudent.
4. Melakukan penyelesaian terhadap kredit yang bermasalah, terutama
untuk Debitur Inti.
5. Memperhatikan risiko pasar yang berkaitan dengan kompetensi SDM
(Sumber Daya Manusia) yang berpotensi meningkatkan risiko
operasional pada aktivitas tresuri bank.
6. Melakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi GAP rasio aset
keuangan dengan sisa jatuh tempo diatas satu tahun terhadap kewajiban
keuangan dengan sisa jatuh tempo diatas satu tahun.
7. Perlu adanya peningkatan Kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) serta
infrastruktur IT.
Komite Remunerasi dan Nominasi
a. Dasar Pembentukan, Susunan Anggota, dan Independensi Anggota
Komite Remunerasi dan Nominasi
Dasar Pembentukan
Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan GCG
bagi Bank Umum tertanggal 30 Januari 2006 yang telah diubah menjadi
Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tertanggal 5 Oktober 2006;
Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP tertanggal 30 Mei 2007
tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum.
Susunan Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi
Dasar Pengangkatan Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Anggota
Komite Remunerasi dan Nominasi diangkat berdasarkan Surat Keputusan
No. SK.014/2012/PRESDIR-CorpSec tertanggal 25 Juli 2012 tentang
perubahan susunan anggota Komite Remunerasi dan Nominasi;
Komite Remunerasi dan Nominasi terdiri dari 3 (tiga) orang dengan
susunan sebagai berikut :
No Nama Posisi Keterangan
1 Sammy Kristamuljana Ketua Komisaris Independen
2 Tjendrawati Widjaja Anggota Komisaris Utama
3 Wahyu Zaenie Anggota Pejabat Eksekutif dibidang
personalia/Human Capital
Management
43
Independensi Komite Remunerasi dan Nominasi
Kriteria Independensi SK TW WZ
Tidak memiliki hubungan keuangan dengan anggota
Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau Pemegang Saham
Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen.
Tidak memiliki hubungan kepengurusan dengan
anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau
Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan
Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen.
Tidak memiliki hubungan kepemilikan saham dengan
anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau
Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan
Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen.
Tidak memiliki hubungan keluarga dengan anggota
Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau Pemegang Saham
Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen.
SK : Sammy Kristamuljana
TW : Tjendrawati Widjaja
WZ : Wahyu Zaenie
b. Tugas Dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi
Kebijakan remunerasi :
1) Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi;
2) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai;
a. kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk
disampaikan kepada RUPS;
b. kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegaawai secara
keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.
Kebijakan nominasi :
1) Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta
prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris
dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada
RUPS;
2) Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan
Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk
disampaikan kepada RUPS;
44
3) Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan
menjadi anggota komite sebagaimana dimaksud dalam PBI
mengenai GCG.
Memastikan bahwa kebijakan paling kurang sesuai dengan :
1) Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan perusahaan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
2) Prestasi kerja individual;
3) Kewajaran dengan peer group;
4) Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang bank.
c. Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi
Ketentuan Rapat
Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi diselenggarakan sesuai dengan
kebutuhan bank, sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dalam setahun;
Dihadiri oleh paling kurang 51% (lima puluh satu persen) dari jumlah
anggota termasuk Komisaris Independen dan Pejabat Eksekutif;
Pengambilan keputusan rapat dilakukan berdasarkan musyawarah
mufakat. Jika tidak tercapai mufakat maka keputusan dilakukan
berdasarkan suara terbanyak;
Hasil rapat Komite Remunerasi dan Nominasi wajib dituangkan dalam
risalah rapat.
Frekuensi Rapat & Kehadiran Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi
Nama Jumlah Kehadiran Presentase
Sammy Kristamuljana* 3/5 60%
Tjendrawati Widjaja 5/5 100%
Wahyu Zaenie** 3/5 60%
Keterangan : (*) & (**) efektif menjadi anggota sejak SK No.014 tertanggal
25 Juli 2012
Agenda Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi
Tanggal Agenda Rapat
30 Januari 1. Program pelatihan karyawan dalam rangka
memenuhi kebutuhan karyawan di tahun 2012
serta program HCM dalam rangka peningkatan
kualitas karyawan;
2. Perbandingan jumlah karyawan marketing
dengan karyawan non marketing serta
karyawan marketing agensi;
3. Penerapan sistem database karyawan.
20 April 1. Budget training/pelatihan 2012;
2. Perbaikan
7 September 1. Struktur organisasi HCM;
2. Pemenuhan kebutuhan HCM di tahun 2012;
45
3. Permasalahan di HCM.
28 September Perubahan susunan Direksi.
9 November 1. Kualitas MDP 2012;
2. Pembayaran premi asuransi untuk karyawan
outsourcing;
3. Pernikahan antar karyawan;
4. Usulan pembagian tunjangan antar daerah
khusus;
5. Usulan HCM untuk pemberian jasa produksi
2012 dengan memperhitungkan masa kerja
karyawan;
6. Sistem TI di HCM.
d. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan
Nominasi Periode
Menyelenggarakan program MDP setiap bulannya guna memenuhi
kebutuhan karyawan bank;
Melakukakan evaluasi terhadap kemampuan lulusan MDP;
Melakukan perbandingan antara rekrutmen yang dilakukan oleh HCM
dengan kepala kantor wilayah;
Bersama-sama dengan Learning Center melakukan peningkatan terhadap
kualitas SDM;
Implementasi sistem database karyawan;
Pemenuhan BIC tergantung dengan cabang.
Dalam rangka meningkatkan fungsi pengawasan Dewan Komisaris terhadap bank maka
dibentuk 2 (dua) komite tambahan yaitu Komite GCG dan Komite Kesehatan Bank.
Komite Good Corporate Governance (GCG)
a. Dasar Pembentukan
Risalah Rapat Direksi dan Dewan Komisaris tertanggal 24 Juli 2012.
b. Susunan Anggota Komite GCG
Dasar Pengangkatan Anggota Komite GCG
Anggota Komite GCG diangkat berdasarkan Surat Keputusan No.
SK.017/2012/PRESDIR-CorpSec tentang pembentukan dan susunan
anggota Komite GCG tertanggal 6 Agustus 2012, yang telah diubah
menjadi Surat Keputusan No.SK.032/2012/PRESDIR-CorpSec tertanggal
5 Desember 2012;
Komite GCG terdiri dari 6 (enam) orang dengan susunan sebagai berikut :
No Nama Posisi Keterangan
1 Sammy Kristamuljana Ketua Komisaris Independen
2 Hanafi Himawan Wakil Ketua Pejabat Eksekutif
46
3 Salis Teguh Hartono Anggota Direktur
4 Ketut Sanjaya Anggota Pihak Independen
5 Harri Setiabudi Anggota Pejabat Eksekutif
6 Inneke Kusuma Dewi Anggota Corporate Secretary (Corporate
Governance)
Komite Kesehatan Bank
a. Dasar Pembentukan
Risalah Rapat Direksi dan Dewan Komisaris tertanggal 24 Juli 2012.
