Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT
PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARATNOMOR 5 TAHUN 2020
TENTANGPENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA
DAN SASTRA DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,
Menimbang : a. bahwa Bahasa Daerah dan Sastra Daerah merupakanbagian dari kekayaan budaya bangsa sebagai pilar utamapembentuk kosa kata Bahasa Indonesia, pembentukkepribadian suku bangsa, sarana komunikasi danpeneguh jati diri budaya dan sastra daerah, yang berperandalam mengangkat martabat dan peradaban bangsaIndonesia dalam kerangka Negara Kesatuan RepublikIndonesia;
b. bahwa dengan semakin berkembangnya arus globalisasidan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi daninformasi dalam berbagai sendi kehidupan, telahberdampak terhadap menurunnya penggunaan BahasaDaerah dan Sastra Daerah sebagai bahasa pertama ataubahasa ibu, sehingga perlu dilakukan upayaPengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan terhadapBahasa dan Sastra Daerah;
c. bahwa berdasarkan Lampiran I huruf A angka 6 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang PemerintahanDaerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhirdengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentangPerubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkanPemerintah Provinsi untuk pembinaan Bahasa dan SastraDaerah;
d. bahwa berdasarkan Pasal 11 ayat (7) Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan Nomor 42 Tahun 2018tentang Kebijakan Nasional Kebahasaan dan KesastraanPenciptaan suasana yang kondusif untuk berbahasadaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf ddilakukan melalui penyusunan peraturan daerah tentangkebahasaan, penilaian penggunaan Bahasa Daerah diberbagai ranah sesuai dengan fungsi dan kedudukanBahasa Daerah, pengawasan penggunaan Bahasa Daerah,
- 2 -
pelaksanan lomba-lomba kebahasaan dan pemberianpenghargaan;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlumembentuk Peraturan Daerah tentang Pengembangan,Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa Daerah dan SastraDaerah;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentangPembentukan Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Baratdan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 1649);
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor109, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5035);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimanatelah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Keduaatas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentangPengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa danSastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor157, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5554);
6. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2019 tentangPenggunaan Bahasa Indonesia (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2019 Nomor 180);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007tentang Pedoman Bagi Kepala Daerah dalam Pelestariandan Pengembangan Bahasa Negara dan Bahasa Daerah(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036),sebagaimana telah diubah dengan Peraturan MenteriDalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang PerubahanAtas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157);
- 3 -
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 42Tahun 2018 tentang Kebijakan Nasional Kebahasaan danKesastraan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018Nomor 1696);
Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
danGUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGEMBANGAN,PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRADAERAH.
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat.2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpinpelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadikewenangan daerah otonom.
3. Gubernur adalah Gubernur Nusa Tenggara Barat.4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Gubernur dan
DPRD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yangmenjadi kewenangan daerah.
5. Bahasa Daerah adalah bahasa yang digunakan secaraturun-temurun oleh warga negara atau penduduk didaerah-daerah kabupaten/kota dalam wilayah ProvinsiNusa Tenggara Barat, meliputi bahasa Sasak, bahasaSamawa, dan bahasa Mbojo.
6. Sastra Daerah adalah karya kreatif yang berisi pemikiran,pengalaman, dan penghayatan atas kehidupan yangdiungkap secara estetis dalam Bahasa Daerah, tinjauankritis atas karya sastra dalam bahasa daerah, atautinjauan kritis atas karya sastra Daerah.
7. Pengembangan Bahasa adalah upaya memodernkanbahasa melalui pemerkayaan kosakata, pemantapan danpembakuan sistem bahasa, pengembangan laras bahasa,serta mengupayakan peningkatan fungsi BahasaIndonesia sebagai bahasa internasional.
8. Pembinaan Bahasa adalah upaya meningkatkan mutupenggunaan bahasa melalui pembelajaran bahasa disemua jenis dan jenjang pendidikan sertapemasyarakatan bahasa ke berbagai lapisan masyarakat.
- 4 -
9. Pelindungan Bahasa adalah upaya menjaga danmemelihara kelestarian bahasa melalui penelitian,pengembangan, pembinaan, dan pengajarannya.
10. Daerah kabupaten/kota adalah kabupaten/kota diwilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
11. Media Massa adalah sarana informasi dan komunikasiuntuk umum dalam bentuk cetak, elektronik, atau bentuklain.
12. Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat yangselanjutnya disebut Kantor Bahasa adalah unit pelaksanateknis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasasebagai instansi vertikal dari kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpendidikan dan kebudayaan yang mempunyai tugasmelaksanakan pengembangan, pembinaan, danpelindungan Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, danSastra Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pasal 2
Peraturan Daerah ini dimaksudkan untuk:a. memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;b. menjaga kehormatan dan kedaulatan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;c. mengembangkan, membina, dan melindungi Bahasa
Daerah dan Sastra Daerah;d. mewujudkan ketertiban dan kepastian penggunaan
Bahasa Daerah dan Sastra Daerah;dane. sebagai pedoman dan acuan dalam penetapan kebijakan di
bidang Bahasa Daerah dan Sastra Daerah dalamkerangka kebijakan nasional kebahasaan.
Pasal 3
Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan Bahasa danSastra Daerah bertujuan untuk:a. menjaga dan memelihara kelestarian Bahasa Daerah dan
Sastra Daerah;b. memantapkan keberadaan dan kesinambungan
penggunaan Bahasa Daerah dan Sastra Daerah sebagaibagian kekayaan budaya bangsa dan pilar pembentukkosakata Bahasa Indonesia;
c. menyelaraskan fungsi Bahasa Daerah dan Sastra Daerahdalam kehidupan masyarakat sejalan dengan arahpembinaan Bahasa Indonesia;
d. melindungi, mengembangkan, dan memberdayakanBahasa Daerah dan Sastra Daerah yang merupakanunsur utama kebudayaan Daerah sebagai penunjangkebudayaan nasional; dan
e. mendayagunakan penggunaan Bahasa Daerah dan SastraDaerah sebagai sarana untuk pembangunan karakter,budi pekerti, dan pembentuk kepribadian suku bangsa
- 5 -
sekaligus sebagai alat pemersatu masyarakat Indonesiadalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB IIKEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA
DAN SASTRA DAERAH
Pasal 4
(1) Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasionaldan bahasa resmi negara.
