181
Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume: 2 Nomor: 2, Juli - Desember 2014

Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undangVolume: 2 Nomor: 2, Juli - Desember 2014

Page 2: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

Alamat Redaksi :Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus

Jl. Conge Ngembal Rejo PO.BOX 51 Telp/Fax. (0291) 441613, 438818 Kode Pos. 59322

Hp. O85747790605Website : [email protected]

E-mail : [email protected]

Jurnal Libraria merupakan jurnal berkala (setiap semester) pada bulan Januari – Juni dan Juli – Desember yang diterbitkan oleh Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus. Jurnal Libraria menerima artikel atau karangan ilmiah hasil karya pemikiran yang original yang belum pernah dipublikasikan atau tidak sedang dalam proses penerbitan dalam bentuk apapun, terutama yang berhubungan dengan kajian Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Redaksi berhak menyeleksi naskah yang masuk dan mengeditnya tanpa menghilangkan substansi ide penulisnya.

PenanggungjawabMukhamad Saekan

RedakturH. Masdi

Hj. Azizah

PenyuntingFarid Al-Zasal

Muhamad Muchlisin

Desain Grafi sSutanto

Suhirman

SekretariatDwi MuntinahIsti Mawaddah

Dewi Yantiningsih

Volume: 2 Nomor: 2 Juli - Desember 2014

Page 3: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

PENGANTAR REDAKSI

Assalamu’alaikum Warahmatullahi WabarakatuhBismillahirrahmanirrahimPuji syukur alhamdu lillah wasy-syukru lillah, kami dapat melaksanakan

tugas lembaga untuk menerbitkan jurnal library dengan selamat dan selesai sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Diakui atau tidak bahwa “Perpustakaan adalah Ruh Perguruan Tinggi”, artinya sebuah lembaga Perguruan Tinggai akan dapat bernafas dengan baik bila perpustakaannya berjalan dengan baik pula, namun bila perpustakaannya lari di tempat, maka hasil pembelajaran di perguruan tinggi tersebut akan kurang optimal. Keberadaan lembaga perpustakaan sebagai bagian dari pendidikan menempati tempat yang penting. Untuk itu, bagi masyarakat yang ingin mencari informasi tentang perkembangan ilmu dan teknologi dapat mencarinya di perpustakaan baik yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah maupun swasta. Mencermati arti pentingnya keberadaan lembaga perpustakaan tersebut, maka pemerintah pun menerbitkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan.

Kalau kita perhatikan fi rman Allah dalam surat al-‘Alaq ayat 1 sampai ayat 5, menegaskan bahwa Allah telah memerintahkan umat manusia untuk membaca, baik membaca kepada wahyu yang berbicara yaitu al-Qur’an maupun wahyu yang tidak dapat berbicara yaitu alam semesta. Membaca wahyu Allah yang dapat berbicara artinya manusia harus mau membaca kitab suci al-Qur’an dan memahami maknanya. Sedangkan membaca wahyu yang tidak berbicara artinya umat manusia mau mengadakan penelitian kepada alam semesta dan memahami makna yang terkandung dalam makhluk-makhluk tersebut yang tersebar di jagat raya ini.

Melalui membaca manusia akan dapat membuka cakrawala tahu. Untuk itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa dan dosen khususnya dan masyarakat umumnya rajin membaca baik karya-karya dosen dan mahasiswa yang telah tersimpan di perpustakaan maupun lewat jurnal-jurnal yang kami terbitkan ini. Akhirnya kami berharap mudah-mudahan penerbitan jurnal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan bagi semua pembacanya. Amin

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi WabarakatuhKudus, Desember 2014

Redaktur

Page 4: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

iv

DARI PENYUNTING

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, Jurnal Libraria STAIN KUDUS bisa kembali hadir ke hadapan pembaca dalam edisi Juli-Desember 2014.

Tema yang disajikan dalam Volume 2 No. 2 Tahun 2014 adalah peningkatan kualitas layanan perputakaan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan ditengarai akan semakin berkualitas apabila didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Salah satu sarana dan prasarana yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah perpustakaan.

Mengawali edisi ini, Aliyatin Nafi sah dalam tulisannya,Arti Penting Perpustakaan Dalam Upaya Meningkatkan Minat Baca Masyarakat, mengungkapkan bahwa disamping keluarga, perpustakaan merupakan salah satu pihak yang paling berkompeten dalam menumbuhkan dan meningkatkan kegemaran dan derajat minat baca masyarakat sebagai salah satu upaya merealisasikan pengembangan sistem nasional perpustakaan dalam mendukung sistem pendidikan nasional.

Dengan minat baca yang tinggi tentunya akan membuat masyarakat dan khususnya bagi civitas akademika STAIN Kudus dapat meningkatkan kualitas diri melalui pembelajaran. Anisa Listiana yang mengangkat tulisan dalam artikelnya Sumber dan Piranti Referensi Dalam Membangun Karakter Studi Islam (Menelusuri Pustaka Bibliografi Barat dalam Studi Islam), mengungkapkan bahwa peningkatan layanan perpustakaan dengan menyediakan sumber dan referensi yang lebih luas dan berkualitas akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan menghasilkan sarjana yang lebih berkualitas.

Untuk lebih meningkatkan layanannya, perpustakaan harus mengop timalkan fungsinya.. Retno Susilowati mengungkapkan hal ini dalam tulisannya Optimalisasi Fungsi Perpustakaan Sekolah. Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa perpustakaan merupakan pilar utama dalam proses pembentukan independensi dan penyadaran akan pentingnya beajar bagi siswa.

Dalam pandangan Itmamuddin, peningkatan layanan perpustakaan juga dapat dilakukan melalui layanan Online Public Acces Catalog (OPAC).Melalui artikelnya Analisis Kepuasan Pengguna Opac dan Dampaknya Terhadap Loyalitas Perpustakaan di Perpustakaan STAIN Salatiga,beliau berbagi pengalaman tentang penelitiannya yang

Page 5: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

mengkaitkan antara peningkatan layanan OPAC dengan tingkat loyalitas pengguna perpustakaan di perpustakan STAIN Salatiga.

Perpustakaan yang merupakan tempat berkumpulnya koleksi dengan berbagai macam buku, jurnal dan karya ilmiah lainnya tidak harus berdiri di dalam suatu instansi resmi. Nur Said mengekspresikan konsep ini dalam artikelnyaBuku dan Rumah Berjendela Dunia (Gerakan Rekreasi di Perpustakaan Keluarga) menjelaskan bahwa sebuah keluarga atau rumah tangga dapat juga membangun atau mendirikan perpustakaaan sebagai wahana rekreasi ilmiah bagi penghuninya. Bangunan sebuah rumah yang ada perpustakaan keluarga di dalamnya dapat dikatakan sebagai rumah dengan jendela dunia.

Salah satu upaya peningkatan kualitas layanan perpustakaan dapat dilakukan melalui peningkatan layanan koleksi tandon. Radiya Wira Buwana menuliskan pandangan ini dalam artikel Peran Pelayanan Koleksi Tandon dalam Menyediakan Sumber Bahan Pustaka Bagi Pemustaka di Perpustakaan STAIN Kudus.

Untuk meningkatkan layanan perpustakaan, sudah selayaknya harus didukung oleh pustakawan yang berkualitas dan berkinerja tinggi. Oleh karena itu M. Arif Hakim mengungkapkan hal ini melalui tulisannya Peran Etika Kerja Islam DalamMeningkatkan Kinerja Pustakawan pada Perpustakaan Perguruan Tinggi. Beliau menjelaskan bahwa indikator-indikator etos kerja Islam harus dijadikan pedoman bagi pustakawan perguruan tinggi terutama perguruan tinggi Islam seperti STAIN Kudus.

Mengingat besarnya peran perpustakaan sebagai agen utama pembangunan manusia, maka setiap pustakawan mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan. Oleh karena itu perpustakaan harus menjadi idola tersendiri bagi pustakawan. Hal ini dipertegas oleh Dewi Yantiningsih dalam tulisannya Perpustakaan Idolaku.Menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang nyaman, representatif serta menjadi idola masyarakat untuk mengakses informasi dan ilmu pengetahuan adalah termasuk salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas layanan perpustakaan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tema-tema di atas sengaja disuguhkan kepada pembaca dengan tujuan kualitas layanan perpustakaan, terutama perpustakaan STAIN Kudus dengan harapan dapat memberikan arah dan kebijakan terhadap pengembangan pemustaka, pustakawan dan perpustakaan STAIN Kudus di masa yang akan datang.

Page 6: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

vi

Atas nama penyunting, kami mohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan yang ada dalam edisi ini, mudah-mudahan segenap pembaca dapat menikmati dan mengambil manfaat dari tulisan-tulisan dalam jurnal ini. Salam dari Penyunting.

Page 7: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

DAFTAR ISIPengantar Redaksi ................................................................................. iiiPenyunting ............................................................................................ ivDaftar Isi ............................................................................................... viiAnalisis Kepuasan Pengguna OPAC Dan Dampaknya Terhadap Loyalitas Di Perpustakaan STAIN SalatigaItmamuddin ............................................................................................ 1Kiat-Kiat Menyambut Hadirnya Gedung Perpustakaan Baru Yang Representatip Di STAIN Kudus.Hj. Azizah .............................................................................................. 20Buku Dan Rumah Berjendela Dunia (Gerakan Rekreasi di Peprustakaan Keluarga)H. Nur Said ........................................................................................... 41Pengukuran Kinerja Perpustakaan Perguruan TinggiIsmanto .................................................................................................. 58Arti Penting Perpustakaan Bagi Upaya Peningkatan Minat Baca MasyarakatAliyatin Nafi sah ..................................................................................... 69Peran Etika Kerja Islam Dalam Meningkatkan Kinerja Pustakawan pada Perpustakaan Perguruan Tinggi M. Arif Hakim ....................................................................................... 82Sumber Dan Piranti Referensi Dalam Membangun Karakter Studi Islam (Menelusuri Pustaka Bibliografi Barat dalam Studi IslamAnisa Listiana ....................................................................................... 101Optimalisasi Fungsi Perpusatkaan SekolahRetno Susilowati .................................................................................... 129Perpustakaan IdolakuDewi Yantingingsih ............................................................................... 147Peran Pelayanan Koleksi Tandon dalam Menyediakan Sumber Bahan Pustaka Bagi Pemustaka di Perpustakaan STAIN KudusRadiya Wira Buwan .............................................................................. 163

Page 8: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA OPAC DAN DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS

DI PERPUSTAKAAN STAIN SALATIGA

Itmamudin, SS., M.IPPustakawan Pertama STAIN Salatiga

E-mail :

Abstrak: Penelitian ini berjudul analisis kepuasan pengguna opac dan dampaknya terhadap loyalitas di Perpustakaan STAIN Salatiga, dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis kepuasan pengguna OPAC ditinjau dari 5 (lima) aspek content (isi), accuracy (keakuratan), ease (kemudahan), format (bentuk), timeliness (ketepatan waktu) dan pengaruhnya terhadap loyalitas pengguna.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan Snowballing sampling pada 3 (tiga) orang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik trianggulasi. Setelah mendapatkan hasil penelitian awal melalui wawancara dan observasi, kemudian peneliti melakukan wawancara dan observasi lanjutan untuk mendapatkan data mengenai loyalitas pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna OPAC pada sistem informasi perpustakaan SIPRUS belum puas terhadap OPAC dari sisi content (isi), accuracy (keakuratan), ease (kemudahan), format (bentuk), timeliness (ketepatan waktu) dalam menyajikan data kepada pengguna. Meskipun pengguna tidak puas dengan OPAC, namun tidak berdampak pada loyalitas mereka untuk tetap menggunakan OPAC sebagai salah satu sarana yang ada di perpustakaan untuk melakukan penelusuran. Key Words : User Satisfaction, Library Information System, OPAC, User loyality

A. PendahuluanPerkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dewasa

ini sangat berpengaruh pada perpustakaan, sudah banyak perpustakaan yang memanfaatkan TIK dalam aktivitas kegiatannya dengan membangun sistem informasi perpustakaan berbasis TIK. Sistem informasi menurut David dalam Abdul Jalil (2008:2) merupakan rangkaian mesin dengan orang yang terintegrasi untuk menghasilkan informasi dalam mendukung fungsi-fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan suatu organisasi dengan memanfaatkan software, hardware, prosedur, metode analisis, perencanaan, teknik pengambilan keputusan, dan basis data.

Page 9: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

2

Beberapa sistem informasi perpustakaan yang ada saat ini dan telah digunakan oleh beberapa perpustakaan salah satunya adalah sistem informasi perpustakaan “SIPRUS”. SIPRUS telah diterapkan di beberapa perpustakaan baik perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan khusus, perpustakaan umum maupun perpustakaan sekolah.

Dari penerapan Sistem informasi perpustakaan “SIPRUS” di perpustakaan, tentunya berimplikasi dalam penerapanya terhadap pengguna sistem tersebut. Pengguna sistem Pengguna sistem informasi perpustakaan salah satunya adalah pegawai perpustakaan atau pustakawan, dosen dan mahasiswa yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam penerapan suatu sistem atau teknologi di perpustakaan. Pegawai perpustakaan menjadi salah satu pengguna yang aktif karena menjadi pelaku operasionalisasi sistem informasi perpustakaan. selain sebagai operator sistem untuk membantu tugas kerjanya, pegawai juga menjadi salah satu pengguna akhir sistem informasi. Dosen dan mahasiswa merupakan salah satu pengguna yang seringkali berhubungan dengan sistem informasi, namun bedanya dengan pegawai, kedua pengguna tersebut tidak sebagai operator atau juga administrator.

Oleh sebab itu penting untuk diperhatikan bahwa apakah sistem yang diterapkan di perpustakaan sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau belum, sehingga akan terlihat keberhasilan penerapan sebuah sistem informasi di perpustakaan. Hal yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan penerapan sistem informasi diperpustakaan adalah kepuasan para pengguna sistem itu sendiri terhadap sistem yang mereka gunakan. Sehingga keberlanjutan sistem informasi ini akan dipakai dalam jangka waktu yang lama atau sebaliknya diberhentikan.

Kepuasan pengguna menjadi salah satu tolok ukur dari keberhasilan penerapan suatu sistem. Agar dapat tercipta stabilitas kerja yang baik dari para pegawai, maka harus didukung oleh ketahanan sistem yang handal, tentunya dengan sistem yang diimplementasikan secara optimal, sehingga dapat memberikan rasa puas dan kepercayaan pengguna terhadap sistem yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna perlu dilakukan penelitian terhadap penerapan sistem informasi di perpustakaan, salah satunya adalah dengan penelitian kepuasan pengguna sistem informasi. Misi dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna terhadap sistem informasi yang sudah digunakan. Menurut Abdul Jalil (2008:2) Dalam beberapa penelitian, sistem informasi dapat

Page 10: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

3

diteliti dari sisi efektifi tasnya. Namun dalam pelaksanaanya, efektivitas sistem informasi sulit diukur secara langsung, hal tersebut menyebabkan banyak peneliti yang beralih pada metode ukuran tidak langsung, seperti metode kepuasan pengguna. Model pengukuran tidak langsung yang dapat digunakan menurut Davis dalam Azleen Ilias (2007:1) adalah pengukuran kepuasan sistem informasi pengguna Akhir dengan model (EUCS).

Model pengukuran ini dikembangkan oleh Doll dan Torkzadeh pada tahun 1988. Model EUCS digunakan untuk mengukur kepuasan pengguna terhadap sistem informasi. Sistem informasi suatu organisasi dapat diandalkan apabila memiliki kualitas yang baik dan mampu memberikan kepuasan pada penggunanya. Dengan adanya kepuasan pengguna tersebut maka akan timbul penerimaan (acceptance) pada sistem informasi yang dipergunakan dalam organisasi tersebut. Kepuasan pengguna (user satisfaction) merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pengembangan sistem informasi. Doll dan Torkzadeh mengembangkan instrumen EUCS yang meliputi 5 (lima) komponen yaitu terdiri dari isi (content), akurasi (accuracy), bentuk (format), kemudahan (ease) dan ketepatan waktu (timeliness).

Dari observasi awal yang peneliti lakukan terhadap penerapan sistem informasi perpustakaan SIPRUS di UPT Perpustakaan STAIN Salatiga, terjadi beberapa fenomena yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Pertama pengguna perpustakaan sering tidak menemukan koleksi yang dicari di rak buku, meskipun sudah mencarinya melalui OPAC. Ketika ditelusur melalui OPAC judul buku yang dicari tersedia, namun setelah di cari ke rak buku ternyata bukunya tidak ada. Fenomena yang ke dua pengguna lebih sering bertanya dengan petugas dimana letak buku atau dirak mana mereka dapat mencari buku tertentu, padahal mereka tahu bahwa perpustakaan sudah menyediakan alat bantu penelusuran untuk mencari koleksi yaitu OPAC.

Berangkat dari pemikiran tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang analisis kepuasan pengguna opac dan dampaknya terhadap loyalitas di Perpustakaan STAIN Salatiga.

B. Kajian TeoriDalam pandangan peneliti, penelitian mengenai kepuasan pengguna

akhir sistem informasi perpustakaan dengan menggunakan model EUCS belum banyak dilakukan. Beberapa penelitian sejenis dan menggunakan

Analisis Kepuasan Pengguna Opac dan Dampaknya Terhadap Loyalitas di Perpustakaan STAIN Salatiga

(Itmamudin, Ss., M.ip)

Page 11: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

4

model EUCS beberapa kali dilakukan, namun obyeknya adalah sistem informasi perbankan di beberapa bank baik swasta maupun bank milik pemerintah dan bukan sistem informasi perpustakaan. Seperti halnya yang telah dilakukan oleh Charlesto Secundera P.L yang melakukan penelitian sistem informasi dengan judul analisis pengguna akhir dengan menggunakan Technology Acceptance Model dan End User Computing Satisfaction terhadap penerapan sistem core banking pada bank ABC.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa model TAM dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan penggunaan sistem core banking di Bank ABC yaitu variabel kemanfaatan dan kemudahan penggunaan. Sedangkan penggunaan model EUCS, dengan variabel-variabel akurasi, ketepatan waktu dan kemudahan turut serta mempengaruhi penerimaan dalam penggunaan sistem core banking di Bank ABC. Namun variabel isi dan bentuk tidak mempengaruhi penerimaan penggunaan sistem core banking di Bank ABC (Sekundera p.l, charlesto, 2006).

C. Pembahasan1. Kepuasan Pengguna OPAC

Kepuasan pengguna dalam penelitian ini diartikan sebagai sebuah sikap afektif terhadap aplikasi komputer tertentu oleh seseorang yang berinteraksi dengan aplikasi langsung. Kepuasan pengguna akhir dapat dievaluasi baik dalam hal peran pengguna utama (aplikasi) dan sekunder (penyelidikan dan aplikasi pendukung keputusan) (Doll dan Torkzadeh, 1988). Pengguna yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengguna sistem informasi perpustakaan di perpustakaan STAIN Salatiga antara lain mahasiswa, dosen dan karyawan.

Menurut Horgan (1994) Opac merupakan salah satu sistem temu balik informasi, dengan satu sisi masukan (input) yang menggabungkan pembuatan fi le cantuman dan indeks. Hal ini menghasilkan pangkalan data yang dapat ditelusur sebagai sisi keluaran (output) dari sistem. OPAC menyediakan akses umum kepada fi le pangkalan data yang dimiliki perpustakaan. melalui opac pengguna berinteraksi untuk memeriksa isi fi le yang ada. Sedang menurut feather 1997) opac merupakan suatu pangkalan data cantuman yang biasanya menggambarkan koleksi perpustakaan tertentu. Opac menawarkan akses secara online ke koleksi perpustakaan melalui

Page 12: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

5

terminal komputer. Pengguna dapat melakukan penelusuran melalui pengarang ,judul, subjek, kata kunci dan sebagainya.

Dari kedua pendapat tersebut di atas, opac berfungsi sebagai sistem informasi perpustakaan dan berfungsi juga sebagai alat untuk menunjukkan keberadaan atau kekayaan koleksi perpustakaan melalui seberapa banyak judul, subyek, eksemplar dan informasi lain dari koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan.

Berbicara mengenai OPAC maka orang akan menghubungkannya dengan Katalog. Katalog merupakan keterangan singkat atau wakil dari suatu dokumen, demikian pula katalog elektronis dari sistem perpustakaan yang terotomasi. Subsistem seperti OPAC dan sirkulasi saling berinteraksi dalam menyediakan layanan otomasi. Sistem katalog yang dirancang dengan baik merupakan kunci keberhasilan penerapan sistem informasi di perpustakaan.

Opac yang dimaksud dalam penelitian ini adalah OPAC yang merupakan salah satu menu yang disediakan dalam sistem informasi manajemen perpustakaan “SIPRUS” yang menjadi sistem otomasi yang digunakan oleh Perpustakaan STAIN Salatiga.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini penulis lakukan karena terdapat beberapa hal yang memerlukan penyelidikan secara langsung terhadap informan. Menurut Jane Richie dalam Lexy J Moeloeng (2008) penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti.

Adapun model ukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model EUCS atau end user computing satisfaction yang di kembangkan oleh Doll and Torzhadeh yang terdiri dari 5 (lima) unsur yaitu Isi (content), Akurasi (accuracy), Bentuk (format), Kemudahan ( ) dan Ketepatan Waktu (timeliness)

Peneliti menggunakan teknik snowball sampling dalam melakukan penelitian ini. Teknik Snowball sampling (sugiono, 2010) adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, dimana peneliti dalam memilih sampel lebih cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara mendalam.

Untuk mendapatkan informasi yang obyektif dan detail terhadap kepuasan pengguna OPAC dan dampaknya terhadap loyalitas, maka

Analisis Kepuasan Pengguna Opac dan Dampaknya Terhadap Loyalitas di Perpustakaan STAIN Salatiga

(Itmamudin, Ss., M.ip)

Page 13: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

6

penulis melakukan penelitian terhadap 3 orang pengguna OPAC. Peneliti mengambil satu orang informan untuk diberikan berbagai pertanyaan tentang kepuasanya terhadap sistem informasi ini dilihat dari 5 (lima) sisi yaitu dari isi (content), akurasi (accuracy), bentuk (format), kemudahan (ease) dan ketepatan waktu (timeliness) .

Selanjutnya setelah mendapatkan data yang diinginkan, kemudian peneliti meminta kepada informan pertama memberikan rujukan kepada peneliti untuk melakukan wawancara kepada informan selanjutnya yang menurutnya mengetahui informasi ini. Peneliti melanjutkan lagi mengumpulkan data dengan mewancarai informan yang kedua tentang semua informasi yang ingin diketahui, hingga peneliti memperoleh data yang diinginkan. Terakhir peneliti meminta masukan kepada informan untuk memberikan saran kepada peneliti, siapa informan selanjutnya yang menurutnya memiliki informasi yang dibutuhkan peneliti. Peneliti melanjutkan menggali data dengan mewawancarai informan ketiga sebagaimana masukan dari informan kedua tentang berbagai hal yang ingin peneliti ketahui.

Setelah dirasa cukup telah memperoleh data yang diinginkan, kemudian peneliti menghentikan wawancaranya pada informan ketiga. Adapun tiga orang informan tersebut nama dan identitasnya telah penulis samarkan yaitu Muhammad Faishol, SS., M.Si yang merupakan salah satu staf pengajar di STAIN Salatiga yang dalam penelitian ini peneliti samarkan sebagai Gareng. Informan ini memberikan masukan untuk mewawancari informan kedua karena menurutnya informan ini memiliki pengalaman yang cukup banyak tentang informasi yang ingin peneliti peroleh. Informan yang direkomendasikan kepada peneliti adalah Mujib Sahli, S.Ag. Informan merupakan pegawai perpustakaan STAIN Salatiga yang dalam penelitian ini peneliti samarkan sebagai Semar. Informan terakhir adalah Puspo Nugroho yang merupakan salah satu mahasiswa Pasca Sarjana STAIN Salatiga yang dalam penelitian ini peneliti samarkan namanya sebagai Petruk. Petruk merupakan salah satu mahasiswa yang menurut informan kedua memiliki pengalaman terkait dengan penggunaan OPAC di Perpustakaan STAIN Salatiga.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Mei 2014 di Perpustakaan STAIN Salatiga. Hasil dari wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan terhadap para informan peneliti sampaikan sebagai berikut :

Page 14: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

7

a. Kepuasan pengguna terhadap isi (content) OPAC di Perpustakaan STAIN Salatiga

Dari hasil wawancara dan hasil observasi diperoleh sebuah kesimpulan bahwa pengguna OPAC pada sistem informasi perpustakaan SIPRUS, belum puas terhadap menu atau isi dari OPAC tersebut. Meskipun ketiga informan mengatakan bahwa menu OPAC atau isi OPAC sudah bagus dan cukup membantu mereka dalam melakukan pencarian bahan pustaka di perpustakaan dan ketiganya juga sama-sama tidak menemui kesulitan atau kendala dalam menjalankan program ini, namun banyak informasi yang mereka sampaikan untuk menambah beberapa menu tambahan terhadap OPAC.

Kesimpulan ini mengacu pada pendapat Kothler (2000) apabila kinerja sistem lebih rendah dari harapan penggguna, maka pengguna belum puas terhadap sistem. Karena harapan para pengguna lebih tinggi dari pada kinerja yang diberikan oleh sistem. Beberapa masukan yang diberikan para pengguna terhadap peneliti untuk ditambahkan pada menu yang ada di dalam OPAC, adalah sebagai berikut :1) Huruf yang digunakan dalam OPAC jangan terlalu kecil

(wawancara dengan Petruk)2) Perlu menambahkan menu penggantian bahasa (wawancara

dengan Gareng, Petruk, Semar)3) Perlu memperbesar tampilan OPAC (Wawancara dengan Petruk)4) OPAC perlu di LINK kan dengan berbagai link yang membantu

proses pencarian bahan pustaka, misalnya dengan link koleksi digital, link perpustakaan perguruan tinggi lain dan lain sebagainya (Hasil wawancara dengan Petruk)

b. Kepuasan pengguna terhadap akurasi (Accuration) OPAC di Perpustakaan STAIN Salatiga

Dari hasil wawancara dan hasil observasi terjadi sebuah kesamaan pandangan atau pendapat di antara para informan tentang keakuratan OPAC dalam memberikan data terhadap mereka.

Hasil wawancara terhadap Gareng, peneliti menggaris bawahi bahwa Gareng belum puas dengan tingkat keakuratan OPAC dalam meberikan data, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi terhadap kegiatanya melakukan penelusuran atau pencarian informasi

Analisis Kepuasan Pengguna Opac dan Dampaknya Terhadap Loyalitas di Perpustakaan STAIN Salatiga

(Itmamudin, Ss., M.ip)

Page 15: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

8

menggunakan OPAC terlihat beberapa kali tidak menemukan koleksi yang dicari di dalam rak. Informan terlihat harus beberapa kali melakukan pencarian di OPAC dan kemudian melakukan pencarian buku di rak buku. Meskipun akhirnya informan menemukan buku yang dicarinya, namun informan membutuhkan pencarian beberapa kali untuk menemukannya.

Dalam wawancara dengan petruk, informan mengatakan hal yang sama seperti yang terjadi dengan Gareng, yaitu sebenarnya untuk pencarian koleksi di OPAC sudah bagus dan sangat membantu, namun masalahnya ketika dicari di rak terkadang buku yang dicari tidak di temukan. Hal serupa terjadi dengan petruk yang mengatakan kadang harus mencari alternative judul lain, kemudian baru mencarinya lagi di rak buku. Dalam hal ini peneliti melihat langsung terhadap informan yang harus beberapa kali melakukan pencarian di OPAC dan kemudian mencari kembali di rak buku.

Informasi yang sama diperoleh informasi hasil wawancara dengan semar, yang mengatakan bahwa OPAC sudah tidak akurat lagi dalam memberikan informasi kepada para pengguna, dan hasil observasinyapun sangat mendukung hasil wawancara yaitu informan harus berulang kali melakukan penelusuran di OPAC untuk dapat menemukan koleksi yang diinginkan di dalam rak buku.

Dari pembahasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa terjadi perbedaan yang sangat nyata antara kinerja opac dengan harapan para pengguna, artinya pengguna belum merasa puas terhadap tingkat akurasi OPAC dalam memberikan informasi kepada pengguna. Kesimpulan ini mengacu pada pendapat Kothler (2000) apabila kinerja sistem lebih rendah dari harapan penggguna, maka pengguna belum puas terhadap sistem. Karena harapan para pengguna lebih tinggi dari pada kinerja yang diberikan oleh sistem.

c. Kepuasan pengguna terhadap kemudahan (ease) OPAC di Perpustakaan STAIN Salatiga

Dari wawancara dan observasi yang peneliti lakukan terhadap Gareng peneliti menyimpulkan bahwa informan merasa puas terhadap kemudahan OPAC, hal ini dapat dilihat antara data hasil wawancara dengan data hasil observasi terjadi sebuah kesamaan data yaitu dalam hasil wawancara, Gareng mengatakan bahwa OPAC cukup familiar dan mudah dalam penggunaanya, dan ini didukung dari data observasi yang menunjukkan bahwa Gareng terlihat tidak kesulitan

Page 16: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

9

dalam penggunaan OPAC ini. Hasil wawancara dengan Petruk mengindikasikan bahwa petruk

merasa puas dengan OPAC dari sisi kemudahan penggunaanya, menurutnya OPAC ini sangat membantu dalam kegiatan pencarian koleksi, apalagi dia merupakan mahasiswa pascasarjana yang notabene sangat membutuhkan sekali literature untuk menunjang kegiatan perkuliahan. Hasil observasi terhadap Petruk juga sangat mendukung hasil wawancara, hal ini dapat dilihat ketika informan melakukan kegiatan penelusuran yang dalam pengamatan peneliti informan tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan informasi koleksi dari OPAC.

Tidak berbeda jauh dengan hasil wawancara dengan Gareng dan Petruk, yang mengatakan bahwa OPAC dari sisi kemudahan cukup memuaskan dan familiar bagi pengguna, Semar juga berpendapat yang sama, OPAC sangat mudah dalam penggunaannya, baik oleh petugas perpustakaan maupun juga oleh pengguna yang baru sekalipun.

Dari uraian tersebut di atas, satu sisi para pengguna mengatakan bahwa mereka merasa puas dengan kemudahan OPAC. Namun di sisi yang lain mereka banyak memberikan masukan untuk melakukan penambahan menu-menu yang ada misalnya adanya penambahan menu search dibuat seperti google, penambahan bahasa, karena saat ini hanya menyediakan bahasa Indonesia, penambahan sms gate way dan beberapa penambahan menu yang lain. Jika mengacu pada pendapat Kothler (2000) apabila kinerja sistem lebih rendah dari harapan penggguna, maka pengguna belum puas terhadap sistem. Karena harapan para pengguna lebih tinggi dari pada kinerja yang diberikan oleh sistem maka apabila kinerja sistem saat ini lebih rendah dari harapan pengguna, maka dapat dikatakan bahwa pengguna belum puas terhadap sistem yang ada saat ini.

d. Kepuasan pengguna akhir terhadap bentuk (format) OPAC di Perpustakaan STAIN Salatiga

Hasil wawancara dengan Gareng terlihat jelas bahwa informan masih belum puas terhadap tampilan atau format OPAC saat ini, sehingga perlu diperbaiki atau disempurnakan dengan menambahkan beberapa menu sehingga semakin menarik. Hal ini juga didukung dengan data observasi yang peneliti lakukan terhadap informan ketika dia melakukan penelusuran menggunakan OPAC, yang terlihat tidak puas dengan tampilan OPAC terutama dari sisi tulisannya yang kecil-

Analisis Kepuasan Pengguna Opac dan Dampaknya Terhadap Loyalitas di Perpustakaan STAIN Salatiga

(Itmamudin, Ss., M.ip)

Page 17: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

10

kecil sehingga harus melihat lebih dekat.Hasil wawancara dengan Petruk juga hampir sama dengan

Gareng, meskipun dia mengatakan sudah cukup tetapi dalam wawancara selanjutnya dia mengatakan bahwa OPAC kalau bisa seperti google yang dapat menampilkan berbagai pencarian yang lebih luas. Hal ini mengindikasikan bahwa informan belum puas dengan format atau tampilan OPAC saat ini. Kemudian data hasil observasi juga mendukung wawancara dengan Petruk yang terlihat kurang puas dengan tampilan OPAC dan menunjukkan kepada peneliti, tentang kemungkinan penambahan-penambahan menu yang mungkin perlu ditambahkan dan dilengkapi.

Hasil wawancara dengan Semar, tidak berbeda jauh dengan pendapat kedua informan di atas, informan mengatakan bahwa menu home terlihat tidak ramai, sehingga ini cukup memberikan informasi kepada peneliti bahwa informan belum puas terhadap format atau tampilan OPAC saat ini. Kemudian informan menghendaki adanya pemaksimalan menu usulan agar semakin terlihat oleh pengguna agar menu usulan buku dapat dimaksimalkan. Hal ini juga didukung dengan data observasi yang jelas terlihat informan belum puas dengan format atau tampilan OPAC saat ini, dan perlu segara untuk disempurnakan dan diperbaiki.

Dari uraian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa kinerja sistem saat ini lebih rendah dari harapan pengguna. Maka peneliti peneliti menggarisbawahi bahwa para informan belum puas dengan format atau tampilan OPAC saat ini. Para pengguna juga menginginkan adanya perubahan dan penyempurnaan OPAC agar ke depan semakin baik dan sempurna.

e. Kepuasan pengguna akhir terhadap ketepatan waktu (timeliness) OPAC di Perpustakaan STAIN Salatiga

Dari penjelasan hasil wawancara dengan data hasil observasi, peneliti melakukan konfi rmasi terhadap kedua data tersebut. Hasil wawancara dengan Gareng mengenai ketepatan waktu atau kecepatan OPAC menyajikan data informan belum puas, karena menurutnya membutuhkan waktu cukup lama untuk mengantri, meskipun OPAC sudah cukup cepat menampilkan data yang dibutuhkan. Selain itu kecepatan OPAC menampilkan data juga tergantung dari koneksi internet. Kalau internetnya bagus, maka proses pencarian juga cepat, dan sebaliknya.

Page 18: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

11

Hasil wawancara dengan Petruk mendapatkan data bahwa informan belum puas dengan waktu penelusuran menggunakan OPAC. Hal ini disebabkan karena jumlah computer yang tersedia sangat terbatas, menurutnya tidak seperti di perguruan tinggi tetangga, yang menyediakan jumlah computer yang banyak. Meskipun demikian OPAC telah menampilkan informasi yang dibutuhkan dan sangat membantu mereka sebagai mahasiswa, tidak seperti dulu yang harus mencari melalui catalog manual, dan sekarang cukup dengan memasukkan kata kunci, dan OPAC kemudian menampilkan sesuai yang diminta. Kemudian data observasi juga mendukung pernyataan informan yang terlihat harus mengantri dulu, baru kemudian setelah beberapa saat menunggu baru dapat menggunakan OPAC.

Hasil wawancara dengan Semar juga mendapatkan informasi bahwa informan belum puas dengan kecepatan OPAC memberikan data yang diminta oleh pengguna sekitar 0-5 detik, meskipun terkadang akses OPAC menjadi lama yang menurutnya disebabkan oleh informan yang melakukan akses internet bersama dengan OPAC sehingga OPAC menjadi lambat dalam memproses informasi. Didukung dengan data observasi terhadap Semar terlihat belum puas dengan kecepatan akses OPAC ketika memberikan atau menampilkan data yang dimiliki yang tersimpan dalam OPAC kepada pengguna.

Dari penjelasan tersebut di atas dan dikaitkan dengan pendapat Kotler (2000) bahwa apabila kinerja sistem lebih rendah dari harapan penggguna, maka pengguna belum puas terhadap sistem. Karena harapan para pengguna lebih tinggi dari pada kinerja yang diberikan oleh sistem, maka dapat disimpulkan bahwa pengguna belum merasa puas dengan kinerja OPAC, karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan informasi yang ada dalam OPAC.

2. Loyalitas PenggunaLoyalitas berarti kemampuan perusahaan memposisikan

produknya di benak pelanggan, dimana perusahaan menganggap pelanggan sebagai mitranya dengan cara memantapkan keyakinan pelanggan, selalu berinteraksi, bila perlu mengembangkan, demi kemajuan bersama (Kartajaya, 1999). Kepuasan secara positif dihubungkan dengan niat membeli kembali, keinginan untuk merekomendasikan barang dan jasa, loyalitas dan juga keuntungan (Sivadas, Eugene and Jamie L. Baker-Prewitt. 2000).

Analisis Kepuasan Pengguna Opac dan Dampaknya Terhadap Loyalitas di Perpustakaan STAIN Salatiga

(Itmamudin, Ss., M.ip)

Page 19: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

12

Dalam kaitannya dengan loyalitas pelanggan, Anderson, Fornell dan Lehmann (1996) menyatakan bahwa apabila pelanggan puas terhadap barang atau kualitas layanan yang diberikan, maka akan menimbulkan loyalitas pelanggan.

Menurut Evan dan Laskin (1994) pelanggan yang loyal atau setia adalah seseorang yang melakukan penggunaan ulang dari perusahaan yang sama, memberitahukan ke pelanggan yang lain yang potensial, dari mulut ke mulut, dan menjadi penangkal serangan dari pesaingnya.

Loyalitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keinginan dari pengguna untuk terus menggunakan OPAC dan merekomendasikannya ke pengguna yang lain untuk keperluan mereka dalam mencari buku.

Setelah peneliti mengetahui kepuasan pengguna OPAC dilihat dari sisi isi (content), akurasi (accuracy), bentuk (format), kemudahan (ease) dan ketepatan waktu (timeliness), kemudian peneliti melakukan wawancara kembali untuk mengetahui apakah kepuasan para pengguna OPAC tersebut memiliki dampak terhadap loyalitas pengguna atau tidak. Loyalitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah apakah mereka menggunakan kembali opac dan juga merekomendasikanya kepada orang lain.

Menurut Evan dan laskin (1994) pelanggan yang loyal atau setia adalah seseorang yang melakukan penggunaan ulang dari perusahaan yang sama, memberitahukan ke pelanggan yang lain yang potensial, dari mulut ke mulut, dan menjadi penangkal serangan dari pesaingnya.

Dikaitkan dengan pendapat di atas, maka jika pengguna merasa puas dengan OPAC dilihat dari isi (content), akurasi (accuracy), bentuk (format), kemudahan (ease) dan ketepatan waktu (timeliness) maka mereka akan kembali menggunakan OPAC dan kemudian para pengguna juga akan merekomendasikanya kepada pengguna lain. Namun jika tidak puas, maka mereka tidak akan menggunakannya kembali dan tidak akan merekomendasikanya kepada orang lain.

Hasil wawancara dan observasi yang sudah peneliti lakukan terhadap para informan, memperoleh hasil sebagai berikut :

a. Hasil wawancara dan observasi terhadap GarengHasil wawancara dan observasi pertama terhadap gareng

memperoleh kesimpulan bahwa gareng merasa belum puas terhadap

Page 20: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

13

OPAC dilihat dari isi (content), akurasi (accuracy), bentuk (format), kemudahan (ease) dan ketepatan waktu (timeliness) OPAC dalam menyajikan data.

Hasil tersebut di atas, peneliti gunakan kembali untuk memperoleh data mengenai loyalitas mereka terhadap OPAC.

Peneliti memulai dengan menyampaikan hasil wawancara dan observasi pertama kepada informan, mengenai ketidakpuasanya terhadap OPAC, kemudian peneliti menanyakan kepada gareng apakah informan datang kembali menggunakan OPAC dan merekomendasikan OPAC kepada pengguna lain? Hasilnya Gareng menggunakan kembali OPAC untuk membantu menelusur buku yang di cari dan dia juga merekomendasikan OPAC kepada para pengguna yang lain, karena dia sebagai seorang dosen, maka dia merekomendasikanya kepada mahasiswa ketika dia sedang mengajar.

Dari hasil tersebut, jelas bertolak belakang dengan pendapat para ahli yang mengatakan bahwa, ketika pelanggan puas maka mereka akan kembali menggunakan dan merekomendasikan kepada orang lain dan sebaliknya jika tidak puas mereka tidak akan kembali dan tidak merekomendasikanya kepada pengguna lain.

Wawancara tersebut menggambarkan dengan jelas, meskipun Gareng belum merasa puas dengan OPAC dilihat dari isi (content), akurasi (accuracy), bentuk (format), kemudahan (ease) dan ketepatan waktu (timeliness), namun Gareng tetap menggunakan OPAC untuk membantu dia dalam menelusur buku yang di cari dan tetap merekomendasikan OPAC kepada pengguna lain.

Hal ini didukung pula dengan hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap gareng, yang selalu menggunakan OPAC ketika dia datang ke perpustakaan untuk mencari buku di perpustakaan.

b. Hasil wawancara dan observasi terhadap petrukHasil wawancara dan observasi pertama terhadap gareng

memperoleh kesimpulan bahwa petruk merasa belum puas terhadap isi (content), akurasi (accuracy), bentuk (format), kemudahan (ease) dan ketepatan waktu (timeliness) OPAC dalam menyajikan data.

Hasil tersebut di atas, peneliti gunakan kembali untuk memperoleh data mengenai loyalitas mereka terhadap OPAC. Peneliti memulai dengan menyampaikan hasil wawancara dan observasi pertama kepada informan, kemudian peneliti menanyakan kepada

Analisis Kepuasan Pengguna Opac dan Dampaknya Terhadap Loyalitas di Perpustakaan STAIN Salatiga

(Itmamudin, Ss., M.ip)

Page 21: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

14

petruk apakah informan datang kembali menggunakan OPAC dan merekomendasikan OPAC kepada pengguna lain? Hasilnya Petruk sangat loyal terhadap OPAC, meskipun dalam kenyataanya buku yang di cari kadang tidak ketemu. Pendapat petruk semakin mempertegas bahwa tidak selamanya pelanggan yang tidak puas tidak kembali lagi untuk menggunakan produk yang sama, justru tetap menggunakan produk tersebut sambil berharap ada perubahan dan perbaikan terhadap produk yang dipakainya.

Setelah melakukan wawancara, untuk meyakinkan peneliti apakah petruk datang ke perpustakaan untuk menggunakan opac, peneliti melakukan observasi lapangan untuk memantau kegiatan dia di perpustakaan, dan ternyata informan memang menggunakan opac dan malahan dia kadang memberikan pengarahan dan ngajari teman-temanya satu kelas agar mereka dapat menggunakan OPAC.

c. Hasil wawancara dan observasi terhadap SemarHasil wawancara dan observasi pertama terhadap semar

memperoleh kesimpulan bahwa Semar merasa belum puas terhadap isi (content), akurasi (accuracy), bentuk (format), kemudahan (ease) dan ketepatan waktu (timeliness) OPAC dalam menyajikan data yang dicari.

Hasil tersebut di atas, peneliti gunakan kembali untuk memperoleh data mengenai loyalitas informan terhadap OPAC. Peneliti memulai dengan menyampaikan hasil wawancara dan observasi pertama kepada informan, kemudian peneliti menanyakan kepada Semar apakah informan datang kembali menggunakan OPAC dan merekomendasikan OPAC kepada pengguna lain? Hasilnya informan sangat loyal terhadap OPAC, meskipun dalam kenyataanya buku yang di cari kadang tidak ketemu. Pendapat Semar memperkuat peneliti bahwa tidak selamanya pelanggan yang tidak puas tidak kembali lagi untuk menggunakan produk yang sama, justru tetap menggunakan produk tersebut sambil berharap ada perubahan dan perbaikan terhadap produk yang dipakainya. Seperti halnya terjadi pada Semar, yang tetap menggunakan produk yang sama atau tetap menggunakan OPAC meskipun dia tahu bahwa OPAC terkadang tidak informasinya tidak valid.

Setelah melakukan wawancara dengan Semar, kemudian peneliti melakukan observasi di perpustakaan, dan mengamati informan apakah Semar menggunakan opac untuk membantu tugasnya sebagai

Page 22: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

15

seorang petugas di bagian layanan. Setelah menunggu beberapa saat, ternyata memang benar, setiap kali ada pengunjung yang datang menanyakan keberadaan koleksi perpustakaan, informan selalu berjalan kearah OPAC yang tersedia bagi pengunjung, terkadang dia mencarikan buku yang di cari melalui OPAC, namun terkadang juga pengunjung yang melakukannya dengan di pandu oleh informan.

Hal ini sudah cukup meyakinkan peneliti bahwa, meskipun satu sisi informan mengatakan bahwa OPAC belum memuaskan, namun di sisi yang lain dia sebagai pengguna tetap menggunakan OPAC untuk membantunya menelusur buku. Ini berarti bahwa kepuasan pengguna tidak berpengaruh pada loyalitas pengguna, seperti halnya yang terjadi dengan Semar yang tetap menggunakan OPAC meskipun masih banyak kekurangan untuk membantu kerjanya melayani pengguna perpustakaan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lanjutan yang telah peneliti lakukan untuk mendukung wawancara dan observasi awal terhadap para informan, peneliti membuat sebuah kesimpulan akhir bahwa, tidak selamanya kepuasan terhadap penggunaan sebuah produk berpengaruh terhadap loyalitas mereka untuk menggunakan suatu produk. Seperti halnya hasil dari penelitian ini, di satu sisi para pengguna merasa belum puas terhadap OPAC dilihat dari isi (content), akurasi (accuracy), bentuk (format), kemudahan (ease) dan ketepatan waktu (timeliness) OPAC dalam menyajikan data yang mereka cari, di sisi yang lain mereka tetap menggunakan OPAC sebagai alat bantu untuk mencari informasi yang mereka butuhkan.

Dengan kata lain bahwa kepuasan pengguna OPAC tidak memiliki dampak terhadap loyalitas dalam menggunakan OPAC di Perpustakaan STAIN Salatiga. Hal ini didasarkan pada hasil wawancara dan observasi awal dan juga hasil wawancara dan observasi lanjutan yang peneliti lakukan terhadap para informan.

D. KesimpulanSetelah peneliti melakukan analisis terhadap kepuasan pengguna

OPAC dan dampaknya terhadap loyalitas di Perpustakaan STAIN Salatiga, maka peneliti menyampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :1. Pengguna OPAC pada sistem informasi perpustakaan SIPRUS, belum

puas terhadap menu atau isi dari OPAC tersebut. Meskipun ketiga informan mengatakan bahwa menu atau isi OPAC sudah bagus dan

Analisis Kepuasan Pengguna Opac dan Dampaknya Terhadap Loyalitas di Perpustakaan STAIN Salatiga

(Itmamudin, Ss., M.ip)

Page 23: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

16

cukup membantu mereka dalam melakukan pencarian bahan pustaka di perpustakaan dan ketiganya juga sama-sama tidak menemui kesulitan atau kendala dalam menjalankan program ini, namun dengan banyak masukan yang mereka sampaikan kepada peneliti untuk menambah beberapa menu tambahan terhadap OPAC, maka dapat disimpulkan bahwasanya mereka belum puas terhadap kinerja OPAC saat ini.

2. Pengguna akhir belum merasa puas terhadap tingkat akurasi OPAC dalam memberikan informasi kepada pengguna. Hal ini didasarkan pada hasil wawancara dan observasi peneliti dan ketiga informan mengatakan hal yang sama bahwa sebenarnya untuk pencarian koleksi di OPAC sudah bagus dan sangat membantu, namun masalahnya ketika dicari di rak terkadang buku yang dicari tidak di temukan. Didukung dengan data observasi yang peneliti lakukan bahwa mereka harus beberapa kali melakukan pencarian di OPAC dan kemudian mencari kembali di rak buku.

Hal ini mengacu pada pendapat Kotler (2000) apabila kinerja sistem lebih rendah dari harapan penggguna, maka pengguna belum puas terhadap sistem. Karena harapan para pengguna lebih tinggi dari pada kinerja yang diberikan oleh sistem maka dapat dikatakan bahwa pengguna belum puas terhadap tingkat akurasi OPAC dalam menampilkan datanya saat ini.

