Upload
vuonghanh
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
GUBERNUR ACEH
PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 106 TAHUN 2013
TENTANG
SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH
PEMERINTAH ACEH
GUBERNUR ACEH
PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 106 TAHUN 2013
TENTANG
SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH
DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
GUBERNUR ACEH,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menindaklanjuti Pasal 151 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Pasal 330 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Pasal 294 Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh perlu mengatur sistem dan prosedur pengelolaan keuangan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Aceh;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234);
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang ...../2
- 2 -
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4633);
10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya;
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76 Tahun 2008 tentang Pedoman Akuntansi Badan Layanan Umum;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rancangan Pembangunan Daerah;
20. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 1 Tahun 2008).
21. Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2007 tentang Baitul Mal (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 10 Tahun 2006).
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH.
Pasal 1
1. Pemerintah Aceh adalah pemerintah daerah provinsi dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyelenggarakan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing.
2. Pengelolaan ...../3
- 3 -
2. Pengelolaan Keuangan Aceh adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan Aceh.
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh, yang selanjutnya disingkat APBA adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Aceh yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dan ditetapkan dengan Qanun Aceh.
4. Kas Umum Aceh yang selanjutnya disingkat KUA adalah tempat penyimpanan uang Pemerintah Aceh yang ditentukan oleh Gubernur Aceh untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah.
5. Rekening Kas Umum Daerah Aceh adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Gubernur Aceh untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.
6. Pendapatan Aceh adalah hak Pemerintah Aceh yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
7. Belanja Aceh adalah kewajiban Pemerintah Aceh yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
8. Surplus Anggaran adalah selisih lebih antara Pendapatan Aceh dan Belanja Aceh.
9. Defisit Anggaran adalah selisih kurang antara Pendapatan Aceh dan Belanja Aceh.
10. Pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
11. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Aceh yang selanjutnya disingkat DPA-SKPA adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh Pengguna Anggaran.
12. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan Surat Permintaan Pembayaran.
13. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran.
14. SPP Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-UP adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran/bendahara pengeluaran pembantu untuk permintaan uang muka kerja yang bersifat pengisian kembali (revolving) yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.
15. SPP Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPP-GU adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran/ bendahara pengeluaran pembantu untuk permintaan pengganti uang persediaan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.
16. SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPP-TU adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran/ bendahara pengeluaran pembantu untuk permintaan tambahan uang persediaan guna melaksanakan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Aceh yang bersifat mendesak dan tidak dapat digunakan untuk pembayaran langsung dan uang persediaan.
17. SPP ...../4
- 4 -
17. SPP Langsung yang selanjutnya disebut SPP-LS adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran/bendahara pengeluaran pembantu untuk permintaan pembayaran langsung kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerima, peruntukan, dan waktu pembayaran tertentu yang dokumennya disiapkan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
18. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/ kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana atas beban pengeluaran DPA-SKPA.
19. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh Bendahara Umum Aceh berdasarkan SPM.
20. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPM-UP adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPA yang dipergunakan sebagai uang persediaan untuk mendanai kegiatan.
21. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPM-GU adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPA yang dananya dipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang telah dibelanjakan.
22. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPM-TU adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPA, karena kebutuhan dananya melebihi dari jumlah batas pagu uang persediaan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan.
23. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/ kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPA kepada pihak ketiga.
24. Satuan Kerja Perangkat Aceh yang selanjutnya disingkat SKPA adalah perangkat daerah pada Pemerintah Aceh selaku pengguna anggaran/pengguna barang.
25. Pejabat Pengelola Keuangan Aceh yang selanjutnya disingkat PPKA adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Aceh (SKPKA) yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBA dan bertindak sebagai Bendahara Umum Aceh.
26. Bendahara Umum Aceh yang selanjutnya disingkat BUA adalah PPKA yang bertindak dalam kapasitas sebagai Bendahara Umum Aceh.
27. Pengguna Anggaran/Pengguna Barang yang selanjutnya disebut Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran/penggunaan barang untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPA yang dipimpinnya.
28. Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang yang selanjutnya disebut Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPA.
29. Kuasa Bendahara Umum Aceh yang selanjutnya disebut Kuasa BUA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian tugas BUA.
30. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPA yang selanjutnya disingkat PPK-SKPA adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPA.
31. Pejabat ...../5
- 5 -
31. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah pejabat yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
32. Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang Pendapatan Aceh dalam rangka pelaksanaan APBA pada SKPA.
33. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Belanja Aceh dalam rangka pelaksanaan APBA pada SKPA.
Pasal 2
(1) Keuangan Aceh dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.
(2) Secara tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bahwa keuangan Aceh dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Taat pada peraturan perundangan-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bahwa pengelolaan keuangan Aceh harus berpedoman pada peraturan perundangan-undangan.
(4) Efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil.
(5) Efisien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pencapaian keluaran yang maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu.
(6) Ekonomis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perolehan masukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah.
(7) Transparan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan Aceh.
(8) Bertanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perwujudan kewajiban seseorang untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
(9) Keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah keseimbangan distribusi kewenangan dan pendanaannya dan/atau keseimbangan distribusi hak dan kewajiban berdasarkan pertimbangan yang obyektif.
(10) Kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tindakan atau suatu sikap yang dilakukan dengan wajar dan proporsional.
(11) Manfaat untuk masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bahwa keuangan Aceh diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Pengelolaan ...../6
- 6 -
Pasal 3
Pengelolaan keuangan yang diatur dalam Peraturan Gubernur ini meliputi :
a. Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Aceh;
b. Struktur APBA dan Kode Rekening;
c. Sistem dan Prosedur Perencanaan;
d. Sistem dan Prosedur Pelaksanaan;
e. Sistem dan Prosedur Penatausahaan;
f. Sistem dan Prosedur Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan;
g. Pembinaan dan Pengawasan.
Pasal 4
Sistem dan prosedur pengelolaan keuangan tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini, merupakan satu kesatuan serta bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Pasal 5
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Gubernur Aceh ini, semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan Aceh sepanjang belum diganti dan tidak bertentangan dengan Peraturan Gubernur Aceh ini dinyatakan tetap berlaku.
Pasal 6
Peraturan Gubernur ini berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Aceh.
Ditetapkan di Banda Aceh pada tanggal, 10 Desember 2013
07 Shafar 1435 Diundangkan di Banda Aceh pada tanggal, 10 Desember 2013 07 Shafar 1435 SEKRETARIS DAERAH ACEH DERMAWAN BERITA DAERAH ACEH TAHUN 2013 NOMOR 80
GUBERNUR ACEH, ZAINI ABDULLAH
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................... 2
1.3 Definisi .............................................................................. 3
BAB II KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH .......... 9
2.1 Pemegang Kekuasaan Pengeloaan Keuangan Kekayaan
Aceh .................................................................................. 9
2.2 Koordinator Pengelolaan Keuangan Aceh ........................... 10
2.3 Pejabat Pengelola Keuangan Aceh ...................................... 11
2.4 Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang .................. 13
2.5 Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang ....... 14
2.6 Pejabat Pelaksanaan Teknis Kegiatan SKPA ....................... 15
2.7 Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPA ............................ 15
2.8 Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran ......... 16
BAB III STRUKTUR APBA DAN KODE REKENING ................... 18
3.1 Struktur APBA ................................................................... 18
3.2 Kode Rekening Penganggaran ............................................ 32
BAB IV PERENCANAAN .......................................................... 33
4.1 Perencanaan Pembangunan ............................................... 33
4.1.1 Ketentuan Umum Perencanaan Pembangunan ....... 33
4.1.2 Prosedur Aktivitas Fungsi SKPA Dalam
Perencanaan ........................................................... 34
4.1.3 Tahap Perencanaan Pembangunan ......................... 35
4.1.3.1 Penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Aceh (RPJPA) ...................... 35
4.1.3.2 Penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Aceh (RPJMA) ................. 36
4.1.3.3 Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
Aceh (RKPA) .................................................. 37
4.2 Penyusunan APBA ............................................................. 38
4.2.1 Kebijakan Umum Penyusunan APBA ...................... 38
4.2.2 Kebijakan Umum Kegiatan Lanjutan ....................... 39
ii
4.2.3 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang Terkait
Dalam Penyusunan APBA ....................................... 40
4.2.4 Dokumen dan Catatan yang Digunakan .................. 46
4.2.5 Prosedur Penyusunan APBA ................................... 67
4.2.5.1 Prosedur Penyusunan KUA & PPAS .......... 67
4.2.5.2 Prosedur Penyusunan RKA-SKPA ............. 68
4.2.5.3 Prosedur Penyiapan dan Pembahasan
Rancangan Qanun APBA, dan
Penyusunan Rancangan Peraturan-
Gubernur Aceh tentang Penjabaran
APBA ...................................................... 69
4.2.5.4 Prosedur Evaluasi, Penetapan dan
Pembatalan Rancangan Qanun APBA
dan Rancangan Peraturan Gubernur
Aceh tentang Penjabaran APBA ................ 70
4.2.5.5 Prosedur Rancangan Peraturan
Gubernur Aceh tentang Penjabaran
APBA (DPRA tidak mengambil
Keputusan Bersama) ................................ 71
BAB V PELAKSANAAN ........................................................... 72
5.1 Pelaksanaan Anggaran SKPA ............................................. 72
5.1.1 Ketentuan Umum ................................................... 72
5.1.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang Terkait
Dalam Pelaksanaan Anggaran SKPA ..................... 73
5.1.3 Dokumen dan Catatan yang digunakan dalam
Pelaksanaan ........................................................... 76
5.1.4 Prosedur Penyiapan, Penyusunan dan
Pengesahan Rancangan DPA-SKPA dan
Rancangan Anggaran Kas ....................................... 100
5.2 Pelaksanaan Anggaran Lanjutan SKPA .............................. 103
5.2.1 Ketentuan Umum ................................................... 103
5.2.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang terkait
Dalam Pelaksanaan Anggaran Lanjutan ................ 103
5.2.3 Dokumen yang Digunakan Dalam Pelaksanaan
Anggaran Lanjutan SKPA ........................................ 105
5.2.4 Prosedur Pengesahan Rancangan DPA-L SKPA ....... 108
5.3 Pelaksanaan Perubahan APBA .......................................... 109
5.3.1 Ketentuan Umum ................................................... 109
iii
5.3.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang Terkait
Dalam Pelaksanaan Perubahan APBA ..................... 110
5.3.3 Dokumen dan Catatan yang Digunakan dalam
Pelaksanaan Perubahan APBA ................................ 116
5.3.4 Prosedur Penyusunan KUA dan PPAS Perubahan
APBA ...................................................................... 138
5.3.5 Prosedur Penyiapan Pedoman dan Penyusunan
RKA-SKPA Perubahan APBA ................................... 139
5.3.6 Prosedur Persiapan Rancangan Qanun
Perubahan APBA .................................................... 140
5.3.7 Prosedur Pembahasan, Evaluasi, Penetapan
Rancangan Qanun Perubahan APBA ....................... 141
5.3.8 Prosedur Pembatalan Qanun Perubahan APBA
dan Peraturan Gubernur Aceh tentang
Penjabaran Perubahan APBA .................................. 143
5.3.9 Prosedur Penyusunan, dan Pembahasan
Rancangan DPPA-SKPA .......................................... 144
5.3.10 Pengesahan Rancangan DPPA-SKPA ....................... 145
BAB VI PENATAUSAHAAN ..................................................... 146
6.1 Penatausahaan Pendapatan ............................................... 146
6.1.1 Ketentuan Umum ................................................... 146
6.1.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang Terkait
dengan Penatausahaan Penerimaan ....................... 147
6.1.3 Mekanisme Penyetoran Pajak Melalui Bank ............ 149
6.1.4 Dokumen dan Catatan yang digunakan dalam
Penatausahaan Penerimaan .................................... 151
6.1.5 Prosedur Pelaksanaan dan Penatausahaan
Pendapatan Aceh .................................................... 168
6.1.5.1 Prosedur Pelaksanaan Pendapatan
Aceh Melalui Bendahara Penerimaan/
Bendahara Penerimaan Pembantu ........... 168
6.1.5.2 Prosedur Pelaksanaan Pendapatan Aceh
Melalui Bank Lain ......................................
6.1.5.3 Prosedur Penatausahaan Penerimaan ...... 170
6.1.5.4 Prosedur Penatausahaan Dengan
Bendahara Pembantu .............................. 171
iv
6.2 Penatausahaan Belanja ..................................................... 172
6.2.1 Kentuan Umum ..................................................... 172
6.2.2 Surat Penyediaan Dana (SPD) ................................. 172
6.2.2.1 Ketentuan Umum ................................... 172
6.2.2.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang
Terkait Dalam Penyediaan Dana ............. 173
6.2.2.3 Dokumen dan Catatan yang digunaka
Digunakan ............................................. 174
6.2.2.4 Prosedur Penyediaan Uang ..................... 180
6.2.3 Mekanisme Uang Persediaan (UP) ........................... 181
6.2.3.1 Ketentuan Umum ..................................... 181
6.2.3.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang
terkait dalam Uang Persediaan ................. 182
6.2.3.3 Dokumen dan Catatan yang Digunakan ...... 185
6.2.3.4 Prosedur Mekanisme Uang Persediaan ..... 210
6.2.3.4.1 Prosedur Pengajuan SPP-UP .... 210
6.2.3.4.2 Prosedur Penerbitan SP2D-UP ... 211
6.2.3.4.3 Prosedur Pembelanjaan Dana
UP ............................................... 212
6.2.4 Mekanisme Ganti Uang (GU) ................................... 213
6.2.4.1 Ketentuan Umum ..................................... 213
6.2.4.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang
Terkait dalam Ganti Uang ........................ 213
6.2.4.3 Dokumen dan Catatan yang
Digunakan ............................................... 217
6.2.4.4 Prosedur Ganti Uang ............................... 245
6.2.4.4.1 Prosedur Pengajuan SPP-UP .... 245
6.2.4.4.2 Prosedur Penerbitan SP2D-GU .... 246
6.2.4.4.3 Prosedur Pembelanjaan Dana
GU ............................................ 247
6.2.5 Mekanisme Tambah Uang (TU) ............................... 248
6.2.5.1 Ketentuan Umum ..................................... 248
6.2.5.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang
Terkait Dalam Tambah Uang .................... 250
6.2.5.3 Dokumen dan Catatan yang
Digunakan ............................................... 253
6.2.5.4 Prosedur Mekanisme Tambah Uang ......... 283
6.2.5.4.1 Prosedur Pengajuan SPP-TU .... 283
v
6.2.5.4.2 Prosedur Penerbitan SP2D
TU ............................................ 284
6.2.5.4.3 Prosedur Pembelanjaan Dana
TU ............................................... 285
6.2.6 Mekanisme Langsung (LS) ...................................... 286
6.2.6.1 Ketentuan Umum ..................................... 286
6.2.6.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang
Terkait Dalam LS pengadaan barang
dan jasa ................................................... 286
6.2.6.3 Dokumen dan Catatan yang
Dipergunakan .......................................... 292
6.2.6.4 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang
Terkait Dalam LS Gaji dan Tunjangan ...... 299
6.2.6.5 Dokumen dan Catatan yang
Dipergunakan .......................................... 303
6.2.6.6 Prosedur Mekanisme LS ........................... 327
6.2.6.6.1 Prosedur Pengajuan SPP-LS
Gaji dan Tunjangan ................. 327
6.2.6.6.2 Prosedur Penerbitan SP2D-
LS Gaji dan Tunjangan ............ 328
6.2.6.6.3 Pembelanjaan Dana Gaji
dan Tunjangan ........................ 329
6.2.7 Mekanisme Langsung untuk Belanja PPKA ............. 330
6.2.7.1 Ketentuan Umum ..................................... 330
6.2.7.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi
yang terkait LS PPKA yang meliputi
Belanja Bunga, Subsidi, Hibah,
Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil,
Bantuan Keuangan, Belanja Tidak
Langsung ................................................. 330
6.2.7.3 Dokumen yang Digunakan ....................... 333
6.2.7.4 Prosedur Mekanisme Langsung ............... 341
6.2.7.4.1 Prosedur Pengajuan Surat
Permintaan Pembayaran
Langsung PPKA ....................... 341
6.2.7.4.2 Prosedur Penerbitan SP2D-
LS PPKA .................................. 342
6.2.7.4.3 Prosedur Belanja PPKA ........... 343
vi
6.2.8 Mekanisme Tambahan Uang Persediaan (TU)
untuk Belanja Tidak Terduga dan Belanja
Bantuan Sosial ....................................................... 343
6.2.8.1 Ketentuan Umum ..................................... 343
6.2.8.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang
Terkait dalam Mekanisme Belanja
Tidak Terduga dan Belanja Bantuan
Sosial ....................................................... 344
6.2.9 Pembentukan Dana Cadangan ................................ 346
6.2.9.1 Ketentuan Umum ..................................... 346
6.2.9.2 ProsedurAktivitas Fungsi-fungsi yang
Terkait Dalam Pembentukan Dana
Cadangan ................................................ 347
6.2.9.3 Prosedur Pembentukan Dana
Cadangan ................................................ 348
6.2.10 Retur SP2D ............................................................. 349
6.3 Penatausahaan Surat Pertanggungjawaban ....................... 349
6.3.1 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang Terkait
dalam Pembuatan SPJ ............................................ 349
6.3.2 Dokumen dan Catatan yang Digunakan .................. 351
6.3.3 Prosedur Pembuatan SPJ ........................................ 355
6.3.4 Prosedur SPJ Dengan Bendahara Pengeluaran
Pembantu ............................................................... 356
BAB VII AKUNTASI KEUANGAN ACEH ...................................
7.1 Akuntansi SKPA .................................................................. 357
7.1.1 Ketentuan Umum ................................................... 357
7.1.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-fungsi yang Terkait
dalam Akuntansi SKPA ........................................... 358
7.1.3 Akutansi Pendapatan SKPA .................................... 359
7.1.4 Akuntansi Belanja SKPA ......................................... 360
7.1.4.1 Akuntansi Belanja UP/GU/TU ................. 360
7.1.4.2 Akuntansi Belanja LS ............................... 361
7.1.5 Akuntansi Aset SKPA .............................................. 364
7.1.6 Akuntansi Selain Kas ............................................... 366
7.1.6.1 Jurnal Terkait Transaksi yang Bersifat
Akrual dan Prepayment ............................ 366
7.1.6.2 Koreksi Kesalahan ................................... 366
vii
7.1.7 Dokumen dan Catatan yang Digunakan pada
Akuntansi SKPA ...................................................... 370
7.1.8 Prosedur Akuntansi SKPA ........................................ 374
7.1.9 Penyusunan Laporan Keuangan SKPA ..................... 375
7.1.10 Dokumen dan Catatan yang Digunakan pada
Penyusunan Laporan Keuangan SKPA ..................... 377
7.1.11 Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan SKPA ...... 385
7.2 Akuntansi PPKA ................................................................. 386
7.2.1 Ketentuan Umum .................................................... 386
7.2.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang Terkait
dalam Akuntansi PPKA ........................................... 387
7.2.3 Akuntansi Pendapatan PPKA .................................. 388
7.2.4 Akuntansi Belanja PPKA ......................................... 388
7.2.5 Akuntansi Pembiayaan ........................................... 389
7.2.6 Akuntansi Aset ....................................................... 391
7.2.7 Akuntansi Hutang .................................................. 391
7.2.8 Akunansi Selain Kas ............................................... 392
7.2.9 Dokumen dan Catatan yang Digunakan pada
Akuntansi PPKA ...................................................... 393
7.2.10 Prosedur Akuntansi PPKA ....................................... 397
7.2.11 Penyusunan Laporan Keuangan PPKA .................... 398
7.2.12 Dokumen dan Catatan yang Digunakan pada
Penyusunan Laporan Keuangan PPKA .................... 400
7.2.13 Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan PPKA ..... 409
7.3 Akuntansi SKPKA .............................................................. 410
7.3.1 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang Terkait
dalam Akuntansi SKPA ........................................... 410
7.3.2 Akuntansi Konsolidator ........................................... 411
7.3.3 Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Aceh ... 413
7.3.4 Dokumen dan Catatan yang Digunakan pada
Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Aceh ... 416
7.3.5 Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan
Pemerintah Aceh ...................................................... 427
7.3.6 Prosedur Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBA ...................................................................... 428
7.3.7 Prosedur Pembahasan Laporan Keuangan
Pemerintah Aceh ...................................................... 429
viii
BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN .............................. 430
8.1 Pembinaan ......................................................................... 430
8.2 Pengawasan ....................................................................... 430
BAB XI PENUTUP .................................................................. 432
1
LAMPIRAN - PERATURAN GUBERNUR ACEH. NOMOR : 106 TAHUN 2013
SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan Aceh, Gubenur Aceh mengatur
dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan
pemerintahan Aceh yang dipimpinnya dengan berpedoman kepada
peraturan perundang-undangan. Ketentuan ini telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah pasal 134. Sejalan dengan hal tersebut Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 330
menggariskan dalam tahap pelaksanaan tata usaha keuangan
daerah diperlukan pedoman sistem dan prosedur pengelolaan
keuangan daerah mencakup tata cara penyusunan, pelaksanaan,
penatausahaan dan akuntansi, pelaporan, pengawasan dan
pertanggungjawaban keuangan daerah.
Pedoman Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Aceh
merupakan informasi minimal yang dapat digunakan sebagai salah
satu pedoman bagi Pemerintah Aceh yang substansinya tetap
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
disesuaikan dengan kondisi daerah. Pedoman ini merupakan
dokumen yang dinamis (live documents), yang artinya akan
senantiasa diperbaharui (up date).
Diharapkan dengan adanya sistem dan prosedur pengelolaan
keuangan ini, akan didapatkan kesamaan pandangan pada semua
SKPA dan SKPKA dalam mengimplementasikan pengelolaan
keuangan pada Pemerintah Aceh sehingga akan mempercepat dan
memperlancar proses pelaksanaan pengelolaan keuangan Aceh.
2
1.2 Tujuan
Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Aceh dibuat
untuk mencapai tujuan-tujuan berikut :
1. untuk memastikan proses penatausahaan keuangan Aceh
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku;
2. sebagai pedoman bagi pengelola anggaran dalam
mengimplementasikan anggaran sesuai dengan ketentuan
peraturan keuangan yang berlaku baik di tingkat SKPA
maupun SKPKA;
3. untuk menjamin kepastian hukum bahwa penatausahaan
keuangan Aceh dilaksanakan secara konsisten;
4. untuk memastikan bahwa semua pengeluaran dan
penerimaan kas Aceh telah dijustifikasi, diotorisasi dan
disetujui sesuai dengan undang-undang, peraturan dan
kebijakan Pemerintah Aceh;
5. untuk menetapkan pengendalian dan menjamin kepatuhan
terhadap batas otoritas untuk semua pengeluaran dan
penerimaan kas Aceh;
6. untuk memudahkan bagi pelaksana kegiatan penatausahaan
keuangan dalam menggunakan anggaran sesuai dengan
prinsip efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas serta
transparansi pengelolaan keuangan Aceh;
7. untuk memudahkan bagi pengelola dan pelaksanaan
anggaran dalam menjaga tertib administrasi dan disiplin
anggaran sesuai peraturan keuangan Aceh yang berlaku;
8. mengendalikan pengeluaran Aceh untuk memastikan
penyesuaian terhadap standar, serangkaian tujuan yang
telah ditetapkan dalam kebijakan keuangan Aceh.
3
1.3 Definisi
1. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan daerah provinsi
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh dan
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) sesuai dengan fungsi
dan kewenangan masing-masing.
2. Pemerintah Aceh adalah unsur penyelenggara pemerintahan
Aceh yang terdiri atas Gubernur dan perangkat daerah Aceh.
3. Gubernur adalah Gubernur Aceh.
4. Wakil Gubernur adalah Wakil Gubernur Aceh.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Aceh.
6. Qanun Aceh adalah peraturan perundang-undangan yang
dibentuk oleh DPRA dengan persetujuan bersama Gubernur
Aceh.
7. Pengelolaan Keuangan Aceh adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan Aceh.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh, selanjutnya disingkat
APBA adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Aceh
yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Aceh dan
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dan ditetapkan dengan
Qanun Aceh.
9. Satuan Kerja Perangkat Aceh yang selanjutnya disingkat SKPA
adalah perangkat daerah pada Pemerintah Aceh selaku
pengguna anggaran/pengguna barang.
10. Satuan Kerja Perangkat Aceh yang selanjutnya disingkat SKPA
adalah perangkat Aceh pada Pemerintah Aceh selaku pengguna
anggaran/pengguna anggaran.
11. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Aceh yang selanjutnya
disingkat SKPKA adalah perangkat daerah pada Pemerintah
Aceh selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga
melaksanakan pengelolaan keuangan Aceh.
4
12. Pejabat Pengelola Keuangan Aceh yang selanjutnya disingkat
PPKA adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan Aceh
yang selanjutnya disebut dengan kepala SKPKA yang
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBA dan
bertindak sebagai bendahara umum Aceh.
13. Bendahara Umum Aceh yang selanjutnya disingkat BUA
adalah PPKA yang bertindak dalam kapasitas sebagai
bendahara umum Aceh.
14. Pengguna Anggaran/Pengguna Barang yang selanjutnya disebut
Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran/penggunaan barang untuk melaksanakan
tugas pokok dan fungsi SKPA yang dipimpinnya.
15. Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang yang
selanjutnya disebut Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat
yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan
Penggunaan Anggaran/Penggunaan Barang dalam
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPA.
16. Pejabat pengguna anggaran adalah pejabat yang bertugas
sebagai pengguna anggaran/PPKA atau yang dikuasakan.
17. Kuasa Bendahara Umum Aceh yang selanjutnya disingkat
Kuasa BUA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk
melaksanakan sebagian tugas BUA.
18. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPA yang selanjutnya
disingkat PPK-SKPA adalah pejabat yang melaksanakan fungsi
tata usaha keuangan pada SKPA.
19. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat
PPTK adalah pejabat yang melaksanakan satu atau beberapa
kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
20. Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk
untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan,
dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan Aceh dalam
rangka pelaksanaan APBA pada SKPA.
5
21. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja Aceh
dalam rangka pelaksanaan APBA pada SKPA.
22. Tim Anggaran Pemerintah Aceh yang selanjutnya disingkat TAPA
adalah tim yang dibentuk dengan keputusan Gubernur yang
dipimpin oleh Sekretaris Daerah Aceh yang mempunyai tugas
menyiapkan serta melaksanakan kebijakan Gubernur dalam
rangka penyusunan APBA yang anggotanya terdiri dari pejabat
perencana Aceh, PPKA dan pejabat lainnya sesuai dengan
kebutuhan serta dapat dibantu oleh tenaga ahli atau pihak
ketiga yang mempunyai keahlian dalam bidang keuangan publik
dan pemerintahan.
23. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh yang
selanjutnya disingkat RPJMA adalah dokumen perencanaan
Aceh untuk periode 5 (lima) tahun.
24. Rencana Pembangunan Tahunan Aceh, selanjutnya disebut
Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA), adalah dokumen
perencanaan Aceh untuk periode 1 (satu ) tahun.
25. Kebijakan Umum APBA yang selanjutnya disingkat KUA adalah
dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja
dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk
periode 1 (satu) tahun.
26. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya
disingkat PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan
batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPA untuk
setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPA
sebelum disepakati dengan DPRA.
27. Rencana Kerja dan Anggaran SKPA yang selanjutnya disingkat
RKA-SKPA adalah dokumen perencanaan dan penganggaran
yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan
kegiatan SKPA serta rencana pembiayaan sebagai dasar
penyusunan APBA,
6
28. Kas Umum Aceh adalah tempat penyimpanan uang Pemerintah
Aceh yang ditentukan oleh Gubernur Aceh untuk menampung
seluruh penerimaan Aceh dan digunakan untuk membayar
seluruh pengeluaran Aceh.
29. Rekening Kas Umum Aceh adalah rekening tempat
penyimpanan uang Pemerintah Aceh yang ditentukan oleh
Gubernur Aceh untuk menampung seluruh penerimaan Aceh
dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran Aceh
pada bank yang ditetapkan.
30. Pendapatan Aceh adalah hak Pemerintah Aceh yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
31. Belanja Aceh adalah kewajiban Pemerintah Aceh yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
32. Surplus Anggaran adalah selisih lebih antara Pendapatan Aceh
dan Belanja Aceh.
33. Defisit Anggaran adalah selisih kurang antara Pendapatan
Aceh dan Belanja Aceh.
34. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat
SiLPA adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan
pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.
35. Pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun anggaran berikutnya.
36. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Aceh
yang selanjutnya disingkat DPA-SKPA adalah dokumen yang
memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan
sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.
37. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD adalah
dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk
melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan SPP.
7
38. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP
adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan/bendahara
pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran.
39. SPP Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-UP adalah
dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk
permintaan uang muka kerja yang bersifat pengisian kembali
(revolving) yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran
langsung.
40. SPP Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-GU
adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran
untuk permintaan pengganti uang persediaan yang tidak dapat
dilakukan dengan pembayaran langsung.
41. SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat
SPP-TU adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara
pengeluaran/bendahara pengeluaran pembantu untuk
permintaan tambahan uang persediaan guna melaksanakan
kegiatan SKPA yang bersifat mendesak dan tidak dapat
digunakan untuk pembayaran langsung dan uang persediaan.
42. SPP Langsung yang selanjutnya disingkat SPP-LS adalah
dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk
permintaan pembayaran langsung kepada pihak ketiga atas
dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya
dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerima, peruntukan, dan
waktu pembayaran tertentu yang dokumennya disiapkan oleh
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
43. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM
adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D
atas beban pengeluaran DPA-SKPA.
44. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D
adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana
yang diterbitkan oleh BUA berdasarkan SPM.
8
45. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya
disingkat SPM-UP adalah dokumen yang diterbitkan oleh
pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan
SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPA yang dipergunakan
sebagai uang persediaan untuk mendanai kegiatan.
46. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan yang
selanjutnya disingkat SPM-GU adalah dokumen yang diterbitkan
oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk
penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPA yang
dananya dipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang
telah dibelanjakan.
47. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang
selanjutnya disingkat SPM-TU adalah dokumen yang diterbitkan
oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk
penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPA, karena
kebutuhan dananya melebihi dari jumlah batas pagu uang
persediaan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan.
48. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disingkat
SPM-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D
atas beban pengeluaran DPA-SKPA kepada pihak ketiga.
49. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD
adalah SKPA/unit kerja pada SKPA di lingkungan Pemerintah
Aceh yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.
9
BAB II KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH
2.1 Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Aceh
1. Gubernur selaku kepala Pemerintah Aceh adalah pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan Aceh dan mewakili Pemerintah
Aceh dalam kepemilikan kekayaan Aceh yang dipisahkan.
2. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Aceh mempunyai
kewenangan:
a) menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBA;
b) menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang Aceh;
c) menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang;
d) menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara
pengeluaran;
e) menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan
penerimaan Aceh;
f) menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan
utang dan piutang Aceh;
g) menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan
barang milik daerah;
h) menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian
atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.
3. Gubernur selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan
Aceh melimpahkan kekuasaannya kepada:
a) Sekretaris Daerah, selaku koordinator pengelolaan keuangan
Aceh;
b) Kepala Dinas Keuangan sebagai kepala SKPKA selaku PPKA;
c) Kepala SKPA selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna
barang.
4. Pelimpahan ditetapkan dengan keputusan Gubernur
berdasarkan prinsip pemisahan kewenangan antara yang
memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau
mengeluarkan uang.
10
2.2 Koordinator Pengelolaan Keuangan Aceh
1. Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan
Aceh mempunyai peran dan fungsi dalam membantu
Gubernur menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan urusan Pemerintah Aceh termasuk
pengelolaan keuangan Aceh.
2. Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan
Aceh mempunyai tugas koordinasi di bidang:
a) penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan
APBA;
b) penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan
barang Aceh;
c) penyusunan rancangan APBA dan rancangan perubahan
APBA;
d) penyusunan Rancangan Qanun APBA, perubahan APBA,
dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBA;
e) tugas-tugas pejabat perencana Aceh, PPKA, dan pejabat
pengawas keuangan Aceh;
f) penyusunan laporan keuangan Aceh dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBA.
3. Selain mempunyai tugas koordinasi, Sekretaris Daerah
mempunyai tugas:
a) memimpin TAPA;
b) menyiapkan pedoman pelaksanaan APBA;
c) menyiapkan pedoman pengelolaan barang Aceh;
d) memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPA/DPPA-SKPA;
e) melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan
keuangan Aceh lainnya berdasarkan kuasa yang
dilimpahkan oleh Gubernur.
4. Koordinator pengelolaan keuangan Aceh bertanggung jawab
atas pelaksanaan tugas kepada Gubernur.
11
2.3 Pejabat Pengelola Keuangan Aceh
1. PPKA adalah Kepala Dinas Keuangan yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan APBA dan bertindak sebagai BUA.
2. Kepala Dinas Keuangan selaku PPKA mempunyai tugas:
a) menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan
keuangan Aceh;
b) menyusun rancangan APBA dan rancangan perubahan APBA;
c) melaksanakan fungsi BUA;
d) menyusun laporan keuangan Pemerintah Aceh dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBA;
e) melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang
dilimpahkan oleh Gubernur.
3. PPKA dalam melaksanakan fungsinya selaku BUA berwenang:
a) menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBA;
b) mengesahkan DPA-SKPA/DPPA-SKPA;
c) melakukan pengendalian pelaksanaan APBA;
d) memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan
dan pengeluaran kas Aceh;
e) menetapkan SPD;
f) melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
Aceh;
g) menyiapkan informasi keuangan Aceh.
4. PPKA selaku BUA menunjuk pejabat Kuasa BUA yang ditetapkan
dengan keputusan Gubernur.
5. PPKA mengusulkan bendahara pengeluaran dan bendahara
penerimaan yang ditempatkan di SKPA di lingkup Pemerintah
Aceh kepada Gubernur.
6. Kepala Dinas Keuangan selaku BUA yang melakukan perjalanan
dinas, pendidikan, cuti, sakit atau karena suatu hal berhalangan
hadir maka:
a) bila melebihi 10 (sepuluh) hari sampai selama-lamanya
1 (satu) bulan, Kepala Dinas Keuangan selaku BUA tersebut
wajib memberikan surat kuasa kepada pejabat yang
ditunjuk/pemegang nota dinas untuk melaksanakan tugas-
tugas BUA atas tanggung jawab BUA;
12
b) bila melebihi 1 (satu) bulan selama-lamanya 3 (tiga) bulan,
Gubernur menunjuk pejabat sementara BUA dan diadakan
berita acara serah terima keadaan fisik keuangan.
7. PPKA bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
8. Kepala Dinas Keuangan selaku pengguna anggaran PPKA yang
melakukan perjalanan dinas, cuti, sakit atau karena suatu hal
berhalangan, maka:
a) bila melebihi 10 (sepuluh) hari sampai selama-lamanya
1 (satu) bulan, Kepala Dinas Keuangan selaku pengguna
anggaran PPKA tersebut wajib menunjuk pejabat yang
menandatangani SPM melalui nota dinas Sekretaris Daerah
atas nama Gubernur;
b) bila melebihi 1 (satu) bulan selama-lamanya 3 (tiga) bulan,
Gubernur dapat menunjuk pejabat sementara PPKA yang
melaksanakan fungsi BUA sebagaimana point 3 dan
diadakan berita acara serah terima keadaan fisik keuangan.
9. Untuk melaksanakan pemungutan Pajak Aceh yang telah
ditetapkan dengan qanun/peraturan Gubenur Aceh dilakukan
oleh Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh.
10. Khusus untuk retribusi Aceh dilaksanakan oleh SKPA.
11. Kuasa BUA mempunyai tugas sebagai berikut:
a) menyiapkan anggaran kas;
b) menyiapkan SPD;
c) menyiapkan SP2D;
d) memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBA
oleh bank dan/atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk;
e) mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam
pelaksanaan APBA;
f) menyimpan uang Aceh;
g) melaksanakan penempatan uang Aceh dan mengelola/
menatausahakan investasi Aceh;
h) melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat
pengguna anggaran atas beban rekening Kas Umum Aceh.
13
12. Dalam hal Kuasa BUA berhalangan sementara:
a) sampai dengan 10 (sepuluh) hari kerja, Kuasa BUA wajib
memberikan surat kuasa kepada pejabat yang ditunjuk
untuk melaksanakan tugas-tugas Kuasa BUA atas
tanggungjawab Kuasa BUA dengan diketahui oleh BUA;
b) melebihi 10 (sepuluh) hari kerja sampai dengan 1 (satu)
bulan, kuasa BUA wajib memberikan surat kuasa kepada
pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas-tugas
Kuasa BUA atas tanggungjawab Kuasa BUA dengan
diketahui oleh BUA dan disetujui Sekretaris Daerah atas
nama Gubernur;
c) melebihi 1 (satu) bulan sampai dengan 3 (tiga) bulan,
Gubernur menunjuk pejabat sementara Kuasa BUA atas
usulan BUA dan diadakan berita acara serah terima posisi
kas;
d) melebihi 3 (tiga) bulan, maka dianggap yang bersangkutan
telah mengundurkan diri atau berhenti dari jabatan
sebagai Kuasa BUA, oleh karena itu segera diusulkan
penggantinya oleh PPKA dan ditetapkan dalam keputusan
Gubernur.
2.4 Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
1. Kepala SKPA selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna
barang mempunyai tugas:
a) menyusun RKA-SKPA;
b) menyusun DPA-SKPA;
c) melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
atas beban anggaran belanja;
d) melaksanakan anggaran SKPA yang dipimpinnya;
e) melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan
pembayaran;
f) melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
g) mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain
dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;
h) menandatangani SPM;
14
i) mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang
menjadi tanggung jawab SKPA yang dipimpinnya;
j) menandatangani dan menyampaikan laporan keuangan SKPA
yang dipimpinnya kepada PPKA;
k) mengawasi pelaksanaan anggaran SKPA yang dipimpinnya;
l) melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna
barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh
Gubernur;
m) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
Gubernur melalui Sekretariat Daerah.
2. Pengguna anggaran yang melakukan perjalanan dinas,
pendidikan, cuti, sakit atau karena suatu hal berhalangan hadir
maka:
a) melebihi 10 (sepuluh) hari sampai selama-lamanya
1 (satu) bulan, pengguna anggaran tersebut wajib
memberikan surat kuasa kepada pejabat yang ditunjuk
untuk melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran atas
tanggungjawab pengguna anggaran;
b) melebihi 1 (satu) bulan selama-lamanya 3 (tiga) bulan,
Gubernur menunjuk pejabat sementara pengguna anggaran
dan diadakan berita acara serah terima.
2.5 Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang
1. Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dalam
melaksanakan tugas-tugas dapat melimpahkan sebagian
kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPA selaku
kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang yang
ditetapkan melalui keputusan Gubernur.
2. Pelimpahan sebagian kewenangan berdasarkan pertimbangan
tingkatan daerah, besaran SKPA, besaran jumlah uang yang
dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi dan/atau rentang
kendali dan pertimbangan objektif lainnya.
3. Kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang bertanggung
jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna
anggaran/pengguna barang.
15
4. Apabila kuasa pengguna anggaran berhalangan sementara maka
kewenangannya dapat dialihkan kepada kuasa pengguna
anggaran lainnya atas persetujuan pengguna anggaran dengan
terlebih dahulu diatur dalam keputusan Gubernur tentang
penunjukan pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
2.6 Pejabat Pelaksanaan Teknis Kegiatan SKPA
1. Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dan/atau kuasa
pengguna anggaran/kuasa pengguna barang dalam
melaksanakan program dan kegiatan menunjuk pejabat pada
unit kerja SKPA selaku PPTK.
2. Penunjukan pejabat berdasarkan pertimbangan kompetensi
jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, dan/atau
rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.
3. Penunjukan PPTK dapat berasal dari pejabat struktural maupun
non struktural dalam unit kerja SKPA berkenaan.
4. PPTK bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
pengguna anggaran/ pengguna barang.
5. PPTK mempunyai tugas mencakup:
a) mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
b) melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
c) menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran
pelaksanaan kegiatan.
6. Dokumen anggaran mencakup dokumen administrasi kegiatan
maupun dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan
pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
2.7 Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPA
1. Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam DPA-SKPA,
kepala SKPA menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata
usaha keuangan pada SKPA sebagai PPK-SKPA.
2. PPK-SKPA mempunyai tugas:
a) meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa
yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan
diketahui/disetujui oleh PPTK;
16
b) meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS
Gaji, SPP Nihil dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya
yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;
c) melakukan verifikasi SPP;
d) menyiapkan SPM;
e) melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
f) melaksanakan akuntansi SKPA;
g) menyiapkan laporan keuangan SKPA.
3. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PPK-SKPA dapat
dibantu oleh pelaksana yang berfungsi sebagai verifikator,
penyiapan SPM, serta tenaga akuntansi dan pelaporan keuangan.
4. PPK-SKPA yang melakukan perjalanan dinas, cuti, sakit atau
karena suatu hal berhalangan hadir maka:
a) melebihi dari 3 (tiga) hari sampai selama-lamanya 1 (satu)
bulan, PPK-SKPA tersebut wajib memberikan surat kuasa
kepada pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas-
tugas PPK-SKPA atas tanggungjawab PPK-SKPA dengan
diketahui oleh kepala SKPA selaku pengguna anggaran;
b) melebihi 1 (satu) bulan selama-lamanya 3 (tiga) bulan, Kepala
SKPA menunjuk pejabat sementara PPK-SKPA dan diadakan
berita acara serah terima keadaan fisik keuangan;
c) melebihi 3 (tiga) bulan, maka dianggap yang bersangkutan
telah mengundurkan diri atau berhenti dari jabatan sebagai
PPK-SKPA, oleh karena itu segera diusulkan penggantinya
dan ditetapkan dalam keputusan kepala SKPA.
5. PPK-SKPA tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas
melakukan pemungutan penerimaan negara/daerah, bendahara,
dan/atau PPTK.
2.8 Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran
1. Gubernur atas usul PPKA menetapkan bendahara penerimaan
dan bendahara pengeluaran untuk melaksanakan tugas
kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pada SKPA.
2. Usulan penetapan bendahara penerimaan dan bendahara
pengeluaran oleh PPKA dapat berasal dari masukan SKPA.
17
3. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran adalah
pejabat fungsional dan tidak boleh rangkap jabatan.
4. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran baik
secara langsung maupun tidak langsung dilarang melakukan
kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan
jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/
penjualan, serta membuka rekening/giro pos atau menyimpan
uang pada suatu bank atau lembaga keuangan lainnya atas
nama pribadi.
5. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran dalam
melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh bendahara penerimaan
pembantu dan bendahara pengeluaran pembantu, bendahara
pengeluaran pembantu bertanggung jawab atas pelaksanaan
tugasnya kepada kepala SKPA melalui bendahara pengeluaran dan
fungsinya lebih ditekankan untuk perbendahaaraan.
6. Bendahara penerimaan/bendahara pengeluaran yang melakukan
perjalanan dinas, cuti, sakit atau karena suatu hal berhalangan
hadir maka:
a) melebihi dari 3 (tiga) hari sampai selama-lamanya 1 (satu)
bulan, bendahara tersebut wajib memberikan surat kuasa
kepada pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas-
tugas bendahara atas tanggungjawab bendahara dengan
diketahui oleh pengguna anggaran;
b) melebihi 1 (satu) bulan selama-lamanya 3 (tiga) bulan,
Gubernur menunjuk pejabat sementara bendahara dan
diadakan berita acara serah terima keadaan fisik keuangan;
c) melebihi 3 (tiga) bulan, maka dianggap yang bersangkutan
telah mengundurkan diri atau berhenti dari jabatan sebagai
bendahara, oleh karena itu segera diusulkan penggantinya
oleh pengguna anggaran dan ditetapkan dalam keputusan
Gubernur.
7. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara
fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya
kepada PPKA selaku BUA dan secara administratif bertanggung
jawab pada kepala SKPA terkait.
18
BAB III STRUKTUR APBA DAN KODE REKENING
3.1 Struktur APBA
Struktur APBA merupakan satu kesatuan yang terdiri dari:
1. Pendapatan Aceh
Pendapatan Aceh meliputi semua penerimaan uang melalui
rekening Kas Umum Aceh, yang menambah ekuitas dana,
merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak
perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan Aceh dirinci
menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, kelompok,
jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan. Pendapatan Aceh
terdiri dari:
a) Pendapatan Asli Aceh
Kelompok Pendapatan Asli Aceh dibagi menurut jenis
pendapatan yang terdiri atas:
(1) Pajak Aceh
Jenis Pajak Aceh dirinci menurut obyek pendapatan
yang mencakup:
(a) Pajak Kendaraan Bermotor;
(b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
(c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
(d) Pajak Air Permukaan;
(e) Pajak Rokok.
(2) Retribusi Aceh
Jenis Retribusi Aceh dirinci menurut obyek
pendapatan yang mencakup:
(a) Retribusi Jasa Umum;
(b) Retribusi Jasa Usaha;
(c) Retribusi Perizinan Tertentu.
(3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Aceh yang Dipisahkan
Jenis Hasil Pengelolaan Kekayaan Aceh yang
Dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang
mencakup:
19
(a) Bagian laba atas penyertaan modal pada
perusahaan milik daerah/BUMA;
(b) Bagian laba atas penyertaan modal pada
perusahaan milik pemerintah/BUMN;
(c) Bagian laba atas penyertaan modal pada
perusahaan patungan/ milik swasta.
(4) Lain-Lain Pendapatan Asli Aceh yang Sah
Lain-lain Pendapatan Asli Aceh yang Sah disediakan
untuk menganggarkan penerimaan Aceh yang tidak
termasuk dalam jenis pajak Aceh, retribusi Aceh dan
hasil pengelolaan kekayaan Aceh yang dipisahkan
dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup:
(a) Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Tidak
Dipisahkan;
(b) Jasa Giro;
(c) Pendapatan Bunga;
(d) Tuntutan Ganti Kerugian (TGR);
(e) Komisi, Potongan dan Keuntungan Selisih Nilai
Tukar Rupiah;
(f) Pendapatan Denda atas Keterlambatan
Pelaksanaan;
(g) Pendapatan Denda Pajak;
(h) Pendapatan Denda Retribusi;
(i) Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan;
(j) Pendapatan dari Pengembalian;
(k) Pendapatan dari Fasilitas Sosial dan Fasilitas
Umum;
(l) Pendapatan dari Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan;
(m) Pendapatan dari Angsuran/Cicilan Penjualan;
(n) Hasil Pengelolaan Dana Bergulir;
(o) Pendapatan BLUD;
(p) Lain-lain Pendapatan Asli Aceh.
20
(5) Zakat dan Infaq/Shadaqah
Jenis zakat dan infaq/shadaqah dinilai menurut objek
pendapatan yang mencakup:
(a) Zakat;
(b) Infaq/Shadaqah.
b) Dana Perimbangan
Kelompok dana perimbangan dibagi menurut jenis
pendapatan yang terdiri atas:
(1) Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
Jenis dana bagi hasil dirinci menurut objek
pendapatan yang mencakup:
(a) Bagi hasil pajak;
(b) Bagi hasil bukan pajak/sumber daya alam.
(2) Dana Alokasi Umum
Jenis dana alokasi umum hanya terdiri atas objek
pendapatan dana alokasi umum.
(3) Dana Alokasi Khusus
Jenis dana alokasi khusus hanya terdiri atas objek
pendapatan dana alokasi khusus.
(4) Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi
Jenis tambahan dana bagi hasil minyak dan gas bumi
terdiri atas objek pendapatan dana tambahan bagi
hasil minyak dan gas bumi.
c) Lain-lain Pendapatan Aceh yang Sah
Kelompok Lain-lain Pendapatan Aceh yang Sah dibagi
menurut jenis pendapatan yang mencakup:
(1) Pendapatan Hibah berasal dari Pemerintah, Pemerintah
Daerah lainnya, badan/lembaga/ organisasi swasta
dalam negeri, kelompok masyarakat/perorangan, dan
lembaga luar negeri yang tidak mengikat;
(2) Dana darurat dari pemerintah dalam rangka
penanggulangan korban/kerusakan akibat bencana
alam;
21
(3) Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah
daerah lainnya;
(4) Dana Penyesuaian, dan Otonomi Khusus;
(5) Bantuan keuangan dari Provinsi atau dari Pemerintah
Daerah lainnya.
2. Belanja Aceh
Belanja Aceh meliputi semua pengeluaran dari rekening Kas
Umum Aceh yang mengurangi ekuitas dana, merupakan
kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja Aceh
dirinci menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi,
program, kegiatan, kelompok, jenis, objek dan rincian objek
belanja.
Belanja Aceh dipergunakan dalam rangka mendanai
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan
urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu
yang dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan
Pemerintah Aceh atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan
dengan ketentuan perundang-undangan.
1) Belanja Penyelenggaraan Urusan Wajib
Diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban
daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan
pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan
fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem
jaminan sosial.
Klasifikasi belanja menurut urusan wajib mencakup:
(a) Pendidikan;
(b) Kesehatan;
(c) Pekerjaan Umum;
(d) Perencanaan Pembangunan;
(e) Perhubungan;
22
(f) Lingkungan Hidup;
(g) Kependudukan dan Catatan Sipil;
(h) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
(i) Sosial;
(j) Ketenagakerjaan;
(k) Koperasi dan Usaha Kecil Menengah;
(l) Penanaman Modal;
(m) Kebudayaan;
(n) Kepemudaan dan Olah Raga;
(o) Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri;
(p) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian
dan Persandian;
(q) Ketahanan Pangan;
(r) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
(s) Kearsipan.
2) Belanja Penyelenggaraan Urusan Pilihan
Urusan Pemerintahan yang secara nyata ada dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan
daerah yang bersangkutan.
Klasifikasi belanja menurut urusan pilihan mencakup:
(a) Pertanian;
(b) Kehutanan;
(c) Energi dan Sumber Daya Mineral;
(d) Kelautan dan Perikanan;
(e) Industri.
3) Klasifikasi belanja menurut fungsi
(digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan
pengelolaan keuangan negara).
Sebagai rekapitulasi realisasi Belanja Aceh untuk
keselarasan dan keterpaduan urusan Pemerintah Aceh dan
fungsi dalam kerangka Pengelolaan Keuangan Negara.
Terdiri dari:
23
(a) Pelayanan Umum;
(b) Ketertiban dan Ketentraman;
(c) Ekonomi;
(d) Lingkungan Hidup;
(e) Perumahan dan Fasilitas Umum;
(f) Kesehatan;
(g) Pariwisata dan Budaya;
(h) Pendidikan;
(i) Perlindungan Sosial.
4) Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan dengan
susunan organisasi Pemerintah Aceh.
5) Klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan
disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Aceh.
6) Belanja menurut kelompok belanja
(a) Belanja Tidak Langsung
merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan.
(1) Belanja Pegawai
- merupakan belanja kompensasi, dalam
bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan
lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri
sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;
- uang representasi dan tunjangan pimpinan dan
Anggota DPRA serta gaji dan tunjangan
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta
penghasilan dan penerimaan lainnya yang
ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dianggarkan dalam
belanja pegawai.
24
(2) Belanja Bunga
Belanja bunga digunakan untuk menganggarkan
pembayaran bunga utang yang dihitung atas
kewajiban pokok utang (principal outstanding)
berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang.
(3) Belanja Subsidi
Belanja Subsidi dianggarkan sesuai dengan
keperluan perusahaan/ lembaga penerima subsidi
dalam qanun tentang APBA yang peraturan
pelaksanaannya lebih lanjut dituangkan dalam
peraturan Kepala Daerah.
(4) Belanja Hibah
Belanja Hibah digunakan untuk menganggarkan
pemberian hibah dalam bentuk uang, barang
dan/atau jasa kepada pemerintah atau
pemerintah daerah lainnya, dan kelompok
masyarakat/perorangan yang secara spesifik
telah ditetapkan peruntukannya.
(5) Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Sosial digunakan untuk
menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk
uang dan/atau barang kepada masyarakat yang
bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Bantuan sosial diberikan tidak secara
terus menerus/tidak berulang setiap tahun
anggaran, selektif dan memiliki kejelasan
peruntukan penggunaannya.
(6) Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/
Kota dan Pemerintah Desa
Digunakan untuk menganggarkan dana bagi
hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi
kepada kabupaten/kota atau pendapatan
kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau
25
pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada
pemerintah daerah Iainnya sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
(7) Belanja Bantuan Keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
- digunakan untuk menganggarkan bantuan
keuangan yang bersifat umum atau khusus
dari provinsi kepada kabupaten/kota,
pemerintah desa, dan kepada pemerintah
daerah lainnya atau dari pemerintah kabupaten
kepada pemerintah desa dan pemerintah
daerah lainnya dalam rangka pemerataan
dan/atau peningkatan kemampuan keuangan;
- bantuan keuangan yang bersifat umum
peruntukan dan penggunaannya diserahkan
sepenuhnya kepada pemerintah daerah/
pemerintah desa penerima bantuan;
- bantuan keuangan yang bersifat khusus
peruntukan dan pengelolaannya
diarahkan/ditetapkan oleh pemerintah daerah
pemberi bantuan;
- Bantuan kepada partai politik diberikan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang.
(8) Belanja Tidak Terduga
Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk
kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak
diharapkan berulang seperti penanggulangan
bencana alam dan bencana sosial yang tidak
diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian
atas kelebihan penerimaan daerah tahun
sebelumnya yang telah ditutup.
26
(b) Belanja Langsung
merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan
(1) Belanja Pegawai
- belanja pegawai untuk pengeluaran
honorarium/upah dalam melaksanakan
program dan kegiatan pemerintahan daerah.
Dikecualikan dalam hal ini adalah jasa nara
sumber atau tenaga ahli diluar Pemerintah
Aceh;
- belanja honorarium panitia pengadaan untuk
memperoleh aset tetap
(2) Belanja Barang dan Jasa
- belanja barang dan jasa digunakan untuk
pengeluaran pembelian/pengadaan barang
yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua
belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam
melaksanakan program dan kegiatan
pemerintahan Aceh;
- belanja administrasi pembelian/pembangunan
untuk memperoleh aset tetap;
- Pembelian/pengadaan barang dan/atau
pemakaian jasa mencakup belanja barang
pakai habis, bahan/material, jasa kantor, premi
asuransi, perawatan kendaraan bermotor,
cetak/penggandaan, sewa rumah gedung/
gudang/parkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat
berat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor,
makanan dan minuman, pakaian dinas dan
atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan
hari-hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan
dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai;
27
- pengadaan barang (termasuk berupa aset tetap)
yang akan diserahkan kepada pihak
ketiga/masyarakat.
(3) Belanja Modal
- Belanja modal digunakan untuk pengeluaran
yang dilakukan dalam rangka pembelian/
pengadaan atau pembangunan aset tetap
berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih
dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan
dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam
bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung
dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan
aset tetap lainnya.
3. Pembiayaan Aceh
Pembiayaan Aceh meliputi semua transaksi keuangan untuk
menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus.
Pembiayaan Aceh dirinci menurut pemerintahan daerah,
organisasi, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek
pembiayaan. Pembiayaan daerah dikelompokkan menjadi:
1) Penerimaan Pembiayaan Aceh mencakup:
(a) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Anggaran Sebelumnya (SILPA)
Sisa lebih perhitungan anggaran sebelumnya meliputi
pelampauan penerimaan pendapatan asli Aceh,
pelampauan penerimaan dana perimbangan,
pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan Aceh
yang sah, sisa penghematan belanja atau akibat lainnya,
kewajiban pihak ketiga sampai akhir tahun belum
terselesaikan dan sisa dana kegiatan lanjutan.
(b) Pencairan Dana Cadangan
(1) Dana cadangan digunakan untuk mendanai
kegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat
sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam satu
tahun anggaran;
28
(2) Pencairan dana cadangan digunakan untuk
menganggarkan pencairan dana cadangan dari
rekening dana cadangan ke rekening kas umum
daerah dalam tahun anggaran berkenaan;
(3) Jumlah yang dianggarkan sesuai dengan jumlah
yang telah ditetapkan dalam qanun tentang
pembentukan dana cadangan;
(4) Pemanfaatan dana cadangan dianggarkan pada
SKPA terkait, kecuali diatur tersendiri dalam
peraturan perundang-undangan.
(c) Hasil Penjualan Kekayaan Aceh yang Dipisahkan
Hasil penjualan kekayaan Aceh yang dipisahkan
digunakan antara lain untuk menganggarkan hasil
penjualan perusahaan milik daerah/BUMA dan
penjualan aset milik Pemerintah Aceh yang
dikerjasamakan dengan pihak ketiga, atau hasil
divestasi penyertaan modal Pemerintah Aceh.
(d) Penerimaan Pinjaman Aceh
Penerimaan pinjaman digunakan untuk
menganggarkan penerimaan pinjaman termasuk
penerimaaan atas penerbitan obligasi yang akan
direalisasikan pada tahun anggaran berkenaan.
(e) Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
Penerimaan kembali pinjaman digunakan untuk
menganggarkan posisi penerimaan kembali pinjaman
yang diberikan kepada pemerintah pusat dan/atau
pemerintah daerah lainnya.
(f) Penerimaan Piutang Aceh
Penerimaan piutang Aceh digunakan untuk
menganggarkan penerimaan yang bersumber dari
pelunasan piutang pihak ketiga seperti, berupa
penerimaan piutang daerah dari pendapatan daerah,
pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan
bank, lembaga keuangan bukan bank dan penerimaan
piutang lainnya.
29
2). Pengeluaran Pembiayaan Aceh terdiri atas:
(a) Pembentukan Dana Cadangan
(1) Pembentukan dana cadangan digunakan untuk
mendanai kegiatan yang penyediaan dananya tidak
dapat sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam
satu tahun anggaran;
(2) Pembentukan dana cadangan ditetapkan dalam qanun;
(3) Dana cadangan bersumber dari penyisihan atas
penerimaan daerah, kecuali dari dana alokasi
khusus, pinjaman daerah dan penerimaan lain
yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran
tertentu berdasarkan peraturan perundang-
undangan;
(4) Dana cadangan ditempatkan pada rekening tersendiri;
(5) Penerimaan hasil bunga/deviden rekening dana
cadangan dan penempatan dalam portofolio
dicantumkan sebagai penambah dana cadangan
yang berkenaan dalam daftar dana cadangan;
(6) Pembentukan dana cadangan dianggarkan pada
pengeluaran pembiayaan dalam tahun anggaran
yang berkenaan.
(b) Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Aceh
(1) Investasi Pemerintah Aceh digunakan untuk
mengganggarkan kekayaan Pemerintah Aceh yang
diinvestasikan baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang;
(2) Investasi jangka pendek merupakan investasi yang
dapat segera diperjualbelikan/dicairkan, ditujukan
dalam rangka manajemen kas dan beresiko rendah
serta dimiliki kurang dari 12 (dua belas) bulan yang
meliputi deposito berjangka 3 (tiga) bulan sampai
12 (dua belas) bulan yang dapat diperpanjang
secara otomatis, pembelian Surat Utang Negara
(SUN), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat
Perbendaharaan Negara (SPN);
30
(3) Investasi jangka panjang merupakan investasi yang
dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan yang terdiri
dari investasi permanen dan non permanen;
(4) Investasi jangka panjang meliputi surat berharga
yang dibeli Pemerintah Aceh dalam rangka
mengendalikan suatu badan usaha misalnya
pembelian surat berharga untuk menambah
kepemilikan modal saham pada suatu badan
usaha, surat berharga yang dibeli Pemerintah Aceh
untuk tujuan menjaga hubungan baik dalam dan
luar negeri, surat berharga yang tidak
dimaksudkan untuk dicairkan dalam memenuhi
kebutuhan kas jangka pendek;
(5) Investasi permanen bertujuan untuk dimiliki secara
berkelanjutan tanpa ada niat untuk
diperjualbelikan atau ditarik kembali, seperti
kerjasama daerah dengan pihak ketiga dalam
bentuk penggunausahaan/pemanfaatan aset Aceh,
penyertaan modal Aceh pada BUMA dan/atau
badan usaha lainnya dan investasi permanen
lainnya yang dimiliki Pemerintah Aceh untuk
menghasilkan pendapatan atau meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat;
(6) Investasi non permanen bertujuan untuk dimiliki
secara tidak berkelanjutan atau ada niat untuk
diperjualbelikan atau ditarik kembali, seperti
pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang
yang dimaksudkan untuk dimiliki sampai dengan
tanggal jatuh tempo, dana yang disisihkan
Pemerintah Aceh dalam rangka pelayanan/
pemberdayaan masyarakat seperti bantuan modal
kerja, pembentukan dana secara bergulir kepada
kelompok masyarakat, pemberian fasilitas
pendanaan kepada usaha mikro dan menengah;
31
(7) Investasi Pemerintah Aceh dapat dianggarkan
apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun
anggaran bekenaan telah ditetapkan dalam qanun
tentang penyertaan modal dengan berpedoman
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri.
(c) Pembayaran Pokok Utang
Pembayaran pokok utang digunakan untuk
menganggarkan pembayaran kewajiban atas pokok
utang yang dihitung berdasarkan perjanjian pinjaman
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
(d) Pemberian Pinjaman Aceh
Pemberian pinjaman Aceh digunakan untuk
menganggarkan pinjaman yang diberikan kepada
pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah lainnya.
4. Surplus/(Defisit) APBA
1) Surplus APBA terjadi apabila anggaran pendapatan Aceh
diperkirakan lebih besar dari anggaran belanja Aceh.
2) Dalam hal APBA diperkirakan surplus, diutamakan untuk
pembayaran pokok utang, penyertaan modal (investasi) Aceh,
pemberian pinjaman kepada pemerintah pusat/pemerintah
daerah lain dan/atau pendanaan belanja peningkatan
jaminan sosial.
3) Defisit anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan Aceh
diperkirakan lebih kecil dari anggaran belanja Aceh.
4) Batas maksimal defisit APBA untuk setiap tahun angaran
berpedoman pada penetapan batas maksimal defisit APBA
oleh Menteri Keuangan.
5) Dalam hal APBA diperkirakan defisit, ditetapkan pembiayaan
untuk menutup defisit tersebut yang diantaranya dapat
bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun
sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan
kekayaan Aceh yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan
penerimaan kembali pemberian pinjaman atau penerimaan
piutang serta surplus dari BLUD;
32
6) Pemerintah Aceh wajib melaporkan posisi surplus/defisit
APBA kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan
setiap semester dalam tahun anggaran berkenaan;
7) Jumlah pembiayaan netto harus dapat menutup defisit
anggaran.
3.2 Kode Rekening Penganggaran
1. Setiap urusan pemerintahan daerah dan organisasi yang
dicantumkan dalam APBA menggunakan kode urusan
pemerintahan daerah dan kode organisasi;
2. Kode pendapatan, kode belanja dan kode pembiayaan yang
digunakan dalam penganggaran menggunakan kode akun
pendapatan, kode akun belanja, dan kode akun pembiayaan;
3. Setiap program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek serta rincian
obyek yang dicantumkan dalam APBA menggunakan kode
program, kode kegiatan, kode kelompok, kode jenis, kode obyek
dan kode rincian obyek;
4. Untuk tertib penganggaran kode dihimpun menjadi satu
kesatuan kode anggaran yang disebut kode rekening;
5. Urutan susunan kode rekening APBA dimulai dari kode urusan
pemerintahan daerah, kode organisasi, kode program, kode
kegiatan, kode akun, kode kelompok, kode jenis, kode obyek
dan kode rincian obyek.
33
BAB IV PERENCANAAN
4.1 Perencanaan Pembangunan
4.1.1 Ketentuan Umum Perencanaan Pembangunan
1. Seluruh dokumen perencanaan pembangunan
merupakan satu kesatuan yang terkait satu sama
lainnya mulai dari tingkat kebijakan, rencana kerja,
dan penganggaran.
2. RPJP Aceh berfungsi sebagai pedoman penyusunan visi,
misi, dan program prioritas calon kepala daerah dan
menjadi pedoman dalam penyusunan RPJMA. RPJPA
disusun mengacu pada RPJN dan berpedoman pada
RTRWA serta memperhatikan RPJP dan RTRW provinsi
lainnya.
3. RPJMA berfungsi sebagai pedoman bagi Kepala SKPA
untuk menyempurnakan rancangan Renstra SKPA
menjadi Renstra SKPA, pedoman utama penyusunan
RKPA RPJM Nasional merupakan bahan masukan dalam
penyusunan RPJMA.
4. Dalam penyusunan RPJMA ini ditambahkan program
transisi yaitu rancangan program indikatif 1 (satu) tahun
ke depan setelah periode RPJMA berakhir yang ditujukan
untuk menjembatani kekosongan dokumen perencanaan
jangka menengah pada masa awal jabatan kepala daerah
yang baru.
5. RKPA menjadi acuan penyusunan rancangan Renja SKPA
berupa program/kegiatan SKPA atau lintas SKPA, dan
mengacu pada RKP Pusat serta Peraturan Menteri Dalam
Negeri tentang Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Aceh yang dikeluarkan setiap
tahun.