b. Susunan Anggota Komite Kesehatan Bank
Dasar Pengangkatan Anggota Komite Kesehatan Bank
Anggota Komite Kesehatan Bank diangkat berdasarkan Surat Keputusan
No. SK.018/2012/PRESDIR-CorpSec tentang pembentukan dan susunan
anggota Komite Kesehatan Bank tertanggal 6 Agustus 2012;
Komite Kesehatan Bank terdiri dari 4 (empat) orang dengan susunan
sebagai berikut :
No Nama Posisi Keterangan
1 Tjendrawati Widjaja Ketua Komisaris Utama
2 Wimpie Rianto Anggota Komisaris Independen
3 Ketut Sanjaya Anggota Pihak Independen
4 Loa Johnny Mailoa Anggota Direktur
3.2. Komite-komite Di Bawah Direksi
a. Asset & Liability Management (ALMA) dan Asset & Liability
Management Committee (ALCO)
Berdasarkan Surat Edaran No. SE.010/2012/PRESDIR-FPC tanggal 16
April 2012 tentang Asset & Liability Management (ALMA) dan Asset &
Liability Management Committee (ALCO), tugas dan tanggung jawab
adalah sebagai berikut:
Mengkaji ulang penetapan harga yang dikenakan dalam berbagai produk
dan jenis layanan serta merekomendasikan tingkat suku bunga aktiva dan
pasiva berdasarkan ketetapan regulator yang berlaku dan untuk
memastikan agar tingkat suku bunga dapat mendorong tercapainya
penggunaan dana dan biaya pendanaan yang optimal;
Memberi arahan strategi mengenai struktur modal perusahaan,
pengalokasian modal diantara berbagai bisnis unit, menetapkan dan
47
menyetujui kebijakan, strategi dan pedoman likuiditas dalam pendanaan
untuk memaksimumkan pendapatan, dan memastikan permintaan dan
sumber dana;
Mengukur kinerja dan tingkat efisiensi bank dengan menganalisa rasio-
rasio keuangan serta melakukan kaji ulang deviasi antara hasil aktual
dengan proyeksi anggaran dan rencana bisnis bank, khususnya yang
terkait dengan pengelolaan aset dan liabilitas, serta permodalan dan
rentabilitas;
Memberi arahan dalam upaya untuk mengelola dan mengendalikan
kesenjangan antara aktiva dan pasiva pada suatu periode, meliputi
kesenjangan dalam hal jumlah dana, repricing, suku bunga, dan jangka
waktu jatuh tempo;
Memberi arahan dalam pengelolaan asset dan liability yang sensitif
terhadap suku bunga dalam kondisi pergerakan suku bunga yang
berfluktuasi untuk mengoptimalkan laba atau meminimalkan kerugian;
Memantau dan memastikan agar dalam kegiatannya bank selalu
menerapkan prinsip kehati-hatian dan memenuhi ketentuan-ketentuan
yang berlaku, antara lain mencakup kecukupan permodalan, pemenuhan
giro wajib minimum, dan pelaporan suku bunga dasar kredit;
Memantau risiko portfolio investasi bank serta strategi lindung nilai yang
dilakukan terhadap modal yang ditanamkan dalam mata uang asing
maupun instrument investasi lainnya;
Menetapkan limit terhadap aktivitas Treasury untuk menghindari
konsentrasi portfolio pada instrumen dan counterparties tertentu serta
menetapkan kebijakan dan pengarahan terhadap Treasury dalam
pengelolaan likuiditas sesuai dengan tingkat yang ditetapkan. Kebijakan
dan pengarahan tersebut antara lain berkenaan dengan batas maksimum
dan minimum operasi untuk primary reserve dan secondary reserve.
b. Komite Kredit Berdasarkan Surat Keputusan No. SK.001/2012/DIR6-CC&Retail tanggal
26 September 2012 tentang Revisi Susunan dan Wewenang Komite Kredit
Bank Sinarmas, diatur ketentuan pemberian dan pemutusan fasilitas seperti:
Kredit baik baru maupun existing, tunai & non tunai;
Foreign Line;
Bonds;
Channeling
.
c. Komite Information Technology
Berdasarkan Surat Keputusan No. SK.008/2011/PRESDIR-CorpSec tanggal
17 Januari 2011 tentang Perubahan Anggota dan Kepengurusan Komite IT
(Information Technology), tugas dan tanggung jawabnya meliputi namun
tidak terbatas pada:
Memantau, mempelajari, dan mengevaluasi secara terus menerus
perkembangan teknologi system informasi dan meminimalkan risiko atas
investasi bank pada sektor Teknologi Informasi;
Secara strategis mengevaluasi aspek penyelenggaraan teknologi sistem
Informasi Bank termasuk pemantauan, penilaian peningkatan terhadap
kinerja operasionalnya;
Mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu untuk pengembangan,
perbaikan, dan kebijakan serta mengambil keputusan-keputusan yang
48
berkaitan dengan teknologi sistem informasi, seperti menggunakan jasa
Maintenance dan Support yang ditawarkan oleh Principal langsung yakni
Microsoft Premier Support;
Melakukan evaluasi dan menyetujui pengadaan perangkat lunak dan
perangkat keras, seperti pengadaan active directory dari Microsoft yakni
Microsoft Active Directory;
Melakukan upaya penyelesaian berbagai masalah terkait Teknologi
Informasi, yang tidak dapat diselesaikan oleh satuan kerja pengguna dan
penyelenggara, secara efektif, efisien dan tepat waktu.
d. Komite Manajemen Risiko Berdasarkan Surat Keputusan No. SK.005/2012/PRESDIR-CorpSec tanggal
21 Mei 2012 tentang Perubahan Susunan, Wewenang dan Tanggung Jawab
Komite Manajemen Risiko, wewenang dan tanggung jawabnya adalah
melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama
terkait Manajemen Risiko yang paling kurang meliputi:
Penyusunan kebijakan Manajemen Risiko serta perubahannya, termasuk
strategi Manajemen Risiko, tingkat risiko yang diambil dan toleransi
risiko, kerangka Manajemen Risiko serta rencana kontijensi untuk
mengantisipasi terjadinya kondisi tidak normal
Penyempurnaan proses Manajemen Risiko secara berkala maupun
insidentil sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal dan
internal Bank yang mempengaruhi kecukupan permodalan, profil risiko
Bank, dan tidak efektifnya penerapan Manajemen Risiko berdasarkan
hasil evaluasi;
Penetapan kebijakan dan/atau keputusan bisnis yang menyimpang dari
prosedur normal (irregularities).
e. Komite Human Capital Management (HCM)
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. SK.1780/2012/PRESDIR-HCM
dan perubahannya No. SK.2406/2012/DIR6-HCM tanggal 11 Desember
2012 tentang Perubahan Susunan Human Capital Committee, tugas dan
tanggung jawabnya paling kurang terkait:
Melakukan rencana mutasi, rotasi dan/atau promosi terhadap pejabat
eksekutif dan karyawan;
Penyesuaian gaji bagi karyawan yang lulus S2 (Strata Dua) dikaitkan
dengan ranking perguruan tinggi berdasarkan peringkat yang dikeluarkan
oleh pemerintah, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta.
4. Satuan Kerja Audit Intern Bank
Pada bulan Juni 1999, the Institute of Internal Auditor (IIA) mendefinisikan internal
audit sebagai kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang
dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi
organisasi. Internal audit sebagai strategic partner membantu organisasi untuk
mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian intern
dan proses governance.
49
Dalam rangka melaksanakan fungsi audit intern, bank membentuk Satuan Kerja
Audit Intern yang independen terhadap satuan kerja operasional. Satuan Kerja Audit
Intern adalah satuan kerja yang melaksanakan fungsi audit intern di Bank Sinarmas.
Menjadi mitra bisnis strategis (Strategic business partner) bagi seluruh tingkatan
manajemen adalah Visi Satuan Kerja Audit Intern. Misi Satuan Kerja Audit Intern
adalah memastikan bahwa seluruh aktivitas bank telah dikelola dengan baik, internal
control yang memadai dan risiko yang terkendali untuk mewujudkan bank yang
sehat, berkembang secara wajar dan dapat menunjang perekonomian nasional serta
menjamin (reasonable assurance) terpenuhinya secara baik kepentingan bank,
masyarakat penyimpan dana, dan pengguna jasa.
Fungsi dan tanggung jawab Satuan Kerja Audit Intern dibutuhkan dan diandalkan untuk
menjaga dan mengembangkan efektifitas sistem pengendalian intern, manajemen
risiko dan corporate di suatu bank.
Tugas Satuan Kerja Audit Intern juga ditekankan untuk melakukan penilaian yang
independen terhadap setiap kegiatan yang bertujuan untuk mendorong dipatuhinya
setiap ketentuan yang ditetapkan oleh manajemen, mendinamisir untuk lebih
berfungsinya pengawasan dengan memberikan saran-saran yang konstruktif dan
protektif agar tujuan dan sasaran bank tercapai secara ekonomis, efisien dan efektif.
Dengan demikian, audit intern diharapkan dapat memberikan nilai tambah (value
added) dan menyampaikan saran perbaikan (continual improvement) atas kegiatan
operasional bank dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
memberikan pendekatan yang sistematis dan disiplin dalam mengevaluasi serta
memperbaiki efektivitas pengelolaan risiko, internal control, dan proses tata kelola
perusahaan.
Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang
Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum (SPFAIB) mencerminkan bahwa
kepercayaan terhadap peranan SKAI semakin meningkat. Satuan Kerja Audit Intern dan
sistem pengendalian intern bank semakin dipercaya peranannya dalam meningkatkan
efisiensi dan menjaga efektivitas bank, terutama untuk memitigasi dan
meminimalisasi risiko serta menghindari krisis, fraud dan kegagalan bank.
Selain itu, SKAI terus meningkatkan kompetensi dan melaksanakan tugas audit
secara independen dan objektif dengan cakupan serta metode memadai.
a. Kedudukan dan Hubungan Satuan Kerja Audit Intern dalam Organisasi
1. Kepala Satuan Kerja Audit Intern diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris/Komite Audit dan dilaporkan
kepada Bank Indonesia.
2. Kedudukan Satuan Kerja Audit Intern dalam struktur organisasi Bank Sinarmas
tergambar sebagai berikut :
50
3. Hubungan Satuan Kerja Audit Intern dengan unit-unit lain dalam organisasi
adalah sebagai berikut :
Hubungan antara Satuan Kerja Audit Intern dengan Direktur Utama
Kepala Satuan Kerja Audit Intern bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Utama. Satuan Kerja Audit Intern menyampaikan laporannya
kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris/Komite Audit dengan
tembusan kepada Direktur Kepatuhan.
