25
Menganyam Kiat Memperjuangkan Hak-Hak Menganyam Kiat Memperjuangkan Hak-Hak Masyarakat Adat di Indonesia Masyarakat Adat di Indonesia Sebuah Pendekatan Berperspektif Hukum Internasional Hak Asasi Manusia Oleh  Eddie Riyadi Ter re ipresentasikan Pertama Kali pada !raining Monitoring Hak "konomi# Sosial dan Budaya $% & '( Agustus '))' di Hotel Bumi *iyata# epok +akarta iselenggarakan oleh ,P"S & ,embaga Penelitian# Pendidikan dan Penerangan "konomi dan Sosial# +akarta

Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    1/25

    Menganyam Kiat Memperjuangkan Hak-HakMenganyam Kiat Memperjuangkan Hak-Hak

    Masyarakat Adat di IndonesiaMasyarakat Adat di IndonesiaSebuah Pendekatan Berperspektif Hukum Internasional

    Hak Asasi Manusia

    Oleh

    Eddie Riyadi Terre

    ipresentasikan Pertama Kali

    pada !raining Monitoring Hak "konomi# Sosial dan Budaya$% & '( Agustus '))' di Hotel Bumi *iyata# epok

    +akarta

    iselenggarakan oleh

    ,P"S & ,embaga Penelitian# Pendidikan dan Penerangan

    "konomi dan Sosial# +akarta

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    2/25

    Menganyam Kiat Memperjuangkan Hak-HakMenganyam Kiat Memperjuangkan Hak-Hak

    Masyarakat Adat di IndonesiaMasyarakat Adat di Indonesia

    Sebuah Pendekatan Berperspektif Hukum Internasional Hak Asasi Manusia

    .

    Oleh Eddie Riyadi Terre

    P"/AH0,0A/

    Kurang lebih 350 juta penduduk dunia ini adalah indigenous peoples.1 Sebagian besarnya

    hidup di daerah-daerah terpencil. Mereka terdiri dari kurang lebih 5000 masyarakat yangmenyebar mulai dari masyarakat hutan (forest peoples) di ma!"n hingga masyarakat adat

    (tribal peoples) di #ndia dan merentang dari suku #nuit di rktika hingga masyarakat b"rigindi ustralia. $ada umumnya mereka menduduki dan mendiami %ilayah yang sangat kaya

    mineral dan sumber daya alam lainnya.&

    'e%asa ini seiring gencarnya gerakan hak asasi manusia gerakan memperjuangkan

    hak-hak masyarakat adat pun semakin menemukan bentuk dan %adahnya.3amun perhatian

    internasi"nal ini bukanlah sebuah *en"mena baru. $erhatian ini sudah muncul sejakpertengahan pertama abad sembilan belas berupa perhatian terhadap masyarakat asli

    (aborigine) dan pribumi (tribal) di %ilayah-%ilayah k"l"ni.+#su masyarakat adat ini akhirnya

    memasuki %ilayah perbincangan $,, secara khusus berkat inisiati* Mr. he" an ,"en.$ada tahun 1/& dibentuklah 2"rking r"up "n #ndigen"us $"pulati"ns meskipun baru

    sebagai pre-sessionalkel"mp"k kerja dari Subc"mmissi"n "n $reenti"n "* 'iscriminati"n

    and $r"tecti"n "* Min"rities (sekarang bernama Sub-4"mmissi"n "n the $r"m"ti"n and$r"tecti"n "n uman 6ights). Kel"mp"k kerja tersebut mulai bekerja pada tahun 1/& dengandua tugas p"k"k yaitu7 pertama, membuat kriteria untuk menentukan k"nsep tentang

    indigenous peoples,dan kedua,mengembangkan standar sebagai ped"man bagi negara-negara

    angg"ta $,, dalam kaitan dengan hak-hak masyarakat asli pribumi adat dan min"ritas di%ilayah kedaulatannya masing-masing.5

    8 ulisan ini merupakan ersi update dari ersi sebelumnya yang dipresentasikan dalam raining

    M"nit"ring ak 9k"n"mi S"sial dan ,udaya yang diselenggarakan "leh :$39S ; :embaga $enelitian

    $endidikan dan $enerangan 9k"n"mi dan S"sial 1/ ; & (&&) gustus &00& di "tel ,umi 2iyata 'ep"k

    #2# aailable

    "nline at7 http7??%%%.i%gia."rg?p"[email protected]/.

    &

    http://www.iwgia.org/pop_up.html?id=3http://www.iwgia.org/pop_up.phtml?id=309http://www.iwgia.org/pop_up.phtml?id=309http://www.iwgia.org/pop_up.html?id=3http://www.iwgia.org/pop_up.phtml?id=309
  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    3/25

    Keprihatinan internasi"nal itu tidak terlepas dari masalah yang dihadapi indigenouspeoples; atau apa pun istilah dan namanya ; di seluruh dunia. $ada dasarnya masalah yang

    mereka hadapi sangat beragam.D ntuk memudahkan kajian di sini saya kel"mp"kkan

    masalah-masalah itu dalam tiga masalah utama. Saya katakan sebagai masalah utama karena

    memang ketiga masalah itulah yang sering menjadi inti perjuangan dan gerakan masyarakatadat di seluruh dunia. Masalah itu adalahpertama,masalah hubungan masyarakat adat dengan

    tanah %ilayah dan sumber daya alam di mana mereka hidup dan dari mana mereka

    mendapatkan penghidupannyaE kedua,masalahself-determinationyang sering berbias p"litikdan hingga sekarang masih menjadi perdebatan sengitE ketiga, masalah identification yaitu

    s"al siapakah yang dimaksudkan masyarakat adat itu apa saja kriterianya apa bedanya

    dengan masyarakat yang bukan adat?asli?pribumi (non-indigenous peoples).F

    'alam karya ini saya menc"ba mengangkat ketiga masalah utama itu dengan

    penekanan pada masalah pertama yaitu hubungan masyarakat adat dengan tanah %ilayah dan

    sumber daya alamnya.#tulah tujuanpertamadari tulisan ini. ujuan keduaadalah memetakanp"sisi dan hak-hak masyarakat adat dalam hukum internasi"nal hak asasi manusia. Ketiga

    tulisan ini menguraikan mekanisme perlindungan internasi"nal hak-hak asasi manusia yangbisa digunakan untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat adat. Kedua hal yang disebutkan

    terakhir ini saya pandang penting diketengahkan terutama dalam kerangka ad"kasi mulai darim"nit"ring dan inestigasi hingga ke mekanisme yudisial dan n"n-yudisial yang berdampak

    pada penyelesaian masalah-masalah masyarakat adat. Saya juga menc"ba mena%arkan strategi

    dan kiat tingkat l"kal #nd"nesia berdasarkan pendekatan internasi"nal tersebut.

    P"1MASA,AHA/2,OBA,MAS3A1AKA!AA!

    $4 Hubungan dengan !anah# *ilayah dan Sumber aya 5Alam6

    Masalah yang paling krusial dan urgen untuk dipecahkan adalah s"al tanah. Masalah inisebenarnya bera%al dari adanya d"ktrin kepemilikan (doctrine of dispossesion) terhadap

    daerah-daerah yang disebut sebagai terra nullius tanah tak bertuan. Kaum k"l"nialis dan

    penyebar agama (Kristen) dari 9r"pa beranggapan bah%a tanah-tanah yang mereka datangi ituadalah tanah yang tidak berpemilik. Kalaupun mereka menjumpai manusia lain di tanah atau

    negeri yang mereka datangi itu mereka menganggapnya sebagai =makhluk yang perlu

    dit"batkan dan diadabkan>. '"ktrin ini berimplikasi lebih lanjut pada teralienasinyamasyarakat adat dari tanah di mana mereka hidup dan tinggal. $adahal bagi masyarakat adat

    tanah bukanlah sekadar sebagai sumber penghidupan secara ek"n"mi. #a lebih dari itu.