6. RKPA merupakan pedoman dalam menyusun KUA dan
PPAS, dalam rangka penyusunan rancangan APBA tahun
yang berkenaan.
34
7. RKPA instrument pelaksanaan RPJMA untuk
mewujudkan visi dan misi gubernur dan muwujudkan
konsistensi program dan sinkronisasi percapaian sasaran
RPJMA serta menjadi pedoman dalam mengevaluasi
rancangan Qanun Aceh APBA dan instrumen evaluasi
kinerja.
8. Dalam rangka sinkronisasi kebijakan Pemerintah Aceh
dengan Pemerintah Pusat maka Pemerintah Aceh harus
memperhatikan sasaran utama 11 (sebelas) prioritas
nasional dan 3 (tiga) prioritas lainnya untuk disinergikan
dengan 10 (sepuluh) prioritas pembangunan Aceh yang
diwujudkan dalam penyusunan KUA dan Rancangan
PPAS yang disepakati bersama antara Pemerintah Aceh
dengan DPRA.
9. Sinkronisasi kebijakan Pemerintah Aceh dengan
Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada poin 6
(enam) dicantumkan dalam suatu daftar yang menjadi
lampiran KUA dan PPAS.
4.1.2 Prosedur Aktivitas Fungsi SKPA Dalam Perencanaan
1. melakukan analisis keuangan dan kondisi;
2. menyiapkan Rancangan Renstra SKPA sebagai
pedoman untuk rancangan awal RPJM Aceh;
3. melakukan proses penyesuaian Renstra SKPA;
4. menetapkan Renstra SKPA;
5. melaksanakan proses issue strategis capaian akhir;
6. menyusun Rancangan Renja SKPA yang berpedoman
pada Renstra SKPA;
7. menyempurnakan Renja SKPA;
8. melakukan proses penyesuaian Renja SKPA;
9. menetapkan Renja SKPA;
10. menetapkan RKP Pemerintah Aceh sebagai pedoman
penyusunan SKPA.
35
4.1.3 Tahap Perencanaan Pembangunan
4.1.3.1 Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Aceh (RPJPA)
38
4.2 Penyusunan APBA
4.2.1 Kebijakan Umum Penyusunan APBA
1. Penetapan prioritas ditujukan untuk menentukan skala
atau peringkat wewenang/urusan/fungsi atau program
dan kegiatan yang harus dilakukan lebih dahulu
dibandingkan dengan program atau kegiatan yang lain.
2. Kebijakan Umum APBA yang selanjutnya disingkat KUA
adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang
pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi
yang mendasarinya untuk periode 1(satu) tahun
3. KUA serta PPA yang telah disepakati sebagaimana
dimaksud, masing-masing dituangkan ke dalam nota
kesepakatan yang ditandatangani bersama antara
kepala daerah dengan pimpinan DPRA.
4. Plafon anggaran sementara merupakan jumlah rupiah
batas tertinggi yang dapat dianggarkan oleh setiap satuan
kerja perangkat Aceh, termasuk didalamnya belanja
pegawai.
5. Dalam hal kepala daerah berhalangan, yang bersangkutan
dapat menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk
menandatangani nota kesepakatan KUA dan PPAS.
6. Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap,
penandatanganan nota kesepakatan KUA dan PPAS
dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk oleh pejabat yang
berwenang.
7. RKA-SKPA disusun dengan menggunakan pendekatan
kerangka pembangunan jangka menengah Aceh,
penganggaran terpadu dan penganggaran berdasarkan
prestasi kerja.
8. Pendekatan kerangka pembangunan jangka menengah Aceh
dilaksanakan dengan menyusun perkiraan maju yang
berisikan perkiraan kebutuhan anggaran untuk program
dan kegiatan yang direncanakan dalam tahun anggaran
berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan.
39
9. Pendekatan penganggaran terpadu dilakukan dengan
memadukan seluruh proses perencanaan dan penganggaran
pendapatan, belanja, dan pembiayaan di lingkungan SKPA
untuk menghasilkan dokumen rencana kerja dan anggaran.
10. Pendekatan penganggaran berdasarkan prestasi kerja
dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara
pendanaan dengan keluaran yang diharapkan dari kegiatan
dan hasil serta manfaat yang diharapkan termasuk
efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut.
4.2.2 Kebijakan Umum Kegiatan Lanjutan
1. Pendanaan kegiatan lanjutan, menutup defisit anggaran
dan mendanai kewajiban lainnya menggunakan SiLPA
tahun anggaran sebelumnya.
2. Dituangkan kedalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Lanjutan SKPA (DPAL-SKPA) Tahun Anggaran berikutnya
sesuai DPA SKPA Tahun Anggaran berikutnya dengan
berpedoman pada format Lampiran B.III Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. DPAL-SKPA
disahkan oleh SKPA sebagai dasar pelaksanaan anggaran
dan dalam rangka penyelesaian pekerjaan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Untuk penetapan jumlah anggaran yang disahkan dalam
DPAL-SKPA masing-masing dilakukan sebagai berikut:
a) Penelitian terhadap penyebab keterlambatan
penyelesaian pekerjaan, sepanjang penyebabnya
diluar kelalaian penyedia Barang/Jasa atau pengguna
barang/jasa, kegiatan tersebut dapat di DPAL-kan.
Apabila keterlambatan penyelesaian pekerjaan
disebabkan kelalaian penyedia barang/jasa atau
pengguna barang/jasa maka tidak dapat di DPAL-
kan, sehingga kegiatan yang belum dilaksanakan
dianggarkan kembali sesuai ketentuan yang belaku.
40
b) Jumlah anggaran yang disahkan dalam DPAL setelah
terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap:
(1) Sisa DPA-SKPA yang belum diterbitkan SPD
dan/atau belum diterbitkan SPM atas kegiatan
yang bersangkutan;
(2) Sisa SPD yang belum diterbitkan SPM;
(3) SP2D yang belum diuangkan.
c) Pengganggaran beban belanja atas pelaksaan
kegiatan lanjutan yang telah dituangkan dalam DPAL
SKPA dimaksud, agar ditampung kembali di dalam
Perubahan APBA tahun anggaran berkenaan pada
belanja langsung Pos SKPA berkenaan.
d) Dalam hal ini Pemerintah Aceh mempunyai kewajiban
kepada pihak ketiga terkait dalam pekerjaan yang
telah selesai dalam tahun anggaran sebelumnya,
maka harus dianggarkan kembali pada akun Belanja
APBA Tahun Anggaran berikutnya sesuai kode
rekening berkenaan. Tata cara penganggaran
dimaksud terlebih dahulu melakukan perubahan atas
Peraturan Gubernur Aceh tentang Penjabaran APBA
Tahun Anggaran berikutnya dan diberitahukan
kepada pimpinan DPRA untuk selanjutnya ditampung
dalam Qanun tentang Perubahan APBA Tahun
Anggaran berikutnya.
4.2.3 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang Terkait Dalam
Penyusunan APBA
1. Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA)
Uraian tugas:
a) membahas rancangan KUA dan PPAS bersama
Pemerintah Aceh untuk disepakati bersama
sehingga menghasilkan Nota Kesepakatan KUA dan
Nota Kesepakatan PPAS yang ditandatangani oleh
Pimpinan DPRA dan Pemerintah Aceh;
41
b) membahas rancangan Qanun tentang APBA beserta
Nota Keuangan bersama Pemerintah Aceh sesuai
dengan dokumen KUA dan PPAS sehingga
menghasilkan persetujuan bersama terhadap
Rancangan Qanun APBA yang ditandatangani oleh
Pimpinan DPRA dan Gubernur.
2. Gubernur
Uraian tugas:
a) menyampaikan rancangan KUA dan PPAS kepada
DPRA;
b) membahas rancangan KUA dan PPAS bersama
DPRA;
c) manandatangani surat edaran tentang Pedoman
Penyusunan RKA SKPA;
d) menyampaikan Rancangan Qanun tentang APBA
beserta lampiran dan Nota Keuangan ke DPRA;
e) membahas Rancangan Qanun tentang APBA beserta
lampiran dan Nota Keuangan ke DPRA;
f) menyerahkan Rancangan Qanun tentang APBA
beserta lampiran dan Nota Keuangan kepada DPRA;
g) menyampaikan Rancangan Qanun tentang APBA
yang telah mendapat persetujuan bersama
Pemerintah Aceh dan DPRA dan Rancangan
Peraturan Gubernur Aceh tentang Penjabaran APBA
kepada Menteri Dalam Negeri;
h) menetapkan Rancangan Qanun tentang APBA dan
Rancangan Peraturan Gubernur Aceh tentang
Penjabaran APBA menjadi Qanun tentang APBA dan
Peraturan Gubernur Aceh tentang Penjabaran
APBA;
i) menyampaikan Qanun tentang APBA dan Peraturan
Gubernur Aceh tentang Penjabaran APBA kepada
Menteri Dalam Negeri selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja setelah ditetapkan.
42
3. Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA)
Uraian tugas:
a) menyusun rancangan awal Kebijakan Umum APBA
(KUA) dan Rancangan KUA Perubahan;
b) menyusun rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran
(PPAS) APBA dan PPAS APBA Perubahan;
c) menyusun Rancangan Surat Edaran Gubernur Aceh
tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPA/RKA-SKPA
Perubahan dan RKA-PPKA/RKA-PPKA Perubahan
sebagai acuan Kepala SKPA dan Kepala SKPKA;
d) melakukan pembahasan dan penelitian terhadap
RKA-SKPA/RKA-SKPA Perubahan dengan KUA, KUA
Perubahan, PPAS, PPAS Perubahan, Prakiraan serta
Dokumen Perencanaan dan Penganggaran lainnya;
e) menyerahkan hasil pembahasan kepada
Koordinator Pengelolaan Keuangan Aceh melalui
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Aceh (SKPKA);
f) menyusun Rancangan APBA/Rancangan APBA
Perubahan beserta lampiran dan Nota Keuangan
APBA/Nota Keuangan APBA Perubahan;
g) melakukan penyempurnaan rancangan Qanun
tentang APBA/APBA Perubahan bersama Panitia
Anggaran DPRA sesuai dengan hasil evaluasi
Menteri Dalam Negeri;
h) melakukan verifikasi dan finalisasi Rancangan RKA-
SKPA/ RKA-PPKA, RKA-SKPA/RKA-PPKA Perubahan
menjadi DPA-SKPA/DPA-PPKA, DPA-SKPA/DPA-PPKA
Perubahan dan Rancangan Kas SKPA kepada PPKA;
i) menandatangani RKA-SKPA/RKA-PPKA, RKA-
SKPA/RKA-PPKA Perubahan menjadi DPA-SKPA/DPA-
PPKA, DPA-SKPA/DPA-PPKA Perubahan;
j) menyiapkan serta melaksanakan kebijakan
Gubernur Aceh lainnya dalam rangka penyusunan
APBA/APBA Perubahan.
43
4. Sekretaris Daerah
Uraian tugas:
a) memimpin dan mengkoordinasikan TAPA;
b) menyetujui rancangan awal KUA dan PPAS;
c) menyerahkan rancangan KUA kepada Gubernur;
d) menyetujui rancangan awal PPAS menjadi Rancangan PPAS;
e) menyerahkan rancangan PPAS yang disetujui kepada
Gubernur;
f) menyetujui Rancangan Awal Surat Edaran Gubernur
Aceh tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPA;
g) menyerahkan Rancangan Awal Surat Edaran
Gubernur Aceh kepada Gubernur;
h) mengkoordinasi penyebaran Surat Edaran Gubernur
Aceh tentang Pedoman Penyusunan RKA SKPA kepada
SKPA-SKPA;
i) melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang
pedoman penyusunan RKA-SKPA;
j) menyerahkan Rancangan Qanun APBA beserta
lampiran dan Nota Keuangan kepada Gubernur;
k) memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPA dan
perubahan DPA-SKPA.
5. Pejabat Pengelola Keuangan Aceh (PPKA)
Uraian tugas:
a) memberikan masukan tentang struktur APBA dan
kode rekening sebagai bahan masukan Surat Edaran
Gubernur Aceh;
b) menyusun RKA-PPKA sebagai berikut:
(1) RKA PPKA yaitu ringkasan Anggaran pendapatan
belanja dan pembiayaan PPKA;
(2) RKA PPKA 1 rincian anggaran pendapatan PPKA;
(3) RKA PPKA 2.1 rincian anggaran belanja tidak
langsung PPKA;
(4) RKA PPKA 3.1 rincian penerimaan pembiayaan Aceh;
(5) RKA PPKA 3.2 rincian pengeluaran pembiayaan Aceh.
44
c) melakukan kompilasi atas RKA-SKPA dengan
data tambahan berupa Laporan Keuangan dan
Daftar Pegawai, menjadi Rancangan Qanun APBA
beserta lampiran dan Nota Keuangan;
d) menyerahkan Rancangan Qanun APBA beserta
lampiran dan Nota Keuangan kepada Sekretaris
Daerah ;
e) menyiapkan Rancangan Peraturan Gubernur Aceh
tentang Penjabaran APBA dan lampiran Rancangan
Peraturan Gubernur Aceh Penjabaran APBA
berdasarkan Persetujuan Bersama Rancangan Qanun
APBA dan RKA-SKPA;
f) menyerahkan Rancangan Peraturan Gubernur Aceh
tentang Penjabaran APBA kepada Gubernur;
g) menyerahkan RKA-SKPA kepada TAPA untuk
dilakukan pembahasan;
h) menyusun Rancangan Qanun APBA beserta
lampiran;
i) menyerahkan Rancangan Qanun APBA beserta
lampiran kepada Sekretaris Daerah Aceh;
j) membuat surat pemberitahuan kepada semua SKPA
agar menyusun dan menyampaikan rancangan
DPA-SKPA dan Anggaran Kas paling lambat 3 (tiga)
hari setelah Peraturan Gubernur Aceh tentang
Penjabaran APBA ditetapkan;
k) memberikan otorisasi rancangan DPA-SKPA dan
anggaran kas SKPA;
l) mengesahkan rancangan DPA-SKPA yang telah
disetujui oleh Sekretaris Daerah menjadi DPA-SKPA
dan Anggaran Kas SKPA;
m) memberikan tembusan DPA-SKPA kepada SKPA
yang bersangkutan, Inspektorat Aceh dan BPK;
45
6. Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA)
Uraian tugas:
a) menerima Surat Edaran Gubernur Aceh tentang
Pedoman Penyusunan RKA-SKPA;
b) menyusun RKA masing-masing berdasarkan SE
tersebut;
c) menyusun RKA-SKPA sebagai berikut:
(1) RKA SKPA yaitu ringakasan Anggaran
pendapatan dan belanja SKPA;
(2) RKA SKPA 1 rincian anggaran pendapatan SKPA;
(3) RKA SKPA 2.1 rincian anggaran belanja tidak
langsung SKPA;
(4) RKA SKPA 2.2 rekapitulasi anggaran belanja
langsung menurut program dan kegiatan SKPA;
(5) RKA SKPA 2.2.1 rincian anggaran belanja
langsung menurut program dan kegiatan SKPA;
d) menyerahkan RKA-SKPA yang telah disiapkan oleh
masing-masing SKPA kepada PPKA untuk memulai
pembahasan dengan TAPA;
e) menyerahkan RKA-SKPA kepada PPKA;
f) Menyiapkan rancangan anggaran kas SKPA untuk
dibahas dengan PPKA;
g) Menyusun rancangan DPA-SKPA dan menyerahkan
kepada PPKA dalam batas waktu 6 (enam) hari
setelah pemberitahuan diterima dari PPKA.
46
4.2.4 Dokumen dan Catatan yang Digunakan
1. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Aceh (RKA-SKPA)
RKA-SKPA merupakan formulir ringkasan anggaran
Satuan Kerja Perangkat Aceh yang sumber datanya
berasal dari ringkasan jumlah pendapatan menurut
kelompok dan jenis (RKA-SKPA 1), jenis belanja tidak
langsung menurut kelompok dan jenis (RKA-SKPA 2.1),
penggabungan dari seluruh jumlah kelompok dan jenis
belanja langsung (RKA-SKPA 2.2.1).
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH Formulir
RKA-SKPA Pemerintah Aceh Tahun Anggaran ………….
Urusan Pemerintahan Organisasi
: :
Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Satuan Kerja Perangkat Aceh
Kode Rekening Uraian Jumlah
(Rp) 1 2 3
Surplus/(Defisit)
Pembiayaan neto ………, tanggal……. Kepala SKPA (tanda tangan) (nama lengkap) NIP…………….
Cara Pengisian Formulir RKA-SKPA
1. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
2. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan
pemerintahan dan nama urusan pemerintahan Aceh yang
dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
3. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat Aceh dan nama SKPA.
47
4. Kolom 1 diisi dengan rekening pendapatan/nomor kode rekening
belanja/nomor kode rekening pembiayaan. Pengisian kode rekening
dimaksud secara berurutan dimulai dari kode rekening akun
pendapatan/belanja/pembiayaan, diikuti dengan masing-masing
kode rekening kelompok pendapatan/belanja/pembiayaan dan diakhiri
dengan kode rekening jenis pendapatan/belanja/pembiayaan.
5. Kolom 2 diisi dengan uraian pendapatan/belanja/pembiayaan:
a. Pencantuman pendapatan diawali dengan uraian pendapatan,
selanjutnya diikuti dengan uraian kelompok dan setiap uraian
kelompok diikuti dengan uraian jenis pendapatan yang dipungut
atau diterima oleh SKPA sebagaimana dianggarkan dalam formulir
RKA-SKPA 1.
b. Untuk belanja diawali dengan pencantuman uraian belanja,
selanjutnya urusan belanja dikelompokan ke dalam Belanja
Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Dalam kelompok
Belanja Tidak Langsung diuraikan jenis-jenis belanja sesuai
dengan yang tercantum dalam formulir RKA-SKPA 2.1.
Dalam kelompok Belanja Langsung diuraikan jenis-jenis belanja
sesuai dengan yang tercantum dalam formulir RKA-SKPA 2.2.1.
c. Untuk pembiayaan diawali dengan pencantuman uraian
pembiayaan, selanjutnya uraian pembiayaan dikelompokkan ke
dalam penerimaan dan pengeluaran pembiayaan.
Dalam kelompok penerimaan pembiayaan diuraikan jenis-jenis
penerimaan sesuai dengan yang tercantum dalam formulir RKA-
SKPA 3.1. Dalam kelompok pengeluaran pembiayaan diuraikan
jenis-jenis pengeluaran sesuai dengan yang tercantum dalam
formulir RKA-SKPA 3.2.
6. Kolom 3 diisi dengan jumlah menurut kelompok, menurut jenis
pendapatan, menurut jenis belanja. Jumlah dimaksud merupakan
penjumlahan dari jumlah yang tercantum dari formulir RKA-SKPA 1,
formulir RKA-SKPA 2.1, seluruh formulir RKA-SKPA 2.2.1.
7. Surplus diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan lebih
besar dari jumlah anggaran belanja.
8. Defisit diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan lebih
48
kecil dari jumlah anggaran belanja, dan ditulis dalam tanda
kurung.
9. Khusus formulir RKA SKPKA sebagaimana diterangkan diatas, pada
kolom 3 diisi dengan jumlah menurut kelompok, jenis penerimaan
dan pengeluaran pembiayaan. Selanjutnya pada kolom 2 diisi
dengan uraian pembiayaan neto untuk menerangkan selisih antara
jumlah penerimaan pembiayaan dengan jumlah pengeluaran
pembiayaan yang tercantum dalam kolom 3. Pencantuman
mengenai ringkasan pembiayaan pada formulir RKA–SKPA pada
prinsipnya sama dengan yang diuraikan dalam formulir RKA–SKPA
3.1 dan formulir RKA–SKPA 3.2.
10. Nama ibu kota, tanggal, bulan dan tahun diisi berdasarkan
pembuatan formulir RKA–SKPA, dengan mencantumkan nama
jabatan Kepala SKPA.
11. Formulir RKA–SKPA ditandatangani oleh Kepala SKPA dengan
mencantumkan nama lengkap dan Nomor Induk Pegawai.
12. Formulir RKA–SKPA dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
13. Apabila formulir RKA–SKPA lebih dari satu halaman, maka pada
halaman berikutnya cukup dimulai dari ringkasan anggaran
pendapatan, belanja dan pembiayaan SKPA serta pengisian nama
ibukota, tanggal, bulan, tahun, nama jabatan dan tanda tangan
Kepala SKPA ditempatkan pada halaman terakhir dan setiap halaman
diberi nomor urut.
49
2. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Aceh 1 (RKA –SKPA 1)
RKA-SKPA 1 merupakan formulir untuk menyusun
rencana pendapatan atau penerimaan SKPA dalam tahun
anggaran yang direncanakan. Nomor kode rekening dan
uraian nama kelompok, jenis, objek dan rincian objek
pendapatan yang dicantumkan dalam formulir RKA–
SKPA1 disesuaikan dengan pendapatan tertentu yang
akan dipungut atau penerimaan tertentu dari pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi SKPA.
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH Formulir
RKA-SKPA 1 Pemerintah Aceh Tahun Anggaran ………….
Urusan Pemerintahan Organisasi
: :
Rincian Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Aceh
Kode Rekening Uraian Rincian Perhitungan Jumlah
(Rp) Volume Satuan Tarif/Harga
1 2 3 4 5 6 = 3 x 5
Jumlah
………, tanggal……. Kepala SKPA (tanda tangan) (nama lengkap) NIP…………….
Keterangan : Tanggal Pembahasan : Catatan Hasil Pembahasan : 1. 2. Dst
Tim Anggaran Pemerintah Aceh No Nama NIP Jabatan Tanda Tangan
1 2
dst
50
Cara Pengisian Formulir RKA-SKPA 1
a. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
b. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan
dan nama urusan pemerintahan Aceh yang dilaksanakan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
c. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat Aceh dan nama
SKPA.
d. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan rekening akun, kelompok,
jenis, objek, rincian objek pendapatan SKPA.
e. Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama akun, kelompok, jenis,
objek, rincian objek pendapatan SKPA.
f. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah target dan rincian objek
pendapatan yang direncanakan, seperti jumlah kendaraan bermotor,
jumlah liter bahan bakar kendaraan bermotor, jumlah kepala
keluarga, jumlah pasien, jumlah pengunjung, jumlah kendaraan yang
memanfaatkan lahan 50ariff, jumlah bibit perikanan/pertanian/
peternakan/kehutanan/perkebunan, jumlah limbah yang diuji,
jumlah kios/kaki lima, jumlah pemakaian/penggunaan sarana
olahraga/gedung/lahan milik pemerintah Aceh, jumlah unit barang
bekas milik pemerintah Aceh yang dijual, jumlah uang yang
ditempatkan pada bank tertentu dalam bentuk tabungan atau giro,
jumlah modal yang disertakan atau diinvestasikan.
g. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian
objek yang direncanakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/
tahun, ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan lain
sebagainya.
h. kolom 5 (tarif/harga) diisi dengan 50ariff pajak/retribusi atau
harga/nilai satuan lainnya dapat berupa besarnya tingkat suku
bunga, persentase bagian laba, atau harga atas penjualan barang
milik Aceh yang tidak dapat dipisahkan.
i. Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah pendapatan yang
direncanakan menurut kelompok, jenis, objek, rincian objek
pendapatan. Jumlah pendapatan dari setiap rincian objek yang
dianggarkan merupakan hasil perkalian kolom 3 dengan kolom 5.
51
j. Formulir RKA–SKPA 1 merupakan input data untuk menyusun
formulir RKA–SKPA.
k. Nama ibu kota, tanggal, bulan dan tahun diisi berdasarkan
pembuatan formulir RKA–SKPA 1, dengan mencantumkan nama
jabatan Kepala SKPA.
l. Formulir RKA–SKPA 1 ditandatangani oleh Kepala SKPA dengan
mencantumkan nama lengkap dan Nomor Induk Pegawai.
m. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir RKA–SKPA 1
oleh TAPA. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasan oleh
TAPA untuk mendapatkan perhatian Kepala SKPA dicantumkan
dalam baris catatan hasil pembahasan.
n. Seluruh TAPA menandatangani formulir RKA– SKPA 1 yang telah
dibahas dan dilengkapi dengan nama, Nomor Induk Pegawai dan
jabatan.
o. Formulir RKA–SKPA dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
p. Apabila formulir RKA–SKPA lebih dari satu halaman, maka pada
halaman berikutnya cukup diisi mulai dari ringkasan anggaran
pendapatan, belanja dan pembiayaan SKPA serta pengisian nama
ibukota, tanggal, bulan, tahun, nama jabatan dan tanda tangan
Kepala SKPA ditempatkan pada halaman terakhir dan setiap
halaman diberi nomor urut.
52
3. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Aceh 2.1 (RKA–SKPA 2.1)
Formulir RKA-SKPA 2.1 merupakan formulir untuk
menyusun rencana kebutuhan belanja tidak langsung
Satuan Kerja Perangkat Aceh dalam tahun anggaran
yang direncanakan.
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN Formulir
RKA-SKPA 2.1
SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH Pemerintah Aceh
Tahun Anggaran ………….
Urusan Pemerintahan : Organisasi :
Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Aceh
Kode Rekening Uraian Rincian Perhitungan
Tahun n+1 Volume Satuan Harga
Satuan Jumlah
1 2 3 4 5 6 = 3 x 5 7
Jumlah
………, tanggal……. Kepala SKPA (tanda tangan) (nama lengkap) NIP…………….
Keterangan : Tanggal Pembahasan : Catatan Hasil Pembahaasn : 1 2 Dst
Tim Anggaran Pemerintah Aceh
No Nama NIP Jabatan Tanda Tangan
1
2 dst
53
Cara Pengisian Formulir RKA-SKPA 2.1
Untuk memenuhi azas transparansi dan prinsip anggaran berdasarkan
prestasi kerja, pengisian rincian perhitungan tidak diperkenankan
mencantumkan satuan ukuran yang tidak terukur, seperti paket, pm,
up, lumpsum.
1. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
2. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan
dengan nama urusan pemerintahan Aceh yang dilaksanakan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
3. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat Aceh dan nama SKPA.
4. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening akun,
kelompok, jenis, objek dan rincian objek Belanja Tidak Langsung.
5. Kolom 2 (uraian) diisi dengan nama akun, kelompok, jenis, objek
dan rincian objek Belanja Tidak Langsung.
6. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah satuan dapat berupa jumlah
orang/pegawai.
7. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian
objek yang direncanakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/
tahun, ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
8. Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa
tarif, harga, tingkat suku bunga, dan nilai kurs.
9. Kolom 6 (jumlah tahun n) diisi dengan jumlah perkalian antara
jumlah volume dengan jumlah satuan dan harga satuan. Setiap
jumlah uraian rincian objek dijumlahkan menjadi jumlah rincian
objek belanja. Setiap jumlah rincian objek pada masing-masing objek
belanja selanjutnya dilanjutkan dengan jumlah objek belanja
berkenaan. Setiap objek belanja pada masing-masing jenis belanja
kemudian dijumlahkan menjadi jumlah jenis belanja.
10. Kolom 7 (jumlah tahun n+1) diisi dengan perkiraan jumlah menurut
jenis belanja untuk 1 tahun berikutnya.
11. Baris jumlah pada kolom 7 merupakan penjumlahan dari
seluruh jenis belanja Tidak Langsung yang tercantum dalam
kolom 7.
54
12. Formulir RKA-SKPA 2.1 lebih dari satu halaman, maka pada
halaman-halaman berikutnya cukup diisi dari rincian Belanja Tidak
Langsung SKPA dan setiap halaman diberi nomor urut halaman.
13. Apabila formulir RKA-SKPA 2.1 lebih dari satu halaman maka
pada halaman-halaman berikutnya cukup diisi mulai dari
rincian Belanja Tidak Langsung, SKPA dan setiap halaman diberi
nomor urut halaman.
14. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan RKA-SKPA 2.1.
15. Formulir RKA-SKPA 2.1 ditandatangani oleh kepala SKPA dengan
mencantumkan nama lengkap dan NIP yang bersangkutan.
16. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir RKA-SKPA
2.1 oleh TAPA. Apabila terdapat catatan dari hasil oleh TAPA untuk
mendapatkan perhatian kepala SKPA dicantumkan dalam baris
catatan hasil pembahasan.
17. Seluruh anggota TAPA menandatangani formulir RKA-SKPA 2.1
yang telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP dan jabatan.
18. Apabila formulir RKA-SKPA 2.1 lebih dari satu halaman maka
tanggal, bulan dan tahun pembuatan, kolom tanda tangan dan
nama kepala SKPA, serta keterangan tanggal pembahasan, catatan
hasil pembahasan, nama, NIP, jabatan dan tanda tangan TAPA
ditempatkan pada halaman terakhir. Selanjutnya setiap lembar
RKA-SKPA 2.1 yang telah dibahas diparaf oleh setiap anggota TAPA.
19. Formulir RKA-SKPA 2.1 merupakan input data untuk menyusun
formulir RKA-SKPA.
55
4. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Aceh
2.2.1 (RKA-SKPA 2.2.1)
RKA-SKPA 2.2.1 digunakan untuk merencanakan Belanja
Langsung setiap kegiatan yang diprogramkan. Apabila
dalam satu program terdapat satu atau lebih kegiatan,
maka setiap kegiatan dituangkan dalam formulir RKA-
SKPA 2.2.1
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH Formulir
RKA-SKPA 2.2.1 Pemerintah Aceh Tahun Anggaran ………….
Urusan Pemerintahan : ……….. Organisasi : …………. Program : …………. Kegiatan : ………… Lokasi Kegiatan : Rp ……… (…………….) Jumlah Tahun n-1 : Rp ……… (…………….) Jumlah Tahun n : Rp ……… (…………….) Jumlah Tahun n+1 : Rp ……… (…………….)
Indikator dan Tolok Ukur Kinerja Belanja Langsung Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
Capaian Program Masukan Keluaran Hasil
Kelompok Sasaran Kegiatan : ………………………………….. Rincian Anggaran Belanja Langsung
Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Aceh
Kode Rekening Uraian Rincian Perhitungan
Jumlah (Rp) Volume Satuan
Harga Satuan
1 2 3 4 5 6 = 3 X 5
Jumlah
………, tanggal……. Kepala SKPA (tanda tangan) (nama lengkap) NIP…………….
Keterangan : Tanggal Pembahasan : Catatan Hasil Pembahasan : 1.
2. Dst
Tim Anggaran Pemerintah Aceh No Nama NIP Jabatan Tanda Tangan 1 2
dst
56
Cara Pengisian formulir RKA – SKPA 2.2.1
1. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
2. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan
dan nama urusan Pemerintah Aceh yang dilaksanakan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi SKPA.
3. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat Aceh dan nama satuan
kerja perangkat Aceh.
4. Baris kolom program diisi dengan nomor kode program dan nama
program dari kegiatan yang berkenaan. Program merupakan
instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan atau kegiatan mesyarakat yang dikoordinasikan oleh
SKPA untuk mencapai sasaran dan tujuan kegiatan yang ditetapkan
untuk memperoleh alokasi anggaran.
5. Baris kolom kegiatan diisi dengan nomor kode kegiatan dan nama
kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan merupakan tindakan
yang akan dilaksanakan sesuai dengan program yang direncanakan
untuk memperoleh keluaran atau hasil tertentu yang diinginkan
dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
6. Baris kolom lokasi kegiatan diisi dengan nama lokasi atau tempat dari
setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Lokasi atau tempat
dimaksud dapat berupa nama desa/kelurahan, kecamatan.
7. Baris kolom jumlah tahun n-1 diisi dengan jumlah perkiraan belanja
kegiatan berkenaan untuk 1 (satu) tahun sebelumnya.
8. Baris kolom jumlah tahun n diisi dengan jumlah perkiraan belanja
kegiatan berkenaan pada tahun yang direncanakan.
9. Baris kolom jumlah tahun n+1 diisi dengan jumlah perkiraan belanja
kegiatan berkenaan untuk tahun berikutnya.
10. Indikator dan tolok ukur kinerja belanja langsung (wajib diisi):
Contoh 1
Program : Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam
pembangunan.
Kegiatan : Pelatihan keterampilan dalam rangka peningkatan kualitas
dan produktivitas hasil jahitan ibu-ibu rumah tangga.
57
- Tolok ukur untuk capaian program : ibu-ibu rumah
tangga yang bergerak di bidang usaha jahit menjahit.
- Target kinerja untuk capaian program : 5000 orang.
- Tolok ukur untuk masukan : jumlah dana yang
dibutuhkan.
- Target kinerja untuk masukan : Rp 100 juta.
- Tolok ukur untuk keluaran : terlatihnya ibu-ibu
rumah tangga mendayagunakan peralatan menjahit
secara optimal.
- Target kinerja untuk keluaran : 500 orang.
- Tolok ukur untuk hasil : meningkatnya kemampuan
menjahit ibu-ibu rumah tangga yang dilatih.
- Taget kinerja untuk hasil ; 450 orang dari 5000 orang
(9% dari target capaian program).
Contoh 2
Program : Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun.
Kegiatan : Pembangunan gedung sekolah SMP.
- Tolok ukur untuk capaian program : kualitas
pendidikan bagi seluruh anak usia pendidikan SMP.
- Target kinerja untuk capaian program : 1000 anak
didik usia SMP.
- Tolok ukur untuk masukan : jumlah dana yang
dibutuhkan.
- Target kinerja untuk masukan : Rp 5 milyar.
- Tolok ukur untuk keluaran : tersedianya ruang
belajar bagi peserta didik SMP.
- Target kinerja untuk keluaran : 5 gedung SMP.
- Tolok ukur untuk hasil : tersedianya ruang belajar
yang dapat menampung peserta didik SMP.
- Taget kinerja untuk hasil : 5 gedung untuk 600
peserta didik atau 60% dari target capaian program.
11. Kelompok sasaran kegiatan diisi dengan penjelasan terhadap
karakteristik kelompok sasaran seperti status ekonomi dan gender.
58
Contoh 1 : Ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai potensi
menjahit yang perlu dikembangkan namun disisi lain
kemampuan ekonomi terbatas.
Contoh 2 : Peserta didik usia SMP yang belum tertampung di
sekolah SMP.
12. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening akun, kelompok,
jenis, objek dan rincian objek Belanja Langsung.
13. Kolom 2 (uraian) diisi dengan nama akun, kelompok, jenis, objek dan
rincian objek Belanja Langsung.
14. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah satuan dapat berupa jumlah
orang/pegawai dan barang
15. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian objek
yang direncanakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun,
ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
16. Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa tarif,
harga, tingkat suku bunga, dan nilai kurs.
17. Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah volume
dengan jumlah satuan dan harga satuan. Setiap jumlah uraian
rincian objek dijumlahkan menjadi jumlah rincian objek belanja.
Setiap jumlah rincian objek pada masing-masing objek belanja
selanjutnya dilanjutkan dengan jumlah objek belanja berkenaan.
Setiap objek belanja pada masing-masing jenis belanja kemudian
dijumlahkan menjadi jumlah jenis belanja. Penjumlahan dari seluruh
jenis belanja merupakan jumlah kelompok Belanja Langsung yang
dituangkan dalam formulir RKA – SKPA 2.2.1
18. Formulir RKA–SKPA 2.2.1 dapat diperbanyak sesuai dengan
kebutuhan
19. Formulir RKA-SKPA 2.2.1 lebih dari satu halaman, maka pada
halaman-halaman berikutnya cukup diisi dari rincian Belanja
Langsung program per kegiatan SKPA dan setiap halaman diberi
nomor urut halaman.
20. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan perbuatan RKA-SKPA 2.2.1.
21. Formulir RKA-SKPA 2.2.1 ditandatangani oleh kepala SKPA dengan
mencantumkan nama lengkap dan NIP yang bersangkutan.
59
22. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir RKA-SKPA
2.2.1 oleh TAPA. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasan oleh
TAPA untuk mendapatkan perhatian kepala SKPA dicantumkan
dalam baris catatan hasil pembahasan.
23. Seluruh anggota TAPA menandatangani formulir RKA-SKPA 2.2.1
yang telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP dan jabatan.
24. Apabila formulir RKA-SKPA 2.1 lebih dari satu halaman maka pada
halaman-halaman berikutnya cukup diisi mulai dari rincian Belanja
Tidak Langsung, SKPA dan setiap halaman diberi nomor urut
halaman.
25. Apabila formulir RKA-SKPA 2.2.1 lebih dari satu halaman maka
tanggal, bulan dan tahun pembuatan, kolom tanda tangan dan nama
kepala SKPA, serta keterangan tanggal pembahasan, catatan hasil
pembahasan, nama, NIP, jabatan dan tanda tangan TAPA
ditempatkan pada halaman terakhir. Selanjutnya setiap lembar RKA-
SKPA 2.2.1 yang telah dibahas di paraf oleh setiap anggota TAPA.
26. Formulir RKA-SKPA 2.2.1 merupakan input data untuk menyusun
formulir RKA-SKPA.
60
5. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Aceh 2.2. (RKA-SKPA 2.2.)
Formulir RKA-SKPA 2.2 merupakan formulir rekapitulasi
dari seluruh program dan kegiatan satuan kerja
perangkat Aceh yang dikutip dari setiap formulir RKA-
SKPA 2.2.1 (Rincian Anggaran Belanja Langsung
menurut program dan per kegiatan Satuan Kerja
Perangkat Aceh).
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH
Formulir RKA-SKPA 2.2
Pemerintah Aceh Tahun Anggaran ………….
Urusan Pemerintahan Organisasi
: ……………………… : ………………………
Rekapitulasi Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan
Kode Program/ Kegiatan
Uraian Lokasi Target
Jumlah Tahun n
Tahun n+1 Belanja
Pegawai Barang & Jasa Modal Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9=6+7+8 10 XX Program… XX Kegiatan … XX Kegiatan … XX Kegiatan … XX dst XX dst
Jumlah
… Tanggal….. Menyetujui Kepala SKPA (nama lengkap) NIP : ………………
Cara Pengisian Formulir RKA-SKPA 2.2
1. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
2. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan
pemerintahan dan nama urusan Pemerintah Aceh yang
dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
3. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama
SKPA.
61
4. Kolom 1 (kode program) diisi dengan nomor kode program.
5. Kolom 2 (kode kegiatan) diisi dengan nomor kode kegiatan.
6. Untuk nomor kode program dan kegiatan tersebut pada kolom 5
dan 6 tersebut diatas disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
7. Kolom 3 (uraian) diisi dengan uraian nama program yang
selanjutnya diikuti dengan penjabaran uraian kegiatan untuk
mendukung terlaksananya program dimaksud.
8. Kolom 4 (lokasi kegiatan) diisi dengan nama lokasi atau tempat
setiap kegiatan dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud dapat
berupa nama desa/kelurahan atau kecamatan.
9. Kolom 6 (Jumlah tahun n belanja pegawai) diisi dengan jumlah
belanja pegawai per program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam tahun yang direncanakan. Jumlah belanja pegawai per
program merupakan penjumlahan dari seluruh jumlah belanja
pegawai per kegiatan yang termasuk dalam program yang
dimaksud, sedangkan untuk jumlah belanja pegawai setiap
kegiatan merupakan jumlah belanja pegawai untuk mendukung
pelaksanaan masing-masing kegiatan.
10. Kolom 7 (jumlah tahun n barang dan jasa) diisi dengan jumlah
belanja barang dan jasa per program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam tahun yang direncanakan. Jumlah belanja
barang dan jasa per program merupakan penjumlahan dari seluruh
jumlah belanja barang dan jasa per kegiatan yang termasuk dalam
program yang dimaksud, sedangkan untuk jumlah belanja barang
dan jasa setiap kegiatan merupakan jumlah belanja barang dan
jasa untuk mendukung pelaksanaan masing-masing kegiatan.
11. Kolom 8 (jumlah tahun n modal) diisi dengan jumlah belanja modal
per program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun
yang direncanakan. Jumlah belanja modal per program merupakan
penjumlahan dari seluruh jumlah belanja modal per kegiatan yang
termasuk dalam program yang dimaksud, sedangkan untuk jumlah
belanja modal setiap kegiatan merupakan jumlah belanja modal
untuk mendukung pelaksanaan masing-masing kegiatan.
62
12. Kolom 9 (jumlah tahun n) diisi dengan jumlah menurut program
dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun yang
direncanakan. Jumlah program merupakan penjumlahan dari
seluruh jumlah kegiatan yang termasuk dalam program yang
dimaksud, sedangkan untuk jumlah belanja setiap kegiatan
merupakan penjumlahan dari seluruh jenis belanja untuk
mendukung pelaksanaan masing-masing kegiatan.
13. Kolom 10 (jumlah tahun n+1) diisi dengan jumlah menurut program
dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam 1 tahun berikutnya
dari tahun yang direncanakan. Kolom ini diisi apabila program dan
kegiatan tersebut diselesaikan lebih dari satu tahun. Dalam hal
program dan kegiatan tersebut dalam tahun yang direncanakan
merupakan tahun terakhir maka kolom 10 tidak perlu diisi.
14. Baris jumlah kolom 6,7,8,9 dan kolom 10 diisi dengan
penjumlahan dari seluruh jumlah program yang tercantum dalam
kolom 6, 7, 8, 9 dan kolom 10.
15. Nama ibukota, tanggal, bulan dan tahun diisi berdasarkan
pembuatan formulir RKA–SKPA 2.2, dengan mencantumkan nama
jabatan Kepala SKPA.
16. Formulir RKA–SKPA 2.2 ditandatangani oleh Kepala SKPA dengan
mencantumkan nama lengkap dan NIP.
17. Formulir RKA–SKPA 2.2 dapat diperbanyak sesuai dengan
kebutuhan.
- Apabila formulir RKA–SKPA 2.2 lebih dari satu halaman,
maka pada halaman berikutnya cukup diisi mulai dari
rekapitulasi anggaran belanja langsung berdasarkan
program dan kegiatan serta pengisian nama ibukota, tanggal,
bulan, tahun, nama jabatan dan tanda tangan Kepala SKPA
ditempatkan pada halaman terakhir dan setiap halaman
diberi nomor urut.
63
6. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Aceh
3.1 (RKA-SKPA 3.1)
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH Formulir
RKA-SKPA 3.1 Pemerintah Aceh
Tahun Anggaran …………. Urusan Pemerintahan Organisasi
: :
Rincian Penerimaan Pembiayaan
Kode Rekening Uraian Jumlah
(Rp) 1 2 3
Jumlah Penerimaan ………, tanggal……. Kepala SKPKA (tanda tangan) (nama lengkap) NIP…………….
Keterangan : Tanggal Pembahasan : Catatan Hasil Pembahasan : 1. 2. Dst
Tim Anggaran Pemerintah Aceh No Nama NIP Jabatan Tanda Tangan 1 2
dst
Cara Pengisian Formulir RKA – SKPA 3.1
Formulir ini tidak diisi oleh SKPA lainnya, tetapi pengerjaan dilakukan
oleh SKPKA.
1. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
2. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan
dan nama urusan Pemerintah Aceh yang dilaksanakan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi SKPA.
3. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat Aceh dan nama SKPA.
64
4. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan rekening akun, kelompok, jenis,
objek, rincian objek penerimaan pembiayaan.
5. Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama akun, kelompok, jenis,
objek, rincian objek penerimaan pembiayaan.
6. Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah jenis penerimaan pembiayaan
berkenaan yang merupakan hasil penjumlahan dari seluruh objek
penerimaan pembiayaan yang termasuk dalam jenis penerimaan
pembiayaan bersangkutan. Jumlah objek penerimaan pembiayaan
merupakan penjumlahan dari seluruh rincian objek penerimaan
pembiayaan yang termasuk dalam objek penerimaan pembiayaan
bersangkutan.
7. Jumlah penerimaan merupakan hasil dari penjumlahan seluruh jenis
penerimaan pembiayaan.
8. Formulir RKA–SKPA 3.1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
9. Apabila formulir RKA–SKPA 3.1 lebih dari satu halaman, maka
pada halaman berikutnya cukup diisi mulai dari rincian penerimaan
pembiayaan dan setiap halaman diberi nomor urut.
10. Tanggal, bulan dan tahun diisi berdasarkan pembuatan RKA–SKPA 3.1.
11. Formulir RKA–SKPA 3.1 ditandatangani oleh Kepala SKPA dengan
mencantumkan nama lengkap dan NIP.
12. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir RKA–SKPA 3.1
oleh TAPA. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasan oleh TAPA
untuk mendapatkan perhatian Kepala SKPA dicantumkan dalam baris
catatan hasil pembahasan.
13. Seluruh anggota TAPA menandatangani Formulir RKA–SKPA 3.1 yang
telah dibahas dan dilengkapi dengan nama, NIP dan jabatan.
14. Apabila formulir RKA–SKPA 3.1 lebih dari satu halaman, maka
tanggal, bulan dan tahun pembuatan, kolom tandatangan dan nama
Kepala SKPKA serta keterangan, tanggal pembahasan, catatan hasil
pembahasan, nama, NIP, jabatan dan tanda tangan TAPA ditempatkan
pada halaman terakhir. Selanjutnya setiap lembar RKA–SKPA 3.1 yang
telah dibahas diparaf oleh setiap anggota TAPA.
15. Formulir RKA–SKPA 3.1 merupakan input data untuk menyusun
formulir RKA–KPD.
65
7. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Aceh
3.2 (RKA-SKPA 3.2)
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH Formulir
RKA-SKPA 3.2 Pemerintah Aceh
Tahun Anggaran …………. Urusan Pemerintahan Organisasi
: :
Rincian Pengeluaran Pembiayaan
Kode Rekening Uraian Jumlah
(Rp) Jumlah Pengeluaran
………, tanggal……. Kepala SKPKA (tanda tangan) (nama lengkap) NIP…………….
Keterangan : Tanggal Pembahasan : Catatan Hasil Pembahasan : 1. 2. Dst
Tim Anggaran Pemerintah Aceh
No Nama NIP Jabatan Tanda Tangan 1 2
dst
Cara Pengisian Formulir RKA – SKPA 3.2
Formulir ini tidak diisi oleh satuan kerja perangkat Aceh lainnya,
pengerjaan dilakukan satuan kerja pengelola keuangan Aceh.
1. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
2. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan
dan nama urusan Pemerintah Aceh yang dilaksanakan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi SKPA.
66
3. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat Aceh dan nama SKPA.
4. Kolom 1 (kode rekening), diisi dengan rekening akun, kelompok,
jenis, objek, rincian objek pengeluaran pembiayaan.
5. Kolom 2 (uraian), diisi dengan uraian nama akun, kelompok, jenis,
objek, rincian objek pengeluaran pembiayaan.
6. Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah jenis pengeluaran pembiayaan
berkenaan yang merupakan hasil penjumlahan dari seluruh objek
pengeluaran pembiayaan yang termasuk dalam jenis pengeluaran
pembiayaan bersangkutan. Jumlah objek pengeluaran pembiayaan
merupakan penjumlahan dari seluruh rincian objek pengeluaran
pembiayaan yang termasuk dalam objek pengeluaran pembiayaan
bersangkutan.
7. Jumlah pengeluaran merupakan hasil dari penjumlahan seluruh jenis
pengeluaran pembiayaan.
8. Formulir RKA–SKPA 3.2 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
9. Apabila formulir RKA–SKPA 3.2 lebih dari satu halaman, maka pada
halaman berikutnya cukup diisi mulai dari rincian pengeluaran
pembiayaan dan setiap halaman diberi nomor urut.
10. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan RKA–SKPA 3.2.
11. Formulir RKA–SKPA 3.2 ditandatangani oleh Kepala SKPKA dengan
mencantumkan nama lengkap dan NIP.
12. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir RKA–SKPA
3.2 oleh TAPA. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasan oleh
TAPA untuk mendapatkan perhatian Kepala SKPA dicantumkan
dalam baris catatan hasil pembahasan.
13. Seluruh anggota TAPA menandatangani Formulir RKA–SKPA 3.2
yang telah dibahas dan dilengkapi dengan nama, NIP dan jabatan.
14. Apabila formulir RKA–SKPA 3.2 lebih dari satu halaman, maka
tanggal, bulan dan tahun pembuatan, kolom tanda tangan dan
nama Kepala SKPKA serta keterangan, tanggal pembahasan,
catatan hasil pembahasan, nama, NIP, jabatan dan tanda tangan
TAPA ditempatkan pada halaman terakhir. Selanjutnya setiap
lembar RKA–SKPA 3.2 yang telah dibahas diparaf oleh setiap
anggota TAPA.
67
15. Formulir RKA–SKPA 3.2 merupakan input data untuk menyusun
formulir RKA–SKPA.
4.2.5 Prosedur Penyusunan APBA
4.2.5.1 Prosedur Penyusunan KUA & PPAS
68
SEKDAURAIAN SKPA
SKPA menerima Surat Edaran Gubernur tentang Pedoman Penyusunan RKA‐SKPA. Berdasarkan SE tersebut, SKPA mulai menyusun RKA masing‐masing
SKPA menerima Surat Edaran Gubernur tentang Pedoman Penyusunan RKA‐SKPA. Berdasarkan SE tersebut, SKPA mulai menyusun RKA masing‐masing
SE Gubernur tentang Pedoman
Penyusunan RKA SKPA
SE G
ub
ern
ur
ten
tan
g P
ed
om
an P
en
yusu
nan
RK
A
SKP
A
1.1.
Penyusunan Rincian Anggaran Pendapatan
RKA SKPA 1
Penyusunan Rincian Anggaran Belanja Tidak
Langsung
RKA SKPA 2.2.1Penyusunan Rincian Anggaran Belanja
Langsung (Program & Kegiatan)
RKA SKPA 2.1
Penyusunan Rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja
Langsung (Program & Kegiatan)
Penyusunan Rincian Penerimaan Pembiayaan
RKA SKPA 3.1
Penyusunan Rincian Pengeluaran Pembiayaan
RKA SKPA 3.2
RKA SKPA 2.2 Penyusunan RKA SKPA
SKPA menyusun Rincian Anggaran Pendapatan untuk menghasilkan RKA‐SKPA 1. Form RKA‐SKPA 1 disiapkan hanya oleh SKPA Pemungut Pendapatan
SKPA menyusun Rincian Anggaran Pendapatan untuk menghasilkan RKA‐SKPA 1. Form RKA‐SKPA 1 disiapkan hanya oleh SKPA Pemungut Pendapatan
2.2.
SKPA menyusun Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung untuk menghasilkan RKA‐SKPA 2.1
SKPA menyusun Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung untuk menghasilkan RKA‐SKPA 2.1
3.3.
SKPA menyusun Rincian Anggaran Belanja Langsung masing‐masing kegiatan untuk menghasilkan RKA‐SKPA 2.2.1 untuk kemudian digabung dalam rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Langsung untuk menghasilkan RKA‐SKPA 2.2
SKPA menyusun Rincian Anggaran Belanja Langsung masing‐masing kegiatan untuk menghasilkan RKA‐SKPA 2.2.1 untuk kemudian digabung dalam rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Langsung untuk menghasilkan RKA‐SKPA 2.2
4.4.
SKPA yang bertindak sebagai SKPKA menyusun Rincian Penerimaan Pembiayaan untuk menghasilkan RKA‐SKPA 3.1.
SKPA yang bertindak sebagai SKPKA menyusun Rincian Penerimaan Pembiayaan untuk menghasilkan RKA‐SKPA 3.1.
5.5.
SKPA mengkompilasi dokumen RKA‐SKPA diatas menjadi RKA‐SKPA
RKA‐SKPA tersebut selanjutnya diserahkan kepada PPKA untuk proses penyusunan Raqan APBA
SKPA mengkompilasi dokumen RKA‐SKPA diatas menjadi RKA‐SKPA
RKA‐SKPA tersebut selanjutnya diserahkan kepada PPKA untuk proses penyusunan Raqan APBA
6.6. SKPA yang bertindak sebagai SKPKA menyusun Rincian Pengeluaran Pembiayaan untuk menghasilkan RKA‐SKPA 3.2.
SKPA yang bertindak sebagai SKPKA menyusun Rincian Pengeluaran Pembiayaan untuk menghasilkan RKA‐SKPA 3.2.
7.7.
Mencakup :
PPA untuk setiap Program SKPA dan rencana pendapatan dan pembiayaan
Sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPA dengan kinerja SKPA sesuai dengan SPM
Batas waktu penyampaian RKA‐SKPA kepada PPKA Hal‐hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPA
Lampiran: ‐KUA‐PPA‐Kode rekening APBA‐Format RKA‐SKPA‐Analisis Standar Belanja‐Standar satuan harga
Mencakup : PPA untuk setiap Program SKPA dan rencana pendapatan dan
pembiayaan Sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPA dengan kinerja
SKPA sesuai dengan SPM Batas waktu penyampaian RKA‐SKPA kepada PPKA
Hal‐hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPA
Lampiran: ‐KUA‐PPA‐Kode rekening APBA‐Format RKA‐SKPA‐Analisis Standar Belanja‐Standar satuan harga
{ {
Form RKA SKPA 1 disiapkan hanya oleh SKPA Pemungut Pendapatan
Form RKA SKPA 3,1 dan 3,2 Disiapkan oleh SKPA yang bertindak sebagai SKPKA
RKA SKPA
4.2.5.2 Prosedur Penyusunan RKA-SKPA
69
4.2.5.3 Prosedur Penyiapan dan Pembahasan Rancangan
Qanun APBA, dan Penyusunan Rancangan
Peraturan Gubernur Aceh Tentang Penjabaran APBA
70
4.2.5.4 Prosedur Evaluasi, Penetapan dan Pembatalan Rancangan Qanun APBA dan Rancangan Peraturan Gubernur Aceh Tentang Penjabaran APBA
71
4.2.5.5 Prosedur Rancangan Peraturan Gubernur Aceh Tentang Penjabaran APBA (DPRA tidak mengambil Keputusan Bersama)
72
BAB V PELAKSANAAN
5.1 Pelaksanaan Anggaran SKPA
5.1.1 Ketentuan Umum
1. Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada anggaran
belanja jika untuk pengeluaran tersebut tidak tersedia
atau tidak cukup tersedia dalam APBA.
2. Jumlah belanja yang dianggarkan dalam APBA
merupakan batas tertinggi untuk setiap pengeluaran
belanja.
3. Gubernur, Wakil Gubernur, Pimpinan dan Anggota
DPRA, Kepala SKPA dan Pejabat Aceh lainnya serta
bendahara dilarang melakukan pengeluaran atas
beban anggaran daerah untuk tujuan lain dari yang
telah ditetapkan dalam APBA.
4. Pengeluaran kas yang mengakibatkan beban APBA
tidak dapat dilakukan sebelum Rancangan Qanun
tentang APBA ditetapkan dan ditempatkan dalam
lembaran daerah.
5. Pengecualian atas pengeluaran kas sebagaimana
dimaksud huruf (4) adalah sebagai berikut :
a) Uang representasi berikut tunjangan pimpinan dan
anggota DPRA;
b) Gaji dan tunjangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah;
c) Gaji dan tunjangan PNS;
d) Belanja listrik, telpon, air, gas dan kebutuhan rumah
tangga kantor lainnya;
e) Belanja alat tulis kantor;
f) Pembayaran pokok utang dan bunga yang jatuh
tempo dengan jumlah yang cukup untuk keperluan
dalam tahun anggaran yang berkenaan;
g) Perjalanan dinas;
h) Pengeluaran lainnya yang dianggap mendesak seperti
73
belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan
tidak diharapkan berulang, misalnya penanggulangan
bencana alam dan bencana sosial yang tidak
diperkirakan sebelumnya termasuk pengembalian
atas pendapatan Aceh tahun-tahun sebelumnya.
6. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPA digunakan
sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh Kepala SKPA
sebagai pengguna anggaran.
7. Rancangan DPA-SKPA berisikan rincian sasaran yang
hendak dicapai, program, kegiatan, anggaran yang
disediakan untuk mencapai sasaran tersebut dan
rencana penarikan dana tiap-tiap SKPA serta pendapatan
yang diperkirakan.
8. BUA menyusun anggaran kas Pemerintah Aceh guna
mengatur ketersediaan dana yang cukup untuk
mendanai pengeluaran-pengeluaran sesuai dengan
rencana penarikan dana yang tercantum dalam DPA-
SKPA yang telah disahkan.
9. Anggaran kas memuat perkiraan arus kas masuk yang
bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas
keluar yang digunakan guna mendanai pelaksanaan
kegiatan dalam setiap periode.
10. Anggaran kas dibuat untuk menentukan besarnya uang
kas yang tersedia dan dijadikan acuan untuk pengisian
jumlah maksimal Surat Penyediaan Dana (SPD).
5.1.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang Terkait
Dalam Pelaksanaan Anggaran SKPA
1. Pejabat Pengelola Keuangan Aceh (PPKA)
Uraian tugas:
a) membuat Surat Pemberitahuan berdasarkan Qanun
APBA dan Peraturan Gubernur Aceh tentang
Penjabaran APBA paling lambat 3 hari kerja sejak
APBA ditetapkan;
b) menyerahkan Surat Pemberitahuan kepada SKPA;
74
c) mengotorisasi Rancangan DPA-SKPA dan
Rancangan Anggaran Kas SKPA;
d) menyerahkan Rancangan DPA-SKPA dan
Rancangan Anggaran Kas SKPA kepada TAPA;
e) menyusun Rancangan Anggaran Kas SKPA menjadi
Anggaran Kas Pemerintah Aceh;
f) mengesahkan Rancangan DPA-SKPA menjadi DPA-
SKPA;
g) menyerahkan DPA-SKPA kepada SKPA, Inspektorat,
dan BPK;
h) menyerahkan dokumen Anggaran Kas Pemerintah
Aceh dan DPA-SKPA kepada Kuasa BUA.
2. Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA)
Uraian tugas:
a) melakukan verifikasi Rancangan DPA-SKPA dan
Rancangan Anggaran Kas SKPA bersama Kepala
SKPA;
b) menyerahkan Rancangan DPA-SKPA yang lolos
verifikasi kepada Sekretaris Daerah dan Rancangan
Anggaran Kas SKPA yang lolos verifikasi kepada PPKA.
3. Sekretaris Daerah
Uraian tugas:
a) Menyetujui Rancangan DPA-SKPA dan menyerahkan
kepada PPKA.
4. Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA)
Uraian tugas:
a) menyusun Rancangan DPA-SKPA berdasarkan
Surat Pemberitahuan Qanun APBA dan Peraturan
Gubernur Aceh tentang Penjabaran APBA;
b) menyusun Rincian DPA Pendapatan SKPA untuk
menghasilkan DPA-SKPA 1;
c) menyusun Rincian DPA Belanja Tidak Langsung
SKPA untuk menghasilkan DPA-SKPA 2.1;
d) menyusun Rincian DPA Belanja Langsung masing-
75
masing kegiatan untuk menghasilkan DPA-SKPA
kemudian digabung dalam rekapitulasi Rincian DPA
Belanja Langsung untuk menghasilkan DPA-SKPA
2.2;
e) SKPA bertindak sebagai SKPKA;
(1) menyusun Rincian Penerimaan Pembiayaan
Aceh untuk menghasilkan DPA-SKPA 3.1;
(2) menyusun Rincian Pengeluaran Pembiayaan
Aceh untuk menghasilkan DPA-SKPA 3.2;
f) mengkompilasi dokumen-dokumen DPA-SKPA di
atas menjadi Rancangan DPA-SKPA. Rancangan
DPA-SKPA ini digunakan sebagai dasar pembuatan
Rancangan Anggaran Kas;
g) menyusun Rancangan Anggaran Kas SKPA
Berdasarkan Rancangan DPA-SKPA yang telah dibuat;
h) menyerahkan Rancangan DPA-SKPA dan Rancangan
Anggaran Kas SKPA kepada PPKA paling lambat 6
hari kerja setelah adanya pemberitahuan.
76
5.1.3 Dokumen dan Catatan yang digunakan dalam
Pelaksanaan
1. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Aceh 1 (DPA-SKPA 1) DPA-SKPA 1 yaitu
dokumen yang digunakan untuk menyusun rencana
pendapatan atau penerimaan SKPA dalam tahun
anggaran yang direncanakan
DOKUMEN PELAKSANAAN
ANGGARAN NOMOR DPA - SKPA Formulir
DPA-SKPA 1 SATUAN KERJA
PERANGKAT ACEH X.XX XX 00 00 4
Pemerintah Aceh Tahun Anggaran ………….
Urusan Pemerintahan Organisasi
: :
Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Aceh
Kode Rekening
Uraian Rincian Perhitungan Jumlah
(Rp) Volume Satuan Tarif/Harga 1 2 3 4 5 6 = 3 x 5
Jumlah
Mengesahkan Pejabat Pengelolaan Keuangan Aceh
(Tanda Tangan)
(nama lengkap) NIP : ……………
… Tanggal…..
Pengguna Anggaran
(Tanda Tangan)
(nama lengkap) NIP : ………….
Rencana Pendapatan
Per - Triwulan Tim Anggaran Pemerintah Aceh :
Triwulan I Rp….…… Triwulan II Rp….…… Triwulan III Rp….…… Triwulan IV Rp….…… Jumlah Rp. ……
No Nama NIP Jabatan Tanda Tangan
1
2
3
4
5
dst
77
Cara Pengisian Formulir DPA-SKPA 1
1. Nomor DPA-SKPA diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan,
nomor kode organisasi SKPA, nomor kode program diisi dengan kode
00 dan nomor kode kegiatan diisi dengan kode 00 serta nomor kode
anggaran pendapatan diisi dengan kode 4.
2. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
3. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan
dan nama urusan pemerintahan Aceh yang dilaksanakan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
4. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat Aceh dan nama SKPA.
5. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening kelompok, jenis,
objek, rincian objek pendapatan SKPA.
6. Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama kelompok, jenis, objek, dan
rincian objek pendapatan.
7. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah target dari rincian objek
pendapatan yang direncanakan, seperti jumlah kendaraan bermotor,
jumlah liter bahan bakar kendaraan bermotor, jumlah kepala
keluarga, jumlah pasien, jumlah pengunjung RSUD, jumlah bibit
perikanan/pertanian/peternakan/kehutanan/perkebunan, jumlah
limbah yang diuji, jumlah kios/los/kaki lima, jumlah
pemakaian/penggunaan sarana olahraga/gedung/lahan milik
Pemerintah Aceh, jumlah unit barang bekas milik Pemerintah Aceh
yang dijual, jumlah uang yang ditempatkan pada bank tertentu
dalam bentuk tabungan atau giro, jumlah modal yang disertakan atau
diinvestasikan.
8. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian
objek yang direncanakan seperti unit, waktu/jam/hari/ bulan/tahun,
ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
9. Kolom 5 (tarif/harga) diisi dengan tarif pajak/retribusi atau harga/nilai
satuan lainnya dapat berupa besarnya tingkat suku bunga, persentase
bagian laba, atau harga atas penjualan barang milik daerah yang tidak
dipisahkan.
10. Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah pendapatan yang direncanakan
menurut kelompok, jenis, objek, rincian objek pendapatan. Jumlah
78
pendapatan dari setiap rincian objek yang dianggarkan merupakan
hasil perkalian kolom 3 dengan kolom 5.
11. Rencana pendapatan per triwulan diisi dengan jumlah pendapatan
yang dapat dipungut atau diterima setiap triwulan selama tahun
anggaran yang direncanakan.
12. Pengisian setiap triwulan harus disesuaikan dengan rencana yang
dapat dipungut atau diterima. Oleh karena itu tidak dibenarkan
pengisian jumlah setiap triwulan dengan cara membagi 4 dari jumlah
yang direncanakan dalam satu tahun.
13. Tahun anggaran keakurasian data pelaksanaan anggaran per triwulan
sangat dibutuhkan untuk penyusunan anggaran kas dan
mengendalikan likuiditas Kas Umum Aceh serta penerbitan SPD.
14. Formulir DPA-SKPA 1 merupakan input data untuk menyusun
formulir DPA-SKPA.
15. Nama ibukota, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan formulir
DPA-SKPA 1, dengan mencantumkan nama jabatan Pengguna
Anggaran.
16. Formulir DPA-SKPA 1 ditandatangani oleh Pengguna Anggaran dengan
mencantumkan nama lengkap dan NIP dan disahkan oleh Pejabat
Pengelola Keuangan Aceh.
17. Formulir DPA-SKPA 1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
Apabila formulir DPA-SKPA 1 lebih dari satu halaman, setiap halaman
diberi nomor urut halaman.
79
2. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Aceh 2.1 (DPA-SKPA 2.1) DPA-SKPA 2.1
yaitu dokumen yang digunakan untuk menyusun
rencana kebutuhan belanja tidak langsung SKPA
dalam tahun anggaran yang direncanakan.
DOKUMEN PELAKSANAAN
ANGGARAN NOMOR DPA - SKPA Formulir DPA-
SKPA 2.1 SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH
X.XX XX 00 00 5 1
Pemerintah Aceh Tahun Anggaran ………….
Urusan Pemerintahan Organisasi
: :
Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Aceh
Kode Rekening
Uraian Rincian Penghitungan Jumlah
(Rp) Volume Satuan Tarif/Harga 1 2 3 4 5 6 = 3 x 5
Jumlah
Mengesahkan
Pejabat Pengelolaan Keuangan Aceh
(Tanda Tangan) (nama lengkap) NIP : ……………
… Tanggal…..
