29
LAPORAN KEPANITERAAN PROSTODONSIA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN AKRILIK Fransiska 06/197675/KG/08085 Pembimbing : Prof. Dr. drg. Haryo Mustiko Dipoyono, M. S., Sp. Pros (K)

GTSL Siska

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GTSL Siska

LAPORAN KEPANITERAAN PROSTODONSIA

GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN AKRILIK

Fransiska

06/197675/KG/08085

Pembimbing :

Prof. Dr. drg. Haryo Mustiko Dipoyono, M. S., Sp. Pros (K)

BAGIAN PROSTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

Page 2: GTSL Siska

2010

I. PENDAHULUAN

Definisi gigi tiruan sebagian (GTS) adalah gigi tiruan yang menggantikan

satu atau lebih gigi asli yang hilang (tidak seluruh gigi) yang didukung oleh gigi

yang masih tinggal, mukosa dan daerah tidak bergigi atau hanya didukung oleh

mukosa dan sebagian sadel dapat dipasang atau dilepas oleh pasien.

Gigi tiruan sebagian sangat diperlukan mengingat akibat yang ditimbulkan

karena hilangnya satu gigi atau lebih dalam jangka waktu lama. Beberapa akibat

yang dapat ditimbulkan bila gigi yang hilang tidak dibuat GTS:

1. Migrasi dan rotasi (drifting and tilting)

Hal ini disebabkan karena gigi tidak lagi menempati posisi yang normal untuk

menerima beban yang terjadi pada saat pengunyahan, maka akan

mengakibatkan kerusakan struktur jaringan periodontal.

2. Erupsi yang berlebih (over eruption)

Bila gigi sudah tidak punya antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi berlebih.

Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan tulang alveolar.

Bila hal ini disertai pertumbuhan tulang alveolar. Bila disertai pertumbuhan

tulang alveolar, maka struktur periodontal akan mengalami kemunduran

sehingga gigi mulai ekstruksi.

3. Penurunan efesiensi kunyah

4. Gangguan pada sendi TMJ

Hal ini disebabkan pengunyahan yang buruk, atau karena hubungan maksilo

mandibula yang terlalu lama.

5. Beban berlebihan pada jaringan mulut

Bila penderita sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang masih

ada akan menerima tekanan mastikasi yang lebih besar sehingga terjadi

pembebanan berlebihan.

6. Kelainan bicara

Page 3: GTSL Siska

Kehilangan gigi depan atas dan bawah sering kali menyebabkan kelainan

bicara, karena gigi khususnya gigi depan termasuk organ fonetik.

7. Memburuknya penampilan

Menjadi buruknya penampilan karena hilangnya gigi depan akan mengurangi

daya tarik seseorang, apalagi dari segi pandang manusia modern.

8. Terganggunya kebersihan mulut

Adanya ruang interproksimal merupakan predisposisi terbentuknya plak,

debris makanan yang akan terkalsifikasi menjadi kalkulus. Hal ini dapat

menyebabkan resiko karies meningkat.

9. Atrisi

Adanya beban yang berlebihan dapat menyebabkan atrisi pada gigi–gigi

tersebut sehingga lambat laun akan mengurangi dimensi vertikal seseorang.

Adapun tujuan dari dibuatkan gigi tiruan sebagian adalah memperbaiki

fungsi mastikasi, memulihkan fungsi estetik, meningkatkan fungsi fonetik, serta

mempertahankan jaringan mulut agar tetap sehat serta memperbaiki oklusi, serta

mencegah migrasi.

Page 4: GTSL Siska

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian gigi tiruan sebagian (GTS) menurut Osborne (1959), adalah

gigi tiruan yang menganti gigi asli yang hilang sebagian dapat dilepas oleh pasien.

Menurut Mc. Craken (1973), GTS adalah suatu restorasi prostetik yang mengganti

gigi asli yang hilang dan bagian lain rahang yang tidak bergigi sebagian,

mendapat dukungan terutama dari jaringan dibawahnya dan sebagian dari gigi asli

yang masih tinggal akan menjadi gigi pegangan.