    D :ihat 9rica-#rene . 'aes Indigenous Peoples and Their Relations to Land *inal %"rking paper4"mmissi"n "n uman 6ights 9?4.+?Sub.&?&001?&1 11

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    4/25

    ntuk menggambarkan hubungan masayarakat adat dengan tanahnya berikut ini sayamengutip pendapat dan pandangan beberapa pakar masyarakat adat. $r"*es"r 6"bert .

    2illiams mengatakan bah%a

    masyarakat adat telah menekankan bah%a dasar spiritual dan material dari identitas kultural mereka

    dipertahankan "leh hubungan mereka yang unik dengan %ilayah tradisi"nal mereka yang turun

    temurun.&

    $r"*es"r

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    5/25

    'ari berbagai paparan di atas 'aes kemudian menggarisba%ahi sejumlah elemen yangbersi*at unik bagi masyarakat adat. Keunikan itu dapat digambarkan sebagai berikut7 (i) suatu

    hubungan erat muncul antara masyarakat adat dengan tanahnya terit"ri dan sumber daya yang

    terdapat di dalam dan di atas tanah atau terit"ri merekaE (ii) hubungan ini memiliki berbagai

    dimensi s"sial kultural spiritual ek"n"mis dan p"litik dan juga mengimplikasikan adanyatanggung ja%abE (iii) dimensi k"lekti* dari hubungan ini merupakan sesuatu yang sangat

    signi*ikanE dan (i) aspek lintas-generasi dari hubungan semacam itu juga bersi*at krusial bagi

    identitas masyarakat adat dan bagi kelangsungan hidup serta iabilitas (kelanggengan)budayanya.1&

    Selanjutnya 9rica 'aes menata berbagai pr"blem utama tersebut dalam sebuah

    kerangka analitis yang akan sangat membantu mengklari*ikasi permasalahan itu sendiri dansekaligus mengidenti*ikasi berbagai s"lusi yang mungkin. Kerangka analitisnya akan

    diuraikan seperti berikut.13

    Pertama,negara gagal menyatakan pengakuannya terhadap hak masyarakat adat atastanah terit"ri dan kepemilikan. da dua hal yang termasuk dalam kateg"ri ini yaitu7

    kegagalan negara mengakui eksistensi masyarakat adat dalam hal peman*aatan penguasaandan pemilikan lahanE dan kegagalan negara menentukan status hukum yang tepat kapasitas

    yuridis yang memadai dan hak-hak hukum lainnya yang penting.Kedua,negara masih mengeluarkan dan memberlakukan undang-undang dan kebijakan-

    kebijakan diskriminati* yang mempengaruhi masyarakat adat dalam kaitan dengan

    kepemilikan mereka atas tanah. ndang-undang dan kebijakan itu bisa berupa tiga hal yaitu7undang-undang yang berkaitan dengan pengingkaran hak-hak masyarakat adat atas tanah dan

    sumber dayanyaE d"ktrin ke%enangan mengikuti pertemuanE dan penghapusan perjanjian dan

    hak atas tanah.Ketiga,negara tidak mampu mengusahakan dan menetapkan garis batas tanah yang

    menjadi %ilayah =kedaulatan> masyarakat adat. ,erdasarkan *rekuensi dan cakupan berbagai

    gugatan (complaint) yang muncul masalah yang paling parah sekarang ini adalah kegagalannegara menetapkan atau menentukan garis batas %ilayah.1+$enentuan garis batas tanah adalahsebuah pr"ses *"rmal dalam mengidenti*ikasi l"kasi yang sebenarnya dan batas luar tanah atau

    %ilayah kekuasaan masyarakat adat. al ini biasanya dilakukan dengan memberikan tanda

    batas di tanah. $engakuan secara hukum atau secara abstrak terhadap tanah masyarakat adatterit"ri atau sumber daya dapat menjadi tidak berarti sama sekali jika identitas *isik harta milik

    masyarakat adat tersebut tidak ditentukan atau diberi tanda.

    Keempat, negara gagal dalam memberlakukan hukum yang melindungi tanah-tanahmasyarakat adat. Kegagalan negara ini membuat masyarakat adat kemudian menyadari bah%a

    mereka tidak dapat melindungi hak mereka atas tanah-tanah adat beserta kekayaan alamnya

    karena mereka tidak memiliki sarana yang e*ekti* di hadapan pengadilan atau tidak memiliki

    kemungkinan mendapatkan perlindungan dan penanganan secara hukum. ,ahkan lebih buruklagi praktik-praktik kekerasan intimidasi dan kese%enangan justru menghalangi setiap upaya

    hukum yang mereka lakukan.

    1& 9rica-#rene . 'aes op cit

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    6/25

    erkadang di beberapa negara tidak terdapat sistem hukum yang e*ekti* untukmendapatkan penanganan hukum. ,isa juga masyarakat adat tidak dapat membayar para

    pengacara atau kuasa hukum atau mereka tidak bisa berbicara dalam bahasa yang biasa

    dipergunakan resmi di pengadilan atau badan-badan hukum lainnya. ,ahkan mereka mungkin

    juga tidak mampu menempuh perjalanan ke tempat di mana pengadilan itu berada ataulembaga-lembaga hukum yang relean. tau mereka memang sungguh tidak tahu bah%a

    memang ada pemulihan berdasarkan hukum itu. Sebagaimana halnya dengan hak-hak asasi

    manusia pada umumnya kemiskinan keterpencilan ge"gra*is perbedaan budaya dan bahasaantara masyarakat adat dengan masyarakat lain yang mend"minasi negara memang turut serta

    menciptakan temb"k yang tinggi parit yang dalam bagi dimungkinkannya perjuangan

    melindungi hak-hak mereka atas tanah %ilayah?terit"ri dan berbagai sumber daya ataukekayaan alamnya.

    Kelimaadalah masalah berkaitan dengan klaim atas tanah dan pengembalian hak atas

    tanah. Kisah yang panjang dan sarat derita berupa penyingkiran dan pendepakan masyarakatadat dari kepemilikan mereka atas tanah dan %ilayahnya telah mendatangkan serangkaian

    akibat nestapa bagi masyarakat adat. Mereka praktis tidak memiliki tanah lagi atau memilikitetapi sangat terbatas dan tidak memadai untuk mempertahankan kelangsungan hidup beserta

    kebudayaan mereka. ,arangkali kenyataan seperti itu tidak mencerminkan keseluruhanpermasalahan masyarakat adat tetapi bagi kebanyakan masyarakat adat tetaplah masa depan

    mereka tergantung pada sejauh mana mereka bisa memper"leh tanah dan sumber daya yang

    diperlukan untuk menjamin kelangsungan pembangunan ek"n"mi dan kecukupan dalammemenuhi kebutuhan hidup. Masalah yang paling serius biasanya muncul di negara-negara di

    mana tidak ada upaya penanganan hukum dan tidak tersedia mekanisme hukum dan p"litik

    yang diperlukan untuk mempr"ses atau menyelesaikan klaim-klaim atas tanah masyarakatadat. da lap"ran bah%a di epal15sebagai misal sama sekali tidak ada kemungkinan bagi

    penanganan hukum atau mekanisme p"litik dan hukum yang bisa digunakan masyarakat adat.

    $adahal mereka praktis sama sekali kehilangan semua tanah dan sumber daya alamnya.Keenamadalah masalah pengambilalihan tanah-tanah adat demi kepentingan nasi"naltermasuk demi pembangunan. Kebijakan hukum k"l"nialisme barangkali merupakan yang

    paling akut di daerah-daerah di mana tanah %ilayah dan sumber daya yang dimiliki

    masyarakat adat dicapl"k begitu saja "leh pemerintah demi kepentingan ek"n"mi nasi"nal danpembangunan. 'i berbagai belahan dunia masyarakat adat sedang dihalangi dalam upaya

    mereka mengajukan tuntutan pelaksanaan pembangunan yang mengindahkan nilai perspekti*

    dan kepentingan khusus mereka. erpusatnya kekuasaan hukum ek"n"mi dan p"litik yangsangat besar di tangan negara telah memperparah masalah pembangunan dan hak-hak

    masyarakat adat atas tanah terit"ri dan sumber dayanya. Sebagai c"nt"h di #nd"nesia

    dilap"rkan bah%a pemerintah memang berniat untuk mengh"rmati adat atau hak-hak

    adiluhung masyarakat adat sejauh kepentingan negara tidak terancamE akan tetapipembangunan ek"n"mi adalah bagian tak terpisahkan dari kepentingan nasi"nal dan hak

    masyarakat adat (yang merupakan =kepentingan khusus> sebagai la%an =kepentingan umum>

    atau =kepentingan nasi"nal>) dengan demikian diabaikan.1D

    15 :ap"ran dari Manju Qalthumba et al. kepada Mr. /orld+atch Paper11& 'esember 1//& hlm. &D.