Pengguna Anggaran
(Tanda Tangan) (nama lengkap) NIP : ……………
Rencana Penarikan Dana Per - Triwulan
Tim Anggaran Pemerintah Aceh :
Triwulan I Rp. ….…… Triwulan II Rp. ….…… Triwulan III Rp. ….…… Triwulan IV Rp. ..….… Jumlah Rp. ………
No Nama NIP Jabatan Tanda Tangan
1 2
3 4 5
dst
Cara Pengisian Formulir DPA-SKPA 2.1
1. Nomor DPA-SKPA diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan,
nomor kode organisasi SKPA, nomor kode program diisi dengan
kode 00 dan nomor kode kegiatan diisi dengan kode 00 serta
nomor kode anggaran belanja diisi dengan kode 5 serta nomor
kode kelompok belanja tidak langsung diisi dengan kode 1.
80
2. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
3. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan
pemerintahan dan nama urusan pemerintahan Aceh yang
dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
4. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat Aceh dan nama
SKPA.
5. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening kelompok,
jenis, objek dan rincian objek belanja tidak langsung.
6. Kolom 2 (uraian) diisi dengan nama kelompok, jenis, objek dan
rincian objek belanja tidak langsung.
7. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah dapat berupa jumlah
orang/pegawai atau barang.
8. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian objek
yang direncanakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun,
ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
9. Kolom 5 (tarif/harga) diisi dengan harga satuan dapat berupa tarif,
harga, tingkat suku bunga dan nilai kurs.
10. Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah
volume dengan jumlah satuan dan harga satuan. Setiap jumlah
uraian rincian objek dijumlahkan menjadi jumlah rincian objek
belanja. Setiap jumlah rincian objek pada masing-masing objek
belanja selanjutnya dijumlahkan menjadi objek belanja berkenaan.
Setiap objek belanja pada masing-masing jenis belanja kemudian
dijumlahkan menjadi jumlah jenis belanja.
11. Rencana penarikan dana belanja tidak langsung setiap triwulan
selama tahun anggaran yang direncanakan, diisi dengan jumlah
yang disesuaikan dengan rencana kebutuhan. Oleh karena itu
tidak dibenarkan pengisian jumlah setiap triwulan dengan cara
membagi 4 dari jumlah yang direncanakan dalam satu tahun
anggaran. Keakurasian data pelaksanaan anggaran per triwulan
sangat dibutuhkan untuk penyusunan anggaran kas dan
mengendalikan likuiditas Kas Umum Aceh serta penerbitan SPD.
12. Formulir DPA-SKPA 2.1 merupakan input data untuk menyusun
Formulir DPA-SKPA.
81
13. Formulir DPA-SKPA 2.1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
14. Apabila Formulir DPA-SKPA 2.1 lebih dari satu halaman setiap
halaman diberi nomor urut halaman.
15. Nama ibukota, Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan
DPA-SKPA 2.1.
16. Formulir DPA-SKPA 2.1 ditandatangani oleh Pengguna Anggaran
dengan mencantumkan nama lengkap dan NIP kemudian disahkan
oleh PPKA.
82
3. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Aceh 2.2 (DPA-SKPA 2.2) DPA-SKPA 2.2
merupakan formulir rekapitulasi dari seluruh program
dan kegiatan SKPA yang dikutip dari setiap formulir
DPA-SKPA 2.2.1 (rincian anggaran belanja langsung
menurut program dan per kegiatan SKPA).
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH Formulir
DPA-SKPA 2.2
Pemerintah Aceh Tahun Anggaran ………….
Urusan Pemerintah : Organisasi :
Rekapitulasi Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan
Kode Program / Kegiatan
Uraian Lokasi Kegiatan
Target Kinerja (Kuantitatif)
Sumber Dana
Triwulan Jumlah
I II III IV
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=7+8+9+10
Jumlah
Mengesahkan
Pejabat Pengelolaan Keuangan Aceh
(Tanda Tangan)
(nama lengkap) NIP : ……………
… Tanggal…..
Pengguna Anggaran
(Tanda Tangan)
(nama lengkap) NIP : ……………
Tim Anggaran Pemerintah Aceh :
No Nama Nip Jabatan Tanda Tangan
1 2 3
4
5 6
dst
Cara Pengisian Formulir DPA-SKPA 2.2
1. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
2. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan
pemerintahan dan nama urusan pemerintahan daerah yang
83
dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
3. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat Aceh dan nama
SKPA.
4. Kolom 1 (kode program) diisi dengan nomor kode program.
5. Kolom 2 (kode kegiatan) diisi dengan nomor kode kegiatan.
6. Kolom 3 (uraian) diisi dengan uraian nama program yang
selanjutnya diikuti dengan penjabaran uraian kegiatan untuk
mendukung terlaksananya program dimaksud.
7. Kolom 4 (lokasi kegiatan) diisi dengan nama lokasi atau tempat
setiap kegiatan dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud dapat
berupa nama desa/kelurahan atau kecamatan.
8. Kolom 5 (taget kinerja) diisi dengan target kinerja program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan.
9. Kolom 6 (sumber dana) diisi dengan jenis sumber dana (PAA, bagi
hasil, DAU, DAK, lain-lain pendapatan yang sah) untuk mendanai
pelaksanaan program dan kegiatan yang direncanakan. Catatan
untuk kolom ini diisi oleh TAPA, kecuali apabila pendanaan untuk
program kegiatan tersebut sumber dananya sudah pasti, seperti
DAK, pinjaman daerah, dana darurat, bantuan khusus yang telah
ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
10. Jumlah per triwulan diisi sebagai berikut :
a. Kolom 7 diisi dengan jumlah belanja langsung yang dibutuhkan
untuk mendanai program dan kegiatan triwulan I dalam tahun
anggaran yang direncanakan.
b. Kolom 8 diisi dengan jumlah belanja langsung yang dibutuhkan
untuk mendanai program dan kegiatan triwulan II dalam tahun
anggaran yang direncanakan.
c. Kolom 9 diisi dengan jumlah belanja langsung yang dibutuhkan
untuk mendanai program dan kegiatan triwulan III dalam tahun
anggaran yang direncanakan.
d. Kolom 10 diisi dengan jumlah belanja langsung yang
dibutuhkan untuk mendanai program dan kegiatan triwulan IV
dalam tahun anggaran yang direncanakan. Pengisian setiap
kolom triwulan I sampai dengan triwulan IV harus disesuaikan
84
dengan rencana kegiatan yang senyatanya berdasarkan jadwal
pelaksanaan kegiatan. Oleh karena itu tidak dibenarkan
pengisian kolom triwulan dengan cara membagi 4 dari setiap
jumlah yang direncanakan dalam satu tahun anggaran. Hal
tersebut mengingat keakurasian data pelaksanaan anggaran
per triwulan sangat dibutuhkan untuk penyusunan anggaran
kas sebagai dasar pengendalian likuiditas Kas Umum Aceh dan
penerbitan SPD.
11. Kolom 11 (jumlah) diisi dengan hasil penjumlahan kolom 7, 8, 9
dan kolom 10.
12. Formulir DPA-SKPA 2.2 ditandatangani oleh Pengguna Anggaran
dengan mencantumkan nama lengkap dan NIP dan disahkan oleh
PPKA.
13. Formulir DPA-SKPA 2.2 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
14. Apabila formulir DPA-SKPA 2.2 lebih dari satu halaman, diberi nomor
urut halaman.
85
4. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Aceh 2.2.1 (DPA-SKPA 2.2.1). DPA-SKPA
2.2.1 yaitu dokumen yang digunakan untuk
merencanakan belanja langsung dari setiap kegiatan
yang diprogramkan.
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN NOMOR DPA - SKPA Formulir
DPA-SKPA 2.2.1
SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH X.XX XX XX 5 2
Pemerintah Aceh Tahun Anggaran ………….
Urusan Pemerintahan : Organisasi : Program : Kegiatan : Waktu Pelaksanaan : Lokasi Kegiatan : Sumber Dana :
Indokator & Tolok Ukur Kinerja Belanja Langsung Indokantor Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
Capain Program
Masukan
Keluaran
Hasil
Kelompok Sasaran kegiatan : Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung
Program dan Perkegiatan Satuan Kerja Perangkat Aceh
Kode Rekening Uraian Rincian Perhitungan
Jumlah Volume Satuan Harga
Satuan 1 2 3 4 5 6 = 3x5
Mengesahkan Pejabat Pengelolaan Keuangan Aceh
(Tanda Tangan)
(nama lengkap) NIP : …………
… Tanggal…..
Pengguna Anggaran
(Tanda Tangan)
(nama lengkap) NIP : ……..……
Rencana Penarikan Per - Triwulan Tim Anggaran Pemerintah Aceh :
Triwulan I Rp. …………….. Triwulan II Rp. …………….. Triwulan III Rp. …………….. Triwulan IV Rp. …………….. Jumlah Rp. ……………..
No Nama NIP Jabatan Tanda Tangan
1
2
3
5 6
dst
86
Cara Pengisian Formulir DPA-SKPA 2.2.1
1. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
2. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan
pemerintahan dan nama urusan pemerintahan Aceh yang
dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
3. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat Aceh dan nama
satuan kerja perangkat Aceh. Kolom 1 kode rekening diisi dengan
nomor kode rekening kelompok/jenis/objek belanja langsung.
4. Baris kolom program diisi dengan nama program dari kegiatan
yang berkenaan. Program merupakan instrumen kebijakan yang
berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan atau kegiatan
masyarakat yang dikoordinasikan oleh satuan kerja perangkat
Aceh untuk mencapai sasaran dan tujuan kegiatan yang
ditetapkan untuk memperoleh alokasi anggaran.
5. Baris kolom kegiatan diisi dengan nama kegiatan yang akan
dilaksanakan. Kegiatan merupakan tindakan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan program yang direncanakan untuk
memperoleh keluaran atau hasil tertentu yang diinginkan dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
6. Baris waktu pelaksanaan diisi dengan tanggal, bulan dan tahun
kegiatan yang akan dilaksanakan.
7. Baris kolom lokasi kegiatan diisi dengan nama lokasi atau tempat
dari setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Lokasi atau tempat
dimaksud dapat berupa nama desa/kelurahan/kecamatan.
8. Kolom tolok ukur kinerja diisi dengan tolok ukur kinerja dari setiap
masukan dapat berupa jumlah dana, jumlah SDM, jumlah jam
kerja, jumlah peralatan/teknologi yang dibutuhkan untuk
menghasilkan keluaran dalam tahun anggaran yang direncanakan.
Tolok ukur kinerja dari setiap keluaran diisi dengan jumlah
keluaran yang akan dihasilkan dalam tahun anggaran yang
direncanakan. Tolok ukur kinerja hasil diisi dengan manfaat yang
akan diterima pada masa yang akan datang.
9. Kolom target kinerja diisi dengan tingkat prestasi kerja yang dapat
diukur pencapaiannya atas masukan, keluaran dan hasil yang
ditetapkan dalam kolom tolok ukur kinerja.
10. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan nomor kode rekening
87
kelompok/jenis objek/rincian objek belanja langsung.
11. Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama kelompok, jenis, objek
dan rincian objek belanja langsung.
12. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah dapat berupa jumlah
orang/pegawai dan barang.
13. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian objek
uang direncanakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun,
ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
14. Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa
tarif, harga, tingkat suku bunga, nilai kurs.
15. Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah
volume dengan harga satuan. Setiap jumlah uraian rincian objek
dijumlahkan menjadi jumlah rincian objek belanja. Setiap jumlah
rincian objek pada masing-masing objek belanja selanjutnya
dijumlahkan menjadi objek belanja berkenaan. Setiap objek
belanja pada masing-masing jenis belanja kemudian dijumlahkan
menjadi jumlah jenis belanja. Penjumlahan dari seluruh jenis
belanja merupakan jumlah kelompok belanja tidak langsung yang
dituangkan dalam formulir DPA-SKPA 2.2.1.
16. Formulir DPA-SKPA 2.2.1 merupakan input data untuk menyusun
formulir DPA-SKPA 2.2 dan DPA-SKPA.
17. Formulir DPA-SKPA 2.2.1 dapat diperbanyak sesuai dengan
kebutuhan.
18. Apabila formulir DPA-SKPA 2.2.1 lebih dari satu halaman
setiap halaman diberi nomor urut halaman.
19. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan DPA-SKPA 2.2.1.
20. Formulir DPA-SKPA 2.2.1 ditandatangani oleh Pengguna Anggaran
dengan mencantumkan nama dan NIP yang bersangkutan dan
disahkan oleh PPKA.
21. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir DPA-SKPA 2.2.1
oleh TAPA. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasan oleh TAPA
untuk mendapatkan perhatian Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh
dicantumkan dalam kolom catatan hasil pembahasan.
22. Seluruh anggota TAPA menandatangani formulir DPA-SKPA 2.2.1 yang
telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP dan jabatan.
88
5. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Aceh 3.1 (DPA-SKPA 3.1) DPA-SKPA 3.1
yaitu dokumen yang digunakan untuk merencanakan
penerimaan pembiayaan dalam tahun anggaran yang
direncanakan.
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN NOMOR DPA - SKPA Formulir
DPA-SKPA 3.1 SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH X.XX XX 00 6 1
Pemerintah Aceh Tahun Anggaran ………….
Urusan Pemerintahan Organisasi
: :
Rincian Penerimaan Pembiayaan Kode
Rekening Uraian Jumlah
(Rp) 1 2 3
Jumlah Penerimaan
… Tanggal…..
Mengesahkan
Pejabat Pengelolaan Keuangan Aceh
(Tanda Tangan)
(nama lengkap) NIP : …………
Rencana Penerimaan Per-Triwulan Tim Anggaran Pemerintah Aceh :
Triwulan I Rp. …………….. Triwulan II Rp. …………….. Triwulan III Rp. ……………..
Triwulan IV Rp. ..……………. Jumlah Rp. ……………..
No Nama NIP Jabatan Tanda Tangan
1
2
3
4
5
6
dst
89
Cara Pengisian Formulir DPA-SKPA 3.1
Formulir ini tidak diisi oleh SKPA lainnya, pengerjaan dilakukan oleh
SKPKA.
1. Nomor DPA-SKPA diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan,
nomor kode organisasi SKPA, nomor kode program diisi dengan kode
00 dan nomor kode kegiatan diisi dengan kode 00 serta nomor kode
anggaran pembiayaan diisi dengan kode 6 serta nomor kode kelompok
penerimaan pembiayaan diisi dengan kode 1.
2. Provinsi diisi dengan nama Provinsi.
3. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
4. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan
dan nama urusan pemerintahan Aceh yang dilaksanakan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
5. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat Aceh dan nama SKPA.
6. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan nomor kode rekening akun
atau kelompok atau jenis atau objek atau rincian objek penerimaan
pembiayaan.
7. Kolom 2 (uraian) diisi dengan nama kelompok, jenis, objek dan
rincian objek penerimaan pembiayaan.
8. Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah jenis penerimaan pembiayaan
berkenaan yang merupakan hasil penjumlahan dari seluruh objek
penerimaan pembiayaan yang termasuk dalam jenis penerimaan
pembiayaan bersangkutan. Jumlah objek penerimaan merupakan
penjumlahan dari seluruh rincian objek penerimaan pembiayaan
yang termasuk dalam objek penerimaan pembiayaan bersangkutan.
9. Baris jumlah penerimaan merupakan hasil dari penjumlahan
seluruh jenis penerimaan pembiayaan.
10. Rencana penerimaan per triwulan diisi dengan jumlah penerimaan
pembiayaan yang diterima setiap triwulan selama tahun anggaran
yang direncanakan. Pengisian setiap triwulan harus disesuaikan
dengan rencana penerimaan pembiayaan. Oleh karena itu tidak
dibenarkan pengisian jumlah setiap triwulan dengan cara membagi 4
dari jumlah yang direncanakan dalam satu tahun anggaran.
Keakurasian data pelaksanaan anggaran per triwulan sangat
dibutuhkan untuk penyusunan anggaran kas dan mengendalikan
90
likuiditas Kas Umum Aceh serta penerbitan SPD.
11. Formulir DPA-SKPA 3.1 merupakan input data untuk menyusun
formulir DPA-SKPA dan dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
Apabila formulir DPA-SKPA 3.1 lebih dari satu halaman, setiap
halaman diberi nomor urut halaman. Tanggal, bulan, tahun diisi
berdasarkan pembuatan DPA-SKPA 3.1.
12. Formulir DPA-SKPA 3.1 ditandatangani oleh Pejabat Pengelola
Keuangan Aceh dengan mencantumkan nama lengkap dan NIP yang
bersangkutan.
91
6. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Aceh 3.2 (DPA-SKPA 3.2) DPA-SKPA 3.2
yaitu Dokumen yang digunakan untuk merencanakan
pengeluaran pembiayaan dalam tahun anggaran yang
direncanakan.
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN NOMOR DPA - SKPA Formulir
DPA-SKPA 3.2 SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH X.XX XX 00 6 2
Pemerintah Aceh Tahun Anggaran ………….
Urusan Pemerintahan Organisasi
: :
Rincian Pengeluaran Pembiayaan Kode
Rekening Uraian Jumlah
(Rp) 1 2 3
Jumlah Pengeluaran
… Tanggal…..
Mengesahkan
Pejabat Pengelolaan Keuangan Aceh
(Tanda Tangan)
(nama lengkap) NIP : …………
Rencana Pengeluaran Per-Triwulan Tim Anggaran Pemerintah Aceh :
Triwulan I Rp. …………….. Triwulan II Rp. …………….. Triwulan III Rp. ……………..
Triwulan IV Rp. ..……………. Jumlah Rp. ……………..
No Nama NIP Jabatan Tanda Tangan
1
2
3
4
5
6
dst
92
Cara Pengisian Formulir DPA-SKPA 3.2
Formulir ini tidak diisi oleh SKPA lainnya, pengerjaan dilakukan oleh
SKPKA.
1. Nomor DPA-SKPA diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan,
nomor kode organisasi SKPA, nomor kode program diisi dengan kode
00 dan nomor kegiatan diisi dengan nomor kode 00, nomor kode
anggaran pembiayaan diisi dengan kode 6 serta nomor kode kelompok
pengeluaran pembiayaan diisi dengan kode 2.
2. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
3. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan
dan nama urusan pemerintahan Aceh yang dilaksanakan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
4. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat Aceh dan nama SKPA.
5. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan nomor kode rekening kelompok
atau jenis atau objek atau rincian objek pengeluaran pembiayaan.
6. Kolom 2 (uraian) diisi dengan nama akun, kelompok, jenis, objek, dan
rincian objek pengeluaran pembiayaan.
7. Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah jenis pengeluaran pembiayaan
berkenaan yang merupakan hasil penjumlahan dari seluruh objek
pengeluaran pembiayaan yang termasuk dalam jenis pengeluaran
pembiayaan bersangkutan. Jumlah objek pengeluaran merupakan
penjumlahan dari seluruh rincian objek pengeluaran pembiayaan yang
termasuk dalam objek pengeluaran pembiayaan bersangkutan.
8. Baris jumlah pengeluaran merupakan hasil dari penjumlahan seluruh
jenis pengeluaran pembiayaan.
9. Rencana pengeluaran pembiayaan setiap triwulan selama tahun
anggaran yang direncanakan. Pengisian setiap triwulan harus
disesuaikan dengan rencana pengeluaran pembiayaan. Oleh karena itu
tidak dibenarkan pengisian jumlah setiap triwulan dengan cara
membagi 4 dari jumlah yang direncanakan dalam satu tahun
anggaran. Keakurasian data pelaksanaan anggaran per triwulan sangat
dibutuhkan untuk penyusunan anggaran kas dan mengendalikan
likuiditas Kas Umum Aceh serta penerbitan SPD.
93
10. Formulir DPA-SKPA 3.2 merupakan input data untuk menyusun
formulir DPA-SKPA dan dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
Apabila formulir ini lebih dari satu halaman, maka pada halaman-
halaman berikutnya cukup diisi mulai dari rincian pengeluaran
pembiayaan dan setiap halaman diberi nomor urut halaman. Tanggal,
bulan dan tahun diisi berdasarkan pembuatan DPA-SKPA 3.2.
Formulir ini ditandatangani oleh PPKA dengan mencantumkan nama
lengkap dan NIP.
94
7. Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan
Kerja Perangkat Aceh (Ringkasan DPA-SKPA) Ringkasan
DPA-SKPA merupakan kompilasi dari seluruh DPA–SKPA.
RINGKASAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH TAHUN ANGGARAN ……………. Formulir
DPA-SKPA Pemerintah Aceh
Tahun Anggaran …………. Urusan Pemerintahan Organisasi
: :
Kode Rekening
Uraian Jumlah
(Rp) 1 2 3
Jumlah Pendapatan
Jumlah Belanja Surplus/(Defisit)
Rencana Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Aceh Per-Triwulan
No Uraian Triwulan Tanda
Tangan I II III IV 1 2 3 4 5 6 7=3+4+5+6
1 Pendapatan
2.1 Belanja Tidak Langsung
2.2 Belanja Langsung
3.1 Penerimaam Pembiayaan
3.2 Pengeluaran Pembiayaan
… Tanggal…..
Menyetujui,
Sekretaris Daerah
(Tanda Tangan)
(nama lengkap) NIP : ……………
Cara Pengisian Formulir Ringkasan DPA-SKPA
Sumber data formulir DPA-SKPA diperoleh dari peringkasan
jumlah pendapatan menurut kelompok dan jenis pendapatan yang
diisi dalam formulir DPA-SKPA 1, jumlah belanja tidak langsung
95
menurut kelompok dan jenis belanja yang diisi dalam formulir DPA-
SKPA 2.1, dan penggabungan dari seluruh jumlah kelompok dan
jenis belanja langsung yang diisi dalam setiap formulir DPA-SKPA
2.2.1 .Khusus SKPKA pada formulir DPA-SKPA setelah surplus
dan defisit anggaran diuraikan kembali ringkasan penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan sebagaimana tercantum dalam formulir DPA-
SKPA 3.
1. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
2. Urusan pemerintahan dan nama diisi dengan nomor kode urusan
pemerintahan dan nama urusan pemerintahan Aceh yang
dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
3. Organisasi dan nama satuan kerja perangkat diisi dengan nomor
kode perangkat Aceh .
4. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan nomor kode rekening
pendapatan/nomor kode rekening belanja/nomor kode rekening
pembiayaan. Pengisian kode rekening dimaksud secara berurutan
dimulai dari kode rekening anggaran pendapatan/belanja/
pembiayaan, diikuti dengan masing-masing kode rekening kelompok
pendapatan/belanja/pembiayaan dan diakhiri dengan kode
rekening jenis pendapatan/belanja/pembiayaan.
5. Kolom 2 (uraian), diisi dengan uraian pendapatan/belanja/
pembiayaan.
a) Pencantuman pendapatan diawali dengan uraian pendapatan,
selanjutnya diikuti dengan uraian kelompok dan setiap uraian
kelompok diikuti dengan uraian jenis pendapatan yang
dipungut atau diterima oleh Satuan Kerja Perangkat Aceh.
b) Untuk belanja diawali dengan pencantuman uraian belanja,
selanjutnya uraian belanja dikelompokkan ke dalam belanja
tidak langsung dan belanja langsung.
c) Dalam kelompok belanja tidak langsung diuraikan jenis-jenis
belanja sesuai dengan yang tercantum dalam formulir DPA-
SKPA 2.1.
d) Dalam kelompok belanja langsung diuraikan jenis-jenis belanja
sesuai dengan yang tercantum dalam formulir DPA-SKPA 2.2.1.
96
e) Untuk pembiayaan diawali dengan pencantuman uraian
pembiayaan, selanjutnya uraian pembiayaan dikelompokkan ke
dalam penerimaan dan pengeluaran pembiayaan.
f) Dalam kelompok penerimaan pembiayaan diuraikan jenis-jenis
penerimaan sesuai dengan yang tercantum dalam formulir DPA-
SKPA 3.1.
g) Dalam kelompok pengeluaran pembiayaan diuraikan jenis-jenis
pengeluaran sesuai dengan yang tercantum dalam formulir
DPA-SKPA 3.2.
6. Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah menurut kelompok menurut
jenis pendapatan dan belanja.
7. Surplus diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan
lebih besar dari anggaran belanja.
8. Defisit diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan
lebih kecil dari jumlah anggaran belanja, dan ditulis dalam tanda
kurung.
9. Khusus Satuan Kerja Pengelola Keuangan Aceh (SKPKA) pada
formulir DPA-SKPA, setelah surplus/defisit anggaran diuraikan
mengenai pembiayaan.
10. Kode rekening, uraian dan jumlah penerimaan atau pengeluaran
pembiayaan sebagaimana dimaksud pada angka 10 diisi menurut
kelompok, jenis penerimaan dan pengeluaran pembiayaan.
11. Selanjutnya pada baris uraian pembiayaan netto menerangkan
selisih antara jumlah penerimaan pembiayaan dengan jumlah
pengeluaran pembiayaan yang tercantum dalam kolom 3.
12. Rencana pelaksanaan anggaran Satuan Kerja Perangkat Aceh per
triwulan diisi sebagai berikut :
a) Baris pendapatan diisi dengan jumlah pendapatan yang dapat
dipungut atau diterima setiap triwulan selama satu tahun
anggaran yang direncanakan.
b) Baris belanja tidak langsung diisi dengan jumlah belanja
tidak langsung yang dibutuhkan setiap triwulan selama satu
tahun anggaran yang direncanakan.
c) Baris belanja langsung diisi dengan jumlah belanja langsung
97
yang dibutuhkan untuk mendanai program dan kegiatan setiap
triwulan dalam tahun anggaran yang direncanakan.
d) Baris penerimaan pembiayaan diisi dengan jumlah pembiayaan
yang direncanakan dapat diterima setiap triwulan selama satu
tahun anggaran.
e) Baris pengeluaran pembiayaan diisi dengan jumlah
pembiayaan yang akan dikeluarkan setiap triwulan selama satu
tahun anggaran.
13. Kolom 7 (jumlah) diisi dengan penjumlahan dari jumlah pada kolom
3, kolom 4, kolom 5 dan kolom 6. Pengisian setiap kolom triwulan I
sampai dengan triwulan IV harus disesuaikan dengan rencana
kegiatan berdasarkan jadwal pelaksanaan kegiatan. Oleh karena
itu tidak dibenarkan pengisian jumlah setiap triwulan dengan
cara membagi empat dari jumlah yang direncanakan dalam satu
tahun anggaran. Keakurasian data pelaksanaan anggaran per
triwulan sangat dibutuhkan untuk penyusunan anggaran kas dan
mengendalikan likuiditas Kas Umum Aceh serta penerbitan SPD.
14. Formulir DPA-SKPA dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
15. Apabila formulir DPA-SKPA lebih dari satu halaman, setiap
halaman diberi nomor urut halaman.
16.Formulir ini ditandatangani oleh Sekretaris Daerah dengan
mencantumkan nama lengkap dan NIP.
98
8. Anggaran Kas PEMERINTAH ACEH
ANGGARAN KAS TAHUN ANGGARAN ………
Kode Rekening Uraian
Anggaran Tahun
ini (Rp)
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 2 3 4 5 6 7 Saldo Awal Kas Pendapatan Asli Aceh Retribusi Daerah …….. Dst Pembiayaan Penerimaan …….. Dst Jumlah Pendapatan dan Pembiayaan Penerimaan Jumlah Alokasi Kas yang Tersedia untuk Pengeluaran Alokasi Belanja Tidak Langsung dan Pembiayaan Pengeluaran Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai …….. Pembiayaan Pengeluaran Pembayaran Pokok Utang …….. Jumlah alokasi belanja tidak langsung & pembiayaan pengeluaran per bulan
Jumlah alokasi belanja tidak langsung & pembiayaan pengeluaran per triwulan Sisa kas setelah dikurangi belanja tidak langsung & pembiayaan pengeluaran per triwulan Belanja Langsung Belanja Langsung Kegiatan …. Kegiatan …. Jumlah alokasi belanja langsung per-bulan Jumlah alokasi belanja langsung per-triwulan Sisa kas setelah dikurangi belanja langsung per triwulan Jumlah alokasi belanja tidak langsung dan belanja langsung serta pembiayaan pengeluaran Sisa Kas Setelah dikurangi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung serta Pembiayaan Pengeluaran ………. Tanggal………… BUA / KUASA BUA (Tanda Tangan)
(Nama Lengkap)
99
Cara Pengisian Anggaran Kas
1. Formulir ini diisi oleh BUA/Kuasa BUA untuk menyusun anggaran
kas;
2. Setiap kolom mulai dari kolom 3 sampai dengan kolom 7
dijumlahkan pada baris terakhir;
3. Diisi dengan uraian rekening pendapatan dan pembiayaan
penerimaan;
4. Diisi dengan jumlah anggaran pendapatan dan pembiayaan
penerimaan yang tercantum dalam DPA-SKPA;
5. Diisi dengan perkiraan jumlah pendapatan dan pembiayaan
penerimaan setiap bulan di triwulan I (boleh per triwulan);
6. Diisi dengan perkiraan jumlah pendapatan dan pembiayaan
penerimaan setiap bulan di triwulan II (boleh per triwulan);
7. Diisi dengan perkiraan jumlah pendapatan dan pembiayaan
penerimaan setiap bulan di triwulan III (boleh per triwulan);
8. Diisi dengan perkiraan jumlah pendapatan dan pembiayaan
penerimaan setiap bulan di triwulan IV (boleh per triwulan);
9. Diisi dengan kode rekening rincian objek belanja dan pembiayaan
pengeluaran;
10. Diisi dengan uraian rekening belanja dan pembiayaan pengeluaran;
11. Diisi dengan perkiraan jumlah anggaran belanja dan pembiayaan
pengeluaran;
12. Diisi dengan perkiraan jumlah belanja dan pembiayaan
pengeluaran setiap bulan di triwulan I (boleh per triwulan);
13. Diisi dengan perkiraan jumlah belanja dan pembiayaan
pengeluaran setiap bulan di triwulan II (boleh per triwulan);
14. Diisi dengan perkiraan jumlah belanja dan pembiayaan
pengeluaran setiap bulan di triwulan III (boleh per triwulan);
15. Diisi dengan perkiraan jumlah belanja dan pembiayaan
pengeluaran setiap bulan di triwulan IV (boleh per triwulan);
100
5.1.4 Prosedur Penyiapan, Penyusunan dan Pengesahan
Rancangan DPA-SKPA dan Rancangan Anggaran Kas
102
Uraian SKPA PPKA TAPA SEKDA
1. TAPA menyerahkan Rancangan DPA-SKPA yang lolos verifikasi kepada SEKDA dan Rancangan Anggaran Kas SKPA yang lolos verifikasi kepada PPKA
2. PPKA menyusun Rancangan Anggaran Kas SKPA menjadi Anggaran Kas Pemerintah Aceh
3. SEKDA menyetujui Rancangan DPA-SKPA dan menyerahkan kepada PPKA
4. PPKA mengesahkan Rancangan DPA-SKPA menjadi DPA-SKPA
5. PPKA menyerahkan DPA-SKPA kepada SKPA, Inspektorat, dan BPK. Penyerahan kepada SKPA selambat-lambatnya 7 hari kerja sejak disahkan.
RancanganDPA-SKPA
RancanganDPA-SKPA
RancanganAnggaran Kas
SKPA
RancanganAnggaran Kas
SKPA
Anggaran KasPemerintah Aceh
RancanganDPA-SKPA
RancanganDPA-SKPA
DPA-SKPA
DPA-SKPA BPK & Inspektorat
103
5.2 Pelaksanaan Anggaran Lanjutan SKPA
5.2.1 Ketentuan Umum
1. Anggaran lanjutan ditujukan untuk pelaksanaan
kegiatan atas beban belanja langsung yang
diperkirakan belum selesai pada tahun berjalan.
2. Dana untuk melaksanakan kegiatan lanjutan ini
berasal Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA).
3. Rancangan Dokumen Pelaksanaan Anggaran lanjutan
SKPA berisikan sebagai berikut :
a) Saldo DPA tahun awal penganggaran;
b) Keterangan penyebab tidak dapat diselesaikannya
kegiatan tersebut sampai akhir tahun anggaran
berjalan;
c) Jumlah belanja yang telah dilakukan tahun pertama;
d) Jumlah anggaran yang dilanjutkan pada tahun
kedua.
5.2.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang terkait Dalam
Pelaksanaan Anggaran Lanjutan
1. Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA)
Uraian tugas :
a) Menyusun laporan akhir realisasi pelaksanaan
kegiatan fisik dan non fisik maupun keuangannya;
b) Menyusun Rancangan DPA-L SKPA;
c) Menyerahkan Rancangan DPA-L SKPA kepada PPKA
dan Laporan Akhir Realisasi paling lambat
pertengahan Desember tahun anggaran berjalan.
2. Pejabat Pengelola Keuangan Aceh (PPKA)
Uraian tugas :
a) Menerima laporan akhir realisasi pelaksanaan
kegiatan fisik dan non fisik maupun keuangannya
dari SKPA;
b) Melakukan verifikasi rancangan DPA-L SKPA;
c) mengesahkan rancangan DPA-L SKPA menjadi DPA-L
SKPA tahun anggaran berikutnya.
104
3. Pengguna Anggaran
Uraian tugas :
a) menyetujui rancangan DPA-L SKPA yang akan
diverifikasi PPKA.
4. Sekretaris Daerah
Uraian tugas :
a) menyetujui rancangan DPA-L SKPA yang akan
disahkan oleh PPKA.
105
5.2.3 Dokumen yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Anggaran
Lanjutan SKPA
1. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan Satuan
Kerja Perangkat Aceh (DPAL-SKPA) yaitu dokumen
yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan
yang belum diselesaikan pada tahun berjalan, dan sudah
melewati batas akhir penyusunan RKA-SKPA untuk
tahun anggaran selanjutnya dan ditujukan untuk
pembebanan kegiatan langsung.
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH
NOMOR DPAL - SKPA
Formulir
DPA-L SKPA
XX XX XX XX 5 2 L
Pemerintah Aceh
Tahun Anggaran ………….
Urusan Pemerintah :
Organisasi :
Program :
Kegiatan :
Waktu Pelaksanaan :
Lokasi Kegiatan :
Sumber Dana :
Indikator & Tolak Ukur Kinerja Belanja Langsung
Indikator Kinerja Tolak Ukur Kinerja Target Kinerja
Masukan
Keluaran
Hasil
Kelompok Sasaran Kegiatan : …………………..
Rincian Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung
Program/Kegiatan Lanjutan Satuan Kerja Perangkat Aceh
Kode
Rekening Uraian
Anggaran Tahun Sebelumnya
Realisasi
Saldo
Akhir
(DPAL) Volume Satuan Harga Satuan Tarif/Harga
1 2 3 4 5 6=3x5 7 8=6-7
Mengesahkan
Pejabat Pengelolaan Keuangan Aceh
(Tanda Tangan)
(nama lengkap)
NIP : …………
….… Tanggal……..
Pengguna Anggaran
(Tanda Tangan)
(nama lengkap)
NIP : …………
Rencana Pendapatan Per - Triwulan Tim Anggaran Pemerintah Aceh :
Triwulan I Rp. ……………..
Triwulan II Rp. ……………..
Triwulan III Rp. ……………..
Triwulan IV Rp. ……………..
Jumlah Rp. ……………..
No Nama Nip Jabatan Tanda
Tangan
1
2
3
4
5
6
dst
106
Cara Pengisian Formulir DPAL-SKPA
1 Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
2. Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan
pemerintahan dan nama urusan pemerintahan Aceh yang
dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
3. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat Aceh dan nama
SKPA.
4. Baris kolom program diisi dengan dengan nama Program dari
Kegiatan yang berkenaan.
5. Baris kolom kegiatan diisi dengan nama kegiatan yang akan
dilaksanakan.
6. Baris kolom lokasi kegiatan diisi dengan nama tempat atau lokasi
dari setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Tempat atau lokasi
dimaksud dapat berupa nama desa/kelurahan/ kecamatan.
7. Baris kolom sumber dana diisi dengan jenis sumber dana (PAD,
bagi hasil, DAU, DAK, lain-lain pendapatan yang sah) untuk
mendanai pelaksanaan program dan kegiatan yang direncanakan.
Catatan untuk baris kolom ini diisi oleh tim anggaran eksekutif,
kecuali apabila pendanaan untuk program kegiatan tersebut
sumber dananya sudah pasti, seperti DAK, pinjaman daerah, dana
darurat, bantuan khusus yang telah ditetapkan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Kolom tolok ukur kinerja diisi dengan tolok ukur kinerja dari setiap
masukan, keluaran, dan hasil yang diwujudkan dari pelaksanaan
program, kegiatan dan sumber daya yang digunakan.
9. Kolom target kinerja diisi dengan tingkat pencapaian yang
direncanakan pada masing-masing indikator kinerja.
10. Kolom 1 kode rekening diisi dengan nomor kode rekening
kelompok/jenis/objek/ rincian objek belanja langsung.
11. Kolom 2 uraian diisi dengan nama kelompok, jenis, objek dan
rincian objek belanja langsung yang dibutuhkan untuk mendanai
program dan kegiatan yang direncanakan.
12. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah dapat berupa jumlah
orang/pegawai dan barang.
107
13. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target
rincian objek yang direncanakan seperti unit/jam/hari/bulan/
tahun, ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
14. Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa
tarif, harga, tingkat suku bunga, nilai kurs.
15. Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah perkalian antara volume
dengan harga satuan. Setiap jumlah uraian rincian objek
dijumlahkan menjadi jumlah rincian objek belanja. Setiap jumlah
rincian objek pada masing-masing objek belanja selanjutnya
dijumlahkan menjadi objek belanja berkenaan. Setiap objek belanja
pada masing-masing jenis belanja kemudian dijumlahkan menjadi
jumlah jenis belanja.
16. Kolom 7 (Realisasi) diisi dengan realisasi belanja pada masing-
masing objek belanja.
17. Kolom 8 (Saldo Akhir) diisi dengan hasil pengurangan jumlah
anggara (kolom 6) dengan hasil realisasi (kolom 7).
18. Formulir DPAL-SKPA dapat diperbanyak sesuai kebutuhan.
19. Apabila Formulir DPAL-SKPA lebih dari satu halaman setiap
halaman diberi nomor urut halaman.
20. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan DPAL-SKPA.
21. Formulir DPAL-SKPA ditandatangani oleh Kepala SKPA dengan
mencantumkan nama lengkap dan NIP yang bersangkutan.
22. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir DPAL-SKPA
oleh TAPA. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasan oleh tim
anggaran pemerintah Aceh untuk mendapatkan perhatian Kepala
SKPA dicantumkan dalam kolom catatan hasil pembahasan.
23. Formulir ini ditandatangani oleh Pengguna Anggaran dengan
mencantumkan nama lengkap dan NIP, dan disahkan oleh PPKA.
24. Seluruh anggota TAPA menandatangani formulir DPAL-SKPA yang
telah dibahas yang dilengkapi dengan nama lengkap, NIP dan
jabatan.
109
5.3 Pelaksanaan Perubahan APBA
5.3.1 Ketentuan Umum
1. Perubahan APBA dapat dilakukan oleh Pemerintah
Aceh, apabila:
a) Perkembangan yang tidak sesuai dengan KUA yang
meliputi pelampauan atau tidak tercapainya proyeksi
pendapatan Aceh, alokasi belanja daerah, sumber dan
penggunaan pembiayaan yang semula telah ditetapkan
dalam KUA;
b) Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan
pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar
kegiatan dan antar jenis belanja;
c) Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih
tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun
berjalan;
d) Keadaan darurat;
e) Keadaan luar biasa;
f) SKPA dalam menyusun APBA Perubahan harus
mempedomani realiasasi anggaran sampai saat
perubahan Anggaran diajukan supaya tidak terjadi
revisi anggaran di atas yang telah terealisasi.
2. Perubahan APBA dilakukan satu kali dalam satu tahun
anggaran kecuali dalam keadaan luar biasa.
3. Perubahan DPA-SKPA meliputi peningkatan dan
pengurangan capaian target kinerja program dan kegiatan
dari yang telah ditetapkan semula.
4. Pergeseran anggaran antar objek belanja dalam jenis
belanja dilakukan atas persetujuan Sekretaris Daerah,
sedangkan pergeseran anggaran rincian objek belanja
dalam objek belanja berdasarkan persetujuan PPKA
5. Apabila keadaan darurat terjadi setelah ditetapkannya
perubahan APBA, maka pemerintah Aceh dapat melakukan
pengeluaran yang belum tersedia anggarannya dan
disampaikan dalam laporan realisasi anggaran.
110
5.3.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang Terkait Dalam
Pelaksanaan Perubahan APBA
1. Pejabat Pengelola Keuangan Aceh (PPKA)
Uraian tugas :
a) menyerahkan RKA SKPA perubahan APBA yang
diterima dari SKPA kepada TAPA;
b) melakukan proses penyusunan Rancangan Qanun
perubahan APBA beserta lampiran-lampiran;
c) membuat dokumen Rancangan Qanun APBA beserta
lampirannya dan dokumen nota keuangan perubahan
APBA;
d) menyerahkan dokumen Rancangan Qanun APBA
beserta lampirannya dan dokumen nota keuangan
perubahan APBA kepada Sekretaris Daerah;
e) mengarsipkan RKA SKPA;
f) menerima dokumen persetujuan bersama Rancangan
Qanun perubahan APBA;
g) melakukan proses penyiapan Rancangan Peraturan
Gubernur Aceh tentang Penjabaran Perubahan APBA;
h) membuat dokumen Rancangan Peraturan Gubernur
Aceh tentang Penjabaran Perubahan APBA;
i) menyerahkan dokumen Rancangan Peraturan
Gubernur Aceh tentang Penjabaran Perubahan APBA
kepada Gubernur;
j) mengarsipkan dokumen Rancangan Peraturan
Gubernur Aceh tentang Penjabaran Perubahan APBA;
k) membuat Surat Pemberitahuan;
l) mendistribusikan Surat Pemberitahuan kepada SKPA;
m) mengotorisasi Rancangan DPPA-SKPA;
n) kemudian menyerahkan Rancangan DPPA-SKPA
kepada TAPA;
o) mengesahkan Rancangan DPPA-SKPA menjadi DPPA-
SKPA;
p) menyerahkan DPPA-SKPA kepada SKPA;
111
2. Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA)
Uraian tugas :
a) mengidentifikasi faktor penyebab perubahan APBA;
b) melakukan proses penyusunan rancangan awal KUA
perubahan;
c) menyerahkan rancangan awal KUA perubahan kepada
Sekretaris Daerah;
d) menyerahkan rancangan KUA perubahan yang telah
disetujui Sekretaris Daerah kepada Gubernur;
e) menerima rancangan awal KUA perubahan yang
tidak disetujui oleh Sekretaris Daerah untuk dilakukan
proses penyusunan kembali rancangan awal KUA
perubahan;
f) menyerahkan Rancangan KUA perubahan yang telah
diotorisasi Gubernur kepada DPRA;
g) melakukan proses penyusunan rancangan awal PPAS
perubahan;
h) mengarsipkan Nota kesepakatan KUA perubahan dan
dokumen KUA perubahan;
i) menyerahkan rancangan awal PPAS diserahkan
kepada Sekretaris Daerah;
j) menyiapkan Rancangan Awal Surat Edaran Gubernur
Aceh tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPA
Perubahan APBA;
k) menyerahkan Rancangan Awal Surat Edaran
Gubernur Aceh tentang Pedoman Penyusunan RKA-
SKPA Perubahan APBA kepada Sekretaris Daerah;
l) menyiapkan rancangan awal Surat Edaran Gubernur
Aceh tentang pedoman penyusunan RKA SKPA
perubahan APBA;
m) menyerahkan rancangan awal Surat Edaran Gubernur
Aceh tentang pedoman penyusunan RKA SKPA
perubahan APBA kepada Sekretaris Daerah untuk
proses persetujuan;
112
n) Menyerahkan rancangan Surat Edaran Gubernur Aceh
tentang pedoman penyusunan RKA-SKPA perubahan
APBA yang telah disetujui Sekretaris Daerah kepada
Gubernur Aceh untuk diotorisasi;
o) Menerima kembali rancangan awal Surat Edaran
Gubernur Aceh pedoman penyusunan RKA-SKPA
perubahan APBA yang tidak disetujui Sekretaris
Daerah untuk dilakukan proses penyiapan kembali
rancangan awal tersebut;
p) melakukan pembahasan kesesuaian RKA-SKPA
perubahan APBA dengan KUA dan PPAS dan dokumen
lainnya;
q) menyerahkan RKA -SKPA perubahan APBA kepada
PPKA untuk dilanjutkan dengan proses berikutnya;
r) membahas Rancangan DPPA-SKPA;
s) menyerahkan Rancangan DPPA-SKPA kepada
Sekretaris Daerah untuk disetujui;
t) mengesahkan Rancangan DPPA-SKPA menjadi DPPA-
SKPA;
u) Menyerahkan DPPA-SKPA yang telah disahkan kepada
PPKA.
3. Sekretaris Daerah
Uraian tugas :
a) menyetujui Rancangan Awal Surat Edaran Gubernur
Aceh tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPA
Perubahan APBA;
b) menyerahkan Rancangan Surat Edaran Gubernur
Aceh tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPA
Perubahan APBA kepada Gubernur;
c) melakukan koordinasi penyebaran Surat Edaran
Gubernur Aceh tentang Pedoman Penyusunan RKA-
SKPA Perubahan APBA kepada seluruh SKPA;
d) menyerahkan rancangan Surat Edaran Gubernur Aceh
tentang pedoman penyusunan RKA-SKPA perubahan
113
APBA yang telah disetujui kepada Gubernur untuk
diotorisasi;
e) menyerahkan rancangan awal Surat Edaran Gubernur
Aceh pedoman penyusunan RKA-SKPA perubahan
APBA yang tidak disetujui kepada TAPA untuk
melakukan proses penyiapkan kembali rancangan
awal tersebut;
f) menerima Surat Edaran Gubernur Aceh tentang
pedoman penyusunan RKA-SKPA perubahan APBA;
g) menyerahkan Surat Edaran Gubernur Aceh tentang
pedoman penyusunan RKA-SKPA perubahan APBA;
h) Mengarsipkan Surat Edaran Gubernur Aceh tentang
pedoman penyusunan RKA-SKPA perubahan APBA;
i) melakukan otorisasi dokumen Rancangan Qanun
perubahan APBA beserta lampirannya dan dokumen
nota keuangan perubahan APBA;
j) melakukan proses sosialisasi Rancangan Qanun
perubahan APBA kepada masyarakat;
k) Menyetujui dan menyerahkan Rancangan DPPA-SKPA
kepada TAPA.
4. Gubernur Aceh
Uraian tugas :
a) melakukan otorisasi atas rancangan Surat Edaran
Gubernur Aceh tentang pedoman;
b) penyusunan RKA- SKPA perubahan APBA menjadi
Surat Edaran Gubernur Aceh tentang pedoman
penyusunan RKA-SKPA perubahan APBA;
c) menyerahkan rancangan Surat Edaran Gubernur Aceh
tentang pedoman penyusunan RKA-SKPA perubahan
APBA menjadi Surat Edaran Gubernur Aceh tentang
pedoman penyusunan RKA-SKPA perubahan APBA
kepada Sekretaris Daerah;
d) menerima dokumen Rancangan Qanun perubahan
APBA beserta lampirannya yang sudah melalui proses
114
sosialisasi pada masyarakat dan dokumen nota
keuangan perubahan APBA;
e) menyerahkan dokumen Rancangan Qanun perubahan
APBA beserta lampirannya dan nota keuangan kepada
DPRA paling lambat akhir September tahun anggaran
berjalan;
f) menerima dokumen Rancangan Qanun perubahan
APBA beserta lampirannya dari DPRA;
g) menerima dokumen Rancangan Peraturan Gubernur
Aceh Penjabaran perubahan APBA dari PPKA;
h) melakukan evaluasi atas dokumen Rancangan
Qanun perubahan APBA beserta lampirannya dan
dokumen Rancangan Peraturan Gubernur Aceh
Penjabaran perubahan APBA;
i) melakukan penyempurnaan atas hasil evaluasi
dokumen Rancangan Qanun perubahan APBA beserta
lampirannya yang diterima dari DPRA dan dokumen
Rancangan Peraturan Gubernur Aceh Penjabaran
perubahan APBA untuk diserahkan kepada Menteri
Dalam Negeri;
j) menetapkan Rancangan Qanun Perubahan APBA
beserta lampiran dan Rancangan Peraturan Gubernur
Aceh Penjabaran Perubahan APBA menjadi Qanun
Perubahan APBA dan Rancangan Peraturan Gubernur
Aceh Penjabaran Perubahan APBA;
k) menyerahkan Qanun Perubahan APBA dan Peraturan
Gubernur Aceh Penjabaran Perubahan APBA kepada
Menteri Dalam Negeri;
l) menyerahkan Qanun Perubahan APBA dan Peraturan
Gubernur Aceh Penjabaran Perubahan APBA kepada PPKA;
m) menerima kembali Qanun Perubahan APBA dan
Peraturan Gubernur Aceh Penjabaran Perubahan
APBA dari Menteri Dalam Negeri apabila dinyatakan
tidak sesuai dengan kepentingan umum, Peraturan
115
Perundangan yang lebih tinggi, dan Permendagri
untuk dilakukan penyempurnaan;
n) menerima Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang
pembatalan Qanun Perubahan APBA dan Peraturan
Gubernur Aceh tentang perubahan APBA, apabila
Gubernur Aceh dan DPRA tidak menindaklanjuti
penyempurnaan berdasarkan Keputusan Menteri
Dalam Negeri, Gubernur Aceh :
(1) menetapkan Peraturan Gubernur Aceh;
(2) Pelaksanaan Pengeluaran atas Pagu Tahun
Anggaran Berjalan;
(3) memberhentikan pelaksanaan Qanun Perubahan
dan mencabut Qanun Perubahan dengan
mengeluarkan Qanun pencabutan Qanun
Perubahan APBA selambat-lambatnya 7 hari kerja
setelah pembatalan;
5. Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA)
Uraian tugas :
a) melakukan pembahasan rancangan KUA bersama-
sama dengan pemerintah Aceh;
b) menghasilkan dokumen Nota kesepakatan KUA
perubahan dan dokumen KUA perubahan;
c) menyerahkan dokumen nota kesepakatan KUA
perubahan dan dokumen KUA perubahan diserahkan
kepada TAPA;
d) mengarsipkan dokumen nota kesepakatan KUA
perubahan dan dokumen KUA perubahan;
e) membahas Rancangan Qanun Perubahan APBA
beserta lampiran dan Nota Keuangan Perubahan APBA
bersama Pemerintah Aceh;
f) membuat persetujuan bersama tentang Rancangan
Qanun Perubahan APBA antara DPRA dan Gubernur
Aceh paling lambat tiga bulan sebelum tahun
anggaran yang bersangkutan berakhir.
116
5.3.3. Dokumen dan Catatan yang Digunakan dalam
Pelaksanaan Perubahan APBA
1. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan
Kerja Perangkat Aceh 1 (DPPA-SKPA 1) DPPA-SKPA 1
yaitu dokumen yang digunakan untuk menyusun
rencana perubahan pendapatan atau penerimaan SKPA
dalam tahun anggaran yang direncanakan.
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH Formulir DPPA SKPA1 Pemerintah Aceh
Tahun Anggaran …………. Urusan Pemerintah :
Organisasi :
Latar Belakang Perubahan / Dianggarkan
:
Perubahan APBA :
Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Aceh
Kode Rekening
Uraian
Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Bertambah (Berkurang) Rincian Perhitungan Rincian Perhitungan
Volume Satuan Tarif/Harga Jumlah Volume Satuan Tarif/Harga Jumlah (Rp) %
1 2 3 4 5 6=3x5 7 8 9 10=7x9 11=10-6 12
Mengesahkan Pejabat Pengelolaan Keuangan Aceh
(Tanda Tangan)
(nama lengkap)
NIP : ………………………
...… Tanggal…..
Pengguna Anggaran
(Tanda Tangan)
(nama lengkap)
NIP : ………………………
Rencana Pendapatan Per - Triwulan Tim Anggaran Pemerintah Aceh :
Triwulan I Rp. …………….. Triwulan II Rp. …………….. Triwulan III Rp. …………….. Triwulan IV Rp. ……………..
Jumlah Rp. ……………..
No Nama NIP Jabatan Tanda Tangan
1
2
3
4
5
dst
Cara Pengisian Formulir DPPA-SKPA 1
1. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
2. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan
dan nama urusan pemerintahan Aceh yang dilaksanakan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
3. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat Aceh dan nama SKPA
4. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening akun,
kelompok, jenis, objek, rincian objek pendapatan SKPA.
5. Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama akun, kelompok, jenis, objek,
dan rincian objek pendapatan.
6. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah target dari rincian objek
117
pendapatan yang sebelum perubahan, seperti jumlah kendaraan
bermotor, jumlah liter bahan bakar kendaraan bermotor, jumlah kepala
keluarga, jumlah pasien, jumlah pengunjung, jumlah kendaraan yang
memanfaatkan lahan parkir, jumlah bibit perikanan/pertanian/
peternakan/kehutanan/perkebunan, jumlah limbah yang diuji, jumlah
kios/los/kaki lima, jumlah pemakaian/ penggunaan sarana
olahraga/gedung/lahan milik Pemerintah Aceh, jumlah unit barang
bekas milik Pemerintah Aceh yang dijual, jumlah uang yang
ditempatkan pada bank tertentu dalam bentuk tabungan atau giro,
jumlah modal yang disertakan atau diinvestasikan.
7. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian objek
sebelum perubahan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun, ukuran
berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
8. Kolom 5 (tarif/harga) diisi dengan tarif pajak/retribusi atau harga/nilai
satuan lainnya dapat berupa besarnya tingkat suku bunga, persentase
bagian laba, atau harga atas penjualan barang milik daerah yang tidak
dipisahkan.
9. Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah pendapatan yang direncanakan
menurut kelompok, jenis, objek, rincian objek pendapatan. Jumlah
pendapatan dari setiap rincian objek yang dianggarkan merupakan
hasil perkalian kolom 3 dengan kolom 5.
10. Formulir DPPA-SKPA 1 merupakan input data untuk menyusun
formulir DPPA-SKPA.
11. Nama ibu kota, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan formulir
DPPA-SKPA 1, dengan mencantumkan nama jabatan Kepala SKPA.
12. Formulir DPPA-SKPA 1 ditandatangani oleh Pengguna Anggaran dengan
mencantumkan nama lengkap dan NIP, dan disahkan oleh PPKA.
13. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir DPPA-SKPA 1
oleh TAPA. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasan oleh
TAPA untuk mendapatkan perhatian Kepala SKPA dicantumkan dalam
kolom catatan hasil pembahasan.
14. Baris pendapatan diisi dengan jumlah pendapatan yang dapat dipungut
atau diterima setiap triwulan selama satu tahun anggaran yang
direncanakan.
118
15. Pengisian setiap kolom triwulan I sampai dengan triwulan IV harus
disesuaikan dengan rencana kegiatan berdasarkan jadwal pelaksanaan
kegiatan. Oleh karena itu tidak dibenarkan pengisian jumlah setiap
triwulan dengan cara membagi empat dari jumlah yang direncanakan
dalam satu tahun anggaran. Keakurasian data pelaksanaan anggaran
per triwulan sangat dibutuhkan untuk penyusunan anggaran kas
dan mengendalikan likuiditas Kas Umum Aceh serta penerbitan SPD.
119
2. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan
Kerja Perangkat Aceh 2.1 (DPPA-SKPA 2.1)
DPPA-SKPA 2.1 yaitu dokumen yang digunakan
untuk menyusun rencana perubahan kebutuhan
belanja tidak langsung SKPA dalam tahun anggaran
yang direncanakan.
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN Nomor DPPA-SKPA
Formulir DPPA SKPA
2.1
SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH X.XX XX 0 0 5 1
Pemerintah Aceh
Tahun Anggaran …………. Urusan Pemerintah :
Organisasi :
Latar Belakang Perubahan / Dianggarkan Dalam Perubahan APBA
:
Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Aceh
Kode Rekening
Uraian
Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Bertambah (Berkurang) Rincian Perhitungan Rincian Perhitungan
Volume Satuan Tarif/Harga Jumlah Volume Satuan Tarif/Harga Jumlah (Rp) %
1 2 3 4 5 6=3x5 7 8 9 10=7x9 11=10-6 12
Mengesahkan Pejabat Pengelolaan Keuangan Aceh
(Tanda Tangan)
(nama lengkap)
NIP : ………………………
...… Tanggal…..
Pengguna Anggaran
(Tanda Tangan)
(nama lengkap)
NIP : ………………………
Rencana Penarikan Dana Per - Triwulan Tim Anggaran Pemerintah Aceh :
Triwulan I Rp. …………….. Triwulan II Rp. …………….. Triwulan III Rp. …………….. Triwulan IV Rp. ……………..
Jumlah Rp. ……………..
No Nama Nip Jabatan Tanda Tangan
1
2
3
4
5
dst
Cara Pengisian Formulir DPPA-SKPA 2.1
1. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
2. Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan
dan nama urusan pemerintahan Aceh yang dilaksanakan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
3. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat Aceh dan nama Satuan
Kerja Perangkat Aceh.
4. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan nomor kode rekening kelompok/
jenis/objek/rincian objek belanja tidak langsung.
5. Kolom 2 (uraian) diisi dengan nama kelompok, jenis, objek dan rincian
objek belanja tidak langsung.
6. Sebelum perubahan :
120
a. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah dapat berupa jumlah
orang/pegawai.
b. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian
objek yang direncanakan seperti hari/bulan/tahun.
c. Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat
berupa standar gaji/tunjangan dan tambahan penghasilan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
d. Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah
volume dan harga satuan. Setiap jumlah uraian rincian objek
dijumlahkan menjadi jumlah rincian objek belanja. Setiap jumlah
rincian objek pada masing-masing objek belanja selanjutnya
dijumlahkan menjadi objek belanja berkenaan. Setiap objek
belanja pada masing-masing jenis belanja kemudian dijumlahkan
menjadi jumlah jenis belanja. Penjumlahan dari seluruh jenis
belanja merupakan jumlah kelompok belanja tidak langsung yang
dituangkan dalam formulir DPPA-SKPA.
7. Setelah perubahan :
a. Kolom 7 (volume) diisi dengan jumlah dapat berupa jumlah
orang/pegawai.
b. Kolom 8 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian
objek yang direncanakan seperti hari/bulan/tahun.
c. Kolom 9 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat
berupa standar gaji/tunjangan dan tambahan penghasilan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
d. Kolom 10 (jumlah) diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah
volume dengan harga satuan. Setiap jumlah uraian rincian objek
dijumlahkan menjadi jumlah rincian objek belanja. Setiap
jumlah rincian objek pada masing-masing objek belanja
selanjutnya dijumlahkan menjadi objek belanja berkenaan.
Setiap objek belanja pada masing-masing jenis belanja kemudian
dijumlahkan menjadi jumlah jenis belanja. Penjumlahan dari
seluruh jenis belanja merupakan jumlah kelompok belanja tidak
langsung yang dituangkan dalam formulir DPPA-SKPA.
121
8. Kolom 11 diisi dengan selisih antara jumlah belanja tidak
langsung sebelum perubahan (kolom 6) dengan jumlah belanja
tidak langsung setelah perubahan (kolom 10).
9. Kolom 12 diisi dengan besaran persentase yaitu jumlah selisih belanja
tidak langsung (kolom 11) dibagi dengan jumlah belanja tidak langsung
sebelum perubahan (kolom 6) dikali 100 % (perseratus).
10. Rencana penarikan dana belanja tidak langsung setiap triwulan
selama tahun anggaran yang direncanakan, diisi dengan jumlah yang
disesuaikan dengan rencana kebutuhan. Oleh karena itu tidak
dibenarkan pengisian jumlah setiap triwulan dengan cara membagi 4
dari jumlah yang direncanakan dalam satu tahun anggaran.
Keakurasian data pelaksanaan anggaran per triwulan sangat
dibutuhkan untuk penyusunan anggaran kas dan mengendalikan
likuiditas kas Aceh serta penerbitan SPD.
11. Formulir DPPA-SKPA 2.1 merupakan input data untuk menyusun
formulir DPPA-SKPA.
12. Formulir DPPA-SKPA 2.1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
13. Apabila formulir DPPA-SKPA 2.1 lebih dari satu halaman setiap
halaman diberi nomor urut halaman.
14. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan DPPA-SKPA 2.1.
15. Formulir DPPA-SKPA 2.1 ditandatangani oleh Pengguna Anggaran
dengan mencantumkan nama lengkap dan NIP yang bersangkutan dan
disahkan oleh PPKA.
16. Seluruh anggota TAPA menandatangani formulir DPPA-SKPA 2.1
yang telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP dan jabatan.
122
3. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan
Kerja Perangkat Aceh 2.2.1 (DPPA-SKPA 2.2.1)
DPPA-SKPA 2.2.1 yaitu dokumen yang digunakan
untuk merencanakan perubahan belanja langsung
dari setiap kegiatan yang diprogramkan.
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN Nomor DPPA-SKPA Formulir
DPPA SKPA 22.1
SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH X.XX XX 0 0 5 2
Pemerintah Aceh
Tahun Anggaran ………….
Urusan Pemerintah :
Organisasi :
Program :
Kegiatan :
Waktu Pelaksanaan :
Lokasi Kegiatan :
Latar Belakang Perubahan / Dianggarkan Dalam Perubahan APBA :
Perubahan Indikator & Tolak Ukur Kinerja Belanja Langsung
Indikator Tolak Ukur Kinerja Target Kinerja
Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Sebelum Perubahan Setelah
Perubahan
Capaian Program
Masukan
Keluaran
Hasil
Kelompok Sasaran Kegiatan :
Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Aceh
Kode Rekening
Uraian
Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Bertambah (Berkurang) Rincian Perhitungan Rincian Perhitungan
Volume Satuan Tarif/Harga Jumlah Volume Satuan Tarif/ Harga
Jumlah (Rp) %
1 2 3 4 5 6=3x5 7 8 9 10=7x9 11=10-6 12
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
Jumlah
Rencana Penarikan Dana Per Triwulan
Triwulan I Rp. …………….. Triwulan II Rp. …………….. Triwulan III Rp. …………….. Triwulan IV Rp. …………… Jumlah Rp. ……………..
...… Tanggal…..
Mengesahkan
Pejabat Pengelolaan Keuangan Aceh
(Tanda Tangan)
(nama lengkap) NIP : ………………………
Tim Anggaran Pemerintah Aceh :
No Nama Nip Jabatan Tanda Tangan
1
2
3
4
5
dst
123
Cara Pengisian Formulir DPPA SKPA 2.2.1
1. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
2. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan
dan nama urusan pemerintahan Aceh yang dilaksanakan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
3. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat Aceh dan nama
satuan kerja perangkat Aceh. Kolom 1 kode rekening diisi dengan
nomor kode rekening kelompok/jenis/objek belanja langsung.
4. Baris kolom program diisi dengan nama program dari kegiatan yang
berkenaan. Program merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu
atau lebih kegiatan yang dilaksanakan atau kegiatan masyarakat
yang dikoordinasikan oleh Satuan Kerja Perangkat Aceh untuk
mencapai sasaran dan tujuan kegiatan yang ditetapkan untuk
memperoleh alokasi anggaran.
5. Baris kolom kegiatan diisi dengan nama kegiatan yang akan
dilaksanakan. Kegiatan merupakan tindakan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan program yang direncanakan untuk
memperoleh keluaran atau hasil tertentu yang diinginkan dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
6. Baris kolom lokasi kegiatan diisi dengan nama lokasi atau
tempat dari setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Lokasi atau
tempat dimaksud dapat berupa nama desa/kelurahan/ kecamatan.
7. Baris latar belakang perubahan/dianggarkan dalam perubahan
APBA diisi dengan berdasarkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya
perubahan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan antara
lain apabila terjadi perkembangan yang tidak sesuai dengan
kebijakan umum APBA, pergeseran anggaran antar unit organisasi,
antar kegiatan, antar jenis belanja, terjadi keadaan yang
menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus
digunakan untuk pembiayaan anggaran tahun anggaran berjalan
serta keadaan darurat.
8. Kolom tolok ukur kinerja diisi dengan tolok ukur kinerja dari setiap
masukan dapat berupa jumlah dana, jumlah SDM, jumlah jam
kerja, jumlah peralatan/teknologi yang dibutuhkan untuk
124
menghasilkan keluaran dalam tahun anggaran yang direncanakan.
Tolok ukur kinerja dari setiap keluaran diisi dengan jumlah keluaran
yang akan dihasilkan dalam tahun anggaran yang direncanakan.
Tolok ukur kinerja hasil diisi dengan manfaat yang akan diterima
pada masa yang akan datang.
9. Kolom target kinerja diisi dengan tingkat prestasi kerja yang
dapat diukur pencapaiannya atas masukan, keluaran dan hasil
yang ditetapkan dalam kolom tolok ukur kinerja.
10. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan nomor kode rekening
kelompok/jenis objek/rincian objek belanja langsung.
11. Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama kelompok, jenis, objek
dan rincian objek belanja langsung.
12. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah dapat berupa jumlah
orang/pegawai dan barang.
13. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian objek
uang direncanakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/ tahun,
ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
14. Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa tarif,
harga, tingkat suku bunga, nilai kurs.
15. Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah volume
dengan harga satuan. Setiap jumlah uraian rincian objek
dijumlahkan menjadi jumlah rincian objek belanja. Setiap jumlah
rincian objek pada masing-masing objek belanja selanjutnya
dijumlahkan menjadi objek belanja berkenaan. Setiap objek belanja
pada masing-masing jenis belanja kemudian dijumlahkan menjadi
jumlah jenis belanja. Penjumlahan dari seluruh jenis belanja
merupakan jumlah kelompok belanja tidak langsung yang dituangkan
dalam formulir DPPA-SKPA 2.2.1.
16. Formulir DPPA-SKPA 2.2.1 merupakan input data untuk menyusun
formulir DPPA-SKPA 2.2 dan DPPA-SKPA.
17. Formulir DPPA-SKPA 2.2.1 dapat diperbanyak sesuai dengan
kebutuhan.
18. Apabila formulir DPPA-SKPA 2.2.1 lebih dari satu halaman setiap
halaman diberi nomor urut halaman.
125
19. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan DPPA-SKPA
2.2.1.
20. Formulir DPPA-SKPA 2.2.1 ditandatangani oleh Pengguna Anggaran
dengan mencantumkan nama dan NIP yang bersangkutan dan
disahkan oleh PPKA.
21. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir DPPA-SKPA
2.2.1 oleh TAPA. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasan oleh
TAPA untuk mendapatkan perhatian Kepala Satuan Kerja Perangkat
Aceh dicantumkan dalam kolom catatan hasil pembahasan.
22. Seluruh anggota TAPA menandatangani formulir DPPA-SKPA 2.2.1
yang telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP dan jabatan.
126
4. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan
Kerja Perangkat Daerah 2.2 (DPPA-SKPA 2.2)
DPPA-SKPA 2.2 merupakan formulir rekapitulasi
dari seluruh perubahan program dan kegiatan SKPA
yang dikutip dari setiap formulir DPPA-SKPA 2.2.1
(rincian anggaran belanja langsung menurut program
dan per kegiatan SKPA).
DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH Formulir DPPA-SKPA
2.2 Pemerintah Aceh Tahun Anggaran ……………………..
Urusan Pemerintahan
:
Organisasi : Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Belanja Langsung
Menurut Program Kegiatan
Kode Program Kegiatan
Uraian Lokasi Kegiatan
Target Kinerja (Kuantitatif)
Sumber Dana
Jumlah (Rp) Bertambah / (Berkurang)
Sebelum Perubahan
Setelah Perubahan (Rp) %
1 2 3 4 5 6 7 8 9=8-7 10 xx
Program A
xx Kegiatan … xx Kegiatan … xx dst…
xx
Program B
xx Kegiatan … xx Kegiatan … xx dst…
xx
dst…
xx dst…
Jumlah
Mengesahkan Pejabat Pengelolaan Keuangan Aceh
(Tanda Tangan)
(nama lengkap)
NIP : ………………………
...… Tanggal…..
Pengguna Anggaran
(Tanda Tangan)
(nama lengkap)
NIP : ………………………
Tim Anggaran Pemerintah : No Nama NIP Jabatan Tanda Tangan 1 2
dst
127
Cara Pengisian Formulir DPPA-SKPA 2.2
1. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
2. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan
pemerintahan dan nama urusan pemerintahan Aceh yang
dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
3. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat Aceh dan nama
Satuan Kerja Perangkat Aceh.
4. Kolom 1 diisi dengan kode angka program.
5. Kolom 2 diisi dengan kode angka kegiatan.
6. Untuk kode angka program dan angka kegiatan tersebut pada
angka 5 dan 6 sesuai dengan format lampiran VII Peraturan Menteri
ini dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
7. Kolom 3 (uraian) diisi dengan uraian nama program yang
selanjutnya diikuti dengan penjabaran uraian kegiatan untuk
mendukung terlaksananya program dimaksud.
8. Kolom 4 (lokasi kegiatan) diisi dengan nama lokasi atau tempat
setiap kegiatan dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud dapat
berupa nama desa/kelurahan atau kecamatan.
9. Kolom 6 (sumber dana) diisi dengan jenis sumber dana (PAD, bagi
hasil, DAU, DAK, lain-lain pendapatan yang sah) untuk
mendanai pelaksanaan program dan kegiatan yang
direncanakan. Catatan untuk kolom ini diisi oleh TAPA, kecuali
apabila pendanaan untuk program kegiatan tersebut sumber
dananya sudah pasti, seperti DAK, pinjaman daerah, dana darurat,
bantuan khusus yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
10. Kolom 7 (jumlah sebelum perubahan) diisi dengan jumlah
sebelum perubahan menurut program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam tahun yang direncanakan. Jumlah program
merupakan penjumlahan dari seluruh jumlah kegiatan yang
termaksud dalam program dimaksud, sedangkan untuk jumlah
setiap kegiatan merupakan penjumlahan dari seluruh jenis
belanja untuk mendukung pelaksanaan masing-masing kegiatan.
128
11. Kolom 8 (jumlah setelah perubahan) diisi dengan jumlah setelah
perubahan menurut program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam tahun yang direncanakan. Jumlah program
merupakan penjumlahan dari seluruh jumlah kegiatan yang
termasuk dalam program dimaksud, sedangkan untuk jumlah
setiap kegiatan merupakan penjumlahan dari seluruh jenis
belanja untuk mendukung pelaksanaan masing-masing kegiatan
yang mengalami perubahan.
12. Kolom 9 (bertambah/berkurang) diisi dengan jumlah selisih antara
jumlah anggaran setelah perubahan dikurangi dengan jumlah
anggaran sebelum perubahan.
13. Kolom 10 (%) diisi dengan persentase kenaikan/penurunan
anggaran setelah perubahan dengan jumlah anggaran sebelum
perubahan.
14. Baris jumlah pada kolom 6, 7, 8, 9 dan 10 diisi dengan
penjumlahan dari seluruh jumlah program yang tercantum dalam
kolom 6, 7, 8, 9 dan 10.
15. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan formulir DPPA-
SKPA 2, dengan mencantumkan nama jabatan Kepala Satuan Kerja
Perangkat Aceh.
16. Formulir DPPA-SKPA 2.2 ditandatangani oleh Pengguna Anggaran
dengan mencantumkan nama lengkap dan NIP, dan disahkan oleh
PPKA.
17. Formulir DPPA-SKPA 2.2 dapat diperbanyak sesuai kebutuhan.
18. Apabila formulir DPPA-SKPA 2.2 lebih dari 1 halaman setiap
halaman diberi nomor urut halaman.
129
5. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan
Kerja Perangkat Aceh 3.1 (DPPA-SKPA 3.1)
DPPA-SKPA 3.1 yaitu dokumen yang digunakan
untuk merencanakan perubahan penerimaan
pembiayaan dalam tahun anggaran yang direncanakan.
DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH
NOMOR DPPA-SKPA
Formulir DPPA-SKPA
3.1
x.xx xx 0 0 6 1
Pemerintah Aceh …………………….. Tahun Anggaran ……………………..
Urusan Pemerintahan Organisasi
: :
Latar Belakang Perubahan Penerimaan Pembiayaan / Dianggarkan Dalam Perubahan APBA Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran
Penerimaan Pembiayaan
Kode Rekening
Uraian Jumlah Bertambah / (Berkurang)
Sebelum Perubahan Setelah Perubahan (Rp) %
1 2 3 4 5 6
Jumlah Penerimaan
Triwulan I Rp. …………….. Triwulan II Rp. …………….. Triwulan III Rp. …………….. Triwulan IV Rp. …………….. Jumlah Rp. ……………..
...… Tanggal…..
Mengesahkan Pejabat Pengelolaan Keuangan Aceh
(Tanda Tangan)
(nama lengkap) NIP : ……………
Tim Anggaran Pemerintah :
No Nama NIP Jabatan Tanda Tangan 1 2 3 4
dst
Cara Pengisian Formulir DPPA-SKPA 3.1
Formulir ini tidak diisi oleh SKPA lainnya, pengerjaan dilakukan oleh
SKPKA.
1. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
2. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan
dan nama urusan pemerintahan Aceh yang dilaksanakan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
3. Organisasi diisi dengan nomor kode SKPKA dan nama SKPKA
130
4. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening kelompok, jenis,
objek dan rincian objek penerimaan pembiayaan.
5. Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama, kelompok, jenis, objek, dan
rincian objek penerimaan pembiayaan.
6. Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah penerimaan pembiayaan
sebelum perubahan.
Untuk setiap jumlah uraian rincian objek dijumlahkan menjadi jumlah
rincian objek. Setiap jumlah rincian objek pada masing-masing
objek penerimaan pembiayaan selanjutnya dijumlahkan menjadi objek
penerimaan pembiayaan berkenaan. Setiap objek penerimaan
pembiayaan pada masing-masing jenis penerimaan pembiayaan
kemudian dijumlahkan menjadi jumlah jenis penerimaan pembiayaan.
Penjumlahan dari seluruh jenis penerimaan pembiayaan merupakan
jumlah kelompok penerimaan pembiayaan yang dituangkan dalam
formulir DPPA-SKPA dengan jumlah kelompok, jenis, objek, dan rincian
objek penerimaan pembiayaan sebelum perubahan.
7. Kolom 4 diisi dengan jumlah penerimaan pembiayaan setelah
perubahan. Untuk setiap jumlah uraian rincian objek dijumlahkan
menjadi jumlah rincian objek. Setiap jumlah rincian objek pada
masing-masing objek penerimaan pembiayaan selanjutnya
dijumlahkan menjadi objek penerimaan pembiayaan berkenaan. Setiap
objek penerimaan pembiayaan pada masing-masing jenis penerimaan
pembiayaan kemudian dijumlahkan menjadi jumlah jenis penerimaan
pembiayaan. Penjumlahan dari seluruh jenis penerimaan pembiayaan
merupakan jumlah kelompok penerimaan pembiayaan yang
dituangkan dalam formulir DPPA-SKPA dengan jumlah kelompok jenis,
objek dan rincian objek penerimaan pembiayaan setelah perubahan.
8. Kolom 5 (bertambah/berkurang) diisi dengan jumlah selisih antara
jumlah penerimaan pembiayaan setelah perubahan dikurangi dengan
jumlah penerimaan pembiayaan sebelum perubahan.
9. Kolom 6 (%) diisi dengan persentase kenaikan/penurunan penerimaan
pembiayaan setelah perubahan dengan jumlah penerimaan
pembiayaan sebelum perubahan.
131
10. Formulir DPPA-SKPA 3.1 merupakan input data untuk menyusun
formulir DPPA-SKPA.
11. Formulir DPPA-SKPA 3.1 dapat diperbanyak sesuai kebutuhan.
12. Apabila Formulir DPPA-SKPA 3.1 lebih dari satu halaman setiap
halaman diberi nomor urut halaman.
13. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan DPPA-SKPA 3.1.
14. Formulir DPPA-SKPA 3.1 ditandatangani oleh PPKA dengan
mencantumkan nama lengkap dan NIP yang bersangkutan.
15. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir DPPA-SKPA 3.1
oleh TAPA. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasan oleh TAPA
untuk mendapatkan perhatian Kepala SKPA dicantumkan dalam
kolom catatan hasil pembahasan.
Seluruh anggota TAPA menandatangani formulir DPPA-SKPA 3.1 yang
telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP, dan jabatan.
132
6. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan
Kerja Perangkat Aceh 3.2 (DPPA-SKPA 3.2)
DPPA-SKPA 3.2 yaitu dokumen yang digunakan
untuk merencanakan perubahan pengeluaran
pembiayaan dalam tahun anggaran yang direncanakan
DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH
NOMOR DPPA-SKPA Formulir
DPPA-SKPA 3.2 x.xx xx 0 0 6 2
Pemerintah Aceh Tahun Anggaran ……………………..
Urusan Pemerintahan Organisasi
: :
Latar Belakang Perubahan Penerimaan Pembiayaan / Dianggarkan Dalam Perubahan APBA
Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran
Pengeluaran Pembiayaan
Kode Rekening
Uraian Jumlah Bertambah /
(Berkurang) Sebelum
Perubahan Setelah
Perubahan (Rp) %
1 2 3 4 5 6
Jumlah Penerimaan
Triwulan I Rp. …………….. Triwulan II Rp. …………….. Triwulan III Rp. …………….. Triwulan IV Rp. …………….. Jumlah Rp. ……………..
...… Tanggal…..
Mengesahkan
Pejabat Pengelolaan Keuangan Aceh
(Tanda Tangan)
(nama lengkap) NIP : ………………………
Tim Anggaran Pemerintah :
No Nama NIP Jabatan Tanda Tangan
1
2
dst
Cara Pengisian Formulir DPPA-SKPA 3.2
Formulir ini tidak diisi oleh SKPA lainnya, pengerjaan dilakukan oleh
SKPKA.
1. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
2. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan
133
dan nama urusan pemerintahan Aceh yang dilaksanakan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
3. Organisasi diisi dengan nomor kode SKPKA dan nama SKPKA.
4. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening kelompok, jenis,
objek dan rincian objek pengeluaran pembiayaan.
5. Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama, kelompok, jenis, objek, dan
rincian objek pengeluaran pembiayaan.
6. Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah pengeluaran pembiayaan
sebelum perubahan. Untuk setiap jumlah uraian rincian objek
dijumlahkan menjadi jumlah rincian objek. Setiap jumlah rincian
objek pada masing-masing objek pengeluaran pembiayaan selanjutnya
dijumlahkan menjadi objek pengeluaran pembiayaan berkenaan.
Setiap objek pengeluaran pembiayaan pada masing-masing jenis
pengeluaran pembiayaan kemudian dijumlahkan menjadi jumlah
jenis pengeluaran pembiayaan. Penjumlahan dari seluruh jenis
pengeluaran pembiayaan merupakan jumlah kelompok pengeluaran
pembiayaan yang dituangkan dalam formulir DPPA-SKPA dengan
jumlah kelompok, jenis, objek, dan rincian objek pengeluaran
pembiayaan sebelum perubahan.
7. Kolom 4 diisi dengan jumlah pengeluaran pembiayaan setelah
perubahan. Untuk setiap jumlah uraian rincian objek dijumlahkan
menjadi jumlah rincian objek. Setiap jumlah rincian objek pada
masing-masing objek pengeluaran pembiayaan selanjutnya
dijumlahkan menjadi objek pengeluaran pembiayaan berkenaan.
Setiap objek pengeluaran pembiayaan pada masing-masing jenis
pengeluaran pembiayaan kemudian dijumlahkan menjadi jumlah
jenis pengeluaran pembiayaan. Penjumlahan dari seluruh jenis
pengeluaran pembiayaan merupakan jumlah kelompok pengeluaran
pembiayaan yang dituangkan dalam formulir DPPA-SKPA dengan
jumlah kelompok jenis, objek, dan rincian objek pengeluaran
pembiayaan setelah perubahan.
8. Kolom 5 (bertambah/berkurang) diisi dengan jumlah selisih antara
jumlah pengeluaran pembiayaan setelah perubahan dikurangi dengan
jumlah pengeluaran pembiayaan sebelum perubahan.
134
9. Kolom 6 (%) diisi dengan persentase kenaikan/penurunan pengeluaran
pembiayaan setelah perubahan dengan jumlah pengeluaran
pembiayaan sebelum perubahan.
10. Formulir DPPA-SKPA 3.2 merupakan input data untuk menyusun
formulir DPPA-SKPA.
11. Formulir DPPA-SKPA 3.2 dapat diperbanyak sesuai kebutuhan.
12. Apabila Formulir DPPA-SKPA 3.2 lebih dari satu halaman setiap
halaman diberi nomor urut halaman.
13. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan DPPA SKPA 3.2.
14. Formulir DPPA-SKPA 3.2 ditandatangani oleh PPKA dengan
mencantumkan nama lengkap dan NIP yang bersangkutan.
15. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir DPPA-SKPA
3.2 oleh TAPA. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasan
oleh TAPA untuk mendapatkan perhatian Kepala SKPA dicantumkan
dalam kolom catatan hasil pembahasan.
Seluruh anggota TAPA menandatangani formulir DPPA-SKPA 3.2 yang
telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP, dan jabatan.
135
7. Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Aceh (Ringkasan DPPA-SKPA)
merupakan kompilasi dari seluruh DPPA-SKPA.
DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH
Formulir DPPA-SKPA
Pemerintah Aceh Tahun Anggaran ………….
Urusan Pemerintahan Organisasi
: :
Kode Rekening Uraian
Jumlah (Rp)
Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Aceh
1 2 3
Jumlah Pendapatan
Jumlah Belanja Surplus/(Defisit)
Rencana Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Aceh Per-Triwulan
No Uraian Triwulan Tanda
Tangan I II III IV
1 2 3 4 5 6 7=3+4+5+6 1 Pendapatan
2.1 Belanja Tidak Langsung
2.2 Belanja Langsung
3.1 Penerimaam Pembiayaan
3.2 Pengeluaran Pembiayaan
… Tanggal…..
Menyetujui,
Sekretaris Daerah
(Tanda Tangan)
(nama lengkap) NIP : ……………
136
Cara Pengisian Ringkasan DPPA-SKPA
1. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
2. Urusan pemerintahan Aceh dan nama diisi dengan nomor kode
urusan pemerintahan dan nama urusan pemerintahan Aceh yang
dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPA.
3. Organisasi daerah dan nama satuan kerja perangkat diisi dengan
nomor kode perangkat Aceh.
4. Kolom 1 (kode rekening), diisi dengan nomor kode rekening
pendapatan/nomor kode rekening belanja/nomor kode rekening
pembiayaan.
5. Kolom 2 (uraian), diisi dengan uraian pendapatan/belanja/pembiayaan
a. Pencantuman pendapatan diawali dengan uraian pendapatan,
selanjutnya diikuti dengan uraian kelompok dan setiap uraian
kelompok diikuti dengan uraian jenis pendapatan yang dipungut
atau diterima oleh satuan kerja perangkat Aceh.
b. Untuk belanja diawali dengan pencantuman uraian belanja,
selanjutnya uraian belanja dikelompokkan ke dalam belanja tidak
langsung dan belanja langsung. Dalam kelompok belanja tidak
langsung diuraikan jenis-jenis belanja sesuai dengan yang
tercantum dalam formulir DPPA-SKPA 2.1. Dalam kelompok
belanja langsung diuraikan jenis-jenis belanja sesuai dengan yang
tercantum dalam formulir DPPA-SKPA 2.2.1.
c. Untuk pembiayaan diawali dengan pencantuman uraian
pembiayaan, selanjutnya uraian pembiayaan dikelompokkan ke
dalam penerimaan dan pengeluaran pembiayaan. Dalam kelompok
penerimaan pembiayaan diuraikan jenis-jenis penerimaan sesuai
dengan yang tercantum dalam formulir DPPA-SKPA 3.1. Dalam
kelompok pengeluaran pembiayaan diuraikan jenis-jenis pengeluaran
sesuai dengan yang tercantum dalam formulir DPPA-SKPA 3.2.
6. Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah menurut kelompok menurut
jenis pendapatan dan belanja.
7. Surplus diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan
lebih besar dari anggaran belanja.
8. Defisit diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan lebih
kecil dari jumlah anggaran belanja, dan ditulis dalam tanda kurung.
137
9. Khusus Satuan Kerja Pengelola Keuangan Aceh (SKPKA) pada formulir
DPPA-SKPA, setelah surplus/defisit anggaran diuraikan mengenai
pembiayaan.
10. Kode rekening, uraian dan jumlah penerimaan atau pengeluaran
pembiayaan sebagaimana dimaksud pada angka 10 diisi menurut
kelompok, jenis penerimaan dan pengeluaran pembiayaan.
11. Selanjutnya pada baris uraian pembiayaan netto menerangkan selisih
antara jumlah penerimaan pembiayaan dengan jumlah pengeluaran
pembiayaan yang tercantum dalam kolom 3.
12. Rencana pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat Aceh per
triwulan diisi sebagai berikut :
a. Baris pendapatan diisi dengan jumlah pendapatan yang dapat
dipungut atau diterima setiap triwulan selama satu tahun
anggaran yang direncanakan.
b. Baris belanja tidak langsung diisi dengan jumlah belanja tidak
langsung yang dibutuhkan setiap triwulan selama satu tahun
anggaran yang direncanakan.
c. Baris belanja langsung diisi dengan jumlah belanja langsung yang
dibutuhkan untuk mendanai program dan kegiatan setiap triwulan
dalam tahun anggaran yang direncanakan.
d. Baris penerimaan pembiayaan diisi dengan jumlah pembiayaan
yang direncanakan dapat diterima setiap triwulan selama satu
tahun anggaran.
e. Baris pengeluaran pembiayaan diisi dengan jumlah pembiayaan
yang akan dikeluarkan setiap triwulan selama satu tahun
anggaran. Kolom 7 (jumlah) diisi dengan penjumlahan dari jumlah
pada kolom 3, kolom 4, kolom 5 dan kolom 6. Pengisian setiap
kolom triwulan I sampai dengan triwulan IV harus disesuaikan
dengan rencana kegiatan berdasarkan jadwal pelaksanaan
kegiatan. Oleh karena itu tidak dibenarkan pengisian jumlah setiap
triwulan dengan cara membagi empat dari jumlah yang
direncanakan dalam satu tahun anggaran. Keakurasian data
pelaksanaan anggaran per triwulan sangat dibutuhkan untuk
penyusunan anggaran kas dan mengendalikan likuiditas Kas
Umum Aceh serta penerbitan SPD.
143
5.3.8 Prosedur Pembatalan QANUN Perubahan APBA dan
Peraturan Gubernur Aceh Penjabaran Perubahan APBA
1. Apabila Rancangan Qanun Perubahan APBA dan
Rancangan Peraturan Gubernur Aceh Penjabaran
APBA dinyatakan tidak sesuai kepentingan umum,
Peraturan Perundangan yang lebih tinggi, dan
Permendagri tentang Evaluasi Rancangan Qanun
Perubahan APBA maka Menteri Dalam Negeri akan
mengembalikan kedua dokumen tersebut kepada
Gubernur Aceh. Penyempurnaan ini dilakukan paling
lambat 7 hari kerja sejak diterimanya hasil evaluasi.
2. Bila Menteri Dalam Negeri tidak menindaklanjuti, maka
Gubernur Aceh membatalkan Qanun Perubahan APBA
dan Peraturan Gubernur Aceh Penjabaran Perubahan
APBA dengan mengeluarkan Peraturan Gubernur Aceh–
Pembatalan Qanun Perubahan dan Peraturan Gubernur
Aceh Perubahan, dan Berlakunya APBA TA Berjalan.
3. Gubernur Aceh kemudian menyerahkan Peraturan
Gubernur Aceh – pembatalan Qanun Perubahan dan
Peraturan Gubernur Aceh Perubahan, dan berlakunya
APBA Tahun Anggaran Berjalan kepada Mendagri
4. Berdasarkan dokumen ini Gubernur Aceh :
a) Menetapkan Peraturan Gubernur Aceh
b) Pelaksanaan Pengeluaran atas Pagu Tahun
Anggaran Berjalan.
c) Memberhentikan pelaksanaan Qanun Perubahan
dan mencabut Qanun Perubahan dengan
mengeluarkan Qanun
d) Pencabutan Qanun Perubahan APBA selambat-
lambatnya 7 hari kerja setelah pembatalan.
144
5.3.9 Prosedur Penyusunan, dan Pembahasan Rancangan
DPPA SKPA
GUBERNURSEKDAPPKASKPATAPAUraian
Ph
ase
Pergub Penjabaran Perubahan APBA
Surat Pemberitahuan
Rancangan DPPA SKPA
Qanun Perubahan APBA
Surat Pemberitahuan
Pergub-Penjabaran Perubahan APBA
Qanun Perubahan APBA
Rancangan DPPA SKPA
Rancangan DPPA SKPA
Rancangan DPPA SKPA
Gubernur menyerahkan Qanun Perubahan APBA dan Pergub Penjabaran Perubahan APBA kepada PPK.
Berdasarkan kedua dokumen ini PPKA membuat Surat Pemberitahuan
PPKA mendistribusikan Surat Pemberitahuan kepada SKPA
Berdasarkan Surat Pemberitahuan, SKPA menyusun Rancangan DPPA-SKPA
3 hari kerjaSKPA menyerahkan Rancangan DPPA-SKPA kepada PPKA paling lambat 3 hari kerja setelah perubahan APBA ditetapkan.
PPKA mengotorisasi Rancangan DPPA-SKPA kemudian menyerahkannya kepada TAPA
TAPA membahas Rancangan DPPA-SKPA, kemudian menyerahkan Rancangan DPPA-SKPA ini kepada SEKDA untuk disetujui.
Rancangan DPPA SKPA
DPPA SKPA
Setelah disetujui, SEKDA menyerahkan Rancangan DPPA-SKPA kepada TAPA
TAPA mengesahkan Rancangan DPPA-SKPA menjadi DPPA-SKPA kemudian DPPA-SKPA diserahkan kepada PPKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
145
5.3.10 Pengesahan Rancangan DPPA-SKPA
GUBERNURSEKDAPPKASKPATAPAUraian
Ph
ase
Pergub Penjabaran Perubahan APBA
Surat Pemberitahuan
Rancangan DPPA SKPA
Qanun Perubahan APBA
Surat Pemberitahuan
Pergub-Penjabaran Perubahan APBA
Qanun Perubahan APBA
Rancangan DPPA SKPA
Rancangan DPPA SKPA
Rancangan DPPA SKPA
Gubernur menyerahkan Qanun Perubahan APBA dan Pergub Penjabaran Perubahan APBA kepada PPK.
Berdasarkan kedua dokumen ini PPKA membuat Surat Pemberitahuan
PPKA mendistribusikan Surat Pemberitahuan kepada SKPA
Berdasarkan Surat Pemberitahuan, SKPA menyusun Rancangan DPPA-SKPA
3 hari kerjaSKPA menyerahkan Rancangan DPPA-SKPA kepada PPKA paling lambat 3 hari kerja setelah perubahan APBA ditetapkan.
PPKA mengotorisasi Rancangan DPPA-SKPA kemudian menyerahkannya kepada TAPA
TAPA membahas Rancangan DPPA-SKPA, kemudian menyerahkan Rancangan DPPA-SKPA ini kepada SEKDA untuk disetujui.
Rancangan DPPA SKPA
DPPA SKPA
Setelah disetujui, SEKDA menyerahkan Rancangan DPPA-SKPA kepada TAPA
TAPA mengesahkan Rancangan DPPA-SKPA menjadi DPPA-SKPA kemudian DPPA-SKPA diserahkan kepada PPKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
146
BAB VI PENATAUSAHAAN
6.1 Penatausahaan Pendapatan
6.1.1 Ketentuan Umum
1. Penerimaan SKPA tidak digunakan secara langsung
untuk membiayai pengeluaran kecuali ditentukan oleh
peraturan perundang-undangan.
2. Penerimaan SKPA berupa uang tunai atau cek harus disetor
ke rekening Kas Umum Aceh paling lama 1 (satu) hari kerja.
3. Penerimaan Aceh disetor ke rekening Kas Umum Aceh.
Penyetoran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) disetor langsung ke bank;
b) disetor melalui bendahara penerimaan.
4. Bendahara penerimaan tidak diperbolehkan membuka
rekening dengan atau atas nama pribadi pada bank
atau giro pos untuk tujuan pelaksanaan APBA.
5. Bendahara penerimaan SKPA bertanggung jawab secara
administratif dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penerimaan kepada pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-SKPA
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
6. Bendahara penerimaan SKPA bertanggung jawab
secara fungsional dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penerimaan kepada PPKA selaku
BUA paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
7. Berdasarkan pertimbangan Pendapatan Aceh yang
tersebar dan kondisi geografis, Gubernur Aceh
menetapkan bendahara penerimaan pembantu yang
diberi wewenang untuk melaksanakan tugas dan fungsi
Bendahara Penerimaan.
8. Bendahara penerimaan/bendahara penerimaan
pembantu wajib menyetor seluruh penerimaannya ke
rekening Kas Umum Aceh paling lama 1 (satu) hari
kerja terhitung sejak uang tersebut diterima.
147
9. Bendahara penerimaan pembantu secara periodik
melakukan pertanggungjawaban atas penerimaannya
kepada bendahara penerimaan paling lambat tanggal 5
(lima) bulan berikutnya.
10. Bendahara penerimaan PPKA dijabat langsung oleh
kuasa BUA.
11. Seluruh pendapatan BLUD dapat digunakan langsung
untuk membiayai belanja BLUD yang bersangkutan,
tanpa disetorkan ke Kas Umum Aceh.
6.1.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang Terkait
dengan Penatausahaan Penerimaan
1. Pejabat Pengelola Keuangan Aceh (PPKA)
a) PPKA selaku BUA mempunyai uraian tugas sebagai
berikut :
(1) menerima nota kredit/STS/bukti penerimaan
lainnya sebagai bukti setoran yang sah;
(2) menerima laporan pertanggungjawaban
penerimaan dari bendahara penerimaan;
(3) melakukan analisis atas laporan
pertanggungjawaban bendahara penerimaan
SKPA dalam rangka rekonsiliasi penerimaan.
2. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA)
a) menandatangani Surat Ketetapan Retribusi (SKR);
b) menandatangani tanda-tanda bukti penerimaan;
c) menandatangani buku kas umum, buku pembantu
per rincian objek penerimaan dan buku rekapitulasi
penerimaan harian;
d) menerima dan mengesahkan laporan
pertanggungjawaban penerimaan dari bendahara
penerimaan melalui PPK-SKPA.
3. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja
Perangkat Aceh (PPK-SKPA)
a) melakukan verifikasi harian atas penerimaan dan
penyetoran yang dilakukan oleh bendahara
148
penerimaan/bendaharan penerimaan pembantu;
b) menyerahkan SPJ penerimaan kepada pengguna
anggaran.
4. Bendahara Penerimaan
a) menerima pembayaran sejumlah uang yang tertera
pada SKP-Aceh/SKR dari Wajib Pajak/Retribusi;
b) melakukan verifikasi kesesuaian jumlah uang yang
diterima dengan dokumen SKP-Aceh yang
diterimanya dari Dinas Pendapatan dan Kekayaan
Aceh;
c) melakukan verifikasi kesesuaian jumlah uang yang
diterima dengan dokumen SKR yang diterimanya
dari pengguna anggaran;
d) membuat STS dan Surat Tanda Bukti Pembayaran/
bukti lain yang sah;
e) menyerahkan tanda bukti pembayaran/tanda bukti
lain yang sah kepada wajib pajak/retribusi;
f) menyerahkan STS beserta uang yang diterimanya
pada Bank;
g) melakukan pencatatan penerimaan di buku kas
umum penerimaan;
h) membuat rekapitulasi penerimaan harian;
i) membuat dan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penerimaan disertai bukti
penerimaan dan bukti setoran kepada pengguna
anggaran dan PPKA selaku BUA;
j) khusus untuk SKPA yang memiliki bendahara
penerimaan pembantu, maka uraian tugas
bendahara penerimaan sebagai berikut :
(1) menerima laporan pertanggungjawaban
penerimaan dari bendahara penerimaan
pembantu melalui PPK-SKPA;
(2) melakukan verifikasi, evaluasi serta analisis
atas laporan pertanggungjawaban yang
149
disampaikan oleh bendahara penerimaan
pembantu;
(3) menggunakan SPJ penerimaan pembantu
dalam penatausahaan penerimaan.
5. Pembantu Bendahara Penerimaan
melaksanakan fungsi sebagai kasir atau pembuat
dokumen penerimaan.
6. Bendahara Penerimaan Pembantu
a) menerima pembayaran sejumlah uang yang tertera
pada SKP-Aceh/ SKR dari Wajib Pajak/Retribusi;
b) melakukan verifikasi kesesuaian jumlah uang yang
diterima dengan dokumen SKP-Aceh/SKR yang
diterimanya dari pengguna anggaran;
c) membuat STS dan Surat Tanda Bukti Pembayaran/
bukti lain yang sah;
d) menyerahkan Tanda Bukti Pembayaran/tanda
bukti lain yang sah kepada Wajib Pajak/Retribusi;
e) menyerahkan STS beserta uang yang diterimanya
pada Bank;
f) menerima STS yang telah diotorisasi dari bank dan
menyampaikannya kepada BUA;
g) melakukan pencatatan penerimaan di buku kas
umum penerimaan pembantu;
h) membuat dan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penerimaan disertai bukti
penerimaan dan bukti penyetoran kepada bendahara
penerimaan.
6.1.3 Mekanisme Penyetoran Pajak Melalui Bank
1. Penerimaan Aceh yang disetor ke rekening Kas Umum
Aceh dengan disetor langsung ke bank tidak
membutuhkan STS dari bendahara penerimaan. Bank
yang ditunjuk untuk menerima setoran tersebut akan
membuat bukti setoran untuk diserahkan kepada pihak
ketiga dan nota kredit untuk diberikan kepada BUA.
150
2. Bank yang ditunjuk, bank lain, badan/lembaga keuangan,
dan/atau kantor pos, memiliki tugas sebagai berikut :
a) menerima pembayaran sejumlah uang yang tertera
pada SKP-Aceh/SKR dari Wajib Pajak/Retribusi;
b) menerbitkan slip setoran/bukti setoran lain yang
sah dan nota kredit;
c) menyerahkan slip setoran/bukti lain yang sah
kepada Wajib Pajak/Retribusi dan nota kredit
kepada BUA.
151
6.1.4 Dokumen dan Catatan yang digunakan dalam
Penatausahaan Penerimaan
1. Surat Ketetapan Pajak Aceh (SKP-Aceh)
Catatan :
Penetapan jumlah SKP-Aceh didasarkan pada nota perhitungan sebagai dasar
penetapan pajak.
SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH PKB/BBN-KB DAN SWDKLLJ NO. :
HARAP SEDIAKAN UANG SEJUMLAH TERSEBUT DI SEBELAH INI UNTUK PELUNASAN
PKB/BBN-KB, SWDKLLJ, BIAYA ADM, STNK DAN BIAYA ADM TNKB BERIKUT
NO. SKUM
NO. KOHIR
BBN-KB
PKB
MERK / TYPE : BAHAN BAKAR : SWDKLLJ
JENIS / MODEL : WARNA TNKB : BIAYA ADM STNK
TAHUN / CC : NO. POL LAMA : BIAYA ADM TNKB
WARNA : NO. PENDAFT : JUMLAH
NO. RANGKA : JML. SUMBU/AS :
NO. MESIN :
KEPOLISIAN DAERAH ACEH KEPALA DINAS PENDATAN Kepala Cabang
DIRLANTAS DAN KEKAYAAN ACEH PT. JASA RAHARJA (Persero)
NAMA NAMA NAMA
NRP NIP NPP
TGL. DITETAPKAN PETUGAS KOREKTOR
BERLAKU SAMPAI
SAMSAT PROVINSI
ACEH
NOMOR POLISI
NAMA PEMILIK
ALAMATPOKOK
SANKSI JUMLAH
ADM
152
2. Pajak Air Permukaan (PAP)
Nomor:P E M E R I N T A H A C E H
DINAS PENDAPATAN DAN KEKAYAAN ACEH
SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH (SKPD)PAJAK AIR PERMUKAAN (PAP)(Berdasarkan Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2012
Nomor Berkas : Peruntukan :Nama Wajib Pajak : No. Kohir :Alamat Wajib Pajak : Bagian Bulan :Nama Perusahaan : Tahun :Alamat Perusahaan : Ditetapkan Tanggal :
P A P
Catatan :
1.
KEPALA DINAS PENDAPATAN
DAN KEKAYAAN ACEH
2.
3.
Jalan :
JUMLAH
Pelunasan pajak terutang, harus dilaksanakan dalambatas waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejaktanggal diterbitkan
Pembayaran setelah batas waktu yang ditentukandikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2%sebulan.
Pembayaran dilakukan pada Dinas Pendapatan danKekayaan Aceh/UPTD/Seksi Pungutan DinasPendapatan dan Kekayaan Aceh.
PENGHITUNGAN PAJAK
Jenis PungutanVolume/Areal/Daya Harga Dasar Air
Tarif PajakPajak Terutang
(M3/Ha/PK) ( Rp ) ( Rp )
153
3. Surat Ketetapan Retribusi (SKR)
Catatan :
1. Penetapan jumlah SKR berdasarkan pada nota perhitungan sebagai dasar
penetapan retribusi;
2. Untuk retribusi seperti retribusi pelayanan kesehatan, dan sejenis lainnya,
format SKR dapat berupa karcis dan bentuk lainnya sebagai alat bukti
penarikan.
No. URUT :………………..
MASA : …………………………………
TAHUN : …………………………………
NAMA : ……………………………………………
ALAMAT : ……………………………………………
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH NPWPD : ……………………………………………
TANGGAL JATUH TEMPO : ……………………………………………
NO URAIAN RETRIBUSI JUMLAH (Rp)
1
2
3
4
5
Jumlah Ketetapan Retribusi
Jumlah Sanksi : a. Bunga
b. Kenaikan
Jumlah Keseluruhan
1
2
NO. URUT :
TANDA TERIMA …………………
NAMA : …………………………….
ALAMAT : …………………………….
NPWPD : …………………………….
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ potong di sini _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
……………… Tanggal ………………
Yang menerima,
(Tanda Tangan)
(Nama Lengkap)
Apabila SKR ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKR diterima
(tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per‐bulan
………………………… Tanggal …………………………
Pejabat Pengelola Keuangan Aceh
(Tanda Tangan)
(Nama Lengkap)
NIP.
Harap penyetoran dilakukan pada Bank / Bendahara Penerimaan …………………….
PEMERINTAH ACEHSURAT KETETAPAN RETRIBUSI
(SKR)
KODE REKENING
Dengan Huruf : ………………………………………………………………………………………………….PERHATIAN :
154
4. Surat Tanda Setoran (STS)
Cara pengisian STS :
1. Kolom kode rekening diisi dengan kode rekening setiap rincian objek
pendapatan;
2. Kolom uraian rincian objek diisi uraian nama rincian objek
pendapatan;
3. Kolom jumlah diisi jumlah nilai nominal penerimaan setiap rincian
objek pendapatan.
Catatan :
Formulir ini digunakan untuk menyetor pungutan Aceh (pajak Aceh, retribusi
dan penerimaan Aceh lainnya).
STS No…………………. Bank : …………..
No Rekening : …………..
…………………………………………………………..
(…………………………………………………………..
…………………………………………………………..)
Dengan Rincian Penerimaan Sebagai Berikut :
No Uraian Rincian Objek Jumlah (Rp)
1
2
3
4
5
PEM ERIN TAH ACEH
SU RAT TANDA SETORAN (STS)
Harap diterima uang sebesar
(dengan huruf)
Kode Rekening
JUMLAH
Uang tersebut diterima pada tanggal …………………………………………….
Pejabat Pengelola Keuangan Aceh Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu
(Catatan : STS dilampiri Slip Setoran Bank)
(Tanda Tangan)
(Nama Lengkap)
NIP.
(Tanda Tangan)
(Nama Lengkap)
NIP.
155
5. Tanda Bukti Pembayaran
Cara pengisian :
1. a)Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu diisi
dengan nama bendahara penerimaan/bendahara penerimaan
pembantu.
2. b)Telah menerima uang diisi dengan jumlah uang yang diterima dari
pihak ketiga, diisi dalam rupiah dan kata-kata.
3. c)Nama dan alamat diisi dengan nama dan alamat pihak ketiga yang
melakukan pembayaran.
4. d)Sebagai pembayaran diisi dengan uraian peruntukkan pembayaran
yang diterima dari pihak ketiga.
5. e)Kode rekening diisi dengan kode dan uraian nama rekening atas
pembayaran yang diterima oleh pihak ketiga.
6. f) Tanggal diterima uang diisi dengan tanggal diterimanya uang dari pihak
ketiga.
a)
b)
c) :
:d) :
Jumlah
f) :
Mengetahui,
Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu
Lembar Asli :
Salinan 1 :
Salinan 2 :
Untuk pembayar / penyetor / pihak ketiga
Untuk Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu
Arsip
(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)
NIP.
(tanda tangan) (tanda tangan)
……………………………………….
……………………………………….
Kode Rekening e)
Tanggal diterima uang ……………………………………….
Pembayar / Penyetor
Sebagai Pembayaran ……………………………………….
PEM ERINTAH ACEH
TAN DA BU KTI PEM BAYARAN
NOM OR BU KTI ……..
Bendahara Penerimaan / Bendahara Penerimaan Pembantu ………………………...…………
Telah menerima uang sebesar Rp. ………………………………..
(dengan huruf …………………………………...………………………………….)
dari Nama ……………………………………….
Alamat ……………………………………….
156
6. Bukti Penerimaan Lainnya
Bank………… (Nama Bank)
No.….……… (Nomor Slip Setoran)
Rp. …………
Nomor Bank
Total
TOTAL KREDIT Rp……………
Terbilang ……………
Tanda Tangan
Kurs Rp………….
No. SEQ
BUKTI SETORAN / SLIP DEPOSIT
Tanggal ……………
No. Rekening ……………………. Tunai
(No. Rekening Penerima)
Nama Dari Rekening Cek
(Nama Pihak Pertama)
Disetor Oleh
Untuk dikirimkan pada hari kerja berikutnya
DIISI OLEH BANK
PD check untuk dikliringkan tanggal
157
7. Buku Kas Umum Penerimaan
PEMERINTAH ACEH
BUKU KAS UMUM PENERIMAAN
SKPA : BENDAHARA PENERIMAAN :
NO Tanggal Kode
Rekening Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
1 2 3 4 5 6 7
..............., Tanggal...................... Bendahara Penerimaan (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) NIP.
Cara Pengisian:
1. SKPA diisi dengan nama SKPA.
2. Bendahara Penerimaan diisi dengan Nama Bendahara Penerimaan.
3. Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan kas.
4. Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan kas.
5. Kolom 3 diisi dengan kode rekening penerimaan kas.
6. Kolom 4 diisi dengan uraian penerimaan kas.
7. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas.
8. Kolom 6 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas.
9. Kolom 7 diisi dengan saldo buku kas umum penerimaan.
158
8. Buku Pembantu Per Rincian Objek Penerimaan
PEMERINTAH ACEH BUKU PEMBANTU
PER RINCIAN OBJEK PENERIMAAN
SKPA : Kode Rekening : Nama Rekening : Jumlah Anggaran : Rp.………………………………. Tahun Anggaran :
Halaman : ............
Nomor Urut
Nomor BKU Penerimaan
Tanggal Setor
Nomor STS & Bukti
Penerimaan Lainnya
Jumlah (Rp)
1 2 3 4 5
Jumlah Bulan ini Jumlah s.d Bulan Lalu Jumlah s.d Bulan ini
........, Tanggal.............. Bendahara Penerimaan/ Bendahara Penerimaan Pembantu (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) NIP.
Cara Pengisian:
1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut.
2. Kolom 2 diisi dengan nomor BKU penerimaan.
3. Kolom 3 diisi dengan tanggal penyetoran STS/bukti penerimaan
lainnya.
4. Kolom 4 diisi dengan nomor STS/bukti penerimaan lainnya.
5. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah setoran STS/bukti penerimaan
kas.
159
9. Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian
PEMERINTAH ACEH
BUKU REKAPITULASI PENERIMAAN HARIAN SKPA : Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran
:
Bendahara Penerimaan :
Nomor Urut Tanggal Referensi
PAJAK ACEH RETRIBUSI ACEH LAIN-LAIN PAA YANG SAH
Kode dan Nama
Rekening Rincian Objek
Jumlah (Rp)
Kode dan Nama
Rekening Rincian Objek
Jumlah (Rp)
Kode dan Nama
Rekening Rincian Objek
Jumlah (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah ………, Tanggal…………….. Bendahara Penerimaan (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) NIP.
160
Cara Pengisian:
1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan kas.
2. Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan kas.
3. Kolom 3 diisi dengan halaman buku kasir penerimaan.
4. Kolom 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 diisi dengan jumlah rupiah atas masing-
masing kode dan uraian kode rekening penerimaan kas (rincian
objek)
161
10. Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan SKPA (SPJ Penerimaan-Administratif)
PEMERINTAH ACEH
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPA (SPJ PENERIMAAN - ADMINISTRATIF)
SKPA : Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran : Bendahara Penerimaan :
Kode Rekening Uraian Jumlah
Anggaran
Sampai dengan Bulan Lalu Bulan ini Sampai dengan Bulan ini
Penerimaan Penyetoran Sisa Penerimaan Penyetoran Sisa
Jumlah Anggaran
yang Terealisasi
Jumlah Anggaran
yang Telah
Disetor
Sisa yang Belum Disetor
Sisa Anggaran yang Belum
Terealisasi/Pelampauan Anggaran
1 2 3 4 5 6=(5-4) 7 8 9=(8-7) 10 = (4+7) 11 = (5+8) 12 = (11-10) 13 = (3-10)
Jumlah ...............Tanggal…………….. Bendahara Penerimaan (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) NIP.
Catatan :
Format ini digunakan oleh bendahara penerimaan dalam rangka melakukan pertanggungjawaban secara administratif ke
Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPA.
162
Langkah-langkah pembuatan SPJ Penerimaan adalah sebagai
berikut:
1. Kolom 1 diisi dengan kode rekening.
2. Kolom 2 diisi dengan uraian/nama kode rekening.
3. Kolom 3 diisi dengan jumlah anggaran pendapatan yang ditetapkan
dalam APBA atau masing-masing kode rekening.
4. Kolom 4 diisi dengan jumlah pendapatan yang terealisasi atas
masing-masing kode rekening sampai dengan bulan lalu.
5. Kolom 5 diisi dengan jumlah pendapatan yang telah disetor
berdasarkan Surat Tanda Setoran/dokumen lainnya sampai dengan
bulan lalu.
6. Kolom 6 diisi dengan jumlah pendapatan yang terealisasi sampai
dengan bulan lalu yang belum disetor (kolom 5 dikurangi kolom 4).
7. Kolom 7 diisi dengan jumlah pendapatan yang terealisasi pada
bulan ini.
8. Kolom 8 diisi dengan jumlah pendapatan terealisasi yang telah
disetor berdasarkan STS/dokumen lainnya bulan ini.
9. Kolom 9 diisi dengan jumlah pendapatan yang terealisasi bulan ini
yang belum disetor (kolom 8 dikurangi kolom 7).
10. Kolom 10 diisi dengan jumlah pendapatan yang terealisasi sampai
dengan bulan lalu ditambah dengan pendapatan terealisasi bulan
ini (kolom 4 ditambah kolom 7).
11. Kolom 11 diisi dengan jumlah pendapatan yang disetor sampai
dengan bulan lalu ditambah dengan pendapatan yang disetor bulan
ini berdasarkan STS/Dokumen Lainnya (kolom 5 ditambah kolom
8).
12. Kolom 12 diisi dengan jumlah pendapatan yang terealisasi sampai
dengan bulan ini belum disetor (bulan lalu ditambah bulan ini,
kolom 11 dikurangi kolom 10).
Kolom 13 diisi dengan jumlah total anggaran pendapatan yang
belum terealisasi (jumlah anggaran setahun dikurangi dengan
jumlah pendapatan yang telah terealisasi, kolom 3 dikurangi
kolom 10). Jika jumlah rupiah dalam kolom 13 bernilai negatif
berarti terjadi pelampauan pendapatan.
163
11. Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan SKPA (SPJ Penerimaan-Fungsional)
PEMERINTAH ACEH
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPA
(SPJ PENERIMAAN - FUNGSIONAL)
SKPA :
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran :
Bendahara Penerimaan :
Kode Rekening Uraian
Jumlah Anggaran
Sampai dengan Bulan Lalu Bulan ini Sampai dengan Bulan ini
Penerimaan Penyetoran Sisa Penerimaan Penyetoran Sisa
Jumlah Anggaran
yang Terealisasi
Jumlah Anggaran
yang Telah
Disetor
Sisa yang Belum Disetor
Sisa Anggaran yang Belum
Terealisasi/Pelampauan Anggaran
1 2 3 4 5 6=(5-4) 7 8 9=(8-7) 10 = (4+7) 11 = (5+8) 12 = (11-10) 13 = (3-10)
Jumlah
….… Tanggal………..
Mengetahui,
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan
(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)
(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)
NIP. NIP.
164
Langkah-langkah pembuatan SPJ Penerimaan adalah sebagai
berikut:
1. Kolom 1 diisi dengan kode rekening.
2. Kolom 2 diisi dengan uraian/nama kode rekening.
3. Kolom 3 diisi dengan jumlah anggaran pendapatan yang ditetapkan
dalam APBA atau masing-masing kode rekening.
4. Kolom 4 diisi dengan jumlah pendapatan yang terealisasi atas
masing-masing kode rekening sampai dengan bulan lalu.
5. Kolom 5 diisi dengan jumlah pendapatan yang telah disetor
berdasarkan Surat Tanda Setoran/dokumen lainnya sampai dengan
bulan lalu.
6. Kolom 6 diisi dengan jumlah pendapatan yang terealisasi sampai
dengan bulan lalu yang belum disetor (kolom 5 dikurangi kolom 4).
7. Kolom 7 diisi dengan jumlah pendapatan yang terealisasi pada
bulan ini.
8. Kolom 8 diisi dengan jumlah pendapatan terealisasi yang telah
disetor berdasarkan STS/dokumen lainnya bulan ini.
9. Kolom 9 diisi dengan jumlah pendapatan yang terealisasi bulan ini
yang belum disetor (kolom 8 dikurangi kolom 7).
10. Kolom 10 diisi dengan jumlah pendapatan yang terealisasi sampai
dengan bulan lalu ditambah dengan pendapatan terealisasi bulan
ini (kolom 4 ditambah kolom 7).
11. Kolom 11 diisi dengan jumlah pendapatan yang disetor sampai
dengan bulan lalu ditambah dengan pendapatan yang disetor bulan
ini berdasarkan STS/Dokumen Lainnya (kolom 5 ditambah kolom 8).
12. Kolom 12 diisi dengan jumlah pendapatan yang terealisasi sampai
dengan bulan ini belum disetor (bulan lalu ditambah bulan ini,
kolom 11 dikurangi kolom 10).
13. Kolom 13 diisi dengan jumlah total anggaran pendapatan yang
belum terealisasi (jumlah anggaran setahun dikurangi dengan
jumlah pendapatan yang telah terealisasi, kolom 3 dikurangi
kolom 10). Jika jumlah rupiah dalam kolom 13 bernilai negatif
berarti terjadi pelampauan pendapatan.
165
12. Buku Kas Umum Penerimaan Pembantu
PEMERINTAH ACEH
BUKU KAS UMUM PENERIMAAN PEMBANTU
SKPA : BENDAHARA PENERIMAAN PEMBANTU :
NO Tanggal Kode
Rekening Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
.................,................................. Bendahara Penerimaan Pembantu (Tanda Tangan) (Nama Lengkap
Cara Pengisian:
1. SKPA diisi dengan nama SKPA.
2. Bendahara Penerimaan Pembantu diisi dengan Nama Bendahara
Penerimaan Pembantu.
3. Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan kas.
4. Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan kas.
5. Kolom 3 diisi dengan kode rekening penerimaan kas.
6. Kolom 4 diisi dengan uraian penerimaan kas.
7. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas.
8. Kolom 6 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas.
9. Kolom 7 diisi dengan saldo buku kas umum penerimaan.
166
13. Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian Pembantu
PEMERINTAH ACEH
BUKU REKAPITULASI PENERIMAAN HARIAN PEMBANTU SKPA : Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran
:
Bendahara Penerimaan Pembantu :
Nomor Urut
Tanggal Referensi
PAJAK ACEH RETRIBUSI ACEH LAIN-LAIN PAD YANG SAH
Kode dan Nama
Rekening Rincian Objek
Jumlah (Rp)
Kode dan Nama
Rekening Rincian Objek
Jumlah (Rp)
Kode dan Nama
Rekening Rincian Objek
Jumlah (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah ………, Tanggal…………….. Bendahara Penerimaan
Pembantu
(Tanda Tangan) (Nama Lengkap) NIP.
167
14. Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan Pembantu
PEMERINTAH ACEH
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPA (SPJ PENERIMAAN)
SKPA : Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran
:
Bendahara Penerimaan Pembantu :
Kode Rekening
Uraian Jumlah
Anggaran
Sampai dengan Bulan Lalu Bulan ini Sampai dengan Bulan ini
Penerimaan Penyetoran Sisa Penerimaan Penyetoran Sisa
Jumlah Anggaran
yang Terealisasi
Jumlah Anggaran
yang Telah
Disetor
Sisa yang Belum Disetor
Sisa Anggaran yang Belum
Terealisasi/Pelampauan Anggaran
1 2 3 4 5 6=(5-4) 7 8 9=(8-7) 10 = (4+7) 11 = (5+8) 12 = (11-10) 13 = (3-10)
Jumlah
Mengetahui, ………, Tanggal…………….. Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna
Anggaran Bendahara Penerimaan Pembantu
(Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
168
6.1.5 Prosedur Pelaksanaan dan Penatausahaan Pendapatan Aceh
6.1.5.1 Prosedur Pelaksanaan Pendapatan Aceh
Melalui Bendahara Penerimaan/Bendahara
Penerimaan Pembantu
172
6.2 Penatausahaan Belanja
6.2.1 Ketentuan Umum
1. APBA merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah
dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitungmulai
tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember;
2. Belanja hanya dapat dilakukan apabila anggarannya
tersedia dan tidak melebihi pagu anggaran yang
ditetapkan, kecuali untuk belanja gaji dan tunjangan;
3. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran tidak
boleh menerbitkan SPM melewati Tahun Anggaran;
4. Mekanisme pengeluaran pembiayaan dilakukan dengan
penerbitan SPM oleh PPKA tanpa melalui pengajuan
SPP;
5. Untuk tertib laporan pertanggungjawaban pada akhir
tahun anggaran, pertanggungjawaban pengeluaran dana
bulan Desember disampaikan paling lambat tanggal 31
Desember;
6. Ketentuan tentang belanja BLUD diatur melalui
Peraturan tersendiri.
6.2.2 Surat Penyediaan Dana (SPD)
6.2.2.1 Ketentuan Umum
1. Manajemen Kas adalah kemampuan
Pemerintah Aceh mengatur jumlah
penyediaan dana kas bagi setiap SKPA,
artinya BUA harus mampu memperkirakan
kemampuan keuangan Pemerintah Aceh
dalam memenuhi kebutuhan dana SKPA.
2. Manajemen kas mempengaruhi jumlah dana
yang dapat disediakan dalam satu kali
pengajuan SPD serta periode pengajuan SPD.
3. SPD digunakan untuk menyediakan dana bagi
tiap-tiap SKPA dalam periode tertentu.
4. SPD menunjukkan secara jelas alokasi tiap
kegiatan tetapi SPD tidak selalu dibuat untuk
173
setiap kegiatan secara tersendiri.
5. SPD diterbitkan berdasarkan anggaran kas
yang diajukan oleh SKPA dan telah disetujui
oleh PPKA.
6. PPKA selaku BUA dapat membuat SPD tanpa
menunggu pengesahan DPA untuk
mengakomodasi belanja dan kegiatan yang
sifatnya wajib dan mengikat dan harus
dilaksanakan sebelum DPA-SKPA disahkan.
6.2.2.2 Prosedur Aktivitas Fungsi–Fungsi yang Terkait
dalam Penyediaan Dana
1. Pejabat Pengelola Keuangan Aceh (PPKA)
Uraian tugas :
a) mengotorisasi Rancangan SPD dan
menyerahkan SPD kepada Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
b) menyerahkan dokumen Anggaran Kas
Pemerintah Aceh dan DPA-SKPA kepada
Kuasa BUA;
2. Kuasa Bendahara Umum Aceh (Kuasa BUA)
Uraian tugas :
a) menganalisis DPA-SKPA dan anggaran kas
per SKPA;
b) menyiapkan Rancangan SPD berdasarkan
Dokumen Anggaran Kas Pemerintah Aceh
dan DPA-SKPA;
c) menyerahkan Rancangan SPD kepada
PPKA.
3. Pengguna Anggaran
Uraian tugas:
a) memberikan keterangan yang diperlukan
Kuasa BUA;
b) menyiapkan rencana anggaran kas dan
menyerahkan kepada PPKA;
c) mengarsipkan SPD yang diterima.
174
6.2.2.3 Dokumen dan Catatan yang Digunakan 1. Surat Penyediaan Dana (SPD)
PEMERINTAH ACEH
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN ACEH SELAKU BENDAHARA UMUM ACEH NOMOR......... TAHUN ….
TENTANG SURAT PENYEDIAAN DANA ANGGARAN BELANJA ACEH
TAHUN ANGGARAN … PPKA SELAKU BUA
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung tahun angaran ..... berdasarkan anggaran kas yang telah ditetapkan, perlu disediakan pendanaan dengan menerbitkan Surat Penyediaan Dana (SPD):
Mengingat : 1. Qanun Aceh.......... Nomor........ Tahun....... tentang Penetapan APBA Tahun Anggaran .......;
2. Peraturan Gubernur Aceh Nomor..... Tahun... tentang Penjabaran APBA Tahun Anggaran...........;
3. Peraturan Gubernur Aceh Nomor........ Tahun........ tentang Pedoman Pelaksanaan APBA;
4. DPA-SKPA ….............; (Daftar nomor terlampir)
MEMUTUSKAN :
Berdasarkan Qanun Aceh ...... Nomor ........ Tahun.... Tanggal ….. tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh....... Tahun Anggaran........ menetapkan/ menyediakan kredit anggaran sebagai berikut :
1. Ditujukan Kepada SKPA :
2. Nama Bendahara Pengeluaran :
3. Jumlah Penyediaan Dana : Rp. .................................... (terbilang.........................................)
4. Untuk Kebutuhan : Bulan ............ s.d bulan..............
5. Ikhitisar Penyediaan Dana : a. Jumlah dana DPA-SKPA/DPPA- : Rp. ....................................
SKPA/DPAL-SKPA b. Akumulasi SPD Sebelumnya : Rp. ....................................
c. Sisa dana yang belum di SPD kan: Rp. .................................... d. Jumlah dana yang di SPD kan : Rp. ....................................
saat ini e. Sisa jumlah dana DPA SKPA/DPPA- : Rp. ....................................
SKPA/DPAL-SKPA*) yang belum (terbilang.........................................) di SPD kan
6. Ketentuan-ketentuan lain : …………………………………..
Ditetapkan di ...................... Pada Tanggal .....................
PPKA SELAKU BUA (tanda tangan) (nama lengkap)
NIP Tembusan disampaikan kepada : 1. Inspektur Aceh; 2. Arsip.
175
Cara Pengisian Formulir SPD
1. Nomor diisi dengan nomor SPD.
2. Penerbitan SPD didasari dengan berbagai pertimbangan sebagai dasar
hukum. Seluruh payung hukum yang mendasari penerbitan SPD
dicantumkan secara urut lengkap dengan nama, nomor dan tahun
dasar hukum (pada teks menimbang dan mengingat).
3. Pada teks keputusan tentang penerbitan SPD juga diisikan nomor,
tanggal dan tahun Qanun Aceh tentang APBA.
4. SKPA diisi dengan kode dan nama SKPA.
5. Nama bendahara pengeluaran diisi dengan nama Bendahara Pengeluaran
SKPA.
6. Jumlah penyediaan dana diisi dengan jumlah dana yang disediakan dan
menjadi hak SKPA lewat penetapan SPD yang bersangkutan. Pengisian jumlah
dana disertai dengan jumlah terbilang dari dana tersebut.
7. Untuk kebutuhan diisi dengan periode waktu peruntukan penyediaan
dana SPD. Misalnya jika SPD disediakan untuk triwulan 1 maka periode
waktu diisi dengan Januari s/d Maret beserta tahun anggarannya.
8. Jumlah dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/DPAL-SKPA diisi dengan jumlah
total anggaran satu tahun untuk SKPA yang bersangkutan berdasarkan
pada DPA-SKPA/DPPA-SKPA/DPAL-SKPA.
9. Akumulasi SPD sebelumnya diisi dengan jumlah dana yang telah
disediakan lewat penetapan seluruh SPD sebelumnya dalam tahun
anggaran yang bersangkutan.
10. Sisa dana yang belum di-SPD-kan diisi dengan jumlah dana hasil
pengurangan jumlah dana total (dari point 8) dikurangi dengan
akumulasi dana SPD sebelumnya (dari point 9).
11. Jumlah dana yang di-SPD-kan diisi dengan jumlah dana yang disediakan
lewat penetapan SPD saat ini.
12. Sisa jumlah dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/DPAL-SKPA yang belum di-SPD-kan
diisi dengan jumlah dana yang belum di-SPD-kan (dari point 10) dikurangi
dengan jumlah dana yang di-SPD-kan saat ini (dari point 11).
13. Ketentuan-ketentuan lain dapat diisi jika memang ada beberapa
ketentuan yang menyertai penetapan SPD.
14. SPD ditetapkan dengan mencantumkan tempat dan tanggal penetapan
dan ditandatangani oleh PPKA selaku BUA. Di bawah tandatangan
dicantumkan nama dan NIP PPKA.
176
a. Lampiran Surat Penyediaan Dana untuk
Belanja Tidak Langsung
Cara Pengisian Formulir Lampiran SPD Untuk Belanja Tidak
Langsung
1. Nomor SPD diisi dengan nomor SPD sesuai dengan nomor yang
tercantum dalam surat penetapan SPD.
2. Periode diisi dengan periode waktu peruntukan penyediaan dana
SPD. Misalnya jika SPD disediakan untuk triwulan 1 maka periode
waktu diisi dengan Januari s/d Maret beserta tahun anggarannya.
3. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran sesuai peruntukan
SPD.
4. Kolom nomor DPA-SKPA/DPPA-SKPA diisi dengan nomor DPA-
SKPA/DPPA-SKPA untuk belanja tidak langsung untuk tahun
anggaran yang bersangkutan.
5. Kolom uraian diisi dengan kelompok belanja tidak langsung dan
jenis belanja pegawai.
6. Kolom anggaran diisi dengan anggaran belanja tidak langsung
untuk satu tahun anggaran yang bersangkutan.
7. Kolom akumulasi pada SPD sebelumnya diisi dengan jumlah dana
PEMERINTAH ACEHLAMPIRAN SPD NOMOR :BELANJA TIDAK LANGSUNG :PERIODE BULAN :TAHUN ANGGARAN :
Nomor DPA-/DPPA-SKPA Uraian AnggaranAkumulasi Pada SPD Sebelumnya
Jumlah Pada SPD Periode ini
Jumlah Dana Belanja Tidak Langsung : Rp. ………………………………..(Terbilang : ……………………………………………………………………………………………………….)
Ditetapkan di …………………Pada Tanggal ……………………
PPKA SELAKU BU
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
177
belanja tidak langsung yang telah disediakan lewat SPD-SPD yang
telah ditetapkan sebelumnya.
8. Kolom jumlah pada SPD periode ini diisi dengan jumlah dana
belanja tidak langsung yang disediakan lewat SPD ini.
9. Kolom sisa anggaran diisi dengan jumlah dana belanja tidak
langsung untuk satu tahun anggaran (dari point 5) dikurangi
dengan jumlah dana belanja tidak langsung yang telah di-SPD-kan
sebelumnya (dari point 6) dan juga dikurangi dengan jumlah dana
belanja tidak langsung dalam SPD saat ini (dari point 7).
10. Jumlah dana belanja tidak langsung diisi dengan jumlah dana
belanja tidak langsung yang di-SPD-kan saat ini. Pengisian jumlah
dana tersebut dilengkapi juga dengan jumlah dana terbilangnya.
11. Lampiran SPD untuk belanja tidak langsung ditetapkan dengan
mencantumkan tempat dan tanggal penetapan dan ditandatangani
oleh PPKA selaku BUA. Di bawah tandatangan dicantumkan nama
dan NIP PPKA.
178
b. Lampiran Surat Penyediaan Dana untuk
Belanja Langsung
Cara Pengisian Formulir Lampiran SPD Untuk Belanja Langsung
1. Nomor SPD diisi dengan nomor SPD sesuai dengan nomor yang
tercantum dalam surat penetapan SPD.
2. Periode diisi dengan periode waktu peruntukan penyediaan dana
SPD. Misalnya jika SPD disediakan untuk triwulan 1 maka periode
waktu diisi dengan Januari s/d Maret beserta tahun anggarannya.
3. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran sesuai peruntukan
SPD.
4. Kolom nomor DPA-SKPA/DPPA-SKPA/DPAL-SKPA diisi dengan
nomor DPA-SKPA/DPPA-SKPA untuk belanja langsung untuk
tahun anggaran yang bersangkutan.
5. Kolom uraian diisi dengan nama program dan kegiatan.
PEMERINTAH ACEH::: s/d:
Uraian AnggaranAkumulasi Pada SPD
Sebelumnya
Jumlah Pada SPD Periode ini
Sisa Anggaran
Jumlah Dana Belanja Langsung Rp. ………………………………..(Terbilang : ……………………………………………………………………………………………………….)