3. Dari data wawancara dan observasi mengenai kemudahan penggunaan OPAC, diperoleh hasil bahwa di satu sisi para pengguna mengatakan bahwa mereka merasa puas dengan kemudahan OPAC, namun di sisi yang lain mereka banyak memberikan masukan untuk melakukan penambahan menu-menu yang ada misalnya adanya penambahan menu search dibuat seperti google, penambahan bahasa, karena saat ini hanya menyediakan bahasa Indonesia, penambahan sms gate way dan beberapa penambahan menu yang lain.

Jika mengacu pada pendapat Kotler (2000) apabila kinerja sistem lebih rendah dari harapan penggguna, maka pengguna belum puas terhadap sistem. Karena harapan para pengguna lebih tinggi dari pada kinerja yang diberikan oleh sistem maka apabila kinerja sistem saat ini lebih rendah dari harapan pengguna, maka dapat dikatakan bahwa pengguna belum puas terhadap kemudahan penggunaan opac saat ini.

4. Pengguna akhir OPAC belum puas dengan format atau tampilan OPAC saat ini, dan menginginkan adanya perubahan dan penyempurnaan

Page 24: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

17

agar OPAC ke depan semakin baik dan sempurna. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil wawancara dan observasi terhadap para informan yang mengatakan bahwa OPAC saat ini dari sisi tulisannya yang kecil-kecil sehingga harus melihat lebih dekat, kalau bisa OPAC dibuat seperti google yang dapat menampilkan berbagai pencarian yang lebih luas, informan lain menyampaikan bahwa menu home terlihat tidak ramai. Dari uraian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa kinerja sistem saat ini lebih rendah dari harapan pengguna. Maka peneliti menggarisbawahi bahwa para pengguna belum puas dengan format atau tampilan OPAC saat ini. Para pengguna juga menginginkan adanya perubahan dan penyempurnaan OPAC agar ke depan semakin baik dan sempurna.

5. Pengguna akhir belum puas dengan kinerja OPAC dalam menyajikan data kepada mereka karena membutuhkan waktu yang lama untuk dapat mengakses informasi yang ada dalam OPAC. Hal ini didasarkan pada kendala teknis tentang minimnya computer yang digunakan untuk OPAC, minimnya sosialisasi tentang penggunaan OPAC dan beberapa kendala yang lain. Oleh sebab itu para pengguna memberikan beberapa masukan untuk memperbanyak jumlah komputer dan perpustakaan harus sering memberikan sosialisasi dan pelatihan tentang penggunaan OPAC di perpustakaan.

6. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lanjutan yang telah peneliti lakukan untuk mendukung wawancara dan observasi awal terhadap para informan, peneliti membuat sebuah kesimpulan akhir bahwa, tidak selamanya kepuasan terhadap penggunaan sebuah produk memiliki dampak terhadap loyalitas mereka untuk menggunakan suatu produk. Seperti halnya hasil dari penelitian ini, di satu sisi para pengguna merasa belum puas terhadap OPAC dilihat dari isi (content), akurasi (accuracy), bentuk (format), kemudahan (ease) dan ketepatan waktu (timeliness) OPAC dalam menyajikan data yang mereka cari, di sisi yang lain mereka tetap menggunakan OPAC sebagai alat bantu untuk mencari informasi yang mereka butuhkan. Dengan kata lain bahwa kepuasan pengguna tidak memiliki dampak terhadap loyalitas pengguna dalam menggunakan OPAC di Perpustakaan STAIN Salatiga.

Analisis Kepuasan Pengguna Opac dan Dampaknya Terhadap Loyalitas di Perpustakaan STAIN Salatiga

(Itmamudin, Ss., M.ip)

Page 25: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

18

DAFTAR PUSTAKA

Alter, Steven. 1992. Information System A Management Perspective. The Benjamin/Cummings Publishing Company Inc.

Bodnar, George H, dan hopwood. 1993. Accounting Information System System 5th Edition. Prentice-Hall.Inc.

Charlesto, sekundera p.l. 2006. Analisis Penerimaan Pengguna Akhir Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model Dan End User Computing Satisfaction Terhadap Penerapan Sistem Core Banking Pada Bank ABC. Semarang : Universitas Diponegoro

Chudowri, GG. 2004. Introduction to Modern Information Retrieval, Second Edition. London : Facet Publishing

David dan Olson dalam Abdul Jalil. 2008. Studi Empiris tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pengguna Akhir atas Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi dan Sistem Akuntansi Aset Tetap pada Jajaran Kanwil Depatemen Agama Propinsi Jawa Tengah. Semarang : Program studi Magister Sins Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro

Doll. W.J., dan Torkzadeh G. 1988. The Measurement Of End User Computing Satisfaction. Misquartelly.

Feather, John and Paul Sturges. 1997. International Encyclopedia Of Information And Library Science. London: Routledge.

Gelinas, Ulric J., Oram, Allan E.,Wiggins, William P. 1991. Accounting Information Systems. PWS-KENT Publishing Company.

Hak, Ade Abdul. [TT]. Rencana Startegis dan Standar Cobit untuk Sistem Informasi Perpustakaan Terintregrasi dalam mewujudkan Universitas Bertarat International, (Jakarta: t.p.)

Hamidi. 2007. Metode Penelitian Kualitatit. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang Press

Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Jogjakarta : Andi Offset

Page 26: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

19

Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2000. Principles of Marketing, 6ed. Englewood liffs, N.J : PrenticeHall International,In.

Moloeng, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Subari, Tata. 2004. Analisa sistem informasi. Jogjakarta : Andi Offset.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sulistyo-Basuki, 1992, Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sulistyo-basuki, 1995, Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Wilkinson, Joseph W. 1992. “Accounting and Information Systems”, Jhon Wiley & Sons.Inc.

Analisis Kepuasan Pengguna Opac dan Dampaknya Terhadap Loyalitas di Perpustakaan STAIN Salatiga

(Itmamudin, Ss., M.ip)

Page 27: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

KIAT- KIAT MENYAMBUT HADIRNYA GEDUNG PERPUSTAKAAN BARU

YANG REPRESENTATIP (DI STAIN KUDUS)

Hj. A z i z a hTenaga Kependidikan STAIN Kudus

E-mail : [email protected]

Abstract : A hard work will be easier if we know how to do it, by using the facilities in accordance with references program, we can manage various types of literature (writings, printed works and/ or recorded works) professionally with the standard system to fulfi ll the needs of education, research conservation, information and recreation of the users (educators and students) in state college of Islamic studies as its function as the appropriate material literature provider. Key word: The strategies to welcome, the representative libraryAbstrak : Suatu pekerjaan yang sukar akan tetapi tahu caranya, maka dengan mudah sekali untuk dikerjakan dengan tujuan memanfaatkan fasilitas yang sesuai dengan program kegiatan kepustakaan yang berfungsi untuk mengelola berbagai jenis bahan pustaka (karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam) secara profesional menggunakan system yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pengguna/pemustaka ( tenaga pendidik dan kependidikan serta mahasiswa) di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus yang sesuai dengan fungsinya sebagai layanan bahan pustaka.Kata kunci: Strategi menyambut, perpustakaan yang representatip

A. PendahuluanDalam Undang-Undang nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan

Tinggi Bab I pada Ketentuan Umum pasal 1 ayat 1, 2 , 6 dan 7 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan

Page 28: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

21

kebudayaan bangsa Indonesia. Selanjutnya Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan Pendidikan Tinggi, dan Perguruan Tinggi Negeri yang selanjutnya disingkat PTN yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah.

Pada Bab II Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi paragraf 5 pasal 41 ayat 3 disebutkan bahwa Perguruan Tinggi menyediakan sarana dan prasarana untuk memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, potensi, dan kecerdasan mahasiswa. Pada aspek pendanaan dan pembiayaan disebutkan pada Bab V bagian kesatu ayat 1 Pemerintah menyediakan dana Pendidikan Tinggi yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN). Berangkat dari dasar hukum tersebut diatas maka penulis mencoba untuk menyajikan ide yang ada di dalam pikiran penulis dengan cara menuangkan tulisan melalui jurnal Libraria dengan judul : Kiat – Kiat Menyambut Hadirnya Gedung Perpustakaan Baru Yang Representatip ( Di STAIN Kudus).

B. Pengertian Judul Judul tulisan kali ini adalah Kiat- Kiat Menyambut Hadirnya

Gedung Perpustakaan Baru Yang Represenatatif. Dari judul tersebut dapat penulis jelaskan bahwa :1) Kiat di dalam Buku Kamus Besar Bahasa Indonesia di sebutkan

bahwa arti kiat yaitu akal ( seni atau cara melakukan); taktik: pekerjaan itu sukar, tetapi kalau orang tahu caranya, mudah sekali (Poerwodarminto, W.J.S, 2003)

2) Menyambut berasal dari kata kerja sambut yang artinya terima: kehadiranya kami terima dengan gembira, mendapat awalan me menjadi menyambut yang artinya 1. menerima: kami menerima penghargaan itu dengan rasa haru, 2. Memberi tanggapan (balasan, jawaban, reaksi dan sebagainya) atas: penduduk menerima kebijaksanaan lurahnya dengan sikap positif, 3. Menyongsong: memapak, mengharap (dapat menerima): kami mengharap hari depan yang lebih baik (Poerwodarminto, W.J.S, 2003)

3) Hadirnya berasal dari kata kerja ada: (ada) bersedia: semua orang yang diundang dapat hadir (ada) di rapat itu, mendapat akhiran nya menjadi hadirnya yang berarti adanya kesediaan semua orang yang diundang dapat hadir (berada) di acara rapat tersebut (Poerwodarminto, W.J.S, 2003)

Kiat- Kiat Menyambut Hadirnya Gedung Perpustakaan Baru yang Representatip (Di STAIN Kudus)

(Hj. Azizah)

Page 29: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

22

4) Gedung merupakan kata benda yang artinya 1. rumah tembok (terutama yang besar-besar), 2. Bangunan (rumah) untuk kantor, rapat, atau tempat pertunjukan (Poerwodarminto, W.J.S, 2003) sedang perpustakaan adalah institusi pengelola karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan system yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka (UU Nomor 43 Tahun 2007), Baru artinya 1. belum pernah ada (dilihat) sebelumnya: tidak jauh dari dusun itu terdapat sebuah pabrik yang belum pernah ada, 2. Membarui kata kerja 1. Memperbaiki supaya menjadi baru, mereka sedang memperbaiki rumahnya, 3. Memperbarui kata kerja membarui (Poerwodarminto, W.J.S, 2003)

5) Representatif artinya 1. Dapat (cakap, tepat) mewakili, sesuai dengan fungsinya sebagai wakil: data yang telah diperoleh itu kurang mewakili untuk dijadikan dasar penelitian (Poerwodarminto, W.J.S, 2003)

6) Di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus di dalam STATUTA Nomor 88 Tahun 2008 pada Bab IV pasal 9 ayat 2 dan 3 adalah sebuah Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri yang berdiri pada tanggal 21 Maret 1997 bertepatan dengan tanggal 12 Dzulqaidah 1417 H yang berkedudukan di Kabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah (STATUTA STAIN KUDUS Nomor 88 Tahun 2008)

Dari beberapa arti yang penulis jelaskan tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian judul Kiat-kiat Menyambut Hadirnya Gedung Perpustakaan Baru Yang Representatif adalah suatu pekerjaan yang sukar akan tetapi tahu caranya, maka dengan mudah untuk dilaksanakan dengan tujuan mengisi kegiatan – kegiatan dengan adanya gedung/bangunan besar yang berfungsi untuk mengelola berbagai jenis bahan pustaka (karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam) secara profesional dengan sebuah system yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka/ pengguna di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus yang sesuai dengan fungsinya sebagai layanan bahan pustaka.

C. Sarana dan Prasarana Yang TerwujudSalah satu sarana yang telah tersedia dan dimanfaatkan serta

difungsikan dalam proses pembelajaran di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus sebagai pendukung kelancaran penyelenggaraan

Page 30: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

23

Pendidikan Tinggi Agama Islam Negeri yaitu gedung perpustakaan. Letak dan posisi gedung berada di kampus barat sebelah utara ( di bagian barat Mushola At-Tauhid). Gedung ini berdiri dengan luas tanah 600 M2 berlantai dua dengan pembagian ruang sebagai berikut: 1. Lantai pertama dipergunakan untuk pelayanan referensi, administrasi, pengolahan bahan pustaka dan ruang tandon, serta kamar mandi (toilet). 2. Lantai ke dua dipergunakan untuk dua ruang pelayanan sirkulasi dengan sekat/ pemisah pelayanan peminjamana dan pengembalian bahan pustaka (sebagaimana dalam gambar berikut ini).

Gambar 1 : Gambar depan Gedung Perpustakaan STAIN Kudus

Gambar 2 : Ruang loker di lantai 1 Gambar 3 : Ruang pelayanan administrasi di lantai 1

Gambar 4 : Ruang pengolahan bahan pustaka di lantai 1 Gambar 5 : Ruang pelayanan tandon bahan pustaka lantai 1

Kiat- Kiat Menyambut Hadirnya Gedung Perpustakaan Baru yang Representatip (Di STAIN Kudus)

(Hj. Azizah)

Page 31: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

24

Gambar 7 :Pintu masuk gedung perpusatkaan lantai 1 Gambar 8 : Ruang layanan referensi di lantai 1

Gambar 6: Tempat baca ruang referensi di lantai I

Gambar 9: Ruang baca layanan sirkulasi sebelah utara di lantaiGambar 10: Ruang layanan peminjaman &

pengembalian di lantai 2

Gambar 11: Ruang sirkulasi bahan pustaka sebelah selatan di lantai 2

Page 32: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

25

Dengan perkembangan yang dinamis dari aspek pembukaan prodi dari tahun 2002 telah di buka 3 jurusan dan 3 prodi yaitu Jurusan Ushuluddin dengan Program Studi Tafsir Hadis, Jurusan Tarbiyah dengan Prodi PAI, dan Jurusan Syari’ah dengan Ahwal Asy Syashshiyah, kurun waktu 17 tahun (tujuh belas tahun) saat ini, yaitu Semester Gasal Tahun Akademik 2014/2015 sudah berubah menjadi 4 Jurusan dengan 14 Program Studi Program Sarjana Strata Satu dan dua Program Studi Program Magister (S.2) dengan jumlah mahasiswa sebanyak 7.470 mahasiswa.

Di sisi lain perkembangan sarana pendidikan di kampus barat dari 4 gedung yaitu satu unit gedung Akademik (sekarang menjadi tempat parkir kendaraan roda 4) berubah menjadi satu unit gedung akademik berlantai 3, satu unit gedung perkuliahan (Gedung B) sekarang bertambah menjadi gedung kuliah A, C, D, E, F, G dan H, dan satu unit gedung perpustakaan berubah menjadi gedung P3M kemudian berubah lagi menjadi gedung jurusan syari’ah dan sekarang menjadi poliklinik dan satu unit gedung Perpustakaan berlantai 2 serta Mushola At-Tauhid. Di kampus timur semula gedung rektorat sekarang bertambah dengan gedung Laboratorium Komputer, gedung perkuliahan I, J, K, L, M, N, O, P, Q, gedung Laboratorium Ibadah dan Mu’amalah, lapangan tenis, gedung Ma’had ‘Ali/ Rusunawa, gedung Serbaguna/Olah Raga.

Dengan memperhatikan fenomena - fenomena perubahan yang terjadi sekarang ini hanya gedung Perpustakaan sajalah yang masih bertahan kokoh belum tergantikan dengan berbagai renovasi atau gedung – gedung yang baru.

D. Harapan Dan Impian Lembaga Dua Puluh Lima Tahun Ke DepanMasih hangat terasa di telinga kita di saat Bapak Ketua Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri Kudus menyampaikan materi dalam paparannya dengan tema : Penyusunan Renstra Dan Rencana Induk Pengembangan (RIP) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus Tahun 2014 di Pati Hotel. Harapan dan impian duapuluh lima tahun kedepan yang di rencanakan melalui lima tahap dengan agenda lima tahunan (Repelita STAIN) yaitu: Tahap pertama (Tahun 2015 – 2020) STAIN Kudus menjadi IAIN, Tahap kedua (Tahun 2021 – 2025) IAIN menjadi UIN tentunya dengan adanya dukungan pengembangan jumlah mahasiswa, jumlah Guru Besar (Profesor), dukungan politik dan pembukaan Program Doktor. 3. Tahap ketiga (Tahun 2026 – 2030) UIN sudah diresmikan akan melakukan penataan organisasi, manajemen

Kiat- Kiat Menyambut Hadirnya Gedung Perpustakaan Baru yang Representatip (Di STAIN Kudus)

(Hj. Azizah)

Page 33: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

26

adminsitrasi, pembukaan fakultas baru terutama fakultas Ilmu Alam dan Terapan, 4. Tahap keempat (Tahun 2031 – 2035) Pengembangan UIN Kudus menuju go international menjadi Word Class University masuk peringkat di bawah 100 di ASEAN dan masuk 20 besar Universitas di Indonesia. 5. Tahap terakhir kelima (Tahun 2035 – 2040) UIN Kudus berada pada Era Indonesia Cerdas.

Harapan Ketua STAIN Kudus pada aspek pengembangan Pendidikan dan Pengajaran juga melalui lima tahapan lima tahunan yaitu: 1. Tahun 2015 -2020 alih Status STAIN menjadi IAIN dengan membuka satu kelas Internasional dan setiap tahun bertambah satu kelas, membuka Program Studi baru terutama Jurusan Dakwah dan Komunikasi serta membuka Jurusan Baru yaitu Peradaban. 2. Pada paruh kedua Tahun 2018 – 2020 membuka Fakultas Baru yaitu Fakultas Adab, 3. Tahun 2025-2030 IAIN Kudus sudah menjadi UIN membuka Fakultas Ilmu Eksak.

Harapan berikutnya pada aspek Sumber Daya Manusia (SDM) pada yaitu:1. Lima tahun pertama 2015 – 2020 penambahan tenaga dosen dari 132 orang menjadi 232 dengan asumsi setiap tahun mendapatkan formasi 20 orang dosen. Ketika sudah menjadi IAIN tahun 2017 menjadi 282 dosen ditambah dosen honorer atau P3K 50 orang dosen menjadi 300 orang dosen, 2. Tahun 2020 – 2025 direncanakan 500 orang dosen ditambah 40 pertahun, 3. Tahun 2030 – 2035 direncanakan 100 orang menjadi PNS maupun P3K dan akhirnya pada era High Class University menjadi 1300 orang dengan asumsi setiap tahun 60 orang dosen, 4. Guru Besar tahun 2020 – 2025 bertambah 6 orang Profesor, Selanjutnya 1. Pada tahun 2030 – 2035 secara otomatis seluruh dosen UIN Kudus bergelar Doktor, 2. Tahun 2035 – 2040 seluruh dosen bergelar Doktor dan 40 % bergelar Profesor, 3. Rasio dosen dengan mahasiswa 2015 – 2020 : 7.470 : 160 = 46,68 : 1, jika setiap tahun penerimaan mahasiswa baru 1500 mahasiswa, maka tahun 2020 jumlah mahasiswa menjadi 15.000 mahasiswa, 4. Sementara jumlah dosen pada tahun 2020 diprediksi berjumlah 300 orang dosen sehingga rasionya menjadi tahun 2020 – 2025 dengan jumlah mahasiswa 35.000 : 750 = 46,6 : 1 , di era UIN jumlah mahasiswa 55.000 : 1300 = 42,3 : 1 sedangkan High class dengan jumlah mahasiswa 55.000 : 1300 = 42,3 : 1. Beliau juga memberikan solusi dengan system penambahan jumlah dosen dua kali lipat, dengan asumsi jika formasi dari Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI Jakarta tidak terpenuhi maka dapat mengangkat dosen P3K, adapun system yang kedua dengan pengurangan pada penerimaan mahasiswa baru sebanyak separohnya dengan resiko jumlah mahasiswa tidak signifi kan.

Page 34: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

27

Pada bidang penelitian/Jurnal beliau menyampaikan harapannya yaitu: 1. Setiap dosen wajib melakukan penelitian setiap semester, 2. Hasil penelitian menurut rencana harus dipublikasikan di jurnal, baik local, nasional maupun internasional, 3. Ketika sudah menjadi UIN dengan Fak. Eksaknya penelitian sudah barang tentu berkembang kepada masalah-masalah empiris eksperimental sesuai dengan bidangnya masing-masing dengan tetap mengacu kepada paradigma Islam Transformatif, 4. Jurnal merupakan otak perguruan tinggi., maka di Tahun 2015 – 2020 direncanakan jumlah jurnal sudah terakreditasi nasional sebanyak dua jurnal dan internasional satu jurnal dan berlanjut seterusnya setiap periode meningkat dua kali lipat.

Harapan dan impian Bapak Wakil Ketua I bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan pada acara yang sama beliau menyampaikan paparannya dengan judul : “Mendesain RIP dan Renstra STAIN Kudus”. Dengan judul tersebut diatas beliau menjabarkannya dengan beberapa tahapan yang pertama : Pendahuluan, STAIN Kudus memiliki sumber kekuatan yang tidak di miliki oleh PTAN lain, karena letak geografi s, dukungan budaya/ idiologi, relevansi dengan karakter masyarakat. Memiliki visi dengan membangun dan membudayakan ilmu-ilmu agama Islam dengan mengintegrasikan dan menginternalisasikan ketangguhan dan keanggunan karakter moral, kesalehan nurani/spiritual dan ketajaman/nalar emosional untuk mewujudkan masyarakat madani, kedua Sitematika RIP, terdiri dari Pendahuluan yang di mulai dengan : Alasan pentingnya pengembangan STAIN Kudus, tugas dan kewenangan STAIN Kudus sebagai Perguruan Tinggi Agama Islam, pentingnya STAIN Kudus melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi, selanjutnya dengan Profi l STAIN Kudus yang terdiri dari: Sejarah dan kondisi STAIN saat ini, jumlah mahasiswa, dosen dan pegawai, jumlah ruang kelas, laboratorium dan berbagai aset yang di miliki, serta Visi, misi, tujuan, profi l lulusan dan RIP. Dan ditutup dengan analisis lingkungan dengan muatannya : 1) Peta arah pengembangan (road map STAIN Kudus, 2) Tahapan lima tahun sampai dengan dua puluh lima tahun, STAIN Kudus mau dibawa kemana, 3) Strategi dasar, kebijakan dan indikator kinerja. Dengan berbagai kebijakan yang telah dilaksanakan dan di rencanakan untuk dilaksanakan terkait dengan manajerial, (4) Rancangan Implementasi untuk mencapai harapannya melalui tahapan yaitu : Tahap I : Technology Information Based University (Tahun 2015 - 2020) yang berisi: a) Proses pelaksanaan Tri Dharma perguruan Tinggi yang berdasarkan sarana TI, artinya TI menjadi dasar semua aktifi tas di kampus STAIN Kudus, b)

Kiat- Kiat Menyambut Hadirnya Gedung Perpustakaan Baru yang Representatip (Di STAIN Kudus)

(Hj. Azizah)

Page 35: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

28

Semua pelayanan harus dilakukan berdasarkan TI yang akurat, seperti pelayanan mahasiswa, perpustakaan, penerbitan semua berbasis IT, c) TI harus menjamin peningkatan pelayanan (excellent service), Tahap II : TQM Based University (Tahun 2020 - 2025) berisi : STAIN Kudus harus mampu menjadi kampus yang berdasarkan Total Quality Management, artinya tercipatanya tatanan manajerial yang utuh, integral, melibatkan secara aktif berbagai komponen, Tahap III: Stakeholders Based University (Tahun 2025-2030), STAIN Kudus harus mampu menjelma sebagai kampus yang mampu memberikan atau menjawab semua kebutuhan masyarakat (pengguna), Tahap IV : International Based University (Tahun 2030 – 2035) STAIN Kudus harus mampu menjadi kampus yang berdasarkan situasi internasional. Semua proses manajerial di orientasikan kepada dinamika dan kebutuhan internasional, Tahap V : Cultural Based University (Tahun 2035 – 2040) STAIN Kudus harus mampu menjelma sebagai kampus yang berbudaya yaitu memiliki ikatan budaya yang kuat sesuai dengan budaya Islam dan Indonesia. Meskipun menjadi kampus internasional, tetapi tetap memiliki ikatan yang kuat terhadap norma dan budaya Islam dan Indonesia.

Adapun langkah – langkah startegi yang akan ditempuh melalui empat strategi dasar yaitu: Pertama STAIN BAHAYA artinya STAIN Kudus dihadapkan dengan situasi kondisi penurunan kuantitas dan kualitas baik menyangkut sumber daya manusia ataupun sumber daya lainnya, Kedua STAIN WASPADA dalam hal ini STAIN Kudus dihadapkan dengan situasi globalisasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi informasi dan kebudayaan, Ketiga STAIN BERKARYA artinya STAIN Kudus dihadapkan dengan upaya pemenuhan kebutuhan stakeholders secara optimal, Yang keempat STAIN BERBUDAYA dimana STAIN Kudus dihadapkan dengan perwujudan peningkatan mutu secara total dari in put, proses dan out put. Untuk memperkuat tercapainya mendukung harapan dan impian lembaga diperlukan adanya paradigma manajerial yang baru yaitu: STAIN Kudus Low Cost, Excellent Service, High Quality ( meskipun biaya murah, STAIN Kudus harus tetap melakukan pelayanan yang maksimal dan prima/memuaskan, dan tetap komitmen terhadap kualitas yang tinggi

Harapan dan impian Bapak Wakil Ketua II Bidang Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian memberikan harapan dan impian duapuluh lima tahun kedepan antara lain: 1) Pengembangan Pegawai (Tenaga Kependidikan Profesional), 2) Pengembangan kualitas tenaga

Page 36: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

29

Kependidikan Profesional, 3) Pengembangan Sarana Prasarana, 4) Pengembangan Teknologi Informasi , 5) Pengembangan Lahan Parkir, 6) Pengembangan Alat Transportasi, 7) Pengembangan Gedung Perpustakaan, dan 8) Pengembangan Sampah dan Limbah

Pada aspek pengembangan sumber daya manusia/ ketenagaan secara detail beliau menyampaikan bahwa akan berkaitan dengan kuantitas mahasiswa, program studi dan dosen, artinya keleluasaan penambahan tenaga kependidikan sangat dimungkinkan sekali. Dengan asumsi kuantitas mahasiswa sekarang : 7.470 orang : 50 orang tenaga kependidikan = 149 : 1 ( 1 orang pegawai melayani 149 orang mahasiswa), jika kuantitas mahasiswa di tahun 2020 sebanyak 15.000 mahasiswa maka kuantitas pegawai menjadi 300 orang, jadi pegawai pada unit Fakultas per 100 mahasiswa ada 10 pegawai di tambah dengan unit-unit lainnya.

Pada aspek pengembangan Teknologi Informasi (TI) beliau berharap pada tahun 2020 pada pelayanan perpustakaan harus sudah menggunakan serba mesin berteknologi tinggi, sehingga peminjaman buku dan pengembalian sudah dilayani oleh mesin olahan buku yaitu self service, sedangkan pegawai hanya melakukan kegiatan pengolahan buku/ bahan pustaka.

Pada aspek pengembangan gedung perpustakaan beliau berharap pada tahun 2030 memiliki gedung yang berlantai tiga terdiri dari : Lantai satu dipergunakan untuk area kantin, lantai dua dipergunakan untuk ruang koleksi Universitas, dan lantai tiga dimanfaatkan untuk ruang koleksi prodi-prodi.

Gambaran besar dan harapan yang tinggi dari lembaga Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus dua puluh lima tahun mendatang telah di sampaikan oleh para pimpinan selaku pemangku kepentingan untuk pengembangan institusi. Oleh karena itu penulis berfi kir dan mencoba untuk memberikan masukan beberapa hal terkait dengan pengelolaan perpustakaan dalam menghadapi dan mengisi berbagai program kegiatan untuk menunjang tercapainya harapan dan impian lembaga tersebut serta seiring dengan terwujudnya gedung perpustakaan baru yang representatip. Dengan tujuan apabila harapan dan impian tersebut menjadi sebuah kenyataan maka dengan mudah dan lancar pengelola perpustakaan akan memanfaatkan seoptimal mungkin dengan eksistensi gedung perpustakaan baru yang representatip.

Kiat- Kiat Menyambut Hadirnya Gedung Perpustakaan Baru yang Representatip (Di STAIN Kudus)

(Hj. Azizah)

Page 37: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

30

E. Program Kegiatan Perpustakaan Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus dalam

merencanakan program kegiatan dapat dikatakan kegiatan yang bersifat internal yaitu:1. Kegiatan pelayanan kepada pemustaka secara rutinitas dilakukan dari

pukul 08.00 sampai 15.30 WIB setiap hari kerja 2. Kegiatan user education bagi mahasiswa baru yang setiap tahun di

laksanakan dengan jumlah mahasiswa baru sekitar 1500 orang3. Kegiatan workshop perpustakaan yang dilaksanakan satu kali

kegiatan dalam satu tahun anggaran dengan menghadirkan nara sumber yang kompeten di bidang perpustakaan dan peserta dari lembaga pendidikan tingkat menengah dan atas serta PTU swasta se kabupaten

4. Kegiatan pengadaan buku baru dan pengolahan buku baru yang dilakukan satu kali kegiatan dalam satu tahun anggaran

5. Kegiatan penerimaan hibah/sumbangan buku ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan program studi dari mahasiswa yang telah purna studi S.1 dan pengolahannya

6. Kegiatan penerimaan skripsi mahasiswa yang telah lulus program Strata Satu (S.1) dengan pengolahanya

7. Kegiatan mengikuti pendidikan dan pelatihan perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Pusat Kementerian Agama Jakarta

8. Kegiatan mengikuti seminar/workshop yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri di lingkungan Kementerian Agama maupun Perguruan Tinggi Umum Negeri maupun swasta

9. Kegiatan melakukan penyusunan program kegiatan dan anggaran tahunan perpustakaan.

F. Sumber Daya Manusia dan Kuantitas Pemustaka di PerpustakaanPerpustakaan memiliki tenaga pengelola sebanyak 13 orang

terdiri dari : Satu orang Kepala Perpustakaan dari unsur dosen, Tiga orang pegawai pustakawan pelaksana dan delapan orang pegawai non pustakawan

Adapun jumlah mahasiswa semester Gasal Tahun Akademik 2014/2015 sebanyak 7.470 orang mahasiswa sebagai pemustaka terdiri dari:

Page 38: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

31

1. Program Pascasarjana Magister (S.2) Program Studi MPI sebanyak 233 orang Program Ekonomi Syari’ah sebanyak 65 orang, jumlah total 398 orang mahasiswa

2. Program Sarjana Strata Satu (S.1) Jurusan Tarbiyah sebanyak 3.791 orang, Jurusan Syari’ah sebanyak 2.584 orang dan Jurusan Ushuluddin sebanyak 312 orang serta Jurusan Dakwah sebanyak 485 orang.

G. Strategi dan Langkah – Langkah Menyambut Gedung Perpustakaan yang Representatip

Berangkat dari semangat, harapan dan impian para pimpinan STAIN Kudus untuk menjadikan lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam Negeri satu-satunya lembaga yang berdomisili di wilayah pantura bagian timur dengan mengubah lembaga dari berbagai aspek yang melekat di lembaga yang akan tertuang di dalam RENSTRA dan RIP dan akan di mulai pada tahun 2015. Di sisi lain Indonesia juga akan memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan diberlakukan di tahun 2015. Oleh karena itu (Hary Saputra, 2012) memberikan strategi – strategi yang perlu dilakukan pengelola perpustakaan antara lain: 1) Menciptakan perpustakaan ideal melalui delapan tahapan :

a. Awareness (pengenalan), b. Knowledge (pengetahuan), c. Understanding (pemahaman), d. Perception (persepsi/cara pandang), e. Belief (keyakinan), f. Attitude (sikap), g. Behavior (perilaku). Lebih lanjut beliau juga menjelaskan bahwa tahapan-tahapan tersebut apabila dilaksanakan dengan baik maka citra ideal perpustakaan dapat tercipta. Pengenalan perpustakaan dapat dilakukan melalui promosi, setelah masyarakat kenal maka dia akan paham apa yang bisa di dapat di perpustakaan. Masyarakat kemudian akan memiliki persepsi yang baik terhadap perpustakaan, selanjutnya dia akan yakin bila butuh sesuatu akan mencari ke perpustakaan. Hal-hal tersebut akan menimbulkan sikap yang menghargai perpustakaan dan kemudian dia akan berperilaku baik terhadap perpustakaan dan pustakawannya, dengan demikian citra positip dan ideal akan didapat ( Hary Saputra, 2012)

2) Pustakawan harus dapat mengurai berbagai permasalahan pada diri pustakawan

Sebagian pustakawan di Indonesia mengidap “sindrom autis”, dimana hal ini pustakawan cenderung seseorang yang sibuk dengan dunianya sendiri, dan tidak suka bila ada orang lain mengganggu.

Kiat- Kiat Menyambut Hadirnya Gedung Perpustakaan Baru yang Representatip (Di STAIN Kudus)

(Hj. Azizah)

Page 39: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

32

Sosialisasi dan hubungan Pustakawan Indonesia dengan komunikasi profesi lain sangat terbatas. Hal tersebut disebabkan karena kepercayaan diri pustakawan yang masih kurang (Hary Saputra, 2012)

3) Pustakawan harus banyak menulis karya ilmiah Sebenarnya para pustakawan harus menyadari pentingnya menulis,

karena kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan utama atau pokok yang harus dilakukan bagi tenaga fungsional pustakawan yang bertujuan memperoleh angka kredit (PAK) dan disamping itu mereka akan semakin dikenal oleh rekan-rekan seprofesinya (Hernandono, 2005)

4) Meningkatkan kualitas layanan perpustakaanUntuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan ada lima

prinsip yang harus diperhatikan yaitu : a) Tangible adalah sesuatu yang bisa dilihat, dirasakan dan didengarkan ( dengan peralatan yang menunjang pelayanan, kemampuan petugas dalam melayani dan komunikasi yang baik). b) Realible yaitu kemampuan membentuk pelayanan yang dijanjikan dengan tepat dan memiliki keajegan (kejelasan yang pasti). c) Responsiveness (pertanggungjawaban) yaitu rasa tanggungjawab terhadap mutu pelayanan. d) Assuranse (jaminan) yaitu adanya jaminan keamanan atau bebas dari resiko bagi para pemakai, dan e) Emphaty artinya adanya perhatian kepada konsumen atau individu (Philip Kotler dalam J. Supranto , 2006)

5) Menyelenggarakan lomba/kompetisi bedah buku ilmiah untuk pemustaka

Dengan mengadakan kegiatan kompetisi seperti ini pemustaka akan termotivasi untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas baca buku ilmiah yang ditulis oleh para pakar /ilmuan – ilmuan terkemuka baik secara nasional maupun internasional berbahasa Indonesia maupun bahasa asing (Arab & Inggris). karena dengan tersedianya penghargaan yang akan diterima untuk meraih yang terbaik dalam rangka memperingati hari Ulang Tahun (HUT) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus yaitu setiap tanggal 21 Maret.

6) Menyelenggarakan kegiatan bazaar/promosi bahan pustakaDalam penyelenggaraan bazar dan promosi bahan pustaka,

perpustakaan dapat bekerjasama dengan para dosen yang banyak menulis buku-buku ilmiah baik dari STAIN Kudus sendiri maupun dari luar perguruan tinggi, disamping itu juga berkerjasama dengan berbagai percetakan yang menerbitkan buku-buku ilmiah dari penulis

Page 40: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

33

terkemuka untuk perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, perpustakaan perguruan tinggi negeri dan swasta, perpustakaan sekolah menengah baik negeri maupun swasta serta perpustakaan daerah, provinsi dan perpusnas. Dalam hal teknis dan praktis perpustakaan dapat bekerja sama dengan Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan yang ada, hal ini dapat dilakukan karena adanya fenomena yang sering kita lihat di lapangan bahwa mahasiswa sering kali menyelenggarakan bazar buku-buku disaat mahasiswa akan menyumbangkan dua buah buku ke perpustakaan sebagai persyaratan untuk memperoleh surat keterangan bebas pinjaman bagi mahasiwa yang akan menjalani purna studi S.1 dan S.2.

7) Pembinaan Sumber Daya Manusia (Pengelola Perpustakan) Pembinaan sumber daya manusia pengelola perpustakaan dapat

dilakukan dengan mengirimkan SDM yang berlatar belakang non pustakawan untuk di didik menjadi pustakawan dengan menduduki jabatan fungsional dapat ditempuh dengan mengikut sertakan sumber daya manusia tersebut untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan Pustakawan selama tiga bulan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional Jakarta. Disamping itu juga mengikut sertakan sumber daya manusia di dalam pendidikan dan pelatihan manajemen perpustakaan dan pendidikan dan pelatihan pengelolaan perpustakaan dan manajemen teknologi informasi dan komunikasi (information and communication Technology/ICT).

8) Membangun dan menjalin kerjasama antar perpustakaan dan lembaga informasi yang ada

Menurut I Komang Rupadha seorang Pustakawan Madya mengatakan bahwa: Pada dasarnya tidak ada satupun perpustakaan, betapapun besarnya perpustakaan tersebut yang mampu mengumpulkan semua infromasi yang dihasilkan oleh para ilmuwan dan penulis di seluruh dunia, bahkan untuk disiplin ilmu yang paling spesifi k sekalipun. Menyadari hal tersebut maka setiap perpustakaan atau pusat – pusat informasi kiranya perlu menjalin kerjasama dengan perpustakaan atau pusat-pusat informasi yang ada. Kerjasama antar perpustakaan yang dimaksudkan di dalam kontek bahasan ini adalah kerjasama yang di bangun untuk melakukan kegiatan pelayanan informasi yang melibatkan dua perpustakaan atau lebih. Bahkan menurut (Sulistiyo-Basuki, 1992) konsep ini juga dapat berkembang menjadi konsep jaringan (network) dimana selain melibatkan

Kiat- Kiat Menyambut Hadirnya Gedung Perpustakaan Baru yang Representatip (Di STAIN Kudus)

(Hj. Azizah)

Page 41: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

34

perpustakaan juga melibatkan organisasi-organisasi lain yang berkecimpung dalam bidang informasi, seperti pusat informasi, pusat dokumentasi, clearing house, pusat rujukan, pusat analisa informasi dan lain-lain.

Adapun dasar pertimbangan perlunya kerjasama menurut I. Komang Rupadha yaitu: Pertama adanya kemajuan di bidang IPTEK yang berimbas pada peningkatan secara kuantitas dari karya-karya ilmiah, baik dalam bentuk buku (tercetak) maupun elektronik (e-books), Kedua perkembangan lembaga pendidikan, perlu diketahui bahwa kegiatan lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga ke perguruan tinggi telah berkembang sedemikian pesatnya dalam berbagai bidang, sehingga keadaan ini mendorong semakin banyak dan beraneka ragam permintaan dari para pemakai yang dari hari ke hari terus semakin banyak membutuhkan informasi untuk kepentingan studinya, Ketiga kemajuan dalam berbagai bidang teknologi yang mengakibatkan semakin ketatnya persaingan kualitas profesionalisme individu yang dibutuhkan oleh dunia usaha, idustri, maupun perdagangan dunia, sehingga pada ujungnya mereka mau takmau harus meningkatkan dan mengembangkan ketrampilannya untuk dapat bersaing. Pengembangan ini dapat dilakukan melalui belajar dan membaca. Oleh karenanya mereka memerlukan bahan bacaan/literature, Keempat berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi (information and communication Technology/ICT) Terutama dalam bidang computer dan telekomunikasi. Keadaan ini memberikan peluang dan dapat menunjang pelaksanaan kerjasama untuk dapat berjalan lebih cepat dan lebih mudah, bahkan lebih murah, Kelima tuntutan masyarakat untuk memperoleh layanan informasi yang sama. Karena selama ini kita tahu bahwa di dalam kenyataan bahwa masyarakat pemakai informasi yang berada di kota besar menerima informasi lebih baik dari pada pemakai yang tinggal di daerah terpncil, Keenam kerjasama memungkinkan penghematan fasilitas, biaya, sumber daya manusia dan waktu.

Adapun alternatif bentuk kerjasama menurut I Komang Rupadha yaitu ada tujuh bentuk kerjasama yaitu : 1) Kerjasama Pengadaan, kerjasama ini dilakukan oleh beberapa perpustakaan saling bekerjasama dalam pengadaan bahan pustaka (buku). Masing-masing perpustakaan bertanggungjawab atas kebutuhan informasi pemakainya dengan memilih buku atas dasar permintaan pemakainya atau berdasarkan dugaan pengetahuan pustakawan atas keperluan

Page 42: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

35

pemakainya. Buku-buku kebutuhan pemakai tadi pengadaannya dilakukan bersama oleh perpustakaan yang ditunjuk sebagai koordinator kerjasama. Penempatan koleksi dilakukan di masing-masing perpustakaan yang memesan buku tersebut, namun buku-buku tersebut dapat digunakan secara bersama oleh pemakai masing-masing perpustakaan, 2) Kerjasama Pertukaran dan Redistribusi, Kerjasama pertukaran dilakukan dengan cara penukaran publikasi badan induk perpustakaan tersebut dengan perpustakaan lain tanpa harus membeli. Cara ini biasa juga dilakukan untuk mendapatkan publikasi yang tidak dijual atau publikasi yang sulit dilacak di toko-toko buku. Pertukaran ini biasanya dilakukan dengan prinsip satu lawan satu artinya stu publikasi ditukar dengan satu publikasi dengan tidak memandang jumlah halaman, tebal tipis publikasi ataupun harga publikasi tersebut, 3) Kerjasama Redistribusi, kerjasama ini adalah kerjasama yang dilakukan oleh dua perpustakaan atau lebih, dalam hal penempatan kembali buku-buku yang tidak lagi diperlukan di suatu perpustakaan atau berlebih di suatu perpustakaan. Buku-buku tersebut dapat ditawarkan kepada perpustakaan lain yang lebih membutuhkan buku tersebut, 4) Kerjasama Pengolahan, kerjasama ini, perpustakaan bekerjasama untuk mengolah bahan pustaka. Biasanya pada perpustakaan universitas dengan berbagai cabang atau perpustakaan umum dengan cabang-cabangnya, pengolahan bahan pustaka (pengkatalogan, pengklasifi kasian, pemberian label buku, kartu buku dan lain-lain) dikerjakan oleh satu perpustakaan yang menjadi koordinator kerjasama, 5) Kerjasama Penyediaan Fasilitas, bentuk kerjasama ini menurut beliau I Komang Rupadha mungkin terasa janggal bagi perpustakaan di Negara maju karena perpustakaan mereka umumnya selalu terbuka untuk dipakai oleh pemakai umum. Dalam bentuk ini, perpustakaan bersepakat bahwa koleksi mereka terbuka bagi pengguna perpustakaan lainnya. Perpustakaan biasanya menyediakan fasilitas berupa kesepakatan menggunakan koleksi, menggunakan jasa perpustakaan seperti penelusuran, informasi kilat, penggunaan mesin foto kopi, namun tidak membuka kesempatan untuk meminjam. Biasanya peminjaman buku untuk peminjam bukan anggota dilakukan dengan menggunakan fasilitas pinjam antar perpustakaan, 6) Kerjasama Penyusunan Katalog Induk, kerjasama ini dilakukan dua perpsutakaan atau lebih menyusun katalog perpustakaan secara bersama-sama. Katalog tersebut berisi keterangan tentang buku-buku yang dimiliki oleh perpustakaan peserta

Kiat- Kiat Menyambut Hadirnya Gedung Perpustakaan Baru yang Representatip (Di STAIN Kudus)

(Hj. Azizah)

Page 43: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

36

kerjasama disertai dengan keterangan mengenai lokasi buku tersebut. Kerjasama seperti ini bukan hal baru di Indonesia. Bahkan beberaap katalog induk sudah banyak yang diterbitkan secara nasional, antara lain beberapa diterbitkan oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI, 7) Kerjasama Pemberian Jasa dan Informasi, bentuk kerjasama ini adalah dilakukan oleh dua atau lebih perpustakaan yang sepakat untuk bekerjasama saling memberikan jasa informasi. Salah satu bentuk kerjasama ini adalah pinjam antar perpustakaan, jasa penelusuran, dan jasa fotokopi. Kerjasama ini melibatkan semua sumberdaya yang ada di perpustakaan. Jadi tidak terbatas pada pinjam antar perpustakaan saja (I Komang Rupadha).

H. Pengawasan Terhadap PelayananSebagaimana pendapat (Yuniardi, 1984) ada beberapa hal yang

memungkinkan terjadinya penyimpangan yaitu: 1) Unsur ketidak tentuan, 2) Peristiwa yang tidak terduga sebelumnya, 3) Unsur kegagalan, 4) Unsur kesalahan manusia. Dengan keempat hal tersebut sangat memungkinkan akan terjadi penyimpangan di dalam pelayanan. Oleh karena itu unsur pengawasan seharusnya di terapkan di dalam pelayanan perpustakaan sehingga dapat berjalan dengan maksimal sesuai dengan tujuan organisasi lembaga.

Pengawasan dilakukan tentunya mempunyai tujuan tertentu sehingga menurut pendapat ( Siagian, 1992 ) tujuan diterapkannya pengawasan adalah sebagai berikut :1) Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan dengan rencana

yang digariskan2) Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan dan kelemhana dalam bekerja3) Untuk mengetahui apakah segala sesuatu dilaksanakan dengan

instruksi serta apa-apa yang telah diinstruksikan4) Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan dengan efi sien5) Untuk mengetahui jalan keluar jika dijumpai kesulitan, kelemahan

dan kegagalan untuk menuju kearah perbaikan.

I. Kesimpulan Merupakan satu kesatuan yang tak mungkin terpisahkan yaitu

pendidikan dengan perpustakaan, Pendidikan harus didukung dan ditunjang oleh adanya perpustakaan dengan berbagai aspek yang terkait

Page 44: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

37

di dalamnya, baik itu sarana gedung yang sesuai untuk tempat menyimpan bahan pustaka yang dilayankan, sumber daya manusia yang handal dan profesional, system IT yang unggul dan canggih yang dipergunakan serta dana yang memadai yang disediakan. Oleh karena itu dapat penulis simpulkan sebagai berikut:1). Sangatlah tepat dan sudah selayaknya para pemangku kepentingan

merencarakan pembangunan gedung perpustakaan baru yang representatip, mengingat kesemibangan antara jumlah mahasiswa dengan kondisi gedung perpustakaan yang sudah tidak sesuai lagi, dimana seharusnya menurut SNI sekurang-kurangnya dengan jumlah mahasiswa 7.470 x 0,5 m2 = 3.735 m2 dengan penggunaan untuk areal koleksi seluas 45 % yang terdiri dari ruang koleksi buku, ruang multi media, ruang koleksi majalah ilmiah. Sedangkan ruang pengguna seluas 30 % yang terdiri dari ruang baca dengan meja baca, meja baca penyekat, ruang khusus, ruang diskusi, lemari katalog/computer, meja sirkulasi, tempat penitipan tas/loker dan toilet. Ruang staf perpustakaan seluas 25 % terdiri dari ruang pengolahan, ruang penjilidan, ruang pertemuan, ruang penyimpanan buku yang baru diterima, dapur dan toilet.

2) Di awal tahun 2015 bersamaan dengan di mulainya MEA pasar bebas di Indonesia pengelola perpustakaan wajib mempersiapkan diri dengan menyusun program kegiatan dan anggaran tahunan (RKA-KL) dengan berbagai kegiatan yang bernuansa global yaitu dengan kegiatan kompetisi bedah buku ilmiah bagi pemustaka, kompetisi menyusun karya tulis /ilmiah bagi pemustaka, kerjasama antar perpustakaan dan lembaga informasi, kompetisi berkunjung terbanyak di hari jadi STAIN Kudus. Di samping itu kegiatan pembinaan sumber daya manusia dengan mengirimkan tenaga untuk di didik dan di latih untuk menjadi seorang pustakawan (menduduki jabatan pustakawan) satu tahun dua orang, pelatihan manajemen pengelolaan perpustakaan, manajemen pengolahan bahan pustaka, manajemen aplikasi TI perpustakaan dan lain-lain. Dengan demikian harapan dan impian para pemangku kepentingan dapat terwujud dan selaras dengan cita-cita RIP sehingga Technology Information Based University (Tahun 2015-2020) yang didalamnya terdapat Proses Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berdasarkan sarana TI menjadi dasar semua aktifi tas di kampus STAIN Kudus dapat di raih.

