Gugatan dalam PTUN

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    1/21

    Gugatan dalam PTUN

    A. Pendahuluan

    Salah satu ciri negara hukum moderen adalah adanya perlindungan hukum terhadap hak asasi

    manusia termasuk perlindungan hukum terhadap warga negara dari tindakan sewenang-

    wenang penguasa. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, selalu terjadi interaksi

    hubungan antara pejabat negara dan masyarakat. Hubungan interaksi tersebut kebanyakan

    biasanya terjadi karena adanya tugas-tugas pemerintahan dan pembanunan yang dilakukan

    oleh Pejabat negara dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hubungan antara

    pejabat administrasi negara sebagai pelaksana urusan pemerintahan dan pembangunan

    dengan masyarakat, sering terjadi benturan kepentingan yang melibatkan kedua pihak.

    Benturan kepentingan ini biasanya diakibatkan oleh adanya keputusan pejabat negara.

    Sesuai prinsip negara hukum, keputusan pejabat negara yang merugikan kepentinganmasyarakat, dapat dilakukan gugatan terhadap keputusan yang dikeluarkan oleh pejabat

    negara. Tindakan BadanPejabat Tata !saha "egara tidak selamanya sesuai dengan keinginan

    masyarakat, walaupun tindakan tersebut dilakukan untuk menjalankan urusan pemerintahan.

    Tindakan suatu BadanPejabat Tata !saha "egara seringkali bertentangan atau merugikan

    kepentingan masyarakat. Pertentangan antara keputusan Pejabat Tata !saha negara dengan

    kepentingan masyarakat secara indi#idu seringkali terjadi dalam kehidupan berbangsa dan

    bernegara.

    Tindakan hukum BadanPejabat Tata !saha "egara dituangkan dalam bentuk $eputusan

    tertulis, dalam rangka menjalankan tugas pemerintahan. Disatu sisi, keputusan tersebut

    diambil atas dasar kewenangan yang diberikan, namun disisi lain, pelaksanaan keputusantidak boleh mengurangi hak-hak warga negara. Setiap keputusan Badanpejabat Tata !saha

    "egara harus berdasarkan prinsip negara hukum, oleh karena itu, keputusan tersebut tidak

    boleh melanggar hak-hak warga negara.

    Perlindungan terhadap hak-hak warga negara merupakan salah satu pilar utama negara

    hukum. Salah satu bentuk perlindungan terhadap hak-hak warga negara adalah adanya

    Peradilan Tata !saha "egara yang berwenang untuk menguji keputusan BadanPejabat T!"

    yang dianggap merugikan kepentingan masyarakat. Bagi setiap orang yang merasa

    kepentinganya dirugikan oleh adanya $eputusan BadanPejabat T!" dapat mengajukan

    gugatan untuk melindungi hak-hak yang dimilikinya.

    Peradilan Tata !saha "egara merupakan salah satu lembaga pelaksanan kekuasaan

    kehakiman yang memberi keadilan bagi masyarakat dari tindakan sewenang-wenang oleh

    BadanPejabat Tata !saha "egara. Setiap warga negara berhak mengajukan gugatan terhadap

    keputusan BadanPejabat Tata !saha "egara, apabila keputusan tersebut merugikan

    kepentingan orang yang bersangkutan. Peradilan Tata !saha "egara yang sebelumnya diatur

    dalam !ndang-!ndang "omor % Tahun &'(), dianggap masih belum secara signi*ikan

    melindungi kepentingan masyarakat. +danya !ndang-!ndang "omor ' Tahun ,

    memberi perubahan bagi kemajuan hukum yang melindungi kepentingan indi#idu sebagai

    warga negara.

    https://safiudin.wordpress.com/2009/12/30/gugatan-dalam-ptun/https://safiudin.wordpress.com/2009/12/30/gugatan-dalam-ptun/
  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    2/21

    Pembahasan makalah ini adalah dasar pengajuan gugatan pada Peradilan Tata !saha "egara

    menurut !ndang-!ndang "omor ' Tahun . /asalah dalam tulisan ini dirumuskan

    sebagai berikut0 1&2 apa yang dimaksud dengan 3kepentingan yang dirugikan34 12 apa yang

    menjadi dasar pengujian $T!" oleh Hakim PT!".

    B. Tinjauan: Peradilan Tata Usaha Negara

    5ndonesia adalah negara hukum. Dalam prinsip negara hukum demokrasi terdapat adanya

    pembagian kekuasaan, dan salah satu kekuasaan dalam pemerintahan adalah kekuasaan

    kehakiman (judicative). Peradilan Tata !saha "egara adalah salah satu pelaksana kekuasaan

    kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa Tata !saha "egara, yang berada di

    bawah /ahkamah +gung. Pentingnya PT!" adalah untuk mengantisipasi kemungkinan

    timbulnya sengketa antara pemerintah dengan warga "egara akibat adanya kegiatan

    pemerintah dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

    Tata !saha "egara adalah +dministrasi "egara yang melaksanakan *ungsi untuk

    menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah. PT!" berwenangmemeriksa, mengadili, dan memutus sengketa di bidang Tata !saha "egara 1T!"2. Sengketa

    T!" adalah sengketa yang timbul antara orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau

    Pejabat Tata !saha "egara, sebagai akibat dikeluarkannya $eputusan Tata !saha "egara.

    C. Tinjauan: perbuatan Badan/Pejabat TUN

    Perbuatan pemerintah secara garis besar dapat diklasi*ikasi menjadi dua digolongkan yaitu

    perbutan hukum (rechtshandelingen) dan bukan perbuatan hukum (fietelijke handelingen).

    Perbuatan pemerintah yang termasuk golongan perbuatan hukum dapat berupa0 perbuatan

    hukum menurut hukum pri#at, dan perbuatan hukum menurut hukum publik. Perbuatan

    hukum menurut hukum pri#at oleh BadanPejabat Tata !saha "egara 1selanjutnya disebut

    Pejabat T!"2 berupa tindakan untuk mengadakan hubungan hukum dengan subyek hukum

    lain misalnya sewa menyewa, jual beli, dan sebagainya.

    Perbuatan hukum Pejabat T!" menurut hukum publik terdiri atas dua golongan, yaitu

    perbuatan yang bersegi satu dan perbuatan yang bersegi dua. Perbutan hukum yang bersegi

    satu artinya hukum publik itu lebih merupakan kehendak satu pihak saja yaitu pemerintah.

    Perbuatan hukum yang bersegi dua artinya adanya perjanjian menurut hukum publik,

    misalnya perjanjian antara pemerintah dengan pihak swasta. Tindakan hukum adminisrasi

    negara terdiri empat macam, yaitu0 1&2 penetapan (bechikking); 12 6encana (plan); 172

    "orma jabaran (concrete normgeving); dan 12 legislasi semu (pseudo wetgeving).

    Perbuatan hukum yang dilakukan oleh BadanPejabat Tata !saha "egara bersumber pada tiga

    hal yaitu atribusi, delegasi, dan mandat. Selain tiga sumber tersebut, BadanPejabat Tata

    !saha "egara diberi kebebasan untuk melakukan tindakan dan keputusan bebas

    (discretionary decission)berdasarkanfreies ermessen. Pengambilan keputusan secara bebas

    dilakukan karena dua hal, yaitu 0 tidak semua tindakan diatur dalam perundang-undangan,

    dan pelaksanaan pemerintahan dalam konsep negara kesejahteraan (walfare state).