Ditetapkan di ……………………………Pada Tanggal ……………………………
LAMPIRAN SPD NOMOR BELANJA LANGSUNGPERIODE BULANTAHUN ANGGARAN
PPKA SELAKU BUA,
(tanda tangan)
Nomor DPA-/DPPA-/DPAL-SKPA
179
6. Kolom kegiatan diisi dengan kode dan nama kegiatan sesuai dengan
yang dianggarkan dengan nomor DPA-SKPA/DPPA-SKPA/DPAL-
SKPA pada kolom sebelumnya (dari point 4).
7. Kolom anggaran diisi dengan anggaran kegiatan (dari point 6) untuk
satu tahun anggaran yang bersangkutan.
8. Kolom akumulasi pada SPD sebelumnya diisi dengan jumlah dana
kegiatan (dari point 6) yang telah disediakan lewat SPD-SPD yang
telah ditetapkan sebelumnya.
9. Kolom jumlah pada SPD periode ini diisi dengan jumlah dana
kegiatan (dari point 6) yang disediakan lewat SPD ini.
10. Kolom sisa anggaran diisi dengan jumlah dana kegiatan (dari point
6) untuk satu tahun anggaran (dari point 7) dikurangi dengan
jumlah dana kegiatan (dari point 6) yang telah di-SPD-kan
sebelumnya (dari point 8) dan juga dikurangi dengan jumlah
dana kegiatan (dari point 6) dalam SPD saat ini (dari point 9).
11. Jumlah dana belanja langsung diisi dengan jumlah dana belanja
langsung dari seluruh kegiatan yang di-SPD-kan saat ini. Pengisian
jumlah dana tersebut dilengkapi juga dengan jumlah dana
terbilangnya.
12. Lampiran SPD untuk belanja langsung ditetapkan dengan
mencantumkan tempat dan tanggal penetapan dan ditandatangani
oleh PPKA selaku BUA. Di bawah tandatangan dicantumkan nama
dan NIP PPKA.
181
6.2.3 Mekanisme Uang Persediaan (UP)
6.2.3.1 Ketentuan Umum
1. Uang Persedian (UP) adalah uang muka
kerja dengan jumlah tertentu yang bersifat
daur ulang (revolving) diberikan kepada
bendahara pengeluaran untuk membiayai
kegiatan operasional kantor sehari-hari yang
tidak dapat dilakukan dengan pembayaran
langsung.
2. Penggunaan UP menjadi tanggung jawab
Bendahara Pengeluaran dan setelah
digunakan dapat melakukan pengisian
kembali (revolving) sepanjang dananya masih
tersedia.
3. Pengisian kembali UP diberikan apabila dana
UP telah dipertanggungjawabkan sekurang-
kurangnya 50%.
4. Batas atas jumlah SPP-UP untuk tiap-tiap
SKPA adalah 1/12 (satu perduabelas) dari
anggaran belanja pegawai (belanja langsung)
dan belanja barang dan jasa (non LS) dalam
tahun anggaran bersangkutan. Jika
penetapan APBA sudah memasuki tahun
anggaran berjalan (terlambat penetapan)
maka batas atas jumlah UP mempedomani
anggaran tahun sebelumnya.
5. Belanja barang dan jasa yang diperhitungkan
untuk UP tidak termasuk belanja barang dan
jasa yang akan diserahkan ke pihak ketiga
atau belanja barang dan jasa yang
dipersamakan dengan belanja modal.
6. Besaran UP masing-masing SKPA ditetapkan
dengan Keputusan Gubernur Aceh, dalam hal
APBA terlambat disahkan maka Gubernur
182
menetapkan peraturan tentang pengeluaran
kas mendahului penetapan APBA.
7. Uang panjar adalah uang diberikan
bendahara pengeluaran untuk membantu
kelancaran operasional kegiatan yang
sifatnya terikat waktu dan tempat, seperti
pelaksanaan teknis untuk perjalanan dinas.
8. Belanja melalui uang panjar adalah
pengeluaran berdasarkan kegiatan yang
telah dianggarkan dan tidak bisa langsung
dipertanggungjawabkan oleh pelaksana pada
saat itu.
9. Pencatatan pengeluaran uang panjar dicatat
dalam buku panjar.
10. Pertanggungjawaban uang panjar paling
lambat 7 hari kerja setelah kegiatan selesai
dilaksanakan.
6.2.3.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-fungsi yang terkait
dalam Uang Persediaan
1. Kuasa Bendahara Umum Aceh (Kuasa BUA)
Uraian tugas:
a) meneliti kelengkapan SPM;
b) menerbitkan SP2D apabila SPM
dinyatakan lengkap paling lambat 2 hari
kerja semenjak pengajuan SPM diterima
c) kelengkapan dokumen SPM untuk
penerbitan SP2D yaitu:
(1) SPP dan kelengkapannya;
(2) SPM dan kelengkapannya.
d) menyerahkan SP2D kepada bank dengan
menggunakan daftar penguji atau nama
lain;
e) menyerahkan SP2D kepada pengguna
anggaran;
183
f) mencatat SP2D dan nota debet (dari
bank) ke dokumen penatausahaan yang
terdiri dari Buku Kas Penerimaan dan
Buku Kas Pengeluaran;
g) menerbitkan Surat Penolakan SP2D,
apabila SPM dinyatakan tidak lengkap,
paling lambat 1 hari kerja sejak SPM
diterima;
h) menyerahkan Surat Penolakan SP2D
kepada pengguna anggaran agar
dilakukan penyempurnaan SPM.
2. Pengguna Anggaran
Uraian tugas:
a) menyerahkan SPM kepada kuasa BUA;
b) menyerahkan SP2D kepada bendahara.
3. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan
Kerja Perangkat Aceh (PPK-SKPA)
Uraian tugas:
a) meneliti kelengkapan dokumen SPP-UP;
b) membuat SPM, apabila SPP-UP dinyatakan
lengkap. Dokumen kelengkapan SPM UP
adalah surat pernyataan tanggung jawab
pengguna anggaran;
c) menerbitkan SPM paling lambat 2 hari
kerja sejak SPP-UP diterima;
d) menyerahkan rancangan SPM kepada
pengguna anggaran untuk diotorisasi;
e) menerbitkan surat penolakan SPM Jika
SPP-UP dinyatakan tidak lengkap paling
lambat 1 hari kerja sejak SPP-UP diterima;
f) menyerahkan Surat penolakan penerbitan
SPM kepada pengguna anggaran untuk
diotorisasi.
184
4. Bendahara Pengeluaran
Uraian tugas :
a) membuat SPP-UP beserta dokumen
lainnya yang terdiri dari:
(1) Surat Pengantar SPP-UP;
(2) Ringkasan SPP-UP;
(3) Rincian SPP-UP;
(4) Salinan SPD atau Peraturan
Gubernur Aceh dan/atau Keputusan
Gubernur Aceh;
(5) Surat Pernyataan Pengguna Anggaran;
(6) Lampiran lain yang diperlukan;
b) menyerahkan SPP-UP beserta dokumen
lainnya kepada PPK-SKPA;
c) mencatat ke dalam dokumen penatausahaan
yang terdiri dari:
(1) BKU Pengeluaran;
(2) Buku Pembantu Simpanan Bank;
(3) Buku Pembantu Pajak;
(4) Buku Pembantu Panjar;
(5) Buku Rekapitulasi Pengeluaran Per
Rincian objek.
d) menerima dana dari bank.
185
6.2.3.3 Dokumen dan Catatan yang Digunakan
1. Surat Pengantar Surat Permintaan Pembayaran
Uang Persediaan (Surat Pengantar SPP UP)
PEMERINTAH ACEH
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP) Nomor : ............................ Tahun ..............
SURAT PENGANTAR
Kepada Yth. Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran SKPA ................................... Di Tempat Dengan memperhatikan Peraturan Gubernur Aceh Nomor .................. Tahun .................tentang ……………, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan sebagai berikut :
a. Urusan Pemerintahan : .................................................... b. SKPA : .................................................... c. Tahun Anggaran : .................................................... d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor : .................................................... e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp. .............................................
(terbilang.....................................) f. Nama Bendahara : ...................................................
Pengeluaran g. Jumlah Pembayaran yang : Rp. .............................................
diminta (terbilang......................................) h. Nama dan Nomor : ...................................................
Rekening Bank
.........,tanggal ..................... Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) NIP.
186
Cara Pengisian Formulir Surat Pengantar SPP-UP
1. Nomor diisi dengan nomor SPP.
2. SKPA diisi dengan nama SKPA.
3. Nomor Peraturan Gubernur Aceh diisi dengan nomor Peraturan
Aceh mengenai penjabaran APBA pada tahun anggaran yang
bersangkutan.
4. Urusan Pemerintahan diisi dengan kode dan nama urusan
pemerintahan.
5. SKPA diisi dengan kode dan nama SKPA.
6. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang bersangkutan.
7. Dasar pengeluaran diisi dengan nomor SPD yang mendasari
penerbitan SPP (dikosongkan).
8. Sisa dana SPD diisi dengan jumlah dana yang belum dicairkan dari
SPD yang mendasari penerbitan SPP. Pengisian disertai dengan
jumlah terbilang dari dana SPD yang belum dicairkan tersebut
(dikosongkan).
9. Nama bendahara pengeluaran diisi dengan nama bendahara
pengeluaran SKPA yang menerbitkan SPP.
10. Pembayaran yang diminta diisi dengan jumlah dana yang diminta
untuk dicairkan lewat penerbitan SPP. Pengisian disertai dengan
jumlah terbilang dari dana yang diminta untuk dicairkan tersebut.
11. Nama dan nomor rekening bank diisi dengan nama bank beserta
nomor rekening bank bendahara pengeluaran pada bank tersebut
yang akan dipakai untuk pemindahbukuan dana yang diminta
untuk dicairkan lewat penerbitan SPP.
12. Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat
penerbitan SPP.
13. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan nama
jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP
bendahara pengeluaran.
187
2. Ringkasan Surat Permintaan Pembayaran
Uang Persediaan (Ringkasan SPP UP)
PEMERINTAH ACEH
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP) Nomor : .................. Tahun ...............
RINGKASAN
Berdasarkan Keputusan Gubernur Aceh Nomor ................. Tanggal ............ tentang Penetapan Jumlah Uang Persediaan untuk SKPA ................................sejumlah Rp. ................................. Terbilang ................................................... .................,............... Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) NIP.
Cara Pengisian Formulir Ringkasan SPP-UP
1. Nomor diisi dengan nomor SPP.
2. Nomor Keputusan Gubernur Aceh diisi dengan nomor Keputusan
Gubernur Aceh yang mendasari penetapan jumlah dana UP. Diikuti
dengan pengisian tanggal Keputusan Gubernur Aceh tersebut.
3. SKPA diisi dengan nama SKPA yang menerbitkan SPP-UP dan
besaran UP nya ditetapkan lewat Keputusan Gubernur Aceh.
4. Jumlah uang diisi dengan jumlah/besaran dana UP yang
ditetapkan untuk SKPA tersebut.
5. Terbilang diisi dengan jumlah terbilang dari jumlah dana UP yang
ditetapkan.
6. Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat
penerbitan SPP.
7. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan
nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP
bendahara pengeluaran.
188
3. Rincian Surat Permintaan Pembayaran Uang
Persediaan (Rincian SPP-UP)
PEMERINTAH ACEH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP)
Nomor : .................. Tahun ...............
RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN
No Kode Rekening (Jenis)
Uraian Jumlah
1. 2. 3.
TOTAL
Terbilang:............................................................................................... .................,................................. Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) NIP.
Cara Pengisian Formulir Rincian SPP-UP 1. Nomor diisi dengan nomor SPP. 2. Kolom kode rekening diisi dengan kode rekening jenis belanja. 3. Kolom uraian diisi dengan uraian/nama rekening sesuai dengan
kode rekening yang telah diisikan pada kolom kode rekening. 4. Kolom jumlah tidak perlu diisi kecuali pada baris TOTAL. 5. Baris TOTAL diisi persis sama sesuai dengan jumlah dana SPP-UP
yang diminta. 6. Terbilang diisi dengan jumlah terbilang dari nilai TOTAL. 7. Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat
penerbitan SPP. 8. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan
nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP bendahara pengeluaran.
189
4. Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
PEMERINTAH ACEH
SKPA
SURAT PERNYATAAN PENGAJUAN SPP-UP
Nomor : ....................
Sehubungan dengan Surat Perintah Pembayaran Uang Persediaan (SPP-UP) Nomor : .......... tanggal ............. yang kami ajukan sebesar Rp................,- (terbilang) untuk keperluan SKPA Dinas/Badan .................. Tahun Anggaran ................., dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa: 1. Jumlah Uang Persediaan (UP) tersebut diatas akan dipergunakan untuk
keperluan guna membiayai kegiatan yang akan kami laksanakan sesuai DPA-SKPA Dinas/Badan ....................
2. Jumlah Uang Persediaan (UP) tersebut tidak akan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang menurut ketentuan yang berlaku harus dilakukan dengan Pembayaran Langsung (LS).
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat untuk melengkapi persyaratan
pengajuan SPM-UP SKPA kami.
Banda Aceh, tanggal
Pengguna Anggaran,
(tandatangan)
(nama lengkap)
NIP. .................
190
5. Surat pernyataan tanggung jawab pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran
PEMERINTAH ACEH
SKPA SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
NOMOR : ……………………………… Satuan Kerja Perangkat Aceh :………………………………............................ Kode SKPA :……………………………………………............ Nomor/Tanggal DPA SKPA :……………………………………………………… Keperluan : Pembayaran ............................................. ……………………………………………………… Jenis Belanja : Nomor : Tanggal : Nilai SPM : (Terbilang :................................................................................................) Yang bertanda tangan di bawah ini, Pengguna Anggaran/Pengguna Barang SKPA………………….., menyatakan bahwa saya bertanggungjawab penuh atas segala pengeluaran yang akan/telah dibayar berkaitan dengan kegiatan yang tersebut di atas karena telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bukti-bukti belanja tersebut disimpan dengan ketentuan yang berlaku untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Banda Aceh,…………………….
PENGGUNA ANGGARAN
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP. .................
191
6. Register Surat Permintaan Pembayaran Uang
Persediaan (Register SPP-UP)
PEMERINTAH ACEH
REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPM-LS
No Urut Tanggal
Nomor SPP
Uraian
Jumlah SPP
UP GU TU LS
UP GU TU LS
GAJI Barang & Jasa Gaji Barang
& Jasa 1 2 3 4 5
…………Tanggal…………
Mengetahui,
Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran
(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)
(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)
NIP. NIP
Cara Pengisian Register SPP
1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut SPP-UP.
2. Kolom 2 diisi dengan tanggal diajukannya SPP-UP.
3. Kolom 3 diisi dengan nomor SPP-UP.
4. Kolom 4 diisi dengan uraian SPP yang diajukan SPP-UP.
5. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah SPP-UP.
192
7. Surat Perintah Membayar (SPM)
Format:
UP/GU/TU/LS
Nomor SPM:
NoUraian
(No.Rekening)Jumlah Keterangan
1 Iuran Wajib Pegawai
Negeri
2 Tabungan Perumahan
Pegawai
3 ……………
Jumlah Potongan Rp. …………….
Kode Rekening Uraian Jumlah
No Uraian Jumlah Keterangan
1 PPN
2 PPh
Jumlah Rp. …………
Rp. ……………
Jumlah SPP yang Diminta
Nomor dan Tanggal SPP : ……..
*) coret yang tidak perlu
**) Pilih yang sesuai
SPM ini sah apabila telah di tandatangani dan di stempel oleh SKPA
SKPA : ………………………………………….
Bendahara Pengeluaran / Pihak Ketiga *)………………………………
……………………………………………………………………………….
Nomor Rekening Bank :)…………………..……...........................………
……………………………………………………………………………….
NPWP : )………………………....................................................………
……………………………………………………………………………….
Dasar Pembayaran / No. dan Tanggal SPD : ……………………
Untuk Keperluan : ………………………………………………………….
……………………………………………………………………………
1. Belanja Tidak Langsung **)
2. Belanja Langsung **)Informasi : (tidak mengurangi jumlah pembayaran SPM)
Pembebanan pada Kode Rekening :
1.1.1.3.1 Kas di Bendahara Pengeluaran
Jumlah SPM
Uang sejumlah :
...… Tanggal…..
Penguna Anggaran
(Tanda Tangan)
(nama lengkap)
NIP : ………………………
PEM ERINTAH ACEH
SURAT PERINTAH M EM BAYAR (SPM )
TAHU N AN GGARAN………..
(Diisi oleh PPK-SKPA)
KUASA BENDAHARA UMUM ACEH Potongan-potongan:
193
Cara mengisi dokumen SPM
1. Baris ”SKPA” diisi dengan nama SKPA yang akan menerima dana.
2. Baris ”Bendahara Pengeluaran/Pihak ketiga” diisi dengan nama
bendahara pengeluaran SKPA yang akan menerima dana (khusus
untuk SPM UP).
3. Nomor rekening bank diisi dengan nomor rekening bank
SKPA/pihak ketiga.
4. NPWP diisi dengan nomor NPWP pihak ketiga.
5. Dasar Pembayaran diisi dengan nomor dan tanggal SPD yang
menjadi dasar pengajuan SPP yang di SPM-kan.
6. Untuk keperluan diisi dengan keperluan pengajuan SPP yang di
SPM-kan.
7. Baris pembebanan pada kode rekening diisi dengan kode urusan,
program dan kegiatan, serta kode rekening dan uraian dari rincian
yang dimintakan dananya.
8. Jumlah SPP yang diminta diisi dengan jumlah uang SPP yang
dimintakan berdasarkan SPP yang diajukan.
9. Jumlah SPD diisi dengan jumlah dana SPD yang menjadi dasar
pengajuan SPP bersangkutan.
10. Potongan berupa iuran wajib pegawai negeri, tabungan perumahan
pegawai dan potongan sejenis lainnya diisi sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku. Jumlah potongan ini akan
langsung dikurangkan oleh kasda (kuasa BUA) sehingga akan
mengurangi jumlah SPM.
11. Potongan berupa PPN, PPh atau pajak lainnya diisi sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku. Jumlah tersebut hanya
sebagai informasi dan tidak mengurangi jumlah SPM tetapi tidak
mengurangi jumlah SPM. Meskipun atas kesepakatan Kasda
melakukan pemotongan namun tindakan tersebut dilakukan atas
nama bendahara pengeluaran.
194
8. Register Surat Perintah Membayar (Register SPM)
PEMERINTAH ACEH REGISTER SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS
SKPA : ……………..
No Urut Tanggal
Nomor SPM
Uraian
Jumlah SPM (Rp)
UP GU TU LS
UP GU TU LS
GAJI Barang &
Jasa Gaji Barang & Jasa
1 2 3 4 5
Mengetahui, Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) NIP.
195
Cara Pengisian Register/Register Penolakan SPM-UP
1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut SPM-UP.
2. Kolom 2 diisi dengan tanggal diajukannya SPM-UP.
3. Kolom 3 diisi dengan nomor SPM-UP yang diajukan.
4. Kolom 4 diisi dengan uraian SPM yang diajukan SPM-UP.
5. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah SPM-UP.
196
9. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Nomor SPM :
Tanggal : Dari : Kuasa BUA
SKPA : Tahun Anggaran :
Kepada :
NPWP :
No. Rekening :
Bank :
Bank / Pos :
Keperluan :
NO KODE REKENING URAIANJUMLAH
(Rp)
1 2 3 4
1.1.1.3.1 Kas di Bendahara Pengeluaran
Jumlah
Potongan‐Potongan :
No Uraian (No.Rekening)JUMLAH
(Rp)Keterangan
1 Iuran Wajib Pegawai Negeri
2 Tabungan Perumahan Pegawai
3 PPn
4 PPh
5 Zakat
6 ……..
Jumlah
Informasi : (tidak mengurangi jumlah pembayaran SP2D)
No Uraian (No.Rekening)JUMLAH
(Rp)Keterangan
1
2
3
JumlahSP2D yang dibayarkan
Jumlah yang Diminta Rp. ……………….
Jumlah Potongan Rp. ……………….Jumlah yang Dibayarkan Rp. ……………….Uang Sejumlah ……………………………………………………………………
Lembar 1 : Bank Aceh
Lembar 2 : Bank Aceh (arsip)
Lembar 3 : Bid. Akuntansi
Lembar 4 : Bid. Perbendaharaan
Lembar 5 : Bendahara/Bendahara Pembantu
Lembar 6 : Kuasa BUA
...… Tanggal…..
Kuasa Bendahara
Umum Aceh
(Tanda Tangan)
PEMERINTAH ACEH
Nomor : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxSURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA
(SP2D)
Bank
Hendaklah mencairkan / memindahbukukan dari baki Rekening Nomor
Uang sebesar Rp. ……………………………………… (terbilang : …………………………………………………………)
197
Cara pengisian SP2D
Kolom 1
a. Nomor SPM diisi dengan nomor SPM.
b. Tanggal diisi dengan tanggal SPM.
c. SKPA diisi dengan nama SKPA.
d. Dari diisi dengan Kuasa Bendahara Umum Aceh (Kuasa BUA).
e. Tahun Anggaran diisi dengan tahun anggaran berkenaan.
f. Bank/Pos diisi dengan nama bank/pos yang ditunjuk untuk mencairkan
SP2D.
g. Hendaklah mencairkan/memindahbukukan ke rekening nomor diisi
dengannomor rekening Kas Umum Aceh (nomor rekening bank kuasa BUA).
h. Uang sejumlah diisi dengan jumlah rupiah dan bilangan rupiah SP2D yang
dicairkan.
Kolom 2
Khusus SPP-UP
a. Kepada diisi dengan bendahara pengeluaran yang berhak atas SP2D.
b. NPWP diisi dengan nomor pokok wajib pajak bendahara pengeluaran atau yang
berhak atas SP2D.
c. Kode rekening bank diisi dengan nomor rekening bank bendahara pengeluaran
yang berhak atas SP2D.
d. Bank/pos diisi dengan nama bank/pos yang ditunjuk untuk mencairkan
SP2D.
e. Keperluan untuk diisi dengan uraian keperluan peruntukan pencairan SP2D.
Kolom 3
a. Nomor diisi dengan nomor urut.
b. Kode rekening diisi dengan kode rekening peruntukan SP2D.
c. Uraian diisi dengan uraian nama kode rekening peruntukan SP2D.
d. Jumlah diisi dengan jumlah rupiah atas masing-masing kode rekening
peruntukan SP2D.
SP2D yang dibayarkan:
a. Jumlah yang diminta diisi dengan jumlah SPM yang diajukan.
b. Jumlah potongan diisi dengan jumlah potongan (No. 4).
c. Jumlah yang dibayarkan diisi dengan jumlah yang diminta dikurangi dengan
jumlah potongan.
d. Uang sejumlah diisi dengan jumlah rupiah dan bilangan rupiah SP2D
yang dicairkan.
198
10. Register Surat Perintah Pencairan Dana (Register SP2D)
PEMERINTAH ACEH
REGISTER SP2D Halaman : …………………..
No Urut Tanggal
Nomor SP2D
Uraian
Jumlah SP2D (Rp)
UP GU TU
LS
UP GU TU
LS
Gaji Barang & Jasa Gaji
Pegawai, Barang & Jasa dan
Modal 1 2 3 4 5 Jumlah
…………Tanggal……………… Kuasa Bendahara Umum
Aceh
(Tanda Tangan) (Nama Lengkap) NIP
199
Cara pengisian Register SP2D
Kolom 1 diisi dengan nomor urut SP2D untuk pengeluaran UP yang
diterbitkan.
Kolom 2 diisi dengan tanggal diterbitkannya SP2D.
Kolom 3 diisi dengan nomor SP2D untuk pengeluaran UP yang
diterbitkan.
Kolom 4 diisi dengan uraian SP2D yang diterbitkan.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah dikeluarkan untuk pengeluaran
UP.
200
11. Surat Penolakan Penerbitan Surat Perintah
Pencairan Dana
PEMERINTAH ACEH
SURAT PENOLAKAN PENERBITAN SP2D ..............,........................20......
Nomor : Kepada Yth. Lampiran : Pengguna Anggaran / Kuasa
Pengguna Anggaran Perihal : Pengembalian SPM .................................................. Di Tempat Bersama ini terlampir Surat Perintah Membayar Uang Persediaan / Ganti Uang / Tambahan Uang dan langsung (SPM-UP/GU/TU/LS) Saudara Nomor ......................... tanggal...........20.......... dikembalikan karena tidak memenuhi syarat untuk diproses. Adapun kekurangannya sebagai berikut :
1. ...................................................................................................................................................................................
2. ...................................................................................................................................................................................
3. ...................................................................................................................................................................................
Demikian disampaikan, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Kuasa Bendahara Umum Aceh
(Nama Lengkap)
NIP.
201
12. Register Surat Penolakan Penerbitan Surat
Perintah Pencairan Dana
PEMERINTAH ACEH REGISTER SURAT PENOLAKAN PENERBITAN SP2D
Halaman: ..................
No Urut
Tanggal Nomor SPM
Uraian Jumlah (Rp)
Keterangan UP/GU/TU LS
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah
..................,tanggal............................ Kuasa Bendahara Umum Aceh (Nama Lengkap) NIP.
Cara Pengisian Register Penolakan SP2D
Kolom 1 diisi dengan nomor urut.
Kolom 2 diisi dengan tanggal dan nomor surat penolakan penerbitan
SP2D.
Kolom 3 diisi dengan nomor SPM yang ditolak.
Kolom 4 diisi dengan alasan penolakan penerbitan SP2D.
Kolom 5 diisi dengan jumlah SPM-UP yang ditolak penerbitan SP2D.
Kolom 6 diisi dengan jumlah SPM LS yang ditolak penerbitan SP2D.
Kolom 7 diisi dengan penjelasan.
202
13. Buku Kas Umum Pengeluaran
PEMERINTAH ACEH
BUKU KAS UMUM PENGELUARAN
SKPA : BENDAHARA PENGELUARAN :
NO Tanggal Kode
Rekening Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
203
14. Buku Pembantu Simpanan/Bank
PEMERINTAH ACEH
BUKU PEMBANTU SIMPANAN / BANK
SKPA : Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran : Bendahara Pengeluaran : Pembantu Bendahara Pengeluaran :
Halaman : ............
No. Urut Tanggal No. Bukti Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
(Rp) (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah
Jumlah Periode ini Jumlah sampai periode lalu Jumlah sampai dengan periode ini Sisa Kas Terbilang (…………………………………) ........, Tanggal.............. Mengetahui Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
204
Cara pengisian Buku Pembantu Simpanan/Bank
Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran
simpanan/bank.
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran
simpanan/bank.
Kolom 3 diisi dengan nomor bukti pencatatan penerimaan atau
pengeluaran simpanan/bank.
Kolom 4 diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran
simpanan/bank misalnya nomor SP2D dan nomor cek.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan simpanan/bank.
Kolom 6 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran simpanan/bank.
Kolom 7 diisi dengan saldo simpanan/bank.
205
15. Buku Pembantu Kas Tunai
PEMERINTAH ACEH
BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
SKPA : Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna : Anggaran Bendahara Pengeluaran : Pembantu Bendahara Pengeluaran :
Halaman : ............ No. Urut
Tanggal No.
Bukti Uraian
Penerimaan Pengeluaran Saldo (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 Jumlah Jumlah Periode ini Jumlah sampai periode lalu Jumlah sampai dengan periode ini Sisa Kas Terbilanng (…………………………………) ........, Tanggal.............. Mengetahui Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP. Cara pengisian Buku Pembantu Kas Tunai Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran Kas
Tunai. Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran Kas
Tunai. Kolom 3 diisi dengan nomor bukti pencatatan penerimaan atau
pengeluaran Kas Tunai. Kolom 4 diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran Kas
Tunai. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan Kas Tunai. Kolom 6 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran Kas Tunai.
Kolom 7 diisi dengan saldo Kas Tunai.
206
16. Buku Pembantu Pajak
PEMERINTAH ACEH
BUKU PEMBANTU PAJAK
SKPA : Kepala SKPA : Bendahara Pengeluaran :
Halaman : ............
No. Urut
Tanggal No.
Bukti Uraian
Penerimaan Pengeluaran Saldo
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah
........, Tanggal.............. Mengetahui Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
Cara pengisian Buku Pembantu Pajak
Kolom 1 diisi dengan nomor urut pemotongan atau penyetoran pajak.
Kolom 2 diisi dengan tanggal pemotongan atau penyetoran pajak.
Kolom 3 diisi dengan nomor bukti pencatatan penyetoran pajak.
Kolom 4 diisi dengan uraian pemotongan atau penyetoran pajak.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah pemotongan atau penyetoran
pajak.
Kolom 6 diisi dengan jumlah rupiah pemotongan atau penyetoran
pajak.
Kolom 7 diisi dengan saldo pemotongan atau penyetoran pajak.
207
17. Buku Pembantu Pajak Perjenis Pajak
PEMERINTAH ACEH BUKU PEMBANTU PAJAK PERJENIS PAJAK
SKPA : Kepala SKPA : Bendahara Pengeluaran : Jenis Pajak :
Halaman : ............ No. Urut Tanggal
No. Bukti Uraian
Penerimaan Pengeluaran Saldo (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 Jumlah ........, Tanggal.............. Mengetahui Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
Cara pengisian Buku Pembantu Pajak
Kolom 1 diisi dengan nomor urut pemotongan atau penyetoran pajak.
Kolom 2 diisi dengan tanggal pemotongan atau penyetoran pajak.
Kolom 3 diisi dengan nomor bukti pencatatan penyetoran pajak.
Kolom 4 diisi dengan uraian pemotongan atau penyetoran pajak.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah pemotongan atau penyetoran
pajak.
Kolom 6 diisi dengan jumlah rupiah pemotongan atau penyetoran
pajak.
Kolom 7 diisi dengan saldo pemotongan atau penyetoran pajak.
208
18. Buku Pembantu Panjar
PEMERINTAH ACEH
BUKU PEMBANTU PANJAR
SKPA : Kepala SKPA : Bendahara Pengeluaran :
Halaman : ............
No.
Urut Tanggal
No.
Bukti Uraian
Penerimaan Pengeluaran Saldo
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah ........, Tanggal.............. Mengetahui Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
Cara pengisian Buku Pembantu Panjar
Kolom 1 Diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran
kas dipergunakan untuk panjar.
Kolom 2 Diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran kas
yang dipergunakan untuk panjar.
Kolom 3 Diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran kas
yang dipergunakan untuk panjar.
Kolom 4 Diisi dengan nomor urut buku pengeluaran.
Kolom 5 Diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas/SPJ atas panjar.
Kolom 6 Diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas/panjar yang
diberikan.
Kolom 7 Diisi dengan saldo panjar yang belum di SPJ-kan oleh orang
yang diberikan.
209
19. Rekapitulasi Pengeluaran Per Rincian Objek
PEMERINTAH ACEH
REKAPITULASI PENGELUARAN PER RINCIAN OBJEK
SKPA : Kode Rekening : Nama Rekening : Kredit APBA : Tahun Anggaran :
Halaman : ............
Nomor BKU Pengeluaran (Rp)
LS UP/TU/GU Jumlah
1 2 3 4
Jumlah Bulan ini .........................................
Jumlah Sampai dengan Bulan lalu .........................................
Jumlah Sampai dengan Bulan ini ......................................... ........, Tanggal.............. Mengetahui Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
Cara pengisian Buku Rekap Pengeluaran per Objek
Kolom 1 Diisi dengan nomor BKU.
Kolom 2 Diisi dengan jumlah rupiah yang tertera dalam kuitansi, jika
kuitansi tersebut untuk pengeluaran LS.
Kolom 3 Diisi dengan jumlah rupiah yang tertera dalam kuitansi, jika
kuitansi tersebut untuk pengeluaran UP.
Kolom 4 Diisi dengan jumlah total pengeluaran UP.
213
6.2.4 Mekanisme Ganti Uang (GU)
6.2.4.1 Ketentuan Umum
1. Ganti uang merupakan permintaan kembali/
pengisian kembali dana yang dipergunakan
sebagai pengganti uang persediaan.
2. Ganti uang dapat diberikan apabila dana uang
persediaan telah dipertanggungjawabkan
sekurang-kurangnya 50%.
3. Ganti uang tidak diperbolehkan untuk
membiayai pengeluaran yang seharusnya
dibayarkan secara langsung (LS).
4. Belanja barang dan jasa serta belanja modal
yang dipertanggungjawabkan melalui
mekanisme SPP-GU paling banyak
Rp.50.000.000,00 untuk masing-masing
pihak ketiga. Kelengkapan dokumen terhadap
belanja barang dan jasa mengikuti peraturan
perundang-undangan.
6.2.4.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang Terkait
dalam Ganti Uang
1. Kuasa BUA
Uraian tugas :
a) meneliti kelengkapan SPM.
Kelengkapan dokumen SPM untuk
penerbitan SP2D yaitu:
(1) SPP dan kelengkapannya;
(2) SPM dan kelengkapannya.
b) menerbitkan SP2D apabila SPM
dinyatakan lengkap paling lambat 2
hari kerja sejak pengajuan SPM diterima;
c) menyerahkan SP2D kepada bank dengan
menggunakan daftar penguji atau nama
lain;
214
d) menyerahkan SP2D kepada pengguna
anggaran;
e) mencatat SP2D dan nota debet (dari
bank) ke dokumen penatausahaan yang
terdiri dari Buku Kas Penerimaan dan
Buku Kas Pengeluaran;
f) menerbitkan Surat Penolakan SP2D
apabila SPM dinyatakan tidak lengkap,
paling lambat 1 hari kerja sejak SPM
diterima;
g) menyerahkan Surat Penolakan SP2D
kepada Pengguna Anggaran agar
dilakukan penyempurnaan SPM.
2. Pengguna Anggaran
Uraian tugas:
a) menyerahkan SPD kepada bendahara dan
PPK-SKPA;
b) menyerahkan SPM kepada Kuasa BUA;
c) menyerahkan SP2D kepada Bendahara.
3. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan
Kerja Perangkat Aceh (PPK-SKPA)
Uraian tugas:
a) meneliti kelengkapan dokumen SPP-GU
dan kesesuaiannya dengan SPD dan
DPA-SKPA;
b) membuat SPM, apabila SPP-GU yang
dinyatakan lengkap;
Dokumen kelengkapan SPM GU terdiri
dari:
(1) Surat pernyataan tanggung jawab
pengguna anggaran/pengguna barang;
(2) Surat pernyataan kelengkapan
dokumen bermaterai yang
ditandatangani oleh pengguna
215
anggaran. (Surat ini sebagai pengganti
bukti-bukti terkait pembayaran yang
tidak disampaikan kepada Kuasa BUA).
c) menerbitkan SPM paling lambat 2 hari
kerja semenjak SPP-GU diterima;
d) menyerahkan rancangan SPM kepada
pengguna anggaran untuk diotorisasi;
e) menerbitkan Surat Penolakan SPM, jika
SPP-GU dinyatakan tidak lengkap paling
lambat 1 hari kerja semenjak SPP-GU
diterima;
f) menyerahkan Surat Penolakan Penerbitan
SPM kepada pengguna anggaran untuk
diotorisasi.
4. Bendahara Pengeluaran
Uraian tugas:
a) membuat SPP-GU disertai dokumen
lainnya yang terdiri dari:
(1) Surat pengantar SPP-GU;
(2) Ringkasan SPP-GU;
(3) Rincian penggunaan SP2D-UP/GU
yang lalu;
(4) Bukti-bukti transaksi yang sah dan
lengkap;
(5) Salinan SPD;
(6) Laporan pertanggungjawaban Uang
Persediaan;
(7) Lampiran lain yang diperlukan.
b) menyerahkan SPP-GU beserta dokumen
lainnya kepada PPK-SKPA
c) mencatat ke dalam dokumen
penatausahaan yang terdiri dari:
(1) BKU pengeluaran;
(2) Buku pembantu simpanan bank;
216
(3) Buku pembantu pajak;
(4) Buku pembantu panjar;
(5) Buku rekapitulasi pengeluaran per
rincian objek.
d) menerima dana dari bank;
e) menyerahkan uang dan bukti
pembayaran kepada pihak ketiga
penyedia barang dan jasa;
f) menerima bukti pembayaran yang telah
ditandatangan oleh pihak ketiga.
217
6.2.4.3 Dokumen dan Catatan yang Digunakan
1. Surat Pengantar Surat Permintaan Pembayaran
Ganti Uang (SPP GU)
PEMERINTAH ACEH
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU) Nomor : ............................ Tahun ..............
SURAT PENGANTAR
Kepada Yth. Pengguna Anggaran SKPA ................................... Di Tempat Dengan memperhatikan Peraturan Gubernur Aceh Nomor .................. Tahun .................tentang Penjabaran APBA, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang Persediaan sebagai berikut :
a. Urusan Pemerintahan :....................................................... b. SKPA :....................................................... c. Tahun Anggaran :....................................................... d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor :....................................................... e. Jumlah Sisa Dana SPD :.......................................................
(terbilang........................................) f. Nama Bendahara Pengeluaran....................................................... g. Jumlah Pembayaran yang diminta: Rp .............................................
(terbilang.......................................) h. Nama dan Nomor Rekening Bank:.......................................................
..................,..................... Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) NIP.
218
Cara Pengisian Formulir Surat Pengantar SPP-GU
1. Nomor diisi dengan nomor SPP.
2. SKPA diisi dengan nama SKPA.
3. Nomor Peraturan Gubernur diisi dengan nomor Peraturan
Gubernur Aceh mengenai penjabaran APBA pada tahun
anggaran yang besangkutan.
4. Urusan pemerintahan diisi dengan kode dan nama urusan
pemerintahan.
5. SKPA diisi dengan kode dan nama SKPA.
6. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang bersangkutan.
7. Dasar pengeluaran diisi dengan nomor SPD yang mendasari
penerbitan SPP.
8. Sisa dana SPD diisi dengan jumlah dana yang belum
dicairkan dari SPD yang mendasari penerbitan SPP. Pengisian
disertai dengan jumlah terbilang dari dana SPD yang belum
dicairkan tersebut.
9. Nama bendahara pengeluaran diisi dengan nama bendahara
pengeluaran SKPA yang menerbitkan SPP.
10. Pembayaran yang diminta diisi dengan jumlah dana yang
diminta untuk dicairkan lewat penerbitan SPP. Pengisian
disertai dengan jumlah terbilang dari dana yang diminta untuk
dicairkan tersebut.
11. Nama dan nomor rekening bank diisi dengan nama bank
beserta nomor rekening bank bendahara pengeluaran pada bank
tersebut yang akan dipakai untuk pemindahbukuan dana yang
diminta untuk dicairkan lewat penerbitan SPP.
12. Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat
penerbitan SPP.
13. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan
nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP
bendahara pengeluaran.
219
2. Ringkasan Surat Permintaan Pembayaran
Ganti Uang (SPP GU)
PEMERINTAH ACEH
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU) Nomor : .................. Tahun ...............
RINGKASAN
RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPA Jumlah dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/DPAL-SKPA I. Rp. ....................
RINGKASAN SPD No. Urut Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana
1 2
JUMLAH II. Rp. ................... I-II. Rp. .................
SP2D Peruntukan UP SP2D Peruntukan GU SP2D Peruntukan TU SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH III. Rp.................... II-III. Rp.................
..................,................................. Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) NIP.
220
Cara Pengisian Formulir Ringkasan SPP-GU
1. Nomor diisi dengan nomor SPP.
2. Jumlah dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/DPAL-SKPA diisi dengan
jumlah dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/DPAL-SKPA untuk satu
tahun anggaran yang bersangkutan.
3. Ringkasan SPD diisi dengan ringkasan SPD yang telah
diterbitkan/ditetapkan untuk SKPA yang bersangkutan. Masing-
masing ringkasan SPD, yaitu nomor, tanggal penetapan SPD dan
jumlah yang disediakan lewat SPD diisikan dalam kolom-kolom
yang tersedia. Lalu seluruh dana SPD yang pernah diterbitkan
untuk SKPA yang bersangkutan dijumlahkan (diisi pada
tempat bertanda II. Rp….).
4. Pada tempat yang disediakan (bertanda I-II. Rp …….) diisikan
hasil pengurangan jumlah total dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/
DPAL-SKPA untuk satu tahun anggaran dengan jumlah total dana
yang telah di-SPD-kan.
5. Pada kolom di samping kanan SP2D Peruntukan UP diisi
dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk
keperluan UP.
6. Pada kolom di samping kanan SP2D Peruntukan GU diisi
dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk
keperluan GU.
7. Pada kolom di samping kanan SP2D Peruntukan TU diisi dengan
dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan TU.
8. Pada kolom di samping kanan SP2D Peruntukan LS
Pembayaran Gaji dan Tunjangan diisi dengan dana yang telah
dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan pembayaran gaji dan
tunjangan PNS.
9. Pada kolom di samping kanan SP2D Peruntukan LS
Pengadaan Barang dan Jasa diisi dengan dana yang telah
dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan pembayaran ke pihak
ketiga dalam rangka pengadaan barang/jasa.
221
10. Seluruh dana yang telah dicairkan (dari point 5 sampai point 9)
dijumlahkan dan diisikan pada tempat dengan tanda III. Rp …..
11. Pada tempat dengan tanda II-III Rp ….. diisikan jumlah
hasil pengurangan dana seluruh SPD (dari point 3) dengan dana
yang telah di-SP2D-kan (dari point 10).
12. Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat
penerbitan SPP.
13. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan
nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP
bendahara pengeluaran.
222
3. Rincian Surat Permintaan Pembayaran Ganti
Uang (SPP GU)
PEMERINTAH ACEH
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU) Nomor : .................. Tahun ...............
RINCIAN PENGGUNAAN DANA
No Kode Rekening
(Jenis) Uraian Jumlah
1. 2. 3.
TOTAL
Terbilang : .................................................................................................. .................,................................. Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap)
Cara Pengisian Formulir Rincian SPP-GU
1. Nomor diisi dengan nomor SPP.
2. Kolom kode rekening diisi dengan jenis rekening yang telah
dibebani belanja.
3. Kolom uraian diisi dengan nama jenis rekening sesuai dengan
kode rekening yang ada pada kolom sebelumnya (dari point 2).
4. Kolom jumlah diisi dengan jumlah dana yang telah dibebankan
pada masing-masing kode rekening.
5. Seluruh dana pada masing-masing kode rekening dijumlahkan
sehingga dihasilkan jumlah totalnya.
6. Terbilang diisi dengan jumlah terbilang total dana yang telah
dibebankan pada seluruh kode rekening.
7. Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat
penerbitan SPP.
8. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan
nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP
bendahara pengeluaran.
223
4. Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
PEMERINTAH ACEH SKPA
SURAT PERNYATAAN PENGAJUAN SPP-GU Nomor : ....................
Sehubungan dengan Surat Perintah Ganti Uang Persediaan (SPP-GU)
Nomor : .......... tanggal ............. yang kami ajukan sebesar Rp................,- (terbilang) untuk keperluan SKPA Dinas .................. Tahun Anggaran ................., dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa: 3. Jumlah Ganti Uang Persediaan (GU) tersebut diatas akan dipergunakan
untuk keperluan guna membiayai kegiatan yang akan kami laksanakan sesuai DPA-SKPA Dinas....................
4. Jumlah Ganti Uang Persediaan (GU) tersebut tidak akan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang menurut ketentuan yang berlaku harus dilakukan dengan Pembayaran Langsung (LS).
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat untuk melengkapi persyaratan
pengajuan SPM-GU SKPA kami.
Banda Aceh, Tanggal … Pengguna Anggaran,
(tandatangan)
(nama lengkap) NIP. .................
224
5. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang
PEMERINTAH ACEH
SKPA SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
NOMOR : ……../SPM-…../1.20……../2013 Satuan Kerja Perangkat Aceh : …………………………………............... Kode SKPA : …………………………………………...... Nomor/Tanggal DPA SKPA : …………………………………………….. Keperluan : Pembayaran..................................... ...................................................... Jenis Belanja : Nomor : Tanggal : Nilai SPM : (Terbilang :......................................................................................................) Yang bertanda tangan di bawah ini, Pengguna Anggaran/Pengguna Barang SKPA………………….., menyatakan bahwa saya bertanggungjawab penuh atas segala pengeluaran yang akan/telah dibayar berkaitan dengan kegiatan yang tersebut di atas karena telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bukti-bukti belanja tersebut disimpan dengan ketentuan yang berlaku untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Banda Aceh,……………………. PENGGUNA ANGGARAN ……………………………… Pembina Utama ……….. NIP. …………………….
225
6. Surat pernyataan tanggung jawab
kelengkapan dokumen
PEMERINTAH ACEH
SKPA
SURAT PERNYATAAN KELENGKAPAN DOKUMEN NOMOR : ……..
Satuan Kerja Perangkat Aceh : ……………………………………………............... Kode SKPA : ……………………………………………............... Nomor/Tanggal DPA SKPA : ……………………………………………............... Keperluan : Pembayaran ................................................. ……………………………………………............... Jenis Belanja : Nomor : Tanggal : Nilai SPM : (Terbilang ..............................................................................................) Yang bertanda tangan di bawah ini, Pengguna Anggaran/Pengguna Barang SKPA………………….., menyatakan bahwa saya bertanggungjawab penuh atas kelengkapan dokumen yang berkaitan dengan kegiatan yang tersebut di atas karena telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bukti-bukti belanja tersebut disimpan dengan ketentuan yang berlaku untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Banda Aceh,……………………. PENGGUNA ANGGARAN ……………………………… Pembina Utama ………..
NIP…………………….
Materai
6000
Menyetujui,
Pengguna Anggaran
……………………………
Pembina Utama…
NIP.
226
7. Laporan Pertanggungjawaban Uang
Persediaan
PEMERINTAH ACEH
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN UANG PERSEDIAAN BENDAHARA PENGELUARAN
SKPA : TAHUN ANGGARAN :
Kode Rekening Uraian Jumlah
Total
Uang Persediaan Awal Periode
Uang Persediaan Akhir Periode
…………………, Tanggal………………..
Bendahara Pengeluaran
Tanda Tangan
Nama Jelas NIP
227
Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI ACEH , nama SKPA yang
bersangkutan dan tahun anggaran.
2. Kolom kode rekening diisi dengan kode rekening mulai dari kode
rekening kegiatan, belanja sampai dengan rincian objek.
3. Kolom uraian diisi dengan uraian nama kegiatan dan belanja
sampai dengan rincian objek.
4. Kolom belanja diisi dengan jumlah rupiah belanja untuk kode
rekening setiap rincian objek belanja.
5. Kolom tanda tangan diisi dengan tanda tangan bendahara
pengeluaran disertai nama jelas.
228
8. Register Surat Permintaan Pembayaran.
PEMERINTAH ACEH
REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS SKPA : ……………..
Halaman : …………………..
No Urut Tanggal Uraian
Jumlah SPM (Rp)
UP GU TU LS Gaji Pegawai, Barang & Jasa
dan Modal Jumlah
…………Tanggal……………… Mengetahui, Pengguna Anggaran / Kuasa
Pengguna Anggaran PPK-SKPA
(Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
229
Cara Pengisian Register SPP
1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut SPP-GU.
2. Kolom 2 diisi dengan tanggal diajukannya SPP-GU.
3. Kolom 3 diisi dengan nomor SPP-GU yang diajukan.
4. Kolom 4 diisi dengan uraian SPP yang diajukan SPP-GU.
5. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah SPP-GU.
230
9. Surat Perintah Membayar (SPM)
Format:
GU
Nomor SPM:
NoUraian
(No.Rekening)Jumlah Keterangan
1 Iuran Wajib Pegawai Negeri
2 Tabungan Perumahan
Pegawai
3 ……………
Jumlah Potongan Rp. …………….
Kode Rekening Uraian Jumlah
No Uraian Jumlah Keterangan
1 PPN
2 PPh
Jumlah Rp. ……………
Rp. ……………
Jumlah SPP yang Diminta
Nomor dan Tanggal SPP : ……..
*) coret yang tidak perlu
**) Pilih yang sesuai
SPM ini sah apabila telah di tandatangani dan di stempel oleh SKPA
SKPA : ………………………………………….Bendahara Pengeluaran / Pihak Ketiga *)……………………………………………………………………………………………………………….Nomor Rekening Bank :)…………………..……...........................…………………………………………………………………………………
Untuk Keperluan : ………………………………………………………….……………………………………………………………………………1 Belanja Tidak Langsung **) Informasi : (tidak mengurangi jumlah pembayaran SPM)Pembebanan pada Kode Rekening :
Jumlah SPM
Uang sejumlah :
...… Tanggal…..
Pengguna Anggaran
(Tanda Tangan)
(nama lengkap)
NIP : ………………………
PEMERINTAH ACEH
SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)
TAHUN ANGGARAN………..
(Diisi oleh PPK‐SKPA)
KUASA BENDAHARA UMUM ACEH Potongan‐potongan:
231
Cara mengisi dokumen SPM
1. Baris ”SKPA” diisi dengan nama SKPA yang akan menerima dana.
2. Baris ”Bendahara Pengeluaran/Pihak ketiga” diisi dengan nama
bendahara pengeluaran SKPA yang akan menerima dana (khusus
untuk SPM GU).
3. Nomor rekening bank diisi dengan nomor rekening bank
SKPA/pihak ketiga.
4. NPWP diisi dengan nomor NPWP pihak ketiga.
5. Dasar pembayaran diisi dengan nomor dan tanggal SPD yang
menjadi dasar pengajuan SPP yang di SPM-kan.
6. Untuk keperluan diisi dengan keperluan pengajuan SPP yang di
SPM-kan.
7. Baris pembebanan pada kode rekening diisi dengan kode
urusan, program dan kegiatan, serta kode rekening dan uraian
dari rincian yang dimintakan dananya.
8. Jumlah SPP yang diminta diisi dengan jumlah uang SPP yang
dimintakan berdasarkan SPP yang diajukan.
9. Jumlah SPD diisi dengan jumlah dana SPD yang menjadi
dasar pengajuan SPP bersangkutan.
10. Potongan berupa iuran wajib pegawai negeri, tabungan
perumahan pegawai dan potongan sejenis lainnya diisi sesuai
dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Jumlah potongan
ini akan langsung dikurangkan oleh Kasda (Kuasa BUA) sehingga
akan mengurangi jumlah SPM.
11. Potongan berupa PPN, PPh dan/atau pajak lainnya diisi
sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Jumlah
tersebut hanya sebagai informasi dan tidak mengurangi jumlah
SPM tetapi tidak mengurangi jumlah SPM. Meskipun atas
kesepakatan kasda melakukan pemotongan namun tindakan
tersebut dilakukan atas nama bendahara pengeluaran.
232
10. Register Surat Perintah Membayar
PEMERINTAH ACEH
REGISTER SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS SKPA : ……………..
Halaman : …………………..
No Urut Tanggal Nomor SPM Uraian Jumlah SPM (Rp)
UP GU TU LS Gaji Barang & Jasa
Jumlah
…………Tanggal……………… Mengetahui, Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran PPK-SKPA (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
233
Cara pengisian Register/Register Penolakan SPM-GU
1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut SPM-GU.
2. Kolom 2 diisi dengan tanggal diajukannya SPM-GU.
3. Kolom 3 diisi dengan nomor SPM-GU yang diajukan.
4. Kolom 4 diisi dengan uraian SPM yang diajukan SPM-GU.
5. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah SPM-GU.
234
11. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Nomor SPM :
Tanggal : Dari : Kuasa BUA
SKPA : Tahun Anggaran :
Kepada :
NPWP :
No. Rekening :
Bank :
Bank / Pos :
Keperluan Untuk :
NO KODE REKENING URAIANJUMLAH
(Rp)
1 2 3 4
Jumlah
Potongan‐Potongan :
No Uraian (No.Rekening)JUMLAH
(Rp)Keterangan
1 Iuran Wajib Pegawai Negeri
2 Tabungan Perumahan Pegawai
3 ……
Jumlah
Informasi : (tidak mengurangi jumlah pembayaran SP2D)
No Uraian (No.Rekening)JUMLAH
(Rp)Keterangan
1 PPN
2 PPh
3 ……
Jumlah
SP2D yang dibayarkan
Jumlah yang Diminta Rp. ……………….
Jumlah Potongan Rp. ……………….
Jumlah yang Dibayarkan Rp. ……………….
Uang Sejumlah ……………………………………………………………………
Lembar 1 : Bank yang Ditunjuk
Lembar 2 : Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran
Lembar 3 : Arsip Kuasa BUA
Lembar 4 : Pihak Ketiga
Lembar 5 : Bidang Akuntansi
...… Tanggal…..
Kuasa Bendahara Umum
Aceh
(Tanda Tangan)
(nama lengkap)
NIP : ………………………
PEMERINTAH ACEH
Nomor : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxSURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA
(SP2D)
Bank Pos
Hendaklah mencairkan / memindahbukukan dari baki Rekening Nomor
Uang sebesar Rp. ……………………………………… (terbilang : …………………………………………………………)
235
Cara pengisian SP2D
Kolom 1
a. Nomor SPM diisi dengan nomor SPM.
b. Tanggal diisi dengan tanggal SPM.
c. SKPA diisi dengan nama SKPA.
d. Dari diisi dengan Kuasa Bendahara Umum Aceh (Kuasa BUA).
e. Tahun Anggaran diisi dengan tahun anggaran berkenaan.
f. Bank/Pos diisi dengan nama bank/pos yang ditunjuk untuk mencairkan SP2D.
g. Hendaklah mencairkan/memindahbukukan ke Rekening Nomor diisi dengan
nomor rekening Kas Umum Aceh(nomor rekening bank kuasa BUA).
h. Uang sejumlah diisi dengan jumlah rupiah dan bilangan rupiah SP2D
yang dicairkan.
Kolom 2
Khusus SPP-GU
a. Kepada diisi dengan bendahara pengeluaran yang berhak atas SP2D.
b. NPWP diisi dengan nomor pokok wajib pajak bendahara pengeluaran atau
yang berhak atas SP2D.
c. Kode rekening bank diisi dengan nomor rekening bank bendahara
pengeluaran yang berhak atas SP2D.
d. Bank/pos diisi dengan nama bank/pos yang ditunjuk untuk mencairkan SP2D.
e. Keperluan untuk diisi dengan uraian keperluan peruntukan pencairan SP2D.
Kolom 3
a. Nomor diisi dengan nomor urut.
b. Kode rekening diisi dengan kode rekening peruntukan SP2D.
c. Uraian diisi dengan uraian nama kode rekening peruntukan SP2D.
d. Jumlah diisi dengan jumlah rupiah atas masing-masing kode rekening
peruntukan SP2D.
SP2D yang dibayarkan:
(1) Jumlah yang diminta diisi dengan jumlah SPM yang diajukan.
(2) Jumlah potongan diisi dengan jumlah potongan (No. 4).
(3) Jumlah yang dibayarkan diisi dengan jumlah yang diminta
dikurangi dengan jumlah potongan.
(4) Uang sejumlah diisi dengan jumlah rupiah dan bilangan rupiah
SP2D yang dicairkan.
236
12. Register Surat Perintah Pencairan Dana
Halaman : …………………..
Gaji Barang & Jasa Gaji Barang & Jasa1 2 4
Jumlah
(Nama Lengkap)
NIP
3 5
…………Tanggal………………
Kuasa Bendahara Umum Aceh
(Tanda Tangan)
LS
PEMERINTAH ACEH
REGISTER SP2D
No Urut Tanggal
Nomor SP2D
Uraian
Jumlah SP2D (Rp)
UP GU TU LS UP GU TU
237
Cara pengisian Register SP2D
Kolom 1 diisi dengan nomor urut SP2D untuk pengeluaran GU yang
diterbitkan.
Kolom 2 diisi dengan tanggal diterbitkannya SP2D.
Kolom 3 diisi dengan nomor SP2D untuk pengeluaran GU yang
diterbitkan.
Kolom 4 diisi dengan uraian SP2D yang diterbitkan.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah dikeluarkan untuk pengeluaran
GU.
238
13. Surat Penolakan Penerbitan SP2D
PEMERINTAH ACEH REGISTER SURAT PENOLAKAN PENERBITAN SP2D
Halaman: .................. No
Urut Tanggal
Nomor SPM
Uraian Jumlah (Rp)
Keterangan UP/GU/TU LS
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah
..................,tanggal............................ Kuasa Bendahara Umum Aceh (Nama Lengkap) NIP.
Cara Pengisian Register penolakan SP2D
Kolom 1 diisi dengan nomor urut.
Kolom 2 diisi dengan tanggal dan nomor surat penolakan penerbitan
SP2D.
Kolom 3 diisi dengan nomor SPM yang ditolak.
Kolom 4 diisi dengan alasan penolakan penerbitan SP2D.
Kolom 5 diisi dengan jumlah SPM-GU yang ditolak penerbitan SP2D.
Kolom 6 diisi dengan jumlah SPM LS yang ditolak penerbitan SP2D.
Kolom 7 diisi dengan penjelasan.
239
14. Buku Kas Umum Pengeluaran
PEMERINTAH ACEH
BUKU KAS UMUM PENGELUARAN
SKPA : BENDAHARA PENGELUARAN :
NO Tanggal Kode
Rekening Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
240
15. Buku Pembantu Simpanan/Bank
PEMERINTAH ACEH
BUKU PEMBANTU SIMPANAN / BANK
SKPA : Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran : Bendahara Pengeluaran : Pembantu Bendahara Pengeluaran :
Halaman : ............
No. Urut
Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
(Rp) (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5 6
Jumlah
........, Tanggal.............. Mengetahui Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
241
Cara pengisian Buku Pembantu Simpanan/ Bank
Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran
simpanan/ bank.
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran
simpanan/ bank.
Kolom 3 diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran
simpanan/ bank misalnya nomor SP2D dan nomor cek.
Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan simpanan/ bank.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran simpanan/ bank.
Kolom 6 diisi dengan saldo simpanan/ bank.
242
16. Buku Pembantu Pajak
PEMERINTAH ACEH
BUKU PEMBANTU PAJAK
SKPA : Kepala SKPA : Bendahara Pengeluaran :
Halaman : ............
No. Urut Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
(Rp) (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5 6
Jumlah ........, Tanggal.............. Mengetahui Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
Cara Pengisian Buku Pembantu Pajak PPN/ PPh
Kolom 1 diisi dengan nomor urut pemotongan atau penyetoran
pajak.
Kolom 2 diisi dengan tanggal pemotongan atau penyetoran pajak.
Kolom 3 diisi dengan uraian pemotongan atau penyetoran pajak.
Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah pemotongan atau penyetoran
pajak.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah pemotongan atau penyetoran
pajak.
Kolom 6 diisi dengan saldo pemotongan atau penyetoran pajak.
243
17. Buku Pembantu Panjar
PEMERINTAH ACEH
BUKU PEMBANTU PANJAR
SKPA : Kepala SKPA : Bendahara Pengeluaran :
Halaman : ............
No. Urut Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
(Rp) (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5 6
Jumlah ........, Tanggal.............. Mengetahui Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
Cara Pengisian Buku Pembantu Panjar
Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran
kas yang dipergunakan untuk panjar.
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran kas
yang dipergunakan untuk panjar.
Kolom 3 diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran kas
yang dipergunakan untuk panjar.
Kolom 4 diisi dengan nomor urut buku pengeluaran.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas/ SPJ atas
panjar.
Kolom 6 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas/ panjar yang
diberikan.
Kolom 7 diisi dengan saldo panjar yang belum di SPJ-kan oleh orang
yang diberikan.
244
18. Rekapitulasi Pengeluaran Per Rincian Objek
PEMERINTAH ACEH
REKAPITULASI PENGELUARAN PER RINCIAN OBJEK
SKPA : Kode Rekening : Nama Rekening : Kredit APBA : Tahun Anggaran :
Halaman : ............
Nomor BKU Pengeluaran (Rp)
LS UP/TU/GU Jumlah 1 2 3 4
Jumlah Bulan ini ......................................... Jumlah Sampai dengan Bulan lalu ......................................... Jumlah Sampai dengan Bulan ini ......................................... ........, Tanggal.............. Mengetahui Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
Cara pengisian Buku Rekap Pengeluaran per Objek
Kolom 1 diisi dengan nomor BKU.
Kolom 2 diisi dengan jumlah rupiah yang tertera dalam kuitansi,
jika kuitansi tersebut untuk pengeluaran LS.
Kolom 3 diisi dengan jumlah rupiah yang tertera dalam kuitansi,
jika kuitansi tersebut untuk pengeluaran GU
Kolom 4 diisi dengan jumlah total pengeluaran GU.
248
6.2.5 Mekanisme Tambah Uang (TU)
6.2.5.1 Ketentuan Umum
1. Tambah uang adalah uang yang digunakan
sebagai tambahan uang persediaan untuk
kebutuhan yang sangat mendesak/tidak
dapat ditunda dan sifatnya tidak revolving dan
akan habis digunakan dalam waktu satu
bulan terhitung sejak tanggal diterbitkannya
SP2D.
2. Tambahan uang diajukan apabila ada
pengeluaran yang sedemikian rupa sehinggga
saldo UP tidak akan cukup untuk
membiayainya dan berdasarkan pada rencana
perkiraan pengeluaran yang matang.
3. TU tidak diperbolehkan untuk membiayai
pengeluaran yang seharusnya dibayarkan
secara langsung (LS).
4. Belanja barang dan jasa yang
dipertanggungjawabkan melalui mekanisme
SPP-TU paling banyak Rp50.000.000,00
untuk masing-masing pihak ketiga.
Kelengkapan dokumen terhadap belanja
barang dan jasa mengikuti peraturan
perundang-undangan.
5. Dalam hal dana TU tidak habis digunakan
dalam 1 (satu) bulan, maka sisa TU disetor ke
kas umum Aceh
6. TU dapat diajukan walaupun UP belum
dipertanggungjawabkan, apabila pengguna
anggaran dan atau bendahara dapat
memperlihatkan bukti bahwa UP yang ada
tidak mencukupi hingga perlu adanya
tambahan uang.
249
7. Ketentuan batas waktu penyetoran sisa TU
sebagaimana dimaksud poin (d) dikecualikan
untuk:
a) Kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1
(satu) bulan;
b) Kegiatan yang mengalami penundaan dari
jadwal yang telah ditetapkan yang
diakibatkan oleh peristiwa diluar kendali
PA/KPA.
8. Bendahara pengeluaran melakukan
pertanggungjawaban penggunaan TU apabila
TU yang dikelolanya telah habis/selesai
digunakan untuk membiayai suatu kegiatan
atau telah sampai pada waktu yang
ditentukan sejak TU diterima.
9. Dalam melakukan pertanggungjawaban TU
dokumen yang disampaikan adalah :
a) Surat pengantar dari pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran.
b) Laporan Pertanggungjawaban Tambahan
Uang Persediaan.
c) Surat pernyataan kelengkapan dokumen
bermaterai yang ditandatangani pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran.
(Surat ini sebagai pengganti bukti-bukti
terkait pembayaran yang tidak
disampaikan kepada Kuasa BUA).
d) STS (apabila ada kelebihan/sisa TU).
250
6.2.5.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang Terkait
Dalam Tambah Uang
1. Kuasa BUA
Uraian Tugas
a) meneliti kelengkapan SPM.
Kelengkapan dokumen SPM untuk
penerbitan SP2D yaitu :
(1) SPP dan kelengkapannya;
(2) SPM dan kelengkapannya.
b) menerbitkan SP2D apabila SPM
dinyatakan lengkap, paling lambat 2 hari
kerja semenjak pengajuan SPM diterima;
c) menyerahkan SP2D kepada bank dengan
daftar penguji;
d) menyerahkan SP2D kepada pengguna
anggaran;
e) mencatat SP2D dan nota debet (dari bank)
ke dokumen penatausahaan yang terdiri
dari : Buku kas penerimaan dan
pengeluaran;
f) menerbitkan Surat Penolakan SP2D
apabila SPM dinyatakan tidak lengkap,
paling lambat 1 hari kerja semenjak SPM
diterima;
g) menyerahkan Surat Penolakan SP2D
kepada pengguna anggaran agar
dilakukan penyempurnaan SPM.
2. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran
Uraian tugas :
a) menyerahkan SPD kepada bendahara dan
PPK-SKPA;
b) menyerahkan SPM kepada kuasa BUA;
c) menyerahkan SP2D kepada bendahara.
251
3. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan
Kerja Perangkat Aceh (PPK-SKPA)
Uraian tugas :
a) meneliti kelengkapan dokumen SPP-TU dan
kesesuaiannya dengan SPD dan DPA-
SKPADokumen kelengkapan SPM-TU yaitu
Surat pernyataan tanggungjawab pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran;
b) membuat SPM, apabila SPP-TU yang
dinyatakan lengkap;
c) menerbitan SPM paling lambat 2 hari
kerja semenjak SPP-TU diterima;
d) menyerahkan rancangan SPM kepada
pengguna anggaran untuk diotorisasi;
e) menerbitkan surat penolakan SPM Jika
SPP-TU dinyatakan tidak lengkap paling
lambat 1 hari kerja semenjak SPP-TU
diterima;
f) menyerahkan Surat Penolakan penerbitan
SPM kepada pengguna anggaran untuk
diotorisasi.
