Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
GUBERNUR JAWA TIMUR
PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR
NOMOR 59 TAHUN 2020
TENTANG
RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2020-2024
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA TIMUR,
Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 63 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan,
Pemerintah dan Pemerintah Daerah perlu menyusun
rencana aksi pangan dan gizi setiap 5 (lima) tahun;
b. bahwa untuk kelanjutan Peraturan Gubernur Jawa
Timur Nomor 126 Tahun 2016 tentang Rencana Aksi
Daerah Pangan dan Gizi Provinsi Jawa Timur Tahun
2016-2019 dan dalam upaya melakukan pengawalan
pencapaian indikator pembangunan pangan dan
perbaikan gizi yang mengacu pada Peraturan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun
2018 tentang Rencana Aksi Pangan dan Gizi, perlu
disusun Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi di
Provinsi Jawa Timur Tahun 2020-2024;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Gubernur tentang Rencana Aksi
Daerah Pangan dan Gizi Provinsi Jawa Timur Tahun
2020-2024;
Mengingat : . . .
- 2 -
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Provinsi Djawa Timur (Himpunan
Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun
1950 tentang Perubahan Dalam Undang-Undang Nomor
2 Tahun 1950 (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara
Tahun 1950);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 4421);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5360);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Tahun
2015 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5680);
7. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi;
8. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2017 tentang
Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi;
9. Peraturan . . .
- 3 -
9. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Pangan dan
Gizi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG RENCANA AKSI
DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2020-2024.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Timur.
2. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.
3. Kabupaten/Kota adalah kabupaten/kota di Provinsi Jawa
Timur.
4. Pembangunan Daerah adalah rangkaian penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan di Jawa Timur.
5. Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi yang
selanjutnya disingkat RAD-PG adalah Rencana Aksi
Daerah Pangan dan Gizi Provinsi Jawa Timur Tahun
2020-2024.
Pasal 2
RAD-PG merupakan pedoman dalam upaya pembangunan
pangan dan gizi dalam mendukung pelaksanaan
Pembangunan Daerah pada tahun 2020 sampai dengan tahun
2024 dalam bentuk arah kebijakan, strategi, dan program
serta kegiatan.
Pasal 3 . . .
- 4 -
Pasal 3
(1) Dokumen RAD-PG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Gubernur ini.
(2) Dokumen RAD-PG sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari:
a. Lampiran I : Rencana Aksi Daerah Pangan dan
Gizi Provinsi Jawa Timur
1. BAB I : Pendahuluan;
2. BAB II : Rencana Aksi Multisektor;
3. BAB III : Kerangka Pelaksanaan Rencana
Aksi;
4. BAB IV : Pemantauan dan Evaluasi;
5. BAB V : Penutup; dan
6. BAB VI : Daftar Pustaka.
b. Lampiran II : Indikator Output dan Lembaga
Pelaksana Terkait.
Pasal 4
RAD-PG menjadi pedoman bagi Kabupaten/Kota untuk
menyusun RAD-PG sekaligus menjadi instrumen sinergi
berbagai lembaga di daerah dalam melakukan sinkronisasi
program dan kegiatan dalam upaya pencapaian target
pembangunan pangan dan gizi.
Pasal 5
(1) Pemerintah Provinsi melakukan pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan RAD-PG.
(2) Tata cara pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
RAD-PG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 6 . . .
- 5 -
Pasal 6
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Timur.
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 23 September 2020
GUBERNUR JAWA TIMUR
ttd
KHOFIFAH INDAR PARAWANSA
Diundangkan di Surabaya
pada tanggal 24 September 2020
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR,
ttd
Dr. Ir. HERU TJAHJONO
BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2020 NOMOR 59 SERI E.
- 1 -LAMPIRAN IPERATURAN GUBERNUR JAWA TIMURNOMOR 59 TAHUN 2020TENTANG RENCANA AKSI DAERAHPANGAN DAN GIZI PROVINSI JAWATIMUR TAHUN 2020-2024
RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI PROVINSI JAWA TIMUR
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangRencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) menjadi bagian penting
dalam pembangunan daerah yang bertumpu pada kualitas SDM yang sehatyang produktif. Upaya mewujudkannya adalah dengan pendekatan multisektoryang terintegrasi melalui koordinasi program dan kegiatan direncanakansehingga pencapaian tujuan pembangunan pangan dan gizi dapat dilakukansecara efektif dan berdaya ungkit tinggi dalam memecahkan permasalahan yangdihadapi. Perhatian khusus pemetintah daerah pada stunting merupakankomitmen bersama sebagaimana pembangunan pangan dan gizi ini secara luasdilaksanakan.
Sebagaimana seharusnya, isu-isu pembangunan yang mengarah padapendekatan system yang terintegrasi (multisektor) sehingga programpembangunan juga dapat dilakukan secara keberlanjutan (sustainabledevelopment). Selanjutnya, program pembangunan pangan dan gizi berperanpenting untuk mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing.Pembangunan pangan dan gizi terutama pada 1000 hari pertama kehidupan(HPK), yaitu sejak janin sampai anak berusia dua tahun yang, merupakankesempatan emas pertumbuhan dan perkembangan manusia yang optimal.
Pembangunan pangan dan gizi adalah sebuah investasi strategis yangmemberikan dampak bagi peningkatan kualitas dan produktifitas sumberdayamanusia. Pengaruh pangan dan gizi begitu signifikan sehingga pemerintahmenetapkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2017 tentang KebijakanStrategis Pangan dan Gizi. Selanjutnya, ditetapkan Peraturan MenteriPerencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia nomor 1 Tahun 2018tentang Rencana Aksi Pangan dan Gizi. Dokumen RAD-PG memuat kebijakanstrategis pangan dan gizi, indikator outcome dan targetnya, indikator kinerja(output) atas program dan kegiatan di tetapkan oleh pelaksana program RAD-PG.
- 2 -Sebagaimana dalam Lancet (2013), pembangunan pangan dan gizi
memiliki dimensi yang luas mulai dari aspek produksi pangan, distribusi,konsumsi yang dapat mempengaruhi status gizi. Selain aspek pangan, statusgizi juga dipengaruhi oleh faktor pola asuh, kesehatan lingkungan, sertakualitas pelayanan kesehatan. Selain itu, masalah gizi juga terkait denganpendidikan, budaya, infrastruktur, air bersih, higiene-sanitasi, teknologi danindustri, kemiskinan, komunikasi dan informasi, pembangunan desa,pengawasan obat dan makanan, keluarga berencana, perlindungan anak, danjuga aspek-aspek lainnya baik bersifat sensitif maupun spesifik.
Oleh karena itu, seluruh sektor yang berkaitan dengan faktor-faktortersebut perlu berkoordinasi dalam rangka sinkronisasi program sehinggatercapai ketahanan pangan dan gizi secara efektif dan efisien. Pendekatanmultisektor sekali lagi ditekankan dalam pelaksanaan rencana aksi pangan dangizi baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah (provinsi,kabupaten/kota).
Aspek kesehatan memang menjadi indicator dominan dalam rencana aksipangan dan gizi. Namun demikian, proses pencapaian aspek ini sangatmembutuhkan dukungan semua pihak yang terlibat dalam pembangunan,termasuk juga peran serta masyarakat. Hal ini juga sejalan dengan motto dariSDGs (Sustainable Development Goals), yaitu “No One Left Behind” yang artinyatidak ada yang ketinggalan dalam berpartisipasi dalam pembangunan. Berbagaisektor saling bersinergi dalam program, kegiatan dan implementasinya.
Selain aspek kesehatan, ketahanan pangan juga memegang peran pentingdalam pembangunan pangan dan Gizi. Aspek pemerataan akses pangan danpenggunaan pangan yang aman, bergizi, dan beragam sampai level individumenjadi bagian dalam pembangunan ketahanan pangan. Akses danpenggunaan pangan merupakan input dalam pembangunan gizi yang baik bagimasyarakat.
Tingginya akses pangan tentu didorong oleh adanya kapasitas daya beli,sedangkan dalam aspek utilitas pangan, pengetahuan masyarakat tentangpangan dan gizi menjadi unsur utama bagi peningkatan status gizi dimasyarakat. Keduanya merupakan kombinasi dari dua sisi pembangunanpangan dan gizi sekaligus, yaitu pendekatan dari sisi supplai dan pendekatandari sisi demand.
Pembangunan pangan dan gizi secara nasional telah dimulai sejak tahun2001 dengan program-program pembangunan ketahanan pangan danpeningkatan status gizi masyarakat. Selanjutnya, pembangunan ketahananpangan dan gizi saat ini melanjutkan dampak positif pembangunan pangan dangizi yang telah dilakukan dengan pendekatan multisektor dan partisipasi aktifmasyarakat.
Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) di ProvinsiJawa Timur periode 2020 - 2024 merupakan wujud komitmen Provinsi JawaTimur dalam pembangunan pangan dan gizi. Pada akhirnya, dokumen inimenjadi guidence, kontrol dan evaluasi kegiatan pembangunan pangan dan gizi
- 3 -untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia bagi pembangunan secarakeseluruhan.
Pendekatan Multi-sektor yang digunakan dalam penyusunan RancanganAksi Nasional Pangan dan Gizi Provinsi Jawa Timur periode 2020 – 2024memungkinkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait berpartisipasidan mensinergikan program kerjanya dalam rangka perbaikan pangan dan gizidi Provinsi Jawa Timur.
Koordinasi lintas sektor menjadi komponen penting di sini untukpencapaian target yang ditetapkan secara lebih efektif. Oleh karena itu,keterlibatan instansi-instansi yang berkaitan dengan intervensi langsungmaupun tidak langsung perlu dikoordinasikan dan dilaksanakan secarapartisipatif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, maupun monitoring danevaluasi secara lebih efektif.
Perangkat daerah-perangkat daerah terlibat dalam intervensipembangunan pangan dan gizi baik yang bersifat intervensi gizi sensitif maupunintervensi gizi spesifik. Perangkat daerah yang terlibat tersebut adalah DinasKesehatan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Sosial, DinasPendidikan, Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Kepemudaan danKeolahragaan, Dinas PU Bina Marga, Dinas PU Sumber daya Air, DinasPerumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Cipta Karya (PRKPCK), DinasPerkebunan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perindustrian danPerdagangan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pemberdayaan Masyarakat,Dinas Lingkungan Hidup, termasuk diantaranya juga adalah DinasPemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan, KantorWilayah Kementerian Agama, dan BBPOM.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Perkebunan, DinasPeternakan, Dinas Kelautan dan Perikanan yang berkaitan dengan peningkatanproduksi dan ketersediaan pangan yang sehat, bergizi, beragam dan aman.Dinas Perindustrian dan perdagangan berkaitan dengan distribusi,keterjangkauan pangan sedangkan untuk keamanan pangan DinasPerindustrian dan Perdagangan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan. DinasKesehatan berperan dalam penanganan kesehatan, pencegahan danpengendalian penyakit.
Program-program yang berkaitan dengan pengawasan pangan, sertifikasibarang, inspeksi pangan dan pengembangan perdagangan dilakukan oleh DinasPerindustrian dan Perdagangan bekerjasama dengan BBPOM. Dinas Pendidikanmemiliki tugas penting untuk peningkatan pengetahuan kesehatan masyarakatdan hewan sedangkan pengetahuan pangan dan gizi, sosialisasi pendewasaanusia pernikahan dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, PerlindunganAnak dan Kependudukan bergerak dalam peningkatan pengetahuan masyarakattentang tumbuh kembang anak, termasuk ASI eksklusif dan MP-ASI.
- 4 -Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Sumberdaya
air, Dinas Perumahan rakyat, Kawasan Pemukiman dan Cipta Karya merupakandinas-dinas yang berkaitan dengan pekerjaan umum yang bertanggung jawabdalam penyediaan air bersih, perbaikan dan penyediaan akses pangan secarafisik serta sanitasi yang layak. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, berkontribusi dalam pembangunanpangan dan gizi melalui perbaikan akses pangan masyarakat utamanya denganpeningkatan pendapatan dan daya beli, sementara bagi masyarakat yangkurang mampu peningkatan daya beli dilakukan melalui program keluargaharapan oleh Dinas sosial. Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Komunikasi danInformasi Dinas Kepemudaan dan Olahraga, termasuk Kantor Agama jugadiharapkan kontribusinya dalam pendidikan pasangan calon pengantin .
Program-program kerja dan kegiatan-kegiatan direncanakan OPD terkaitpangan dan gizi ditetapkan dalam rencana strategis OPD berperan pentinguntuk disinergikan bagi peningkatan perbaikan pangan dan gizi masyarakat,peningkatan aksesibilitas pangan, diversifikasi pangan, peningkatan aspekmutu dan keamanan pangan, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, danpeningkatan kinerja koordinasi pembangunan pangan dan gizi.
Dokumen ini menjadi sangat penting menghubungkan program dankegiatan pada OPD-OPD terkait di Jawa timur sehingga bersinergimeningkatkan pangan dan gizi masyarakat di Jawa Timur. Partisipasi aktif OPDterkait di Jawa Timur dan juga peran aktif masyarakat menjadi kuncikeberhasilan pembangunan pangan dan gizi di Jawa timur.
1.2 Tujuan Penyusunan RADPGPenyusunan dokumen Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi 2020 -2024
Provinsi Jawa Timur adalah sebagai panduan yang diacu dan arahan yangdiperhatikan bagi OPD, Dewan Perwakilan Rakyat, organisasi non pemerintah,institusi masyarakat dan pelaku lain untuk berperan serta meningkatkankontribusinya dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan dan perbaikan gizidi Provinsi Jawa Timur.
Berikut tujuan khusus penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan danGizi periode 2020– 2024 Provinsi Jawa Timur, adalah:1. Mengintegrasikan dan menyelaraskan perencanaan pangan dan gizi daerah
melalui koordinasi program dan kegiatan multisektor;2. Meningkatkan pemahaman, peran dan komitmen pemangku kepentingan
pangan dan gizi untuk mencapai kedaulatan pangan serta ketahananpangan dan gizi;
3. Memberikan panduan bagi pembangunan pangan dan gizi denganmenggunakan pendekatan multisektor; dan
4. Memberikan panduan bagi pelaksanaan pemantauan dan evaluasipembangunan pangan dan gizi pendekatan multisektor.
- 5 -1.3 Dasar Hukum Penyusunan RAD-PG1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan
dan Gizi,5. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi.6. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019.7. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2017 tentang Kebijakan Strategis
Pangan dan Gizi.8. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI Nomor 1 Tahun
2018 tentang Rencana Aksi Pangan dan Gizi.
- 6 -BAB II
RENCANA AKSI MULTISEKTOR
2.1 Indikator dan Sasaran Pangan dan Gizi2.1.1 Indikator dan Sasaran Pangan
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya perbaikan pangan dan giziadalah terwujudnya sumber daya manusia yang cerdas, sehat, produktif secaraberkelanjutan, dan berdaya saing tinggi. Secara khusus rencana aksimultisektor dalam impelementasi intervensi pembangunan pangan dan gizimasyarakat di Jawa Timur periode 2019 – 2024, adalah:1. Peningkatan efektifitas program dalam peningkatan gizi masyarakat2. Penguatan efek pembangunan pada ketersediaan dan kemandirian pangan
secara berkelanjutan3. Peningkatan kemantapan dan keberlanjutan aksesibilitas pangan dan
penganekaragaman konsumsi4. Peningkatan pengawasan Mutu dan keamanan pangan secara lebih
komprehensif5. Peningkatan nilai tambah dan bisnis pangan yang membawa multiplier pada
penguatan keamanan dan diversifikasi pangan bagi masyarakat Jawa Timur6. Peningkatan perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS)7. Penguatan kelembagaan pangan dan Gizi
Sedangkan sasaran dari Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG)periode 2020– 2024 Provinsi Jawa Timur adalah perbaikan pangan dan gizimasyarakat sehingga mampu mewujudkan sumber daya manusia yang cerdas,sehat dan produktif secara berkelanjutan melalui sinergisme antar OPD terkaitdi Provinsi Jawa Timur sehingga diharapkan mampu mencapai target RAD-PGsecara efektif dan efisien. Sasaran rencana aksi multisector dalam aspek pangansecara rinci disajikan pada Tabel 1 berikut ini.
- 7 -Tabel 1 Indikator dan Sasaran Pangan Provinsi Jawa Timur 2020 - 2024
*Angka target 2019
2.1.2 Indikator dan Sasaran GiziSelain sasaran pangan, sasaran pembangunan gizi masyarakat juga
mendapatkan perhatian penting. Berikut sasaran-sasaran tentang perbaikangizi disajikan dalam table berikut ini.
Tabel 2 Indikator dan Sasaran Gizi Provinsi Jawa Timur 2020 - 2024NO INDIKATOR SATUAN DASAR 2020 2021 2022 2023 20241 Balita dengan Berat
Badan Kurang% 10.1 9.6 9.1 8.6 8.5 7.6
2 Balita dengan BeratBadan Sangat Kurang
% 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2
3 Balita Wasting (Kurusdan sangat Kurus)
% 8.5 8.2 7.9 7.6 7.3 7.0
4 Bayi dengan BeratBadan Lahir Rendah
% 8.0 7.5 7.0 6.5 6.0 5.5
5 Balita Stunting % 32.81 28.0 26.0 24.0 22.0 20.0
6 Angka Kematian Bayi / 1000 22.46 22.10 21.50 21.00 20.50 20.007 Persentase ASI
Eksklusif > 50%Jumlah
Kab/ Kota36 36 37 38 38 38
8 Persentase Anemia IbuHamil
% 28.0 27.0 26.0 25.0 24.0 23.0
9 Persentase BadanLebih dan Obesitaspada penduduk usia >18 tahun
% 21.8 22.4 22.4 22.4 22.4 22.4
Indikator Satuan Dasar2019 2020 2021 2022 2023 2024
Ketersediaan Energi KKal/kap/hari
2357 2357 2400 2400 2400 2400
Ketersediaan Protein Gr/kap/hari
62 62 63 63 63 63
Ketersediaan Produksi panganutama (beras) thd konsumsi
% 1,19 1,19 1,2 1,2 1,21 1,22
Produksi padi Ribu Ton 10.748,7* 10.964 11.183 11.407 11.635 11.867
Produksi Jagung Ribu Ton 6.674,22* 6.808 6.944 7.083 7.224 7.369
Produksi Kedelai Ribu Ton 249.,33* 254,31 259,40 264,59 269,88 275,28
Produksi Gula Ribu Ton 1,62 1.116 1.120 1.150 1.200 1.220
Produksi Daging Sapi Ribu Ton 103,40 105,99 108,63 111,35 114,13 116,99
Produksi ikan hasiltangkapan yang didaratkan
Ribu Ton - 137,00 139,05 141,14 143,25 145,40
Produksi Garam Ribu Ton 1,314 750 775 800 820 845
Angka Kecukupan Energi Kkal/kap/hari
2150 2150 2150 2150 2150 2150
Angka Kecukupan Protein Gr/kap/hari
57 57 57 57 57 57
Tingkat Konsumsi Ikan kg/kap/tahun
38,62 40 42 44 46 48,96
Pola Pangan Harapan SkorPPH
87,7 87,70 88,80 89,90 90,00 91,10
Konsumsi kalori kkal/kap/hari
11,94 12 12,1 12,3 12,5 12,8
- 8 -2.2 Prinsip dan Pendekatan Kunci
Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Provinsi Jawa Timur disusunsebagai upaya harmonisasi dan integrasi program kerja antar perangkat daerahterkait pangan dan gizi. Hal ini sebagai upaya untuk peningkatan efektifitasprogram pembangunan khususnya berkaitan dengan program dan kegiatanpeningkatan pembangunan pangan dan gizi di Provinsi Jawa Timur.
Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi di Provinsi Jawa Timurmempertimbangkan lima pilar, yaitu:a. Pilar 1 – Perbaikan gizi masyarakat, meliputi bidang:
1. Promosi dan pendidikan gizi masyarakat2. Pemberian suplementasi gizi3. Pelayanan kesehatan dan masalah gizi4. Pemberdayaan masyarakat di bidang pangan dan gizi5. Jaminan sosial yang mendukung perbaikan pangan dan gizi6. Pendidikan anak usia dini
b. Pilar 2 – Peningkatan aksesbilitas pangan yang beragam, meliputi bidang:1. Produksi pangan dalam negeri2. Penyediaan pangan berbasis sumber daya lokal3. Distribusi pangan4. Konsumsi kalori, karbohidrat, protein dan vitamin5. Peningkatan akses pangan bagi masyarakat misikin dan masyarakat yang
mengalami rawan pangan dan gizic. Pilar 3 – Mutu dan Keamanan Pangan, meliputi bidang:
1. Pengawasan regulasi dan standar gizi2. Pengawasan keamanan pangan segar3. Pengawasan keamanan pangan olahan4. Pengawasan pangan sarana air minum dan tempat-tempat umum5. Promosi keamanan pangan
d. Pilar 4 - Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, meliputi bidang:1. Pencegahan dan pengendalian penyakit menular2. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular3. Penyediaan air bersih dan sanitasi4. Penerapan kawasan tanpa rokok5. Penerapan perilaku sehat
e. Pilar 5 – Koordinasi Pembangunan Pangan dan Gizi, meliputi bidang:1. Perencanaan pangan dan gizi2. Penguatan peranan lintas sektor3. Penguatan pencatatan sipil dalam perbaikan gizi4. Pelibatan pemangku kepentingan5. Pemantauan dan evaluasi6. Penyusunan dan penyampaian laporan
Lima pilar di atas merupakan referensi utama dalam perencanaan danimplementasi RAD-PG di Provinsi Jawa Timur. Perbaikan terhadap aksespangan yang bergizi, aman dikonsumsi, dan ditunjang dengan pola hidup yangsehat merupakan bidang intervensi dalam dokumen RAD-PG Provinsi JawaTimur. Implementasi intervensi selanjutnya didasarkan pada perencanaan yangrelevan, jelas, dan terukur, implementasinya mendasarkan pada prinsippartisipatif dan kolaboratif dari berbagai sektor yang terlibat.
- 9 -Sinkronisasi program antar OPD di Jawa Timur menjadi mutlak
dilakukan, selain itu sinkronisasi dokumen RAD-PG Jawa Timur denganperencanaan daerah juga merupakan bagian penting lainnya. Berikut adalahlogical framework keterkaitan OPD dalam kegiatan perbaikan pangan dan gizi diJawa Timur.
Gambar 1. Logical fra mework RADPG lin tas sector
RAD-PG Provinsi harus merupakan derivasi dari Perencanaan JangkaPanjang Daerah Provinsi Jawa Timur (RPJP Jawa Timur), Perencanaan JangkaMenengah (RPJM Jawa Timur), dan juga rencana strategis (Renstra) ProvinsiJawa Timur. Beradasarkan RPJP Provinsi Jawa Timur 2005 – 2025 dinyatakanbahwa target ingin dicapai adalah Jawa Timur sebagai:
“Pusat Agrobisnis Terkemuka, Berdaya Saing Global dan BerkelanjutanMenuju Jawa Timur Makmur dan Berakhlak”
Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang daerah (RPJPD)dan RPJMD Provinsi Jawa Timur yang telah disusun sebagai pedoman dalampembangunan lima tahun ke depan. Visi RPJMD Provinsi Jawa Timur, adalah:“Terwujudnya Masyarakat Jawa Timur yang Adil, Sejahtera, Unggul danBerakhlak dengan Tata Kelola Pemerintahan yang Partisipatoris Inklusif
melalui Kerja Bersama dan Semangat Gotong Royong.”
Infrastruktur ekonomi,Kesehatan, dan Pendidikan
(Dinas PRKPCK, Dinkes,Dispendik)
Akses air bersih
(Dinkes, Dinas PRKPCK)
Lingkungan yang bersihdan sehat
(DLH, Dinkes, Kemenag)
Akses Pendidikan danPenyuluhan Kesehatan
(Dispendik, Dinkes, BPOM,Dinas DP3AK, BKKBN,Dinsos, Dispora, Dinas
Kominfo)
Ketersediaan Pangan
(Distankp, Disnak,Disbun, DinasKelautan danPerikanan)
Akses Pangan Sehat dan Pengentasan Kemiskinan
(BPSDM, Dinsos, Diskop dan UKM, Disperindag,Dinas PMD, BPOM)
Perbaikan Gizi Keluarga
(Dinkes, Dinsos, BPOM)
Penurunan Stunting
(Dinkes, Dinsos)
Pola Asuh
(Dinkes, Dinsos, DinasDP3AK)
- 10 -Agar visi tersebut dapat tercapai, tidak dapat dipungkiri bahwa
kemampuan sumber daya manusia yang cerdas, berkualitas dan berdaya saing.Melalui kemampuan dan kapasitas sumber daya manusia aspek kesehatan danpangan berkualitas, bergizi dan diberimbang dapat dikembangkan.Terpenuhinya gizi yang baik dan berkualitas juga mampu peningkatankemampuan sumber daya manusia yang produktif. Dengan demikian,penyusunan RAD-PG Provinsi Jawa Timur tidak dapat dipisahkan denganpencapaian visi Provinsi Jawa Timur.
RAD-PG juga memiliki peran dalam pembangunan yang berkelanjutan agarpemanfaatan sistem ekonomi kerakyatan berdasarkan komoditas unggulandaerah dapat terwujud. Secara rinci agar visi Provinsi Jawa Timur dapatterwujud, maka misi pembangunan Provinsi Jawa Timur disusun sebagaiberikut:
1. Mewujudkan Keseimbangan Pembangunan Ekonomi, Baik antar Kelompok,antar Sektor dan Keterhubungan Wilayah
2. Terciptanya Kesejahteraan yang Berkeadilan Sosial, Pemenuhan KebutuhanDasar Terutama Kesehatan dan Pendidikan, Penyediaan Lapangan Kerjadengan Memperhatikan Kelompok Rentan
3. Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Inovatif, Terbuka, PartisipatorisMemperkuat Demokrasi Kewargaan untuk Menghadirkan Ruang Sosial yangmenghargai prinsip Kebhinekaan
4. Melaksanakan Pembangunan Berdasarkan Semangat Gotong Royong,Berwawasan Lingkungan untuk Menjamin Keselarasan Ruang Ekologi, RuangSosial, Ruang Ekonomi dan Ruang Budaya
International Conference on Nutrition 2 telah menyepakati diperlukannyaaksi yang terkoordinasi antar pelaku di semua sektor terkait. Hal ini jugadidukung dengan koordinasi lintas sektor, kebijakan yang koheren, programdan inisiatif, untuk mengatasi beban gizi dan mempromosikan sistem panganberkelanjutan (FAO, 2014).
Pendekatan multisektor merupakan pendekatan yang pada prinsipnyamembangun partnership dan kolaborasi program dan kegiatan antar OPD gunameningkatkan efisiensi dan daya ungkit intervensi dalam aspek pangan dan gizidi Jawa Timur. Pendekatan multisektor dalam perbaikan pangan dan gizi sangatdiperlukan, hal ini disebabkan perbaikan melalui gizi yang telah dilakukansektor kesehatan tidak sepenuhnya dapat menyelesaikan masalah pangan dangizi. Sektor yang lain dibutuhkan untuk intervensi sektor non kesehatan, baik disektor penguatan pertanian, perlindungan sosial, perbaikan air, ketahananpangan, sanitasi lingkungan, maupun melalui program keluarga berencana.
Khusus berkaitan dengan stunting, apabila intervensi spesifik gizi,melalui upaya sektor kesehatan, ditingkatkan cakupannya menjadi 90 persendari populasi, tingkat stunting hanya akan turun sebesar 30 persen. Penurunanini masih lebih rendah dari target yang ditetapkan WHO melalui ComprehensiveImplementation Plan (CIP) untuk tahun 2025. Meningkatkan intervensi sensitifgizi melalui sektor lainnya sangat diperlukan untuk mencapai target ini.Meskipun belum ada bukti yang menghitung estimasi secara tepat kontribusiintervensi gizi sensitif terhadap pengurangan stunting, indikasi awalmenunjukkan bahwa perlindungan sosial, penguatan pertanian, serta
- 11 -perbaikan air dan sanitasi lingkungan berkontribusi terhadap percepatanperbaikan gizi (Franzo, 2014).Dengan demikian, disadari baik secara nasional maupun global bahwaketersediaan pangan yang melimpah melebihi kebutuhan pangan penduduktidak menjamin bahwa seluruh penduduk terbebas dari kelaparan dan gizikurang. Aspek distribusi, akses pangan dan pengetahuan tentang pangan dangizi serta pemanfaatannya sendiri sangat mempengaruhi bagaimana makananini sampai di tangan rumah tangga dan digunakan untuk memenuhi kebutuhangizi keluarganya.
Mendasarkan pada 5 pilar dan pendekatan multisektor, maka dalampenyusunan RAD-PG Provinsi Jawa Timur 2020 – 2024 mengacu pada upaya-upaya, yaitu: penurunan prevalensi balita gizi kurang dan gizi buruk, stunting,anemia pada ibu hamil, IMR, AHH, juga indek kesehatan masyarakat,ketersediaan dan akses pangan yang cukup, bermutu, bergizi dan berimbang,serta perubahan perilaku masyarakat untuk dapat hidup bersih dan sehat.
Pencapaian baik aspek kesehatan maupun non-kesehatan yangberpengaruh positif pada perbaikan pangan dan gizi dilakukan secara bertahapdan melalui keluaran yang terukur, yakni:1. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk pemberian ASI ekslusif bagi
balita2. Meningkatkan akses dan cakupan imunisasi dasar lengkap bagi balita3. Meningkatnya tingkat keragaman konsumsi dan skor Pola Pangan Harapan
(PPH)4. Meningkatnya industry makanan dan minuman yang menerapkan GMP (Good
Manufacturing Practices)5. Meningkatnya cakupan jajanan anak sekolah yang memenuhi syarat dan
pangan rumah tangga (PIRT) tersertifikasi6. Meningkatnya jumlah rumah tangga yang melakukan perilaku hidup sehat
dan bersih (PHBS)7. Meningkatnya kemandirian pangan wilayah dengan produksi pertanian,
peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanam yang berkelanjutanmelalui penerapan GAP (Good Agricultural Practices).
8. Meningkatnya daya dukung wilayah untuk hidup sehat dengan lingkuganyang bersih, ketersediaan air bersih bagi seluruh warga, dan ketertibanlingkungan.
Disadari bahwa upaya peningkatan pangan dan gizi masyarakat bukanlahusaha mudah yang hanya membutuhkan dana yang cukup untuk intervensimelalui program dan kegiatan. Pembangunan pangan dan gizi secaraberkelanjutan adalah upaya komprehensif yang melibatkan perubahan perilakumasyarakat untuk lebih memperhatikan dan terbiasa dengan hidup secarasehat dan bersih. Berikut adalah asep-aspek penting yang perlu diperhatikanadalam pembangunan pangan dan gizi, yaitu:
1. Sosial dan Budaya: kemiskinan, pendidikan, persepsi hak asasi manusia,pemberdayaan keluarga dan kesetaraaan gender, persepsi kesehatanreproduksi, keamanan makanan, kepercayaan dan perilaku yangbertentangan dengan pola hidup sehat.
2. Sistem pangan dan gizi: sumberdaya manusia, infrastruktur, pembiayaan,implementasi standar pelayanan minimal, ketahanan pangan terkait dengan
- 12 -climate change, kewaspadaan pangan dan gizi terkait dengan kemiskinan,pengawasan mutu dan keamanan pangan, koordinasi dan kemitraan,penelitian pangan dan gizi termasuk kurang zat gizi mikro.
3. Koordinasi lintas sektor demi efektifitas kinerja program memerlukankomitmen masing-masing OPD untuk bersama-sama mengarah padaperbaikan pangan dan gizi.