    D

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    7/25

    Ketu#uh adalah masalah penyingkiran dan pemindahan (rel"kasi). $emindahanmasyarakat adat dari tanah mereka dan dari %ilayah kekuasaan mereka merupakan sebuah

    pr"blem k"ntemp"rer yang serius dan me%arnai sejarah kemanusiaan kita de%asa ini yang

    terjadi hampir di seluruh belahan dunia. ,eberapa egara menganggap tindakan semacam itu

    sebagai sebuah s"lusi yang tepat atau cara yang sesuai untuk =mengalihkan> masalah. rtinyanegara berdalih bah%a tindakan semacam itu diambil demi =menyelamatkan> masyarakat adat

    (bandingkan dengan argumentasi reser0ation untuk bangsa #ndian di merika Serikat).

    Kebijakan seperti itu lebih tepat jika dipandang sebagai tindakan menunda-nunda pemecahanmasalah yang sebenarnya yaitu mengak"m"dasikan hak dan kepentingan masyarakat adat

    yang terancam atau terkena pelanggaran.

    'i sini termin"l"gi pemindahan secara =paksa> digunakan untuk menggambarkantindakan yang kejam dan berkesinambungan tindakan yang dilakukan "leh pemerintah

    terhadap masyarakat adat yang dilakukan tanpa mempedulikan kepentingan masyarakat adat

    untuk memindahkan mereka dari tanah di mana mereka tinggal dan hidup.

    Kedelapan adalah pr"gram dan kebijakan pemerintah yang tidak mengindahkan

    hubungan masyarakat adat dengan tanah terit"ri dan sumber dayanya. $r"gram dan kebijakanitu bisa berupa penye%aan tanah kepada indiidu tertentu (bukan angg"ta masyarakat adat)

    yang berakibat pada hilangnya hak masyarakat adat atas tanah tersebut. al serupa juga terjadipada pr"gram peminjaman dana dengan jaminan tanah yang didiami dan dimiliki masyarakat

    adat dan pr"gram pemukiman. al lainnya lagi yang tampak l"gis tapi sangat menindas adalah

    s"al k"nsep tanggung #a+ab negara. egara mengklaim memiliki semua tanah dan %ilayahserta kekayaan yang terdapat di dalam %ilayah kedaulatannya sebagai %ujud tanggung

    ja%abnya bagi kesejahteraan seluruh rakyat negaranya. Qang tidak kalah seriusnya adalah

    s"al campur tangan negara untuk mengurus tempat-tempat suci dan upaya pelestarian budaya.ampaknya baik. Qang menjadi s"al adalah kalau campur tangan negara itu kemudian

    bertentangan dengan kebiasaan atau keyakinan masyarakat adat dalam ritus berkaitan dengan

    tempat suci tersebut. palagi jika campur tangan negara kemudian bermakna sebagaipelarangan tersembunyi bagi praktik dan praksis religius dan kultural masyarakat adat yangbersangkutan.

    Kesembilan, negara gagal melindungi keutuhan lingkungan tanah dan %ilayah

    masyarakat adat. Masalah degradasi atau kerusakan lingkungan dan masalah yang berkaitandengan pembangunan memberikan ilustrasi tentang kegagalan negara atas sebuah isu yang

    khusus yaitu melindungi keutuhan tanah %ilayah dan sumber daya masyarakat adat dari

    dampak-dampak buruk yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. :ebih jauhlagi pers"alan ini berkaitan dengan masalah lingkungan gl"bal selain juga dengan kebijakan

    perlindungan atau pelestarian lingkungan di tingkat nasi"nal.

    Kesepuluh adalah masalah peman*aatan dan pengel"laan tanah serta sumber daya di

    dalamnya dan internal self-determinationdalam kaitan dengan tanah %ilayah dan sumberdaya yang dimiliki masyarakat adat. Sebuah dimensi penting untuk menguatkan klaim

    kepemilikan masyarakat adat atas tanahnya adalah diberikannya kesempatan bagi mereka

    untuk meng"ntr"l tanah %ilayah dan sumber dayanya melalui institusi-institusi l"kal yangmereka miliki. Kendati hak atas tanah %ilayah dan sumber daya alam kemudian menjadi kuat

    di satu sisi tetapi di pihak lain kemungkinan untuk mempraktikkan internal self-

    determination(penentuan nasib sendiri sebuah suku bangsa atau sebuah masyarakat tertentuyang berada dalam %ilayah yurisdiksi suatu negara) ; berupa %e%enang untuk meng"ntr"l

    pembuatan keputusan berkaitan dengan pembangunan peman*aatan sumber daya alam

    F

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    8/25

    pertimbangan manajemen dan k"nserasi tetap tidak diperhatikan. Sebagai c"nt"h di satu sisimasyarakat adat mungkin saja bebas melaksanakan kegiatan ek"n"mi tradisi"nal mereka ;

    semisal berburu menangkap ikan berburu dengan memasang perangkap mengumpulkan hasil

    hutan atau bertani ; tetapi di pihak lain mereka bisa saja tetap tidak bisa meng"ntr"l

    pembangunan yang justru menghancurkan dan menghalangi kegiatan-kegiatan seperti itu.

    2. Self-etermination17

    Masalah kedua adalah s"al self-determination K"nsep self-determination berasal dari

    argumentasi *il"s"*is eksistensial yaitu bah%a manusia adalah makhluk yang "t"n"m dan jugamemiliki harkat dan martabat yang sama dengan sesamanya.'1 K"nsep ini mulai menjadi

    perbincangan internasi"nal dalam pengertian hukum dan p"litik pada era $erang 'unia #.

    $residen 2""dr"% 2ils"n menghubungkan prinsip self-determination ini dengan cita-citadem"krasi liberal ,arat (merika) dan aspirasi-aspirasi kaum nasi"nalis 9r"pa. '& Menurut

    $r"*es"r dikutip dalam

    S.

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    9/25

    $enegasan serupa juga dikemukakan "leh $r"*es"r 9rica-#rene . 'aes. #a mengatakanbah%aself-determinationmensyaratkan adanya sebuah pr"ses

    yang dengan itu masyarakat adat bisa bergabung bersama masyarakat lainnya dalam membangun egara

    berdasarkan kesepakatan bersama dan prinsip keadilan setelah bertahun-tahun sebelumnya terkungkung

    dalam is"lasi dan eksklusi. $r"ses ini tidak memerlukan asimilasi indiidual sebagaimana %arga negarapada umumnyaE yang dibutuhkan adalah pengakuan dan pelibatan setiap "rang dari berbagai latar

    belakang dalam membangun egara secara bersama dan berdasarkan kesepakatan bersama yang adil.22

    Masih dalam pemahaman yang sama $r"*es"r :e" r"ss dari 3letcher .chool of La+and "iplomacy membedakan self-determination itu atas dua yaitu pertama, right to self-

    determination yang berarti hak yang bersi*at sekali dan tidak dapat dipecah ; untuk

    membentuk suatu negara (atau integrasi atau as"siasi). Kedua, right of self-determinationyaitu hak yang bersumber dan sekaligus merupakan k"nsekuensi dari hak jenis pertama di atas

    (right to self-determination). Misalnya hak menentukan bentuk negara (republik atau

    kerajaan) hak menentukan sistem pemerintahan (presidensiil atau parlementer) sistem

    ek"n"mi (liberal atau terk"ntr"l) dan sistem budaya tertentu. Semuanya itu berada dalamk"ntr"l pengaturan dan kebijakan negara bersangkutan.24'alam k"nteks perlindungan hak

    masyarakat adat 9rica 'aes dalam studinya tentang hubungan masyarakat adat dengan tanah