(2) Bahasa-bahasa di Indonesia selain Bahasa Indonesia danBahasa Asing berkedudukan sebagai Bahasa Daerah.
(3) Bahasa-bahasa di Indonesia selain Bahasa Indonesia danBahasa Daerah berkedudukan sebagai Bahasa Asing.
Pasal 5
(1) Bahasa Daerah berfungsi sebagai:a. pembentuk kepribadian suku bangsa;b. peneguh jati diri kedaerahan; danc. sarana pengungkapan serta pengembangan sastra dan
budaya daerah dalam bingkai keindonesiaan.(2) Selain berfungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bahasa Daerah dapat berfungsi sebagai:a. sarana komunikasi dalam keluarga dan masyarakat
daerah;b. bahasa Media Massa lokal;c. sarana pendukung Bahasa Indonesia; dand. sumber Pengembangan Bahasa Indonesia.
Pasal 6
Sastra Daerah mempunyai fungsi sebagai:a. pengenalan, penumbuhan dan penghayatan;b. pengamalan nilai-nilai kedaerahan;c. penyadaran dan penumbuhan sikap;d. penghalusan perasaan dan budi pekerti;e. pengungkapan budaya daerah dan kearifan lokal;f. peneguhan jati diri daerah dan penumbuh;g. solidaritas kemanusiaan;danh. pengungkapan wawasan kedaerahan.
Pasal 7
(1) Bahasa Daerah wajib digunakan dalam penyelenggaraanpendidikan menengah dan pendidikan khusus sebagaikurikulum muatan lokal.
(2) Penggunaan Bahasa Daerah dalam kurikulum muatanlokal pada pendidikan menengah dan pendidikan khusussebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sesuaidengan bahasa asli daerah kabupaten/kota.
- 6 -
BAB IIIPENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN
BAHASA DAN SASTRA DAERAH
Pasal 8
(1) Pemerintah Daerah mengembangkan, membina danmelindungi Bahasa dan Sastra berdasarkan kebijakannasional.
(2) Pemerintah Daerah melaksanakan:a. pengembangan, pembinaan dan pelindungan bahasa
dan Sastra Daerah;danb. pemberian dukungan terhadap upaya Pengembangan,
Pembinaan dan Pelindungan Bahasa dan SastraDaerah.
(3) Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pengembangan,pembinaan dan pelindungan Bahasa dan Sastra Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf aberkoordinasi dengan Badan.
(4) Dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf bberupa:a. penjabaran kebijakan nasional ke dalam kebijakan
daerah;b. penyiapan sumber daya; danc. fasilitas lain yang diperlukan untuk pengembangan,
pembinaan dan pelindungan Bahasa dan SastraDaerah.
Pasal 9
(1) Pemerintah Daerah melaksanakan pemberian dukunganterhadap upaya Pengembangan, Pembinaan, danPelindungan Bahasa Indonesia.
(2) Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pemberiandukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berdasarkan kebijakan nasional yang ditetapkan olehPemerintah.
(3) Dukungan terhadap upaya Pengembangan, Pembinaan,dan Pelindungan Bahasa Indonesia sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berupa:a. penjabaran kebijakan nasional ke dalam kebijakan
Daerah;b. penyiapan sumber daya; danc. fasilitasi lain yang diperlukan untuk Pengembangan,
Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa Indonesia.(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian dukungan
terhadap upaya Pengembangan, Pembinaan, danPelindungan Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur dengan Peraturan Gubernur.
- 7 -
BAB IVPENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN
BAHASA DAERAH DAN SASTRA DAERAH
Bagian KesatuUmum
Pasal 10
(1) Pemerintah Daerah wajib mengembangkan, membina, danmelindungi Bahasa Daerah dan Sastra Daerah agar tetapmemenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupanbermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman danagar tetap menjadi bagian dari kekayaan budayaIndonesia.
(2) Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan BahasaDaerah dan Sastra Daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan secara bertahap, sistematis, danberkelanjutan.
(3) Dalam mengembangkan, membina, dan melindungiBahasa Daerah dan Sastra Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) Pemerintah Daerah bekerja samadengan Kantor Bahasa serta pakar/ahli Bahasa Daerahdan Sastra Daerah.
Bagian KeduaPengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa Daerah
Paragraf 1Pengembangan Bahasa Daerah
Pasal 11
(1) Pengembangan Bahasa Daerah dilakukan terhadapBahasa Daerah yang digunakan oleh penutur darigenerasi muda sampai dengan generasi tua dalam hampirsemua ranah.
(2) Ranah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalahlingkungan penggunaan bahasa yang merupakankombinasi antara partisipan, topik, dan tempat, meliputi:a. ranah keluarga;b. ranah pendidikan;c. ranah pekerjaan;d. ranah keagamaan;e. ranah adat istiadat; dan/atauf. kegiatan seni budaya daerah.
Pasal 12
- 8 -
(1) Pengembangan Bahasa Daerah dilakukan untukmemantapkan dan meningkatkan fungsinya sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6.
(2) Pengembangan Bahasa Daerah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan melalui:a. penelitian kebahasaan;b. pengayaan kosakata;c. pembakuan dan kodifikasi kaidah bahasa;d. penyusunan bahan ajar;e. penerjemahan; danf. publikasi hasil pengembangan Bahasa Daerah.
(3) Pembakuan dan kodifikasi kaidah bahasa sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf c berupa tata bahasa, tataaksara, kamus, ensiklopedia, glosarium, rekamantuturan, atau bentuk lain yang sejenis.