Indikasi perawatan GTS adalah :

1. Hilangnya satu gigi atau lebih.

2. Keadaan yang baik dari gigi yang masih tinggal.

3. Keadaan prosessus alveolaris yang masih baik.

4. Kesehatan umum pasien baik.

Tujuan pembuatan GTS adalah:

1. Mengembalikan fungsi pengunyahan/mastikasi

2. Mengembalikan fungsi keindahan atau estetik

3. Mengembalikan fungsi bicara atau fonetik

4. Membantu mempertahankan gigi yang masih tinggal

5. Memperbaiki oklusi

6. Meningkatkan distribusi beban kunyah

Macam – macam GTS :

1. Menurut jaringan pendukungnya :

a. tooth supported : dukungannya berupa gigi asli

b. mucosa supported : dukungannya berupa mukosa ujung bebas

c. mucosa and tooth supported : dukungannya berupa mukosa ujung

bebas dan gigi asli

2. Menurut saat pemasangannya :

a. immediet protesa : segera dipasang setelah pencabutan

Page 5: GTSL Siska

b. conventional protesa : tidak segera dipasang setelah pencabutan

3. Menurut bahan dipakai :

a. Frame atau metal protesa

b. Akrilik protesa

c. Vulcanite protesa

4. Menurut ada / tidaknya sayap bagian bukal :

a. Open face, dibuat tanpa gusi tiruan di bagian labial

b. Close face, dibuat dengan gusi tiruan di bagian labial

Klasifikasi gigi tiruan sebagian berdasarkan letak dari daerah yang tidak

bergigi menurut Kennedy, cit. Soelarko R. M. Dan Wachijaati H., (1980) yaitu :

1. Klas I

Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dari gigi

yang tertinggal pada kedua belah sisi (bilateral Free end).

2. Klas II

Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dari gigi

yang tertinggal tetapi hanya pada satu sisi saja (unilateral free end).

3. Klas III

Daerah yang tidak bergigi terletak di antara gigi yang masih ada di bagian

posterior.

4. Klas IV

Daerah yang tidak bergigi terletak di bagian anterior dan melewati garis

median.

Klasifikasi gigi tiruan sebagian berdasarkan letak klamer menurut Miller

ditentukan sebagai berikut :

1. Klas I

Menggunakan dua buah klamer dimana klamer-klamer tersebut lurus

berhadapan dan tegak lurus median line.

2. Klas II

Page 6: GTSL Siska

Menggunakan dua buah klamer yang letaknya saling berhadapan dan

membentuk garis diagonal serta melewati median line.

3. Klas III

Menggunakan tiga buah klamer yang letaknya sedemikian rupa sehingga

apabila klamer-klamer itu dihubungkan dengan suatu garis, merupakan suatu

segitiga yang terletak di tengah gigi tiruan.

4. Klas IV

Menggunakan empat buah klamer yang letaknya sedemikian rupa sehingga

apabila klamer-klamer itu dihubungkan dengan suatu garis lurus, merupakan

suatu segi empat yang terletak di tengah gigi tiruan.

Menurut Austin dan Lidge (1957), gigi tiruan mempunyai beberapa

komponen. Komponen GTS bahan akrilik antara lain :

1. Basis

Suatu bagian GTS yang terbuat dari akrilik untuk mendukung gigi tiruan dan

memindahkan tekanan oklusal ke jaringan di bawahnya.

2. Cangkolan atau klamer

Bagian GTS yang terletak di abutment dan terbuat dari kawat tahan karat.

Fungsi dari klamer yaitu mencegah pergerakan gigi tiruan ke arah oklusal dan

mencegah tekanan oklusal yang berlebihan pada jaringan di bawahnya.

