53
i HALAMAN JUDUL HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI DAN SYI’AH) Oleh: Said Mujahid Nim: 1420510063 TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam Program Studi Agama dan Filsafat Konsentrasi Studi Qur‟an dan Hadis YOGYAKARTA 2016

HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

  • Upload
    letuyen

  • View
    250

  • Download
    20

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

i

HALAMAN JUDUL

HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK

(PERSPEKTIF SUNNI DAN SYI’AH)

Oleh:

Said Mujahid

Nim: 1420510063

TESIS

Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam

Program Studi Agama dan Filsafat

Konsentrasi Studi Qur‟an dan Hadis

YOGYAKARTA

2016

Page 2: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI
Page 3: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI
Page 4: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI
Page 5: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI
Page 6: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI
Page 7: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

vii

MOTTO

Tak ada kata lain selain mengabdi, karena hidup sebuah pengabdian

Jangan pernah pengabdi bak seorang budak, tapi mengabdilah laksana raja. Karena

pengabdian budak hanya menjalankan dan tak pernah bertanya apa dan mengapa.

Berbeda dengan seorang raja yang mengabdi dengan kreasi dan inovasi untuk

kesejahteraan rakyatnya.

Page 8: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan:

Teruntuk Ayah dan Umak tersayang. Karena Tanpa cangkul yang

mereka paculkan, tak mungkin aku mempunyai pena untuk menulis.

Tanpa mereka sebut nama dalam setiap do’anya bagaimana mungkin

pikran ini bisa jernih dan bekerja. Untuk usaha dan do’anya,

kupanjatkan jua do’a dan rasa syukur serta harap akan kebahagiaan

mereka.

Kakak Elvi Surya, Nurida, abang Abi Jumroh, abang Hasonangan, dan

abang Mahmudin. Semoga Allah membalas atas apa yang telah kakak

dan abang berikan demi tercapainya cita tingkat kedua. Tak lupa juga

pada kakak dan abang ipar saya; abang Yasir, Rizal, kakak Elvi, Rolan

dan kakak Lasmin

Ampek sakawan, dua kata yang mengikat satu makna persahabatan,

yang tulus membantu dan menjadi penyemangat penulis. Keelokan yang

terus terukir dan takkan terlupakan meski kini sudah terpisah dalam

ruang yang berbeda. Ulufatul Khoiriah, Ana Idayanti, dan Faila

sufatun Nisak trimakasih kawan.

Page 9: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

ix

ABSTRAK

Hadis pada perkembangannya mengalami benturan dengan berbagai

kepentingan, seperti; kekuasaan dan ideologi sekte. Unsur kepentingan ini melahirkan

perbedaan pandangan dalam aliran-aliran teologi. Pada persoalan ini, hadis tentang

peristiwa ifk (tuduhan zina) muncul dalam dua pandangan yang berbeda. Di satu sisi

Sunni muncul dengan riwayat yang berkaitan dengan Aisyah dan di sisi lain Syi‟ah

dengan riwayat tentang Mariatul Qibtiyah. Oleh karena itu, yang menjadi pokok

persoalan dalam kajian ini adalah: (1) bagaimana hadis Sunni dan Syi‟ah yang

menjelaskan peristiwa ifk. (2) bagaimana pemahaman terhadap hadis-hadis ifk jika

diletakkan pada kronologi sejarahnya.

Dua pokok permasalahan di atas akan dijawab dengan menggunakan teori

Tarikh al-Mutun al-h}adis. Kajian Tarikh al-Mutun al-h}adis dianggap relevan, karena

teori ini akan mengarahkan pada kronologi peristiwa ifk yang meliputi kapan dan

bagaimana teks hadis tentang peristiwa ifk Aisyah dan Maria muncul dan dimuncukan

kembali. Sehingga hadis tentang peristiwa ifk tidak lagi dipahami dalam kungkungan

doktrin sekte tertentu. Akan tetapi hadis tentang peristiwa ifk diletakkan pada

kronologi sejarahnya.

Hadis tentang peristiwa ifk Aisyah dan Maria pada kronologi sejarahnya

muncul dalam empat kondisi. Pertama, hadis tentang peristiwa ifk muncul pada tahun

ke-5 H yang berkaitan dengan Aisyah. Kedua, pada tahun ke-8 H berkaitan dengan

kasus tuduhan terhadap kehamilan Maria. Ketiga, hadis tentang peristiwa ifk muncul

pada masa al-Walid. Pada masa al-Walid riwayat tentang peristiwa ifk Aisyah muncul

sebagai wujud interpretasi al-Walid berkenaan dengan peran Ali dalam kasus Aisyah.

Keempat, hadis tentang peristiwa ifk berkaitan dengan Aba Ja‟far. Riwayat yang

diminculkan Aba Ja‟far hadir dengan kasus tuduhan zina terhadap Maria. Dalam

persoalan ini Aisyah menjadi pelaku utama tersebarnya tuduhan perselingkuhan

Maria dengan Bararah (budak yang datang bersama Maria dari Mesir). Kemunculan

hadis tentang peristiwa ifk untuk yang pertama dan yang kedua muncul pada masa

Rasulullah SAW. Sedangkan ketiga dan keempat muncul pada masa tabi‟in.

Kemudian, pandangan yang kontradiksi antara Sunni dan Syi‟ah dapat dipahami

sebagai wujud proses periwayatan yang dibenturkan dengan kepentingan-kepentingan

tertentu. Dalam hal ini kemunculan hadis yang ketiga tidak bisa dilepaskan dengan al-

Walid sebagai seorang Mu‟awiyah dan persoalan politik antara Ali dan Mu‟awiyah.

Begitu juga dengan Aba Ja‟far dengan teologi Syi‟ah.

Page 10: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

x

PEDOMAN TRANSLITRASI

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penulisan skripsi ini

berpedoman pada buku “Pedoman Transliterasi Arab-Latin” yang dikeluarkan

berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia, tertanggal 22 Januari 1988, No. 158 Tahun 1987

dan No. 0543b/U/1987. Di bawah ini adalah daftar huruf Arab dan transliterasinya

dengan huruf latin.

A. Konsonan Tunggal

No Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan أ 1

Ba>’ B Be ب 2

Ta>’ T Te ت 3

s\a>’ S| es titik di atas ث 4

Ji>m J Je ج 5

Ha>’ H{ ha titik di bawah ح 6

Kha>’ Kh ka dan ha خ 7

Dal D De د 8

z\al Z| zet titk di atas ذ 9

Ra>’ R Er ر 10

Zai Z Zet ز 11

Si>n S Es س 13

Syi>n Sy es dan ye ش 14

S{a>d S{ es titik di bawah ص 15

Da>d D{ de titik di bawah ض 16

Ta>’ T{ te titik di bawah ط 17

Za>’ Z{ zet titik di bawah ظ 18

Page 11: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

xi

Ayn ...‘... koma terbalik (di atas)’ ع 19

Gayn G Ge غ 20

Fa>’ F Ef ف 21

Qa>f Q Qi ق 22

Ka>f K Ka ك 23

La>m L El ل 24

Mi>m M Em م 25

Nu>n N En ن 26

Waw W We و 27

Ha>’ H Ha ه 28

Hamzah ...’... Apostrof ء 29

Ya> Y Ye ي 30

B. Konsonan Rangkap (Syaddah)

Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem penulisan Arab dilambangkan

dengan huruf ganda, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda

syaddah itu.

Contoh: املنور ditulis al-Munawwir

C. Ta>’ Marbu>tah

Transliterasi untuk Ta>’ Marbu>tah ada dua macam, yaitu:

1. Ta>’ Marbu>tah hidup

Ta>’ Marbu>tah yang hidup atau mendapat h}arakat fath}a>h, kasrah atau

d}ammah, transliterasinya adalah, ditulis t:

Page 12: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

xii

Contoh: نعمةهللا ditulis ni’matulla>h

ditulis zaka>t al-fit}ri زكاةالفطر

2. Ta>’ Marbu>tah mati

Ta>’ Marbu>tah yang mati atau mendapat h}arakat sukun, transliterasinya

adalah, ditulis h:

Contoh: هبة ditulis hibah

ditulis jizyah جزية

D. Vokal

Vokal bahasa Arab, terdiri dari tiga macam, yaitu: vokal tunggal

(monoftong), vokal rangkap (diftong) dan vokal panjang.

1. Vokal Tunggal

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,

transliterasinya adalah:

a. Fath}a>h dilambangkan dengan a

contoh: ضرب ditulis d}araba

b. Kasrah dilambangkan dengan i

contoh: فهم ditulis fahima

c. D{ammah dilambangkan dengan u

contoh: كتب ditulis kutiba

2. Vokal Rangkap

Page 13: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

xiii

Vokal rangkap bahasa Arab yang dilambangkan berupa gabungan antara

harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

a. Fath}a>h + Ya> mati ditulis T

Contoh: أيديهم ditulis aidi>him

b. Fath}a>h + Wau mati ditulis au

Contoh: تورات ditulis taura>t

3. Vokal Panjang

Vokal panjang dalam bahasa Arab disebut maddah, yaitu harakat dan huruf,

transliterasinya adalah:

a. Fath}a>h + alif, ditulis a> (dengan garis di atas)

Contoh: جاهلية ditulis ja>hiliyyah

b. Fath}a>h + alif maqs}u>r ditulis a> (dengan garis di atas)

Contoh: يسعي ditulis yas’a>

c. Kasrah + ya> mati ditulis i> (dengan garis di atas)

Contoh: جميد ditulis maji>d

d. D{ammah + wau mati ditulis u> (dengan garis di atas)

Contoh: فروض ditulis furu>d}

E. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf alif

dan lam (ال). Namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata

sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti oleh

huruf qamariyyah.