Hubungan antara Satuan Kerja Audit Intern dengan Dewan Komisaris
Satuan Kerja Audit Intern memiliki hubungan langsung dengan Dewan
Komisaris atau melalui Komite Audit yang diketuai Komisaris
Independen. Tanggung jawab akhir pengawasan ada pada Dewan
Komisaris. Dalam hubungan ini, Dewan Komisaris berwenang untuk
meminta Direksi menindaklanjuti hasil temuan pemeriksaan Satuan Kerja
Audit Intern.
Hubungan antara Satuan Kerja Audit Intern dengan Komite Audit
Satuan Kerja Audit Intern setiap saat dapat berkomunikasi dan memiliki
akses yang tidak terbatas kepada Komite Audit untuk menginformasikan
berbagai hal yang berhubungan dengan hasil audit. Komite Audit akan
melakukan evaluasi apakah rekomendasi perbaikan yang disampaikan
oleh Satuan Kerja Audit Intern telah ditindaklanjuti oleh manajemen.
Informasi ini harus disampaikan kepada Direktur Utama.
Hubungan antara Satuan Kerja Audit Intern dengan Direktur Kepatuhan
Laporan Audit yang disampaikan oleh Satuan Kerja Audit Intern kepada
Direktur Utama dan Dewan Komisaris/Komite Audit, diberikan
tembusannya kepada Direktur Kepatuhan antara lain dimaksudkan untuk
dijadikan sebagai informasi dalam rangka penyempurnaan prosedur
kepatuhan yang ada di setiap unit kerja.
Hubungan antara Satuan Kerja Audit Intern dengan Auditee
Auditee berkewajiban untuk bersikap kooperatif demi kelancaran tugas
Satuan Kerja Audit Intern, dan segera menindaklanjuti hasil temuan
pemeriksaan Satuan Kerja Audit Intern serta memberikan komitmen untuk
melakukan perbaikan dalam batas waktu tertentu.
Dalam hal Auditee tidak bersikap kooperatif dan tidak melakukan tindak
lanjut perbaikan sesuai dengan komitmen yang telah disepakati, akan
diberikan sanksi sesuai dengan peraturan perusahaan yang berlaku.
Hubungan antara Satuan Kerja Audit Intern dengan Auditor Ekstern
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Komite Audit
Satuan Kerja Audit Internal
Direktur Kepatuhan
51
Satuan Kerja Audit Intern bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan
kegiatannya dengan kegiatan Auditor Ekstern sehingga tercipta kerjasama
yang saling mengisi dengan maksud agar audit masing-masing pihak dapat
terselenggara secara efesien dengan cakupan audit yang optimal.
b. Struktur organisasi SKAI
Sebagai dasar pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern maka disusun Kode
Etik Internal Audit dan didukung dengan Panduan Audit serta Audit Program.
c. Sistem Pengendalian Intern
Dalam rangka pengelolaan bank secara efektif dan efisien, serta sebagai dasar
kegiatan operasional yang sehat dan aman, Bank telah menerapkan suatu Sistem
Pengendalian Intern (SPI).
Salah satu fungsi manajemen adalah pengendalian (Controlling), keberadaan
Satuan Kerja Audit Intern bertanggung jawab untuk membantu manajemen bank
memastikan bahwa penerapan internal control cukup memadai dan telah berjalan
sebagaimana mestinya.
Dalam rangka menerapkan Sistem Pengendalian Intern yang menyeluruh secara
efektif dan efisien, sebagaimana telah diatur dengan Peraturan Bank Indonesia
No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko
Bagi Bank Umum, yang selanjutnya diubah menjadi Peraturan Bank Indonesia
No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009, dengan peraturan pelaksanaannya Surat
Edaran No.5/22/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang Pedoman Standar
Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum , yang mewajibkan setiap bank
umum menyusun Pedoman Sistem Pengendalian Intern yang sekurang-kurangnya
mencakup 5 (lima) elemen pokok, yaitu:
1. Pengawasan oleh Manajemen dan kultur pengendalian
(Management Oversight dan Control Culture)
52
2. Identifikasi dan penilaian risiko
(Risk Recognition and Assessment)
3. Kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi
(Control Activities and Segregation of Duties)
4. Sistem akuntansi, informasi, dan komunikasi
(Accounting system, information and communication)
5. Kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan/kelemahan
(Monitoring activities and correcting deficiencies)
Kemudian oleh Bank SPI tersebut telah dituangkan dalam pedoman yang telah
ditetapkan oleh Komisaris dan Direksi dalam Surat Keputusan No.0020001.095
tanggal 15 Desember 2004 perihal Pedoman Sistem Pengendalian Intern.
Pedoman tersebut menjadi acuan bagi seluruh jajaran Bank dalam melakukan
aktivitas operasional sehari-hari.
5. Satuan Kerja Manajemen Risiko
Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan di Bank Sinarmas merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari strategi perusahaan untuk mencapai visi dan misi Bank. Strategi inilah
yang menjadi dasar bagi pengelolaan usaha, aktivitas dan bisnis Bank. Dengan
komitmen yang tinggi, Bank Sinarmas berupaya agar selalu konsisten dalam
menerapkan dan meningkatkan implementasi GCG.
Dalam rangka memiliki GCG yang memadai, Bank perlu meningkatkan penerapan
terhadap pelaksanaan manajemen risiko. Hal ini dikarenakan penerapan manajemen
risiko yang baik merupakan salah satu fondasi tercapainya kecukupan dalam GCG.
Salah satu strategi yang dilaksanakan oleh Bank dalam rangka meningkatkan
penerapan manajemen risiko adalah dengan adanya penerapan budaya sadar risiko
yang dimulai dari lini pertama yaitu masing-masing karyawan pada unit bisnis sebagai
risk owner, sampai dengan lini selanjutnya yaitu unit pengawasan Bank seperti Satuan
Kerja Manajemen Risiko, Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan Kerja Audit Internal, serta
penerapan budaya sadar risiko oleh Direksi dan Dewan Komisaris.
Sebagai salah satu unit pengawasan Bank, Satuan Kerja Manajemen Risiko memiliki
fungsi yang terpisah dari fungsi pengambilan keputusan akhir ataupun transaksional.
Fokus Satuan Kerja Manajemen Risiko adalah lebih kepada proses identifikasi,
pengukuran, monitoring dan pengendalian risiko dalam aktivitas operasional Bank.
Adapun yang menjadi tanggung-jawab Satuan Kerja Manajemen Risiko dalam
melaksanakan penerapan manajemen risiko, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Struktur organisasi Satuan Kerja Manajemen Risiko disesuaikan dengan ukuran
dan kompleksitas usaha serta risiko yang melekat pada Bank. Hal ini berarti
struktur organisasi dapat ditentukan sesuai dengan kondisinya, termasuk dengan
kemampuan keuangan dan sumber daya manusianya.
b. Apabila Bank telah menjadi relatif besar dari sisi total aset dan memiliki tingkat
kompleksitas usaha yang tinggi maka struktur organisasi Satuan Kerja
Manajemen Risiko harus mencerminkan karakteristik usaha dimaksud.
c. Satuan Kerja Manajemen Risiko harus independen terhadap Satuan Kerja
Operasional (risk taking unit) seperti tresuri dan investasi, kredit, pendanaan,
53
akunting dan terhadap satuan kerja yang melaksanakan pengendalian intern (Satuan
Kerja Audit Intern).
d. Wewenang dan tanggung jawab Satuan Kerja Manajemen Risiko meliputi:
1) memberikan masukan kepada Direksi dalam penyusunan kebijakan, strategi,
dan kerangka Manajemen Risiko;
2) mengembangkan prosedur dan alat untuk identifikasi, pengukuran, pemantauan,
dan pengendalian Risiko;
3) mendesain dan menerapkan perangkat yang dibutuhkan dalam penerapan
Manajemen Risiko;
4) memantau implementasi kebijakan, strategi, dan kerangka Manajemen Risiko
yang direkomendasikan oleh Komite Manajemen Risiko dan yang telah
disetujui oleh Direksi;
5) memantau posisi/eksposur Risiko secara keseluruhan, maupun per Risiko
termasuk pemantauan kepatuhan terhadap toleransi Risiko dan limit yang
ditetapkan;
6) melakukan stress testing guna mengetahui dampak dari implementasi kebijakan
dan strategi Manajemen Risiko terhadap portofolio atau kinerja Bank secara
keseluruhan;
7) mengkaji usulan aktivitas dan/atau produk baru yang dikembangkan oleh suatu
unit tertentu Bank. Pengkajian difokuskan terutama pada aspek kemampuan
Bank untuk mengelola aktivitas dan atau produk baru termasuk kelengkapan
sistem dan prosedur yang digunakan serta dampaknya terhadap eksposur Risiko
Bank secara keseluruhan;
8) memberikan rekomendasi kepada satuan kerja bisnis dan/atau kepada Komite
Manajemen Risiko terkait penerapan Manajemen Risiko antara lain mengenai
besaran atau maksimum eksposur Risiko yang dapat dipelihara Bank;
9) mengevaluasi akurasi dan validitas data yang digunakan oleh Bank untuk
mengukur Risiko bagi Bank yang menggunakan model untuk keperluan intern;
10) menyusun dan menyampaikan laporan profil Risiko kepada Direktur Utama,
Direktur Manajemen Risiko dan Kepatuhan, dan Komite Manajemen Risiko
secara berkala atau paling kurang secara triwulanan.