3) Aspek pengawasan tentunya tidak dapat di tinggalkan, karena tercapainya

Kiat- Kiat Menyambut Hadirnya Gedung Perpustakaan Baru yang Representatip (Di STAIN Kudus)

(Hj. Azizah)

Page 45: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

38

tujuan organisasi tak mungkin tercapai tanpa adanya pengawasan dari pimpinan atau unit yang berfungsi sebagai penjaminan mutu dan kualitas kinerja. Oleh karena itu peran Pusat Penjaminan Mutu (P2M) di STAIN Kudus sangat di butuhkan untuk mencapai output yang baik yang diharapkan oleh perpustakaan ke depan.

4) Berdasarkan UU 43 Tahun 2007 pasal 41 SNI anggaran perpustakaan sekurang-kurang 5% dari total anggaran perguruan tinggi diluar belanja pegawai, pada pasal 40 disebutkan: 1) Pendanaan perpustakaan didasarkan pada prinsip kecukupan dan berkelanjutan akan tetapi dalam pengelolaan dana perpustakaan dilakukan secara efi sien, berkeadilan, terbuka, terukur dan bertanggungjawab. Untuk mencapai harapan yang besar dana yang memadai sangatlah di butuhkan, sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan yaitu pada program kegiatan tahunan selama lima tahun ke depan.

5) Dengan demikian, perpustakaan harus merubah pola pelayanan lama yaitu dengan memberikan akses informasi yang tinggi, maka perpustakaan STAIN Kudus justru akan dinilai sebagai perpustakaan yang berhasil memberikan layanan yang lebih baik dan berkualitas sehingga tidak tergeser oleh profesi lain dalam memberikan layanan informasi. Oleh karena itu apa yang dicita-citakan oleh para pimpinan pelayanan self service atau excellent service yaitu pelayanan peminjaman dan pengembalian dapat dilayani oleh mesin olahan buku bisa terwujud di tahun 2020 dan STAIN Kudus secara bertahap sudah berubah status menjadi IAIN Kudus dimana sudah melewati fase bahaya dan waspada akan menuju STAIN Kudus berkarya dan berbudaya.

Page 46: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

39

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Supriyadi, 2014. Penyusunan Renstra Dan Rancangan Induk Pengembangan (RIP) STAIN Kudus Tahun 2015 – 2040 Pada Pengembangan Pegawai, Sarana Dan Prasarana, Makalah Pada Focus Group Discuccion (FGD) di Hotel-Pati, 24-26 Oktober 2014

Departemen Agama Republik Indonesia. 2008, Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 88 Tentang STUTA STAIN Kudus.

Fathul Mufi d. 2014. Penyusunan Renstra Dan Rancangan Induk Pengembangan (RIP) STAIN Kudus Tahun 2015 - 2040, Makalah Pada Focus Group Discuccion (FGD) di Hotel-Pati, 24-26 Oktober 2014

Hernandono. 2005. Meretas Kebuntuan Kepustakawanan Indonesia Dilihat Dari Sisi Sumber Daya Tenaga Perpustakaan. Jakarta : Orasi Ilmiah dan Pengukuhan Pustakawan Utama.

Hary Saputra. (2012). Menciptakan Citra Perpustakaan Ideal Dalam Masyarakat. http://haryelsaputra-fi sip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-45162-info.Diunduh pada tanggal 19 November 2014.

I Komang Rapadha. (2014). Kerjasama Antar Perpustakaan: Suatu Alternatif Mengoptimalkan Daya Pakai Koleksi Dan Layanan Perpustakaan. http://[email protected]. Diunduh pada tanggal 19 Nopember 2014.

Mukhamad Saekan. 2014. Mendesain Rencana Induk Pengembangan (RIP) STAIN Kudus Tahun 2015 - 2040, Makalah Pada Focus Group Discuccion (FGD) di Hotel-Pati, 24-26 Oktober 2014.

Poerwodarminto, W.J.S, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan: Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, Jakarta: Rineke Cipta.

Siagian, Sondang P. 1992. Fungsi-Fungsi Managerial. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang

Kiat- Kiat Menyambut Hadirnya Gedung Perpustakaan Baru yang Representatip (Di STAIN Kudus)

(Hj. Azizah)

Page 47: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

40

Perpustakaan. 2010. Yogyakarta: Pustaka Timur.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi.

Yuniardi. 1984. Manajemen Pemasaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 48: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

BUKU DAN RUMAH BERJENDELA DUNIA(Gerakan Rekreasi di Perpustakaan Keluarga)

H. Nur SaidDosen STAIN Kudus

E-mail: Abstract: This article discusses the four focus of discussion: (1) House is a medium for training process for the love of books; (2) Family library as a sub-system for character education; (3) The alternative of design for family library; (4) Management of the Family Library. This article was written with the applied philosophy approach, therefore the fi rst part discussed the importance of the family library with the philosophical argumentation and end with an offer implementable how pioneered and developed a family library as a process of civilizing humanity through the instrument of family library. Recommendations of this article is that during most families when designing a house not made as part of the family library room space to be considered, then it is time to get up, that the family library is an important instrument in character education especiallay concerning the love of books and many sciences. With sciences we will prosper in the world and the hereafter.Keywords: Family library, recreation, character ecucation, harmoni

A. Pendahuluan“Rumahku adalah syurgaku”, demikian kalam bijak yang begitu

populer dalam masyarakat Islam. Namun menjadikan rumah sebagai syurga atau agar rumah tidak seperti neraka hal ini tentu sangat tergantung kepada para penghuninya. Artinya sejauh mana penghuninya merencanakan sejak awal desain rumah sebagai proses pemagangan budaya bagi para penghuninya selama hayat masih di kandung badan.

Rumah (Jawa:omah), tidak sekedar sebagai tempat omah-omah (berumah tangga) untuk berlindung dari panas dan dingin, namun dalam tradisi Jawa, rumah merupakan bagian dari konsep hidup orang Jawa dalam mengaktualisasikan diri secara pribadi maupun sosial (Nur Said, 2012: 1; Gunawan Tjahyono, 2000: vii). Karena itu mendirikan rumah dalam tradisi Jawa memerlukan kematangan persiapan lahir-batin yang prosesi upayanya antara lain ditunjukkan dengan perhelatan ritual sebagai wujud kesadaran sosial dan transendental agar menemukan kemapanan dan ketenangan dalam berhuni untuk melahirkan kader generasi yang lebih baik.

Page 49: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

42

Bahkan diri dan ruang saling mengejawantahkan satu sama lain. Pengidentifi kasian diri baik individual maupun kelompok secara spasial melahirkan “konsep menghuni” (to dwell) yang akan memungkinkan seseorang menjadi bagian dari suatu lingkungan dalam memaknai sekelilingnya (Christian Norberg-Schulz, 1985: 5-6). Dalam konsep berhuni inilah kita bisa memahami konsep hidup, tradisi hingga fi losofi dalam menjalan peran dan fungsinya manusia sebagai makhluk sosial dan sekaligus sebagai individu yang memiliki keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Karena itu, agar rumah tidak sekedar sebagai tempat berhuni tetapi juga sebagai tempat mulih (pulang) juga sebagai media mulih (baca: memulihkan) segela kepenatan pikiran, perasaan dan juga kelelahan anggota tubuh, maka perlu menjadikan rumah sebagai wahana rekreasi bagi keluarga. Salah satu wahana rekreasi yang terpenting adalah membaca. Aktifi tas “membaca” disamping merupakan amanat pertama dan utama dalam ayat pertama dari Al-Qur’an yakna Iqra’ (bacalah), “membaca” (buku atau bacaan apapaun) juga merupakan media dialog tanpa batas dengan siapapun dan apapun. Karena itu tak berlebihan kalau ada yang bilang bahwa buku ada jendela dunia.

Karena itu melalui tulisan sederhana ini penulis akan ketengahkan tiga fokus bahasan yaitu: (1) Berhuni sebagai proses pemagangan cinta buku; (2) Perpustakaan keluarga: Sub-Sistem Pendidikan Karakter; (3) Alternatif Desain Perpustakaan Keluarga; (4) Menejemen Kepustakaan Keluarga.

Melalui sub-topik di atas penulis berharap bisa menjadi pamantik bagi gerakan rekreasi melalui perpustakaan keluarga dan sekaligus sebagai penyadaran bersama membaca adalah perilaku manusia beradab yang dalam lintas sejarah telah terbukti membawa era keemasan Islam sebagai era Khalifah Abbasiyah, pada masa Harun Arrasyid melalui perpustakaan “Baitul Hikmah” yang fenomenal itu.

B. Berhuni sebagai Pemagangan Cinta Buku Dalam sejarah kehidupan umat manusia, rumah adalah lingkungan

yang paling diakrabi manusia dalam ranah domestik. Di rumahlah gagasan-gagasan utama kebudayaan diproduksi dan direproduksi sehingga membentuk sistem makna. Dalam membaca pembentukan makna pada rumah, susunan simbolis yang terlembagakan dalam rumah harus senantiasa dibaca ulang dalam hubungannya dengan penghunian

Page 50: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

43

rumah itu sendiri. Sumber kekuatan simbolis rumah tidak terletak pada rumah sebagai entitas yang terisolasi, melainkan dalam berbagai hubungan antara rumah dengan orang-orang yang disekelilingnya.

Maka Pierre Bourdieu menganggap rumah sebagai tempat utama bagi obyektivikasi skema generatif suatu budaya. Baginya rumah mengandung visi dan struktur masyarakat dalam ruang sosial(Richard Harker, Cheelen Mahar, Chris Wilkes [ed], 2004: 8-7). Para penghuni rumah memiliki “pesan” yang disampaikan. Maka bagi Bourdieu sebagaimana dikutip oleh Haryatmoko (2003, 8-9), ruang sosial merupakan ruang kelompok-kelompok status yang dicirikan dengan berbagai gaya hidup yang berbeda. Pertarungan simbolik atas persepsi dunia sosial dapat mengambil dua bentuk yang berbeda pada sisi obyektif dan subyektif. Pada sisi obyektif, orang dapat bertindak melalui perepresentasian baik yang bersifat individual maupun sosial agar dapat mengendalikan berbagai pandangan tertentu tentang realitas. Pada sisi subyektif, orang dapat bertindak dengan cara menggunakan strategi presentasi diri atau dengan mengubah kategori persepsi dan apresiasi tentang dunia sosial

Kedua kecenderungan tersebut oleh Bourdieu kemudian disebut dengan “tindakan yang bermakna” yang selalu terkait dengan simbol-simbol dan memiliki sumber penggerak (Haryatmoko, 2003: 8-9). Sumber penggerak tindakan, pemikiran dan representasi ini oleh Bourdieu disebut sebagai habitus;yaitu kerangka penafsiran untuk memahami dan menilai realitas sekaligus sebagai penghasil praktek-praktek kehidupan dalam suatu dialektika dua gerak timbal balik; pertama, struktur obyektif yang dibatinkan; kedua, gerak subyektif yang menyingkap hasil pembatinan (Haryatmoko, 2003: 10). Sementara konsep habitus ini tidak bisa dipisahkan dari ranah perjuangan (champ) dalam suatu medan sosial yang mirip dengan “pasar bebas” sehingga ada penghasil dan sekaligus konsumen. Maka setiap orang atau kelompok mempertahankan dan memperbaiki posisinya, membedakan diri untuk mendapatkan posisi-posisi baru sehingga pertarungan sosial dalam ranah simbolis tidak bisa diabaikan (Suma Riela Rusdiarti,2003: 31-40; Bourdieu, 1977).

Kerena itu eksistensi sebuah rumah merupakan salah satu representasi media pertarungan simbolik dalam proses negosiasi (dialog) antar tanda budaya yang terjadi pada zamannya. Kerana itu ketika dalam sebuah keluarga menginginkan tumbuhnya budaya baca bagi berseminya benih-benih cinta generasi bangsa kepada buku, maka dalam sebuah

Buku dan Rumah Berjendela Dunia(Gerakan Rekreasi di Perpustakaan Keluarga)

(H. Nur Said)

Page 51: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

44

rumah perlu menyediakan ruang budaya (baca: perpustakaan keluarga) yang mampu mengkonstruksi dan mereproduksi pengetahuan bagi para penghuninya dalam relasi individu dengan masyarakatnya.

Hubungan antara fi gur (individu) dan masyarakat dalam mengkonstruksi budaya/subkultur sebagaimana terjadinya budaya membaca/cinta buku dalam sebuah rumah dapat dicermati dalam juga dalam karangka teori Peter L Berger yang secara jeli melihat relasi manusia dengan masyarakat sebagai yang berinteraksi melalui tiga momen dialektis yaitu eksternalisasi, obyektifi kasi dan internalisasi. Melalui eksternalisasi, manusia mengekpresikan diri membangun dunianya. Expresi ini memanifestasikan suatu relitas obyektif setelah melalui proses obyektifi kasi. Demikian pula realitas obyektif juga akan berpengaruh kuat bagi pembentukan perilaku manusia, setelah manusia tadi melewati tahap internalisasi (Berger, 1967: 2-4).

Dengan perspektif ini proses sosial konstruksi budaya dalam sebuah rumah tak lepas dari interaksi dialektis fi gur kunci yakni orang tua yang kesadaran kognitif akan pentingnya membaca/buku tereksternalisasikan dalam bentuk perpustakaan keluarga berikut kegiatan berinteraksi dengan buku selama di rumah bahkan hingga di luar rumah.

Kalau merujuk pandangan Michel Foucoult wacana yang disampaikan oleh orang tua dalam berinteraksi dengan buku secara bertahap akan mengkonstruksi pengetahuan tertentu tentang spirit membaca, sehingga hal ini secara tak disadari akan menjadi kuasa bagi audien (para penghuni rumah) yang mampu mendisiplinkan tubuh, pikiran dan emosi (Michel Faucoult, 1997, 2002). Dengan proses budaya seperti itulah sebuah rumah juga akan berpotensi sebagai media pemagangan badi tumbuhnya budaya baca dan cinta buku dalam keluarga Indonesia.

C. Perpustakaan Keluarga: Sub-Sistem Pendidikan KarakterKini ada fenomena yang menarik tentang berkembangnya taman

baca di kampung-kampung di Indonesia. Bahkan (Stian Haklev, 2008), mahasiswa International Development Studies, University of Toronto dalam tesisnya, secara khusus menyatakan keheranannya bahkan merasa terinspirasi bagaimana di Indonesia, sebuah perpustakaan keluarga yang dibangun bisa dimanfaatkan koleksinya oleh masyarakat di sekitar keluarga itu tinggal. Dan, lalu berkembang menjadi perpustakaan komunitas atau taman bacaan masyarakat.

Ia melihat fenomena ini berbeda dengan negara-negara lain yang

Page 52: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

45

pernah ia kunjungi, di mana “perpustakaan” didirikan oleh negara untuk melayani kebutuhan informasi rakyatnya. Haklev memang konsen pada perkembangan perpustakaan dan literasi di Indonesia sejak menulis tesisnya yang selesai pada tahun 2008.

Menurut riset Haklev, 2008), tumbuhnya berbagai taman bacaan publik terutama dalam studi kasusnya di Bandung dan Yogyakarta ternyata bermula dari perpustakaan keluarga yang memang cinta dan hobi mengoleksi dan membaca buku. Bagaimana sebuah perpustakaan keluarga dirintis dan dikembangkan?

Kita tahu bahwa, membaca pada dasarnya adalah bagian dari kebutuhan jiwa. Para fi losof sedari awal telah mengingatkan bahwa eksistensi manusia itu terdiri dari 2 (dua) entitas pokok yaitu jiwa dan raga. Dimensi jiwa dan raga keduanya butuh dikembangkan karena itu mereka keduanya juga butuh “makan”. Makanan untuk pertumbuhan raga (tubuh) berupa berbagai bentuk makanan yang sarat dengan protein, mineral dan berbagai vitamin yang harus ditunjang dengan olah raga yang cukup.

Sementara “makanan” jiwa adalah penambahan ilmu, kreatifi tas, imaginasi dan ide-ide segar yang bisa didapatkan dari pengajian, pendidikan, seminar, diskusi atau membaca berbagai macam buku atau bacaan lainnya. Tumbuhnya jiwa perlu ditopang dengan keseimbangan olah pikir dan oleh rasa secara seimbang antara lain ditunjang dengan media buku atau kepustakaan melalui gerakan membaca.. Maka sangatlah tepat kalau para the founding fathers negeri Indonesia menegaskan dalam Lagu Kebangsaan Indonesia Raya: “Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya.” .

Karena itu, membaca perlu dipupuk di setiap rumah keluarga Indonesia, di mana keluarga berperan penting mewujudkan budaya baca. Bila memungkinkan membaca sudah dapat dijadikan aktivitas harian sekeluarga, seperti halnya menonton televisi, makan bersama dan beribadah bersama.

Untuk menciptakan suasana seperti itu adalah penting untuk menyediakan kebutuhan bacaan yang mengandung ilmu pengetahuan maupun rekreasi sekeluarga di rumah. Manfaat lainnya, membaca juga dapat menanamkan sikap saling membantu seluruh anggota keluarga dalam proses pembelajaran pengetahuan di rumah. Jadilah hunian sebagai rumah pengetahuan.

Sebagaimana lazimnya setiap orang mempunyai bahan bacaan yang dibeli sedikit demi sedikit dan disimpan sendiri . Sejumlah koleksi

Buku dan Rumah Berjendela Dunia(Gerakan Rekreasi di Perpustakaan Keluarga)

(H. Nur Said)

Page 53: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

46

tersebut bisa dikumpulkan dan disusun di suatu tempat di dalam rumah. Pada tahap awal mungkin baru dalam berbentuk rak-rak buku yang kemudian dapat berkembang menjadi sebuah perpustakaan keluarga dengan fasilitas yang semakin lengkap dan makin nyaman. Perpustakaan keluarga bisa dibuat sesuai kondisi dan kebutuhan setiap keluarga.

Sebuah keluarga yang telah menjadikan perpustakaan sebagai jantung sebuah rumah bisa dikatakan telah mengerti fungsi dan manfaat keberadaan tempat pengetahuan tersebut. Kemudian, pada tingkat lanjut, mereka menjadi paham benar bahwa buku dan pengetahuan bisa memengaruhi hidup mereka agar menjadi semakin baik dan maju.

Dalam banyak kasus di sejumlah kota seperti di Bandung dan Yogyakarta, ternyata dari perpustakaan keluarga kemudian bermetamorfosis menjadi Taman Bacaan yang independen dan terbuka untuk umum (Haklev, 2008). Maka untuk menyemaikan budaya literasi, langkah simpelnya adalah harus dimulai dari keluarga sebagai institusi informal pendidikan pertama dan utama agar terhindar dari kegelapan ilmu dan buta aksara (illiterate). Bahkan menurut seorang futurulog, Alvin Tofl er (1970) telah terjadi pergeseran konsep literasi pada abad ke duapuluh satu ini. Buta aksara di abad ke-21 bukanlah mereka yang tidak bisa membaca dan menulis, tetapi mereka yang tidak mau belajar, meninggalkan belajar dan (tidak) melakukan telaah ulang (atas suatu hal/peristiwa).

Di tengah tantangan global seperti inilah, eksistensi sebuah perpustakaan menjadi sebuah keniscayaan dan perlu ditumbuhkan sejak dalam lingkungan keluarga, sekolah dan juga masyarakat dalam rangka turut mensukseskan program pendidikan karakter dan budaya bangsa.

Para pakar Lickona menegaskan (1990) pendidikan karakter perlu menegaskan pentingnnya proses pendidikan yang menyentuh pada tiga level yaitu: mengerti tentang kebaikan (knowing), mencintai kebaikan (feeling) dan melakukan kebaikan (acting). Mengerti kebaikan tidak melulu dalam arti pengertian kognitif. Tetapi di dalamnya juga terkait dengan pengertian praktis, pengertian yang terkait dengan tindakan. Karenanya karakter akan muncul pada situasi kritis. Ada kemungkinan untuk memilih, atas berbagai pilihan yang mungkin ada, dan apa yang dilakukannya. Dan ini dapat terjadi di dalam situasi-situasi kritis.

Salah satu tolok ukur menguji karakter menurut Budi Subanar (2010) dapat dilihat dari tindakan yang diambil seseorang dalam situasi kritis. Itulah sebabnya di dalam mengerti kebaikan juga terkait dengan

Page 54: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

47

pengertian praktis. Ini berarti tidak melulu mengerti, tapi juga bertindak atas dasar pengertian tersebut. Hal kedua yang terkait dalam karakter (baik) adalah mencintai kebaikan. Terdorong untuk memilih untuk melakukan hal yang baik.

Bahkan Bapak pendidikan nasional kita (Ki Hadjar Dewantara, 1962) sejak awal menegaskan bahwa pendidikan perlu mengkondisikan tumbuhnya watak (karakter) disamping kekuatan batin, pikiran dan tubuh. Pendidikan menunutut adalanya olah pikir (head), olah rasa (heart) dan olah raga yang mendukung ketrampilan hidup (hand). Dalam upaya penguatan karakter peserta didik inilah maka Dewantara dengan cerdas merumuskan formulanya yang dikenal dalam rumusan; ”Ing ngarso sun tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani” (di depan menjadi teladan, di tengah mengembangkan karsa, membimbing dari belakang).

Dalam grand design pendidikan karakter, pendidikan keluarga merupakan sub-sistem dari desain besar pendidikan karakter terutama dalam ranah proses pembudayaan dan pemberdayaan. Selengkapnya dapat dilihat dalam visualisasi bagan sebagai berikut (Kemendiknas, 2010):

PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN

KELUARGASATUANPENDIDIKAN

MASAYARAKAT

INTERVENSI

HABITUASI

PERANGKAT PENDUKUNGKebijakan, Pedoman, Sumber Daya,Lingkungan, Sarana dan Prasarana,Kebersamaan, Komitmen pemangku

kepentingan

PerilakuBerkarakter

Nilai-NilaiLuhur

Agama, Pancasila,UUD 1945,

UU No. 20/2003 ttgSisdiknas

Teori,Pendidikan,Psikologi,

Nilai, SosialBudaya

Pengalaman terbaik(besi practies) dan

praktik nyata

Bagan di atas memperlihatkan bahwa dalam pendidikan karakter membutuhkan proses sosial yang dalam bingkai pendidikan dan melibatkan para pemangku kepentingan mulai di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Bahkan di dalam pendidikan keluargalah yang mampu mengkomunikasikan secara efektif antara apa yang terjadi di kelas dengan apa yang terjadi di masyarakat dalam proses intervensi (memberi materi langsung) dan habituasi (pembiasaan diri).

Buku dan Rumah Berjendela Dunia(Gerakan Rekreasi di Perpustakaan Keluarga)

(H. Nur Said)

Page 55: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

48

Bagan di atas menunjukkan bahwa pendidikan karakter harus dielenggarakan secara terintegrasi mulai di ruang kelas, sekolah dan keluarga sehingga menjadi habitus dan etos yang tumbuh dalam pribadi anak dalam konteks interaksi sosial dalam berbagai dimensinya.

Hal ini seperti juga ditegaskan oleh (Amin Abdullah, 2010) bahwa Pendidikan Karakter diawali dengan Pengetahuan (Teori), Pengetahuan (Teori) tersebut bisa bersumber dari pengetahuan agama, sosial, budaya. Kemudian dari pengetahuan itu diharapkan dapat membentuk Sikap atau akhlak yang mulia. Namun yang paling penting dari rangkaian panjang ini adalah mengamalkan apa yang diketahui itu. Dengan pola seperti itu dapar dipahami bahwa model paradigma pembelajaran Pendidikan Karakter (humanities) semestinya tidaklah seperti pembelajaran sains (natural sciences) yang memang memerlukan ketajaman analisis intelektual.

Yang diperlukan dalam pembelajaran humanities, dalam hal ini Pendidikan Karakter menurut Abdullah (2010), adalah kemampuan guru, dosen, pendidik, termasuk orang tua untuk menyentuh dan menyapa keseluruhan dan keutuhan pribadi anak didik. Keutuhan pribadi manusia meliputi perasaan, rasio, imajinasi, kreativitas dan memori. Dengan begitu, paradigma Pendidikan karakter seharusnya lebih tajam diarahkan pada kehendak dan motivasi, dan bukannya intelektualitas. Oleh karena itu, yang perlu dikenal terlebih dahulu oleh para pendidik dan orang tua adalah struktur kepribadian manusia. Sedangkan motivasi atau kehendak

Pembiasaan dalam kehidupankeseharian di satuan pendidikan

Penerapan pembiasaankehidupan keseharian dirumah yang sama dengandi satuan pendidikan

Integritas ke dalam kegiatanEkstrakurikuler Pramuka,Olahraga, Karya Tulis, Dsb.

KEGIATANKESEHATANDI RUMAH

KEGIATANEKSTRAKURIKULER

BUDAYA SEKOLAH:(KEGIATAN/KEHIDUPANKESEHARIAN DISATUAN PENDIDIKAN)

KBM DIKELAS

Integrasi ke dalam KBMpada setiap Mapel

Secara lebih detil inter-relasi antara lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut (Kemendiknas, 2010):

Page 56: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

49

sangat terkait dengan Hatinurani (Abdullah, 2010). Maka pendidikan karakter adalah pendidikan Hatinurani, yang menekankan pentingnya sentuhan rahsa dan kalbu (heart).

Dimensi hati perlu mendapatkan sentuhan khusus dalam pendidikan karakter, sebagaimana sudah sering disadari dalam tradisi Islam bahwa sesungguhnya dalam jasad setiap manusia terdapat segumpal darah, yaitu hati (“ala inna fi al-jasadi mudghah, wa hiya qalbu”). Namun yang menarik menurut pemahaman Abdullah (2010), hati atau qalbu disini bukanlah bentuk fi siknya berupa segumpal darah, melainkan adalah Mind Set atau seperangkat nilai-nilai yang telah membentuk perilaku. Mind Set inilah biasa disebut dengan fi lsafat hidup pribadi (Mabda’ al hayah), yang telah mendarah mendaging.

Dalam Mind Set atau Falsafah hidup pribadi mempunyai berbagai potensi yang seluruhnya perlu disentuh dan digerakkan, antara lain emosi, rasio, imajinasi, memori, kehendak, nafsu, dan kecenderungan-kecenderungan. Seluruh potensi ruhani yang tertimbun dalam badan fi sik manusia akan tampak keluar ke permukaaan dalam bentuk perilaku lahiriyyah, baik dalam bentuk ekspresi wajah atau raut muka (senyum, sangar, cemberut, peduli, ramah), gerak-gerik (bhs Jawa : solah bowo) mencurigakan, slintutan), tutur bicara ( bhs Jawa : muna muni) seperti halus, kasar, galak, manis, tingkah laku (tegas, sopan, kasih sayang) dan juga kelalaian (lupa, tidak serius, tidak teliti).

Untuk mengkondisikan peserta didik mampu menemukan falsafat hidupnya (mind set) yang menancap dalam hati tersebut tidak mungkin ditemukan melalui proses pembelajaran yang menekankan pada orientasi isi (content) belaka tetapi membutuhkan serangkaian pembelajaran yang bermakna (meaningfull learning). Untuk kepentingan inilah dibutuhkan berbagai bacaan yang merangsang kepekaan rasa dan nalar anak sesuai tingkat psikologi perkembangan jiwa anak.

Proses habituasi melalui serangkaian pembelajaran yang bermakna (meaningfull learning) tak cukup hanya dilakukan di sekolah tetapi lingkungan keluarga juga harus mendukungnya melalui internalisasi nilai-nilai yang selaras dengan apa yang dikembangkan di sekolah. Ketika di sekolah anak-anak dikondisikan supaya cinta pada buku dan ilmu pengetahuan dengan sarana perpustakaan yang mendukung, maka keluarga juga mendukungnya dengan menganggarkan secara khusus kebutuhan akan buku atau majalah untuk memenuhi ”gizi” kebutuhan jiwa dalam keluarga.

Buku dan Rumah Berjendela Dunia(Gerakan Rekreasi di Perpustakaan Keluarga)

(H. Nur Said)

Page 57: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

50

D. Teknik Mendidik Anak Cinta Ilmu dalam KeluargaSesuai basis teori dalam pendidikan karakter yang sudah

disampaikan di atas pada bagian sebelumnya, maka ketika orang tua ingin menanamkan nilai-nilai moral tentang cinta kepada ilmu. Maka tahap pertama orang tua harus memahamkan dulu pada level knowing, feeling (merasakan senag kepada buku), dan acting (berinteraksi dengan buku secara intensif). Dalam hal ini perlu memahami apa makna cinta pada ilmu (buku) itu. Mengapa cinta pada ilmu (buku) itu penting? Maka orang orang tua perlu membuka kamusw cinta dalam berbagai disiplin ilmu. Dari berbagai konsep cinta yang ada disintesiskan menjadi konsep cinta yang relevan dengan konteks ”mencintai ilmu”. Setidaknya mengenalkan konsep cinta menurut para pakar yang kredibel dalam dunia ilmu pengetahuan.

Misalnya menurut Imam Ghozali di dalam kitab Ihya 'Uluumuddin" jilid IV Bab Haqiqotul Mahabbah (Bab hakekat cinta) menerangkan: Laa Yatashowwaru Mahabbata Illa Ba'da Ma'rifatin Wa 'Idrotin (Cinta tidak bisa tergambarkan dengan jelas kecuali setelah setelah tahap ma’rifat dan menemukannya). Maka selanjutnya Al Ghazali menjelaskan bahwa sumber mata air cinta terdiri dari 3 hal, yakni (1) Mengenal dan bertemu; (2) Setelah mengenal dan bertemu, kemudian menimbulkan kecocokan (Muwaffaqoh); (3) Setelah cocok lalu menimbulkan ketaatan hingha malahirkan manisnya cinta (Laddzatun).

Dengan demikian asal cinta yang pertama mengenal dan bertemu. Artinya tidak mungkin seseorang itu mencintai sesuatu kecuali terlebih dahulu orang itu mengenal dan bertemu akan sesuatu tersebut. Sebagaimana seseorang itu mencintai akan rupa yang indah, mencintai akan bentuk yang bagus, sudah tentu terlebih dahulu mengenal dan bertemu dengan rupa yang bagus itu. Begitu juga seseorang itu mencintai akan manisnya gula, sudah tentu orang itu terlebih dahulu mengenal dan bertemu antara lidahnya dengan rasa manisnya gula. Seperti halnya juga orang mencintai bau harum, sudah tentu orang itu terlebih dahulu mengenal dan bertemu antara hidungnya dengan bau yang harum itu.

Karena itu dalam konteks mendidik anak mencintai buku (ilmu), maka sang anak anak harus sering-sering dipertemukan dengan buku dan orang tua harus selalu kreatif mengupayakan aktifi tas yang terkait interaksi dengan buku. Misalnya mengikuti forum pameran buku, mengajak jalan-jalan ke toko buku secara rutin dan membelikan buku pilihannya atau rekreasi ke perpustakaan yang menyenangkan di berbagai kota yang ada.

Page 58: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

51

Bisa juga sekali-kali anak diajak kunjungan ke museum yang dalamnya terdapat literatur dan dokumen penting tentang peristiwa masa lalu. Dan yang tak kalah penting di dalam keluarga perlu menyediakan ruang yang secara khusus untuk kebebasan berkreasi yang dalam hal ini bisa memanfaatkan perpustakaan keluarga. Tidak harus mewah, tetapi sesuai kemampuan keuangan yang ada. Meski murah namun tetap meriah.

Tahapan cinta kedua menurut Al Ghazali adalah menemukan kecocokan (muwaffaqoh). Setelah anak-anak sudah banyak berinteraksi dengan buku dengan melihat dan membacanya, maka segala apa yang telah diketahui dan dipahaminya tentu akan melahirkan menimbulkan kecocokan di dalam hati sehingga anak bisa menemukan jati dirinya dan passion terhadap bacaan-bacaan yang disukai. Pada tahap inilah anak-anak akan mulai “jatuh cinta” kepada buku yang sesuai passionnya.

Ketika benih-benih cinta kepada buku itu sudah mulai muncul yang ditunjukkan dengan antusiasme anak ketika membaca buku tertentu, mereka betah berlama-lama bahkan selalu ingin mencari dan menemukan buku baru yang terkait bacaan sebelumnya. Maka pada tahap inilah menunjukkan bahwa anak-anak telah mulai menemukan “gizi”nya buku. Mereka akan meras haus kalau sehari tidak menyempatkan diri untuk membaca buku dan benih-benih rasa ingin tahu (sense of curiosity) sudah mulai bersemi pada diri anak. Anak-anak sudah mulai menemukan nikmat dan lezatnya (laddzatun) membaca buku.

Ketika ketiga tahapan cinta tersebut sudah dilalui, maka petanda anak-anak sudah menjadi manusia pembelajar, tetap selalu belajar secara mandiri baik di kelas maupun di luar kelas, di rumah maupun di masyarakat. Manusia pembelajar adalah setiap orang (manusia) yang bersedia menerima tanggung jawab untuk melakukan dua hal penting, yakni: pertama, berusaha mengenali hakikat dirinya, potensi dan bakat-bakat terbaiknya, dengan selalu berusaha mencari jawaban yang lebih baik tentang beberapa pertanyaan eksistensial seperti: Siapakah aku ini?; Dari mana aku datang?; Kemanakah aku akan pergi?; Apa yang menjadi tanggung jawabku dalam hidup ini?; Kepada siapa aku percaya?; dan kedua, berusaha sekuat tenaga untuk mengaktualisasikan segenap potensinya itu, mengekspresikan dan menyatakan dirinya sepenuh-penuhnya, seutuh-utuhnya, dengan cara menjadi dirinya sendiri dan menolak untuk dibanding-bandingkan dengan sesuatu yang “bukan dirinya” (Andrias Harefa, 2000).

Buku dan Rumah Berjendela Dunia(Gerakan Rekreasi di Perpustakaan Keluarga)

(H. Nur Said)

Page 59: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

52

Semua itu harus dilakukan pertama dan utama melalui budaya berhuni dalam keluarga yang ditopang dengan mengupayakan ruang budaya yang menumbuhkan cinta terhadap ilmu (buku). Ruang budaya tersebut adalah antara lain adanya perpustakaan keluarga.

E. Tata Ruang dan Katalogisasi Perpustakaan KeluargaPenataan perpustakaan keluarga dapat disesuaikan dengan kebutuhan

penghuni rumah. Misalnya, ada yang menginginkan perpustakaan itu juga menjadi ruang baca atau sekadar tempat untuk mengisi waktu luang dan rileks semata. Ada juga yang mendesain perpustakaan dengan serius, misalnya dibuat khusus dengan dinding kaca yang berbatasan langsung dengan taman atau kolam agar dapat menikmati keasrian rumah sambil membaca buku. Ada juga yang menatanya sekaligus menjadi ruang kerja, yang juga menyimpan berbagai dokumen dan surat-surat.

Perencanaan desain seperti di atas tentu tidak baku, namun bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan dan ruangan yang ada. Bisa saja perpustakaan keluarga karena keterbatasan ruang, bisa memanfaatkan ruang keluarga dengan penambahan rak-rak yang relevan dengan kondisi ruang yang ada. Atau memanfaatkan bawah tangga (bagi yang rumahnya bertingkat) yang biasanya masih kosong belum termanfaatkan dengan baik.

Dalam situs (desaininterior.me) dijelaskan bahwa jika sejak awal perencanaan desian rumah sudah disediakan ruang khusus untuk perpustakaan keluarga setidaknya ada 10 tips yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Tentukan lokasi di mana perpustakaan pribadi akan diupayakan;

Digabung dengan ruang kerja, ruang keluarga, kamar tidur, atau mungkin satu ruangan sendiri? Idealnya, pilih ruangan yang tenang dan tidak banyak dilalui orang untuk menciptakan suasana tenang. Tapi jika tidak banyak tempat yang tersedia, bisa menggabungkan perpustakaan di ruangan favorit keluarga dengan membuat rak sesuai kebutuhan.

2. Pastikan kekuatan rak buku; Rak buku akan menahan beban yang tak sedikit karena beban buku yang cukup berat, maka sebaiknya memastikan bahwa rak buku yang akan dibuat cukup kuat untuk menahan beban buku yang akan disimpan. Kalau perlu konsultasikan ke pembuat mebel profesional untuk menjamin keamanan rak buku.

3. Lantai; Tak kalah penting dengan rak buku, lantai perpustakaan juga

Page 60: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

53

harus kuat menahan beban rak buku yang berat. Idealnya lokasi paling tepat untuk perpustakaan adalah di lantai pertama rumah.

4. Pertimbangkan berapa banyak buku yang dimilikinya. Jika dalam keluarga memiliki banyak buku dan ingin koleksi tetap rapi dan bersih buat rak yang memiliki pintu tertutup. Jika Anda lebih menyukai kepraktisan, buat rak buku dengan model terbuka tanpa daun pintu untuk kesan yang lebih modern. Jika koleksi buku akan terus bertambah, pertimbangkan untuk membuat rak buku yang bisa menampung semua buku yang direncanakan.

5. Perpustakaan gabungan dengan ruang kerja; Jika menggabungkan perpustakaan dengan ruang kerja, pastikan kebutuhan dan fungsi kedua ruangan bisa terpenuhi dalam waktu bersamaan. Pertimbangkan apakah buku bisa diambil dengan mudah dari tempat duduk. Perlu tidaknya ada sisa tempat untuk orang lain membaca buku pada saat anda bekerja dan segala kemungkinan yang bisa terjadi ke depan.

6. Rencanakan penataan perabot; Perabot yang akan diletakkan di perpustakaan juga harus sudah mulai dipikirkan. Jika seluruh keluarga senang membaca sediakan sofa besar yang bisa menampung beberapa orang sekaligus. Jika hanya sendiri yang akan menggunakan, pilih single sofa yang nyaman bagi. Jangan lupa untuk menambahkan sebuah coffee table kecil dan lampu untuk penerangan tambahan saat membaca agar semakin betah di perpustakaan.

7. Pilihan warna; Pilih warna favorit untuk membuat suasana perpustakaan keluarga yang nyaman. Anggota keluarga akan menghabiskan banyak waktu membaca di perpustakaan tersebut, tentu perlu dukungan warna yang relevan dengan situasi membaca.

8. Pencahayaan; Pastikan pencahayaan di perpustakaan pribadi cukup terpenuhi. Pencahayaan sangat penting untuk diperhatikan dalam membuat perpustakaan. Hal ini terkait cahaya alami pada siang hari dan lampu untuk membaca saat malam hari. Lampu meja atau standing lamp di samping kursi juga sangat membantu untuk meambah pencahayaan di malam hari.

9. Rak buku vertikal; Buatlah rak buku vertikal untuk menampung lebih banyak buku. Jika perlu buat rak buku yang tingginya mencapai plafond ruangan agar semakin banyak menampung buku yang kian hari semakin menumpuk.

10. Maksimalkan view perpustakaan; Maksimalkan view perpustakaan dengan membuat sebanyak mungkin bukaan untuk mendapatkan

Buku dan Rumah Berjendela Dunia(Gerakan Rekreasi di Perpustakaan Keluarga)

(H. Nur Said)

Page 61: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

54

pemandangan indah taman dari luar sehingga ada dinamika pemandangan meskipun anggota keluarga di dalam rumah.

Ketika tata ruang sudah direncanakan dengan baik, maka perlu didukung menejemen pengelolaan koleksi buku dan katalogisasi agar mempermudah dalam pencarian dan aman. Koleksi yang paling umum di dalam sebuah perpustakaan adalah menyediakan berbagai referensi, seperti ensiklopedia, kamus, buku manual, direktori dan berbagai panduan lainnya. Termasuk di dalamnya buku-buku how to yang dapat membantu setiap anggota keluaga untuk masalah keseharian, misalnya panduan P3K, perawatan peralatan rumah tangga dan perbaikan instalasi listrik.

Koleksi berikutnya adalah buku-buku fi ksi yang biasanya tergantung pada minat masing-masing anggota keluarga pada novel, karya sastra, komik dan buku-buku fi ksi lainnya. Kemudian masuk ke buku-buku pengetahuan, baik itu yang populer maupun akademis/ilmiah. Buku-buku pengetahuan ini biasanya lebih banyak ke subyek-subyek yang sesuai dengan jenis dan tingkat pendidikan anggota keluarga.

Buku-buku pelajaran dan pengetahuan bisa jadi akan mendominasi rak-rak buku bila keluarga memiliki kecenderungan gandrung akan perkembangan pengetahuan dan teknologi. Bila sebuah keluarga lebih menjadikan buku sebagai sarana penghibur, maka buku-buku fi ksi akan lebih melimpah. Bila keluarga mendukung keberadaan koleksi audio-visual, maka DVD, VCD dan kaset yang berisi kisah-kisah fi ksi dan pengetahuan akan menjadi koleksi perpustakaan keluarga.

Dalam pemilihan koleksi, terutama untuk anak-anak, idealnya ada tingkatan bacaan yang disesuaikan dengan umur anak. Karena di Indonesia belum tersedia, maka bisa dimulai dari bacaan yang ringan dan disukai anak dulu dan terus meningkat sampai ke apa yang diinginkan orang tua. Di negara-negara maju, buku bacaan anak sudah memiliki peringkat standar berdasarkan umur dan tingkat kebutuhan atas bacaan (Haklev, 2008).

Semakin banyaknya koleksi perpustakaan maka perlu adanya pengelompokan dan penyusunan di rak. Pada awal biasanya dikelompokkan berdasar ukuran buku dan bukan berdasar klasifi kasi kelompok pengetahuan. Walaupun perpustakaan pribadi bukan perpustakaan umum, sudah saatnya kita menata buku berdasar klasifi kasi.

Menurut (Wien Muldian, 2013), klasifi kasi yang umum digunakan dalam pengelompokan buku-buku adalah Dewey Decimal Classifi cation

Page 62: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

55

(DDC) atau Universal Decimal Classifi cation (UDC). Dalam sistem klasifi kasi DDC, kita membagi bahan pustaka dalam kelompok karya umum (berkode 000), karya fi lsafat (100), agama (200), ilmu-ilmu sosial (300), bahasa (400), ilmu-ilmu murni (500), teknologi/ilmu terapan (600), kesenian (700), kesusastraan (800), serta geografi , biografi dan sejarah (900). Untuk koleksi buku fi ksi dan anak bisa dikelompokkan sendiri.

Untuk mempermudah sistem klasifi kasi buku ada baiknya perangkat lunak perpustakan gratis yang menggabungkan buku induk dan klasifi kasi koleksi. Di antaranya adalah perangkat lunak Athenaeum Light 8.5 yang dikembangkan KALI bersama Forum Indonesia Membaca dan Senayan 3.0 yang dikembangkan oleh library@senayan. Kedua perangkat lunak ini dapat diunduh gratis melalui internet.

Katika semua sudah direncanakan dan dikelola dengan baik meski dengan kesederhanaan, maka di rumah serasa “syurga” yang mampu menjangkau wawasan global menembus cakrawala karena rumahnya berjendela dunia yaitu adanya perpustakaan dan buku. Benarlah kata orang bijak bahwa “buku adalah jendela dunia”. Maka ungkapkan cinta dengan buku bersama keluarga agar keluarga menjada taman rekreasi setiap saat yang nyaman dan damai.

F. Penutup Kalau selama ini kebanyakan keluarga ketika mendesain rumah

belum menjadikan ruang perpustakaan keluarga sebagai bagian space yang harus dipertimbangkan, maka sudah saatnya bangkit, bahwa perpustakaan keluarga adalah instrumen penting dalam mendidikan generasi bangsa cinta buku dan ilmu.

Dalam bahasa arab rumah adalah “maskan” yang artinya sebagai tempat meraih ketenangan dan kenyamanan. Sementara dalam bahasa Jawa omah atau rumah adalah sebagai tempat mulih, artinya sebagai wahana memulihkan pikiran, perasaan dan juga anggota tubuh dari kepenatan setelah seharian bekerja. Maka ruang perpustakaan keluarga dalam hal ini sebagai raung rekreasi yang strategis bagi keluarga yang sadar akan pentingnya ilmu.

Dari perpustakaan keluarga kita majukan peradaban umat. Dari keluarga untuk kemaslahatan umat. Dari keluarga untuk dunia.

Buku dan Rumah Berjendela Dunia(Gerakan Rekreasi di Perpustakaan Keluarga)

(H. Nur Said)

Page 63: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

56

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, Imam, Ihya ‘Uluumuddin, (Darul Kutub Ilmiyah , jilid IV )

Bourdieu, Pierre. 1977. Outline of a Theory of Practice. Terj. R. Nice. Cambridge: Cambridge University Press,

________. 1990.The Logic of Practice, Terj. R. Nice, Stanford: Stanford University Press.

Faucoult, Michel. 1997. Disiplin Tubuh, Benkel Individu Modern. Yogyakarta:: LKIS..

Faucoult, Michel. 2002. Power/Knowledge, Wacana Kuasa/Pengetahuan, terjemahan Power/Knowledge, Selected Interviews and Other Writing 1972-1977 (Yudi Santoso, pent.).Yogyakarta: Bentang Budaya.

Haklev, Stian. 2008. Mencerdaskan Bangsa – Suatu Pertanyaan Fenomena Taman Bacaan Di Indonesia. Toronto: Tesis Advanced Seminar in International Development Studies, International Development Studies University of Toronto at Scarborough..

Harefa, Andrias. 2000. Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Harker, Richard dkk. (Ed.). 2004. Pengantar Paling Komprehensif Kepada Pemikiran Pierre Bourdieu. Yogyakarta: Jalasutra.

Haryatmoko. 2003. “Menyingkap Kepalsuan Budaya Penguasa”, dalam Basis No.11-12 ke-52, November-Desember.

Muldian, Wien, “Perpustakaan Keluarga” dalam http://www.ruangbaca.com/ ruangbaca/ ?doky=MjAwOA= =&dokm=MDI=&dokd=MjU=&dig=YXJjaGl2ZXM=&on= S09M&uniq= NjMx diunduh pada tanggal 30 Nopember 2014.

Norberg, Christian. 1985. The Concept of Dwelling: On the Way to Figurative Architecture. New York: Rozolli.

Page 64: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

57

Peter L. Berger.1967. The Sacred Canopy, (Doubleday, Garden City, New York.

Rusdiarti, Suma Riela. 2003. ”Bahasa, Pertarungan Simbolik dan Kekuasaan”, dalam Basis No.11-12 ke-52, November-Desember..

Said, Nur. 2012. Tradisi Pendidikan Karakter dalam Keluarga, Tafsir Sosial Rumah Adat Kudus. (Edisi Revisi). Kudus: Brillian Media Utama.

Santoso, Revianto Budi. 2000. Omah; Membaca Makna Rumah Jawa, Yogyakarta: Bentang Budaya.

Schefold, Reimar, Peter J.M. Nas (Ed.). 2003. Indonesiaan Houses, Traditional dan Transformation in Vernacular architecture. Leiden: KITLV Press.

Schulz, Christian Norberg. 1985. The Concept of Dwelling: On the Way to Figurative Architecture, New York: Rozolli.

Suma Riela Rusdiarti, 2003. ”Bahasa, Pertarungan Simbolik dan Kekuasaan”, dalam Basis No.11-12 ke-52, November-Desember.

Triyanto. Makna Ruang & Penataannya dalam Arsitektur Rumah Kudus. Semarang: Kelompok Studi Mekar.

Tim Desain Interior, “Tips untuk Perpustakaan Pribadi di Rumah Tinggal” dalam http://desaininterior.me/2012/01/tips-untuk-perpustakaan-pribadi-di-rumah-tinggal/ diunduh pada tanggal 30 Nopember 2014.

Waterson, Roxana. 1989. Living House: The Antropology of Architecture in South Asia. Singapure: Oxford University Press.