Paragraf 2Pembinaan Bahasa Daerah
Pasal 13
Pembinaan Bahasa Daerah dilakukan terhadap BahasaDaerah yang digunakan oleh penutur dari generasi mudasampai dengan generasi tua dalam hampir semua ranah,meliputi:a. ranah keluarga;b. ranah pendidikan;c. ranah pekerjaan;d. ranah keagamaan;e. ranah adat istiadat; dan/atauf. kegiatan seni budaya daerah.
Pasal 14
(1) Pembinaan terhadap masyarakat pengguna BahasaDaerah dilakukan untuk:a. meningkatkan sikap positif agar masyarakat memiliki
kesadaran, kebanggaan, dan kesetiaan terhadapnorma berbahasa daerah;
b. meningkatkan kedisiplinan dan keteladananberbahasa daerah;
c. meningkatkan mutu penggunaan Bahasa Daerahsecara lisan ataupun tertulis menurut kaidah BahasaDaerah; dan
d. meningkatkan kemampuan masyarakat berbahasadaerah.
(2) Pembinaan Bahasa Daerah dilakukan melalui:a. pengajaran Bahasa Daerah di wilayah daerah
kabupaten/kota pada pendidikan menengah;b. pengajaran Bahasa Daerah di wilayah daerah
kabupaten/kota pada pendidikan program kesetaraan;
- 9 -
c. penggunaan Bahasa Daerah di ranah keluarga, adatistiadat, dan seni budaya daerah; dan
d. penciptaan suasana yang kondusif untuk berbahasadaerah.
(3) Bahasa Daerah yang diajarkan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf a dan huruf b adalah:a. bahasa asli daerah kabupaten/kota yang
bersangkutan; dan/ataub. Bahasa Daerah dari daerah lain yang penuturnya
paling banyak di wilayah daerah kabupaten/kotatersebut.
Pasal 15
Pemerintah Daerah memfasilitasi penggunaan Bahasa Daerahdi wilayah daerah kabupaten/kota, paling sedikit melalui:a. penerbitan buku-buku berbahasa daerah;b. penyelenggaraan kegiatan seni dan budaya daerah;c. pembentukan dan/atau pemberdayaan lembaga adat
daerah; dand. penyelenggaraan pertemuan dalam rangka pelestarian
Bahasa Daerah.
Paragraf 3Pelindungan Bahasa Daerah
Pasal 16
(1) Pelindungan terhadap Bahasa Daerah yang masihdigunakan oleh:a. sebagian generasi muda dalam hampir semua
ranah;ataub. semua generasi muda dalam ranah keluarga, agama,
dan kegiatan adat dilakukan sampai tahap revitalisasiuntuk pelestarian.
(2) Pelindungan terhadap Bahasa Daerah yang tidakdigunakan lagi oleh penutur generasi muda dilakukansampai tahap dokumentasi.
Pasal 17
(1) Pelindungan Bahasa Daerah dilakukan untukmempertahankan kedudukan dan fungsi Bahasa Daerahsebagai pembentuk kepribadian suku bangsa, peneguhjati diri kedaerahan, dan sarana pengungkapan sertapengembangan sastra dan budaya daerah.
(2) Pelindungan Bahasa Daerah dilakukan paling sedikitmelalui:a. pendidikan;b. penggalian potensi bahasa;c. pengaksaraan;d. pendataan;e. pendaftaran;
- 10 -
f. revitalisasi penggunaan Bahasa Daerah;g. pendokumentasian; danh. publikasi.
(3) Pengaksaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf c dilakukan dengan menggunakan aksara Indonesiaatau mengadaptasi aksara daerah lain yang serumpun.
(4) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf edilakukan oleh Kantor Bahasa Bahasa berdasarkanmasukan Pemerintah Daerah, masyarakat, atau pihak lainyang berkepentingan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
Bagian KetigaPengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan
Sastra Daerah
Paragraf 1Pengembangan Sastra Daerah
Pasal 18
Pengembangan Sastra Daerah dilakukan terhadap sastrayang bermutu dan bernilai luhur.
Pasal 19
(1) Pengembangan Sastra Daerah dilakukan untukmendukung dan memperkukuh kepribadian suku bangsa,meneguhkan jati diri kedaerahan, dan mengungkapkanserta mengembangkan budaya daerah dengan BahasaDaerah yang bersangkutan dalam kerangka NegaraKesatuan Republik Indonesia.
(2) Pengembangan Sastra Daerah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan melalui:a. penelitian kesastraan daerah;b. peningkatan jumlah dan mutu karya Sastra Daerah
dan kritik sastra daerah;c. kodifikasi sastra daerah;d. penerjemahan; dane. publikasi hasil pengembangan Sastra Daerah.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan SastraDaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diaturdengan Peraturan Gubernur.
Paragraf 2Pembinaan Sastra Daerah
Pasal 20
Pembinaan Sastra Daerah dilakukan terhadap tradisibersastra di kalangan sastrawan pemula dan penikmatsastra.
- 11 -
Pasal 21
(1) Pembinaan Sastra Daerah dilakukan untuk:a. meningkatkan kreativitas dan apresiasi masyarakat
daerah terhadap Sastra Daerah;b. meningkatkan kemampuan masyarakat daerah untuk
memahami nilai-nilai yang terkandung dalam karyaSastra Daerah; dan
c. menciptakan suasana yang kondusif untukpertumbuhan dan perkembangan Sastra Daerah.
(2) Pembinaan Sastra Daerah dilakukan melalui:a. pendidikan sastra;b. pelatihan sastra;c. penyediaan fasilitas untuk mendorong berkembangnya
komunitas sastra;d. penyediaan fasilitas untuk menyajikan karya sastra;
dane. penciptaan suasana yang kondusif untuk bersastra.
(3) Pembinaan Sastra Daerah sebagaimana dimaksud padaayat (2) dilakukan selaras dengan upaya peningkatandaya apresiasi, kreasi, dan inovasi kedaerahan.
Paragraf 3Pelindungan Sastra Daerah
Pasal 22
(1) Pelindungan sastra dilakukan terutama terhadap sastralama baik sastra lisan maupun tulis.
