Upload
buicong
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
H a l a m a n i | 19
H a l a m a n ii | 19
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Buku Panduan Pemberdayaan
Masyarakat untuk Infrastruktur Permukiman merupa-kan bahan acuan pelaksanaan
pendampingan masyarakat pada program kemitraan infrastruktur permukiman
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan Perguruan Tinggi.
Panduan pemberdayaan ini berisi uraian proses dan langkah-langkah pemberdayaan
yang dilaksanakan oleh mahasiswa dalam rangka mencapai keluaran yang diharapkan
dari pendampingan sejak pertama sampai di desa/kelurahan sampai dengan
meninggalkan desa/kelurahan.
Penjelasan dalam panduan ini adalah mencakup konsep umum dan konsep
pemberdayaan masyarakat untuk infrastruktur permukiman, langkah demi langkah dan
output yang diharapkan selama pendampingan dan penjelasan spesifik mengenai aspek
komunikasi dengan masyarakat yang menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan
dalam pemberdayaan masyarakat.
Dalam panduan ini juga dijalaskan bagaimana mekanisme kegiatan pendampingan yang
melibatkan beberapa tema pendampingan tematik untuk sektor air minum, sanitasi, BPB
dan PKP dumulai dari kegiatan gabungan/terpadu, kemudian pendampingan
berdasarkan sektor dan kegiatan gabungan lagi dalam rangka penyampaian hasil
pendampingan selama KKN untuk ditindaklanjuti oleh desa/kelurahan.
Untuk penjelasan substansi pendampingan secara menyeluruh dengan singkat dapat
dibaca pada buku “KKN Tmetaik Infrastruktur Permukiman, Apa Yang Perlu dilakukan
dan Bagaimana Melakukannya”, dan untuk mendalami substansi secara detail dan rinci
untuk masing-masing sektor termasuk teknis pelaksanaan Identifikasi Masalah dan
Potensi (IMAP) dan Perencanaan Infrastruktur Permukiman disajikan dalam modul
secara terpisah pada Buku 2 Kumpulan Modul Pemberdayaan Masyarakat untuk Sektor
Unfrastruktur Permukiman.
Sebagai sebuah panduan diharapkan langkah-langkah pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat ini dipedomani dalam rangka membangun kepedulian dan kemampuan
masyarakat dalam mengelola kegiatan infrastruktur permukiman
Semoga buku ini bermanfaat, dan selamat bekerja
Jakarta, Agustus 2015
Tim Penyusun
H a l a m a n iii | 19
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. II
PENDAHULUAN....................................................................................................................... 1
1.1 Penjelasan Umum ........................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................................................................. 1
1.2.1 Tujuan Umum ...................................................................................................................... 1
1.2.2 Tujuan Khusus .................................................................................................................... 1
1.3 Pengguna Panduan ......................................................................................................................... 2
1.4 Cara Penggunaan ............................................................................................................................. 2
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KKN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 3
2.1 Konsep Umum Pemberdayaan .................................................................................................. 3
2.2 Prinsip .................................................................................................................................................. 4
2.3 Tugas Mahasiswa Dalam Pendampingan Infrastruktur Permukiman ...................... 4
2.4 Keluaran Hasil Pendampingan .................................................................................................. 5
2.5 Tujuan, Nilai dan Hasil Pendampingan Masyarakat ......................................................... 5
PELAKSANAAN PENDAMPINGAN UNTUK INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN..............................7
3.1 Ruang Lingkup Kegiatan Pendampingan .............................................................................. 7
3.1.1 Pendampingan dalam penyiapan IMAP dan Perencanaan Infrastruktur Permukiman................................................................................................................................ 7
3.1.2 Pendampingan Tematik Berdasarkan Sektor ............................................................... 8
3.2 Pengaturan Kegiatan Pendampingan ..................................................................................... 9
3.3 Proses dan Teknik Pemberdayaan Masyarakat ............................................................... 13
3.4 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan ........................................................................................... 14
3.5 Tantangan Yang Perlu Diantisipasi dalam Pemberdayaan Masyarakat ................. 14
TIPS: KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT.................. 16
4.1 Faktor Kunci Komunikasi Efektif ............................................................................................ 16
4.2 Tantangan komunikasi dalam pelaksanaan KKN ............................................................ 16
4.3 Yang Harus Dilakukan ................................................................................................................. 17
4.3.1 Memberdayakan tokoh masyarakat sebagai penyampai pesan kunci ............. 17
4.3.2 Memastikan semua masyarakat tahu bahwa anda di sana dan membantu program pembangunan ........................................................................................................ 18
4.3.3 Membangun interaksi dengan kelompok komunitas dan tokoh masyarakat
4.4 Alat Bantu Komunikasi Efektif dalam Pemberdayaan ................................................... 18
4.5 Rancangan Komunikasi .............................................................................................................. 19
H a l a m a n 1 | 19
1 PENDAHULUAN
1.1 Penjelasan Umum
Panduan ini adalah panduan tentang proses pemberdayaan/pendampingan masyarakat
dalam pelaksanaan KKN tematik infrastruktur permukiman. Buku ini disiapkan sebagai
pegangan mahasiswa dalam melaksanakan pendampingan masyarakat untuk mencapai
tujuan dan keluaran yang diharapkan dari program kemitraan infrastruktur
permukiman melalui kuliah kerja nyata tematik.
Dalam panduan ini dibahas langkah-langkah praktis proses pemberdayaan infrastruktur
permukiman desa/kelurahan yang akan dilakukan oleh mahasiswa. Buku panduan ini
dilengkapi dengan modul sektor dari infrastruktur permukiman yaitu: (1) modul
pelaksanaan pendampingan sektor air minum, (2) modul pelaksanaan pendampingan
sektor sanitasi , (3). modul pelaksanaan pendampingan sektor pengembangan
permukiman, (4). Dan modul pelaksanaan pendampingan sektor penataan bangunan
dan lingkungan.