Buku dan Rumah Berjendela Dunia(Gerakan Rekreasi di Perpustakaan Keluarga)

(H. Nur Said)

Page 65: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

PENGUKURAN KINERJA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

IsmantoDosen STAIN Kudus

E-mail :

Abstrak :Kinerja perpustakaan yaitu efektifi tas jasa yang disediakan oleh perpustakaan dan efi siensi sumber daya yang dialokasikan serta digunakan untuk menyiapkan jasa tersebut. Sehingga untuk penyelenggaraan kinerja membutuhkan sinergi antar berbagai unit atau pihak yang mendukung kelangsungan kinerja perputakaan suatu perguruan tinggi. Adapun indicator yang dapat digunakan sebagai pengukuran kinerja suatu perguruan tinggi adalah kunjungan ke perpustakaan per kapita, pemin]aman per kapita, ketersediaan sistem otomasi, dan median waktu pengillahan dokumen.Kata Kunci: Kinerja Perpustakaan, indicator pengukuran kinerja.

A. PendahuluanPerpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada

di perguruan tinggi, baik berbentuk universitas, akademi, sekolah tinggi, ataupun institusi (Sutarno NS., 2006:18). Keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan tersebut adalah dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, meliputi pendidikan, penelitian atau riset dan pengabdian kepada masyarakat. Hal senada seperti pada Undang-undang No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan dalam pasal 1, disebutkan bahwa erpustakaan perguruan Tinggi merupakan unit pelaksana (UPT) yang bersama-sama dengan unit lain melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui menghimpun, memilih, mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya. Oleh karena itu perpustakaan perguruan tinggi merupakan suatu unsur penunjang yang merupakan perangkat kelengkapan di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Setiap perguruan tinggi harus memiliki perpustakaan yang bertugas menunjang penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang memberikan manfaat bagi pengguna khususnya civitas akademika perguruan tinggi tersebut.

Page 66: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

59

B. Kinerja dan Indikator Pengukuran Kinerja Perpustakaan Perguruan TinggiPerpustakaan perguruan tinggi sebagai bagian dari organisasi sektor

public, maka perlu memberikan pemahaman terhadap sektor publik sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum (Mahsun 2006:7). Contoh sektor publik meliputi beberapa bidang seperti bidang kesehatan, pendidikan, keamanan, dan transportasi. Luasnya ruang lingkup sector publik menyebabkan dalam penyelenggaraannya sering diserahkan ke pasar, dengan regulasi dan pengawasan tetap dipegang oleh pemerintah.

Kinerja perpustakaan yaitu efektifi tas jasa yang disediakan oleh perpustakaan dan efi siensi sumber daya yang dialokasikan serta digunakan untuk menyiapkan jasa tersebut (Sutarno NS., 2006:116). Ketercapaian kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi dapat dilakukan melalui pengukuran sebagaimana oleh Government Accounting Standard Board (GASB, 1994), yaitu membagi pengukuran kinerja dalam tiga kategori indikator, yaitu (1) indikator pengukuran service efforts , (2) indikator pengukuran service accomplishment, dan (3) indikator yang menghubungkan antara efforts dengan accomplishment (Sadjiarto, 2000: 144 – 146). Service efforts berarti bagaimana sumber daya digunakan untuk melaksanakan berbagai program atau pelayanan jasa yang beragam. Service accomplishment diartikan sebagai prestasi dari program tertentu. Di samping itu perlu disampaikan juga tertentu berkaitan dengan pelaporan kinerja ini (explanatory information). Pengukuran-pengukuran ini melaporkan jasa apa saja yang disediakan oleh perpustakaan perguruan tinggi, apakah jasa tersebut sudah memenuhi tujuan yang ditentukan dan apakah efek yang ditimbulkan terhadap penerima layanan/jasa tersebut. Perpustakaan perguruan tinggi yang dimaksud dalam hal ini dapat juga berupa lembaga aparatur perpustakaan perguruan tinggi, satuan kerja termasuk unit-unit keja di dalamnya seperti perpustakaan stu di antaranya.1. Measure of Efforts. Efforts atau usaha adalah jumlah sumber daya

keuangan dan non keuangan, dinyatakan dalam uang atau satuan lainnya, yang dipakai dalam pelaksanaan suatu program atau jasa pelayanan. Pengukuran service efforts meliputi pemakaian rasio yang membandingkan sumber daya keuangan dan non keuangan dengan ukuran lain yang menunjukkan permintaan potensial atas jasa yang diberikan seperti populasi jasa. Contoh sumber daya keuangan adalah biaya gaji, fasilitas pegawai, peralatan, perlengkapan, kontrak-

Pengukuran Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi(Ismanto)

Page 67: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

60

kontrak pelayanan, dan denda keterlambatan. Pengukuran efforts yang berkaitan dengan sumber daya keuangan antara lain adalah dana yang digunakan untuk pendidikan pengembangan pustakawan dan dana pendidikan pemakai, dana untuk transportasi pengembangan jaringan kelembagaan. Ukuran yang paling sering dipakai pada sumber daya nonkeuangan adalah jumlah pegawai (ekuivalen dengan pegawai dengan jam kerja penuh) atau jumlah jam kerja perjasa yang diberikan. Selain personalia, contoh sumber daya non keuangan adalah fasilitas umum lainnya seperti kendaraan, gedung, dan koleksi perpustakaan.

2. Measures of Accomplishment. Ada dua jenis ukuran accomplishment atau prestasi yaitu outputs dan outcomes. Outputs mengukur kuantitas jasa yang disediakan, dan outcomes mengukur hasil dari penyediaan outputs tersebut. Outputs dapat mengukur hanya sebatas kuantitas jasa yang disediakan, atau lebih dari itu, mengukur kuantitas jasa yang disediakan yang memenuhi standar kualitas tertentu. Misalnya, outputs mengukur jumlah koleksi, jumlah pengunjung, dan jumlah pemakai yang meminjam koleksi. Outputs juga bisa mengukur jumlah koleksi yang dipinjam dan pemakai setiap periode tertentu seperti harian, mingguan, bulanan, dan tahunan, jumlah fasilitas yang dimanfaatkan pemakai, jumlah koleksi yang rusak dan diperbaiki. Outcomes mengukur hasil yang muncul dari output yang ada, misalnya persentase pemakai dan lulusan yang tulisannya menjadi bagian koleksi perpustakaan, jumlah koleksi dalam kondisi baik yang masih layak dipinjam, rasio setiap fasilitas dengan sejumlah pustakawan ataupun sejumlah pemakai yang masih dalam kondidi baik. Outcomes ini akan sangat berguna jika dalam penggunaannya dibandingkan dengan outcomes tahun-tahun sebelumnya atau dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, pada tahun tertentu ada 20% civitas akademika yang tulisannya menjadi bagian koleksi perpustakaan yang berarti naik 5% dibandingkan dengan tahun lalu, meskipun ini masih belum memenuhi target yang ditetapkan sebesar 30%.

3. Measures that relates efforts to accomplishment. Pembandingan yang pertama adalah pembandingan antara efforts dengan outputs untuk mengukur efi siensi. Informasi yang ingin diberikan adalah sejauh mana hasil yang diberikan sehubungan dengan jumlah tertentu sumber daya yang dipakai. Contoh pengukuran efi siensi ini misalnya biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan pemakai. Pembandingan

Page 68: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

61

yang kedua adalah pembandingan antara efforts dengan outcomes. Pembandingan ini juga untuk mengukur efi siensi namun dalam target tertentu, misalnya biaya yang dikeluarkan untuk perawatan koleksi dan fasilitas (seperti hardware dan software). Informasi ini juga akan lebih berguna jika dibandingkan dengan tingkat efi siensi tahun sebelumnya dan dibandingkan dengan target pencapaian tingkat efi siensi tertentu. Hal ini dikenal juga dengan istilah indeks produktivitas atau indeks efi siensi. Indeks ini dihitung dengan mengaitkan rasio produktivitas atau efi siensi tahun sekarang dengan satu tahun dasar tertentu.

4. Explanatory information. Dalam hal ini kepada para pengguna laporan diberitahukan juga explanatory information atau berbagai macam informasi yang relevan dengan layanan yang diberikan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi, yang dikelompokkan dalam dua elemen sebagai berikut. 1. Elemen di luar control organisasi, seperti kondisi demografi dan lingkungan. Sebagai contoh adalah strategis tidaknya letak perpustakaan, jumlah pemakai berdasarkan kelompok tertentu, dan tingkat kepadatan layanan pemakai di bagian tertentu sebagai tempat pelayanan dilaksanakan. 2. Elemen yang dapat dikontrol oleh organisasi secara signifi kan seperti pola dan komposisi personalia perpustakaan, sebagai contoh adalah rasio jumlah pustakawan dan pemakai, jumlah fasilitas, jenis layanan perpustakaan, jumlah pengunjung per kapita.

Pengukuran kinerja di perpustakaan umumnya dilakukan karena alasan: 1. diminta oleh lembaga pemerintah sebagai bentuk pertanggungan jawab fi nansial. 2. Staf perpustakaan sendiri ingin mengetahui seberapa baik hasil pekerjaan yang telah dilakukan, jenis layanan mana yang perlu ditingkatkan, atau beberapa besar dukungan fi nansial yang dibutuhkan (Purnomowati, 2000 : 62). Dengan melakukan pengukuran kinerja, elemen yang berhubungan dengan pemecahan masalah akan dapat diketahui, meskipun tidak menyediakan solusinya. Mengingat maksud utama menggunakan indikator kinerja perpustakaan adalah untuk self diagnosis, yaitu membandingkan kinerja suatu perpustakaan dari waktu ke waktu, maka sasaran yang baik dan jelas adalah suatu prasyarat. Selain sebagai self diagnosis, pengukuran indikator dapat juga digunakan untuk membandingkan kinerja perustakaan yang satu dengan yang lain, tetapi tetap harus hati-hati dalam menginterpretasikan data.

Pengukuran Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi(Ismanto)

Page 69: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

62

Berbeda menurut Dwiyanto, terdapat 5 indikator untuk mengukur kinerja organisasi (Dwiyanto, 2006: 50), yaitu:1. Produktivitas: dengan mengukur tingkat efi siensi, efektivitas

pelayanan, dan tingkat pelayanan publik dalam rangka mencapai hasil yang diharapkan.

2. Kualitas layanan: dengan mengukur kepuasan masyarakat terhadap layanan yang diberikan. Kepuasan masyarakat dapat menjadi parameter untuk menilai kinerja organisasi.

3. Responsivitas: dengan mengukur kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas digunakan sebagai indikator kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi public dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

4. Responsibilitas: menjelaskan/mengukur kesesuaian pelaksanaan kegiatan organisasi publik yang dilakukan dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi.

5. Akuntabilitas: seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat atau ukuran yang menunjukkan tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran nilai-nilai atau norma eksternal yang ada di masyarakat atau yang dimiliki para stakeholders.

Lima indikator di atas untuk mengukur kinerja sektor publik, yaitu produktivitas, kualitas pelayanan, responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas. Produktivitas adalah ukuran seberapa besar pelayanan publik itu menghasilkan yang diharapkan, dari segi efi sien dan efektivitas. Kualitas pelayanan adalah ukuran citra yang diakui masyarakat mengenai pelayanan yang diberikan, yaitu masyarakat merasa puas atau tidak puas. Responsivitas adalah ukuran kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsibilitas adalah ukuran apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar. Akuntabilitas adalah ukuran seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat

Page 70: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

63

atau konsisten dengan kehendak rakyat.Lebih lanjut dikemukakan Mardiasmo (2004: 121) bahwa

pengukuran kinerja organisasi sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud. Pertama, untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah, ukuran kinerja dimaksudkan untuk membantu agar pemerintah fokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini diharapkan akan meningkatkan efektivitas dan efi siensi organisasi sektor publik dalam memberikan pelayanan kepada publik. Kedua, untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan. Ketiga, untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.

Winarsih (2005) dalam Dwiyanto (2006: 156) menjelaskan bahwa indikator-indikator kinerja sangat bervariasi sesuai dengan fokus dan konteks penelitian yang dilakukan dalam proses penemuan dan penggunaan indicator tersebut. Dari sekian banyak indikator yang ada, kesemuanya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1) Indikator kinerja yang berorientasi pada hasil yang meliputi: a. Efektivitas, yaitu tercapainya tujuan yang telah ditetapkan yang mengacu pada visi organisasi. b. Produktivitas, yaitu ukuran yang menunjukkan kemampuan pemerintah untuk menghasilkan keluaran yang dibutuhkan oleh masyarakat. c. Efi siensi, yaitu perbandingan terbaik antara keluaran dan masukan. Pemerintah harus dapat menyelenggarakan suatu pelayanan tertentu dengan masukan (biaya dan waktu) yang minim untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Kinerja pemerintah memiliki efi siensi semakin tinggi apabila tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan dengan biaya yang tidak benar. d. Kepuasan, yaitu seberapa jauh pemerintah dapat memenuhi kebutuhan karyawan dan masyarakat. e. Keadilan, yaitu pendistribusian yang merata dalam kegiatan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. 2) Indikator kinerja yang berorientasi pada proses, meliputi: a. Responsivitas, yaitu kemampuan provider untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. b. Responsibilitas, yaitu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pemerintahan terhadap hukum atau peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan. c. Akuntabilitas, yaitu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pemerintahan terhadap hukum atau peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan. d. Keadaptasian, yaitu ukuran yang

Pengukuran Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi(Ismanto)

Page 71: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

64

menunjukkan daya tanggap organisasi terhadap tuntutan perubahan yang terjadi di lingkungannya. e. Kelangsungan hidup, yaitu seberapa jauh pemerintah atau program pelayanan dapat menunjukkan kemampuan untuk terus berkembang dan bertahan hidup dalam berkompetisi dengan daerah atau program lainnya. f. Transparansi atau keterbukaan, yaitu bahwa prosedur atau tata cara penyelenggaraan pemerintahan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka dan mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta oleh masyarakat. g. Empati, yaitu perlakuan atau perhatian pemerintah terhadap isu-isu aktual yang sedang berkembang dalam masyarakat.

Sedangkan indikator kinerja perpustakaan berdasarkan ISO 11620-1998, yaitu i). kepuasan pemakai (user satisfaction), 2). persentase target pemakai yang dicapai (percentage of target population reached), 3). biaya per pemakai (cost per user), 4). kunjungan ke perpustakaan per kapita (library visits per capita), 5). biaya per kunjungan ke perpustakaan (cost per library visit), 6). ketersediaan judul dokumen (titles availability), 7). ketersediaan judul dokumen yang dibutuhkan (required titles availability), 8). prosentase judul dokumen yang dibutuhkan dalam koleksi (percentage of required titles in the collection), 9). ketersedian dan dapat disediakannya judul dokumen yang dibutuhkan (required titles extended availability), 10). pengguna perpustakaan per kapita (in library user per capita), ii). tingkat penggunaan dokumen (document use rate), 12). median waktu temu kembali dokumen dari koleksi tertutup (median time of document retrieval from closed stacks), 13). median waktu temu kembali dokumen dari koleksi terbuka (median time of document retrieval from open a cces areas), 14). pergantian koleksi (collection turnover), 15). peminjaman per kapita (loans per capita), 16). dokumen yang sedang dipinjam per kapita (documents on loan per capita), 17). biaya per peminjaman (cost per loan), 18). peminjaman per petugas (loans per employee), 19). kecepatan ill (speed of interlibrary lending), 20). tingkat ketepatan jawaban yang diberikan (correct answer fi ll rate), 21). tingkat keberhasilan penelusuran melalui katalog judul (title catalogue search success rate), 22). tingkat keberhasilan penelusuran melalui katalog subjek (subject catalogue search success rate), 23). ketersediaan fasilitas (facilities availability), 24). tingkat penggunaan fasilitas (facilities use rate), 25). tingkat keterisian kursi (seat occupancy rate), 26). ketersediaan sistem otomasi (automated system availability), 27). median waktu pengadaan dokumen (median time of document acquisition), 28). median waktu pengolahan dokumen

Page 72: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

65

(median time of document processing), dan 29). biaya per judul katalog (cost per title catalogued). Kemudian direvisi menjadi ISO 11620:2008 yang mengukur kinerja perpustakaan terbagi menjadi empat kelompok besar, yaitu sumberdaya perpustakaan, penggunaan sumber daya dan jasa, efi siensi, serta potensi dan pengembangan. dan terdapat sebanyak 45 indikator kinerja perpustakaan yang bisa diukur (Poll, 2008: 165). Namun ada hasil uji coba pengukuran pengukuran delapan indikator kinerja yang dilakukan Sri Purnomowati tahun 2001 menunjukkan bahwa tingkat kesulitan pengukuran masing-masing indikator tidak sama, kemudian dilanjutkan uji coba terhadap empat indikator kinerja yang dilakukan oleh peneliti yang sama pada tahun 2002, yaitu kunjungan ke perpustakaan per kapita, pemin]aman per kapita, ketersediaan sistem otomasi, dan median waktu pengillahan dokumen (Purnomowati, 2003: 42), menunjukkan bahwa instrumen dalam ISO 11620 dapat diimplementasikan.

Dalam pemilihan indikator, banyak faktor yang harus dipertimbangkan, dengan memperhatikan beberapa kendala (Purnomowati, 2000: 61, 66) yang dapat ditemui dalam pengukuran kinerja perpustakaan adalah: kemampuan SDM, kesulitan dalam: pengumpulan data, mendefi nisikan populasi yang dilayani bagi perpustakaan tertentu, dan memilih indikator yang tepat untuk perpustakaan di Indonesia, sehingga lebih baik jika ada instansi/perpustakaan yang mau merintis pelaksanaan pengukuran kinerja untuk saling berbagi pengalaman dengan perpustakaan lain.

C. Manfaat Pengukuran Kinerja Perpustakaan Perguruan TinggiParker (1993) menyebutkan lima manfaat adanya pengukuran

kinerja perpustakaan perguruan tinggi, yaitu:1. Pengukuran kinerja meningkatkan mutu pengambilan keputusan.

Seringkali keputusan yang diambil organisasi dilakukan dalam keterbatasan data dan berbagai pertimbangan politik serta tekanan dari pihak-pihak yang berkepentingan. Hall (2004) dan Rahman, Nasir, & Handayani (2007) menyatakan bahwa pengukuran kinerja berpengaruh positif dan signifi kan terhadap kinerja manajerial yang melibatkan rangkaian pengambilan keputusan.

2. Pengukuran kinerja meningkatkan akuntabilitas internal. Dengan adanya pengukuran kinerja ini, secara otomatis akan tercipta akuntabilitas di seluruh lini organisasi, dari lini terbawah sampai teratas. Lini teratas pun kemudian akan bertanggungjawab kepada

Pengukuran Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi(Ismanto)

Page 73: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

66

pihak auditor. Dalam hal ini disarankan pemakaian system pengukuran standar seperti halnya management by objectives untuk mengukur outputs dan outcomes.

3. Pengukuran kinerja meningkatkan akuntabilitas publik (Mardiasmo, 2004: 123). Meskipun bagi sebagian pihak, pelaporan evaluasi kinerja organisasi kepada masyarakat (civitas akademika) dirasakan cukup menakutkan, namun publikasi laporan ini sangat penting dalam keberhasilan sistem pengukuran kinerja yang baik. Keterlibatan civitas akademika terhadap pengambilan kebijakan organisasi menjadi semakin besar dan kualitas hasil suatu program juga semakin diperhatikan.

4. Pengukuran kinerja mendukung perencanaan strategi dan penetapan tujuan. Proses perencanaan strategi dan tujuan akan kurang berarti tanpa adanya kemampuan untuk mengukur kinerja dan kemajuan suatu program. Tanpa ukuran-ukuran ini, kesuksesan suatu program juga tidak pernah akan dinilai dengan obyektif.

5. Pengukuran kinerja memungkinkan suatu entitas untuk menentukan penggunaan sumber daya secara efektif. Masyarakat semakin kritis untuk menilai program-program pokok organisasi sehubungan dengan meningkatnya pajak yang dikenakan kepada mereka. Evaluasi yang dilakukan cenderung mengarah kepada penilaian apakah organisasi tersebut memang dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada civitas akademika. Dalam hal ini perpustakaan perguruan tinggi juga mempunyai kesempatan untuk menyerahkan sebagian pelayanan publik kepada sektor swasta dengan tetap bertujuan untuk memberikan pelayanan yang terbaik.

Dengan adanya pengukuran, analisis dan evaluasi terhadap data yang berkaitan dengan kinerja, perpustakaan perguruan tinggi dapat segera menentukan berbagai cara untuk mempertahankan atau meningkatkan efi siensi dan efektivitas suatu kegiatan dan sekaligus memberikan informasi obyektif kepada publik mengenai pencapaian hasil (results) yang diperoleh.

D. KesimpulanDari uraian di atas dapat disimpulakan bahwa ada keragaman

indicator pengukuran kinerja perpustakaan perguruan tinggi, namun yang paling sederhana dengan mengingat konteks keindonesiaan dapat digunakan indikator berupa yaitu kunjungan ke perpustakaan

Page 74: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

67

per kapita, pemin]aman per kapita, ketersediaan sistem otomasi, dan median waktu pengillahan dokumen. Namun demikian dapat pula mengalami perkembangan dan penyesuaikan sesuai dinamika yang ada di perpustakaan perguruan tinggi tersebut.

Pengukuran Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi(Ismanto)

Page 75: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

68

DAFTAR PUSTAKA

Arja Sadjiarto. Akuntabilitas Dan Pengukuran Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggian. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 138 – 150.

Dwiyanto, Agus. 2006. Reformasi Birokrasi Publik Indonesia : Yogyakarta : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gajah Mada.

Hall, M. 2004. “The effect of Comprehensive Performance Measurement Systems on Role Clarity, Psycological, Empowerment and Managerial Performance”. Global Management Accounting Research Symposium. Available on www.ssrn.com

International Organization for Standardization. 1998. Information and documentation Library performance indi. colors: ISO 11620-1998 (E).

Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. : Yogyakarta : Penerbit Andi.

Parker, Wayne C. 1993. Performance Measurement in the Public Sector. State of Utah. www.rutgers.edu/Accounting/raw/seagov/pmg/perfmeasure, diakses 20 Oktober 2014.

Poll, Roswitha. 2008. Comparing the Incomparable? Performance Measures for National Libraries. Alexandria, 20(3), 2008, p. 163-170.

Sri Purnomowati. Mengukur Kinerja Perpustakaan. Baca. Vol. 25 No. 3-4, September-Desember 2000: 6I-67.

Sri Purnomowati. Mengukur Kinerja Perpustakaan. Baca. Vol. 27, No.2, Agustus 2003: 35-44

Sutarno NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat : Jakarta : CV. Sagung Seto.

Syaiful Rahman, Muhammad Nasir, dan Rr Sri Handayani. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap Kejelasan Peran, Pemberdayaan Psikologis Dan Kinerja Manajerial (Pendekatan Partial Least Square) Penelitian Terhadap Manajer Perusahaan Manufaktur Di Jawa Tengah). Simposium Nasional Akuntansi X. Universitas Hasanuddin Makassar 26-28 Juli 2007.

Undang-undang No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan

Page 76: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

ARTI PENTING PERPUSTAKAAN BAGI UPAYA PENINGKATAN MINAT BACA

MASYARAKAT

Aliyatin Nafi sahDosen STAIN Kudus

Email : aliyatin.n @ gmail.com

Abstrak : Minat baca masyarakat Indonesia dinilai masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. UNESCO mencatat pada 2012 indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001 artinya dalam 1000 orang hanya ada satu orang yang berkegiatan membaca. walaupun mungkin ketidaktertarikan pada kegiatan membaca tidak hanya karena minat baca yang minim tapi juga karena ketersediaan buku yang bisa merangsang mereka untuk membaca memang kurang ( http: republika.co.id/berita/nasional/daerah : 11 November 2014). Oleh karena itu perlu ada upaya-upaya yang serius untuk meningkatkan minat baca yang bisa dimulai dari menumbuhkan kegemaran membaca sejak dini dalam keluarga. Upaya-upaya meningkatkan tingkat minat baca masyarakat harus dilakukan secara bersama-sama semua pihak. Dalam hal ini pihak yang paling berkompeten adalah pemerintah, perpustakaan, pustakawan, dan masyarakat.Pemerintah harus segera merealisasikan pengembangan sistem nasional perpustakaan sebagai upaya mendukung sistem pendidikan nasional, menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat, menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di tanah air, menjamin ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan melalui translasi, transliterasi, transkripsi dan transmedia, menggalakkan promosi gemar membaca dan memanfaatkan perpustakaan, meningkatkan kualitas dan kuantitas koleksi perpustakaan, membina dan mengembangkan kompetensi, profesionalitas pustakawan, dan tenaga teknis perpustakaan.Selain itu, perpustakaan harus mengembangkan dirinya menjadi perpustakaan yang ideal. Perpustakaan ideal harus memenuhi empat kriteria. Kriteria pertama, pengelola perpustakaan haruslah memiliki jaringan keluar ( network) yang luas. Kedua, memiliki akses cepat, tepat dan mampu memberikan layanan secara maksimal. Ketiga, memiliki koleksi buku yang lengkap. Keempat, perpustakaan hendaknya memiliki agenda rutin ( bersifat mingguan, bulanan atau tahunan) untuk mengadakan kegiatan diskusi, debat, seminar atau kegiatan sejenis untuk menambah daya tarik pengunjung. Kata Kunci : Perpustakaan, Minat Baca

Page 77: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

70

1. PendahuluanMinat baca menjadi salah satu tolok ukur kemajuan bangsa.

Indonesia saat ini walaupun sudah merangkak naik tingkat minat bacanya, tetapi sewaktu dibandingkan negara lain indeks tingkat minat bacanya masih berada pada level bawah. Untuk itu perlu selalu diupayakan tindakan-tindakan yang mendorong tingkat minat baca masyarakat.

Ada beberapa pihak yang semestinya terlibat dalam peningkatan minat baca, yakni pemerintah, perpustakaan, pustakawan dan masyarakat. Namun perpustakaan dalam hal ini menjadi titik sentral yang paling mendominasi dalam upaya peningkatan minat baca. Hal ini dikarenakan secara umum masyarakat kita, belum memprioritaskan belanja buku dalam agenda keluarga, sehingga ketika minat baca mulai muncul, perpustakaanlah yang menjadi tempat menyalurkannya. Belum banyak keluarga yang memiliki semacam perpustakaan kecil tempat koleksi buku yang menyediakan informasi bagi anggota keluarganya. Padahal jika ada, hal ini bisa memacu meningkatnya minat baca dan dapat dilakukan sejak dini. Oleh karena itu perpustakaan memegang kunci penting dalam meningkatkan minat baca.

Untuk itulah tulisan ini akan mencoba menguak betapa peran penting perpustakaan dalam meningkatkan minat baca dan apa yang mestinya dilakukan oleh lembaga-lembaga pengelola perpustakaan, baik di lembaga pendidikan, ataupun perpustakaan umum seperti yang disediakan oleh lembaga swasta, pemerintah bahkan komunitas tertentu dalam upaya-upaya meningkatkan minat baca masyarakat. Selain itu tentu saja peran pemerintah sebagai pengambil kebijakan, pustakawan sebagai ujung tombak bagi pelayanan pengguna perpustakaan dan peran masyarakat sebagai tempat tumbuh kembangnya minat baca bagi seseorang.

2. Minat BacaNegara maju seperti negara Barat dan Jepang tingkat minat baca

masyarakatnya sangat tinggi. Negara Indonesia dan negara berkembang lainnya tingkat minat bacanya masih rendah. Menurut penelitian dari ASEAN Libraries (Anna Yulia, 2005) masyarakat sedang berkembang masih kental dengan budaya mengobrol dibandingkan dengan budaya membaca (chatting society). Hal ini bisa kita buktikan berapa jumlah orang yang memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca, semisal di kendaraan umum, antrian dokter atau di ruang tunggu bandara atau tempat–tempat umum lain. Pada kesempatan seperti itu masyarakat kita lebih banyak bercakap-cakap bahkan

Page 78: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

71

hanya duduk diam tanpa melakukan aktivitas apapun. Padahal, suatu bangsa bisa disebut bangsa yang maju jika tingkat minat baca, budaya berwacana, serta menulis masyarakatnya aktif.

Bahkan menurut catatan, pada tahun 1992 hasil survey yang dilakukan oleh Internasional Association for Evaluation of Educational menyebutkan bahwa kemampuan membaca siswa sekolah dasar kelas IV di Indonesia berada pada urutan ke -29 dari 30 negara, pada tahun 1996 menunjukkan urutan ke 41 dari 46 negara terteliti. Selain itu data Bank Dunia menyebutkan pada awal tahun 2000 ditemukan masyarakat Indonesia lebih cenderung menggunakan televisi sebagai media memperoleh informasi bukan melalui media buku ( Yona Primadesi, 2009)

Indikator rendahnya minat baca juga bisa dilihat dari jumlah buku yang terbit di Indonesia. Buku yang terbit tiap tahun baru mencapai angka 5000-10.000 judul buku pertahun. Angka tersebut sangat kecil dibandingkan dengan Malasyia yang mencapai angka 15.000 judul buku pertahun, dan angka lebih dari 100.000 judul buku di Inggris per tahun (Hudayani, 2013).

UNESCO mencatat pada 2012 indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001 artinya dalam 1000 orang hanya ada satu orang yang berkegiatan membaca. walaupun mungkin ketidaktertarikan pada kegiatan membaca tidak hanya karena minat baca yang minim tapi juga karena ketersediaan buku yang bisa merangsang mereka untuk membaca memang kurang ( http: republika.co.id/berita/nasional/daerah : 11 November 2014).

Padahal jika tingkat minat baca rendah akan berdampak buruk juga pada tingkat kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara tetangga. Berdsarkan hasil survei yang dilakukan oleh Political and Economiy Risk Consultant (PERC) kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh bahkan paling bawah dari 12 negara Asia. Rendahnya kualitas pendidikan berimplikasi pada kemampuan sumber daya dalam mengelola masa depan.

Efek lain dari rendahnya kualitas pendidikan dapat dilihat pada Human Development Index (HDI) yang hanya berkisar di angka 0,728 atau berada pada urutan ke 107 dari 127 negara dan menempati posisi ke 7 untuk negara ASEAN. Belum lagi kalau kita ingat bahwa pendidikan merupakan gerbang menuju keberhasilan terutama kemudian jika kita hubungkan dengan adanya perkembangan globalisasi dunia yang mensyaratkan adanya kualitas jika kita tidak mau terpinggirkan.

Arti Penting Perpustakaan Bagi Upaya Peningkatan Minat Baca Masyarakat

(Aliyatin Nafi sah)

Page 79: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

72

Jika masyarakat memiliki tingkat minat baca yang baik, artinya mereka akan selalu mengikuti perkembangan arus informasi termutakhir dengan demikian diharapkan mampu merespons dengan segera segala realitas dan fenomena sosial yang ada. Untuk itu perlu dukungan dari semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah.

Rendahnya minat baca masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :1. Prioritas kebutuhan

Seperti yang dideskripsikan oleh Abraham Maslow bahwa tingkat kebutuhan bertingkat mulai dari kebutuhan dasar sampai pada kebutuhan untuk mengeksistensikan dirinya. Tingkat kebutuhan ini dengan sendirinya akan merangkak naik sesuai taraf hidupnya. Masyarakat Indonesia masih menempati taraf memenuhi kebutuhan dasar yang primer (baca: sandang, pangan, papan). Jika kebutuhan dasar ini sudah terpenuhi maka masyarakat kita sedikit demi sedikit akan merasa membutuhkan banyak informasi dan ini akan mendorong tingkat minat baca.

Masih belum banyak dari masyarakat kita yang dengan secara teratur menyisihkan sebagian uang penghasilannya untuk memperbanyak koleksi bacaan, bahkan apabila ada sedikit pemasukan di luar dugaan, yang diingat adalah membeli pakaian baru, mengganti handphone tercanggih, atau yang lain dan tidak pernah terpikir untuk membeli buku baru. Apalagi jika harga buku yang dimaksud ternyata berharga mahal, walaupun kita tahu buku tersebut adalah buku yang bagus dan berkualitas kadang-kadang kita menjadi mundur teratur.

Kesadaran untuk meningkatkan minat baca harus dilandasi juga pada pengetahuan tentang arti pentingnya membaca, jika tidak maka membaca dianggap suatu aktivitas sambil lalu. Dian Sinaga (dalam Andi Prastowo, 2012) menyebutkann bahwa membaca sangat bermanfaat untuk menambah cakrawala ilmu dan pengetahuan. Selain itu, ada 14 manfaat membaca, yaitu ;a. Mempermudah berbagai mata pelajaran. Dengan membaca

seseorang dapat menambah, memperluas, dan memperdalam pengetahuan

b. Mempertinggi kemampuan siswa dalam membandingkan, meneliti, dan mempertajam pengetahuan yang didapat

c. Meningkatkan apresiasi sastra

Page 80: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

73

d. Meningkatkan kemampuan untuk mengenal siapa dirinya dan lingkungannya secara lebih baik

e. Meningkatkan ketrampilan dan memperluas minat terhadap berbagai kegemaran dan aktivitas yang bermanfaat bagi pengembangan pribadi

f. Mengembangan watak dan pribadi yang baikg. Meningkatkan selera dan kemampuan dalam membedakan yang

baik dan yang burukh. Mengisi waktu luang dengan kegiatann yang positifi. Mendidik untuk belajar mandirij. Menambah perbendaharaan katak. Mendidik untuk berpikir kritis dan mengetahui berbagai

permasalahan yang terjadi dilingkungannnya l. Memicu timbulnya ide barum. Memperluas pengalamann. Sarana rekreasi yang mudah dan murah

2. Kurangnya fasilitasDalam arti sebuah wadah yang menampung aktivitas minat

baca, misalnya perpustakaan desa, perpustakaan sekolah atau tempat-tempat bacaan atau sanggar-sanggar baca yang disediakan oleh pemerintah atau swasta. Jumlah perpustakaan umum sebagai salah satu tempat mendapatkan bahan bacaan bagi masyarakat hanya berkisar 2.585 perpustakaan. Hal ini tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang menembus angka 200 juta jiwa, sehingga jika dirasionalkan maka satu perpustakaan umum terpaksa melayani hampir 85 ribu penduduk. Dari jumlah perpustakaan yang ada pun masih banyak yang sifatnya hanya sebagai “gudang buku” saja.

3. Kurikulum sekolahSampai saat ini kurikulum sekolah dan strategi pembelajaran

yang dipilih guru atau dosen belum betul-betul mendorong para siswa dan mahasiswa termotivasi untuk mencari informasi tertulis yang akurat.

4. Media elektronik audio visualBadan Pusat Statistik mencatat bahwa masyarakat Indonesia

belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama

Arti Penting Perpustakaan Bagi Upaya Peningkatan Minat Baca Masyarakat

(Aliyatin Nafi sah)

Page 81: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

74

mendapatkan informasi. Ternyata orang lebih banyak tertarik dan memilih untuk menonton televisi (85,9%), menyimak radio ( 40,3 %), dan membaca koran (23,5%).

Televisi sangat besar pengaruhnya bagi orang dewasa maupun anak-anak. Biasanya dalam sebuah keluarga, baik orang tua maupun anak-anak menghabiskan waktu luangnya di depan televisi dengan acara yang kadang-kadang tidak tepat untuk anak-anak, tetapi mereka kadang-kadang tidak terlalu mempedulikan.

5. Budaya lisan masyarakatMasyarakat kita secara turun temurun mengenal tradisi lisan.

Bahkan ada juga tradisi mendengar. Kedua budaya ini sangat mempengaruhi kebiasaan masyarakat kita dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari sampai sekarang, walaupun sudah ada beberapa gejala pergeseran. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat dan juga tingkat jenis aktivitasnya, misalnya kita sekarang banyak melihat tulisan-tulisan yang berisi pengumuman dari sebuah desa yang menjelaskan tentang agenda kegiatan tertentu.

Dengan adanya pengaruh teknologi, seperti komputerisasi masyarakat juga sedikit demi sedikit mengenal internet misalnya layanan internet masuk desa dan lain sebagainya.

3. Peningkatan Minat BacaMinat merupakan sifat atau sikap yang memililki kecenderungan-

kecenderungan atau tendensi tertentu. Minat dapat merepresentasikan tindakan-tindakan, minat bukan termasuk pembawaan tetapi sifatnya bisa diusahakan, dipelajari dan dikembangkan berarti pula dapat ditingkatkan ( Ibrahim Bafadal dalam Andi Prastowo, 2012). Peningkatan minat baca dilakukan dengan pembinaan dan pengembangan minat baca yakni usaha-usaha memelihara, mempertahankan dan meningkatkan minat baca.

Faktor pendorong yang dapat membangkitkan minat baca antara lain ketertarikan dan kegemaran untuk mendapatkan informasi baru dari buku-buku yang ada, jika hal ini menjadi kebiasaan maka aktivitas ini akan selalu terpelihara jika tersedia bahan-bahan pustaka yang memadai baik jenis, jumlah maupun mutunya. Faktor-faktor ini ternyata memang tidak serta merta bisa disediakan secara pribadi seperti aktivitas lain. Uniknya upaya meningkatkan minat baca memang harus dilakukan secara bersama-sama. Untuk meningkatkan minat baca masyarakat setidaknya

Page 82: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

75

ada empat elemen penting yang menjadi objek bidikan sebagai agenda besar yang harus diperhatikan. Empat elemen ini meliputi: 1. Pemerintah, 2. Perpustakaan, 3. Pustakawan dan 4. Masyarakat .

4. PemerintahSalah satu elemen penting dalam peningkatan minat baca adalah

pemerintah. Pemerintah dalam hal ini sebagai penentu kebijakan utama dalam mengokohkan tanggungjawabnya terhadap amanah UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peningkatan minat baca masyarakat. Kewajiban pemerintah yang harus segera direalisasikan secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut :1. Mengembangkan sistem nasional perpustakaan sebagai upaya

mendukung sistem pendidikan nasional2. Menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan

perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat3. Menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di tanah

air4. Menjamin ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan melalui

terjemahan (translasi), alih aksara (transliterasi), alih suara ke tulisan (transkripsi) dan alih media (transmedia)

5. Menggalakkan promosi gemar membaca dan memanfaatkan perpustakaan

6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas koleksi perpustakaan7. Membina dan mengembangkan kompetensi, profesionalitas

pustakawan, dan tenaga teknis perpustakaan8. Mengembangkan perpustakaan nasional9. Memberikan penghargaan kepada setiap orang yang menyimpan,

merawat, dan melestarikan naskah kuno, sebagaimana yang tercantum di dalam UU RI Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan.

Pemerintah di dalam penetapan UU tentang Perpustakaan memberikan kebijakan mengenai layanan perpustakaan, sebagaimana penjelasan berikut :

1. Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka

2. Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi

Arti Penting Perpustakaan Bagi Upaya Peningkatan Minat Baca Masyarakat

(Aliyatin Nafi sah)

Page 83: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

76

3. Setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan perpustakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan

4. Layanan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia perpustakaan untuk memenuhi kebutuhsn pengetahuan

5. Layanan perpustakaan diselenggarakan sesuai dengan standar nasional perpustakaan untuk mengoptimalkan layanan pada pemustaka

6. Layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kerjasama antara perpustakaan

7. Layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan melalui jejaring telematika.

5. Pentingnya kehadiran perpustakaanPerpustakaan tidaklah berdiri sendiri, melainkan mempunyai

hubungan erat dengan masyarakat sekitarnya. Artinya keberadaannya selalu terkait dengan masyarakat, jika perpustakaan umum maka tentu akan selalu berkaitan dengan masyarakat di wilayah dimana perpustakaan berada baik di RT, RW, Desa, kota atau daerah tertentu. Jika perpustakaan di lembaga maka akan berkaitan dengan anggota lembaga yang bersangkutan atau kalau perpustakaan sekolah atau perguruan tinggi tentu keberadannya akan selalu terkait dengan anggota sekolah atau perguruan tinggi yang bersangkutan. sayangnya perpustakaan yang sudah ada dan tersebar baik di lembaga pendidikan atau lembaga-lembaga swasta – pemerintah termasuk lembaga desa selama ini sifatnya tidak lebih hanya melayani pinjam meminjam buku saja bagi pengunjungnya.

Oleh karena itu jangan heran jika kesan masyarakat terhadap perpustakaan selama ini hanya seperti gedung yang menyimpan tumpukan-tumpukan buku. Setidaknya mulai saat ini perpustakaan harus bekerja keras untuk meningkatkan layanan tidak hanya berupa pinjam meminjam buku kemudian selesai, tetapi juga mendorong para calon pengunjung untuk secara intens menyerap informasi melalui diskusi-diskusi, bedah buku, pameran dll.

Selain itu perpustakaan harus mengembangkan dirinya menjadi perpustakaan yang ideal. Perpustakaan ideal harus memenuhi empat kriteria. Kriteria pertama, pengelola perpustakaan haruslah memiliki jaringan keluar ( network) yang luas. Artinya perpustakaan di suatu daerah atau kota tertentu harus membangun jaringan dan memiliki relasi

Page 84: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

77

yang banyak dengan perpustakaan di tempat lain. Kedua, memiliki akses cepat, tepat dan mampu memberikan layanan secara maksimal. Ketiga, memiliki koleksi buku yang lengkap. Kita sering mengalami kekecewaan ketika perpustakaan tidak dapat memenuhi rasa ingin tahu kita karena buku yang kita maksud tidak tersedia. Hal ini sebenarnya bisa teratasi jika antar perpustakaan saling bekerjasama. kerjasama antar perpustakaan justru tidak hanya menguntungkan para pengunjung tetapi juga bagi para pustakawan, karena mereka bisa saling bertukar informasi atau seputar dunia kerja sehingga mereka menjadi bertambah pengalaman. Keempat, perpustakaan hendaknya memiliki agenda rutin (bersifat mingguan, bulanan atau tahunan) untuk mengadakan kegiatan diskusi, debat, seminar atau kegiatan sejenis untuk menambah daya tarik pengunjung.

Mengelola perpustakaan yang baik jelas memerlukan biaya besar, baik untuk pengadaan buku maupun benda-benda kepustakaan lainnya maupun untuk mengelola gedung dan mendidik personalia yang diperlukan untuk mengoperasionalkannya. Besarnya biaya ini yang kemudian menjadi alasan utama bagi pengembangan perpustakaan. Di dalam sebuah lembaga pendidikan bahkan sering perpustakaan tidak mendapatkan perhatian yang baik. perpustakaan belum dipandang sebagai sesuatu yang urgen, dibanding bagian-bagian kegiatan yang lain semacam sarana prasarana penunjang lain. Bahkan tidak sedikit gedung sekolah yang megah tetapi ketika kita tinjau perpustakaannya masih belum mendapatkan perhatian.

Oleh karena itu pada kenyataannya perpustakaan yang benar-benar lengkap dapat dihitung dengan jari, padahal banyak kota-kota besar yang mampu membangun, plaza, lapangan golf, supermarket, gedung perkantoran, real estate, bahkan kampus yang besar pun kadang-kadang belum mempunyai perpustakaan yang layak (Poppy Dharsono, 2012)

Tentu hal ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama. Harus ada gerakan yang terus menerus untuk mengkampanyekan pentingnya membaca dan sekaligus menyediakan sarananya. Jika sarananya sudah siap, pengelolaannyapun harus dimaksimalkan. Diskusi-diskusi, seminar dan pelatihan bagi orang tua, guru dan masyarakat untuk memotivasi lingkungan sekitar untuk gemar membaca harus terus digalakkan. Pelatihan-pelatihan untuk pengelolaan perpustakaan baik di sekolah, perguruan tinggi, masyarakat umum seperti lingkup desa atau kelurahan, kota atau wilayah juga sekaligus ditingkatkan.

Arti Penting Perpustakaan Bagi Upaya Peningkatan Minat Baca Masyarakat

(Aliyatin Nafi sah)

Page 85: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

78

6. PustakawanPenyelenggaraan perpustakaan bukan hanya untuk mengumpulkan

dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi harus dikelola secara profesional oleh tenaga khusus yang berbekal ilmu kepustakaan. Jika tidak maka perpustakaan akan mirip gudang buku, sayangnya tenaga khusus profesional semacam ini masih belum banyak, sehingga perpustakaan banyak yang mengalami nasib sama, secara fi sik ada, namun tidak ada sumber daya manusia yang kompeten dan profesional (Andi Prastowo, 2012).

Jika di sekolah yang berperan menjadi pustakawan adalah guru, maka bisa melakukan upaya untuk membangkitkan minat dengan cara pertama, memperbaiki metode belajar dan mengajar dari yang selama ini bersifat textbooks centered ke metode yang lebih membuka kemungkinan penggunaan bahan bacaan yang lebih luas dan bervariasi. kedua, memberikan motivasi membaca melalui pelaksanaan ulangan-ulangan yang mendorong siswa untuk mencari sumber bacaan, ketiga, memberikan kebiasaan membaca yang intensif sejak awal, keempat melengkapi koleksi perpustakaan sekolah dengan bahan-bahan bacaan yang menarik dan bermanfaat sesuai dengan kurikulum. kelima, mengadakan promosi cara mendayagunakan perpustakaan yang benar ,bahan-bahan apa saja yang terdapat di dalamnya, koleksi apa yang dianggap menarik dan baru, keenam, peningkatan minat baca juga dilakukan dengan pemberian tugas-tugas seperti membuat kliping, membuat ringkasan, menulis karya ilmiah, membuat sinopsis karya sastra dsb.

Penyediaan bahan-bahan yang memenuhi selera (taste), kebutuhan ( needs) dan tuntutan (demand) akan menambah intensitas pengunjung ke perpustakaan. Untuk meningkatkan minat baca masyarakat pemustaka, maka ada hal-hal yang perlu diindahkan oleh para pustakawan, yakni :1. Menata ruang baca sedemikian menarik, nyaman dan menyenangkan2. Mengenalkan buku-buku gambar dan bacaan-bacaan yang baik sesuai

dengan jenjang usia3. Mengadakan kegiatan bercerita dari buku yang baik dengan teknik

yang menarik4. Melatih anak untuk mencatat hal-hal yang menarik dari buku-buku

yang berkualitas5. Menginstruksikan pada anak untuk saling menukar cerita atau catatan

dari buku-buku cerita

Page 86: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

79

6. Melatih membuat catatan harian7. Pustakawan dimohon untuk melakukan bimbingan dan latihan

menggunakan fasilitas perpustakaan secara teratur.

7. MasyarakatPertama dan yang utama pada anak adalah keluarga, oleh karena itu

pentingnya perpustakaan dan kegiatan membaca ini harus diperkenalkan oleh keluarga. Maka dari itu, perlu disosialisasikan dengan cara membangun keyakinan di kalangan orang tua, bahwa untuk memperbaiki taraf hidup maka pendidikan harus ditingkatkan. Taraf pendidikan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan taraf belajar dan taraf belajar dapat ditingkatkan salah satunya dengan upaya pembinaan minat baca anak di rumah.