Perangkat Daerah dan lembaga terkait lainnya yang terlibat dan memilikiperan dalam pembangunan dan pengembangan pangan dan gizi masyarakatProvinsi Jawa Timur disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3. Kelembagaan dan Perannya dalam Pelaksanaan RAD-PG Provinsi JawaTimur
Lembaga Peran1. Dinas Kesehatan 1. Promosi dan kampanye 1000 HPK, ASI eksklusif dan
pedoman gizi seimbang, serta pemantauan berat badanpada anak dan remaja
2. Pelatihan tenaga kesehatan dan kader posyandu tentang1000 HPK, tumbuh kembang anak, status gizi prahamildan saat hamil, inisiasi menyusu dini, ASI ekslusif
3. Edukasi gizi saat pemeriksaan ANC4. Penyebaran media KIE gizi di fasilitas kesehatan dan
sekolah (pelibatan kominfo)5. Pengawalan pemasaran susu formula6. Pelatihan pemberian makan balita7. Intensifikasi penggunaan informasi yang ada pada kartu
menuju sehat8. Standarisasi pengetahuan gizi bagi tenaga gizi9. Suplementasi tablet besi-folat/MMS bagi ibu hamil dan
remaja putri10. Suplementasi vitamin A pada anak11. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak
melalui penimbangan di posyandu dan pengisian kartumenuju sehat
12. Melakukan penatalaksanaan kasus gizi buruk akut13. peningkatan cakupan Peserta JKN Kesehatan14. Program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)15. Edukasi penerapan PHBS (terutama
Tabel 3. Kelembagaan dan perannya dalam pelaksanaan RAD-PG Provinsi JawaTimur (Lanjutan)
Lembaga Peran
- 13 -16. penggunaan jamban sehat dan penggunaan air bersih)17. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan18. Jumlah dan distribusi tenaga kesehatan serta fasilitas
kesehatan yang memenuhi standar pelayanan minimal19. Imunisasi dasar lengkap bagi bayi dan anak20. Peningkatan sanitasi21. Fortifikasi garam beryodium22. PMT pada ibu KEK23. Surveilans dan skrining gizi24. Memasyarakatkan olahraga dengan promosi, edukasi dan
dukungan untuk melakukan aktivitas fisik yang cukupsehingga mencapai keseimbangan energi
2. Dinas Pendidikan 1. Aktivasi program UKS, dokter kecil2. Edukasi dan promosi terkait jajanan sehat3. Pembenahan kantin sekolah dan aturan terkait jajan di luar
sekolah4. Menggalakkan kembali program kebun sekolah5. Wajib belajar 12 tahun6. Pelatihan gizi dan tumbuh kembang anak bagi guru7. Program kecakapan hidup perempuan dan keayahbundaan
Tabel 3. Kelembagaan dan perannya dalam pelaksanaan RAD-PG Provinsi JawaTimur (Lanjutan)
Lembaga Peran3. Dinas Pertanian
dan KetahananPangan
1. Penerapan teknologi budidaya pertanian yang baik danramah lingkungan
2. Peningkatan luas panen, produksi, dan produktivitastanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
3. Peningkatan luas panen, produksi, dan produktivitastanaman hortikultura
4. Peningkatan dan pengembangan sarana dan prasaranapertanian
5. Pengendalian OPT6. Perningkatan kualitas hasil produksi pertanian7. Peningkatan nilai tambah hasil pertanian8. Penanganan pemasaran9. Pembinaan kelompok tani10. Promosi dan kampanye dalam rangka meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat untukmengkonsumsi aneka ragam pangan sehingga terjadidiversifikasi konsumsi pangan
11. Meningkatkan keterampilan dalam pengembangan olahanpangan local
12. Mengembangakan dan mendiseminasikan teknologi tepatguna untuk pengolahan pangan lokal
13. Aktivasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi14. Model kawasan mandiri pangan15. Penguatan sistem kewaspaan pangan dan gizi
- 14 -Tabel 3. Kelembagaan dan perannya dalam pelaksanaan RAD-PG Provinsi JawaTimur (Lanjutan)
Lembaga Peran16. Model lumbung pangan masyarakat17. Pemantauan distribusi, harga dan cadangan pangan18. Optimalisasi pemanfaatan pekarangan, diantaranya
melalui Program Kawasan Pangan Rumah Pangan Lestari19. Promosi dan kampanye terkait diversifikasi pangan20. Peningkatan keterampilan dalam pengembangan olahan21. Diseminasi teknologi tepat guna untuk pengolahan
pangan lokal
4. Dinas Peternakan 1. Peningkatan produksi ikan budidaya2. Peningkatan produksi ikan tangkap3. Pembinaan peningkatan kapasitas petani dan nelayan4. Pengembangan agribisnis perikanan dan peternakan5. Promosi6. Peningkatan produksi daging7. Peningkatan produksi susu8. Peningkatan produksi telur9. Pembinaan peningkatan kapasitas peternak
5. Dinas Perindustriandan Perdagangan
1. Menjamin ketersediaan pangan di pasar2. Memantau stabilitas harga bahan pangan3. Melakukan operasi pasar
Tabel 3. Kelembagaan dan perannya dalam pelaksanaan RAD-PG Provinsi JawaTimur (Lanjutan)
Lembaga Peran4. Melakukan pengawasan terhadap promosi susu formula5. Dukungan terhadap industri pangan dan makanan6. Regulasi terkait fortifikasi7. Pembinaan dan pengembangan industri makanan dan
minuman8. Standariasi kualitas produk makanan dan minuman
6. BPOM 1. Pengembangan Desa Pangan Aman (PAMAN)2. Peningkatan pemberdayaan kader keamanan pangan desa3. Peningkatan kualitas manajemen keamanan pangan
sekolah4. Peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga Penyuluh
Keamanan Pangan (PKP) dan District Food Inspector (DFI)5. Pengawasan keamanan obat dan makanan6. Regulasi pelabelan, promosi, serta iklan makanan7. Pembinaan dan pengawasan Industri Rumah Tangga
Pangan (IRTP)7. Dinas Sosial 1. Pelaksanaan program peningkatan pelayanan pemenuhan
kebutuhan dasar bagi Balita Terlantar melalui pelayananpanti
- 15 -Tabel 3. Kelembagaan dan perannya dalam pelaksanaan RAD-PG Provinsi JawaTimur (Lanjutan)
Lembaga Peran8. Dinas Perumahan
Rakyat, KawasanPermukiman & CiptaKarya
1. Pembangunan Saluran PAM ke rumah tangga2. Pembangunan infrastruktur limbah
9. Dinas PemberdayaanPerempuan,Perlindungan Anakdan Kependudukan
1. Peningkatan kualitas ber-KB2. Pembinaan keluarga sejahtera3. Mengkampanyekan usia kehamilan >18 tahun
10. Dinas PemberdayaanMasyarakat dan Desa
1. Pengembangan pasar desa2. Peningkatan akses pangan oleh kelompok miskin3. Pemberdayaan usaha produktif4. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat (UEM)5. Peningkatan akses teknologi tepat guna (TTG)
11. Dinas Koperasi danUKM
1. Pengembangan wirausaha baru2. Pengembangan akses KUMKM terhadap modal, sarana
produksi3. Peningkatan teknologi KUMKM4. Pembinaan pemasaran KUMKM5. Peningkatan akses teknologi tepat guna (TTG)
12. Dinas Komunikasi danInformatika
1. Menerima informasi dari SPKD terkait tentang informasipangan dan gizi
2. Menyebarluaskan informasi tentang aspek yang berkaitandengan pangan dan gizi
Tabel 3. Kelembagaan dan perannya dalam pelaksanaan RAD-PG Provinsi JawaTimur (Lanjutan)
Lembaga Peran13. Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah1. Pertemuan advokasi berjenjang, workshop2. Mempublikasikan dan menyebarluaskan kebijakan
kepada pengambil kebijakan3. Koordinasi rutin Gernas 1000 HPK di tingkat pusat dan
pemantauannya di tingkat daerah4. Menyusun/memperbaharui regulasi yang memfokuskan
1000 HPK terutama pada kelompok rentan5. Monitoring pelaksanaan RAD PG
14. Biro AdministrasiKesejahteraan SosialProvinsi Jawa Timur
1. Koordinasi dalam monitoring dan evaluasi penanganan
15. Kantor WilayahKementerian AgamaProvinsi Jawa Timur
1. Pembinaan Pondok Pesantren tentang Perilaku HidupBersih dan Sehat
2. Sosialisasi tentang Usia perkawinan yang ideal3. Sosialisasi tentang keluarga idela4. Soisialisasi tentang keluarga berencana
2.3 Penguatan RAD-PG Provinsi Jawa Timur
- 16 -Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi di Provinsi Jawa Timur perlu
dilakukan penguatan untuk menjadi pedoman dan diimplentasikan dalamrangka pembangunan dan pengembangan pangan dan gizi. Penguatandimaksudkan untuk memberikan daya dobrak program pada penyelesaianpermasalahan pangan dan gizi di Provinsi Jawa timur.
Beberapa aspek penting untuk diperhatikan terkait dengan penguatanRAD-PG Jawa Timur adalah:(1) Penguatan legal aspek RAD-PG
i. Membentuk tim koordinasi di tingkat provinsi yang terdiri dari lintassektor
ii. Menetapkan dasar hukum RAD-PG melalui Peraturan Gubernur ProvinsiJawa Timur
(2) Penguatan aspek perencanaan dan penganggaran, melalui:i. Penyusunan RAD-PG di tingkat provinsiii. Sosialisasi RAD-PG kepada pemangku kepentingan di tingkat provinsi
dan kabupaten/kota;iii. Menyertakan program terkait intervensi gizi sensitif dan spesifik dalam
DPA Dinas dan badan dan memastikan intervensi tersebut memperolehpendanaan yang memadai setiap tahunnya
(3) Penguatan aspek implementasi, monitoring dan evaluasi.Penguatan RAD-PG di Provinsi Jawa timur dari aspek legalitas yaitu,
terbentuknya tim koordinasi yang terdiri dari lintas sektor dan ditetapkan suratkeputusan (SK) untuk tim koordinasi tersebut. Tim Koordinasi ini terdiri daritim pengarah dan tim teknis. Kemudian menetapkan dasar hukum RAD-PGmelalui Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur.
Perhatian pada aspek perencanaan adalah terkait dengan penyusunandokumen RAD-PG yang melibatkan banyak sektor. Sehingga, hal tersebutmenjaring partisipasi atau keterlibatan sebanyak-banyaknya baik dariperangkat daerah maupun di luar pemerintahan untuk berpartisipasi dalampembangunan pangan dan gizi.
Penguatan RAD-PG dalam aspek implementasi adalah penguatanoperasional perencanaan sehingga dapat dilaksanakan dengan baik dan efektifdalam pencapaian sasaran dan tujuan kegiatan. Sosialisasi dan koordinasikepada setiap pemangku kepentingan mulai dari tingkat provinsi sampai tingkatkabupaten/kota adalah kegiatan penting yang harus terus dilakukan dalamimplementasi RAD-PG Jawa Timur. Koordinasi ini diperlukan untuk mencegahketidakharmonisan dalam pelaksanaan kegiatan pada masing-masing perangkatdaerah. Fungsi koordinasi ini diwujudkan dalam pertemuan-pertemuan rutinsaat pelaksanaan RAD-PG pada tahun berjalan.
Monitoring dan evaluasi adalah unsur penting dalam setiap pengelolaanprogram dan intervensi kebijakan pemerintah. Tanpa adanya monitoring danevaluasi maka tidak akan dihasilkan perbaikan-perbaikan ke depan karenalesson learn tidak dapat diperoleh sebagai pengetahuan bersama terkait denganpembangunan pangan dan gizi di Jawa timur. Bahkan, tanpa moinitoring danevaluasi dapat dikatakan bahwa pembangunan dan gizi tidak ada pengelolaanyang baik.
- 17 -Pembangunan pangan dan gizi Provinsi Jawa Timur sejalan dengan
RPJMD Provinsi Jawa Timur terutama terkait dengan Strategi UmumPembangunan Jawa Timur kedua, yaitu pembangunan berkelanjutan yanginklusif bertujuan untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan, pemenuhankebutuhan dasar, penyiapan Jawa Timur untuk menghadapi disrupsi ekonomimaupun ketidakpastian masa depan (uncertain future). Kondisi pangan dan giziyang baik diharapkan dapat menjadi salah satu factor penting peningkatankapasitas SDM untuk berkembang dan memiliki progress kualitas yang semakinbaik. Selanjutnya, SDM yang semakin baik, sebagai modal utamapembangunan, akan mendinamisasi sector riil yang berimbas pada peningkatanincome, menggerakkan konsumsi lebih baik, dan juga berimplikasi padainvestasi dan pertumbuhan daerah. Ini menjadi semakin jelas bagaimanaketerkaitan pangan dan gizi terhadap pembangunan daerah secara luas.
Di sisi lain, sebagai tantangan seluruh masyarakat Indonesia saat inisalah satunya adalah problem tentnag stunting. Provinsi sebagai Jawa Timursecara khusus memberikan perhatian pada penanggulangan permasalahanstunting baik dalam tindakan preventif maupun kuratifnya. Pencegahanstunting memerlukan intervensi gizi yang terpadu mencakup intervensi gizispesifik dan gizi sensitive (Bappenas, 2018).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkanpenurunan prevalensi stunting di tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode5 tahun, yaitu dari 37,2% (2013) menjadi 30,8% (2018). Sedangkan untuk balitaberstatus normal terjadi peningkatan dari 48,6% (2013) menjadi 57,8% (2018).Adapun sisanya mengalami masalah gizi lain (Bappenas, 2018). Intervensi gizispesifik menyasar penyebab stunting yang meliputi (i) kecukupan asupanmakanan dan gizi, (ii) pemberian makan, perawatan dan pola asuh, dan (iii)pengobatan infeksi/penyakit.
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang mengaturpenyelenggaraan upaya perbaikan gizi masyarakat meliputi: arah, tujuan, danstrategi perbaikan gizi masyarakat. Tujuan perbaikan gizi adalah meningkatkanmutu gizi perorangan dan masyarakat. Terdapat empat strategi perbaikan gizimasyarakat, yaitu: 1) Perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai dengangizi seimbang; 2) Perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan kesehatan; 3)Peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan kemajuan ilmudan teknologi; dan 4) Peningkatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi.
- 18 -
Sumber: UNICEF 1997; IFPRI, 2016; BAPPENAS 2018Gambar 2. Kerangka penyebab stunting di Indonesia
Kajian Bank Dunia dan Kementeriaan Kesehatan menemukan beberapaindicator penting diobservasi dengan baik dengan pelayanan gizi konvergenkhususnya pada anak 0-23 tahun. Berikut adalah sector program, indicator dnpersen akses secara nasional.
Tabel 4. Akses Terhadap Pelayanan Gizi Pada Anak 0-23 BulanSektor Program/
PelayananIndikator Akses (%)
Kesehatan 1 Imunisasi dasar 35.6Gizi 2 ASI Eksklusif 60.2
3 Keragaman Makanan 32.5Air Minum dan Sanitasi 4 Air minum 74.2
5 Sanitasi 68Pendidikan 6 Pendidikan Anak Usia Dini 8.4Pertanian 7 Skor kerawanan pangan 11.9Proteksi sosial 8 Akta kelahiran 83.1Sumber: Kajian Bank Dunia dan Kementerian Kesehatan, 2017
Komitmen dan inisiatif pemerintah untuk mencegah stunting diawalidengan bergabungnya Indonesia ke dalam gerakan Global Scaling-Up Nutrition(SUN) 2011. Hal ini ditandai dengan penyampaian surat keikutsertaan Indonesiaoleh Menteri Kesehatan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa. Gerakan ini diluncurkan tahun 2010 dengan prinsip dasar bahwasemua warga negara memiliki hak untuk mendapatkan akses terhadapmakanan yang memadai dan bergizi (Bappenas, 2018).
Riskesdas juga mengungkap bagaimana keterkaitan antara income dankasus stanting yang terdeteksi. Hasil dari Riskesdas menunjukkan bahwaquintile 1 dan quintile 2 (kategori sangat miskin dan miskin) relative memilikiproporsi kasus stunting yang relative tinggi, dan semakin memiliki tingkatincome yang lebih baik maka kecenderungan stunting akan semakin menurun(data tahun 2013 sampai 2017).
- 19 -
Sumber: Riskesdas, Kemenkes dan Susenas, BPS (diolah)Gambar 3. Angka prevalensi stunting berdasarkan kelompok pendapatan
Dinas Kesehatan Jatim berdasarkan Elektronik Pencatatan dan PelaporanGizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), Juli 2019, prevalensi stunting balita diJatim adalah 36,81%. Tiga daerah dengan prevalensinya tertinggi adalahKota Malang (51,7%), Kabupaten Probolinggo (50,2%), dan Kabupaten Pasuruan(47,6%). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018, prevalensistunting balita umur 0 sampai 59 bulan di Jatim mencapai 32,81%.Angka ini lebih tinggi dari prevalensi stunting nasional yakni sebesar30,80%.
Di sisi lain, data Dinkes Jatim, jumlah kematian ibu di Jatim, pada 2017mencapai 529 orang per seratus ribu kelahiran hidup. Kemudian pada 2018berkurang sedikit menjadi 522 orang. Adapun pada 2019, tepatnya hingga 19Juli 2019, mencapai 263 orang.
Program pemerintah terkait stunting di Jawa Timur diantaranya adalahmelalui Micronutrient Supplementation for Reducing Mortality and Morbidity ataudikenal dengan MITRA. Sebuah program yang sudah berjalan sejak tahun 2015didukung oleh Nutrition International. Beberapa locus di Provinsi Jawa Timurmenjadi sasaran program ini. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Bersamadengan Nutrition International bekerjasama dalam penurunan stunting di JawaTimur. Program ini dilaksanakan sebagai integrasi suplementasi zat gizi mikrountuk menurunkan anemia gizi besi pada ibu hamil serta sakit dan kematianbalita. Kegiatan ini adalah pemberian suplementasi tablet tambah darah bagiibu hamil untuk mengurangi anemia dan meningkatkan hasil kehamilan.Pemberian vitamin A pada anak balita untuk melindungi balita dari infeksioportunistik dan meningkatkan kekebalan daya tahan tubuh balita. PemberianZinc dan oralit untuk mengobati diare pada anak balita.
- 20 -BAB III
KERANGKA PELAKSANAAN RENCANA AKSI
3.1 Faktor Determinan Pangan dan Gizi3.1.1 Situasi Pembangunan Pangan
Sebagaimana diuraikan sebelumnya, bahwa upaya menjagakesinambungan pembangunan pangan, sayarat pertamanya adalah mantapnyaketersediaan pangan di wilayah Jawa Timur. Sehingga kebutuhan pangan dapatdipenuhi dengan baik sampai tingkat individu di Jawa Timur.
Kebutuhan akan pangan tentu terkait erat dengan seberapa besarpopulasi dan seberapa cepat pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besarpopulasi dan semakin cepat pertumbuhan maka kebutuhan akan panganmenjadi factor yang semakin signifikan dalam pembangunan. Berikut adalahposisi Jawa Timur terhadap provinsi lain di Indonesia.
Gambar 4. Jumlah populasi (jiwa) per provinsi dan proporsinya (%)Sumber: BPS Indonesia
Nampak ditinjau dari ukuran populasinya, bahwa Jawa Timur memilikiproporsi yang tertinggi kedua setelah Jawa Barat. Jawa Timur dengan luaswilayah 47,800 Km2 memiliki penduduk di tahun 2018 tercatat 39.5 juta jiwa;sedangkan, Jawa Barat dengan luas wilayah 35,378 Km2 memiliki populasipenduduk 48.68 juta jiwa.
Jika dilihat dari pertumbuhan penduduknya, nampak bahwa provinsiJawa Timur adalah provinsi dengan tingkat pertumbuhan penduduknya palingrendah, yaitu 0.63 persen. Ini juga berarti, bahwa Jawa Timur memiliki tekananpenduduk yang relative paling rendah dibanding provinsi lainnya. Tekananpenduduk dapat berimplikasi penting pada pentingnya penyediaan pangan yangcukup, ini artinya kapasitas produksi pangan harus meningkat, dan di sisi lainberarti perlunya penyediaan resetlement yang semakin meningkat. Tekananpopulasi penduduk di Jawa seringkali berdampak pada peningkatan alih fungsilahan pertanian menjadi perumahan. Ini artinya, terjadi pengurangan potensiproduksi pangan di sisi lainnya.
010
2030
4050
0100002000030000400005000060000
Aceh
Sum
ater
a U
tara
Sum
ater
a Ba
rat
Riau
Jam
biSu
mat
era
Sela
tan
Beng
kulu
Lam
pung
Kep
Bang
ka B
elitu
ngKe
pula
uan
Riau
DKI J
akar
taJa
wa
Bara
tJa
wa
Teng
ahDI
Yog
yaka
rta
Jaw
a Ti
mur
Bant
en Bali
Nus
a Te
ngga
ra B
arat
Nus
a Te
ngga
ra T
imur
Kalim
anta
n Ba
rat
Kalim
anta
n Te
ngah
Kalim
anta
n Se
lata
nKa
liman
tan
Tim
urKa
liman
tan
Uta
raSu
law
esi U
tara
Sula
wes
i Ten
gah
Sula
wes
i Sel
atan
Sula
wes
i Ten
ggar
aG
oron
talo
Sula
wes
i Bar
atM
aluk
uM
aluk
u U
tara
Papu
a Ba
rat
Papu
a
Jumlah Populasi (jiwa) dan proporsinya (%)
2010 2012 2018 Proporsi Penduduk tahun 2018
- 21 -
Gambar 5. Laju pertumbuhan penduduk per provinsi per tahun rata-rata2010-2018Sumber: BPS Indonesia
Jika dilihat dari komposisi penduduk, karakteristik demografi dapatdilihat dari dependency ratio. Rasio antara penduduk usia produktif danpenduduk usia tidak produktif, baik itu yang kurang dari 15 tahun atau yanglebih dari 65 tahun memberikan indikasi tingkat ketergantungan. Hal inikemudian dirumuskan dalam dependency ratio atau rasio ketergantungan.
Provinsi Jawa Timur dari struktur demografinya menunjukkan tingkatangka ketergantungan sekitar 43 persen. Ini berarti setiap seorang bukan usiaproduktif ditanggung oleh rata-ratanya sekitar 2 orang lebih usia produktif.Berikut adalah grafik rincian dependency ratio-nya.
Gambar 6. Dependensi rasio per Kabupaten/Kota di Jawa TimurSumber: BPS Jawa Timur
00,5
11,5
22,5
33,5
4Ja
wa
Tim
urJa
wa
Teng
ahDK
I Jak
arta
Sula
wes
i Sel
atan
Sula
wes
i Uta
raLa
mpu
ngDI
Yog
yaka
rta
Bali
Sum
ater
a U
tara
Sum
ater
a Ba
rat
Nus
a Te
ngga
ra B
arat
Indo
nesia
Sum
ater
a Se
lata
nJa
wa
Bara
tKa
liman
tan
Bara
tG
oron
talo
Sula
wes
i Ten
gah
Beng
kulu
Nus
a Te
ngga
ra T
imur
Kalim
anta
n Se
lata
nJa
mbi
Mal
uku
Papu
aSu
law
esi B
arat
Aceh
Mal
uku
Uta
raSu
law
esi T
engg
ara
Kepu
laua
n Ba
ngka
…Ba
nten
Kalim
anta
n Te
ngah
Kalim
anta
n Ti
mur
Riau
Papu
a Ba
rat
Kepu
laua
n Ri
auKa
liman
tan
Uta
ra
Laju pertumbuhan penduduk per tahun rata-rata 2010-2018
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
Tingkat dependency ratio di kabupaten/kota di Jawa Timur
- 22 -Nampak bahwa beberapa kabupaten di Jawa Timur yang memiliki
dependency rasio yang relatif tinggi adalah Kabupaten Bangkalan, KabupatenSampang, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Pacitan. Masing-masing kabupatentersebut memiliki dependensi rasio antara 49 sampai 50 persen, yaitu lebihtinggi dari dependensi rasio Jawa Timur, yaitu 43,68 persen.
Tingginya dependensi rasio memberikan signal dalam aspek demografiakan tingginya beban yang harus ditanggung usia produktif. Dengan dependensirasio yang tinggi maka tanggungan usia produktif semakin tinggi sehinggasurplus yang dibangkitkannya harus di share dengan orang yang tidak produktifdalam jumlah yang lebih banyak. Dependensi rasio meningkatkan berpotensimenurunkan tingkat kesejahteraan masyarkat. Kecuali jika produktifitas usiaproduktif meningkat.
Kondisi pangan secara internasional menunjukkan bahwa terjadipelandaian produksi pangan internasional terutama untuk produk beras (FAO,2018). Lebih lagi, kondisi produksi dan utilisasi semakin berhimpit sehinggasurplus pangan terutama beras akan semakin menipis di pasar dunia. Dari totalproduksi dunia untuk beras tahun 2018, yaitu 511,4 juta ton maka utilisasinyaadalah 509,5 juta ton. Trading atas beras hanya 47,5 juta ton atau sekitar 9,29persen saja. Produsen beras dunia adalah China dengan produksi padi sekitar209 juta ton, disusun India sekitar 160 juta ton. Setelah keduanya makaproduksi padi di Indonesia menempati urutan ketiga dengan produksi padisekitar 80 juta ton.
Jika melihat kondisi Global Food Security Index (GFSI) pada tahun 2018,Indonesia menempati posisi ke 65 dari 113 negara. Kelemahan Indonesiadibandingkan dengan negara lainnya adalah terkait dengan affordability danjuga food quality and food safety. Affordability terkait dengan daya belimasyarakat, sedangkan food quality dan food safety terkait dengan diversifikasidan keamanan pangan.
Selain terkait isu GFSI, pencapaian SDGs juga menjadi input pentinguntuk diperhatikan dalam rangka pembangunan pangan nasional dan jugapembangunan pangan Jawa Timur. Hasil analisis pencapaian SDGs Indonesiatahun 2019 menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 102 dari 162negara. Beberapa kelemahan penting dari peringkat Indonesia yang relativerendah dibandingkan dengan negara lain adalah terkait dengan (1) kelemahandalam infrastruktur, inovasi dan industry, (2) kesenjangan yang relative tinggi,(3) pengelolaan di darat, (4) pengelolaan di air, dan juga (5) permasalahan dipartnership dalam pencapaian tujuan ditetapkan.
UU No 18 tahun 2012 menyatakan bahwa Negara berkewajibanmewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi Panganyang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasionalmaupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah NegaraKesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumberdaya, kelembagaan, dan budaya lokal.
- 23 -Tujuan penyelenggaraan pangan menurut UU No 18 tahun 2012 adalah
(1) meningkatkan kemampuan memproduksi Pangan secara mandiri, (2)menyediakan Pangan yang beraneka ragam dan memenuhi persyaratankeamanan, mutu, dan Gizi bagi konsumsi masyarakat, (3) mewujudkan tingkatkecukupan Pangan, terutama Pangan Pokok dengan harga yang wajar danterjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat; (4) mempermudah ataumeningkatkan akses Pangan bagi masyarakat, terutama masyarakat rawanPangan dan Gizi; (5) meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditasPangan di pasar dalam negeri dan luar negeri; (6) meningkatkan pengetahuandan kesadaran masyarakat tentang Pangan yang aman, bermutu, dan bergizibagi konsumsi masyarakat; (7) meningkatkan kesejahteraan bagi Petani,Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Pelaku Usaha Pangan; dan (8) melindungidan mengembangkan kekayaan sumberdaya Pangan nasional.
Aspek ketersediaan dan akses pangan merupakan dimensi pentinglainnya dari pembangunan pangan dan gizi. Aspek ketersediaan diperoleh daripotensi produksi pangan domestik dan dapat pula melalui impor pangan daridaerah lainnya. Sedangkan kemampuan dari akses pangan merupakanrepresentasi dari ketersediaan yang cukup dan kemampuan daya belimasyarakat. Mantapnya ketersediaan pangan, daya beli masyarakat yang baikdidukung pengetahuan tentang gizi dan penggunaan pangan yang baik akanmenjadi komposisi ideal bagi pembangunan pangan dan perbaikan kesehatanserta kualitas sumberdaya manusia.
Pembangunan pangan di Provinsi Jawa Timur terus dimantapkan melaluiprogram-program pembangunan daerah Provinsi Jawa Timur. Dalam RPJMDProvinsi Jawa Timur 2019-2024 pembangunan pertanian dalam rangkapenguatan ketahanan pangan diwujudkan melalui pembangunan kawasan-kawasan pertanian. Kawasan Pertanian yang dimaksud dalam RPJMD ProvinsiJawa Timur ini adalah gabungan dari sentra-sentra pertanian yang memenuhibatas minimal skala ekonomi pengusahaan dan efektivitas manajemenpembangunan wilayah secara berkelanjutan serta terkait secara fungsionaldalam hal potensi sumber daya alam, kondisi sosial budaya, faktor produksidan keberadaan infrastruktur penunjang.
Kawasan pertanian ini akan mendorong semakin tumbuhnya korporasipetani, yaitu kelembagaan ekonomi petani berbadan hukum yang berbentukkoperasi atau badan hukum lain dengan sebagian besar kepemilikan modaldimiliki oleh petani. Dengan demikian Kawasan Pertanian Berbasis KorporasiPetani merupakan kawasan pertanian yang dikembangkan dengan strategimemberdayakan dan mengkorporasikan petani. Dengan demikian, wilayahpenting pengembangan dalam kawasan pertanian adalah wilayah fungsionalyang sangat mungkin terjadi lintas wilayah administratif.
Tujuan dari pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petaniadalah:a. Meningkatkan nilai tambah serta daya saing wilayah dan komoditas
pertanian untuk keberlanjutan ketahanan pangan nasional;b. Memperkuat sistem Usaha Tani secara utuh dalam satu manajemen
kawasan;
- 24 -c. Memperkuat kelembagaan petani dalam mengakses informasi, teknologi,
prasarana dan sarana publik, permodalan serta pengolahan dan pemasaran.Kondisi existing pertanian terkait dengan ketahanan pangan di Jawa
Timur dapat disajikan sebagai berikut. Ditinjau dari sisi produksi Provinsi JawaTimur adalah salah satu provinsi besar di Indonesia yang memiliki peransebagai pensuplai logistik nasional. Surplus produksi pertanian yangdihasilkan Jawa Timur menjadi ketersediaan pangan nasional.
Gambar 7. Produksi dan produktifitas padi per provinsi tahun 2018Sumber: BPS Indonesia
Sebagaimana sifat alami sektor pertanian, tidak semua lokasi adalahsentra produksi pertanian. Sentra produksi padi misalnya banyak dihasilkanoleh Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Lamongan.Ketiganya adalah produsen terbesar Pangan di Jawa Timur. Selengkapnya dapatdilihat dari garfik berikut ini.
9539330 10537922
020000004000000600000080000001000000012000000
ProvinsiACEH SUMATERA UTARASUMATERA BARATRIAU JAMBI SUMATERA SELATANBENGKULULAMPUNGKEP. BANGKA…KEP. RIAUDKI JAKARTAJAWA BARATJAWA TENGAHDI YOGYAKARTAJAWA TIMURBANTENBALI NUSA TENGGARA…NUSA TENGGARA…KALIMANTAN BARATKALIMANTAN…KALIMANTAN…KALIMANTAN TIMURKALIMANTAN UTARASULAWESI UTARASULAWESI TENGAHSULAWESI SELATANSULAWESI…GORONTALOSULAWESI BARATMALUKUMALUKU UTARAPAPUA BARATPAPUA
Produksi Padi Per Propinsi Tahun 2018 (Ton)
57,11 57,63 59,77 51,85
010203040506070
ACEHSUMAT
ERA UTARA
SUMATERA BA
RAT RIAU JAMBISUMAT
ERA SELATAN BENGK
ULU LAMPUNG
KEP. BANGKA
…KEP. R
IAUDKI JAK
ARTAJAWA B
ARATJAWA T
ENGAHDI YOG
YAKARTA
JAWA TIMUR BANTE
N BALINUSA T
ENGGARA…
NUSA TENGGA
RA…KALIM
ANTAN BARAT
KALIMANTAN
TENGAH
KALIMANTAN
…KALIM
ANTAN TIMUR
KALIMANTAN
UTARASULAW
ESI UTARA
SULAWESI TEN
GAHSULAW
ESI SELATAN
SULAWESI TEN
GGARA GORONTALO
SULAWESI BA
RAT MALUKU
MALUKU UTAR
APAPUA
BARAT PAPUA INDONESIA
Produktifitas Padi Per Propinsi Tahun 2018 (Ton/Ha)
- 25 -
Gambar 8. Produksi padi, jagung dan kedelai per provinsi tahun 2018Sumber: BPS Indonesia
Selain distribusi yang tidak merata, aspek fluktuasi propduksi antarwaktu juga penting menjadi perhatian yang serius. Siklus musiman musimtanam komoditas pertanian menyebabkan produksi pertanian juga bervariasitidak terkecuali komoditas padi sebagai bahan makanan utama. Padaumumnya, produksi padi terbanyak pada bulan Maret – April, kemudianmenurun terus seiring dengan perubahan cuaca dan ketersediaan air. Berikutadalah Gambar fluktuasi produksi bulanan dari komoditas padi di Jawa Timur.