Sebelum pelaksanaan kegiatan pendampingan dengan menggunakan panduan dan
modul di atas mahasiswa juga diminta untuk membaca PEDOMAN UMUM
PELAKSANAAN pendampingan masyarakat. Secara struktur buku buku pendukung
pelaksanaan KKN tematik adalah sebagai berikut:
Pedoman Umum; berisi arahan umum dan langkah-langkah secara garis besar pelaksanaan program kemitraan infrastruktur permukiman
Panduan Pemberdayaan Masyarakat berisi langkah-langkah kegiatan pendampingan masyarakat untuk mencapai keluaran dari kegiatan
pendampingan secara keseluruhan
Modul (sesuai dengan sektor) berisi uraian lebih rinci tentang pelaksanaan
kegiatan pendampingan tematik sesuai dengan sektor yang dipilih.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari panduan ini adalah membantu mahasiswa dalam memahami tugas
dan perannya dalam pelaksanaan program kemitraan infrastruktur permukiman dan
membantu dalam proses pencapaian output pendampingan yang diharapkan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Secara dalam panduan pemberdayaan ini mebtujuan untuk:
1) Menjelaskan tugas dan peran mahasiswa dalam program kemitraan infrastruktur permukiman
H a l a m a n 2 | 19
2) Menjelaskan konsep, prinsip dan teknik Pemberdayaan Masyarakat 3) Menjelaskan konsep dan teknik pelaksanaan Komunikasi Efektif dalam
Pemberdayaan Masyarakat 4) Menjelaskan Cara Pelaksanaan Analisis Kondisi Eksisting (IMAP terpadu) 5) Menjelaskan konsep dan teknik fasilitasi Perencanaan Infrastruktur
Permukiman Terpadu (road map) 6) Menjelaskan konsep dan teknik pembentukan Kelembagaan Masyarakat untuk
infrastruktur permukiman terpadu 7) Menjelaskan konsep dan teknik fasilitasi pengembangan Peraturan
instrastrutur Permukiman Terpadu
1.3 Pengguna Panduan
Pengguna utama panduan ini adalah mahasiswa peserta KKN, namun demikian panduan
ini juga bisa dijadikan bahan bacaan bagi dosen pembimbing lapangan
1.4 Cara Penggunaan
Untuk menggunaan panduan ini secara efektif disarankan anda melakukan langkah
sebagai berikut:
1) Pahami tugas (mandat) dan fungsi anda dalam fasilitasi pemberdayaan
masyarakat selama KKN (baca bab 2)
2) Pahami konsep dan prinsip pemberdayaan masyarakat (baca bab 3 dengan
cermat)
3) Pahami konsep dan tips komunikasi efektif dalam pemberdayaan (baca bab 4)
dan diskusikan atau simulasikan dengan tim anda sebelum dipraktekkan dengan
masyarakat
4) Baca bab 5 tentang teknik pemetaan kondisi eksisting permukiman dan lampiran
format yang disediakan dalam web, diskusikan dengan tim untuk memastikan
tim memiliki kesamaan persepsi yang sama. Praktekkan bersama masyarakat
dengan memilih orang kunci yang akan bertanggungjawab dalam
pelaksanaanya, dan pastikan sebelum pelaksanaan pemetaan orang kunci
tersebut dilatih atau diberikan penjelasan dengan lengkap.
5) Selanjutnya baca bab-bab berikutnya yang menggambarkan langkah
pemberdayaan untuk menghasilkan output selama KKN dengan proses
sebagaimana langkah sebelumnya.
.
H a l a m a n 3 | 19
2 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KKN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
2.1 Konsep Umum Pemberdayaan
Istilah pemberdayaan masyarakat dikaitkan dengan orang atau organisasi dalam upaya
pencapaian tujuan secara mandiri. Pengertian secara umum pemberdayaan masyarakat
adalah sebuah upaya melalui serangkaian intervensi untuk memerankan atau
memosisikan masyarakat sebagai pihak utama dalam pengambilan keputusan,
perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaannya pembangunan. Elemen/unsur dalam
pemberdayaan masyarakat meliputi (1) Tujuan dan sasaran yang diberdayakan, (2)
Pihak luar sebagai pembawa nilai (fasilitator) dan intervensi (kegiatan yang terukur)
sebagai proses transformasi nilai
Tujuan pemberdayaan adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian
masyarakat dalam mengatasi ketidakberdayaan yang disebabkan oleh tidak
diberikannya kesempatan, ketidaktahuan, ketidakmampuan dan kurang percaya diri.
Dengan diberdayakan melalui proses intervensi yang sistematis oleh pihak luar maka
akan tumbuh keyakinan, percaya diri dan kemampuan dalam mengatasi permasalahan
dan sadar bahwa SAYA MAMPU dan BISA MELAKUKAN SENDIRI. Konsep umum
kerangka pemberdayaan masyarakat untuk infrastruktur permukiman adalah sebagai
berikut:
1) Masyarakat paham substansi infrastruktur permukiman
2) Masyarakat memahami dan menemukan isu dan permasalahan infrastruktur
permukiman di desa/kelurahannya
3) Masyarkat merencanakan untuk pencapaian kondisi mendatang infrastrutur
permukiman yang diharapkan
4) Masyarakat melakukan aksi untuk infrastruktur permukiman selama dan setelah
pelaksanaan pendampingan KKN
Untuk melaksanakan kerangka di atas mahasiswa menjalankan mandat sebagai berikut:
1) Menyampaikan pengetahuan tentang infrastruktur permukiman
2) Membantu dalam memetakan isu dan permasalahan
3) Membantu dalam melakukan rencana aksi
4) Memberikan bantuan teknis dalam pelaksanaan aksi masyarakat.
