Upload
vicky-lumalessil
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
1/18
LAPORAN KASUS
GRAVESOPHTALMOPATHY
OCULO DEXTRA
Pembimbing :
dr. Nanda Lessi, Sp.M
Disusun Oleh :
VICKY LUMALESSIL
406151039
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Periode 18 Januari 2016 s.d. 20 Februari 2016
RSUD Ciawi, Kabupaten Bogor.
2016
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
2/18
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata
RSUD Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Nama : Vicky Lumalessil Tanda Tangan:
NIM : 406151039
Dokter Pembimbing : dr. Nanda Lessi, Sp.M
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. J
Umur : 55 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kp. Tegal Batu 001/003 Cibereum Cisarua
Tanggal pemeriksaan : 10 Februari 2016
Pemeriksa : Vicky Lumalessil
Moderator : dr. Nanda Lessi, Sp.M
II. Anamnesis
a) Anamnesis tanggal: 10 Februari 2016 pukul 12.00 WIB
b) Keluhan Utama : Mata kanan membesar & menonjol sejak 5 tahun lalu
c) Keluhan Tambahan: mata sering berair
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
3/18
d) Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke poli mata RSUD Ciawi dengan
keluhan utama mata kanan menonjol dan membesar sejak 4 tahun SMRS.
Sebelumnya pasien mempunyai riwayat operasi katarak pada mata kanannya 5
tahun lalu. Pasien juga mengeluh mata kanan sering berair keluhan nyeri mata
kanan, mata kemerahan, mual, muntah, pusing, sakit kepala, seperti melihat
pelangi disangkal. Pasien juga mengeluh jantung sering berdebar-debar, adanya
keringat yang berlebihan walaupun tidak melakukan aktifitas yang berat, kedua
tangan sering gemetar, serta adanya penurunan berat badan yang signifikan dari
60 kg menjadi 40 kg dalam 4 tahun tanpa adanya diet ataupun olahraga. Keluhan
sering buang air besar disangkal. Dikeluarga pasien tidak ada yang mempunyai
gejala seperti yang dikeluhkan pasien.
e) Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat Darah Tinggi (+)
- Riwayat kencing manis disangkal
-Riwayat memakai kacamata atau lensa kontak sebelumnya disangkal.
-Riwayat keluhan mata yang sama sebelumnya disangkal.
-Riwayat asma, alergi dan trauma pada mata disangkal.
f) Riwayat Penyakit Keluarga :
- Tidak ada keluarga yang memilki penyakit dengan keluhan yang sama dengan
pasien.
- Riwayat kencing manis, darah tinggi, asma dan alergi pada keluarga disangkal.
g) Riwayat Kebiasaan dan Nutrisi :
-
Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol,
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
4/18
III. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
a)
Keadaan Umum : Tampak sakit ringanb) Kesadaran : Compos mentis
c) Tekanan darah : 120 / 80 mmHg
d) Frekuensi nadi : 100x/menit, reguler, isi cukup
e) Frekuensi napas : 20 x/menit, reguler, bersifat abdominotorakal
f) Suhu : Afebris
IV.