Retainer ada dua macam yaitu:

a. Retainer langsung (direct retainer), yaitu bagian dari gigi tiruan yang

menahan terlepasnya GTS secara langsung, berupa lengan retentive;

b. Retainer tidak langsung (indirect retainer), yaitu bagian dari gigi

tiruan yang menahan GTS secara tidak langsung, berupa lengan

pengimbang, sandaran/rest (bagian dari cangkolan yang bersandar

pada bidang oklusal atau incisal gigi pegangan yang memberikan

dukungan vertikal terhadap gigi tiruan).

3. Gigi pengganti

Bagian GTS yang mengganti gigi yang hilang.

Page 7: GTSL Siska

Faktor – faktor yang perlu diperhatikan menentukan disain GTS adalah

sebagai berikut :

1. Retensi

Daya perlawanan terhadap lepasnya protesa atau gigi tiruan. Faktor

pemberi retensi antara lain kualitas klamer, oclusal rest , contour, landasan

denture, oklusi, adhesi, tekanan atmosfer, dan surface tension.

2. Stabilisasi

Perlawanan atas ketahanan terhadap pemindahan tempat. Stagnasi

ditentukan oleh tiga titik sandaran yang harus meliputi luas permukaan yang

sebesar – besarnya agar beban yang diterima protesa setiap unit bisa sekecil.

3. Estetika

Dalam prostodonsia, yang berhubungan dengan permukaan GTS adalah :

a. Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam

posisi bagaimanapun.

b. Gigi tiruan harus tampak asli dan pantas untuk tiap – tiap pasien meliputi

warna dan inklinasi gigi.

c. Gambaran counturing harus sesuai dengan keadaan pasien.

d. Perlekatan gigi diatas ridge.

Syarat – syarat pemilihan gigi abutmen yang digunakan sebagai pegangan klamer

adalah :

1. Gigi pilar harus cukup kuat.

a. Akarnya panjang

b. Masuk kedalam prosesus alveolaris dalam dan tidak longgar

c. Makin banyak akar makin kuat

d. Gigi pilar tidak boleh goyang

e. Tidak ada kelainan jaringan periodontal pada gigi penyangga.

Page 8: GTSL Siska

2. Bentuk mahkota sedapat mungkin sesuai dengan macam klamer yang

digunakan.

3. Kedudukan gigi tersebut hendaknya tegak lurus dengan prosesus alveolaris,

gigi yang letaknya rotasi atau berputar tidak baik untuk pilar.

4. Gigi tersebut masih vital atau tidak mengalami perawatan.

5. Bila memerlukan dua klamer atau lebih maka hendaknya dipilihkan gigi yang

letaknya sejajar.

Keuntungan GTS lepasan adalah :

1. Pasien dapat memakai dan melepas sendiri sehingga mudah dan cepat

dalam membersihkannya.

2. Mudah dipreparasi bila ada kerusakan.

3. Harganya relatif murah jika dibandingkan dengan GTC.

Untuk mendapatkan GTS yang baik dalam memenuhi fungsinya maka

pengetahuan yang dimiliki operator harus memadai disamping itu perlu kerjasama

yang baik dengan pasien. Jika pasien sadar akan arti pentingnya GTS maka hal ini

akan sangat mendukung keberhasilan dari perawatan tersebut.

Pada akhirnya pembuatan GTS sangat tergantung pada peran serta pasien

untuk mau dan dapat beradaptasi dalam pemakaiannya. Prinsip pembuatan desain

geligi tiruan dikenal 4 tahap yaitu:

Tahap 1 : menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel)

Tahap 2 : menentukan macam dukungan dari setiap sadel

Tahap 3 : menentukan macam penahan

Tahap 4 : menentukan macam konektor

Page 9: GTSL Siska

III. LAPORAN KASUS

A. Identifikasi

Nama : Paniyem Nunuk Pamilah

Umur : 46 th

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Buruh

Bangsa : Indonesia

Alamat : Jalan Kaliurang km 5 Gang Sri Rejeki no.5 Yogyakarta

No. Kartu : 091598

B. Anamnesa

1. Pemeriksaan Subyektif

Motivasi : Pasien datang ke klinik atas keinginan sendiri untuk membuatkan

gigi tiruan.