H a l a m a n 4 | 19
2.2 Prinsip
Prinsip dalam memberdayakan masyarakat adalah::
1) Mengoptimalkan potensi kemampuan yang dimiliki masyarakat sendiri
2) Menempatkan masyarakat sebagai pemilik dan pengambil keputusan utama
3) Pihak luar dalam melakukan intervensi sebagai fasilitator (bukan memaksakan,
tidak mendikte dan tidak menganggap sasaran adalah seperti gelas kosong)
4) Komunikasi yang berkelanjutan dalam suasana kemitraan (menciptakan iklim
kesetaraan) 5) Umpan balik untuk peningkatan (menunjukkan dan menghargai kelebihan dan
menunjukkan kekurangan yang perlu ditingkatkan)
2.3 Tugas Mahasiswa Dalam Pendampingan Infrastruktur
Permukiman
Tugas utama mahasiswa dalam pendampingan pemberdayaan masyarakat untuk
infrastruktur permukiman adalah:
1) Membangun kesadaran/kepedulian mengenai isu dan permasalahan: air minum,
sanitasi, pengembangan permukiman dan penanganan kawasan kumuh (khusus
untuk yang bertugas di perkotaan)
2) Membantu masyarakat (desa/kelurahan) dalam memetakan kondisi potensi dan
permasalahan terkait dengan air minum, sanitasi, permukiman dan kekumuhan
3) Membantu masyarakat dalam menyusun rencana untuk kondisi permukiman
masa mendatang
4) Membantu masyarakat dalam penyiapkan kelembagaan desa/kelurangan untuk
pengelolaan permukiman yang didalamnya mencakup gugus tugas khusus untuk
air minum dan gugus tugas sanitasi)
5) Membantu masyarakat dalam penyiapan aturan-atauran yang dibutuhkan untuk
pengelolaan infrastruktur permukiman
6) Membantu masyarakat dalam melakukan aksi tematik untuk air minum dan
sanitasi serta sektor lainnya sesuai dengan kesepakatan.
Paham tentang
infrastruktur
permukiman
Menemukan isu
dan permasalahan
Merencanakan
tindakan
Melakukan
tindakan
Bantuan Teknis oleh Mahasiswa
H a l a m a n 5 | 19
2.4 Keluaran Hasil Pendampingan
Sebagaimana dijelaskan dalam pedoman umum keluaran yang akan dilihat sebagai hasil
pendampingan masyarakat meliputi:
1) Peta Kondisi Eksisting infrastruktur permukiman yang berisi 4 sektor (air
minum, sanitasi, pengembangan permukiman dan kekumuhan)
2) Rencana kerja (indikatif target yang disepakati berdasarkan 4 sektor) untuk
kondisi mendatang dan berisi langkah-langkah umum.
3) Tim desa/kelurahan untuk pengelolaan infrastruktur permukiman
4) Peraturan desa/kelurahan untuk permukiman
2.5 Tujuan, Nilai dan Hasil Pendampingan Masyarakat
Penting untuk dipahami bahwa setiap langkah pemberdayaan memiliki sasaran dan nilai
yang bangun serta keluaran atau hasil spesifik yang ingin dicapai. Berikut adalah
gambaran sasaran, nilai dan hasil yang diharapkan dari pemberdayaan masyarakat
untuk setiap sektor.
Sasaran Nilai Keluaran/Hasil
Air Minum Masyarakat merasa memiliki
Masyarakat mau merawat, menjaga dan melakukan upaya untuk keberlanjutannya
Masyarakat mau membayar atas layanan
Masyarakat mau mengembangkan dan
Membuat aturan aturan yang akan disepakati dalam penggunaan
Keberlanjutan sarana adalah ditangan mereka sendiri
Membayar iuran bukan berarti menjual air akan tetapi konsekuensi pembiayaan operasional untuk keberlanjutan layanan
Pemanfaatan yang memenuhi prinsip keadilan dan tidak didominasi oleh kelompok sosial tertentu
Semua orang (laki-laki, perempuan, kaya dan miskin) mempunyai hak yang sama untuk berpartisipasi dan terlibat dalam kepengurusan.
Kelembagaan pengelola,
Aturan penggunaan,
Iuran untuk biaya operasional
Rencana atau manajemen pengelolaan yang baik dan transparan.
Sanitasi Kesadaran akan permasalahan sanitasi di lingkungannya
Kepedulian untuk mengatasi permasalahan sanitasi lingkungannya
Sanitasi adalah urusan setiap rumah tangga dan lingkungan
Penyakit yang berbasis buruknya sanitasi maka hanya dengan memperbaiki kualitas sanitasinya untuk menjamin penyakit yang
Setiap rumah tangga memiliki dan menggunakan jamban keluarga yang sehat (STOP BABS)
H a l a m a n 6 | 19
Kemampuan untuk mengatasi permasalahan sanitasi di lingungannya
Sistem yang dibangun untuk keberlanjutan aksi dalam pengelolaan sanitasi lingkungannya
sama tidak akan terjadi lagi.
Buruknya sanitasi satu rumah tangga akan membawa dampak bagi dirinya sendiri dan orang lain (keluarga lainnya)..
Lingungan sehat merupakan hasil pekerjaan bersama oleh masyarakat mulai dari perseorangan, rumah tangga dan lingkungan.
Menjaga sanitasi di rumah tangga bukan berarti memindahkan persoalan sanitasi tersebut kepda lingkungan
Cuci tangan pakai sabun menjadi budaya dalam keluarga
Setiap keluarga mengelola air minum dengan baik sehingga terbebas dari pencemaran
Setiap keluarga mengelola sampah dengan aman
Setiap rumah dilengkapi dengan saluran pembuangan air limbah yang aman
PBL Kesadaran dan ketanggapan masyarakat terhadap resiko bencana permukiman kumuh
Mendorong aksi preventif terhadap resiko
Semua orang di kawasan kumuh berada dalam resiko dan harus dihindari dari potensi bencana
Semua orang harus tahu dan tanggap bagaimana merespon gejala resiko
Jiwa dan harta adalah aset dan harus dicegah kehilangannya akibat bencana yang sebenarnya bisa dihindari
Rencana mitigasi resiko bencana kawasan kumuh
Petunjuk evakuasi
Aksi pencegahan resiko oleh masyarakat
Bangkim Kemampuan antisipasi memutuskan rencana wilayah berdasarkan potensi dan keunggulan desa/kelurahan dan kebutuhan masa mendatang
Setiap pembangunan mempertimbangkan tuntutan kebutuhan secara komprehensif masa mendatang
Perencanaan sejak dini akan menghindari konflik masa mendatang
Rencana pemanfaatan tata ruang untuk permukiman, utilitas publik dan fasilitas sosial
H a l a m a n 7 | 19
3 PELAKSANAAN PENDAMPINGAN UNTUK
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
3.1 Ruang Lingkup Kegiatan Pendampingan
Kegiatan pendampingan meliputi pendampingan umum dan pendampingan berdasarkan pilihan tematik sektor infrastruktur permukiman. Pendampingan secara
umum dilaksananakan pada tahap awal setelah mahasiswa sampai di desa untuk
menghasilkan data IMAP dan perencanaan infrastruktur permukiman dan
pendampingan secara khusus dilakukan setelah IMAP diselesaikan kemudian
berdasarkan IMAP ditentukan kegiatan tematik apa saja yang akan dipilih.