    D. Tinjauan: asas-asas umum pemerintahan yang bai

    Beberapa +sas-+sas !mum Pemerintahan 8ang Baik 1the general principles of goodgovernment 1++!PB) yang telah memperoleh tempat dalam peraturan perundang-undangn

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    3/21

    dan yurisprudensi di Belanda dan dikembangkan oleh ilmu hukum yaitu0 1&2 asas kepastian

    hukum412 asas keseimbangan4172 asas kesamaan dalam mengambil keputusan412 asas

    bertindak cermat41%2 asas moti#asi untuk setiap keputusan41)2 asas jangan mencapuradukan

    kewenangan4192 asas permainan yang layak41(2 asas keadilan atau kewajaran4 1'2 asas

    menanggapi pengharapan yang wajar4 1&2 asas meniadakan suatu keputusan yang batal41&&2

    asas perlindungan atas pandangan hidup4 1&2 asas kebijaksanaan4 1&72 asas penyelenggaraankepentingan umum.

    +sas kepastian hukum (principle of legal security)menghendaki dihormatinya hak yang telah

    diperoleh seseorang berdasarkan suatu $eputusan BadanPejabat administrasi "egara. +sas

    keseimbangan (principle proportionality)menghendaki proporsi yang wajar dalam

    penjatuhan hukuman terhadap pegawai yang melakukan kesalahan. +sas kesamaan dalam

    mengambil keputusan (principle of equality) menghendaki agar dalam menghadapi kasus

    yang sama, pemerintah dapat mengambil tindakan yang sama. +sas bertindak cermat

    (principle of carefulness) menghendaki agar pemerintah senantiasa bertindak secara hati-hati

    agar tidak menimbulkan kerugian bagi warga masyarakat.

    +sas moti#asi(principle of motivation)menghendaki agar dalam mengambil keputusan,

    pemerintah dapat bersandar pada alasan atau moti#asi yang bersi*at benar, adil, dan jelas.

    +sas tidak mencampuradukan kewenangan (principle of non misuse of competence)

    menghendaki agar pemerintah dalam mengambil keputusan tidak menggunakan kewenangan

    atas kekuasaan diluar maksud pemberian kewenangan itu. +sas permainan yang layak

    (principle of fair play) menghendaki agar pemerintah dapat memberikan kesempatan yang

    seluas-luasnya kepada warga masyarakat untuk mendapatkan in*ormasi yang adil dan benar.

    +sas keadilankewajaran(principle of ressonableness or prohibition of arbitratiness)

    mengehendaki agar dalam melakukan tindakan, tidak berlaku sewenang-wenang atau berlaku

    tidak wajar. +sas menanggapi pengharapan yang wajar (principle of meeting raised

    expectation)menghendaki agar tindakan pemerintah dapat menimbulkan harapan-harapan

    yang wajar bagi yang berkepentingan. +sas meniadakan akibat suatu keputusan yang batal

    (principle of undoing the consequences of an annulled decission) menghendaki agar jika

    terjadi pembatalan atas suatu keputusan maka akibat dari keputusan yang dibatalkan itu harus

    dihilangkan sehingga orang yang terkena harus diberikn ganti rugi atau rehabilitasi.

    +sas perlindungan atas pandangan hidup (principle of protecting the personal way of life)

    menghendaki agar setiap pegawai negeri diberi kebebasan atau hak untuk mengatur

    kehidupan pribadinya sesuai dengan pandangan 1cara2 hidup yang dianutnya. +sas

    kebijaksanaan (sapientia)menghendaki agar dalam melaksanakan tugasnya, pemerintahdiberi kebebasan untuk melakukan kebijaksanaan tanpa harus selalu menunggu instruksi.

    +sas penyelenggaraan kepentingan umum (principle of public service) menghendaki dalam

    penyelenggaraan tugasnya, pemerintah selalu mengutamakan kepentingan umum.

    !. Tinjauan: dasar huum PTUN

    Diatur dalam !ndang-!ndang Dasar &'% Bab 5: Tentang $ekuasaan $ehakiman. Dalam

    Pasal ayat 12 dinyatakan bahwa0

    $ekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah /ahkamah +gung dan badan peradilan yang

    berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    4/21

    lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah

    /ahkamah $onstitusi.

    $alimat yang sama, dinyatakan dalam Pasal !ndang-!ndang "omor Tahun Tentang

    $ekuasaan kehakiman. Dalam !ndang-!ndang ini juga dinyatakan bahwa kekuasaan

    kehakiman dilakukan oleh sebuah /ahkamah +gung dan badan peradilan yang berada dibawahnya, dan oleh sebuah /ahkamah $onstitusi. Badan peradilan yang berada di bawah

    /ahkamah +gung adalah meliputi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum,

    peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara.

    Badan-badan lain yang *ungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam

    undang-undang. PT!" sebagai salah satu lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman yang

    berada dibawah /ahkamah +gung, diatur dalam !ndang-!ndang "omor % Tahun &'() yang

    diperbaharui dengan !ndang-!ndang "omor ' Tahun . +lasan perubahan !ndang-

    !ndang "omor % Tahun &'() dikarenakan dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan

    perkembangan kebutuhan hukum masyarakat dan kehidupan ketatanegaraan menurut

    !ndang-!ndang Dasar "egara 6epublik 5ndonesia Tahun &'%, dan demi penyelenggaraankekuasaan kehakiman yang merdeka dalam menegakan hukum dan keadilan.

    Pasal dalam !ndang-!ndang "omor % Tahun &'() yang diperbaharui dengan !ndang-

    !ndang "omor ' Tahun adalah0

    &. Pasal tentang batasan ruang lingkup $eputusan T!"

    . Pasal , Pasal ) tentang kedudukan dan tempat PT!"

    7. Pasal &, Pasal &7 tentang tentang pembinaan dan pengawasan hakim

    . Pasal &, Pasal &%, Pasal &) tentang syarat pengangkatan dan pemberhentian hakim

    %. Pasal &9, Pasal &( tentang sumpah dan larangan hakim

    ). Pasal &', Pasal , Pasal &, dan Pasal tentang pemberhentian hakim

    9. Pasal ) tentang penahanan hakim

    (. Pasal (, Pasal ', Pasal 7, Pasal 7&, Pasal 7, Pasal 77, Pasal 7, Pasal 7%, Pasal 7),

    Pasal 79, Pasal 7( tentang Panitera

    '. Pasal , Pasal , Pasal %, Pasal ) tentang ;akil Sekretaris PT!"

    &. Pasal %7 tentang alasan pengajuan gugatan

    &&. Pasal &&) tentang salinan putusan PT!"

    Selain itu, terdapat Pasal yang dinyatakan dihapus, yaitu pasal &&( tentang pengajuan gugatan

    pihak ketiga. Penambahan Pasal '+ tentang pengkhususan di lingkungan PT!", Pasal 7'+-

    7'< tentang =uru Sita, dan &7+ tentang masih berlakunya sebagian pasal dalam !ndang-

    !ndang "omor % Tahun &'()

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    5/21

    ". Tinjauan: epentingan yang dirugian

    Pasal %7 ayat 1&2 dan 12 !ndang-!ndang "omor ' Tahun dinyatakan bahwa0

    >rang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu

    $eputusan Tata !saha "egara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yangberwenang yang berisi tuntutan agar $eputusan Tata !saha "egara yang disengketakan itu

    dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi danatau

    direhabilitasi.

    +lasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1&2

    adalah0

    &. $eputusan Tata !saha "egara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku4

    . $eputusan Tata !saha "egara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas umumpemerintahan yang baik.