11) melaksanakan kaji ulang secara berkala dengan frekuensi yang disesuaikan
kebutuhan Bank, untuk memastikan:
- kecukupan kerangka Manajemen Risiko;
- keakuratan metodologi penilaian Risiko;
- kecukupan sistem informasi Manajemen Risiko; dan
- perbaikan/peningkatan sistem untuk operasional produk-produk APMK.
Infrastruktur Manajemen Risiko
Infrastruktur manajemen risiko yang baik digunakan sebagai landasan bagi terciptanya
penerapan manajemen risiko yang memadai. Adapun aspek-aspek yang dperlukan
dalam rangka mendukung kecukupan infrastruktur tersebut antara lain:
a. Organisasi
Satuan Kerja Manajemen Risiko merupakan Divisi yang independen terhadap
divisi/satuan yang melakukan fungsi operasional/bisnis maupun yang melakukan
fungsi audit.
54
Satuan Kerja Manajemen Risiko pada tahun 2012 berada dibawah Direktur
Manajemen Risiko.
Pada tahun 2012, Satuan Kerja Manajemen Risiko telah melakukan penambahan
jumlah staf. Hal tersebut dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan pemantauan,
pengelolaan dan pengendalian terhadap risiko sehingga lebih efektif dan terfokus.
Perubahan juga terjadi pada bagian (department) pada struktur organisasi Satuan
Kerja Manajemen Risiko, dimana terdapat penambahan berupa Enterprise Risk
Management (ERM) Department. Hal tersebut dilaksanakan dalam rangka
mendukung kebutuhan bank akan fungsi Enterprise Risk Management (ERM)
Bank secara keseluruhan.
b. Strategi
Untuk menyempurnakan strategi dalam kerangka pengembangan manajemen bank
berbasis risiko, Bank telah mulai melaksanakan proses identifikasi risiko yang lebih
intensif, mengembangkan proses pengukuran risiko yang telah menggunakan alat
ukur (seperti pengembangan pengukuran risiko operasional melalui Risk Control
Self Assessment atau RCSA dan Loss Event Database atau LED, serta risiko pasar
melalui pengembangan metode Value At Risk atau VaR dan monitoring likuiditas
melalui monitoring secondary reserve bank).
Disisi lain, pelaksanaan strategi manajemen risiko sebagai bagian dari sistem
pengendalian internal bank juga diimplementasikan melalui pembentukan team task
force peningkatan kinerja bank, yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja bank
melalui peningkatan tata kelola bank (GCG) dan penerapan manajemen risiko untuk
memperbaiki sistem, prosedur dan implementasinya.
6. Satuan Kerja Kepatuhan
Satuan Kerja Kepatuhan merupakan satuan kerja yang bertugas untuk memastikan
kepatuhan seluruh unit bisnis Bank dalam menjalankan operasional Bank Sinarmas
sebagai bagian dari prinsip kehati-hatian Bank Sinarmas dengan mengacu kepada
Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 serta perubahannya Peraturan Bank
Indonesia No. 8/14/PBI/2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/12/DPNP
tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum, serta mencegah terjadinya
ketidakpatuhan terhadap ketentuan internal dan eksternal pada seluruh aktivitas
operasional. Satuan Kerja Kepatuhan juga memonitor kewajiban Bank dalam
penyampaian rutin ke Bank Indonesia dan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK).
Dalam rangka menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance) sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan untuk memenuhi ketentuan di
dalam Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 tentang Penugasan Direktur
Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit
Intern Bank Umum, yang telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia
No.13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, Bank
Sinarmas telah menugaskan salah satu anggota Direksinya sebagai Direktur
Kepatuhan yaitu Salis Teguh Hartono.
55
Tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan antara lain adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank.
b. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan
ditetapkan oleh Direksi.
c. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk
menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank.
d. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta
kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip
Syariah Unit Usaha Syariah.
e. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank.
f. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil
Direksi Bank atau pimpinan Kantor Cabang Bank Asing tidak menyimpang dari
ketentuan BI dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk membantu tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan secara efektif, Bank
Sinarmas juga telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan, yang bersifat independen,
artinya dibentuk secara tersendiri dan bebas dari pengaruh satuan kerja lainnya, serta
mempunyai akses langsung kepada Direktur Kepatuhan.
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 045/2011/Presdir-CorpSec tentang
Perubahan Struktur Organisasi Bank Sinarmas tanggal 01 November 2012 Direktur
Kepatuhan terdiri dari:
1. Group Head Compliance, yang membawahi Divisi Compliance dan Unit Kerja
Pengenalan Nasabah (UKPN).
2. Divisi Corporate Secretary & Corporate Legal
Seiring dengan berkembangnya Bank Sinarmas, Direktur Kepatuhan dibantu oleh
seorang Group Head yang dijabat oleh Hanafi Himawan dan Kepala Divisi yang
dijabat oleh Harri Setiabudi.
Satuan Kerja Kepatuhan melalui para pejabatnya bertugas untuk memastikan
kepatuhan seluruh unit bisnis dalam menjalankan operasional Bank Sinarmas sebagai
bagian dari prinsip kehati-hatian Bank Sinarmas dengan mengacu kepada Peraturan
Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 serta perubahannya Peraturan Bank Indonesia No.
8/14/PBI/2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/12/DPNP tentang Pelaksanaan
GCG Bagi Bank Umum, serta mencegah terjadinya ketidakpatuhan terhadap
ketentuan internal dan eksternal pada seluruh aktivitas operasional.
Satuan Kerja Kepatuhan juga senantiasa melaksanakan program komunikasi dan
sosialisasi kepada seluruh unit bisnis di dalam Bank Sinarmas, baik dengan tatap
muka secara langsung maupun melalui media elektronik (Portal Kepatuhan).
Sedangkan untuk menguji pemahaman mengenai pengetahuan Anti Pencucian Uang
(APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) kepada para karyawan Bank
Sinarmas, maka Diklat Bank Sinamas menyelenggarakan E - Learning Test yang
diujikan secara berkala kepada Pimpinan Cabang, Wakil Pimpinan Cabang,
Supervisor, Customer Service, Teller, Back Office, Relation Officer (RO) dan Account
Officer (AO).
Secara umum pelaksanaan kepatuhan selama tahun 2012 telah berjalan dengan baik
melalui mekanisme pendelegasian tugas kepatuhan kepada Pimpinan Satuan Kerja di
56
Kantor Pusat, Kepala Kantor Cabang dan Kepala Kantor di bawah Kantor Cabang
(Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas). Agar dari waktu ke waktu pelaksanaan
fungsi kepatuhan dapat berjalan dengan baik dan lancar, penyediaan dan pemutahiran
pedoman tertulis terus dilakukan secara berkesinambungan.
Dalam rencana jangka panjang, tujuan yang ingin dicapai adalah menumbuhkan
budaya kepatuhan di dalam internal stakeholders, yang meliputi pemegang saham,
pengurus, pejabat dan karyawan Bank Sinarmas serta agar Bank Sinarmas senantiasa
mematuhi semua ketentuan yang berlaku dan secara khusus selalu memegang teguh
prinsip kehati-hatian.
7. Sekretaris Perusahaan
Dalam rangka meningkatkan pelayanan Perseroan kepada masyarakat dan guna
memenuhi ketentuan Bapepam Nomor KEP-63/PM/1996 dan Keputusan Direksi BEJ
Nomor 339 Tahun 2001 yang mewajibkan pembentukan sekretaris perusahaan, maka
Bank Sinarmas membentuk Sekretaris Perusahaan yang memiliki peran penting dan
strategis dalam organisasi. Saat ini sekretaris Perusahaan Bank Sinarmas. dijabat oleh
Purwanto berdasarkan No.SK.228/2008/DIR3-HRD.