3.1.1 Pendampingan dalam penyiapan IMAP dan Perencanaan Infrastruktur
Permukiman
Pada tahap awal ini ada dua kegiatan utama yaitu penyiapan IMAP dan penyusunan
rencana infrastruktur permukiman.
3.1.1.1 Penyiapan IMAP
Kegiatan pendampingan dalam rangka penyiapan IMAP meliputi:
(1) Pertemuan masyarakat untuk penjelasan program, pengisian format F-2, dan
pembuatan peta sosial dan infrastruktur,
(2) Observasi lapangan untuk pendalaman informasi teknis sarana
(3) Penyempurnaan data dan gambar peta sosial dan infrastruktur permukiman
3.1.1.2 Perencanaan Infrastuktur Permukiman
Pendampingan perencanaan infrastruktur permukiman dilaksanakan melalui
pertemuan masyarakat dengan urutan pembahasan sebagai berikut:
(1) Melihat kembali data hasil IMAP yang telah disempurnakan dan menyepakati
data cakupan dan daftar permasalahan Infrastruktur Permukiman
(2) Menetapkan target kondisi mendatang yang diharapkan untuk semua sektor
infrastruktur permukiman yaitu; air minum, sanitasi, penataan bangunan dan
pengembangan infrastruktur kawasan permukiman untuk PSE (perdesaan) dan
PSU (perkotaan)
(3) Menetapkan strategi, program dan kegiatan dan disusun dalam rencana kerja
terukur untuk pencapaian mulai tahun pertama sampai dengan tahun terakhir
Penjelasan lebih lanjut baca Modul Pendampingan Pelaksanaan IMAP dan
Perencanaan Infrastruktur Permukiman
H a l a m a n 8 | 19
3.1.2 Pendampingan Tematik Berdasarkan Sektor
Pendampingan tematik sektor memiliki karakteristik target keluaran dan proses
masing-masing.
3.1.2.1 Sektor Air Minum:
Kegiatan pendampingan tematik Air Minum meliputi:
(1) Pendalaman kajian aspek keberlanjutan terhadap sarana SPAM yang telah
dibangun meliputi; aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek sosial, aspek
kuangan dan aspek lingkungan
(2) Pertemuan pembahasan hasil kajian aspek keberlanjutan
(3) Tindakan untuk aspek teknis dan non teknis. Tindakan teknis antara lain
melakukan perbaikan sistem jika diperlukan atau penguatan kapasitas berkaitan
dengan teknis penanganan sarana. Tindakan non teknis antara lain; sosialisasi
kepedulian masyarakat untuk SPAM, pembentukan bdan pengelola, pembahasan
iuran/tarif dan penyiapan peraturan
Penjelasan lebih lanjut baca Modul Pendampingan Tematik Sektor Air Minum
3.1.2.2 Sektor Sanitasi
Kegiatan tematik untuk sektor sanitasi meliputi
(1) Pendalaman kajian isu dan permasalahan sanitasi untuk empat sub isu yaitu; isu
buang air besar sembarangan, isu pengelolaan sampah, isu pendidikan hidup
bersih dan sehat serta keberlanjutan sarana SPAL-Komunal yang dibangun
melalui APBN (jika daerah tersebut sebagai penerima)
(2) Pertemuan pembahasan hasil kajian isu dan permasalahan sanitasi dengan
warga
(3) Pelaksanaan aksi untuk sanitasi antara lain:
a. Promosi HBS melalui sekolah
b. Gerakan STOP BABS melalui cara pemicuan
c. Gerakan pengelolaan sampah dengan 3R
d. Penguatan keberlanjutan SPAL Komunal
Penjelasan lebih lanjut baca Modul Pendampingan Tematik Sektor Sanitasi
3.1.2.3 Sektor Bina Penataan Bangunan
Kegiatan tematik untuk sektor penataan bangunan meliputi
(4) Pendalaman kajian isu dan permasalahan keamanan bangunan rumah,
kepemilikan IMB dan titik/lokasi padat rumah yang beresiko bencana kebakaran
(untuk perkotaan)
H a l a m a n 9 | 19
(5) Pertemuan pembahasan hasil kajian isu dan permasalahan bangunan dengan
warga
(6) Pelaksanaan aksi untuk sanitasi antara lain:
a. Promosi sosialisasi rumah sehat
b. Sosialisasi IMB
c. Sosialisasi/gerakan tanggap resiko bencana
d. Pendampingan penyiapan sistem proteksi resiko bencana kebakaran
Penjelasan lebih lanjut baca Modul Pendampingan Tematik Sektor Bina
Penataan Bangunan
3.1.2.4 Sektor Infrastruktur Kawasan Permukiman
Pengembangan infrastruktur kawasan dan permukiman mencakup Penyediaan Sarana
Ekonomi (PSE) untuk perdesaan dan Penyediaan Sarana Umum (PSU) untuk perkotaan
Kegiatan tematik untuk sektor pengembangan infrastruktur permukiman meliputi
(7) Pendalaman kajian isu dan permasalahan infrastruktur PSE/PSU
(8) Pertemuan pembahasan hasil kajian isu dan permasalahan PSE/PSU dengan warga
(9) Pelaksanaan aksi untuk sanitasi antara lain:
a. Bantuan teknis kepada desa/kelurahan dalam memetakan kebutuhan
PSE/PSU yang berorientasi ke depan
b. Bantuan teknis dalam rangka perencanaan program/kegiatan
peningkatan dan atau penyediaan PSE/PSU
c. Penguatan kapasitas kelembagaan dalam rangka pengelolaan program
peningkatan PSE/PSU
d. Bantuan teknis dalam mempersiapkan bahan pembahasan program
untuk PSE/PSU dalam forum Musbangdes/Kel
Penjelasan lebih lanjut baca Modul Pendampingan Tematik Sektor
Pengembangan Infrastruktur Kawasan Permukiman
Pada akhir pendampingan kegiatan tematik berdasarkan sektor sebelum mahasiswa meninggalkan lokasi dilaksanakan kegiatan gabungan sebagaimana pada saat
pelaksanaan IMAP dan perencanaan infrastruktur yaitu pertemuan warga untuk
membahas hasil selama pendampingan dan penyusunan rencana desa/kel untuk
menindaklanjuti hasil KKN.