Gambar 9. Fluktuasi produksi padi per bulan di Provinsi Jawa Timur, 2018Sumber: BPS Jawa Timur
Selain komoditas beras/padi, Jawa Timur juga memiliki potensi produksijagung yang sangat besar. Untuk komoditas kedelai, walaupun produksi JawaTimur relatif tinggi dibandingkan provinsi lain namun masih defisit, berikutdisajikan perkembangan produksinya di Jawa Timur.
0,221,02
2,421,42
0,66 0,981,25
0,740,6 0,45 0,4 0,3800,51
1,522,53
Januari
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
September Oktobe
rNovem
berDesem
berProduksi Padi (GKG) Per Bulan (Juta Ton)
- 26 -
Gambar 10. Realisasi ketersediaan pangan Provinsi Jawa TimurSumber: Dinas Pertanian dan KP Provinsi Jawa Timur, 2019Keterangan: 1) Angka sementara, 2) Produksi padi metode KSA
Trend sumberdaya lahan digunakan untuk komoditas jagung di JawaTimur cenderung meningkat di beberapa tahun terakhir. Namun demikian,untuk areal kedelai menunjukkan trend yang menurun. Dalam kontek produksipertanian, petani rasional dengan melihat potensi keuntungan yang diharapkan.Jika potensi keuntungan diharapkan pada komoditas tertentu menurun padaumumnya petani akan beralih ke komoditas lain.
Gambar 11. Luas lahan komoditas jagung dan kedelai di Jawa TimurSumber: Dinas Pertanian dan KP Propinsi Jawa Timur
1.050.0001.100.0001.150.0001.200.0001.250.0001.300.0001.350.000
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Luas lahan (Ha) komoditas Jagung di Jawa Timur
- 50.000,00 100.000,00 150.000,00 200.000,00 250.000,00 300.000,00
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Luas Lahan Kedelai (Ha) di Jawa Timur
- 27 -Ubi kayu di Jawa Timur diproduksi dalam jumlah yang relatif besar.
Namun demikian dari data 3 tahun menunjukkan adanya sedikit penurunan.Tahun 2015 produksi ubi kayu sebesar 3.16 juta ton kemudian menurun ditahun 2017 menjadi sekitar 2.91 juta ton. Berikut adalah Gambar propduksibaik ubi jalar dan ubi kayu diproduksi di Jawa Timur.
Gambar 12. Produksi ubi jalar dan ubi kayu di Provinsi Jawa TimurSumber: Dinas Pertanian dan KP Propinsi Jawa Timur
Potensi produksi kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalardiproduksi di Jawa Timur disajikan dalam gambar berikut ini. Gambarperkembangan produksi dari tahun ke tahun komoditas pertanian pangan diJawa Timur menunjukkan kuatnya potensi ketersediaan pangan. Namundemikian, aspek akses dan pemanfaatan pangan adalah aspek lain yang jugamenjadi sangat penting untuk diperhatikan dari waktu ke waktu.
Selain kaya akan produksi tanaman pangan, Provinsi Jawa timur jugamemiliki potensi besar di tanaman hortikultura, perkebunan, peternakan danperikanan. Berikut adalah gambaran potensi produksi beberapa subsektortersebut di Jawa Timur.
350.516 288.039 257.414
3.161.573 2.924.933 2.908.417
- 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 3.500.000
2015 2016 2017 2015 2016 2017Produksi Ubi Jalar Produksi Ubi Kayu
Produksi ubi jalar dan ubi kayu di Jawa Timur (Ton)
28
Gambar 13. Produksi kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar dan ubi kayu di Provinsi Jawa TimurSumber: BPS Propinsi Jawa Timur
29Tabel 5. Produksi sayur-sayuran dan buah-buahan semusim (ton) JawaTimur, 2015 – 2017
No Jenis Tabama 2015 2016 20171. Jamur 79.093 1.087.338 951.5392. Cabai Rawit 250.007 260.803 339.0223. Bawang Merah 277.121 304.521 306.3164. Kubis 199.311 236.657 256.8365. Kentang 212.173 227.996 241.1806. Semangka 153.521 129.747 120.2957. Cabai Besar 91.135 95.539 100.9778. Bawang daun 79.003 91.362 86.9999. Tomat 59.180 60.719 66.75910. Terung 62.483 48.929 63.05711. Sawi 39.289 44.043 61.26412. Wortel 48.589 59.515 61.24313. Ketimun 34.326 34.059 40.77414. Kacang Panjang 32.297 32.800 38.01615. Melon 53.314 47.090 37.94916. Labu Siam 25.902 22.502 28.25017. Buncis 28.542 26.075 25.08418. Kangkung 14.140 17.329 20.94519. Blewah 15.669 13.593 13.61320. Kembang Kol 6.211 11.432 12.41721. Bayam 5.307 6.141 7.86722. Paprika 1.916 1.925 2.03823. Bawang Putih 582 777 65324. Kacang tanah 600 665 60125. Stroberi 709 625 38226. Lobak 51 34 130Sumber: BPS Propinsi Jawa Timur
Dari komoditas sayur-sayuran dan buah-buahan semusim diketahuibahwa Jawa Timur memiliki produksi yang besar di komoditas jamur, cabairawit, bawang merah, kubis, dan kentang. Kelima komoditas tersebut masukdalam sayur-sayuran. Sedangkan buah-buahan semusim di Jawa Timurdidominasi oleh komoditas semangka, melon, blewah, dan strowberi.
Sedangkan untuk komoditas buah-buahan tahunan di Jawa Timurdidominasi oleh komoditas pisang, mangga, jeruk, apel dan pepaya. Komoditaspisang diproduksi sekitar 1,9 juta ton per tahun, sedangkan mangga dan jerukmasing-masing diproduksi sekitar 0,89 juta ton per tahun di tahun 2017.Berikut adalah data produksi masing-masing komoditas buah-buahandiproduksi di Provinsi Jawa Timur.
30Tabel 6. Produksi buah-buahan tahunan (ton) Jawa Timur, 2015 – 2017
No Komoditas 2015 2016 20171 Pisang .629.437 1.865.772 .960.1292 Mangga 806.644 655.692 898.5953 Jeruk Siam/Keprok 480.395 837.369 898.2794 Apel 238.141 329.065 317.9445 Pepaya 266.014 235.370 241.5376 Durian 233.715 201.687 227.9527 Nenas 171.303 65.102 126.9638 Nangka/Cempedak 116.494 118.025 108.4489 Rambutan 149.148 97.013 108.24710 Salak 105.020 73.741 97.16411 Alpukat 78.124 72.502 78.06712 Petai 61.998 48.420 53.36813 Belimbing 54.000 38.749 43.34014 Jambu Biji 28.339 30.528 33.24415 Melinjo 26.972 25.427 33.16416 Jeruk Besar 15.160 19.945 20.54317 Sirsak 14.250 14.891 19.13918 Manggis 29.748 19.245 16.68819 Sukun 12.655 13.921 14.06420 Jambu Air 14.110 10.570 13.73521 Sawo 12.100 11.855 10.97422 Duku/Langsat/Kokosan 12.707 10.323 9.71923 Anggur 307 358 37024 Jengkol 237 97 30225 Markisa/Konyal 267 186 133
Sumber: BPS Propinsi Jawa Timur
31
Gambar 14. Produksi sayur dan buah semusim di Provinsi Jawa TimurSumber: BPS Propinsi Jawa Timur
Secara nasional, Jawa Timur memiliki potensi besar dalam produksigula dari komoditas tebu. Jawa Timur adalah sentra produksi tebu nasional.Bahkan proyeksi khusus dari perencanaan nasional untuk Jawa Timursebagai supliyer terbesar untuk produk gula nasional. Berikut adalahproduksi tebu dan komoditas perkebunan lainnya.
Gambar 15. Produksi buah tahunan di Provinsi Jawa TimurSumber: BPS Propinsi Jawa Timur
898.5951.059.326227.952276.426
898.279 918.6791.960.129 2.059.923
241.537 262.16097.164101.943 - 500.000
1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018Mangga Durian Jeruk Pisang Pepaya Salak
Produksi Buah-buahan Menurut Jenis Tanaman MenurutKabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur (ton), 2017 dan 2018
- 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000 1.400.000
Tebu Kelapa Kopi Kakao Karet Cengkeh
Produksi tanaman perkebunan (ton) Jawa Timur
201520162017
32Potensi peternakan di Jawa Timur dapat digambarkan dalam Gambar
berikut ini. Untuk kelompok ruminansia, populasi sapi adalah yang terbesarkemudian disusul populasi ternak kambing. Untuk populasi unggas, yangterbesar adalah ayam ras pedaging dan kemudian disusun ayam ras petelur.Selengkapnya dapat diketahui dari Gambar berikut ini.
Gambar 16. Populasi ternak di Provinsi Jawa TimurSumber: BPS Propinsi Jawa Timur
- 50 000 100 000 150 000 200 000 250 000 300 000Sapi Kerbau Kuda Kambin
g Domba Babi Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
2015 2016 2017
Jumlah ternak dipotong di Jawa Timur
224.815.584
46.900.57636.439.200
5.600.971 -
50.000.000
100.000.000
150.000.000
200.000.000
250.000.000
Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur Ayam Bukan Ras Itik
Populasi unggas di Jawa timur (ekor)
2015 2016 2017
33Sementara itu, keragaan perikanan di Jawa Timur dapat dilihat dari
gambar Gambar berikut ini. Budidaya laut dan perikanan tangkapmendominasi produksi perikanan di Jawa Timur. Perikanan tangkap memilikitrend yang semakin meningkat dari tahun 2014 sampai tahun 2017. Trendyang sama dimiliki oleh budidaya tambak dan budidaya kolam. Sedangkan,perikanan budidaya laut menunjukkan fluktuasi yang lebih besar dan ada
trend menurun.
Gambar 17. Produksi perikanan di Provinsi Jawa TimurSumber: BPS Jawa Timur
Lokus produksi perikanan baik perikanan tangkap maupun budidayadapat disajikan dalam tabel di bawah ini. Untuk perikanan tangkap, produksiikan didominasi oleh Kabupaten Lamongan, Kabupaten Sumenep, danKabupaten Banyuwangi. Perikanan tambak yang terbesar di Jawa Timuradalah di Kabupaten Sumenep, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik.Sedangkan perikanan budidaya kolam, produksi yang besar di Provinsi JawaTimur terdapat di Kabupaten Gresik, Kabupaten Sumenep dan KabupatenTulungagung. Berikut adalah produksi perikanan tangkap dan perikananbudidaya untuk tahun 2017.
34
Gambar 18. Produksi ikan tangkap dan budidaya di Provinsi Jawa TimurSumber: BPS Propinsi Jawa Timur
414.644,30
12.813,90
540.922,51
272.729,73
1.880,54 10.888,16 62.873,61
300.199,52
- 100.000,00 200.000,00 300.000,00 400.000,00 500.000,00 600.000,00
Perikanan Laut Perairan Umum Budidaya Laut Kolam Keramba Japung Mina Padi danSawah Tambak TambakPenangkapan Budidaya
Produksi Ikan menurut jenis perikanan tangkap dan perikanan budidaya (ton) di Jawa Timur, 2017
- 35 -Nilai penting sektor pertanian selain sebagai kontribusi pada ketahanan
pangan juga merupakan penopang perekonomian di Jawa Timur. Secaranasional, sektor pertanian menyumbang 12,81 persen GDP nasional. Sedangkan,struktur perekonomian Provinsi Jawa Timur disumbang oleh sektor pertaniansebesar 11,9 persen. Nilai ini adalah proporsi kontribusi pertanian tertinggikedua setelah Provinsi Jawa Tengah (14,04 persen). Namun demikian, jika dilihatdari pertumbuhannya diketahui bahwa ada kecenderungan yang sama, kecualiProvinsi Jawa Barat, bahwa proporsi kontribusi sektor pertanian terus menurundari tahun ke tahun.
Gambar 19. Kontribusi Sektor Pertanian pada PDRB regional dan GDP NasionalSumber: BPS Indonesia
Dengan potensi produksi pangan baik dari hewani maupun nabatidiharapkan akan memberikan dampak positif pada konsumsi pangan masyarakatJawa timur yang lebih sehat dan bergizi, termasuk pula diversifikasi pangannya.Ditinjau dari diversifikasi pangannya, capaian PPH di provinsi Jawa Timur adalahsebagai berikut.
Gambar 20. Perkembangan skor PPH Provinsi Jawa TimurSumber: Dinas Pertanian dan KP Provinsi Jawa Timur, 2019
Dari hasil pengukuran terjadi peningkatan yang tajam atas skor PPH padatahun 2018. Hal ini ditunjukkan dari Gambar 18 bahwa pada tahun 2017 skorPPH adalah 84,80 sedangkan pada tahun 2018 meningkat menjadi 89,70. Hal initentunya merupakan signal positif akan kesadaran masyarakat untukmengkonsumsi makanan yang lebih beragam, bergizi dan berimbang.
0,08
8,67
5,78
14,04
9,78
11,912,81
0
2
4
6
8
10
12
14
16
DKI Jakarta Jawa Barat Banten JawaTengah
DIYogyakarta
Jawa Timur Nasional
2016 2017 2018
- 36 -3.1.2 Situasi Gizi di Provinsi Jawa Timur
Outcome dari pembangunan pangan dan gizi adalah terbentuknya SDMyang sehat dan produktif. Ini terkait dengan pembangunan kualitas SDM yangdikontribusikan dari pembangunan pangan dan gizi. Pengukuran tingkatpembangunan kualitas sumberdaya manusia dengan menggunakan IPM tidakhanya memperhitungkan tingkat standar hidup masyarakat saja, tetapi jugaberkaitan dengan pengetahun dan juga hidup sehat dan angka harapan hidupmasyarakat. Secara lebih rinci, tiga dimensi dasar yang digunakan untukmengukur indeks pembangunan manusia dengan menggunakan metode iniadalah: (1) Hidup sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidupsaat kelahiran; (2) Pengetahuan yang diukur dengan Angka Melek Huruf, yaituAngka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yangdapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya, dan rata-ratalama sekolah, yaitu rata-rata lama sekolah menggambarkan jumlah tahun yangdigunakan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas dalam menjalani pendidikanformal; dan (3) Standar kehidupan yang layak diukur dengan produk domestikbruto per kapita dengan paritas daya beli.
Selama lima tahun terakhir, pembangunan sumberdaya manusia di JawaTimur yang ditunjukkan melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) selalumengalami peningkatan. Kondisi itu ditunjukkan oleh angka IPM pada tahun2014 sebesar 68,14; kemudian terus meningkat pada tahun 2015-2018 yaitumasing-masing sebesar 68,95 (2015); 69,74 (2016); 70,27 (2017); dan 70,77(2018). Ini menunjukkan upaya pemerintah Jawa Timur dalam meningkatkanpembangunan manusia cukup baik. Namun demikian, jika dibandingkan dengancapaian nasional, IPM di Jawa timur masih di bawah capaian nasionalsebagaimana ditunjukkan dalam Gambar berikut ini.
Gambar 21. Nilai IPM Provinsi Jawa Timur dan NasionalSumber: RPJMD Jawa Timur 2019-2024
68,14 68,95 69,74 70,27 70,7768,9 69,55 70,18 70,81 71,39
66676869707172
2014 2015 2016 2017 2018
Axis
Tit
le
IPM Jawa Timur dan Nasional
Jawa timur Nasional
- 37 -IPM di Provinsi Jawa Timur menunjukkan perbaikan dari waktu ke waktu,
namun ada permasalahan di aspek lain yang perlu diperhatikan dan diupayakanperbaikannya, yaitu terkait dengan kesehatan ibu dan balita. Berikut adalahgambaran angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan persenstunting di Provinsi Jawa Timur.
Angka Kematian Ibu (AKI) menunjukkan kematian perempuan pada saathamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan, tanpa memandang lamadan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya ataupengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain (seperti kecelakaan, terjatuhdan lain-lain) per 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Timur masih cenderung naik dalamperiode 3 (tiga) tahun ini, yaitu tahun 2015-2017, namun pada tahun 2018mengalami penurunan tetapi tidak signifikan. Hal ini memerlukan kerja kerasdari semua pihak dalam upaya menurunkannya, dimana pada Tahun 2018 inidiharapkan AKI bisa memenuhi target yang diharapkan pada angka90,9/100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu melahirkan paling banyak disebabkan pendarahan,hipertensi, dan infeksi. Peningkatan kesadaran bagi ibu yang memiliki resikotinggi agar lebih aware, dapat meminimalkan terjadinya komplikasi selamakehamilan yang diharapkan bisa menekan Angka Kematian Ibu (AKI).
Sedangkan, Angka Kematian Bayi (AKB) menunjukkan banyaknyakematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1.000 kelahiran hidup pada tahuntertentu atau probabilitas bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun(dinyatakan dengan per seribu kelahiran hidup).
Tingginya angka kematian bayi dipicu karena asfiksia dan berat badan bayilahir yang rendah, dibawah 2.500 gram. Berdasarkan tabel diatas, AngkaKematian Bayi (AKB) di Jawa Timur cenderung menurun dalam kurun waktu 3(tiga) tahun terakhir yaitu periode 2015-2017. Hal ini menunjukkan bahwaupaya yang dilakukan untuk menekan AKB sudah menunjukkan kemajuan.Untuk data tahun 2018 belum ada data dari BPS Provinsi Jawa Timur.
Kondisi bayi yang perlu mendapat perhatian lainnya adalah stunting.Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan giziyang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidaksesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalamkandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
Stunting cenderung menurun periode 4 (empat) tahun ini, yaitu tahun2015-2018. Semua pihak harus berkerja keras dalam menurunkan stunting.Masyarakat, pemerintah, institusi kesehatan serta seluruh stakeholder yangterlibat harus bersinergi menurunkan stunting.
- 38 -
Gambar 22. AKI, AKB, dan Stunting di Provinsi Jawa TimurSumber: Renstra Dinas Kesehatan Jawa Timur 2019-2024
Disajikan pula posisi masing-masing kabupaten/kota terkait dengan AKIdan layanan anak balita di Jawa Timur. Tingkat AKI yang rendah terdapat diKabupaten Malang, Kabupaten dan kota Blitar. Sedangkan AKI yang tinggiterdapat di Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Ponorogo dan kabupaten Madiun.Prioritas penanganan stunting di Provinsi Jawa Timur ada pada 12 kabupaten(Gambar 22.). Sejak tahun 2018, Pemerintah Pusat juga melakukan intervensiterhadap penurunan stunting dengan menetapkan lokus intervensi hinggatingkat kabupaten/kota. Di Provinsi Jawa Timur, lokus intervensi percepatanpenurunan stunting berada pada 16 Kabupaten/Kota, yakni: Sumenep,Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Lamongan, Kediri, Trenggalek, Nganjuk,Malang, Probolinggo, Bondowoso, Jember, Kota Surabaya, Sidoarjo, KabupatenPasuruan dan Ngawi. Tahun 2021 lokus stunting mengalami penambahan 12kabupaten/kota sesuai dengan Keputusan Menteri Bappenas No 42 Tahun 2020tentang perluasan kabupaten/kota lokus intervensi stunting terintegrasi. Lokusintervensi stunting tahun 2018 – 2021 disajikan pada Tabel 7.
Gambar 23. Locus Stunting Pengukuran Tahun 2019
96,89 89,60 91,00 91,92 91,45
23,87 24,00 23,60 23,10 23,1025,00 27,10 26,10 26,70 22,000,0020,0040,0060,0080,00100,00120,00
2014 2015 2016 2017 2018
AKI, AKB dan stunting di Jawa Timur
Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Bayi (AKB) Persentase Stunting
15 19 1810
3122
12 1118
27
10
25
05101520253035 Prioritas Stunting di Jawa Timur
- 39 -Tabel 7. Kabupaten/Kota Lokasi Fokus Intervensi Penurunan StuntingTerintegrasi Tahun 2018-2021, Provinsi Jawa Timur
No Kabupaten/KotaTahun
2018 2019 2020 20211 Kab Trenggalek2 Kab Malang3 Kab Jember4 Kab Bondowoso5 Kab Probolinggo6 Kab Nganjuk7 Kab Lamongan8 Kab Bangkalan9 Kab Sampang10 Kab Pamekasan11 Kab Sumenep12 Kab Kediri13 Kab Pasuruan14 Kab Ngawi15 Kab Sidoarjo16 Kota Surabaya17 Kab Ponorogo18 Kab Tulungagung19 Kab Blitar20 Kab Lumajang21 Kab Banyuwangi22 Kab Situbondo23 Kab Mojokerto24 Kab Jombang25 Kab Madiun26 Kab Bojonegoro27 Kab Tuban28 Kab Gresik29 Kota Malang
Sumber: Bappenas, 2020
- 40 -
Gambar 24. Angka kematian Ibu per kabupaten/kota di Provinsi Jawa TimurSumber: Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2018
Dilihat dari cakupan layanan anak balita diketahui dari Gambar berikut inibahwa Kota Madiun adalah yang tertinggi sedangkan yang terendah cakupanlayanan anak balitanya adalah Kabupaten Bangkalan. Berikut adalah detailGambar cakupan layanan anak balita.
Gambar 25. Cakupan Pelayanan Anak Balita per Kabupaten/Kota Provinsi JawaTimur Tahun 2017Sumber: Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2018
Aspek penting yang merupakan impact dari pembangunan pangan dan giziadalah tingkat harapan usia penduduk yang diukur dari AHH (angka harapanHidup). Angka Harapan Hidup menunjukkan rata-rata tahun hidup yang masihakan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatutahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku.
- 41 -
Gambar 26. Perkembangan AHH di Provinsi Jawa TimurSumber: Renstra Dinas Kesehatan Jawa Timur 2019-2024
Angka Harapan Hidup di Jawa Timur cenderung mengalami peningkatanselama periode 3 (tiga) tahun ini, yaitu tahun 2014-2017. Hal ini menunjukkanpeningkatan kesejahteraan penduduk pada umumnya khususnya, danmeningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Menggambarkan jugaefektivitas pelaksanaan program pembangunan pembangunan, program sosial,kesehatan, kecukupan gizi serta program penanggulangan kemiskinan. Untukdata tahun 2018 belum ada data dari BPS Provinsi Jawa Timur.
Dalam komparasi tingkat nasional, kinerja pembangunan pangan dan gizidi Jawa Timur terkait dengan gizi balita dapat digambarkan sebagai berikut. DariGambar di bawah ini diketahui bahwa dalam kaitannya dengan balita gizi burukdan gizi kurang terjadi perbaikan gizi balita tetapi perubahan masih relative kecil.Hal yang sama terkait dengan kondisi data balita pendek dan sangat pendek.Penurunan persentase balita pendek dan sangat pendek terlihat relative kecil.Secara detail dapat dilihat pada gambar berikut ini.
70,6870,74
70,8 70,8
70,6270,6470,6670,6870,770,7270,7470,7670,7870,870,82
2015 2016 2017 2018
Angka Harapan Hidup
- 42 -Gambar 27. Proporsi status gizi buruk dan gizi kurang menurut provinsi, 2013dan 2018Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Gambar 28. Proporsi status gizi pendek dan sangat pendek menurut provinsi,2013 dan 2018Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Sebagaimana indicator kesehatan gizi yang lain, perbaikan gizi pada balitadilihat dari persentasi balita gizi buruk dan balita gizi kurang juga menunjukkanpersentasi yang terus menurun. Rate penurunan balita gizi buruk dan gizikurang di Jawa Timur antara tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2018adalah 1.6% untuk gizi buruk dan sekitar 1% untuk balita gizi kurang.
Gambar 29. Proporsi status gizi buruk dan gizi kurang pada balita Provinsi JawaTimur 2013 – 2018Sumber: Riskesdas, 2018
- 43 -
Gambar 30. Proporsi status gizi buruk dan gizi kurang pada balita menurutKabupaten/kota, Provinsi Jawa Timur 2013 – 2018Sumber: Riskesdas, 2018
Performance perbaikan gizi kurang dan gizi buruk per Kabupaten/Kota diProvinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa Kabupaten Sumenep memiliki kinerjaprogram yang sangat tinggi dari hampir mencapai 30% untuk balita gizi kurangdan gizi buruk kemudian turun menjadi sekitar 15% pada tahun 2018. Beberapawilayah yang justru meningkat persentasi balita gizi buruk dan gizi kurangnyaadalah Kabupaten Ponorogo, Kota Madiun, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Malang,Kabupaten Mojokerto, Kota Pasuruan, dan juga Kota Probolinggo. Selengkapnyadapat dilihat dalam Gambar 29 di atas.
Kondisi kesehatan balita juga diobservasi dari tinggi badan balita. Balitasangat pendek dan pendek di Provinsi Jawa Timur berdasarkan Riskesdas (2018)menunjukkan bahwa penurunan proporsi kategori balita sangat pendek di JawaTimur menurun sangat signifikan, yaitu dari 16.8% menjadi 12.92%, tetapi balitapendek justru naik sedikit dari 19% menjadi 19.8%. Hal ini dapat dilihat dalamgrafik berikut ini.
Gambar 31. Proporsi Status Gizi Balita Sangat Pendek dan Pendek Provinsi JawaTimur 2013 – 2018Sumber: Riskesdas, 2018
- 44 -Status gizi balita berdasarkan tinggi badan sangat pendek dan pendek,
hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa Kota Mojokerto dan Kota Malangadalah dua kota dengan kasus tersebut yang paling rendah, sedangkan untukBangkalan, Pamekasan, dan Sampang adalah kelompok wilayah yang memilikiproporsi balita dengan tinggi badan sangat pendek dan pendek yang paling tinggidi Jawa Timur. Hal selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 31 berikut ini.
Gambar 32. Proporsi status gizi balita sangat pendek dan pendek perKabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur 2013 – 2018Sumber: Riskesdas, 2018
Gambar 33. Proporsi status gizi balita kurus dan gemuk Provinsi Jawa Timur2013 – 2018Sumber: Riskesdas, 2018
Hal yang menarik adalah perbedaan antara kondisi balita berdasarkanstatus berat badannya. Balita kurus di Jawa Timur ada 4.4% di 2013 dan turunmenjadi 2.86% di 2018, sedangkan balita gemuk jauh lebih tinggi, yaitu 11.8% ditahun 2013 dan kemudian turun menjadi 9.3% di tahun 2018.
- 45 -
Gambar 34. Proporsi status gizi balita kurus dan sangat kurus perKabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur 2013 – 2018Sumber: Riskesdas, 2018
Gambar 35. Proporsi status gizi balita gemuk per Kabupaten/Kota Provinsi JawaTimur, 2013 – 2018Sumber: Riskesdas, 2018
Gambar 33 dan 34 menunjukkan status gizi balita berdasarkan kondisiberat badannya. Observasi pada balita gizi kurus dan sangat kurus di tahun2013 tersebar sangat berfluktuasi antar wilayah, sedangkan balita prevalensigemuk cenderung lebih terpusat antar wilayah. Pada tahun 2018, hasil Riskesdasmenunjukkan bahwa Kota Malang adalah yang paling rendah proporsi balitakurus dan sangat kurus, sedangkan untuk balita gemuk yang paling rendahadalah Kabupaten Malang. Sementara itu, Kelompok wilayah dengan balita kurusdan sangat kurus tinggi adalah Kabupaten Nganjuk, Sumenep, dan Bangkalan.Balita gemuk, di sisi lain, yang tertinggi adalah di Kota Kediri.
Kesehatan ibu juga merupakan faktor penting yang perlu harusdiperhatikan. Intervensi ini dilakukan dengan pemeriksaan kehamilan (ANC)pada perempuan hamil dan lebih spesifik pemeriksaan kehamilan K1 dan K4.Berikut adalah hasil Riskesdas pemeriksaan ibu hamil di Jawa Timur.Pemeriksaan kehamilan di Jawa Timur mencapai 98.07% di tahun 2018.
- 46 -Sedangkan, pemeriksaan kehamilan K1 ideal pada perempuan 10-54 tahun perKabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur mencapai 88.25%. Kemudian, hasilobservasi menunjukkan penurunan pemeriksaan kehamilan pada K4, yaitu80.20% di tahun 2018. Ini meningkat sedikit dari tahun 2013 sebesar 77.20%.Pada pemeriksaan kehamilan K4, kelompok persentase yang paling rendahadalah wilayah Pamekasan, Bondowoso, dan juga Situbondo. Sedangkankelompok wilayah yang memiliki pemeriksanaan kehamilan K4 adalah KotaMadiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pacitan.
Gambar 36. Proporsi pemeriksaaan kehamilan (ANC Askes) pada perempuanumur 10-54 tahun per Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur, 2013 – 2018Sumber: Riskesdas, 2018
Gambar 37. Proporsi pemeriksaan kehamilan K1 ideal pada perempuan 10-54tahun per Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur, 2013 – 2018Sumber: Riskesdas, 2018
- 47 -
Gambar 38. Proporsi pemeriksaan kehamilan K4 pada perempuan 10-54 tahunper Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur, 2013 – 2018Sumber: Riskesdas, 2018
Imunisasi menjadi faktor lain yang penting dalam menjaga kesehatanbalita. Imunisasi memberikan pertahanan kepada balita atas serangan penyakitdari faktor di luar tubuhnya. Namun demikian angka akses imunisasi dasarlengkap ini masih tergolong rendah untuk di wilayah Sumenep, Pamekasan,Sampang, dan Bangkalan, sedangkan wilayah yang memiliki capaian imunisasidasar lengkap tinggi adalah wilayah Malang dan Jombang. Gambar berikutmenunjukkan detail akses imunisasi dasar lengkap per kabupaten/kota di JawaTimur.
Gambar 39. Cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak umur 12-23 bulan perKabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur, 2013 – 2018Sumber: Riskesdas, 2018
- 48 -Faktor kesehatan ibu, imunisasi anak, juga pemeberian ASI akan
memberikan peningkatan peluang anak untuk tumbuh sehat di usia emasnya.Pemberian ASI eksklusif tertinggi dilakukan di wilayah Kota Blitar, Kota Batu,dan Kota Probolinggo, dangkan wilayah seperti Sampang, Sumenep, Magetan danPacitan pemberian ASI ekslusif relative rendah (< 15%). Jawa Timur berdasarkanRiskesdas 2018 menunjukkan capaian 40.05% untuk pemberian ASI ekslusif.Berikut adalah informasi selengkapnya.
Gambar 40. Pemberian ASI Eksklusif, predominan, dan parsial perKabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur, 2013 – 2018Sumber: Riskesdas, 2018
Pada akhirnya sebagai permasalahan yang menjadi perhatian secaranasional, yaitu permasalahn stunting. Kasus stunting yang tinggi di Jawa Timursebagian besar ada di wilayah madura, yaitu Bangkalan, Pemekasan, dan yangpaling tinggi di Sampang (RIskesdas, 2018). Sumenep, walaupun masih lebihtinggi dari rerata provinsi, tetapi memiliki persentasi stunting yang jauh lebihrendah dibandingkan dengan ketiga kabupaten tetangganya.