Ada beberapa kiat untuk menumbuhkan kegemaran membaca pada anak yang dapat dilakukan oleh keluarga, yaitu :1. Orang tua harus mendukung kegemaran, kesukaan dan aktivitas

keseharian anak. Orang tua bisa memperluas pengalaman anak dengan memperkenalkan pada tempat-tempat baru, peralatan baru dll

2. Memanfaatkan acara radio atau televisi yang ada hubungannya dengan kegiatan membaca, belajar bermain sehingga anak akan termotivasi untuk gemar membaca

3. Mendekatkan anak pada buku bacaan, hal ini dapat dimulai sejak awal masa-masa pertumbuhan anak

4. Lingkungan bahasa dan wawasan keluarga secara umum dapat memperkaya pengalaman anak dan keterampilan bahasanya (Fahim Musthafa, 2005)

Ada sepuluh alasan mengapa kita harus menumbuhkan cinta baca pada anak :1. Anak-anak harus gemar membaca agar dapat membaca dengan baik.2. Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan

yang lebih tinggi, mereka akan memahami gagaan-gagasan rumit secara lebih baik

3. Membaca memberikan wawasan yang lebih luas keragamannya4. Hanya anak-anak yang gemar membaca yang mempunyai ketrampilan

berbahasa dan unggul dalam ujian5. Kemampuan istimewa membaca dapat mengatasi rasa tidak percaya

Arti Penting Perpustakaan Bagi Upaya Peningkatan Minat Baca Masyarakat

(Aliyatin Nafi sah)

Page 87: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

80

diri karena mereka biasanya lebih mampu menyelesaikan pekerjaan sekolah mereka

6. Mereka mengenal berbagai cara dalam memahami berbagai situasi dan masalah

7. Dapat membantu menumbuhkan rasa kasih sayang8. Mereka mengenal dunia yang penuh kesempatan dan kemungkinan

dari berbagai bacaan9. Anak-anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola

berpikir kreatif 10. Membaca menjadikannya sebuah kegiatan yang membahagiakan

dalam hidup ( Mary, 2002)

8. PenutupDari uraian di atas jelaslah bahwa minat baca merupakan kondisi yang

dapat dilatihkan, dibiasakan dan dikembangkan. Peningkatan minat baca ini dapat dilakukan jika semua pihak melangkah bersama-sama. Pihak-pihak yang berperan antara lain pemerintah, perpustakaan, pustakawan dan masyarakat. Dari uraian di atas jelaslah bahwa perpustakaan sebagai ujung tombak peningkatan minat baca. Oleh karena itu upaya-upaya nyata yang bisa dilakukan harus segera dilakukan. Perpustakaan harus segera berbenah diri mewujudkan perpustakaan yang ideal, sehingga peran pentingnya dapat benar-benar diwujudkan. Perpustakaan tidak hanya sebagai gudang yang berisi tumpukan-tumpukan buku tetapi lebih dari itu, perpustakaan sebagai wadah sumber informasi dan sumber belajar masyarakat.

Jika perpustakaan sudah memerankan dirinya sebagai pusat informasi dan sumber belajar, maka masyarakat pemustaka akan semakin menyadari pentingnya perpustakaan dan akan berpartisipasi meningkatkan kepedulian terhadap minat baca. Namun hal ini juga harus didukung oleh kebijakan dari pihak pemerintah. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang diambil harus respon terhadap kebutuhan peningkatan minat baca.

Harapannya jika perpustakaan semakin dibutuhkan keberadaannya, maka perpustakaanpun akan segera meningkatkan dirinya menjadi sahabat yang selalu ada apabila masyarakat (pemustaka) membutuhkan. Ujungnya tingkat minat baca semakin tinggi dan akan berimbas kepada kualitas pendidikan nasional Indonesia.

Page 88: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

81

DAFTAR PUSTAKA

Dharsono dkk, Poppy. Moerdiono Sang Konseptor. Jakarta : PT Sinar Harapan Persada

Hudayani. 2013. Buletin Perpustakaan UIN SUSKA (Sultan Syarif Kasim) Riau Nomor 13 tahun VII tahun 2013

Leonhart. Mary terjemah. Alwiyah Abdurrahman. 2002. 99 Cara Menjadikan Anak Anda Keranjingan Membaca. Bandung : Kaifa

Musthafa, Fahim. 2005. Agar Anak Anda Gemar Membaca. Bandung : Mizan

Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Yogyakarta : Diva Press

Yulia, Anna . 2005. Cara Menumbuhkan Minat Baca Anak. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

( http: republika.co.id/berita/nasional/daerah : Diunduh pada tanggal 11 November 2014).

Arti Penting Perpustakaan Bagi Upaya Peningkatan Minat Baca Masyarakat

(Aliyatin Nafi sah)

Page 89: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

PERAN ETIKA KERJA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KINERJA PUSTAKAWAN

PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

M. Arif HakimDosen STAIN Kudus

E-mail :

Abstrak: Tuntutan peningkatan kualitas kinerja pustakawan berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja dengan prinsip memberikan penghargaan dan sanksi telah diamanatkan dalam UU No. 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian dan ketentuan pelaksanaannya diatur dalam keputusan MENPAN No. 132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya. Tuntutan tersebut merupakan konsekuensi logis dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang semakin maju, serta perkembangan tuntutan reformasi di tanah air terutama terhadap pelaksanaan tugas aparatur negara termasuk dalam hal ini pustakawan.Tuntutan reformasi ini pada dasarnya adalah terciptanya aparatur negara yang profesional dalam memberikan pelayanan, pengayomaan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan makin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, pustakawan perguruan tinggi dituntut untuk lebih profesional, berkualitas, berpengatahuan, berketerampilan yang tinggi dan memiliki sikap yang menunjang terlaksananya progam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk mewujudkan hal ini perlu upaya pengembangan pengetahuan dan kemampuan (keterampilan) pustakawan yang relevan dengan tugas dan tanggung jawabnya di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi (pusdokinfo).Selain itu tak kalah penting harus disertai implementasi nilai-nilai etika kerja Islam oleh individu pustakawan bersangkutan. Pengembangan diri ini merupakan proses yang terkait dengan motivasi, sikap, profesi, dan ciri-ciri kepribadian lain yang harus dimiliki pustakawan. Dengan memiliki pengetahuan keterampilan dan pengembangan diri yang tinggi, memungkinkan peningkatan kinerja pustakawan yang lebih profesional dan berkualitas, sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas pula terhadap pemakai (pengguna) perpustakaan perguruan tinggi.Kata kunci: Etika kerja Islam, kinerja pustakawan dan perpustakaan perguruan tinggi.

Page 90: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

83

A. PendahuluanPerpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang

diselenggarakan oleh lembaga pendidikan tinggi yang layanannya diperuntukkan bagi civitas akademika perguruan tinggi yang bersangkutan. Perpustakaan perguruan tinggi, sesuai dengan buku pedoman (2006) memiliki berbagai fungsi yaitu: fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi riset, fungsi rekreasi, fungsi publikasi, fungsi deposit dan fungsi interpretasi.

Dalam melaksanakan tugasnya, fungsi-fungsi tersebut saling bertautan satu sama lain. Untuk melihat keberhasilan perpustakaan perguruan tinggi dalam menjalankan fungsinya, perlu untuk dinilai kinerja perpustakaan bersangkutan. Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk menilai atau mengevaluasi kinerja perpustakaan perguruan tinggi. Salah satunya adalah mengukur berbagai kriteria yang dipaparkan melalui buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional RI.

Beberapa contoh penting pengukuran kinerja tersebut seperti kepuasan pengguna, persentase populasi target yang memanfaatkan perpustakaan, biaya per-pengguna, ketersediaan judul bahan perpustakaan, tingkat penggunaan bahan perpustakaan, waktu rata-rata temu kembali bahan perpustakaan, tingkat ketepatanjawaban, ketersediaan fasilitas, dan lain-lain.

Dengan mengevaluasi kinerjanya, perpustakaan diharapkan akan terus meningkatkan dirinya. (Shixng, 2005) menuliskan dengan keterbatasan dana yang dimiliki perpustakaan dan dengan tuntutan pengguna yang semakin meningkat, bahkan adanya ancaman mulai terpinggirkannya perpustakaan oleh internet, dibutuhkan alat yang tepat bagi perpustakaan perguruan tinggi untuk tetap dapat berkompetisi.

Dengan meningkatkan kinerjanya, diharapkan perpustakaan dapat tetap berkompetisi. Etika kerja Islam merupakan salah satu alat yang dapat menolong perpustakaan dalam kondisi ini. Sesuai tujuan etika kerja Islam yaitu penggunaan etika kerja Islam untuk meningkatkan implementasi nilai-nilai kerja Islam agar dapat berkompetisi, diharapkan penerapannya akan dapat meningkatkan kinerja perpustakaan perguruan tinggi.

Islam menganjurkan umatnya agar selalu memiliki etos kerja yang tinggi, bekerja keras untuk mencapai prestasi puncak merupakan kebutuhan yang tidak dapat dielakkan bagi setiap manusia dalam kesuksesannya. Kesuksesan lahiriah akan ditentukan oleh ada tidaknya

Peran Etika Kerja Islam dalam Meningkatkan Kinerja Pustakawan pada Perpustakaan Perguruan Tinggi

(M. Arif Hakim)

Page 91: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

84

etos kerja, sedang kesuksesan jiwa sangat ditentukan oleh sikap dan nilai spiritual. Karenanya etos kerja akan mampu merubah menuju kesuksesan.

Islam juga memberikan perhatian terhadap etos kerja serta mendorong umatnya agar bekerja dan selalu berusaha. Islam tidak berharap seseorang itu menganggur. Islam mengajarkan umatnya untuk bekerja guna memperbaiki kondisi keluarga maupun sosial lainnya. Bekerja dan berusaha dinilai ibadah.

B. Konsep Dasar Etika IslamMenurut (Rafi k Issa Beekun, 2004), etika dapat didefi nisikan

sebagai seperangkat prinsip moral yang membedakan yang baik dari yang buruk. Etika adalah bidang ilmu yang bersifat normatif karena ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh seorang individu. Etika adalah norma manusia harus berjalan, bersikap sesuai nilai atau norma yang ada (Muhammad, 2004).

Adapun terma yang berhubungan dengan etika dalam al-Qur’an secara langsung adalah al-khuluq, yang berasal dari kata dasar khaluqa-khuluqan yang berarti tabi’at, budi pekerti, kebiasaan, kesatriaan, keprawiraan. Kata dasar khuluq yaitu khaluqa sangat berdekatan sekali dengan kata dasar khalaqa-khalqan yang berarti menjadikan, menciptakan. Dari kata khalaqa berubah-ubah dalam bentuknya menjadi al-Khaliq (yang menciptakan) dan al-makhluq (yang diciptakan). Sedangkan dari khaluqa-khuluq perubahannya menjadi al-akhlaq yang kemudian dikenal sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri.

Adalah menarik diperhatikan tentang adanya kedekatan bahkan kesamaan asal kata dan perubahannya antara akhlaq-khuluq dan khalaqa-khuluqan. Dalam akhlaq pada hakikatnya harus ada kehendak dan i’tikad manusia dalam menciptakan perbuatannya. Dengan demikian akhlaq sebagai perangai tidak akan terwujud bila manusia tidak berupaya untuk menciptakannya baik dengan niat dan i’tikad maupun dengan usaha terus-menerus, yang dari proses ini kemudian akan menjadi kesadaran dan pengarai secara otomatis.

Dalam tradisi pemikiran Islam dari kata khuluq ini kemudian lebih dikenal dengan terma akhlaq, al-falsafah al-adabiyah. Menurut Ahmad Amin, akhlaq adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada yang lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang

Page 92: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

85

harus diperbuat. Atau merupakan gambaran rasional mengenai hakikat dan dasar perbuatan dan keputusan yang benar serta prinsip-prinsip yang menentukan klaim bahwa perbuatan dan keputusan tersebut secara moral diperintahkan dan dilarang (Majid Fakhry, 1996).

Menurut Komaruddin Hidayat (dalam Budhi Munawwar Rachman, 1995), etika al-Qur’an bersifat humanistik dan rasionalistik. Humanisitik dalam artian mengarahkan manusia pada pencapaian hakikat kemanusiaan yang tertinggi dan tidak bertentangan dengan fi trah manusia itu sendiri. Sebaliknya bersifat rasionalistik bahwa semua pesan-pesan yang diajarkan al-Qur’an terhadap manusia sejalan dengan prestasi rasionalitas manusia yang tertuang dalam karya-karya para fi losof. Pesan-pesan al-Qur’an seperti ajakan kepada kebenaran, keadilan, kejujuran, kebersihan, menghormati orang tua, bekerja keras, cinta ilmu semuanya tidak ada yang berlawanaan dengan kedua sifat di atas.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa secara normatif, etika dalam al-Qur’an belum memperlihatkan sebagai struktur yang berdiri sendiri dan terpisah dari struktur lainnya, sebagaimana dipahami dari ilmu akhlaq struktur etika dalam al-Qur’an lebih menjelaskan tentang nilai-nilai kebaikan dan kebenaran baik pada tataran niat atau ide hingga perilaku dan perangai. Hal ini lebih tegas lagi bila dilihat dari penggambaran sikap dan perilaku Nabi Muhammad yang disebut al-Qur’an sebagai orang yang memiliki akhlak yang agung. Keberadaan nilai-nlai ini bersifat terbuka, menjelajah memasuki semua lini bidang kehidupan.

Sejumlah parameter kunci sistem etika Islam dapat dirangkum sebagai berikut (Rafi k Issa Beekun, 2004) :1. Berbagai tindakan ataupun keputusan disebut etis bergantung pada

niat individu yang melakukannya. Allah SWT pasti mengetahui apa pun niat kita sepenuhnya dan secara sempurna.

2. Niat baik yang diikuti tindakan yang baik akan dihitung sebagai ibadah. Niat yang halal tidak dapat mengubah tindakan yang haram menjadi halal.

3. Islam memberikan kebebasan kepada individu untuk percaya dan bertindak berdasarkan apapun keinginannya, namun tidak dalam hal tanggungjawab dan keadilan.

4. Percaya kepada Allah SWT memberi individu kebebasan sepenuhnya dari hal apapun atau siapa pun kecuali Allah.

Peran Etika Kerja Islam dalam Meningkatkan Kinerja Pustakawan pada Perpustakaan Perguruan Tinggi

(M. Arif Hakim)

Page 93: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

86

5. Keputusan yang menguntungkan kelompok mayoritas ataupun minoritas tidak secara langsung berarti bersifat etis dalam dirinya. Etika bukanlah permainan mengenai jumlah.

6. Islam mempergunakan pendekatan terbuka terhadap etika, bukan sebagai sistem yang tertutup, dan berorientasi diri sendiri. Egoisme tidak mendapat tempat dalam ajaran Islam.

7. Keputusan etis harus didasarkan pada pembacaan secara bersama-sama antara al-Qur'an (qauliyyah) dan alam semesta (kauniyyah).

8. Tidak seperti sistem etika yang diyakini banyak agama lain, Islam mendorong umat manusia untuk melaksanakan tazkiyah melalui partisipasi aktif dalam kehidupan ini. Dengan berperilaku secara etis di tengah godaan ujian dunia, umat Islam harus mampu membuktikan ketaatannya kepada Allah SWT.

Berbeda dengan semua pendekatan etika yang ada, sistem etika Islam tidak terfragmentasi namun juga tidak berdimensi tunggal. Sistem etika Islam merupakan bagian dari pandangan hidup Islami dan karenanya bersifat lengkap. Terdapat konsistensi internal, al-‘adl dan keseimbangan dalam konsep nilai-nilai penuntun individu. • Aksioma-aksioma atau Filsafat Etika Islam

Ada lima konsep kunci yang membentuk sistem etika Islam, yaitu: keesaan, keseimbangan, kehendak bebas, tanggungjawab dan kebajikan (Rafi k Issa Beekun, 2004).a. Keesaan Keesaan (konsep tauhid) merupakan dimensi vertikal Islam yang

menggabungkan ke dalam sifat homogen semua aspek dalam kehidupan seorang muslim serta menekankan gagasan mengenai konsistensi dan keteraturan. Konsep keesaan memiliki pengaruh yang paling mendalam terhadap diri seorang muslim.

b. Keseimbangan Keseimbangan atau ‘adl, menggambarkan dimensi horisontal

ajaran Islam dan berhubungan dengan harmoni segala sesuatu di alam semesta. Hukum dan keteraturan yang kita lihat di alam semesta merefl eksikan konsep keseimbangan yang rumit ini. Sifat ini lebih dari sekedar karakteristik alam, tetapi ia merupakan karakter dinamik yang harus diperjuangkan oleh seorang muslim dalam kehidupannya. Kebutuhan akan keseimbangan dan kesetaraan ditekankan oleh Allah ketika Dia menyebut umat Islam

Page 94: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

87

sebagai ummatan wasathan.c. Kehendak bebas Pada tingkat tertentu, manusia diberikan kehendak bebas

untuk mengendalikan kehidupannya sendiri manakala Allah menurunkannya ke bumi. Dengan tanpa mengabaikan kenyataan bahwa ia sepenuhnya dituntun oleh hukum yang diciptakan Allah, manusia diberi kemampuan untuk berpikir dan membuat keputusan, untuk memilih apapun jalan hidup yang ia inginkan dan bertindak berdasarkan aturan apapun yang ia pilih. Tidak seperti ciptaan Allah yang lain, manusia dapat memilih perilaku etis ataupun tidak etis yang akan dilakukan. Konsep kehendak bebas berkedudukan sejajar dengan konsep kesatuan dan keseimbangan.

d. Tanggungjawab Kebebasan yang tidak terbatas adalah sebuah absurditas yang

mengimplikasikan tidak adanya sikap tanggung jawab atau akuntabilitas. Untuk memenuhi konsep keadilan dan kesatuan seperti yang kita lihat dalam ciptaan Allah, manusia harus bertanggungjawab terhadap segala tindakannya. Dalam konsep tanggungjawab, Islam membedakan antara fardlu ’ain dan fardlu kifayah. Tanggungjawab dalam Islam bersifat multilevel dan terpusat baik pada tingkat mikro maupun tingkat makro. Tanggungjawab dalam Islam bahkan juga secara bersama-sama ada dalam tingkat mikro maupun makro.

e. Kebajikan Kebajikan (ihsan) atau kebaikan terhadap orang lain didefi nisikan

sebagai tindakan yang menguntungkan orang lain lebih dibanding orang yang melakukan tindakan tersebut dan dilakukan tanpa kewajiban apapun. Islam sangat mendorong umatnya untuk melakukan kebaikan.

• Keterkaitan antara Etos Kerja dan Etika KerjaMenurut (Koentjoroningrat, 1980) dalam (Ahmad Janan

Asifudin , 2004) mengemukakan pandangannya bahwa etos merupakan watak khas yang tampak dari luar dan terlihat oleh orang lain. Etos berasal dari kata Yunani, ethos, artinya ciri, sifat, atau kebiasaan, adat istiadat atau juga kecenderungan moral, pandangan hidup yang dimiliki seseorang, suatu kelompok orang atau bangsa.

Menurut (Nurcholish Madjid, 1995) etos ialah karakter dan

Peran Etika Kerja Islam dalam Meningkatkan Kinerja Pustakawan pada Perpustakaan Perguruan Tinggi

(M. Arif Hakim)

Page 95: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

88

sikap, kebiasaan serta kepercayaan dan seterusnya yang bersifat khusus tentang seorang individu atau sekelompok manusia. Dan dari kata etos terambil pula perkataan “etika” yang merujuk pada makna akhlak atau bersifat akhlaqi yaitu kualitas esensial seseorang atau sekelompok manusia termasuk suatu bangsa. Etos juga berarti jiwa khas suatu kelompok manusia yang dari padanya berkembang pandangan bangsa sehubungan dengan baik dan buruk yakni etika.

Menurut (Suparman Syukur, 2004) istilah etika sering digunakan dalam tiga perbedaan yang saling terkait, yang berarti (1) merupakan pola umum atau jalan hidup (2) seperangkat aturan atau kode moral dan (3) penyelidikan tentang jalan hidup dan aturan-aturan perilaku, atau merupakan penyelidikan fi losofi s tentang hakekat dan dasar-dasar moral. Ia merupakan salah satu cabang fi lsafat, maka pengertian etika menurut fi lsafat adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh pikiran.

Adapun kerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya: kegiatan melakukan sesuatu. (El-Qussy, 1974) dalam (Ahmad Janan Asifudin, 2004), menerangkan bahwa kegiatan atau perbuatan manusia ada dua jenis pertama perbuatan yang berhubungan dengan kegiatan mental dan kedua tindakan yang dilakukan secara tidak sengaja. Jenis pertama mempunyai ciri kepentingan yakni untuk mencapai maksud atau mewujudkan tujuan tetentu.

Sedangkan jenis kedua adalah gerakan random (random movement) atau gerakan

Refl ek yang terjadi tanpa dorongan kehendak atau proses pemikiran. Kerja yang dimaksud disini tentu saja kerja yang merupakan aktivitas sengaja, bermotif dan bertujuan. Pengertian kerja biasanya terikat dengan penghasilan atau upaya memperoleh hasil, baik bersifat materiil atau non materil.

Etos kerja, menurut (Mochtar Buchori, 1995) dalam (Ahmad Janan Asifudin, 2004) dapat diartikan sebagai sikap dan pandangan terhadap kerja, kebiasaan kerja, ciri-ciri atau sifat-sifat mengenai cara kerja yang dimiliki seseorang, suatu kelompok manusia atau suatu bangsa. Ia juga menjelaskan etos kerja juga merupakan bagian dari tata nilai individualnya. Demikian juga etos kerja suatu kelompok masyarakat atau bangsa, ia merupakan bagian dari tata nilai yang ada pada masyarakat atau bangsa. Etos kerja adalah sifat, watak dan

Page 96: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

89

kualitas kehidupan manusia, moral dan gaya estetik serta suasana batin mereka. Ia merupakan sikap mendasar terhadap diri dan dunia mereka yang direfl eksikan dalam kehidupan nyata.

Etos kerja adalah pancaran dari sikap hidup manusia yang mendasar pada kerja. Adapun etos kerja menurut arti yang bertolak dari etika, yaitu moralitas dan kebajikan dalam bekerja, ia dapat dijabarkan dalam bentuk kode etik sebagai code of conduct. Kode etik inilah kemudian menjelma menjadi etika kerja, etika profesi atau kerja sebagai kearifan sikap dalam bekerja. Etos kerja menunjukkan ciri-ciri perilaku berkualitas tinggi pada seseoarang yang mencerminkan keluhuran serta keunggulan watak. Dengan berpedoman pada etos kerja itulah seseorang dapat bekerja dengan baik.

C. Etika Kerja IslamMenurut (Ahmad Janan Asifudin, 2004) menegaskan bahwa

manusia adalah makhluk yang diarahkan dan terpengaruh oleh keyakinan yang mengikatnya. Salah atau benar keyakinan tersebut niscaya mewarnai perilaku orang yang bersangkutan. Dalam konteks ini selain dorongan kebutuhan dan aktualisasi diri, nilai-nilai yang dianut, keyakinan atau ajaran agama tentu dapat pula menjadi sesuatu yang berperan dalam proses terbentuknya sikap hidup yang mendasar. Berarti kemunculan etos kerja manusia didorong oleh sikap hidup sebagai tersebut di atas baik disertai kesadaran yang mantap maupun kurang mantap. Sikap hidup yang mendasar tersebut menjadi sumber komitmen yang membentuk karakter, kebiasaan atau budaya kerja tertentu.

Bahwa etos kerja seseorang terbentuk oleh adanya motivasi yang terpancar dari sikap hidupnya yang mendasar terhadap keja. Sikap itu bersumber dari akal dan atau pandangan hidup/nilai-nilai yang dianut tanpa harus terkait dengan iman atau ajaran agama. Khusus bagi orang yang beretos kerja Islami, etos kerjanya terpancar dari sistem keimanan/aqidah Islam berkenaan dengan kerja yang bertolak dari ajaran wahyu bekerjasama dengan akal. Sistem keimanan ini identik dengan sikap hidup mendasar (aqidah kerja). Ia menjadi sumber motivasi dan sumber nilai bagi terbentuknya etos kerja Islami. Etos kerja ini selalau mendapat pengaruh dari berbagai faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal sesuai dengan kodrat manusia selaku makhluk psikofi sik yang tidak kebal dari berbagai rangsang, baik langsung maupun tidak langsung.

Etika kerja Islam diungkapkan (Iwan Triwuyono, 2000) bahwa

Peran Etika Kerja Islam dalam Meningkatkan Kinerja Pustakawan pada Perpustakaan Perguruan Tinggi

(M. Arif Hakim)

Page 97: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

90

tujuan utama etika menurut Islam adalah menyebarkan rahmat pada semua makhluk. Tujuan itu secara normatif berasal dari keyakinan Islam dan misi sejati hidup manusia. Tujuan itu pada hakekatnya bersifat trasendental karena tujuan itu tidak terbatas pada kehidupan dunia individu, tetapi juga pada kehidupan setelah dunia ini. Walaupun tujuan itu agaknya terlalu abstrak, tujuan itu dapat diterjemahkan dalam tujuan-tujuan yang lebih praktis (operatif), sejauh penerjemahan itu masih terus terinspirasi dari dan meliputi nilai-nilai tujuan utama. Dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan peraturan etik untuk memastikan bahwa upaya yang merealisasikan baik tujuan umat maupun tujuan operatif selalu dijalan yang benar.

Etika kerja Islam ditegaskan (Iwan Triwuyono, 2000), terekspresikan dalam bentuk syari’ah, yang terdiri dari Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Etika merupakan sistem hukum dan moralitas yang komprehensif dan meliputi seluruh wilayah kehidupan manusia. Didasarkan pada sifat keadilan, syari’ah bagi umat Islam berfungsi sebagai sumber serangkaian kriteria untuk membedakan mana yang benar (haq) dan mana yang buruk (batil). Dengan menggunakan syari’ah, bukan hanya membawa individu dekat dengan Tuhan, tetapi juga memfasilitasi terbentuknya masyarakat yang adil yang di dalamnya individu mampu merealisasikan potensinya dan kesejahteraan diperuntukkan bagi semua. Al-Qur’an dan sunnah merupakan pegangan dan landasan utama dalam etika Islam, sebab pandangan umum dalam masyarakat Islam tentang berbagai perilaku yang benar dalam melaksanakan kewajiban- kewajiban agama, pemahaman yang benar tentang doktrin-doktrin keagamaan tidak bisa dipisahkan dari berbagai unsur pokok dalam kehidupan moral. Struktur yang komprehensif ini, bagaimanapun berbagai bentuk tingkah laku dalam Islam, secara khusus dibentuk dalam term adab, dimana diskursus adab dalam konteks keagamaan yang paling awal secara khusus memiliki konotasi etik (ethical connotation).

Menurut (Ahmad Janan Asifudin, 2004), Etos kerja dalam perspektif Islam diartikan sebagai pancaran dari akidah yang bersumber dari pada sistem keimanan Islam yakni, sebagai sikap hidup yang mendasar berkenaan dengan kerja, sehingga dapat dibangun paradigma etos kerja yang Islami. Sedangkan karakteristik-karakteristik etos kerja Islami digali dan dirumuskan berdasarkan konsep (1) Kerja merupakan penjabaran aqidah (2) Kerja dilandasi ilmu (3) Kerja dengan meneladani sifat-sifat Ilahi serta mengikuti petunjuk-petunjuk Nya. Terkait dengan

Page 98: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

91

aqidah dan ajaran Islam sebagai sumber motivasi kerja islami, secara konseptual bahwasanya Islam berdasarkan ajaran wahyu bekerja sama dengan akal adalah agama amal atau agama kerja. Bahwasanya untuk mendekatkan diri serta memperoleh ridha Allah, seorang hamba harus melakukan amal saleh yang dikerjakan dengan ikhlas hanya karena Dia, yakni dengan memurnikan tauhid.

Terdapat banyak ayat dalam al-Qur’an yang menekankan pentingnya kerja. Seseorang tidak mendapatkan sesuatu, kecuali apa yang telah diusahakannya (QS. An-Najm: 39). Dengan jelas dinyatakan dalam ayat ini bahwa satu-satunya cara untuk menghasilkan sesuatu dari alam adalah dengan bekerja keras. Keberhasilan dan kemajuan manusia di muka bumi ini tergantung pada usahanya. Semakin keras ia bekerja, ia akan semakin kaya (QS. An-Nisa: 32 dan QS. Al-Anfal: 53).

Menurut (Ahmad Janan Asifudin, 2004) dengan bekerja orang membangun kepribadian dalam rangka memperoleh peran kemanusiaanya. Bekerja menjadi proses pembebasan serta peneguhan humanitas orang yang bersangkutan. Bekerja dapat dijadikan media untuk mengembangkan pribadi dan kreatifi tasnya secara optimal dengan cara membuka usaha, menciptakan serta memperluas lapangan pekerjaan sehubungan dengan kedalaman penguasaan dirinya yang bermuatan cahaya Ilahi.

Unsur utama etika kerja Islami ialah petunjuk syari’ah bahwa kerja apapun hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya guna menunjang kehidupan pribadi, keluarga, dan orang yang menunggu uluran tangan. Nilai kerja demikian menurut pandangan Islam adalah sebanding dengan nilai amaliyah wajib. Jadi, kerja positif bercorak keduniaan juga merupakan tugas keagamaan. Islam dapat menerima baik tindakan individu yang mempunyai profesi atau bidang kerja tertentu kemudian dia memprioritaskan profesi dan bidang kerjanya daripada menunaikan amaliyah-amaliyah sunnah. Dengan catatan pekerjaan yang dilakukan tetap dijiwai oleh motivasi ibadah dan kegiatannya tidak menjadikan dia menelantarkan amal-amal ibadah yang hukumnya wajib (Ahmad Janan Asifudin: 2004).

D. Kinerja PustakawanPendapat (Robbins, 2002) menyatakan bahwa kinerja adalah

ukuran mengenai apa yang dikerjakan dan apa yang tidak dikerjakan oleh karyawan. Menurut (Mangkunegara, 2001) prestasi kerja berasal dari kata

Peran Etika Kerja Islam dalam Meningkatkan Kinerja Pustakawan pada Perpustakaan Perguruan Tinggi

(M. Arif Hakim)

Page 99: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

92

job performance atau actual performance yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Pendapat (Handoko, 1995) mendefi nisikan kinerja (performance) dengan prestasi kerja yaitu proses melalui upaya organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Pendapat (Faustino Cardosa Gomes, 1995) yang dikutip (Anwar Prabu, 2005) mengemukakan defi nisi kinerja karyawan sebagai: Ungkapan seperti output, efi siensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas. Selanjutnya, defi nisi kinerja karyawan menurut (Anwar Prabu, 2005) bahwa kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut UU Republik Indonesia No. 47 Tahun 2007, yang dimaksud pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Kinerja pustakawan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan proses layanan perpustakaan di perguruan tinggi. Menurut (Prawirosentono , 1999) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara kinerja perseorangan dengan kinerja perusahaan. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa apabila kinerja pustakawan baik, maka kinerja perpustakaan perguruan tinggi juga akan menjadi baik.

E. Pengukuran Kinerja dalam OrganisasiMenurut (Mahmudi, 2005) menjelaskan bahwa kinerja akan diukur

dari tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap kualitas yang diberikan. Sedangkan tujuan dilakukannya penilaian kinerja di sektor publik antara lain:1. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi2. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai3. Memperbaiki kinerja berikutnya4. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan

keputusan5. Memotivasi pegawai (meningkatkan motivasi pegawai)6. Menciptakan akuntabilitas publik.

Page 100: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

93

Selain itu pengukuran kinerja juga merupakan alat untuk menilai kesuksesan organisasi, melalui penilaian indikator-indikator kinerja dapat berfungsi untuk mengukur kinerja organisasi untuk mengambil tindakan-tindakan tertentu, dan merupakan sarana atau alat untuk mengukur hasil suatu aktivitas, kegiatan, atau proses (Mahmudi dalam LAN, 2000), menyebutkan pengukuran kinerja mempunyai makna ganda, yaitu pengukuran kinerja sendiri dan evaluasi kinerja, di mana untuk melaksanakan kedua hal tersebut terlebih dahulu harus ditentukan tujuan dari suatu program secara jelas. Pengukuran kinerja merupakan jembatan antara perencanaan strategis dengan akuntabilitas, sehingga suatu organisasi/instansi yang dapat dikatakan berhasil jika terdapat bukti-bukti atau indikator-indikator atau ukuran-ukuran capaian yang mengarah pada pencapaian misi. Teknik dan metode yang digunakan dalam menganalisis kinerja kegiatan, yang pertama-tama dilakukan adalah dengan melihat sejauh mana adanya kesesuaian antara program dan kegiatannya.

Pendapat (Mardiasmo, 2001) mengatakan bahwa dalam mengukur kinerja suatu program, tujuan dari masing-masing program harus disertai dengan indikator-indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur kemajuan dalam pencapaian tujuan tersebut.

Indikator kinerja didefi nisikan sebagai ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan diukur dan dihitung serta digunakan sebagai dasar untuk menilai maupun melihat tingkat kinerja suatu program yang dijalankan unit kerja. Dengan demikian, tanpa indikator kinerja, sulit bagi kita untuk menilai kinerja (keberhasilan atau kegagalan) kebijaksanaan program/kegiatan pada akhir kinerja instansi/unit kerja yang melaksanakan.

Lebih lanjut Mardiasmo menjelaskan bahwa pada umumnya sistem ukuran kinerja dipecah dalam 5 (lima) kategori sebagai berikut:1. Indikator input, mengukur sumber daya yang diinvestasikan dalam

suatu proses, program, maupun aktivitas untuk menghasilkan keluaran (output maupun outcome).

2. Indikator output, adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari sesuatu kegiatan yang dapat berupa fi sik dan /atau nonfi sik.

3. Indikator outcome, adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya output (efek langsung) pada jangka menengah.

Peran Etika Kerja Islam dalam Meningkatkan Kinerja Pustakawan pada Perpustakaan Perguruan Tinggi

(M. Arif Hakim)

Page 101: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

94

4. Indikator benefi t, menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator outcome.

5. Indikator impact memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari benefi t yang diperoleh.

F. Perpustakaan Perguruan TinggiPada dasarnya keberadaan perpustakaan perguruan tinggi sangat

mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, karena dengan adanya perpustakaan setiap civitas akademika dapat mencari dan memperoleh informasi pengetahuan yang dibutuhkannya. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi seperti perpustakaan universitas, perpustakaan akademi, perpustakaan sekolah tinggi, dan lain-lain.

Menurut Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi 1994 perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit pelaksanaan teknis perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain, turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.

Selain pengertian di atas masih ada pendapat lain tentang perpustakaan perguruan tinggi oleh (Sulistyo Basuki, 1993), yang menyatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafi lasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Tujuan perguruan tinggi di Indonesia dikenal dengan nama Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat) maka perpustakaan perguruan tinggi pun bertujuan membantu melaksanakan ketiga dharma perguruan tinggi.

G. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Sebagai bagian integral dari suatu perguruan tinggi, perpustakaan

perguruan tinggi haruslah mempunyai tujuan, dan tujuan perpustakaan perguruan tinggi hendaknya sejalan dengan tujuan lembaga induknya.

Menurut (Sulistyo Basuki, 1993), tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah : 1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi,

Page 102: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

95

lazimnya staf pengajar dan mahasiswa seiring pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi.

2. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referensi) pada semua tingkatan akademis artinya dari mulai mahasiswa tahun pertama hingga mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar.

3. Menyediakan ruang belajar untuk pemakai perpustakaan. 4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis

pemakai. 5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak hanya terbatas pada

lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal. Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 1994 menyatakan

bahwa tujuan diselenggarakannya Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah untuk mendukung, mempelancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi yang meliputi lima aspek yaitu : 1. Pengumpulan informasi 2. Pelestarian informasi 3. Pengolahan informasi 4. Pemanfaatan informasi 5. Penyebarluasan informasi.

H. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Menurut Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi

1994 fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu: 1. Fungsi perpustakaan perguruan tinggi ditinjau dari segi proses

pelayanan:a. Sebagai pusat pengumpulan informasi b. Sebagai pusat pelestarian informasi c. Sebagai pusat pengolahan informasi d. Sebagai pusat pemanfaatan informasi e. Sebagai pusat penyebarluasan informasi

2. Ditinjau dari segi program kegiatan perguruan tinggi yang didukung sesuai dengan perannya, perpustakaan perguruan tinggi mempunyai tiga macam fungsi, yaitu:

Peran Etika Kerja Islam dalam Meningkatkan Kinerja Pustakawan pada Perpustakaan Perguruan Tinggi

(M. Arif Hakim)

Page 103: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

96

a. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program pendidikan dan pengajaran.

b. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program penelitian.c. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program pengabdian

kepada masyarakat 3. Ditinjau dari segi pelaksanaannya, pada setiap fungsi perpustakaan

perguruan tinggi tersebut di atas dapat dibedakan dua macam sifat fungsi, yaitu:a. Fungsi yang bersifat akademis-edukatif.b. Fungsi yang bersifat administrasi teknis

I. Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi perlu menyediakan koleksi yang

lengkap dan memadai sesuai dengan kebutuhan pengguna agar koleksi tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pengguna perpustakaan.

Menurut (Sutarno, 2003) menyatakan bahwa pendorong bagi bangkitnya minat baca ialah kemampuan membaca, dan pendorong bagi berseminya budaya baca adalah kebiasaan membaca, sedangkan kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai, baik jenis, jumlah, maupun mutunya.

Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi 1994 menyebutkan bahwa yang termasuk komponen koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 1. Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun untuk dosen, baik yang

diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu. 2. Buku referensi, termasuk buku referensi umum, referensi bidang studi

khusus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedia, katalog, buku pegangan dan lain-lain.

3. Pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar.

4. Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Penerbitan perguruan tinggi yaitu penerbitan yang diterbitkan oleh

perguruan tinggi, baik perguruan tinggi di mana perpustakaan tersebut bernaung maupun penerbitan perguruan tinggi lainnya.

6. Penerbitan pemerintah yaitu penerbitan resmi baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut kebutuhan perguruan tinggi yang

Page 104: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

97

bersangkutan. 7. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan,

seperti koleksi tentang kebudayaan daerah tertentu, subjek tertentu dan sebagainya.

8. Koleksi bukan buku yaitu berupa koleksi audio visual seperti fi lm, tape, kaset, piringan hitam, video tape dan sejenisnya.

Adapun keberadaan koleksi di perpustakaan pada dasarnya harus dapat memuaskan kebutuhan informasi pengguna. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh (Gelfand, 1971) yang menyatakan bahwa collection should satisfy all curricular needs of both graduate and undergraduate students and enable the faculty to keep abreast of new developments in their fi elds of interest.

J. Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Ketersediaan koleksi adalah suatu kebutuhan pokok yang ada di

perpustakaan perguruan tinggi karena disitulah informasi itu didapatkan. Untuk memberikan pelayanan informasi yang maksimal kepada penggunanya, perpustakaan berusaha untuk menyediakan koleksi sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Adapun pengertian ketersediaan koleksi perpustakaan menurut Sutarno (2003: 85) adalah adanya sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan dan cukup memadai jumlah koleksinya dan koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan tersebut.

Selanjutnya (Sutarno, 2003) menyatakan ketersediaan koleksi mencakup: 1. Ketersediaan koleksi bahan pustaka seperti informasi, ilmu

pengetahuan teknologi dan budaya selalu terjadi setiap informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang di butuhkan para pengguna perpustakaan, dan selalu terjadi setiap saat (explosion of information).

2. Setiap perpustakaan harus efektif untuk menghimpun, mengoleksi, dan menyajikan koleksi ahan pustaka untuk dilayankan kepada para pemakai, sesuai dengan kebutuhan pengguna.

3. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian koleksi bahan pustaka yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna serta masyarakat yang dilayani, hanya akan menimbulkan ketiak efesienan dan pemborosan sumber daya perpustakaan.

Peran Etika Kerja Islam dalam Meningkatkan Kinerja Pustakawan pada Perpustakaan Perguruan Tinggi

(M. Arif Hakim)

Page 105: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

98

Ketersediaan koleksi perpustakaan seharusnya berusaha untuk mengembangkan dan menambah koleksi bahan pustaka sesuai dengan kemampuan perpustakaan dan kebutuhan pemakainya. Menurut Siregar (2004) yang menyatakan bahwa ketersediaan koleksi adalah pengorganisasian koleksi yang tersedia akan memberikan kemudahan kepada pengguna dan staf perpustakaan, dan bertujuan agar koleksi tetap sesuai dengan kebutuhan masyarakat, pemakai dan jumlah bahan pustaka selalu mencukupi.

K. Peran Etika Kerja Islam dalam Meningkatkan Kinerja PustakawanUntuk meningkatkan kinerja pustakawan pada perpustakaan

perguruan tinggi, maka pustakawan harus mengimplementasikan nilai-nilai etika Islam, yakni keesaan, keseimbangan, kehendak bebas, tanggungjawab dan kebajikan, dalam perilaku kehidupannya.

Di samping itu, pustakawan juga harus menerapkan indikator-indikator etos kerja Islam dalam meningkatkan kinerjanya pada perpustakaan perguruan tinggi, yaitu (Abdul Aziz, 2013): (1) Menghargai waktu (2) Memiliki moralitas yang bersih (3) Jujur (4) Memiliki komitmen (5) Kuat pendirian (istiqamah) (6) Disiplin tinggi (7) Berani menghadapi tantangan (8) Percaya diri (9) Kreatif dan inovatif (10) Bertanggung jawab (11) Suka melayani (12) Memiliki harga diri (13) Memiliki jiwa kepemimpinan (14) Berorientasi ke depan (15) Hidup berhemat dan efi sien (16) Memiliki jiwa entrepreneur (17) Memiliki insting berkompetisi/fastabiqul khairat (18) Keinginan untuk mandiri (19) Haus terhadap ilmu (20) Memiliki semangat merantau (21) Memperhatikan kesehatan dan gizi (22) Tangguh dan pantang menyerah (23) Berorientasi pada produktivitas (24) Memperkaya jaringan silaturrahim dan (25) Memiliki spirit of change.

Demikian pembahasan ini, semoga para pustakawan pada perguruan tinggi dapat meneladani dan menerapkan etika kerja Islam sehingga kinerjanya dapat meningkat. Amin.

Page 106: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

99

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz. 2013. Etika Bisnis Perspektif Islam. Bandung: Alvabeta.

Ahmad Janan Asifudin. 2004. Etos Kerja Islami. Penerbit Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refi ka Aditama.

Budhi Munawwar Rachman. 1995. Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah. Jakarta: Paramadina.

Departemen Pendidikan Nasional RI. 2004. Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman. Edisi Ketiga. Jakarta. Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.

Iwan Triyuwono. 2000. Organisasi dan Akuntansi Syari’ah. Cetakan pertama. Yogyakarta: LKiS.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2000. Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Jakarta.

Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik, Edisi Ke-2. Yogyakarta: Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Majid Fakhry. 1996. Etika dalam Islam. Terj. Zakiyuddin B. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Pusat Studi Islam UMS.

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Muhammad. 2004. Etika Bisnis Islami. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Nurcholish Majid. 1995. Islam Doktrin dan Peradaban. Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina.

Rafi k Issa Beekun. 2004. Etika Bisnis Islami. Terj. Muhammad. Cet. Ke-1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sulistyo Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Peran Etika Kerja Islam dalam Meningkatkan Kinerja Pustakawan pada Perpustakaan Perguruan Tinggi

(M. Arif Hakim)

Page 107: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

100

Suparman Syukur. 2004. Etika Religius. Cetakan pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutarno. 2003. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Tani H. Handoko. 1995. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Page 108: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

SUMBER DAN PIRANTI REFERENSI DALAM MEMBANGUN KARAKTER STUDI ISLAM(Menelusuri Pustaka Bibliografi Barat dalam Studi Islam)

Anisa ListianaDosen STAIN Kudus

E-mail: Abstract: slamic studies presents severe challenges even to an experienced specialist. Many of these are technical in nature; multitude of languages needed to read both sources and modern scholarship, the vast number of major texs still in manuscript, the poor of libraries and archives. But more important is the diffi culty of grasping the subject as a whole,of developing a clear sense of broad themes and concepts through which this sprawling and underdeveloped fi eld of study can be bound together. This written is to propose some of the lines of inquiry and research strategies which might be used to construct a persuasive and well-integrated synthesis of the Islamic past.Key words : Sumber, piranti referensi, karakter, studi Islam

A. PendahuluanSejak awal kita harus mengakui bahwa tak ada sarjana yang mampu

menjadi master dalam segala hal yang dia ingin ketahui. Bahkan dalam batasan aspek yang paling sempit pun misalnya dalam bidang sejarah Islam atau studi Islam, pengetahuan dan keahlian teknis yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian yang benar-benar memadai tentunya sungguh terasa sangat berat sekali. Karena, misalnya, jika mengkaji tentang sejarah administrasi Umayyah Mesir tentunya membutuhkan arahan dari catatan-catatan Yunani, Arab dan Koptik, juga numismatik (ilmu mata uang) dan arkeologi, historiografi Islam awal, masa Romawi akhir dan Hukum Islam serta praktek-praktek administrasi. Begitu juga ketika membahas Syria pada masa Perang Salib, seseorang harus memperhatikan sumber-sumber paling tidak dalam delapan bahasa (termasuk bahasa Armenia dan Syria) – tidak hanya teks-teks naratif (cerita), tetapi juga pedoman administrasi, ikhtisar-ikhtisar hukum, kumpulan naskah-naskah resmi dan berbagai puisi yang berhubungan dengan masa tersebut. Pendeknya, seorang sarjana yang mencoba menjadi master dalam segala hal yang ingin ia geluti, dia tidak akan pernah mengerjakan hal lain. Hanya pemahaman tentang keterbatasan seseorang adalah yang tidak hanya akan bermanfaat bahkan ia begitu diperlukan.

Page 109: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

102

Meskipun demikian, pergulatan seorang sarjana untuk menjadi master menjadikannya tak akan melupakan waktu pergulatannya dengan alat-alat keahliannya/referensi/sumber datanya. Dari hal tersebut, maka tulisan ini akan memberikan dasar bagi pembangunan karakter penulisan ketika seseorang masuk dalam kehidupan dunia perpustakaan. Tulisan ini ingin menunjukkan bagaimana caranya menggunakan sumber-sumber utama dan karya-karya referensi di dunia perpustakaan utamanya bagi kajian studi Islam.

Dari sumber data yang dipaparkan nanti akan dikembangkan klarifi kasi yang praktis dan nyaman, sehingga bagi yang baru kenal sekalipun dapat secara langsung mempelajari jenis materi apa yang sudah dimiliki dan yang belum dimiliki. Survei semacam ini akan membantu dua tujuan: Pertama, ia akan menentukan kerangka referensi yang sesuai bagi sumber kutipan khusus. Kedua, akan menunjukkan sumber cadangan yang dimiliki yang akan membantu pengembangan analisis. Dan ini dapat mengingatkan problematika dan garis penelitian apa yang terbukti paling produktif, dan keahlian penelitian apa yang harus dikuasai seseorang untuk menjadikannya efektif.

B. Karya-Karya Sumber Referensi1. Umum

Sarana referensi yang paling penting dan luas bagi studi Islam adalah Encyclopedia of Islam (Encyclopedia Islam; 1938), sebuah usaha besar yang dicurahkan untuk memaparkan secara komperhensif segala aspek budaya Islam, dipahami dan dituangkan dengan rasa yang paling dalam untuk mampu mencakup segala aspeknya, dari awal mulanya hingga masa sekarang. Saat ini paling tidak ada tiga versi yang tersedia yang bisa menjadi sumber, yaitu:1. Edisi Pertama (EI¹); Encyclopedia of Islam ini terdiri dari empat

volume di tambah dengan sebuah suplemen; dalam edisi berbahasa Inggris, Perancis dan Jerman (1913-1938) (Encyclopedia of Islam; 1954).

2. Edisi Baru (EI²): Terdiri dari lima volume, dengan volume ke-enamnya yang sangat panjang (dari huruf A sampai dengan Ma), dan ditambah dengan suplemen bagi volume I-III; hanya dalam bahasa Perancis dan Inggris. Encyclopaedia of Islam (EI²). Edisi Baru ini mulai dikerjakan pada tahun 1954. Encyclopaedia of Islam (EI²) Edisi Baru awalnya dimaksudkan sebagai pembaharuan

Page 110: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

103

dan perluasan secara sederhana dari yang edisi pertama, namun kemudian ia berkembang dengan kemampuan hampir selalu dengan jilid , dan sekarang tak ada batasan yang jelas bagi kontribusinya. (Encyclopedia of Islam; 1954).

3. Shorter Encyclopedia of Islam (SEI), editor H.A.R. Gibb dan J.H. Kramers (1953). Karya ini berisi artikel-artikel dari EI¹, khususnya yang berhubungan dengan hukum dan agama, juga dengan beberapa tambahan bibliografi dan sedikit revisi. (Versi Jermannya: Handworterbuch des Islam, editor A.J. Wensinck dan J.H. Kramers, 1941).(SEI; 1953).