3.2 Pengaturan Kegiatan Pendampingan
Hasil IMAP akan menentukan apakah kegiatan pendampingan tematik akan mencakup
semua sektor atau cukup dengan beberapa tema tertentu misalnya; air munum dan
sanitasi (untuk perdesaan), bina penataan bangunan dan pengembangan infrastruktur
kawasan permukiman (untuk perkotaan) atau semua sektor dilakukan. Banyaknya
kegoatan tematik yang dipilih membawa konsekuensi perlu dilakukannya pembagian
H a l a m a n 10 | 19
peran yang jelas diantara kelompok mahasiswa, misalnya jika jumlah mahasiswa yang
KKN ada 20 orang maka kelompok tersebut dibagi menjadi empat secara proporsional
sesuai bidang keilmuannya.
Perlu dipahami, walaupun mahasiswa bisa dibagi bukan berarti masyarakat bisa dibagi
sebagaimana yang dilakukan mahasiswa. Boleh jadi untuk tema kegiatan yang berbeda
tokoh masyarakat nya adalah orang yang sama. Untuk itu pengaturan kegiatan dan
waktu pelaksanaanya harus dirancang sebaik mungkin dan bisa dimungkinkan dalam
satu event pertemuan tetapi untuk membahas beberapa sektor.
Dikarenakan masing masing tema sektor memiliki target keluaran masing masing
rangkaian kegiatan untuk setiap sektor kegiatan tematik perlu digambarkan secara jelas
sebagaimana ilustrasi sebagai berikut:
H a l a m a n 11 | 19
Rencana Kegiatan Pendampingan KKN Tematik Secara Gabungan dab Berdasarkan Sektor
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8
SPAM
Pendalaman/kajian aspek keberlanjutan
SPAM
Pembahasan hasil kajian dan rencana pemecahan masalah
Penguatan kapasitas aspek teknis dan
manajemen
Bantuan teknis penyiapan tarif dan peraturan
Pembentukan Badan pengelola
Bantuan Teknis penyiapan rencana pengelolaan SPAM Bantuan Teknis penanganan aspek teknis sarana
PLP
Pendalaman/kajian permasalahan sanitasi
Pembahasan hasil kajian dan rencana pemecahan masalah
Persiapan aksi gerakan untuk sanitasi Penguatan kapasitas aspek teknis dan manajemen
Bantuan teknis aksi promosi HBS
Pembentukan tim kegiatan sanitasi
Bantuan Teknis Aksi Pengelolaan sampah 3R
Bantuan Teknis Aksi STOP BABS
Gabungan
Pertemuan Penyunan RKU KKN
Pertemuan warga dan Penyusunan IMAM
Penyiapan Petugas/ Kader Desa/Kel
Penyusunan Rencana Infrastruktur
Permukiman Jangka Menengah
Pertemuan Paparan
Hasil KKN Tematik
Pertemuan warga untuk penyusunan rencana tindak pasca pendampingan KKN
Pamit
PKP
Pendalaman/kajian isu dan permasalahan PSE/PSU
Analisis kebutuhan PSE/PSU
Bantuan teknis perencanaan program PSE/PSU
Sosialisasi kepedulian PSE /PSU
Lanjutan bantuan teknis untuk perencanaan PSE/PSU
Bantuan Teknis penyiapan bahan pembahasan PSE/PSU dalam Musbangdes/kel
Bantuan teknis aksi pennganan/pengelolaan PSE/PSU yang telah ada
PBL
Pembahasan hasil kajian dan rencana pemecahan masalah
Pembentukan tim/petugas untuk PBL
Penguatan kapasitas aspek teknis dan manajemen
Bantuan teknis sosialisasi rumah sehat
Bantuan teknis penyiapan rencana penanganan resiko bencana
Bantuan Teknis sosialisasi IMB
Bantuan Teknis sosialisasi tanggap bencana
H a l a m a n 12 | 19
Matrik diatas merupakan contoh untuk KKN Tematik dengan mengambil semua sektor
dan diasumsikan dalam waktu 8 minggu atau dua bulan. Untuk pelaksanaan di lapangan
disesuikan dengan pilihan jumlah sektor yang ditangani dan jumlah waktu KKN yang
akan dilaksanakan. Kegiatan pada minggu pertama dan minggu teakhir merupakan
kegiatan gabungan, yang perlu dipastikan adalah kerjasama diantara kelompok tematik
dalam menyiapkan IMAP dan penyiapan bahan paparan/laporan hasil pendampingan
kepada masyarakat untuk ditindak lanjuti oleh desa/kelurahan pada pasca
pendampingan dan pada putaran KKN berikutnya.
Yang perlu diyakinkan kepada desa/kelurahan adalah bahwa hasil pendampingan KKN
sepenuhnya akan berada di tangan masyarakat sendiri dalam menindaklanjutinya,
Untuk pada renca tindak lanjut pasca pendampingan perlu dipastikan kegiatan konkrit
apa saja yang akan dilakukan desa/kelurahan sampai dengan periode KKN berikutnya.
Proses pelaksanaan pendampingan mulai dari hasil IMAP ke kegiatan sektoran
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1 Pelaksanaan Pendampingan di Lokasi KKN tematik
Koordinasi dan
kesepakatan
kegiatan
IMAP
PERENCANAAN
infrastruktur
Evaluasi Penguatan
Kapasitas
Data dasar infrastruktur
permukiman tingkat
desa/kelurahan
Isu da permasalahan
infrastruktur permukiman
Peta infratruktur permukiman
yang mengganbarkan isu
masing-masing sektor
Target kondisi mendatang yang
diharapkan untuk: Infrastruktur
SPAM, Infrastruktur Sanitasi,
Bangkim,PBL Strategi penanganan Kegiatan yang akan dilakukan
selama 5 tahun ke depan
Review progres pencapaian kegiatan pendampingan
Pengayaan pengetahuan
Masukan dan rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti
masyarakat
Perkenalan dan penjelasan program Orientasi situasi dan mendapatkan mitra Menyepakati kegiatan selama KKN
Aksi Tematik
(pilihan)
Penguatan kapasitas disesuaikan dengan pilihan kegiatan tematik
Bentuk : pelatihan terbatas, pendampingan langsung pada kegiatan kelompok masyarakat
SPAM
Sanitasi
Bangkim
PBL
Bentuk Badan Pengelola, aturan tarif,
ADART, Rencana Pengelolaan
Promosi Higiene Sanitasi, Gerakan STOP BABS,
Gerakan 3R
Analisis kebutuhan infrastruktur ekonomi, sosial.