CC : Pasien ingin membuatkan gigi tiruan rahang atas dan bawah

karena sudah kehilangan beberapa giginya.

PI : Kesulitan mengunyah

PDH : Sudah pernah mencabutkan dan menambal gigi ke dokter gigi,

namun belum pernah memakai gigi tiruan sebagian lepasan

akrilik rahang atas maupun rahang bawah sebelumnya.

PMH : Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik dan tidak alergi

terhadap obat

FH : Ayah : Sudah meninggal, tidak dicurigai menderita penyakit

sistemik

Ibu : Sudah meninggal, tidak dicurigai menderita penyakit

sistemik

Page 10: GTSL Siska

2. Pemeriksaan Obyektif

a. Umum : Jasmani : sehat, t.a.k.

Rohani : kooperatif dan komunikatif

b. Lokal :

EO : Bentuk muka : lonjong, simetris.

Profil : cembung

Bibir : sedang

Inn : tidak teraba

IO : Mukosa : normal, t.a.k

Gingiva : normal, t.a.k

Lidah : normal, t.a.k

Palatum : U, normal, t.a.k

Keadaan gigi geligi :

Jumlah : 21 gigi yang terdiri dari RA(11 gigi), RB(10 gigi )

Warna : putih kekuningan

Bentuk : normal

Frenulum labialis : Normal

Frenulum lingualis : Normal

Frenulum bukalis : Normal

Oral hygiene : sedang

c. Formula gigi geligi

V IV III II I I II III IV V

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

V IV III II I I II III IV V

Keterangan : X : telah dicabut

T : tumpatan

C. Klasifikasi :

Klasifikasi Kennedy :

Page 11: GTSL Siska

RA : Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 2

Klasifikasi Applegate-Kennedy Kelas V Modifikasi 2P

RB : Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 2

Klasifikasi Applegate-Kennedy Kelas III Modifikasi 1A 1P

IV.PROSEDUR KERJA DAN TAHAPAN PERAWATAN

A. Persiapan di Dalam Mulut / Mouth Preparation

Merupakan persiapan-persiapan di dalam mulut sebelum dibuatkan gigi

tiruan sebagian, meliputi :

1. Perawatan bedah / surgical treatment, misalnya pencabutan gigi yang

tidak mungkin dipertahankan

2. Perawatan periodontal / periodontal treatment, misalnya pemeriksaan gigi,

gusi, dan tulang pendukungnya

3. Perawatan konservasi / konservatif treatment, misalnya restorasi gigi yang

karies

B. Perawatan

KUNJUNGAN I

( Membuat studi model RA dan RB )

Sendok cetak : perforated stock tray No.2

Bahan cetak : alginat

Cara mencetak : mukostatik

Studi model ini dipergunakan untuk mempelajari :

1. Letak gigi abutment

2. Letak klamer

3. Jumlah gigi yang hilang

4. Perluasan basis protesa

Cara Pencetakan

Sebelum mencetak, sendok cetak dicobakan ke dalam rongga mulut pasien.

1. Pencetakan Rahang Atas :

Page 12: GTSL Siska

a. Pasien duduk dengan posisi sedemikian rupa sehingga kepala dan

punggung terletak pada satu garis lurus, dataran oklusal sejajar lantai.

Mulut pasien setinggi siku operator.

b. Operator berdiri di belakang samping kanan pasien.

c. Sendok cetak rahang atas yang berisis adonan alginat dimasukkan

kemulut pasien dengan menempelkan bagian posterior lebih dahulu lalu

sedikit demi sedikit ke arah amterior sampai seluruh gigi terbenam alginat.

Selanjutnya pasien diinstruksikan mengucapkan “U” lalu dilakukan muscle

triming di bagian bukal dan labial.

d. Setelah alginat setting, sendok cetak dilepas.