Page 14: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

xiv

a. Bila diikuti oleh huruf qamariyyah ditulis al-

Contoh: القران ditulis al-Qur’a>n

b. Bila diikuti oleh huruf syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf

syamsiyyah yang mengikutinya serta menghilangkan huruf lam

Contoh: السنة ditulis as-Sunnah

F. Hamzah

Hamzah ditransliterasikan dengan tanda apostrof. Namun hanya berlaku

bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata saja. Bila hamzah itu

terletak di awal kata, maka ia tidak dilambangkan, tetapi ditransliterasikan

dengan huruf a atau i atau u sesuai dengan h}arakat hamzah di awal kata

tersebut.

Contoh: الماء ditulis al-Ma>’

تأويل ditulis Ta’wi>l

أمر ditulis Amr

Page 15: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

xv

KATA PENGANTAR

Alhamdu lilla>hi rabb al-‘a>lami>n, teriring rasa syukur pada yang maha „alim

yang memberikan sebagian ilmu dari apa yang ia ketahui. Sehingga dapat

menggerakkan penulis untuk membaca dari sebagian apa yang ia suratkan dalam

kitab-Nya dan yang ia tuturkan pada kekasih-Nya sebagai respon berbagai

problematika kehidupan. Dengan rahma>n dan rahi>m-Nya, segala hambatan dan

kesulitan, bisa dilalui dengan mental kesiapan dan kesanggupan yang ia berikan.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Panutan semua makhluk,

yang memiliki potensi intelektual, spiritual, dan emosional sempurna serta yang

selalu mengajarkan umatnya untuk berpikir progresif.

Tema yang penulis teliti adalah Hadis Tentang Peristiwa Fitnah Ifk (Perspektif

Sunni dan Syi‟ah), Pada dasarnya penelitian ini disusun untuk memenuhi persyaratan

guna memperoleh gelar magister Humaniora pada prodi Agama dan Filsafat

pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan kalijaga Yogyakarta. Akan tetapi tidak

hanya itu, semoga tulisan ini menjadi langkah awal bagi penulis untuk memperoleh

mentalitas keilmuan baru dalam wilayah al-dira>sah al-isla>miyyah.A<mi>n.

Dalam proses penyusunan tesis ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan,

bimbingan, motivasi, saran dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti

mengucapkan terima kasih kepada:

Page 16: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

xvi

1. Prof. Dr. Machasin, M.A., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

2. Prof. Nurhaidi Hasan, M.A. M.Phil. Ph.D, selaku Direktur Pascasarjana UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Ro‟fah, BSW. Ph. D. Selaku ketua Program Studi Agama dan filsafat dan Ahmad

Rafiq, M.A., Ph.D selaku sekretaris.

4. Dr. Nurun Najwah, M.Ag, sebagai pembimbing tesis, yang mengarahkan dan

memotivasi penulis.

5. Dr. Alfatih Suryadilaga, M.Ag, sebagai penguji yang menilai dan

mempertimbangkan kelayakan tesis ini.

6. Tata Usaha Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

7. Segenap Dosen Pascasarjan UIN Sunan Kalijaga yang telah memberikan

wawasan yang lebih luas kepada penulis.

8. Staf perpustakaan pusat dan Perpustakaan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.

9. Ibu dan Bapak, abang dan kakak serta kerabat-kerabat yang selalu mengiringi

do‟a dalam proses studi magister.

10. Teman-teman SQH B (Abdul Malik al-Munir, Andika, Asep Nahrul Musyaddad,

Baharuddin Jamawi, Baihaki, M. Faidul Akbar, Hanif Munadi, Iwan Parta,

Syaifuddin, Atrika F. A, Habshotun Nabawiyah, Nilda Hayati, Nafisatuzzahro, Sri

In Jati, Ummi N. R, ).

Page 17: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

xvii

11. Teman-teman SQH NR B (Faruq, Habib, Ihsan, pak Romelan, pak Mudori, Umar,

alm Said Nahdi. Zulfikar, Zen Nasution, Sri Namo, Nisa).

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan motivasi dalam menyelesaikan studi S-2 di Universitas

Islam Negeri Yogyakarta.

Walaupun tesis ini telah selesai dalam pengerjaannya, namun masukan dan

saran dari semua pihak senantiasa penulis harapkan. Karena penulis menyadari karya

ini masih ada kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Semoga karya tulis ini bisa

memberikan manfaat bagi kita semua, dan mampu memberikan sumbangsi bagi dunia

intelektual, khususnya dunia Ilmu al-Qur‟an dan Hadis. A>mi>n.

Yogyakarta, 18 Maret 2016

Penulis

Said Mujahid, S. Th. I

NIM. 1420510063

Page 18: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

xviii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN......................................................................... ii

SURAT BEBAS PLAGIASI ....................................................................................... iii

PERSETUJUAN TIM PENGUJI ................................................................................. iv

PENGESAHAN ............................................................................................................ v

NOTA DINAS PEMBINGBING ................................................................................. vi

MOTTO ...................................................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ viii

ABSTRAK ................................................................................................................... ix

PEDOMAN TRANSLITRASI ..................................................................................... x

KATA PENGANTAR ................................................................................................ xv

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xviii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xx

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xxi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 7

D. Telaah Pustaka ................................................................................................... 7

E. Krangka Teori .................................................................................................. 11

F. Metode Penelitian............................................................................................. 19

G. Sistematika Pembahasan .................................................................................. 22

BAB II KONSEP HADIS SUNNI DAN SYI‟AH ...................................................... 24

A. Konsep Hadis Sunni ......................................................................................... 25

1. Definisi Hadis ............................................................................................... 25

2. Kaidah kesahihan hadis ................................................................................ 28

B. Konsep Hadis Syi‟ah ........................................................................................ 34

1. Definisi Hadis ............................................................................................... 34

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.........................................................................7

Page 19: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

xix

2. Kaidah Kesahihan Hadis .............................................................................. 36

BAB III HADIS IFK DALAM RIWAYAT SUNNI DAN SYI‟AH .......................... 40

A. Redaksi dan Telaah Otentisitas Hadis Ifki dalam Riwayat Sunni .................... 40

1. Redaksi Hadis Ifk dalam Riwayat Sunni ...................................................... 40

2. Telaah Otentisitas hadis ifk dalam riwayat Sunni ........................................ 47

B. Redaksi dan Telaah Otentisitas Hadis Ifki dalam Riwayat Syi‟ah ................... 57

1. Redaksi Hadis Ifk dalam Riwayat Syi‟ah ..................................................... 57

2. Telaah Otentisitas Hadis Ifk dalam Riwayat Syi‟ah ..................................... 59

C. Pemaknaan hadis ifk dalam pandangan ulama Sunni dan Syi‟ah .................... 69

1. Syarah dan Tafsir tentang Hadis Ifk dalam Pandangan Sunni ...................... 69

2. Syarah dan Tafsir tentang Hadis Ifk dalam Pandangan Syi‟ah .................... 76

BAB IV PERISTIWA IFK DALAM KONTEKS SEJARAHNYA ........................... 80

A. Awal Mula Munculnya Ifk dalam Riwayat ...................................................... 81

B. Hubungan Ali, Aisyah dan Mu‟awiyah dalam Persoalan Ifk ........................... 85

C. Kehadiran Mariatul Qibtiyah di Madinah ........................................................ 94

D. Tuduhan Zina dan Alasan Pembelaannya ........................................................ 98

E. Penyusunan Kronologi peristiwa Ifk .............................................................. 103

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 113

A. Kesimpulan .................................................................................................... 113

B. Saran ............................................................................................................... 114

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 116

CURRICULUM VITAE ............................................................................................. 121

Page 20: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

xx

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 hasil keseluruhan takhri>j al-h{adis ............................................................... 46

Page 21: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan sanad hadis riwayat Tirmidzi 3014 .............................................. 48

Gambar 3.2 Bagan keseluruhan sanad hadis ifk Sunni ............................................... 49

Gambar 3.3 Bagan sanad hadis ifki riwayat Syi‟ah..................................................... 59

Gambar 3.4 Bagan keseluruhan sanad hadis ifk Syi‟ah .............................................. 60

Gambar 4.1. Bagan kronologi kemunculan hadis peristiwa ifk ................................ 112

Page 22: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hadis nabi yang dikenal dewasa ini, tidak lahir begitu saja. Dalam

perkembangannya hadis itu sendiri memiliki historis yang cukup panjang dan

mengalami metamorfosis yang dihadapkan dengan berbagai peradaban baik pada

aspek kekuasaan, keilmuan dan peradaban lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya

pemahaman yang tepat terhadap teks-teks hadis, dengan mengamati konteks

ketika hadis tersebut muncul dan konteks di mana hadis itu dimunculkan kembali

sebagai respon terhadap problematika yang timbul dalam masyarakat. Sehingga

tidak ada distorsi makna dalam memahami teks-teks hadis.

Distorsi makna pada teks-teks hadis seringkali muncul karena perbedaan

sudut pandang yang dimiliki baik itu disebabkan oleh doktrin aliran teologi atau

unsur kepentingan politik. Perbedaan pandangan dalam persoalan ajaran agama

Islam yang sangat mendasar sering kali ditemukan pada pemahaman teologi

Sunni dan Syi‟ah. Perbedaan pemehaman ini kemudian semakin jelas ketika

muncul beberapa tulisan yang mengkaji lebih jauh antara kedua aliran ini. M.

Qurais Shihab misalnya yang menulis Sunnah Syi‟ah Bergandengan Tangan

Munkinkah?: Kajian atas Konsep dan Pemikiran. Bagian dari buku ini

menguraikan tentang beberapa soal furu‟ seperti salat, puasa, zakat, dan haji.