Gambar 41. Prevalensi stunting per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa TimurSumber: Riskesdas, 2018
0,05,0
10,015,020,025,030,035,040,045,050,0
Kota
Moj
oker
toKo
ta M
alan
gKo
ta B
litar
Tulu
ngag
ung
Paci
tan
Sido
arjo
Gres
ikBl
itar
Kota
Bat
uKo
ta S
urab
aya
Kota
Mad
iun
KEDI
RIN
ganj
ukJo
mba
ngM
ojok
erto
Kota
Pro
bolin
ggo
Mag
etan
Pono
rogo
Situ
bond
oTu
ban
Mal
ang
Bany
uwan
giM
adiu
nJA
WA
TIM
UR
Lum
ajan
gSu
men
epKo
ta K
ediri
Kota
Pas
urua
nBo
jone
goro
Lam
onga
nBo
ndow
oso
Jem
ber
Pasu
ruan
Tren
ggal
ekPr
obol
ingg
oN
gaw
iBa
ngka
lan
Pam
ekas
anSa
mpa
ng
32,8
- 49 -3.1.3 Faktor Penyebab Masalah Pangan dan Gizi
Di dalam melaksanakan rencana aksi pangan dan gizi selain didasarkankepada RPJMN 2015-2019, juga memperhatikan beberapa komitmen global,diantaranya The World Health Assembly pada tahun 2012, dan Agenda 2030untuk Pembangunan Berkelanjutan (the 2030 Agenda for SustainableDevelopment atau SDGs).
Komitmen dalam The World Health Assembly pada tahun 2012 adalahuntuk mencapai target penurunan indikator gizi pada tahun 2025, yaitu: 1)penurunan 40 persen prevalensi anak balita pendek dan sangat pendek; 2)penurunan 50 persen anemia pada wanita usia subur; 3) penurunan 30 persenbayi lahir dengan BBLR; 4) peningkatan ASI eksklusif sampai paling sedikit 50persen; 6) Menurunkan dan mempertahankan wasting pada balita kurang dari 5persen.
Kemudian pada tahun 2030 diagendakan untuk PembangunanBerkelanjutan (the 2030 Agenda for Sustainable Development atau SDGs) yangmerupakan kesepakatan pembangunan baru untuk mendorong perubahan-perubahan ke arah pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan hak asasimanusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi danlingkungan hidup. Indonesi sendiri sudah berkomitmen untuk melaksanakanagenda tersebut dengan tujuan untuk mengakhiri kemiskinan, menanggulangiketidaksetaraan, mendorong hak asasi manusia dan memberikan perhatianterhadap keterkaitaran antara kemajuan sosial dan ekonomi serta perlindunganlingkungan hidup.
Ada tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah Indonesia yang berkaitandengan SDGs, diantaranya:a. Menjamin sistem produksi pangan yang berkelanjutan dan menerapkan
praktek pertanian tangguh yang meningkatkan produksi dan produktivitas,membantu menjaga ekosistem, memperkuat kapasitas adaptasi terhadapperubahan iklim, cuaca ekstrim, kekeringan, banjir, dan bencana lainnya,serta secara progresif memperbaiki kualitas tanah dan lahan
b. Menggandakan produktivitas pertanian dan pendapatan produsen makananskala kecil, khususnya perempuan, masyarakat penduduk asli, keluargapetani, penggembala dan nelayan, termasuk melalui akses yang aman,sumberdaya produktif, pengetahuan, jasa keuangan, pasar, peluangan nilaitambah dan pekerjaan non pertanian
c. Menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua orang, khususnyaorang miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan termasuk bayi,terhadap makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun
d. Menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk pada tahun 2025mencapai target yang disepakati secara internasional untuk anak pendek dankurus di bawah usia lima tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remajaperempuan, ibu hamil dan menyusui serta manula.
- 50 -Terdapat dua faktor langsung penyebab permasalahan gizi pada anak
balita, yaitu makanan dan penyakit infeksi. Kedua faktor ini saling terkait satudengan lainnya. Sebagai contoh, anak balita yang tidak mendapat cukupmakanan bergizi seimbang memiliki daya tahan yang rendah terhadap penyakitsehingga mudah terserang infeksi. Sebaliknya penyakit infeksi seperti diare daninfeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dapat mengakibatkan asupan gizi tidakdapat diserap tubuh dengan baik sehingga berakibat pada gizi buruk. Olehkarena itu, mencegah terjadinya infeksi juga dapat mengurangi kejadian gizikurang dan gizi buruk, artinya pencegahan terhadap infeksi akan meningkatkanstatus gizi balita. Berbagai faktor penyebab langsung dan tidak langsungterjadinya gizi kurang digambarkan dalam Gambar 41.
Faktor penyebab langsung pertama adalah makanan yang dikonsumsi,harus memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat giziseimbang. Makanan lengkap bergizi seimbang bagi bayi sampai usia 6 bulanadalah air susu ibu (ASI), yang dilanjutkan dengan tambahan makananpendamping ASI (MP-ASI) bagi bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun.
Data menunjukkan masih rendahnya persentase ibu yang memberikanASI, dan MP-ASI yang belum memenuhi gizi seimbang oleh karena berbagaisebab. Faktor penyebab langsung yang kedua adalah infeksi yang berkaitandengan tingginya prevalensi dan kejadian penyakit infeksi terutama diare, ISPA,TBC, malaria, demam berdarah dan HIV/AIDS. Infeksi ini dapat mengganggupenyerapan asupan gizi sehingga mendorong terjadinya gizi kurang dan giziburuk. Sebaliknya, gizi kurang melemahkan daya tahan anak sehingga mudahsakit. Kedua factor penyebab langsung gizi kurang itu memerlukan perhatiandalam kebijakan ketahanan pangan dan program perbaikan gizi sertapeningkatan kesehatan masyarakat.
Kedua faktor penyebab langsung tersebut dapat ditimbulkan oleh tigapenyebab tidak langsung, yaitu: (i) ketersediaan dan pola konsumsi pangandalam rumah tangga, (ii) pola pengasuhan anak, dan (iii) jangkauan dan mutupelayanan kesehatan masyarakat. Ketiganya dapat berpengaruh pada kualitaskonsumsi makanan anak dan frekuensi penyakit infeksi.
Apabila kondisi pola konsumsi, pola pengasuhan anak, dan layanankesehatan kurang baik menyebabkan rawan gizi kurang. Rendahnya kualitaskonsumsi pangan dipengaruhi oleh kurangnya akses rumah tangga danmasyarakat terhadap pangan, baik akses pangan karena masalah ketersediaanmaupun tingkat pendapatan yang mempengaruhi daya beli rumah tanggaterhadap pangan. Pola asuh, pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungandipengaruhi oleh pendidikan, pelayanan kesehatan, informasi, pelayanankeluarga berencana, serta kelembagaan masyarakat untuk pemberdayaanmasyarakat khususnya perempuan.
- 51 -
Gambar 42. Kerangka Pikir Status GiziSumber: Tim Penyusun RAN-PG 2015-2019 Bappenas
Ketidakstabilan ekonomi, politik dan sosial, dapat berakibat padarendahnya tingkat kesejahteraan rakyat yang antara lain tercermin padamaraknya masalah gizi kurang dan gizi buruk di masyarakat. Upaya mengatasimasalah ini bertumpu pada pembangunan ekonomi, politik dan social yang harusdapat menurunkan tingkat kemiskinan setiap rumah tangga untuk dapatmewujudkan ketahanan pangan dan gizi serta memberikan akses kepadapendidikan dan pelayanan kesehatan.
Beberapa program intervensi dicanangkan melalui rancangan RAN-PGadalah penanganan balita gizi buruk, pemberian suplemen mikronutrient danfortifikasi. Pengembangan ketahanan pangan, jaminan social, ketersediaan airbersih, peningkatan pendidikan, pengentasan kemiskinan, peningkatan kapasitasekonomi juga merupakan serangkaian program yang diharapkan berdampakpositif pada status gizi masyarakat.
Upaya perbaikan gizi melalui intervensi spesifik yang dilakukan secaralangsung terhadap sasaran yang rawan akan efektif apabila cakupannyaditingkatkan. Dalam rangka peningkatan cakupan intervensi gizi di Provinsi JawaTimur memerlukan dukungan dari berbagai sektor baik pemerintah maupun nonpemerintah yang dalam hal ini disebut sebagai intervensi sensitif. Permasalahanyang diselesaikan oleh selain sektor kesehatan adalah permasalahan mendasaryang mempengaruhi penyebab langsung kurang gizi, seperti kemiskinan,kerawanan pangan, akses terhadap pelayanan kesehatan (jaminan sosial),sanitasi dan akses terhadap air bersih, pendidikan anak usia dini, pemberdayaanperempuan, pendidikan, dan perlindungan anak.
- 52 -3.2 Intervensi Gizi Terintegrasi
Dalam rangka mengatasi permasalahan gizi diketahui bahwa intervensigizi spesifik yang sebagian besar dilaksanakan oleh sektor kesehatan danberpengaruh secara langsung merupakan yang paling efektif (Bhutta, 2013).Keberlanjutan intervensi ini bergantung pada pelaksanaan intervensi gizi sensitif,yang merupakan faktor mendasar yang mempengaruhi status gizi, intervensisensitif dilaksanakan oleh sektor lain seperti pendidikan, pertanian, pekerjaanumum/infrastruktur, dan kesejahteraan sosial (WHO, 2012).
Gambar berikut mengilustrasikan keterkaitan program spesifik dansensitif gizi serta peran masing-masing sektor terkait. Pada prinsipnya peransetiap sektor dikaitkan dengan upaya untuk mengatasi penyebab langsungmasalah gizi, yaitu konsumsi makanan yang cukup serta pencegahan danpenanganan infeksi (aspek kesehatan). Selanjutnya, perhatian terhadap aspekkesehatan diorientasikan pada gerakan Scaling up Nutrition (SUN) yangmerupakan upaya memperkuat komitmen dan rencana aksi percepatanperbaikan gizi, khususnya penanganan gizi sejak 1.000 hari dari masa kehamilan
hingga anak usia 2 tahun.
Gambar 43. Kerangka Perbaikan Gizi dengan pendekatan multisektor
Periode 1000 HPK begitu penting sehingga ada yang menyebutnya sebagaiperiode emas, periode sensitif, dan Bank Dunia menyebutnya sebagai “Window ofOpportunity”. Maknanya, bahwa 1000 HPK merupakan kesempatan yang sangatpenting untuk meningkatkan mutu SDM generasi masa datang bergantung. Inikhususnya memberi perhatian pada kelompok sasaran seperti ibu pra-hamil(remaja perempuan) dan hamil sampai anak 0 – 2 tahun.
Gerakan 1000 HPK bukanlah inisiatif institusi, ataupun pendanaan barutetapi gerakan ini lebih merupakan upaya meningkatkan efektivitas darikoordinasi termasuk dukungan teknis, advokasi, dan kemitraan inovatif-
- 53 -parisipatif dalam rangka meningkatkan status gizi, kesehatan masyarakat, dandedikasi untuk pembangunan secara luas.
Selain aspek kesehatan sebagaimana dikenal dengan intervensi gizispesifik, Gambar di bawah ini juga memberikan ilustrasi akan pentingnyaintervensi gizi yang bersifat sensitive, yaitu intervensi pada aspek ketahananpangan, jaminan social, kesehatan mental ibu, pemberdayaan perempuan,perlindungan anak, Pendidikan, sanitasi dan air bersih, serta pelayanan keluargaberencana. Kesemuanya akan memberikan dukungan positif dan memperkuatkeberlanjutan perbaikan pangan dan gizi terutama penguatan output dihasilkandari intervensi gizi spesifik.
Aspek lingkungan juga menjadi perhatian dan merupakan factor pentingyang semakin mendukung pencapaian perbaikan pangan dan gizi masyarakat.Aspek lingkungan meliputi strategi advokasi, koordinasi vertical dan horizontal,peraturan perundangan, kepemimpinan program, investasi kapasitas danmobilisasi sumberdaya local.
Jika dilihat konsep intervensi terhadap perbaikan gizi masyarakat,intervensi pemerintah terhadap gizi terbagi menjadi intervensi spesifik daninervensi sensitive. Intervensi spesifik merupakan bentukintervensi yang secaralangsung berkaitan dengan asupan gizi dan utilitas pangan. Sedangkanintervensi sensitive adalah bentuk intervensi pemerintah terhadap faktor-faktoryang berkaitan dengan ketersediaan dan kemampuan akses pangan olehmasyarakat, kesehatan masyarakat, dan juga sanitasi lingkungan. Aspeklingkungan dan juga pengembangan SDM adalah faktor sensitive yangdiperhatikan dalam pembangunan pangan dan gizi. Selanjutnya, rencana aksi inimelibakan koordinasi dan sinkronisasi multisektor dan juga peran masyarakatdalam rangka percepatan pembangunan pangan dan gizi.
Sinkronisasi dan koordinasi program lintas sektor diharapkan akanmampu meningkatkan efektifitas program dan meningkatkan kinerjapembangunan pangan dan gizi. BAPPEDA di daerah bersama dengan OPD-OPDlainnya menjadi wadah sekaligus proses integrasi dan koordinasi lintas sektor inisehingga masyarakat dengan status gizi yang baik untuk hidup sehat danproduktif dapat tercapai.
Intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan di sektor kesehatan danditujukan kepada ibu hamil serta anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan.intervensi ini hanya berkontribusi sebesar 30% untuk penurunan stunting.Kontribusi 70% lainnya berupa intervensi gizi sensitif yang melibatkan berbagaisektor di luar sektor kesehatan, seperti ketahanan pangan, ketersediaan airbersih dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan, pendidikan, sosial, dansebagainya. Sasaran dari intervensi gizi spesifik adaah masyarakat umum, tidakkhusus untuk sasaran 1.000 Hari Pertama Kehidupan.
Berkaitan khusus dengan upaya percepatan pencegahan stunting,berdasarkan panduan pemetaan program, kegiatan, dan sumber pembiayaanuntuk mendorong konvergensi percepatan pencegahan stunting Kabupaten/Kotadan desa maka upaya ini juga mendasarkan pada intervensi spesifik yangmenyasar langsung penyebab stunting yang meliputi kurangnya asupanmakanan dan gizi serta penyakit infeksi. Intervensi gizi spesifik yang umumnyadilaksanakan oleh sektor kesehatan. Intervensi gizi spesifik terdapat 3 kelompokintervensi, yaitu:
- 54 -1. Intervensi prioritas, yaitu intervensi yang diidentifikasi sebagai paling
berdampak pada pencegahan stunting dan ditujukan untuk menjangkausemua sasaran prioritas.
2. Intervensi pendukung, yaitu intervensi yang berdampak pada masalah gizidan kesehatan lain yang terkait stunting dan dilakukan setelah intervensiprioritas terpenuhi.
3. Intervensi prioritas sesuai kondisi, yaitu intervensi yang dilakukan sesuaidengan kondisi tertentu, termasuk untuk kondisi darurat bencana (programgizi darurat).
Berikut adalah detail intervensi gizi spesifik terkait dengan pencegahanstunting sebagaimana terdapat dalam dokumen panduan pencegahan stuntingKabupaten/Kota dan desa.
Tabel 7. Intervensi Gizi Spesifik Percepatan Pencegahan Stunting
KelompokSasaran Intervensi Prioritas Pendukung
Intervensi
IntervensiPrioritas Sesuai
KondisiIntervensi Gizi Spesifik – Sasaran Prioritas
Ibu hamil • Pemberian makanantambahan bagi ibu hamilKurang Energi Kronik(KEK)
• Pemberian supplementasitablet tambah darah
• Pemberian supple-mentasi kalsium
• Pemeriksaankehamilan
• Perlindungandari malaria
• PencegahanHIV
Ibu menyusuidan anak 0-23bulan
• Promosi dan konselingpemberian ASI Ekslusif
• Promosi dan konselingpemberian makan bayidan anak (PMBA)
• Penatalaksanaan giziburuk
• Pemberian makanantambahan pemulihanbagi anak gizi kurang
• Pemantauan dan promosipertumbuhan
• Pemberian supple-mentasi vitamin A
• Pemberian suple-mentasi bubuktabur gizi, sepertiTaburia
• Pemberianimunisasi
• Pemberian suple-mentasi zincuntukpengobatan diare
• ManajemenTerpadu BalitaSakit (MTBS)
• Pencegahankecacingan
Intervensi Gizi Spesifik – Sasaran PentingRemaja putridan wanitausiasubur
• Pemberian suplementasitablet tambahdarah
Anak 24-59bulan
• Penatalak-sanaan giziburuk
• Pemberian makanantambahan pemulihanbagi anak gizi kurang
• Pemantauan dan promosipertumbuhan
• Pemberian supple-mentasi vitamin A
• Pemberian supple-mentasi bubuktabur gizi, sepertiTaburia
• Pemberian supple-Balita Sakit(MTBS)
• Pencegahankecacingan
Sumber: Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting, 2018-2024
- 55 -Sedangkan intervensi gizi sensitif menyasar penyebab tidak langsung
stunting yang mencakup: (i) peningkatan akses pangan bergizi; (ii) peningkatankesadaran, komitmen dan praktik pengasuhan gizi ibu dan anak; (iii)peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan; dan (iv)peningkatan penyediaan air bersih, air minum, dan sarana sanitasi.
Tabel 8. Intervensi gizi sensitif percepatan pencegahan stuntingKelompok Intervensi Jenis Intervensi
Peningkatanpenyediaan air bersihdan sanitasi
• Penyediaan akses air bersih dan air minum• Penyediaan akses sanitasi yang layak
Peningkatan akses dankualitas pelayanan gizidanKesehatan
• Penyediaan akses Jaminan Kesehatan, sepertiJaminan Kesehatan Nasional (JKN)
• Penyediaan akses kepada layanan kesehatandan Keluarga Berencana (KB)
• Penyediaan akses bantuan tunai bersyarat untuk keluargakurang mampu, seperti Program Keluarga Harapan (PKH)
Peningkatan kesadaran,komitmen, dan praktikpengasuhan dan giziibu dan anak
• Penyebarluasan informasi mengenai gizi dan kesehatanmelalui berbagai media
• Penyediaan konseling perubahan perilaku antar pribadi• Penyediaan konseling pengasuhan untuk orang tua• Penyediaan akses Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
promosi stimulasi anak usia dini, dan pemantauantumbuh kembang anak
• Penyediaan konseling kesehatan reproduksi untuk remaja• Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
Peningkatan aksespangan bergizi
• Penyediaan akses bantuan pangan untuk keluarga kurangmampu, seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
• Pengembangan pertanian dan peternakan untukmemenuhi kebutuhan pangan dan gizi di rumah tangga,seperti program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
• Fortifikasi bahan pangan utama, misalnya garam, tepungterigu, dan minyak goreng • Penguatan regulasi mengenailabel dan iklan pangan
Sumber: Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting, 2018-2024
Intervensi gizi sensitif umumnya dilaksanakan di luar sektor kesehatan danmelibatkan berbagai Kementerian/Lembaga. Sasaran intervensi gizi sensitifadalah keluarga dan masyarakat umum. Program dan kegiatan intervensi gizisensitive dapat ditambah dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat.
Baik intervensi sensitive maupun spesifik terkait pula dengan 8 aksi dalamrangka pencegahan stunting. Berikut adalah gambar PIC pada masing-masingaksi percepatan penurunan stunting.
- 56 -
Gambar 44. Delapan Aksi Konvergensi/Integrasi dan Penanggung JawabSumber: Petunjuk Teknis Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting
Terintegrasi Aksi 1-3, Bappenas, 2019
Aksi 1. Melakukan identifikasi sebaran stunting, ketersediaan program, dankendala dalam pelaksanaan integrasi intervensi gizi.
Aksi 2. Menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasiintervensi gizi.
Aksi 3. Menyelenggarakan rembuk stunting tingkat kabupaten/kota.Aksi 4. Memberikan kepastian hukum bagi desa untuk menjalankan peran dan
kewenangan desa dalam intervensi gizi terintegrasi.Aksi 5. Memastikan tersedianya dan berfungsinya kader yang membantu
pemerintah desa dalam pelaksanaan intervensi gizi terintegrasi di tingkatdesa.
Aksi 6. Meningkatkan sistem pengelolaan data stunting dan cakupan intervensidi tingkat kabupaten/kota.
Aksi 7. Melakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak balitadan publikasi angka stunting kabupaten/kota.
Aksi 8. Melakukan review kinerja pelaksanaan program dan kegiatan terkaitpenurunan stunting selama satu tahun terakhir.
3.3 Kerangka KelembagaanPembangunan dan pengembangan pangan dan gizi yang tertuang dalam
dokumen RAD-PG Provinsi Jawa Timur ini melibatkan banyak sektor (multisectorapproach). Sinergisme program yang bersatu dalam satu misi yaitu pembangunandan pengembangan pangan dan gizi di Provinsi Jawa Timur membuka peluanguntuk meningkatnya kinerja program baik masing-masing Perangkat Daerahmaupun kinerja keseluruhan tim multisektor pangan dan gizi di Provinsi JawaTimur.
- 57 -Pengelompokan instansi pelaksana RAD-PG Provinsi Jawa Timur dalam
lima pilarnya adalah sebagai berikut:Tabel 9. Klasifikasi instansi dalam kelima pilar RAD-PG
URAIAN Instansi Terlibat
a. Pilar 1 – Perbaikan gizi masyarakat, meliputi bidang:1. Promosi dan pendidikan gizi
masyarakatDinkes, Distan KP, Disnak, Kominfo, BBPOM,Diskanla, DP3AK
2. Pemberian suplementasi gizi Dinkes, Kominfo3. Pelayanan kesehatan dan
masalah gizi Dinkes, Kominfo, BPPOM
4. Pemberdayaan masya-rakatdi bidang pangan dan gizi
Dinkes, Distan KP, Disnak, Disperindag, Dinsos,Diskop, Disbun, Kominfo, Diskanla
5. Jaminan sosial yangmendukung perbaikanpangan dan gizi
Dinsos, DP3AK
6. Pendidikan anak usia dini Dikbud, Kominfo, DP3AK
b. Pilar 2 – Peningkatan aksesbilitas pangan yang beragam, meliputi bidang:1. Produksi pangan dalam
negeriDistan KP, Disnak, Disperindag, Diskop, Disbun,Kominfo, Diskanla
2. Penyediaan pangan ber-basis sumber daya lokal
Distan KP, Disnak, Disperindag, Disbun, Kominfo,Diskanla
3. Distribusi pangan Distan KP, Disnak, Disperindag, Diskop, Kominfo,Diskanla
4. Konsumsi kalori, karbo-hidrat, protein dan vitamin
Distan KP, Disnak, Diskanla
5. Peningkatan akses panganbagi masyarakat misikin danmasyarakat yang mengalamirawan pangan dan gizi
Distan KP, Disnak, Dinsos, Diskop, Diskanla
c. Pilar 3 – Mutu dan Keamanan Pangan, meliputi bidang:
1. Pengawasan regulasi danstandar gizi
Disperindag, BBPOM
2. Pengawasan keamananpangan segar
Distan KP, Disperindag, Diskanla
3. Pengawasan keamananpangan olahan
Disperindag, BBPOM
4. Pengawasan pangan saranaair minum dan tempat-tempat umum
Dinas PRKPCK
5. Promosi keamanan pangan Dinkes, Distan KP, Disnak, Kominfo, BBPOM,Diskanla, DP3AK
d. Pilar 4 - Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, meliputi bidang:1. Pencegahan dan pengen-
dalian penyakit menular Dinkes, Kominfo
2. Pencegahan dan pengendali-an penyakit tidak menular Dinkes, Kominfo
3. Penyediaan air bersih dansanitasi Dinas PRKPCK
4. Penerapan kawasan tanparokok Dinsos, Kominfo
5. Penerapan perilaku sehat Dinkes, Dikbud, Dinsos, Kominfo, Dinas PRKPCK
- 58 -e. Pilar 5 – Koordinasi Pembangunan Pangan dan Gizi, meliputi bidang:
1. Perencanaan pangan dan gizi Bappeda, Distan KP, Dinkes, Disnak, Diskanla2. Penguatan peranan lintas
sektor Bappeda
3. Penguatan pencatatan sipildalam perbaikan gizi Dukcapil
4. Pelibatan pemangkukepentingan Bappeda
5. Pemantauan dan evaluasi Bappeda6. Penyusunan dan
penyampaian laporan Semua pelaksana RAD-PG
3.4 Peran Sektor Non PemerintahSelain sektor pemerintah yang tercakup dalam tim Pelaksana RAD-PG
Provinsi Jawa timur, sektor non-pemerintah, seperti dunia usaha, lembagaswadaya masyarakat, perguruan tinggi, organisasi profesi, mitra pembangunan,media massa dan berbagai kelompok masyarakat madani lainnya dapat terlibatdalam pelaksanaan rencana aksi pangan dan gizi sesuai dengan peraturanperundang-undangan. Penting juga melibatkan sector Kependudukan danPencatatan Sipil dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah(TKPKD) untuk besinergi dalam perbaikan pangan dan gizi, serta penanggulanganmasalah stunting di Provinsi Jawa Timur.
3.5 Instansi PelaksanaInstansi yang akan mengimplementasikan rencana aksi ini secara umum
adalah dinas/lembaga yang terlibat, akan tetapi terbuka juga padadinas/lembaga lain, di luar yang dicantukan dalam RAD-PG ini. Tim koordinatorpelaksanaan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi ini terdiri dari Tim Pengarah,Tim Teknis, dan Tim Sekretariat dengan susunan keanggotaan masing-masingsebagai berikut.A. Tim Pengarah
Tim Pengarah terdiri dari dari unsur kepala daerah dan pimpinanperangkat daerah yang memberikan arahan terhadap RAD-PG mulai daripenyusunan, pelaksanaan dan pemantauan serta evaluasi. Susunan TimPengarah RAD-PG Provinsi Jawa Timur, terdiri atas:Penanggung Jawab : Gubernur Jawa TimurKetua : Sekretaris Daerah Provinsi Jawa TimurSekretaris : Kepala Bappeda Provinsi Jawa TimurAnggota :1. Kepala Dinas Kesehatan2. Kepala Dinas Pendidikan3. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan4. Kepala Dinas Peternakan5. Kepala Perindustrian dan Perdagangan6. Kepala BPOM Provinsi Jawa Timur7. Kepala Dinas Sosial8. Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman & Cipta Karya9. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Kependudukan10. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
- 59 -11. Kepala Dinas Koperasi dan UKM12. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika13. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah14. Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial Provinsi Jawa Timur15. Kepala Kantor Wilayah Kementerian AgamaB. Tim Teknis
Tim Teknis terdiri dari perangkat daerah dan unit pelaksana teknis yangterkait dalam proses Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi, yang terdiri dari:Ketua : Kepala Bappeda Provinsi Jawa TimurSekretaris I : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TimurSekretaris II : Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
TimurAnggota :1. Dinas Kesehatan2. Dinas Pendidikan3. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan4. Dinas Peternakan5. Perindustrian dan Perdagangan6. BPOM Provinsi Jawa Timur7. Dinas Sosial8. Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman & Cipta Karya9. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan10. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa11. Dinas Koperasi dan UKM12. Dinas Komunikasi dan Informatika13. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah14. Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial Provinsi Jawa Timur15. Kantor Wilayah Kementerian Agama
C. Tugas dan Tanggung JawabTugas dan tanggung jawab Tim Pengarah RAD-PG Provinsi Jawa Timur, terdiriatas:a. Memberikan arahan dalam penyusunan RAD-PG antara lain koordinasi
penyusunan, kebijakan yang perlu dimasukkan dalam RAD-PG, sertakegiatan prioritas yang diperlukan;
b. Menyampaikan RAD-PG kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas;c. Memberikan arahan dalam pelaksanaan RAD-PG termasuk kebijakan
pelaksanaan dan strategi melaksanakan kegiatan prioritas;d. Memberikan arahan kebijakan pemantauan dan evaluasi;e. Menyampaikan laporan hasil pemantauan dan evaluasi dari kepada Menteri
PPN/Kepala Bappenas.
Tugas dan tanggungjawab Tim Teknis RAD-PG Provinsi Jawa Timur, terdiri atas:a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan penyusunan RAD-PG;b. Melakukan penyusunan RAD-PG mulai dari membuat jadwal dan rencana
kerja, mencari dan mengumpulkan bahan yang diperlukan, melakukanpenyusunan sampai menghasilkan draft untuk disampaikan kepada TimPengarah;
- 60 -c. Menyampaikan draft RAD-PG ke tim pengarah untuk proses lanjut;d. Mensosialisasi RAD-PG kepada seluruh pemangku kepentingan;e. Mengordinasikan dan melakukan pelaksanaan RAD-PG;f. Menjalankan strategi untuk peningkatan efektifitas pelaksanaan sesuai
masukan Tim Pengarah;g. Mengordinasikan dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi;h. Menyiapkan laporan hasil pemantauan dan evaluasi.
3.6 PembiayaanPembiayaan Rencana Aksi Pangan dan Gizi dilakukan oleh Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Timur dan atau sumber lain seperti CSR, mitrapembangunan, dan sumber lain sesuai Peraturan perundang-undangan.3.7 Strategi Pengembangan Kapasitas
Untuk melaksanakan program yang telah direncanakan, diperlukan adanyapeningkatan kapasitas organisasi, sumber daya manusia, dan panduanpelaksanaan program atau kegiatan. Strategi pengembangan kapasitas yangdapat dilakukan adalah dengan cara berikut:1. Pelatihan
Pelatihan merupakan upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusiasehingga program yang direncanakan dapat terlaksana sesuai dengan yangdiharapkan. Pelatihan yang diberikan harus menunjang kompetensi SDM untukmelaksanakan perbaikan pangan dan gizi terutama pada 1000 HPK.
2. Pedoman teknisSetiap dinas/lembaga dapat menerbitkan pedoman teknis sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan. Pedoman teknis akan memberikan gambaran upayapencapaian target dtentukan sehingga memberikan arahan untuk efektif danefisiennya kegiatan dilaksanakan.
3.8 Strategi Advokasi dan KomunikasiAdvokasi merupakan strategi untuk meningkatkan komitmen para
pengambil keputusan. Sebagai salah satu bentuk intervensi advokasi ini adalahmelaksanakan kegiatan koordinasi, FGD, dan lainnya diperlukan. Advokasi perludilakukan kepada pihak yang berkaitan dengan pembangunan.
- 61 -BAB IV
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
4.1 Indikator-indikator yang DipantauSelain aspek pangan dan gizi, delapan aksi konvergensi percepatan
pencegahan stunting adalah hal yang sangat diperhatikan dalam dokumen ini.Berikut disajikan indicator penting menjadi perhatian dalam dokumen RAD-PGProvinsi Jawa Timur dan kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tahapankonvergenci percepatan pencegahan stunting di Jawa Timur.