2. Pencetakan Rahang Bawah :

a. Sama seperti pada rahang atas, tetapi posisi operator di sebelah kanan

depan.

b. Lidah diangkat keatas.

Setelah selesai pencetakan, hasil cetakan diisi stone gips lalu diboxing.

KUNJUNGAN II

(Membuat desain gigi tiruan sebagian lepasan )

Tahap-Tahap Pembuatan Desain :

T A H A P I

Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel)

RA : Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 2

Klasifikasi Applegate-Kennedy Kelas V Modifikasi 2P

RB : Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 2

Klasifikasi Applegate-Kennedy Kelas III Modifikasi 1A 1P

T A H A P II

Menentukan macam dukungan dari setiap sadel

Dukungan yang dipilih dari kasus ini adalah:

RA: dukungan kombinasi karena gigi 15, 17, 25 dan 27 masih kuat.

RB: dukungan kombinasi karena gigi 37, 43 dan 47 masih kuat

T A H A P III

Page 13: GTSL Siska

Menentukan jenis penahan:

Rahang atas:

RA : Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 2

Klasifikasi Applegate-Kennedy Kelas V Modifikasi 2P

Indikasi Protesa adalah gigi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan

prinsip basis berujung bebas tetapi dibagian anterior.

RB : Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 2

Klasifikasi Applegate-Kennedy Kelas III Modifikasi 1A 1P

Indikasi Protesa adalah gigi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi denagn desain

bilateral.

T A H A P IV

Menentukan jenis konektor berupa plat akrilik yang melekat pada mukosa mulut

dan berfungsi untuk memindahkan tekanan oklusal ke jariingan di bawahnya.

Gambar desain gigi tiruan sebagian lepasan akrilik pada RA

Keterangan:1. Cengkeram C 2. Plat dasar akrilik3. Anasir gigi4. Bukal flange

Gambar desain gigi tiruan sebagian lepasan akrilik pada RB

Keterangan:1. Cengkeram C 2. Plat dasar akrilik3. Anasir gigi4. Bukal flang

Page 14: GTSL Siska

KUNJUNGAN III

( Membuat model Kerja RA dan RB )

Tahap Klinis

1. Membuat model kerja

Alat dan bahan sama seperti pada model studi.

2. Membuat gigitan sentrik

Fungsi : untuk mendapatkan hubungan yang tepat antara gigi geligi RA

dan RB sesuai sentrik oklusi

Cara : dua lapis malam merah dibuat tapal kuda, ukuran disesuaikan

dengan lengkung gigi pasien. Malam dilunakkan dan pasien disuruh

menggigit malam tersebut.

Tahap laboratoris

3. Memasang model kerja pada artikulator

4. Pembuatan klamer

5. Pemasangan gigi pengganti

6. Model malam

7. Flasking

8. Boiling out

9. Packing

10. Processing

11. Deflasking

12. Fininshing dan Polishing

KUNJUNGAN IV

( INSERSI)

Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTS lepasan dalam mulut pasien, yang perlu

diperhatikan antara lain: retensi, stabilisasi, oklusi, keluar masuknya protesa

sejajar as gigi atau dengan arah vertikal, dan kenyamanan pasien.

Page 15: GTSL Siska

a. part of insertion and part of removement.

Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada

saat pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan dapat dihilangkan dengan

cara pengasahan gigi tiruan (hanya pada bagian yang perlu saja).

b. Retensi

Yaitu kemampuan bertahan terhadap pelepasan yang merupakan

kemampuan GTS untuk melawan gaya pemindah yang cenderung

memindahkan ke arah oklusal. Retensi ini merupakan satu cara untuk

memberi kekencangan kepada GTS di dalam mulut. Pengecekan dilakukan

dengan menggerakkan mukosa dan bibir, jika protesa lepas, maka retensi

harus diperbaiki. Diperiksa indirect retainer pada lengan klamer dan direct

retainer pada tepi plat protesa yang menempel pada cingulum gigi asli.