(2) Pelindungan sastra lisan sebagaimana dimaksud padaayat (1) terhadap sastra yang hanya tinggal berfungsisebagai sarana adat, ibadah, dan/atau hiburan dilakukansampai dengan tahap revitalisasi.
(3) Pelindungan sastra tulis sebagaimana dimaksud padaayat (1) terhadap:a. karya sastra yang bernilai luhur dilakukan sampai
dengan tahap aktualisasi; danb. bentuk fisik naskah dan nilai yang terkandung di
dalamnya dilakukan sampai dengan tahapdokumentasi.
Pasal 23
(1) Pelindungan Sastra Daerah dilakukan untukmempertahankan fungsi Sastra Daerah sebagai:a. pengenalan, penumbuhan, penghayatan, dan
pengamalan nilai-nilai kedaerahan;b. penyadaran dan penumbuhan sikap serta
penghalusan perasaan dan budi pekerti;c. pengungkapan budaya daerah dan kearifan lokal;
- 12 -
d. peneguhan jati diri daerah dan penumbuh solidaritaskemanusiaan; dan
e. pengungkapan wawasan kedaerahan.(2) Pelindungan Sastra Daerah dilakukan paling sedikit
melalui:a. pendidikan;b. penelitian;c. pendataan;d. pendaftaran;e. transkripsi;f. transliterasi;g. penerjemahan;h. penyaduran;i. pengalihwahanaan;j. aktualisasi; dank. publikasi.
(3) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf cdilakukan oleh Kantor Bahasa berdasarkan masukanPemerintah Daerah, masyarakat, atau pihak lain yangberkepentingan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
BAB VSTRATEGI KEBIJAKAN
Pasal 24
(1) Kebijkan Nasional bertujuan memberikan acuan untukmengatur perencanaan, pengarahan, dan penyusunangaris haluan kebahasaan yang dipakai sebagai dasarpengelolaan seluruh masalah kebahasaan dan kesastraan.
(2) Penyusunan kebijakan Nasional dilakukan oleh BadanPengembangan dan Pembinaan Bahasa yang ditetapkanoleh Menteri.
(3) Pendelegasian pelaksanaan pengembangan, pembinaan,serta pelindungan Bahasa dan Sastra kepada KantorBahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat.
(4) Pelaksanaan kebijakan terhadap Pengembangan,Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Daerahdilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam semua ranahlingkungan meliputi ranah keluarga, pendidikan,pekerjaan, keagamaan, adat istiadat, dan kegiatan senibudaya daerah.
Pasal 25
(1) Pemerintah Daerah menetapkan dan mengembangkanBahasa Daerah dan Sastra Daerah dalam kurikulummuatan lokal pada satuan pendidikan menengah danpendidikan khusus.
- 13 -
(2) Dalam melaksanakan kebijakan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) Pemerintah Daerah berwajiban untuk:a. mengadakan bahan ajar, buku pelajaran, atau buku
bacaan sesuai dengan varian dan dialek bahasa yangada di Daerah bagi peserta didik bagi pengembangankemampuan berbahasa dan bersastra daerah;
b. mengupayakan penyediaan guru Bahasa Daerah danSastra Daerah secara memadai baik kualitas dankuantitas; dan
c. penyediaan fasilitas penunjang lainnya.
Pasal 26
(1) Pelaksanaan kebijakan terhadap Pengembangan,Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa Daerah dan SastraDaerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24dilaksanakan melalui strategi:a. peningkatan kualitas guru bidang studi Bahasa
Daerah dan Sastra Daerah secara profesional melaluisertifikasi;
b. pendayagunaan teknologi informasi dalam prosespembelajaran Bahasa Daerah dan Sastra Daerah;
c. penyusunan dan penyempurnaan kurikulum Bahasadan Sastra Daerah sesuai dengan perkembangan dankemajuan masyarakat;
d. penyediaan bahan ajar, buku pelajaran, atau bukubacaan sesuai dengan varian dan dialek bahasa yangada di Daerah untuk muatan lokal;
e. memberikan penghargaan kepada lembaga/organisasiatau perorangan yang telah menunjukkan upaya-upaya Pengembangan dan Pelindungan BahasaDaerah dan Sastra Daerah;
f. melaksanakan kegiatan kompetisi dan apresiasiterhadap kreasi dan inovasi kedaerahan terhadapBahasa dan Sastra Daerah;
g. melaksanakan penelitian dan pengkajian terhadaptingkat tutur Bahasa Daerah yang diselaraskandengan perkembangan kehidupan masyarakat;
h. menetapkan penggunaan Bahasa Daerah dalamberbagai media dan ruang publik baik milikPemerintah Daerah maupun swasta;
i. penyediaan fasilitas untuk mendorong berkembangnyakomunitas Bahasa dan Sastra Daerah bagi lembaga/organisasi atau kelompok masyarakat;
j. memberikan perlindungan hukum terhadap karyaSastra Daerah;
k. penyelenggaraan kegiatan seni dan budaya daerah;l. penyelenggaraan kongres Bahasa dan Sastra Daerah
secara berkala;
- 14 -
m. menuliskan dengan aksara daerah selain penggunaanBahasa Indonesia terhadap nama-nama tempat, jalan,dan/atau bangunan yang bersifat publik;
n. menetapkan hari tertentu sebagai hari berbahasadaerah dalam semua kegiatan pendidikan,pemerintahan, dan kemasyarakatan;
o. memfasilitasi dan memberikan penghargaan kepadaMedia Massa di Daerah yang selain menggunakanBahasa Indonesia sebagai bahasa utama, jugamenggunakan Bahasa Daerah dalam menyampaikaninformasi kepada publik atau terhadap program acaraatau rubrik tertentu; dan
p. penyediaan sistem informasi dan komunikasi dalambentuk aplikasi elektronik terhadap penggunaanBahasa Daerah sesuai dengan perkembanganteknolonogi informasi.