Page 23: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

2

Dalam permasalahan salat terdapat perbedaan ketika mengumandangkan azan

subuh. Kalimat as}- S}ala>tu Khairun Min al- Naum tidak dikumandangkan dengan

alasan itu tidak diamalkan oleh nabi SAW.1

Di samping masalah salat, puasa, zakat, dan haji. Perbedaan pandagan

Sunni dan Syia‟ah juga terjadi pada ranah politik. Seperti halnya suksesi

pengangkatan Abu Bakar sebagai khalifah pertama setelah wafatnya Rasulullah.

Dengan berbagai dalil tentang keutamaan Ali, mengukuhkan pandangan Syi‟ah

bahwa Ali lah yang seharusnya menjadi pengganti Rasulullah SAW. Hal ini

didasarkan pada keyakinan Syi‟ah yang menyatakan bahwa Nabi diperintah oleh

Allah untuk menunjuk dan melantik 'Ali menjadi pengganti beliau sebagai

pemimpin spiritual dan politik. Selanjutnya Syi‟ah juga meyakini bahwa Allah

telah mewahyukan kepada Rasul-Nya supaya melantik 'Ali agar diketahui luas

oleh manusia. Rasulullah pun menunjuk dan melantik 'Ali setelah haji wada‟ di

Ghadir Khum, kemudian orang-orang saat itu membaiat beliau.2 perbedaan-

perbedaan ini seharusnya diletakkan pada posisinya masing-masing, sehingga

terlihat secara jelas elemen-elemen yang mempengaruhinya bahkan

membangunnya menjadi sebuah prinsip paham keagamaan.

1 M. Qurais Shihab, Sunnah Syi‟ah Bergandengan Tangan Munkinkah?: Kajian atas Konsep

dan Pemikiran (Jakarta: Lentera Hati, 2014), hlm. 245.

2Muh al-Tijani As-Samawi, Bersama Orang-Orang yang Benar, terj. Abdullah Beik (Jakarta;

Yayasan al-Sajjad, 1997) hlm. 44.

Page 24: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

3

Seperti halnya perbedaan yang terjadi pada beberapa persoalan di atas,

hal yang sama juga terjadi dalam hadis ifk yang terdapat dalam riwayat Sunni dan

Syi‟ah. Perbedaan riwayat ini kemudian menjadikan persoalan ifk patut untuk

dikaji kembali, karena perbedaan antara Sunni dan Syi‟ah bisa jadi disebabkan

pembacaan yang terpisah antara teks riwayat dan konteks ketika riwayat tentang

peristiwa tersebut muncul. Oleh karena itu, pemahaman teks harus disertai

dengan konteksnya, sehingga pehaman yang diperoleh bukanlah makna yang

parsial antara teks dan konteks atau tradisi yang melingkupinya.

Komarudin Hidayat dalam bukunya Memahami Bahasa Agama Sebuah

Kajian Hermeneutik menegaskan perlu disadari bahwa tradisi jauh lebih

kompleks dibanding penuturan sebuah buku. Misalnya yang berkaitan dengan

tradisi kenabian apa yang kita namakan teks al-Qur‟an dan himpunan hadis

adalah sebagian saja dari realitas tradisi keIslaman, sehingga jika memahami teks

al-Qur‟an dan hadis yang ditarik dan dipisahkan dari asumsi-asumsi sosial sangat

mungkin akan terjadi distorsi informasi atau mungkin salah paham.3 Jadi, teks

hadis harus diletakkan pada dataran sejarahnya sehingga antara teks hadis dan

tradisi yang melingkupinya saling menjelaskan satu sama lain. dalam hal ini

hadis-hadis tentang ifk menjadi alasan untuk meletakkan teks pada kronologi

3 Komarudin hidayat, Memahami Bahasa Agama Sebuah Kajian Hermeneutik (Jakarta:

Paramadina, 1996), hlm.23.

Page 25: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

4

historisnya, karena riwayat tentang ifk muncul dengan dua tokoh yang berbeda

dan dalam satu kasus yang sama sebagaimana teks hadis berikut ini:

ز حسصب ح ث خ أث حسصب غ١ل أؼب ػ شب ح ث أث أذجط ػط لبذ ػبئشخ ػ

ب شوط ب شوط اص شأ ذ ػ ث ضؼي لب ص الل الل ػ١ ؼ ط١جبذ ف

س س فزش ح أص الل ب ػ١ ث أ ب لبي ص أش١طا ثؼس أ أثا أبغ ف ػ أ

الل ب ذ ػ ػ أ أثا لظ ؼء ث الل ب ذ ػ ػ١ ل لظ ؼء زذ

أب إل لظ ث١ز ل حبضط ؼ غبة إل ؼفط ف غجذ ............4

Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan telah menceritakan

kepada kami Abu Usamah dari Hisyam bin Urwah telah mengkhabarkan

kepadaku ayahku dari Aisyah berkata: Saat perihalku disebut sedemikian

rupa dan aku tidak mengetahuinya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam

berdiri berkhutbah dihadapanku, beliau membaca kalimat syahadat dan

bertahmid dengan tahmid yang layak bagiNya, setelah itu beliau bersabda:

"Hadirin semua, berilah aku saran-saran tentang orang-orang yang

menuduhkan keburukan pada keluargaku (maksud beliau 'Aisyah), demi

Allah aku tidak mengetahui suatu keburukan pun atas keluargaku, dan

mereka tuduhkan keburukan kepada orang yang demi Allah aku tidak

mengetahui suatu keburukan pun atasnya (maksud beliau Shafwan bin

Mu'aththal). Ia (Shafwan) tidak masuk rumahku sama sekali melainkan aku

ada dan tidaklah aku pergi dalam suatu perjalanan melainkan ia (Shafwan)

pergi berasamaku........”

ص س ح ص س ح بي ط ل ف ؼ س ث ج ح ب ب ص س ح بي بي ل ض ث ف ث ػ ؽ اح ػ ؽ ١ س ث ػ ح ب

س ج ػ ٠ ل ب اؽ ١ ػ ط ف ؼ ب ج ث ا ذ ؼ : ؼ بي ح ل اض ض ظ ط ػ ١ ى س خ ي( ث ث ح هللا ) ب : ي م

ط ث ا بد ب٠ش ػ ذ ب م ا ف س ٠ س ب ش ع ح ١ ػ ع ح آ ١ هللا ػ ص ي هللا ؼ ث ض ١ ا ب اص خ

ف ١ ػ ه ع ح ٠ ص هللا ي ؼ ض ش ؼ ج ح، ف ٠ ط ج ث ا ل إ ب ١ ػ آ هللا ػ١ ز م ث ط ا ب

١ اؽ ؼ ١ ا ل اؽ ١ ػ ػ ت ص ف و ف بئ ح ف ط ج ام ح ٠ ط ج ب ١ ػ ػ ة ط ض ظ

ز ؽ اج بة ث ل اؽ ف ف ط ل ػ اؽ ١ ب ػ ١ أ ػ ب ض بة ف اج ح ز ف ١ ح ٠ ط ج ١ ا ج أل ف ب

4 Tirmiz\i> bab tafsi>r al-Qur’a>n ‘an Rasu >lilla>h hadis nomor 3104 dalam Software Mausu’ah al-

H{adis al-Syarif, Global Islamic Sofware. 1997.

Page 26: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

5

ؼ اج ض ط ث ز أ ت ف ض اغ ج إ عي ظ بئ بة فصت ػ ػ١ اؽل ػ اح ح اج ز ف ٠ ب

ز ؽ اج ش ا ٠ ب ذ ثطا ف ح س ٠ ط ج ؼ ج ار ب م صؼس ف رخ صؼس ػ ػ١ ط

بي ج ط ب ػ ١ فبشا ر ض ػ د س ج ارخ ف ق ف ؽ ف ب زب ض ث ف ط ص ا ل ف اؽ

ل هللا اد ص بي م ص هللا ػ١ آ ف ج ا ل إ ػ١ اؽ ػ ف ط ص ب ف بء ؽ ب

ب اؽ ٠صطف ػ اص لل س ح : ا آ ١ ػ .ذ ١ اج ء أ5

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja‟far ia berkata telah

meceritakan kepada kami Muhammad bin „Isa dari Husein bin „Ali bin Fadl

ia berkata telah menceritakan kepada kami „abdullah bin Bakir dari Zirarah

dia berkata saya mendengar Aba Ja‟far „alaihimassalam ia berkata rasulullah

sangat sedih ketika Ibahim (putranya) wafat. Maka Aisyah berkata apa yang

membuatmu bersedih atasnya, yang membuatmu sedih tidak lain hanyalah

anak seorang budak. Maka rasul saw mengutus Ali dan memerintahkannya

untuk membunuhnya. Maka ali pergi dengan membawa pedang bersamanya.

Sementara budak qibti tersebut berada dalam kebun. Ali menggedor-gedor

pintu kebun tersebut, lalu budak itu mendatangi pintunya untuk

membukanya, ketika dia tahu yang datang Ali dengan wajah marah, budak

itu kembali dan tidak jadi membukakan pintunya. Maka Ali pun melompat

dan sampailah Ali kedalam kebun dan mengikutinya lalu budak itu

mengikuti dan membelakangi Ali. Ketika budak itu khawatir ditekan oleh

Ali maka budak itu lari dan naik pohon kurma dan Ali menengadah

keatasnya dan budak itu melemparinya dari atas pohon kurma lalu terlihatlah

aurat budak itu. Maka bahwasanya tidak ada padanya apa yang dimiliki laki-

laki dan apa yang dimiliki perempuan. Maka Ali kembali pada nabi saw.

Rasulullah bersabda segala puji bagi Allah yang telah memalingkan ahlu bait

dari keburukan.