    +da dua hal penting yang menjadi perhatian dalam sengketa T!", yaitu0 1&2 adanya

    3kepentingan3 bagi seseorang atau badan hukum perdata terhadap obyek keputusan T!"4

    dan 12 adanya bentuk kerugian yang diderita oleh orang atau badan hukum perdata. $ata

    3kepentingan3 dalam $amus Besar Bahasa 5ndonesiadiartikan sebagai keperluanatau

    kebutuhan, atau dalam bahasa inggris disebut sebagai interest.5nterest diartikan sebagai

    keuntungan atas barang yang dimiliki (dvantage !or "t "s #our). +pabila dikaitkan dengan

    sengketa hukum, maka kata 3kepentingan3 yang dimaksud dalam Pasal %7 ayat 1&2 diartikan

    sebagai 3hak3 yang dipunyai oleh seseorang atau badan hukum perdata.

    Pemberian makna 3kepentingan3 sebagai 3hak3, terkait dengan penjelasan dalam Pasal

    tersebut bahwa, hanya orang atau badan hukum perdata yang berkedudukan sebagai subyek

    hukum saja yang dapat mengajukan gugatan ke PT!". Sebagai subyek hukum, maka

    seseorang atau badan hukum perdata berkedudukan sebagai pendukung hak dan kewajiban.

    =adi yang dimaksud dengan 3kepentingan3 dalam Pasal %7 ayat 1&2 adalah hak yang dimiliki

    oleh seseorang atau badan hukum perdata.

    Seseorang atau badan hukum perdata melakukan gugatan di PT!" karena haknya dirugikan

    oleh adanya $T!" merupakan syarat keharusan dalam mengajukan gugatan. Pihak yang

    menggugat harus menunjukkan bahwa ada suatu hak yang dirugikan oleh keluarnya suatu$eputusan T!". $erugian yang menimpah hak seseorang atau badan hukum pri#at dapat

    bersi*at materil, immateril, indi#idu, maupun kolekti*. >rang atau badan hukum pri#at yang

    kepentingannya dirugikan menurut 5ndriharto, digolongkan kedalam tiga kelompok, yaitu0 1a2

    orang-orang atau badan hukum perdata sebagai alamat yang dituju oleh suatu keputusan

    T!"4 1b2 orang-orang atau badan hukum perdata yang dapat disebut sebagai pihak ketiga4

    dan 1c2 badan T!" yang lain.

    ?ugatan dapat dilakukan apabila, dalam keadaan kongkrit, suatu nilai yang harus dilindungi

    oleh hukum 1hak2 terdapat kaitan dengan orang yang melakukan gugatan, dan juga terdapat

    kaitan dengan $eputusan T!" yang bersangkutan. $epentingan 1hak2 dalam kaitannya

    dengan pihak yang berhak mengugat, yaitu0 1&2 ada hubungannya dengan penggugat sendiri,artinya seseorang tidak boleh menggugat atas namanya sendiri, padahal yang digugat adalah

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    6/21

    mengenai kepentingan orang lain4 12 kepentingan itu harus bersi*at pribadi, artinya

    penggugat memiliki kepentingan untuk menggugat yang jelas dapat dibedakan dengan

    kepentingan orang lain4 172 kepentingan itu harus bersi*at langsung, artinya yang terkena

    langsung adalah kepentingan si penggugat sendiri dan kepentingan tersebut bukan diperoleh

    dari orang lain4 12 kepentingan itu secara objekti* dapat ditentukan baik mengenai luas

    maupun instensitasnya.

    $epentingan 1hak2 dalam hubungannya dengan $eputusan T!" yaitu seseorang harus dapat

    menunjukan bahwa keputusan T!" yang digugat itu merugikan dirinya secara langsung.

    Hanya keputusan T!" yang menimbulkan akibat hukum yang dikehendaki oleh

    BadanPejabat T!" yang mengeluarkannya saja yang mempunyai arti untuk digugat.

    /engenai bentuk kerugian, apabila menelaah Peraturan Pemerintah "omor 7 Tahun &''&

    yang berbunyi bahwa, ganti rugi adalah pembayaran sejumlah uang kepada orang atau badan

    hukum perdata atas beban Badan Tata !saha "egara berdasarkan putusan Pengadilan Tata

    !saha "egara karena adanya kerugian materiil yang diderita oleh penggugat. ?anti rugi

    dinyatakan dalam bentuk uang yang besarnya sekitar dua ratus lima puluh ribu rupiah hinggalima juta rupiah, dengan memperhatikan keadaan yang nyata. Berdasarkan Peraturan

    Pemerintah tersebut, maka bentuk kerugian yang diderita oleh penggugat adalah hanya dalam

    bentuk materil, dan hanya dengan kerugian materil, seseorang atau badan hukum perdata

    dapat melakukan gugatan pada PT!".

    ?anti rugi yang menjadi tanggung jawab Badan Tata !saha "egara Pusat, dibebankan pada

    +nggaran Pendapatan dan Belanja "egara 1+PB"2, sedangkan ganti rugi yang menjadi

    tanggung jawab Badan Tata !saha "egara Daerah, dibebankan pada +nggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah 1+PBD2. ?anti rugi, dinyatakan dalam Pasal & !ndang-!ndang

    "omor % Tahun &'(). /enurut Pasal tersebut dinyatakan bahwa salinan putusan Pengadilan

    yang berisi kewajiban membayar ganti rugi dikirimkan kepada penggugat dan tergugat dalam

    waktu tiga hari setelah putusan Pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap.

    G. Tinjauan: dasar pengujian #eputusan TUN

    /enurut pasal %7 ayat 12 !ndang-!ndang "omor ' Tahun , ada 1dua2 hal yang

    dijadikan alasan untuk mengajukan gugatan di PT!", yaiu0 1&2 $T!" bertentangan dengan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku4 12 $T!" bertentangan dengan +sas-+sas

    !mum Pemerintahan 8ang Baik.

    $. Bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan

    Peraturan Perundang-!ndangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara

    atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum. Berdasarkan !ndang-!ndang

    "omor & Tahun bahwa, yang termasuk dalam kelompok Peraturan Perundang-

    !ndangan adalah0 1&2 !ndang-!ndang Dasar &'%4 12 !ndang-!ndangPeraturan

    Pemerintah Pengganti !ndang-!ndang4 172 Peraturan Pemerintah4 12 Peraturan Presiden4

    dan 1%2 Peraturan Daerah. Selain % 1lima2 peraturan tersebut sebagai peraturan perundang-

    undangan, keputusan-keputusan lembaga kenegaraan memiliki kedudukan sebagai peraturan

    perundang-undangan.

    Dalam Pasal %7 ayat 1a2 !ndang-!ndang "omor ' Tahun menyebutkan istilah3Perundang-!ndangan 8ang Berlaku3. Tidak ada penjelasan mengenai istilah tersebut,

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    7/21

    namun dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan 3Perundang-!ndangan yang berlaku3

    adalah hukum positi*. Dengan demikian, peraturan perundang-undangan yang telah dicabut,

    atau pasal-pasal yang dinyatakan tidak berlaku oleh BadanPejabat yang berwenang, tidak

    dapat dijadikan sebagai dasar bagi hakim PT!" untuk melakukan pengujian terhadap

    $eputusan BadanPejabat T!".

    /engacu pada pengertian Peraturan Perundang-!ndangan yang disebutkan dalam !ndang-

    !ndang "omor & Tahun , maka hukum yang 3tidak3 tertulis dan dikeluarkan oleh

    BadanPejabat yang 3tidak3 berwenang, tidak dapat dijadikan dasar untuk menguji keputusan

    BadanPejabat T!".