(2) Pemberian penghargaan kepada lembaga atau perorangandan Media Massa sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf edan huruf p, dan penetapan hari tertentu sebagai hariberbahasa daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf nditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
(3) Dalam melaksanakan strategi kebijakan Pengembangan,Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa Daerah dan SastraDaerah sebagaimana dimaksud ayat (1), Gubernur dapatmendelegasikan kepada perangkat daerah yangmenangani urusan pemerintahan di bidang pendidikandan kebudayaan berkoordinasi dengan Kantor Bahasa.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan strategikebijakan Pengembangan, Pembinaan, dan PelindunganBahasa Indonesia, Bahasa Daerah, dan Sastra Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganPeraturan Gubernur.
BAB VIPEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pasal 27
(1) Gubernur selaku wakil Pemerintah Pusat melakukanpemantauan secara berkala terhadap pelaksanaanPengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan BahasaDaerah dan Sastra Daerah.
(2) Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)digunakan sebagai bahan evaluasi.
Pasal 28
(1) Untuk melaksanakan pemantauan dan evaluasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, Gubernurmembentuk Tim Pemantauan dan Evaluasi.
- 15 -
(2) Tim Pemantauan dan Evaluasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dipimpin oleh Sekretaris Daerah danberanggotakan unsur-unsur yang berasal dari:a. perangkat daerah yang menangani urusan
pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan;b. perangkat daerah yang menangani urusan kesatuan
bangsa dan politik;c. Kantor Bahasa selaku instansi vertikal yang
mempunyai tugas melaksanakan pengembangan,pembinaan, dan pelindungan bahasa;
d. pakar/ahli bahasa;e. tokoh masyarakat atau tokoh adat; danf. perangkat daerah lainnya yang tugas dan fungsinya
terkait dengan kebahasaan.
(3) Pembentukan Tim Pemantauan dan Evaluasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan KeputusanGubernur.
(4) Tim Pemantauan dan Evaluasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) mempunyai tugas:a. melaksanakan koordinasi dan pemantauan terhadap
pelaksanaan Pengembangan, Pembinaan, danPelindungan Bahasa Daerah dan Sastra Daerah;
b. melakukan evaluasi terhadap pelaksanaanPengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan BahasaDaerah dan Sastra Daerah; dan
c. menyusun laporan hasil pemantauan dan evaluasiterhadap pelaksanaan Pengembangan, Pembinaan,dan Pelindungan Bahasa Daerah dan Sastra Daerahkepada Gubernur paling sedikit 1 (satu) tahun sekali.
Pasal 29
Gubernur melaporkan hasil pemantauan dan evaluasiterhadap pelaksanaan Pengembangan, Pembinaan, danPelindungan Bahasa Daerah dan Sastra Daerah kepadaMenteri Dalam Negeri.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 30
(1) Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasanterhadap pengembangan, pembinaan dan pelindunganbahasa daerah dan sastra daerah
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan oleh perangkat daerah terkait secaraterpadu, sinergis, berkelanjutan, dan dikoordinasikan
- 16 -
dengan Pemerintah Kabupaten/kota dan/atau perangkatdaerah terkait lainnya.
(3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan melalui pemantauan, pengamatanlapangan dan evaluasi terhadap pengembangan,pembinaan dan pelindungan bahasa daerah dan sastradaerah.
(4) Tata cara pemantauan, pengamatan lapangan danevaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur lebihlanjut dalam Peraturan Gubernur.
BAB VIII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 31
(1) Pemerintah Daerah memberikan kesempatan kepadamasyarakat atau kelompok masyarakat, organisasi,dan/atau perorangan pemerhati bahasa dan sastra untukberperan serta terhadap upaya Pengembangan,Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa Daerah dan SastraDaerah.
(2) Peran serta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatberupa:a. memberikan masukan dan saran kepada Pemerintah
Daerah dalam Pengembangan, Pembinaan, danPelindungan Bahasa Daerah dan Sastra Daerah;
b. mengimplementasikan kebijakan Pemerintah Daerahdi bidang Pengembangan, Pembinaan, danPelindungan Bahasa Daerah dan Sastra Daerah; dan
c. mengaplikasikan Bahasa Daerah dalam setiapkegiatan di masyarakat, baik dalam ranah keluarga,adat istiadat, ataupun kegiatan seni budaya daerah.
BAB IXPENDANAAN
Pasal 32
Pendanaan yang diperlukan dalam Pengembangan,Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa Indonesia, BahasaDaerah, dan Sastra Daerah berasal dari:a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan/ataub. Sumber lain yang sah.
- 17 -
BAB XKETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini harusditetapkan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejakPeraturan Daerah ini diundangkan.
Pasal 34
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannyadalam Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Ditetapkan di Matarampada tanggal 26 Mei 2020
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,
ttd
H. ZULKIEFLIMANSYAH
Diundangkan di Matarampada tanggal 26 Mei 2020
SEKRETARIS DAERAHPROVINSI NUSA TENGGARA BARAT,
ttd
H. LALU GITA ARIADI
LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2020 NOMOR 5NOREG PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT : 5-51/2020
Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Biro Hukum,
H. RUSLAN ABDUL GANI, S.H. M.H.NIP. 19651231 199303 1 135
- 18 -
PENJELASANATAS
PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARATNOMOR 5 TAHUN 2020
TENTANGPENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA
DAN SASTRA DAERAH
I. UMUM
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalamPasal 36 menegaskan bahwa Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.Pasal tersebut merupakan pengakuan sekaligus penegasan secara resmioleh Negara tentang penggunaan Bahasa Indonesia sebagai jati diribangsa dan identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Simbol bahasanegara tersebut menjadi cerminan kedaulatan negara Indonesia di dalamtata pergaulan dengan negara-negara lain dan menjadi cerminankemandirian dan eksistensi negara Indonesia yang merdeka, bersatu, danberdaulat. Bahasa Indonesia bukan hanya sekadar merupakanpengakuan atas Indonesia sebagai bangsa dan negara, melainkan menjadisimbol identitas Negara yang dihormati dan dibanggakan oleh warganegara Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi kekuatan yang sanggupmenghimpun serpihan sejarah Nusantara dan bangsa Indonesia yangberagam sebagai bangsa besar dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selanjutnya Bahasa Daerah sesuai Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 ditegaskan dalam Pasal 32 ayat (2) yangmenyatakan bahwa Negara menghormati dan memelihara bahasa daerahsebagai kekayaan budaya nasional. Berdasarkan ketentuan tersebut,maka Negara menghormati dan memberi keleluasaan kepada masyarakatsuku bangsa di daerah untuk melestarikan dan mengembangkanbahasanya sebagai bagian dari kebudayaan daerah setempat yangmerupakan bagian intergral kebudayaan nasional. Selain itu, Negaramemajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban duniadengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara danmengembangkan nilai-nilai budayanya.