Pada dasarnya kedua teks hadis tenang ifk di atas tidak ada yang perlu

dipermasahkan, hanya saja ketika teks hadis tersebut direduksi oleh beberapa

kalangan, teks hadis tersebut kemudian mendominasi riwayat yang satu atas

riwayat yang lainnya. Yusuf al-Qaradhawi dalam bukunya Distorsi Sejarah

Islam menytakan bahwa terdapat pendistorsian para sejarawan Islam. Hal ini di

karenakan mereka lebih banyak meriwayatkan hadis- hadis tentang fitnah dan

tanda- tanda hari kiamat. Akibatnya, yang tersebar adalah hadis- hadis pesimisme

bukan optimisme. Padahal jumlah hadis s}ah}i>h yang menerangkan tentang

5 Software Bih}a>r al-Adalah. Lihat juga Abi Hasan Ali bin Ibrahim al- Qumi, Tafsi>r Al-Qumi>,

juz 2 (Iran: Dar al-Kitab, 1202 H), hlm. 99.

Page 27: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

6

optimisme sangat melimpah ruah.6 Kaitannya dengan hadis di atas adalah,

pengambilan teks hadis secara terpisah akan melahirkan pemahaman yang hanya

terfokus pada satu sisi dan menyamarkan sisi yang lain. masalah inilah yang

kemudian terdapat ketika memahami hadis tentang ifk.

Abu Abdurrahman al-Mis}ri di satu sisi dalam bukunya Air Mata Nabi,

beliau memasukkan persoalan ifk pada bab cobaan- cobaan yang menimpa nabi

salah satunya yaitu insiden ifk dan tuduhan zina terhadap istri nabi.7 Pada bagian

ini beliau hanya memaparkan riwayat tentang tuduhan zina terhadap „Aisyah

tanpa menyinggung riwayat yang menjelaskan ifk terhadap Maria. Di sisi lain

Muhammad Husen at-Thaba‟ Thabai dalam tafsirnya al-Mizan fi Tafsir al-

Qur‟an, ketika menafsirkan surah an-Nur ayat 11- 15 beliau menyatakan bahwa

riwayat ahlu Sunnah dikaitkan dengan peristiwa Aisyah sedangkan Syi‟ah

meriwayatkan tentang Mariatul Qibtiyah.8 Pada persoalan ini, maka apa yang

diklasifikasikan Barmawi Mukri tentang hadis dalam beberapa perspektif di

antaranya hadis dalam perspektif sosial keagamaan mejadi hal yang sangat

penting untuk dipahami. Barmawi menegaskan hadis dalam perspektif sosial-

keagamaan saat ini telah mengalami reduksi dan degradasi status. Masing-

masing fraksi organisasi keagamaan telah muncul perbedaan yang bukan hanya

bersifat artifisial, akan tetapi sudah mengarah pada hal-hal yang bersifat prinsip.9

Oleh karena itu untuk memahamkan hadis tentang ifk perlu adanya kajian yaang

meletakkan hadis- hadis tersebut pada dataran kronologi sejarahnya, dalam

6 Yusuf al-Qaradhawi, Distorsi Sejarah Islam, terj. Arif Munandar Riswanto (Jakarta: Pustaka

al-Kautsar, 2005), hlm. 273-274.

7 Abu Abdurrahman al-Mis}ri, Air Mata Nabi terj. Kamran As „ad Irsyady (Jakarta: Amzah,

2008), hlm. 247-262.

8 Muhammad Husen al-Thaba‟ Thabai, al-Mizan fi Tafsir al-Qur‟an (Libanon: Beirut, 1997)

hlm. 89.

9 Barmawi Murki, Kontekstualisasi Hadis Rasulullah: Mengungkap Akar dan

Implementasinya (Yogyakarta: Ideal, 2005), hlm. Xii.

Page 28: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

7

kajian hadis dikenal dengan ilmu tarikh al-mutun al-h}adis}. Dengan kajain tarikh

al-mutun al-h}adis penulis mengharapkan tulisan ini tidak hanya sekedar

memaparkan perbedaan antara kedua aliran teologi ini, jauh dari itu penulis ingin

memposisikan hadis tentang ifk dari riwayat Sunni dan Syi‟ah pada dataran

sejarah. Sehingga hadis tentang ifk tidak lagi terkungkung dalam koridor aliran

teologi, akan tetapi menjadi sebuah pembacaan sejarah yang komprehensif.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah otentisitas riwayat hadis Sunni dan Syi‟ah yang menjelaskan

peristiwa ifki?

2. Bagaimana memahami riwayat-riwayat hadis tersebut dengan pendekatan

kronologi sejarah?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui riwayat hadis Sunni dan Syi‟ah dalam menjelaskan

peristiwa ifki.

2. Dengan menggunakan analisis kronologi sejarah dalam hal ini ilmu tarikh

al-mutun al-hadis dapat melihat dan memposisikan riwayat Sunni dan

Syi‟ah pada dataran sejarahnya.

D. Telaah Pustaka

Telaah atau kajian pustaka dalam sebuah penelitian merupakan hal yang

sangat urgen karena kajian pustaka ini akan menunjukkan dan membuktikan

orisinalitas sebuah karya yang tujuannya untuk menghindari plagiasi karya orang

Page 29: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

8

lain. Dalam penelitian ini ada tiga aspek yang menjadi perhatian dalam kajian

pustaka, yaitu karya yang berkaitan dengan Aisyah, Mariatul Qibtiyah, dan

peristiwa ifki. Oleh karena itu penulis akan memaparkan beberapa tulisan yang

berkaitan dengan tiga kategori tersebut untuk menunjukkan bahwa tulisan ini

bukan hasil dari plagiasi atas tulisan-tulisan yang sudah ada juga memperjelas

wilayah kajian yang akan penulis lakukan.

Karya yang berkaitan dengan kategori Aisyah tentu sudah banyak sekali,

diantaranya; “Aisyah dan Peranga Jamal “Potret Politik Perempuan Pada Masa

Khalifah Ali Ibn Abi Thalib”, Diterbitkan di Yogyakarta oleh Fak. Adab UIN

SUKA pada tahun 2003. Kemudian Wahyuni Shifatur Rahmah dengan judul

"Riwayat Aisyah dalam Musnad Ahmad Bin Hanbal". Tulisan dalam bentuk

skripsi pada Fak. Ushuluddin UIN SUKA tahun 2004. Zakiah Umihani

“Kecemburuan Aisyah dalam Rumah Tangga Poligami Bersama Nabi

Muhammad Saw (Studi Ma'ani Al-hadis)” tahun 2014. pokok penelitian skripsi

ini difokuskan pada kajian ma‟ani al-hadis terhadap hadis kecemburuan Aisyah

dalam rumah tangga poligaminya bersama Nabi SAW sebagai suatu ide solusi

atas permasalahan di atas khususnya kecemburuan.10

Ketiga karya ini jika dikaitkan dengan apa yang akan penulis teliti nanti

sangat jauh perbedaannya. Karena peristiwa yang menjadi fokus tulisan masing-

masing berbeda-beda. Akan tetapi ada dua karya yang penulis temukan yang

10

Zakiah Umihani “Kecemburuan Aisyah dalam Rumah Tangga Poligami Bersama Nabi

Muhammad Saw (Studi Ma'ani Al-hadis)” Skripsi Fak. Ushuluddin, Studi Agama, dan Pemikiran

Islam UIN SUKA 2014. Hlm iiiv.

Page 30: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

9

mengkaji masalah yang sama seperti, skripsi yang ditulis Fahmi Hidayatullah,

“Introspeksi Terhadap Berita Dalam Konsepsi Surah Al Nur Ayat 15.”

Fahmi Hidayatullah dalam tulisannya menjelaskan bagaimana konsepsi

Islam terhadap berita yang terdapat dalam surah an-Nur yang pada akhirnya ia

berkesimpulan bahwa menurut pandangan ulama celaan Allah SWT terhadap

orang yang meremehkan suatu berita gosip adalah suatu larangan atas hal

tersebut dan hal tersebut merupakan suatu perbuatan yang besar dosanya di mata

Allah SWT. Sedangkan untuk mengaplikasikan larangan penyebaran gosip yang

terkandung dalam surah al-Nur ayat 15 ditunjukkan pada kata hayyinan dan

„azim. Untuk kata hayyinan, hal yang seharusnya dilakukan adalah dengan ber-

husnudan (sebagai wujud dari tidak mermehkan) dengan berita tersebut dan

untuk kata „azim yaitu dengan menyadari bahwa hal itu adalah dosa besar.11

Tulisan ini memang membahas masalah berita bohong akan tetapi lebih pada

konsepnya dan fokus pada teks al-Qur‟annya lebih jelasnya tulisan ini mengejar

makna berita bohong dalam surah an-Nur ayat 15 dan kontekstualisasi dalam

penyebaran berita saat sekarang, seperti maraknya gosip. Seperti yang Fahmi

tekankan untuk mengetahui larangan penyebaran gosip sebagaimana terkandung

11

Fahmi Hidayatullah, “Introspeksi terhadap Berita dalam Konsepsi Surah Al Nur Ayat

15”.skripsi jurusan ilmu al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Sunan Ampel

Surabaya 2015. Hlm. Vii.

Page 31: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

10

dalam surah al-Nur ayat 15 dan aplikasi larangan penyebaran gosip dalam surah

al-Nur ayat 15 terhadap fenomena kehidupan sosial dewasa ini.12

Pada kajian hadis ifki sendiri, Siti Khodijah Nurul Aula menulis

“Pemahaman Hadis Al-Ifki dalam Perspektif Historis (Studi Ma'anil Hadis)”

tulisan ini merepresentasikan pemaknaan hadis ifki dengan kacamata historis.