    $ata 3bertentangan3 tidak dijelaskan dalam !ndang-!ndang "omor % Tahun . $ata

    3bertentangan3 dijelaskan dalam Penjelasan Pasal %7 +yat 1a2 !ndang-!ndang "omor %

    Tahun &'(), yaitu0 1a2 bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam perundang-undangan

    yang bersi*at prosedural 1*ormal24 1b2 bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam

    perundang-undangan yang bersi*at substansial 1materil24 dan 1c2 dikeluarkan oleh

    BadanPejabat yang tidak berwenang.

    &. %. Bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan &ang Bai

    Sebagian ahli berpendapat bahwa +sas-+sas !mum Pemerintahan 8ang Baik 1++!PB2

    merupakan asas-asas hukum yang tidak tertulis, dan dalam keadaan tertentu dapat ditarik

    dalam aturan-aturan hukum yang dapat diterapkan. Praktek hukum di Belanda, ++!PB yang

    mendapat tempat dalam aturan hukum adalah0 1&2 asas persaman4 12 asas kepercayaan4 172

    asas kepastian hukum4 12 asas kecermatan4 1%2 asas pemberian alasan 1moti#asi24 1)2 asas

    larangan penyalahgunaan wewenang (detournement depouvoir).

    Sebelum adanya perubahan !ndang-!ndang Peradilan Tata !saha "egara, ++!PB belum

    dijadikan sebagai alasan gugatan, namun setelah adanya !ndan-!ndang "omor ' Tahun

    , ++!PB secara resmi dituangkan dalam !ndang-!ndang tersebut sebagai dasar

    pengajuan gugatan. Dalam undang-undang ini tidak secara mendetail menyebutkan ++!PB,

    karena acuannya mengacu pada !ndang-!ndang "omor ' Tahun .

    Dalam teori hukum, ++!PB terdiri atas &7 1tiga belas bagian2 sebagaimana yang

    dikemukakan oleh /arbun dan /ah*ud, serta menurut pendapat 6idwan H6, namun dalam

    penjelasan !ndang-!ndang "omor ' Tahun bahwa, ++!PB hanya meliputi 9 1tujuh2

    bagian, yaitu0 1&2 kepastian hukum4 12 tertib penyelenggaraan negara4 172 kepentingan

    umum4 12 keterbukaan4 1%2 proporsionalitas4 1)2 pro*esionalitas4 192 akuntabilitas,sebagaimana dimaksud dalam !ndang-!ndang "omor ( Tahun &''' Tentang

    Penyelenggara "egara yang Bersih dan Bebas dari $orupsi, $olusi, dan "epotisme.

    Pengertian ++!PB disebutkan dalam Penjelasan Pasal 7 !ndang-!ndang "omor ( Tahun

    &''', yaitu0

    &. +sas kepastian hukum adalah asas yang mengutamakan landasan Peraturan

    Perundang-!ndangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara

    negara.

    . +sas tertib penyelenggara negara adalah asas yang menjadi landasan keteraturan,keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara.

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    8/21

    7. +sas kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum

    dengan cara yang aspirati*, akomodati*, dan selekti*.

    . +sas keterbukaan adalah membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh

    in*ormasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminati* tentang penyelenggaraan negara

    dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, danrahasia negara.

    %. +sas proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan

    kewajiban penyelenggara negara.

    ). +sas pro*esionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan

    kode etik dan ketentuan Peraturan Perundang-!ndangan yang berlaku.

    9. +sas akuntabilitas adalah asas yang menentukan setiap kegiatan dan hasil akhir dari

    kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada

    masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi "egara.

    '. Pembahasan: epentingannya yang dirugian

    5ndriharto mengklasi*ikasi pihak-pihak yang merasa kepentinganya dirugikan menjadi 7

    kelompok, yaitu 0 1&2 pihak yang dituju oleh keputusan Pejabat T!"4 12 pihak ketiga4 dan

    172 BadanPejabat T!" lain. $elompok ketiga telah jelas tidak diperbolehkan bertindak

    sebagai penggugat, namun bagaimana dengan pihak yang termasuk dalam kelompok kedua@

    Pasal %7 ayat 1&2 terdapat kalimat yang merasakepentingannya dirugikan oleh suatu

    $T!"dan Pasal & butir 172 !ndang-!ndang PT!" dentang de*inisi $!T" terdapatkalimat penetapan tertulis$$.yangmenimbulkan akibat hukumbagi seseorang atau badan

    hukum pri#at. Dalam penjelasan Pasal %7 ayat 1&2 !ndang-!ndang "omor ' Tahun

    dinyatakan bahwa, hanya orang atau badan hukum perdata yang kepentingannya 3terkena

    oleh akibat hukum3 $eputusan T!" yang dikeluarkan dan karenanya yang bersangkutan

    merasa dirugikan dibolehkan menggugat $eputusan Tata !saha "egara.

    $alimat dalam penjelasan tersebut 1terkena akibat hukum oleh $T!"2 berarti hanya

    orangbadan hukum pri#at yang dituju oleh $T!" yang dapat disebut sebagai pihak yang

    merasa kepentinganya dirugikan. +pabila ditelaah kedua pasal tersebut, mengandung

    kekurangan tentang inisiati* hak menggugat bagi kelompok kedua 1pihak lain2.

    Pasal & butir 172 berarti pihak yang berhak mengajukan gugatan adalah hanya mereka yang

    dituju oleh $T!", sedangkan kata 3yang merasa kepentingannya dirugikan3 dalam Pasal %7

    ayat 1&2 menunjukan adanya hak inisiati* bagi pihak lain untuk menggugat, karena kata

    tersebut memiliki pengertian yang luas, bukan hanya sebatas kerugian sebagai akibat hukum

    dikeluarkannya $T!", tetapi dapat pula mencakup kerugian yang diderita oleh pihak lain,

    dan kerugian tersebut terjadi akibat adanya $T!" yang ditujukan pada pihak pertama.

    Dalam !dang-!ndang Peradilan tata !saha "egara, terdapat pertentangan antara Pasal &

    butir 172 dengan Pasal %7 ayat 1&2.

    /isalnya, iAin yang diberikan pada seseorang untuk usaha peternakan babi, yang akan

    menggangu kesehatan anggota masyarakat lain disekitarnya. Dalam penjelasan !ndang-!ndang PT!" sendiri tidak memberi batasan dan de*inisi apa dan dalam bentuk apa

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    9/21

    kerugian tersebut, apakah hanya kerugian yang bersi*at secara materil ataukah termasuk

    kerugian yang bersi*at immateril yang diderita oleh orang lain.

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah "omnor 7 Tahun &''& bahwa, bentuk kerugian adalah

    kerugian yang secara nyata obyekti*, sehingga apabila mengacu pada peraturan pemerintah

    tersebut, bentuk kerugian sebagai syarat untuk mengajukan gugatan adalah hanya kerugianyang berbentuk secara materil, dan kerugian materil tersebut dapat dihitung dengan nilai

    nominal uang. Salah satu kekuarangan dalam !ndang-!ndang PT!" adalah besarnya ganti

    kerugian hanya sebesar 6p.%.,- 1dua ratus lima puluh ribu rupiah2 sampai dengan

    6p.%..,- 1lima juta rupiah2, tergantung besarnya kerugian yang diderita oleh seseorang

    atau badan hukum perdata.

    +kibatnya, banyak penggugat yang melakukan gugatan dua kali karena kebanyakan dari

    mereka tidak melakukan gugatan ganti rugi di PT!" karena nilai ganti kerugian yang terlalu

    kecil, jika dibanding dengan kerugian yang diderita oleh seseorang badan hukum perdata.

