9
Pertama Marfu’; ً ةَ فِ صْ وَ ً رْ يِ رْ قَ تْ وَ ً لاْ عِ فْ وَ ً لاْ وَ قَ مَ لَ سَ وِ ةْ يَ لَ عُ لة ل ىَ لَ ص ىِ + بَ ن ل ىَ لِ 1 َ + بِ سُ نٍ 6 ثْ يِ دَ حُ لُ كyaitu setiap hadis yang dinisbahkan kepada Nabi saw, baik perkataan, pekerjaan, taqrir (ketetapan) atau sifat. Kedua, Mauquf; ٍ رْ يِ رْ قَ تْ وَ ٍ لْ عِ فْ وَ ٍ لْ وَ قْ > نِ م ىِ + ب اَ حَ ص ل ىَ لِ 1 َ + بِ سُ ن اَ مyaitu hadis yag dinisbahkan kepada Shahabat, baik berupa perkataan, perbuatan atau taqrir Ketiga, Maqthu’; ٍ لْ عِ فْ وَ ٍ لْ وَ قْ > نِ مْ ىِ عِ J ت اَ ت ل ىَ لِ 1 َ + بِ سُ ن اَ مyaitu setiap hadis yang dinisbahkan kepada Tabiin, baik perkataan maupun perbuatan م سل ة و ي ل ع لة ل ى صل لة ل ول س ر > ن1 : ال ة ق ي ع لة ل ى ض ر ر م ع> ن+ ب > ن ع ة+ درج> ن ب ر6 ش ع ع و+ ب س+ ن ^ د ف ل لاة ص> ن م ل ض ف ماعة+ ج ل لاة ص ال: ق) م سل م و اري ح+ ب ل ة رو( Hadits mursal adalah hadits yang dha’if karena cacat pada sanad. Definisi

Hadits

Embed Size (px)

DESCRIPTION

n

Citation preview

Page 1: Hadits

Pertama Marfu’;

و� � أ � ف�ع�ال و�

� أ � ق�و�ال �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل الله� ص�ل�ى �ي� �ب الن �ل�ى إ �س�ب� ن �ث! ح�د�ي �ل& كص�ف�ة� و�� أ ا �ر� �ق�ر�ي ت

yaitu setiap hadis yang dinisbahkan kepada Nabi saw, baik perkataan, pekerjaan, taqrir (ketetapan) atau sifat.

Kedua, Mauquf;

�ر! �ق�ر�ي ت و�� أ ف�ع�ل! و�

� أ ق�و�ل! م�ن� �ي الص�ح�اب �ل�ى إ �س�ب� ن م�اyaitu hadis yag dinisbahkan kepada Shahabat, baik berupa perkataan, perbuatan atau taqrir

Ketiga, Maqthu’;

ف�ع�ل! و�� أ ق�و�ل! م�ن� �ع�ي� �اب الت �ل�ى إ �س�ب� ن م�ا

yaitu setiap hadis yang dinisbahkan kepada Tabiin, baik perkataan maupun perbuatan

عن ابن عمر رضى الله عنه قال: إن� رسول الله صلى الله عليه وسل�م قال: صالة الجماعة أفضل من صالة الفذ�

بسبع و عشرين درجة ( مسلم( و البخاري رواه

Hadits mursal adalah hadits yang dha’if karena cacat pada sanad.

Definisi

- إ�ل�ى – اب�ة� ح� الص م�ن� ع� م� س� الذ�ي� التاب�ع�ي ب�ه� ن�س� ا م� �ع�ل ف� و�

أ� �و�ل ق� م�ن� لم� و�س� ع�ل�ي�ه� الله� لى ص� النب�ي*ة ف� ص� و�أ� �ي�ر ر� ت�ق� و�

�أ�

Hadits yang disandarkan oleh para tabi’in -mereka adalah orang yang mendengarkan hadits dari shahabat- kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, ataupun sifat.

Bentuk ungkapan hadits mursal; seorang tabi’in mengatakan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda demikian”, “Melakukan demikian”, “Dilakukan hal demikian di hadapan

Page 2: Hadits

beliau”, atau “Beliau memiliki sifat demikian” seraya memberitakan tentang salah satu sifat beliau saw.

Contoh; Abdur Razaq mengemukakan riwayat di dalam kitabnya Al Mushannaf (5281)

: ع�ل�ي�ه� الله� لى ص� النب�ي نأ� �ع�ط�اء ع�ن� ، �ي�ج ر� ج� اب�ن� ع�ن�

، الناس� ع�ل�ى ه� ه� ب�و�ج� ب�ل� ق�أ� ن�ب�ر� ال�م� ع�د� ص� �ذ�ا إ لم� و�س�

ع�ل�ي�ك�م� ال�م� الس ال� ق� ف�

Dari Ibnu Juraij, dari Atha’, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam apabila naik ke mimbar beliau menghadapkan wajah beliau ke orang-orang lalu mengucap, “Assalamu’alaikum.”