Pemeriksaan Sistem
a) Kepala : normocephali, deformitas (-), pertumbuhan rambut merata
a. Mulut : tonsila palatina T1-T1, lidah tidak kotor
b. Telinga : Normotia, sekret, pendengaran baik, KGB pre & retro aurikular
normal
c. Hidung : Bentuk normal, septum deviasi, sekret
b) Leher : Trakea di tengah, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid & paratiroid
c) Thorax : Bentuk normal, simetris
a. Paru : simetris, massa (-/-), suara napas vesikuler, wheezing (-/-),
rhonki (-/-)
b. Jantung : BJ I & II reguler, murmur, gallop
d) Abdomen : Flat, supel, bising usus +, nyeri tekan -
e) Ekstremitas : edema, akral hangat +, sianosis -
V. Pemeriksaan Oftalmologis :
Keterangan OD OS
1. Visus 6/20 PH: - 6/10 PH:-
Axis visus Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Addisi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Distansia pupil Tidak diukur Tidak diukur
Kacamata lama Tidak ada Tidak ada
2. Kedudukan bola mata
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
5/18
Eksoftalmus Ada Tidak ada
Enoftalmus Tidak ada Tidak ada
Deviasi Tidak ada Tidak ada
Gerakan bola mata Normal Normal
3. Supersilia
Warna Hitam Hitam
Simetris Normal Normal
4. Palpebra superior & inferior
Edema Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Ekteropion Tidak ada Tidak ada
Enteropion Tidak ada Tidak ada
Blefarospasme Tidak ada Tidak ada
Trikiasis Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Punctum Lakrimal Normal Normal
Fissura palpebra Simetris Simetris
Test Annel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
5. Konjungtiva superior & inferior
Hiperemis Tidak hiperemis Tidak hiperemis
Folikel Tidak ada Tidak adaPapil Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Hordeolum Tidak ada Tidak ada
Kalazion Tidak ada Tidak ada
6. Konjungtiva bulbi
Sekret Tidak ada Tidak ada
Injeksi Konjungtiva Tidak ada Tidak ada
Injeksi Siliar Tidak ada Tidak adaPerdarahan Subkonjungtiva Tidak ada Tidak ada
Pterigium Ada Tidak ada
Pingekuela Tidak ada Tidak ada
Nevus pigmentosa Tidak ada Tidak ada
Kista dermoid Tidak ada Tidak ada
7. Sklera
Warna Putih Putih
Ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik
Nyeri tekan Tidak ada Tidak adaScleral bulging Tidak ada Tidak ada
8. Kornea
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
6/18
Kejernihan Keruh Jernih
Permukaan Rata Rata
Ukuran 10 mm 10mm
Sensibilitas Baik Baik
Infiltrat Tidak ada Tidak ada
Keratik presipitat Tidak ada Tidak ada
Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Arcus senilis Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Test placida Tidak dilakukan Tidak dilakukan
9. Bilik mata depan
Kedalaman Dalam Dalam
Kejernihan Jernih Jernih
Hifema Tidak ada Tidak ada
Hipofion Tidak ada Tidak ada
Efek Tyndal Tidak dilakukan Tidak dilakukan
10. Iris
Warna Kecoklatan Kecoklatan
Kripta Regular Regular
Sinekia Tidak ada Tidak adaKoloboma Tidak ada Tidak ada
11. Pupil
Letak Di tengah Di tengah
Bentuk Bulat, regular Bulat, regular
Ukuran 3 mm 3 mm
Refleks cahaya langsung + +
Refleks cahaya tidak
langsung
+ +
12. LensaKejernihan Jernih Jernih
Letak Di tengah Di tengah
Shadow test Negatif Negatif
IOL Ada Tidak ada
13. Badan kaca
Kejernihan Jernih Jernih
14. Fundus okuli
Papil N II
Batas Tegas TegasWarna Kuning Kuning
Ekskavasio Tidak ada Tidak ada
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
7/18
A/V Ratio 2/3 2/3
C/D Ratio 0,3 0,3
Makula Lutea
Edem Tidak ada Tidak ada
Retina
Sheating Tidak ada Tidak ada
Hard Eksudat Tidak ada Tidak ada
Perdarahan Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Ablasio Tidak ada Tidak ada
15. Palpasi
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Massa tumor Tidak ada Tidak ada
Tensi okuli N N
Tonometri Schiotz 18 14,6
16. Kampus visi
Test konfrontasi Normal Normal
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Tremor Tremor Halus tangan
kanan (+)
Tremor Halus tangan kiri
(+)Palpasi Kelenjar Tiroid Kanan Sedikit
membesar
Kiri sedikit membesar
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
8/18
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
9/18
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
10/18
VI. Resume
Telah diperiksa pasien perempuan berusia 55 tahun dengan keluhan utama matakanan membesar & menonjol sejak 5 tahun lalu. Selain itu pasien juga mengeluh
mata kanan sering berair. Pasien juga mengeluh jantung sering berdebar-debar,
adanya keringat yang berlebihan walaupun tidak melakukan aktifitas yang berat,
kedua tangan sering gemetar, serta adanya penurunan berat badan yang signifikan
dari 60 kg menjadi 40 kg dalam 4 tahun tanpa adanya diet ataupun olahraga
Riwayat HT (+), DM (-), aleri (-), asma (-).