Bahwa untuk menjamin perlindungan terhadap Bahasa Indonesia,termasuk didalamnya Bahasa Daerah, Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 36C mengamanatkan bahwaperihal bahasa Negara diatur dengan Undang-Undang. Amanat Pasal 36Ctersebut telah melahirkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentangBendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 merupakan jaminan kepastian hukum,keselarasan, keserasian, standardisasi, dan ketertiban di dalampenggunaan bahasa. Undang-Undang ini mengatur tentang berbagai halyang terkait dengan penetapan dan tata cara penggunaan BahasaIndonesia, termasuk di dalamnya diatur ketentuan tentang bendera danlambang negara, serta lagu kebangsaan. Lahirnya Undang-UndangNomor 24 Tahun 2009 tersebut juga diikuti dengan terbitnya PeraturanPemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan,
- 19 -
dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi BahasaIndonesia.
Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara sertaLagu Kebangsaan, berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggaannasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta saranakomunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah. Bahasa Indonesiasebagai bahasa resmi Negara berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan,pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangankebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta saranapengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, danbahasa Media Massa.
Lebih lanjut, terkait Bahasa Daerah sebagaimana dimaksud dalamPeraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan,Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta PeningkatanFungsi Bahasa Indonesia, Bahwa Bahasa Daerah adalah bahasa yangdigunakan secara turun-temurun oleh warga negara Indonesia di daerah-daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahasa Daerahberfungsi sebagai pembentuk kepribadian suku bangsa, peneguh jati dirikedaerahan, dan sarana pengungkapan serta pengembangan sastra danbudaya daerah dalam bingkai ke-Indonesiaan. Selain itu, Bahasa Daerahjuga dapat berfungsi sebagai:a. sarana komunikasi dalam keluarga dan masyarakat daerah;b. bahasa Media Massa lokal;c. sarana pendukung Bahasa Indonesia; dand. sumber Pengembangan Bahasa Indonesia.
Bahasa merupakan salah satu faktor penting sebagai sarana komunikasimasyarakat Indonesia dan peneguh jati diri budaya bangsa sebagaibagian dari kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional tersebutdibangun oleh berbagai unsur seperti bahasa, sastra, serta seni dantradisi dengan sistem nilai yang tumbuh dan berkembang dari masa kemasa secara turun-temurun oleh warga negara Indonesia di daerah-daerah, dimana Negara Indonesia memiliki keberagaman suku atau etnisyang merupakan warisan budaya yang sudah selayaknya dilestarikan dandikembangkan sehingga menjadi kebanggaan negara, bangsa, dandaerah.
Bahwa dengan semakin berkembangnya arus globalisasi dan pesatnyakemajuan teknologi komunikasi dan informasi dalam berbagai sendikehidupan, telah berdampak terhadap menurunnya penggunaan BahasaIndonesia khususnya penggunaan Bahasa Indonesia di ruang publik.Demikian pula dampaknya terhadap keberadaan dan fungsi BahasaDaerah sebagai peneguh jati diri budaya dan sastra daerah serta sebagaibahasa ibu yang turut mengalami pergeseran nilai, baik dalamlingkungan atau ranah keluarga dan masyarakat, termasuk dalamkegiatan kesenian dan tradisi daerah.
Kesadaran berbahasa merupakan modal penting dalam mewujudkansikap berbahasa yang positif yang selanjutnya akan memperkukuh fungsibahasa Indonesia sebagai lambang jati diri bangsa. Penggunaan bahasaIndonesia, baik sebagai bahasa persatuan maupun sebagai bahasa
- 20 -
negara, perlu pula dibina lebih lanjut untuk menghadapi tantanganmakin meluasnya penggunaan bahasa asing terutama bahasa inggris.Begitupun dengan Bahasa Daerah yang merupakan bagian saranapembinaan dan pengembangan budaya, seni dan tradisi daerah yangdapat memperkuat jati diri bangsa. Melalui bahasa dapat digali dandiketahui kearifan lokal bangsa, dengan demikian diharapkan kearifanlokal bangsa tidak hanya tinggal kenangan, tetapi mampu membuatkehidupan bangsa lebih baik sebab pada setiap Bahasa Daerah yangtumbuh dan berkembang di Indonesia tersimpan berbagai filosofi,kearifan lokal, dan berbagai bentuk tradisi daerah. Kewajiban menjagadan melestarikan bahasa tidak hanya bertumpu pada penutur ataupeneliti bahasa saja, akan tetapi seluruh komponen bangsa wajib turutandil untuk menjaga dan melestarikannya. Oleh karena itu gunamemperkukuh kedudukan bahasa dalam era globalisasi tersebut, upaya-upaya yang sungguh-sungguh perlu dipersiapkan dan dilakukan olehpemerintah baik dalam berbagai aspek substansial kebahasaan maupunaspek kelembagaan.
Berdasarkan Pasal 42 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan,dan ketentuan Pasal 9 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 57Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan, dan PelindunganBahasa dan Sastra serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia,mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah wajib mengembangkan,membina, dan melindungi Bahasa Daerah dan Sastra Daerah. KewajibanPemerintah Daerah tersebut dimaksudkan agar Bahasa Daerah tetapmemenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakatsesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap menjadi bagian darikekayaan budaya Indonesia. Pelaksanaan Pengembangan, pembinaan,dan pelindungan sebagaimana dimaksud adalah dilakukan secarabertahap, sistematis, dan berkelanjutan berkoordinasi lembagakebahasaan.