Adapun Pengalaman kerja Purwanto, sebagai berikut:
TAHUN ORGANISASI ATAU
PERUSAHAAN JABATAN ATAU POSISI
1991 - 1993 Kantor Notaris Assisten Notaris
1993 - 1995 Bank Industri Loan Recovery
1995 - sekarang Bank Sinarmas Corporate Secretary
Sekretaris perusahaan memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain :
1. Mengikuti perkembangan Pasar modal, Perbankan, dan Perusahaan Terbuka serta
peraturan-peraturan yang berlaku pada masing-masing bidang tersebut;
2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan
pemodal yang berkaitan dengan kondisi Bank;
3. Memberikan masukan kepada Direksi untuk mematuhi peraturan-peraturan yang
berlaku dibidang Pasar Modal, Perbankan, dan Perusahaan Terbuka;
4. Sebagai penghubung antara Bank dengan Bank Indonesia, Profesi Penunjang
Pasar Modal & Otoritas Pasar Modal, masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya;
5. Menyiapkan daftar khusus yang berkaitan dengan Direksi, Dewan Komisaris,
Pemegang Saham, dan anggota keluarganya dalam Bank mencakup kepemilikan
saham, hubungan bisnis, dan peranan lainnya yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan;
6. Membuat daftar pemegang saham termasuk kepentingan 5% (lima persen saham)
atau lebih;
7. Menghadiri rapat direksi dan rapat Direksi & Dewan Komisaris serta membuat
berita acara rapatnya;
8. Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan RUPS dan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa RUPSLB;
9. Membuat Laporan Tahunan pada setiap akhir tahun dan disampaikan kepada
pihak-pihak terkait lainnya paling lambat akhir Mei tahun berikutnya;
10. Membuat laporan-laporan lainnya yang ditujukan ke Bank Indonesia, Bursa Efek,
Bapepam, Perbanas, UP3, dan lainnya. seperti: Laporan Perubahan Pengurus,
Laporan Pemindahan Kantor, Laporan Realisasi Pembukaan Kantor;
57
11. Membantu Direksi menyusun korespondensi (surat, memorandum, dan lainnya),
baik untuk pihak internal (Dewan Komisaris, Kantor Cabang, Unit-unit Kerja di
Kantor Pusat);
12. Menyusun Surat Keputusan, Surat Edaran, dan Surat-surat yang diterbitkan oleh
Perusahaan.
Pelaksanaan kegiatan selama tahun 2012:
Beberapa Material Yang Bersifat Rutin
Penerbitan
Pelaporan
Isi
Akses Access
Website IDX
1
Laporan
Keuangan
Konsolidasian
Kuartalan
Bapepam
Laporan keuangan
konsolidasian sesuai
dengan Standar
Akuntansi Keuangan
di Indonesia, yang
mencakup peraturan
Bapepam
√
√
2
Laporan
Keuangan
Publikasi
Kuartalan
Publik
melalui
Koran, BI,
BEI,
Bapepam
Ringkasan kerja
keuangan sesuai
persyaratan BI
√
√
3
Laporan
Tahunan
Tahunan
Publik,
Penyusun
kebijakan,
investor,
bank lain,
lembaga
penilai
publik
Informasi keuangan
dan non keuangan,
segmen usaha,
informasi produk,
profil customer, tata
kelola perusahaan
√
√
4
Laporan Bulanan
Registrasi
Pemegang Efek
PT. Bank
Sinarmas Tbk.
Bulanan
BEI
Informasi daftar
pemegang saham
PT. Bank Sinarmas
Tbk.
X
√
5
Laporan
Penggunaan
Dana Penawaran
Umum
Kuartalan
Bapepam
dan BEI
Laporan Realisasi
Penggunaan dana
hasil Penawaran
Umum PT. Bank
Sinarmas Tbk.
X
√
58
Keterbukaan Informasi
Tanggal Perihal
31 Januari Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada
Publik
29 Maret Laporan Keuangan Konsolidasi Per 31 Desember 2011 (Audited)
Bank Sinarmas
30 Maret Laporan Keuangan Publikasi Per 31 Desember 2011 (Audited)
Bank Sinarmas
3 April Penyampaian Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil
Penawaran Umum Bank Sinarmas Per 31 Maret 2012
27 April Laporan Keuangan Konsolidasi Per 31 Maret 2012 (Unaudited)
Bank Sinarmas
27 April Laporan Keuangan Publikasi Per 31 Maret 2012 (Unaudited) Bank
Sinarmas
27 April Laporan Tahunan 2011
9 Juli Penyampaian Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil
Penawaran Umum Bank Sinarmas Per 30 Juni 2012
18 Juli Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu
30 Juli Laporan Keuangan Konsolidasi Per 30 Juni 2012 (Unaudited)
Bank Sinarmas
30 Juli Laporan Keuangan Publikasi Per 30 Juni 2012 (Unaudited) Bank
Sinarmas
1 Oktober Penyampaian Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil
Penawaran Umum Bank Sinarmas Per 30 September 2012
1 Oktober Penyampaian Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil
Penawaran Umum Terbatas I Bank Sinarmas Per 30 September
2012
31 Oktober Laporan Keuangan Konsolidasi Per 30 September 2012
(Unaudited) Bank Sinarmas
31 Oktober Laporan Keuangan Publikasi Per 30 September 2012 (Unaudited)
Bank Sinarmas
Daftar Siaran Pers
Tanggal Perihal
15 Juni Target Right Issue Bank Sinarmas Rp 304 Miliar
12 Desember Bank Sinarmas Terus Meningkatkan Pendapatan
14 Desember Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara PT. Bank Sinarmas
Tbk. dengan PT. Bussan Auto Finance
59
8. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern Dan Audit Ekstern
a. Fungsi Kepatuhan
Satuan Kerja Kepatuhan dibentuk sebagai bagian dari strategi tata kelola
perusahaan Bank Sinarmas sekaligus memenuhi persyaratan Peraturan Bank
Indonesia. Fungsi pokok Satuan Kerja Kepatuhan adalah untuk memastikan
tingkat kepatuhan terhadap seluruh ketentuan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, pemenuhan komitmen dengan otoritas, pelaksanaan aktivitas usaha
yang wajar (kredit serta pengadaan barang dan jasa), memastikan kepatuhan
kegiatan operasional di setiap unit kerja serta penerapan prinsip APU dan PPT
sebagai bagian dari upaya Bank dalam gerakan tindak pidana pencucian uang.
Dalam melaksanakan fungsi kepatuhan, Satuan Kerja Kepatuhan bertanggung
jawab pula untuk memastikan bahwa Bank Sinarmas telah melaksanakan Pokok -
Pokok Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan, sekurang-kurangnya meliputi :
1. Pelaksanaan kepatuhan Bank terhadap ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dilakukan oleh Satuan Kerja
Kepatuhan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Memberikan opini terhadap penerbitan Peraturan Internal Bank agar tidak
menyimpang dari Ketentuan Bank Indonesia dan Peraturan Perundang -
undangan yang berlaku.
Melakukan review atas setiap rancangan kebijakan dan prosedur serta
melakukan uji kepatuhan atas setiap proses persetujuan penyediaan dana
kepada pihak terkait dan diatas nominal tertentu.
Menginformasikan ketentuan Bank Indonesia yang baru diterbitkan
kepada unit kerja terkait.
Memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan
komitmen yang dibuat oleh Bank Sinarmas kepada Bank Indonesia dan
lembaga otoritas yang berwenang.
2. Pemberitahuan kepada Direksi Bank Sinarmas agar tidak menempuh
kebijakan dan atau menetapkan keputusan yang menyimpang dari ketentuan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Penyampaian laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur
Kepatuhan secara berkala setiap semester kepada Bank Indonesia.
4. Proses penunjukan Direktur Kepatuhan Bank telah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
5. Mengkoordinir pelaksanaan self assessment GCG Bank Sinarmas.
6. Mengkoordinir pelaporan dan pelaksanaan GCG Bank Sinarmas.
Untuk menghindari conflict of interest, maka Bank Sinarmas membentuk unit
kerja khusus atau menunjuk pejabat yang independen dari keterlibatan/ kedekatan
dengan nasabah, yang bertanggung jawab untuk mengawasi implementasi
APU/PPT sebagai bagian dari aktivitas Anti Pencucian Uang, yaitu Unit Kerja
Pengenalan Nasabah (UKPN). Hal ini adalah tantangan yang cukup besar,
mengingat jaringan kantor cabang Bank Sinarmas yang sangat luas. Untuk
mengatasinya, Satuan Kerja Kepatuhan telah mengambil berbagai inisiatif, antara
lain mengembangkan proses pemantauan melalui sistem untuk mengidentifikasi
transaksi yang dilakukan oleh Walk in Customer (WIC), transaksi mencurigakan
dan mendeteksi transaksi keuangan tunai dalam jumlah tertentu.