4. Bendahara Pengeluaran
Uraian tugas :
a) membuat SPP-TU beserta dokumen
lainnya yang terdiri dari:
(1) Surat pengantar SPP-TU;
(2) Ringkasan SPP-TU;
(3) Rincian SPP- TU;
(4) Salinan SPD;
(5) Surat pernyataan pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran
(6) Surat keterangan penjelasan keperluan
pengisian TU;
(7) Lampiran lain.
252
b) menyerahkan SPP-TU beserta dokumen
lainnya kepada PPK-SKPA;
c) mencatat ke dalam dokumen
penatausahaan yang terdiri dari:
(1) Buku kas pengeluaran;
(2) Buku pembantu simpanan bank;
(3) Buku pembantu pajak;
(4) Buku pembantu panjar;
(5) Buku rekapitulasi pengeluaran per
rincian objek.
d) menerima dana dari bank;
e) memindahkah uang dari bank ke kas
tunai bendahara pengeluaran.
253
6.2.5.3 Dokumen dan Catatan yang Digunakan
1. Surat Pengantar SPP TU
PEMERINTAH ACEH
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAH UANG PERSEDIAAN (SPP-TU)
Nomor : ............................ Tahun ..............
SURAT PENGANTAR
Kepada Yth. Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran SKPA ................................... Di Tempat Dengan memperhatikan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota Nomor .................. Tahun .................tentang Penjabaran APBA, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Tambah Uang Persediaan sebagai berikut :
a. Urusan Pemerintahan :..................................................... b. SKPA :..................................................... c. Tahun Anggaran :..................................................... d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor :..................................................... e. Jumlah Sisa Dana SPD :.....................................................
(terbilang...............................................................) f. Nama Bendahara Pengeluaran :..................................................... g. Jumlah Pembayaran yang diminta : Rp. ............................................
(terbilang...............................................................) h. Nama dan Nomor Rekening Bank :.....................................................
................,Tanggal................. Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) NIP.
Cara Pengisian Formulir Surat Pengantar SPP-TU
1. Nomor diisi dengan nomor SPP.
2. SKPA diisi dengan nama SKPA.
3. Nomor Peraturan Gubernur Acehdiisi dengan nomor Peraturan
Gubernur Acehmengenai penjabaran APBA pada tahun
anggaran yang bersangkutan.
4. Urusan pemerintahan diisi dengan kode dan nama urusan
pemerintahan.
5. SKPA diisi dengan kode dan nama SKPA.
254
6. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang bersangkutan.
7. Dasar pengeluaran diisi dengan nomor SPD yang mendasari
penerbitan SPP.
8. Sisa dana SPD diisi dengan jumlah dana yang belum
dicairkan dari SPD yang mendasari penerbitan SPP. Pengisian
disertai dengan jumlah terbilang dari dana SPD yang belum
dicairkan tersebut.
9. Nama bendahara pengeluaran diisi dengan nama bendahara
pengeluaran SKPA yang menerbitkan SPP.
10. Pembayaran yang diminta diisi dengan jumlah dana yang
diminta untuk dicairkan lewat penerbitan SPP. Pengisian
disertai dengan jumlah terbilang dari dana yang diminta untuk
dicairkan tersebut.
11. Nama dan nomor rekening bank diisi dengan nama bank
beserta nomor rekening bank bendahara pengeluaran pada
bank tersebut yang akan dipakai untuk pemindahbukuan dana
yang diminta untuk dicairkan lewat penerbitan SPP.
12. Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat
penerbitan SPP.
13. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan
nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP
bendahara pengeluaran.
255
2. Ringkasan SPP-TU
PEMERINTAH ACEH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAH UANG PERSEDIAAN
(SPP-TU) Nomor : .................. Tahun ...............
RINGKASAN
RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPA
Jumlah dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/DPAL-SKPA I. Rp. .................... RINGKASAN SPD
No. Urut Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana 1 2
JUMLAH II. Rp. ................... I-II. Rp. .................
SP2D Peruntukan UP SP2D Peruntukan GU SP2D Peruntukan TU SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH III. Rp. .................. II-III. Rp. ...............
..................,................................. Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) NIP.
Cara Pengisian Formulir Ringkasan SPP-TU
1. Nomor diisi dengan nomor SPP.
2. Jumlah dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/ DPAL-SKPA diisi dengan
jumlah dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/ DPAL-SKPA untuk satu
tahun anggaran yang bersangkutan.
3. Ringkasan SPD diisi dengan ringkasan SPD yang telah
diterbitkan/ditetapkan untuk SKPA yang bersangkutan. Masing-
masing ringkasan SPD, yaitu nomor, tanggal penetapan SPD
dan jumlah dana yang disediakan lewat SPD diisikan dalam
kolom-kolom yang tersedia. Lalu seluruh dana SPD yang
pernah diterbitkan untuk SKPA yang bersangkutan dijumlahkan
(diisi pada tempat bertanda II. Rp……………………).
256
4. Pada tempat yang disediakan (bertanda I-II. Rp…………………..)
hasil pengurangan jumlah total dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/
DPAL-SKPA untuk satu tahun anggaran dengan jumlah total
dana yang telah di-SPD-kan.
5. Pada kolom di samping kanan SP2D peruntukan UP diisi
dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk
keperluan UP.
6. Pada kolom di samping kanan SP2D peruntukan GU diisi
dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk
keperluan GU.
7. Pada kolom di samping kanan SP2D peruntukan TU diisi
dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk
keperluan TU.
8. Pada kolom di samping kanan SP2D peruntukan LS
Pembayaran Gaji dan Tunjangan diisi dengan dana yang telah
dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan pembayaran gaji dan
tunjangan PNS.
9. Pada kolom di samping kanan SP2D peruntukan LS
Pengadaan Barang dan Jasa diisi dengan dana yang telah
dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan pembayaran ke pihak
ketiga dalam rangka pengadaan barang/jasa.
10. Seluruh dana yang telah dicairkan (dari point 5 sampai point
9) dijumlahkan dan diisikan pada tempat dengan tanda III. Rp
……………
11. Pada tempat dengan tanda II-III Rp ………… diisikan jumlah
hasil pengurangan dana seluruh SPD (dari point 3) dengan dana
yang telah di-SP2D-kan (dari point 10).
12. Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat
penerbitan SPP.
13. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan
nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP
bendahara pengeluaran.
257
3. Rincian SPP-TU .
PEMERINTAH ACEH
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAH UANG PERSEDIAAN (SPP-TU)
Nomor : .................. Tahun ...............
RINCIAN PENGGUNAAN
Program: Kegiatan: Waktu Pelaksanaan: No Kode Rekening
(Rincian Objek) Uraian Jumlah
SUBTOTAL Rp........................... Program: Kegiatan: Waktu Pelaksanaan:
No Kode Rekening Uraian Jumlah
SUBTOTAL Rp........................... TOTAL Rp...........................
Terbilang : .................................................................................................. .................,................................. Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) NIP.
Cara Pengisian Formulir Rincian SPP-TU
1. Nomor diisi dengan nomor SPP.
2. Program diisi dengan kode dan nama program yang akan
dilaksanakan.
3. Kegiatan diisi dengan kode dan nama kegiatan yang akan
dilaksanakan.
4. Waktu pelaksanaan diisi dengan periode waktu pelaksanaan
kegiatan.
5. Kolom nomor urut diisi dengan nomor urut pengisian kode
rekening.
6. Kolom kode rekening diisi dengan kode rincian objek dari
kegiatan yang akan dilaksanakan.
7. Uraian diisi dengan uraian rincian objek dari kode rekening pada
258
kolom sebelumnya (dari point 6).
8. Jumlah diisi dengan jumlah dana yang akan dibebankan
pada masing-masing kode rekening.
9. Sub total diisi dengan jumlah dari seluruh dana yang akan
dibebankan pada rekening-rekening suatu kegiatan.
10. Total diisi dengan jumlah dari seluruh jumlah sub total.
11. Terbilang diisi dengan jumlah terbilang dari seluruh jumlah sub
total.
12. Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat
penerbitan SPP.
13. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan
nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP
bendahara pengeluaran.
259
4. Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
PEMERINTAH ACEH
SKPA
SURAT PERNYATAAN PENGAJUAN SPP-TU
Nomor :....................
Sehubungan dengan Surat Perintah Tambahan Uang Persediaan (SPP-TU) Nomor :.......... tanggal ............. yang kami ajukan sebesar Rp................,- (terbilang) untuk keperluan SKPA Dinas .................. Tahun Anggaran ................., dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa: 19. Jumlah TambahanUang Persediaan (TU) tersebut diatas akan
dipergunakan untuk keperluan guna membiayai kegiatan yang akan kami laksanakan sesuai DPA-SKPA Dinas....................
20. Jumlah TambahanUang Persediaan (TU) tersebut tidak akan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang menurut ketentuan yang berlaku harus dilakukan dengan Pembayaran Langsung (LS).
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat untuk melengkapi persyaratan
pengajuan SPM-TU SKPA kami.
Banda Aceh, tanggal
Pengguna Anggaran,
(tandatangan)
(nama lengkap)
NIP. .................
260
5. Surat Keterangan Penjelasan Keperluan Pengisian TU
PEMERINTAH ACEH
SKPA………..
SURAT KETERANGAN PENGAJUAN SPP-TU
Sehuhungan dengan Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang Persediaan (SPP-TU) yang kami ajukan sebesar Rp…………. (terbilang…………). Untuk keperluan SKPA……….. Tahun Anggaran ……, dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa jumlah tambahan digunakan untuk keperluan sebagai berikut:
SKPA : TAHUN ANGGARAN :
Kode Rekening Uraian Jumlah
Jumlah
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk melengkapi persyaratan pengajuan SPP-TU SKPA.
…………………, Tanggal………………..
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Tanda Tangan
Nama Jelas NIP
Catatan Dokumen ini disiapkan oleh Bendahara Pengeluaran/PPTK dan ditandangan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran pada saat pengajuan penerbitan SP2D kepada Kuasa BUA.
*) Coret yang tidak perlu
261
6. Surat pernyataan tanggungjawab pengguna
anggaran/pengguna barang
PEMERINTAH ACEH
SKPA SURAT PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB BELANJA
NOMOR :……../SPM-…../1.20……../2013 Satuan Kerja Perangkat Aceh : ……………………………….…............... Kode SKPA : ………………………………………………. Nomor/Tanggal DPA SKPA : ………..…………………………………….. Keperluan : Pembayaran ..................................... ........................................................................................................................ Jenis Belanja : Nomor : Tanggal : Nilai SPM : (Terbilang........................................................................................................) Yang bertandatangan di bawah ini, Pengguna Anggaran/Pengguna Barang SKPA………………….., menyatakan bahwa saya bertanggungjawab penuh atas segala pengeluaran yang akan/telah dibayar berkaitan dengan kegiatan yang tersebut di atas karena telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bukti-bukti belanja tersebut disimpan dengan ketentuan yang berlaku untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Banda Aceh,……………………. PENGGUNA ANGGARAN ……………………………… Pembina……….. NIP. …………………….
262
7. Surat pernyataan tanggungjawab kelengkapan
dokumen
(formulir ini digunakan pada saat penyampaian
pertanggungjawaban TU)
PEMERINTAH ACEH
SKPA
SURAT PERNYATAAN KELENGKAPAN DOKUMEN NOMOR : …………………………………….
Satuan Kerja Perangkat Aceh :…………………………..………............... Kode SKPA :………………………..…………………...... Nomor/Tanggal DPA SKPA :.……………………..……………………….. Keperluan : Pembayaran ..................................... ……..…............................................................................................................. Jenis Belanja : Nomor : Tanggal : Nilai SPM : (Terbilang .......................................................................................................) Yang bertandatangan di bawah ini, Pengguna Anggaran/Pengguna Barang SKPA………………….., menyatakan bahwa saya bertanggungjawab penuh atas kelengkapan dokumen yang berkaitan dengan kegiatan yang tersebut di atas karena telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bukti-bukti belanja tersebut disimpan dengan ketentuan yang berlaku untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Banda Aceh,……………………. PENGGUNA ANGGARAN ……………………………… Pembina …………..
NIP…………………….
Materai
6000
263
8. Laporan Pertanggungjawaban tambahan uang persediaan
(formulir ini digunakan pada saat penyampaian pertanggungjawaban TU)
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BENDAHARA PENGELUARAN
SKPA : TAHUN ANGGARAN : PROGRAM : KEGIATAN : TANGGAL SP2D TU :
Kode Rekening Uraian Jumlah
Total
Tambahan Uang Persediaan
Sisa Tambah Uang Persediaan*
Menyetujui: …………………, Tanggal……………….. Pengguna Anggaran
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Tanda Tangan Tanda Tangan
Nama Jelas Nama Jelas NIP NIP
* Sisa tambahan uang persediaan telah disetor ke Kas Umum Aceh pada tanggal….
264
9. Register SPP PEMERINTAH ACEH
REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS
SKPA : ……………..
Halaman : …………………..
No Urut Tanggal Uraian
Jumlah SPM (Rp)
UP GU TU LS
Gaji Pegawai, Barang & Jasa dan Modal
Jumlah
…………Tanggal………………
Mengetahui,
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran PPK-SKPA
(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)
(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)
NIP. NIP.
265
Cara Pengisian Register SPP
1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut SPP-TU.
2. Kolom 2 diisi dengan tanggal diajukannya SPP-TU.
3. Kolom 3 diisi dengan nomor SPP-TU yang diajukan.
4. Kolom 4 diisi dengan uraian SPP yang diajukan SPP-TU.
5. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah SPP-TU.
266
10. Surat Perintah Membayar (SPM)
Format:
TU
Nomor SPM:
NoUraian
(No.Rekening)Jumlah Keterangan
1 Iuran Wajib Pegawai
Negeri
2 Tabungan Perumahan
Pegawai
3 ……………
Jumlah Potongan Rp. …………….
Kode Rekening Uraian Jumlah
No Uraian Jumlah Keterangan
1 PPN
2 PPh
Jumlah Rp. ……………
Rp. ……………
Jumlah SPP yang Diminta
Nomor dan Tanggal SPP : ……..
*) coret yang tidak perlu
**) Pilih yang sesuai
SPM ini sah apabila telah di tandatangani dan di stempel oleh SKPA
SKPA : ………………………………………….
Bendahara Pengeluaran / Pihak Ketiga *)………………………………
……………………………………………………………………………….
Nomor Rekening Bank :)…………………..……...........................………
……………………………………………………………………………….
NPWP : )………………………....................................................………
……………………………………………………………………………….
Dasar Pembayaran / No. dan Tanggal SPD : ……………………
Untuk Keperluan : ………………………………………………………….
……………………………………………………………………………
1. Belanja Tidak Langsung **)
2. Belanja Langsung **)Informasi : (tidak mengurangi jumlah pembayaran SPM)
Pembebanan pada Kode Rekening :
Jumlah SPM
Uang sejumlah :
...… Tanggal…..
Kepala SKPA
(Tanda Tangan)
(nama lengkap)
NIP : ………………………
PEM ERIN TAH ACEH
SURAT PERINTAH M EM BAYAR (SPM )
TAHUN ANGGARAN ………..
(Diisi oleh PPK-SKPA)
KUASA BENDAHARA UMUM ACEH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA …………………
Supaya menerbitkan SP2D kepada :
Potongan-potongan:
267
Cara mengisi dokumen SPM
1. Baris ”SKPA” diisi dengan nama SKPA yang akan menerima dana.
2. Baris ”Bendahara Pengeluaran/ Pihak ketiga” diisi dengan nama
bendahara pengeluaran SKPA yang akan menerima dana (khusus
untuk SPM TU).
3. Nomor rekening bank diisi dengan nomor rekening bank
SKPA/pihak ketiga.
4. NPWP diisi dengan nomor NPWP pihak ketiga.
5. Dasar Pembayaran diisi dengan nomor dan tanggal SPD yang
menjadi dasar pengajuan SPP yang di SPM-kan.
6. Untuk keperluan diisi dengan keperluan pengajuan SPP yang di
SPM-kan.
7. Baris pembebanan pada kode rekening diisi dengan kode urusan,
program dan kegiatan, serta kode rekening dan uraian dari rincian
yang dimintakan dananya.
8. Jumlah SPP yang diminta diisi dengan jumlah uang SPP yang
dimintakan berdasarkan SPP yang diajukan.
9. Jumlah SPD diisi dengan jumlah dana SPD yang menjadi dasar
pengajuan SPP bersangkutan.
10. Potongan berupa iuran wajib pegawai negeri, tabungan perumahan
pegawai dan potongan sejenis lainnya diisi sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku. Jumlah potongan ini akan langsung
dikurangkan oleh kasda (kuasa BUA) sehingga akan mengurangi
jumlah SPM.
11. Potongan berupa PPN, PPh atau pajak lainnya diisi sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku. Jumlah tersebut hanya
sebagai informasi dan tidak mengurangi jumlah SPM,meskipun atas
kesepakatan kasda melakukan pemotongan namun tindakan
tersebut dilakukan atas nama bendahara pengeluaran.
268
12. Register Surat Perintah Membayar
PEMERINTAH ACEH
REGISTER SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS
SKPA : ……………..
Halaman : …………………..
No Urut Tanggal Nomor SPM Uraian
Jumlah SPM (Rp)
UP GU TU LS
Gaji Pegawai, Barang &
Jasa dan Modal
Jumlah
…………Tanggal………………
Mengetahui,
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran PPK-SKPA
(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)
(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)
NIP. NIP.
269
Cara Pengisian Register/Register Penolakan SPM TU
1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut SPM- TU.
2. Kolom 2 diisi dengan tanggal diajukannya SPM- TU.
3. Kolom 3 diisi dengan nomor SPM-TU yang diajukan.
4. Kolom 4 diisi dengan uraian SPM yang diajukan SPM- TU.
5. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah SPM-TU.
270
12. Surat Perintah Pencairan Dana
Nomor SPM :
Tanggal : Dari : Kuasa BUA
SKPA : Tahun Anggaran :
Kepada :
NPWP :
No. Rekening :
Bank :
Bank / Pos :
Keperluan Untuk :
NO KODE REKEN ING U RAIANJU M LAH
(Rp)
1 2 3 4
Jumlah
Potongan-Potongan :
No U raian (N o.Rekening)JU M LAH
(Rp)Keterangan
1 Iuran Wajib Pegawai Negeri
2 Tabungan Perumahan Pegawai
3 ……
Jumlah
Informasi : (tidak mengurangi jumlah pembayaran SP2D)
No U raian (N o.Rekening)JU M LAH
(Rp)Keterangan
1 PPN
2 PPh
3 ……
Jumlah
SP2D yang dibayarkan
Jumlah yang Diminta Rp. ……………….
Jumlah Potongan Rp. ……………….
Jumlah yang Dibayarkan Rp. ……………….
Uang Sejumlah ……………………………………………………………………
Lembar 1 : Bank yang Ditunjuk
Lembar 2 : Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran
Lembar 3 : Arsip Kuasa BUA
Lembar 4 : Pihak Ketiga
Lembar 5 : Bidang Akuntansi
...… Tanggal…..
Kuasa Bendahara Umum Aceh
(Tanda Tangan)
(nama lengkap)
NIP : ………………………
PEM ERINTAH PROVINSI/KABU PATAN/KOTA….
Nomor : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
SU RAT PERINTAH PENCAIRAN DAN A
(SP2D)
Bank Pos
Hendaklah mencairkan / memindahbukukan dari baki Rekening Nomor
Uang sebesar Rp. ……………………………………… (terbilang : …………………………………………………………)
271
Cara pengisian SP2D
Kolom 1
a. Nomor SPM diisi dengan nomor SPM.
b. Tanggal diisi dengan tanggal SPM.
c. SKPA diisi dengan nama SKPA.
d. Dari diisi dengan Kuasa Bendahara Umum Aceh (Kuasa BUA).
e. Tahun Anggaran diisi dengan tahun anggaran berkenaan.
f. Bank/Pos diisi dengan nama bank/pos yang ditunjuk untuk mencairkan
SP2D.
g. Hendaklah mencairkan/memindahbukukan ke Rekening Nomor diisi
dengannomor rekening kas umum daerah (nomor rekening bank kuasa
BUA).
h. Uang sejumlah diisi dengan jumlah rupiah dan bilangan rupiah SP2D yang
dicairkan.
Kolom 2 Khusus SPP-TU
a. Kepada diisi dengan bendahara pengeluaran yang berhak atas SP2D.
b. NPWP diisi dengan nomor pokok wajib pajak bendahara pengeluaran atau
yang berhak atas SP2D.
c. Kode rekening bank diisi dengan nomor rekening bank bendahara
pengeluaran yang berhak atas SP2D.
d. Bank/pos diisi dengan nama bank/pos yang ditunjuk untuk mencairkan
SP2D.
e. Keperluan untuk diisi dengan uraian keperluan peruntukan pencairan SP2D.
Kolom 3
a. Nomor diisi dengan nomor urut.
b. Kode rekening diisi dengan kode rekening peruntukan SP2D.
c. Uraian diisi dengan uraian nama kode rekening peruntukan SP2D.
d. Jumlah diisi dengan jumlah rupiah atas masing-masing kode rekening
peruntukan SP2D.
SP2D yang dibayarkan:
a. Jumlah yang diminta diisi dengan jumlah SPM yang diajukan.
b. Jumlah potongan diisi dengan jumlah potongan (No. 4).
c. Jumlah yang dibayarkan diisi dengan jumlah yang diminta dikurangi
dengan jumlah potongan.
d. Uang sejumlah diisi dengan jumlah rupiah dan bilangan rupiah SP2D
yang dicairkan.
272
13. Register Surat Perintah Pencairan Dana
PEMERINTAH ACEH
REGISTER SP2D
Halaman : …………………..
No Urut Tanggal
Nomor SP2D
Uraian
Jumlah SP2D (Rp)
UP GU TU LS
UP GU TU LS
Gaji Barang & Jasa Gaji Barang & Jasa
1 2 3 4 5
Jumlah
…………Tanggal………………
Kuasa Bendahara Umum Aceh
(Tanda Tangan)
(Nama Lengkap)
NIP.
273
Cara Pengisian Register SP2D
Kolom 1 diisi dengan nomor urut SP2D untuk pengeluaran TU yang
diterbitkan.
Kolom 2 diisi dengan tanggal diterbitkannya SP2D.
Kolom 3 diisi dengan nomor SP2D untuk pengeluaran TU yang
diterbitkan.
Kolom 4 diisi dengan uraian SP2D yang diterbitkan.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah dikeluarkan untuk pengeluaran
TU.
274
14. Surat Penolakan Penerbitan SP2D
PEMERINTAH ACEH SURAT PENOLAKAN PENERBITAN SP2D
..............,........................20...... Nomor : Kepada Yth. Lampiran : Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran Perihal : Pengembalian SPM ...............................................
Di Tempat
Bersama ini terlampir Surat Perintah Membayar Uang Persediaan/Ganti Uang/Tambahan Uang/langsung (SPM-UP/GU/TU/LS) Saudara Nomor ......................... tanggal...........20.......... dikembalikan karena tidak memenuhi syarat untuk diproses. Adapun kekurangannya sebagai berikut :
1. ...................................................................................................................................................................................
2. ...................................................................................................................................................................................
3. ...................................................................................................................................................................................
Demikian disampaikan, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih. Kuasa Bendahara Umum Aceh (Nama Lengkap) NIP.
275
15. Register surat Penolakan penerbitan SP2D
PEMERINTAH ACEH
REGISTER SURAT PENOLAKAN PENERBITAN SP2D Halaman: ..................
No Urut
Tanggal Nomor SPM
Uraian Jumlah (Rp)
Keterangan UP/GU/TU LS
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah
..................,tanggal........................ Kuasa Bendahara Umum Aceh (Nama Lengkap) NIP.
Cara Pengisian Register Penolakan SP2D
Kolom 1 diisi dengan nomor urut.
Kolom 2 diisi dengan tanggal dan nomor Surat Penolakan Penerbitan
SP2D.
Kolom 3 diisi dengan nomor SPM yang ditolak.
Kolom 4 diisi dengan alasan penolakan penerbitan SP2D.
Kolom 5 diisi dengan jumlah SPM-UP/GU/TU yang ditolak
penerbitan SP2D.
Kolom 6 diisi dengan jumlah SPM LS yang ditolak penerbitan SP2D.
Kolom 7 diisi dengan penjelasan
276
16. Buku Kas Pengeluaran
PEMERINTAH ACEH
BUKU KAS PENGELUARAN
SKPA : BENDAHARA PENGELUARAN :
NO Tanggal Kode
Rekening Uraian Penerimaan Pengeluaran
Saldo
277
17. Buku Pembantu Simpanan/Bank
PEMERINTAH ACEH
BUKU PEMBANTU SIMPANAN / BANK
SKPA : Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran : Bendahara Pengeluaran : Pembantu Bendahara Pengeluaran :
Halaman : ............ No. Urut
Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
(Rp) (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5 6
Jumlah
........, Tanggal.............. Mengetahui Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
278
Cara Pengisian Buku Pembantu Simpanan/ Bank
Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran
simpanan/bank.
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran
simpanan/bank.
Kolom 3 diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran
simpanan/bank misalnya nomor SP2D dan nomor cek.
Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan simpanan/bank.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran simpanan/bank.
Kolom 6 diisi dengan saldo simpanan/bank.
279
18. Buku Pembantu Pajak
PEMERINTAH ACEH
BUKU PEMBANTU PAJAK
SKPA : Kepala SKPA : Bendahara Pengeluaran :
Halaman : ............
No. Urut Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
(Rp) (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5 6
Jumlah ........, Tanggal.............. Mengetahui Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
280
Cara Pengisian Buku Pembantu Pajak PPN/ PPh
Kolom 1 diisi dengan nomor urut pemotongan atau penyetoran
pajak.
Kolom 2 diisi dengan tanggal pemotongan atau penyetoran pajak.
Kolom 3 diisi dengan uraian pemotongan atau penyetoran pajak.
Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah pemotongan atau penyetoran
pajak.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah pemotongan atau penyetoran
pajak.
Kolom 6 diisi dengan saldo pemotongan atau penyetoran pajak.
281
19. Buku Pembantu Panjar
PEMERINTAH ACEH
BUKU PEMBANTU PANJAR
SKPA : Kepala SKPA : Bendahara Pengeluaran :
Halaman : ............
No. Urut Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
(Rp) (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5 6
Jumlah ........, Tanggal.............. Mengetahui Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
Cara Pengisian Buku Pembantu Panjar
Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran kas
yang dipergunakan untuk panjar.
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran kas yang
dipergunakan untuk panjar.
Kolom 3 diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran kas yang
dipergunakan untukpanjar.
Kolom 4 diisi dengan nomor urut buku pengeluaran.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas/ SPJ atas
panjar.
Kolom 6 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas/ panjar
yang diberikan.
Kolom 7 diisi dengan saldo panjar yang belum di SPJ-kan oleh
orang yang diberikan.
282
20. Rekapitulasi Pengeluaran Per Rincian Objek
PEMERINTAH ACEH REKAPITULASI PENGELUARAN
PER RINCIAN OBJEK
SKPA : Kode Rekening : Nama Rekening : Kredit APBA : Tahun Anggaran :
Halaman : ............
Nomor BKU Pengeluaran (Rp)
LS UP/TU/GU Jumlah 1 2 3 4
Jumlah Bulan ini ......................................... Jumlah Sampai dengan Bulan lalu ......................................... Jumlah Sampai dengan Bulan ini ......................................... ........, Tanggal.............. Mengetahui Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
Cara Pengisian Buku Rekap Pengeluaran per Objek
Kolom 1 diisi dengan nomor BKU.
Kolom 2 diisi dengan jumlah rupiah yang tertera dalam kwitansi, jika
kwitansi tersebut untuk pengeluaran LS.
Kolom 3 diisi dengan jumlah rupiah yang tertera dalam kwitansi, jika
kwitansi tersebut untuk pengeluaran TU.
Kolom 4 diisi dengan jumlah total pengeluaran LS dan TU.
286
6.2.6 Mekanisme Langsung (LS)
6.2.6.1 Ketentuan Umum
1. Langsung adalah uang yang dibayarkan
langsung kepada pihak ketiga atas dasar
bukti pembelian, kuitansi, surat perintah
kerja atau surat perintah.
2. Pembayaran langsung adalah pembayaran
yang dilakukan oleh Bendahara Umum Aceh
kepada pihak yang berhak berdasarkan SPM-
LS yang diterbitkan oleh PA/Kuasa PA atas
nama pihak yang berhak sesuai bukti
pengeluaran yang sah.
3. Penggunaan LS yang dikelola Bendahara
Pengeluaran adalah untuk belanja pegawai
baik untuk gaji dan tunjangan maupun
belanja pegawai lainnya seperti honorarium
(LS-BTL dan LS-BL).
4. SPP Langsung (SPP-LS) yang dipergunakan
untuk pembayaran langsung pada pihak
ketiga dengan jumlah yang telah ditetapkan.
SPP-LS dapat dikelompokkan menjadi : a) SPP-LS Gaji dan Tunjangan; b) SPP-LS Barang dan Jasa; c) SPP-LS PPKA.
6.2.6.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang Terkait
Dalam LS pengadaan barang dan jasa
1. Kuasa BUA
Uraian tugas :
a) meneliti kelengkapan SPM.
Kelengkapan dokumen SPM untuk
penerbitan SP2D yaitu:
(1) SPP dan kelengkapannya;
(2) SPM dan kelengkapannya.
287
b) menerbitkan SP2D apabila SPM
dinyatakan lengkap, paling lambat 2 hari
kerja semenjak pengajuan SPM diterima;
c) menyerahkan SP2D kepada bank dengan
daftar penguji;
d) menyerahkan SP2D kepada pengguna
anggaran;
e) mencatat SP2D dan nota debet (dari bank)
ke dokumen; penatausahaan yang terdiri
dari buku kas penerimaan dan
pengeluaran;
f) mencatat penerimaan PFK atas potongan
SP2D yang telah dipotong oleh pihak bank;
g) menerbitkan Surat Penolakan SP2D,
apabila SPM dinyatakan tidak lengkap,
paling lambat 1 hari kerja semenjak SPM
diterima;
h) menyerahkan Surat Penolakan SP2D
kepada pengguna anggaran agar
dilakukan penyempurnaan SPM.
2. Pengguna Anggaran
Uraian tugas:
a) menyerahkan SPD kepada bendahara dan
PPK-SKPA;
b) menyerahkan SPM kepada Kuasa BUA;
c) menyerahkan SP2D kepada bendahara.
3. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPA)
Uraian tugas :
a) meneliti kelengkapan dokumen SPP-LS
Pengadaan Barang dan Jasadan
kesesuaiannya dengan SPDdan DPA-SKPA;
b) membuat SPM, apabila SPP-LS Pengadaan
Barang dan Jasayang dinyatakan lengkap;
288
Dokumen kelengkapan SPM LS terdiri dari :
(1) Surat pernyataan tanggung jawab
pengguna anggaran/pengguna barang;
(2) Surat pernyataan kelengkapan dokumen
bermaterai yang ditandatangani oleh
pengguna anggaran. (Surat ini sebagai
penganti bukti-bukti terkait pembayaran
yang tidak disampaikan kepada Kuasa
BUA).
c) menerbitkan SPM paling lambat 2 hari kerja
semenjak SPP-LS Pengadaan Barang dan
Jasa diterima;
d) menyerahkan rancangan SPM kepada
pengguna anggaran untuk diotorisasi;
e) menerbitkan Surat Penolakan SPM, jika
SPP-LS Pengadaan Barang dan Jasa
dinyatakan tidak lengkap paling lambat 1
hari kerja semenjak SPP-LS Pengadaan
Barang dan Jasa diterima;
f) menyerahkan Surat Penolakan Penerbitan
SPM kepada pengguna anggaran untuk
diotorisasi.
4. Pejabat Pelaksanaan Teknis Kegiatan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPTK-
SKPA)
Uraian tugas:
a) mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
b) melaporkan perkembangan pelaksanaan
kegiatan;
c) menyiapkan dokumen anggaran atas beban
pengeluaran pelaksanaan kegiatan;
d) menyiapkan bahan-bahan dokumen
kelengkapan pengajuan SPP LS;
e) menandatangani SPP LS;
289
f) menyerahkan dokumen pengajuan LS
kepada bendahara pengeluaran;
g) menyiapkan buku register kontrak;
h) mencatat realisasi kontrak berdasarkan
SP2D yang telah terbit;
5. Bendahara Pengeluaran
Uraian tugas:
a) Membuat SPP-LS Pengadaan Barang dan
Jasa beserta dokumen lainnya yang terdiri
dari:
(1) Surat pengantar SPP-LS Pengadaan
Barang dan Jasa;
(2) Ringkasan SPP-LS Pengadaan Barang
dan Jasa;
(3) Rincian SPP-LS Pengadaan Barang dan
Jasa;
(4) Lampiran yang terdiri dari (disiapkan
oleh PPTK) :
- salinan SPD;
- salinan surat rekomendasi dari SKPA
teknis terkait;
- SSP disertai faktur pajak (PPN dan
PPh) yang telah ditandatangani wajib
pajak dan wajib pungut;
- surat perjanjian kerjasama/kontrak
antara pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran dengan pihak
ketiga serta mencantumkan nomor
rekening bank pihak ketiga;
- berita acara penyelesaian pekerjaan;
- berita acara serah terima barang dan
jasa;
- berita acara pembayaran;
290
- kwitansi bermaterai, nota/faktur
yang ditandatangani pihak ketiga
dan PPTK sertai disetujui oleh
pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran;
- surat jaminan bank atau yang
dipersamakan yang dikeluarkan oleh
bank atau lembaga keuangan non
bank;
- dokumen lain yang dipersyaratkan
untuk kontrak-kontrak yang
dananya sebagian atau seluruhnya
bersumber dari penerusan
pinjaman/hibah luar negeri;
- berita acara pemeriksaan yang
ditandatangani oleh pihak ketiga/
rekanan serta unsur panitia
pemeriksaan barang berikut
lampiran daftar barang yang
diperiksa;
- surat angkutan atau konosemen
apabila pengadaan barang
dilaksanakan di luar wilayah kerja;
- surat pemberitahuan potongan
denda keterlambatan pekerjaan dari
PPTK apabila pekerjaan mengalami
keterlambatan;
- foto/buku/dokumentasi tingkat
kemajuan/penyelesaian pekerjaan;
- potongan jamsostek (potongan sesuai
dengan ketentuan yang
berlaku/surat pemberitahuan
jamsostek); dan
291
- khusus untuk pekerjaan konsultan
yang perhitungan harganya
menggunakan biaya personil (billing
rate), berita acara prestasi kemajuan
pekerjaan dilampiri dengan bukti
kehadiran dari tenaga konsultan
sesuai pentahapan waktu pekerjaan
dan bukti penyewaan/pembelian
alat penunjang serta bukti
pengeluaran lainnya berdasarkan
rincian dalam surat penawaran;
b) Kelengkapan lampiran dokumen SPP-LS
pengadaan barang dan jasa sebagaimana
dimaksud diatas digunakan sesuai dengan
peruntukannya;
c) menyerahkan SPP-LS Pengadaan Barang
dan Jasa beserta dokumen lainnya kepada
PPK-SKPA;
d) Mencatat ke dalam dokumen
penatausahaan yang terdiri dari:
(1) Buku kartu kendali kegiatan;
(2) Buku kas pengeluaran;
(3) Buku rekapitulasi pengeluaran per
rincian objek.
292
6.2.6.3 Dokumen dan Catatan yang Dipergunakan
SPP LS Barang dan Jasa
PEMERINTAH ACEH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA (SPP-
LS-BARANG DAN JASA) Nomor: ……………………. Tahun ......
SURAT PENGANTAR
Kepada Yth. Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran SKPA ………………………. Di Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Gubernur Aceh Nomor ………. Tahun ...... tentang Penjabaran APBA, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung Barang dan Jasa sebagai berikut:
a. Urusan Pemerintahan :……………................…………………… b. SKPA : ……………................…………………… c. Tahun Anggaran : ……………................…………………… d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor : ……………................…………………… e. Jumlah Sisa Dana SPD : ……………................…………………… (terbilang: …........……………………….) f. Nama Bendahara Pengeluaran : ……………................…………………… g. Jumlah Pembayaran Yang Diminta : ……………................……………………
(terbilang: …........……………………….)
………….,.....……………………... Mengetahui, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
293
Cara Pengisian Formulir Surat Pengantar SPP-LS Barang dan Jasa 1. Nomor diisi dengan nomor SPP. 2. SKPA diisi dengan nama SKPA. 3. Nomor Peraturan Gubernur diisi dengan nomor Peraturan
Gubernur Aceh mengenai penjabaran APBA pada tahun anggaran yang besangkutan.
4. Urusan Pemerintahan diisi dengan kode dan nama urusan pemerintahan.
5. SKPA diisi dengan kode dan nama SKPA.
6. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang bersangkutan.
7. Dasar pengeluaran diisi dengan nomor SPD yang mendasari penerbitan SPP.
8. Sisa dana SPD diisi dengan jumlah dana yang belum dicairkan dari SPD yang mendasari penerbitan SPP. Pengisian disertai dengan jumlah terbilang dari dana SPD yang belum dicairkan tersebut.
9. Nama bendahara pengeluaran diisi dengan nama bendahara pengeluaran SKPA yang menerbitkan SPP.
10. Pembayaran yang diminta diisi dengan jumlah dana yang diminta untuk dicairkan lewat penerbitan SPP. Pengisian disertai dengan jumlah terbilang dari dana yang diminta untuk dicairkan tersebut.
11. Di atas baris penandatanganan oleh bendahara pengeluaran diisi dengan tanggal dan tempat penerbitan SPP.
12. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP bendahara pengeluaran.
13. Di samping kiri tanda tangan bendahara pengeluaran dibubuhkan pula tanda tangan PPTK.
14. Di bawah tanda tangan PPTK diisi dengan nama jelas PPTK dan di bawah nama diisi NIP PPTK.
294
PEMERINTAH ACEH ...... SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA
(SPP-LS BARANG DAN JASA) Nomor: ……………………. Tahun ……
RINGKASAN KEGIATAN
1. Program : ………………………………………………………………. 2. Kegiatan : ………………………………………………………………. 3. Nomor dan Tanggal DPA-/ DPPA-/DPAL-SKPA : ………………………………………………………………. 4. Nama Perusahaan : ………………………………………………………………. 5. Bentuk Perusahaan : a. PT/NV b. CV d. Firma e. Lain-Lain 6. Alamat Perusahaan : ………………………………………………………………. 7. Nama Pimpinan Perusahaan : ………………………………………………………………. 8. Nama dan Nomor Rekening Bank : ………………………………………………………………. 9. Nomor Kontrak : ………………………………………………………………. 10. Kegiatan Lanjutan : Ya/Bukan 11. Waktu Pelaksanaan Kegiatan : ………………………………………………………………. 12. Deskripsi Pekerjaan : ……………………………………………………………….
RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPA
I. Rp …………………….
RINGKASAN SPD
No. Urut
Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana
1.
2.
JUMLAH II. Rp……………………...
I-II. Rp……………………
RINGKASAN SP2D
SP2D Peruntukan UP
SP2D Peruntukan GU
SP2D Peruntukan TU
SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH III. Rp………………………
II-III Rp ……………………
…………. , ………………... Mengetahui, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
295
Cara Pengisian Formulir Ringkasan SPP-LS Barang dan Jasa 1. Nomor diisi dengan nomor SPP. 2. Program diisi dengan kode dan nama program kegiatan peruntukan
LS Barang/Jasa. 3. Kegiatan diisi dengan kode dan nama kegiatan kegiatan peruntukan
LS Barang/Jasa. 4. Nomor dan tanggal DPA-/DPPA-/DPAL-SKPA diisi dengan nomor
dan tanggal penetapan DPA-/DPPA-/DPAL-SKPA untuk kegiatan (pada point 3).
5. Nama perusahaan diisi dengan nama perusahaan pihak ketiga yang melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa.
6. Bentuk perusahaan diisi dengan cara memilih salah satu bentuk perusahaan yang tersedia atau menuliskan bentuk perusahaannya jika memang bentuk perusahaan tidak ada pada pilihan yang tersedia.
7. Alamat perusahaan diisi dengan alamat perusahaan yang melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa.
8. Nama pimpinan perusahaan diisi dengan nama pimpinan (direktur) perusahaan yang melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa.
9. Nama dan nomor rekening bank diisi dengan nama dan nomor rekening bank dari perusahaan pelaksana kegiatan pengadaan barang/jasa.
10. Nomor kontrak diisi dengan nomor kontrak pekerjaan antara pemerintah daerah dengan perusahaan pelaksana kegiatan pengadaan barang/jasa.
11. Kegiatan lanjutan diisi dengan cara memilih ya jika memang pekerjaan bersifat lanjutan dan pilih tidak jika memang bukan pekerjaan lanjutan.
12. Waktu pelaksanaan kegiatan diisi dengan periode pelaksanaan kegiatan.
13. Deskripsi kegiatan diisi dengan gambaran tentang kegiatan/pekerjaan dengan menggunakan kaliman yang padat dan singkat.
14. Jumlah dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/DPAL-SKPA diisi dengan jumlah dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/DPAL-SKPA untuk satu tahun anggaran yang bersangkutan.
15. Ringkasan SPD diisi dengan ringkasan SPD yang telah diterbitkan/ditetapkan untuk SKPA yang bersangkutan. Masing-masing ringkasan SPD, yaitu nomor, tanggal penetapan SPD dan jumlah dana yang disediakan lewat SPD diisikan dalam kolom-kolom yang tersedia. Lalu seluruh dana SPD yang pernah diterbitkan untuk SKPA yang bersangkutan dijumlahkan (diisi pada tempat bertanda II. Rp……………………).
16. Pada tempat yang disediakan (bertanda I-II. Rp …………………..) diisikan hasil pengurangan jumlah total dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/ DPAL-SKPA untuk satu tahun anggaran dengan jumlah total dana yang telah di SPD kan.
17. Pada kolom di samping kanan SP2D Peruntukan UP diisi dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan UP.
296
18. Pada kolom di samping kanan SP2D Peruntukan GU diisi dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan GU.
19. Pada kolom di samping kanan SP2D Peruntukan TU diisi dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan TU.
20. Pada kolom di samping kanan SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan diisi dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan pembayaran gaji dan tunjangan PNS.
21. Pada kolom di samping kanan SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa diisi dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan pembayaran ke pihak ketiga dalam rangka pengadaan barang/jasa.
22. Seluruh dana yang telah dicairkan (dari point 17 sampai point 21) dijumlahkan dan diisikan pada tempat dengan tanda III. Rp ……………………..
23. Pada tempat dengan tanda II-III Rp …………………. diisikan jumlah hasil pengurangan dana seluruh SPD (dari point 15) dengan dana yang telah di-SP2D-kan (dari point 22).
24. Di atas baris penandatanganan oleh bendahara pengeluaran diisi dengan tanggal dan tempat penerbitan SPP.
25. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP bendahara pengeluaran.
26. Di samping kiri tanda tangan bendahara pengeluaran dibubuhkan pula tanda tangan PPTK.
27. Di bawah tanda tangan PPTK diisi dengan nama jelas PPTK dan di bawah nama diisi NIP PPTK.
297
PEMERINTAH ACEH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA
(SPP-LS BARANG DAN JASA) Nomor: ……………………. Tahun ......
RINCIAN
RENCANA PENGGUNAAN DANA
No. Urut
Kode Rekening (Rincian Objek)
Uraian Jumlah (Rp)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
JUMLAH
………. , ………………………... Mengetahui, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
298
Cara Pengisian Formulir Rincian SPP-LS Barang dan Jasa 1. Nomor diisi dengan nomor SPP. 2. Kolom kode rekening diisi dengan rincian objek rekening gaji dan
tunjangan. 3. Kolom uraian diisi dengan nama rincian objek rekening gaji dan
tunjangan sesuai dengan kode rekening yang ada pada kolom sebelumnya (dari point 2).
4. Kolom jumlah diisi dengan jumlah dana yang akan dibebankan pada masing-masing kode rekening.
5. Seluruh dana pada masing-masing kode rekening dijumlahkan sehingga dihasilkan jumlah totalnya.
6. Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat penerbitan SPP.
7. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP bendahara pengeluaran.
8. Di samping kiri tanda tangan bendahara pengeluaran dibubuhkan pula tanda tangan PPTK.
9. Di bawah tanda tangan PPTK diisi dengan nama jelas PPTK dan di bawah nama diisi
299
6.2.6.4 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang Terkait
Dalam LS Gaji dan Tunjangan
1. Kuasa BUA
Uraian tugas:
a) meneliti kelengkapan SPM;
b) menerbitkan SP2D apabila SPM
dinyatakan lengkap, paling lambat 2 hari
kerja semenjak pengajuan SPM diterima;
kelengkapan dokumen SPM untuk
penerbitan SP2D yaitu:
(1) SPP dan kelengkapannya;
(2) SPM dan kelengkapannya;
c) menyerahkan SP2D kepada bank dengan
daftar penguji;
d) Menyerahkan SP2D kepada pengguna
anggaran;
e) mencatat SP2D dan nota debet (dari bank)
ke dokumen penatausahaan buku kas
penerimaan dan pengeluaran;
f) menerbitkan Surat Penolakan SP2D,
apabila SPM dinyatakan tidak lengkap,
paling lambat 1 hari kerja sejak SPM
diterima;
g) menyerahkan Surat Penolakan SP2D
kepada pengguna anggaran agar
dilakukan penyempurnaan SPM.
2. Pengguna Anggaran
Uraian tugas:
a) menyerahkan SPD kepada bendahara dan
PPK-SKPA;
b) menyerahkan SPM kepada Kuasa BUA;
c) menyerahkan SP2D kepada bendahara.
3. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPA)
300
Uraian tugas:
a) meneliti kelengkapan dokumen SPP-LS
Gaji dan kesesuaiannya dengan SPD dan
DPA-SKPA;
b) membuat SPM, apabila SPP-LS Gaji yang
dinyatakan lengkap
c) menyiapkan dokumen kelengkapan SPM
LS terdiri dari:
(1) Surat pernyataan tanggung jawab
pengguna anggaran/pengguna barang;
(2) Surat pernyataan kelengkapan
dokumen bermaterai yang
ditandatangani oleh pengguna
anggaran. (Surat ini sebagai penganti
bukti-bukti terkait pembayaran yang
tidak disampaikan kepada Kuasa
BUA).
d) menerbitkan SPM paling lambat 2 hari
kerja sejak SPP-LS Gaji diterima;
e) menyerahkan rancangan SPM kepada
pengguna anggaran untuk diotorisasi;
f) menerbitkan Surat Penolakan SPM, jika
SPP-LS Gaji dinyatakan tidak lengkap
paling lambat 1 hari kerja sejak SPP-LS
Gaji diterima;
g) menyerahkan Surat Penolakan Penerbitan
SPM kepada pengguna anggaran untuk
diotorisasi.
4. Bendahara Pengeluaran
Uraian tugas
a) Membuat SPP-LS Gaji beserta dokumen
lainnya yang terdiri dari:
(1) Surat pengantar SPP-LS Gaji;
(2) Ringkasan SPP-LS gaji;
301
(3) Rincian SPP-LS Gaji Lampiran yang
terdiri dari:
- pembayaran gaji induk;
- gaji susulan;
- kekurangan gaji;
- gaji terusan;
- uang duka wafat/tewas yang
dilengkapi dengan daftar gaji
induk/gaji susulan/ kekurangan
gaji/uang duka wafat/tewas;
- SK CPNS;
- SK kenaikan pangkat;
- SK jabatan;
- kenaikan gaji berkala;
- surat pernyataan pelantikan;
- surat pernyataan masih menduduki
jabatan;
- surat pernyataan melaksanakan
tugas;
- daftar keluarga (KP4);
- fotokopi surat nikah;
- fotokopi akte kelahiran;
- surat keterangan pemberhentian
pembayaran (SKPP) gaji;
- daftar potongan sewa rumah dinas;
- surat keterangan masih sekolah/
kuliah;
- surat pindah;
- surat kematian;
- SSP PPh Pasal 21;
- Peraturan perundang-undangan
mengenai penghasilan pimpinan
dan anggota DPRA serta gaji dan
tunjangan kepala daerah/wakil
302
kepala daerah.
Kelengkapan lampiran dokumen SPP-
LS pengadaan barang dan jasa
sebagaimana dimaksud diatas
digunakan sesuai dengan
peruntukannya.
b) Menyerahkan SPP-LS Gaji beserta
dokumen lainnya kepada PPK-SKPA;
c) Mencatat SP2D ke dalam dokumen
penatausahaan yang terdiri dari:
(1) Buku kendali kegiatan;
(2) Buku kas pengeluaran;
(3) Buku pembantu simpanan bank;
(4) Buku pembantu pajak;
(5) Buku rekapitulasi pengeluaran per
rincian objek;
d) Menerima pencairan/transfer dana dari
bank;
e) Mendistribusikan dana kepada penerima
gaji.
303
6.2.6.5 Dokumen dan Catatan yang Dipergunakan
1. Surat Pengantar SPP LS Gaji dan Tunjangan
PEMERINTAH ACEH
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN (SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)
Nomor : ............................ Tahun ..............
SURAT PENGANTAR
Kepada Yth. Pengguna Anggaran SKPA ................................... Di Tempat Dengan memperhatikan Peraturan Gubernur Aceh Nomor .................. Tahun .................tentang ………………, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung Gaji dan Tunjangan Persediaan sebagai berikut :
a. Urusan Pemerintahan : ………........................................ b. SKPA : ………........................................ c. Tahun Anggaran : ………........................................ d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor : ………........................................ e. Jumlah Sisa Dana SPD : ………........................................ f. Untuk Keperluan : ………........................................ g. Nama Bendahara Pengeluaran : ………........................................ h. Jumlah Pembayaranyang diminta : Rp. ........................................... (terbilang..........................................................) i. Nama dan Nomor Rekening Bank : ………........................................
..................,....................... Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) NIP.
304
Cara Pengisian Formulir Surat Pengantar SPP-LS-Gaji dan
Tunjangan
1. Nomor diisi dengan nomor SPP.
2. SKPA diisi dengan nama SKPA.
3. Nomor Peraturan Gubernur Aceh diisi dengan nomor Peraturan
Gubernur Aceh mengenai penjabaran APBA pada tahun anggaran
yang bersangkutan.
4. Urusan pemerintahan diisi dengan kode dan nama urusan
pemerintahan.
5. SKPA diisi dengan kode dan nama SKPA.
6. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang bersangkutan.
7. Dasar pengeluaran diisi dengan nomor SPD yang mendasari
penerbitan SPP.
8. Sisa dana SPD diisi dengan jumlah dana yang belum
dicairkan dari SPD yang mendasari penerbitan SPP. Pengisian
disertai dengan jumlah terbilang dari dana SPD yang belum
dicairkan tersebut.
9. Untuk keperluan bulan diisi dengan nama bulan peruntukan
dana LS Gaji dan Tunjangan PNS.
10. Nama bendahara pengeluaran diisi dengan nama bendahara
pengeluaran SKPA yang menerbitkan SPP.
11.Pembayaran yang diminta diisi dengan jumlah dana yang
diminta untuk dicairkan lewat penerbitan SPP. Pengisian
disertai dengan jumlah terbilang dari dana yang diminta untuk
dicairkan tersebut.
12. Nama dan nomor rekening bank diisi dengan nama bank
beserta nomor rekening bank bendahara pengeluaran pada
bank tersebut yang akan dipakai untuk pemindahbukuan dana
yang diminta untuk dicairkan lewat penerbitan SPP.
13. Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat
penerbitan SPP.
14. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan nama
jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP
bendahara pengeluaran.
305
2. Ringkasan SPP LS Gaji dan Tunjangan
PEMERINTAH ACEH
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN (SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)
Nomor : .................. Tahun ...............
RINGKASAN RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPA
Jumlah dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/DPAL-SKPA I. Rp. .................... RINGKASAN SPD
No. Urut Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana 1 2
JUMLAH II. Rp..................... I-II. Rp. .................
SP2D Peruntukan UP SP2D Peruntukan GU SP2D Peruntukan TU SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH III. Rp. ................. II-III. Rp. ..............
..................,................................. Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) NIP.
306
Cara Pengisian Formulir Ringkasan SPP-LS-Gaji dan Tunjangan
1. Nomor diisi dengan nomor SPP.
2. Jumlah dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/ DPAL-SKPA diisi dengan
jumlah dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/ DPAL-SKPA untuk satu
tahun anggaran yang bersangkutan.
3. Ringkasan SPD diisi dengan ringkasan SPD yang telah
diterbitkan/ditetapkan untuk SKPA yang bersangkutan. Masing-
masing ringkasan SPD, yaitu nomor, tanggal penetapan SPD dan
jumlah dana yang disediakan lewat SPD diisikan dalam kolom-
kolom yang tersedia. Lalu seluruh dana SPD yang pernah
diterbitkan untuk SKPA yang bersangkutan dijumlahkan (diisi
pada tempat bertanda II. Rp……………………).
4. Pada tempat yang disediakan (bertanda I-II. Rp …………………..)
diisikan hasil pengurangan jumlah total dana DPA-SKPA/DPPA-
SKPA/DPAL-SKPA untuk satu tahun anggaran dengan jumlah
total dana yang telah di-SPD-kan.
5. Pada kolom di samping kanan SP2D peruntukan UP diisi
dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan
UP.
6. Pada kolom di samping kanan SP2D peruntukan GU diisi
dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan
GU.
7. Pada kolom di samping kanan SP2D peruntukan TU diisi
dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan
TU.
8. Pada kolom di samping kanan SP2D peruntukan LS
Pembayaran Gaji dan Tunjangan diisi dengan dana yang telah
dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan pembayaran gaji dan
tunjangan PNS
9. Pada kolom di samping kanan SP2D peruntukan LS
Pengadaan Barang dan Jasa diisi dengan dana yang telah
dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan pembayaran ke pihak
ketiga dalam rangka pengadaan barang/jasa.
307
10. Seluruh dana yang telah dicairkan (dari point 5 sampai point
9) dijumlahkan dan diisikan pada tempat dengan tanda III. Rp
……………………..
11.Pada tempat dengan tanda II-III Rp …………………. diisikan
jumlah hasil pengurangan dana seluruh SPD (dari point 3) dengan
dana yang telah di-SP2D-kan (dari point 10).
12.Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat
penerbitan SPP.
13.Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan
nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP
bendahara pengeluaran.
308
3. Rincian SPP LS Gaji dan Tunjangan
PEMERINTAH ACEH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN
(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN) Nomor : .................. Tahun ...............
RENCANA PENGGUNAAN DANA BULAN.......................
No Kode Rekening
(Jenis) Uraian Jumlah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
JUMLAH
Terbilang :.............................................................................................. .................,................................. Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap)
Cara Pengisian Formulir Rincian SPP-LS-Gaji dan Tunjangan
1. Nomor diisi dengan nomor SPP.
2. Bulan diisi dengan bulan peruntukan dana LS Gaji dan Tunjangan
PNS.
3. Kolom kode rekening diisi dengan rincian objek rekening gaji dan
tunjangan.
4. Kolom uraian diisi dengan nama rincian objek rekening gaji
dan tunjangan sesuai dengan kode rekening yang ada pada kolom
sebelumnya (dari point 3).
5. Kolom jumlah diisi dengan jumlah dana yang akan dibebankan
pada masing-masing kode rekening.
309
6. Seluruh dana pada masing-masing kode rekening dijumlahkan
sehingga dihasilkan jumlah totalnya.
7. Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat
penerbitan SPP
8. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan
nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP
bendahara pengeluaran.
310
4. Register SPP-LS PEMERINTAH ACEH
REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS
SKPA : ……………..
Halaman : …………………..
No Urut Tanggal Uraian
Jumlah SPM (Rp)
UP GU TU LS
Gaji Barang & Jasa
Jumlah
…………Tanggal………………
Mengetahui,
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran
PPK-SKPA
(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)
(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)
NIP. NIP.
311
Cara Pengisian Register SPP
1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut SPP-LS Gaji.
2. Kolom 2 diisi dengan tanggal diajukannya SPP-LS Gaji.
3. Kolom 3 diisi dengan nomor SPP-LS Gaji yang diajukan.
4. Kolom 4 diisi dengan uraian SPP yang diajukan SPP-LS Gaji.
5. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah SPP-LS Gaji.
312
5. Surat Perintah Membayar
Cara Mengisi Dokumen SPM
1. Baris ”SKPA” diisi dengan nama SKPA yang akan menerima dana.
2. Baris ”Bendahara Pengeluaran/ Pihak ketiga” untuk SPM LS, diisi dengan
nama pihak ketiga (pegawai SKPA untuk LS Gaji) karena SPM LS akan
diberikan langsung kepada pihak ketiga tanpa melewati bendahara
pengeluaran.
3. Nomor rekening bank diisi dengan nomor rekening bank SKPA/pihak
ketiga.
4. NPWP diisi dengan nomor NPWP pihak ketiga.
Format:
LS
Nomor SPM:
NoUraian
(No.Rekening)Jumlah Keterangan
1 Iuran Wajib Pegawai Negeri
2 Tabungan Perumahan Pegawai
3 ……………
Jumlah Potongan Rp. …………….
Kode Rekening Uraian Jumlah
No Uraian Jumlah Keterangan
1 PPN
2 PPh
Jumlah Rp. ……………
Rp. ……………
Jumlah SPP yang Diminta
Nomor dan Tanggal SPP : ……..
*) coret yang tidak perlu
**) Pilih yang sesuai
SPM ini sah apabila telah di tandatangani dan di stempel oleh SKPA
SKPA : ………………………………………….Bendahara Pengeluaran / Pihak Ketiga *)……………………………………………………………………………………………………………….Nomor Rekening Bank :)…………………..……...........................………
Untuk Keperluan : ………………………………………………………….……………………………………………………………………………1. Belanja Tidak Langsung **)2. Belanja Langsung **)
Informasi : (tidak mengurangi jumlah pembayaran SPM)Pembebanan pada Kode Rekening :
Jumlah SPM
Uang sejumlah :
...… Tanggal…..
Kepala SKPKA
(Tanda Tangan)
(nama lengkap)
NIP : ………………………
PEMERINTAH ACEH
SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)
TAHUN ANGGARAN………..
(Diisi oleh PPK‐SKPA)
KUASA BENDAHARA UMUM ACEH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA …………………
Supaya menerbitkan SP2D kepada :
Potongan‐potongan:
313
5. Dasar pembayaran diisi dengan nomor dan tanggal SPD yang
menjadi dasar pengajuan SPP yang di SPM-kan.
6. Untuk keperluan diisi dengan keperluan pengajuan SPP yang diSPM-
kan.
7. Baris pembebanan pada kode rekening diisi dengan kode urusan,
program, dan kegiatan, serta kode rekening dan uraian dari rincian yang
dimintakan dananya.
8. Jumlah SPP yang diminta diisi dengan jumlah uang SPP yang
dimintakan berdasarkan SPP yang diajukan.
9. Jumlah SPD diisi dengan jumlah dana SPD yang menjadi dasar
pengajuan SPP bersangkutan.
10. Potongan berupa iuran wajib pegawai negeri, tabungan perumahan
pegawai dan potongan sejenis lainnya diisi sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku. Jumlah potongan ini akan langsung
dikurangkan oleh Kasda (Kuasa BUA) sehingga akan mengurangi jumlah
SPM.
11. Potongan berupa PPN, PPh atau pajak lainnya diisi sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku. Jumlah tersebut hanya sebagai
informasi dan tidak mengurangi jumlah SPM tetapi tidak mengurangi
jumlah SPM. Meskipun atas kesepakatan Kasda melakukan pemotongan
namun tindakan tersebut dilakukan atas nama bendahara
pengeluaran.
314
6. Surat Perintah Pencaiaran Dana
Nomor SPM :
Tanggal : Dari : Kuasa BUA
SKPA : Tahun Anggaran :
Kepada :
NPWP :
No. Rekening :
Bank :
Bank / Pos :
Keperluan Untuk :
NO KODE REKENING URAIANJUMLAH
(Rp)
1 2 3 4
Jumlah
Potongan‐Potongan :
No Uraian (No.Rekening)JUMLAH
(Rp)Keterangan
1 Iuran Wajib Pegawai Negeri
2 Tabungan Perumahan Pegawai
3 ……
Jumlah
Informasi : (tidak mengurangi jumlah pembayaran SP2D)
No Uraian (No.Rekening)JUMLAH
(Rp)Keterangan
1 PPN
2 PPh
3 ……
Jumlah
SP2D yang dibayarkan
Jumlah yang Diminta Rp. ……………….
Jumlah Potongan Rp. ……………….
Jumlah yang Dibayarkan Rp. ……………….
Uang Sejumlah ……………………………………………………………………
Lembar 1 : Bank yang Ditunjuk
Lembar 2 : Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran
Lembar 3 : Arsip Kuasa BUA
Lembar 4 : Pihak Ketiga
Lembar 5 : Bidang Akuntansi
...… Tanggal…..
Kuasa Bendahara
Umum Aceh
(Tanda Tangan)
(nama lengkap)
NIP : ………………………
PEMERINTAH ACEH
Nomor : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxSURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA
(SP2D)
Bank Pos
Hendaklah mencairkan / memindahbukukan dari baki Rekening Nomor
Uang sebesar Rp. ……………………………………… (terbilang : …………………………………………………………)
315
Cara pengisian SP2D
Kolom 1
a. Nomor SPM diisi dengan nomor SPM.
b. Tanggal diisi dengan tanggal SPM.
c. SKPA diisi dengan nama SKPA.
d. Dari diisi dengan Kuasa Bendahara Umum Aceh (Kuasa BUA).
e. Tahun Anggaran diisi dengan tahun anggaran berkenaan.
f. Bank/pos diisi dengan nama bank/pos yang ditunjuk untuk
mencairkan SP2D.
g. Hendaklah mencairkan/memindahbukukan ke rekening nomor diisi
dengan nomor rekening kas umum Aceh (nomor rekening bank
kuasa BUA).
h. Uang sejumlah diisi dengan jumlah rupiah dan bilangan rupiah
SP2D yang dicairkan.
Kolom 2
Khusus SPP LS Gaji
a. Kepada diisi dengan pihak ketiga yang berhak atas SP2D.
b. NPWP diisi dengan nomor NPWP pihak ketiga yang berhak atas SP2D.
c. Kode rekening bank diisi dengan nomor rekening bank milik
pihak ketiga yang berhak atas SP2D.
d. Bank/pos diisi dengan nama bank/pos yang ditunjuk untuk
mencairkan SP2D.
e. Keperluan untuk diisi dengan uraian keperluan peruntukan
pencairan SP2D.
Kolom 3
a. Nomor diisi dengan nomor urut.
b. Kode rekening diisi dengan kode rekening peruntukan SP2D.
c. Uraian diisi dengan uraian nama kode rekening peruntukan SP2D.
d. Jumlah diisi dengan jumlah rupiah atas masing-masing kode
rekening peruntukan SP2D.
Khusus hanya ada pada SPP LS Gaji (nomor 4 dan 5)
Potongan-potongan:
a. Iuran wajib pegawai negeri diisi dengan jumlah potongan gaji pegawai
sesuai ketentuan perundang-undangan.
b. Tabungan perumahan diisi dengan jumlah potongan tabungan
perumahan pegawai sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
316
SP2D yang dibayarkan:
a. Jumlah yang diminta diisi dengan jumlah SPM yang diajukan.
b. Jumlah potongan diisi dengan jumlah potongan (No. 4).
c. Jumlah yang dibayarkan diisi dengan jumlah yang diminta
dikurangi dengan jumlah potongan.
d. Uang sejumlah diisi dengan jumlah rupiah dan bilangan rupiah
SP2D yang dicairkan.
317
7. Register Surat Perintah Pencairan Dana PEMERINTAH ACEH
REGISTER SP2D
Halaman : …………………..
No Urut Tanggal
Nomor SP2D
Uraian
Jumlah SP2D (Rp)
UP GU TU LS UP GU TU LS Gaji Barang
& Jasa Gaji Barang &
Jasa 1 2 3 4 5 Jumlah
…………Tanggal……………… Kuasa Bendahara Umum
Aceh
(Tanda Tangan) (Nama Lengkap) NIP
318
Cara Pengisian Register SP2D
Kolom 1 diisi dengan nomor urut SP2D untuk pengeluaran LS
Gaji yang diterbitkan.
Kolom 2 diisi dengan tanggal diterbitkannya SP2D.
Kolom 3 diisi dengan nomor SP2D untuk pengeluaran LS yang
diterbitkan.
Kolom 4 diisi dengan uraian SP2D yang diterbitkan.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah dikeluarkan untuk pengeluaran
LS.
319
8. Surat Penolakan Penerbitan Surat Perintah
Pencairan Dana
PEMERINTAH ACEH
SURAT PENOLAKAN PENERBITAN SP2D ..............,........................20......
Nomor : Kepada Yth. Lampiran : Perihal : Pengembalian SPM Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran………... Di Tempat Bersama ini terlampir Surat Perintah Membayar Uang Persediaan / Ganti Uang / Tambahan Uang dan langsung (SPM-UP/GU/TU/LS) Saudara Nomor ......................... tanggal........... tahun .......... dikembalikan karena tidak memenuhi syarat untuk diproses. Adapun kekurangannya sebagai berikut :
1. ...................................................................................................................................................................................