    %ilayah dan sumber daya menegaskan bah%a entah apa pun bentuk negara dan sistempemerintahan di mana masyarakat adat berada dan hidup bagaimanapun juga mereka tetap

    (dan harus diperjuangkan tetap) memiliki ke%enangan mengel"la sendiri dan mengurus

    sendiri tanah dan kekayaan di dalamnya tetap hidup berdasarkan sistem nilai dan religiusyang mereka yakini sistem ek"n"mi dan budaya yang mereka %arisi dari nenek m"yang

    mereka.25

    4 Identitas

    #stilah indigenous peoplesbiasanya digunakan untuk merujuk pada "rang-"rang dan kel"mp"kyang merupakan keturunan p"pulasi asli yang tinggal di sebuah negara. #stilah #nggris

    =indigenous> berasal dari bahasa :atin =indigenae> yang digunakan untuk membedakan antara

    "rang-"rang yang dilahirkan di sebuah tempat dan mereka yang datang dari tempat lain(=ad0enae>). Sebab itu akar semantik dari istilah tersebut mempunyai elemen k"nseptual

    berupaprioritas dalam +aktu.&5

    Sampai sekarang tidak ada de*inisi yang secara uniersal disetujui dari istilah=indigenous peoples>. Kesulitan dalam menentukan de*inisi yang secara umum diterima

    mungkin merupakan hasil dari *akta bah%a indigenous peoplessangatlah berariasi dalam

    && 9rica-#rene . 'aes =S"me 4"nsiderati"ns "n the 6ight "* #ndigen"us $e"ples t" Sel*-'eterminati"na>

    3 Transnational La+ and 6ontemporary Problems1 / (1//3).&3 'ikutip dari

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    10/25

    budaya dan struktur s"sial&Dsehingga =tidak dapat diterapkan sebuah de*inisi yang tepat daninklusi* dengan cara yang sama di seluruh dunia>.&Flasan lain adalah si*at dari p"litik itu

    sendiri. ,eberapa negara keberatan dengan penggunaan istilah =indigenous> yang ditujukan

    kepada sebagian dari masyarakat mereka sementara yang lain sangat keberatan dengan

    penggunaan istilah =peoples> karena dapat berimplikasi pada munculnya hak menentukannasib sendiri (right to self-determination).&

    ,ahkan dalam K"nensi #:O 1D/ dibedakan antara indigenous peoples dan tribal

    peoples. 'alam k"nteks #nd"nesia hal ini akan mendatangkan kerumitan lagi. Oleh karena itusebagai usulan a%al Sandra M"niaga dan Stephanus 'ju%eng mengusulkan penerjemahannya

    menjadi sebagai berikut7 indigenous peoplesditerjemahkan menjadi =bangsa pribumi> dan

    tribal peoples diterjemahkan menjadi =masyarakat adat>.&/ kan tetapi dalam k"nteksinternasi"nal yang lebih p"puler digunakan sekarang ini adalah indigenous peoples. ,ahkan

    untuk menghindari kerancuan dalam pemahaman dan pena*siran yang berkaitan dengan isu

    self-determination,katapeoplesdiganti denganpopulations4(

    'ari berbagai de*inisi yang dikemukakan baik "leh para pakar maupun lembaga

    internasi"nal semisal $,, dan #:O de*inisi yang paling banyak dirujuk adalah de*inisi yangdisusun "leh

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    11/25

    Kalau kita perhatikan de*inisi ini mengandung empat elemen yang dalam berbagaide*inisi m"dern sekarang ini diterima luas yaitu7 (i) pra-eksistensi (atau =kelanjutan sejarah)E

    (ii) bentuk budaya yang jelasE (iii) sekarang berstatus n"n-d"minan atau tidak sedang

    memegang kendaliE3&dan (i) identi*ikasi diri. 9lemen-elemen ini tidak berbeda jauh dengan

    kriteria yang diajukan "leh 2"rking r"up "n #ndigen"us $"pulati"ns yaitu7 (a) hubunganyang jelas dengan tanah atau %ilayah yang turun-temurun dimiliki ditinggali atau digunakanE

    (b) keberlanjutan sejarah (c) karateristik budaya yang jelasE (d) n"n-d"minanE (e) indenti*ikasi

    diri dan kesadaran kel"mp"k.33

    POSISIA/HAK-HAKMAS3A1AKA!AA!A,AMH0K0M I/!"1/ASIO/A,HAKASASI

    MA/0SIA

    Karena sejumlah alasan yang berbeda-beda masyarakat internasi"nal mulai memberikan

    resp"n terhadap isu masyarakat adat ini dalam suatu cara pandang dunia yang baru danperspekti* *il"s"*is yang baru pula. $andangan baru ini memberikan penekanan pada

    penghargaan terhadap tanah terit"ri dan sumber daya. Standar-standar baru tengahdiupayakan dengan berdasarkan sebagiannya pada nilai-nilai yang telah diekspresikan "leh

    masyarakat adat. Selain itu juga didasarkan pada nilai-nilai yang sesuai dengan perspekti* dan

    pandangan hidup masyarakat adat itu sendiri tentang hubungan mereka dengan tanahnyaterit"ri dan sumber daya yang terdapat di dalam dan di atasnya.3+

    $erhatian internasi"nal yang mulai =bersahabat> pada isu masyarakat adat tidaklah

    terlepas dari perjuangan panjang mereka beberapa dekade sebelumnya. Mereka berpartisipasidengan semangat dan k"nsisten dalam berbagai dial"g multilateral yang melibatkan negara

    berbagai "rn"p atau O pakar-pakar independen yang di*asilitasi lembaga dan "rganisasi

    internasi"nal hak asasi manusia.

    35

    'i sini saya tidak menguraikan perkembangan hist"ris perjuangan masyarakat adatdan pekerja hak asasi manusia pada umumnya yang peduli pada hak masyarakat adat hingga

    mencapai tara* sekarang ini. Saya lebih memilih menguraikan status masyarakat adat dan hak-

    haknya dalam hukum internasi"nal k"ntemp"rer baik berupa soft la+ maupun hard la+4%

    #nstrumen yang secara jelas (dan bahkan secara khusus) memuat tentang hak-hak masyarakat

    3& Sehubungan dengan elemen =sekarang berstatus n"n-d"minan> hal ini menyiratkan beberapa bentukdiskriminasi atau marjinalisasi muncul dan membenarkan tindakan yang diambil "leh k"munitas

    internasi"nal. ,agaimanapun sebuah kel"mp"k tidak akan berhenti status =asli>-nya jika mereka tidak lagi

    n"n-d"minan sebagai hasil dari tindakan yang diambil untuk pemenuhan segala hak-haknya. :ihat 6a*ael

    9dy ,"sk" op cit hlm. 11.33 :ihat 9rica-#rene . 'aesE0olution of .tandards 6oncerning the Rights of Indigenous Peoples7 *e+

    "e0elopment and

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    12/25

    adat adalah K"nensi #:O 10F (1/5F) yang kemudian diperbarui menjadi K"nensi #:O 1D/(1//). Qang secara implisit berbicara tentang hak-hak masyarakat adat baik sebagai pribadi

    maupun sebagai kel"mp"k adalah instrumen-instrumen seperti 'M #44$6 (K"enan

    ak Sipil dan $"litik) #49S46 (K"enan ak 9k"n"mi S"sial dan ,udaya) 496'

    (K"nensi $enghilangan 'iskriminasi 6asial) 4 (K"nensi Menentang $enyiksaan)49'2 (K"nensi $enghilangan 'iskriminasi terhadap $erempuan). Sekarang ini bahkan

    ada kel"mp"k kerja yang terus menyempurnakan dan memperjuangkan 'eklarasi $,, tentang

    ak-ak Masyarakat dat ( 'eclarati"n "n the 6ights "* #ndigen"us $e"ples)E deklarasiini diharapkan akan disahkan tahun &00+ nanti bersamaan berakhirnya dekade masyarakat

    adat internasi"nal.