Encyclopedia of Islam merupakan tuangan pengetahuan dari banyak tokoh yang master dalam bidangnya. Hampir seluruh artikel-artikelnya diberi tanda, dan beberapa diantaranya lebih dari sekedar entri kamus, sedangkan yang lainnya adalah lembaran-lembaran penelitian sebenarnya. Bahkan dalam banyak hal tulisannya merupakan hasil pekerjaan yang paling sempurna dari kemampuan utama seorang master dibidangnya. Setiap artikel berisi bibliografi , kadang-kadang agak dasar namun selalu lebih dari rinci. Artikelnya ditata secara alpabet, meskipun terkadang tidak sederhana seperti yang diharapkan. Dengan sedikit pengecualian, beberapa entrinya dibuat dalam istilah teknik Arab-Islam yang sesuai atau dengan nama aslinya. “Fikh” misalnya sebagai ganti dari ‘jurisprudensi’. Namun dalam beberapa istilah terkadang agak kabur untuk dipahami, istilah “Kabk” (untuk Kaukasus) misalnya kurang jelas untuk mudah dipahami. sedangkan “Kitabat” sebagai ganti “Inscripsi” (prasasti) hampir terasa begitu halus.

Pada EI² permasalahannya agak berkurang dengan hadirnya volume indeks, dan juga sebuah jilid bagi volume I-III telah muncul.

Perangkat EI sangat membantu untuk membimbing seseorang mengambil keterangannya sebagai kebenaran objektif. Tetapi EI¹ dan SEI hampir seluruhnya dihasilkan oleh para sarjana Eropa, dan mereka secara khusus mewakili penafsiran orang-orang Eropa terhadap budaya Islam. Poinnya bukan pada penafsiran ini adalah “salah”, tetapi pertanyaan-pertanyaan yang dialamatkan dalam volume-volume ini selalu berbeda tajamnya dari yang diberikan oleh orang muslim ketika bertanya tentang diri mereka sendiri. EI² agak sedikit berbeda. Ia dalam banyak hal sama dengan cara pendahulunya (EI), namun pada perkembangan proporsi artikel-artikelnya sekarang ini banyak berasal dari para sarjana berlatar

Sumber dan Piranti Referensi dalam Membangun Karakter Studi Islam(Menelusuri Pustaka Bibliografi Barat dalam Studi Islam)

(Anisa Listiana)

Page 111: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

104

belakang muslim. Para kontributor tentunya bukanlah representasi ajaran Qom dan al-Azhar. Mereka para sarjana yang telah berbagi metodologi, tidak hanya nilai-nilai kultural tapi juga sikap-sikap teman-teman Barat mereka.

Perhatian utama para sarjana muslim untuk tidak meninggalkan sejarah mereka di tangan orang-orang Eropa adalah dengan mengadaptasikan dari EI: (ke dalam) bahasa Turki, Persi, Arab, dan Urdu. Dari semua ini yang tertua dan paling penting adalah Islam Ansiklopedisi berbahasa Turki. (disingkat IA : 13 volume, 1945-1988), (Islam Ansiklopedi; 1988). Ada banyak tambahan yang bernilai (dan pastinya agak tendensius) utamanya pada item yang diterjemahkan dari EI. Namun demikian, artikel tentang persoalan Turki adalah asli dan selalu sebagai kontribusi utama.

Proyek penting belakangan yang sangat baru dan begitu potensial adalah Encyclopedia Iranica, di bawah pimpinan editor umum Ehsan Yarshater. Format dan pendekatannya banyak menyerupai EI², meskipun tentu cakupannya sangat jauh di luar era Islam. Lebih dari itu, “Iran” disini dipahami dalam istilah yang paling luas, yaitu sebagai keseluruhan zona yang dipengaruhi oleh budaya-politik bangsa Iran, dan karenanya banyak dari dunia Islam masa pertengahan adalah menjadi salah satu poinnya. Encyclopedia Iranica merupakan sebuah ambisi yang sangat besar; mulai dipublikasikan pada tahun 1982, ia telah memerlukan lebih dari dua volume (yang kurang lebih 900 halaman) untuk menyempurnakan huruf A saja. Bahkan, separuh jalan dalam volume III, hanya awal gabungan dari huruf B yang muncul.

Sebuah referensi yang sangat berbeda dalam konsepsinya namun sama dalam skala luasnya adalah Handbuch der Orientalistik, editor Bertold Spuler (disingkat HO; 1952 – hingga sekarang ini) HO asalnya diharapkan dapat menjadi ikhtisar, sinopsis yang otoritatif dari bahasa, literatur agama, sistem hukum dan sejarah politik Asia – yaitu area yang menjadi perhatian Orientalis tradisional. Dalam beberapa serial volumenya pembahasan materinya dilakukan dengan sangat dalam, dan banyak berdasar pada penelitian asli.(Misalnya: karya-karya Manfred Ullman dan Mary Boyce yang terdaftar di bawah). (Bertold Spuler; 1988).

HO disusun dalam bentuk yang begitu kompleks, dan volumenya sepertinya disusun secara serial dari pada berdasarkan pengarang dan judul. Ringkasnya HO dibagi-bagi lagi dalam susunan aturan menurun

Page 112: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

105

ke dalam Abteilungen (divisi), Bande (volume), Abschnitten (bab) dan Lieferungen (jilid). Sebagai contoh, pada sejarah Islam kategori yang paling penting adalah:

� Bagian Pertama : Nahe und Mittlere Osteno Volume III : Semitistiko Volume IV : Iranistiko Volume V : Altaistiko Volume VI : Geschichte der Islamischen Landero Volume VII : Armenisch und Kaukasische Spracheno Volume VIII : Religion

(Erganzungsbande (Bertold Spuler; 1988).Satu referensi terakhir seharusnya disebut, meskipun ia

ditujukan untuk audensi yang lebih umum dari pada karya-karya yang disebut sebelumnya. Yaitu Dictionary of the Middle Ages, (disingkat DMA; 13 volume, 1982-1989). Sebagaimana tergambar dari judulnya, DMA berurusan dengan Eropa Latin dan Byzantium, meskipun juga tidak meninggalkan beberapa wilayah pusat-pusat Islam. Artikel-artikel Islamnya selalu cenderung ringkas, dan bibliografi nya hanya menekankan judul-judul yang berbahasa Inggris. Lebih dari itu banyak dari kontribusinya merupakan esei penafsiran, dan yang sangat berguna adalah DMA dapat dijadikan sebagai pengantar kajian.

2. Piranti Bibliografi Bibliografi dalam dekade akhir-akhir ini menjadi salah satu

perkembangan industri utama dalam studi Islam. (K.A.C., Cresswell, 1961). Bahkan dengan melimpahnya referensi tertentu sekarang ini menciptakan persoalan dalam diri bibliografi sendiri. Teknologi komputer sangat membantu mengatur semua ini. Bagi seorang sarjana dilengkapi dengan komputer pribadi dan sebuah program yang bagus (misalnya, Pro-cite, yang diproduksi oleh personal Bibliographic Software, Inc., Ann Arbor, Michigan) dapat mengontrol lapangan minat mereka jauh lebih efektif dibanding masa lalu. Tetapi sekalipun dalam masa elektronik, bibliografi yang tercetak pun tetap memiliki sejumlah kegunaan – mempermudah seorang sarjana meneliti dan menemukan daftar datanya sendiri, menyimpan akses siap pakai bagi area penelitian baru, dan lain sebagainya- dan dalam banyak hal mereka itu menampilkan realitas sebenarnya dari kehidupan

Sumber dan Piranti Referensi dalam Membangun Karakter Studi Islam(Menelusuri Pustaka Bibliografi Barat dalam Studi Islam)

(Anisa Listiana)

Page 113: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

106

ilmuwan. Pada pembahasan berikut kita akan meneliti paling tidak referensi-referensi yang tidak bisa ditinggalkan, hasil survei yang layak dijadikan referensi.

Referensi yang paling sistematis dan konperhensif yang dapat digunakan adalah Index Islamicus, (K.A.C., Cresswell, 1961) diedit oleh J.N. Person dan rekan-rekannya. Ia ditata dengan sangat teliti dan cerdas, namun tak ada sesuatu yang sempurna, karena disana terdapat kesalahan yang tak dapat terhindari, penghapusan data dan entri-entrinya telah terklarisifi kasi. Begitu pula, Index memiliki celah yang serius: Hingga tahun 1976 ia tidak mencakup beberapa buku dan monografi ; dan kecuali dengan judul-judul berbahasa Turki, ia tidak mencakup daftar data dalam bahasa-bahasa Timur (Orient). Meskipun dengan kekurangan yang ada, bagaimanapun, Index Islamicus tetap sangat bernilai, sebab ia mencakup setiap artikel tentang berbagai aspek studi Islam yang diterbitkan dalam berbagai bahasa Eropa antara tahun 1905 hingga 2000an. Ia tidak hanya mensurvei rangkaian yang tak terhingga dari jurnal-jurnal kesarjanaan tetapi juga festschriften dan materi-materi konferensi. Volume utama (1958) meliputi tahun 1905-1955, sementara lima tahunan suplemennya (tepatnya tahun 1956-1960 hingga tahun 1976-1980) berkaitan dengan periode setelah itu. Sejak tahun 1976, Quartely Index Islamicus juga diterbitkan, dengan indeks daftar isi dan pengarang secara tahunan.

Studi Islam pastinya tidak seluruhnya muncul baru pada tahun 1905. Abad-abad kesarjanaan Eropa yang terabaikan oleh tulisan Pearson telah disurvei oleh Wolfgang Behn dalam Index Islamicus 1665-1905, (Wolfgang Behn,1989) yang berisi 21.000 entri. Behn pada dasarnya mengikuti klasifi kasi Pearson dalam topiknya, dan dia juga mengikuti keputusan untuk menghapus beberapa buku dan monografi . Sejak tahun 1982, Behn juga menerbitkan Islamic Book Review Index tahunan, yang dalam beberapa hal merupakan suplemen bagi Quartely Index Islamicus. Di sini ia merilils daftar seluruh buku-buku yang relevan yang telah mendapat review selama tahun-tahun penerbitannya sekaligus dengan pengarangnya: Judul-judul dimasukkan berdasarkan tahun reviewnya. Proyek ini memberikan perlengkapan yang sangat menyenangkan dalam mengakses kualitas tulisan dan pengaruh kesarjanaan belakangan, dan setiap orang tentunya berharap bahwa hal itu akan terus berlanjut.

Untuk periode sebelum tahun 1905 dan buku-buku serta

Page 114: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

107

monografi yang terbit selama perang Dunia I, kita mempunyai sumber referensi melalui tulisan Gustav Pfanmuller, Handbuch der Islam Literatur (Gustav Pfanmuller, 1983).

Jangkauan tulisan Pfanmuller sangat luas sekali, mencakup geografi dan etnografi serta agama dan politik (meskipun agama memperoleh 285 halaman dari 420 halaman buku): Lebih dari itu, dia tidak hanya mendaftar judul per judul tetapi juga memberi bahasan ringkas pada bagian-bagian yang dipandang penting. Karena itu, dalam beberapa hal, karya tersebut merupakan sebuah ikhtisar orientalisme Eropa yang dekat dengan masa jayanya Orientalis tersebut – yaitu periode Noldeke, Becker, Snouck Hurgronje, Goldziher, Wellhausen, van Berchem dan Caetani – dan karena pertimbangan itu, karya ini ia masih pantas menjadi perhatian kita dalam hal referensi.

Kita akan selalu dapat memperoleh pemahaman yang baik tentang suatu bidang dari sebuah bibliografi yang terseleksi dengan baik. Sekarang ini ada sejumlah bibliografi dengan model ini. Namun, bagi sejarawan referensi yang paling baik adalah sebuah karya yang terbit pertama kali pada tahun 1943. Tulisan Jean Sauvaget Introduction a l’histoire de l’Orient musulman merupakan suatu karya yang ditulis untuk mendukung perkuliahan masa perangnya di Colege de France. Dengan ketelitiannya, kecanggihan metodologi dan kekuatan personalitasnya menjadikan tulisan tersebut sebagai teman yang sangat bermanfaat meskipun seseorang adalah sarjana yang berpengalaman. Karya tersebut oleh Claude Cahen pada tahun 1961 diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan Introduction to the History of Muslim East (Claude Cahen; 1982). Sekarang direvisi ulang dengan judul baru: Claude Cahen, Introduction a I’histoire du monde musulman medieval: vii-xv siecle (1982). Banyak nilai yang terhapus, dan data bibliografi nya selalu begitu singkat, tetapi orientasi kumpulan sejarahnya, ringkasan evaluasi item-item yang dinukil, dan komentar-komentarnya tentang metodologi diakui sangat bagus, sehingga menjadikan tulisan Sauvaget-Cahen tersebut tetap sebagai sebuah referensi yang paling efektif tentang studi sejarah Islam.

Tulisan Sauvaget-Cahen tersebut diakui sebagai referensi yang bagus, dan untuk referensi yang setingkat dengannya adalah tulisan Gustav Meiseles, Reference Literature to Arabic Studies: a Bibliografi cal Guide (1978). Survei Meiseles tersebut hanya mendaftar judul, tanpa pembahasan ataupun komentar, namun

Sumber dan Piranti Referensi dalam Membangun Karakter Studi Islam(Menelusuri Pustaka Bibliografi Barat dalam Studi Islam)

(Anisa Listiana)

Page 115: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

108

demikian ia disusun dengan penuh hati-hati dan berisi rangkaian luas karya-karya berbahasa Arab dan juga karya-karya berbahasa Eropa. Secara khusus yang berguna adalah daftar datanya yang sangat luas dari koleksi biografi berbahasa Arab (baik masa pertengahan maupun masa modern), kamus tentang segala macam hal, dan piranti penelitian bagi al-Qur’an dan Hadits. Bab-bab-nya tentang berbagai majalah (dengan singkatan-singkatan yang sesuai) juga sangat baik sekali. Yang kurang sesuai adalah bagian laporannya tentang sejarah, geografi dan seni yang terlihat sedikit berlebihan dan semena-mena.

Untuk melengkapi sumber referensi dari tulisan Meiseles tersebut adalah Arab Islamic Bibliography, (Diana Grimwood-Jones, Derek Hopwood dan J.D. Pearson, 1980). Karya ini menampilkan kerja ulang dari Giuseppe Gabrieli, Manuale di bibliografi a musulmana; ia tidak melakukan survei aspek yang substantif dari sejarah Islam, tetapi cukup hanya memberikan garis-garis besar perlengkapan referensi, sumber-sumber data dan kajian wilayah Islam Timur Tengah. Untuk pembahasan tentang Iran (termasuk periodenya sebelum Islam), pemandu referensi yang paling bermanfaat adalah Bibliographical Guide to Iran, diedit oleh L.P. Elwell-Sutton, yang secara gamblang disiapkan sebagai volume pendamping bagi Arab Islamic Bibliography. Ia meliputi seluruh lapangan studi tentang Iran, menyampaikannya secara ringkas, namun demikian ia memberikan komentar yang tajam pada persoalan yang umum dan judul-judul yang spesifi k.

Kumpulan bibliografi tertentu berusaha mengkodifi kasikan bibliografi -bibliografi masa lalu, tetapi mereka masih kurang mampu memenuhi publikasi sekarang. Selama beberapa tahun fungsi ini dijalankan dengan baik oleh Abstracta Islamica (P. Geuthner,1989), sebuah survei tahunan tentang monografi , penerbitan teks dan artikel-artikel utama dalam seluruh lapangan studi Islam. Abstracta Islamica diterbitkan sebagai bagian dari Revue des etudes islamiques, yang normalnya ia sebagai jilidan yang terpisah. Bahasannya sangat luas, meskipun demikian ia selektif, dan berbeda dengan index Islamicus ia memasukkan karya-karya kesarjanaan dalam bahasa Arab, Turki dan Persi. Entri-entri biasanya mencakup sebuah ikhtisar kritis yang ringkas. Abstracta Islamica akan menjadi sangat berguna jika ia diterbitkan secara reguler, tetapi penundaan yang sangat panjang tidak menguntungkan kondisi yang ada. Peranannya dalam beberapa tingkat

Page 116: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

109

kemudian diisi oleh Bulletin Critique of Annales Islamologiques yang mengagumkan, terbit pertama kali dalam XX Volume (Sejak tahun 1986 ia dicetak dan dibatasi secara terpisah). Tujuan dari Bulletin Critique adalah untuk menampilkan review panjang yang sempurna tentang seluruh publikasi utama dalam studi Islam : Bahasa dan literature Arab, agama dan fi lsafat, sejarah, sejarah ilmu-ilmu alam, seni arkeologi. Begitu jauh, paling tidak, ia telah menempati janjinya.

Sejak Annales Islamologiques diterbitkan oleh Institut Francais d’ Archeologie Orientale di Kairo, tulisannya hampir selalu mengabaikan topik-topik tentang Turki dan Iran. Karena itu ia memerlukan bantuan referensi lain, diantaranya Turkologischer Anzeiger, terbit sebagai suplemen tahunan (meskipun dibatasi dan diberi halaman-halaman secara terpisah), memberikan survei yang teliti tentang seluruh aspek kajian tentang Turki. Pastinya, ia tidak berisi sebuah abstraksi ataupun kritik terhadap karya-karya yang terdaftar, dan hanya meliputi Anatolia dan Balkan.

Asia Tengah dan Iran masa lalu keduanya mempunyai pengaruh yang luar biasa terhadap evolusi peradaban Islam, tetapi dua wilayah tersebut jatuh di luar kemampuan mayoritas Islamisis, karenanya sangat sulit untuk mengkontrolnya melalui referensi terpercaya. Dua judul ini barangkali akan sangat membantu:o J. D. Pearson (editor), A Bibliography of Pre-Islamic Persia (J. D.

Pearson; 1975) o Denis Sinor, Introduction a l’ etude de ‘l Eurasie Central (Denis

Sinor; 1983)Survei Pearson tersusun dengan begitu bagus namun cukup

hanya mendaftar judul-judul tanpa memberi komentar dengan lebih dalam. Sedang Karya Sinor merupakan esei bibliografi yang dalam beberapa hal menyerupai susunan Sauvaget-Cahen.

Disertasi doktor yang tidak diterbitkan, meskipun terkadang sulit dipahami, menyediakan sumber referensi yang kaya akan data-data baru tentang Studi Islam. Hanya karena beberapa pertimbangan dari disertasi-disertasi yang paling baik dalam lapangan Islam tidak pernah diterbitkan. Contoh referensi standar yang tepat untuk sebuah Tesis adalah Dissertation Abstracts. Ia disusun dengan jelas dan terpercaya yang terdiri dari tiga serial volume oleh George D. Selim:1. American Doctoral Dissertations on the Arab World 1883-1974

Sumber dan Piranti Referensi dalam Membangun Karakter Studi Islam(Menelusuri Pustaka Bibliografi Barat dalam Studi Islam)

(Anisa Listiana)

Page 117: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

110

2. American Doctoral Dissertations on the Arab World, 1975-1981 (1983)

3. American Doctoral Dissertations on the Arab World: Suplement, August 1981-December 1987 (1989)

Pada tahun 1982 Association Fracaise des Arabissants menerbitkan Dix ans de recherché universitaire francaise sur le monde arabe et islamique de 1968-9 a’ 1979, yang mendaftar lebih dari 6000 thesis ( theses d’ etat) yang dikerjakan ataupun disuguhkan selama periode tersebut.

Sebuah listing data komperhensif dan reguler tentang teks Islam yang diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa adalah tulisan Margaret Anderson, Arabic Materials in English Translation; a Bibliography of Works from the Pre-Islamic Periode to 1977. (Margaret Anderson, 1988). Tulisan ini memasukkan lebih dari 1600 judul dengan komentar-komentar yang ringkas. Sebuah studi baru barangkali jauh dari yang terbaik dalam bahasan utamanya, namun paling tidak ia mampu mencerminkan wilayah literatur yang ada utamanya tentang hukum Islam, misalnya, adalah yang disediakan oleh Joseph Schacht dalam Introduction to Islamic Law.

Secara umum, saya meyakini bahwa penelitian hendaknya mulai dengan referensi-referensi yang disebut dalam artikel-artikel dan monografi belakangan. Dengan cara ini, bacaan seseorang akan dibimbing oleh perkembangan pengetahuan dari persoalan tersebut. Hanya ketika garis-garis ilmiah telah digali maka itu harus dipahami ia telah menjalankan sebuah survei sistematis terhadap piranti-piranti bibliografi , dengan tujuan menyempurnakan dan mengoreksi kumpulan judul-judul yang sudah tersusun.

3. BahasaMeskipun bahasa membuat minder orang yang mengkaji dunia

Islam masa pertengahan, sumber referensi terbesar ternyata hanya tersimpan dalam tiga bahasa, yaitu: Arab, Persi dan Turki. Diantara tata bahasa dan kamus-kamus yang melimpah dari bahasa ini, akan dicoba diidentifi kasi secara khusus yang bermanfaat bagi sejarawan sosial ataupun politik dalam kajian studi Islam.

Handbuch der Orientalistik, editor Bertold Spuler (disingkat HO; 1952 – hingga sekarang ini) (bagian I) menyediakan deskripsi

Page 118: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

111

ringkas tentang bahasa dalam konteks wilayah famili linguistik dan survei literature: Untuk bahasa Arab terdapat pada volume III, bagian 3; untuk bahasa Persi, volume IV, bagian 1-2; dan untuk bahasa Turki, volume V, bagian 1. Tambahan lagi ada tiga kumpulan karya besar yang dipersembahkan dalam bahasa Arab, Iran dan Turki yaitu:1. Grundriss der Arabischen Philologie, vol. I, Sprachwissenschaft,

diedit oleh Wolfdietrich Fischer (1982); vol. II, Literaturwissenschaft, diedit oleh Helmut Gatje (1987).

2. Grundriss der Iranischen Philologie, diedit oleh Wilheim Geiger dan Ernest Kuhn: vol. I, Sprachgeschichte (1896); Vol. II, Literatur, Geschichte und Kultur (1904).

3. Philologiae Turcicae Fundamenta (2 volume, 1959 -dalam pengembangan)

Dari tiga karya tersebut, Grundriss der Iranischen Philologie adalah yang mempunyai skala yang paling besar. Meskipun secara tahun ia adalah kuno, namun kontribusinya tetap menunjukkan nilai keaslian dan penjelasan yang sulit untuk ditandingi karya sekarang. Fundamenta pengerjaannya dimulai oleh Jean Deny dan di bawah pengawasan sebuah komite editorial yang terkenal, menyajikan kajian bahasa yang sangat bagus: Volume I (1959) adalah survei tentang bahasa Turki; sedangkan volume II (1965) dicurahkan untuk literature bahasa yang lain. Volume III tentang sejarah, meskipun sudah diwacanakan selama beberapa tahun, namun hingga kini hanya sebuah jilid kecil yang muncul. Grundriss der Arabischen Philologie pastinya lebih modern menurut zamannya dan sangat koperhenshif. Dengan derajat yang lebih besar dibanding karya-karya berbahasa Iran dan Turki, ia mewakili sebuah ikhtisar kesarjanaan yang bermanfaat bagi bidang yang lain selain studi Islam. Bahkan lebih dari itu, ia karya yang baik untuk memulai banyak kajian studi Islam.

Bahasa Arab bukan hanya bahasa pertama Islam, tetapi juga satu-satunya bahasa yang menghasilkan jumlah teks yang jauh lebih besar selama berperiode-periode. Bahasa Arab terdapat dalam banyak ragam, namun untuk tujuan studi Islam bentuk paling penting adalah satu yang disebut bahasa Arab klasik – bahasa al-Qur’an, Hadist dan puisi-puisi lama – yang juga mempunyai kerangka tata bahasa dan kamus untuk penggunaannya secara formal (baik dalam bentuk tulisan maupun lisan) hingga sekarang ini. Bahkan pada abad ke 3 H / 9 M, ada keistemawaan dalam penggunaannya yang tidak sesuai

Sumber dan Piranti Referensi dalam Membangun Karakter Studi Islam(Menelusuri Pustaka Bibliografi Barat dalam Studi Islam)

(Anisa Listiana)

Page 119: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

112

dengan ketentuan klasiknya. Pada penulisan sejarah abad ke-7 H/13 M dan abad belakangan, pengkaji bahasa Arab dihadapkan dengan pertumbuhan sejumlah elemen yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga, tuntutan praktek administrasi, perdagangan dan pergaulan hidup sehari- hari menyebabkan adanya penciptaan banyak istilah yang tidak terdapat pada teks-teks klasik.

Sejak tata bahasa dan kamus bahasa Arab masa pertengahan ditetapkan berdasar pada kaidah tertentu, para sarjana modern dalam lapangan studi islam selalu menghadapi kesukaran dan tetap membutuhkan bantuan referensi lain.

Kamus-kamus bahasa Arab klasik tulisan G.F.W. Freytag, Lexicon Arabicolatinum (4 volume, 1830-1837) dan Albert de Biberstein-Kazimirski, Dictionaire Arabe Francais ( 4 volume, 1860) merupakan tulisan yang terpercaya, meskipun keduanya terlihat kuno untuk ukuran sekarang. Defi nisi-defi nisi yang diberikan Freytag terutama diambil dari dua buah kamus masa pertengahan yang prestisius namun ringkas, yaitu dari al-Jawhari dan al-Firuzabadi. Biberstein-Kazimirski sayangnya tidak menyebut sumber-sumbernya dan juga menyatakan metodenya; ia hanya merangkum bahasa Arab klasik dan bahkan juga beberapa istilah sehari-hari dari al-Maghribi serta defi nisi-defi nisinya. Prestasi mengagumkan tercetus melalui tulisan Hans Wehr, Dictionary of Modern Written Arabic (edisi pertama berbahasa Inggris, 1961; edisi ke-empat, direvisi dan banyak diperluas, 1979) adalah sangat berguna bagi teks-teks masa pertengahan meskipun fokusnya pada tulisan-tulisan abad 20.

Karya besar lain dalam lapangan ini adalah E.W. Lane, An Arabic-English Lexicon (8 volume, 1863-1893), sebuah karya perbandingan dan terjemahan yang seksama dari sumber-sumber besar kamus bahasa Arab masa pertengahan. Tulisan Lane adalah sangat penting dalam studi Islam, namun ia menampilkan tiga persoalan serius: (1) ia tidak menafsirkan teks secara langsung, tetapi hanya mengulang data yang ada dari kamus masa pertengahan, (2) mengenai sumber-sumbernya, ia jarang sekali mengutip makna-makna pokok klasiknya, meskipun jumlah terbesar dari sumber studi Islam adalah dari masa klasik; (3) pengarangnya belum menyelesaikan karyanya tersebut saat meninggalnya, sehingga delapan huruf mulai dari qaf hingga ya’ disuguhkan hanya dengan catatan-catatan yang terpencar-pencar. Tulisan E.W. Lane, An Arabic-English Lexicon (8 volume, 1863-

Page 120: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

113

1893) disempurnakan dengan pengantar yang baik lewat tulisan John A. Baywood, Arabic Lexiography: Its History and its Place in the General History of Lexiography (1960; edisi kedua tahun 1965).

Kamus standar untuk bahasa Arab dalam studi Islam masa pertengahan adalah Woterbuch der Klassischen Arabischen Sprache (diringkas WKAS: 1957 - masih dalam pengembangan), diterbitkan oleh Deutsche Morgenlandische Geselishchaft di bawah pimpinan editor Manfred Ullmann. WKAS didasarkan atas penafsiran langsung rangkaian besar dari teks yang ditulis hingga tahun 1500 M, dan ia tidak hanya memberikan defi nisi (baik dalam bahasa Jerman maupun Inggris), tetapi juga kutipan tekstual yang ringkas. Ia ditulis dengan seksama.

Sebuah tulisan yang memulai dari huruf alpabet akhir yang lain adalah, Dictionary arabe-francais-anglais (4 volume) Dimulai oleh Regis Blachere dan diteruskan oleh koleganya di Paris, karya ini juga didasarkan pada penafsiran teks secara langsung (baik masa pertengahan maupun modern) meskipun perhatian judul-judulnya lebih terbatas dari pada WKAS dan hanya memberi sedikit tambahan atas apa yang sudah ada.

Piranti kamus yang sangat berguna untuk studi Islam adalah tulisan R.P.A. Dozy, Supplement aux dictionaries arabes (2 volume, 1881; dicetak ulang pada tahun 1927, 1960). Dozy menghapus defi nisi-defi nisi klasik yang diberikan dalam karya Lane dan Freytag, dan membatasi entri-entrinya pada istilah-istilah dan penggunaan non-klasik. Dia memberi penafsiran beragam teks yang luar biasa banyaknya, namun semenjak teks-teks yang besar ini dituangkan dalam bahasa Spanyol dan Maroko, defi nisi tidak selalu cocok dengan tulisan-tulisan dari daerah asalnya Nil hingga Oxus (Timur Tengah).

Dalam terjemahannya yang sangat bagus atas tulisan al-Maghrizi Kitab al-suluk li-ma’rifat duwal al-mulk (Histoire des Sultans mamelouke , 2 vol. , 1845), E. Quatremere memberikan serial kamus catatan kaki yang luas, yang dapat dicari melalui indeks istilah teknis pada akhir volume II. Meskipun kondisinya tua, tulisan ini merupakan referensi yang penting untuk memecahkan terminologi administrasi dan militer jaman Mamluk. Ada beberapa glosari yang bagus yang disiapkan oleh M.J de Goeje untuk studi Islam:a. Annales quos script….al-Tabari (15 volume), volume XIV,

Introductio, Glossarius, Addendac et Emendenda, h.ci – dlxxii.

Sumber dan Piranti Referensi dalam Membangun Karakter Studi Islam(Menelusuri Pustaka Bibliografi Barat dalam Studi Islam)

(Anisa Listiana)

Page 121: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

114

b. Bibliotheca Geographorum Arabicorum ( 8 volume); volume IV, Indices, Glossarium, Addenda et Emendanda ad Partes I-III, h. 175-380.

Glosari tersebut menggunakan bahasa Latin sehingga bagi beberapa pembaca ia terlihat sulit untuk bisa dipahami dibanding bahasa Arab Klasik.

Mekipun bahasa Turki dan Persi merupakan dua bahasa yang datang dari dua rumpun keluarga bahasa yang seluruhnya berbeda, mereka mempunyai pengaruh yang besar terhadap satu sama yang lainnya. Sebelum reformasi bahasa abad 20, sekitar 70 persen kamus berbahasa Turki diperkirakan asli bahasa Persi - Arab, dan gaya bicara orang-orang yang terpelajar penuh dengan struktur tata bahasa Persi. Begitu juga, sejak abad 6 H/12 M ke depan, bahasa Persi menyerap ungkapan-ungkapan dari bahasa Turki dalam kuantitas yang besar, khususnya di wilayah kehidupan kependetaan suku dan instansi administrasi militer.

Keadaan saling mempengaruhi diantara dua bahasa ini secara pasti dapat dikaji melalui karya Gerhard Defer, Turkische und Mongolische Elemente in Neupersischen (4 volume), volume I membahas kata-kata dan ungkapan-ungkapan bahasa Mongol asli, volume II - III mengenai bagian-bagian dari bahasa Turki: Isi dalam dua bagian tersebut disusun sesuai dengan aturan alpabet Arab.

Sebutan “Turkish” sebenarnya mewakili seluruh rumpun keluarga bahasa dan dialek-dialek yang beberapa diantaranya digunakan dalam dunia Islam, sejak abad 11 M ke depan. Karena alasan ini, sebuah kamus perbandingan sejarah yang baik dari kelompok bahasa Turki sangatlah berguna bagi studi Islam, yaitu: 1. Wilhelm Radloff, Versuch EInes wortebuchs der Turk-Dialekte

(4 volume,). Ia adalah sebuah esei leksiografi perbandingan, kompilasi Radloff ini berdasarkan survei terhadap bahasa Turki yang masih hidup. Setiap entrinya dikepalai oleh sebuah kata dasar, yang ditranslasikan ke dalam bentuk karakter ‘Cyrillic”; kata dasar ini kemudian diikuti dengan defi nisi dalam bahasa Rusia dan Jerman untuk setiap bahasa Turki yang digunakan ataupun yang benar-benar dengan jelas merupakan kerabat bahasa Turki tersebut.

2. Sir Gerard Clauson, Art Etymological Dictionary of Pre-Thirteennth Century Turkish (1972). Clauson menyusun entri-

Page 122: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

115

entrinya menurut ‘akar bahasa’ yang telah disusun ulang, dan sajian ini menjadikan kamusnya dalam beberapa hal sulit untuk digunakan. Di sisi lain, tulisan tersebut berdasarkan survei yang sangat luas dari teks-teks berbahasa Turki kuno (referensi-referensi yang tepat diberikan untuk setiap entri) dan berdasarkan periodenya berusaha menempatkan seluruh dialek-dialek Turki dalam sebuah kerangka kerja komparasi. Karena itu ia tetap menjadi sumber yang begitu berguna untuk berhubungan dengan paruh awal masuknya bahasa Turki ke dalam dunia Islam

Kita pada akhirnya akan menemukan sebuah buku yang merupakan sebuah piranti penelitian yang tidak ternilai dan sebagai salah satu peninggalan besar kesarjanaan Islam masa pertengahan yaitu Diwan Lughat al-Turk karya Mahmud al-Kashghari, sebuah kamus Turki-Arab yang disusun di Baghdad pada akhir abad sebelas Masehi oleh seorang Turki ternama dari daerah Kashghar (Sinkiang/Xinjiang). Tulisan ini memfokuskan diri pada dialek Qorluq yang digunakan oleh dinasti Kara-Khanid di Transoxiana, namun ia juga melibatkan data dari dua kelompok lain yang mempunyai peran penting dalam sejarah Islam –Ghuzz/Oguz (etnis asal bani Seljuk dan negara Utsmani) dan Kipcak (elit politik-militer pada pemerintahan Mamluk awal). Meskipun Kashghari menyajikan defi nisinya dalam bahasa Arab, dia mengutip sajak dan peribahasa-peribahasa Turki yang kaya untuk mendukung tulisannya tersebut. Dalam hal ini, ia tidak semata-mata hanya menciptakan sebuah kamus, namun lebih sebagai antologi (bunga rampai) puisi-puisi dan cerita rakyat Turki lama. Kompilasinya tidak mudah digunakan, sebab dia mencoba menyesuaikan bahasa Turki ke dalam kerangka morfologi dan leksiografi Arab yang kaku. Karena itu, kata-katanya disusun berdasar ‘akar kata’ (sebuah istilah yang sukar dipahami dalam bahasa Turki) dan dalam aturan ritmenya –misalnya menurut bentuk akhir kata dari pada huruf awal kata. Namun Diwan Lughat al-Turk menuntut banyak waktu dan kesabaran untuk menggunakannya. Ada tiga versi cetakan yang sesuai sekarang ini:1. Yang dicetak dalam bahasa Arab: Editor Kilisli Mu’allim Rif’at

Bilge (3 volume).2. Dalam bentuk terjemahan bahasa Turki modern dengan jiplakan

dari teks Arabnya; editor dan penerjemah Besim Atalay (6 volume). Volume I-III, terjemahan; volume IV-teks jiplakan; volume V-VI

Sumber dan Piranti Referensi dalam Membangun Karakter Studi Islam(Menelusuri Pustaka Bibliografi Barat dalam Studi Islam)

(Anisa Listiana)

Page 123: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

116

adalah indeks)3. Dalam bentuk terjemahan bahasa Inggris yang kritis, Compendium

of the Turkic Dialects, oleh Robert Dankoff dan James Kelly (2 volume).

Diantara tiga hal tersebut, tulisan Dankoff-Kelly, dengan pengantar yang panjang dan pendahuluan yang sangat dalam, adalah versi yang paling terpercaya. Bagian-bagian teks Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, sementara elemen Turki ditinggalkan dalam bahasa aslinya, namun secara ilmiah ditransliterasikan ke dalam karakter Romawi.

4. Geografi Dan Topografi Hingga saat sekarang ini, para sarjana dalam lapangan studi

Islam harus menghadapi kekurangan buku-buku peta penelitian yang baik. Namun demikian situasinya sudah mulai membaik, meskipun hal itu tentunya membutuhkan waktu beberapa tahun (dan bahkan beberapa dekade).

Buku peta untuk studi Islam yang bisa dirujuk dapat dimulai dari Tubinger Atlas des Vorderen Orients (disingkat TAVO), yang dipersiapkan di bawah pengawasan Universitas Tubingen. Peta pertama diterbitkan pada tahun 1977, dan menurut perhitungan akhir lembarannya akan melampaui 380 lembar. Peta-peta tersebut, yang diterbitkan dengan tidak dijilid dalam sepuluh set buku (Lieferungen) , adalah berukuran besar (72 cm X 50 cm) dan merupakan suatu produksi yang luar biasa. Mereka tidak hanya berhubungan dengan geografi fi sik dan politik, namun juga berkaitan dengan demografi , ekonomi, budaya dan lain sebagainya, dan mencakup daerah-daerah mulai dari masa pra-sejarah hingga saat sekarang ini. Gambaran berikut akan memberikan beberapa gambaran tentang cakupan tulisannya: o A. VIII 2: Middle East-Population Distribution (Distribusi

penduduk Timur Tengah).o A. VIII 3: Middle East-Population Density (Kepadatan Penduduk

Timur Tengah).o A. VIII 7 : Lebanon-Religiono A. IX 9.4: Esfahan/Esfahan Bazar.o A. X 12: Pastoral Migration Systems-Examples (Zagros, Religion,

Iran) .

Page 124: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

117

o B. VII 3: The Islamic Empire under ‘Abdal Malik (685-705)o B. VIII 16 hingga B. VIII 18: The Islamic Law School.

Sebagai tambahan terhadap peta-peta tersebut, TAVO menerbitkan serial Beihefte, monografi penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan dokumentasi yang segar bagi topik-topik dimana hasil penelitian yang sudah ada tidak memberikan kartografi (peta penelitian) yang terpercaya. Yang harus dicermati adalah peta-peta tersebut diterbitkan dalam dua seri; A (Geografi ) dan B (sejarah). Beihefte disusun secara seri A dan B, namun sekarang ini disusun dengan divisi yang ditentukan berdasarkan pokok persoalannya, Reihe A, Naturwissenschaften, dan Reihe B, Geisteswissenschaften.

Meskipun dapat dikatakan tak ada yang menandingi cakupan dan ketelitian ilmiah TAVO sebagai referensi seorang yang terjun dalam lapangan studi Islam, beberapa referensi kartografi yang lain patut mendapat juga perhatian. EI² telah menerbitkan An Historical Atlas of Islam (Peta-peta Sejarah Islam), editor W.B. Brice. Cetakan ini adalah sebuah karya dalam ukuran kertas polio, dicetak dengan sangat menawan, dengan sejumlah peta yang tidak biasa (misalnya – kumpulan - kumpulan peta yang terkenal bagi para ahli geografi masa pertengahan Islam, evolusi politik Spanyol dan Anatolia) dan sebuah kamus ilmu bumi yang bagus. Hanya yang perlu catat, evolusi politik Iran dan daerah bulan sabit yang subur disinggung hanya dalam konteksnya yang paling umum, yang seluruhnya tidak memadai bagi kebutuhan penelitian sarjana studi Islam; pembatas - pembatasnya (titik - titik peta dalam tinta merah pada daerah yang agak abu-abu) selalu sulit untuk dipahami; dan hanya ada sedikit topik-topik tentang budaya, ekonomi dan etnografi . Sebuah karya baru adalah tulisan Georgette Cormi, Atlas du monde arabo-Islamique a’ I’ epogue classique (ix2-x2 siecle) (1985), yang berusaha menganalisis dan menyimpan data yang diberikan oleh para ahli geografi muslim pertengahan. Ia terdiri dari 20 peta yang dapat dilipat, ditambah sebuah majalah kunci untuk sumber-sumber data Arab dan referensi-referensi modern terpilih. Terakhir, dua buah atlas tua yang sangat berguna adalah karya Roolvink, dkk., Historical Atlas of the Muslim People. Ia disusun dalam bentuk besar, dengan fokus perhatian pada India dan Asia Tenggara, juga sebagian Timur Tengah; ia sangat selektif dan dengan cetakan yang sangat menarik. Sayangnya ia tidak mempunyai indeks. Yang kedua adalah tulisan H.W. Hazard, Atlas of Islamic History , sebuah karya yang timpang karena skema abad demi

Sumber dan Piranti Referensi dalam Membangun Karakter Studi Islam(Menelusuri Pustaka Bibliografi Barat dalam Studi Islam)

(Anisa Listiana)

Page 125: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

118

abadnya kaku dan membatasi dirinya hanya pada topik-topik tentang politik, meskipun demikian indeksnya sangat memadai.

TAVO hanya berkaitan dengan daerah dari Nil hingga Oxus. Selain TAVO sebuah proyek kartografi kedua (juga dikerjakan dalam bahasa Jerman dan diproduksi secara besar) diusahakan untuk mengatasi kebutuhan yang berkaitan dengan daerah Afrika Utara dan negara Sudan, Afrika-Kartenwerk, editor J.H. Schultze dan lainnya. Koleksi ini berhubungan dengan geografi fi sik dan topik-topik kontemporer, namun ia sangat penting bagi sejarawan tentang Islam jaman pertengahan.

Pada prinsipnya daerah India dan Pakistan terletak diluar dari cakupan buku-buku yang ada tersebut. Namun ada 2 daerah yang hendaknya terpotret dan penting bagi studi Islam, Sind dan Punjab. Bukan semata-mata karena pertimbangan dekatnya dengan Iran namun karena interaksinya yang terus - menerus dan konstan (secara budaya, politik, ekonomi) diantara daerah ini sejak periode pertengahan. Ada referensi utama untuk peta anak Benua India yaitu karya Joseph E. Schwartzberg (editor), A Historical Atlas of South Asia. (Schwartzberg; 1987).

Namun ia cenderung memetakan geografi budaya dan ekonomi akhir abad 19 dan abad 20 hanya saja nilai atlas Schwartzberg terutama dipertinggi oleh penjelasan yang luas teks-teks dan bibliografi nya.

Sebuah kamus sejarah ilmu bumi yang bagus merupakan alat penelitian yang nilai pentingnya sama dengan atlas. Belum ada karya yang luas semacam ini hingga sekarang, ataupun yang sedang dalam pengerjaan, untuk daerah-daerah pusat Islam secara menyeluruh. Meskipun demikian, hal itu tidak berarti tanpa sumber data. Teks tunggal yang sangata bernilai adalah Mu’jam al-Buldan, disusun pada abad ke-7 H/13 M oleh seorang penganjur berfi kiran bebas Ya’qut b. ‘Abdallah al-Hamawi. Ya’qut telah melakukan perjalanan yang luas ke seluruh daerah Islam timur, dan pada akhirnya dia membenamkan dirinya dengan literature geografi Arab yang besar dari masa pertengahan. Sehingga kemudian dia mampu memberikan kepada kita sebuah ikhtisar yang terpercaya tentang segala sesuatu yang terkenal pada masanya, seperti tentang daerah dan kota dunia Islam. Nama-nama tempat dimasukkan sesuai dengan aturan alpabet yang sederhana, dengan ringkasan- ataupun dengan keterangan yang luas dari teks-teks yang lama. Meskipun karya Ya’qut adalah komperhensif

Page 126: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

119

dan mudah digunakan, namun ia tidak membuat perbedaan antara data kontemporer dan murni data kuno. Ada dua versi cetakan dari karyanya tersebut:1. Jacut’s Geographisches Worterbuch, editor F. Wustenfeld (6

volume, 1866-1873).2. Mu’jam al-Buldan (5 volume-Beirut, 1955-1957)

Untuk abad ke - 3 H/9 M dan abad ke 4 H/10 M, informasi Ya’qut dapat ditambah dan dibuktikan melalui karya Ibn Khurdadhbeh, Ibn al-Faqih, Ibn Rusta, al-Ya’qubi, al-Istakhri, Ibn Hawqal dan Muqaddasi, yang dikoleksikan dalam Bibliotheca Geographorum Arabicorum (8 volume: disingkat BGA). Pada abad ke 6 H/9 M, sebuah ikhtisar yang berguna tentang pengetahuan yang sudah ada (dengan beberapa elemen asli mengenai orang muslim Barat dan Eropa) telah ditulis oleh Sicilian al-Idrisi, Nuzhat al-Mustaq fi Ikhtiraq al-Afaq (al-Idrisi; 1984) editor G. Cerulli dan kawan-kawan dengan Opus Geographicum (diterbitkan dalam 9 jilid). Sementara itu ada terjemahan parsial yang bagus yang dikerjakan oleh M.J. de Goeje dan R.P.A. Docy, Description de’l Afrique et de l’Espagne par Edrisi dan oleh S. Maqbul Ahmad, India and the Neighboring Territories (S. Maqbul Ahmad; 1980). Para penulis ini, seperti Ya’qut, tidak melakukan perbedaan tertentu terhadap informasi yang usang sehingga menjadikannya sulit dipergunakan. Sebuah karya pertama berbahasa Persi, dengan tanpa disebut nama pengarangnya Hudud al’alam, akan sangat membantu terutama bagi Asia Tengah dibanding komentar yang baik sekali yang ditambahkan oleh Minorsky dengan terjemahannya, The Regions of the World a Persian Geography 372 A.H. – 982 A.D. (1937).

Bagi daerah bulan sabit yang subur, Arabia dan Iran, data para ahli geografi pertengahan diringkas dalam dua buku tua oleh Guyle Strange: Palestine under the Moslem, dan The Lands of Eastern Caliphate (Guyle Strange, 1979) – keduanya beberapa kali dicetak ulang. Tentang Iran, kompilasi yang engkap adalah karya Paul Schwarz, Iran im Mitter latter den Arabischen Geographen ( 9 volume). Namun ada yang jauh lebih ringkas dan enak adalah sebuah sintesa klasik oleh W. Barthold, An Historical Geography of Iran, (Barthold;1997), penerjemah Suat Soucet penuh dengan pengetahuan biasa dan intelegensi kritis pengarangnya. Untuk wilayah Syria, lihat survei lengkap Rene Dussaud, Topographie Historique de la Syrie

Sumber dan Piranti Referensi dalam Membangun Karakter Studi Islam(Menelusuri Pustaka Bibliografi Barat dalam Studi Islam)

(Anisa Listiana)

Page 127: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

120

Antique et Medievale, (Rene Dussaud, 1967). Karya ini berdasar pada teks-teks Yunani, Latin dan Arab yang seksama, juga pengetahuan langsung yang baik tentang suatu daerah, tetapi fokusnya adalah pada identifi kasi toponim (ilmu tentang nama-nama tempat) dari pada isu-isu luar tentang sejarah geografi .

Diantara piranti-piranti penelitian modern dalam studi Islam, EI² mempunyai artikel untuk tempat-tempat yang agak kabur, tetapi artikel-artikel ini berselang-seling dalam karakternya, beberapa darinya adalah benar - benar lebih dari sekedar sketsa tentang datang dan perginya para penakluk pengganti, sementara yang lain – khususnya kontribusi - kontribusi yang lebih kini – adalah potongan-potongan yang bagus tentang geografi budaya dan sejarah. Dua buah survei tentang Afganistan dan Iran yang disusun oleh Ludwig W Adamec mempunyai judul yang menjajikan meskipun nilainya terbatas pada isu-isu jaman pertengahan. Survei ini esensinya mencetak ulang kamus ilmu bumi rahasia yang disiapkan untuk staf pimpinan kerajaan Inggris di India antara tahun 1871 dan tahun 1928. Karya ini memberikan survei peta – peta, sensus penduduk Iran, PRO dan dokumen-dokumen resmi pemerintah India, dan sebagainya. Volumenya menggambarkan pengetahuan orang Inggris tentang kondisi sekitar tahun 1900. Setiap entri (baik dalam bentuk Romawi maupun Arab) diberi kunci untuk berhubungan dengan serangkaian peta-peta yang ditempatkan pada akhir volume:1. Historical and Political Gazetter of Afghanistan (6 volume).2. Historical Gazetteer of Iran , volume I: Teheran and Northwestern

Iran, volume II: Meshed and Northeastern Iran. Volume IV: Zahidan and Southeastern Iran. (Volume III akan meliputi Khuzistan dan Fars).