Pemeriksaan fisik sistem lain dalam batas normal.
Pada pemeriksaan ophtalmologis :
OD OS
Visus 6/20 PH: - 6/10 PH: -
Eksoftalmus Ada Tidak ada
Pterigium Ada Tidak ada
IOL Ada Tidak ada
Pemeriksaan Tambahan :
Tremor :
Terdapat tremor halus pada tangan kanan dan kiri
Palpasi Kelenjar Tiroid :
Kelenjar tiroid kanan & kiri teraba sedikit membesar
Pemeriksaan Penunjang :
- TSH, FT4, FT3
- Uji antitiroglobulin, anti-mikrosomal, anti-tirotropin reseptor
- CT-SCAN, MRI
- Ultrasonografi Orbital
VII. DiagnosisDiagnosis kerja : Susp. Graves OphatlmopathyOD
Diagnosis banding : Selulitis orbital, selulitis orbital,tumor/keganasan.
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
11/18
VIII. Penatalaksanaan Non-medika Mentosa
- Memakai kacamata untuk mencegah paparan udara dan debu secara langsung,
berhenti merokok.
Medika Mentosa
- PTU 3x100-200mg/hari
- Propanolol 80 mg/hari
- Artificial Tears 6 gtt 1
- Prednison 40-80 mg/hari
-
Injeksi Botulinum toxin tipe-A untuk mengurangi retraksi palpebral
-
Pembedahandekompresi orbita
IX. Prognosis OD OSAd vitam Bonam Bonam
Ad fungsionam dubia ad Bonam dubia ad Bonam
Ad sanationam dubia ad Bonam dubia ad Bonam
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
12/18
TINJAUAN PUSTAKA
Graves Ophatalmopathy (Tiroid Ophatlmopathy)
I. PENDAHULUAN
Istilah penyakit Graves menggambarkan kombinasi hipertiroidisme dengan tanda mata.
Pasien dengan kelainan mata penyakit Graves tetapi tanpa bukti klinis hipertiroidisme dinyatakan
mengidap penyakit Graves oftalmik. Pasien mungkin memperlihatkan miksedema pratibia dan jari-
jari gada, apabila timbul bersamaan dengan tanda-tanda mata, kelainannya disebut akropaki
(acrophacy) tiroid.(1,2,3)
II. DEFINISI
Tiroid oftalmopati (Graves thyroid-associated atau dysthyroid orbitopathy) adalah suatu
kelainan inflamasi autoimun yang menyerang jaringan orbital dan periorbital mata, dengan
karakteristik retraksi kelopak mata atas, edema, eritem, konjungtivitis, dan penonjolan mata
(proptosis).(3,4)
III. EPIDEMIOLOGI
Dari berbagai macam penelitian berpendapat bahwa tiroid oftalmopati mengenai wanita 2,5-
6 kali lebih sering daripada pria tetapi kasus berat lebih sering dijumpai pada pria. Tiroid oftalmopati
mengenai penderita dengan usia 30-50 tahun dan kasus berat lebih sering dijumpai pada pasien
dengan usia di atas 50 tahun.(3,4,5)
IV. PATOGENESIS
Autoantibodi menyerang fibroblast pada otot mata, dan fibroblast tersebut dapat berubah
menjadi sel-sel lemak (adiposit). Sel-sel lemak dan pembesaran otot dan menjadi radang. Vena-vena
terjepit, dan tidak dapat mengalirkan cairan, menyebabkan edema.(3,4,5)
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
13/18
Gambaran utama adalah distensi nyata otot-otot okular akibat pengendapan
mukopolisakarida. Mukopolisakarida bersifat sangat higroskopik sehingga meningkatkan kandungan
air didalam orbita.(1)
Sekarang diperkirakan terdapat dua komponen patogenik pada penyakit Graves:
1.