2. ...................................................................................................................................................................................
3. ...................................................................................................................................................................................
Demikian disampaikan, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih. Kuasa Bendahara Umum Aceh (Nama Lengkap) NIP.
320
9. Register Surat Penolakan Penerbitan SP2D
PEMERINTAH ACEH
REGISTER SURAT PENOLAKAN PENERBITAN SP2D
Halaman: ..................
No Urut Tanggal Nomor SPM
Uraian Jumlah (Rp)
Keterangan UP/GU/TU LS
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah
..................,tanggal............................
Kuasa Bendahara Umum Aceh
(Nama Lengkap)
NIP.
321
Cara Pengisian Register Penolakan SP2D
Kolom 1 diisi dengan nomor urut.
Kolom 2 diisi dengan tanggal dan nomor surat penolakan penerbitan
SP2D.
Kolom 3 diisi dengan nomor SPM yang ditolak.
Kolom 4 diisi dengan alasan penolakan penerbitan SP2D.
Kolom 5 diisi dengan jumlah SPM-UP/GU/TU yang ditolak
penerbitan SP2D.
Kolom 6 diisi dengan jumlah SPM LS yang ditolak penerbitan SP2D.
Kolom 7 diisi dengan penjelasan
322
10. Buku Kas Pengeluaran
PEMERINTAH ACEH
BUKU KAS UMUM PENGELUARAN
SKPA : BENDAHARA PENGELUARAN :
NO Tanggal Kode
Rekening Uraian Penerimaan Pengeluaran
Saldo
323
11. Buku Pembantu Simpanan/Bank
PEMERINTAH ACEH BUKU PEMBANTU SIMPANAN / BANK
SKPA : Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran : Bendahara Pengeluaran : Pembantu Bendahara Pengeluaran :
Halaman : ............
No. Urut Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
(Rp) (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5 6
Jumlah ........, Tanggal.............. Mengetahui Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
324
Cara Pengisian Buku Pembantu Simpanan/ Bank
Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran
simpanan/bank.
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran
simpanan/bank.
Kolom 3 diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran
simpanan/bank misalnya nomor SP2D dan nomor cek.
Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan simpanan/ bank.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran simpanan/ bank.
Kolom 6 diisi dengan saldo simpanan/bank.
325
12. Rekapitulasi Pengeluaran Per Rincian Objek
PEMERINTAH ACEH
REKAPITULASI PENGELUARAN PER RINCIAN OBJEK
SKPA : Kode Rekening : Nama Rekening : Kredit APBA : Tahun Anggaran :
Halaman : ............
Nomor BKU Pengeluaran (Rp)
LS UP/TU/GU Jumlah 1 2 3 4
Jumlah Bulan ini ......................................... Jumlah Sampai dengan Bulan lalu ......................................... Jumlah Sampai dengan Bulan ini ......................................... ........, Tanggal.............. Mengetahui Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (Nama Lengkap) (Nama Lengkap) NIP. NIP.
326
Cara Pengisian Buku Rekap Pengeluaran Per Objek
Kolom 1 diisi dengan nomor BKU.
Kolom 2 diisi dengan jumlah rupiah yang tertera dalam kuitansi,
jika kuitansi tersebut untuk pengeluaran LS.
Kolom 3 diisi dengan jumlah rupiah yang tertera dalam kuitansi,
jika kuitansi tersebut untuk pengeluaran UP/ GU/ TU.
Kolom 4 diisi dengan jumlah total pengeluaran LS dan UP/ GU/ TU.
327
6.2.6.6 Prosedur Mekanisme LS
6.2.6.6.1 Prosedur Pengajuan SPP-LS Gaji
dan Tunjangan
PENGGUNA ANGGARANURAIAN PPK SKPABENDAHARA
PENGELUARAN
Ph
ase
SPD
SPD
SPD
SPP‐LS Gaji dan Dokumen Lain
SPP‐LS Gaji dan Dokumen Lain
DPA
Penelitian SPP ‐LS Gaji
Rancangan SPM
SPM
SPP‐LS Gaji dan Dokumen Lain
Surat Penolakan Penerbitan SPM
Lengkap
Tidak Lengkap
SPP‐LS Gaji dan Dokumen Lain
Surat Penolakan Penerbitan SPM
SPP‐LS Gaji dan Dokumen
LainSurat
Penolakan Penerbitan
SPM
1 hari kerjasejak SPP diterima
2 hari kerjasejak SPP diterima
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pengguna Anggaran menyerahkan SPD kepada Bendahara dan PPK‐SKPA.
Berdasrkan SPD, Bendahara membuat SPP‐Gaji beserta dokumen lainnya, yang terdiri dari :‐ Surat Pengantar SPP‐LS Gaji‐ Ringkasan SPP‐LS Gaji‐ Rincian SPP‐LS Gaji‐ Lampiran yang terdiri dari :
‐ Pembayaran Gaji Induk‐ Gaji Susulan‐ Kekurangan Gaji‐ Gaji Terusan‐ Dll
Bendahara menyerahkan SPP‐LS Gaji beserta dokumen lain kepada PPK‐SKPA.
PPK‐SKPA meneliti kelengkapan SPP‐LS Gaji berdasar SPD dan DPA‐SKPA.
Apabila SPP‐LS Gaji dinyatakan kengkap maka PPK‐SKPA membuat rancangan SPM, paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak SPP diterima.
PPK‐SKPA menyerahkan SPM kepada Pengguna Anggaran untuk diotorisasi.
Jika SPP‐LS Gaji dinyatakan tidak lengkap, PPK‐SKPA akan menerbitkan Surat Penolakan SPM. Penolakan SPM paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak SPP‐LS Gaji diterima.
Surat Penolakan Penerbitan SPM ini kemudian diberikan PPK‐SKPA kepada Pengguna Anggaran untuk diotorisasi.
Surat Penolakan Penerbitan SPM diberikan kepada Bendahara agar Bendahara melakukan Penyempurnaan SPP‐LS Gaji.
330
6.2.7 Mekanisme Langsung untuk Belanja PPKA
6.2.7.1 Ketentuan Umum
1. SPP LS PPKA dikelola oleh bendahara
pengeluaran PPKA.
2. SPP LS PPKA diajukan oleh bendahara
pengeluaran PPKA kepada PPKA melalui PPK
PPKA.
6.2.7.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang
terkait LS PPKA yang meliputi Belanja Bunga,
Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi
Hasil, Bantuan Keuangan, Belanja Tidak
Terduga
1. Kuasa Bendahara Umum Aceh
Uraian tugas:
a) meneliti kelengkapan SPM;
b) menerbitkan SP2D, jika SPM dinyatakan
lengkap.
Kelengkapan dokumen SPM untuk
penerbitan SP2D yaitu :
(1) SPP dan kelengkapannya;
(2) SPM dan kelengkapannya.
c) menyerahkan SP2D kepada pihak bank
dengan daftar penguji;
d) menyerahkan tembusan SP2D kepada
PPKA melalui PPK-PPKA;
e) menerbitkan Surat Penolakan SP2D,
apabila SPM dinyatakan tidak lengkap,
penerbitan paling lambat 1 hari kerja sejak
SPM diterima;
f) menyerahkan Surat Penolakan
Penerbitan SP2D kepada PPKA untuk
dilakukan penyempurnaan anggaran;
g) mencatat SP2D dan nota debet ke
dokumen penatausahaan buku kas
331
penerimaan dan pengeluaran;
2. Bendahara Pengeluaran PPKA
Uraian tugas:
a) membuat SPP-LS dan dokumen lain yang
terdiri dari Surat pengantar SPP-LS,
Ringkasan SPP-LS, Rincian SPP-LS;
b) menyerahkan SPP-LS beserta dokumen
lain kepada PPK PPKA.
3. Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKA
(PPK-PPKA)
Uraian tugas :
a) meneliti SPP-LS yang diajukan oleh
bendahara pengeluaran PPKA;
b) membuat SPM paling lambat 2 hari kerja
sejak diterimanya SPP;
Dokumen kelengkapan SPM LS-PPKA
terdiri dari:
(1) Surat pernyataan tanggung jawab
belanja PPKA;
(2) Surat pernyataan kelengkapan
dokumen bermaterai yang
ditandatangani oleh PPKA yang dibuat
berdasarkan surat pernyataan
kelengkapan dokumen atau nama lain
oleh kepala SKPA terkait. Surat ini
sebagai pengganti bukti-bukti terkait
pembayaran yang tidak disampaikan
kepada Kuasa BUA.
c) menyerahkan SPM kepada PPKA untuk
diotorisasi;
d) menerbitkan Surat Penolakan SPM, jika
SPP-LS dinyatakan tidak lengkap.
e) Penolakan SPM paling lambat 1 hari
kerja sejak SPP-LS diterima;
332
f) menyerahkan Surat Penolakan Penerbitan
SPM kepada PPKA untuk diotorisasi;
g) menyerahkan Surat Penolakan SPM
kepada bendahara untuk dilakukan
penyempurnaan SPP-LS.
4. Pejabat Pengelola Keuangan Aceh (PPKA)
Uraian tugas:
a) menyerahkan SPD dan keputusan
Gubernur Aceh Untuk Belanja Bunga,
Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja
Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan
Pembiayaankepada bendahara pengeluaran
SKPKA;
b) menyerahkan SPM kepada kuasa BUA;
c) menyerahkan SP2D kepada bendahara
pengeluaran SKPKA.
333
6.2.7.3 DOKUMEN YANG DIGUNAKAN
1. Surat Pengantar SPP-LS Belanja Pengeluaran
PPKA
PEMERINTAH ACEH
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BELANJA PENGELUARAN PPKA
Nomor : ............................ Tahun ..............
SURAT PENGANTAR
Kepada Yth. Pejabat Pengelolaan Keuangan Aceh Di Tempat Dengan memperhatikan Peraturan Gubernur Aceh Nomor .................. Tahun .................tentang Penjabaran APBA, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung Belanja Pengeluaran PPKA Persediaan sebagai berikut :
a. Jenis Belanja :................................................... b. Tahun Anggaran :................................................... c. Dasar Pengeluaran SPD Nomor :................................................... d. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp..............................................
(terbilang…….............................) e. Untuk Keperluan Bulan :................................................... f. Nama Bendahara Pengeluaran :................................................... g. Jumlah Pembayaran yang diminta :Rp..............................................
(terbilang…….............................)
h. Nama dan Nomor Rekening Bank : ................................................ ..................,................................. Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) NIP
334
Cara Pengisian Formulir Surat Pengantar SPP-LS Belanja
Pengeluaran PPKA
1. Nomor diisi dengan nomor SPP.
2. Nomor Peraturan Gubernur Aceh diisi dengan nomor Peraturan
Gubernur Aceh mengenai penjabaran APBA pada tahun
anggaran yang besangkutan.
3. Jenis Belanja diisi dengan jenis belanja.
4. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang bersangkutan.
5. Dasar pengeluaran diisi dengan nomor SPD yang mendasari
penerbitan SPP.
6. Sisa dana SPD diisi dengan jumlah dana yang belum
dicairkan dari SPD yang mendasari penerbitan SPP. Pengisian
disertai dengan jumlah terbilang dari dana SPD yang belum
dicairkan tersebut.
7. Nama bendahara pengeluaran diisi dengan nama bendahara
pengeluaran SKPA yang menerbitkan SPP.
8. Pembayaran yang diminta diisi dengan jumlah dana yang
diminta untuk dicairkan lewat penerbitan SPP. Pengisian
disertai dengan jumlah terbilang dari dana yang diminta untuk
dicairkan tersebut.
9. Nama dan nomor rekening bank diisi dengan nama dan nomor
rekening bank pihak ketiga yang menerima dana dari belanja LS
PPKA.
10. Di atas baris penandatanganan oleh bendahara pengeluaran
diisi dengan tanggal dan tempat penerbitan SPP.
11 Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan
nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP
bendahara pengeluaran.
335
2. Ringkasan SPP-LS Belanja Pengeluaran PPKA
PEMERINTAH ACEH
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BELANJA PENGELUARAN PPKA
Nomor : .................. Tahun ...............
RINGKASAN RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPA
Jumlah dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/DPAL-SKPA I. Rp. ................... RINGKASAN SPD
No. Urut Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana
JUMLAH II. Rp. ................... I-II. Rp. .................
SP2D Peruntukan UP SP2D Peruntukan GU SP2D Peruntukan TU SP2D Peruntukan LS
JUMLAH III. Rp. .................. II-III. Rp. ..............
..................,................................. Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) NIP.
Cara Pengisian Formulir Ringkasan SPP-LS Belanja Pengeluaran
PPKA
1. Nomor diisi dengan nomor SPP.
2. Jumlah dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/DPAL-SKPA diisi dengan
jumlah dana DPA-SKPA/DPPA-SKPA/ DPAL-SKPA untuk satu
tahun anggaran yang bersangkutan
3. Ringkasan SPD diisi dengan ringkasan SPD yang telah
diterbitkan/ditetapkan untuk SKPA yang bersangkutan. Masing-
masing ringkasan SPD, yaitu nomor, tanggal penetapan SPD dan
jumlah dana yang disediakan lewat SPD diisikan dalam kolom-
kolom yang tersedia. Lalu seluruh dana SPD yang pernah
336
diterbitkan untuk SKPA yang bersangkutan dijumlahkan (diisi
pada tempat bertanda II. Rp……………………).
4. Pada tempat yang disediakan (bertanda I-II. Rp …………………..)
diisikan hasil pengurangan jumlah total dana DPA-SKPA/DPPA-
SKPA/ DPAL-SKPA untuk satu tahun anggaran dengan jumlah
total dana yang telah di-SPD-kan.
5. Pada kolom di samping kanan SP2D peruntukan UP diisi
dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan
UP.
6. Pada kolom di samping kanan SP2D peruntukan GU diisi
dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan
GU.
7. Pada kolom di samping kanan SP2D peruntukan TU diisi
dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan
TU.
8. Pada kolom di samping kanan SP2D Peruntukan LS diisi
dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan
pembayaran langsung.
9. Seluruh dana yang telah dicairkan (dari point 5 sampai point
8) dijumlahkan dan diisikan pada tempat dengan tanda III. Rp
……………………..
10. Pada tempat dengan tanda II-III Rp …………………. diisikan
jumlah hasil pengurangan dana seluruh SPD (dari point 3) dengan
dana yang telah di-SP2D-kan (dari point 9).
11. Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat
penerbitan SPP.
12. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan nama
jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP
bendahara pengeluaran.
337
3. Rincian SPP-LS Belanja Pengeluaran PPKA
PEMERINTAH ACEH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG
BELANJA PENGELUARAN PPKA Nomor : .................. Tahun ...............
RENCANA PENGGUNAAN DANA
No Kode Rekening (Jenis)
Uraian Jumlah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
JUMLAH
Terbilang : ................................................................................... .................,................................. Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) NIP
338
Cara Pengisian Formulir Rincian SPP-LS Belanja Pengeluaran PPKA
1. Nomor diisi dengan nomor SPP.
2. Kolom kode rekening diisi dengan rincian objek.
3. Kolom uraian diisi dengan nama rincian objek sesuai dengan
kode rekening yang ada pada kolom sebelumnya (dari point 2).
4. Kolom jumlah diisi dengan jumlah dana yang akan
dibebankan pada masing-masing kode rekening.
5. Seluruh dana pada masing-masing kode rekening dijumlahkan
sehingga dihasilkan jumlah totalnya.
6. Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat
penerbitan SPP.
7. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan nama
jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP
bendahara pengeluaran.
339
4. Surat Pernyataan Tanggung Jawab PPKA
PEMERINTAH ACEH
PPKA SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
NOMOR : ……………………………… Satuan Kerja Perangkat Aceh :………………………………............................ Kode PPKA :……………………………………………............ Nomor/Tanggal DPA PPKA :……………………………………………………… Keperluan : Pembayaran ............................................. ……………………………………………………… Jenis Belanja : Nomor : Tanggal : Nilai SPM : (Terbilang :................................................................................................) Yang bertanda tangan di bawah ini, PPKA ………………….., menyatakan bahwa saya bertanggungjawab penuh atas segala pengeluaran yang akan/telah dibayar berkaitan dengan kegiatan yang tersebut di atas karena telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bukti-bukti belanja tersebut disimpan dengan ketentuan yang berlaku untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Banda Aceh,…………………….
PPKA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP. .................
340
5. Surat Pernyataan Tanggung Jawab
Kelengkapan Dokumen PPKA
(Formulir ini digunakan sebagai bukti-bukti
pembayaran yang tidak disampaikan kepada
Kuasa BUA)
PEMERINTAH ACEH
PPKA
SURAT PERNYATAAN KELENGKAPAN DOKUMEN NOMOR : ……..
Satuan Kerja Perangkat Aceh : ……………………………………………............... Kode PPKA : ……………………………………………............... Nomor/Tanggal DPA PPKA : ……………………………………………............... Keperluan : Pembayaran ................................................. ……………………………………………............... Jenis Belanja : Nomor : Tanggal : Nilai SPM : (Terbilang ..............................................................................................) Yang bertanda tangan di bawah ini, PPKA………………….., menyatakan bahwa saya bertanggungjawab penuh atas kelengkapan dokumen yang berkaitan dengan kegiatan yang tersebut di atas karena telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bukti-bukti belanja tersebut disimpan dengan ketentuan yang berlaku untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Banda Aceh,…………………….
PPKA
(tanda tangan) (nama lengkap)
NIP..................
Materai
6000
341
6.2.7.4 Prosedur Mekanisme Langsung
6.2.7.4.1 Prosedur Pengajuan Surat
Permintaan Pembayaran Langsung
PPKA
PPK SKPAPengguna Anggaran
UrainBendahara
Pengeluaran SKPKA
Ph
ase
PPKA menyerahkan SPD dan Keputusan KDH Subsidi, Bunga, Hibah kepada Bendahara Pengeluaran SKPKA.
Berdasarkan kedua dokumen ini, Bendahara Pengeluaran SKPKA membuat SPP‐LS & Dokumen Lain, yang terdiri dari :
Surat Pengantar SPP‐LS,Ringkasan SPP‐LS,Rincian SPP‐LS.
Lampiran :Salinan SPD,Salinan Surat Rekomendasi dari SKPA terkait,SSP disertai faktur pajak yang ditandatangani WP,DLL
Bendahara Pengeluaran SKPKA menyerahkan SPP‐LS beserta dokumen lain kepada PPK‐SKPKA untuk diteliti.
PPK‐SKPKA meneliti SPP‐LS beserta dokumen lain berdasarkan SPD yang diterima dari Pengguna Anggaran dan DPA‐SKPA.
Setelah diteliti dan dinyatakan lengkap, PPK‐SKPKA membuat SPM, paling lambat 2 hari kerja sejak diterimanya SPP.
PPK‐SKPKA menyerahkan SPM kepada PPKA untuk diotorisasi.
Jika SPP‐LS dinyatkan tidak lengkap, PPK‐SKPKA akan menerbitkan Surat Penolakan SPM. Penolakan SPM paling lambat 1 hari kerja sejak SPP‐LS diterima.
Surat Penolakan Penerbitan SPM ini kemudian diberikan PPK‐SKPKA kepada SKPA untuk diotorisasi.
Surat Penolakan Penerbitan SPM diberikan kepada Bendahara agar Bendahara melakukan penyempurnaan SPP‐LS.
4.
3.
2.
1.
5.
SPD SPD
6.
7.
8.
9.
Keputusan Gubernur Subsidi,
Bunga, Hibah
Keputusan GubernurSubsidi,
Bunga, Hibah
SPP‐LS dan Dokumen Lain
SPP‐LS dan Dokumen Lain
DPA
Penelitian SPP‐LS
SPD
Rancangan SPM
Lengkap
SPD
2 hari kerjaSejak SPPditerima
SPP‐LS dan Dokumen Lain
Surat PenolakanPenerbitan SPM
Tidak Lengkap
SPP‐LS dan Dokumen Lain
Surat PenolakanPenerbitan SPM
1 hari kerjaSejak SPPditerima
SPP‐LS dan Dokumen Lain
Surat PenolakanPenerbitan SPM
343
6.2.7.4.3 Prosedur Belanja PPKA
1. Berdasarkan SP2D yang diterima,
Bank mencairkan dana dan
membuat nota debet. Nota debet
ini kemudian diserahkan kepada
Kuasa BUA.
2. Bank membayarkan/mentransfer
uang kepada Pihak Ketiga.
6.2.8 Mekanisme Tambahan Uang Persediaan (TU) untuk
Belanja Tidak Terduga dan Belanja Bantuan Sosial
6.2.8.1 Ketentuan Umum
1. Pencairan Belanja Tidak Terduga untuk tanggap
darurat bencana dilakukan dengan mekanisme
TU.
2. Pencairan belanja Bantuan Sosial untuk
kegiatan yang tidak direncanakan dengan nilai
maksimal Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah)
dapat dilakukan melalui mekanisme TU.
3. Bendahara pengeluaran PPKA melakukan
pertanggungjawaban penggunaan TU apabila TU
yang dikelolanya telah habis/selesai digunakan
dan sampai pada waktu yang ditentukan sejak
TU diterima.
4. Dalam melakukan pertanggungjawaban TU
dokumen yang disampaikan adalah :
a) Surat pengantar dari pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran.
b) Laporan Pertanggungjawaban Tambahan
Uang Persediaan.
c) Surat pernyataan kelengkapan dokumen
bermaterai yang ditandatangani pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran. (Surat
ini sebagai penganti bukti-bukti terkait
pembayaran yang tidak disampaikan kepada
Kuasa BUA).
d) STS (apabila ada kelebihan/sisa TU).
344
6.2.8.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang
Terkait Dalam Mekanisme Belanja Tidak
Terduga dan Belanja Bantuan Sosial
1. Kuasa Bendahara Umum Aceh
Uraian tugas :
a) meneliti kelengkapan SPM;
b) menerbitkan SP2D, jika SPM dinyatakan
lengkap;
c) kelengkapan dokumen SPM untuk
penerbitan SP2D yaitu:
(1) SPP dan kelengkapannya;
(2) SPM dan kelengkapan.
d) menyerahkan SP2D kepada bank dengan
daftar penguji;
e) menyerahkan SP2D kepada PPKA;
f) menerbitkan Surat Penolakan SP2D,
apabila SPM dinyatakan tidak lengkap,
penerbitan paling lambat 1 hari kerja sejak
SPM diterima;
g) menyerahkan Surat Penolakan
Penerbitan SP2D kepada PPKA untuk
dilakukan penyempurnaan anggaran;
h) mencatat SP2D dan nota debet ke
dokumen penatausahaan buku kas
penerimaan dan pengeluaran.
2. Bendahara Pengeluaran PPKA
Uraian tugas:
a) membuat SPP-TU dan dokumen lain yang
terdiri dari Surat pengantar SPP-TU,
Ringkasan SPP-TU, Rincian SPP-TU;
b) menyerahkan SPP-TU beserta dokumen
lain kepada PPK-PPKA.
345
3. Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKA
(PPK-PPKA)
Uraian tugas:
a) meneliti SPP-TU beserta dokumen lain
berdasarkan SPD yang diterima dari
PPKA dan DPA-PPKA;
b) menyiapkan okumen kelengkapan SPM
LS-PPKA yaitu Surat pernyataan tanggung
jawab pengguna anggaran/pengguna
barang;
c) membuat SPM, paling lambat 2 hari kerja
sejak diterimanya SPP;
d) menyerahkan SPM kepada PPKA untuk
diotorisasi;
e) menerbitkan Surat Penolakan SPM, jika
SPP-TU dinyatakan tidak lengkap.
Penolakan SPM paling lambat 1 hari
kerja sejak SPP-TU diterima;
f) menyerahkan Surat Penolakan Penerbitan
SPM kepada PPKA untuk diotorisasi;
g) menyerahkan Surat Penolakan SPM
kepada bendahara untuk dilakukan
penyempurnaan SPP-TU.
4. Pejabat Pengelola Keuangan Aceh (PPKA)
Uraian tugas:
a) menyerahkan SPD dan keputusan
Gubernur Untuk Belanja Bunga, Subsidi,
Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi
Hasil, Bantuan Keuangan dan Pembiayaan
kepada bendahara pengeluaran PPKA;
b) menyerahkan SPM kepada kuasa BUA;
c) menyerahkan SP2D kepada bendahara
pengeluaran PPKA.
346
6.2.9 Pembentukan Dana Cadangan
6.2.9.1 Ketentuan Umum 1. Dana cadangan dibukukan dalam rekening
tersendiri atas nama dana cadangan pemerintah Aceh yang dikelola oleh BUA.
2. Dana cadangan tidak dapat digunakan untuk membiayai program dan kegiatan lain diluar yang telah ditetapkan dalam Qanun tentang pembentukan dana cadangan.
3. Program dan kegiatan yang ditetapkan berdasarkan Qanun sebagaimana dimaksud pada huruf (b) dilaksanakan apabila dana cadangan telah mencukupi untuk melaksanakan program dan kegiatan.
4. Untuk pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf (c) dana cadangan dimaksud terlebih dahulu dipindahbukukan ke rekening kas umum Aceh.
5. Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada huruf (d) paling tinggi sejumlah pagu dana cadangan yang akan digunakan untuk mendanai pelaksanaan kegiatan dalam tahun anggaran berkenaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam peraturan Aceh tentang pembentukan dana cadangan.
6. Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada huruf (d) dilakukan dengan surat perintah pemindahbukuan oleh kuasa BUA atas persetujuan PPKA.
7. Dalam hal program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf (c) telah selesai dilaksanakan dan target kinerjanya telah tercapai, maka dana cadangan yang masih tersisa pada rekening dana cadangan, dipindahbukukan ke rekening kas umum daerah.
8. Dalam hal dana cadangan yang ditempatkan pada rekening dana cadangan belum digunakan sesuai dengan peruntukannya, dana tersebut dapat ditempatkan dalam portofolio yang memberikan hasil tetap dengan risiko rendah.
347
6.2.9.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-fungsi yang Terkait Dalam Pembentukan Dana Cadangan
1. Bendahara Umum Aceh
Uraian tugas :
a) menyisihkan Dana Cadangan, Berdasarkan
dokumen daftar program/kegiatan dan
daftar kebutuhan dana cadangan;
b) melakukan verifikasi kecukupan dana
cadangan;
c) membuat Surat Perintah Pemindah-
bukuan, jika dana dinyatakan cukup;
d) menyerahkan surat perintah
pemindahbukuan kepada PPKA;
e) mencatat surat perintah pemindahbukuan
dalam dokumen penatausahaan;
f) menyerahkan surat perintah
pemindahbukuan kepada Bank.
2. Pejabat Pengelola Keuangan Aceh (PPKA)
Uraian tugas :
a) memilih program/kegiatan untuk
menghasilkan dokumen daftar program/
kegiatan dan daftar kebutuhan dana
cadangan, berdasarkan Qanun tentang dana
cadangan;
b) menyerahkan dokumen daftar program/
kegiatan dan daftar kebutuhan dana
cadangan kepada BUA;
c) menyetujui Surat Perintah Pemindahbukuan
dan menyerahkannya kembali kepada BUA.
349
6.2.10 Retur SP2D
1. SP2D yang diretur oleh Bank ditindaklanjuti oleh Kuasa
BUA untuk proses pencairan kembali.
2. Retur SP2D yang disebabkan kesalahan nomor
rekening bank penerima yang telah dilaporkan oleh
pihak bank, ditindaklanjuti oleh Kuasa BUA dengan
memberitahukan kepada PA/KPA untuk melakukan
koreksi terhadap kesalahan rekening tersebut dan
menyerahkan surat pernyataan kebenaran nomor
rekening bank kepada Kuasa BUA.
3. Masa pencairan kembali setelah retur paling lama
1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal retur atau paling
lambat akhir Januari Tahun Anggaran berikutnya.
6.3 Penatausahaan Surat Pertanggungjawaban
6.3.1 Prosedur Aktivitas Fungsi-Fungsi yang Terkait dalam
Pembuatan SPJ
1. Bendahara Pengeluaran
Uraian Tugas :
a) mencatat bukti-bukti pembelanjaan dana;
b) membuat dokumen-dokumen yang terdiri dari :
(1) Buku kas pengeluaran;
(2) Buku simpanan/pajak;
(3) Buku pembantu pajak;
(4) Buku pembantu panjar;
(5) Buku rekapitulasi pengeluaran per objek.
c) membuat SPJ pengeluaran berdasarkan dokumen
tersebut ditambah SPJ pengeluaran pembantu;
d) menyerahkan SPJ pengeluaran kepada PPK-SKPA;
e) menyerahkan SPJ pengeluaran kepada BUA paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya;
f) Jika SKPA memiliki bendahara pengeluaran
pembantu, maka bendahara pengeluaran melakukan
verifikasi, mengevaluasi dan menganalisis SPJ
pengeluaran pembantu;
350
g) membuat SPJ dengan menggunakan SPJ
pengeluaran pembantu.
2. Bendahara Pengeluaran Pembantu
Uraian tugas :
a) mencatat bukti-bukti transaksi pembelanjaan dana
b) membuat dokumen :
(1) Buku kas pengeluaran pembantu
(2) Buku pajak PPN/PPh pembantu
(3) Buku panjar pembantu
c) membuat SPJ pengeluaran pembantu dilengkapi
dengan dokumen SPJ Pembantu :
(1) Buku kas pengeluaran
(2) Buku pajak PPN/PPh
(3) Bukti pengeluaran yang sah
d) menyerahkan SPJ pengeluaran pembantu kepada
bendahara pengeluaran paling lambat tanggal 5
bulan berikutnya.
351
6.3.2 Dokumen dan Catatan yang Digunakan
1. Surat Pertanggungjawaban Bendahara Pembantu Pengeluaran
:
:
:
:
:
s.d
Bulan
Lalu
Bulan
ini
S.d Bulan
ini
s.d
Bulan
Lalu
Bulan
ini
S.d Bulan
ini
s.d
Bulan
Lalu
Bulan
ini
S.d Bulan
ini
1 2 3 4 5 6=(4+5) 7 8 9=(7+8) 10 11 12=(10+11) 13=(6+9+12) 14=(3-13)
JUMLAH
SPJ UP/GU/TU Jumlah SPJ
(LS+UP/GU/T
U) s.d
Bulan ini
Sisa Pagu
Anggaran
Penerimaan *)
- SP2D
- Potongan Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
- Lain-Lain
Jumlah Penerimaan
SPJ-LS-Barang & Jasa *)
Tahun Anggaran
Bulan
Kode
RekeningUraian
Jumlah
Anggaran
SPJ-LS-Gaji
Bendahara Pengeluaran
PEM ERINTAH ACEH
SU RAT PERTANGGU NGJAWABAN BENDAHARA PEM BANTU PENGELU ARAN
(SPJ BELANJA)
SKPA
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggara
352
s.d
Bulan
Lalu
Bulan
ini
S.d Bulan
ini
s.d
Bulan
Lalu
Bulan
ini
S.d Bulan
ini
s.d
Bulan
Lalu
Bulan
ini
S.d Bulan
ini
1 2 3 4 5 6=(4+5) 7 8 9=(7+8) 10 11 12=(10+11) 13=(6+9+12) 14=(3‐13)
JUMLAH
…………Tanggal………………
Mengetahui,
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran *)
(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)
(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)
NIP. NIP.
Jumlah SPJ
(LS+UP/GU/T
U) s.d
Bulan ini
Sisa Pagu
Anggaran
Pengeluaran *)
‐ SPJ (LS + UP/GU/TU)
‐ Penyetoran Pajak
a. PPN
b. PPh‐21
c. PPh‐22
d. PPh‐23
Kode
RekeningUraian
Jumlah
Anggaran
SPJ‐LS‐Gaji SPJ‐LS‐Barang & Jasa *) SPJ UP/GU/TU
‐ Lain‐Lain
Jumlah Pengeluaran
Saldo Kas
353
Cara Pengisian SPJ Pengeluaran:
*) Diisi berdasarkan data dari PPTK yang terdokumentasikan dalam
kartu kendali anggaran
1. Diisi dengan nama Satuan Kerja Perangkat Aceh.
2. Diisi dengan nama pengguna anggaran atau kuasa pengguna
anggaran.
3. Diisi dengan nama bendahara penerimaan pembantu Satuan Kerja
Perangkat Aceh.
4. Diisi dengan Tahun anggaran pertanggungjawaban pengeluaran.
5. Diisi dengan bulan pertanggungjawaban pengeluaran.
6. Diisi dengan nama bendahara pengeluaran dan tandatangan.
7. Diisi dengan nama pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
Penandatanganan oleh Pengguna anggaran baru dilakukan setelah
diverifikasi oleh PPK-SKPA.
8. Jumlah Penerimaan diisi :
a. SP2D diisi dengan jumlah SP2D yang diterima dari BUA.
b. Potongan Pajak PPN diisi dengan jumlah potongan PPN.
c. Potongan Pajak PPh 21 diisi dengan jumlah potongan PPh 21.
d. Potongan Pajak PPh 22 diisi dengan jumlah potongan PPh 22.
e. Potongan Pajak PPh 23 diisi dengan jumlah potongan PPh 23.
f. Potongan lain-lain diisi dengan jumlah potongan lain selain yang
disebutkan di atas.
g. Jumlah Penerimaan diisi dengan jumlah SP2D ditambah
Potongan PPN, Potongan PPh 21, Potongan PPh 22,
Potongan PPh 23 dan Potongan lain-lain.
9. Jumlah Pengeluaran diisi:
a. SPJ (LS + UP/GU/TU) diisi dengan jumlah pembelanjaan.
b. Penyetoran Pajak PPN diisi dengan jumlah Penyetoran PPN.
c. Penyetoran Pajak PPh 21 diisi dengan jumlah Penyetoran PPh 21.
d. Penyetoran Pajak PPh 22 diisi dengan jumlah Penyetoran PPh 22.
e. Penyetoran Pajak PPh 23 diisi dengan jumlah Penyetoran PPh 23.
f. Penyetoran lain-lain diisi dengan jumlah penyetoran lain
selain yang disebutkan di atas.
g. Jumlah pengeluaran diisi dengan jumlah SP2D ditambah
penyetoran PPN, penyetoran PPh 21, penyetoran PPh 22,
penyetoran PPh 23 dan penyetoran lain-lain.
354
Kolom 1 diisi dengan kode rekening.
Kolom 2 diisi dengan uraian nama rekening.
Kolom 3 diisi dengan jumlah anggaran yang ditetapkan dalam
APBA atas masing-masing kode rekening
Kolom 4 diisi dengan jumlah SP2D atas pembayaran LS-Gaji dan
tunjangan yang telah diterbitkan/ SPJ sampai dengan bulan
lalu.
Kolom 5 diisi dengan jumlah SP2D atas pembayaran LS-Gaji dan
tunjangan yang telah diterbitkan/ SPJ bulan berjalan.
Kolom 6 diisi dengan jumlah SP2D atas pembayaran LS-Gaji dan
tunjangan yang telah diterbitkan/ SPJ sampai dengan
bulan ini (akumulasi sampai dengan bulan ini).
Kolom 7 diisi dengan jumlah SP2D atas pembayaran LS-Pihak ketiga
yang telah diterbitkan/SPJ sampai dengan bulan lalu
berdasarkan data dari PPTK.
Kolom 8 diisi dengan jumlah SP2D atas pembayaran LS-Pihak ketiga
yang telah diterbitkan/SPJ bulan ini (bulan berjalan)
berdasarkan data dari PPTK.
Kolom 9 diisi dengan jumlah SP2D atas pembayaran LS-Pihak ketiga
yang telah diterbitkan/SPJ sampai dengan bulan ini
berdasarkan data dari PPTK (akumulasi sampai dengan bulan
ini).
Kolom 10 diisi dengan jumlah SPJ atas penggunaan dana UP/ GU/ TU
sampai dengan bulan lalu.
Kolom 11 diisi dengan jumlah SPJ atas penggunaan dana UP/ GU/ TU
bulan ini.
Kolom 12 diisi dengan jumlah SPJ atas penggunaan dana UP/ GU/ TU
sampai dengan bulan ini (akumulasi sampai dengan bulan
ini).
Kolom 13 diisi dengan Jumlah SPJ atas penggunaan dana
LS+UP/GU/TU sampai dengan bulan ini.
Kolom 14 diisi dengan Jumlah sisa pagu anggaran yang diperoleh
dari jumlah anggaran dikurangi dengan jumlah SPJ atas
penggunaan dana LS+UP/ GU/TU sampai dengan bulan ini.
357
BAB VII AKUNTANSI DAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
7.1 Akuntansi SKPA
7.1.1 Ketentuan Umum
1. Akuntansi SKPA dilakukan oleh PPK-SKPA.
2. Akuntansi pendapatan SKPA dilakukan hanya untuk
mencatat Pendapatan Asli Aceh yang dalam kewenangan
SKPA.
3. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan
tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan
dengan pengeluaran).
4. Komisi, rabat, potongan, atau pendapatan lain dengan
nama dan dalam bentuk apa pun yang dapat dinilai
dengan uang, baik secara langsung sebagai akibat dari
penjualan, tukar-menukar, hibah, asuransi dan/atau
pengadaan barang dan jasa termasuk pendapatan bunga,
jasa giro atau pendapatan lain sebagai akibat
penyimpanan dana anggaran pada bank serta
pendapatan dari hasil pemanfaatan barang atas kegiatan
lainnya merupakan pendapatan Aceh.
5. Akuntansi belanja pada SKPA meliputi akuntansi belanja
UP (uang persediaan)/GU (ganti uang)/TU (tambah uang),
dan akuntansi belanja LS (langsung).
6. Prosedur akuntansi aset pada SKPA meliputi pencatatan
dan pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharaan,
rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penghapusan
terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan SKPA.
7. Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBA, entitas akuntansi menyusun laporan keuangan
yang terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca,
dan catatan atas laporan keuangan.
358
8. Sistem pencatatan akuntansi SKPA menggunakan
metode cash towards accrual. Aset, kewajiban dan
ekuitas disajikan dengan basis akrual. pendapatan,
belanja dan pembiayaan disajikan dengan basis kas.
dengan kata lain, neraca disajikan dengan basis
akrual dan laporan realisasi anggaran disajikan
dengan basis kas.
7.1.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-fungsi yang Terkait dalam
Akuntansi SKPA
1. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja
Perangkat Aceh (PPK-SKPA)
Uraian tugas :
a) membuat jurnal :
(1) SPJ Penerimaan dalam Register Jurnal
Penerimaan Kas;
(2) SPJ Pengeluaran dan SP2D dalam Register Jurnal
Pengeluaran Kas;
(3) Bukti memorial transaksi Aset Tetap dalam
Register Jurnal Umum;
(4) Bukti memorial transaksi Selain Kas dalam
Register Jurnal Umum;
(5) Bukti memorial terhadap persediaan, hutang,
piutang, dalam register Jurnal Penyesuaian.
b) melakukan posting dalam Register Buku Besar;
c) membuat Neraca Saldo;
d) membuat Kertas Kerja;
e) menyusun Laporan Keuangan SKPA yang terdiri dari:
(1) Laporan Realisasi Anggaran;
(2) Neraca;
(3) Catatan Atas Laporan Keuangan;
f) menyerahkan Laporan Keuangan SKPA kepada
Pengguna Anggaran untuk diotorisasi.
359
2. Pengguna Anggaran
Uraian tugas :
a) menerima laporan keuangan SKPA dari PPK-SKPA;
b) melakukan otorisasi atas laporan keuangan SKPA;
c) membuat surat pernyataan tanggung jawab bahwa
laporan keuangan disusun berdasarkan Sistem
Pengendalian Intern (SPI) yang memadai dan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP);
d) menyerahkan laporan keuangan disertai surat
pernyataan kepada PPKA.
3. Bendahara
Uraian tugas:
Menyiapkan dokumen atas transaksi yang terkait dengan
proses pelaksanaan akuntansi SKPA.
7.1.3 Akuntansi Pendapatan SKPA
Pendapatan dijurnal pada saat PPK-SKPA menerima SPJ
penerimaan dari Bendahara Penerimaan. Jurnal pendapatan
ini merupakan transaksi yang berulang atau frekuensi
terjadinya relatif sering, sehingga pencatatannya dapat dibuat
dalam Buku Jurnal Khusus Pendapatan.
Pada saat penerimaan Pendapatan Asli Aceh disetor/
dibayarkan melalui bendahara penerimaan. PPK-SKPA
mencatat jurnal:
Kode. Rek Nama Perkiraan Debet Kredit 1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan xxx 2.1.5.xx.xx Pendapatan Diterima
Dimuka xxx
Pada saat pendapatan yang diterima kemudian disetor ke
kas daerah, PPK-SKPA mencatat jurnal:
Kode. Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
2.1.5.xx.xx Pendapatan diterima dimuka xxx
4.1.x.xx.xx Pendapatan …… (rincian objek)
xxx
Kode. Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
3.4.1.01.01 RK-PPKA xxx 1.1.1.02.01 Kas di Bendahara
Penerimaan xxx
360
Dalam kondisi sebenarnya, dimungkinkan terjadi
pengembalian kelebihan pendapatan yang harus
dikembalikan ke pihak ketiga.
Jika pengembalian kelebihan pendapatan sifatnya berulang
(recurring) baik yang terjadi diperiode berjalan atau periode
sebelumnya, PPK-SKPA berdasarkan informasi transfer kas
dari BUA, mencatat transaksi pengembalian kelebihan
tersebut dengan menjurnal :
Kode. Rek Nama Perkiraan Debet Kredit 4.1.x.xx.xx Pendapatan …………..
(rincian objek) xxx
3.4.1.01.01 RK-PPKA xxx
Jurnal tersebut juga berlaku bagi pengembalian yang
sifatnya tidak berulang tetapi terjadi dalam periode
berjalan.
Jika pengembalian kelebihan pendapatan tersebut bersifat
tidak berulang (non recurring) dan terkait dengan
pendapatan periode sebelumnya, Satuan Kerja tidak
melakukan pencatatan. Pencatatan dilakukan oleh
Akuntansi PPKA.
Transaksi pendapatan dicatat ke dalam Buku Jurnal
Khusus Pendapatan. Setiap periode, jurnal-jurnal tersebut
akan diposting ke Buku Besar SKPA sesuai dengan kode
rekening pendapatan, dan diakhir periode tertentu PPK-
SKPA memindahkan saldo-saldo yang ada ditiap buku
besar ke dalam neraca saldo.
7.1.4 Akuntansi Belanja SKPA
7.1.4.1 Akuntansi Belanja UP/GU/TU
PPK-SKPA membuat Jurnal pengisian kas
UP/GU/TU pada saat menerima SP2D dari Kuasa
BUA melalui Pengguna Anggaran dan jurnal
penggunaan UP/GU/TU dicatat berdasarkan SPJ
yang diterima dari Bendahara Pengeluaran yang
dilampiri dengan bukti-bukti transaksi.
361
Pengisian UP/ GU/TU
Pada saat diterima SP2D dari Kuasa BUA melalui
pengguna anggaran PPK-SKPA mencatat jurnal:
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran
xxx
3.4.1.01.01 RK-PPKA xxx
SPJ atas Penggunaan UP/GU/TU
Pada saat SPJ diterima dari Bendahara
Pengeluaran dilampiri bukti transaksi, PPK-SKPA
mencatat jurnal:
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
5.x.x.xx.xx Belanja (rincian obyek) xxx
5.x.x.xx.xx Belanja (rincian obyek) xxx 1.1.1.03.01 Kas di Bendahara
Pengeluaran xxx
Pengembalian Sisa Dana UP/GU/TU
Apabila terdapat sisa dana dalam penggunaan
UP/GU/TU, sisa tersebut disetor ke kas daerah.
PPK-SKPA mencatat jurnal:
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
3.4.1.01.01 RK-PPKA xxx
1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran
xxx
7.1.4.2 Akuntansi Belanja LS
Belanja LS (Langsung) yang dimaksud adalah
belanja langsung gaji, tunjangan, barang dan
jasa. Dalam konteks belanja langsung akuntansi
mempunyai asumsi bahwa dana SP2D dari BUA
langsung diterima oleh pihak ketiga/pihak lain
yang telah ditetapkan.
a) Belanja Pegawai
Gaji tunjangan yang diterima oleh pegawai adalah
jumlah netto (setelah dikurangi potongan), tetapi
PPK-SKPA tetap mencatat belanja gaji dan
tunjangan sejumlah bruto. PPK-SKPA tidak
362
mencatat potongan tersebut, karena
pencatatannya sudah dilaksanakan oleh BUA.
PPK-SKPA mencatat jurnal sebagai berikut:
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
5.1.1.01.xx Gaji dan Tunjangan xxx
5.1.1.02.xx Tambahan Penghasilan PNS
xxx
5.1.1.03.xx Belanja Operasional KDH/WKDH
xxx
3.4.1.01.01 RK-PPKA xxx
b) Belanja Barang dan Jasa/Modal
Berdasarkan mekanisme LS barang dan
jasa/modal, seringkali mendapat potongan
pajak sehingga dana yang diterima oleh
pihak ketiga adalah jumlah netto (setelah
dikurangi potongan pajak), tetapi PPK-SKPA
tetap mencatat belanja barang dan jasa
sejumlah bruto kemudian mencatat potongan
tersebut sebagai hutang di jurnal umum.
Belanja Barang dan Jasa
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
5.2.2.xx.xx Belanja Barang dan Jasa (rincian obyek)
xxx
5.2.2.xx.xx Belanja Barang dan Jasa (rincian obyek)
xxx
5.2.2.xx.xx Belanja Barang dan Jasa (rincian obyek)
xxx
5.2.2.xx.xx Belanja Barang dan Jasa (rincian obyek)
xxx
3.4.1.01.01 RK-PPKA xxx
Potongan Pajak
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.1.1.03.01 Kas di bendahara Pengeluaran
xxx
2.x.x.xx.xx Hutang Pajak xxx
363
Penghapusan Hutang pajak
Pada saat Surat Setoran Pajak (SPP) telah
diterima dilakukan penghapusan hutang pajak
dengan jurnal:
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
2.x.x.xx.xx Hutang pajak xxx
1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran
xxx
Belanja Modal
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
5.2.3.xx.xx Belanja Modal (rincian obyek)
xxx
5.2.3.xx.xx Belanja Modal (rincian obyek)
xxx
5.2.3.xx.xx Belanja Modal (rincian obyek)
xxx
3.4.1.01.01 RK-PPKA xxx
Potongan Pajak
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.1.1.03.01 Kas di bendahara Pengeluaran
xxx
2.x.x.xx.xx Hutang Pajak xxx
Penghapusan Hutang pajak
Pada saat Surat Setoran Pajak (SPP) telah
diterima dilakukan penghapusan hutang pajak
dengan jurnal:
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
2.x.x.xx.xx Hutang pajak xxx
1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
Khusus untuk transaksi belanja modal/belanja
yang menghasilkan aset tetap, PPK-SKPA juga
mengakui penambahan aset dengan mencatat
jurnal korolari perolehan aset tetap.
Transaksi belanja dicatat ke dalam Buku Jurnal
Khusus Belanja. Setiap periode, jurnal-jurnal
tersebut akan diposting ke Buku Besar SKPA
364
sesuai dengan kode rekening belanja, dan diakhir
periode tertentu PPK-SKPA memindahkan saldo-
saldo yang ada besar ke dalam neraca saldo.
7.1.5 Akuntansi Aset SKPA
1. Pengakuan Aset Tetap
a) Perolehan Aset Tetap dari Belanja Modal
Pencatatan aset tetap dalam buku jurnal merupakan
proses lanjutan dari pencatatan belanja modal/belanja
yang menghasilkan aset tetap.
Oleh karena itu, jurnal untuk mencatat saat perolehan
aset tetap disebut korolari (collolary). PPK-SKPA mencatat
jurnal:
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
5.2.3.xx.xx Belanja Modal (Rincian Obyek)
xxx
3.4.1.01.01 RK-PPKA xxx
1.3.x.xx.xx Aset Tetap (Rincian Obyek) xxx
3.2.x.xx.xx EDI-Diinvestasi dalam Aset Tetap
xxx
b) Perolehan Aset Tetap dari Hibah/Donasi
Penambahan aset tetap selain diperoleh dari
belanja/pembelian dapat pula diperoleh dari
hibah/donasi. Aset tetap hibah/donasi yang telah
diserahkan kepada SKPA dicatat sebagai aset tetap
SKPA. PPK-SKPA mencatat jurnal:
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.3.2.xx.xx Aset Tetap (Rincian Obyek) xxx
3.x.x.xx.xx EDI-Diinvestasi dalam Aset Tetap
xxx
c) Konstruksi dalam Pengerjaan
Kontruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap
yang sedang dalam proses pembangunan namun
pada tanggal laporan keuangan belum selesai
seluruhnya. Kontruksi dalam pengerjaan sebesar
365
biaya yang dilaksanakan selama pengerjaan. PPK-
SKPA mencatat jurnal:
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.3.6.xx.xx Konstruksi dalam Pengerjaan (Rincian Obyek)
xxx
3.x.x.xx.xx EDI-Diinvestasi dalam Aset Tetap
xxx
Apabila konstruksi telah selesai, PPK-SKPA mencatat
jurnal :
(1) Jurnal balik atas pencatatan konstruksi dalam
pengerjaan
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit 3.x.x.xx.xx EDI-Diinvestasi dalam Aset
Tetap xxx
1.3.6.xx.xx Konstruksi dalam Pengerjaan
xxx
(2) Mencatat perolehan aktiva tetap
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.3.x.xx.xx Aset tetap (Rincian Obyek) xxx
3.x.x.xx.xx EDI-Diinvestasi dalam Aset Tetap
xxx
d) Penghapusan Aset Tetap
Penghapusan aset tetap dapat terjadi disebabkan
adanya penjualan/pelelangan, penghapusan
terhadap aset yang telah rusak berat dan tidak dapat
dimanfaatkan lagi atau sebab lainnya. PPK-SKPA
mencatat jurnal:
(1) Penghapusan pencatatan
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
3.x.x.xx.xx EDI-Diinvestasi dalam Aset Tetap
xxx
1.3.x.xx.xx Aset tetap (Rincian Obyek)
xxx
(2) Pelelangan atas aset yang dilepas
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan
xxx
4.1.4.xx.xx Lain-lain PAA yang Sah
(Rincian Obyek)
xxx
366
7.1.6 Akuntansi Selain Kas
7.1.6.1 Jurnal Terkait Transaksi yang Bersifat Accrual
dan Prepayment
Merupakan jurnal yang dilakukan karena adanya
transaksi yang sudah dilakukan SKPA namun
pengeluaran kas belum dilakukan (accrual) atau
terjadi pengeluaran kas untuk belanja di masa
yang akan datang (prepayment).
Piutang
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.1.3.xx.xx Piutang….. xxx
3.1.2.xx.xx Cadangan Piutang….. xxx
Persediaan
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.1.5.xx.xx Persediaan….. xxx
3.1.3.x.xx.xx Cadangan Persediaan… xxx
Belanja dibayar dimuka
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.1.x.xx.xx
1.1.x.xx.xx
Sewa dibayar dimuka…..
Asuransi dibayar dimuka…..
xxx
xxx
3.1.x.xx.xx Cadangan Belanja dibayar dimuka…..
xxx
7.1.6.2 Koreksi Kesalahan
Dalam kondisi sebenarnya, sering terjadi kesalahan
pencatatan jurnal dan telah diposting ke buku besar.
Dalam hal ini koreksi harus dilakukan.
a) Jurnal koreksi karena salah pencatatan kode
rekening:
(1) Koreksi Pendapatan
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit 4.x.x.xx.xx Pendapatan…..
(Rincian obyek pendapatan yang dikoreksi)
xxx
4.x.x.xx.xx Pendapatan….. (Rincian obyek pendapatan yang seharusnya dicatat)
xxx
367
(2) Koreksi Belanja
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
5.x.x.xx.xx Belanja….. (Rincian obyek belanja yang seharusnya dicatat)
xxx
5.x.x.xx.xx Belanja….. (Rincian obyek belanja yang dikoreksi)
xxx
(3) Koreksi Perolehan Aset
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit 1.x.x.xx.xx Aset…..
(Rincian obyek aset yang seharusnya dicatat)
xxx
1.x.x.xx.xx Aset….. (Rincian obyek aset yang dikoreksi)
xxx
b) Jurnal koreksi karena kesalahan nilai rupiah
(1) Koreksi Nilai Pendapatan
Apabila jurnal yang telah diposting nilainya
dicatat lebih kecil dari transaksi yang
sebenarnya, maka jurnal koreksi dilakukan
dengan mencatat jurnal yang sama senilai
selisih rupiahnya
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
3.4.1.01.01 RK-PPKA xxx
4.x.x.xx.xx Pendapatan…..
(Rincian Obyek)
xxx
Apabila jurnal yang telah diposting nilainya
dicatat lebih besar dari transaksi yang
sebenarnya, maka jurnal koreksi dilakukan
dengan membalik jurnal senilai selisih
rupiahnya.
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
4.x.x.xx.xx Pendapatan…..
(Rincian Obyek)
xxx
3.4.1.01.01 RK-PPKA xxx
(2) Koreksi Nilai Belanja
Apabila jurnal yang telah diposting nilainya
dicatat lebih kecil dari nilai transaksi belanja
368
yang sebenarnya, maka jurnal koreksi
dilakukan dengan mencatat jurnal yang
sama senilai selisih rupiahnya.
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit 5.x.x.xx.xx Belanja….
(Rincian obyek) xxx
3.4.1.01.01 RK-PPKA xxx
Apabila jurnal yang telah diposting nilainya
dicatat lebih besar dari transaksi yang
sebenarnya, maka jurnal koreksi dilakukan
dengan membalik jurnal senilai selisih
rupiahnya.
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
3.4.1.01.01 RK-PPKA xxx
5.x.x.xx.xx Belanja….
(Rincian obyek)
xxx
(3) Koreksi Nilai Aset
(a) Perolehan/Penambahan Aset
Apabila jurnal yang telah diposting
nilainya dicatat lebih kecil dari nilai
aset yang sebenarnya, maka jurnal
koreksi dilakukan dengan mencatat
jurnal yang sama senilai selisih
perolehannya.
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.x.x.xx.xx Persediaan….. (Rincian Obyek)
xxx
3.x.x.xx.xx Cadangan Persediaan
xxx
1.x.x.xx.xx Aset Tetap….. (Rincian Obyek)
xxx
3.x.x.xx.xx EDI-Diinvestasi dalam Aset Tetap
xxx
Apabila jurnal yang telah diposting
nilainya dicatat lebih besar dari nilai
aset yang sebenarnya, maka jurnal
koreksi dilakukan dengan membalik
jurnal senilai selisih perolehannya.
369
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
3.x.x.xx.xx Cadangan Persediaan…..
xxx
1.x.x.xx.xx Persediaan….. (Rincian Obyek)
xxx
3.x.x.xx.xx EDI-Diinvestasi dalam Aset Tetap (Rincian Obyek)
xxx
1.x.x.xx.xx Aset Tetap….. (Rincian Obyek)
xxx
(b) Penghapusan/Pengurangan Aset
Apabila jurnal yang telah diposting
nilainya dicatat lebih kecil dari
pengurangan nilai aset yang sebenarnya,
maka jurnal koreksi dilakukan dengan
mencatat jurnal yang sama senilai selisih
pengurangannya.
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
3.x.x.xx.xx Cadangan Persediaan xxx
1.x.x.xx.xx Persediaan…..
(Rincian Obyek)
xxx
3.x.x.xx.xx EDI-Diinvestasi dalam Aset Tetap
xxx
1.x.x.xx.xx Aser Tetap…..
(Rincian Obyek)
xxx
Apabila jurnal yang telah diposting
nilainya dicatat lebih besar dari
pengurangan nilai aset yang
sebenarnya, maka jurnal koreksi
dilakukan dengan membalik jurnal
senilai selisih pengurangannya.
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.x.x.xx.xx Persediaan…. (Rincian Obyek)
xxx
3.x.x.xx.xx Cadangan Persediaan
xxx
1.x.x.xx.xx Aset Tetap…. (Rincian Obyek)
xxx
3.x.x.xx.xx EDI-Diinvestasi dalam Aset Tetap
xxx
370
7.1.7 Dokumen dan Catatan yang Digunakan pada Akuntansi
SKPA SKPA …….
BUKU JURNAL KHUSUS PENDAPATAN
Banda Aceh,…………..…….
PPK-SKPA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
STS/Nota Kredit
Bukti Lain
1 2 3 5 6 7 8
NomorTanggal
Jumlah
Akumulasi (Rp)
Jumlah (Rp)
RefUraianKode Rekening
4
371
SKPA………. BUKU JURNAL KHUSUS BELANJA
Banda Aceh,…………..…….
PPK-SKPA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
SP2D Bukti Lain
1 2 3 5 6 7 8
NomorTanggal
Jumlah
Akumulas i
(Rp)
Jumlah
(Rp)RefUraianKode Rekening
4
372
SKPA………. BUKU BESAR
NAMA REKENING :
KODE REKENING :
PAGU APBA :
PAGU PERUBAHAN APBA :
Banda Aceh,…………..…….
PPK-SKPA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit Saldo
1 2 3 4 5 6
Jumlah
373
SKPA….. NERACA SALDO PER TANGGAL……..
Kode rekening Uraian Neraca saldo
D K
Banda Aceh,…………..…….
PPK-SKPA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
374
7.1.8 Prosedur Akuntansi SKPA
PPK SKPAUraianP
has
e
Akuntansi Penerimaan Kas
Akuntansi Pengeluaran Kas
Akuntansi Aset Akuntansi Selain Kas
SPJ PenerimaanSPJ Penerimaan
Register Jurnal Penerimaan Kas
Register Jurnal Penerimaan Kas
SPJ Penerimaan
SPJ Penerimaan
SP2DSP2D
Register Jurnal Pengeluaran Kas
Register Jurnal Pengeluaran Kas
Bukti TransaksiBukti Transaksi
Bukti MemorialBukti Memorial
Register Jurnal Umum
Register Jurnal Umum
Bukti TransaksiBukti Transaksi
Bukti MemorialBukti Memorial
Register Jurnal Umum
Register Jurnal Umum
Register Buku Besar SKPA
Register Buku Besar SKPA
Neraca SaldoNeraca Saldo
1. PPK‐ SKPA Menjurnal SPJ Penerimaan dalam Register
Jurnal Penerimaan Kas, SPJ Pengeluaran dan SP2D dalam
Register Jurnal Pengeluaran Kas, Bukti Memorial transaksi Aset
Tetap dalam Register Jurnal Umum.
Bukti Memorial transaksi Aset Tetap dibuat berdasarkan bukti transaksi yang terdiri dari : Berita Acara Penerimaan Barang, SK Penghapusan Barang, SK Mutasi Barang, Berita Acara Pemusnahan Barang, Berita Acara Serah Terima Barang, Berita Acara Penilaian, Berita Acara Penyelesaian
Pekerjaan.Bukti Memorial transaksi selain Kas dibuat berdasarkan bukti transaksi yang terdiri dari : Berita Acara Penerimaan Barang, SK Penghapusan Barang, Surat Pengiriman Barang, SK Mutasi Barang, Berita Acara Pemusnahan Barang, Berita Acara Serah Terima Barang, Berita Acara Penilaian.
2. Setiap Periode jurnal‐jurnal tersebut oleh PPK‐SKPA diposting ke Register Buku Besar SKPA.
3. Berdasarkan Buku Besar SKPA, di akhir bulan PPK‐SKPA membuat Neraca Saldo SKPA.
375
7.1.9 Penyusunan Laporan Keuangan SKPA
Laporan keuangan SKPA dihasilkan melalui proses
akuntansi lanjutan yang dilakukan oleh PPK-SKPA.
Kertas Kerja
PPK-SKPA menyiapkan kertas kerja (worksheet) 10 lajur
sebagai alat untuk menyusun laporan keuangan. Kertas
kerja adalah alat bantu yang digunakan dalam proses
pembuatan laporan keuangan. Kertas kerja berguna untuk
mempermudah pembuatan laporan keuangan yang
dihasilkan secara manual.
Langkah-langkah Pembuatan Laporan Keuangan:
- Neraca Saldo
Jurnal dan posting yang telah dilakukan terhadap
transaksi keuangan menjadi dasar dalam penyusunan
laporan keuangan. PPK-SKPA melakukan rekapitulasi
saldo-saldo buku besar menjadi neraca saldo. Saldo-
saldo buku besar yang telah direkap sebagai neraca
saldo dipindahkan ke dalam kertas kerja.
- Jurnal Penyesuaian
PPK-SKPA membuat jurnal penyesuaian. Jurnal ini
dibuat dengan tujuan melakukan penyesuaian atas saldo
pada akun-akun tertentu dan pengakuan atas transaksi-
transaksi yang bersifat akrual.
Jurnal penyesuaian yang diperlukan antara lain
digunakan untuk:
1. Koreksi kesalahan
2. Pencatatan jurnal yang belum dilakukan (accrual
atau prepayment)
3. Pencatatan piutang, persediaan dan atau aset lainnya
pada akhir tahun
PPK-SKPA melakukan penyesuaian atas neraca saldo
berdasarkan jurnal penyesuaian yang telah dibuat. Nilai
yang telah disesuaikan dicantumkan pada kertas kerja.
376
- Identifikasi
Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, PPK-
SKPA mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam
komponen Laporan Realisasi Anggaran dan akun-akun
yang termasuk dalam komponen Neraca dalam kertas
kerja.
Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca
Dari kertas kerja yang telah selesai diisi, PPK-SKPA dapat
menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran dan Neraca. Neraca yang dihasilkan
belum final karena PPK-SKPA belum membuat Jurnal
Penutup.
Jurnal Penutup
Jurnal Penutup adalah jurnal yang dibuat untuk menutup
saldo nominal menjadi nol pada akhir periode akuntansi.
Perkiraan nominal adalah perkiraan yang digunakan untuk
Laporan Realisasi Anggaran, yaitu perkiraan Pendapatan dan
Belanja.
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
Pendapatan Apropriasi Belanja Defisit
xxx xxx xxx
Belanja Estimasi Pendapatan Surplus
xxx xxx xxx
Jurnal Penutup akan mempengaruhi SILPA di neraca menjadi
jumlah yang benar.
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
4.x.x.xx.xx Pendapatan xxx
3.4.1.01.01 SiLPA xxx
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
4.x.x.xx.xx SiLPA xxx 5.x.x.xx.xx Belanja
xxx
377
7.1.10 Dokumen dan Catatan yang Digunakan pada Penyusunan Laporan Keuangan SKPA
SKPA….. KERTAS KERJA Per tanggal………
No. Urut Uraian Neraca saldo
SKPA Penyesuaian
Neraca saldo SKPA setelah penyesuaian
Laporan Realisasi Anggaran
Neraca
D K D K D K D K D K
378
SKPA………………… LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBA DAN PROGNOSIS 6 (ENAM) BULAN BERIKUTNYA
TAHUN ANGGARAN …..
……….., …….. KEPALA SKPA
ttd (NAMA LENGKAP)
NIP.
Nomor
UrutUraian
Jumlah
Anggaran
Realisas i
Semester
Pertama
Sisa Anggaran
s .d Semester
Pertama
Prognosis Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
1 Pendapatan
1,1 Pendapatan Asli Aceh
1.1.1 Pajak Aceh
1.1.2 Pendapatan Retribusi Aceh
1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Aceh yang Dipisahkan1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Aceh
yang Sah
1.1.5 Zakat
Jumlah
2 Belanja
2,1 Belanja Operas i
2.1.1 Belanja Pegawai
2.1.2 Belanja Barang
2,2 Belanja Modal
2.2.1 Belanja Tanah
2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin
2.2.3 Belanja Gedung dan Bangunan
2.2.4 Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan
2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya
2.2.6 Belanja Aset Lainnya
Jumlah
Surplus/(Defis it)
379
SKPA………………… LAPORAN REALISASI ANGGARAN
TAHUN ANGGARAN …..