    Biasanya, penggugat mengajukan gugatan untuk mendapatkan putusan hakim PT!" dengan

    maksud sebagai alat bukti untuk mengajukan gugatan ganti rugi pada peradilan umumsebagai sengketa perdata. Pengajuan gugatan di peradilan umum perdata dimaksudkan untuk

    menuntut ganti kerugian berdasarkan Pasal &7)% $itab !ndang-!ndang Hukum Perdata.

    ?ugatan dengan dasar Pasal &7)% dan Pasal &) $!HPerdata dianggap penggantian

    kerugian sesuai dengan besarnya kerugian yang diderita oleh penggugat. Berdasarkan kedua

    Pasal tersebut bahwa, kerugian yang diganti oleh BadanPejabat T!" bukan hanya kerugian

    yang dialami secara nyata 1materil2, melainkan dapat berupa kerugian imateril 1keuntungan

    yang seharusnya diperoleh.

    (. Pembahasan: dasar pengujian #TUN )leh haim PTUN

    Sebelum perubahan !ndang-!ndang "omor % Tahun &'(), alasan kedua untuk mengajukan

    gugatan adalah BadanPejabat T!" mengeluarkan keputusan telah menggunakan

    kewenangannya untuk tujuan lain di luar maksud diberikannya wewenang tersebut. /enurut

    Phlipus /. Hadjon, kategori ini disebut sebagai 3penyalagunaan wewenang3, hukum

    administrasi negara Perancis disebut dengan detournement de pouvoir.

    +lasan ketiga adalah BadanPejabat T!" pada waktu mengeluarkan atau tidak mengeluarkan

    keputusan, setelah mempertimbangkan semua kepentingan yang tersangkut dengan keputusan

    itu seharusnya tidak sampai pada pengambilan atau tidak pengambilan keputusan tersebut

    1berbuat sewenang-wenang2. /enurut Philipus /. Hadjon, Pengajuan gugatan dengan alasan(%etournement de &ouvoir) dan berbuat sewenang-wenang adalah sulit dibuktikan.

    Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sjachran Basah dalam bukunya yang berjudul

    3eksistensi dan tolak ukur badan peradilan administrasi di 5ndonesia3. Pernyataan Sjachran

    Basah0

    /emang sulit untuk membantah suatu perbuatan administrasi negara yang merupakan

    3detournement de pou#oir3, karena hal itu perlu dibuktikan..apabila diperhatikan dan

    diamati, sering ternyata bahwa perbuatan admnistrasi negara itu lebih berupa suatu 3beleid3

    yang didasarkan atas suatu kebijaksanaan pemerintah dari pada suatu perbuatan hukum yang

    sungguh-sungguh, disebabkan adanya 3*reies ermessen3.+tas dasar hal tersebut sering

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    10/21

    terjadi suatu 3detournement de pou#oir3 sebagai akibat dari suatu 3*reies ermessen yang

    disalahgunakan.

    Penelitian yang dilakukan oleh 8os =ohan !tama pada PT!" $ota Semarang, bahwa dalam

    Sub sistem pengelolaan perkara, terdapat % kegagalan *ungsi sistem PT!" dalam

    menjalankan peran sebagai akses ke keadilan, diakibatkan beberapa *aktor, salah satunyaadalah ketidakjelasan pengertian istilah hukum dalam mekanisme pengelolaan perkara,

    seperti0 1a2 alasan yang layak4 1b2 ++!PB4 1e2 alasan yang dapat dipertanggunghjawabkan.

    !ndang-!ndang "omor ' Tahun telah mengubah Pasal %7, sehingga alasan kedua dan

    ketiga dalam !ndang-!ndang "omor % Tahun &'() dihapus, dan diganti dengan alasan

    3bertentangan dengan ++!PB3. Perubahan sebagian Pasal %7 merupakan suatu kemajuan

    dalam menjamin keadilan bagi masyarakat, yang sebelumnya tidak tercantum dalam !ndang-

    !ndang "omor % Tahun &'(). ++!PB dinyatakan secara tegas dalam Penjelasan !ndang-

    !ndang "omor ' Tahun . Tujuannya adalah untuk mewujudkan penyelenggara negara

    yang mampu menjalankan *ungsi dan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung

    jawab.

    Disatu sisi, perubahan Pasal %7 dengan !ndang-!ndang "omor ' Tahun merupakan

    suatu tindakan kemajuan dalam rangka melindungi warga negara, namun disisi lain,

    pengertian ++!PB dalam !ndang-!ndang "omor ( Tahun &''' masih bersi*at umum dan

    belum dijelaskan secara kongkrit. Penerapan asas ini, memerlukan pena*siran terhadap kasus-

    kasus yang kongkrit yang bisa saja seorang hakim PT!" salah mengambil putusan ('onis)

    karena tidak ada kriteria yang kongkrit atas ++!PB. +kibatnya akan sulit untuk menentukan

    perbuatan Pejabat T!" mana yang termasuk dalam wilayah asas kebebasan bertindak (!reies

    rmessen), dan perbuatan Pejabat T!" mana yang dianggap bertentangan dengan ++!PB.

    *. #esimpulan

    &. +danya suatu kepentingan yang dirugikan, merupakan suatu alasan yang digunakan

    oleh orang atau badan hukum pri#at dapat mengajukan gugatan tertulis kepada PT!"

    untuk menuntut agar $T!" dinyatakan batal atau tidak mempunyai kekuatan hukum.

    Pihak yang merasa kepentingannya dirugikan sebagai akibat keluarnya $T!" dan

    menggugat $T!" di PT!". $epentingan adalah hak yang seharunsya dilindungi

    oleh hukum, dan kerugian dalam sengketa tata usaha negara harus dapat diukur secara

    materil yang dapat dinilai dengan uang.

    . Dasar pengujian $T!" bagi hakim adalah0 1&2 $eputusan pejabat T!" itubertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku4 12 $eputusan

    Pejabat T!" bertentangan dengan +sas-+sas !mum Pemerintaha 8ang Baik 1the

    general principles of good government) sebagaimana yang terdapat dalam !!

    &'''( Tentang Penyelenggara "egara 8ang Bersih dan Bebas dari $orupsi, $olusi,

    dan "epotisme. ++!PB adalah meliputi0 1&2 kepastian hukum4 12 tertib

    penyelenggaraan negara4 172 kepentingan umum4 12 keterbukaan4 1%2

    proporsionalitas4 1)2 pro*esionalitas4 192 akuntabilitas, sebagaimana dimaksud dalam

    !! &'''( Tentang Penyelenggara "egara yang Bersih dan Bebas dari $orupsi,

    $olusi, dan "epotisme.

    #. Da+tar pustaa

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    11/21

    +. /ukthie Cadjar, ipe *egara +ukum, Bayumedia, cet., /alang, %.

    Diana Halim $oentjoro,+ukum dministrasi *egara, ?halia 5ndonesia, cet.&, =akarta, .

    leh0 sa+iudinG &( Cebruari '

    T!,( #!#UAAAN N!GAA DAN P!A#ANAANN&A DAA0(T!0 #!TATAN!GAAAN (ND,N!(A

    https://safiudin.wordpress.com/2009/12/30/gugatan-dalam-ptun/#respondhttps://safiudin.wordpress.com/category/uncategorized/https://safiudin.wordpress.com/2009/12/30/gugatan-dalam-ptun/#respondhttps://safiudin.wordpress.com/category/uncategorized/
  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    12/21

    A. Pendahuluan

    $ekuasaan negara merupakan obyek telaah oleh para ilmuan hukum dan kenegaraan dari

    masa ke masa yang terus berkembang. 5stilah kekuasaan negara3 bukan saja dikaji

    berdasarkan konsep teoritis, tapi pengkajian terhadap kekuasaan negara dimaksudkanbagaimana kekuasaan dalam negara agar suatu negara yang berdaulat dapat menjalankan

    *ungsi negara dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh seluruh rakyat.