Kompleks imun tiroglobulin-antitiroglobulin berikatan dengan otot-otot ekstraokular dan
menimbulkan miositis
2. Zat-zat penyebab eksoftalmos bekerja dengan imunoglonulin oftalmik untuk menyingkirkan
thyroid stimulating hormone dari membran retro-orbita, yang menyebabkan peningkatan
lemak retro-orbita.(1,3,4,5)
V. GAMBARAN KLINIS
Tanda mata penyakit Graves mencakup retraksi palpebra, pembengkakan palpebra dan
konjungtiva, eksoftalmos dan oftalmoplegia. Pasien datang dengan keluhan nonspesifik misalnya
mata kering, rasa tidak enak, atau mata menonjol.(1,2)
The American Thyroid Association membuat penentuan derajat tanda okular berdasarkan
peningkatan keparahan(1)
:
Kelas Tanda
0
1
2
3
4
5
6
Tidak ada gejala atau tanda
Hanya tanda, yang mencakup retraksi kelopak mata atas, dengan atau tanpa lid lag,
atau proptosis sampai 22 mm. Tidak ada gejala
Keterlibatan jaringan lunak
Proptosis > 22 mm
Keterlibatan otot ekstraokuler
Keterlibatan kornea
Kehilangan penglihatan akibat keterlibatan saraf optikus
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
14/18
Retraksi kelopak mata patognomonik untuk penyakit tiroid, terutama apabila berkaitan
dengan eksoftalmos. Mungkin unilateral atau bilateral dan mengenai kelopak mata atas dan bawah.
Kelainan ini sering disertai oleh miopati restriktif, yang mula-mula mengenai rektus inferior dan
menimbulkan gangguan elevasi mata.(1,2,3,4,5,6)
Patogenesis retraksi kelopak mata bermacam-macam, antara lain:
1. Hiperstimulasi sistem saraf simpatis
2. Infiltrasi peradangan langsung pada otot levator
3. Miopati restriktif otot rektus inferior dapat menimbulkan retraksi kelopak mata akibat
peningkatan stimulasi levator sewaktu mata mencoba melihat ke atas.(1)
A. Eksoftalmos
Kelainan ini biasanya asimetrik dan mungkin unilateral, dan secara klinis perlu dilakukan
perkiraan resistensi terhadap retropulsi bola mata secara manual. Peningkatan isi orbita yang
menimbulkan eksoftalmos sebagian besar disebabkan oleh peningkatan massa otot-otot
okular.(1,2,3,4,6)
B. Oftalmoplegia
Kelainan ini lebih sering dijumpai pada penyakit Graves oftalmik, biasanya mengenai orang
tua dan asimetrik. Keterbatasan elevasi adalah kelainan yang paling sering dijumpai, terutama
disebabkan oleh adhesi antara otot rektus inferior dan oblikus inferior. Kelainan ini dapat
dikonfirmasi dengan mengukur tekanan intraokular sewaktu elevasi, di mana terjadi peningkatan
tekanan intraokular yang mengisyaratkan adanya pertautan. Sering terjadi pembatasan-pembatasan
gerakan mata pada semua posisi menetap. Pasien mengeluhkan diplopia.(1,2,3,4,6)
C. Kelainan Saraf Optikus dan Retina
Kompresi bola mata oleh isi orbita dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular dan
strie retina atau koroid. Diskus optikus dapat membengkak dan menyebabkan gangguan penglihatan
akibat atrofi optikus. Neuropati optikus yang berkaitan dengan penyakit Graves kadang-kadang
terjadi akibat penekanan dan iskemia saraf optikus sewaktu saraf ini menyeberangi orbita yang