c. Stabilisasi

Yaitu perlawanan atau ketahanan GTS terhadap gaya yang

menyebabkan perpindahan tempat atau gaya horizontal. Stabilisasi terlihat

dalam keadaan berfungsi, misal pada mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi

gigi tiruan dengan cara menekan bagian depan dan belakang gigi tiruan

secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergerakan pada

saat tes ini.

d. Oklusi

Pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral dan

anteroposterior. Dilakukan pengecekan terhadap balancing side, working

side serta ada tidaknya premature kontak. Caranya dengan memakai kertas

artikulasi yang diletakkan di antara gigi atas dan bawah, kemudian pasien

diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikualsi

diangkat dan dilakukan pemeriksaan oklusal gigi. Pada keadaan normal

terlihat warna yang tersebar secara merata pada permukaan gigi. Bila

terlihat warna yang tidak merata pada oklusal gigi maka dilakukan

pengurangan pada gigi yang bersangkutan dengan metode selective

Page 16: GTSL Siska

grinding. Pengecekan oklusi ini dilakukan sampai tidak terjadi traumatik

oklusi.

Setelah GTS dipakai, hal – hal yang perlu disampaikan adalah :

1. GTS diinstruksikan agar dipakai terus – menerus supaya beradaptasi

2. Diberi petunjuk cara pemakaian dan pelepasan GTS

3. Jika tidak dipakai supaya direndam dalam air dingin yang bersih

supaya tidak berubah ukurannya

4. Jangan dipakai untuk makan makanan yang keras dan lengket

5. Kebersihan GTS supaya dijaga

6. Apabila timbul rasa sakit setelah pemasangan GTS, pasien harap

segera kontrol

7. Kontrol satu minggu setelah insersi

KUNJUNGAN V

( KONTROL)

Kontrol dilakukan untuk mengoreksi adanya kesalahan yang mungkin terjadi

setelah pemakaian GTS, dengan cara :

1. Pemeriksaan subyektif

- apakah terdapat keluhan berkaitan dengan GTS ?

- apakah fungsi bicara terganggu ?

2. Pemeriksaan obyektif

Komplikasi setelah pemakaian GTS dapat berupa :

a. Rasa sakit akibat tepi GTS yang tajam maupun karena bagian yang tertekan

b. Terdapat suara akibat sentrik oklusi yang tinggi sehingga menimbulkan

suara pada bagian oklusal

c. Retensi yang kurang menyebabkan GTS tidak stabil

d. Muntah akibat plat yang terletak terlalu ke posterior

e. Kesukaran berbicara akibat overjet terlalu besar sehingga retensi kurang

g. Kesukaran dalam mengunyah akibat oklusi yang tidak seimbang

Page 17: GTSL Siska

h. Gigi tiruan goyang : perlu diperiksa oklusinya dengan kertas artikulating

paper

i. Saliva berlebihan : adanya stimulasi pada glandula salivarius karena gigi

tiruan, namun dapat hilang setelah beradaptasi

V. DISKUSI

Pada kasus ini, pasien kehilangan gigi-gigi 22, 23, 26, dan 16 untuk rahang

atas, sedangkan untuk rahang bawah pasien kehilangan gigi-gigi 33, 36, 44, 45,

dan 46. Pembuatan GTS ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi pengunyahan

dan fungsi estetik.

Berdasarkan gigi yang hilang maka kasus ini termasuk Klasifikasi

Kennedy kelas III modifikasi 2 untuk rahang atas maupun rahang bawah

dan merupakan indikasi gigi tiruan lepasan dukungan kombinasi gigi dan mukosa

dengan desain bilateral.

Tahap - tahap yang perlu diperhatikan dalam membuat disain gigi tiruan

sebagian lepasan adalah :

1.T ahap I

Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel)

RA : Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 2

Klasifikasi Applegate-Kennedy Kelas V Modifikasi 2P

Indikasi Protesa adalah gigi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan

prinsip basis berujung bebas tetapi dibagian anterior.