Sampai pada kesimpulan bahwa menurut Aula munculnya tuduhan zina terhadap

Aisyah juga dipengaruhi kondisi Islam yang masih pada tahap penyebaran,

sehingga orang-orang yang menolak Islam mencari berbagai cara untuk

mempengaruhi orang sekitarnya. Selain itu kekalahan yang diterima kaum

yahudi dibawah pimpinan Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Salul juga

menjadi factor yang memicu tibulnya tuduhan tersebut.13

Aula juga melihat teks hadis dan fenomena perselingkuhan yang terjadi di

masyarakat dewasa ini. Dalam tulisannya Aula memberikan bab tersendiri yang

membahas kontekstualisasi hadis al-ifki dengan tuduhan perselingkuhan rumah

tangga. Lebih jauh bahwa menurut Aula hadis ini bukan hanya peristiwa masa

lalu jauh dari itu hadis ini merupakan solusi alternative menghadapi

perselingkuhan dalam rumah tangga pada masa sekarang.14

Meskipun demikian

tulisan ini belum mewakili kegelisahan penulis yang akan melihat peristiwa ifki

12

Ibid.

13 Siti Khodijah Nurul Aula “Pemahaman Hadis Al Ifki dalam Perspektif Historis (Studi

Ma'anil Hadis)” Ushuluddin, Studi Agama, dan Pemikiran Islam UIN SUKA 2013, hlm. 99.

14 Siti Khodijah Nurul Aula “Pemahaman Hadis Al Ifki. Hlm. 103-110.

Page 32: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

11

pada dataran historisnya dengan menganalisis riwayat-riwat Sunni dan Syi‟ah.

Karena tulisan Aula ini masih fokus pada riwayat Sunni.

E. Krangka Teori

Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu ta>ri>kh al-mutu>n. Dalam

kajian ilmu hadis, ilmu hadis dibagi pada dua bagian yaitu ilmu hadis riwayat

dan ilmu hadis dirayat. Ilmu hadis riwayat adalah Ilmu hadis yang khusus

berhubungan dengan riwayah adalah ilmu yang meliputi pemindahan

(periwayatan) perkataan Nabi SAW dan perbuatannya, dan penguraian lafaz-

lafaznya. Sedangkan ilmu hadis dirayat ialah ilmu yang bertujuan untuk

mengetahui hakikat riwayat, syarat-syarat, macam-macam, dan hukum-

hukumnya, keadaan para perawi, syarat-syarat mereka, jenis yang diriwayatkan,

dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. 15

Subhi as-Shalih kemudian menekankan bahwa suatu pekerjaan yang

percuma jika mempelajari matan-matan hadis dan menghafal kitab-kitab riwayat

tampa mempelajari ilmu hadis dirayat, yang merupakan kajian historis analisis

terhadap segala ucapan dan perbuatan Rasulullah SAW. Lebih jauh lagi bahwa,

ilmu hadis dirayat kedudukannya bagi matan-matan hadis sama seperti tafsir bagi

al-Qur‟an, atau hukum-hukum yang berpangkal pada berbagai peristiwa.16

Jika

15

Nawir Yuslem, Ulumul Hadits (Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya. 2001), hlm. 3.

16 Subhi as-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, terj. Tim Pustaka Firdaus (Jakarta: Pustaka

Firdaus, 1993), hlm. 102.

Page 33: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

12

demikian jelas bahwa Ilmu Ta>ri>kh Mutu>n merupakan bagian dari ilmu hadis

dirayat. Hal ini karena Ilmu Ta>ri>kh Mutu>n adalah salah satu disiplin ilmu hadis

yang kajiannya berkaitan dengan aspek historis sebuah hadis. Sedangkan ilmu

hadis riwayat tidaklah membahas sampai pada hal ihwal dari sebuah hadis

melainkan hanya pada aspek cara menerima, menyampaikan kepada orang lain

dan memindahkan atau mendewankan dalam suatu dewan hadis. Dalam

menyampaikan suatu hadis hanya dinukilkan dan dituliskan apa adanya, baik

mengenai matan maupun sanadnya.17

Demikian juga Fatchur Rahman yang

meletakkan Tawarikh al-mutun pada aspek kajian matan hadis.18

Dengan meletakkan

ilmu tawarikh al-mutun bagian dari ilmu hadis dirayat hal ni menunjukkan bahwa

tawarikh al-mutun merupakan ilmu yang dapat memberikan pemehaman terhadap teks

hadis nabi, seperti yang dikemukakan Subhi Shalih pada pembahasan sebelumnya.

Ta>rikh al-mutun ditinjau dari segi bahasa terdiri dari tiga kata dalam bahasa

arab, yaitu kata ilmu berarti pengetahuan19

, sedangkan ta>rikh secara bahasa

berarti ketentuan masa, secara istilah ta>rikh diartikan sebagai keterangan yang

menerangkan hal ihwal umat dan segala sesuatu yang terjadi di kalangannya pada

masa yang telah lampau atau pada masa yang telah ada. selain itu juga digunakan

dalam arti perhitungan tahun dan buku sejarah dengan tahunnya. Adapun ilmu

17

Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahul Hadis (Bandung: PT. Alma‟arif, 1974), hlm. 74.

18 Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahul Hadits, hlm. 77.

19 Achmad Warson Munawwir, al-Munawwir Kamus Arab –Indonesia (Surabaya : Pustaka

Progressif, 1997), Hlm. 966.

Page 34: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

13

ta>rikh sendiri adalah suatu pengetahuan yang bermanfaat untuk mengetahui

keadaan-keadan atau kejadian- kejadian yang telah lampau dalam kehidupan

umat, atau keadaan-keadaan atau kejadian yang masih ada (sedang terjadi) di

dalam kehidupannya.20

Sedangkan kata al-mutu>n merupakan jamak dari kata al-

matn yang berarti punggung jalan atau bagian tanah yang keras dan menonjol ke

atas.21

jika dikaitkan dengan hadits, maka matan yang di maksud disini adalah

redaksi sebuah hadits yang menjadi unsur pendukung pengertiannya.22

Dengan

demikian Ilmu ta>ri>kh mutu>n secara etimologi dapat diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari sejarah sebuah matan hadits.

Secara terminologi, Hasbi As-Shiddiqy memberikan pengertian Ilmu

ta>ri>kh mutu>n sebagai berikut :

ز احس٠ش اشط٠ف ػ ٠ؼطف ث ربض٠د ض

“Ilmu yang dengan dia, diketahui sejarah datangnya hadits yang mulia

(Nabi menyabdakan haditsnya)”23

dengan kata lain Ilmu ta>ri>kh mutu>n

merupakan sebuah ilmu yang mengkaji tentang sejarah lahirnya sebuah matan

hadis. Adapun sejarah yang di maksudkan dalam pengertian di atas adalah fakta-

20

Moenawar Cholil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad saw. Jilid 1 (Jakarta : Gema

Insani Press, 2001) hlm. 1.

21 Ibnu Mandzur, lisa>n al-‘Arab (Beirut : Da>r Lisan al-Arab), hlm. 434-435.

22 Muhammad A‟jaj al-khatib, Ushul al-Hadits: Pokok-Pokok Ilmu Hadits (Jakarta : Gaya

Media Pratama, 2007), hlm. 12.

23 T.M.Hasbi Ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits, jilid II (Jakarta : Bulan

Bintang, 1981), hlm. 302

Page 35: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

14

fakta sejarah yang menunjukan kapan dan dalam keadaan yang seperti apa

sebuah hadits itu dikeluarkan oleh Rasulullah, sehingga dapat diketahui lebih

jauh maksud dan dalam konteks apa sebuah hadits dikeluarkan. Jika dilihat dari

pengertian di atas, maka yang menjadi obyek kajian ilmu ini adalah kronologi

sejarah dikeluarkannya sebuah teks hadits. Sedangkan sejarah sendiri memiliki

arti yaitu, rekonstruksi masa lalu dan yang direkontruksi sejarah itu ialah apa saja

yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan dan dialami oleh orang.24

Lebih lanjut bahwa ilmu sejarah adalah ilmu yang sangat luar biasa yang

mempunyai tujuan dan makna yang mendalam karena ilmu ini memberi

informasi kepada manusia tentang keadaan umat dan perilaku umat masa lalu,

sehingga persoalan dunia dan agama tidak akan sempurna tanpa pemahaman

yang mendalam akan ilmu sejarah.25

Berangkat dari persoalan ini maka Ilmu

ta>ri>kh mutu>n bukan lagi sekedar mengungkapkan kapan suatu teks hadis

muncul. Jauh dari itu, Ilmu ta>ri>kh mutu>n sudah pada tarap pemahaman suatu

teks hadis dengan melacak kapan, dimana, dan siapa yang ada dalam sebuah

teks hadis.

Tiga aspek di atas juga di pertanyakan oleh Juynboll ketika

mempersoalkan keotentikan sebuah teks hadis. Menurut beliau tiga aspek

tersebut harus dipertanyakan terlebih dahulu sebelum hal-hal yang lainnya. Tiga

24

Kunto Wijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya), hlm. 17.

25 Ibnu Khaldun, Tarikh Ibnu Khaldun (Beirut: Dar al Kutub al „Ilmiyah, Jilid I, Cet I, 1992),

hlm.9.

Page 36: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

15

hal yang menjadi pertanyaan beliau yaitu, pertama Siapakah orang yang pertama

kali menyebarkan matan tersebut. Kedua kapan matan tersebut mulai

diriwayatkan. Ketiga di mana matan tersebut muncul dan diriwayatkan untuk

pertama kali.26

Hanya saja analisis yang dilakukan oleh Juynboll untuk melihat

dari aspek sanadnya yang kemudian bertuajuan untuk mengetahui siapa yang

pertama kali meriwayatkan sebuah teks hadis. Berbeda dengan Ilmu ta>ri>kh

mutu>n yang berorientasi pada redaksi hadisnya. Sehingga analisis terhadap suatu

teks hadis akan memposisikan teks hadis tersebut dengan pemahaman kronologi

sejaranya.