    'i tingkat pemahaman diskursus hak-hak masyarakat adat sebenarnya diakui sebagaibagian dari hak-hak asasi manusia generasi ketiga. ak-hak generasi pertama adalah hak-hak

    yang termaktub di dalam #44$6 dan hak-hak generasi kedua adalah hak-hak ek"n"mi s"sial

    dan budaya (#49S46). Sementara hak-hak generasi ketiga adalah hak atas pembangunan danlingkungan. ermasuk di dalam generasi ketiga ini adalahgroup rights (hak-hak kel"mp"k)

    seperti hak-hak kel"mp"k min"ritas tertentu hak-hak masyarakat adat dsb.

    3F

    Sementara ditingkat gerakan isu hak-hak masyarakat adat memang telah menjadi isu internasi"nal yang

    hangat dibicarakan. ,ahkan di $,, sebagaimana telah saya kemukakan secara singkat dimuka telah dibentuk Kel"mp"k Kerja khusus untuk masyarakat adat terutama 3orum

    Permanent on Indigenous Peoples. 'engan si*atnya yang permanen *"rum ini memiliki

    kedudukan setara dan sekuat k"mite semisal uman 6ights 4"mmittee untuk #44$6(K"enan ak Sip"l) atau 4"mmittee against "rture untuk 4 (K"nensi Menentang

    $enyiksaan). ,ahkan C"rum $ermanen Masyarakat dat itu berkedudukan setingkat

    4"mmissi"n "n uman 6ights yang sama-sama dibentuk di ba%ah 'e%an 94OSO4.

    M"KA/ISM"P"1,I/0/2A/HAK-HAKMAS3A1AKA!AA!

    'alam bagian ini saya membagi mekanisme perlindungan hak-hak masyarakat adat atas

    mekanisme internasi"nal dan mekanisme nasi"nal. $embagian ini hanya untuk memudahkan

    uraian dan pemahaman saja. 'alam kenyataannya terutama dalam realitas hukuminternasi"nal k"ntemp"rer mekanisme nasi"nal dan internasi"nal saling berhubungan ; lebih

    3D 'alam hukum internasi"nal kita mengenal ada dua jenis instrumen berdasarkan si*at mengikatnya.$ertama adalah hard la+ yaitu jenis instrumen yang memiliki kekuatan mengikat ( legally binding) dan

    mengandung sanksi hukum yang pasti. Qang termasuk jenis ini adalah k"enan k"nensi res"lusi dan

    perjanjian-perjanjian internasi"nal dan regi"nal lainnya (treaty, agreement) baik bilateral maupun

    multilateral.

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    13/25

    tepatnya mekanisme internasi"nal melengkapi mekanisme nasi"nal atau mekanisme nasi"nalmenjadi lebih e*ekti* berkat adanya dukungan mekanisme internasi"nal. Memang kedaulatan

    negara tetap diakui sebagaimana termaktub dalam pasal & (F) $iagama $,,. Oleh karena itu

    prinsip non-interferencetetap penting dalam kaitan dengan yurisdiksi tingkat d"mestik sebuah

    negara. etapi menurut $r"*es"r (complaint procedures>.+0

    ,erikut ini saya uraikan secara umum.

    Prosedur Monitoring7Pelaporan

    Tin#auan Pembangunan oleh )* /orking

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    14/25

    Tin#auan Pembangunan oleh )* 6ommission on :uman Rights dan .ub-Komisinya

    Kedua institusi $,, ini merupakan %ahana pr"sedur non-treatyatau lebih dikenal sebagai

    charter-basedprocedure.5' Kendatipun berkaitan secara umum saja dengan isu hak asasi

    manusia namun dalam perkembangannya belakangan ini keduanya telah memasukkanagenda tentang pembangunan yang berkaitan dengan masyarakat adat dalam setiap sesi

    tahunannya. $emerintah dan "rn"p yang sudah memiliki consultati0e statusatau la!im disebut

    juga E6O.O6 statusbisa mengajukan lap"ran berkaitan dengan permasalahan masyarakatadat (kendatipun tidak segencar melalui -2#$ karena perhatiannya yang sangat umum

    tadi). Kalau dalam -2#$ angg"tanya adalah para e8pertyang independen dalam 46

    dan Sub-K"misinya52angg"tanya terdiri dari para %akil pemerintahE "leh karena itu si*atnyasangat p"litis.

    onitoring ;erdasarkan Kon0ensi ILO ?'%&>

    egara-negara yang sudah merati*ikasi K"nensi #:O 1D/ (atau K"nensi #:O 10F

    sebelumnya) %ajib menyerahkan lap"ran tentang implementasi K"nensi tersebut secaraperi"dik kepada #:O 4"mmittee "* 9Pperts "n the pplicati"n "* 4"nenti"n and

    6ec"mmendati"ns. Ketentuan memberikan pelap"ran itu berdasarkan K"nstitusi #:O yang

    disahkan pada / Okt"ber 1/+D pasal && dan &3. Mekanisme pr"m"si hak-hak asasi manusia(masyarakat adat) di #:O dilakukan dengan mekanisme tripartit yang terdiri dari pemerintah

    (go0ernment) pengusaha (employer) dan buruh (+orker) atau masyarakat adat.

    Prosedur Pelaporan di ;a+ah )* :uman Rights 6ommittee ?:R6> dan 6ER"

    Kedua badan ini dibentuk berdasarkan ketentuan masing-masing perjanjian. 64 dibentuk

    berdasarkan ketentuan K"enan ak Sipil dan $"litik sementara 496' dibentuk berdasarkan

    K"nensi $enghilangan Segala ,entuk 'iskriminasi 6asial. ugas k"mite yang dibentukberdasarkan perjanjian adalah menga%asi implementasi perjanjian yang dimaksud di semua

    negara pihak. egara-negara pihak menyampaikan lap"ran ke Sekretariat

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    15/25

    memberikan rek"mendasi berupa pengiriman pelap"r khusus atau penyelidikan di negara-negara pihak.

    uman 6ights 4"mmittee yang dibentuk di ba%ah #44$6 ini telah menunjukkan

    kemajuan dalam menga%asi dan memeriksa lap"ran pemerintah berkaitan dengan hak-hak

    masyarakat adat. K"mite ini juga mend"r"ng terciptanya berbagai kebijakan yangmengindahkan hak-hak masyarakat adat berdasarkan interpretasi terhadap pasal &F K"enan

    tersebut. etapi hal yang tetap sensiti* adalah s"al ketentuanself-determination sebagaimana

    dinyatakan dalam pasal 1. 496' juga menunjukkan kinerja yang serupa dalam kaitan dengahak-hak masyarakat adat.

    Prosedur Pengaduan

    #nstitusi internasi"nal juga memiliki ke%enangan untuk mendengarkan atau menerimapengaduan berkaitan dengan pelanggaran hak asasi manusia. $r"sedur pengaduan

    internasi"nal merupakan mekanisme penga%asan penting terutama untuk mengimbangilap"ran dari pihak pemerintah dan lebih khusus untuk segera mendapatkan penangan khusus.

    Pengaduan dalam )* /orking dan untuk =melakukankajian atau studi mendalam terhadap berbagai situasi pelanggaran dan kekerasan hak asasi

    manusia itu dengan penekanan pada terungkapnya berbagai p"la kejahatan tersebut.>+3

    +3 ntuk mendapatkan pembahasan secara lebih mendalam tentang $r"sedur 1&35 ini silahkan baca igel

    S. 6"dley =nited ati"ns "n-reaty $r"cedures *"r 'ealing %ith uman 6ights i"lati"ns> dalam

    urst annum (ed.)