……….., …….. KEPALA SKPA
ttd (NAMA LENGKAP)
NIP
Nomor Urut
UraianAnggaran Setelah
Perubahan
Realisasi Tahun n
Lebih / (Kurang)
Realisasi Tahun n -1
1 2 3 4 5 6
1 Pendapatan
1.1 Pendapatan Asli Aceh
1.1.1 Pajak Aceh
1.1.2 Pendapatan Retribusi Aceh
1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Aceh yang Dipindahkan1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Aceh yang Sah
1.1.5 Zakat
Jumlah
2 Belanja
2.1 Belanja Operasi
2.1.1 Belanja Pegawai
2.1.2 Belanja Barang
2.2 Belanja Modal
2.2.1 Belanja Tanah
2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin
2.2.3 Belanja Gedung dan Bangunan
2.2.4 Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan
2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya
2.2.6 Belanja Aset Lainnya
Jumlah
Surplus/(Defisit)
380
SKPA………………………….. NERACA
Per 31 Desember Tahun n dan Tahun n-1
……….., …….. KEPALA SKPA
ttd (NAMA LENGKAP)
NIP
URAIAN Tahun n Tahun n-1 Kenaikan
(Penurunan) Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5) ASET ASET LANCAR Kas Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Jumlah Kas Piutang Piutang Retribusi Piutang Lain-lain Jumlah Piutang Belanja Dibayar Dimuka Sewa Dibayar Dimuka Asuransi Dibayar Dimuka Jumlah Belanja Dibayar Dimuka Persediaan Persediaan Barang Pakai Habis
Persediaan Barang Modal yang Akan Diserahkan Kepada Pihak Lain
Jumlah Persediaan
JUMLAH ASET LANCAR ASET TETAP Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam Pengerjaan
JUMLAH ASET TETAP ASET LAINNYA Kemitraan dengan Pihak Ketiga Aset Tak Berwujud Aset Lain-lain
JUMLAH ASET LAINNYA TOTAL ASET KEWAJIBAN Kewajiban Jangka Pendek Utang Perhitungan Fihak Ketiga Utang Jangka Pendek Lainnya Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Pendapatan yang Ditangguhkan Cadangan Piutang Cadangan Belanja Dibayar Dimuka Cadangan Persediaan
Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek
Jumlah Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Jumlah Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana untuk Dikonsolidasi
RK-PPKA Jumlah Ekuitas Dana untuk Dikonsolidasi
JUMLAH EKUITAS DANA TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
381
SKPA …………. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TAHUN ANGGARAN …….
BAB I Pendahuluan
1.1.Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Memuat penjelasan mengenai maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan SKPA.
1.2.Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Memuat penjelasan mengenai peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai landasan hukum penyusunan laporan keuangan SKPA.
1.3.Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan Memuat penjelasan mengenai sistematika isi catatan atas laporan keuangan SKPA.
BAB II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja 2.1.Ekonomi Makro
Memuat penjelasan mengenai asumsi makro ekonomi yang mendasari penyusunan laporan keuangan SKPA. Informasi yang disajikan memuat tentang posisi dan kondisi ekonomi makro periode berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya, dibandingkan dengan anggaran pertama kali dan penjelasan-penjelasan atas perubahan anggaran yang dilakukan pada SKPA.
2.2.Kebijakan Keuangan Memuat penjelasan mengenai kebijakan keuangan dalam penyusunan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca SKPA. Informasi yang disajikan memuat tentang posisi dan kondisi keuangan periode berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya, dibandingkan dengan anggaran sehubungan dengan realisasi anggaran SKPA.
2.3.Indikator Pencapaian Target Kinerja Memuat Penjelasan mengenai indikator pencapaian target kinerja SKPA, berupa indikator program dan kegiatan SKPA yang dilaksanakan pada tahun pelaporan. Indikator pencapaian target kinerja menyajikan informasi tentang pencapaian efektifitas dan efisiensi program dan kegitan yang dilaksanakan SKPA.
BAB III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja
Memuat ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja SKPA, berupa realiasi pencapaian efektifitas dan efisiensi program dan kegiatan yang dilaksanakan SKPA.
3.2. Hambatan dan Kendala yang Ada dalam Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan Memuat hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan pada SKPA, baik kendala dan hambatan yang bersifat dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan (force majeur).
382
BAB IV Kebijakan Akuntansi 4.1.Entitas Akuntansi
Memuat informasi tentang entitas akuntansi SKPA. 4.2.Basis Akuntansi yang Mendasari Menyusunan Laporan
Keuangan Memuat informasi tentang basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuanagan daerah SKPA.
4.3.Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Memuat informasi tentang basis pengukuran atas penyusunan pos-pos laporan keuangan daerah SKPA.
4.4.Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam Standar Akuntansi Pemerintah. Memuat informasi tentang kebijakan akuntansi yang telah diterapkan dan kebijakan akuntansi yang belum diterapkan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Stándar Akuntansi Pemerintahan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan SKPA.
BAB V Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan SKPA 5.1. Rincian dan Penjelasan Masing-masing Pos-pos
Pelaporan Keuangan SKPA. 5.1.1. Pendapatan
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos Pendapatan Asli Daerah SKPA.
5.1.2. Belanja Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos belanja: a. Belanja pegawai; b. Belanja barang dan jasa; c. Belanja modal.
5.1.3. Aset Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos aset: a. Aset lancar; b. Aset tetap; c. Aset lainnya.
5.1.4. Kewajiban Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos Kewajiban Jangka Pendek SKPA.
5.1.5. Ekuitas Dana Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos Ekuitas Dana Lancar SKPA.
5.2. Pengungkapan atas Pos-pos Aset dan Kewajiban yang Timbul Sehubungan dengan Penerapan Basis Akrual atas Pendapatan dan Belanja dan Rekonsiliasinya dengan Penerapan Basis Kas, untuk Entitas Pelaporan yang Menggunakan Basis Akrual. Memuat informasi tentang kebijakan akuntansi yang diharuskan oleh pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan. Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas
383
pelaporan yang menggunakan basis akrual. Rekonsiliasi ditujukan untuk menyajikan hubungan antara laporan kinerja keuangan dengan laporan realisasi anggaran. Laporan rekonsiliasi dimulai dengan penambahan atau pengurangan ekuitas yang berasal dari laporan kinerja yang disusun berdasarkan basis akrual.
BAB VI Penjelasan atas Informasi-informasi Non Keuangan Memuat informasi tentang hal-hal yang belum diinformasikan dalam bagian manapun dari laporan keuangan, diantaranya (disesuaikan dengan kondisi SKPA): a. Domisili dan bentuk hukum suara entitas serta jurisdiksi
tempat entitas tersebut berada; b. Penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan
pokoknya; c. Ketentuan perudang-undangan yang menjadi kegiatan
operasionalnya; d. Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun
berjalan; e. Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh
manjemen baru; f. Komitmen atau kontijensi yang tidak dapat dapat disajikan
pada Neraca; g. Penggabungan atau pemekaran entitas pada tahun berjalan; h. Kejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya
pemogokan yang harus ditanggung pemerintah.
BAB VII Penutup Memuat uraian penutup yang dapat berupa kesimpulan penting tentang laporan keuangan.
……….., ……..
KEPALA SKPA
ttd
(NAMA LENGKAP)
NIP
384
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan Keuangan SKPA ……… yang terdiri dari (a) Neraca;
(b) Laporan Realisasi Anggaran (LRA); (c) Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK) Tahun Anggaran …… sebagaimana terlampir adalah
tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem
pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan
informasi pelaksanaan anggaran, posisi keuangan dan catatan atas
laporan keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan.
……….., ……..
KEPALA SKPA
ttd
(NAMA LENGKAP)
NIP
385
7.1.11 Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan SKPA
Uraian Pengguna AnggaranPPK SKPA PPKAP
has
e
1. Berdasarkan Neraca Saldo SKPA, PPK‐SKPA menyusun Laporan Keuangan SKPA yang terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Catatan atas Laporan Keuangan.
PPK‐SKPA menyerahkan Laporan Keuangan SKPA kepada Pengguna Anggaran untuk diotorisasi.
Pengguna Anggaran mengotorisasi Laporan Keuangan SKPA, dan membuat surat Pernyataan.
Pengguna Anggaran menyerahkan Laporan Keuangan SKPA berikut Surat Pernyataan kepada PPKA.
3.
Neraca Saldo SKPA
Laporan Keuangan SKPA ( LRA, Neraca,
CaLK)
Laporan Keuangan SKPA (LRA, Neraca,
CaLK)
Surat Pernyataan
Laporan Keuangan SKPA (LRA, Neraca,
CaLK)
Surat Pernyataan
Laporan Keuangan SKPA (LRA, Neraca,
CaLK)
2.
4.
Kerta Kerja
386
7.2 Akuntansi PPKA
7.2.1 Ketentuan Umum
1. Akuntansi PPKA dilakukan oleh PPK-PPKA.
2. Akuntansi pendapatan PPKA dilakukan untuk mencatat
Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Aceh yang
Sah.
3. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan
tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan
dengan pengeluaran)
4. Komisi, rabat, potongan, atau pendapatan lain dengan
nama dan dalam bentuk apa pun yang dapat dinilai
dengan uang, baik secara langsung sebagai akibat dari
penjualan, tukar-menukar, hibah, asuransi dan/atau
pengadaan barang dan jasa termasuk pendapatan bunga,
jasa giro atau pendapatan lain sebagai akibat
penyimpanan dana anggaran pada bank serta pendapatan
dari hasil pemanfaatan barang atas kegiatan lainnya
merupakan pendapatan Aceh.
5. Akuntansi belanja PPKA meliputi belanja, bunga, subsidi,
hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan
keuangan dan belanja tidak terduga.
6. Prosedur akuntansi aset pada PPKA meliputi pencatatan
dan pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharaan,
rehabilitasi, penghapusan, pemindahtanganan dan
perubahan klasifikasi terhadap aset tetap yang
dikuasai/digunakan PPKA.
7. Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBA,
entitas akuntansi menyusun laporan keuangan yang
terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, dan
catatan atas laporan keuangan.
8. Sistem pencatatan akuntansi PPKA menggunakan
metode cash towards accrual. Aset, kewajiban dan
ekuitas disajikan dengan basis akrual. pendapatan,
387
belanja dan pembiayaan disajikan dengan basis kas.
dengan kata lain, neraca disajikan dengan basis akrual
dan laporan realisasi anggaran disajikan dengan basis kas.
7.2.2 Prosedur Aktivitas Fungsi-fungsi yang Terkait dalam
Akuntansi PPKA
1. PPK-PPKA
Uraian tugas :
a) membuat jurnal :
(1) SPJ Penerimaan dalam Register Jurnal
Penerimaan Kas;
(2) SPJ Pengeluaran dan SP2D dalam Register
Jurnal Pengeluaran Kas;
(3) Bukti memorial transaksi Aset Tetap dalam
Register Jurnal Umum;
(4) Bukti memorial transaksi Selain Kas dalam
Register Jurnal Umum;
(5) Bukti memorial terhadap persediaan, hutang,
piutang, dalam register Jurnal Penyesuaian.
b) melakukan posting dalam Register Buku Besar;
c) membuat Neraca Saldo;
d) membuat Kertas Kerja;
e) menyusun Laporan Keuangan PPKA yang terdiri dari:
(1) Laporan Realisasi Anggaran;
(2) Neraca;
(3) Catatan Atas Laporan Keuangan;
f) menyerahkan laporan keuangan PPKA kepada PPKA
untuk diotorisasi
2. Pejabat Pengelola Keuangan Aceh (PPKA)
Uraian tugas :
a) Menerima laporan keuangan dari PPK-PPKA
b) melakukan otorisasi atas Laporan Keuangan PPKA;
c) membuat surat pernyataan tanggung jawab bahwa
laporan keuangan disusun berdasarkan Sistem
Pengendalian Intern (SPI).
388
5. Bendahara Umum Aceh (BUA)
Uraian tugas :
a) membuat laporan posisi kas harian;
b) menyerahkan laporan posisi kas yang dilampirkan nota
debet dan nota kredit kepada fungsi akuntansi SKPKA.
7.2.3 Akuntansi Pendapatan PPKA
Pada saat penerimaan pendapatan disetor ke rekening kas
daerah, PPK-PPKA mencatat jurnal:
1. Dana Perimbangan
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah xxx
4.2.1.01.01 Bagi hasil dari PBB xxx
4.2.2.01.01 Pendapatan Dana Alokasi Umum
xxx
4.2.3.00.00 Pendapatan Dana Alokasi Khusus
xxx
2. Lain-Lain Pendapatan Aceh yang Sah
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah xxx
4.3.4.xx.xx Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi
xxx
4.3.4.xx.xx Pendapatan Hibah xxx
Jurnal pendapatan yang telah dibuat kemudian diposting
ke Buku Besar dan setiap akhir bulan PPK-PPKA
memindahkan saldo-saldo yang ada di setiap buku besar
ke dalam neraca saldo.
7.2.4 Akuntansi Belanja PPKA
Yang dimaksud dengan Akuntansi Belanja PPKA adalah
langkah-langkah teknis yang harus dilakukan dalam
perlakuan akuntansi untuk belanja bunga, subsidi, hibah,
bantuan sosial, bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja
tidak terduga. PPK-PPKA menerima SP2D dari Kuasa BUA,
berdasarkan SP2D terkait PPK-PPKA mencatat jurnal:
389
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
5.1.2.xx.xx Belanja Bunga xxx
5.1.3.xx.xx Belanja Subsidi xxx
5.1.4.xx.xx Belanja Hibah xxx
5.1.5.xx.xx Belanja Bantuan Sosial xxx
5.1.6.xx.xx Belanja Bagi Hasil xxx
5.1.7.xx.xx Belanja Bantuan Keuangan xxx
5.1.8.xx.xx Belanja Tidak Terduga xxx
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah xxx
Jurnal belanja yang telah dibuat kemudian diposting ke
Buku Besar dan setiap akhir bulan PPK-PPKA
memindahkan saldo-saldo yang ada di setiap buku besar
ke dalam neraca saldo.
7.2.5 Akuntansi Pembiayaan
1. Penerimaan Pembiayaan.
a) Pencairan Dana Cadangan
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit 1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah xxx
6.1.2.xx.xx Penerimaan Pembiayaan– Dana C d
xxx
3.3.x.xx.xx EDI-Diinvestasikan dalam Dana Cadangan
xxx
1.4.x.xx.xx Dana Cadangan xxx
b) Penerimaan Pinjaman
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit 1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah xxx 6.1.2.xx.xx Penerimaan Pembiayaan
– Penerimaan Pinjaman pada daerah
xxx
3.2.4.xx.xx Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang
xxx
2.2.x.xx.xx Pinjaman Jangka panjang Panjang
xxx
c. Penerimaan Dana Bergulir.
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah xxx 6.1.2.xx.xx Penerimaan Pembiayaan–
Dana Bergulir xxx
3.2.1.xx.xx EDI-Diinvestasikan dalam Investasi Non Permanen
xxx
1.2.1.xx.xx Investasi Non Permanen xxx
390
Jurnal-jurnal pengeluaran kas dan jurnal umum (jurnal
collolary-nya) kemudian diposting ke buku besar dan
setiap akhir bulan PPK-PPKA memindahkan saldo-saldo
yang ada di setiap buku besar ke dalam neraca saldo.
2. Pengeluaran Pembiayaan
a) Pembentukan Dana Cadangan
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
6.2.x.xx.xx Pengeluaran Pembiayaan – Dana Cadangan
xxx
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah xxx 1.4.x.xx.xx Dana Cadangan
xxx
3.2.x.xx.xx EDI-Diinvestasikan dalam Dana Cadangan
xxx
b) Penyertaan Modal
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
6.2.x.xx.xx Pengeluaran Pembiayaan – Penyertaan Modal
xxx
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah xxx 1.2.x.xx.xx Penyertaan Modal xxx 3.3.x.xx.xx EDI-Diinvestasikan dalam
Investasi Jangka Panjang (Rincian Obyek)
xxx
c) Pembayaran Pokok Utang
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
6.2.x.xx.xx Pengeluaran Pembiayaan – Pembayaran Pokok Utang
xxx
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah xxx 2.2.1.xx.xx Utang Dalam Negeri
xxx
3.2.4.xx.xx Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang
xxx
d) Pembentukan Dana Bergulir
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
6.2.x.xx.xx Pengeluaran Pembiayaan – Dana Bergulir
xxx
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah xxx
1.2.1.xx.xx Investasi Non Permanen
xxx
x.x.x.xx.xx EDI-Diinvestasikan dalam Investasi Non Permanen
xxx
391
Jurnal-jurnal pengeluaran kas dan jurnal umum (jurnal
collolary-nya) kemudian diposting ke buku besar dan
setiap akhir bulan PPK-PPKA memindahkan saldo-saldo
yang ada di setiap buku besar ke dalam neraca saldo.
7.2.6 Akuntansi Aset
Prosedur akuntansi aset pada PPKA merupakan pencatatan
atas pengakuan aset yang muncul dari transaksi
pembiayaan yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh,
misalnya pengakuan atas investasi jangka panjang.
PPK- PPKA mencatat bukti memorial ke dalam buku jurnal
umum.
Jurnal pengakuan investasi sebagai berikut :
Kode rek Investasi ………. xxx
xx.xx.xx Diinvestasikan dalam investasi …. xxx
Jurnal pelepasan investasi, sebagai berikut :
Kode rek Diinvestasikan dalam investasi xxx
xx.xx.xx Investasi ………….. xxx
Secara periodik, buku jurnal atas transaksi investasi
jangka panjang tersebut diposting ke dalam buku besar
rekening yang terkait.
7.2.7 Akuntansi Hutang
Prosedur akuntansi hutang merupakan pencatatan atas
pengakuan hutang jangka panjang yang muncul dari
transaksi pengeluaran pembiayaan dan dicatat ke dalam
buku jurnal umum.
Jurnal pengakuan hutang sebagai berikut :
Kode rek Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang
xxx
xx.xx.xx Hutang jangka panjang Xxx
392
Jurnal pembayaran hutang, sebagai berikut :
Kode rek Hutang jangka panjang xxx
xx.xx.xx Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang
xxx
Secara periodik, buku jurnal atas transaksi hutang jangka
panjang tersebut diposting ke dalam buku besar rekening
yang terkait dan setiap akhir periode semua buku besar
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan
PPKA.
7.2.8 Akuntansi Selain Kas
Prosedur akuntansi selain kas pada PPKA meliputi :
Koreksi kesalahan pencatatan
Merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam
membuat jurnal dan telah diposting ke buku besar.
Pengakuan aset, hutang dan ekuitas
Merupakan pengakuan terhadap perolehan aset,
hutang dan ekuitas.
Jurnal terkait dengan transaksi yang bersifat accrual
dan prepayment
Merupakan jurnal yang dilakukan dikarenakan adanya
transaksi yang sudah dilakukan namun pengeluaran kas
belum dilakukan (accrual) atau terjadi transaksi
pengeluaran kas untuk belanja dimasa yang akan datang
(prepayment).
Bukti transaksi yang dilakukan dalam prosedur akuntansi
selain kas berupa bukti memorial yang dilampiri dengan bukti
transaksi jika tersedia, transaksi dicatat ke dalam buku jurnal
umum. Secara periodik jurnal atas transaksi dan/atau
kejadian selain kas diposting ke dalam buku besar sesuai kode
rekening yang bersangkutan dan setiap akhir periode semua
buku besar ditutup sebagai dasar penyusunan laporan
keuangan.
393
7.2.9 Dokumen dan Catatan yang Digunakan pada Akuntansi
PPKA
BUKU JURNAL KHUSUS PENDAPATAN
Banda Aceh,…………..…….
PPK-PPKA
(tanda tangan)
(NAMA LENGKAP)
NIP.
STS/Nota
KreditBukti Lain
1 2 3 5 6 7 8
NomorTanggal
Jumlah
Akumulas i
(Rp)
Jumlah
(Rp)RefUraianKode Rekening
4
394
BUKU JURNAL KHUSUS BELANJA
Banda Aceh,…………..…….
PPK-PPKA
(tanda tangan)
(NAMA LENGKAP)
NIP.
SP2D Bukti Lain
1 2 3 5 6 7 8
NomorTanggal
Jumlah
Akumulas i
(Rp)
Jumlah
(Rp)RefUraianKode Rekening
4
395
BUKU BESAR
NAMA REKENING :
KODE REKENING :
PAGU APBA :
PAGU PERUBAHAN APBA :
Banda Aceh,…………..…….
PPK-PPKA
(tanda tangan)
(NAMA LENGKAP)
NIP.
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit Saldo
1 2 3 4 5 6
Jumlah
396
NERACA SALDO PER TANGGAL……..
Kode
rekening Uraian Neraca saldo D K
Banda Aceh,…………..…….
PPK-PPKA
(tanda tangan)
(NAMA LENGKAP)
NIP.
397
7.2.10 Prosedur Akuntansi PPKA
Uraian Fungsi AkuntansiBUAP
has
e
1. BUA menjurnal Nota Kredit dan Nota Debet kedalam Register Jurnal Penerimaan/Pengeluaran Kas.
BUA kemudian memposting jurnal tersebut kedalam Buku Besar Kas.
Berdasarkan Buku Besar Kas, BUA membuat Laporan Posisi Kas Harian.
BUA menyerahkan Laporan Posisi Kas Harian yang dilampiri Nota Kredit dan Nota Debet kepada Fungsi Akuntansi.
Berdasarkan Laporan Posisi Kas Harian, Fungsi Akuntansi melakukan penjurnalan dalam Register Jurnal Penerimaan Kas dan Register Jurnal Pengeluaran Kas.
Fungsi Akuntansi juga menjurnal Bukti Memorial Transaksi Aset/Hutang dan Bukti Memorial transaksi selain Kas kedalam Register jurnal Umum.
Fungsi Akuntansi memposting jurnal‐jurnal tersebut kedalam Buku Besar.
Berdasarkan Buku Besar, Fungsi Akuntansi membuat Neraca Saldo.
Fungsi Akuntansi menggabungkan Neraca Saldo dalam menyusun Laporan Keuangan (LRA, Neraca, CaLK).
3.
2.
4.
Nota Kredit
Nota Debet
Register Jurnal Penerimaan/
Pengeluaran Kas
Buku Besar Kas
Laporan Posisi Kas
Harian
Akuntansi Penerimaan Kas
Akuntansi Pengeluaran
Kas
Akuntansi Aset Akuntansi Selain Kas
Laporan Posisi kas Harian Bukti Transaki Bukti Transaki
Bukti Memorial
Bukti Memorial
Register Jurnal Umum
Register Jurnal Umum
Register Jurnal Pengeluaran Kas
Register Jurnal Penerimaan Kas
Buku Besar
Neraca Saldo
Laporan Keuangan (LRA, Neraca, CaLK)
7.
6.
5.
8.
9.
398
7.2.11 Penyusunan Laporan Keuangan PPKA
Laporan keuangan PPKA yang dimaksud adalah laporan
keuangan yang dihasilkan melalui proses akuntansi
lanjutan yang dilakukan oleh PPK-PPKA.
Kertas Kerja
PPK-PPKA menyiapkan kertas kerja (worksheet) 10 lajur
sebagai alat untuk menyusun laporan keuangan. Kertas
kerja adalah alat bantu yang digunakan dalam proses
pembuatan laporan keuangan. Kertas kerja berguna untuk
mempermudah pembuatan laporan keuangan yang
dihasilkan secara manual.
- Neraca Saldo
Jurnal dan posting yang telah dilakukan terhadap
transaksi keuangan menjadi dasar dalam penyusunan
laporan keuangan. PPK-PPKA melakukan rekapitulasi
saldo-saldo buku besar menjadi neraca saldo. Saldo-
saldo buku besar yang telah direkap sebagai neraca
saldo dipindahkan ke dalam kertas kerja.
- Jurnal Penyesuaian
PPK-PPKA membuat jurnal penyesuaian. Jurnal ini
dibuat dengan tujuan melakukan penyesuaian atas saldo
pada akun-akun tertentu dan pengakuan atas transaksi-
transaksi yang bersifat akrual.
Jurnal penyesuaian yang diperlukan antara lain
digunakan untuk:
1. Koreksi kesalahan
2. Pencatatan jurnal yang belum dilakukan (accrual
atau prepayment)
3. Pemindahbukuan
4. Pencatatan piutang, persediaan dan atau aset
lainnya pada akhir tahun
PPK-PPKA melakukan penyesuaian atas neraca saldo
berdasarkan jurnal penyesuaian yang telah dibuat. Nilai
yang telah disesuaikan dicantumkan pada kertas kerja.
399
- Identifikasi
Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, fungsi
PPK-PPKA mengidentifikasi akun-akun yang termasuk
dalam komponen Laporan Realisasi Anggaran dan akun-
akun yang termasuk dalam komponen Neraca dalam
kertas kerja.
Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca
Dari kertas kerja yang telah selesai diisi, PPK-PPKA dapat
menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran dan Neraca. Neraca yang dihasilkan
belum final karena PPK-PPKA belum membuat Jurnal
Penutup.
Jurnal Penutup
Jurnal Penutup adalah jurnal yang dibuat untuk menutup
saldo nominal menjadi nol pada akhir periode akuntansi.
Perkiraan nominal adalah perkiraan yang digunakan untuk
Laporan Realisasi Anggaran, yaitu perkiraan Pendapatan,
Belanja dan Pembiayaan.
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
Pendapatan Penerimaan Pembiayaan Apropriasi Belanja Estimasi Pengeluaran Pembiayaan
xxx xxx xxx xxx
Belanja Pengeluaran Pembiayaan Estimasi Pendapatan Estimasi Penerimaan Pembiayaan SILPA
xxx xxx xxx xxx xxx
Jurnal Penutup akan mempengaruhi SILPA di neraca
menjadi jumlah yang benar.
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
4.x.x.xx.xx Pendapatan
xxx
6.1.x.xx.xx Penerimaan Pembiayaan xxx
3.4.1.01.01 SiLPA xxx
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
4.x.x.xx.xx SiLPA xxx 5.x.x.xx.xx Belanja
xxx
6.2.x.xx.xx Pengeluaran Pembiayaan xxx
400
7.2.12 Dokumen dan Catatan yang Digunakan pada Penyusunan Laporan Keuangan PPKA
PEMERINTAH ACEH KERTAS KERJA Per tanggal………
No. Urut Uraian
Neraca saldo Pemerintah
Aceh Penyesuaian
Neraca saldo Pemerintah Aceh setelah penyesuaian
Laporan realisasi anggaran
Neraca
D K D K D K D K D K
Banda Aceh,…………..…….
PPK-PPKA
(tanda tangan)
(NAMA LENGKAP)
NIP
401
PEMERINTAH ACEH LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA
DAN PROGNOSIS 6 (ENAM) BULAN BERIKUTNYA TAHUN ANGGARAN …..
Banda Aceh,…………..…….
PPKA
(tanda tangan)
(NAMA LENGKAP)
NIP
Sisa Anggaran
s.d
Se me ste r Pe r tama
3 4 5 6 7
2.1.1 Belanja Bunga
2.1.1 Belanja Subsidi
3 PEMBIAYAAN
3.1 PENERIMAAN PEMBIA YAAN
3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
PEMBIAYAAN NETTO
Jumlah Pe ner imaan Pe mbiayaan
3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN
3.2.1 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Aceh
3.3 SISA LEBIH PEMBIAYA AN ANGGARAN ( SILPA )
3.2.2 Pembayaran Kegiatan Lanjutan
Jumlah Pe nge luaran Pe mbiayaan
JUMLAH BELA NJA DAN TRANSFER
SURPLUS/DEFISIT
2.3.1 Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota
2.3.3 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota
Jumlah Transfe r
JUMLAH BELA NJA
2.3 TRANSFER
2.2 BELANJA TIDAK TERDUGA
2.2.1 Belanja Tidak Terduga
Jumlah Pe ndapatan Lain- lain yang Sah
JUMLAH PENDAPATAN
2 BELANJA
Jumlah Be lanja Tidak Terduga
2.1 BELANJA OPERA SI
2.1.3 Belanja Hibah
2.1.4 Belanja Bantuan Sosial
2.1.5 Belanja Bantuan Keuangan
1.2.1 Dana Penyesuaian
1.2.2 Dana Otonomi Khusus
1.1.1.6 Dana Tambahan Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi
Jumlah Pe ndapatan Transfer -Dana Pe r imbangan
1.2 LAIN-LAIN PENDAPATAN YA NG SAH
1.1.1.4 Dana Alokasi Umum
1.1.1.5 Dana Alokasi Khusus
1.1.1.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Sumber Daya Alam
1.1.1.3 Biaya Pemungutan PBB
Ke te rangan
1 2
1 PENDAPATAN
No.
UrutUraian Anggaran Re alisasi Prognosis
1.1 PENDAPATAN TRANSFER
1.1.1TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA
PERIMBANGAN
1.1.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak
402
PEMERINTAH ACEH LAPORAN REALISASI ANGGARAN
TAHUN ANGGARAN …..
Banda Aceh,…………..…….
PPKA
(tanda tangan)
(NAMA LENGKAP) NIP
Lebih / ( Kurang
s.dSemester Pertama
3 4 5 6
3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
PEMBIAYAAN NETTO
3.3 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN ( SILPA )
3.2.2 Pembayaran Kegiatan Lanjutan
3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN
3.2.1 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Aceh
3 PEMBIAYAAN
3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN
JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER
SURPLUS/DEFISIT
2.3.1 Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota
2.3.2 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota
2.1.4 Belanja Bantuan Sosial
JUMLAH BELANJA
2.3 TRANSFER
2.2 BELANJA TIDAK TERDUGA
2.2.1 Belanja Tidak Terduga
2.1.5 Belanja Bantuan Keuangan
2 BELANJA
2.1 BELANJA OPERASI
2.1.3 Belanja Hibah
2.1.1 Belanja Bunga
2.1.2 Belanja Subsidi
1.2.1 Dana Penyesuaian
1.2.2 Dana Otonomi Khusus
1.1.1.6 Dana Tambahan Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi
1.2 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
1.1.1.4 Dana Alokasi Umum
1.1.1.5 Dana Alokasi Khusus
1.1.1.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Sumber Daya Alam
1.1.1.3 Biaya Pemungutan PBB
1.1.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak
No. Urut
Uraian
1 2
1 PENDAPATAN
1.1 PENDAPATAN TRANSFER
Anggaran Setelah Perubahan
Realisasi Tahun n
Realisasi Tahun n-1
1.1.1TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGAN
403
PEMERINTAH ACEH NERACA
Per 31 Desember Tahun n dan Tahun n-1
URAIAN Tahun n Tahun n-1 Kenaikan
(Penurunan) Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5) ASET ASET LANCAR Kas
Kas di Kas Daerah Jumlah Kas
ASET UNTUK DIKONSOLIDASI RK-SKPA……..
Jumlah RK-SKPA
INVESTASI JANGKA PANJANG Invesasi Non Permanen
Investasi Dana Berglir Jumlah Investasi Non Permanen
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Aceh
Penyertaan Modal Perusahaan Patungan
Jumlah Invesatasi Permanen
JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG
ASET LAINNYA Kemitraan dengan Pihak Ketiga Aset Tak Berwujud Aset Lain-lain Jumlah Aset Lainnya
JUMLAH ASET LAINNYA
TOTAL ASET
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek Utang Perhitungan Fihak Ketiga Utang Jangka Pendek Lainnya Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Pendapatan yang Ditangguhkan Cadangan Piutang Cadangan Belanja Dibayar Dimuka Cadangan Persediaan
Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek
jumlah Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Lainnya jumlah Ekuitas Dana Investasi JUMLAH EKUITAS DANA TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
Banda Aceh,…………..……
PPK-PPKA (tanda tangan)
(NAMA LENGKAP) NIP
404
PEMERINTAH ACEH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN …….
BAB I Pendahuluan
1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Memuat penjelasan mengenai maksud dan tujuan
penyusunan laporan keuangan PPKA. 1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
Memuat penjelasan mengenai peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai landasan hukum penyusunan laporan keuangan PPKA.
1.3 Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan Memuat penjelasan mengenai sistematika isi catatan atas laporan keuangan PPKA.
BAB II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja 1.1 Ekonomi Makro
Memuat penjelasan mengenai asumsi makro ekonomi yang mendasari penyusunan laporan keuangan PPKA. Informasi yang disajikan memuat tentang posisi dan kondisi ekonomi makro periode berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya, dibandingkan dengan anggaran pertama kali dan penjelasan-penjelasan atas perubahan anggaran yang dilakukan.
1.2 Kebijakan Keuangan Memuat penjelasan mengenai kebijakan keuangan dalam penyusunan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca PPKA. Informasi yang disajikan memuat tentang posisi dan kondisi keuangan periode berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya, dibandingkan dengan anggaran sehubungan dengan realisasi anggaran.
1.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja Memuat Penjelasan mengenai indikator pencapaian target kinerja.
405
BAB III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja
Memuat ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja. 3.2 Hambatan dan Kendala yang Ada dalam Pencapaian
Target yang Telah Ditetapkan Memuat hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan, baik kendala dan hambatan yang bersifat dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan (force majeur).
BAB IV Kebijakan Akuntansi 4.1 Entitas Akuntansi
Memuat informasi tentang entitas akuntansi. 4.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Menyusunan Laporan
Keuangan Memuat informasi tentang basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan.
4.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Memuat informasi tentang basis pengukuran atas penyusunan pos-pos laporan keuangan.
4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam Standar Akuntansi Pemerintah.
Memuat informasi tentang kebijakan akuntansi yang telah diterapkan dan kebijakan akuntansi yang belum diterapkan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Stándar Akuntansi Pemerintahan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
BAB V Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan 5.1 Rincian dan Penjelasan Masing-masing Pos-pos
Pelaporan Keuangan. 5.1.1 Pendapatan
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos Pendapatan Transfer dan Lain-lain Pendapatan Aceh yang Sah.
5.1.2 Belanja Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos belanja Aceh : a. Belanja Barang; b. Belanja Bunga; c. Belanja Subsidi; d. Belanja Hibah; e. Belanja Bantuan Sosial;
406
f. Belanja Bantuan Keuangan; g. Belanja Tidak Terduga.
5.1.3 Pembiayaan Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos pembiayaan a. Penerimaan pembiayaan; b. Pengeluaran pembiayaan.
5.1.4 Aset Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos aset: a. Aset lancar; b. Aset tetap; c. Aset lainnya.
5.1.5 Kewajiban Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos Kewajiban Jangka Pendek.
5.1.6 Ekuitas Dana Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos Ekuitas Dana.
5.2 Pengungkapan atas Pos-pos Aset dan Kewajiban yang Timbul Sehubungan dengan Penerapan Basis Akrual atas Pendapatan dan Belanja dan Rekonsiliasinya dengan Penerapan Basis Kas, untuk Entitas Pelaporan yang Menggunakan Basis Akrual. Memuat informasi tentang kebijakan akuntansi yang diharuskan oleh pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan. Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual. Rekonsiliasi ditujukan untuk menyajikan hubungan antara laporan kinerja keuangan dengan laporan realisasi anggaran. Laporan rekonsiliasi dimulai dengan penambahan atau pengurangan ekuitas yang berasal dari laporan kinerja yang disusun berdasarkan basis akrual.
BAB VI Penjelasan atas Informasi-informasi Non Keuangan Memuat informasi tentang hal-hal yang belum diinformasikan dalam bagian manapun dari laporan keuangan, diantaranya: a. Domisili dan bentuk hukum suara entitas serta jurisdiksi
tempat entitas tersebut berada;
407
b. Penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya;
c. Ketentuan perudang-undangan yang menjadi kegiatan operasionalnya;
d. Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan;
e. Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manjemen baru;
f. Komitmen atau kontijensi yang tidak dapat dapat disajikan pada Neraca;
g. Penggabungan atau pemekaran entitas pada tahun berjalan;
h. Kejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya pemogokan yang harus ditanggung pemerintah.
BAB VII Penutup Memuat uraian penutup yang dapat berupa kesimpulan penting tentang laporan keuangan.
Banda Aceh,…………..…… PPKA
(tanda tangan) (NAMA LENGKAP)
NIP
408
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan Keuangan Pemerintah Aceh yang terdiri dari (a) Neraca; (b) Laporan Realisasi Anggaran (LRA); (c) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) Tahun Anggaran ……. sebagaimana terlampir.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran, arus kas, posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Banda Aceh,…………..…… PPKA
(tanda tangan) (NAMA LENGKAP)
NIP
409
7.2.13 Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan PPKA
U raian PPKAPPK PPKA
1. Berdasarkan N eraca Saldo PPKA, PPK‐PPKA m enyusun Laporan Keuangan PPKA yang terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, N eraca, Catatan atas Laporan Keuangan.
PPK‐PPKA m enyerahkan Laporan Keuangan kepada PPKA untuk diotorisasi.
PPKA m engotorisasi Laporan Keuangan dan m em buat surat pernyataan
3.
Neraca Saldo PPKA
Laporan Keuangan PPKA ( LRA, Neraca,
CaLK)
Laporan Keuangan PPKA
(LRA, Neraca, CaLK)
Surat Pernyataan
2.
Kertas Kerja
410
7.3 Akuntansi SKPKA
7.3.1 Prosedur Aktivitas Fungsi-fungsi yang Terkait dalam
Akuntansi SKPKA
1. Gubernur
Uraian tugas :
a) menyerahkan Laporan Keuangan Pemerintah Aceh
dilampirkan Laporan Keuangan Perusahaan Daerah
beserta Surat Pernyataan Gubernur Aceh kepada
BPK;
b) meneruskan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Laporan
Keuangan yang telah diperiksa kepada Fungsi
Akuntansi untuk disesuaikan;
c) menyerahkan Laporan Keuangan Pemerintah Aceh,
(berupa Rancangan Qanun Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBA) kepada DPRA.
2. Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA)
Uraian tugas :
melakukan pembahasan terhadap Rancangan Qanun
Pertangungjawaban Pelaksanaan APBA,
3. Sekretaris Daerah
Uraian tugas :
a) menerima Laporan Keuangan Pemerintah Aceh dari
PPKA;
b) menyerahkan Laporan Keuangan Pemerintah Aceh
kepada Gubernur.
4. Pejabat Pengelola Keuangan Aceh (PPKA)
Uraian tugas :
a) melakukan otorisasi atas Laporan Keuangan
Pemerintah Aceh;
b) menyerahkan Laporan Keuangan Pemerintah Aceh
kepada Sekretaris Daerah.
5. Bendahara Umum Aceh (BUA)
Uraian tugas :
a) membuat laporan posisi kas harian;
b) menyerahkan laporan posisi kas yang dilampirkan
nota debet dan nota kredit kepada fungsi akuntansi
SKPKA.
411
6. Akuntansi SKPKA
Uraian tugas :
a) membuat jurnal penerimaan kas dan jurnal
pengeluaran kas;
b) membuat jurnal umum berdasarkan bukti memorial
aset/hutang dan bukti memorial selain kas;
c) melakukan posting jurnal ke dalam buku besar;
d) melakukan konsolidasi laporan keuangan SKPA dan
PPKA;
e) membuat Laporan Keuangan Pemerintah Aceh dan
Penjabaran Laporan Realisasi Anggaran
f) menyerahkan Laporan Keuangan Pemerintah Aceh
kepada PPKA untuk diotorisasi
g) menerima laporan hasil pemeriksaan BPK dan
laporan keuangan yang telah diperiksa BPK dari
Gubernur;
h) melakukan penyesuaian laporan keuangan;
i) menyerahkan laporan keuangan kepada Gubernur.
7.3.2 Akuntansi Konsolidator
Dalam pelaksanaan sistem akuntansi, SKPKA diibaratkan
sebagai kantor pusat (home office) dan SKPA sebagai kantor
cabang (branch office).
Dalam skema tersebut, terdapat sebuah akun perantara
yang berfungsi sebagai jembatan antara SKPKA dan SKPA.
Akun yang dimaksud adalah RK-PPKA dan RK-SKPA. Fungsi
akuntansi SKPKA harus mengidentifikasi aliran kas BUA
kepada bendahara pengeluaran SKPA berdasarkan SP2D,
dan aliran kas dari bendahara penerimaan SKPA kepada
BUA berdasarkan nota kredit.
Untuk mencatat aliran dana dari bendahara penerimaan
SKPA kepada kas daerah, fungsi akuntansi SKPKA mencatat
jurnal:
412
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah xxx
3.4.1.01.01 RK-SKPA xxx
Sedangkan untuk membukukan aliran kas dari kas daerah
kepada bendahara pengeluaran SKPA, fungsi Akuntansi
SKPKA mencatat jurnal:
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
3.4.1.01.01 RK-SKPA xxx
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah xxx
Pada saat Pendapatan Asli Aceh dari SKPA disetor ke
rekening kas daerah, fungsi Akuntansi SKPKA mencatat
jurnal:
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah xxx
3.4.1.01.01 RK-SKPA xxx
Pada saat dilakukan pengeluaran dari rekening kas daerah
berdasarkan SP2D yang diterbitkan oleh Kuasa BUA,
fungsi Akuntansi SKPKA mencatat jurnal:
Pengisian UP/GU/TU dan LS
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit 3.4.1.01.01 RK-SKPA xxx
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah Xxx
Pada saat dikembalikan sisa dana UP/GU/TU dan LS, fungsi
Akuntansi SKPKA mencatat jurnal:
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah xxx
3.4.1.01.01 RK-SKPA
xxx
413
7.3.3 Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Aceh
Laporan keuangan Pemerintah Aceh terdiri dari gabungan
Laporan Keuangan SKPA dan Laporan Keuangan PPKA.
Proses pembuatan Laporan Keuangan Pemerintah Aceh ini
pada dasarnya sama dengan proses pembuatan laporan
keuangan yang telah jelaskan dalam prosedur sebelumnya.
Perbedaan utama adalah adanya jurnal eliminasi untuk
menihilkan reciprocal account.
Kertas Kerja
Fungsi Akuntansi SKPKA menyiapkan kertas kerja
(worksheet) 10 lajur sebagai alat untuk menyusun laporan
keuangan. Kertas kerja adalah alat bantu yang digunakan
dalam proses pembuatan laporan keuangan. Kertas kerja
berguna untuk mempermudah pembuatan laporan
keuangan yang dihasilkan secara manual.
- Neraca Saldo
Jurnal dan posting yang telah dilakukan terhadap
transaksi keuangan menjadi dasar dalam penyusunan
laporan keuangan. Fungsi Akuntansi SKPKA melakukan
rekapitulasi saldo-saldo buku besar menjadi neraca
saldo. Saldo-saldo buku besar yang telah direkap
sebagai neraca saldo dipindahkan ke dalam kertas kerja.
- Jurnal Eliminasi
Fungsi Akuntansi SKPKA membuat jurnal eliminasi.
Jurnal ini dibuat dengan tujuan melakukan eliminasi
atas saldo pada akun-akun yang bersifat reciprocals,
yaitu akun-akun Rekening Koran (RK)
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
RK-PPKA xxx RK-SKPA….
xxx
RK-SKPA….. xxx
- Jurnal Penyesuaian
Fungsi Akuntansi SKPKA melakukan penyesuaian yang
diperlukan atas neraca saldo. Jurnal ini dibuat dengan
tujuan melakukan penyesuaian atas saldo pada akun-
414
akun tertentu dan pengakuan atas transaksi-transaksi
yang bersifat akrual.
Jurnal penyesuaian yang diperlukan antara lain
digunakan untuk:
1. Koreksi kesalahan;
2. Pencatatan jurnal yang belum dilakukan (accrual
atau prepayment);
3. Pemindahbukuan;
4. Pencatatan piutang, hutang, persediaan dan atau
aset lainnya pada akhir tahun.
Fungsi Akuntansi SKPKA melakukan penyesuaian atas
neraca saldo berdasarkan jurnal penyesuaian yang telah
dibuat. Nilai yang telah disesuaikan dicantumkan pada
kertas kerja.
- Identifikasi
Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan,
fungsi Akuntansi SKPKA mengidentifikasi akun-akun
yang termasuk dalam komponen Laporan Realisasi
Anggaran dan akun-akun yang termasuk dalam
komponen Neraca dalam kertas kerja.
Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca
Dari kertas kerja yang telah selesai diisi, fungsi Akuntansi
SKPKA dapat menyusun Laporan Keuangan yang terdiri
dari Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Neraca yang
dihasilkan belum final karena fungsi Akuntansi SKPKA
belum membuat Jurnal Penutup.
Jurnal Penutup
Jurnal Penutup adalah jurnal yang dibuat untuk menutup
saldo nominal menjadi nol pada akhir periode akuntansi.
Perkiraan nominal adalah perkiraan yang digunakan untuk
Laporan Realisasi Anggaran, yaitu perkiraan Pendapatan,
Belanja dan Pembiayaan.
415
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
Pendapatan Penerimaan Pembiayaan Apropriasi Belanja Estimasi Pengeluaran Pembiayaan
xxx xxx xxx xxx
Belanja Pengeluaran Pembiayaan Estimasi Pendapatan Estimasi Penerimaan Pembiayaan SILPA
xxx xxx xxx xxx xxx
Jurnal Penutup akan mempengaruhi SILPA di neraca
menjadi jumlah yang benar.
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
4.x.x.xx.xx Pendapatan
xxx
6.1.x.xx.xx Penerimaan Pembiayaan xxx
3.4.1.01.01 SILPA xxx
Kode Rek Nama Perkiraan Debet Kredit
4.x.x.xx.xx SILPA xxx 5.x.x.xx.xx Belanja xxx
6.2.x.xx.xx Pengeluaran Pembiayaan
xxx
416
7.3.4 Dokumen dan Catatan yang Digunakan pada Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Aceh
PEMERINTAH ACEH LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBA DAN PROGNOSIS 6 (ENAM) BULAN BERIKUTNYA
TAHUN ANGGARAN …..
Banda Aceh, ……..
GUBERNUR ACEH (tanda tangan)
(NAMA LENGKAP)
Lebih / ( Kurang )
s .d
Semester Pertama
3 4 5 6 7
1,1 PENDAPATAN ASLI ACEH
1.1.1 Pajak Aceh
1.1.2 Pendapatan Retribusi Aceh
1.1.3
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Aceh yang Sah1.1.5 Zakat
2.1.1 Belanja Pegawai
2.1.2 Belanja Barang
2.1.3 Belanja Subsidi
2.2
2.2.1 Belanja Tanah
2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin
2.2.3 Belanja Gedung dan Bangunan
2.2.4
2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya
1.2 PENDAPATAN TRANSFER
1.2.1TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA
PERIMBANGAN1.2.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak
Keterangan
1 2
1 PENDAPATAN
No.
UrutUraian Anggaran Realisas i Prognosis
1.2.1.4 Dana Alokasi Umum
1.2.1.5 Dana Alokasi Khusus
1.2.1.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Sumber Daya Alam
1.2.1.3 Biaya Pemungutan PBB
1.3.1 Dana Penyesuaian
1.3.2 Dana Otonomi Khusus
1.2.1.6 Dana Tambahan Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
JUMLAH PENDAPATAN
2 BELANJA
2.1 BELANJA OPERASI
2.1.4 Belanja Hibah
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial
JUMLAH BELANJA
2.4 TRANSFER
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
2.3 BELANJA TIDAK TERDUGA
2.3.1 Belanja Tidak Terduga
JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER
SURPLUS/DEFISIT
2.4.1 Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota2.4.3 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota
3.3SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN
( SILPA )
3.2.2 Pembayaran Kegiatan Lanjutan
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Aceh yang
Dipindahkan
BRLANJA MODAL
3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
PEMBIAYAAN NETTO
Jumlah Penerimaan Pembiayaan
3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN
3.2.1 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Aceh
3 PEMBIAYAAN
3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN
417
PEMERINTAH ACEH LAPORAN REALISASI ANGGARAN
TAHUN ANGGARAN …..
Banda Aceh, ……..
GUBERNUR ACEH (tanda tangan)
(NAMA LENGKAP)
3 4 5 6 7
1.1 PENDAPATAN ASLI ACEH
1.1.1 Pajak Aceh
1.1.2 Pendapatan Retribusi Aceh
1.1.3
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Aceh yang Sah1.1.5 Zakat
2.1.1 Belanja Pegawai
2.1.2 Belanja Barang
2.1.3 Belanja Subsidi
2.2
2.2.1 Belanja Tanah
2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin
2.2.3 Belanja Gedung dan Bangunan
2.2.4
2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Aceh yang
Dipindahkan
BRLANJA MODAL
3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
PEMBIAYAAN NETTO
Jumlah Penerimaan Pembiayaan
3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN
3.2.1 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Aceh
3 PEMBIAYAAN
3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN
3.3SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN
( SILPA )
3.2.2 Pembayaran Kegiatan Lanjutan
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan
JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER
SURPLUS/DEFISIT
2.4.1 Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota2.4.3 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota
2.4 TRANSFER
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
2.3 BELANJA TIDAK TERDUGA
2.3.1 Belanja Tidak Terduga
2.1.4 Belanja Hibah
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial
JUMLAH BELANJA
JUMLAH PENDAPATAN
2 BELANJA
2.1 BELANJA OPERASI
1.3.1 Dana Penyesuaian
1.3.2 Dana Otonomi Khusus
1.2.1.6 Dana Tambahan Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
1.2.1.4 Dana Alokasi Umum
1.2.1.5 Dana Alokasi Khusus
1.2.1.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Sumber Daya Alam
1.2.1.3 Biaya Pemungutan PBB
Keterangan
1 2
1 PENDAPATAN
No.
UrutUraian
Anggaran
Setelah
Perubahan
Realisas i
Tahun n
Realisas i
Tahun n-1
Lebih /
(Kurang
1.2 PENDAPATAN TRANSFER
1.2.1TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA
PERIMBANGAN1.2.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak
418
PEMERINTAH ACEH NERACA
Per 31 Desember Tahun n dan Tahun n-1
URAIAN Tahun n Tahun n-1 Kenaikan
(Penurunan) Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5) ASET ASET LANCAR Kas
Kas di Kas Daerah Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan
Investasi Jangka Pendek Jumlah Kas Piutang
Piutang Pajak Piutang Retribusi
Piutang Dana Bergulir Penyisihan Piutang
Piutang Lain-lain Jumlah Piutang Belanja Dibayar Dimuka Sewa Dibayar Dimuka Asuransi Dibayar Dimuka Jumlah Belanja Dibayar Dimuka Persediaan Persediaan Barang Pakai Habis
Persediaan Barang Modal yang Akan Diserahkan Kepada Pihak Lain
Jumlah Persediaan
JUMLAH ASET LANCAR
INVESTASI JANGKA PANJANG Invesasi Non Permanen
Investasi Dana Bergulir Jumlah Investasi Non Permanen
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Aceh
Penyertaan Modal Perusahaan Patungan
Jumlah Invesatasi Permanen
JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG
ASET TETAP Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam Pengerjaan
JUMLAH ASET TETAP DANA CADANGAN Dana Cadangan Jumlah Dana Cadangan
ASET LAINNYA Kemitraan dengan Pihak Ketiga Aset Tak Berwujud Aset Lain-lain Jumlah Aset Lainnya
JUMLAH ASET LAINNYA
TOTAL ASET
KEWAJIBAN Kewajiban Jangka Pendek Utang Perhitungan Fihak Ketiga Utang Jangka Pendek Lainnya Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
JUMLAH KEWAJIBAN
419
URAIAN Tahun n Tahun n-1 Kenaikan
(Penurunan) Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5) EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Pendapatan yang Ditangguhkan Cadangan Piutang Cadangan Belanja Dibayar Dimuka Cadangan Persediaan
Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek
jumlah Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Lainnya jumlah Ekuitas Dana Investasi JUMLAH EKUITAS DANA TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
Banda Aceh, ……..
GUBERNUR ACEH
(tanda tangan)
(NAMA LENGKAP)
420
PEMERINTAH ACEH LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20X3 dan 20X2
URAIAN Tahun n Tahun n-1
Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Masuk Kas Pendapatan Pajak Aceh Pendapatan Retribusi Aceh Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Aceh yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Aceh yang Sah
Zakat Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Pendapatan Hibah Pendapatan Dana Darurat Pendapatan Lainnya
Jumlah Arus Masuk Kas
Arus Keluar Kas Belanja Pegawai Belanja Barang Bunga Subsidi Hibah Bantuan Sosial Belanja Tak Terduga Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota Jumlah Arus Keluar Kas Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi
Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan Arus Masuk Kas Pendapatan Penjualan atas Tanah Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin Pendapatan Penjualan atas Gedung dan Bangunan Pendapatan Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan Pendapatan dari Penjualan Aset Tetap Lainnya Pendapatan dari Penjualan Aset Lainnya Jumlah Arus Masuk Kas Arus Keluar Kas Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Gedung dan bangunan Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Linnya Belanja Aset Lainnya Jumlah Arus Keluar Kas Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan Arus Masuk Kas Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Aset/Kekayaan Aceh yang Dipisahkan Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya Jumlah Arus Masuk Kas
421
URAIAN Tahun n Tahun n-1
Arus Keluar Kas Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Aceh Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemeritah Daerah Lainnya Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Kueuangan Bank Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Kueuangan Bukan Bank Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya Pemberian Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara Pemberian Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Pemberian Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya
Penggunaan SILPA yang telah Diterbitkan SKPS
Jumlah Arus Keluar Kas
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran Arus Masuk Kas
Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Transito (netto)
Jumlah Arus Masuk Kas Arus Keluar Kas Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Jumlah Arus Keluar Kas Arus Bersih dari Aktivitas Non Anggaran Kenaikan/Penurunan Bersih Kas Selama Periode Saldo Awal Kas di BUA Saldo Akhir Kas di BUA Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan Saldo Akhir Kas
Banda Aceh, ……..
GUBERNUR ACEH
(tanda tangan)
(NAMA LENGKAP)
422
PEMERINTAH ACEH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN …….
BAB I Pendahuluan
1.4 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Memuat penjelasan mengenai maksud dan tujuan
penyusunan laporan keuangan. 1.5 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
Memuat penjelasan mengenai peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai landasan hukum penyusunan laporan keuangan.
1.6 Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan Memuat penjelasan mengenai sistematika isi catatan atas laporan keuangan.
BAB II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja 1.4 Ekonomi Makro
Memuat penjelasan mengenai asumsi makro ekonomi yang mendasari penyusunan laporan keuangan. Informasi yang disajikan memuat tentang posisi dan kondisi ekonomi makro periode berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya, dibandingkan dengan anggaran pertama kali dan penjelasan-penjelasan atas perubahan anggaran yang dilakukan.
1.5 Kebijakan Keuangan Memuat penjelasan mengenai kebijakan keuangan dalam penyusunan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Informasi yang disajikan memuat tentang posisi dan kondisi keuangan periode berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya, dibandingkan dengan anggaran sehubungan dengan realisasi anggaran.
1.6 Indikator Pencapaian Target Kinerja Memuat Penjelasan mengenai indikator pencapaian target kinerja, berupa indikator program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun pelaporan. Indikator pencapaian target kinerja menyajikan informasi tentang pencapaian efektifitas dan efisiensi program dan kegiatan yang dilaksanakan.
423
BAB III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 3.3 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja
Memuat ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja, berupa realiasi pencapaian efektifitas dan efisiensi program dan kegiatan yang dilaksanakan.
3.4 Hambatan dan Kendala yang Ada dalam Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan Memuat hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan pada, baik kendala dan hambatan yang bersifat dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan (force majeur).
BAB IV Kebijakan Akuntansi 4.5 Entitas Akuntansi
Memuat informasi tentang entitas akuntansi. 4.6 Basis Akuntansi yang Mendasari Menyusunan Laporan
Keuangan Memuat informasi tentang basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuanagan daerah.
4.7 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Memuat informasi tentang basis pengukuran atas penyusunan pos-pos laporan keuangan daerah.
4.8 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam Standar Akuntansi Pemerintah.
Memuat informasi tentang kebijakan akuntansi yang telah diterapkan dan kebijakan akuntansi yang belum diterapkan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Stándar Akuntansi Pemerintahan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
BAB V Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan 5.3 Rincian dan Penjelasan Masing-masing Pos-pos
Pelaporan Keuangan. 5.3.1 Pendapatan
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos Pendapatan Aceh.
5.3.2 Belanja Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos belanja Aceh.
5.3.3 Pembiayaan Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos pembiayaan a. Penerimaan pembiayaan; b. Pengeluaran pembiayaan.
424
5.3.4 Aset Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos aset: a. Aset lancar; b. Aset tetap; c. Aset lainnya.
5.3.5 Kewajiban Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos Kewajiban Jangka Pendek.
5.3.6 Ekuitas Dana Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos Ekuitas Dana Lancar.
5.4 Pengungkapan atas Pos-pos Aset dan Kewajiban yang Timbul Sehubungan dengan Penerapan Basis Akrual atas Pendapatan dan Belanja dan Rekonsiliasinya dengan Penerapan Basis Kas, untuk Entitas Pelaporan yang Menggunakan Basis Akrual. Memuat informasi tentang kebijakan akuntansi yang diharuskan oleh pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan. Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual. Rekonsiliasi ditujukan untuk menyajikan hubungan antara laporan kinerja keuangan dengan laporan realisasi anggaran. Laporan rekonsiliasi dimulai dengan penambahan atau pengurangan ekuitas yang berasal dari laporan kinerja yang disusun berdasarkan basis akrual.
BAB VI Penjelasan atas Informasi-informasi Non Keuangan Memuat informasi tentang hal-hal yang belum diinformasikan dalam bagian manapun dari laporan keuangan, diantaranya: a. Domisili dan bentuk hukum suara entitas serta jurisdiksi
tempat entitas tersebut berada; b. Penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan
pokoknya; c. Ketentuan perudang-undangan yang menjadi kegiatan
operasionalnya; d. Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun
berjalan;
425
e. Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manjemen baru;
f. Komitmen atau kontijensi yang tidak dapat dapat disajikan pada Neraca;
g. Penggabungan atau pemekaran entitas pada tahun berjalan;
h. Kejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya pemogokan yang harus ditanggung pemerintah.
BAB VII Penutup Memuat uraian penutup yang dapat berupa kesimpulan penting tentang laporan keuangan.
Banda Aceh, ……..
GUBERNUR ACEH
(tanda tangan)
(NAMA LENGKAP)
426
GUBERNUR ACEH
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan Keuangan Pemerintah Aceh yang terdiri dari (a) Neraca (LRA); (b) Laporan Realisasi Anggaran; (c) Laporan Arus Kas (LAK); (d) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) Tahun Anggaran ……. sebagaimana terlampir.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran, arus kas, posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. ……….., ……..
GUBERNUR ACEH ttd
(NAMA LENGKAP)
427
7.3.5 Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah
Aceh
Uraian PPKAFungsi Akuntansi SKPKA SEKDA GUBERNURP
has
e
1.
3.
2.
4.
Fungsi Akuntansi SKPKA melakukan konsolidasi (penggabungan) Laporan Keuangan SKPKA dan Laporan Keuangan PPKA, yang diserahkan oleh PPKA.
Proses konsolidasi tersebut menghasilkan Laporan Keuangan Pemerintah Aceh dan Penjabaran LRA.
Laporan Keuangan Pemerintah Aceh tersebut disertai oleh Laporan Keuangan Perusahaan Daerah.
Laporan Keuangan Pemerintah Aceh dan Laporan Keuangan Perusahaan Daerah diserahkan oleh fungsi Akuntansi SKPKA kepada PPKA.
PPKA kemudian menyerahkan kedua laporan tersebut kepada SEKDA.
SEKDA meneruskan kedua laporan tersebut kepala Gubernur.
Setelah menerima Laporan Keuangan Pemerintah Aceh dan Laporan Keuangan Perusahaan Daerah, Gubernur membuat surat pernyataan. Laporan Keuangan Pemerintah Aceh dan Perusahaan Daerah beserta Surat Pernyataan Gubernur berlanjut ke proses Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBA.
Laporan Keuangan SKPA (LRA,
Neraca, CaLK)
Konsolidasi
Laporan Keuangan SKPKA (LRA,
Neraca, CaLK)
Penjabaran LRA
LK Pemerintah Aceh (LRA,
Neraca, LAK, CaLK)
LK Perusahaan Daerah
Perusahaan Daerah
Laporan Keuangan SKPA (LRA,
Neraca, CaLK)
LK Pemerintah Aceh (LRA,
Neraca, LAK, CaLK)
LK Perusahaan Daerah
LK Pemerintah Aceh (LRA,
Neraca, LAK, CaLK)
LK Perusahaan Daerah
6.
5.
LK Pemerintah Aceh (LRA,
Neraca, LAK, CaLK)
LK Perusahaan Daerah
Surat Pernyataan Gubernur
7.
428
7.3.6 Prosedur Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBA
Uraian BPKFungsi Akuntansi
SKPKAGubernur
Ph
ase
1.
3.
2.
4.
5.
Gubernur menyerahkan Laporan Keuangan Pemerintah Aceh dan Laporan Keuangan Perusahaan Daerah beserta surat Pernyataan Gubernur kepada BPK.
BPK melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Aceh dan Laporan Keuangan Perusahaan Daerah. Pemeriksaan diselesaikan paling lambat 2 bulan setelah diterimanya Laporan Keuangan.
BPK menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Laporan Keuangan yang telah diperiksa kepada Gubernur.
Gubernur meneruskan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Laporan Keuangan yang telah diperiksa kepada Fungsi Akuntansi untuk disesuaikan.
Fungsi Akuntansi melakukan penyesuaian dan penyiapan tanggapan terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan. Fungsi Akuntansi juga menambahkan Penjabaran LRA ke Laporan Keuangan.
Fungsi Akuntansi menyerahkan Laporan Keuangan yang disertai Penjabaran LRA kepada Gubernur.
Surat pernyataan Gubernur
LK Pemerintah Aceh (LRA, Neraca, LAK,
CaLK)
LK Perusahaan Daerah
Pemeriksaan
LK Pemerintah Aceh (LRA, Neraca, LAK, CaLK)
LK Perusahaan Daerah
Laporan Hasil Pemeriksaan
Laporan Hasil Pemeriksaan
LK Pemerintah Aceh (LRA, Neraca, LAK, CaLK)
LK Perusahaan Daerah
Laporan Hasil Pemeriksaan
Penjabaran LRA
Tanggapan dan Penyesuaian
LK Pemerintah Aceh (LRA, Neraca, LAK, CaLK)
LK Perusahaan Daerah
Penjabaran LRA
LK Pemerintah Aceh (LRA, Neraca, LAK, CaLK)
LK Perusahaan Daerah
Penjabaran LRA
LK Pemerintah Aceh (LRA, Neraca, LAK,
CaLK)
LK Perusahaan Daerah
Surat pernyataan Gubernur
LK Pemerintah Aceh (LRA, Neraca, LAK,
CaLK)
LK Perusahaan Daerah
6.
429
7.3.7 Prosedur Pembahasan Laporan Keuangan Pemerintah Aceh
DPRAUraian GubernurP
has
e
1. Gubernur menyerahkan Laporan Keuangan Pemerintah Aceh, Qanun Pertanggung‐jawaban APBA) kepada DPRA.
DPRA melakukan pembahasan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Aceh. Persetujuan bersama dicapai paling lambat 1 bulan sejak diterimanya Rancangan Qanun Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBA.
Rancangan Qanun yang disetujui ditetapkan menjadi Qanun Pertanggungjawaban APBA.
2.
3.
LK Pemerintah Aceh (LRA, Neraca, LAK,
CaLK)
LK Perusahaan Daerah
LRA Penjabaran
LK Pemerintah Aceh (LRA, Neraca, LAK,
CaLK)
LK Perusahaan Daerah
LRA Penjabaran
LK Pemerintah Aceh (LRA, Neraca, LAK,
CaLK)
LK Perusahaan Daerah
LRA Penjabaran
Berupa Rancangan QanunPertanggungjawaban APBA
Berupa Rancangan QanunPertanggungjawaban APBA
430
BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
8.1 Pembinaan
Pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Aceh
dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh yang meliputi:
1. Koordinasi antar SKPA yaitu berkaitan dengan aspek
perencanaan dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan
Pemerintah Aceh.
2. Pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan
Pemerintah Aceh mencakup perencanaan dan penyusunan
APBA, penatausahaan, pertanggungjawaban keuangan Aceh,
pemantauan dan evaluasi serta kelembagaan pengelolaan
keuangan Aceh.
3. Pemberian bimbingan, supervisi, konsultasi, mencakup
perencanaan dan penyusunan APBA, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban APBA yang dilaksanakan secara berkala
dan/atau sewaktu-waktu, baik secara menyeluruh kepada
seluruh daerah maupun kepada daerah tertentu sesuai dengan
kebutuhan.
4. Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan secara berkala bagi
Gubernur atau Wakil Gubernur, anggota DPRA, dan pegawai
negeri sipil.
5. Penelitian dan pengembangan dilaksanakan secara berkala
atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.
8.2 Pengawasan
1. Pengawasan adalah suatu kegiatan untuk menguji apakah
pelaksanaan yang terjadi telah sesuai dengan rencana dan
kriteria yang berlaku.
2. Pengawasan bertujuan agar pelaksanaan sesuai dengan
seharusnya dan apabila terjadi penyimpangan, dapat
memberikan saran dan perbaikan.
3. Unsur pengawasan dalam hal ini Inspektorat Aceh adalah
sebagai aparat pengawas fungsional Pemerintah Aceh,
431
mempunyai tugas untuk melaksanakan pengawasan/
pemeriksaan terhadap pelaksanaan pemerintahan termasuk
perencanaan dan pelaksanaan APBA.
a) Aspek Pengawasan
(1) pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPA;
(2) pembinaan sumber daya manusia SKPA;
(3) pengelolaan keuangan;
(4) pengelolaan sarana dan prasarana.
b) Objek Pengawasan
(1) perencanaan;
(2) pengujian kebenaran formal dan material atas
pelaksanaan dan pertanggungjawaban.
c) Dokumen Pengawasan
(1) DPA;
(2) Kontrak/SPK;
(3) SP2D;
(4) SPJ disertai bukti pendukung.
432
BAB IX
PENUTUP
Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Aceh disusun
sebagai operasionalisasi dari pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Sistem dan prosedur ini akan menjadi pedoman dalam
pengelolaan keuangan Aceh secara berkesinambungan dan akan
diubah sesuai kebutuhan atau jika terdapat perubahan-perubahan
yang mendasar dari perundang-undangan yang berlaku.
GUBERNUR ACEH,
ZAINI ABDULLAH