Pada dasarnya aspek kronologi dalam keilmuan sejarah hanyalah

pemetaan dalam penulisan sejarah yang dianggap sangat penting. Karena

Penyusunan data sejarah yang paling masuk akal adalah penyusunan secara

kronologis yakni dalam periode-periode waktu.27

Meski demikian, penyusunan

sejarah dengan periode-periode waktu menjadi tolok ukur yang membedakannya

dengan kajian sosial. Kalau dalam penulisan sosiolog alur lurus atau tidak, tidak

menjadi masalah berbeda dengan sejarah. Misalanya kita akan menulis

perubahan sosial di Semarang 1959-1990. Dalam penulisan sosiologi, angka

tahun tidak penting karena ilmu sosial biasanya berbicara tentang masalah

26

G.H.A. Juynboll, Muslim TradiTion: Studies in Chronology Provenance and Authorship of

Early Hadith (Cambridge: Cambridge University Press, 1983), hml. 70.

27 Luis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosutanto (Jakarta : UI Pers, 1985),

hlm. 149.

Page 37: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

16

kontemporer. Dalam ilmu sosial, orang berfikir tentang sistematika, dan tidak

tentang kronologi.28

Sedangkan ilmu sejarah kronologi hal yang sangat

diperhatikan. Karena kronologi merupakan satu-satunya norma obyektif dan

konstan yang harus diperhitungkan oleh sejarawan. Bahkan kronologi hanya

secara relatif bersifat obyektif, karena periodisasi dapat dan seringkali bersifat

sewenang-wenang. Kesewanangan itu yang paling menonjol adalah di dalam

periodesasi pemirkiran atau gerakan seperti abad kepercayaan, masa pencerahan,

revolusi industri, abad kemajuan. Dan terkadang mengakibatkan cukup

misrepresentasi sehingga mengimbangi keuntungan didaktis yang diharapkan.29

Kuntowijoyo lebih lanjut memberikan gambaran bagaimana aspek

kronologi bekerja dalam sebuah sejarah perubahan sosial. Dalam sejarah

perubahan sosial itu akan diurutkan kronologinya misalnya penulisan itu akan

nampak seperti, Semarang sekitar 1950, 1950-1960, 1960-1970. Dari tiap

dasawarsa perubahan itu dapat diukur dengan transportasi atau dengan ukuran

lalin. Mislnya, Semarang berubah dari daerah pejalan kaki, sepeda dan andong,

sepeda motor, dan bus. Jika memakai ukuran yang lebih total, setiap periode

harus ada driving force masing-masing. Misalnya, peranan pendidikan untuk

28

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, hlm. 102-103.

29 Luis Gottschalk, Mengerti Sejarah, hlm. 149.

Page 38: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

17

periode pertama, peranan organisasi peolotik untuk periode kedua, peranan

militer untuk periode ketiga.30

Penggambaran cara kerja yang diberikan Kuntowijoyo dengan melihat

perubahan sosial di Semarang pada periode atau kurun waktu-waktu tertentu.

Kemudian perubahan sosial pada periode-periode tersebut diukur dengan kondisi

yang sifatnya berubah dan tidak hanya itu, ukuran yang lebih total juga akan

mengahadirkan dalam istilah Kuntowijoyo disebut driving force atau hal-hal

yang mendorong dibalik perubahan sosial yang terjadi. Jadi, jika ditarik dalam

kajian Ilmu Ta>ri>kh Mutu>n, pemahaman terhadap kronologi sebuah teks hadis

merupakan penuyusunan sebuah sejarah teks dengan pemetaan periode atau

kurun waktu. Kemudian tiap-tipa periode akan diukur dengan kondisi teks hadis

ketika muncul dan seterusnya pemahaman yang lebih total dengan melihat

unsur-unsur yang mendorong terbentuknya kondisi yang melingkupi teks

tersebut. Dengan demikian mengetahui kronologi sejarah dari sebuah teks hadis

ini juga berarti mengetahui teks yang mana yang mendahului atas teks yang

lain. dalam kajian hadis disebut dengan an-na>sikh wa al-mansu>kh.

Imam al-Bulqi>ni, menyebutkan bahwa kajian ini memiliki banyak sekali

manfaatnnya terhadap kajian lain, di antaranya adalah dalam kajian an-na>sikh wa

al-mansu>kh.31 Senada dengan apa yang diungkapkan Ahmad Izzan dalam

30

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, hlm. 103.

31 Jalaluddin as-Suyuti, Tadri>b ar-Ra>wi> Fi> Syarh}i Taqri>b An-Nawawi>, ( Da>r Ibnu al-Jauzy :

1431 H), hlm. 1057.

Page 39: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

18

bukunya Ulumul Hadis bahwa beliau melihat dari topik pembahasannya

kemudian menyatakan ilmu Ilmu ta>ri>kh mutu>n ini sangat berguna dan berperan

sekali untuk mengetahui nasikh dan mansukh.32

Selanjutnya untuk mengetahui

ta>ri>kh mutu>n dari suatu teks hadis beberapa bentuk lafaz berikut ini dapat

membatu dalam melihat suatu teks hadis sebagai berikut:33

1. Perkataan اول ما كان كذا “permulaan yang terjadi adalah begini.

2. Dengan disebut lafadh قبل ( sebelum).

3. Dengan terdapat perkataan بعد : kemudian, sesudah.

4. Dengan perkataan اخر االمرين : yang terakhir dari dua urusan.

5. Dengan kata بشهر : dengan sebulan.

6. Dengan kata عام ( tahun ).

Lafaz-lafaz di atas tentu sangat memudahkan dalam memahami sebuah

teks hadis untuk mengetahui kronologi sejarahnya. Akan tetapi hal ini tidak

membatasi bahwa teks di luar lafaz-lafaz tersebut dinyatakan tidak memilki

kesejarahan. Kronologi sebuah teks hadis seharusnya bisa dirujuk dengan

penjelasan para ulama terhadap teks trsebut sehingga antara teks dan apa yang

dijelaskan para ulama sebelumnya dapat saling menjelaskan yang satu dengan

yang lainnya. Dalam kaitannya dengan penelitian ini diketahui bahwa terdapat

32

Ahmad Izzan, Ulumul Hadis (Bandung: Anggota Ikapi, 2011), hlm.136.

33 „Aisyah „Abdurrahman bitu Syati‟, Muqaddimah ibnu Shalah wa Mahasin al-Istilah

(Mesir: Darul Ma‟arif, 1990), hlm. 714.

Page 40: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

19

dua riwayat yang memaparkan satu kasus yang sama dengan perbedaan objek

dari kasus tersebut. berita bohong berupa tuduhan zina terhadap Aisyah dalam

satu riyawat dan pada riwayat yang lain berita bohong yang merupakan tuduhan

zina juga di lontarkan pada Mariatul Qibtiyah. Oleh karena itu dengan

menggunakan Ilmu Ta>ri>kh Mutu>n sebagai pendekatan atau sudut pandang, dapat

memahami kedua riwayat di atas dan menjadikannya pemahaman peristiwa yang

padu.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting dari sebuah

penelitian sehingga metode penelitian tidak bisa dipisahkan dari sebuah

penelitian. Bahkan metode penelitian akan membentuk karakter keilmiahan dari

penelitian, karena eksistensi metode dalam sebuah penelitian ini berfungsi

sebagai jalan bagaimana penelitian ini diselesaikan. Terkait dengan penelitian ini

maka penelitian ini:

1. Jenis dan sifat penelitian

Ditinjau dari obyeknya, penelitian ini merupakan penelitian pustaka

(library research), yaitu penelitian yang berorientasi pada data-data

kepustakaan, yang dalam hal ini terutama pada sembilan kitab hadis Sunni

dan kitab hadis primer Syi‟ah. Selain itu kitab-kitab syarah dan tafsir juga

kitab-kitab sejarah yang membahas tentang peristiwa ifk. Jika referensi

tersebut berkenaan dengan data maka selanjutnya kitab-kitab yang berkaitan

Page 41: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

20

dengan teori tarikh al-mutun al-hadis juga menjadi referensi yang

dibutuhkan dalam penulisan ini. Karena teori tarikh al-mutun al-hadis

menjadi pisau analisis dalam memahami dan memposisikan hadis-hadis ifk

dalam penelitian ini.

Sedangkan sifat penelitian ini adalah kualitatif karena tidak

menggunakan mekanisme statistik dan matematis dalam pengolahan data.

Data diuraikan dan dianalisis dengan memahami dan menjelaskannya.

2. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah metode atau cara yang digunakan

untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian yang sistematik

dan standar. Sedangkan data ialah semua keterangan atau informasi

mengenai suatu gejala atau fenomena yang ada kaitannya dngan penelitian.34

Data yang dikumpulkan dalam suatu penelitian harus relevan dengan pokok

permasalahan. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian

ini diperlukan suatu metode yang efektif dan efesien.

Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan

jalan dokumentasi terhadap buku-buku atau kitab-kitab serta kajian yang

masih ada kaitannya dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini sumber data

dibagi atas dua kategori; primer dan sekunder.35

Sumber data primernya

34

Tatang M. arifin, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta: Rajawali Press, 1995), hlm. 3.

35 Saifuddin Azhar, Metode Penelitian (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 911.

Page 42: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

21

adalah kitab-kitab hadis yaitu sembilan kitab induk Sunni (Sahih Bukhari,

Muslim, Sunan Abu Daud, Tirmizi, Nasa‟i, Ibn Majah, Musnad Ahmad,

Muatto‟ Imam Malik, Sunan al- Darimi ) dan juga kitab-kitab hadis Syi‟ah

(al-Kafiy fi Ilmi al-Din, Man la Yahz}uruh al-Faqih, Tahz\ib al-Ahka>m fi Syarh al-

Muqni’a, Nahj al-Bala>gah). Sedangkan sumber data sekundernya ialah semua

karya baik berbentuk buku, jurnal dan lainnya yang dapat mendukung

argumen penelitian ini.