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    16/25

    $r"sedur ini tidak menjamin adanya resp"ns yang cepat dan memadai atas pengaduan. kantetapi ke%enangan yang diberikan melalui 6es"lusi 94OSO4 1&35 ini telah digunakan dalam

    berbagai kesempatan untuk mengeluarkan dan mengesahkan berbagai res"lusi terutama

    berkaitan dengan negara-negara yang diidenti*ikasi sangat sarat dengan pelanggaran dan

    kejahatan hak asasi manusia dalam skala yang luas.da sebuah pr"sedur lain yang lebih terstruktur si*atnya yaitu Prosedur $:)berdasarkan 6es"lusi 94OSO4 tahun 1/F0. $r"sedur ini memungkinkan dipertimbangkannya

    =k"munikasi> dari indiidual dan "rn"p berkaitan dengan =situasi yang memperlihatkanadanya p"la k"nsisten pelanggaran berat hak asasi manusia>. Qang berhak mengajukan

    k"munikasi bukan saja k"rban langsung dan keluarganya. Siapa pun dan kel"mp"k apa pun

    bisa mengajukan k"munikasi. ujuan pr"sedur ini adalah membangun dial"g antara 46 danpemerintah berkaitan dengan isu atau permasalahan yang diadukan kepadanya. $aling tidak

    ada lima tahap yang ditempuh dalam pr"sedur ini. $r"sedur ini sangat memakan %aktu

    panjang. etapi paling tidak ia dapat digunakan untuk =menggugat> (denounce) situasi hakasasi manusia di negara-negara yang belum merati*ikasi instrumen-instrumen internasi"nal

    yang sudah ada.

    ++

    ,erbeda dengan pr"sedur 1&35 yang dapat dengan mudah diketahui publik pr"sedur

    k"munikasi di ba%ah res"lusi 1503 ini dilakukan dalam sesi tertutup untuk menghindariadanya dist"rsi dan bias "leh adanya l"bi-l"bi k"t"r. Menurut $r"*es"r lst"n pr"sedur ini

    sangat tepat jika disebut sebagai sistem =petition-information> sebagai la%an dari sistem

    =petition-redress> =karena sasarannya adalah menggunakan pengaduan sebagai G buktiWyangX mungkin ; jika dilengkapi secara memadai dengan sejumlah kasus terkait ; mend"r"ng

    $,, untuk mengambil tindakan>.+56"ulet mencatat bah%a Publi9 Prosedure $':memiliki

    keunggulan dibandingkan $r"sedur 1503 yaitu bah%a pengaduan dibahas di depan angg"tasetiap "rgan pengamat dan publik luas. $ers juga dapat dengan cepat menangkap isu tersebut

    dan menyebarluaskannya. al ini memberikan semacam tekanan p"litis kepada pemerintah

    dan pada gilirannya akan membentuk "pini dunia dan mendapatkan simpati atas k"rban-k"rban atau situasi pelanggaran dan kejahatan hak asasi manusia yang terjadi.+D

    Prosedur Pengaduan ;erkaitan dengan Kon0ensi ILO

    $r"sedur pengaduan dalam #:O lebih bersi*at petition-redress. da dua k"nensi yang

    langsung mengatur tentang hak masyarakat adat yaitu K"nensi #:O 10F yang kemudiandiperbarui dengan K"nensi #:O 1D/. K"nensi-k"nensi lainnya berhubungan tetapi tidak

    secara langsung seperti7 K"nensi ". 50 tentang rekruitmen pekerja dari masyarakat adat

    (1/3D) K"nensi ". D+ tentang k"ntrak kerja untuk pekerja dari masyarakat adat (1/3/)

    dll.

    +F

    $ennsylania $ress 1//& hlm. D0 ;D+.++ raian yang sangat bagus terutama untuk kepentingan masyarakat adat tentang pr"sedur ini (dan juga

    pr"sedur 1&35) dapat dibaca dalam Cl"rencia 6"ulet :uman Rights and Indigenous Peoples,a andb""k

    "n the System #2# 4"penhagen 1/// hlm. 5& ; 5/.+5 :ihat $hilip lst"n =he 4"mmissi"n "n uman 6ights> dalam $hilip lst"n (ed.) The )nited

    *ations and :uman Rights7 ! 6ritical !ppraisal,OP*"rd 4larend"n $ress 1//& hlm. 1+D.+D Cl"rencia 6"ulet op cit,hlm. 5F.+F Cl"rencia 6"ulet ibid,hlm. 115.

    1D

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    17/25

    $r"sedur pengaduan berkaitan dengan K"nensi #:O ini diatur dalam K"nstitusi #:Opasal &+ dan pasal &D. ,erdasarkan pasal &+ sebuah as"siasi pekerja atau pengusaha bisa

    membuat representasi kepada #:O bah%a sebuah negara =telah gagal menjamin pelaksanaan

    K"nensi yang sudah dirati*ikasinya>. 'i sini dikenal adanya #:O "erning ,"dy yang

    terdiri dari tiga pihak yaitu pengusaha buruh dan negara. da sebuah k"mite yang angg"tanyaterdiri dari %akil masing-masing pihakE k"mite ini mempertimbangkan semua pengaduan

    k"mentar dan interensi yang masuk lalu menyerahkannya kepada "erning ,"dy. ,adan

    inilah yang akan mengambil keputusan atas langkah selanjutnya berkaitan dengan kasus yangdibahas.

    $asal &D lebih elab"rati* dalam menangani pengaduan berkaitan dengan kealpaan atau

    ketidamampuan egara dalam mengimplementasikan ketentuan K"nensi. $engaduan bisadiajukan "leh suatu egara $ihak berkaitan dengan situasi di negara lain untuk K"nensi yang

    sama atau "leh delegasi peserta #nternati"nal :ab"ur 4"n*erence. "erning ,"dy kemudian

    bisa mengusulkan dibentuknya 4"mmissi"n "* #nuiry untuk menyelidiki kebenaran kasusyang diadukan. 'alam kaitan dengan masyarakat adat kendatipun mereka tidak mengajukan

    pengaduan hal itu bisa dilakukan pihak lain atas nama mereka. rtikel &+ dan &D K"nstitusi#:O tidak mengharuskan bah%a pengaju aduan adalah "rang yang menjadi k"rban langsung.

    )* :uman Rights 6opmmittee dan 6ER"7 Pengaduan !ntar-*egara dan Komunikasi

    Indi0idual

    Kedua K"mite ini menerima pengaduan antar-negara dan pengaduan (la!im disebut

    =k"munikasi>) indiidual. $engaduan antar-negara berkaitan dengan 496' berlaku secar"t"matis bagi semua negara pihak K"nensi $enghilangan 'iskriminasi 6asial sebagaimana

    ditetapkan dalam pasal 11. Sebaliknya pengaduan antar-negara berkaitan dengan 64

    menyangkut implementasi K"enan ak Sipil dan $"litik berlaku hanya di antara negara-negara pihak yang telah mendeklarasikan atau mengumumkan pengakuan terhadapke%enangan k"mite berkaitan dengan ketentuan tersebut sebagaimana dinyatakan dalam pasal

    +1 ayat 1.+Setiap negara pihak %ajib menyerahkan lap"ran tentang implementasi perjanjian

    atau instrumen tersebut di negara kedaulatannya masing-masing.Kedua instrumen itu juga mengatur pr"sedur pengaduan indiidual. ntuk masalah

    berkaitan dengan K"enan ak Sipil dan $"litik pengaduan indiidual dimungkinkan jika

    negara pihak k"enan tesebut juga menjadi negara pihak Opti"nal $r"t"c"l-nya yang secarakhusus mengatur tentang pengaduan indiidual tersebut. ntuk K"nensi $enghilangan

    'iskriminasi 6asial pengaduan indiidual diatur dalam pasal 1+. #ndiidu atau kel"mp"k

    indiidu dari sebuah negara pihak misalnya #nd"nesia bisa mengajukan pengaduan jika

    negara pihak tersebut menyatakan pengakuannya atas ke%enangan K"mite berkaitan denganpengaduan atau k"munikasi tersebut.