60
Untuk meningkatkan pemahaman atas penerapan APU dan PPT, Satuan Kerja
Kepatuhan senantiasa melaksanakan program komunikasi dan sosialisasi kepada
seluruh unit bisnis, baik dengan tatap muka langsung maupun melalui media
elektronik seperti: program e-learning dan Portal Kepatuhan. Sebagai media
bantu untuk mempercepat pemahaman, telah didistribusikan buku saku panduan
praktis Prinsip Mengenal Nasabah.
Selama tahun 2012 fungsi kepatuhan Bank Sinarmas telah berjalan cukup efektif
yang tercermin dari tidak terdapatnya pelanggaran signifikan terhadap Peraturan
Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan lainnya termasuk dalam
rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian.
b. Fungsi Audit Intern
Dalam melaksanakan tugas pemantauan, Satuan Kerja Audit Intern menjalankan
beberapa kegiatan antara lain:
Melakukan pemeriksaan rutin pada cabang/unit kerja dengan memperhatikan
tingkat eksposur risiko yang dimiliki masing-masing cabang/unit kerja.
Pemeriksaan yang dilakukan mencakup seluruh aspek dan kegiatan yang
dilakukan oleh cabang/unit kerja tersebut (aspek operasional, kredit, sumber
daya manusia, dll). Hasil pemeriksaan disampaikan kepada seluruh Direksi dan
Komite Audit.
Memberikan rekomendasi terhadap efektivitas dan efesiensi pencapaian tujuan
bank, dengan memberikan tanggapan atas usulan kebijakan atau sistem dan
prosedur untuk memastikan aspek pengendalian intern seperti melakukan kajian
untuk setiap SOP/KDPK yang akan diberlakukan.
Sebagai konsultan, pengembang budaya risiko dan compliance di lingkungan
bank, katalis bagi bisnis unit dalam upaya mencapai sasarannya serta me-reduce
potensi maupun kemungkinan terjadinya kesalahan yang dapat meningkatkan
risiko-risiko yang ada terutama risiko operasional.
Disamping itu, Satuan Kerja Audit Intern memiliki petugas Auditor Cabang yang
bertugas di kantor cabang dan berfungsi sebagai pemeriksa cabang sekaligus
konsultan bagi cabang yang dibawahinya. Meskipun demikian, petugas Auditor
Cabang tetap bersifat independen terhadap seluruh aktifitas cabang.
c. Fungsi Audit Ekstern
Sesuai dengan Anggaran Dasar, Komisaris wajib mengusulkan kepada RUPS
Akuntan Publik yang akan memeriksa pembukuan bank. Akuntan Publik yang
diusulkan adalah yang telah memperoleh lisensi dari Departemen Keuangan RI dan
terdaftar di BAPEPAM-LK.
Akuntan Publik tersebut akan melakukan audit umum untuk memberikan
pernyataan pendapat mengenai kewajaran Laporan Keuangan Bank, disajikan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Bank berkepentingan terhadap hasil audit yang dilakukan oleh Akuntan Publik
tersebut untuk kemudian dituangkan dalam Laporan Tahunan Bank. Terhadap
setiap temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan, bank berkewajiban untuk
melakukan tindak lanjut perbaikan dengan rekomendasi yang disepakati oleh bank.
61
Disamping itu, bank juga wajib melakukan tindak lanjut perbaikan atas setiap
temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan disampaikan
kepada Bank Indonesia secara periodik.
9. Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern
Perkembangan dunia perbankan yang disertai dengan meningkatnya kompleksitas
aktivitas perbankan semakin mempertegas pentingnya fungsi penerapan manajemen
risiko yang dapat diandalkan serta penerapan sistem pengendalian internal yang
optimal.
Sistem Pengendalian Intern (SPI) di Bank Sinarmas dilaksanakan melalui sistem dan
prosedur yang jelas dan ditetapkan oleh Direksi serta Dewan Komisaris. Mekanisme
pengawasan dilakukan diberbagai lini dari jabatan manajemen tertinggi hingga jabatan
terendah secara berkesinambungan. Dengan adanya pembagian fungsi, tugas, dan
wewenang yang jelas, maka sistem pengendalian intern ini diharapkan berjalan secara
efektif.
Manajemen risiko Bank diterapkan dengan memastikan prinsip kehati-hatian yang
dilakukan dengan tetap memperhatikan parameter-parameter pengukuran risiko
tertentu serta kebijakan dan prosedur yang disesuaikan dengan tetap mengacu pada
prinsip tata kelola manajemen risiko Bank. Dalam mengelola risiko, Bank telah
memastikan bahwa setiap kebijakan risiko yang diambil telah sesuai dengan strategi
bisnis serta sumber daya yang dimiliki oleh Bank. Oleh karena itu kerangka dan
mekanisme manajemen risiko Bank ditetapkan dengan memperhatikan keseimbangan
antara risiko dan hasil yang diperoleh.
Kerangka manajemen risiko Bank mencakup antara lain kebijakan, prosedur, limit
transaksi dan garis kewenangan dievaluasi secara berkala. Tujuan utama dari proses
evaluasi adalah untuk mengembangkan dan meningkatkan sistem pengelolaan risiko
agar dapat memberikan peringatan dini terhadap risiko yang ada di tiap aspek bisnis
bank. Dengan demikian Bank dapat menetapkan strategi yang tepat dan mengambil
berbagai langkah untuk melakukan mitigasi risiko serta melakukan penyempurnaan
terhadap sistem pengelolaan risiko Bank.
Disamping sistem penerapan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal yang
handal, landasan utama didalam penerapan manajemen risiko adalah budaya sadar
risiko diseluruh jenjang organisasi. Selama kurun waktu tahun 2012, Bank Sinarmas
telah mulai menanamkan budaya sadar risiko melalui :
Pemberian materi risk management sebagai salah satu kurikulum didalam
pelatihan/pendidikan bagi karyawan.
Bank Sinarmas juga telah menyertakan karyawannya secara berkala dalam Program
Sertifikasi Manajemen Risiko. Diharapkan dengan adanya Program Sertifikasi
tersebut, seluruh karyawan memiliki pemahaman dan kesadaran risiko yang
semakin baik.
Melakukan pengembangan perangkat pengukuran dan pemantauan risiko melalui
implementasi Early Warning Signal (untuk bidang perkreditan), Risk Control Self
Assessment dan Loss Event Database (untuk risiko operasional), Value at Risk –
VaR (untuk risiko pasar).
Bank juga selalu memastikan adanya kecukupan prosedur serta kebijakan yang
dimiliki untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan dan perundang-undangan
62
yang berlaku. Kebijakan dan prosedur tersebut juga dikaji dan dievaluasi secara
berkala oleh unit-unit kerja terkait. Penetapan terhadap batasan risiko untuk
parameter/indikator yang digunakan dalam pengukuran dan pemantauan risiko juga
telah ditetapkan oleh Bank.
Pemantauan terhadap posisi/eksposur risiko dilakukan secara keseluruhan, per jenis
risiko (Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko
Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Stratejik, dan Risiko Kepatuhan) maupun per
aktivitas fungsional. Selain itu, pengembangan terhadap sistem pengelolaan data dan
informasi tetap dilakukan secara terus menerus dalam rangka peningkatan proses
pengukuran dan pemantauan risiko.
Pelaksanaan verifikasi dan review serta kaji ulang juga dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan terhadap penanganan kelemahan-kelemahan yang bersifat material
serta menentukan tindak lanjut yang harus dilakukan untuk memperbaiki
penyimpangan yang terjadi.
10. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) Dan Penyediaan
Dana Besar (Large Exposure)
LAPORAN PENYEDIAAN DANA, POSISI 31 DESEMBER 2012
No
Penyediaan Dana
Jumlah
Debitur Nominal
(Jutaan Rupiah)
1. Kepada Pihak Terkait 18
1.448.596
2. Kepada Debitur Inti:
a. Individu 19
1.874.120
b. Group 6 710.583
TOTAL PENYEDIAAN DANA 4.033.299* (*) Termasuk kredit dengan jaminan tunai
11. Rencana Strategis Bank
a. Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan);
Rencana jangka panjang Bank Sinarmas yaitu sebagai berikut :
1. Menjadi Payment & Transaction Bank dengan channel distribution
terlengkap serta fokus pada pembiayaan usaha produktif dengan perputaran
aset yang cepat (self-liquidation)
2. Mempersiapkan human capital melalui rekrutmen yang selalu berpatokan
pada “hire character & train skill” dan pelatihan secara berkesinambungan
untuk meningkatkan kualitas human capital.