3. Analisis data

Penelitian ini mengkaji teks hadis tentang peristiwa ifki dalam

riwayat Sunni dan Syi‟ah. Adapun metode yang digunakan dalam

menganalisa data yang diperoleh dari penelitian pustaka adalah dengan

deskriptif analitis. Deskriptif analisis ialah penelitian yang menuturkan,

menganalisis, serta mengklasifikasikan yang pelaksanaannya tidak hanya

terbatas pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi

data.36

Analisis ialah penanganan terhadap suatu objek ilmiah tertentu

dengan memilah-milah antara pengertian yang satu dengan pengertian yang

lain agar mendapatkan kejelasan suatu masalah.37

Dengan metode ini

36 Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tehnik (Bandung: Tarsito,

1994), hlm. 45.

37 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat (Jakarta: Raja Garafindo, 19995), hlm. 59-60.

Page 43: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

22

diharapkan nantinya akan memperoleh pemahaman yang tepat terhadap

data-data yang telah diperoleh.

Maka dalam penelitian ini yang di maksud deskriptif-analisis adalah

memberikan gambaran secara sistematis dan akurat mengenai peristiwa ifki

yang terkandung dalam riwayat Sunni dan Syi‟ah.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan gambaran alur dari penulisan ini.

Sehingga dengan adanya bagian ini akan mempermudahkan untuk penulisan ini.

Tulisan ini terbagi pada lima bab. Bab pertama, merupakan daya tarik sebuah

penelitian juga sekaligus menjadi alasan pentingnya penelitian itu dilakukan atau

dikenal dengan latar belakang masalah. Kedua rumusan masalah. Ketiga tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian. Keempat krangka teori yang menjadi

gambaran pola pikir dalam tulisan ini. Kelima tinjauan pustaka yang bertujuan

menekankan keorisinilan tulisan ini dalam arti bukan karya plagiasi dari karya

yang sudah ada. Keenam metode penelitian dan yang ketujuh sistematika

pembahasan itu sendiri.

Pada bab dua mulai menjelaskan konsep hadis dalam konsep Sunni dan

juga Syi‟ah. Bagian ini diperlukan sebagai ukuran apa itu yang di maksud hadis

dan kaedah keshaihannya. Sehingga ketika tidak ada kerancauan ketika masuk

pada bahasan selanjutnya yang berkaitan dengan klaim suatu riwayat sebagai

hadis dan juga ketika penilaian terhadap teks hadis tersebut. maka pembahasan

Page 44: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

23

pada bab tiga berkutat pada teks hadis ifki dalam riwayat sunni dan Syi‟ah.

Pemaparan redaksi hadis sunni dan Syi‟ah kemudian di takhrij dan menentukan

kualitas hadis tersebut disesuaikan dengan kaidah keshahihan hadis masing-

masing.

Setelah menentukan kualitas riwayat terakhir ialah memahami bagaimana

setiap riwayat mempresentasikan peristiwa ifki serta melihat konektisitas dengan

konteks sejarah yang melingkupinya. Hal ini dilakukan karena hal yang menjadi

urgen dalam tulisan ini ialah memposisikan riwayat –riwayat tersebut dengan

melihat konteks kemunculannya. Lebih jauh dengan melihat dan memperkirakan

kapan terjadinya peristiwa tuduhan zina pada Aisyah dan Mariatul Qibtiyah akan

membantu memposisikan riwat dalam kronologi sejarahnya. Juga melihat faktor-

faktor yang melingkupinya. Pemaparan data dan analisisis terhadapnya kemudian

menghasilkan beberapa standing point yang merupakan jawaban atas persoalan

akademik dari penulisan ini. standing point ini dimasukkan pada bab lima dan

dilengkapi dengan saran dari penelitian ini.

Page 45: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan dalam penelitian ini, hadis yang menjelaskan

tentang peristiwa tuduhan zina terdapat dalam dua kasus yaitu tuduhan yang

dilontarkan pada Mariatul Qibtiyah dan Aisyah ra. Dari hadis ini ada tiga hal

pokok yang dapat ditarik sebagai inti sari pembahasan ini:

1. Hadis yang berkaitan dengan kasus Aisyah semuanya bersumber dari Aisyah

dan muncul dalam beberapa variasi. Dan riwayat Tirmidzi yang menjadi hadis

pokok pada pembahasan ini secara sanad dinyatakan shahih dan bersambung

sampai pada Rasulullah saw. sedangkan secara keseluruhan pada bagian akhir

dari teks hadis tersebut terdapat keterangan bahwa hadis tersebut berkualitas

shahih hasan garib. Kemudian hadis yang berkenaan dengan Mariatul

Qibtiyah dalam riwayat Aba Ja‟far secara sanad dinyatakan bersambung

meskipun Zurarah tidak terdapat sebagai murid Aba Ja‟far, akan tetapi pada

biografi Zurarah terdapat keterangan bahwa Aba Ja‟far adalah guru dari

Zurarah. Zurarah memiliki koleksi hadis Aba Ja‟far dan mengikutinya. Secara

sanad memang bersambung hanya saja hadis ini langka di kalangan ulama

hadis Syi‟ah. Sehingga jika dikembalikan pada konsep hadis Syi‟ah hadis ini

disebut hadis shahih syadz.

Page 46: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

114

2. Secara historis peristiwa ifk terjadi dalam dua kejadian. Peristiwa pertama,

kasus Aisyah yang terjadi pada tahun ke-5 H. Dan peristiwa kedua terjadi

pada Mariatul Qibtiyah pada tahun ke-10 H. persolan pembelaan dan

pembebasannya, Sunni dan Syi‟ah mengaitkan kedua kasus dengan surah an-

Nur ayat sebelas dan seterusnya. Sunni yang mengusung Aisyah dan Maria

dalam keyakinan orang Syi‟ah. Akan tetapi jika ditinjau lebih dalam ada peran

politik pada kemunculan kembali hadis tentang ifk Aisyah. Umayyah

khususnya al-Walid mengambil bagian dalam hal ini. Di samping itu respon

Ali terhadap kasus Aisyah dalam pandangan Syi‟ah diambil sebagai ketidak

layakan turunnya surat an-Nur sebagai pembelaan atas Aisyah. Karena dalam

beberapa kasus, mulai dari persoalan bai‟at Ali sampai pada perang Jamal

menjadi penguat atas respon Ali tersebut. sehingga pernyataan apakah Aisyah

lebih mulai mengarah pada personalitas Aisyah. Ambisi Aisyah yang

mengejar kekuasaan pada perang jamal menurut Syia‟ah adalah hal yang

sangat buruk. Sehingga pengakuan penyesalan Aisyah pada perang Jamal

dianggap sebagai penyesalan karena tidak mendapatkan kekusaan yang

diimpikan.

B. Saran

Tulisan ini masih sangat sederhana. Pengembangan kajian masih sangat

dimungkinkan. Kontekstualisasi hadis ini, dalam artian kecanggihan teknologi

yang dapat mengidentifikasi DNA, bahkan sealipun terjadi seperti kasus Aisyah

Page 47: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

115

dapat dideteksi seorang perempuan berhubungan dengan siapa saja. Jadi korelasi

kajian kontekstualisasi pemaknaan sangatlah mungkin untuk dialkukan.

Page 48: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

116

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Hasjim. Kritik Matan Hadis: Versi Muhaddisin dan Fuqaha. Yogyakarta:

Teras. 2004.

Abu S}alah Taqi> bin Najm al-Halabi. Taqri>b al-Ma‘a>rif. Software Syamela Syi‟ah.

Adlabi, Shalahuddin bin Ahmad al. Menalar Sabda Nabi: Menerapkan Metode Kritik

Matan dalam Studi Hadis. Terj. Ita Qonita. Yogyakarta: Pustaka Insan

Madani, 2010.

Ahmad, Jamil. Seratus Mulim Terkemuk. terj. Tim penerjemah Pustaka Firdaus.

Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996.

Al-Waqidi. Kitab al-Maghazi Muhammad: Sumber Sejarah yang Paling Tua tentang

Kisah Hidup Rasulullah. Terj. Rudi G. Aswan. Jakarta: Zaytuna, 2012.

Amin, Muhammadiyah. Ilmu Hadis. Yogyakarta: Graha Guru, 2008.

Arifin, Tatang M. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali Press, 1995.

Askari, Murtad}a al. Ahadis ummul Mu‟minin. Juz 2. Iran: Matba„ah Sadir. 1994.

Asqalani, Ibnu Hajar al. Fathul Bari: Penjelasan Kitab Shahih al-Bukhari. Juz 20.

Terj. Amiruddin Jakarta: Pustaka Azzam. 2009.

Asqalani, Ibnu Hajar al. Tahdzib at-tahdzib. juz 4. Muassasah Tarikh al-„Arabi. tth.

Aula, Siti Khodijah Nurul. “Pemahaman Hadis Al Ifki dalam Perspektif Historis

(Studi Ma'anil Hadis)” Skripsi Fak. Ushuluddin, Studi Agama, dan Pemikiran

Islam UIN SUKA 2013.

Azhar, Saifuddin. Metode Penelitian. Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 1999.

Baha‟i, Buhus fi „ulum al-Dirayah wa al-Riwayah. Beirut: Dar al-Hadi, 2007.

Burhani, Hasyim al. al-Burha>n fi Tafsir al-Qur‟an. Juz 5. Beirut: Mu‟assasah al-

A‟lami, 2006.

Cholil, Moenawar. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad saw. Jilid 1, Jakarta :

Gema Insani Press,2001.

Dzahabi, Abu „Abdillah Syamsuddin Adz. Tadzkurah al-huffadh. Juz 1. India: dairah

al-Ma‟arif Usmania. 1958.

Page 49: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

117

Dzahabi, Syamsuddin Muhammad Ahmad bin „Usman Adz. Siyaru A’la >m al- Nubala>’i. Juz 5. Beirut: Muassasah al-Risalah, 1982.