Pelaksanaan RAD-PG dilakukan oleh berbagai instansi yang terkait denganpangan dan gizi. Instansi tersebut memiliki berbagai kegiatan yang dapatmenunjang kegiatan pelaksanaan RAD-PG. Kegiatan-kegiatan yang dilakukanoleh instansi-instansi tersebut dipantau pelaksanaanya agar sesuai denganindikator keberhasilan yang ditetapkan. Indikator yang dipantau dalam RAD-PGProvinsi Jawa Timur merupakan indikator kegiatan sebagaimana tabel berikut.Tabel 10. Indikator RAD-PG Provinsi Jawa Timur yang Dipantau
Kegiatan IndikatorCapaian
2019Target2024
Pelaksana
1. Indikator Proses - Aspek KesehatanPeningkatankesehatan bayidan balita
Persentase balita ditimbangberat badannya (D/S)
79.4 80 Dinkes,Bidang Gizi
Persentase balita gizi burukyang mendapat perawatan
100 100 Dinkes,Bidang Gizi
Persentase bayi usia 0-6 bulanmendapat ASI Eksklusif
36 38 Dinkes,Bidang Gizi
Persentase 6-59 bulan dptkapsul vitamin A
90 85 Dinkes,Bidang Gizi
Peningkatanmutu pesertadidik
Jumlah peserta didik RA(Raudhatul Atfal) yang dapatmenjalankan pola hidup bersihdan sehat
5% 10% Kemenag
Jumlah peserta didik MI(Madrasah Ibtidaiyah) yangdapat menjalankan pola hidupbersih dan sehat
5% 10% Kemenag
Jumlah peserta didik MTs(Madrasah Tsanawiyah) yangdapat menjalankan pola hidupbersih dan sehat
5% 10% Kemenag
Jumlah peserta didik MA(Madrasah Aliyah) yang dapatmenjalankan pola hidup bersihdan sehat
5% 10% Kemenag
PeningkatanJaminan Kualitas(QualityAssurance)KelembagaanMadrasah
Jumlah RA Sehat 38 100 Kemenag
Jumlah MI Sehat 38 100 KemenagJumlah MTs Sehat 38 100 KemenagJumlah MA Sehat 38 100 KemenagJumlah UKS/M Madrasah 110 320 Kemenag
- 62 -Kegiatan Indikator
Capaian2019
Target2024
Pelaksana
Tsanawiyah yang tersediaJumlah UKS/M MadrasahAliyah yang tersedia
95 250 Kemenag
PeningkatanAkses Madrasah
Jumlah UKS/M MadrasahIbtidaiyah yang tersedia
100 300 Kemenag
Peningkatankesehatan ibu
Persentase ibu hamil mendapatFe
95 90 Dinkes,Bidang Gizi
Persentase ibu hamil yangmendapatkan pelayanan ANC(Ante Natal Care) berkualitas
90.32 94 Dinkes,Bidang
kiaKegiatanimunisasi bagianak-anak
Jumlah kegiatan fasilitasiimuisasi dilakukan
100 - Dinkes(Survim)
Jumlah kegiatan RCA (RapidComvenience Self Assessment)
100 - Dinkes(Survim)
Kegiatan Data Quality self-assessment (DQS)
100 - Dinkes(Survim)
Peningkatankesehatan tingkatrumah tangga
Persentase kab/kotamelaksanakan kegiatanpembinaan keluarga sehat
100 100 Dinkes,BidangKesling
Persentase kabupaten/kotayang melaksanakan surveilansgizi
38 38 Dinkes,Bidang Gizi
Persentase Desa Siaga (Desi)Aktif Purnama
22.2 25 Dinkes,Promkes
Peningkatankesehatanmasyarakat
Persentase rumah tangga sehat 50.46 - Dinkes,Promkes
Pembentukan taman posandu 35.06 40 Dinkes,Promkes
2. Indikator Proses - Aspek Non-KesehatanA. Peningkatan Ketersediaan Dan Kemandirian Pangan
PengembanganJaringan irigasi
Jumlah lahan pertanian yangdikelola
60 38 Distan & KP
Pengembanganpupuk organic
Jumlah kelompok didampingidalam rangka pengembanganPupuk organik kelompok
60 2400 Distan & KP
Pengembananteknologi produksi
Jumlah unit demplot varietasbaru (padi, jagung dan kedelai)
47 90 Distan & KP
Pengembangankawasanhortikultura
Luas kawasan hortikulturaterbangun
12 447 Distan & KP
Pengembangansistem agribisnis
Jumlah Kelompok tani dengancooperative farming
11 15 Distan & KP
Pengembanganproduk pertanianramah lingkungan
Jumlah kelompok tanimenerapkan sistem GAP
5 118 Distan & KP
Kelompok tani pengembangagen hayati
0 0 Distan & KP
Pemasaran produkpertanian
Jumlah kabupaten/kota yangmelaksanakan pengembanganpasar, pemantauan, danstabilisasi harga
0 90 Distan & KP
Peningkatan Persen peningkatan produksi -14,95 2 Distan & KP
- 63 -produksi pangandi Jawa Timur
pangan (padi, jagung, kedelai,kacang hijau, kacangtanah,ubi kayu, ubi jalar)
Peningkatan pro-duksi hortikulturadi Jawa Timur
Persen peningkatan produksihorbtikultura (cabai, jeruk,manggis, dan lainnya)
8,24 1 Distan & KP
Pasca Panen danPengolahan HasilTanamanHortikultura
Jumlah kelompok tanipelaksana Good HandlingPractices (GHP)
148 87 Distan & KP
Penyusunan SOP GHP 0 72 Distan & KPJumlah kelompok tani teraksesinformasi teknologi off farm(surat keterangan)
0 30 Distan & KP
Peningkatansertifikasi danpendaftaranproduk panganasal tumbuhan
Persentase sertifikasi danpendaftaran produk panganasal tumbuhan
0 5 Distan & KP
Sertifikasi PanganSegar AsalTumbuhan
- Prima 1 105 Distan & KP- Health Certificate 292 1.200 Distan & KP- Pangan Segar Asal Tumbuh 182 660 Distan & KP- Registrasi Packing House 6 2 Distan & KP
Peningkatanpenganekaragaman pangan
Stabilisasi harga pangan pokokPadi GKP/GKG, Beras
0 8 Distan & KP
Jumlah Gapoktan/LembagaDistrbibusi Pangan yangdifasilitasi
20 170 Distan & KP
Jumlah desa yangmengembangkan KawasanRumah Pangan Lestari
25 150 Distan & KP
Konsumsi danKeamanan Pangan
Jumlah promosi / advokasigerakan konsumsi B2SA
3 18 Distan & KP
Jumlah analisa situasikonsumsi pangan masyarakat
1 6 Distan & KP
Jumlah industri pangan lokalyang terfasilitasi
0 60 Distan & KP
Jumlah Pengawasan mutu dankeamanan pangan
38 38 Distan & KP
Jumlah Promosi KeamananPangan
2 2 Distan & KP
Bimbingan Teknis Konsumsidan Kemananan Pangan
3 3 Distan & KP
Ketersediaan danCadangan PanganMasyarakat
Jumlah Pemetaan RawanPangan
1 1 Distan & KP
Jumlah Lumbung Pangan yangdifasilitasi
6 16 Distan & KP
Jumlah Kelompok di DaerahRawan Pangan yang difasilitasi
20 20 Distan & KP
Jumlah TP. PKK Desa yangdifasilitasi
20 20 Distan & KP
Peningkatan KapasitasKelompok Tani
0 30 Distan & KP
- 64 -Jumlah Kelompok Tani yangdifasilitasi
0 40 Distan & KP
Jumlah Penyuluh Pertanianyang difasilitasi
100 100 Distan & KP
Produksi danBudidaya Ternak
Jumlah Kelompok yangmenerapkan good farmingpractice
10 40 Disnak
Pengendalian danPengawasanPerbibitan Ternak
Surat keterangan layak bibitternak yang diterbitkan
794 1500 Disnak
Pengendalian danPengawasanPerbibitan Ternak
Jumlah Kelompok yangmengembangkan ternaksumber daya genetik hewan
210 1195 Disnak
Penataan kawasanagropolitan/Minapolitan JawaTimur
Jumlah kelompok partisipasifpenataan kawasan agropolitan
4 10 Disnak
Pembinaan danPengawasan MutuPakan danPenerapanTeknologi Pakan
Jumlah rekomendasipendaftaran pakan yangbersertifikat
20 106 Disnak
Jumlah kelompok yangmenerapkan teknologipengolahan pakan
35 71 Disnak
PembinaanPengolahan produkhasil peternakan
Jumlah kelompok/pelakuusaha yang menerapkanteknologi pasca panen danpengolahan hasil peternakan
11 50 Disnak
Promosi PemasaranHasil Peternakan
Jumlah ekspose informasiharga pasar hasil peternakan
235 1175 Disnak
Promosi PemasaranHasil Peternakan
Jumlah promosi produkpeternakan
2 25 Disnak
Investasi usahaPenguatankelembagaankelompokpeternak
Jumlah kelompok terbinainvestasi/akses permodalan
25 151 Disnak
Jumlah kelompok yangmengikuti Asuransi UsahaTernak Sapi
100 600 Disnak
Jumlah kelompok peternakberprestasi
15 75 Disnak
Penerapan HygieneSanitasi danSertifikasi ProdukHewan
Jumlah usaha produk hewantersertifikasi NKV
61 115 Disnak
Penerapan HygieneSanitasi danSertifikasi ProdukHewan
Jumlah RPH tersertifikasi NKV 2 10 Disnak
PengawasanKeamanan danLalu Lintas
Jumlah rekomendasiperedaran produk hewan
1037 4120 Disnak
- 65 -Peredaran ProdukHewanPengawasanKeamanan danLalu LintasPeredaran ProdukHewan
Jumlah hasil pengujianproduk hewan
2328 6946 Disnak
PengawasanPengendalianZoonosis danKesejahteraanHewan
Jumlah masyarakatteredukasi zoonosis (Sertifikatzoonosis)
50 250 Disnak
PengawasanPengendalianZoonosis danKesejahteraanHewan
Jumlah masyarakatteredukasi KesejahteraanHewan (Sertifikat zoonosis)
50 250 Disnak
Penguatan Per-bibitan sapi perah
Jumlah kelompok yangdibina
4 10 Disnak
Penguatan sentrapeternakan sapiperah
Jumlah kelompok yangdibina
4 10 Disnak
Peningkatanproduksi per-ikanan budidaya
Persentase peningkatanproduksi perikanan budidaya
1.217.092,45
Ton
- DKP
Peningkatanjumlah pelakuusaha perikananbudidaya yangbersertifikat
Jumlah pelaku usahaperikanan budidaya yangbersertifikat
94 Unit 170 Unit DKP
Peningkatan jumlahPOKDAKANterfasilitasi saranaprasarana per-ikanan budidaya
Jumlah POKDAKANterfasilitasi sarana prasaranaperikanan budidaya
248Kelom-
pok
76Kelom-
pok
DKP
Peningkatan jumlahPOKDAKAN yangterakses tek-nologiperikanan budidaya
Jumlah POKDAKAN yangterakses teknologi perikananbudidaya
3.961Kelom-
pok
- DKP
Peningkatanjumlah pelakuusaha yangmenerapkan CPPIB
Jumlah pelaku usaha yangmenerapkan CPPIB
2 2 Orang DKP
Peningkatanjumlah pelakuusaha pembudi-daya ikan yangterbina kesehatanikan danlingkunganbudidaya
Jumlah pelaku usahapembudidaya ikan yangterbina kesehatan ikan danlingkungan budidaya
551 601Kelom-
pok
DKP
Peningkatanjumlah pelakuusahapembudidaya ikanterakses teknologisarana kesehatan
Jumlah pelaku usahapembudidaya ikan teraksesteknologi sarana kesehatanikan dan lingkunganperikanan budidaya
19 23Kelompok
DKP
- 66 -ikan danlingkunganperikananbudidayaPeningkatan pro-duksi perikanantangkap
Persentase peningkatanproduksi perikanan tangkap(%)
0,18 % 1,5 % DKP
Peningkatan jumlahproduksi ikan hasiltangkap-an yangdidaratkan
Jumlah produksi ikan hasiltangkapan yang didaratkan
- 145.406,81 Ton
DKP
Peningkatanjumlah kelompokusaha teraksespengelolaansumberdaya ikan
Jumlah kelompok usahaterakses pengelolaansumberdaya ikan
- 70kelompok
DKP
Peningkatanjumlah pelakuperikanan tangkapyang teraksesinformasi teknologi
Jumlah pelaku perikanantangkap yang teraksesinformasi teknologi
35 Orang 800Orang
DKP
Peningkatanjumlah rekomen-dasi teknisperizinan usahaperikanan tangkapyang tervalidasi
Jumlah rekomendasi teknisperizinan usaha perikanantangkap yang tervalidasi
- 250Dokumen
DKP
Peningkatanproduk olahan UPIyang bersertifikat
Persentase peningkatanproduk olahan UPI yangbersertifikat
2,19 jtton
- DKP
Peningkatanjumlah stakeholderterakses informasipenguataninvestasi danpenumbuhanpelaku usaha
Jumlah stakeholder teraksesinformasi penguatan investasidan penumbuhan pelakuusaha
2.6500rang
2.900Orang
DKP
Peningkatan jumlahpelaku usahaterfasilitasi saranapengolahan produkhasil perikanan
Jumlah pelaku usaha ter-fasilitasi sarana pengolahanproduk hasil perikanan
37Kelompok
38Kelompok
DKP
Peningkatanjumlah rekomen-dasi teknis izinusaha pengolahandan pemasaranhasil perikanantervalidasi
Jumlah rekomendasi teknisizin usaha pengolahan danpemasaran hasil perikanantervalidasi
172 Unit 170 Unit DKP
Peningkatanjumlah pelakuusaha terakses
Jumlah pelaku usahaterakses informasi perluasanakses pasar, promosi dan
- 440Orang
DKP
- 67 -informasi perluas-an akses pasar,promosi danlogistic
logistik
Peningkatanjumlah pelakuusaha terfasilitasisarana pemasaranhasil perikanan
Jumlah pelaku usaha ter-fasilitasi sarana pemasaranhasil perikanan
- 5Kelompok
DKP
Peningkatanjumlah masya-rakat teraksesinformasi manfaatkonsumsi ikan
Jumlah masyarakat teraksesinformasi manfaat konsumsiikan
3.600Orang
- DKP
Peningkatansosialisasi Gemar-ikan UntukMencegah Stunting
Sosialisasi Gemarikan UntukMencegah Stunting
12Kab/Kota
DKP
Peningkatan angkaKonsumsi Ikan
Angka Konsumsi Ikan 38,62kg/kapita/
Th
48,96kg/kapita/
Th
DKP
Peningkatanjumlah pelakuusaha terfasilitasisarana teknologipasca panen
Jumlah pelaku usahaterfasilitasi sarana teknologipasca panen
36Kelompok
- DKP
Peningkatanjumlah pelakuusaha tekaksesinformasi jaminanmutu dan diver-sifikasi produkhasil perikanan
Jumlah pelaku usahatekakses informasi jaminanmutu dan diversifikasiproduk hasil perikanan
256 UPI DKP
Peningkatanjumlah unit usahaterstandarisasijaminan mutu
Jumlah unit usaha ter-standarisasi jaminan mutu
478sertifikat
- DKP
Peningkatan Peng-guna LayananPengujian Mutudan Pengembang-an Produk Kelaut-an dan Perikanan
Persentase PeningkatanPengguna Layanan PengujianMutu dan PengembanganProduk Kelautan danPerikanan
Sby :163 %
DKP
Meningkatkanangka keterserap-an lulusan SMK diDunia Usaha/Dunia Industri danKewirausahaan
Angka keterserapan lulusanSMK di Dunia Usaha/DuniaIndustri dan Kewirausahaan
1,42% 1,67 % Dispendik
Meningkatkansiswa SMK yangberprestasi di-bidang Iptek, Seni,
Persentase siswa SMK yangberprestasi dibidang Iptek,Seni, Olahraga, KeterampilanVokasi di tingkat Nasional
082% 2.82 % Dispendik
- 68 -Olahraga, Ketram-pilan Vokasi ditingkat Nasionaldan Internasional
dan Internasional
Penguatan AksesPermodalan KUKM
Jumlah KUKM yang meng-akses permodalan melaluilembaga keuangan per-bankan dan nonperbankan
375 475 unit Diskop danUKM
Workshoppenguatan kualitasproduksi KUKMmelalui kemasan
Jumlah unit KUMKM meng-ikuti workshop kualitaskemasan
- 240 unit Diskop danUKM
Workshoppenguatan kualitasproduksi KUKMdibidang pangan
Jumlah unit KUMKMmengikuti workshop kualitaspangan
- 160 unit Diskop danUKM
Bimbingan danKonsultasiSertifikasi Halal
Jumlah bimbingan danKonsultasi Sertifikasi Halal
- 120 unit Diskop danUKM
Bimbingan danKonsultasi HKI
Jumlah orang ikut bimbingandan Konsultasi HKI
- 100 orang Diskop danUKM
Fasilitasi ujiproduk
Jumlah orang difasilitasi ujiproduk
- 30 orang Diskop danUKM
sertifikasi ISO22000
Jumlah sertifikasi ISO 22000 - 2 unit Diskop danUKM
Sertifikasi Halalproduk K-UKM
Jumlah orang mengikutisertifikasi halal K-UKM
- 80 orang Diskop danUKM
Pelatihan singkatvokasional dalamrangka penguatanusaha K-UKM
Jumlah pelatihan vokasionalK-UKM
- 300 orang Diskop danUKM
Pelatihan singkatdiversifikasiproduk OlahanBahan Baku Lokal
Jumlah pelatihan diversify-kasi produk
- 50 orang Diskop danUKM
Penguatan usahaKUKM melaluimagang produkmakananminuman
Jumlah kegiatan penguatanusaha KUKM melalui magang
- 30 orang Diskop danUKM
PenyelenggaraanPelatihan Koperasi& UKM
Jumlah peserta pelatihanKUKM
- 900Unit Diskop danUKM
Kemitraan Usahabagi Koperasi danUKM
Jumlah KUKM yangdifasilitasi kemitraan usaha
- 375Orang
Diskop danUKM
Penguatan PromosiProduk KUKM
Jumlah KUKM yangdifasilitasi melalui pameran
- 120 unit Diskop danUKM
Budidaya,Penanganan Panendan pasca panenTebu
Jumlah kelompok yangterfasilitas sarana prasaranaoff farm
- 5 Klp Disbun
Jumlah kelompok yangterfasilitas sarana prasarana
28 30 klp Disbun
- 69 -on farm
Budidaya danPenanganan Panendan Pasca PanenTanaman Kopi
Luas budidaya tanaman kopi 390 Ha 3250ha DisbunLuas budidaya tanaman kopidi kawasan Agropolitan
10 ha 10 ha Disbun
Jumlah kelompok terfasilita-si sarana prasarana off farm
25 klp 25 klp Disbun
Jumlah kelompok terfasilita-si sarana prasarana on farm
25klp 25 klp Disbun
Jumlah kelompok terfasilita-si sarana prasarana off farmdi Kawasan Agropolitan
1klp 1klp Disbun
Jumlah kelompok terfasilita-si sarana prasarana on farmdi Kawasan Agropolitan
25klp 25klp Disbun
Budidaya,Penanganan Panendan Pasca PanenTanaman Kakao
Jumlah kelompok terfasili-tasi sarana prasarana offarm
60 klp 25 klp Disbun
Jumlah kelompok terfasili-tasi sarana prasarana onfarm
- 25 klp Disbun
PengembanganIndustri MinumanHasil Tembakaudan BahanPenyegar
Jumlah Pelaku IndustriMinuman Hasil Tembakaudan Bahan Penyegar yangdifasilitasi
380 420 Disperindag
PengembanganIndustri HasilPertanian,Kehutanan danPerkebunan
Jumlah Pelaku IndustriHasil Pertanian, Kehutanandan Perkebunan yangdifasilitasi (pelaku industri)
282 320 Disperindag
PengembanganIndustri Makanan,Hasil Laut danPerikanan
Jumlah Pelaku IndustriMakanan, Hasil Laut danPerikanan yang difasilitasi
253 320 Disperindag
Pembinaan PelakuIndustri di KawasanAgropolitan
Jumlah Pelaku Industri yangdifasilitasi (pelaku industri)
140 250 Disperindag
Anti-PovertyProgram (APP)Bidang IndustriAgro
Jumlah Kelompokmasyarakat industri agroyang difasilitasi (pokmas)
4 3 Disperindag
Pembinaan danpelatihan keteram-pilan kerja bagimasyarakat
Jumlah masyarakat yangdifasilitasi (masyarakat)
430 220 Disperindag
Pelayanan Teknispada IndustriMakanan Minumandan Kemasan
Jumlah Jasa Pelayanan UPTIMakanan Minuman danKemasan (jasa)
726 530 Disperindag
Pengembangan Jumlah industri yang men- 160 220 Disperindag
- 70 -Teknis IndustriMakanan Minumandan Kemasan
dapatkan PengembanganTeknis Industri MakananMinuman dan Kemasan(pelaku industri)
Pembinaan MutuProduk Industridan KekayaanIntelektual diWilayah kerja UPTPMPI dan TKSurabaya
Jumlah jasa pelayanan MutuProduk Industri danKekayaan Intelektual
684 520 Disperindag
Pembinaan MutuProduk Industridan KekayaanIntelektual diWilayah kerja UPTPMPI dan TKMalang
Jumlah jasa pelayanan MutuProduk Industri danKekayaan Intelektual
1558 420 Disperindag
Melalui UnitPelaksana TeknisPelayanan SosialBina RemajaBojonegoro
Penerima manfaat ProgramKesejahteraan Sosial yangterpenuhi kebutuhan dasardan meningkat fungsisosialnya."
200 klien 200 kien Dinas Sosial
Pelaksana TeknisPelayanan SosialBina RemajaPamekasan
PMKS remaja penerima man-faat Program KesejahteraanSosial yang terpenuhikebutuhan dasar danmeningkat Fungsi sosialnya."
200 klien 200 klien Dinas Sosial
Melalui UnitPelaksana TeknisRehabilitasi SosialBina Lara KronisTuban
PMKS Penerima ManfaatProgram Kesejahteraan Sosialyang terpenuhi kebutuhandasar dan meningkat fungsiSosialnya."
90 klien 90 klien Dinas Sosial
Melalui UnitPelaksana TeknisRehabilitasi SosialBina KaryaPasuruan
PMKS Gelandangan danPengemis penerima manfaatProgram KesejahteraanSosial yang terpenuhikebutuhan dasar danmeningkat fungsi Sosialnya."
100 klien 100 klien Dinas Sosial
Melalui UnitPelaksana TeknisRehabilitasi SosialBina Karya WanitaKediri
PMKS PenerimaManfaatProgram KesejahteraanSosialyang terpenuhi kebutuhandasar dan meningkat fungsisosialnya."
120 klien 120 klien Dinas Sosial
Pembinaan danpelatihan keteram-pilan Anak Nakaldan AnakBerhadapan denganHukum
Anak Nakal dan AnakBerhadapan dengan Hukumyang mendapatkan bombing-an ketrampilan dan bantuanusaha ekonomi produktif
170 klien 170 klien Dinas Sosial
- 71 -Melalui UPTPerlindungan danPelayanan SosialAsuhan BalitaSidoarjo
PMKS Balita Terlantarpenerima manfaat ProgramKesejahteraan Sosial yangterpenuhi kebutuhan dasardan meningkat fungsisosialnya Melalui UnitPelaksana Teknis"
50 klien 50 klien Dinas Sosial
Melalui UPTPerlindungan danPelayanan SosialAsuhan AnakTrenggalek
PMKS Anak TelantarPenerima manfaat ProgramKesejahteraan Sosial yangterpenuhi kebutuhan dasardan meningkat fungsisosialnya Melalui UnitPelaksana Teknis"
240 klien 240 klien Dinas Sosial
Melalui UPTPerlindungan danPelayanan SosialAsuhan AnakSitubondo
PMKS Anak TelantarPenerima Manfaat ProgramKesejahteraan Sosial yangterpenuhi kebutuhan dasardan meningkat fungsisosialnya Melalui UnitPelaksana Teknis"
260 klien 260 klien Dinas Sosial
Melalui UPTPerlindungan danPelayanan SosialAsuhan AnakSumenep
Anak telantar yang terpenuhikebutuhan dasarnya padaUPT PSAA Sumenep
90 klien 90 klien Dinas Sosial
Melalui UPTPerlindungan danPelayanan SosialAsuhan AnakNganjuk
PMKS Anak Telantarpenerima manfaat ProgramKesejahteraan Sosial yangTerpenuhi kebutuhan dasardan meningkat fungsisosialnya Melalui UnitPelaksana Teknis"
135 klien 135 klien Dinas Sosial
Melalui UPTPerlindungan danPelayanan SosialPetirahan
PMKS anak terlantarpenerima manfaat ProgramKesejahteraan Sosial Yangterpenuhi kebutuhan dasardan meningkat fungsisosialnya Melalui UnitPelayanan Teknis"
1200klien
1200klien
Dinas Sosial
Melalui UPTPelayanan SosialBina RemajaJombang
PMKS anak terlantarpenerima manfaat ProgramKesejahteraan Sosial yangterpenuhi Kebutuhan dasardan meningkat fungsisosialnya Melalui UnitPelayanan Teknis"
214 klien 214 klien Dinas Sosial
Melalui UPTPelayanan SosialTresna WerdhaPasuruan
PMKS Lanjut Usia TelantarPenerima manfaat ProgramKesejahteraan Sosial yangterpenuhi kebutuhan dasardan meningkat fungsi
162 klien 162 klien Dinas Sosial
- 72 -Melalui UPTPelayanan SosialTresna WerdhaBlitar
PMKS Lanjut Usia Telantarpenerima manfaat ProgramKesejahteraan Sosial yangterpenuhi kebutuhan dasardan meningkat fungsisosialnya Melalui UnitPelaksana Teknis"
135 klien 135 klien Dinas Sosial
Melalui UPTPelayanan SosialTresna WerdhaJombang
PMKS Lanjut Usia Telantarpenerima manfaat ProgramKesejahteraan terpenuhikebutuhan dasar danmeningkat fungsi sosialnyaMelalui Unit PelaksanaTeknis
155 klien 155 klien Dinas Sosial
Melalui UPTPelayanan WerdhaMagetan
PMKS Lanjut Usia Telantarpenerima manfaat ProgramKesejahteraan Sosial yangterpenuhi kebutuhan dasardan meningkatfungsisosialnya Melalui UnitPelaksana Teknis"
70 klien 70 klien Dinas Sosial
Melalui UPTRehabilitasi SosialBina DaksaPasuruan
PMKS Disabilitas Tubuhpenerima manfaat ProgramKesejahteraan Sosial yangterpenuhi kebutuhan dasardan meningkat fungsisosialnya Melalui UnitPelaksana Teknis"
75 klien 75 klien Dinas Sosial
Melalui UPTRehabilitasi SosialBina Grahita Tuban
Disabilitas Tubuh yangterpenuhi kebutuhandasarnya
50 klien 50 klien Dinas Sosial
Melalui UnitPelaksana Teknis"Rehabilitasi SosialBina Laras
PMKS Disabilitas Mentalpenerima manfaat ProgramKesejahteraan Sosial yangterpenuhi kebutuhan dasardan meningkat fungsisosialnya Melalui UnitPelaksanaTeknis"
254 klien 254 klien Dinas Sosial
Melalui UPTRehabilitasi SosialBina Laras Kediri
PMKS Disabilitas Mentalpenerima manfaat ProgramKesejahteraan Sosial yangterpenuhi kebutuhan dasardan meningkat fungsisosialnya Melalui UnitPelaksanaTeknis"
205 klien 205 klien Dinas Sosial
melalui UPTRehabilitasi SosialBina KaryaPasuruan
PMKS GelandanganPengemis penerima manfaatProgram KesejahteraanSosial yang terpenuhikebutuhan dasar danmeningkat fungsi sosialnyaMelalui Unit PelaksanaTeknis"
100 klien 100 klien Dinas Sosial
- 73 -Melalui UPTRehabilitasi SosialBina Karya Madiun
PMKS GelandanganPengemis penerima manfaatProgram KesejahteraanSosial yang terpenuhikebutuhan dasar danmeningkat fungsi sosialnyaMelalui Unit PelaksanaTeknis"
100 klien 100 klien Dinas Sosial
Melalui UPTPelayanan SosialTresna WerdhaJember
Lanjut Usia Terlantar yangmemperoleh BimbinganFisik, Mental/keagamaandan Sosial
140 klien 140 klien Dinas Sosial
Melalui UPTPelayanan SosialTresna WerdhaBanyuwangi
PMKS Lanjut Usia Telantarpenerima manfaat ProgramKesejahteraan Sosial yangterpenuhi kebutuhan dasardan meningkat fungsisosialnya Melalui UnitPelaksanaTeknis"
120 klien 120 klien Dinas Sosial
Melalui UPTPelayanan SosialTresna WerdhaBondowoso
PMKS Lanjut Usia Telantarpenerima manfaat ProgramKesejahteraan Sosial yangterpenuhi kebutuhan dasardan meningkat fungsisosialnya Melalui UnitPelaksanaTeknis
90 klien 90 kliens Dinas Sosial
PenyebarluasanInformasi melaluiMedia
Jumlah Penyebaran Infor-masi melalui media cetak
12 kali 12 kali Diskominfo
Jumlah Penyebaran Informasimelalui media elektronik
107 kali 107 kali Diskominfo
Jumlah Penyebaran Informasimelalui media luar ruangan
146 kali 146 kali Diskominfo
Peningkatansanitasi dan aksesair bersih
Persentase cakupan pelayan-an akses sanitasi
77,67% 85% DINASPRKPCK
Persentase cakupan pelayan-an akses air minum
69,02% 88% DINASPRKPCK
PenyelenggaraanSistem PengolahanAir Limbah danDrainase
Jumlah dokumen perencana-an air limbah dan drainaseyang tersusun
1dokumen
15dokumen
DINASPRKPCK
Jumlah infrastruktur airlimbah dan drainase yangterbangun
1 unit 15 unit DINASPRKPCK
Jumlah orang yang men-dapatkan sosialisasi bidangair limbah dan drainase
83 Orang 360Orang
DINASPRKPCK
Jumlah dokumen monitoringevaluasi air limbah dandrainase yang tersusun
1dokumen
10dokumen
DINASPRKPCK
Jumlah pendampinganteknis perencanaan airlimbah dan drainase
- 3Pendam-pingan
DINASPRKPCK
PenyelenggaraanSistemPersampahan
Jumlah dokumen peren-canaan persampahan yangtersusun
- 1dokumen
DINASPRKPCK
- 74 -Jumlah infrastruktur per-sampahan yang terbangun
- 1 unit DINASPRKPCK
Jumlah orang yang men-dapatkan sosialisasi bidangpersampahan
- 360orang
DINASPRKPCK
Jumlah dokumen monitoringevaluasi persampahan yangtersusun
- 10dokumen
DINASPRKPCK
Jumlah pendampinganteknis perencanaanpersampahan
- 3Pendam-pingan
DINASPRKPCK
PenyelenggaraanSistem PenyediaanAir Minum
Jumlah dokumen peren-canaan air minum yangtersusun
9dokumen
56dokumen
DINASPRKPCK
Jumlah infrastruktur airminum yang terbangun
40 Unit 56 unit DINASPRKPCK
Jumlah orang yang men-dapatkan sosialisasi bidangair minum
100Orang
360Orang
DINASPRKPCK
Jumlah dokumen monitoringevaluasi air minum yangtersusun
9dokumen
10dokumen
DINASPRKPCK
Jumlah pendampinganteknis perencanaan airminum
- 3pendam-pingan
DINASPRKPCK
Kawasanpemukiman
Persentase penanganankawasan permukimankumuh
95,79% 90,68% DINASPRKPCK
Jumlah backlog kepemilikanrumah
673.884(tahun2018
SumberRP3KP)
1.323.000 DINASPRKPCK
PenyelenggaraanKawasanPermukiman
Jumlah luasan kawasanpermukiman kumuh yangditangani
1717,09Ha
15 Ha DINASPRKPCK
PenyelenggaraanRumah Khusus danSwadaya
Jumlah dokumen moni-toring evaluasi pelaksanaanrenovasi RTLH dan rumahswadaya yang tersusun
25Dokumen
20dokumen
DINASPRKPCK
Jumlah dokumen moni-toring evaluasi pelaksanaanpembangunan rumahkhusus yang tersusun
- 1dokumen
DINASPRKPCK
Jumlah panjang PSUlingkungan permukimanyang terbangun
9.377,32meter
10.000meter
DINASPRKPCK
PenyelenggaraanRumah Umum danKomersial
Jumlah dokumen moni-toring evaluasi pelaksanaanpembangunan rumah susunumum yang tersusun
5dokumen
DINASPRKPCK
Jumlah unit PSU rumahsusun yang terbangun
2 Unit/PSU
Rusun
2 Unit DINASPRKPCK
Jumlah dokumen moni-toring - 5 DINAS
- 75 -evaluasi pembangun-anrumah komersial yangtersusun
dokumen PRKPCK
KetahananKeluarga
Jumlah Kabupaten/kotayang kader Tri binanya dankader remajanya (BKB,BKR, BKL, PIKR, GENRE,Saka Kencana) mendapatpembinaan ketahanankeluarga
30% 100% DinasDP3AK
Sub kegiatan:Peningkatan PeranBina KeluargaBalita (BKB) dalamPerlindungan Anak
Jumlah kader Bina keluargaBalita/keluarga sasaran diKab/kota yang mendapatkanpembinaan ketahanankeluarga dan perlindungananak
50 1000 DinasDP3AK
Sub kegiatan:Peningkatan PeranBKR dan KeluargaRemaja dalamketahanan keluargadan perlindunganAnak
Jumlah kader BKR/keluarga Remaja sasaran diKab/kota yang mendapatkanpembinaan ketahanankeluarga dan perlindunganAnak
40 500 DinasDP3AK
Capacity BuildingKader Remaja diProvinsi JawaTimur tentangketahanan keluarga
Jumlah kader remaja yangmendapatkan capacitybuilding tentang ketahanankeluarga
76 500 DinasDP3AK
Peningkatan peranKader BKL dalamketahanan keluargadan berkoordinasilintas sektor untukPembinaankeluarga Lansia
Jumlah kader BKL di Kab/Kota yang mendapatkanpembinaan ketahanankeluarga dan koordinasilintas sektor
50 200 DinasDP3AK
Keluarga Berencanadan KesehatanReproduksi
Jumlah Pembinaan KB dankesetan reproduksi di JawaTimur
400 2400 DP3AK danBKKBN
PengendalianPenduduk
Jumlah Prosentase pesertaKB aktif di Jawa Timur
63% 75% DP3AK danBKKBN
PenguatanPerempuan dalammembentukkeluarga sejahtera
Jumlah peserta pertemuanpenguatan kualitasperempuan dalammembentuk keluargasejahtera
50 200 DP3AK
Perlindunganperempuan daritindak kekerasan
Cakupan perempuan korbankekerasan yangmendapatkan layanankesehatan dari petugasterlatih dalam unit layananterpadu
76 304 DP3AK
Pembinaanperempuan dalamindustri rumahan
Jumlah industri rumahanyang mengikuti bimbingan
50 200 DP3AK
- 76 -Pembinaan ForumAnak
Prosentase jumlah forumanak yang aktif di kab/kota
75 100 DP3AK
Penguatan kelem-bagaan dan jejeringPengarus-tamaanHak anak
Jumlah kabupaten Kotayang mempunyai SK gugustugas KLA dan RAD KLA
100 100 DP3AK
PengawasanMakanan yangMemenuhi SyaratKemanan dan Mutu
Jumlah makanan yangdisampling dan diujilaboratorium
1350sample
1640sample
BBPOM
MenurunkanPangan JajananAnak Sekolah(PJAS) yang tidakmemenuhi syarat
Jumlah Sekolah yangdiintervensi KeamananPangan Jajanan AnakSekolah sehingga mendapat-kan Piagam BintangKeamanan Pangan KantinSekolah
16sekolah
22sekolah
BBPOM
PengawasanPangan JajananAnak Sekolah(PJAS) melaluioperasional MobilLaboratoriumKeliling
Jumlah kunjungan TimMobil Laboratorium Keliling
29 kali 40 kali BBPOM
Bimbingan Teknispada IndustriRumah TanggaPangan (IRTP)
Jumlah Kabupaten yangdilakukan pembinaan IRTPnya
12 4 BBPOM
Pembinaan Desamenuju panganaman
Jumlah desa yang dibinaagar masyarakat memahamikeamanan pangan
468 9 BBPOM
Pembinaan Pasaraman dari bahanberbahaya
Jumlah pasar yang dibinaagar petugas pasar dapatmengawasi peredaran bahanberbahaya maupun panganmengandung bahanberbahaya
8 9 BBPOM
PemberianKomunikasi,Informasi, Edukasi(KIE) bersamaTokoh Masyarakat
Jumlah masyarakat yangdiberikan KIE tentang Obatdan Makanan
21 75 BBPOM
Diklat District FoodInspector
Jumlah Alumni DiklatDistrict Food Inspector
- 30 BPSDM
Terdapat banyak lembaga di tingkat pemerintah daerah Provinsi JawaTimur yang terlibat dalam rencana aksi daerah pangan dan gizi. Masing-masingdengan program yang dimilikinya terlibat aktif berpartisipasi dalampembangunan dan pengembangan pangan dan gizi di Provinsi Jawa Timur.Penganggaran dari APBD Provinsi Jawa Timur juga disampaikan dalam dokumenini sebagai bukti komitmen pemerintah daerah terhadap perbaikan pangan dangizi masyarakat.