tegang, terutama di apeks orbita.(1,3,6)
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
15/18
D. Kelainan Kornea
Pada sebagian pasien, dapat ditemukan keratokonjungtivitis limbik superior. Pada
eksoftalmos yang parah, dapat terjadi pemajanan dan ulserasi kornea.(1,3,4,6)
VI. DIAGNOSIS
Tiroid oftalmopati secara klinis di diagnosa dengan munculnya tanda dan gejala pada daerah
mata, tetapi uji antibodi yang positif (anti-tiroglobulin, anti-mikrosomal, dan anti-tirotropin reseptor)
dan kelainan kadar hormon-hormon tiroid (T3, T4 dan TSH) membantu menegakkan diagnosa.(3,4)
Pemeriksaan pencitraan dapat membantu menegakkan diagnosa, antara lain:
1. CT Scan dan MRI
CT scan dan MRI memberikan gambaran yang sangat baik dari otot-otot ekstraokular,
perlekatan otot, lemak intrakonal, dan anatomi apeks orbital. Pembesaran otot muncul dalam
berbagai bentuk diantara perut otot, dan penebalan biasanya lebih dari 4 mm. Penonjolan lemak
intrakonal dapat menyebabkan proptosis. Kedua pemeriksaan ini dapat mendiagnosa tiroid
oftalmopati dengan atau tanpa penekanan saraf optik.(3,4,5)
2. Ultrasonografi Orbital
Pemeriksaan ini sangat baik untuk diagnosa tiroid oftalmopati, dan kekhasan reflektivitas
internal otot-otot ekstraokular dari sedang sampai tinggi, sama halnya dengan pembesaran perut
otot. Perlekatan dari otot ekstraokular dapat digambarkan dengan mudah. Pasien dengan tiroid
oftalmopati menunjukkan peak-systolic rendah dan percepatan end-diastolic yang dapat dinilai
dengan pencitraan Doppler.
(3,4,5)
3. Pencitraan Nuklir
Infiltrasi orbital dengan sel-sel mononuklaer pada tiroid oftalmopati dapat diidentifikasikan
oleh reseptor pencitraan dengan octreotide, sebuah analog somatostatin teradiasi. Pasien dengan
tiroid oftalmopati aktif menunjukkan pengambilan octreotide yang tinggi dan merespon pengobatan
lebih baik, misalnya dengan kortikosteroid atau terapi radiasi. Pasien dengan kelainan inaktif, tidak
merespon pengobatan ini.(5)
Pemeriksaan histologis memberikan gambaran:
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
16/18
1.
Infiltrasi sel limfositik
2. Pembesaran fibroblas
3. Penumpukan mukopolisakarida
4.
Edema interstisial
5.
Peningkatan produksi kolagen
6. Fibrosis dengan perubahan degeneratif pada otot-otot mata.(3)
VII. DIAGNOSIS BANDING
1. Selulitis Orbital : infeksi yang serius dari jaringan mata dengan keluhan demam,
proptosis, pergerakan mata terbatas, kelopak mata merah dan
berair.
2. Selulitis Preseptal : inflamasi dan infeksi dari kelopak mata dan bagian kulit
disekitar mata dengan gejala mata berair, mata merah, kotoran
mata, nyeri, injeksi konjungtiva dan demam.(3)
VIII. PENATALAKSANAAN
A. Pengobatan Medis
1.
Kontrol adekuat terhadap hipertiroidisme
2. Terapi untuk pemaparan kornea (karena penutupan palpebra tak adekuat malam hari) harus
dengan tetes mata metilselulosa sepanjang hari dan salep kloramfenikol malam hari
3.
Tetes mata guanetidin dapat menghasilkan perbaikan retraksi kelopak temporer, yang
mungkin berguna secara kosmetik
4.