Ghurufi, Muhyiddin Musawi al. Qawaid al-Hadis. Beirut: dar al-Adhwa‟. 1986.

Goldziher, Ignaz. Muslim Studies. London: George Alen dan Unwin Ltd. 1971.

_______, Pengantar Teologi Dan Hukum Islam. terj. Hersri Setiawan, Jakarta: INIS.

1991.

Hadid, Ibnu abi al-. Syarah Nahjul Balagah dalam Software Maktabah Syamela

Syi‟ah.

Hajjaj, Abdullah. Maria Al-Qibthiyah: The “Forgotten” Love of Muhammad Saw.

Terj. Risyan Nurhakim Bandung: Mizan Pustaka, 2012.

Hidayat, Komarudin. Memahami Bahasa Agama Sebuah Kajian Hermeneutik,

jakarta: paramadina, 1996.

Hidayatullah, Fahmi. “Introspeksi terhadap Berita dalam Konsepsi Surah Al Nur

Ayat 15”.skripsi jurusan ilmu al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat, UIN Sunan Ampel Surabaya 2015.

Hitti, Philip K. History of Arabs: Rujukan Induk dan Paling Otoritatif tentang

Sejarah Peradaban Islam. terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet

Riadi. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008.

Hu‟i, Abu Qosim Musa al-. Mu‟jam Rijal al-Hadis: wa tafsil al-Thabaqat al-Ruwah.

Muassasah al-Khu‟i al-Islamiyah tth.

Husaini, HMH. Al- Hamid al-. Baitun Nubuwwah: Rumah Tangga Nabi Muhammad

saw. Jakarta: Yayasan al-Hamidi, 1993.

Ismail, M. Syuhudi. Kaidah Kesahihan Sanad Hadis: Telaah Kritis Dan Tinjauan

Dengan Pendekatan Ilmu Sejarah. Jakarta: Bulan Bintang, 2005.

_______, Metodologi Penelitian Hadis Nabi. Jakarta: Bulan Bintang, 1992.

„Isy, Yusuf al. Dinasti Umayyah: Sebuah Perjalanan Lengkap tentang Peristiwa-

peristiwa yang Mengawali dan Mewarnai Perjalanan Dinasti Umayyah. Terj.

Imam Nurhidayat dan Muhammad Khalil. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2013.

Izzan, Ahmad. ulumul hadis. Bandung: Anggota Ikapi, 2011.

Page 50: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

118

Juynboll, G.H.A. Muslim TradiTion: Studies in Chronology Provenance and

Authorship of Early Hadit. Cambridge: Cambridge University Press, 1983.

Katsir, Ibnu. Sirah Nabi Muhammad. Terj. Abu Ihsan al-Atsari. Jakarta: Pustaka

Imam as-Syafi‟i, 2010.

Khaldun, Ibnu. Tarikh Ibnu Khaldun. Beirut: Dar al Kutub al „Ilmiyah, Jilid I, 1992.

Khatib, Muhammad A‟jaj al-. Ushul al-Hadits: Pokok-Pokok Ilmu Hadits, Jakarta :

Gaya Media Pratama, 2007.

Kafury, Muhammad Abdurrahman Ibn Abdurrahim al-Mabari. Tuhfah al- Ahwadi bi

Syarhi Jami‟ al-Tirmidzi. Juz 9. Madinah al-Munawwarah: Maktabah al-

Salafiah, 1964.

Lapidus, Ira. M. Sejarah Sosial Ummat Islam. terj. Ghufron A. Mas‟adi. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.2008.

Mandzur, Ibnu. lisa>n al-‘Arab, Beirut : Da>r as-S}adir,1995.

Masrur, Ali. Teori Common Link : Melacak Akar Kesejarahan Hadis Nabi.

Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2007.

Mishri, Abu Abdurrahman al-. Air Mata Nabi. Terj. Kamran As‟ad Irsyady. Jakarta:

Amzah, 2008.

Mizzi, Jamaluddin Abi al-Haj Yusuf Al-. Tadzhib al-Kamal fi Asma‟ al-Rijal. Juz 22.

Beirut: Muassasah al-Risalah, 1996.

Mubarakfuri, Syafiurrahman al-. Sejarah Emas dan Atlas Perjalanan Nabi

Muhammad. Terj. Muhammad Misbah dan Ahmad Nurrahim. Surakarta:

Ziyad Visi Media, 2012.

Munawwir, Achmad Warson. al-Munawwir Kamus Arab –Indonesia, Surabaya :

Pustaka Progressif, 1997.

Murki, Barmawi. Kontekstualisasi Hadis Rasulullah: Mengungkap Akar dan

Implementasinya, Yogyakarta: Ideal, 2005.

Nadawi, Sulaiman an-. Aisyah: Sejarah Lengkap Kehidupan Ummul Mu‟minin

„Aisyah. Terj. Iman Firdaus Jakarta: Qisthi Press, 2012.

Nawawi>, Imam. S}ah}i>h} Muslim bi Syarhi al- Nawawi>. Juz 17. Bairut: Dar al-Fikr.

1972.

Page 51: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

119

Qaradhawi, Yusuf al-. Distorsi Sejarah Islam, terj. Arif Munandar Riswanto, Jakarta:

Pustaka al-Kautsar, 2005.

Qumi, Abi Hasan Ali bin Ibrahim al-. Tafsi>r Al-Qumi>. Juz 2. Iran: Dar al-Kitab, 1202

H.

Rahman, Fatchur. Ikhtisar Mushthalahul Hadis, Bandung: PT. Alma‟arif, 1974.

Rawi, Umar Ahmad Ar-. Wanita-wanita Sekitar Rasullah.Terj. Abdul Rasyad Siddiq.

Jakarta: Akbar Media, 2006.

Ridha,Muhammad. Sirah Nabawiyah. Terj. Anshori Umar Sitanggal dan Abu Farhan.

Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2010.

Sa‟ad, Ibnu. Purnama Madinah: 600 Sahabat Rasulullah yang Menyemarakkan Kota

Nabi. Terj. Eva Y Nukman. Bandung: Al-Bayan, 1997.

Shalih, Subhi as-. Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, terj. Tim Pustaka Firdaus, Jakarta:

Pustaka Firdaus, 1993.

Shiddieqy, T.M.Hasbi Ash-. Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits. jilid II, Jakarta :

Bulan Bintang, 1981.

Shihab, M. Qurais. Sunnah Syi‟ah Bergandengan Tangan Munkinkah?: Kajian atas

Konsep dan Pemikiran, Jakarta: Lentera Hati, 2014.

_______, Tafsir al-Misbah: Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur‟an Juz 9. Jakarta:

Lentera Hati, 2010.

Siba‟i, Musthafa as-. al-Hadis Sebagai Sumber Hukum. Terj. Dja‟far Adb. Muchith.

Bandung: Diponegoro, 1979.

Software lidwa pusaka sembilan kitab hadis.

Software Biharul Adalah Fi Isbati Mazhab At-Tasi‟.

Solahudin, Agus dan Agus Suyadi. Ulumul Hadis. Bandung: Pustaka Setia, 2009..

Subhani, Ja‟far as-. Usul Hadis wa Ahkamuhu fi Ulum al-Dirayah. Beirut: dar jawad

al-aimmah, 2010.

Sudarto. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: Raja Garafindo, 19995.

Page 52: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

120

Surahmad, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Tehnik.

Bandung: Tarsito, 1994.

Suryadi dan Muhammad Alfatih Suryadilaga. Metode Penelitianhadis. Yogyakarta:

TH- Press, 2009.

Suryadi. Metodologi Ilmu Rijal Hadis. Yogyakarta: Madani Pustaka Hikmah, 2003.

Suyuti, Jalaluddin as-. Tadri>b ar-Ra>wi> Fi> Syarh}i Taqri>b An-Nawawi>. Da>r Ibnu al-Jauzy : 1431 H.

Syati‟, „Aisyah „Abdurrahman bitu. Muqaddimah ibnu Shalah wa Mahasin al-Istilah,

Mesir: Darul Ma‟arif, 1990.

_______. Isteri-isteri Rasulullah. Terj. Chadijah Nasution. jilid 2. Jakarta: Bulan

Bintang, 1974.

Tahhan, Mahmud. Ulumul Hadis: Studi Kompleksitas Hadis Nabi. terj. Zainul

Muttaqin, Yogyakarta: Titisan Ilahi Press, 1999.

Thabai, Muhammad Husen at-Thaba‟. al-Mizan Fi Tafsir al-Qur‟an, Libanon: Beirut

1997.

Umairah, Abdurrahman. Tokoh-tokoh yang Diabadikan al-Quran. Terj. Salim

Basyarahil dan M. Sihabuddin. Jilid 1. Jakarta: Gema Insani Press, 2000.

Wijoyo, Kunto. Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

2013.

Yuslem, Nawir. Ulumul Hadits, Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya. 2001.

Page 53: HADIS TENTANG PERISTIWA FITNAH IFK (PERSPEKTIF SUNNI

121

CURRICULUM VITAE

Nama : Said Mujahid

Alamat : Jl. Bimo Kurdo No. 32A Sapen, Yogyakarta.

Telp : 085327120412

Email : [email protected]

Tempat / Tgl Lahir : Sibuhuan, 05 Juni 1992

Umur : 23 tahun

Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Status : Belum Menikah

Tinggi : 165 cm

Berat : 61 kg

Gol. Darah : B

Pendidikan Formal

SD Negeri Pasaman 2004

MTSS Pasaman 2007

MAN Lubuk sikaping 2010

S-1 UIN Sunan Kalijaga 2014

Pengalaman Organisasi

SPECA MAN

YAKIN (Yayasan Amal Kasih Indonesia Nusantara)

IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah)

Pengalaman training

Training kepemimpinan 2009

Training Psikologi 2013