3. Pengembangan jaringan kantor akan fokus ke daerah–daerah yang selama
ini belum terlayani (financial inclusive).
4. Membangun budaya kehati-hatian (prudent) secara berkesinambungan
melalui penerapan budaya kepatuhan terhadap seluruh ketentuan yang
berlaku dan pemahaman terhadap risiko yang melekat pada seluruh aspek
bisnis Bank, sehingga membentuk pola pikir dan juga pengembangan
63
kewaspadaan (awareness cultivation) disetiap jenjang jabatan organisasi
Bank serta melalui prinsip manajemen risiko secara konsekuen dan
konsisten dalam setiap proses bisnis dan pengambilan keputusan.
b. Rencana Jangka Pendek Dan Menengah (Business Plan)
Untuk jangka pendek dan menengah, Bank akan fokus pada upaya perbaikan
kualitas kinerja Bank serta upaya pembangunan sarana dan prasarana fisik yang
menunjang pencapaian visi dan misi Bank.
Target jangka pendek dan menengah meliputi:
1. Dalam rangka menjadi Bank pilihan dan menambah nilai lebih bagi
pemangku kepentingan, maka Bank akan terus melakukan pengembangan
Produk dan Aktivitas Baru. Pada tahun 2013 Bank berencana untuk
meningkatkan fee based income dengan merealisasikan produk dan aktivitas
yang belum terealisasi di tahun 2012 seperti produk bancassurance dan
Danamas Pasti yang merupakan sinergi antara Bank dengan Asuransi dan
Sekuritas. Bank juga akan menjalankan beberapa produk dan aktivitas baru
yaitu dengan menjadi agen penjual “ Obligasi Ritel Indonesia (ORI)”.
2. Disamping memperkenalkan produk dan aktivitas baru ke masyarakat,
dalam upaya meningkatkan pelayanan yang lebih maksimal, maka Bank
akan melakukan:
Penambahan 510 unit ATM / Kios ATM / Phone Banking/ Internet
Banking /Cash Deposit Machine (CDM) Bank Sinarmas di lokasi kantor
Bank Sinarmas (on bank) dan lokasi strategis lainnya diluar lokasi
kantor Bank Sinarmas (off bank) sehingga memudahkan nasabah dalam
melakukan transaksi perbankan dari nasabah Bank Sinarmas maupun
nasabah bank lain selama 24 jam sehari 7 hari seminggu.
Pengembangan lebih lanjut produk-produk bank yang sudah berjalan,
antara lain melanjutkan kerjasama dengan pihak lain (switching
company) dalam layanan Bills Payment (Tahap III) seperti PBB, PAM,
Kartu Kredit, Modul Penerimaan Negara (MPN) dan lain-lain, yang
mana fasilitas ini dapat dilakukan melalui delivery channel yang dimiliki
oleh Bank Sinarmas.
Peningkatan aktivitas perbankan Syariah
Melakukan kegiatan promosi, pameran, aliansi bisnis, dan strategi
pemasaran lainnya untuk dapat memperkenalkan produk–produk Bank
ke masyarakat.
3. Sesuai dengan komitmen Bank untuk merekomposisi DPK melalui CASA
(giro dan tabungan), untuk mencapai target CASA di tahun 2013, Bank telah
melakukan strategi–strategi yang antara lain:
Melakukan inovasi terhadap produk tabungan yang sudah ada, seperti
memberikan hadiah bagi nasabah yang mengikuti program tabungan
tersebut, sebagai contoh program tabungan “BonekaKu & TabunganKu”,
“Gebyar Simas Double Untung” dan program funding lainnya.
Membuat tabungan regional dan tabungan yang disesuaikan dengan hari
besar nasional atau acara khusus. Contoh tabungan regional yang sudah
dijalankan adalah Tabungan Sinarmas Edisi Semar. Sedangkan contoh
64
tabungan yang disesuaikan dengan hari besar nasional atau acara khusus
adalah tabungan Kartini dan Simas Bagimu Negeri di bulan Agustus 2012.
Melakukan cross selling kepada nasabah bancassurance dengan
menawarkan produk – produk giro dan tabungan. Dengan demikian Bank
dapat meningkatkan DPK dan fee based income.
Menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah untuk menumbuhkan budaya
menabung kepada para siswa-siswi.
4. Pengembangan jaringan kantor pada tahun 2013 Bank akan melakukan
perluasan jaringan kantor dengan membuka kantor sebanyak 245 kantor dan
5 layanan Syariah (office channeling)
5. Pengembangan infrastruktur di bidang IT baik untuk meningkatkan
performa sistem Bank, meningkatkan keamanan dan kontrol, memastikan
kelayakan DRC Site saat Data Center mengalami gangguan atau tidak dapat
berfungsi, maupun mengembangkan dan menyediakan sistem serta aplikasi-
aplikasi pendukung untuk mendukung kegiatan operasional dan bisnis Bank,
pelaporan, serta guna memenuhi Peraturan Bank Indonesia.
12. Transparansi Kondisi Keuangan Dan Non Keuangan Bank Yang Belum
Diungkap Dalam Laporan Lainnya.
Bank Sinarmas telah mengungkapkan seluruhnya pada laporan transparansi kondisi
keuangan dan non keuangan Bank.
13. Shares Option
Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif tidak memiliki share option terhadap
saham PT. Bank Sinarmas Tbk
14. Rasio Gaji Tertinggi Dan Terendah
Rasio gaji per bulan tertinggi dan terendah, dalam skala perbandingan berikut:
a) Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah adalah 1 : 25.93
b) Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah adalah 1 : 4.38
c) Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah adalah 1 : 1.73
d) Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi adalah 1 : 5.0
15. Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud)
Sesuai dengan Surat Edaran (SE) Bank Indonesia No.9/12/DPNP tanggal 30/5/2007
perihal Pelaksanaan GCG, yang dimaksud dengan internal fraud adalah
penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak
tetap (honorer dan outsourcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional
Bank yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara signifikan. Yang dimaksud
dengan mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara signifikan adalah apabila
dampak penyimpangan lebih dari Rp 100.000.000,- (Seratus juta rupiah).
Menindaklanjuti SE Bank Indonesia No.13/28/DPNP tanggal 09 Desember 2011
perihal Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum, maka dikeluarkan
kebijakan penerapan strategi anti fraud melalui Surat Keputusan
No.SK.007/2012/PRESDIR-SKAI tentang Kebijakan Anti Fraud Management
tanggal 01 Juni 2012, sebagai wujud komitmen manajemen Bank dalam
mengendalikan fraud yang diterapkan dalam bentuk sistem pengendalian fraud.
65
Dari banyaknya internal fraud yang terjadi selama kurun waktu tahun 2012 yang
disampaikan pada tabel dibawah, telah memperlihatkan efektifitas pengendalian dan
pelaksanaan Bank terhadap penerapan strategi anti fraud yaitu dibentuknya tim
penanganan kasus Fraud, hal tersebut didukung dengan adanya upaya pengendalian
fraud melalui upaya –upaya yang tidak hanya ditujukan untuk pencegahan namun
juga untuk mendeteksi dan melakukan investigasi serta memperbaiki sistem sebagai
bagian dari strategi yang bersifat integrasi dalam mengendalikan fraud.
Selama periode tahun 2012, terjadi 1 (satu) fraud yang dilakukan oleh pegawai tidak
tetap (honorer dan outsourcing) yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara
signifikan.
16. Permasalahan Hukum
Jumlah permasalahan hukum yang harus dihadapi Bank Sinarmas pada tahun 2012
sebagai berikut:
PERMASALAHAN HUKUM JUMLAH
PERDATA PIDANA
Telah Selesai (Telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) 1* -
Dalam Proses Penyelesaian 1 1
Total 2 1
*) Dicabut per tanggal 13 Maret 2013 dikarenakan perdamaian yang dilakukan di luar persidangan
17. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan
Tidak terjadi Transaksi yang mengandung benturan pada Bank Sinarmas.
18. Buy Back Shares Dan Buy Back Obligasi Bank
Tidak terjadi buy back share dan/atau buy back obligasi Bank pada Bank Sinarmas.
19. Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial Dan Kegiatan Politik Selama Periode
Pelapor
Terpisah dengan GCG (laporan tersendiri)
20. Kode Etik dan Pedoman Tingkah Laku
Pedoman tingkah laku dan kode etik berlaku termasuk untuk Komisaris, Komite-
komite dibawah komisaris dan direksi, Direktur, Karyawan, Pekerja tidak tetap dan
para konsultan dan pihak lain yang bekerja dengan Bank Sinarmas, atau yang
mewakili Bank Sinarmas secara langsung atau secara tidak langsung.