5. Kronologi Dan GeneologiMenentukan tanggal dan mengurutkan kejadian-kejadian dalam

sejarah Islam biasanya adalah sebuah tugas yang begitu menjemukan. Hal ini kurang lebih karena banyaknya celah-celah dalam informasi dari pada banyaknya kalender yang berbeda yang dihadapi. Yang paling penting dari semua itu tentunya kalender hijriyah, yang ditetapkan pada masa Khalifah Umar. Kalender ini secara umum jelas, konsisten dan mudah digunakan. Meskipun demikian, tanggal-tanggal Julian/Gregorian dapat dikonversikan, hanya saja kesimpulannya tidak selalu benar oleh rumus matematika. Lebih-lebih, penggunaan penglihatan / rukyah dalam hijriyah juga menjadi pertimbangan, tentu beda satu

Page 128: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

121

atau dua hari akan mempengaruhi teks yang paling akurat dan tepat.Ada banyak tabel konversi yang dapat membantu untuk studi

Islam. Bentuk hasil tabel yang paling teliti yaitu F. Wiistenfeld dan E Mahler, Vergleichungs-Tabellen zur muslimischen und iranischen Zeitrechnung (edisi ketiga, direvisi oleh J. Maryr dan B. Spuler). Tabel ini menyediakan bentuk tabel bulan perbulan hingga tahun 1500 H/2076 M. Namun di sini tetap memerlukan tabel pembanding untuk mengoreksi penyesuaian yang dilakukan dari tabel tersebut. Diantara karya yang dapat dirujuk adalah tulisan W.B. Stevenson, The Crusaders in the East , Lampiran A,” The Chronology of the Arabic Historian,” halaman 356-361. (W.B. Stevenson; 1987)

Meskipun dapat dikatakan kurang rinci namun dengan penampilan yang terpercaya adalah tulisan G.S. P. Freeman – Grenville, The Muslim and Christian Calender, yang juga membahas aturan penalaran dua system penanggalan dan menjelaskan bagaimana menghitung konversi diantara keduanya.

Orang muslim jaman pertengahan tentunya tidak puas hanya dengan satu buah kalender saja. Administrasi keuangan yang kisarannya didasarkan pada pajak hasil pertanian, biasanya bertumpu pada kalender matahari, yang beragam dalam beberapa seginya sesuai praktek lama daerah - daerah tertentu. Iran, Syria, Mesir semuanya mempunyai sistem penanggalan sendiri. Tulisan Luckily Wulstenfeld - Mahler berisi banyak dari hal ini (termasuk daerah-daerah Kristen timur). Informasi umum yang bermanfaat, meskipun bukan tabel yang rinci, dapat juga diperoleh dari tulisan Adolf Grohmann, Arabischen Chronologie (HO, jilid II). (Adolf Grohmann, 1966).

Sejumlah kalender yang digunakan dikalangan orang Kristen dapat dikaji melalui tulisan V. Grumel, La chronologie (volume I dari Traite’ d’etudes byzantins, editor Paul Lemerle), yang juga memasukkan tabel Julian/Hijriyah dan daftar yang rinci para pemimpin dinasti-dinasti Islam yang sesuai dengan sejarah Byzantium, bagi para sarjana yang menggunakan sumber-sumber Kristen, maka tulisan Grumel adalah sebuah piranti yang esensial.

Karya-karya berbahasa Persi tertentu yang ditulis setelah invansi Mongol pada pertengahan abad 7 H/13 M menggunakan kalender buatan orang Turki dengan berdasar pada migrasi musiman diantara musim panas dan musim gugur, daerah padang rumput. Yang terkadang terjadi, referensi studi Islam menghadapi teks - teks yang

Sumber dan Piranti Referensi dalam Membangun Karakter Studi Islam(Menelusuri Pustaka Bibliografi Barat dalam Studi Islam)

(Anisa Listiana)

Page 129: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

122

menggunakan kalender Mongol, yang didasarkan pada peredaran dua belas tahunan dengan diberi nama hewan pada bagian belakangnya. Persoalan-persoalan ini disurvei dalam tulisan H. Taiqzadeh,” Varius Eras and Calender Used in the Countries of Islam,”( Taiqzadeh; 1937-1939/ 1940-1942).

Apapun persoalan yang disebabkan oleh penanggalan, sarjana dalam bidang studi Islam hampir tidak pernah dihadapkan dengan penanggalan yang muncul oleh pergantian suku - suku dan dinasti - dinasti yang menghiasi seluruh abad kesembilan dari sejarah Islam masa pertengahan. Karya bagus untuk membedah hal tersebut diberikan dalam C.E. Bosworth, The Islamic Dynasties: a Chronological and Geneological Handbook. (C.E.; 1989).

Lebih jauh yang paling rinci dan meliputi banyak hal adalah tulisan Eduard von Zambaur, Manuel de geneologie e de chronologie pour l’histoire de l’Islam. (Eduard von Zambaur, 1985). Secara umum tulisan ini sangat bermutu, bahkan setiap orang yang akan mengawali penelitian tentang sejarah politik Islam disarankan untuk memulai dari tulisan tersebut. Hanya yang perlu diwaspadai adalah pemahaman yang baik terhadap rincian - rincian yang dibuat, karena ketika salah membaca akan menjadikan kekeliruan pemahaman. Sedang karya untuk mendampingi tulisan Zambaur adalah A.S. Alderson, The structure of the Ottoman Dynasty), (Eduard von Zambaur; 1985). Tulisan ini berusaha merekonstruksi dan menampilkan seluruh hubungan keluarga dan ikatan perkawinan yang menghubungkan seluruh suku-suku besar pada masa pertengahan dalam sebuah bentuk daftar.

Apapun kekurangan karya dari Zambaur, karya tersebut memberikan ringkasan tanggal, nama-nama dan judul - judul yang benar-benar lengkap dan data geneologi yang substansial. Buku pegangan Bosworth (yang dikutip di atas) hanya menyampaikan tahun - tahun, nama - nama pendek, dan tak ada informasi geneologi. Karena itu beberapa sarjana dalam lapangan studi Islam mendapatkan tulisan Stanley Lane Poole, The Mohammedan Dynasties, (Stanley Lane Poole, 1994) dicetak ulang berkali-kali sebagai sebuah pedoman yang menyenangkan untuk melengkapi awal referensi dan bacaannya saat bergelut dengan politik Islam, meskipun ia dengan jelas kuno dalam banyak hal.

Page 130: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

123

6. Kitab Suci Islam: Al-Qur’an Dan HaditsKita tidak dapat memberikan di sini sebuah survei parsial dari

tulisan - tulisan agama Islam yang terbukti sesuai dengan sejarah sosial dan politik. Meskipun demikian, dua buah pondasi Islam – al-Qur’an dan Hadits, sudah sangat dalam meliputi seluruh susunan kehidupan sehari-hari dan biasanya dikutip di setiap bentuk penulisan (termasuk untuk menentukan kata-kata baru dan tulisan yang fundamental). Oleh karena itu, seorang yang terlibat studi Islam harus jeli dan mampu mengidentifi kasi kutipan - kutipan tertentu yang bersumber dari Al-Qur’an Hadits. Ia harus mencoba membenamkan dirinya dalam teks-teks tersebut, setelah itu ia harus mengetahui nilai - nilai dan sikap-sikap orang muslim masa pertengahan meskipun ia tidak akan dapat berbagi secara sempurna dengannya.

Selama periode yang panjang para sarjana Barat mempergunakan edisi al-Qur’an Gustav Flugel, Corani Textus Arabicus (Gustav Flugel; 1981), buku ini berkali - kali dicetak ulang, Setelah itu Fugel juga sebuah penyelarasan, Concordantie corani arabicae (dicetak pertama1842; dicetak ulang berkali-kali juga). Edisi Fugel mengikutsertakan juga kumpulan “Tujuh Bacaan” terhadap al - Qur’an, dengan maksud untuk mendapatkan sebuah teks yang cukup halus dan mudah dipahami. Namun, selama harmonisasi ini Fugel memilih diantara berbagai cara alternatif dalam menomori surat-surat, ia sangat sedikit melibatkan distorsi bentuk verbal dari teks tersebut. Meskipun demikian, hal itu sungguh berbeda dalam beberapa derajat dari tradisi tekstual yang diasalkan kepada Hafs b. Umar, yang telah lama cocok di kalangan mayoritas orang muslim. Resensi Hafs b. Umar adalah satu-satunya yang tersimpan dalam edisi resmi Mesir, diterbitkan pertama kali pada tahun 1347 H/1928 M, dan sekarang ini umumnya sudah menjadi bentuk standar. Para pengguna edisi Mesir juga mempunyai sebuah indeks daftar kata konkordansi (penyesuaian) yang sangat baik dalam M.F. Abd. Al-Baqi, Mu’jam al-Mufahras li alfaz al-Qur’an al-Karim (1364 H/1945 M).

Bagian al-Qur’an yang paling banyak adalah ‘langsung’ dan ‘memaksa’, tetapi beberapa bagiannya adalah sangat sulit; lebih dari itu, makna kitab suci ini bagi orang muslim jaman pertengahan – atau barangkali lapisan-lapisan maknanya yang kompleks - jarang muncul dari teksnya sendiri. Karena kedua alasan ini maka seseorang yang menghadapi teks Al-Qur’an harus selalu minta bantuan dari komentar

Sumber dan Piranti Referensi dalam Membangun Karakter Studi Islam(Menelusuri Pustaka Bibliografi Barat dalam Studi Islam)

(Anisa Listiana)

Page 131: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

124

- komentarnya (tafsir-tafsirnya). Dalam melihat literature tafsir yang luasnya luar biasa tersebut, saya hanya akan menyebut sedikit karya-karya sekarang yang terdapat dalam bahasa-bahasa Eropa. Rudi Paret, Der Koran Kommentar und Konkordanz ditulis untuk menemani tejemahannya yang istemewa. Tujuan tulisan Paret adalah untuk menangkap makna asli dari teks, sebagaimana hal itu dipahami oleh Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya, dari pada bertumpu pada penafsiran-penafsiran yang dikembangkan oleh generasi-generasi muslim belakangan. Jelasnya tujuan yang penting dan validitasnya adalah terletak dalam al-Qur’an sendiri, tetapi seorang sarjana studi Islam harus juga dibekali dengan penafsiran-penafsiran. Antologi dari Helmut Gatje, The Qur’an and its Exegeses (Helmut Gatje; 1996), antologi ini adalah terpercaya namun tidak memberikan sebuah contoh representatif yang sangat memadai tentang literature tengang Al-Qur’an ini. J. Cooper akhirnya menerbitkan volume pertama (dari 5 volume yang direncanakan) dari sebuah ikhtisar terjemahan karya al-Tabari yang terkenal Jami’ al-Bayan di bawah judul The Commentary on the Qur’an Ketika telah selesai, tulisan ini seharusnya menjadi sebuah piranti referensi yang terpercaya dan sebuah tinjauan luas yang bermanfaat mengenai tradisi penafsiran awal. Sebuah survei yang diproyekkan multi volume oleh Mahmod M. Ayoub, The Qur’an and its Interpreters (Mahmod M. Ayoub, 1984). Tulisan ini menyediakan kutipan-kutipan dan penafsiran yang luas dari tafsir jaman pertengahan dan modern. Volume I (1984) memberikan sebuah tinjauan luas tentang prinsip-prinsip dan karya-karya utama tafsir dan menguraiakan dan menjelaskan dua surah pertama al-Qur’an. Kemajuanpun bergerak dengan pelan-pelan, dan pilihan materi Ayoub telah dikritisi, namun lebih dari itu karya ini menjanjikan sebuah pengantar yang berguna mengenai persoalan yang paling sulit dalam studi tafsir. Diantara catatan tambahan terjemahan terhadap al-Qur’an, dan merupakan pemikiran yang seksama dan hampir-hampir menyerupai tindakan pensyairan adalah datang dari Regis Blachere, Le Coran: Traduction Selon un Essei de Reclassement des Sourate, (Regis Blachere; 1971). Tulisan ini sangat membantu dalam memahami kajian tentang tafsir, sehingga banyak digunakan sebagai referensi di akademi Barat. Oleh karena itu, tulisan ini patut memperoleh sambutan spesial.

Bagi orang muslim jaman pertengahan (dan juga orang-orang muslim yang paling modern pun) hadits yang menceritakan secara panjang lebar ajaran dan contoh Nabi tidak kurang pentingnya dari

Page 132: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

125

al-Qur’an sendiri. Seperti halnya al-Qur’an, adalah suatu yang sangat esensial bagi setiap sarjana studi Islam untuk menangkap peranan hadits dalam budaya Islam maupun juga dasar-dasar yang mengarahkan studi hadits tersebut. Begitu juga, alasan - alasan praktis hendaknya juga dipahami dengan seksama oleh seseorang untuk mampu memahami laporan hadits sebagaimana mereka terjadi. Secara keseluruhan, pengantar yang sangat bagus tentang ilmu hadits klasik di Barat barangkali adalah tulisan Fuat Sezgin, Geschichte des arabischen Schriftems (Fuat Sezgin, 1980). Argumen - argumennya tentang otentitas materi pastinya masih dapat dibantah, namun analisisnya tentang istilah teknis dan surveinya yang seksama terhadap para pengarang dahulu dan berbagai karya (hingga kurang lebih tahun 430 H/1040 M) adalah yang sangat penting untuk studi Islam bidang hadits.

Karena literature hadits begitu terpencar - pencar dan sangat bertebaran, merupakan tantangan yang paling menantang untuk mengidentifi kasi dan menyampaikan kutipan - kutipan yang khusus dalam studi hadits. Koleksi - koleksi tertentu tentang hadits ini mempunyai reputasi dan otoritas yang khusus, sehingga ia akan tampil menjadi berguna dalam kelayakan edisi - edisi tercetaknya yang terpercaya. Pertama, ada semi kumpulan “enam kitab” bagi orang suni; Bukhari, Muslim, al-Tirmidzi, Ibn Majah, Abu Daud al-Sijistani dan al-Nasa’I - seluruhnya para ulama dari akhir abad 3 H/9 M– awal abad 10 M; kedua, Muwatta Malik b. Anas (w. 241 H/795 M); ketiga, Musnad besar Ahmad b. Hanbal (w. 241 H/855 M). Yang menduduki derajat paling mulia dari semua itu, Sahih al-Bukhari, adalah yang dipakai dalam sebuah edisi terjemahan berbahasa Perancis oleh O. Haudas dan LV. Marcais, Les traditions islamigues ( 4 volume). Untuk terjemahan ini dan edisi yang bersandar padanya lihat indeks yang disusun oleh Oscar Rescher, Sachindex 24 Bokhari nach der Ausggabe krehl-juynboll under Ubersetzung Hondas-marcais. Ada sebuah kompilasi abad 8 H/14 M yang mencoba menggunakan koleksi-koleksi awal yang disebut diatas untuk membuat semacam kompilasi besar dan paling dihormati oleh para sarjana muslim; tulisan Wali al-Din al-Tibrizi, Miskat al-masabih, penerjemah James Robson (4 volume). Robson menterjemahankannya dengan sangat tepat dan mudah dibaca dari sekitar 6000 hadits tentang berbagai persoalan.

Hadits memainkan peranan yang lebih terbatas dalam pemikiran Syiah, namun keberadaannya tetap menjadi kajian yang bernilai sama

Sumber dan Piranti Referensi dalam Membangun Karakter Studi Islam(Menelusuri Pustaka Bibliografi Barat dalam Studi Islam)

(Anisa Listiana)

Page 133: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

126

dengan lainnya di mata sarjana studi Islam. Ada 4 koleksi utama hadits yang terkenal: (1) al-Kulayni (w. 329 H/941 M), al-Kafi ; (2) Syaikh al-Salduq (juga dikenal dengan Ibn Babawayh (w. 381 H/991 M)), Man la yahduruhu al-Faqih; (3) Muhammad b. Hasan al-Tusi (w. 460 H/1067 M), al-Ibtibsar dan (4) Tahdhib al-ahkam. (Muhammad b. Hasan al-Tusi; 1376).

Pada akhir masa bani Safawi, al-Hurr al-‘Amili (w. 1104 H/1692 M) menghasilkan sebuah kompilasi besar dan sangat diagung - agungkan pada kaun Syiah yang berjudul Wasa’il al-Shi’a.

Ada dua buah piranti / sumber referensi penting yang tak ternilai yang berhubungan dengan koleksi-koleksi hadits Suni (tak ada yang sepadan dengannya bagi Syiah). Pertama, adalah tulisan A.J. Wensinck, A Handbook of Early Muhammadan Tradition, Alphabetically Arranged. (A.J. Wensinck; 1967).

Tulisan ini merupakan sebuah indeks terutama bagi seluruh topik (beberapa catatan atasnya menggunakan bahasa Inggris sedang yang lain menggunakan bahasa Arab) yang disentuh oleh hadits yang terdapat pada masing - masing koleksi utama. Setelah itu muncul karya yang jauh lebih ambisius dari sisi skala luasnya adalah Concordance et Indices de la tradition musulmane (8 volume). (A.J. Wensinck dan kawan-kawan,1981). Dalam buku berukuran kertas folio yang sangat besar ini, setiap istilah pokok yang terdapat dalam koleksi hadits utama didaftar dalam tata aturan alphabet. Di bawah setiap catatan atas, diberikan sebuah “versi inti” dari setiap hadits yang berbeda yang memuat istilah tersebut bersama dengan referensi yang begitu tepat sesuai dengan teks aslinya. Concordance ini agak sulit digunakan bagi yang kurang ahli dalam studi hadits, namun ia menampilkan cara yang paling meyakinkan untuk melacak setiap hadits yang diberikan dan untuk menentukan versi-versi yang paralel dengannya. Dan Concordance akan sangat membantu bagi sarjana studi Islam utamanya dalam mentakhrij hadits.

Page 134: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

127

C. PenutupPara sarjana yang tidak tinggal di suatu tempat dengan koleksi

referensi yang luas selalu mendapat kesulitan dalam meletakkan kutipan bibliografi yang tepat ataupun dalam mensurvei karya tercetak dari pengarang tertentu. Piranti referensi biasa disediakan dengan lengkap utamanya di perpustakaan dunia akademik. Namun semakin berkembangnya suatu perguruan tinggi sering tidak diikuti oleh penyediaan referensi yang memadai membuat beban perpustakaan semakin berat. Kecuali bagi mereka yang suka mengaduk - aduk perpustakaan sebagai permainan mereka.

Lebih jauh, ketersediaan buku yang banyak hendaknya didampingi dengan catalog yang memadai. Lebih-lebih pada perguruan tinggi Islam, keadaan mahasiswa yang kurang memahami referensi yang sesuai, ditambah keberadaan referensi yang kurang, menjadikan mereka lebih bersifat pragmatis menulis tugas dan materi mereka asal jadi. Pertanggung jawaban sumber perlu lebih jauh diarahkan oleh pembimbing akademik. Ibarat bertutur, riwayat/pengetahuan yang disampaikan dengan mutawatir akan lebih baik dan menjaga keilmuan studi Islam.

Gambaran tentang studi bibliografi dalam lapangan studi Islam di atas hendaknya mampu membuka mata hati pengetahuan orang Islam sendiri, utamanya yang bergelut dengan studi Islam pada perguruan tinggi Islam. Referensi sama dengan sumber yang dituju, semakin baik referensi yang digunakan semakin baik hasil yang diciptakan.

Sumber dan Piranti Referensi dalam Membangun Karakter Studi Islam(Menelusuri Pustaka Bibliografi Barat dalam Studi Islam)

(Anisa Listiana)

Page 135: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

128

DAFTAR PUSTAKA

Brill, E.J.1938. Encyclopaedia of Islam : Leiden:

Brill, E.J. 1954. Encyclopaedia of Islam, New Edition : Leiden

Brill, E.J. 1984. Al-Idrisi, Nuzhat al-Mustaq fi Ikhtiraq al-Afaq : Leiden

Brill, E.J. editor Bertold Spuler. 1988. Handbuch der Orientalistik : Leiden

Claude Cahen. 1982. Introduction to the History of Muslim East : Paris: Jean Maisonneuve.

Charles Scribner & Sons. Dictionary of the Middle Ages : Editor Joseph R. Strayer, 13 Vol. New York 1982-1989.

Cresswell, K.A.C.1961. A Bibliography of the Architecture, Arts, and Crafts of Islam : Cairo: American University of Cairo Press.

Derek Hopwood dan J.D. Pearson yang diedit oleh Diana Grimwood-Jones 1980. Arab Islamic Bibliograph : Cairo: American University in Cairo Press.

Denis Sinor. 1983. Introduction a l’ etude de ‘l Eurasie Centrale : Wiesbaden : O Harrassowitz.

Geuthner P. 1989. Abstracta Islamica : Paris

Guyle Strange. 1979. Palestine under the Moslem, dan The Lands of Eastern Caliphate, Philadelphia: Jewis Publication Society of America.

Gustav Pfanmuller. 1983. Handbuch der Islam Literatur : Berlin dan Leipzig: W. de Gruyter.

Islam Ansiklopedisi, Islam alemi cografyan ve biyografya lugan , Istambul: Ma’arif Matba’asi, 1988.

Margaret Anderson.1988. Arabic Materials in English Translation; a Bibliography of Works from the Pre-Islamic Periode to 1977 : Boston: G.K. Hall.

Pearson, J.D dkk. 1980. Index Islamicus, A Catalogue of Articles on Islamic Subjects in Periodicals and Other Collective Publications : London: Mansell.

Pearson, J.D. (editor). 1975. A Bibliography of Pre-Islamic Persi : Persian Studies London: Mansell. Series No. 2,

Page 136: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

OPTIMALISASI FUNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Retno SusilowatiDosen STAIN Kudus

E-mail :

Abstract : School library is a key learning environment. Students need to develop a strategy, learn and become independent learners and lifelong learners. The library is a main pillar in the process of shaping students' independence and in realizing himself as a lifelong learner.Effective school library empower students not only to support learning in school, but also gives students the freedom to choose reading materials and experience belajarnya.Keterampilan using the library need to be introduced at an early age and was applied throughout the school day. Libraries provide opportunities for students to develop the skills of reading, searching and using information, learn the skills to do research.Good library has the following characteristics have programs that enrich students' reading experiences and develop the skills of students as independent learners, have programs that support the learning process and expand the curriculum content, has a collection of the necessary teachers and students, has a staff of enthusiastic, skilled and assigned only to task library has a collection of relevant, up to date and varied, has a continuous and allocated funds from the budgets for the procurement, management and maintenance of equipment and development, monitored and evaluated regularly success, building / room is designed so that the environment and the atmosphere is comfortable and invite the interest of studentsKey words : Optimalization, School Library

A. Pendahuluan Berbicara soal perpustakaan sekolah yang terbayang adalah

sekumpulan buku-buku yang tertata di rak, dengan bau menyengat, apek dan pengap.Itulah kenyataan perpustakaan yang ada di sekolah kita. Koleksi buku yang minim dan kadaluarsa serta ruangan yang tidak representative menjadi kendala utama. Kenyataan ini harus segera dihilangkan dari sekolah kita, karena kalau dibiarkan maka siswa akan semakin malas ke perpustakaan.

Sebaliknya apabila perpustakaan sekolah yang aktif dinamis, yang dapat mengundang minat baca dan memiliki koleksi yang baik amatlah penting bagi siswa. Perpustakaan sekolah dengan koleksi buku, komputer

Page 137: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

130

dan media lainnya.memberi pengalaman belajar yang luas dan sangat positif bagi siswa.

Perpustakaan sekolah bukan hanya tempat untuk menyimpan buku yang statis tetapi harus terus-menerus aktif berubah untuk merespon setiap kebutuhan pembelajaran seluruh warga sekolah dan menunjukkan etos dan nilai-nilai yang dianut sekolah.

Perpustakaan sekolah harus menjadi pusat pembelajaran dan menunjukkan pengembangan keterampilan membaca siswa. Perpustakaan merupakan tempat dimana siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan yang merangsang pembelajaran melalui berbagai koleksinya seperti buku, CD ROM, dan akses internet.

Layanan Perpustakaan yang efektif harus memberi akses yang sama bagi semua siswa Peran perpustakaan sekolah adalah membantu menghasilkan siswa menjadi pembaca antusias, percaya diri untuk menjadi pembelajar seumur hidup.

Perpustakaan sekolah merupakan lingkungan belajar kunci. Siswa perlu mengembangkan srategi belajar dan menjadi pembelajar yang mandiri dan pembelajar seumur hidup. Perpustakaan merupakan pilar utama dalam proses membentuk kemandirian siswa serta dalam mewujudkan dirinya sebagai pembelajar seumur hidup.

Perpustakaan sekolah yang efektif memberdayakan siswa tidak hanya dengan mendukung pembelajaran di sekolah, tetapi juga memberi kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan bacaan dan pengalaman belajarnya. Keterampilan menggunakan perpustakaan ini perlu dikenalkan sejak usia dini dan diaplikasikan sepanjang waktu sekolah. Perpustakaan memberi kesempatan pada siswa untuk:• Mengembangkan keterampilan membaca• Mencari dan menggunakan informasi• Mempelajari keterampilan melakukan riset.

Perpustakaan yang baik memiliki karakteristik berikut.• Memiliki program yang memperkaya pengalaman membaca siswa

dan mengembangkan keterampilan siswa sebagai pembelajar mandiri• Memiliki program yang mendukung proses pembelajaran dan

memperluas isi kurikulum• Memiliki koleksi yang diperlukan guru dan siswa• Memiliki staf yang antusias, terampil dan ditugaskan hanya untuk

Page 138: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

131

tugas perpustakaan• Memiliki koleksi yang relevan, up to date dan bervariasi.• Memiliki dana yang berkesinambungan dan dialokasikan dari

RAPBS untuk pengadaan, pengelolaan dan perawatan peralatan dan pengembangannya.

• Dimonitor dan dievaluasi secara berkala keberhasilannya.• Gedung/ruangannya dirancang sedemikian rupa agar lingkungan dan

suasananya nyaman dan mengundang minat siswa.Untuk mengefektifkan dan meningkatkan layanan perpustakaan,

maka komponen-komponen berikut perlu diperhatikan:1. Kebijakan,2. Lingkungan fi sik perpustakaan,3. Koordinator perpustakaan,4. Pendanaan,5. Mengatur dan mengembangkan koleksi,6. Program perpustakaan, dan7. Monitoring dan evaluasi (monev) keberhasilan/kemajuan

perpustakaan

1. KebijakanKepala sekolah perlu mengembangkan kebijakan-kebijakan

strategis tentang perpustakaan. Kebijakan kepala sekolah tidak berdiri sendiri tetapi berkaitan dengan:• Rencana Pengembangan Sekolah• Visi, Misi dan Tujuan Sekolah• Kurikulum sekolah• Budaya Sekolah yang dikembangkan

Tujuan dan isi kebijakan dibuat agar peran, fungsi, dan tujuan perpustakaan jelas untuk siswa dan warga sekolah. Di dalam kebijakan juga ditegaskan:• Status perpustakaan sebagai lingkungan belajar siswa• Peran perpustakaan untuk menaikkan prestasi siswa• Hubungan perpustakaan dengan kebijakan sekolah lainnya, seperti

tercantum dalam Rencana Pengembangan Sekolah.Kebijakan sekolah harus mencakup aspek aspek berikut:

1. Fisik perpustakaan

Optimalisasi Fungsi Perpustakaan Sekolah(Retno Susilowati)

Page 139: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

132

• Ruang/gedung• Staf perpustakaan• Pendanaan• Koleksi• Pengelolaan• Teknologi informasi dan komunikasi

2. Layanan dan akses perpustakaan• Jam buka• Penggunaan untuk kelas dan individu siswa• Pengawasan• Program pengembangan keterampilan mengelola informasi• Program pengembangan membaca

3. Monitoring dan evaluasi perpustakaan4. Perencanaan dan pengembangan perpustakaan ke depan.

2. Lingkungan Fisik Perpustakaana. Lokasi Ideal Lokasi perpustakaan harus:

• Terletak di tengah sekolah, kalau bisa terletak di lantai dasar.• Dapat diakses dengan mudah oleh semua siswa, relatif dekat

dengan lokasi kelas.• Lokasi diperuntukkan khusus untuk perpustakaan tidak

difungsikan ganda.• Tidak terlalu bising, atau ada ruangan di perpustakaan yang

tidak bising. Perpustakaan harus menjadi tempat yang mengakomodasi:

• Koleksi fi ksi terpusat• Koleksi non-fi ksi terpusat• Akses teknologi informasi, seperti internet, CD ROM

Sudut baca di kelas-kelas dapat diuntungkan dengan adanya perpustakaan sekolah yang terpusat karena koleksi sudut baca kelas dapat selalu diganti koleksinya dengan cara meminjam ke perpusatakaan pusat secara teratur.1. Perpustakaan dan Rak

Page 140: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

133

Ukuran Perpustakaan Tidak ada ukuran baku untuk perpustakaan, akan tetapi

perpustakaan perlu memiliki ruang yang cukup untuk:• Menyimpan koleksi fi ksi dan non-fi ksi• Menyimpan terbitan berkala• Menyimpan koleksi audio visual, dan koleksi non-print

lainnya.• Ruang belajar• Ruang baca• Tempat komputer• Tempat kerja pengelola perpustakaan• Meja peminjaman dan pengembalian• Papan pajangan

Rak Buku• Rak buku dapat ditempelkan ke dinding atau berdiri. Idealnya rak

untuk perpustakaan sekolah dasar memiliki:o Tinggi maksimum 120 cmo Lebar antara 90-100 cmo Memiliki tiga tingkato Masing-masing tingkat berukuran 25 cm.

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut: Untuk rak perpustakaan SMP, ukuran rak ini dapat diatur dan

disesuaikan dengan fi sik siswanya.3. Furnitur dan Peralatan Furnitur dan peralatan meliputi:

• Meja dan kursi yang sesuai untuk siswa Meja untuk tempat CD ROM, internet, dan katalog• Meja untuk peminjaman dan pengembalian buku• Meja, kursi, bantalan untuk siswa membaca secara nyaman• Karpet, gorden untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan

mengundang minat anak untuk datang ke perpustakaan.• Meja/tempat untuk mendengarkan beserta headphone.• Tempat penyimpanan koleksi audio-visual dan media elektronik

lainnya.

Page 141: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

134

4. Penerangan Bila memungkinkan, manfaatkan penerangan alami.5. Tanda Penunjuk

Tanda penunjuk harus jelas sehingga perpustakaan dapat diakses secara mudah dan digunakan secara efektif. Tanda penunjuk meliputi:o Tanda penunjuk di setiap lorong

FIKSI A-C Contoh,

- Tanda penunjuk di rakContoh,

ATLETIK 796.4Tanda penunjuk indeks subyek di dinding.Contoh,Bangladesh 954Biologi 574Burung 598Daftar subyek di ujung lorongContoh,600612 Tubuh Manusia624 Jembatan640 Makanan

3. Koordinator Perpustakaana. Mengapa pemilihan koordinator perpustakaan ini penting? Sebab, mengelola perpustakaan ini bukan hanya menjalankan

rutinitas sekolah sehari-hari tetapi dapat menentukan strategi yang efektif bagi sekolah dalam hal:o Menjalankan kebijakan perpustakaan dan pengembangannyao Pemilihan koleksi bukuo Pengorganisasian koleksi perpustakaano Meningkatkan kecakapan siswa menjadi pembaca yang efektifo Mengembangkan keterampilan riset siswa dan keterampilan

lainnya.b. Strategi pemilihan koordinator perpustakaan

Page 142: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

135

Perpustakaan sekolah dapat dikelola dengan cara-cara berikut:o Dikelola dengan mempekerjakan seorang pustakawan

profesional pada satu sekolah.o Dikelola dengan mempekerjakan seorang pustakawan

profesional secara bersama-sama untuk beberapa sekolah (sharing) dengan sekolah yang berada dalam satu kompleks atau letak sekolah saling berdekatan

o Dikelola oleh salah seorang guru sebagai kordinator perpustakaan. Guru yang dipilih harus memiliki antusiasme yang tinggi dan pengalaman yang memadai.

c. Peran utama koordinator perpustakaan adalah sebagai berikut.o Berkontribusi mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah.o Bekerjasama dengan kepala sekolah dan guru merencanakan

pembelajaran yang ada di kurikulum dan melaksanakan pembelajaran.

o Mempromosikan kampanye membaca, mempromosikan buku karya sastra, budaya dan media.

o Menciptakan lingkungan perpustakaan yang menarik dan nyaman.

d. Keterampilan yang harus dimiliki oleh koordinator perpustakaan adalah sebagai berikut.o Berkomunikasi secara efektif dengan siswa guru, kepala

sekolah dan pengguna perpustakaan lainnya.o Memahami kebutuhan pengguna perpustakaan.o Bekerja sama dengan warga sekolah.o Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang sastra, media

dan budaya.o Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang teori

pendidikan dan metode mengajar.o Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang cara

mengelola koleksi perpustakaan.o Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang cara

mengelola informasi.o Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang management

dan marketing

Optimalisasi Fungsi Perpustakaan Sekolah(Retno Susilowati)

Page 143: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

136

o Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang teknologi informasi.

e. Kerjasama antara guru dan koordinator perpustakaan Kerja sama antara koordinator perpustakaan dengan guru

sangatlah penting untuk memaksimalkan layanan perpustakaan untuk pembelajaran. Kerja sama tersebut dimaksudkan untuk mencapai aspek-aspek berikut.o Mengembangkan, membelajarkan dan mengevaluasi

pencapaian standar kompetensi siswa pada berbagai mata pelajaran.

o Mengembangkan, membelajarkan dan mengevaluasi keterampilan mengelola informasi siswa.

o Mengembangkan kegiatan proyek dan portofolio untuk dikerjakan siswa di luar jam pelajaran di perpustakaan.

o Mengembangkan dan melaksanakan kegiatan membaca mandiri.

o Mengintegrasikan keterampilan menggunakan teknologi informasi dalam pembelajaran.

f. Rincian tugas seorang koordinator perpustakaan adalah sebagai berikut.o Mengelola perpustakaan dan koleksinyao Mengembangkan dan mempromosikan peran perpustakaan

untuk mendukung pelaksanaan kurikulum sekolah.o Bekerjasama dengan guru dalam merencanakan dan

melaksanakan kurikulumo Mengembangkan & mendukung keterampilan memperoleh

informasio Menyiapkan anggaran perpustakaan dan mengelolanyao Mensupervisi dan melatih guru, asisten dan sukarelawan

perpustakaan.o Memilih, memperoleh, merawat, mengganti koleksi dan

menjaga keseimbangan koleksi.o Mengatur katalog dan mengklasifi kasikan koleksi

perpustakaan.o Menggunakan teknologi informasi perpustakaan.o Membuat perpustakaan menjadi bertambah menarik, menjadi

Page 144: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

137

tempat yang mengasyikan, dan dapat diakses siswa dan guru, termasuk didalamnya dalam hal pembuatan pajangan, tanda penunjuk dan brosur-brosur promosi perpustakaan secara kreatif.

o Mempromosikan penggunaan perpustakaan secara efektif dan efesien.

o Mendorong membaca literatur untuk kesenangan.o Membuat dan mengatur kegiatan pengembangan program

membaca, misalnya ”Minggu Baca”.o Bekerjasama dengan orang tua, komite sekolah, dan

masyarakat.o Memanfaatkan layanan yang diberikan Diknas tentang

perpustakaan.o Memberi informasi secara berkala kepada kepala sekolah.

Komite sekolah, orang tua & masyarakat tentang kebutuhan perpustakaan, program perpustakaan dan layanan perpustakaan.

4. Pembiayaan Perpustakaana. Petunjuk Umumo Dari keseluruhan biaya sekolah (RAPBS) didalamnya harus

termasuk untuk pembiayaan perpustakaan.o Koleksi perputakaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan

kurikulum yang berlakuo Koleksi seperti buku, CD ROM, majalah, hanya bermanfaat bula

selalu up to date o Dana perlu pula dialokasikan untuk menjaga lingkungan fi sik

perpustakaan, furnitur dan peralatan lainnya.o Sekolah perlu mencantumkan secara seksama pengembangan

teknologi informasi (TI) yang didalamnya termasuk:• Internet• CD ROM

o Satu komputer, CD ROM dan internet idealnya merupakan salah satu kebutuhan dasar perpustakaan.

b. Memperkirakan kebutuhan biaya perpustakaan untuk koleksi perpustakaan

Optimalisasi Fungsi Perpustakaan Sekolah(Retno Susilowati)

Page 145: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

138

o Alokasi 13 buku per-siswa (rekomendasi UNESCO) terdiri dari buku yang akan menunjang kurikulum dan buku fi ksi.

o Alokasi dana yang direkomendasikan UNESCO untuk menjaga dan meremajakan koleksi adalah 5% dari RAPBS sekolah.

o 10% dari koleksi buku diganti atau diremajakan setiap tahuno Minimum koleksi perpustakaan sekolah yang ideal adalah 2.400

judul koleksi berapapun jumlah siswanya., terdiri dari 60% buku non-fi ksi penunjang kurikulum dan 40% buku fi ksi.

5. Memilih Koleksia. Pentingnya pemilihan koleksi Pemilihan koleksi ini penting agar perpustakaan dapat mendukung

pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran oleh guru dan siswa. Juga agar perpustakaan dapat melayani kebutuhan dan minat individu siswa.

b. Coordinator pemilih Yang mempunyai tanggung jawab memilih koleksi adalah

pustakawann/kordinator perpustakaan. Akan tetapi hal-hal berikut perlu dipertimbangkan:o Guru harus mempunyai kesempatan untuk merekomendasikan

judul buku.o Buku-buku harus mendukung kurikulum dan menarik baca

minat siswa.o Orang tua, komsek diberi kesempatan merekomendasikan

judul buku baru.o Sebaiknya siswa diberi kesempatan untuk terlibat proses

pemilihan buku.o Koleksi buku-buku sebaiknya mencerminkan keberagaman

warga sekolah.c. Selain itu diperhatikan pula:

o Rasio antara buku fi ksi & non-fi ksio Proporsi antara buku yang menunjang kurikulum dan buku

untuk membaca kesenangano Proporsi antara buku kelas awal dan kelas tinggio Kebutuhan jumlah & jenis buku di sudut baca kelas

Page 146: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

139

Perlu dicatat bahwa variasi dan keseimbangan koleksi perpustakaan harus mengikuti rencana yang telah disepakati dan hal ini juga diatur dalam kebijakan perpustakaan sekolah.

d. Pengorganisasian Koleksi Perpustakaan Pengklasifi kasian koleksi: Prinsip Umum

o Ruangan perpustakaan dibagi menjadi dua bagian, fi ksi dan non-fi ksi, dan berilah tanda penunjuk di lorong dan rak dengan jelas.

o Untuk buku-buku non-fi ksi: Gunakan Klasifi kasi Desimal Dewey. Sitem ini mengklasifi kasikan pengetahuan menjadi 10 kategori, misalnya 900 adalah kategori untuk Geografi dan Sejarah.

o Gunakan label berwarna untuk menandai klasifi kasi besar.o Sediakan indeks subyek secara alfabetis dalam bentuk kartu.o Untuk buku fi ksi: klasifi kasikan berdasarkan nama famili

penulis, ditata dalam rak dari kiri ke kanan.e. Sistim Peminjaman Sistim peminjaman ini perlu dikembangkan secara baik, agar :

o Dapat mencatat buku yang dipinjamo Dapat mencatat dan mengevaluasi kebiasaan membaca siswao Dapat memfasilitasi peminjaman sejumlah buku untuk sudut

baca kelas secara berkala.o Mendidik siswa untuk bertanggung-jawabo Menguarangi kehilangan koleksio Mendidik siswa untuk memahami aktivitas perpustakaan dan

fungsi perpustakaanf. Komputerisasi pengelolaan perpustakaan Komputerisasi sistem pengelolaan perpustakaan, peminjaman dan

pengkatalogan, akan sangat membantu efektifi tas dan efi siensi layanan perpustakaan, untuk itu maka perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini.

Dana pengadaan sistem komputerisasi meliputi:o Hardware: setidaknya satu buah komputer yang dibutuhkano Printero Mesin pembaca barcode

Optimalisasi Fungsi Perpustakaan Sekolah(Retno Susilowati)

Page 147: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

140

o Software Dana lain untuk:

o Barcodeo Input data baru ke dalam penyimpan datao Pemeliharaan sistemo Pelatihan staf.

Pemilihan sistem: hal yang perlu dipertimbangkan:o Apakah tampilan layar jelaso Apakah katalog memberikan info yang diperlukan seperti:

penulis, judul, nomor klasifi kasi, edisi, penerbit, tahun terbit, jenis buku dan kata kunci?

o Apakah sistem penelusuran pencarian buku dengan kata kunci mudah

o Apakah daftar, laporan dan informasi statistik dapat dihasilkan dan dicetak?

o Apakah sistem peminjaman dan pengembalian mudah?o Apakah sistem dapat dinetworkkan ke seluruh jaringan

sekolah?o Apakah sistem dapat dikelola dengan mudah?o Apakah sistem bisa interaktif?o Contoh: Siswa bisa menambahkan review tentang bukuo Apakah sistem mempunyai back-up data.o Apakah system yang digunakan juga oleh sekolah lain?

6. Program PerpustakaanPerpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari

pembelajaran sekolah, oleh karena itu perlu dibuat program secara bersama antara kepala sekolah, guru, coordinator perpustakaan, komite sekolah dan siswa.a. Program yang mengaitkan pembelajaran inti dengan perpustakaan

sekolah Pada tahap awal program yang bermanfaat untuk membangun

kemitraan antara guru dan koordinator perpustakaan dalam pembelajaran siswa adalah:o Perpustakaan menyediakan koleksi yang memperluas

Page 148: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

141

pengetahuan dan keterampilan guru dalam penguasaan isi mata pelajaran dan metode mengajar.

o Perpustakaan menyediakan koleksi tentang bahan/soal penilaian yang bervariasi.

o Perpustakaan menyediakan pelayanan khusus bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Pada tahap selanjutnya, guru dan koordinator perpustakaan dapat mengembangkan program pembelajaran berikut.o Program Literasi informasi untuk mengasah keterampilan

inquiri siswa agar mereka menjadi pengguna informasi yang kritis dan kreatif.

o Penggunaan kegiatan berupa proyek, portofolio dan pemecahan kepada siswa.

Program Literasi Informasi ini dapat diaplikasikan dalam berbagai mata pelajaran dan juga kehidupan sehari-hari. Tujuannya agar siswa:o Dapat membangun makna dari berbagai informasi yang

didapat.o Dapat menciptakan suatu hasil dari informasi tersebut.o Dapat menjadi pembelajar yang mandiri.

Keterampilan yang dicakup dalam Program Literasi Informasi ini meliputi:o Keterampilan mencari dan mengumpulkan informasio Keterampilan menseleksi informasio Keterampilan mengorganisasi dan mencatat informasio Keterampilan mengevaluasi informasio Keterampilan mengkomunikasikan informasi

b. Program pengunaan internet Siswa dilatih oleh guru dan koordinator perpustakaan untuk

terampil mencari, menseleksi, mensintesa informasi dengan waktu yang tidak terlalu lama dan menyajikannya. Hal inipun dapat dilakukan dalam berbagai mata pelajaran.

c. Program membaca untuk kesenangan Kesenangan membaca pada usia sedini mungkin perlu

dikembangkan agar dapat membentuk siswa menjadi anggota masyarakat yang berbudaya baca.

Optimalisasi Fungsi Perpustakaan Sekolah(Retno Susilowati)

Page 149: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

142

• Siswa kelas awal (pembaca pemula) Bahkan sebelum sekolah siswa perlu dibawa ke perpustakaan

sebagai bagian dari pengenalan sekolah. Buku bergambar, buku besar, buku yang berisi nursery rhimes harus menjadi bagian dari koleksi perpustakaan sekolah sehingga dapat mendorong siswa dan orang tua untuk membaca bersama.

• Siswa kelas tinggi Buku-buku serial yang menarik atau ceritera buku yang menarik

yang menantang, hendaknya menjadi bagian koleksi perpustakaan. Selain itu, koleksi juga harus meliputi puisi, ceritera pendek, non-fi ksi buku bergambar, kaset ceritera. Koleksi tersebut dapat menarik siswa kelas tinggi untuk membaca. Untuk buku non-fi ksi pilih buku-buku yang memiliki paragraph pendek. Hal ini akan menarik bagi siswa pembaca.

• Pembaca Malas Untuk pembaca yang malas, koleksi perpustakaan hendaknya

juga dapat menarik mereka, misalnya buku bergambar novel bergambar, ceritera pendek, humor, non-fi ksi sederhana, komik dan bentuk AVA.

• Pembaca yang Sudah Percaya Diri Pembaca ini juga masih memerlukan dukungan. Koleksi fi ksi

berseri dan cerita-cerita serius yang lebih mendalam dapat dikenalkan pada pembaca ini. Siswapun perlu diberi kesempatan untuk dapat memahami berbagai genres, penulis, penerbit.

Untuk pengembangan membaca siswa, kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan:o Eksibisio Kunjungan penulis ke perpustakaan sekolaho Minggu Membaca’, Hari membaca nasional/internasionalo Lomba Mendongengo Diskusi buku

d. Program Promosi perpustakaan dan pembelajaran Layanan dan fasilitas perpustakaan sekolah harus selalu

dipromosikan secara aktif sehingga siswa selalu sadar tentang peran perpustakaan sebagai mitra belajar dan sebagai pintu gerbang informasi. Berikut adalah berbagai kegiatan promosi

Page 150: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

143

yang dapat dilakukan:o Mengadakan eksibisio Membuat brosur berisi informasi tentang jam buka

perpustakaan, jenis layanan, koleksi baru.o Menulis pamlet berisi judul koleksi yang menunjang/sesuai

dengan kelas dan mata pelajarano Rapat dengan stakehodero Bazar bukuo Kampanye membaca

7. Monitoring dan Evaluasi PerpustakaanDalam proses mencapai tujuan perpustakaan sekolah ini,

manajemen sekolah harus secara berkesinambungan memonitor layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk menjamin tercapainya tujuan. Penelaahan statistik harus dilakukan secara teratur untuk mengidentifi kasi trends. Evaluasi tahunan harus mencakup semua bidang yang ada dalam perencanaan untuk menjamin hal berikut.a. Pertanyaan kunci

• Apakah koleksi memenuhi kebutuhan siswa berbagai usia dan berbagai kemampuan?