Prisma yang diselipkan pada kacamata penderita bisa membantu mengoreksi setiap diplopia
5. Kasus-kasus parah dengan gejala hilangnya penglihatan, edema diskus, atau ulserasi kornea
yang harus diterapi segera dengan kortikosteroid dosis tinggi (mis. Prednisolon 100-120 mg
per hari) selama tiga sampai empat hari dan kemudian dikurangi. Jika tidak ada perbaikan
dalam beberapa hari, maka harus dipertimbangkan dekompresi bedah dan radioterapi
orbita.(1,2,3,4,5,6)
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
17/18
B. Pengobatan Bedah
Dekompresi orbita biasanya dilakukan dengan mengangkat dinding medial dan inferior
melalui pendekatan etmoidal. Dekompresi apeks orbita perlu dilakukan agar hasil akhir baik.
Dekompresi bedah orbita bertujuan menghilangkan tekanan intraorbita.
Pembedahan pada otot-otot yang menggerakkan bola mata mungkin perlu dilakukan untuk
meluruskan pandangan pada penderita yang sudah lama mengidap diplopia.(1,2,3,4,5,6)
IX. KOMPLIKASI
Dengan tiroid eksoftalmos, dapat terjadi infeksi atau keterlibatan kornea.(3)
X. PROGNOSIS
Prognosis umumnya baik. Kebanyakan pasien tidak memerlukan tindakan pembedahan.
Faktor-faktor resiko untuk tiroid oftalmopati yang progresif dan berat yang membuat prognosis
menjadi buruk antara lain:
1.
Jenis kelamin laki-laki
2. Usia lebih dari 50 tahun
3. Onset gejala cepat dibawah 3 bulan4. Merokok
5. Diabetes
6. Hipertiroidisme berat atau tidak terkontrol
7. Kemunculan miksedema pretibia
8. Kadar kolesterol tinggi (hiperlipidemia)
9. Penyakit pembuluh darah perifer.(3,4)
Gambar 1. Gambar 2.
Ket.: Gambar 1.: Proptosis berat dan retraksi kelopak mata dari tiroid oftalmopati.
Pasien ini juga memiliki kerusakan saraf penglihatan dari tiroid
oftalmopati.
Gambar 2.: CT scan potongan axial dari orbital. Tampak pembesaran perut ototyang memisahkan perlekatan otot dari bola mata.
7/25/2019 Grave's Ophtalmopathy
18/18
DAFTAR PUSTAKA
1.
Vaughan D. G., Asburry T., Riordan-Eva P., Suyono Y. J. (ed),Penyakit Endokrin; GangguanKelenjar tiroid: Penyakit Graves, Oftalmologi Umum, Widya Medika, Jakarta, 2000, (14):330-332.
2. Glasspool M. G., Andrianto P. (alih bahasa), Penyakit Thyroidea, Atlas BerwarnaOftalmologi, Widya Medika, Jakarta, 1990: 106-108.
3. Thyroid Ophthalmopathy available from: http://emedicine.medscape.com/article/1218444-overview.htm
4. Graves Ophthalmopathy available from:http://en.wikipedia.org/wiki/Graves_ophthalmopathy
5. Ophthalmopathy, Thyroid available from: http://emedicine.medscape.com/article/383412-overview.htm
6. Elkington A. R., Khaw P. T., Waliban (alih bahasa), Penyakit Mata Distiroid, PetunjukPenting Kelainan Mata, EGC, Jakarta, 1996.
http://emedicine.medscape.com/article/1218444-overview.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/1218444-overview.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/1218444-overview.htmhttp://en.wikipedia.org/wiki/Graves'_ophthalmopathyhttp://en.wikipedia.org/wiki/Graves'_ophthalmopathyhttp://en.wikipedia.org/wiki/Graves'_ophthalmopathyhttp://emedicine.medscape.com/article/383412-overview.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/383412-overview.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/383412-overview.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/383412-overview.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/383412-overview.htmhttp://en.wikipedia.org/wiki/Graves'_ophthalmopathyhttp://emedicine.medscape.com/article/1218444-overview.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/1218444-overview.htm