Rencana penanganan kawasan kumuh
Promosi PBL, Klinik IMB, Rencana Mitigasi Resiko
tingkat lingkungan
Peta isu Permukiman
Dokumen Hasil IMAP
Rencana Penanganan
Infrastruktur Permukiman
Tim Desa yang akan me-
nindaklanjuti Rencana
Badan Pengelola SPAM
Tim Sanitasi Desa
Proses Pendampingan Output
H a l a m a n 13 | 19
3.3 Proses dan Teknik Pemberdayaan Masyarakat
Proses pemberdayaan masyarakat untuk sanitasi dilakukan dengan proses: penyadaran,
membangun rasa butuh (demand creation), evaluasi sendiri kekurangan dan
kebutuhannya, aksi dan adopsi. Teknik yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
Tahap Contoh Teknik Pemberdayaan Membangun kesadaran Kampanye dengan membawa isu atau kasus yang memicu
kesadaran Promosi melalui berbagai saluran yang familier dengan
masyarakat misalnya melalui kegiatan keagamaan Pelibatan tokoh masyarakat/agama sebagai penyampai pesan
Menciptakan rasa butuh Pemicuan Penghargaan kepada keluarga percontohan untuk sanitasi Melihat contoh keberhasilan di tempat lain
Evaluasi Diri Sendiri Memetakan kondisi eksisting kondisi air minum, sanitasi melibatkan masyarakat secara total
Penilaian lokasi-lokasi yang rawan dengan resiko sanitasi dan air minum
Penyediaan pilihan-pilihan teknologi berdasarkan kemampuan
Aksi Penyiapan Rencana kondisi sanitasi mendatang yang diharapkan
Penyediaan dukungan yang dibutuhkan masyarakat misalnya kredit jamban/sambungan air minum, rumah produksi sanitasi
Lomba kebersihan lingkungan Pendampingan untuk penjaminan kualitas
Adopsi Membangun gerakan yang terprogram dan dikelola secara khusus oleh tim
Menjadikan sanitasi (jamban) sebagai syarat untuk pelayanan sipil. Misal untuk ijin domisili rumah yang ditempati harus dilengkapi dengan jamban dan saluran air limbah yang sehat.
Teknik-teknik di atas adalah contoh normatif dan bisa disesuaikan dengan kearifan lokal
masing-masing. Contoh di Bali dan Lombok dengan menerapkan hukum dan peraturan
adat (aweg-aweg) lebih dianggap efektif untuk membangun kesadaran perilaku sanitasi
di masyarakat. Untuk kegiatan pendampingan melalui KKN tematik dari berbagai pilihan
teknis pemberdayaan pada akhirnya perlu dipastikan desa/kelurahan memiliki : peta
kondisi eksisting sanitasi tingkat desa/kelurahan, rencana desa/kelurahan untuk
mencapai kondisi mendatang yang diharapkan (road map), kelembagaan/tim sanitasi
dan peraturan di tingkat masyarakat.
H a l a m a n 14 | 19
3.4 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Pemberdayaan masyarakat merupakan proses yang berkelanjutan dan keberhasilannya
akan bergantung pada tingkat penerimaan masyarakat dan efektivitas cara pendekatan
yang dilakukan. Untuk itu perlu dipahami cara pandang dan budaya setempat, potensi
tantangan dan peluang yang ada sehingga dapat dipilih strategi yang tepat dalam
pelaksanaannya. Berikut adalah contoh cara pandang masyarakat yang perlu dipahami.
Sektor Cara Pandang Yang Perlu Diluruskan Air Minum Proyek air minum berarti uang negara dan berarti pemerintah
bertanggung jawab untuk pemeliharaan, untuk apa harus iuran, toh kita semua bayar pajak
Sumber air di desa kita tidak boleh untuk desa lain Kalau ada kerusakan kita buat usulan perbaikan kepada dinas
karena kita tidak mampu
Sanitasi Merasa tidak mampu membangunan Jamban disisi lain mampu membeli barang berharga (perhiasan, kendaraan bermotor) Yang kita pahami dalam kasus ini adalah JAMBAN tidak/belum dianggap sebagai hal yang penting.
Merasa nyaman dengan kondisi sanitasi yang buruk, fenomena ini mungkin akan anda jumpai di desa beberapa keluarga dalam menempatkan kandang ternak atau dalam membuang air limbah buangan dari dapur atau tempat pembuangan sampahnya. Mereka tidak terusik dan merasakan tidak ada masalah.
Anggapan yang salah terhadap kepemilikan jamban yang baik, kasus ini mungkin akan anda jumpai di masyarakat mereka memiliki jamban yang baik dan sehat tetapi sekedar sebagai status sosial dan hanya diperuntukkan bagi tamunya sementara mereka merasa nyaman untuk BAB di tempat terbuka di sungai atau dikebun. Yang kita pahami dari kasus ini adalah kurangnya pemahaman tentang sanitasi yang sehat.
Bangkim Kita tunggu saja keputusan pemerintah Pemanfaatan tanah untuk bangunan tanpa mempertimbangkan
aturan
PBL Kawasan kumuh identik dengan miskin, pandangan yang salah antara lain, kita/mereka miskin, kasihan mereka mesti dibatu dan tidak mungkin untuk membayar
Contoh di atas adalah salah satu gambaran mengenai cara pandang masyarakat yang
perlu dipertimbangkan dalam mempromosikan perubahan perilaku sanitasi di
masyarakat.