- 77 -4.1.1 Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah PanganDan Gizi di Provinsi Jawa Timur adalah data primer dan data sekunder. Dataprimer dikumpulkan melalui wawancara/interview dengan terhadap key informandari dinas-dinas terkait yang dapat memberikan informasi penting dalampenyusunan sasaran dan rencana aksi pangan dan gizi.
Focus Group Discussion (FGD) adalah metode terbaik untuk mengumpulkanpendapat-pendapat penting terkait pembangunan pangan dan gizi di ProvinsiJawa Timur. Termasuk di dalamnya adalah memberikan konfirmasi langsungterkait dengan indicator-indikator digunakan sebagai input, proses dan outputRAD-PG Provinsi Jawa Timur.
Masing-masing indicator, baik input, proses, dan output, memilikiindikator-indikator dan target capaian. Indikator dan target capaian masing-masing diisi oleh OPD-OPD terkait di Provinsi Jawa Timur dan menjadi bagiantak terpisahkan dari program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahunbersangkutan.
Koordinasi atas indicator dan target capaiannya merupakan bagian darikegiatan BAPPEDA Provinsi Jawa Timur. Pertemuan koordinasi pelaksanaanRAD-PG Provinsi Jawa Timur merupakan kegiatan strategis untuk memonitordan mengevaluasi hambatan-hambatan yang dialami masing-masing OPD dalammencapai target yang direncanakan dan atau merupakan forum untuk menjagakomunikasi kerjasama program lintas sector terkait dengan pembangunanpangan dan gizi.
4.1.2 Metode Analisis DataKegiatan yang dilakukan setelah tahap kompilasi dan pengolahan data
adalah melakukan analisa terhadap hasil identifikasi yang diperoleh berdasarkanpada teori dan standard-standard perencanaan maupun peraturan-peraturanyang mendukung analisa tersebut. Analisis data yang digunakan dalam kajian iniberupa analisis deskriptif dan juga statistic deskriptif untuk menjelaskan kondisiexisting dan juga tantangan pembangunan gizi di Provinsi Jawa Timur.
Pendeskripsian dilakukan sesuai dengan aspek dipertimbangkan dalampembangunan pangan dan gizi, meliputi:(1) Situasi gizi masyarakat. Gizi masyarakat yang baik tercermin dari kondisi
bayi dan balita lahir karena kelompok masyarakat ini sangat rentan terhadapkualitas asupan makanan (gizi). Situasi gizi masyarakat di Provinsi JawaTimur akan terlihat dari tinggi rendahnya proporsi balita yang memilikimasalah dengan berat badan dan tinggi badan.
(2) Aksesibilitas pangan. Aksesibilitas pangan dapat digambarkan dari produksipangan di Provinsi Jawa Timur, yakni tanaman pangan dan pangan hewani(daging, telur dan ikan). Kondisi tingkat kemiskinan di daerah juga menjadibagian penting menjelaskan daya beli dalam rangka akses panan di ProvinsiJawa Timur.
(3) Mutu dan keamanan pangan. Pangan yang aman dan bermutu dicerminkanoleh makin sedikitnya jumlah kasus keracunan makanan di suatu wilayah.Oleh sebab itu, deskripsi terhadap mutu dan keamanan pangan dilakukandengan mengidentifikasi jumlah kejadian luar biasa berupa kasus keracunanmakanan.
- 78 -(4) Perilaku hidup bersih dan sehat. PHBS digambarkan dengan Persentase
rumah tangga yang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat terhadapkeseluruhan rumah tangga di Provinsi Jawa Timur. Semakin tinggiproporsinya maka semakin baik kesadaran masyarakat terhadap kebersihandan kesehatan. Indikator PHBS adalah perilaku cuci tangan, pemberian ASIeksklusif, rumah tangga memanfaatkan posyandu, penggunaan alatkontrasepsi (Keluarga Berencana), aktivitas fisik, penduduk usia di atas 10tahun yang merokok, penduduk di atas usia 10 tahun yang kurang makansayur dan buah, akses terhadap sanitasi layak dan pertolongan persalinanoleh tenaga kesehatan.
4.2 Waktu dan Pelaksanaan PemantauanWaktu pemantauan dilaksanakan tiga kali dalam satu tahun dibagi dalam
tiga rentang yakni di awal, pertengahan dan akhir pelaksanaan program melaluikoordinasi yang difasilitasi oleh BAPPEDA. Tiga tahapan koordinasi iniselanjutnya dapat dijabarkan sebagai berikut:1. Pemantauan Awal Pelaksanaan Program
a. Mengkonfirmasi kondisi yang tertulis di dalam RAD-PG dengan kondisi riildi lapangan;
b. Penentuan dan kesepakatan indikator kinerja pelaksanaan RAD-PGc. Memberikan alternatif pemecahan masalah tentang:
- strategi pencapaian tujuan,- kemungkinan keberhasilan yang dapat diraih, serta- kendala yang akan datang
d. Memberikan penjelasan pada pihak terkait mengenai mekanisme kerjaimplementasi RAD-PG
2. Pemantauan Pertengahan Pelaksanaan Programa. Melihat langsung dampak dari pelaksanaan RAD-PG pada pertengahan
implementasi melalui:- OPD terkait- Stakeholders
b. Melihat arah pengembangan pelaksanaan RAD-PG apakah sesuai dengantujuan yang dicapai
c. Menggali kemungkinan keberlangsungan hasil pengembangan danpeningkatan yang telah dicapai
4.3 Pelaporan Hasil PemantauanPelaporan dan kegiatan monev dilakukan secara periodik di setiap
tahunnya. Pelaporan dilakukan oleh masing-masing OPD dan lembaga terkaitberkaitan dengan program/kegiatan yang telah dicanangkan dan realisasinya.Beberapa komponen penting yang dimuat dalam pelaporan monev adalah:1. Pendahuluan
a. Tujuan monevb. Permasalahan dan program kerja per tahun dicanangkan
2. Indikator dan capaian masing-masing OPD3. Kendala pencapaian sasaran dan mekanisme penyelesaiannya4. Rencana tindak lanjut dan perencanaan capaian tahun berikutnya5. Penutup
- 79 -4.4 Indikator-indikator yang Dievaluasi
Indikator yang dievaluasi adalah indikator capaian RAD-PG Provinsi JawaTimur. Indikator tersebut diuraikan sebagai berikut:1. Peningkatan Gizi Masyarakat
1. Prevalensi Balita Gizi Kurang2. Balita Gizi Buruk3. Balita Stunting4. Angka Kematian bayi B (/1000 kelahiran hidup)5. Prevalensi ASI Ekslusif6. Prevalensi Anemia ibu hamil7. Angka kelahiran hidup (1/100.000 Kelahiran Hidup)8. Prevalensi berat badan lebih dan obesitas pada penduduk usia >18 tahun9. Akses UCI (Universal Child Immunization)10. Prevalensi Balita Kurus11. Berat Badan Lahir Rendah
2. peningkatan aksesbilitas pangan yang beragam1. Ketersediaan Energi2. Ketersediaan Protein3. Ketersediaan Produksi pangan utama (beras) thd konsumsi4. Produksi padi5. Produksi Jagung6. Produksi Kedelai7. Produksi Gula8. Produksi Daging Sapi9. Produksi Ikan10. Produksi Garam11. Angka Kecukupan Energi12. Angka Kecukupan Protein
13. Tingkat Konsumsi Ikan14. Pola Pangan Harapan15. Kerawanan pangan masyarakat
3. Peningkatan pengawasan Mutu dan keamanan pangan1. Jumlah orang difasilitasi uji produk2. Jumlah sertifikasi ISO 220003. Jumlah orang mengikuti sertifikasi halal K-UKM4. Jumlah promosi / advokasi gerakan konsumsi B2SA5. Jumlah Pengawasan mutu dan keamanan pangan6. Jumlah Promosi Keamanan Pangan7. Bimbingan Teknis Konsumsi dan Kemananan Pangan8. Jumlah makanan yang disampling dan diuji laboratorium9. Jumlah PJAS disampling dan diuji dengan parameter lengkap
10. Jumlah kunjungan Tim Mobil Laboratorium Keliling11. Jumlah Kabupaten yang dilakukan pembinaan IRTP nya12. Jumlah desa yang dibina agar masyarakat memahami keamanan pangan13. Jumlah pasar yang dibina agar petugas pasar dapat mengawasi peredaran
bahan berbahaya maupun pangan mengandung bahan berbahaya14. Jumlah masyarakat yang diberikan KIE tentang Obat dan Makanan15. Jumlah Kelompok yang menerapkan good farming practice16. Surat keterangan layak bibit ternak yang diterbitkan17. Jumlah rekomendasi pendaftaran pakan yang bersertifikat18. Jumlah kelompok yang menerapkan teknologi pengolahan pakan19. Jumlah sampel pakan yang diuji
- 80 -20. Jumlah kelompok/pelaku usaha yang menerapkan teknologi pasca panen
dan pengolahan hasil peternakan21. Jumlah kelompok terbina investasi/akses permodalan22. Jumlah kelompok peternak berprestasi23. Jumlah usaha produk hewan tersertifikasi NKV24. Jumlah RPH tersertifikasi NKV25. Jumlah hasil pengujian produk hewan26. Jumlah masyarakat teredukasi zoonosis (Sertifikat zoonosis)27. Jumlah masyarakat teredukasi Kesejahteraan Hewan (Sertifikat zoonosis)28. Jumlah pelaku usaha yang menerapkan CPPIB29. Jumlah pelaku usaha pembudidaya ikan yang terbina kesehatan ikan dan
lingkungan budidaya30. Persentase peningkatan produk olahan UPI yang bersertifikat31. Jumlah stakeholder terakses informasi penguatan investasi dan
penumbuhan pelaku usaha32. Jumlah pelaku usaha terfasilitasi sarana pengolahan produk hasil
perikanan33. Jumlah rekomendasi teknis izin usaha pengolahan dan pemasaran hasil
perikanan tervalidasi34. Jumlah pelaku usaha terakses informasi perluasan akses pasar, promosi
dan logistik35. Jumlah pelaku usaha terfasilitasi sarana pemasaran hasil perikanan36. Jumlah masyarakat terakses informasi manfaat konsumsi ikan37. Sosialisasi Gemarikan Untuk Mencegah Stunting38. Angka Konsumsi Ikan39. Jumlah pelaku usaha tekakses informasi jaminan mutu dan diversifikasi
produk hasil perikanan
40. Jumlah unit usaha terstandarisasi jaminan mutu41. Persentase Peningkatan Pengguna Layanan Pengujian Mutu dan
Pengembangan Produk Kelautan dan Perikanan
4. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)1. Jumlah rumah tangga menerapkan PHBS2. Cakupan pelayanan akses sanitasi3. Cakupan pelayanan akses air minum4. Orang yang mendapatkan sosialisasi bidang persampahan5. Penanganan kawasan permukiman kumuh
5. Penguatan kelembagaan pangan dan Gizi1. Frekuensi pertemuan koordinasi penyelenggaraan pembangunan pangan
dan gizi di Provinsi Jawa Timur2. Jumlah Penyebaran Informasi melalui media cetak3. Jumlah Penyebaran Informasi melalui media elektronik4. Jumlah Penyebaran Informasi melalui media luar ruangan5. Jumlah Bakorwil dalam program capacity building kader remaja
4.5 Waktu dan Pelaksana EvaluasiWaktu evaluasi dilaksanakan satu tahun sekali pada akhir pelaksanaan
program melalui koordinasi yang difasilitasi oleh BAPPEDA. Evaluasi dilakukanberdasarkan indikator target capaian RAD-PG setiap akhir periode sehinggakeberhasilan pencapaian target setiap tahun dapat nilai.
- 81 -4.6 Pelaporan Hasil Evaluasi
Evaluasi Akhir Pelaksanaan Program dilaporkan dalam kegiatan koordinasidengan dengan OPD terkait untuk:a) Melihat langsung dampak dari pelaksanaan RAD-PG pada akhir implementasi
melalui:- OPD terkait- Stakeholders
b) Mengidentifikasi arah pengembangan selanjutnya di OPD terkaitc) Menggali informasi pada:
- Indikator capaian- Kendala dan masalah serta solusinya
d) Melihat usaha-usaha dalam rangka menjaga keberlangsungan hasilpengembangan dan peningkatan yang telah dicapai oleh OPD terkait
- 82 -BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULANKebijakan pembangunan pangan dan gizi baik secara spesifik maupun
sensitive merupakan upaya sungguh-sungguh pemerintah daerah yang sinergisdengan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2020-2024, dilakukan dengan pendekatanmultisector untuk menghasilkan dampak yang diharapkan, yaitu terwujudnyasumberdaya manusia yang sehat dan produktif bagi pembangunan. Inimerupakan komitmen bersama dalam menyukseskan eradikasi poverty danhunger memperkuat pembangunan secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Aspek kesehatan memang menjadi focus utama untuk melihat output dariintervensi pemerintah diaspek pangan dan gizi, seperti penurunan stunting,penurunan balita gizi buruk, penurunan AKI, AKB, peningkatan capaian angkaharapan hidup, serta indicator-indikator penting lainnya seperti peningkatanPPH, peningkatan IPM, dan peningkatan AHH. Namun demikian, disadari bahwaaspek lain juga memberikan pengaruh yang signifikan pula, seperti kinerjapertanian tanaman pangan, efektifitas pembangunan infrastruktur wilayah, danjuga aspek-aspek edukasi masalah pangan dan gizi sejak dini di bangku sekolah.Semua aspek ini dipadukan dalam rangka pembangunan pangan dan gizi darimulti-sektornya.
Dokumen ini telah disusun dengan kontribusi dari berbagai perangkatdaerah terkait. Namun demikian, dokumen ini tentunya terbuka atas masukan-masukan perbaikan ke depan untuk pembangunan pangan dan gizi di ProvinsiJawa Timur yang lebih baik.
2. SARAN/HARAPANDokumen Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Provinsi Jawa
Timur diharapkan dijadikan sebagai acuan mewujudkan tujuan memperkuatKetahanan Pangan dan Gizi di Kabupaten/Kota di Jawa Timur. RAD-PG inidigunakan untuk meningkatkan kemampuan menganalisa perkembangan situasidan perencanaan program/kegiatan pangan dan gizi di Provinsi Jawa Timursehingga mampu meneapkan prioritas penanganan masalah pangan dan gizi,mampu memilih intervensi yang tepat sesuai kebutuhan local dan mampumembangun dan memfungsikan kelembagaan pangan dan gizi secara optimalserta mampu memantau dan mengevaluasi pembangunan pangan dan gizi secarabaik dan efektif.
GUBERNUR JAWA TIMUR
ttd
KHOFIFAH INDAR PARAWANSA
- 1 -
LAMPIRAN IIPERATURAN GUBERNUR JAWA TIMURNOMOR 59 TAHUN 2020TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PANGANDAN GIZI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN2020-2024
INDIKATOR OUTPUT DAN LEMBAGA PELAKSANA TERKAIT
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
Pilar 1 – Perbaikan gizi masyarakatProgramPenguatanKesehatanMasyarakat
PenurunanAngkaKematianIbu
AngkaKematianIbu
per100.000
89.81 89.92 88.92 87.92 86.92 86 6,525.00 6,825.00 7,165.00 9,413.05 7,644.75 APBD Dinkes ProvJatim
ProgramPenguatanKesehatanMasyarakat
PenurunanStunting
PersentaseStunting
% 26.9 28.00 26.00 24.00 22.00 20.00 Dinkes ProvJatim
PersentaseBumil KEKyang men-dapat PMTpemulihan
% 93,1 80 80 80 80 80 Dinkes ProvJatim
PersentaseIbu HamilmendapatIFA (TTD)minimal 90tabletselamakehamilan
% 95 80 81 82 83 84 Dinkes ProvJatim
Persentase % 97 90 91 92 93 94 Dinkes Prov
- 2 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
kelas ibuhamil (ibumengikutikonselinggizi dankesehatan)
Jatim
Persentasepuskesmasmelaksanakan kelasibu hamil
% 97 90 91 92 93 94 Dinkes ProvJatim
Persentasebalitakurus yangmendapat-kan PMT
% 61,2 85 85 85 85 85 Dinkes ProvJatim
Persentasekehadirandi posyan-du (rasioyangdatangterhadaptotalsasaran)
% 79,4 60 70 75 80 85 Dinkes ProvJatim
PersentaseIbu Hamil-K4
% 91,2 91 91 93 94 94 Dinkes ProvJatim
Persentaseanak 6-59bulan yangmemper-oleh Vit A
% 91 86 87 88 89 90 Dinkes ProvJatim
- 3 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
Persentasebayi 0-11bulan telahdiimuni-sasi dasarsecaralengkap
% 93 93 93,6 94,1 94,6 95 Dinkes ProvJatim
Persentasebalita diareyang mem-perolehsuplementasi zinc
% 93,64 90 95 95 100 100 Dinkes ProvJatim
Persentaseremajaputrimendapat-kan TTD
% 63,4 50 52 54 56 58 Dinkes ProvJatim
Persentaserumahtanggayang menggunakansanitasilayak
% 63,39 67 69 72 75 78 Dinkes ProvJatim
PersentaselayananIbu Nifas
% 95,2 95 95 96 96 96 Dinkes ProvJatim
Persentasebalita yangmengalamigizi burukyangditangani(BGM)
% 100 100 100 100 100 100 Dinkes ProvJatim
Persentase % 97 91 92 93 94 95 Dinkes Prov
- 4 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
PuskesmasyangmamputatalaksanaMTBS
Jatim
ProgramPenguatanKesehatanMasyarakat
PeningkatankategoriDesa Sehat
PersentaseDesa Sehat
% 48.04 56.46 62.35 67.64 72.93 72.93 Dinkes ProvJatim
PembinaanKemandirianMasyarakatHidup Sehat
Peningkatanpromosikesehatan
Jumlahpromosikesehatan
Jumlah 5 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 1,900.00 1,925.00 2,050.00 2,652.50 2,300.00 APBD Dinkes ProvJatim
PembinaanKemandirianMasyarakatHidup Sehat
PeningkatanfasilitasikualitasUKBM
JumlahfasilitasikualitasUKBM
Jumlah 13 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
Dinkes ProvJatim
PembinaanKeluargaSehat
Peningkatanjumlahkab/kotadengancakupanpersalinan difaskessesuai target
Jumlahkab/kotadengancakupanpersalinandi faskessesuaitarget
Kab/Kota 12 12.00 15.00 15.00 18.00 19.00 2,825.00 3,050.00 3,215.00 4,065.00 3,250.00 APBD Dinkes ProvJatim
PembinaanKeluargaSehat
Peningkatanjumlahkab/kotadengancakupanbayiparipurnasesuai target
Jumlahkab/kotadengancakupanbayiparipurnasesuaitarget
Kab/Kota 12 12.00 15.00 15.00 15.00 17.00 Dinkes ProvJatim
Pembinaan Peningkata Jumlah Kab/Kota 36 36.00 37.00 38.00 38.00 38.00 Dinkes Prov
- 5 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024KeluargaSehat
n jumlahkab/kotadengancapaianbayi yangmendapatASIEKSLUSIF> 50%
kab/kotadengancapaianbayi yangmendapatASIEKSLUSIF> 50%
Jatim
Programpeningkatan layanangizimasyarakat
Peningkatanlayanan gizipadakelompokrawan gizisecaraparipurna
Persentaselayanangizi padakelompokrawan gizisecaraparipurna
% 15 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 1,800.00 1,900.00 2,202.50 2,047.50 2,237.10 APBD Dinkes ProvJatim
Programpenyeleng-garaanpelayanangizi
Peningkatanmasyarakatyangmendapatkan pelayanangizi (didalamgedung dandi luargedung)
Jumlahmasya-rakat yangmendapat-kan pela-yanan gizi(di dalamgedungdan di luargedung)
Orang 1000 1000.0012500.00 1500.0016500.00 2000.00 800.00 825.00 1,002.50 892.50 937.13 APBD Dinkes ProvJatim
SurveilansdanImunisasi
Peningkatankab/kotadenganverifikasialat sesuaitarget
Jumlahkab/kotadenganverifikasialatsesuaitarget
Kab/Kota 25 30.00 35.00 38.00 38.00 38.00 1,750.00 1,800.00 2,050.00 1,801.90 2,000.00 APBD Dinkes ProvJatim
- 6 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024SurveilansdanImunisasi
Peningkatankab/kotadengancakupaninvestigasi(PE/penyelidikanepidemiologiKLB>80 % )
Jumlahkab/kotadengancakupaninvestigasi(PE/penye-lidikanepidemio-logiKLB>80 %)
Kab/Kota 30 30.00 35.00 38.00 38.00 38.00 Dinkes ProvJatim
SurveilansdanImunisasi
Peningkatankab/kotayang men-capai imuni-sasi dasarlengkapsesuai target
Jumlahkab/kotayangmencapaiimunisasidasarlengkapsesuaitarget
Kab/Kota 30 30.00 35.00 38.00 38.00 38.00 Dinkes ProvJatim
Pilar 2 – Peningkatan aksesbilitas pangan yang beragam
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanPangan
PeningkatanProduksiTanamanPangan
Padi(GKG)
% 2 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 17,900.00 17,900.00 18,700.00 18,700.00 21,200.00 APBD DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahPangan
PeningkatanProduksiTanamanPangan
Jagung % 2 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
- 7 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanPangan
PeningkatanProduksiTanamanPangan
Kedelai % 2 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanPangan
PeningkatanProduksiTanamanPangan
KacangTanah
% 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanPangan
PeningkatanProduksiTanamanPangan
KacangHijau
% 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanPangan
PeningkatanProduksiTanamanPangan
Ubi Kayu % 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanPangan
PeningkatanProduksiTanamanPangan
Ubi Jalar % 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
Peningkatan Pasca Panen Jumlah kelompok 222 244.00 268.00 294.00 324.00 346.60 23,593.79 23,829.73 23,829.73 24,544.62 25,593.73 APBD Dinas
- 8 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024Produksidan NilaiTambahTanamanPangan
danPengolahanHasilTanamanPangan
kelompoktani pelak-sana GoodHandlingPractices(GHP)
PertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanPangan
Pasca PanendanPengolahanHasilTanamanPangan
Jumlahstakeholderter-aksesinformasiteknologi offfarm (suratketerangan)
orang 44 49.00 54.00 59.00 65.00 69.80 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanPangan
Pasca PanendanPengolahanHasilTanamanPangan
- CombineHarvesterPadi TipeSedang
Unit 10 20.00 25.00 30.00 35.00 42.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanPangan
Pasca PanendanPengolahanHasilTanamanPangan
- CombineHarvesterPadi TipeBesar
Unit 10 20.00 25.00 30.00 35.00 42.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanPangan
Pasca PanendanPengolahanHasilTanamanPangan
- CornCombineHarvesterTipeBesar
Unit 3 10.00 15.00 20.00 25.00 30.80 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan Nilai
Pasca PanendanPengolahan
- PowerThresherPadi
Unit 26 30.00 35.00 40.00 45.00 49.60 DinasPertaniandan
- 9 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024TambahTanamanPangan
HasilTanamanPangan
KetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanPangan
Pasca PanendanPengolahanHasilTanamanPangan
- PowerThresherMultiguna
Unit 22 25.00 30.00 35.00 40.00 44.20 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanPangan
Pasca PanendanPengolahanHasilTanamanPangan
- CornSheler
Unit 20 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanPangan
Pasca PanendanPengolahanHasilTanamanPangan
JumlahInformasiHarga Pasar(Kabupaten/Kota)
Informasi 29 32.00 35.00 38.00 38.00 41.60 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanPangan
Pasca PanendanPengolahanHasilTanamanPangan
Promosi daneksi-bisiuntuk per-luasanjaringanpemasaran
paket 3 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanHortikultura
PeningkatanProduksiTanamanHortikultura
- Cabaibesar
% 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 7,600.00 7,600.00 8,200.00 8,200.00 8,700.00 APBD DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan Nilai
PeningkatanProduksiTanaman
- CabaiRawit
% 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 DinasPertaniandan
- 10 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024TambahTanamanHortikultura
Hortikultura KetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanHortikultura
PeningkatanProduksiTanamanHortikultura
- BawangMerah
% 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanHortikultura
PeningkatanProduksiTanamanHortikultura
- Mangga % 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanHortikultura
PeningkatanProduksiTanamanHortikultura
- Jeruk % 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanHortikultura
PeningkatanProduksiTanamanHortikultura
- Manggis % 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanHortikultura
TanamanBuah danTanamanHias
- Mangga ton 916,657 925823.00
935082.00
944432.00
953877.00
953877.00
3,918.19 3,957.37 3,957.37 4,076.09 APBD DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambah
TanamanBuah danTanamanHias
- Jeruk ton 916,334 925498.00
934753.00
944100.00
953541.00
953541.00
DinasPertaniandanKetahanan
- 11 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024TanamanHortikultura
Pangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanHortikultura
TanamanBuah danTanamanHias
- Manggis ton 17,023 17194.0017366.0017539.0017715.0017715.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanHortikultura
TanamanBuah danTanamanHias
JumlahproduksiTan. hias
-- DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanHortikultura
TanamanSayur danTanamanObat
- CabaiMerah