Internal Fraud dalam 1 Tahun Jumlah kasus yang dilakukan oleh
Pengurus Pegawai
tetap
Pegawai
tidak tetap
2011 2012 2011 2012 2011 2012
Fraud 0 0 0 0 0 0
Telah terselesaikan 0 0 0
Dalam proses penyelesaian di internal bank 0 0 0 0 0 0
Belum diupayakan penyelesaiannya 0 0 0 0 0 0
Telah ditindaklanjuti melalalui proses hukum 0 0 0
66
Jika ada anggota keluarga besar Bank Sinarmas melanggar Pedoman Tingkah Laku,
kebijakan dan prosedur Bank Sinarmas dan atau ketentuan perundang-undangan
yang berlaku, maka ia dapat dikenakan tindakan indiscipliner, termasuk pemutusan
hubungan kerja atau penghentian kerja. Pelanggaran terhadap hukum/ Undang-
undang juga dapat berakibat tuntutan hukum dan termasuk denda, berkenaan
dengan beberapa hal, hukuman pidana untuk pelaku, atasan anda dan/atau
perusahaan.
Pedoman Tingkah Laku dibagikan kepada semua karyawan Bank Sinarmas dan
pihak lain yang melaksanakan pekerjaan untuk perusahaan. Kode Etik dan Pedoman
Tingkah Laku ini pada dasarnya memberikan pedoman untuk tingkah laku
professional dalam 6 (enam) bagian utama sebagai berikut:
1. Tanggung jawab kepada Bank Sinarmas
2. Tanggung jawab tempat kerja
3. Mewakili Bank Sinarmas dan pihak luar lainnya
4. Kerahasiaan
5. Kegiatan Investasi
6. Kepatuhan pada Peraturan
21. Whistleblowing
Merujuk peraturan Bapepam Nomor: KEP-431/BL/2012, 1 Agustus 2012 perihal
penyampaian Laporan Tahunan Emiten Atau Perusahaan Publik point G.13 perihal
uraian sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system), dimana Perusahaan
diwajibkan untuk melaporkan mengenai whistleblowing system, antara lain meliputi:
a. Program Whistleblowing
Whistleblowing merupakan salah satu sarana yang efektif dalam membantu
mengungkap adanya kejadian Fraud dan penyimpangan lainnya. Manajemen
mengharuskan setiap lini unit bisnis untuk secara konsisten menjalankan fungsi
pengawasan melekat dan berjenjang, serta menetapkan kebijakan dengan
membuka saluran pengaduan yang dapat didayagunakan sebagai early warning
untuk dapat dilakukan langkah-langkah penyempurnaan sistem pengendalian
internal. Hal yang diatur melalui mekanisme ini mencakup proses pelaporan,
tindak lanjut atas pelaporan, proses komunikasi dan program perlindungan bagi
whistleblower.
b. Pelaporan Whistleblowing
Pelaporan yang diperoleh dari mekanisme Whistleblower ini perlu mendapatkan
perhatian dan tindak lanjut, termasuk juga pengenaan hukuman yang tepat agar
dapat memberikan efek jera bagi pelaku penyimpangan/pelanggaran dan juga bagi
mereka yang terpikir melakukan hal tersebut. Oleh sebab itu, setiap
informasi/laporan yang diterima dengan lampiran bukti-bukti akan ditangani dan
ditindaklanjuti secara profesional, termasuk namun tidak terbatas dengan
menugaskan Tim Audit untuk melakukan investigasi/observasi kebenaran
informasi yang dilaporkan tersebut apabila dianggap perlu. Pelaporan dapat
disampaikan langsung oleh karyawan melalui media surat tertutup, email kepada
Direksi dan SKAI dan media Loss Event Database (LED) yang dimonitor
langsung oleh SKMR.
c. Perlindungan bagi Whistleblower
Untuk memberikan perlindungan kepada pemberi infomasi/pengaduan,
manajemen akan menjamin kerahasiaan identitas pelapor, sehingga karyawan
67
mendapatkan kebebasan untuk melaporkan adanya tindakan
penyimpangan/pelanggaran. Manajemen akan memberikan penghargaan kepada
karyawan yang memberikan pengaduan peyimpangan/pelanggaran, apabila
pengaduan yang disampaikan terbukti benar.
d. Penanganan Pengaduan
Tindak lanjut laporan yang disampaikan oleh whistleblower dan mekanisme
penanganannya dilakukan oleh Fraud Detection, Investigation & Litigation Team
(FDILT), dimana di dalam tim penanganan kasus Fraud ini diketuai oleh Direktur
dengan sususan anggota yang melibatkan Unit Kerja SKAI, SKMR, Legal serta
Loan Recovery. Masing-masing Unit Kerja memiliki tugas dan tanggung jawab
yang telah diatur secara jelas, mulai dari tahapan melakukan deteksi awal sampai
dengan penyelesaian atas kasus Fraud ataupun penyimpangan lainnya.
e. Pihak Pengelola Pengaduan
Untuk memastikan bawa setiap pelaporan ditangani sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, maka pengelolaan pengaduan dilakukan dengan melibatkan unit kerja
SMKR dan SKAI sebagai bagian dari Fraud Detection, Investigation & Litigation
Team (FDILT) untuk menampung dan melakukan analisa awal atas setiap laporan
yang disampaikan. Manajemen juga telah menunjuk SKAI sebagai unit atau
fungsi yang bertugas menangani penerapan dari Kebijakan Anti Fraud
Management dalam organisasi Bank, termasuk dalam menginventarisir seluruh
kejadian Fraud dan tindak lanjut penyelesaiannya.
f. Hasil dari Penanganan Pengaduan
Hasil dari penanganan pengaduan disampaikan oleh Fraud Detection,
Investigation & Litigation Team (FDILT) kepada manajemen yang memuat
kesimpulan dari hasil penanganan, serta rekomendasi perbaikan sistem
pengendalian internal yang masih dinilai terdapat kelemahan dan juga
rekomendasi pemberian sanksi atas petugas-petugas terkait kelemahan yang
ditimbulkan. Penanganan dari kasus yang dilaporkan dimaksudkan dalam rangka
untuk memperkuat sistem pengendalian intern, serta memotivasi seluruh
pihak/karyawan untuk menghindari kegiatan/transaksi yang dapat
berpotensi/berakibat merugikan perusahaan atau dapat mengganggu perusahaan
beroperasi secara aman.
II. Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bank
GCG telah dilaksanakan oleh Bank Sinarmas dan terus dikembangkan sejalan dengan
pedoman pelaksanaan GCG.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan
Peraturan Bank Indonesia No.8/14/PBI/2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia
No.9/12/DPNP tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, Bank diwajibkan untuk
melakukan Penilaian Sendiri (Self Assessment) pelaksanaan GCG paling kurang 1
(satu) kali dalam setahun. Oleh karena itu Bank Sinarmas telah melakukan Self
Assessment tersebut sesuai prosedur sebagaimana dimaksud dalam Surat Edaran BI
No.9/12/DPNP dengan memperoleh nilai Komposit 1.65 atau predikat “Baik”. Hal ini
mencerminkan telah dilaksanakannya prinsip-prinsip GCG dengan baik oleh Bank
dan akan terus ditingkatkan. Adapun kesimpulan dari Self Assessment tersebut adalah
sebagai berikut.
68
RINGKASAN PERHITUNGAN NILAI KOMPOSIT SELF ASSESSMENT
GCG DI BANK SINARMAS
NO ASPEK YANG DINILAI
BOBOT PERINGKAT NILAI PREDIKAT
(a) (b) (a) x (b)
1 Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung
Jawab Dewan Komisaris 10% 1 0.100
2 Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung
Jawab Direksi 20% 2 0.400
3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas
Komite 10% 1 0.100
4 Penanganan Benturan Kepentingan 10% 2 0.200
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 5% 2 0.100
6 Penerapan Fungsi Audit Intern 5% 2 0.100
7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 5% 2 0.100
8 Penerapan Fungsi Manajemen Risiko
dan Pengendalian Intern 7.5% 2 0.150
9 Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait
(Related Party) Dan Debitur Besar (Large
Exposures)
7.5% 2 0.150
10 Transparansi Kondisi Keuangan dan
Non Keuangan Bank, Laporan
Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal
15% 1 0.150
11 Rencana Strategis Bank 5% 2 0.100
NILAI KOMPOSIT 100% 1.650 BAIK
Penjelasan Nilai Komposit sebagaimana tabel berikut
NILAI KOMPOSIT PREDIKAT
Nilai Komposit < 1.5 Sangat Baik
1.5 ≤ Nilai Komposit < 2.5 Baik
2.5 ≤ Nilai Komposit < 3.5 Cukup Baik
3.5 ≤ Nilai Komposit < 4.5 Kurang Baik
4.5 ≤ Nilai Komposit < 5 Tidak Baik