3.5 Tantangan Yang Perlu Diantisipasi dalam Pemberdayaan
Masyarakat
Tantangan utama dalam promosi sanitasi masyarakat adalah’
H a l a m a n 15 | 19
1) Penolakan karena urusan privatnya diusik atau merasa direpotkan dengan
kegiatan yang harus diikuti
2) Kurang respon positif, karena program yang ditawarkan dianggap kurang
menarik dan tidak memberikan nilai ekonomis secara langsung.
3) Rasa ketergantungan kepada pemerintah, program diidentikkan dengan bantuan
pemerintah dan mereka akan menjalankan program tersebut jika ada bantuan
fisik atau uang
Tantangan di atas memerlukan kiat dan strategi yang efektif dalam menghadapinya.
Yang diperlukan dalam fasilitasi perubahan perilaku adalah menemukan sumber
permasalahan yang sebenarnya dan menyusun strategi pendekatan berdasarkan
sumber masalahnya.
Poin Penting Dalam Pemberdayaan Masyarakat:
1) Menjadikan masyarakat mampu mengatasi masalah sanitasinyanya sendiri
2) Masyarakat mengambil peran dalam semua kegiatan dalam proses pendampingan
3) Berangkat dari potensi atau apa yang telah ada dan dimiliki oleh masyarakat
4) Mempertimbangkan kearifan lokal
5) Tidak menggurui, tidak memaksakan dan tidak mendikte
6) Kepala desa/lurah merasa bertanggung jawab untuk perubahan perilaku sanitasi
masyarakat
7) Menyusun rencana kerja sanitasi desa/kelurahan
8) Membentuk Tim Sanitasi Desa/Kelurahan
9) Desa/kelurahan menyiapkan peraturan sanitasi
Keterangan
Penjelasan lebih lengkap teknik pemberdayaan masyarakat bisa dibaca pada Buku 3
(kumpulan Modul) meliputi:
Modul 1: Cara Pelaksanaan IMAP dan Perencanaan Infrastruktur
Permukiman
Modul 2: Pemberdayaan Masyarakat Tematik Air Minum
Modul 3: Pemberdayaan Masyarakat Tematik Sanitasi
Modul 3: Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan Infrastruktur Kawasan Permukiman
Modul 4: Pemberdayaan Masyarakat Tematik Penataan Bangunan dan Lingkungan
Dan panduan atau bacaan lain yang sesuai yang bisa diakses dalam website program
H a l a m a n 16 | 19
4 TIPS: KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Aspek komunikasi menjadi faktor kunci keberhasilan dalam pemberdayaan masyarakat.
Komunikasi efektif adalah pesan yang disampaikan komunikator dipahami dan direspon
oleh komunikan. Jika pesan yang disampaikan dianggap menarik dan dianggap
memberikan nilai maka akan direspon dengan positif dan didukung, dan jika pesan yang
disampaikan dirasakan akan membuat perubahan yang lebih baik maka komunikan
akan terpicu untuk mau bertindak atas kesadarannya sendiri.
4.1 Faktor Kunci Komunikasi Efektif
Ilustrasi komunikasi sebagai bahan pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut:
Komunikan “mendengar, melihat, merespon, mendukung dan pernyataan YA saya
akan melakukan” menjadi indikasi komunikasi efektif di masyarakat selama proses
pemberdayaan masyarakat. Yang perlu diperhatikan adalah:
Orang akan mendengarkan dengan baik jika anda menyampaikan/atau
mengartikulasikan pesan yang anda bawa dengan jelas, tegas dan tidak ambigu
Orang akan tertarik untuk melihat dan memperhatikan anda dalam
menyampaikan pesan jika penampilan dan gaya bicara anda menarik
Orang akan merespon dengan baik jika pesan anda jelas apa yang harus mereka
lakukan dan apa yang akan anda lakukan
Orang akan mendukung jika maksud dan tujuan anda selama pendampingan KKN
tematik jelas dan manfaat yang akan anda berikan dinilai juga memberikan
manfaat bagi mereka
Orang akan bergerak dan bertindak jika mereka sepaham dan memiliki
kesamanaan persepsi dan merasa jelas apa yang perlu dilakukan dan bisa
dilakukan.
Jadi; komunikasi yang efektif dalam pemberdayaan masyarakat ditentukan oleh:
Pesan yang jelas dan tidak multi tafsir
Cara penyampaian yang menarik
Jelas respond yang diharapkan
Manfaat dari apa yang harus mereka lakukan
Persepsi yang sama mengenai apa yang akan mereka lakukan
4.2 Tantangan komunikasi dalam pelaksanaan KKN
Beberapa pengalaman lapangan yang disampaikan kepada sekretariat KKN tematik yang
harus kita hindari antara lain:
H a l a m a n 17 | 19
Kehadiran mahasiswa di tolak atau tidak mau di dampingi
Kepala desa cuek dan sulit ditemui sehingga mahasiswa bingung
Diterma, tetapi adanya dianggap TIDAK ADA atau tidak memberi nilai apa-apa
Konflik salah persepsi
Salah persepsi dikiranya KKN memberikan bantuan fisik ternyata tidak
Dan banyak lagi berita yang kurang enak di dengar.
Kunci masalahnya adalah KOMUNIKASI dan oleh karenanya permasalahan komunikasi
perlu mendapatkan perhatian yang serius dan setiap kelompok mahasiswa KKN harus
memiliki strategi komunikasi yang efektif.
Kemampuan dan kelihaian komunikasi tidak bisa terjadi secara “sim salabim”. Boleh jadi
mahasiswa pandai berkomunikasi dengan komunitas di kampus atau di publik, tetapi
lain urusannya dengan komunikasi di masyarakat yang membawa misi khusus. Di
masyarakat ada nilai yang khas, keterbatasan dalam menerima pesan dengan bahasa
yang tidak tidak seperti bahasa mereka sehari-hari.
4.3 Yang Harus Dilakukan
4.3.1 Memberdayakan tokoh masyarakat sebagai penyampai pesan kunci
Komunikasi mahasiswa dalam KKN mengandung misi untuk perubahan, faktor
kesetaraan dan kepercayaan menjadi penting untuk diperhatikan.