Atha’ dalam hadits di atas adalah Atha’ bin Abi Rabah, seorang tabi’in besar, ia mendengarkan hadits dari sejumlah shahabat, tetapi riwayatnya dari Rasulullah adalah mursal.

Hukum Berargumen dengan Hadits Mursal

Hadits mursal menurut kebanyakan ulama’ adalah merupakan bagian dari hadits dha’if. Imam Muslim di dalam Muqaddimah Ash Shahih (1/30) berkata, “Riwayat yang mursal menurut pendapat kami dan pendapat ahli hadits tidak dapat menjadi hujjah”. Hanya saja, kedha’ifan hadits mursal adalah ringan, ia akan hilang apabila diikuti dengan riwayat yang setara kedha’ifannya atau lebih shahih darinya[1] selama riwayat tabi’nya ini tidak mursal dari thabaqah (tingkat) yang sama dengan riwayat yang pertama.

Sebagian Riwayat Mursal Lebih Shahih dari Riwayat yang Lain.

Hadits yang diirsalkan oleh Sa’id bin Musayyib adalah mursal yang paling shahih, karena kebanyakan riwayatnya diperoleh dari shahabat secara langsung. Maka apabila ia mengirsalkan suatu riwayat, artinya ia menirsalkannya dari seorang shahabat.

Adapun irsalnya az-Zuhri dan Qatadah termasuk mursal yang diragukan, karena dalam irsal mereka berarti hilangnya lebih dari seorang rawi antara mereka dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka kebanyakan hadits mursal dari mereka sesungguhnya adalah mu’dhol.

[1] Pendapat ini menurut madzhab muta’akhirin, adapun menurut pendapat mutaqaddimin ia tetap dha’if meskipun ada pengikutnya.

Page 3: Hadits

بما : الناس حدثوا عنه الله رضي طالب أبي بن علي قالورسوله الله يكذب أن أتوريدون يعرفون

Page 4: Hadits

HADIS MUSALSAL

A. Definisi Hadis MusalsalMenurut bahasa musalsal berasal dari kata سلسلة يسلسل yang berarti berantai dan bertali سلسلmenali. Hadis ini dinamakan musalsal karena ada kesamaan dengan rantai (silsilah) dalam segi pertemuan pada masing-masing perawi atau ada kesamaan dalam bagian-bagiannya.Dalam istilah hadis musalsal adalah:

تارة تارةوللرواية للرواية اوحالة صفة علي ده اسنا رجال بع تتااخريKeikutsertaan para perawi dalam sanad berturut-turut pada satu sifat atau pada satu keadaan, terkadang bagi para perawi dan dari periwayatan. - - ) بزمن ) اويتعلق اوالرواية الرواة يتكررفي اوفعلي قولي اووصف هيئة بحال اسناده يتصل الذي هوالحديث

اومكانها الروايةAdalah hadis yang sambung penyandarannya dalam satu bentuk / keaadaan atau satu sifat, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang terulang-ulang pada para periwayatan atau pada periwayatan atau berkaitan dengan waktu atau tempat periwayatan. Lebih luas Al-Iraqi memberikan definisi musalsal adalah hadis yang para perawinya dalam sanad berdatangan satu persatu dalam satu bentuk keadaan atau dalam satu sifat, baik sifat para perawi maupun sifat penyandaran (isnâd) baik terjadi pada isnâd dalam bentuk penyampaian periwayatan (adâ’ ar-riwâyah) maupun berkaitan dengan waktu dan tempatnya, baik keadaan para perawi maupun sifat-sifat mereka, dan baik perkataan maupun perbuatan.Dengan demikian hadis musalsal adalah hadis yang secara berturut-turut sanad-nya sama dalam satu sifat atau dalam satu keadaan dan atau dalam satu periwayatan. Hadis musalsal adalah hadis musnad mutthasil yang bebas dari tadlis (pemalsuan). Dalam periwayatannya selalu berulang perkataan-perkataan atau perbuatan-perbuatan yang sama, yang dinukil oleh setiap perawi dari orang di atasnya dalam sanad, hingga berakhir pada Rasulallah SAW Keterlepasannya dari tadlis dan keterputusannya mendorong pemula dalam ilmu ini mengenakan hukum secara sepontan dan tergesa-gesa.Ibn Katsir berkata: “Faedah tasalsul (kesinambungan) adalah menjauhkan suatu hadis dari pemalsuan dan keterputusan. Meskipun begitu, jarang hadis shahih disampaikan dengan cara musalsal. Kadang-kadang asal matan dalam hadis jenis ini memang shahih, karena terhindar dari tadlis. Ibnu Hajar berkata “Musalsal termasuk sifat isnad.” Ini berbeda dengan marfu’ dan semisalnya, yang merupakan sifat isnad dan matan sekaligus.B.Macam-macam Hadis MusalsalDari definisi di atas musalsal dapat dibagi kepada beberapa macam, yaitu sebagai berikut:1) Musalsal bi ahwâl ar-ruwât (musalsal keadaan perawi)Musalsal keadaan perawi terkadang dalam perkataan (qawlî), perbuatan (fi’lî), atau keduanya (perkataan dan perbuatan atau qawlî dan fi’lî.Contoh Musalsal qawlî (perkataan):