    Perkembangan Aaman selalu saja mewarnai konsep dan pelaksanaan kekuasaan negara

    secara praktis oleh pemerintah sebagai alat perlengkapan negara. Setiap ruangwilayah dan

    waktuAaman selalu dipengaruhi oleh dinamika sosial, politik, ideologi, serta tujuan dan cita-

    cita masyarakat melahirkan kondisi sehingga melahirkan kondisi yang berbeda di setiap

    Aaman dan tempat yang berbeda. Caktor inilah yang menyebabkan banyaknya konsep tentang

    kekuasaan negara terutama mengenai jumlah dan organ pelaksana dari kekuasaan tersebut.

    Perbedaan pandangan antara beberapa ahli hukum mengenai kekuasaan negaradisebabkan oleh selain sudut pandangan yang berbeda, juga disebabkan oleh Aaman dan

    wilayah yang berbeda, oleh karena itu sistem ketatanegaraan 5ndonesia yang menjadi acuan

    untuk melahirkan konsep baru tentang kekuasaan negara dan bagaimana kekuasaan itu

    dijalankan. $ekuasaan negara di 5ndonesia menurut =imly +sshiddiIie bahwa ajaran

    kedaulatan Tuhan, kedaulatan hukum, dan kedaulatan rakyat berlaku secara silmultan dan

    pemikiran bangsa 5ndonesia tentang kekuasaan.

    "egara 5ndonesia memiliki banyak lembaga negara. Eembaga negara tersebut merupakan

    implementasi kedaulatan rakyat 5ndonesia. $eberadaan lembaga-lembaga negara dalam

    rangka menjalankan roda pemerintahan untuk mencapai tujuan masyarakat sebagaimana

    termuat dalam pembukaan !ndang-!ndang Dasar &'%. Dalam perkembangannya bahwalembaga-lembaga negara yang menjalankan kekuasaan negara yang dibentuk sebelumnya

    tidak cukup untuk menjalankan pemerintahan dan menjamin seluruh kepentingan masyarakat

    5ndonesia.

    Bentuk kewenangan yang dimiliki oleh lembaga negara sebelumnya tidak menjamin

    adanya pemerintahan yang demokratis dan mengekang kebebasan hak-hak dasar masyarakat,

    sehingga pasca re*ormasi sistem ketatanegaraan 5ndonesia berubah secara drastis, salah satu

    indikatornya adalah berubahnya struktur ketatanegaraan, wewenang sebagian lembaga negara

    serta bertambahnya jumlah lembaga negara yang ada.

    Bertambahnya jumlah lembaga negara yang ada melahirkan pemikiran baru yang

    menyatakan bahwa teori tradisional yang menyatakan tiga kekuasaan negara sudah tidak

    rele#an lagi dengan perkembangan ketatanegaraan dewasa ini, termasuk sistem

    ketatanegaraan 5ndonesia yang sudah jauh melenceng dari teori tiga kekuasaan baik yang

    si*atnyapemisahanmaupunpembagian. Bahkan beberapa negara modern yang demokrasinya

    sudah matang seperti0 5nggris, Perancis, 5talia, =erman, +merika, pelaksanaan kekuasaan

    negara dilakukan oleh banyak lembaga negara, yang dikategorikan sebagai lembaga negara

    utama (&rimary 1tate 4rgans)dan lembaga negara bantu atau penunjang (uxiliary 1tate

    4rgans).$ekuasaan negara seperti yang disebutkan sebelumnya, yaitu *ungsi legislati#e,

    *ungsi eJecuti#e, *ungsi judicati#e, *ungsi *ederati#e atau terkait dengan hubungan luar

    negeri, *inancial, *ungsi polisi, *ungsi de*ensi#e, pada dasarnya telah menjadi bagian daritugas pemerintahan dalam negara konstitusional modern.

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    13/21

    Hasil pemikiran mengenai jumlah kekuasaan dalam negara dilahirkan oleh beberapa ahli

    hukum dan kenegaraan dengan konsep yang berbeda antara satu sama lain. Teori tentang

    adanya kekuasaan dalam negara yang harus dibagi-bagi lahir di

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    14/21

    Dikatakan bahwa kekuasaan itu harus dipisahkan (separation of power), kenyataannya

    dalam praktek pelaksanaan ketatanegaraan semua negara tidak dapat melaksanakannya

    pemisahan kekuasaan secara penuh. =imly +sshiddiIie dalam bukunya perkembangan dan

    konsolidasi lembaga negara pasca reformasi menyatakan bahwa konsep trias politika yang

    dikemukakan oleh /ontesIuieu sudah tidak rele#an lagi dewasa ini, mengingat bahwa sangat

    tidak mungkin urusan pemerintahan dalam negara hanya dijalankan secara ekslusi* oleh salahsatu atau ketiga lembaga negara. Dalam kenyataannya menunjukkan bahwa ketiga cabang

    kekuasaan itu mustahil tidak saling bersentuhan, dan bahkan ketiganya bersi*at sederajat dan

    saling mengendalikan sesuai dengan prinsip 7hecks and 0alances.

    Perkembangan kehidupan ketatanegaraan dewasa ini yang cukup berbeda dengan

    kehidupan ketatanegaraan pada masa-masa sebelumnya. Struktur organisasi negara termasuk

    bentuk-bentuk dan *ungsinya mengalami perkembangan. Hal ini disebabkan oleh beberapa

    hal yakni, pertama adanya kehendak untuk membangun pemerintahan yang demokratis

    dengan menganut sistem Kheeks and Balances yang setara dan seimbang diantara cabang-

    cabang kekuasaan, kedua mewujudkan supremasi hukum dan keadilan, ketiga menjamin dan

    melindungi hak-hak asasi manusia.3eempat adalah dikarenakan perkembangan masyarakatbaik secara ekonomi, politik, dan sosial budaya, serta pengaruh globalisme dan lokalisme.

    Sistem ketatanegaraan 5ndonesia tidak terlepas dari pengembangan konsep trias politika

    yang dikembangkan oleh =ohn Eocke, /ontesIuieu, dan pengaruh dari model ketatanegaraan

    negara Belanda. Dalam perkembangan ketatanegaraan, 5ndonesia menjadi contoh negara

    demokrasi bagi negara-negara modern di abad &, yang memiliki &( lembaga negara. +da

    beberapa lembaga negara yang disebut sebagai institusi politik (political institutions) dan

    beberapa lembaga yang disebut sebagai alat kelengkapan negara. Bertambahnya jumlah

    lembaga negara yang ada melahirkan pemikiran baru sebagaimana pendapat =imly

    +sshiddiIie menyatakan bahwa teori tradisional yang menyatakan tiga kekuasaan negara

    sudah tidak rele#an lagi dengan perkembangan ketatanegaraan dewasa ini, termasuk sistem

    ketatanegaraan 5ndonesia yang sudah jauh melenceng dari teori tiga kekuasaan baik yang

    si*atnya pemisahan maupun pembagian. =adi jika dikatakan bahwa kekuasaan negara itu

    terdiri dari tiga, empat atau juga lima yang dijalankan oleh suatu institusi politik, namun

    kenyataannya secara kelembagaan, jumlah lembaga negara di 5ndonesia yang disebutkan

    dalam !!D &'% melebihi dari lima lembaga negara.