    8atatan Khusus; Permanent

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    18/25

    ,erkaitan dengan *"rum ini 9rica 'aes mengajukan beberapa pertimbangan yaitu sebagaiberikut7

    a. Membentuk sebuah badan pencari *akta atau menunjuk se"rang pelap"r khusus untuk isu

    masyarakat adat dengan sebuah mandat inter alia untuk melakukan kunjungan dan menyiapkan

    lap"ran berkaitan dengan isu-isu tanah masyarakat adat tertentu dan sumber daya yang merekamilikiE pelap"r khusus juga bisa memberikan resp"ns melakukan mediasi dan mengusahakan

    rek"nsiliasiE

    b. Menciptakan sebuah mekanisme atau pr"sedur tuntutan (complaint) di ba%ah dan dalam tanggung

    ja%ab pelap"r khusus untuk pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi pada tanah-tanah dan

    sumber daya masyarakat adatE

    c. $elap"r khusus sebaiknya dilengkapi denga kekuasaan =peace-seeking> untuk melakukan

    inestigasi merek"mendasikan s"lusi k"nsiliasi mediasi dan membantu mencegah atau

    mengakhiri kekerasan dalam situasi berkaitan dengan hak-hak masyarakat adatE

    d. Membuat pr"sedur bagi negara-negara dalam membuat lap"ran peri"dik berkaitan dengankemajuan mereka dalam mengusahakan perlindungan terhadap hak atas tanah dan sumber daya

    masyarakat adat.+/

    $ermanen C"rum ini dibentuk melalui 6es"lusi 94OSO4 &000?&& pada 5@th plenary meeting-

    nya &

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    19/25

    masyarakat adatE (e) instrumen-instrumen standar hak-hak asasi manusia. 5&kan tetapi perludipahami sebagaimana telah disinggung di depan dalam k"nteks hukum dan hubungan

    internasi"nal k"ntemp"rer mekanisme nasi"nal pun bisa berimplikasi pada mekanisme

    internasi"nal demikian juga sebaliknya. Sehingga kembali saya katakan di sini bah%a

    pembagian uraian atas mekanisme internasi"nal dan nasi"nal ini hanya untuk mempermudahuraian dan pemahaman saja.

    a ekanisme 9udisial

    Mekaniseme yudisial pada tataran k"nsep hukum memegang peranan penting dan menjadiandalan bahkan menjadi semacam sandaran akhir dari setiap upaya ad"kasi. amun bagi

    masyarakat adat "leh karena adanya kegagalan egara dalam mengakui adanya tindakan dan

    kebijakan diskriminati* yang terus berlangsung atas tanah masyarakat adat mereka menjadisulit menerima mekanisme yudisial sebagai salah satu cara yang mereka harapkan dapat

    menjamin pemenuhan hak-hak mereka.Selain itu dalam k"nteks kekinian kiranya perlu kita ketahui bah%a penggunaan

    mekanisme yudisial untuk kasus yang berkaitan dengan masyarakat adat mengandung risik".MengapaA Karena adanya masalah interpretasi yang berbeda-beda terhadap instrumen-

    instrumen hukum yang dijadikan dasar bagi penyelesaian kasus-kasus tersebut. Selain itu juga

    karena berbagai *"rum bentukan egara itu sangat kental dengan bias p"litik dan sangatsubjekti*. $emerintah juga se"lah membiarkan terus bias kultural yang ada. Mekanisme-

    mekanisme yudisial seperti itulah yang dibuat dan telah digunakan dalam beberapa kasus.

    $emerintah dan "rganisasi masyarakat adat masih harus mengusahakan lebih lanjut berbagaimasukan atau pertimbangan-pertimbangan p"siti* untuk mendapatkan mekanisme yudisial

    yang memadai jujur dan adil.

    b ekanisme *egosiasi

    Mekanisme neg"siasi mungkin bisa digunakan untuk mengedepankan serangkaian isu k"nsepdan perspekti* yan lebih luas dan kaya untuk menggali kemungkinan diterimanya klaim hak

    masyarakat adat atas tanahnya. ,isa juga diharapkan untuk menyediakan kesempatan yang

    lebih besar baik untuk mencapai atau melahirkan pemahaman yang sejati maupun untukmeng"k"hkan bangunan kepercayaan. eg"siasi jika dilaksanakan dengan semangat saling

    menghargai bagi tercapainya pengakuan atas hak-hak dasar masyarakat adat dapat juga

    memberikan k"ntribusi tersendiri bagi kelanjutan dan kelangsungan hubungan p"litik dan

    hubungan hukum yang elegan. lternati* semacam itu tampaknya lebih k"nstrukti* baik bagi$emerintah maupun bagi masyarakat adat itu sendiri dan mungkin juga bagi pihak lain.

    Selain itu dial"g substanti* k"nstrukti* dan *"rmal baik di tingkat internasi"nal nasi"nal

    dan l"kal berkaitan dengan standar internasi"nal hak asasi masyarakat adat barangkalimerupakan sebuah met"de yang dapat membuahkan hasil demi tercapainya pemahaman yang

    menyeluruh tentang nilai dan perspekti* masyarakat adat. $endidikan pun bisa menjadi

    langkah yang sangat e*ekti* dalam hal ini. $endidikan bisa membantu membuka %a%asan

    5& :ihat 9rica-#rene . 'aes op cit, &001,para F ; 11F.

    1/

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    20/25

    untuk menyelesaikan k"n*lik yang berkepanjangan dan memahami implikasi daridiak"m"dirnya hak dan kepentingan masyarakat adat itu sendiri dan egara.

    c Reformasi Konstitusional dan Kebi#akan Peraturan Perundang-undangan

    Sebuah langkah p"siti* untuk menjamin hak-hak masyarakat adat telah menjadi praktik yang

    maju "leh egara untuk mengakui dan melindungi hak-hak masyarakat adat melaluiamandemen k"nstitusi pembuatan peraturan perundangan yang khusus dan ketetapan-

    ketetepan khusus di antara berbagai hukum umum lainnya. 4"nt"h yang pantas untuk

    disebutkan di sini adalah amandemen terhadap K"nstitusi ,ra!il yang disahkan pada tahun1/. K"nstitusi itu memuat berbagai ketentuan yang tegas akan perlunya penentuan garis

    batas dan perlindungan atas tanah-tanah masyarakat adat. 'emikian juga di merika engah

    dan merika Selatan semisal rgentina ,"liia 9kuad"r uatemala "nduras Meksik"ikaragua $anama $araguay $eru dan ene!uela. egara-negara itu sekarang memilik

    K"nstitusi yang mengakui kepemilikan masyarakat adat atas tanah dan sumber daya alamnyadan menjamin reserasi atau penentuan garis batas yang tetap dan tegas. Sebagai tambahan

    K"nstitusi ,"liia 4"l"mbia dan $eru mengakui hak masyarakat adat untuk membentukpemerintahan sendiri (self-go0ernment) di daerah atau %ialayah mereka sepanjang hal itu tetap

    mengindahkan K"nstitusi egara dan hukum asi"nal lainnya.

    kan tetapi 'aes juga mencatat bah%a hingga ia menyerahkan kertas kerja *inal sebagailap"ran atas hasil studinya kepada $,, belum ada in*"rmasi yang diterima mengenai sejauh

    mana pemberlakuan k"nstitusi dan berbagai ketentuan perundang-undangan atau hukum di

    negara-negara yang diamatinya itu telah benar-benar diimplementasikan. 53.

    #ni merupakan k"ntribusi p"siti* "leh masyarakat adat bagi masyarakat dunia.