ton 85,536 87246.0088991.0090771.0092586.0092586.00 3,615.86 3,652.02 3,652.02 3,761.58 APBD DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanHortikultura
TanamanSayur danTanamanObat
- CabaiRawit
ton 422,713 426940.00
431209.00
435521.00
439877.00
439877.00
DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanHortikultura
TanamanSayur danTanamanObat
- BawangMerah
ton 317,695 324049.00
330530.00
337141.00
34388300
343883.00
DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanaman
TanamanSayur danTanamanObat
- Jahe kg 19,287,559
19480435.00
19675239.00
19871991.00
20070711.00
20070711.00
DinasPertaniandanKetahananPangan
- 12 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024Hortikultura
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanHortikultura
TanamanSayur danTanamanObat
- Kunyit kg 24,330,684
24573991.00
24819731.00
25067928.00
25318607.00
25318607.00
DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanHortikultura
Pasca PanendanPengolahanHasilTanamanHortikultura
Jumlahkelompoktani pelaksana GoodHandlingPractices(GHP)
kelompok 12 15.00 15.00 15.00 15.00 15.00 8,513.60 8,598.73 8,598.73 8,856.70 APBD DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanHortikultura
Pasca PanendanPengolahanHasilTanamanHortikultura
Penyusunan SOPGHP
dokumen 12 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksidan NilaiTambahTanamanHortikultura
Pasca PanendanPengolahanHasilTanamanHortikultura
Jumlahkoptanteraksesinformasiteknologi offfarm (suratketerangan)
kelompok 5 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
- 13 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024PelayananPengawasandanSertifikasiHasilPertanian
Peningkatansertifikasidan pendaf-taranprodukpangan asaltumbuhan
Persentasesertifikasidan pen-daftaranprodukpanganasaltumbuhan
% 5 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4,958.20 5,007.79 5,007.79 5,158.02 APBD DinasPertaniandanKetahananPangan
PelayananPengawasandanSertifikasiHasilPertanian
SertifikasiPanganSegar AsalTumbuhan
- Prima unit 5 10.00 15.00 20.00 25.00 25.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
PelayananPengawasandanSertifikasiHasilPertanian
SertifikasiPanganSegar AsalTumbuhan
- HealthCertificate
unit 150 175.00 200.00 225.00 250.00 250.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
PelayananPengawasandanSertifikasiHasilPertanian
SertifikasiPanganSegar AsalTumbuhan
- PanganSegarAsalTumbuh
unit 60 80.00 100.00 120.00 140.00 140.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
PelayananPengawasandanSertifikasiHasilPertanian
SertifikasiPanganSegar AsalTumbuhan
- RegistrasiPackingHouse
unit 1 1.00 2.00 2.00 2.00 2.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
- 14 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024KetahananPangan
Peningkatanpenganekaragamanpangan
Skor PPH skor 87 87.70 88.80 89.90 90.00 90.00 23,888.87 24,127.75 24,127.75 24,851.59 APBD DinasPertaniandanKetahananPangan
KetahananPangan
Peningkatanpenganekaragamanpangan
StabilisasihargapanganpokokPadiGKP/GKG, Beras
Koefvarian(%)
8 8.00 8.00 8.00 8.00 8.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
KetahananPangan
Peningkatanpenganekaragamanpangan
JumlahGapoktan/LembagaDistribusiPanganyangdifasilitasi
Gapoktan /LPG
23 27.00 30.00 30.00 30.00 30.00 4,643.78 4,690.22 4,690.22 4,830.93 APBD DinasPertaniandanKetahananPangan
KetahananPangan
Peningkatanpenganekaragamanpangan
Jml desamengemb.KawasanRumahPanganLestari
TP. PKKDesa
25 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
KetahananPangan
KetersediaandanCadanganPanganMasyarakat
JumlahPemetaanRawanPangan
Pemetaan
1 0.00 0.00 1.00 0.00 0.00 6,779.44 6,847.23 6,847.23 7,052.65 APBD DinasPertaniandanKetahananPangan
KetahananPangan
Ketersediaan danCadanganPanganMasyarakat
JumlahLumbungPanganyangdifasilitasi
Unit 6 8.00 10.00 12.00 14.00 14.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
Ketahanan Ketersediaa Jumlah Kelompo 20 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 Dinas
- 15 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024Pangan n dan
CadanganPanganMasyarakat
Kelompokdi DaerahRawanPanganyangdifasilitasi
k / TPPKKDesa
PertaniandanKetahananPangan
KetahananPangan
Ketersediaan danCadanganPanganMasyarakat
JumlahTP. PKKDesa yangdifasilitasi
PKKDESA
20 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
KetahananPangan
Ketersediaan danCadanganPanganMasyarakat
PeningkatanKapasitasKelompokTani
Kelompok
30 30 30 30 30 30 3,047.48 3,077.96 3,077.96 3,170.29 APBD DinasPertaniandanKetahananPangan
KetahananPangan
Ketersediaan danCadanganPanganMasyarakat
JumlahKelompokTani yangdifasilitasi
Kelompok
40 40 40 40 40 40 DinasPertaniandanKetahananPangan
KetahananPangan
KetersediaandanCadanganPanganMasyarakat
JumlahPenyuluhPertanianyangdifasilitasi
Orang 100 100 100 100 100 100 DinasPertaniandanKetahananPangan
PeningkatanProduksiTanamanSemusimPerkebunan
Budidaya,PenangananPanen danpasca panenTebu
Luasintensifikasi tebu
Ha 200 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 3,800.00 10,852.06 10,998.71 11,063.13 11,626.31 APBD DinasPerkebunan
PeningkatanProduksi
Budidaya,Penanganan
Jumlahkelompok
Kelp - 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 3,800.00 10,852.06 10,998.71 11,063.13 11,626.31 APBD DinasPerkebunan
- 16 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024TanamanSemusimPerkebunan
Panen danpasca panenTebu
yangterfasilitas saranaprasaranaoff farm
PeningkatanProduksiTanamanSemusimPerkebunan
Budidaya,PenangananPanen danpasca panenTebu
Jumlahkelompokyangterfasilitas saranaprasaranaon farm
Kelp 28 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 3,800.00 10,852.06 10,998.71 11,063.13 11,626.31 APBD DinasPerkebunan
PeningkatanProduksiTanamanSemusimPerkebunan
Peningkatanjumlahkelompokyangterfasilitassaranaprasaranaoff farm
Jumlahkelompokyangterfasilitassaranaprasaranaoff farm
Kelp 1 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 9,000.00 9,150.00 9,200.00 9,250.00 9,300.00 APBD DinasPerkebunan
PeningkatanProduksiTanamanSemusimPerkebunan
Peningkatanjumlahkelompokyangterfasilitassaranaprasaranaon farm
Jumlahkelompokyangterfasilitas saranaprasaranaon farm
Kelp 10 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 DinasPerkebunan
Peningkatanproduksi
Budidayadan
Luasbudidaya
Ha 390 3250.00 3250.00 3250.00 3250.00 3250.00 8,097.14 8,180.78 8,291.33 8,339.90 8,764.45 APBD DinasPerkebunan
- 17 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024tanamantahunanperkebunan
PenangananPanen danPasca PanenTanamanKopi
tanamankopi
Peningkatanproduksitanamantahunanperkebunan
BudidayadanPenangananPanen danPasca PanenTanamanKopi
Jumlahkelompokterfasilitasi saranaprasaranaoff farm
Kelp 24 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 8,097.14 8,180.78 8,291.33 8,339.90 8,764.45 APBD DinasPerkebunan
Peningkatanproduksitanamantahunanperkebunan
BudidayadanPenangananPanen danPasca PanenTanamanKopi
Jumlahkelompokterfasilitasi saranaprasaranaon farm
Kelp - 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 8,097.14 8,180.78 8,291.33 8,339.90 8,764.45 APBD DinasPerkebunan
Peningkatanproduksitanamantahunanperkebunan
PeningkatanLuasbudidayatanamankopi dikawasanAgropolitan
Luasbudidayatanamankopi dikawasanAgropolitan
Ha 10 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 DinasPerkebunan
Peningkatanproduksitanamantahunanperkebunan
Peningkatanjumlahkelompokterfasilitasisaranaprasaranaoff farm
Jumlahkelompokterfasilitasi saranaprasaranaoff farm
Kelp 25 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 DinasPerkebunan
Peningkatan produksitanaman
Peningkatan jumlahkelompok
Jumlahkelompokterfasilita
Kelp 25 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 DinasPerkebunan
- 18 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024tahunanperkebunan
terfasilitasisaranaprasaranaon farm
si saranaprasaranaon farm
Peningkatan produksitanamantahunanperkebunan
Peningkatan jumlahkelompokterfasilitasisaranaprasaranaoff farm dikawasAgropolitan
Jumlahkelompokterfasilitasi saranaprasaranaoff farm diKawasanAgropolitan
Kelp 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 DinasPerkebunan
Peningkatan produksitanamantahunanperkebunan
Jumlahkelompokterfasilitasisaranaprasaranaon farm diKawasanAgropolitan
Jumlahkelompokterfasilitasi saranaprasaranaon farm diKawasanAgropolitan
Kelp 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 DinasPerkebunan
Peningkatan produksitanamantahunanperkebunan
Budidaya,Penanganan Panendan PascaPanenTanamanKakao
LuasBudidayaTanamanKakao
Ha 400 2,220.00
2,220.00
2,220.00
2,220.00
2,220.00
3,600.00 6,678.19 6,768.44 6,808.08 7,154.65 APBD DinasPerkebunan
Peningkatan produksitanamantahunanperkebuna
Budidaya,Penanganan Panendan PascaPanen
Jumlahkelompokterfasilitasi saranaprasarana
Kelp 60 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 3,600.00 6,678.19 6,768.44 6,808.08 7,154.65 APBD DinasPerkebunan
- 19 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024n Tanaman
Kakaoof farm
Peningkatan produksitanamantahunanperkebunan
Budidaya,Penanganan Panendan PascaPanenTanamanKakao
Jumlahkelompokterfasilitasi saranaprasaranaon farm
Kelp - 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 3,600.00 6,678.19 6,768.44 6,808.08 7,154.65 APBD DinasPerkebunan
Peningkatan produksitanamantahunanperkebunan
Peningkatan jumlahkelompokterfasilitasisaranaprasaranaon farm
Jumlahkelompokterfasilitasi saranaprasaranaon farm
Kelp 0 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 DinasPerkebunan
ProgramPerikananBudidaya(SDGs)
Peningkatan produksiperikananbudidaya
Persentasepeningkatanproduksiperikananbudidaya
% 3.50 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 49,516 50,926 51,610 51,750 52,900 APBD DKP -BIDANGBUDIDAYA
Intensifikasi Produksidan UsahaPerikananBudidaya
Peningkatan jumlahPOKDAKANyangteraksesprasaranasaranabudidayaperikanan
JumlahPOKDAKAN yangteraksesprasaranasaranabudidayaperikanan
kelompok
165.00 150.00 155.00 160.00 165.00 170.00 22,629 23,500 23,860 24,000 24,800 APBD DKP -BIDANGBUDIDAYA
Intensifikas Peningkata Jumlah orang 71.00 150.00 155.00 160.00 165.00 170.00 22,629 23,500 23,860 24,000 24,800 DKP -
- 20 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024i Produksidan UsahaPerikananBudidaya
n jumlahpelakuusahaperikananbudidayayangbersertifikat
pelakuusahaperikananbudidayayangbersertifikat
BIDANGBUDIDAYA
Pembangunan SaranadanPrasaranaPerikananBudidaya
Peningkatan jumlahPOKDAKANterfasilitasisaranaprasaranaperikananbudidaya
JumlahPOKDAKANterfasilitasi saranaprasaranaperikananbudidaya
kelompok
19.00 70.00 72.00 74.00 75.00 76.00 24,461 25,000 25,250 25,250 25,500 APBD DKP -BIDANGBUDIDAYA
Pembangunan SaranadanPrasaranaPerikananBudidaya
Peningkatan jumlahPOKDAKANyangteraksesteknologiperikananbudidaya
JumlahPOKDAKAN yangteraksesteknologiperikananbudidaya
orang 165.00 310.00 345.00 350.00 355.00 360.00 24,461 25,000 25,250 25,250 25,500 APBD DKP -BIDANGBUDIDAYA
Pembangunan SaranadanPrasaranaPerikananBudidaya
Peningkatan jumlahpelakuusaha yangmenerapkan CPPIB
Jumlahpelakuusahayangmenerapkan CPPIB
orang 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 24,461 25,000 25,250 25,250 25,500 APBD DKP -BIDANGBUDIDAYA
- 21 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024Pembangunan SaranadanPrasaranaPerikananBudidaya
Peningkatanjumlahpelakuusaha pem-budidayaikan yangterbinakesehatanikan danlingkunganbudidaya
Jumlahpelakuusahapembudidaya ikanyangterbinakesehatanikan danlingkunganbudidaya
orang 584.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 2,426 2,426 2,500 2,500 2,600 APBD DKP -BIDANGBUDIDAYA
Pembangunan SaranadanPrasaranaPerikananBudidaya
Peningkatanjumlah pe-laku usahapembud-idaya ikanteraksesteknologisaranakesehatanikan danlingkunganperikananbudidaya
Jumlahpelakuusahapembudidaya ikanteraksesteknologisaranakesehatanikan danlingkunganperikananbudidaya
kelompok 19.00 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 2,426 2,426 2,500 2,500 2,600 APBD DKP -BIDANGBUDIDAYA
Pembangunan SaranadanPrasaranaPerikananBudidaya
Peningkatanproduksiperikanantangkap
Persentasepening-katanproduksiperikanantangkap(%)
% 4.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 176,972 171,895 172,300 175,850 182,800 APBD DKP -BIDANGTANGKAP
- 22 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024Pembangun-an SaranadanPrasaranaPerikananBudidaya
Peningkatanjumlahproduksiikan hasiltangkapanyang di-daratkan
Jumlahproduksiikan hasiltangkapanyangdidaratkan
ton 86,684.63
137000.00
139055.00
141140.83
143257.94
145406.81
147,565 148,000 148,500 152,050 159,500 APBD DKP -BIDANGTANGKAP
Pembangunan SaranadanPrasaranaPerikananBudidaya
Peningkatanjumlahkelompokusahateraksespengelolaansumberdayaikan
Jumlahkelompokusaha ter-aksespenge-lolaansumber-daya ikan
kelompok 93.00 70.00 70.00 70.00 70.00 70.00 10,933 10,421 10,800 10,800 10,000 APBD DKP -BIDANGTANGKAP
Pembangunan SaranadanPrasaranaPerikananBudidaya
Peningkatanjumlahpelakuperikanantangkapyangteraksesinformasiteknologi
Jumlahpelakuperikanantangkapyangteraksesinformasiteknologi
orang 645.00 872.00 800.00 800.00 800.00 800.00 10,933 10,421 10,800 10,800 10,000 DKP -BIDANGTANGKAP
Pembangunan SaranadanPrasaranaPerikananBudidaya
Peningkatanjumlahrekomendasiteknis per-izinan usahaperikanantangkap ygtervalidasi
Jumlahrekomendasi teknisperizinanusahaperikanantangkap ygtervalidasi
dokumen 765 250.00 250.00 250.00 250.00 250.00 DKP -BIDANGTANGKAP
- 23 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024Pembangunan SaranadanPrasaranaPerikananBudidaya
Peningkatanprodukolahan UPIyangbersertifikat
Persentasepeningkat-an produkolahan UPIyang ber-sertifikat
% 129.43 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 30,423 32,657 33,300 33,430 35,010 APBD DKP -BIDANGP3KP
Pembangunan SaranadanPrasaranaPerikananBudidaya
Peningkatan jumlahstakeholderteraksesinformasipenguataninvestasidanpenumbuh-an pelakuusaha
Jumlahstakehol-der ter-aksesinformasipenguataninvestasidanpenumbuh-an pelakuusaha
orang 3,020.00
2100.00
2200.00
2300.00
2400.00
2500.00
8,885 10,000 10,000 10,000 10,500 APBD DKP -BIDANGP3KP
Pembangunan SaranadanPrasaranaPerikananBudidaya
Peningkatanjumlahpelakuusaha ter-fasilitasisaranapengolahanproduk hasilperikanan
Jumlahpelakuusahaterfasilitasi saranapengolahan produkhasilperikanan
kelompok
40.00 30.00 32.00 34.00 36.00 38.00 8,885 10,000 10,000 10,000 10,500 DKP -BIDANGP3KP
Pembangunan SaranadanPrasaranaPerikananBudidaya
Peningkatanjumlahrekomendasiteknis izinusaha peng-olahan danpemasaranhasil per-ikanantervalidasi
Jumlahrekomen-dasi teknisizin usahapengolahandan pema-saran hasilperikanantervalidasi
unit 172.00 150.00 155.00 160.00 165.00 170.00 DKP -BIDANGP3KP
- 24 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024AksesPasar,PromosidanLogistik
Peningkatanjumlahpelakuusahateraksesinformasiperluasanakses pasar,promosi danlogistik
Jumlahpelakuusahateraksesinformasiperluasanaksespasar,promosidanlogistik
orang 5.030 400.00 410.00 420.00 430.00 440.00 12,212 12,657 13,000 13,000 13,510 APBD DKP -BIDANGP3KP
AksesPasar,PromosidanLogistik
Peningkatanjumlahpelakuusahaterfasilitasisaranapemasaranhasilperikanan
Jumlahpelakuusaha ter-fasilitasisaranapemasaranhasilperikanan
kelompok
4.00 4.00 2.00 3.00 4.00 5.00 12,212 12,657 13,000 13,000 13,510 DKP -BIDANGP3KP
AksesPasar,PromosidanLogistik
KampanyeGemarikan
Jumlahmasyara-kat ter-aksesinformasimanfaatkonsumsiikan
Orang 3,740.00
2,400.00
2,640.00
2,880.00
3,120.00
3,360.00
12,212 12,657 13,000 13,000 13,510 APBD DKP -BIDANGP3KP
ProgramPendidikanMenengahKejuruan
Meningkat-kan layananaksesdijenjangSMK
PersentasepenyediaanlayananaksesdijenjangSMK
% 24,55 24,55 29,55 34,55 39,55 44,55 821,377.49
829,591.26
837,887.17
846,266.04
854,728.70
APBD DinasPendidikan
- 25 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024ProgramPendidikanMenengahAtas
Meningkatkan jumlahsiswa usia16-18Tahun yangbersekolahdi jenjangSMA
Prosentasejumlahsiswa usia16-18Tahunyang ber-sekolah dijenjangSMA
% 28,5 31,07 32,62 34,25 35,97 37,77 784,217.52
792,059.70
799,980.30
807,980.10
816,059.90
APBD DinasPendidikan
ProgramPenguatanProduksidanRestrukturisasi Usaha
Fasilitasiuji produk
Jumlahprodukyangdifasilitasiujiproduk
produk - 4 20 20 20 20 20 100 110 120 130 APBD DinasKoperasi
ProgramPenguatanProduksidanRestrukturisasi Usaha
FasilitasisertifikasiISO produkKUKM
JumlahprodukKUKMyangdifasilitasisertifikasiISO
produk 6 4 10 10 10 10 200 500 600 700 800 APBD DinasKoperasi
ProgramPenguatanProduksidanRestrukturisasi Usaha
Pendampingan Sertifi-kasi halalproduk K-UMKM
Jumlahprodukyangdifasilitasihalal K-UMKM
produk 50 - 50 50 50 50 - 500 550 600 650 APBD DinasKoperasi
ProgramPenguatanProduksidanRestrukturisasi Usaha
Pendampingan Pendaf-taran MerekprodukKUKM
JumlahK-UMKMyangdifasilitasipendaf-taranmerek
KUKM 100 150 225 225 225 225 75 120 130 140 150 APBD DinasKoperasi
Program Penguatan Jumlah KUKM 40 - 30 30 30 30 - 200 220 240 260 APBD Dinas
- 26 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024PenguatanProduksidanRestrukturisasi Usaha
usahaKUKMmelaluimagangprodukmakananminuman
kegiatanpenguatanusahaKUKMmelaluimagang
Koperasi
ProgramPenguatanPemasaranProdukKoperasiUKM
KemitraanPemasaranbagiKoperasidan UKM
JumlahKUKMyangdifasilitasimelaluikemitraanusahauntuk pe-masaran
KUKM 400 - 400 400 400 400 - 200 250 300 350 APBD DinasKoperasi
Kependudukan KeuargaBerencanadanPembangunan Keluarga(KKBPK)
SubKegiatan :PeningkatanPeran BinaKeluargaBalita(BKB)dalamPerlindungan Anak
Jumlahkader BinakeluargaBalita/ke-luargasasaran diKab/kotayang men-dapatkanpembinaanketahanankeluargadan per-lindungananak
JumlahKab/kota
- 3 Kab/kota
3 Kab/kota
3 Kab/kota
3 Kab/kota
3 Kab/kota
40 200 220 240 280 APBD Dinas DP3AK
Kependudukan KeuargaBerencana
SubKegiatan :Peningkatan
Jumlahkader BKR/keluarga
JumlahKab/kota
- 5 Kab/kota
5 Kab/kota
5 Kab/kota
5 Kab/kota
5 Kab/kota
200 220 240 280 613,102,866
APBD Dinas DP3AK
- 27 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024danPembangunan Keluarga(KKBPK)
Peran BinaKeluargaRemaja(BKR) dalamketahanankeluarga danperlindung-an Anak
Remajasasaran diKab/kotayang men-dapatkanpembinaanketahanankeluargadan per-lindunganAnak
Kependudukan KeuargaBerencanadan Pem-bangunanKeluarga(KKBPK)
SubKegiatan :CapacityBuildingKaderRemaja diProvinsiJawa Timurtentangketahanankeluarga
Jumlahkaderremajayang men-dapatkancapacitybuildingtentangketahanankeluarga
Jumlahpesertadi kab/kota
476 50 440 480 520 560 100 250 300 350 400 APBD Dinas DP3AK
Kependudukan KeuargaBerencanadan Pem-bangunanKeluarga(KKBPK)
SubKegiatan :PeningkatanPeran BKLdalamPembinaanLansia
JumlahKab/Kotayang BKLnya sudahdibinadalamrangkaKetahananKeluarga /x 100% 38Kab/Kota
JumlahKab/Kota
- 150 200 240 300 400 117,100 225.00 250.00 275.00 300.00 APBD Dinas DP3AK
Kependudukan KeuargaBerencanadan Pem-
Keluarga :BerencanaKesehatanReproduksi
JumlahpesertaPembinaanKB aktif
Jumlahpeserta
400 400 440 480 520 560 150 200 250 300 350 APBD Dinas DP3AK
- 28 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024bangunanKeluarga(KKBPK)
PondokPesantren
danKesehatanreproduksi
Kependudukan KeuargaBerencanadan Pem-bangunanKeluarga(KKBPK)
Pengendali-anPenduduk
JumlahCapaianpeserta KBaktif
Prosen-tasepesertaaktif di-bandingPUS
63 75 75,1 75,2 75,3 75,5 320 555 577,171 622,429 650 APBD Dinas DP3AK
Peningkatankualitashidup danperlindung-anperempuan
PenguatanPerempuandalammembentukkeluargasejahtera
Jumlahpesertapertemuanpenguatankualitasperempuandalammem-bentukkeluargasejahtera
Julahorangpeserta
50 50 50 50 50 50 200 250 300 350 400 APBD Dinas DP3AK
Pelaksanaanperlindung-anperempuandari tindakkekerasan
Perlindung-anperempuandari tindakkekerasan
Cakupanperempuankorbankekerasanyg men-dapatkanlayanankesehatandari pe-tugas ter-latih dalamunitlayananterpadu
orang 76 76 76 76 76 76 650 660 666,111 691,416,333
713,807,633
APBD Dinas DP3AK
Pendayagunaan peranperempuandalam
Pembinaanperempuandalamindustri
Jumlahindustrirumahanyang
orang 50 50 50 50 50 50 650 660 666,111 691,416,333
713,807,633
APBD Dinas DP3AK
- 29 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024bidangekonomi danlingkungan
rumahan mengikutibimbingan
PeningkatanPerlindung-an danTumbuhkembanganak
PembinaanForum Anak
Prosentasejumlahforumanak yangaktif dikab/kota
persen 75 80 85 90 95 100 3.360.000
3,410.180.800
3.463.145.700
3.563.859.300
3.696.343.300
APBD Dinas DP3AK
PeningkatanPerlindung-an danTumbuhkembanganak
Penguatankelembagaandan jejeringPengarus-tamaan Hakanak
JumlahkabupatenKota yangmem-punyai SKgugustugas KLAdan RADKLA
Kab/kota
100 100 100 100 100 100 750 1.135.634
1.152.137.033
1.187.972
1.236.673.300
APBD Dinas DP3AK
PembinaanLingkunganSosial
Melalui UnitPelaksanaTeknisPelayananSosial BinaRemajaBojonego
PenerimamanfaatProgramKesejah-teraanSosialkebutuhandasar danfungsisosialnya."
183.600Volume
100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 613.96 613.96 613.96 613.96 613.96 APBD Dinas Sosial
PembinaanLingkunganSosialMelalui Unit
PelaksanaTeknisPelayananSosial BinaRemajaPamekasan
PMKSremajapenerimamanfaatProgramKesejah-
172.800Volume
100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 586.70 586.70 586.70 586.70 586.70 APBD Dinas Sosial
- 30 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
teraanSosial yangterpenuhikebutuhandasar danmeningkatFungsisosialnya."
PembinaanLingkunganSosial
Melalui UnitPelaksanaTeknisRehabilitasiSosial BinaLara KronisTuban
PMKSPenerimaManfaatProgramKesejahteraan Sosialyangterpenuhikebutuhandasar danmeningkatfungsiSosialnya."
97.200Volume
90 90.00 90.00 90.00 90.00 90.00 853.32 853.32 853.32 853.32 853.32 APBD Dinas Sosial
PembinaanLingkunganSosial
Melalui UnitPelaksanaTeknisRehabilitasiSosial BinaKaryaPasuruan
PMKSGelandangan danPengemispenerimamanfaatProgramKesejahte-raan Sosialyang ter-penuhikebutuhandasar danmeningkatfungsiSosialnya."
108.000Volume
100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 584.10 584.10 584.10 584.10 584.10 APBD Dinas Sosial
ProgramPembinaanLingkunganSosial
MelaluiUnitPelaksanaTeknisRehabilitasiSosial BinaKarya
PMKSPenerimaManfaatProgramKesejah-teraanSosial yang
129.600Volume
60 Orangx 2
Angkatan
60 Orangx 2
Angkatan
60 Orangx 2
Angkatan
60 Orangx 2
Angkatan
60 Orangx 2
Angkatan
61 Orangx 2
Angkatan
512.78 512.78 512.78 512.78 512.78 APBD Dinas Sosial
- 31 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
WanitaKediri
terpenuhikebutuhandasar danmeningkatfungsisosialnya."