    /asalah dalam tulisan ini dibatasi pada dua hal yakni 0 pertama, *ungsi negara menurut

    !!D &'% yang sesuai dengan tujuan berdirinya negara 5ndonesia, dan kedua adalah

    bagaimana *ungsi negara tersebut dijalankan melalui lembaga-lembaga negara dan alat-alat

    kelengkapan negara. +dapun tujuan dari tulisan ini adalah mendeskripsikan *ungsi negaraberdasarkan tujuan negara yang tercantum dalam pembukaan !!D &'%, dan

    mendeskripsikan hubungan kekuasaan antarlembaga negara dalam rangka menjalankan

    *ungsi negara.

    B. Pembahasan

    (stilah "ungsi dan euasaan negara

    $ekuasaan3 adalah kemampuan untuk memaksakan kehendak, artinya jika seseorang

    dikatakan mempunyai kekuasaan terhadap orang lain, maka orang yang berkuasa itu mampu

    untuk memaksakan kehendaknya terhadap orang lain itu. /enurut +bu Daud Busroh bahwa

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    15/21

    landasan kekuasaan adalah adanya rasa takut oleh setiap orang terhadap ancaman apabila

    tidak melakukan sesuatu.

    Dalam $BB5 istilah kekuasaan3 mempunyai banyak arti diantaranya adalah

    kemampuan orangsekelompok orang untuk menguasai orangkelompok lain berdasarkan

    wewenang, kharisma, atau kekuatan *isik3. 5stilah kekuasaan3 juga diartikan sebagaikewenangan atas sesuatu untuk memerintah, mewakili, atau mengurus sesuatu3.

    /enurut Hans $elsen bahwa kekuasaan mempunyai dua makna yang berbeda, yaitu

    Pertama kekuasaan negara terhadap rakyat untuk menundukan diri sebagai #aliditas dan

    e*ekti*itas tata hukum nasional, artinya rakyat harus mengakui eksistensi dari kekuasaan

    negara sebagai wujud pengakuan terhadap eksistensi dan pelaksanaan hukum secara

    e#ekti#itas dalam suatu negara. Pengertian yang kedua adalah ketika orang berbicara tentang

    ketiga kekuasaan negara, maka kekuasaan dipahami sebagai *ungsi dari negara.

    =adi istilah kekuasaan adalah pengertian yang terakhir dimana kekuasaan3 identik

    dengan kewenangan3 atau *ungsi3. $ewenangan merupakan wujud nyata dari kekuasaan.=adi kekuasaan diwujudkan dalam bentuk adanya kewenangan dan tugas.

    "egara adalah suatu organisasi diantara kelompok atau beberapa kelompok manusia yang

    bersama-sama mendiami suatu wilayah atau teritorial tertentu dengan mengakui adanya suatu

    pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa

    kelompok manusia tadi.

    "egara menurut H.=.;. Hetherington 0 5"nstitusi atau seperangkat institusi yang

    menyatukan penduduknya dalam satu wilayah teritorial yang ditandai secara jelas dibawah

    otoritas tunggal untuk menjamin tercapainya tujuan dasar dan kondisi kehidupan bersama.

    8ang dimaksud dengan penyatuan kekuasaan komunitas3 dan otiritas tunggal3 dalam

    pandangan tersebut adalah kekuasaan (authority) untuk membuat hukum atau undang-

    undang.

    Dalam pandangan tradisional seperti yang dikemukakan oleh =ohn Eocke, /ontesIuieu,

    Fan Follenho#en, Eogemann, Hans $elsen, dan K.C. Strong, kekuasaan atau kewenangan

    negara dianggap sebagai *ungsi negara. Cungsi negara diwujudkan dalam bentuk lembaga-

    lembaga negara sebagai alat perlengkapan negara. +ntara kekuasaan dan negara tidak dapat

    dipisahkan. /engenai hubungan kekuasaan dan negara dikemukakan oleh Strong K.C. Strong

    bahwa kekuasaan dalam suatu negara adalah sesuatu yang sangat penting, antara kekuasaan

    dan negara merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

    "egara harus memiliki otoritas atau kekuasaan tertinggi untuk membuat dan

    melaksanakan undang-undang. Pemerintah merupakan alat kelengkapan negara, karena

    negara tidak dapat eksis tanpa adanya Pemerintah. Pada hakikatnya Pemerintah adalah

    kekuasaan yang teroganisir. >leh karena itu pembentukan lembaga negara selalu terkait

    dengan sistem penyelenggaraan negara. =adi penyelenggaraan negara dilakukan berdasarkan

    *ungsikekuasaankewenangan.

    "ungsi negara menurut te)ri huum

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    16/21

    "egara menurut H.=.;. Hetherington adalah 5nstitusi atau seperangkat institusi yang

    menyatukan penduduknya dalam satu wilayah territorial yang ditandai secara jelas dibawah

    otoritas tunggal untuk menjamin tercapainya tujuan dasar dan kondisi kehidupan bersama.

    +dapun tujuan dibentuknya negara adalah untuk rakyat, sebagaimana pendapat strong

    tentang keberadaan negara, bahwa 0 5"n a properly organi8ed political community the state

    exist for society and not society for the state$$$. Pembentukan negara tidal lain untukkepentingan rakyat. =ika tujuan negara sebagaimana yang tertera dalam dua pendapat

    tersebut, maka tujuan terbentuknya negara 5ndonesia merupakan tujuan bersama masyarakat

    secara kolekti*.

    $ekuasaan negara secara internal yaitu kekuasaan yang dimiliki oleh negara 1yang

    diwakili oleh pemerintah dalam arti yang luas2 terhadap masyarakat yang ada dalam negara

    tersebut. $edaulatan adalah kekuasaan tertinggi yang dimiliki negara, dipegang oleh alat-alat

    perlengkapan negara atau lembagabadanorgan negara untuk menjalankan negara tersebut

    guna mencapai tujuannya. Biasanya tujuan setiap negara tercantum dalam konstitusi atau

    !ndang-!ndang Dasarnya. =adi lembaga negara yang laAim disebut dengan alat-alat

    perlengkapan negara adalah institusi-institusi yang dibentuk guna melaksanakan *ungsi-*ungsi negara.

    Tujuan negara sebagai cita-cita politik masyarakat digambarkan dalam konstitusi atau

    !ndang-!ndang Dasar suatu negara. +.+.H. Struycken yang dikutip oleh Sri Sumantri

    mengatakan bahwa konstitusi merupakan dokumen *ormal yang berisi beberapa hal, yaitu 0

    &. pertama, hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau.

    . $edua, tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa.

    7. $etiga, pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik waktu sekarang

    maupun untuk masa yang akan datang.

    . $eempat, suatu keinginan dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa

    hendak dipimpin. Demikian halnya dengan isi !!D &'%, memuat empat unsur

    sebagaimana yang dikemukakan oleh Struycken.

    +da empat tujuan utama dibentuknya negara 5ndonesia sebagaimana tercantum dalam

    alinea keempat pembukaan !!D &'%, yakni 0 pertama melindungi segenap bangsa

    5ndonesia dan seluruh tumpah darah 5ndonesia. 3edua, memajukan kesejahteraan umum,

    3etiga, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan keempat yaitu ikut melaksanakan ketertibandunia.