Terkait Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa Indonesia,bahwa berdasarkan Pasal 9 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor57 Tahun 2014, maka Pemerintah Daerah melaksanakan pemberiandukungan terhadap upaya Pengembangan, Pembinaan, dan PelindunganBahasa Indonesia. Dukungan tersebut antara lain adalah berupapenjabaran kebijakan nasional ke dalam kebijakan daerah.
Dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan danpertimbangan sebagaimana tersebut di atas, sehingga Pemerintah Daerahperlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengembangan, Pembinaan,dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Daerah.
Dalam Peraturan Daerah ini, tujuan Pengembangan, pembinaan, danpelindungan Bahasa dan Sastra Daerah adalah untuk:a. menjaga dan memelihara kelestarian Bahasa Indonesia, Bahasa
Daerah, dan Sastra Daerah;b. memantapkan keberadaan dan kesinambungan penggunaan Bahasa
Daerah dan Sastra Daerah sebagai bagian kekayaan budaya bangsadan pilar pembentuk kosakata Bahasa Indonesia;
- 21 -
c. menyelaraskan fungsi Bahasa Daerah dan Sastra Daerah dalamkehidupan masyarakat sejalan dengan arah pembinaan BahasaIndonesia;
d. melindungi, mengembangkan, dan memberdayakan Bahasa Daerahdan Sastra Daerah yang merupakan unsur utama kebudayaan Daerahsebagai penunjang kebudayaan nasional; dan
e. mendayagunakan penggunaan Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah,dan Sastra Daerah sebagai sarana untuk pembangunan karakter,budi pekerti, dan pembentuk kepribadian suku bangsa sekaligussebagai alat pemersatu masyarakat Indonesia dalam bingkai NegaraKesatuan Republik Indonesia.
Secara umum materi muatan yang diatur dalam Peraturan Daerah inimeliputi:1. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, dan Sastra
Daerah;2. Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah;3. Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa Indonesia;4. Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa Daerah dan
Sastra Daerah;5. Strategi Kebijakan;6. Pemantauan dan Evaluasi7. Peranserta Masyarakat; dan8. Pendanaan yang diperlukan dalam Pengembangan, Pembinaan, dan
Pelindungan Bahasa dan Sastra Daerah.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1Cukup jelas
Pasal 2Cukup jelas
Pasal 3Cukup jelas
Pasal 4Ayat (1)
Cukup jelasAyat (2)
Yang dimaksud dengan “Bahasa-bahasa di Daerah selainBahasa Indonesia dan bahasa asing berkedudukan sebagaiBahasa Daerah” adalah bahasa-bahasa asli daerah yangtumbuh dan berkembang dan dituturkan oleh sukubangsa yang berasal dari daerah Provinsi Nusa TenggaraBarat, terdiri dari bahasa Sasak, bahasa Samawa, danbahasa Mbojo. Bahasa-bahasa asli daerah tersebutberkedudukan sebagai Bahasa Daerah.
Yang dimaksud dengan “bahasa asing” adalah bahasaselain Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah.
- 22 -
Pasal 5Cukup jelas
Pasal 6Ayat (1)
Huruf aYang dimaksud dengan “kepribadian suku bangsa”adalah perilaku dan tata krama yang tergambardari sikap suku bangsa dengan latar belakangbudayanya.
Huruf bCukup jelas
Huruf cCukup jelas
Ayat (2)Cukup jelas
Pasal 7Cukup jelas
Pasal 8Ayat (1)
Huruf aYang dimaksud dengan “peraturan perundang-undangan di Daerah” adalah peraturan tertulisyang memuat norma hukum yang mengikat secaraumum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembagaatau pejabat yang berwenang di Daerah melaluiprosedur yang ditetapkan dalam peraturanperundang-undangan, terdiri atas peraturandaerah, peraturan kepala daerah, dan peraturanDewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Huruf bYang dimaksud “dokumen resmi daerah” antaralain surat keputusan, surat berharga, ijazah, suratketerangan, surat identitas diri, akta jual beli, atausurat perjanjian yang dibuat, diterbitkan, atauditetapkan oleh lembaga atau pejabat yangberwenang di Daerah.
Huruf cYang dimaksud dengan “pidato resmi” adalahpidato yang disampaikan dalam forum resmi diDaerah.
Huruf dCukup jelas
Huruf eCukup jelas
Huruf fCukup jelas
Huruf gYang dimaksud “bersifat nasional” adalah berskalaantardaerah dan berdampak nasional.
- 23 -
Yang dimaksud “bersifat internasional” adalahberskala antar bangsa dan berdampakinternasional.
Huruf hYang dimaksud dengan “lingkungan kerja swasta”adalah mencakup perusahaan yang berbadanhukum Indonesia dan perusahaan asing yangberoperasi di Indonesia.
Huruf iCukup jelas
Huruf jCukup jelas
Huruf kCukup jelas
Huruf lCukup jelas
Huruf mYang dimaksud dalam ketentuan ini bahwapenggunaan nama suatu objek dalam BahasaIndonesia wajib dituliskan lebih dahulu apabilanama objek tersebut juga diikuti denganpenggunaan Bahasa Daerah atau bahasa asing.Penamaan objek sebagaimana dimaksud dalamketentuan ini dapat menggunakan Bahasa Daerahatau bahasa asing apabila memiliki nilai sejarah,budaya, adat istiadat, dan/atau keagamaan.
Huruf nCukup jelas
Huruf oCukup jelas
Huruf pCukup jelas
Huruf qCukup jelas
Ayat (2)Yang dimaksud dengan “peraturan perundang-undangan”dalam ketentuan ini adalah Undang-Undang mengenaibahasa dan peraturan pelaksananya.