UnitPelaksanaTeknis Per-lindungandanRehabilitasiSosialMarsudiPutraSurabaya
Pembinaandan pelatih-an keteram-pilan AnakNakal danAnakBerhadapandenganHukum
Anak Nakaldan AnakBerhadap-an denganHukumyangmendapat-kanbimbinganketrampil-an danbantuanusahaekonomisproduktif
183.600Volume
85 Orang x2
Angkatan
85 Orangx 2
Angkatan
85 Orangx 2
Angkatan
85 Orangx 2
Angkatan
85 Orangx 2
Angkatan
86 Orangx 2
Angkatan
608.78 608.78 608.78 608.78 608.78 APBD Dinas Sosial
Kesejahteraan SosialPMKS
Melalui UPTPerlindung-an danPelayananSosialAsuhanAnakTrenggalek
PMKSAnakTelantarPenerimamanfaatProgramKesejahte-raan Sosialyang ter-penuhi ke-butuhandasar danmeningkatfungsisosialnya
129.600Volume
120 120.00 120.00 120.00 120.00 120.00 1,005.90
1,005.90
1,005.90
1,005.90
1.005.90
APBD Dinas Sosial
- 32 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
MelaluiUnitPelaksanaTeknis"
Kesejahteraan SosialPMKS
MelaluiUPTPerlindungan danPelayananSosialAsuhanAnakSitubondo
PMKSAnakTelantarPenerimaManfaatProgramKesejah-teraanSosialyangterpenuhikebutuh-an dasardanfungsisosialnya"
140.400Volume
130 130.00 130.00 130.00 130.00 130.00 1,073.15
1,073.15
1,073.15
1,073.15
1.073.15
APBD Dinas Sosial
Kesejahteraan SosialPMKS
MelaluiUPTPerlindungan danPelayananSosialAsuhanAnakSumenep
anaktelantaryang ter-penuhi ke-butuhandasarnyapada UPTPSAASumenep
97.200Volume
90 90.00 90.00 90.00 90.00 90.00 841.01 841.01 841.01 841.01 841.01 APBD Dinas Sosial
Kesejahtera-an SosialPMKS
Melalui UPTPerlindung-an danPelayananSosialAsuhanAnak
PMKSAnakTelantarpenerimamanfaatProgramKesejah-
145.800Volume
135 135.00 135.00 135.00 135.00 135.00 1,119.38
1,119.38
1,119.38
1,119.38
1.119.38
APBD Dinas Sosial
- 33 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
Nganjuk teraanSosial yangTerpenuhikebutuhandasar danmeningkatfungsisosialnyaMelaluiUnitPelaksanaTeknis"
Kesejahtera-an SosialPMKS AnakBatu
Melalui UPTPerlindung-an danPelayananSosialPetirahan
PMKS anakterlantarpenerimamanfaatProgramKesejah-teraanSosial Yangterpenuhikebutuhandasar danmeningkatfungsisosialnyaMelaluiUnitPelayananTeknis"
108.000Volume
100 x12= 1200
100x12 =1200
100x12 =1200
100x12 =1200
100x12 =1200
101x12 =1200
772.87 772.87 772.87 772.87 772.87 APBD Dinas Sosial
Kesejahteraan SosialPMKS
MelaluiUPTPelayananSosial BinaRemajaJombang
PMKS anakterlantarpenerimamanfaatProgramKesejahteraan Sosialyg ter-
231.120Volume
107x2Angkata
n
107x2Angkat
an
107x2Angkat
an
107x2Angkat
an
107x2Angkat
an
107x2Angkat
an
797.98 797.98 797.98 797.98 797.98 APBD Dinas Sosial
- 34 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
penuhiKebutuhandasar danfungsi-sosialnya "
Kesejahteraan SosialPMKS
MelaluiUPTPelayananSosialTresnaWerdhaPasuruan
PMKSLanjut UsiaTelantarPenerimamanfaatProgramKesejahteraan Sosialyang terpenuhikebutuhandasar danmeningkatfungsi
174.960Volume
107klsinduk
55klsjauh
107klsinduk
55klsjauh
107klsinduk
55klsjauh
107klsinduk
55klsjauh
107klsinduk
55klsjauh
108klsinduk
55klsjauh
1,470.51 1,470.51 1,470.51 1,470.51 1.470.51 APBD Dinas Sosial
Kesejahteraan SosialPMKS
MelaluiUPTPelayananSosialTresnaWerdhaBlitar
PMKSLanjut UsiaTelantarpenerimamanfaatProgramKesejahteraan Sosialyang terpenuhikebutuhandasar danfungsisosialnya"
145.800Volume
55OrangKelasInduk
80OrangKelasJauh
55OrangKelasInduk
80OrangKelasJauh
55OrangKelasInduk
80OrangKelasJauh
55OrangKelasInduk
80OrangKelasJauh
55orangKelasInduk
80OrangKelasJauh
56OrangKelasInduk
80OrangKelasJauh
1,238.06
1,238.06
1,238.06
1,238.06
1.238.06
APBD Dinas Sosial
Kesejahteraan SosialPMKS
MelaluiUPTPelayananSosialTresnaWerdhaJombang
PMKSLanjutUsiaTelantarpenerimamanfaatProgramKesejah
167.400Volume
70OrangKelasInduk
85OrangKelas
70OrangKelasInduk
85OrangKelas
70OrangKelasInduk
85OrangKelas
70OrangKelasInduk
85OrangKelas
70OrangKelasInduk
85OrangKelas
71OrangKelasInduk
85OrangKelas
1,385.36 1,385.36 1,385.36 1,385.36 1.385.36 APBD Dinas Sosial
- 35 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
teraanterpenuhikebutuhan dasardanmeningkat fungsisosialnyaMelaluiUnitPelaksanaTeknis
Jauh Jauh Jauh Jauh Jauh Jauh
ProgramKesejahteraan SosialPMKS
MelaluiUPTPelayananWerdhaMagetan
PMKSLansiaTelantarpenerimamanfaatProgramKesejahSosialyangterpenuhikebutuhan dasardanfungsisosialnya"
75.600Volume
70 70.00 70.00 70.00 70.00 70.00 1,421.08 1,421.08 1,421.08 1,421.08 1.421.08 APBD Dinas Sosial
Kesejahteraan SosialPMKSmelaluiUPTRehabilitasiSosial BinaDaksaPasuruan
MelaluiUPTRehabilitasiSosial BinaDaksaPasuruan
PMKSDisabilitasTubuhpenerimamanfaatProgramKesejahteraan Sosialyangterpenuhi
81.000Volume
75 75.00 75.00 75.00 75.00 75.00 652.73 652.73 652.73 652.73 652.73 APBD Dinas Sosial
- 36 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
kebutuhandasar danmeningkatfungsisosialnyaMelaluiUnitPelaksanaTeknis"
Kesejahteraan SosialPMKS
Melalui UPTRehabi litasiSosial BinaGrahitaTuban
DisabilitasTubuh ygterpenuhikebutuhandasarnya
54.000Volume
50 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 432.16 432.16 432.16 432.16 432.16 APBD Dinas Sosial
Kesejahteraan SosialPMKSmelaluiUPTRehabilitasiSosial BinaLarasPasuruan
MelaluiUnitPelaksanaTeknis"RehabilitasiSosial BinaLaras
PMKSDisabilitasMentalpenerimamanfaatProgramKesejahteraanSosial yangterpenuhikebutuhandasar danmeningkatfungsisosialnyaMelaluiUnitPelaksanaTeknis"
274.320Volume
200OrangKelasInduk
54OrangKelasJauh
200OrangKelasInduk
54OrangKelasJauh
200OrangKelasInduk
54OrangKelasJauh
200OrangKelasInduk
54OrangKelasJauh
200OrangKelasInduk
54OrangKelasJauh
201OrangKelasInduk
54OrangKelasJauh
2,248.22
2,248.22
2,248.22
2,248.22
2,248.22
APBD Dinas Sosial
- 37 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024Kesejahteraan SosialPMKS
MelaluiUPTRehabilitasiSosial BinaLarasKediri
PMKSDisabilitasMentalpenerimamanfaatProgramKesejahteraan Sosialyangterpenuhikebutuhandasar danmeningkatfungsisosialnyaMelaluiUnitPelaksanaTeknis"
221.400Volume
135OrangKelasInduk
70OrangKelasJauh
135OrangKelasInduk
70OrangKelasJauh
135OrangKelasInduk
70OrangKelasJauh
135OrangKelasInduk
70OrangKelasJauh
135OrangKelasInduk
70OrangKelasJauh
136OrangKelasInduk
70OrangKelasJauh
1,797.20
1,797.20
1,797.20
1,797.20
1.797.20
APBD Dinas Sosial
Kesejahteraan SosialPMKS
melaluiUPTRehabilitasiSosial BinaKaryaPasuruan
PMKSGelandanganPengemispenerimamanfaatProgramKesejahteraanSosial yangterpenuhikebutuhandasar dansosialnya "
108.000Volume
100 100.00 100.00 100.00 100.00 101.00 854.10 854.10 854.10 854.10 854.10 APBD Dinas Sosial
Kesejahteraan SosialPMKS
MelaluiUPTRehabilitasi
PMKSGelandangan
108.000Volume
60Orang
60Orang
60Orang
60Orang
60Orang
61Orang
855.50 855.50 855.50 855.50 855.50 APBD Dinas Sosial
- 38 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
Sosial BinaKaryaMadiun
PengemispenerimamanfaatProgramKesejahteraanSosial yangterpenuhikebutuhandasar danmeningkatfungsisosialnyaMelaluiUPT "
KelasInduk
40OrangKelasJauh
KelasInduk
40OrangKelasJauh
KelasInduk
40OrangKelasJauh
KelasInduk
40OrangKelasJauh
KelasInduk
40OrangKelasJauh
KelasInduk
40OrangKelasJauh
BimbinganSosialLanjut UsiaTerlantar
MelaluiUPTPelayananSosialTresnaWerdhaJember
LansiaTerlantaryang memperolehBimbinganFisik,Mental/keagamaandan Sosial
151.200Volume
140 140.00 140.00 140.00 140.00 140.00 1,269.29 1,269.29 1,269.29 1,269.29 1.269.29 APBD Dinas Sosial
Kesejahteraan SosialPMKS
Melalui UPTPelayananSosialTresnaWerdhaBanyuwangi
PMKSLanjut UsiaTelantarpenerimamanfaatProgramKesejahteraanSosial yangterpenuhikebutuhandasar danmeningkatfungsisosialnyaMelaluiUPT "
129.600Volume
120 120.00 120.00 120.00 120.00 120.00 733.20 733.20 733.20 733.20 733.20 APBD Dinas Sosial
Kesejahteraan Sosial
MelaluiUPT
PMKSLansia
97.200Volume
90 90.00 90.00 90.00 90.00 90.00 928.87 928.87 928.87 928.87 928.87 APBD Dinas Sosial
- 39 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024PMKS Pelayanan
SosialTresnaWerdhaBondowoso
TelantarpenerimamanfaatProgramKesejahteraan Sosialyang terpenuhikebutuhandasar dansosialnyapersentaserumahtanggapesertaJKN/Jamkesda
% 80 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Dinas Sosial
persentaseKPM PKHyang mendapatkanFDS gizidankesehatan
% 90 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Dinas Sosial
Persentasekeluarga1000 HPKkelompokmiskinsebagaipenerimaBPNT
% 85 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Dinas Sosial
Persentasekeluarga1000 HPKkelompokmiskinsebagaipenerimaPKH
% 90 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Dinas Sosial
ramPeningkata
Pemberdayaan
Jumlahdesa
Desa 361Desa
30desa
30desa
30desa
30desa
30desa
702.039 2,047.55
2,075.21
2,087.37
2,193.62
APBD DINAS PMDPROV. JATIM
- 40 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024n UsahaEkonomiDesa /Kelurahan
MasyarakatDesaTertinggal
tertinggal/sangattertinggalyangterfasilitasipeningkatan statusIDM
Tertinggal dan 2
DesaSangatTertingg
al
ProgramPeningkatanUsahaEkonomiDesa /Kelurahan
PercepatanPenanggulanganKemiskinandiPerdesaan
JumlahRumahTanggaMiskinyang berdaya diperdesaan
RTM - 1900RTM
1950RTM
1950RTM
2000RTM
2024RTM
2.632.13
13,526.50
13,709.24
13,789.58
14,491.47
APBD DINAS PMDPROV. JATIM
ProgramPeningkatanUsahaEkonomiDesa /Kelurahan
PemberdayaanLembagaEkonomiDesa
JumlahPasar Desayang difasilitasi &jumlahBUMDesayang terbentuk danyang naikstatus
PasarDesa &BUMDesa
5 pasardesa, 30
BUMDesa
30 pasardesa, 30BUM esa
30 pasardesa, 30
BUMDesa
30 pasardesa, 30
BUMDesa
30desa
1.672.23
1.917.69
1.943.60
1,954.99
2,054.50
APBD DINAS PMDPROV. JATIM
ProgramPelatihanJabatanFungsionaldan SosialKulturalSDMAparatur
DiklatDistrictFoodInspector
JumlahAlumniDiklatDistrictFoodInspector
orang 263 - 38 38 38 38 350 350 350 350 APBD BPSDMPROV JATIM
Pilar 3 – Mutu dan Keamanan PanganKetahanan Konsumsi Jumlah Kali 3 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 9,418.17 9,512.35 9,512.35 9,797.72 APBD Dinas
- 41 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024Pangan dan
KeamananPangan
promosi /advokasigerakankonsumsiB2SA
PertaniandanKetahananPangan
KetahananPangan
KonsumsidanKeamananPangan
Jumlahanalisasituasikonsumsipanganmasyarakat
Dokumen 1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
KetahananPangan
KonsumsidanKeamananPangan
Jumlahindustripanganlokal yangterfasilitasi
Kelompok 10 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
KetahananPangan
KonsumsidanKeamananPangan
JumlahPengawasan mutudankeamananpangan
sampel 38 38.00 38.00 38.00 38.00 38.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
KetahananPangan
KonsumsidanKeamananPangan
JumlahPromosiKeamananPangan
Kelompok/ TP PKK
Desa
2 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
KetahananPangan
KonsumsidanKeamananPangan
BimbinganTeknisKonsumsidan Ke-anananPangan
3 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 DinasPertaniandanKetahananPangan
Pengendali-an JaminanMutu dan
Peningkatanjumlahpelaku
Jumlahpelakuusaha ter-
kelompok - 30.00 32.00 34.00 36.00 38.00 9,327 10,000 10,300 10,430 11,000 APBD DKP -BIDANGP3KP
- 42 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024DiversifikasiProduk HasilPerikanan
usahaterfasilitasisaranateknologipasca panen
fasilitasisaranateknologipascapanen
Pengendali-an JaminanMutu danDiversifikasiProduk HasilPerikanan
Peningkatanjumlahpelakuusahatekaksesinformasijaminanmutu dandiversifikasiproduk hasilperikanan
Jumlahpelakuusaha teraksesinformasijaminanmutu dandiversify-kasiprodukhasilperikanan
orang - 1656.00
1812.00
1993.00
2192.00
2411.00
DKP -BIDANGP3KP
Pengendali-an JaminanMutu danDiversifikasiProduk HasilPerikana
Peningkatanjumlah unitusaha ter-standarisasijaminanmutu
Jumlahunit usahaterstandarisasijaminanmutu
unit - 143.00 157.00 172.00 189.00 209.00 DKP -BIDANGP3KP
ProgramPengujianMutu danPengembangan ProdukKelautandan Per-ikanan diUPT Peng-ujian Mutudan Pengem-banganProdukKelautandan Perikan-an Surabaya
PeningkatanPenggunaLayananPengujianMutu danPengembangan ProdukKelautandanPerikanan
PersentasePeningkat-an Peng-gunaLayananPengujianMutu danPengem-banganProdukKelautandanPerikanan
% - 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 8,822 9,495 9,725 9,915 10,250 APBD DKP -BIDANGP3KP
ProgramPengujian
PeningkatanPengguna
PersentasePeningkat-
% - 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 8,822 9,495 9,725 9,915 10,250 APBD DKP -BIDANG
- 43 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024Mutu danPengembangan ProdukKelautandanPerikanan diUPTPengujianMutu danPengembangan ProdukKelautandanPerikananSurabaya
LayananPengujianMutu danPengembangan ProdukKelautandanPerikanan
an Peng-gunaLayananPengujianMutu danPengem-banganProdukKelautandanPerikanan
P3KP
ProgramPengawasanObat danMakanan diPropinsiJawa Timur
PengawasanMakananyangMemenuhiSyaratKeamanandan Mutu
PersentaseMakananyangmemenuhisyarat
persentase
65,04 78 80 82 84 86 945.00 1,059.00
1,262.00
1,527.00
1,538.00
DIPABBPOM DISURABAYATAHUN2019
BBPOM
ProgramPengawasanObat danMakanan diPropinsiJawa Timur
MenurunkanPanganJajananAnakSekolah(PJAS) yangtidakmemenuhisyarat
JumlahsekolahdenganPanganJajananAnakSekolah(PJAS)Aman
Sekolah 3 16 42 62 82 104 600.00 660.00 660.00 660.00 660.00 DIPABBPOM DISURABAYATAHUN2019
BBPOM
- 44 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024ProgramPengawasanObat danMakanan diPropinsiJawa Timur
PembinaanDesamenujupanganaman
JumlahDesaPanganAman
Desa 475 6 19 28 37 47 1,000.00 1,050.00 1,075.00 1,100.00 1,125.00 DIPABBPOMDi Sura
BayaTahun2019
BBPOM
ProgramPengawasanObat danMakanan diPropinsiJawa Timur
PembinaanPasar amandari bahanberbahaya
Jumlahpasaraman daribahanberbahaya
Pasar 8 4 12 18 25 32 450.00 480.00 510.00 540.00 570.00 DIPABBPOMDi Sura
BayaTahun2019
BBPOM
ProgramPengawasanObat danMakanan diPropinsiJawa Timur
PemberianKomunikasi,Informasi,Edukasi(KIE) ber-sama TokohMasyarakat
PersentaseKIE ObatdanMakananyangEfektif
persentase 70,42 70 73 77 80 83 7,350.00 3,750.00 3,750.00 3,750.00 3,750.00 DIPABBPOMDi Sura
BayaTahun2019
BBPOM
ProgramPengembangan danKemitraan
Peningkatanpromosi daninovasipengembangan produkgizi yang dimanfaatkandimasyarakat
Jumlahpromosidan inovasipengem-banganproduk giziyang dimanfaat-kan dimasyarakat
Promosi 10 10.00 20.00 25.00 30.00 35.00 1,000.00 1,050.00 1,200.00 1,155.00 1,300.00 APBD DINKESPROV JATIM
ProgramPengembangan danKemitraan
Peningkatandokumenkerjasamakemitraanlintas sektordan lintasprogram
Jumlahdokumenkerjasamakemitraanlintassektor danlintasprogram
Dokumen 4 4.00 5.00 6.00 6.00 6.00 APBD DINKESPROV JATIM
Pengembang Pengembang Jumlah Pelaku 400 400 410 410 420 420 1,200.00 1,218.00 1,236.20 1,267.00 1,317.68 APBD Dinas
- 45 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024an IndustriAgro
an IndustriMinumanHasilTembakaudan BahanPenyegar
PelakuIndustriMinumanHasilTembakaudan BahanPenyegaryangdifasilitasi
industri Perindustrian danPerdagangan
Pengembangan IndustriAgro
Pengembangan IndustriHasilPertanian,KehutanandanPerkebunan
JumlahPelakuIndustriHasilPertanian,Kehutanandan Per-kebunanyangdifasilitasi(pelakuindustri)
Pelakuindustri
300 300 300 310 310 320 800.00 812.00 824.10 844.70 878.48 APBD DinasPerindustrian danPerdagangan
Pengembangan IndustriAgro
Pengembangan IndustriMakanan,Hasil LautdanPerikanan
JumlahPelakuIndustriMakanan,Hasil LautdanPerikananyangdifasilitasi
Pelakuindustri
300 300 300 310 310 320 750.00 761.00 772.40 791.80 823.47 APBD DinasPerindustrian danPerdagangan
Pengembangan IndustriAgro
PembinaanPelakuIndustri diKawasanAgropolitan
JumlahPelakuIndustriyangdifasilitasi(pelakuindustri)
Pelakuindustri
210 210 250 210 210 250 600.00 609.00 618.15 633.60 658.94 APBD DinasPerindustrian danPerdagangan
Pengembangan Industri
Anti-PovertyProgram
JumlahKelompok
Pokmas 3 3 3 3 3 3 300.00 304.50 310.00 317.00 329.68 APBD DinasPerindustria
- 46 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024Agro (APP) Bidang
Industri Agromasyara-katindustriagro yangdifasilitasi(pokmas)
n danPerdagangan
Pengembangan IndustriAgro
Pembinaandanpelatihanketerampilankerja bagimasyarakat
Jumlahmasyara-kat yangdifasilitasi(masyara-kat)
Masyarakat
210 210 210 210 210 220 400.00 406.00 412.00 422.30 439.19 CUKAI
DinasPerindustrian danPerdagangan
PeningkatanPelayananTeknis padaUPTIMakananMinumandanKemasan
PelayananTeknisIndustriMakananMinumandanKemasan
JumlahJasaPelayananUPTIMakananMinumandanKemasan(jasa)
Jasa 450 450 470 490 510 530 300.00 304.00 308.60 316.32 328.97 APBD DinasPerindustrian danPerdagangan
PeningkatanPelayananTeknis padaUPTIMakananMinumandanKemasan
Pengembangan TeknisIndustriMakananMinumandanKemasan
Jumlahindustriyang mendapatkanPengembangan TeknisIndustriMakananMinumandanKemasan(pelakuindustri)
Pelakuindustri
200 200 200 210 210 220 400.00 406.00 412.10 422.41 439.30 APBD DinasPerindustrian danPerdagangan
ProgramPeningkatanStandarisasi
PembinaanMutuProduk
Jumlahjasapelayanan
Jasa 500 500 500 510 510 520 1,200.00 1,218.00 1,236.00 1,266.90 1,317.57 APBD DinasPerindustrian dan
- 47 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024Industri Industri dan
KekayaanIntelektualdi Wilayahkerja UPTPMPI dan TKSurabaya
MutuProdukIndustridanKekayaanIntelektual
Perdagangan
ProgramPeningkatanStandarisasiIndustri
PembinaanMutuProdukIndustri danKekayaanIntelektualdi Wilayahkerja UPTPMPI dan TKMalang
JumlahjasapelayananMutuProdukIndustridanKekayaanIntelektual
Jasa 400 400 400 410 410 420 800.00 812.00 824.10 844.70 878.48 APBD DinasPerindustrian danPerdagangan
ProgramOptimalisasiPerbibitan,Pakan, danProduksiPeternakan
ProduksidanBudidayaTernak
JumlahKelompokyangmenerapkan goodfarmingpractice
kelompok - 5.00 8.00 8.00 8.00 8.00 518.394 2,521.00 2,548.00 2,560.00 2,665.00 APBD DinasPeternakan
ProgramOptimalisasiPerbibitan,Pakan, danProduksiPeternakan
Pengendalian danPengawasanPerbibitanTernak
Suratketeranganlayak bibitternakyangditerbitkan
dokumen - 100.00 250.00 300.00 350.00 400.00 575.02 2,021.00 2,048.00 2,060.00 2,165.00 APBD DinasPeternakan
ProgramOptimalisasiPerbibitan,Pakan, dan
Pengendalian danPengawasanPerbibitan
JumlahKelompokyangmengem-
kelompok - 0.00 10.00 10.00 10.00 10.00 575.02 2,021.00 2,048.00 2,060.00 2,165.00 APBD DinasPeternakan
- 48 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024ProduksiPeternakan
Ternak bangkanternaksumberdayagenetikhewan
ProgramOptimalisasiPerbibitan,Pakan, danProduksiPeternakan
Penataankawasanagropolitan/MinapolitanJawa Timur
Jumlahkelompokpartisipasifpenataankawasanagropolitan
kelompok - 0.00 2.00 2.00 2.00 2.00 74.00 505.00 512.00 514.00 540.00 APBD DinasPeternakan
ProgramOptimalisasiPerbibitan,Pakan, danProduksiPeternakan
Pembinaandan PengawasanMutu Pakandan Penerapan TeknologiPakan
Jumlahrekomendasi pendaftaranpakanyangbersertifikat
Rekomendasi
- 17.00 19.00 21.00 24.00 25.00 951.52 2,535.00 2,583.00 2,605.00 2,789.00 APBD DinasPeternakan
ProgramOptimalisasiPerbibitan,Pakan, danProduksiPeternakan
PembinaandanPengawasanMutu Pakandan Penerapan TeknologiPakan
Jumlahkelompokyang menerapkanteknologipengolahanpakan
kelompok - 14.00 14.00 14.00 14.00 15.00 951.52 2,535.00 2,583.00 2,605.00 2,789.00 APBD DinasPeternakan
ProgramOptimalisasiPerbibitan,Pakan, danProduksiPeternakan
Pembinaandan Peng-awasanMutu Pakandan Penerapan TeknologiPakan
Jumlahsampelpakanyang diuji
Sampel - 400.00 400.00 400.00 400.00 400.00 951.52 2,535.00 2,583.00 2,605.00 2,789.00 APBD DinasPeternakan
Programpengolahandanpemasaran
PembinaanPengolahanproduk hasilpeternakan
Jumlahkelompok/pelakuusaha yang
kelompok/pelakuusaha
- 7.00 10.00 10.00 10.00 10.00 292.00 1,111.00 1,126.00 1,132.00 1,189.00 APBD DinasPeternakan
- 49 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024hasilpeternakan
menerapkanteknologipascapanen danpengolahanhasilpeternakan
Programpengolahandan pemasaran hasilpeternakan
PromosiPemasaranHasilPeternakan
Jumlaheksposeinformasihargapasar hasilpeternakan
kali - 235.00 235.00 235.00 235.00 235.00 289.00 910.00 922.00 927.00 975.00 APBD DinasPeternakan
Programpengolahandan pemasaran hasilpeternakan
PromosiPemasaranHasilPeternakan
Jumlahpromosiprodukpeternakan
kali - 0.00 5.00 5.00 5.00 5.00 289.00 910.00 922.00 927.00 975.00 APBD DinasPeternakan
Programpengolahandan pemasaran hasilpeternakan
InvestasiusahaPenguatankelembagaankelompokpeternak
Jumlahkelompokterbinainvestasi/akses permodalan
kelompok - 25.00 27.00 30.00 33.00 36.00 374.00 1,010.00 1,023.00 1,030.00 1,083.00 APBD DinasPeternakan
Programpengolahandanpemasaranhasilpeternakan
InvestasiusahaPenguatankelembagaankelompokpeternak
JumlahkelompokyangmengikutiAsuransiUsahaTernakSapi
kelompok - 80.00 110.00 120.00 130.00 140.00 374.00 1,010.00 1,023.00 1,030.00 1,083.00 APBD DinasPeternakan
Programpengolahandanpemasaran
InvestasiusahaPenguatankelembagaan
Jumlahkelompokpeternakberprestasi
kelompok - 0.00 15.00 15.00 15.00 15.00 374.00 1,010.00 1,023.00 1,030.00 1,083.00 APBD DinasPeternakan
- 50 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024hasilpeternakan
kelompokpeternak
ProgramPeningkatanProdukHewanStandarKESMAVET
PenerapanHygieneSanitasi danSertifikasiProdukHewan
Jumlahusahaprodukhewantersertifikasi NKV
unit - 15.00 22.00 23.00 24.00 25.00 559.00 1,010.00 1,023.00 1,028.00 1,082.00 APBD DinasPeternakan
ProgramPeningkatanProdukHewanStandarKESMAVET
PenerapanHygieneSanitasi danSertifikasiProdukHewan
JumlahRPHtersertifikasi NKV
unit - 0.00 2.00 2.00 2.00 2.00 559.00 1,010.00 1,023.00 1,028.00 1,082.00 APBD DinasPeternakan
ProgramPeningkatanProdukHewanStandarKESMAVET
PengawasanKeamanandan LaluLintasPeredaranProdukHewan
Jumlahrekomendasiperedaranprodukhewan
dokumen - 600.00 816.00 824.00 832.00 840.00 1385.00 1,768.00 1,792.00 1,802.00 1,894.00 APBD DinasPeternakan
ProgramPeningkatanProdukHewanStandarKESMAVET
PengawasanKeamanandan LaluLintasPeredaranProdukHewan
Jumlahhasilpengujianprodukhewan
dokumen - 650.00 1376.00 1389.00 1402.00 1416.00 1385.00 1,768.00 1,792.00 1,802.00 1,894.00 APBD DinasPeternakan
ProgramPeningkatanProdukHewan
PengawasanPengendalian Zoonosisdan Kesejah
Jumlahmasyarakat teredukasi
dokumen - 0.00 50.00 50.00 50.00 50.00 349.00 606.00 615.00 620.00 650.00 APBD DinasPeternakan
- 51 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024StandarKESMAVET
teraanHewan
zoonosis(Sertifikatzoonosis)
ProgramPeningkatanProdukHewanStandarKESMAVET
PengawasanPengendalian Zoonosisdan KesejahteraanHewan
JumlahmasyarakatteredukasiKesejahteraanHewan(Sertifikatzoonosis)
dokumen - 0.00 50.00 50.00 50.00 50.00 349.00 606.00 615.00 620.00 650.00 APBD DinasPeternakan
ProgramPeningkatanProdukHewanStandarKESMAVET
PengawasanPengendalian Zoonosisdan KesejahteraanHewan
Jumlahkabupaten/kota yangdibinadalampengawasan pengendalian pemotongansapi betinaproduktif
kab/kota - 1.00 6.00 6.00 6.00 6.00 349.00 606.00 615.00 620.00 650.00 APBD DinasPeternakan
ProgramPeningkatanAgribisnisPersusuan
PenguatanPerbibitansapi perah
Jumlahkelompokyangdibina
kelompok - 0.00 2.00 2.00 2.00 2.00 59.00 1,005.00
1,012.00
1,015.00
1,041.00
APBD DinasPeternakan
ProgramPeningkatan AgribisnisPersusuan
Penguatansentrapeternakansapi perah
Jumlahkelompokyangdibina
kelompok - 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 38.00 505.00 511.00 514.00 541.00 APBD DinasPeternakan
Pilar 4 – Perilaku Hidup Bersih dan SehatPembinaanKesehatanLingkungan
PeningkatanJumlahdesa/kelura
Jumlahdesa/kelurahan yang
Desa/Kel
4400 4800.00
5300.00
5750.00
6200.00
6650 1,300.00
1,325.00
1,350.00
1,717.50
1,483.38
APBD DINKESPROV JATIM
- 52 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
han yangsudah ODF
sudah ODF
PembinaanKesehatanLingkungan
Peningkatanrumahtangga danakses terhadap airbersih berkualitas
Persentaserumahtangga danakses terhadap airbersih berkualitas
% 88 90.5 91 91.5 92 94 DINKESPROV JATIM
ProgramPengembangan KinerjaPengelolaanAir Minumdan Sanitasi
Penyelenggaraan SistemPengolahanAir LimbahdanDrainase
Persentasecakupanpelayananaksessanitasi
persen 69.02 74.23 76.92 79.61 82.31 85.00 52,800.00 53,600.00 55,000.00 67,800.00 72,400.00 APBDJAWATIMUR
DINASPRKPCK
ProgramPengembangan KinerjaPengelolaanAir Minumdan Sanitasi
Persentasecakupanpelayananakses airminum
persen 77.67 79.47 81.60 83.73 85.87 88.00 DINASPRKPCK
ProgramPengembangan KinerjaPengelolaanAir Minumdan Sanitasi
Jumlahdokumenperencanaan airlimbah dandrainaseyangtersusun
dokumen 1 15.00 15.00 15.00 15.00 15.00 10,000.00 10,000.00 10,000.00 10,000.00 10,000.00 APBDJAWATIMUR
DINASPRKPCK
ProgramPengembangan KinerjaPengelolaanAir Minum
PenyelenggaraanSistemPengolahanAir Limbah
Jumlahinfrastruktur airlimbah dandrainase
unit 1 15.00 15.00 15.00 15.00 15.00 DINASPRKPCK
- 53 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024dan Sanitasi dan
Drainaseyang terbangun
ProgramPengembangan KinerjaPengelolaanAir Minumdan Sanitasi
Penyelenggaraan SistemPengolahanAir LimbahdanDrainase
Jumlahorang yangmendapatkan sosialisasibidang airlimbah dandrainase
orang 83 360.00 360.00 360.00 360.00 360.00 DINASPRKPCK
ProgramPengembangan KinerjaPengelolaanAir Minumdan Sanitasi
Penyelenggaraan SistemPengolahanAir LimbahdanDrainase
Jumlahdokumenmonitoringevaluasi airlimbah dandrainaseyangtersusun
dokumen 1 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 DINASPRKPCK
ProgramPengembangan KinerjaPengelolaanAir Minumdan Sanitasi
Penyelenggaraan SistemPengolahanAir LimbahdanDrainase
Jumlahpendampinganteknisperencanaan airlimbah dandrainase
kegiatan 0 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 DINASPRKPCK
ProgramPengembangan KinerjaPengelolaanAir Minumdan Sanitasi
Penyelenggaraan SistemPersampahan
Jumlahdokumenperencanaan persampahanyangtersusun
dokumen 0 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 2,800.00 10,600.00 10,000.00 30,000.00 40,000.00 APBDJAWATIMUR
DINASPRKPCK
ProgramPengembangan KinerjaPengelolaanAir Minumdan Sanitasi
Penyelenggaraan SistemPersampahan
Jumlah infrastrukturpersampahan yangterbangun
unit 0 0.00 0.00 0.00 1.00 1.00 DINASPRKPCK
- 54 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024ProgramPengembangan KinerjaPengelolaanAir Minumdan Sanitasi
Penyelenggaraan SistemPersampahan
Jumlahorang yangmendapatkan sosialisasi bidangpersampahan
orang 0 360.00 360.00 360.00 360.00 360.00 DINASPRKPCK
ProgramPengembangan KinerjaPengelolaanAir Minumdan Sanitasi
Penyelenggaraan SistemPersampahan
Jumlahdokumenmonitoringevaluasipersampahan yangtersusun
dokumen
0 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 DINASPRKPCK
ProgramPengembangan KinerjaPengelolaanAir Minumdan Sanitasi
Penyelenggaraan SistemPersampahan
Jumlahpendampingan teknisperencanaan persampahan
kegiatan 0 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 DINASPRKPCK
ProgramPengembangan KinerjaPengelolaanAir Minumdan Sanitasi
Penyelenggaraan SistemPenyediaanAir Minum
Jumlahdokumenperencanaan airminumyangtersusun
dokumen 9 85.00 82.00 85.00 68.00 56.00 40,000.00 33,000.00 35,000.00 27,800.00 22,400.00 APBDJAWATIMUR
DINASPRKPCK
ProgramPengembangan KinerjaPengelolaanAir Minumdan Sanitasi
Penyelenggaraan SistemPenyediaanAir Minum
Jumlahinfrastruktur airminumyangterbangun
unit 40 85.00 82.00 85.00 68.00 56.00 DINASPRKPCK
- 55 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024ProgramPengembangan KinerjaPengelolaanAir Minumdan Sanitasi
Penyelenggaraan SistemPenyediaanAir Minum
Jumlahorang yangmendapatkan sosialisasi bidangair minum
orang 100 360.00 360.00 360.00 360.00 360.00 DINASPRKPCK
ProgramPengembangan KinerjaPengelolaanAir Minumdan Sanitasi
Penyelenggaraan SistemPenyediaanAir Minum
Jumlahdokumenmonitoringevaluasi airminumyangtersusun
dokumen
9 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 DINASPRKPCK
ProgramPengembangan KinerjaPengelolaanAir Minumdan Sanitasi
Penyelenggaraan SistemPenyediaanAir Minum
Jumlahpendampingan teknisperencanaan airminum
kegiatan 0 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 DINASPRKPCK
ProgramPenyelenggaraan Perumahan danKawasanPermukiman
PenyelenggaraanKawasanPermukiman
Persentasepenanganankawasanpermukiman kumuh
Persen 81,59 81.64 83.90 86.16 88.42 90.68 39,955.00 41,216.00 41,957.00 44,000.00 46,359.742
APBDJAWATIMUR
DINASPRKPCK
ProgramPenyelenggaraanPerumahandanKawasanPermukiman
Jumlahbacklogkepemilikan rumah
Unit 673884(tahun2018
SumberRP3KP)
1353000.00
1345500.00
1338000.00
1330500.00
1323000.00
DINASPRKPCK
- 56 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024ProgramPenyeleng-garaanPerumahandanKawasanPermukiman
Penyeleng-garaanKawasanPermukiman
Jumlahluasankawasanpermukiman kumuhyang ditangani
Ha 334,67 14.00 14.00 14.00 15.00 15.00 13,655.00 14,616.00 15,140.00 17,000.00 18,000.00 APBDJAWATIMUR
DINASPRKPCK
ProgramPenyeleng-garaanPerumahandanKawasanPermukiman
Penyeleng-garaanRumahKhusus danSwadaya
Jumlahdokumenmonitoringevaluasipelak-sanaanrenovasiRTLH danrumahswadayayangtersusun
Dokumen 25 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 13,150.00 13,300.00 13,417.00 13,550.00 14,200.00 APBDJAWATIMUR
DINASPRKPCK
ProgramPenyelenggaraanPerumahandanKawasanPermukiman
Penyelenggaraan RumahKhusus danSwadaya
Jumlahdokumenmonitoringevaluasipelaksanaan pembangunanrumahkhususyangtersusun
Dokumen 0 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 DINASPRKPCK
Program Penyelengga Jumlah Meter 9377.32 10000. 10000. 10000. 10000. 10000. DINAS
- 57 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024PenyelenggaraanPerumahandanKawasanPermukiman
raan RumahKhusus danSwadaya
panjangPSU lingkungan permukimanyangterbangun
00 00 00 00 00 PRKPCK
ProgramPenyelenggaraan Perumahan danKawasanPermukiman
Penyelenggaraan RumahUmum danKomersial
Jumlahdokumenmonitoringevaluasipelaksanaan pembangunanrumahsusunumumyang tersusun
Dokumen 0 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 13,150.00 13,300.00 13,400.00 13,450.00 14,159.742
APBDJAWATIMUR
DINASPRKPCK
ProgramPenyelenggaraan Perumahan danKawasanPermukiman
Penyelenggaraan RumahUmum danKomersial
Jumlahunit PSUrumahsusunyang terbangun
Unit 2Unit/PSU
Rusun
2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 DINASPRKPCK
- 58 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024ProgramPenyeleng-garaanPerumahandanKawasanPermukiman
Penyeleng-garaanRumahUmum danKomersial
Jumlahdokumenmonitoringevaluasipembangunanrumahkomersialyang tersusun
Dokumen 0 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 DINASPRKPCK
Pilar 5 – Koordinasi Pembangunan Pangan dan Gizi
ProgramPengelolaanInformasiPublik
Penyebarluasan Informasi melaluiMedia
JumlahPenyebar-an Infor-masimelaluimediacetak
kali 12 12 12 12 12 12 3.321 3.300 3.325 3.350 3.375 APBD DinasKominfo
ProgramPengelolaanInformasiPublik
PenyebarluasanInformasimelaluiMedia
JumlahPenyebar-an Infor-masimelaluimediaelektronik
kali 107 107 107 107 107 107 DinasKominfo
ProgramPengelolaanInformasiPublik
PenyebarluasanInformasimelaluiMedia
JumlahPenyebar-an Infor-masimelaluimedia luarruangan
buah 146 146 146 146 146 146 DinasKominfo
Program Pelaksanaan Jumlah kali 12 16 17 18 19 20 600.296 609.262 618.724 635.579 658.879 APBD Biro Adm.
- 59 -
RENCANA AKSI IndikatorUkuran
Baseline Target capaian Anggaran (Juta Rupiah) SumberDana
PelaksanaanPROGRAM KEGIATAN OUTPUT 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024layananadministrasibidangsosial,kesehatan,pengendalianpendudukdan keluargaberencana
danrumusankebijakan diBidangkesehatan,Pengendalian penduduk dankeluarga
rumusankebijakan,koordinasi,Petunjukpelaksanaan, sertamonitoringdanevaluasi dibidangkesehatan,pengen-dalian penduduk &KB
Kesos
GUBERNUR JAWA TIMUR
ttd
KHOFIFAH INDAR PARAWANSA