    Berdasarkan tujuan tersebut, maka *ungsi atau kekuasaan negara dalam konteks 5ndonesia

    adalah 0

    &. *ungsi atau kekuasaan untuk melindungi bangsa 5ndonesia baik wilayah maupun

    rakyatnya.

    . *ungsi atau kekuasaan dalam rangka menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran

    rakyat secara keseluruhan.

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    17/21

    7. *ungsi atau kekuasaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dalam hal ini

    masyarakat.

    . *ungsi atau kekuasaan untuk melaksanakan ketertiban dunia.

    !ntuk mencapai keempat tujuan tersebut, negara membentuk alat-alat kelengkapanguna menjalankan roda pemerintahan. +lat-alat kelengkapan negara berbentuk lembaga

    negara yang dibentuk oleh !!D &'%. $edaulatan diberikan oleh masyarakat agar negara

    menjalankan tugas dan kewenangan dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan

    bersama. Dalam menjalankan tugas dalam rangka menegakkan kepentingan masyarakat,

    maka negara memerlukan kekuasaan. $ekuasaan negara merupakan kedaulatan yang

    diperoleh dari masyarakat dan diwujudkan melalui tugas dan kewenangan alat-alat

    perlengkapan atau organ negara.

    Pelasanaan +ungsi negara menurut UUD $123

    $ekuasaan tertinggi 1kedaulatan2 negara 5ndonesia berada ditangan rakyat sebagaimana

    pasal & ayat !!D &'% dinyatakan bahwa 0 5kedaulatan berada di tangan rakyat, dan

    dilaksanakan menurut -ndang/-ndang %asar. Pelaksanaan kekuasaan rakyat itu dilakukan

    menurut !!D &'%. !ndang-!ndang Dasar telah membentuk sebanyak &( lembaga negara,

    masing-masing lembaga negara ada yang disebutkan kewenangannya dalam !!D &'% dan

    ada juga kewenangannya diatur dengan undang-undang.

    Sebagaimana dikatakan sebelumnya bahwa alat-alat perlengkapan suatu negara atau yang

    disebut dengan lembaga negara adalah institusi-institusi yang dibentuk guna melaksanakan

    *ungsi-*ungsi negara. =adi Perlu ditekankan disini bahwa yang dimaksudkan dengan

    kekuasaan negara3 adalah kekuasaan negara yang dijalankan oleh lembaga-lembaga negara,pelaksanaan kekuasaan negara oleh lembagaorgan negara dalam rangka menjamin sistem

    pemerintahan yang demokratis untuk mencapai tujuan negara sebagai cita-cita masyarakat

    secara kolekti*.

    =adi yang dimaksud kekuasaan negara3 adalah kewenangan yang dimiliki oleh lembaga

    dalam pengertian bukan hanya institusi politik tetapi dalam pengertian lembaga negara utama

    (primary state organ)dan lembaga negara penunjang (auxiliary state organ)yang terwujud

    dalam tugas dan kewenangannya masing-masing. Sehingga untuk menentukan jumlah

    kekuasaan negara kita akan meninjau dari aspek tugas dan wewenang yang dimiliki oleh

    setiap lembaga negara, baik lembaga negara utama maupun lembaga negara yang si*atnya

    penunjang.

    Strong menganggap pemerintah (government) sebagai kekuasaan yang terorganisir,

    sebagai pemegang kekuasaan untuk menjalankan negara. =adi pemerintah memiliki

    pengertian yang lebih luas dan mempunyai beberapa kekuasaan yang diberikan, dalam rangka

    menjaga keamanan dan pertahanan di dalam di luar negeri, sehingga pemerintah bukan hanya

    memiliki kekuasaan bidang legislati#e, eksekuti*, dan yudikati* saja, tapi juga harus memiliki

    kekuatan militer dan kekuasaan *inancial.

    $ekuasaan negara adalah kemampuan negara untuk mempengaruhi orang atau

    kelompok masyarakat. $ekuasaan negara berarti kemampuan negara untuk mengurus sesuatudalam bidang pemerintahan. Pihak yang melaksanakan kekuasaan negara adalah pemerintah

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    18/21

    dalam arti luas. =adi kekuasaan negara terwujud dalam tugas dan wewenang yang dimiliki

    oleh pemerintah. $ekuasaan negara adalah kekuasaan yang tertinggi yang disebut kedaulatan.

    "egara 5ndonesia merupakan mani*estasi dari konsep kedaulatan Tuhan, kedaulatan

    rakyat, dan kedaulatan hukum yang berlaku secara simultan dalam ketatanegaraan 5ndonesia.

    $onsep bernegara dalam masyarakat 5ndonesia dilandasi oleh kesadaran atas $etuhanan8ang /aha

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    19/21

    Cungsi atau kekuasaan negara yang berada dibawah kendali Eembaga

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    20/21

    7. Cungsi administrative yaitu kekuasaan untuk melaksanakan tata administrasi dalam

    pemerintahan. $ekuasaan ini dijalankan oleh pegawai negara yang berada pada

    departemen-departemen pemerintahan.

    . Cungsijudicativeyaitu kekuasaan mengadili terhadap setiap orang yang melanggar hukum.

    $ekuasaan ini berada di tangan /ahkamah +gung dan seluruh peradilan yang beradadibawahnya serta /ahkamah $onstitusi.

    %. Cungsi financial, yaitu kekuasaan untuk mengatur keuangan negara yang dilakukan oleh

    Bank 5ndonesia sebagai bank sentral dan penggunaan keuangan negara dilakukan melalui

    departemen keuangan sebagai bagian dari lembaga eksekuti*.

    ). Cungsi politie atau kemanan, yaitu kekuasaan untuk menjaga ketertiban hukum dalam

    masyarakat dengan tujuan menjamin keamanan dan ketentraman warga negara.

    $ekuasaan ini berada di tangan $epolisian "egara 6epublik 5ndonesia yang sebagai

    bagian dari Eembaga eksekuti*.

    9. Cungsi defensive yaitu kekuasaan di bidang pertahanan negara dalam rangka menjaga

    kedaulatan negara secara eksternal berupa in#ansi oleh negara lain. $ekuasaan ini

    dipegang oleh Tentara "asional 5ndonesia yang juga merupakan bagian dari Eembaga

  • 7/25/2019 Gugatan dalam PTUN

    21/21

    =ohn Eocke, 7oncerning 7ivil overnment, 1econd ssayA n ssay 7oncerning the rue

    4riginal xtent and nd of 7ivil overnment, the Pennsyl#ania State !ni#ersity,

    &)'.

    /. Solly Eubis,"lmu *egara, +lumni, Bandung, &'(&.

    /uh. $usnardi dan Harmaily 5brahim,&engantar +ukum ata *egara "ndonesia, Pusat Studi

    HT" CH-!5, cet.9, =akarta, &'((.

    Satjipto 6ahardjo,"lmu +ukum, PT. Kitra +ditya Bhakti, cet.%, Bandung, .

    Sjachran Basah, "lmu *egara (&engantar, etode, dan 1ejarah &erkembangan), PT. Kitra

    +ditya Bhakti, cet.(. Bandung, &''9.

    Strong, K.C.,odern &olitical 7onstitution, Sidwig L =hon Eimited, Eondon, &')).

    Titi Triwulan Tutik,&okok/&okok +ukum ata *egara, Prestasi Pustaka, cet., =akarta, ).

    ;. Criedman,:egal heory, Ste#ens and Sons Eimited, Eondon, &')

    ;irjono Prodjodikoro, sas/sas +ukum ata *egara "ndonesia, PT. Dian 6akyat, cet.),

    =akarta, &'('.

    https://safudin.wordpress.com/