RB : Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 2

Klasifikasi Applegate-Kennedy Kelas III Modifikasi 1A 1P

Indikasi Protesa adalah gigi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dengan desain

bilateral.

2.T ahap II

Menentukan macam dukungan dari setiap sadel

Dukungan yang dipilih dari kasus ini adalah:

RA: dukungan kombinasi karena gigi 15, 17, 25 dan 27 masih kuat.

RB: dukungan kombinasi karena gigi 37, 43 dan 47 masih kuat

Page 18: GTSL Siska

3.T ahap III

Menentukan jenis penahan:

Rahang atas:

Direct retainer: Gigi 14 diberi cengkeram C

Gigi 17 diberi cengkeram C

Gigi 24 diberi cengkeram C

Gigi 27 diberi cengkeram C

Indirect retainer: berupa plat akrilik setinggi cingulum pada gigi anterior.

Rahang bawah:

Direct retainer : Gigi 37 diberi cengkeram C

Gigi 35 diberi cengkeram C

Gigi 43 diberi cengkeram C

Gigi 47diberi cengkeram C

Indirect retainer : berupa plat akrilik setinggi cingulum pada gigi anterior

Klamer C dipilih karena bentuknya sederhana dan mudah dibuat,

memberikan retensi dan stabilisasi yang cukup. Berdasarkan letak klamer, gigi

tiruan sebagian lepasan akrilik ini termasuk kelas III klasifikasi Miller.

4.T ahap IV

Menentukan jenis konektor berupa plat akrilik yang melekat pada mukosa mulut

dan berfungsi untuk memindahkan tekanan oklusal ke jariingan di bawahnya.

5.Gigi Pengganti

Ukuran gigi pengganti disesuaikan dengan ruang yang tersedia dan warna gigi

harus sesuai dengan gigi aslinya.

Dalam membuat gigi tiruan sebagian lepasan perlu mempertimbangkan :

a) Retensi

b) Stabilisasi

c) Oklusi

d) Estetis

e) Kenyamanan pemakaian

Page 19: GTSL Siska

VI. PROGNOSA

Diperkirakan hasil perawatan baik karena :

1. Jaringan pendukung baik

2. kesehatan umum baik

3. motivasi pasien baik

4. pasien kooperatif

VII. KESIMPULAN

Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan untuk pasien yang kehilangan

giginya adalah tindakan rehabilitatif yang dapat mengembalikan fungsi mastikasi,

fungsi bicara dan fungsi estetis sehingga dapat mempertahankan kesehatan

jaringan mulut dan mencegah akibat buruk dari hilangnya gigi asli jika tidak

dibuatkan gigi tiruan. Untuk mendapatkan gigi tiruan sebagian lepasan yang baik

diperlukan perencanaan pembuatan yang baik dan benar. Keberhasilan gigi tiruan

sebagian lepasan ditentukan oleh kerjasama yang baik antara operator dan pasien.

Page 20: GTSL Siska

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Applegate, 1959, Essentials of Removable Partial Denture Prosthesis, 2nd ed.,

W.B. Saunders Co. Philadelphia, London.

Gunadi, H. A., Margo, A., Burhan, L. K., 1995, Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan

Sebagian Lepasan, Jilid I, Hipokrates, Jakarta.

Gunadi, H. A., Margo, A., Burhan, L. K., 1995, Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan

Sebagian Lepasan, Jilid II, Hipokrates, Jakarta.

Henderson, D., McGivney, G. P., Castleberry, D. J., 1985, McCracken’s

Removable Partial Prosthodontics, C. V. Mosby Company, St Louis.

Soelarko, R. M., Wachijati, H., 1980, Diklat Prostodonsia Gigi Tiruan sebagian

Lepasan, FKG Universitas Padjajaran, Bandung.