Pasal 9Cukup jelas
Pasal 10Ayat (1)
Cukup jelasAyat (2)
Yang dimaksud dengan “sosialisasi” adalah prosespembelajaran atau penanaman nilai, kebiasaan, danaturan dalam berprilaku di masyarakat sesuai denganperan dan status sosial masing-masing elemen masyarakatterhadap penggunaan Bahasa Indonesia.
Yang dimaksud dengan “diseminasi” adalah suatu kegiatanyang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar
- 24 -
mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran,menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut,dalam hal ini yaitu informasi mengenai peran penting danfungsi Bahasa Indonesia.
Yang dimaksud dengan “pemsyarakatan bahasa” adalahproses, cara, atau perbuatan/kegiatan memasyarakatkanserta menyebarluaskan informasi dan kebijakankebahasaan dan kesastraan melalui, antara lain, sosialisasipedoman dan peraturan mengenai Bahasa Indonesia.
Pasal 11Ayat (1)
Cukup jelasAyat (2)
Cukup jelasAyat (3)
Huruf aCukup jelas
Huruf bCukup jelas
Huruf cCukup jelas
Huruf dYang dimaksud dengan “fasilitasi lain” antara lainpelatihan yang diberikan untuk meningkatkanmutu dan keterampilan berbahasa dan bersastra.
Pasal 12Cukup jelas
Pasal 13Cukup jelas
Pasal 14Cukup jelas.
Pasal 15Cukup jelas.
Pasal 16Ayat (1)
Cukup jelasAyat (2)
Cukup jelasAyat (3)
Huruf aYang dimaksud dengan “bahasa asli daerahkabupaten/kota” adalah bahasa yang tumbuh danberkembang, serta digunakan sebagai bahasapertama atau bahasa ibu oleh penduduk aslidaerah kabupaten/kota yang bersangkutan.
Huruf bCukup jelas
- 25 -
Pasal 17Cukup jelas
Pasal 18Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)Yang dimaksud dengan “dokumentasi” adalahpengumpulan, pengolahan, pemilihan, pemeliharaan, danpenyampaian informasi kebahasaan.
Pasal 19Ayat (1)
Cukup jelasAyat (2)
Huruf aCukup jelas
Huruf bYang dimaksud dengan “penggalian potensibahasa” adalah pengkajian kandungan nilai-nilaikearifan lokal yang ada dalam Bahasa Daerahserta upaya identifikasi keunggulan ciri linguistikdalam Bahasa Daerah.
Huruf cCukup jelas
Huruf dCukup jelas
Huruf eCukup jelas
Huruf fCukup jelas
Huruf gYang dimaksud dengan “pendokumentasian”antara lain berupa perekaman, alih media, danpelestarian.
Huruf hYang dimaksud dengan “publikasi” meliputipenerbitan dan penyebarluasan informasi terkaitbahasa antara lain melalui Media Massa, seminar,dan lokakarya.
Ayat (3)Cukup jelas
Ayat (4)Cukup jelas
Pasal 20Cukup jelas
Pasal 21Cukup jelas
- 26 -
Pasal 22Yang dimaksud dengan “tradisi bersastra” adalah aktivitas yangberkelanjutan dari satu generasi ke generasi dalam penulisansastra, kritik, dan peningkatan mutu pembaca Sastra Daerah.
Pasal 23Ayat (1)
Cukup jelasAyat (2)
Huruf aPendidikan sastra di tingkat pendidikan menengahdiupayakan untuk menumbuhkan danmeningkatkan daya apresiasi dan kreasi pesertadidik terhadap Sastra Daerah.
Huruf bCukup jelas
Huruf cCukup jelas
Huruf dCukup jelas
Huruf eCukup jelas
Ayat (3)Cukup jelas
Pasal 24Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “sastra lama” adalah sastra lisandan sastra tulisan tangan (manuskrip).
Ayat (2)Yang dimaksud dengan “revitalisasi” adalah perbuatanmenggiatkan kembali tradisi bersastra sesuai denganfungsinya.
Ayat (3)Huruf a
Yang dimaksud dengan “aktualisasi” adalahpengungkapan kembali bentuk dan nilai-nilai kedalam kemasan masa kini.
Huruf bYang dimaksud dengan “pelindungan sastra tulisterhadap bentuk fisik naskah” adalah pelindungannaskah karya sastra.dari kepunahan ataukerusakan dan praktik jual beli naskah tanpa izinPemerintah atau Pemerintah Daerah.
Pasal 25Ayat (1)
Cukup jelasAyat (2)
Huruf aCukup jelas
Huruf bCukup jelas
- 27 -
Huruf cCukup jelas
Huruf dCukup jelas
Huruf eYang dimaksud dengan “transkripsi” adalahpengalihan tuturan ke dalam bentuk tulisan ataupengalihan bentuk bahasa dari lisan ke tulisan.
Huruf fYang dimaksud dengan “transliterasi” adalahpengalihan tulisan dari satu aksara ke aksara lain,misalnya dari aksara Arab ke dalam aksara Latin.
Huruf gCukup jelas
Huruf hYang dimaksud dengan “penyaduran” adalahpenyusunan kembali cerita secara bebas tanpamerusak garis besar atau inti cerita.
Huruf iYang dimaksud “pengalihwahanaan” adalah upayamengubah media ekspresi karya sastra, misalnyadari puisi menjadi musik, sinetron, dan/atau film.
Huruf jYang dimaksud dengan “aktualisasi” misalnyapenerapan kembali nilai-nilai lama ke dalampenyesuaian kehidupan masa kini.
Huruf kCukup jelas
Ayat (3)Cukup jelas
Pasal 26Cukup jelas
Pasal 27Cukup jelas
Pasal 28Cukup jelas
Pasal 29Cukup jelas
Pasal 30Cukup jelas
Pasal 31Cukup jelas
Pasal 32Cukup jelas
- 28 -
Pasal 33Cukup jelas
Pasal 34Cukup jelas
LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 163