Jika maksud dan tujuan disampaikan atau diartikulasikan sendiri oleh mahasiswa
dengan bahasa mahasiswa dan dengan gayanya. Ada kemungkinan mereka menerima
karena dianggap orang luar dan orang yang berilmu, tetapi banyak kemungkinan mereka
menolak karena merasa digurui. Jalan keluarnya adalah menyerahkan “pesan-pesan
kunci” kepada tokoh masyarakat yang diteriman untuk menyampaikannya.
Titik-titik krusial komunikasi KKN di masyarakat antara lain pada saat menyampaikan
“maksud dan tujuan serta apa yang akan dilakukan“
“kehadiran kami di desa ini adalah untuk melakukan pemberdayaan masyarakat
untuk sanitasi” . Jika pesan seperti ini disampaikan secara langsung pada saat
pertemuan yang dihadiri oleh masyarakat dengan berbagai latar belakang maka
“batu sandungan atau kecelakaan fatal” akan anda dapatkan karena masyarakat
akan berkomendar “memang anda siapa kok memberdayakan saya, apa hebatnya
anda yang masih mahasiswa”.
Lain halnya kalau pesan tersebut disampaikan oleh tokoh masyarakat yang
mereka percayai selama ini “mahasiswa ini sedang melakukan KKN sebagai
bagian dari tugas kuliahnya, selama KKN di sini mereka akan membantu kita
semua dalam program sanitasi desa”, jadi kita semua akan terbantu dalam
H a l a m a n 18 | 19
penyiapan program dan rencana serta pelaksanaan promosi atau penyuluhan
sanitasi.
Substansi pesannya sama akan tetapi cara penyampaian dan bahasanya berbeda. Agar
terhidar dari masalah komunikasi direkomendasikan “mintalah kepada tokoh
masyarakat dan kepala desa dalam menyampaikan pesan kunci selama KKN”
4.3.2 Memastikan semua masyarakat tahu bahwa anda di sana dan membantu
program pembangunan
Boleh jadi tidak semua masyarakat kalau anda dan rombingan melakukan KKN di desa
tersebut dan kegiatan anda hanya diketahui oleh orang orang tertentu. Untuk
memastikan semua orang tahu bahwa anda di sana anda bisa memasang spanduk yang
berisi pesan misalnya”Kami Mahasiswa Universitas XY hadir untuk medukung perogram
desa dalam peningkatan kualitas sanitasi masyarakat” . Pesan di atas tidak hanya melalui
spanduk juga bisa melalui selebaran di tempel di tempat umum dengan menyebutkan
alamat sekretariat dan kontak person yang bisa dihubungi.
4.3.3 Membangun interaksi dengan kelompok komunitas dan tokoh masyarakat
Interaksi dengan kelompok komunitas untuk mendapatkan dukungan dalam
menghasilkan keluaran KKN yang diharapkan. Mintalah pendapat dan saran serta
mintalah kehadiran mereka dalam setiap acara pertemuan. Tunjukkan bahwa anda dan
anggota tim anda tanggap dan turut hadir dalam event event kepemudaan dan event
masyarakat misalnya pada pertemuan RT/Dusun, kegiatan keagamaan dan bakti sosial
selama anda ada di desa tersebut.
Membangun interaksi yang berkelanjutan akan mengurangi potensi konflik salah
persepsi dan salah harapan terhadap program KKN dan kehadiran anda akan dirasakan
nilainya bagi masyarakat.
4.4 Alat Bantu Komunikasi Efektif dalam Pemberdayaan
Alat bantu komunikasi akan mempermudah sasaran pemberdayaan untuk memahami
pesan dan apa yang kita minta untuk direspon. Alat bantu yang bisa digunakan antara
lain:
1) Foto/gambar yang menggambarkan kondisi masalah lingkungan yang ada di
desanya
2) Spanduk pesan, ajakan dengan bahasa yang mudah untuk dicerna dan dipahami
3) Tokoh yang dipercaya sebagai penyampai pesan
4) Media yang tepat untuk penyampaian pesan (khutbah, pengajian, pertemuan RT
dll)
H a l a m a n 19 | 19
Penggunaan media alat bantu komunikasi selama pelaksanaan pendampingan KKN
disesuaikan dengan kondisi masyarakat, prinsipnya adalah cara yang dianggap menarik
dan mengundang minat masyarakat untuk datang.
4.5 Rancangan Komunikasi
Sebeum anda melakukan komunikasi untuk tujuan spesifik terkait dengan pelaksanaan
pendampingan, anda perlu merancangnya dengan cermat. Yang perlu anda lakukan
adalah sebagai berikut:
1) Tetapkan tujuan spesifik: anda akan mengkomunikasikan apa dan untuk tujuan
apa
2) Tetapkan Respon yang diharapkan: apa target respon atau sikap yang akan
mereka berikan pada saat anda berkomunikasi
3) Tetapkan pesan apa yang akan anda sampaikan: pilih pesan yang bisa memicu
respon positif
4) Tetapkan alat bantu: untuk membuat mereka tertarik dan merespon gunakan
alat bantu misalnya gambar/foto tentang kondisi lingkungan mereka
5) Tetapkan siapa yang akan menyampaikan: pilih salah satu diantara tim anda
yang akan menjadi penyampai pesan. Jika kurang PD minta bantuan tokoh
masyarakat yang menyampaikan
6) Tetapkan strategi: tetapkan skenario urutan proses komunikasi, siapa dulu yang
menyampaikan kemudian di tambah oleh siapa dan meminta respon kepada
tokoh masyarakat yang mana dulu kemudian bagaimana meminta yang lain
untuk memberikan tambahan komentar.
7) Menindak lanjuti komunikasi: catat respon penting dan jadikan catatan respon
tersebut untuk menindaklanjuti komunikasi berikutnya.
Catatan
1) Maksud dan tujuan KKN dipahami dengan jelas oleh masyarakat
2) Memanfaatkan tokoh masyarakat dalam penyampaian pesan kunci
3) Respon yang diharapkan dari dipahami oleh masyarakat
4) Kehadiran mahasiswa dirasakan memberikan nilai bagi masyarakat
5) Interaksi dengan tokoh masyarakat
6) Menyebar, hadir dan menjadi bagian dari kegiatan masyarakat
7) Menyampaikan pesan KKN di setiap agenda masyarakat
Selamat Bertugas.