: يا له قال وسالم عليه الله صلي النبي ان جبل بن معاذ حديث : , ذكرك علي اعني اللهم صالة كل دبر في فقل احبك اني معاذ

عبادتك وحسن وشكرك

Page 5: Hadits

Hadis Mu’adz bin Jabal, bahwasannya Nabi SAW bersabda kepadanya: Hai Mu’adz sesungghnya aku mencintaimu, maka katakanlah pada setelah shalat: Ya Allah Tolonglah aku untuk dzikir kepada-Mu, syukur kepada-Mu, dan baik dalam ibadah kepada-Mu. (HR. Abu Dawud)Hadis di atas musalsal pada perkataan setiap perawi ketika menyampaikan periwayatannya dengan ungkapan: Sesungguhnya aku mencintaimu, maka katakan di setiap selesai shalat. Setiap perawi yang menyampaikan perawi hadis ini selalu memulai dengan kata-kata tersebut sebagaimana yang dilakukan Rasulallah terhadap Mu’adz.Contoh musalsal fi’lî (perbuatan):

: الله صلي القاسم ابو بيدي شبك قال هريرة ابي حديث : السبت يوم االرض الله خلق وقال وسالم عليه

Hadis Abu Hurairah dia berkata: Abu Al-Qasim (Nabi SAW) memasukkan jari-jari tangannya kepada jari-jari tanganku (jari jemari) bersabda: “Allah menciptakan bumi pada hari Sabtu.” (HR. Al-Hakim)Setiap perawi yang menyampaikan periwayatan selalu jari jemari terhadap orang yang menerima hadis tersebut sebagaimana yang dilakukan Rasulallah SAW.Contoh musalsal qawlî dan fi’lî ( perkataan dan perbuatan):

: صلي الله رسول قال قال عنه الله رضي مالك بن انس حديث : خيره بالقدر يؤمن حتي االيمان حالوة العبد اليجد وسالم عليه الله , علي, وسالم عليه الله صلي الله رسول وقبض ومره حلوه وشره , ومره حلوه وشره خيره بالقدر أمنت وقال لحيته

Hadis Anas bin Malik RA Berkata: Rasulallah SAW bersabda: Seorang hamba tidak mendapatkan manisnya iman sehingga beriman kepada ketentusn Allah (Qadar) baik dan buruk, manis dan pahitnya.” Rasulallah sambil memegang jenggot bersabda: “ Aku beriman pada ketentuan Allah (qadar) baik dan buruk, manis dan pahitnya.” (HR. Al-Hakim secara musalsal)Hadis di atas musalsal qawlî dan fi’lî ( musalsal perkataan dan sekaligus perbuatan) yaitu perkataan: “Aku beriman pada ketentuan Allah (qadar) baik dan buruk, manis dan pahitnya” dan perbuatan memegang jenggot. Semua perawi ketika menyampaikan periwayatan juga melakukan hal itu sebagaimana Rasulallah SAW.2) Musalsal bi shifât ar-ruwâh ( Musalsal sifat Periwayat)Musalsal ini dibagi menjadi perkataan (qawlî) dan perbuatan (fi’lî).Contoh musalsal sifat perawi dalam bentuk perkataan:

أحب عن وسالم عليه الله صلي الله الرسول سالوا الصحابة أنالصف سورة عليهم فقرأ ليعملوه عزوجل الله الي االعمال

Bahwasannya sahabat bertanya kepada Rasulallah SAW tentang amal yang disukai Allah SWT agar diamalkan, maka Nabi membacakan mereka Surah Shaff.Hadis ini musalsal pada membaca Surah Shaff. Setiap periwayat membacakan Surah Shaff ketika menyampaikan periwayatan kepada muridnya atau yang menerima hadisnya.

Contoh musalsal sifat perawi dalam bentuk perbuatan (fi’lî).