    53 entang isi lengkap genda &1 ini silahkan lihat7http7??%%%.un."rg?esa?sustde?agenda&1tePt.htm

    &0

    http://www.un.org/esa/sustdev/agenda21text.htmhttp://www.un.org/esa/sustdev/agenda21text.htmhttp://www.un.org/esa/sustdev/agenda21text.htm
  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    21/25

    'i tingkat nasi"nal masyarakat adat di beberapa negara tertentu telah mengusulkan pr"yekpembuatan peta (mapping pro#ect) sebagai %ahana untuk mend"kumentasikan dan

    menspesi*ikasi kepemilikan mereka atas tanah adat dan praktik pengguna5+an tanah adat

    tersebut. al ini bisa menjadi sebuah sarana yang penting bagi terciptanya kesadaran dan

    pemahaman yang lebih besar atas kepemilikan tanah adat. al ini pada akhirnya bisa jugamembantu terciptanya dasar bagi pengakuan secara legal dan perlindungan terhadap hak atas

    tanah-tanah adat dan sumber dayanya. 'i ,eli!e pembuatan pr"yek dari masyarakat #ndian

    Maya di distrik "led" berhasil diterbitkan pada tahun 1// di ba%ah judul7aya !tlas7 The.truggle to Preser0e aya Land in .outhern ;eliAe. $eta ini merupakan atlas buatan

    masyarakat adat yang pertama di dunia.aya !tlasini yang dipr"duksi "leh "led" Maya

    4ultural 4"uncil dan "led" lcaldes ss"ciati"n mend"kumentasi tanah adat milikmasyarakat M"pan dan KeJkchi dan juga mendeskripsikan sejarah bangsa Maya

    kebudayaannya hukum adat mereka tentang tanah dan kegiatan-kegitan s"si"-ek"n"mi

    masyarakat tersebut.

    e Instrumen-Instrumen .tandar :ak !sasi anusia

    'i depan telah saya uraikan beberapa instrumen standar hak asasi manusi beserta

    mekanismenya. Mungkin yang perlu dicatat di sini adalah bah%a berbagai n"rma hak asasi

    manusia yang kini tengah berlaku yakni n"rma yang berkaitan dengan hak atas pembangunanhak antar-generasi hak atas perdamaian dan kedamaian dan hak lingkungan yang aman dan

    sehat merupakan n"rma-n"rma yang digunakan masyarakat adat untuk mulai memperngaruhi

    pemikiran lama dan memba%a pengaruh pr"gresi* atas standar-standar itu yang lebih sensiti*resp"nsi* dan berguna bagi masyrakat adat dan umat manusia pada umumnya. Kesimpulan

    dalam lap"ran dari ,rundtland 4"mmissi"n Our 6ommon 3uture,sudah seharusnya untuk

    tidak diabaikan berdasarkan pandangan atas perubahan ini dan pengembangan standar-standarhak-hak asasi manusia. :ap"ran itu mengandung dan menegaskan pengakuan terhadap situasikhas nan unik dalam eksistensi masyarakat adat7

    itik a%al bagi kebijakan yang adil dan manusia%i untuk kel"mp"k-kel"mp"k masyarakat semacam itu

    adalah pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak tradisi"nal mereka dan terhadap tanah dan sumber

    daya lain yang mereka miliki yang melestarikan cara hidup mereka. ak-hak ini barangkali memang

    tidak termasuk atau tidak sesuai dengan sistem hukum standar (yang berlaku di negara di mana %ilayahtempat tinggal mereka berada). ,erbagai institusi milik kel"mp"k-kel"mp"k masyarakat ini institusi

    untuk mengatur hak dan ke%ajiban sangat krusial untuk membangun harm"ni dengan alam dan perilaku

    peduli lingkungan dalam cara hidup mereka. Maka dari itu pengakuan terhadap hak-hak tradisi"nal

    mereka haruslah disatukan dengan undang-undang atau ketentuan hukum untuk melindungi institusi-

    institusi l"kal mereka yang meningkatkan tanggung ja%ab dalam meman*aatkan sumber daya yang

    mereka miliki. 'an pengakuan ini harus pula memberikan k"munitas l"kal sebuah hak suara yangmenentukan dalam keputusan tentang peman*aatan sumber daya alam di %ilayah tanah adat mereka.55

    5+ Setahu saya di tingkat nasi"nal #nd"nesia belum ada upaya menyeluruh untuk pembuatan peta seperti

    itu untuk menandingi peta yang dibuat pemerintah. al penting lainnya yang menjadi satu paket dengan

    pemetaan adalah s"al pend"kumentasian. al ini sering ditekankan "leh saudara "er Cau!i dalam beberapa

    kesempatan.55 $andangan r" ,runtland ini dikutip dalam 9rica-#rene . 'aes op cit,&001 para. 11F.

    &1

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    22/25

    P"/0!0P

    $erkembangan k"nsep paham dan gerakan hak asasi manusia gl"bal telah memba%a serta

    semakin p"pulernya isu masyarakat adat baik di tingkat nasi"nal maupun internasi"nal. #su

    masyarakat adat memang masih memiliki beban ba%aan berupa hubungan mereka dengantanah %ilayah dan sumber daya dalam dimensi ek"n"mis s"sial kultural maupun religius-

    spiritual dan *il"s"*is-makr"k"smis. Masalah lainnya lagi yang hingga kini masih

    menggantung adalah s"alself-determinationdan s"al indentitas.Kendatipun di tingkat internasi"nal kita mencatat adanya perkembangan

    menggembirakan misalnya disahkannya Permanent 3orum on Indigenous Issues namun di

    tingkat nasi"nal kita masih dihadapkan dengan berbagai halangan dan tantangan baik berupapengakuan langsung dan nyata terhadap hakikat eksistensi dan keberadaan serta hak-hak

    masyarakat adat maupun berupa pembaruan hukum dan p"litik yang mengak"m"dir

    kepentingan mereka. Karena itu benar sekali apa yang dikatakan namun

    =tantangan l"kal>.

    5D

    'engan kata lain jalan menuju puncak pengakuan k"mprehensi* atas keberadaan

    (being) masyarakat adat memang panjang. iada cara lain memperkecil jarak itu selain mulaiberjalan berjalan dan berjalan.

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    23/25

    S"/A1AIBA8AA/

    lst"n $hilip (9d.). 1//&. =he 4"mmissi"n "n uman 6ights> dalam The )nited *ationsand :uman Rights7 ! 6ritical !ppraisal4larend"n $ress OP*"rd.

    naya S. . http7??%%%.i%gia."rg?p"[email protected].

    &3

    http://www.iwgia.org/pop_up.phtml?id=309http://www.iwgia.org/pop_up.phtml?id=309http://www.iwgia.org/pop_up.html?id=3http://www.iwgia.org/pop_up.phtml?id=309http://www.iwgia.org/pop_up.html?id=3
  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    24/25

    Kaye Stuart dan 6ys!ard $i"tr"%i%ic!. &000. =ature and Origins "* uman 6ights :a%>(bab 1) dalam:uman Rights in International and !ustralian La+. ,utter%"rths Sydney.

    6"bins"n Mary. = 9stablihes $ermanent C"rum *"r #ndigen"us #ssues>. $ress 6elease

    94OSO4?5/3&.http7??%%%.un."rg?e%s?$ress?d"cs?&000?&0000F31.ec"s"c5/3&.d"c.html

    6"ulet Cl"rencia. 1///. :uman Rights and Indigenous Peoples andb""k "n the System. #2# 4"penhagen.

    Stephanus 'ju%eng dan Sandra M"niaga =Kebudayaan dan Manusia yang Majemuk pakahMasih $unya empat di #nd"nesiaA> Kata $engantar dalam Kon0ensi ILO '%& mengenai

    ;angsa Pribumi dan asyarakat !dat di *egara-*egara erdeka 9:SM dan :,,

  • 5/26/2018 Hak Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hkm Intl

    25/25

    !"/!A/2P"/0,IS

    Eddie Riyadi Terreadalah se"rang sarjana hukum yang bekerja di 9:SM ; :embaga Studi

    dan d"kasi Masyarakat sejak 1 Mei &001 hingga sekarang. Sebelumnya penulis bekerjasebagai pengajar-pendidik dan edit"r?penerjemah di $enerbit Kanisius dan $enerbit ndi

    Q"gyakarta. Menjadi *asilitat"r dan narasumber dalam beberapa e0ent di beberapa tempat

    untuk berbagai t"pik yang berkaitan dengan isu hak asasi manusia hukum dan transitional#ustice. $enulis juga menjabat sebagai 6edaktur $elaksana "I*IT!., urnal :ak !sasi

    anusiaterbitan 9lsam. Sekarang ini menjadi mahasis%a di $r"gram $asca-Sarjana Sek"lah

    inggi Cilsa*at 'riyarkara ,agui" 4ity $hilippines.pril &00& 7 Resource Person pada =raining M ingkat asi"nal

    untuk Masyarakat dat> $"ntianak Kalimantan ,arat

    #nd"nesia. Sera%ak Malaysia.

    &5