Page 6: Hadits

: بالخيار البيعان مرفوعا عمر ابن حديثHadis Ibnu Umar secara marfû’: Penjual dan pembeli boleh mengadakan khiyâr (memilih jadi atau tidak).Hadis di atas musalsal diriwayatkan oleh fuqahâ kepada para fuqahâ secara terus menerus. Atau termasuk musalsal ini seperti kesepakatan nama-nama para perawi, seperti musalsal dalam nama Al-Muhammadin kesepakatan dalam menyebut bangsa/nisbat mereka seperti musalsal dalam menyebut Ad-Dimasyqiyin dan Al-Mishriyin.3) Musalsal bi shifât ar-riwâyah (Musalsal dalam sifat periwayatan)Dalam musalsal ini terbagi menjadi 3 macam,yaitu musalsal dalam bentuk ungkapan penyampaian periwayatan (adâ’), musalsal pada waktu periwayatan, dan musalsal pada tempat periwayatan.Contoh musalsal dalam bentuk ungkapan periwayatan seperti hadis musalsal pada perkataan setiap perawi dengan menggunakan = فالنا , Aku mendengar si Fulan atau سمعت فالن اخبرنا فالن = حدثناMemberitakan kepada kami si Fulan dan seterusnya.Contoh musalsal pada waktu periwayatan:

: يوم في وسالم عليه الله صلي الله رسول شهدت قال عباس ابن حديث : , فقال, بوجهه علينا اقبل الصالة من فرغ فلما عيدالفطراوأضحي

خيرا قدأصبحتم أيهاالناسHadis Ibnu Abbas berkata: “Aku menyasikan Rasulallah SAW pada hari raya Idul Fitri atau Idul Adha, setelah beliau selesai shalat menghadap kita dengan wajahnya kemudian bersabda: “Wahai manusia kalian telah memperoleh kebaikan…,” Hadis di atas musalsal waktu periwayatan yaitu pada hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Setiap perawi mengungkapkan kalimat tersebut dalam menyampaikan periwayatan kepada muridnya.Contoh musalsal pada tempat periwayatannya, seperti kata Ibnu Abbas tentang terijabah doa di Multazam:

: يستجاب موضع الملتزم يقول وسالم عليه الله صلي الله رسول سمعت , له استجاب اال عبددعوة فيه ومادعاالله الدعاء فيه

Aku mendengar Rasulallah SAW bersabda: “Multazam adalah suatu tempat yang diperkenankan doa padanya. Tidak seorang hamba yang berdoa padanya melainkan dikabulkannya.”

: سمعت منذ قط فيه عزوجل الله مادعوت فوالله عباس ابن قاللي استجاب اال هذاالحديث

Ibnu Abbas berkata: Demi Allah, aku tidak berdoa pada Allah padanya sama sekali sejak mendengar hadis ini melainkan Allah memperkenan doaku.Hadis musalsal pada tempat periwayatannya, masing-masing periwayat mengungkapkan sebagaimana perkataan Ibnu Abbas tersebut setelah menyampikan periwayatn hadis kepada orang lain.C.Hukum Hadis Musalsal

Terkadang hadis terjadi musalsal dari awal sampai akhir dan terkadang sebagai musalsal terputus di permulaan atau di akhir. Oleh karenanya Al-Hafidz Al-Iraqi berkata: sedikit sekali hadis musalsal yang selamat dari kedhaifan, dimaksudkan di sini sifst musalsal bukan pada asal matan karena sebagian matan shahih. Ibnu Hajar berkata: Musalsal yang paling shahih di dunia adalah musalsal hadis membaca Surah Ash-Shaff. Disebut dalam Syarah An-Nukhbah musalsal para Huffâzh memberi faedah ilmu yang

Page 7: Hadits

pasti (qathî). Dengan demikian tidah semua hadis musalsal shahih. Hukum musalsal adakalanya Shahih, Hasan dan Dha’if tergantung keadaan para perawinya. Sebagaimana tinjauan pembagian hadis di atas, bahwa musalsal adalah sifat sebagian sanad, maka tidak menunjukkan kesahihan suatu hadis. Kesahihan hadis ditentukan 5 persyaratan yakni persambungan sanad, periwayatan yang adil dan dhâbith, tidak adanya syâdzdz dan ‘illah. Di antara kelebihan musalsal, adalah menunjukkan ke-mutthasil-an dalam mendengar, tidak adanya tadlîs dan inqithâ, dan nilai tambah ke-dhâbith-an para parawi. Hal ini dibuktikan dengan perhatian masing-masing perawi dalam pengulangan menyebut keadaan atau sifat para perawi atau periwayatan.D.Kitab-kitab Hadis MusalsalDi antara kitab hadis musalsal yang terkenal adalah sebagai berikut:• Al-Musalsalât Al-Kubrâ karya As-Sayuthi, memuat 85 bua hadis.• Al-Manâhil As-Salsalah fi al-ahâdîts Ak-Musalsalah, karya Muhammad Abdul Baqi Al-Ayyubi, mengandung sebanyak 212 buah hadis.• Al-Musalsalât, karya Al-Hafizh Isma”il bin Ahmad bin Al-Fadhil Al-Taymi (w.353 H).