• Apakah koleksinya dapat diakses dengan mudah?• Apakah koleksinya berkualitas?• Bagaimana siswa dan warga sekolah lainnya menggunakan/

memanfaatkan perpustakaan dan koleksinya?• Bagaimana perpustakaan mendukung pencapaian standar

kompetensi pendidikan?• Bagaimana perpustakaan mempengaruhi peningkatan prestasi

sekolah dan prestasi siswa?b. Input layanan: Indikator Kuantitatif

• Jumlah dana yang dialokasikan untuk perpustakaan• Jumlah dana yang dialokasikan perpustakaan per-siswa• Jumlah koleksi perpustakaan• Jumlah multimedia/ CD ROM di perpustakaan• Ratio buku per-siswa• Partisipasi warga sekolah

Optimalisasi Fungsi Perpustakaan Sekolah(Retno Susilowati)

Page 151: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

144

o Guruo Orang tua/ relawano Siswao Komite sekolaho Kepala sekolaho Perpustakaan kota

• Jumlah jam buku• Jumlah komputer di perpustakaan• Akses internet• Lingkungan fi sik perpustakaan:

o Rako Ruang bacao Kemudahan mengakses rako Tanda penunjuko Papan pajangano Kursi/mejao Penerangan

c. Input Layanan: Indikator Kualitatif• Kualitas koleksi• Kualitas kesesuaian koleksi dengan kebutuhan• Kualitas pajangan• Kualitas promosi perpustakaan• Kualitas pelatihan untuk siswa dan guru• Efektifi tas program keterampilan mengelola informasi

perpustakaan• Kemampuan perpustakaan dalam mendukung mata pelajaran/

kurikulumd. Output Layanan: Indikator kuantitatif

• Jumlah buku yang dipinjam• Jumlah kelas yang menggunakan perpustakaan secara teratur• Presentase buku yang dipinjam dalam jangka waktu tertentu• Jumlah siswa yang meminjam• Pemilahan pengguna perpustakaan siswa (laki-laki-perempuan),

Page 152: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

145

guru, kelas.e. Output layanan: Indikator kualitatif

• Kemudahan menggunakan perpustakaan• Sispa tidak menggunakan perpustakaan dan alasannya• Dampak perpustakaan kepada siswa• Perkembangan membaca siswa• Strategi perpustakaan mendukung pembelajaran/kurikulum.

f. Indikator koleksi• Penambahan buku perpustakaan• Penambahan komputer untuk perpustakaan• Penambahan sarana on-line untuk perpustakaan

g. Indikator sumber daya manusia• Ratio staf perpustakaan dengan warga sekolah• Ratio staf perpustakaan dengan layanan pemanfaatan perpustakaan

h. Indikator Biaya• Unit biaya per fungsi, per pelayanan, atau per kegiatan• Biaya pustakawan per fungsi (misalnya, peminjaman)• biaya per anggota perpustakaan• Alokasi dana untuk perpustakaan dibandingkan dengan dana

operasional sekolah secara keseluruhan• alokasi dana untuk media dibandingkan dengan dana perpustakaan

secara keseluruhani. Indikator perbandingan

• Data-data statistik dari layanan perpustakaan dibandingkan dengan layanan yang duberikan oleh perpustakaan sekolah lain yang mempunyai karakteristik dan ukuran yang sama.

j. Dokumen yang digunakan untuk Monev Perpustakaan:• Kebijakan sekolah tentang perpustakaan• Rencana pengembangan perpustakaan• Materi yang menunjukkan/menggambarkan bagaimana

keterampilan mengelola informasi (Program Literasi Informasi) diajarkan untuk mendukung pembelajaran masing-masing mata pelajaran

• Data statistik, grafi k tentang perpustakaan

Optimalisasi Fungsi Perpustakaan Sekolah(Retno Susilowati)

Page 153: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

146

• Foto kegiatan• Uraian tentang kontribusi perpustakaan terhadap peningkatan

kualias sekolah• Contoh karya siswa yang menggunakan perpustakaan sebagai

sumber belajar. Contohnya: proyek, portofolio.

B. PenutupPengertian perpustakaan sekolah ialah perpustakaan yang berada

dalam suatu lingkup sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah, untuk melayani sivitas akademika sekolah yang bersangkutan.perpustakaan yang mutakhir ini telah mengarahkan ke dalam 3 (tiga) hal yang sekaligus mendasar, yakni (1) hakikat Fungsi perpustakaan, yaitu salah satu dari sarana pelestarian bahan pustaka. Bahan pustaka yang dimaksud disini merupakan hasil budaya dan memiliki fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan teknologi, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. (2) fungsi perpustakaan sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan yang dinyatakan secara umum. Namun secara khusus, setiap jenis perpustakaan mempunyai fungsi masing-masing, yg berbeda antara satu dan yang lainnya. serta (3) tujuan perpustakaan sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pembangunan nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Gibb H.A.R. dan J.H. Kramers. 1953. Shorter Encyclopaedia of Islam (SEI), Leiden: E.J. Brill.

Maqbul Ahmad S. 1980. India and the Neighboring Territories.Aligrah.

Schwartzberg (editor). 1987. A Historical Atlas of South Asia, Chicago : University of Chicago Press.

Wolfgang Behn. 1989. Index Islamicus, 1665-1905. Millersport, PA : Adyok.

Page 154: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

PERPUSTAKAANKU IDOLAKU

Dewi YantiningsihPustakawan pada STAIN KudusEmail: [email protected]

AbstrakSebagai seorang praktisi di bidang pendidikan ada hal yang sempat menggelitik, dimana banyak anak sekarang kesulitan dalam mengapresiasikan bentuk bahasa tulis ke dalam bentuk bahasa lisan atau sebaliknya (gagap bahasa lisan dan tulis), hal ini dikarenakan kosakata bahasa tulis dan lisan yang ada pada anak tersebut sangatlah minim, salah satu penyebab utama adalah kurangnya minat baca, kurangnya minat baca akan berpengaruh besar terhadap usaha pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan sebagai bangsa yang maju dan berkembang, bila tingkat minat baca, budaya berwacana, serta menulis masyarakatnya aktif. Artinya, mereka mampu merespon realitas fenomena sosial yang ada, termasuk fenomena tradisi membaca masyarakat Indonesia. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, perpustakaan diyakini sebagai penyedia utama layanan bacaan bagi masyarakat untuk mengukur seberapa besar tingkat minat baca suatu masyarakat, kuantitas serta kualitas sumber daya masyarakat itu sendiri.Disamping sebagai representasi untuk membangun sumber daya manusia, perpustakaan juga diharapkan bisa menjadi agen utama dalam mendorong minat baca masyarakat serta mampu menyediakan bacaan yang cukup berkualitas kepada masyarakat, agar supaya masyarakat tahu dan paham akan kondisi sosial yang ada di negaranya. Untuk itulah diperlukan berbagai upaya agar perpustakaan dapat meningkatkan fasilitas layanan serta melakukan berbagai agenda kegiatan untuk mendorong minat baca masyarakat tersebut.Dari uraian di atas dapat diambil benang merah bahwa perpustakaan merupakan agen utama yang mempunyai peranan penting dan ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui usaha meningkatkan minat baca masyarakat. Perpustakaan adalah tempat untuk melayankan informasi melalui koleksi bahan pustaka yang dimilikinya. Keberadaan suatu perpustakaan adalah untuk memberdayakan masyarakat agar memiliki kesadaran informasi yang baik. kesadaran akan arti penting informasi inilah yang lazim disebut dengan literasi informasi. Dan menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang nyaman,representatif serta menjadi idola masyarakat untuk mengakses informasi dan ilmu pengetahuan..Kata kunci : Peran perpustakaan, minat baca, permasalahannya.

Page 155: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

148

A. Pendahuluan Saya yakin kita semua yang pernah duduk dibangku sekolah, telah

sering membaca buku dan menggunakan perpustakaan yang terdapat pada sekolah kita itu. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada umumnya perpustakaan telah ada dan terdapat dihampir seluruh sekolah yang ada dinegara kita tercinta ini. Hal ini hanyalah contoh dari suatu sekolah bahwa sebenarnya apabila kita hitung maka jumlah perpustakaan sekolah yang kita miliki adalah sangat besar di Indonesia ini. Belum lagi kita tambahkan dengan perpustakaan perguruan tinggi baik itu swasta maupun negeri, perpustakaan khusus, perpustakaan nasional, perpustakaan provinsi, perpustakaan umum pada tiap kabupaten dan kota, perpustakaan desa, perpustakaan keliling, taman bacaan masyarakat, yang apabila kita inventarisir maka hal ini adalah potensi dan kekuatan yang sangat besar dalam perannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai mana misi yang diemban oleh perpustakaan itu sendiri.

Apa sebenarnya perpustakaan itu sehingga perlu dikembangkan ditengah-tengah masyarakat ? Untuk lebih jelasnya hal ini, kita perlu terlebih dahulu mengetahui apa sebenarnya defi nisi dari perpustakaan itu. Banyak ahli-ahli dibidang perpustakaan memberikan batasan atau defi nisi dari perpustakaan. Untuk itulah penulis mengambil salah satunya yaitu defi nisi dari Mulyani A. Nurhadi yang mana perpustakaan didefi nisikannya sebagai suatu unit kerja yang berupa tempat mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi bahan pustaka yang dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu, untuk digunakan secara kontinu oleh pemakainya sebagai sumber informasi (1983:4). Dari defi nisi ini jelaslah bahwa perpustakaan adalah berbeda dari suatu toko buku maupun penyewaan buku. Dimana tujuan dari suatu perpustakaan tidak bersifat mencari keuntungan ataupun berdagang. Meskipun manajemen suatu perpustakaan tetap dituntut agar dapat berperan secara profesional sebagai mana yang lazim diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang mencari keuntungan.

Sebagaimana yang telah dibahas di atas bahwa misi yang disandang oleh perpustakaan ini tentunya adalah sejalan dengan amanat dari Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga segenap unsur yang terkait dalam pelayanan dan pelaksanaan perpustakaan ini perlu bekerja keras agar dapat kiranya mendukung terwujudnya masyarakat Indonesia yang cerdas dan pada akhirnya hal ini akan menciptakan masyarakat Indonesia yang sejahtera pula.

Page 156: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

149

B. PermasalahanMinat baca masyarakat yang rendah hendaknya tidak dijadikan

“legitimasi” atau alasan pembenaran bagi terpuruknya dunia perpustakaan secara umum. Kehadiran perpustakaan memang diharapkan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Karena itu jika minat baca masyarakat kita tidak kunjung meningkat, maka hal ini merupakan indikator adanya kebijakan yang salah terhadap perpustakaan di tanah air. Lalu Indikator apa saja yang menjadikan minat baca masyarakat turun:1. Aspek kelembagaan

Tidak adanya kesatuan struktur perpustakaan merupakan bukti bahwa aspek kelembagaan perpustakaan sangat rapuh. Seperti diketahui bersama antara perpustakaan nasional, perpustakaan provinsi, dan perpustakaan umum tidak ada koordinasi struktural, melainkan sebatas koordinasi fungsional. Belum lagi dengan perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi yang berada di bawah kewenangan Departemen/Dinas Pendidikan Nasional.

2. PendanaanAspek kelembagaan yang lemah akan membawa dampak

berupa minimnya anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah di bidang perpustakaan. Bahkan tidak sedikit perpustakaan yang didukung dengan anggaran nol rupiah. Meskipun Undang-Unndang Perpustakaan sudah mewajibkan setiap sekolah untuk mengalokasikan minimal lima persen dari APBS untuk perpustakaan, realitas di lapangan hampir tidak ada perubahan.

3. Sumber Daya ManusiaPustakawan merupakan ujung tombak bagi keberhasilan suatu

perpustakaan dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Tetapi profesi ini ternyata belum memperoleh perhatian yang layak dari pemerintah (terutama pemerintah daerah). Pada setiap rekrutmen CPNS, jarang sekali pemerintah daerah di Indonesia yang mengajukan formasi CPNS untuk jabatan fungsional pustakawan untuk para lulusan Sarjana dan Diploma III Perpustakaan. Padahal hingga saat ini jumlah pustakawan di kabupaten/kota di Indonesia masih sangat sedikit.

4. Gedung/Ruang Perpustakaan Gedung / ruang perpustakaan belum memperoleh tempat yang

terhormat di lingkungan pemerintah kabupaten, sekolah, maupun desa.

Perpustakaanku Idolaku(Dewi Yantiningsih)

Page 157: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

150

Gedung/ruang perpustakaan pada umumnya berada dalam keadaan yang memprihatinkan dan terletak di tempat yang “terbelakang”, “tersembunyi”, dan tidak strategis.

Bahkan untuk ruang perpustakaan sekolah biasanya hanya memanfaatkan “ruangan sisa” yang ada dilingkungan sekolah. Jika ada perluasan kelas, boleh jadi “ruangan sisa” inipun akan digusur.

5. Koleksi Bahan Pustaka Yang Terbatas Kelemahan utama perpustakaan selama ini adalah minimnya

pengadaan bahan pustaka baru setiap tahun. Pengadaan bahan pustaka baru sangat berguna untuk menyegarkan koleksi bahan pustaka yang ada, sekaligus untuk menggantikan bahan pustaka yang sudah kadaluwarsa untuk distock opname.

Selain masalah keterbatasan anggaran pengadaan, masalah yang sering muncul adalah penyusunan judul buku untuk perpustakaan yang lebih mengedepankan mentalitas proyek dengan mengambil judul buku hanya dari satu penerbit yang memberikan komisi tertinggi. Atau Perpustakaan hanya pasrah seratus persen kepada toko/distributor buku untuk pengadaan bahan pustaka. Model pengadaan buku yang demikian hanya akan menghasilkan “perpustakaan yang membodohkan.”

C. Tujuan.Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah :

1. Mengidentifi kasi permasalahan yang menyebabkan minat baca masyarakat rendah.

2. Peran perpustakaan dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.3. Memberikan wacana dan konsep perpustakaan idola yang dapat

memberikan berbagai alternative dalam meningkatkan dan memperbaiki pelayanan perpustakaan sehingga dapat berjalan dengan baik ataupun ideal sehingga kondisi ini diharapkan dapat meningkatkan minat baca masyarakat..

4. Memberikan solusi dan pencerahan kepada masyarakat agar lebih mengidolakan perpustakaan dalam mengakses informasi

D. Landasan TeoriPerpustakaan dengan kondisinya yang sekarang ini dalam

Page 158: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

151

pandangan masyarakatnya belumlah seutuhnya sebagaimana yang mereka impikan. Oleh karena itu banyak masyarakat yang mengharapkan bahwa perpustakaan seharusnya seperti gambaran dan impian yang ada dalam benak mereka. Gambaran dan impian tersebut yang terangkum di bawah ini antara lain adalah : (1) gedung dan bangunan yang megah atau mewah dengan sejumlah ruangan yang memadai, (2) para pegawai yang bersemangat, berintegritas, berdisiplin dan menjiwai serta loyal kepada pekerjaan, (3) lokasi yang strategis dengan lahan yang luas dan mudah diketahui masyarakat dan mudah dijangkau pengunjung disertai sejumlah papan penunjuk, (4) sarana dan prasarana yang memadai, perlengkapan/inventaris kantor yang baik dan standar, seperti meubiler, alat transportasi, dan beberapa mesin untuk mendukung pelaksanaan aktivitas organisasi, (5) sumber informasi (koleksi) bahan pustaka yang relatif lengkap, bervariasi, bermutu dan jumlah yang memadai dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (up to date), (6) tersedia dan dilengkapi penerapan teknologi, terutama teknologi informasi, dan (7) sistem, prosedur dan mekanisme kerja yang baik (Supriyanto, 2006 : 28). Hal tersebut di ataslah yang seyogyanya diwujudkan pada suatu perpustakaan dan sekaligus dapat dikatakan apabila hal ini terlaksana, merupakan perpustakaan yang ideal ataupun yang baik.

E. Pembahasan Untuk mewujudkan teori di atas, suatu perpustakaan atau pihak

manajemen perpustakaan perlu melakukan langkah-langkah yang nyata agar suatu perpustakaan dapat memenuhi harapan dan impian masyarakat penggunanya sebagai perpustakaan ideal yang tentunya mampu melayani mereka dengan baik. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan suatu perpustakaan agar dapat dikatakan ideal bagi masyarakat penggunanya. Meski pun dalam mewujudkannya, terlebih-lebih bagi perpustakaan di negara kita ini sering kali terbentur pada masalah dana yang terbatas dan hal ini adalah masalah klasik dalam dunia perpustakaan kita yang sampai saat ini masih berlangsung.. Hal penting yang perlu diperhatikan tersebut adalah sebagai berikut :

E.1. Struktur kelembagaan yang kuatUndang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan

hanya mengatur kelembagaan perpustakaan secara normatif. Selama ini aspek kelembagaan perpustakaan masih belum jelas, masih

Perpustakaanku Idolaku(Dewi Yantiningsih)

Page 159: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

152

menumpang pada peraturan perundangan lain. Untuk mewujudkan aspek kelembagaan yang kuat, peraturan

pelaksana (dalam bentuk Peraturan Pemerintah) perlu secara tegas menentukan status eselon bagi masing-masing jenis perpustakaan. Perpustakaan umum provinsi berbentuk badan (eselon II A), perpustakaan umum kabupaten/kota berbentuk kantor (eselon III A), perpustakaan umum kecamatan berbentuk UPTD (eselon IVA), perpustakaan desa dan sekolah bereselon IV B.

Dengan aturan semacam ini perpustakaan akan lebih diperhatikan oleh pemerintah daerah dan peluang untuk mendapat anggaran yang memadai akan semakin besar.

E.2. Pendanaan yang kuatAspek kelembagaan yang lemah akan membawa dampak

berupa minimnya anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah di bidang perpustakaan. Bahkan tidak sedikit perpustakaan yang didukung dengan anggaran nol rupiah. Meskipun Undang-Unndang Perpustakaan sudah mewajibkan setiap sekolah untuk mengalokasikan minimal lima persen dari APBS untuk perpustakaan, realitas di lapangan hampir tidak ada perubahan.Dengan adanya pendanaan yang kuat akan mudah terjadi perbaikan baik dari bidang layanan, gedung (ekesterior ataupun Inteior ) ataupun fasiitas dan koleksi buku, sehingga kenyamanan para pengguna buku akan lebih meningkat menjadikan perpustakaan tersebut menjadi idola para pengguna dalam mengakses informasi.

E.3. Sumber Daya ManusiaSumber daya manusia diperpustakaan adalah komponen

terpenting dalam menentukan berhasil tidaknya penyelenggaraan pelayanan perpustakaan. Unsur sumber daya manusia ini adalah perpaduan segenap komponen yang terjalin secara baik antara pustakawan, tenaga teknis lainnya seperti tenaga administrasi, tenaga operator komputer dan lain sebagainya yang diperlukan bagi penyelenggaraan pelayanan perpustakaan. Memang unsur-unsur profesi di atas selayaknya ada, tetapi pada umumnya hanya terdapat pada perpustakaan yang terbilang sudah besar. Pada perpustakaan kecil hal ini belumlah sepenuhnya terlaksana. Karena sering kali

Page 160: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

153

perpustakaan kecil hanya memiliki pegawai secara keseluruhan tidak lebih dari sepuluh orang.

Hal terpenting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia perpustakaan adalah dengan pengangkatan (penerimaan) pegawai yang diupayakan minimal berpendidikan Diploma III Ilmu Perpustakaan. Tetapi lebih baik lagi bila penerimaan itu juga ada diantaranya S1 ataupun S2 Ilmu Perpustakaan. Jumlah pegawai dalam hal ini dapat diatur sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan. Sehingga penyelenggaraan pelayanan perpustakaan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan harapan kita bersama.

Faktor lain yang sangat menentukan dalam berhasil tidaknya penyelenggaraan pelayanan perpustakaan adalah adanya dedikasi yang tinggi dari segenap pustakawan maupun pegawai teknis lainnya yang merupakan satu tim. Hal ini sangat erat kaitannya dengan masalah kesejahteraan. Untuk itu perlu diupayakan kesejahteraan yang lebih baik bagi segenap personil perpustakaan agar mereka dapat bekerja dengan sepenuh hati bagi suksesnya pelayanan perpustakaan.

Satu hal yang perlu diperhatikan oleh pihak manajemen perpustakaan adalah adanya upaya yang sistematis untuk selalu meningkatkan kualitas sumber daya manusia perpustakaan dengan cara mengikut sertakan pegawai maupun pustakawannya dalam kegiatan-kegiatan pelatihan, seminar-seminar, loka karya, workshop dan kongres atau rapat-rapat kerja dibidang kepustakawanan dengan maksud agar ilmu yang dimilikinya semakin bertambah dan dapat mengikuti perkembangan jaman dalam disiplin ilmu atau profesi yang dijalaninya. Tentu dengan semakin tinggi dan bertambahnya ilmu yang dimiliki pustakawan, maka hal ini pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan kepada masyarakat penggunanya. Sehingga masyarakat yang mencari informasi ke perpustakaan tidak akan kecewa karena dengan kemampuan yang dimiliki dan penguasaan atas koleksi oleh pustakawan, maka informasi dimaksud dapat dengan segera disuguhkan atau diberikan kepada pengguna perpustakaan.

Di sisi lain pustakawan juga perlu menguasai dan selalu bekerja sesuai dengan kode etik pustakawan. Karena hal ini akan memberikan pedoman pelayanan yang pada akhirnya memberikan manfaat positif bagi masyarakat pengguna perpustakaan. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut :

Perpustakaanku Idolaku(Dewi Yantiningsih)

Page 161: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

154

1. Meningkatkan mutu layanan bagi masyarakat2. Memungkinkan masyarakat untuk menyampaikan keluhannya,

jika ada layanan yang diberikan tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan

3. Memberikan perlindungan hak akses terhadap informasi4. Menjamin hak akses pemakai terhadap informasi yang

diperlukannya5. Menjamin kebenaran, keakuratan, dan kemutakhiran setiap

informasi yang diberikan6. Melindungi pemakai dari beban lebih informasi (information

overload)7. Memelihara kualitas dan standar pelayanan (Hermawan, 2006 :

102-103)

E. 4. Gedung/Ruang PerpustakaanSuatu perpustakaan tentu harus memiliki gedung atau

ruangan yang digunakan untuk menyimpan bahan pustaka sekaligus untuk melayankannya kepada masyarakat penggunanya. Gedung suatu perpustakaan haruslah yang benar-benar dirancang untuk perpustakaan dan diperhitungkan bagi kemungkinan pengembangan ke masa depan. Dimana letak gedung itu haruslah strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakatnya. Hal ini sesuai dengan semboyan suatu perpustakaan yang pada perguruan tinggi adalah “perpustakaan jantungnya perguruan tinggi”, sedangkan pada perpustakaan umum semboyannya adalah “perpustakaan otaknya masyarakat”, oleh karena itu maka selayaknya perpustakaan haruslah tepat berada ditengah-tengah masyarakat yang dilayaninya. Gedung perpustakaan juga harus diperlengkapi dengan sarana dan fasilitas pendukung seperti aula, ruang layanan, ruang pengolahan, ruang staf dan pimpinan, toilet, areal parkir yang memadai, serta dirancang juga bagi pengguna penyandang cacat yang pakai kursi roda untuk dapat menggunakannya atau memasuki ruangan perpustakaan. Penerangan di perpustakaan juga harus cukup diperhatikan. Karena penerangan ini cukup menentukan dalam hal kenyamanan pengguna dalam hal membaca dan memanfaatkan perpustakaan. Penerangan di perpustakaan sedapat mungkin dirancang agar menggunakan cahaya alam dengan tidak mengabaikan penggunaan cahaya listrik. Karena

Page 162: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

155

sewaktu-waktu listrik juga sangat diperlukan apabila cuaca mendung dan lebih mengutamakan penggunaan cahaya alam tentu akan turut menghemat penggunaan energi listrik yang berdampak positif bagi pengalihan dana bagi kebutuhan perpustakaan yang dianggap lebih penting.

E.5. Koleksi Bahan Pustaka Yang FariatifSemakin bervariasi koleksi sebuah perpustakaan akan semakin

menarik hati pemustaka. Menu sajian perpustakaan yang lengkap akan berpeluang besar untuk menghadirkan pemustaka dari berbagai lapisan masyarakat.

Mengapa ? Galileo Gallilei pernah mengatakan,“Anda tidak bisa mengajari sesuatu kepada seseorang, melainkan Anda hanya dapat membantu orang itu menemukan sesuatu dalam dirinya”

Perpustakaan hadir untuk mendobrak belenggu yang merantai minat baca masyarakat. Belenggu minat baca masyarakat bersumber pada tiga hal.

Pertama, belenggu genetika. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang tidak suka membaca cenderung akan melahirkan anak-anak yang juga tidak suka membaca. Inilah yang disebut dengan tingkah laku imitasi. Seorang anak akan meniru kebiasaan orang tua.

Kedua, belenggu sekolah. Orientasi pendidikan di sekolah yang saat ini mengutamakan kelulusan dalam ujian akhir nasional secara tidak langsung akan mematikan minat baca peserta didik. Demi menggapai kelulusan dalam beberapa mata pelajaran yang di –UN- kan, peserta didik menempuh cara praktis dengan mengikuti bimbingan belajar model “drilling soal“. Model pembelajaran semacam ini memasung kreativitas dan inovasi peserta didik yang hanya bisa didapat dengan proses membaca.

Ketiga, belenggu pergaulan. Pergaulan memiliki pengaruh yang cukup besar untuk membentuk karakter seseorang. Teman bermain di sekolah maupun di rumah yang tidak suka membaca akan mengakibatkan seseorang juga tidak suka membaca.

Ketiga macam belenggu di atas akan mampu dibuka oleh perpustakaan jika perpustakaan bersikap permisif dan terbuka terhadap segala hobi, kesenangan, dan kebiasaan yang ada di masyarakat.

Perpustakaanku Idolaku(Dewi Yantiningsih)

Page 163: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

156

Perpustakaan ideal ialah perpustakaan yang mampu melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk membangkitkan potensi membaca yang ada di masyarakat. Pendekatan ini disesuaikan dengan kegemaran, hobi, kesenangan, dan kebiasaan yang ada di masyarakat.

E. 6. Layanan yang berkualitasKarakteristik layanan yang baik ini dapat dirangkum dalam

akronim COMFORT, yaitu Caring (peduli), Observant (suka memperhatikan), Mindful (hati-hati/cermat), Friendly (ramah), Obliging (bersedia membantu), Responsible (tanggung jawab), dan Tacful (bijaksana).

Untuk mewujudkan hal di atas layanan otomasi perpustakaan merupakan suatu keniscayaan. Biaya bukanlah penghalang karena saat ini sudah ada program otomasi perpustakaan yang bersifat open source, seperti PS Senayan.

Selain itu, perpustakaan perlu meningkatkan ragam layanan perpustakaan. Ragam layanan ini antara lain, pertama, membentuk klub pembaca. Perpustakaan dapat memfasilitasi pembentukan kelompok pembaca, klub buku, kelompok penggemar buku, maupun kelompok diskusi berdasarkan selera pembaca terhadap buku-buku tertentu. Termasuk dalam klub baca ini adalah pembentukan keaksaraan fungsional untuk menekan angka buta huruf di Indonesia.

Kedua, membentuk klub penulis. Pembukaan layanan khusus tentang kepenulisan ini sangat penting, mengingat budaya menulis merupakan tindak lanjut dari budaya membaca yang menjadi misi perpustakaan. Mengembangkan budaya baca tanpa diikuti dengan budaya tulis, ibarat “membangun rumah tanpa atap”, sangat rentan terhadap terpaan angin budaya lainnya.

Ketiga, membuka layanan lifeskill/kecakapan hidup. Hal ini dapat ditempuh dengan membuka aneka kursus di perpustakaan. Kursus komputer, Bahasa Inggris, jarimatika/sempoa, dan elektronika akan menjadi menu layanan yang menyenangkan di perpustakaan. Mengapa ? Setelah membaca buku-buku tentang pengembangan kecakapan hidup dapat langsung mempraktikkan di perpustakaan juga.

Keempat, membuka layanan hotspot. Layanan hotspot yang memberi akses internet gratis akan memudahkan pemustaka untuk mendapatkan informasi secara optimal di perpustakaan.

Page 164: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

157

Kelima, membentuk klub blogger. Saat ini aktivitas ”ngeblog” sudah cukup menjamur di tanah air. Bahkan Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah blogger yang cukup banyak. Aktivitas ”ngeblog” yang sangat berkaitan dengan dunia baca-tulis sudah selayaknya dilakukan di perpustakaan.

Keenam, membuka layanan perpustakaan secara online. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat blog perpustakaan di dunia maya. Blog perpustakaan ini merupakan salah satu media yang cukup murah-meriah untuk membentuk jaringan kerja-sama antar perpustakaan.

Ketujuh, membuka layanan galeri seni budaya. Perpustakaan dapat menjadi salah satu pusat kebudayaan masyarakat dengan menggelar secara periodik seni tari, musik, teater, mendongeng (story telling) dan puisi.

Untuk baiknya pelayanan perpustakaan maka perlu dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang sesuai dengan tuntutan jaman maupun teknologi yang berkembang. Sedangkan mengenai sistem layanannya apakah itu layanan terbuka (open access) maupun tertutup (closed access) perlu dipertimbangkan penerapannya berdasarkan kondisi dan kebutuhan masyarakat yang dilayani. Pada perpustakaan umum sistem layanannya biasanya adalah sistem layanan terbuka (open access). Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa dengan sistem layanan terbuka ini masyarakat pengguna perpustakaan dapat langsung ke rak koleksi dan memilih sendiri buku atau informasi yang dibutuhkannya dan hal ini akan memberi sensasi tersendiri, dimana pengguna perpustakaan akan diberi kesempatan yang bervariasi untuk mendapatkan beberapa bahan pustaka yang dia minati.

Sedangkan fasilitas-fasilitas yang harus diberikan oleh perpustakaan agar dapat dikatakan ideal adalah sebagai berikut :1. Fasilitas Otomasi (menerapkan teknologi informasi)

Sesuai dengan perkembangan teknologi, maka perpustakaan sudah selayaknya mengaplikasikan komputer dalam pekerjaan pelayanannya. Penerapan komputer diperpustakaan inilah yang dikatakan dengan otomasi perpustakaan. Otomasi perpustakaan (library automation) ini adalah istilah yang sering digunakan untuk pemanfaatan komputer atau teknologi informasi di perpustakaan. Otomasi perpustakaan merupakan usaha mengalihkan pekerjaan yang selama ini dilakukan oleh staf perpustakaan dengan cara manual, kepada mesin sebagai alat bantu dengan memperkecil campur tangan

Perpustakaanku Idolaku(Dewi Yantiningsih)

Page 165: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

158

manusia dalam pengoperasiannya.Sedangkan pekerjaan yang dapat dilakukan oleh komputer

dalam otomasi perpustakaan ini terdiri dari : (a) Sistem akuisisi dan pemesanan bahan pustaka, (b) Sistem sirkulasi, (c) Sistem pengatalogan, (d) Kontrol terbitan berseri. Sedangkan perangkat lunak (software) yang dapat digunakan atau dipilih diantara yang beredar di pasaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan fi nansial perpustakaan itu sendiri. Perangkat lunak itu antara lain adalah NCI-Bookman, INMAGIC, LIBRARIAN, Micro CDS/ISIS ataupun versi Windowsnya yaitu Winisis, VTLS, TINLIB dan lain-lain. Penerapan komputer atau otomasi perpustakaan tentulah berdasarkan pertimbangan terhadap kemampuan komputer yang sangat cepat dan tepat dalam pekerjaan yang sering dan selalu berulang-ulang. Sehingga dengan menggunakan komputer biaya pengerjaannya akan lebih murah dibanding dengan tenaga manusia (Davis, 1986:43).2. Fasilitas Foto Copy

Layanan foto copy ada baiknya disediakan di perpustakaan. Karena ada kalanya pengguna perpustakaan berkepentingan atas beberapa informasi tertentu, tetapi karena bahan pustakanya tidak dipinjamkan (koleksi referensi), maka cara terbaik untuk mendapatkan informasi tersebut adalah dengan cara mem foto copy bahan dimaksud. Sehingga dengan tersedianya layanan foto copy ini, salah satu kebutuhan masyarakat pengguna perpustakaan dapat terpenuhi.3. Fasilitas Pandang Dengar (audio visual)

Layanan pandang dengar adalah kegiatan peminjaman atau pemutaran pustaka pandang dengar kepada pengguna perpustakaan. Dimana koleksi perpustakaan yang termasuk dalam pustaka pandang dengar ini adalah kaset, fi lm, slide, piringan hitam, compact disc (CD), kaset video dan lain-lain. Koleksi-koleksi tersebut dapat saja dipinjamkan atau diputarkan di perpustakaan sendiri. Perlunya layanan pandang dengar (audio visual) ini disajikan perpustakaan adalah mengingat perkembangan teknologi, terlebih-lebih pada sarana atau media penampung informasi yang merupakan perpaduan antara citra (gambar) dan suara yang memberi manfaat bagi peningkatan kualitas penyampaian informasi dan daya ingat masyarakat pengguna perpustakaan.

Page 166: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

159

4. Fasilitas hotspot (Wifi ) internetPelayanan yang diberikan oleh perpustakaan berupa layanan

internet merupakan suatu terobosan atau inovasi yang sangat bagus dan memberi manfaat yang sangat besar bagi pengguna perpustakaan dewasa ini. Layanan internet (international network) yang merupakan perpaduan antara teknologi informasi dan teknologi komunikasi telah menjadi fenomena yang sangat menakjubkan terlebih-lebih sebagai salah satu media untuk mendapatkan atau penelusuran informasi.

Internet merupakan jaringan informasi global yang dapat dimanfaatkan di perpustakaan tanpa mengenal batas geografi , waktu, bangsa dan negara. Internet dapat merupakan perwujudan library without wall atau perpustakaan tanpa dinding. Keberadaan internet ini juga dapat menjadi salah satu perpustakaan alternatif, karena sifatnya yang merupakan jaringan informasi global ternyata dapat menembus batas antar negara secara geografi s, politis dan budaya.

Dengan didukung oleh perkembangan teknologi informasi yang pesat dan semakin meningkatnya jumlah pemilik komputer pribadi, internet telah memasuki kehidupan manusia diseluruh dunia, dinegara-negara maju dan juga berkembang. Dengan tampilan yang semakin canggih dengan dukungan suara dan citra, dan bagi sebagian besar pengguna, internet dianggap sebagai sarana hiburan yang baru. Dengan asas “bebas untuk siapa saja”, setiap orang bisa mengakses informasi apapun yang tersedia di internet walaupun ada kontroversi tentang prinsip kebebasan akses informasi ini.

Memang, jika disebagian besar negara maju akses ke internet telah tersedia di perpustakaan dengan fasilitas hotspot (Wifi ) telah memungkinkan pengguna perpustakaan menjelajah (surfi ng) di belantara internet tanpa bantuan pustakawan. Tetapi perpustakaan di Indonesia yang telah menyediakan layanan akses ke internet bagi pemustakanya masih bisa dihitung dengan jari. Untuk itu perpustakaan perlu menerapkan layanan internet ini sebagai salah bagian dari mewujudkan perpustakaan yang ideal bagi masyarakat penggunanya.5. Fasilitas untuk orang dengan kondisi khusus

Yang dimaksud dengan orang dengan kondisi khusus di sini adalah orang-orang yang secara fi sik memiliki kekurangan atau cacat. Sebagai contoh adalah tuna netra (buta), cacat fi sik seperti orang yang harus duduk dikursi roda dan lain-lain.

Perpustakaanku Idolaku(Dewi Yantiningsih)

Page 167: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

160

Untuk orang-orang seperti tersebut di atas perpustakaan perlu menyediakan layanan yang sesuai dengan kekurangan atas kondisi fi sik mereka itu. Seperti untuk orang tuna netra (buta) misalnya perlu disediakan koleksi dengan huruf Braille, sehingga mereka juga memiliki kesempatan yang sama untuk dapat memanfaatkan perpustakaan sebagaimana halnya dengan masyarakat pengguna perpustakaan lainnya. Pada kondisi lain seperti orang-orang yang cacat dan tidak dapat bangkit atau keluar rumahnya untuk berkunjung ke perpustakaan, dalam hal ini perpustakaan perlu bersikap pro aktif (jemput bola) dengan menyediakan layanan dengan datang berkunjung ke rumah-rumah mereka sehingga pelayanan perpustakaan dapat mereka peroleh yang tentunya hal ini merupakan salah satu cara yang cukup baik dalam upaya pemerataan pelayanan informasi kepada segenap anggota masyarakat tanpa membeda-bedakan pekerjaan, jenis kelamin, agama, status sosial, kondisi fi sik dan lain-lain.

F. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

1. Perpustakaan ideal adalah perpustakaan yang mampu memberdayakan masyarakat. Perpustakaan yang dapat menjadi kawah candradimuka bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas membaca, belajar, seni, budaya, dan ketrampilan.

2. Perpustakaan ideal adalah perpustakaan yang menjadi pusat kegiatan masyarakat. Artinya, perpustakaan sudah menjadi candu bagi masyarakat untuk senantiasa melakukan kegiatan apa pun di perpustakaan.

3. Perpustakaan ideal ialah perpustakaan yang mampu melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk membangkitkan potensi membaca yang ada di masyarakat. Pendekatan ini disesuaikan dengan kegemaran, hobi, kesenangan, dan kebiasaan yang ada di masyarakat.

4. Perpustakaan ideal adalah perpustakaan yang mempunyai gedung perpustakaan yang benar-benar dirancang untuk perpustakaan, dimana lokasinya harus strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat penggunanya serta diperlengkapi dengan sarana dan fasilitas pendukung seperti aula, ruang layanan, ruang pengolahan, ruang staf dan pimpinan, toilet, areal parkir yang memadai dan memperhatikan kenyamanan pengguna untuk membaca.

Page 168: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

161

5. Sumber daya manusia di perpustakaan dapat terdiri dari pustakawan, tenaga administrasi dan operator komputer yang senantiasa selalu ditingkatkan kualitasnya dengan diikutsertakan dalam kegiatan pelatihan, seminar-seminar, loka karya, workshop dan kongres dibidang perpustakaan maupun disiplin ilmu yang relevan.

6. Layanan perpustakaan dapat berupa layanan terbuka (open acces) dan layanan tertutup (closed acces). Sedangkan sistem layanan untuk perpustakaan umum ada baiknya diterapkan adalah sistem layanan terbuka (open acces). Sementara itu fasilitas-fasilitas yang perlu diberikan oleh perpustakaan untuk dapat dikatakan ideal adalah : (a) layanan otomasi, (b) layanan foto copy, (c) layanan pandang dengan (audio visual), (d) layanan hotspot (wifi ) internet, (e) layanan untuk orang dengan kondisi khusus (cacat).

2. Saran1. Untuk mewujudkan perpustakaan ideal diperlukan ”political

will” dari pemerintah dengan mewujudkan struktur kelembagaan perpustakaan yang kuat dan terhormat. Kelembagaan perpustakaan harus mandiri, berdiri sendiri, dan terpisah dari lembaga lain. Sehingga perpustakaan dapat berdiri sendiri baik dari segi anggaran maupun dalam manajemen.

2. Pemerintah harus memberikan anggaran yang signifi kan untuk setiap perpustakaan, baik dari tingkat pusat sampai desa. Tanpa hal ini perpustakaan ideal hanyalah ilusi belaka.

3. Untuk menuju perpustakaan ideal, sebuah perpustakaan harus memiliki desain ruang yang menarik, koleksi yang variatif, layanan yang beragam, dan pustakawan yang ”qualifi ed”.

4. Kesejahteraan segenap personil perpustakaan perlu ditingkatkan. Sehingga mereka dapat bekerja sepenuh hati dan dilandasi dengan dedikasi yang tinggi untuk melayani masyarakat.

5. Perpustakaan yang ada di negara kita masih banyak yang diselenggarakan belum sesuai dengan sistem pelayanan perpustakaan yang baku (standard). Sehingga perlu dibenahi untuk dapat melakukan pelayanan perpustakaan yang ideal dan baik.

Perpustakaanku Idolaku(Dewi Yantiningsih)

Page 169: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

162

DAFTAR PUSTAKA

Nurhadi, Muljani A. 1983. Sejarah perpustakaan dan perkembangannya di Indonesia. Yogyakarta : Andi.

Supriyanto, dkk. 2006. Aksentuasi perpustakaan dan Pustakawan. Jakarta : IPI PD-DKI Jakarta bekerjasama dengan Sagung Seto.

Hermawan, Rachman dan Zulfi kar Zen. 2006. Etika kepustakawanan : suatu pendekatan terhadap kode etik pustakawan Indonesia. Jakarta : Sagung Seto

Davis, William S. 1986. Sistem pengolahan informasi. Jakarta : Erlangga.

Page 170: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

PERAN PELAYANAN KOLEKSI TANDON DALAM MENYEDIAKAN SUMBER BAHAN

PUSTAKA BAGI PEMUSTAKA

DI PERPUSTAKAAN STAIN KUDUS

Radiya Wira BuwanaTenaga Kependidikan STAIN Kudus

E-mail : [email protected]

Abstract: In an institution of higher education, libraries are often referred to as the "heart of a university", became a point of reference for the visitors (in this case meant the visitors who are faculty, students, employees / employees, and the entire academic community in the environment universities) to search and fi nd the source of library materials needed. One part of the technical service that is in the service of the library is a collection reserve. Collection reserve can be easily interpreted as a storage place to-one copy of each title of the book in a library. In the library of the STAIN Kudus, reservoir collection service that is always used by the visitors to be the place to fi nd the source of library materials they need, trying to provide the best possible service and professional excellence for the visitors so that the visitors will need sources of library materials can be met.Keywords : library services, collection reserve, materials libraryAbstrak : Di sebuah institusi perguruan tinggi, perpustakaan yang seringkali disebut sebagai “jantungnya sebuah perguruan tinggi”, menjadi sebuah tempat rujukan bagi pemustaka (dalam hal ini pemustaka yang dimaksud adalah dosen, mahasiswa, pegawai/karyawan, dan seluruh civitas akademik yang ada di lingkungan perguruan tinggi tersebut) untuk menelusur dan mencari sumber bahan pustaka yang dibutuhkan. Salah satu bagian dari pelayanan teknis yang ada di dalam perpustakaan adalah pelayanan koleksi tandon. Koleksi tandon secara mudahnya dapat diartikan sebagai tempat penyimpanan copy ke-satu setiap judul buku yang ada di sebuah perpustakaan. Di perpustakaan STAIN Kudus, pelayanan koleksi tandon yang selalu dimanfaatkan oleh pemustaka untuk menjadi tempat mencari sumber bahan pustaka yang mereka butuhkan, berusaha untuk sebaik mungkin memberikan pelayanan yang prima dan professional bagi pemustaka sehingga kebutuhan pemustaka akan sumber bahan pustaka bisa terpenuhi.Kata Kunci : Pelayanan perpustakaan, Koleksi tandon, Bahan pustaka

Page 171: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

164

A. PendahuluanSebagai sebuah tempat yang secara kodrati dijadikan sebagai pusat

segala informasi dan literatur ilmiah, tidak lekang oleh waktu perpustakaan tetap selalu menjadi rujukan bagi setiap pribadi yang membutuhkan sumber literatur ilmiah, misalnya sebagai sumber untuk penelitian bagi para peneliti, pembuatan skripsi, tesis atau disertasi bagi para mahasiswa, maupun sumber referensi untuk mengajar bagi para pendidik.

Dalam konteks perpustakaan di lingkungan akademik perguruan tinggi, perpustakaan masih merupakan ujung tombak yang digunakan oleh para pemustaka di perguruan tinggi (dalam hal ini pemustaka meliputi mahasiswa, dosen, karyawan, atau bahkan tamu umum dari luar yang menggunakan jasa perpustakaan) untuk menelusur dan mencari sumber bahan pustaka. Di perguruan tinggi, perpustakaan sering diistilahkan sebagai “jantungnya perguruan tinggi”. Perpustakaan sebagai pusat sumber daya informasi menjadi tulang punggung gerak majunya suatu institusi terutama institusi pendidikan, dimana tuntutan untuk adaptasi terhadap perkembangan informasi sangat tinggi (Wiji Suwarno, 2010). Hal ini menunjukan perpustakaan memiliki peranan yang sangat penting di lingkungan akademik perguruan tinggi, meskipun di sisi lain, kemajuan teknologi informasi telah bisa mempermudah pemustaka untuk menelusur dan mengunduh sumber referensi ilmiah misalnya dari ensiklopedia online, blog-blog tertentu, jurnal online ataupun e-book gratis online hanya dalam hitungan detik dan secepat membalikan telapak tanganya.

Salah satu bagian teknis dalam layanan perpustakaan ada yang disebut dengan layanan koleksi tandon, dimana biasanya dimanfaatkan oleh para pemustaka di lingkungan perguruan tinggi untuk mengakses koleksi bahan pustaka yang memiliki jumlah terbatas, dan terkadang bahan pustaka yang diberi label sebagai buku yang sudah langka sehingga tidak bisa dipinjamkan begitu saja di bagian layanan sirkulasi perpustakaan.

B. Pengertian Koleksi TandonSecara leksikal, istilah tandon di dalam kamus besar bahasa

Indonesia diartikan sebagai barang tanggungan, barang simpanan, atau barang cadangan. Sedangkan koleksi tandon diartikan sebagai bahan pustaka yang jarang digunakan, disimpan di lemari tertutup, tetapi dapat dipinjam jika diperlukan atau bahan pustaka yg banyak diminta karena merupakan bacaan wajib (pada perpustakaan perguruan tinggi), disimpan di tempat khusus dan hanya dapat dibaca di tempat atau dapat dipinjam

Page 172: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

165

untuk jangka waktu pendekKoleksi tandon atau bisa disebut dengan koleksi reserve merupakan

koleksi cadangan dari semua judul buku yang ada di perpustakaan atau bisa juga disebut bahwa koleksi tandon adalah koleksi dari buku copy satu dari semua judul buku yang ada di perpustakaan, misalnya setiap sepuluh eksemplar dari satu judul buku maka yang satu eksemplar diletakan di koleksi tandon dan yang sembilan eksemplar diletakan di koleksi sirkulasi. Koleksi buku tandon biasanya dicari jika koleksi buku yang ada di layanan sirkulasi sudah habis dipinjam. Di dalam koleksi tandon juga terdapat koleksi buku yang hanya berjumlah satu eksemplar saja, dan buku tersebut tidak tersedia di dalam koleksi sirkulasi sehingga harus dipinjam lewat tandon. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semua buku yang ada di dalam koleksi sirkulasi pasti ada di dalam koleksi tandon bahkan koleksi tandon lebih lengkap, karena juga memiliki buku-buku yang hanya berjumlah terbatas 1 eksemplar saja yang tidak tersedia di koleksi sirkulasi.

Dalam prakteknya, saat meminjam koleksi tandon, dikarenakan keterbatasan jumlah buku dan juga intensitas pemanfaatan buku tersebut oleh pemustaka, maka pemustaka biasanya hanya memiliki durasi waktu terbatas untuk bisa meminjam koleksi tersebut, bisa hanya dalam hitungan 1 jam atau 1 hari atau bahkan tidak bisa dipinjam dibawa pulang hanya bisa dibaca di tempat di ruangan koleksi tandon, tergantung dari kebijakan masing-masing instansi perpustakaan terkait.

C. Pengertian Bahan PustakaUU Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan,

memberikan pengertian bahwa bahan perpustakaan atau bahan pustaka adalah semua hasil karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam.

Menurut Sulistyo Basuki, 993) memberikan cakupan dari bahan pustaka, yaitu :1. Karya cetak atau karya grafi s seperti buku, majalah, surat kabar,

disertasi, laporan2. Karya non cetak atau karya rekam seperti piringan hitam, kaset, dan

video3. Bentuk mikro, seperti microfi lm, microfi s, microopaque.4. Karya dalam bentuk elektronik dan bahan digital lainya

Peran Pelayanan Koleksi Tandon dalam Menyediakan Sumber Bahan Pustaka Bagi Pemustaka di Perpustakaan STAIN Kudus

(Radiya Wira Buwana)

Page 173: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

166

D. Pelayanan Koleksi Tandon di Perpustakaan STAIN KudusPelayanan koleksi tandon di perpustakaan STAIN Kudus

dilaksanakan sesuai dengan jam buka dari perpustakaan STAIN Kudus yaitu :

Senin s/d Kamis : 08.00-11.30 dan 13.00-15.30Jum’at : 08.00-11.00 dan 13.00-15.30Pelayanan tandon ini bersifat close access (tertutup) artinya

pemustaka tidak boleh mencari atau mengambil koleksi sendiri akan tetapi pemustaka mendapatkan bantuan dari petugas layanan tandon atau pustakawan untuk mencari dan mengambilkan koleksi yang dibutuhkanya dan yang akan dipinjam, setelah sebelumnya pemustaka menelusuri koleksi melalui komputer katalog dan program OPAC (online public access catalog) yang telah disediakan di lantai 2 bagian sirkulasi perpustakaan STAIN Kudus.

Di perpustakaan STAIN Kudus, pemustaka jenis anggota mahasiswa dan karyawan dapat meminjam koleksi tandon dengan durasi hanya 1 (satu) hari berjalan, untuk pemustaka jenis anggota dosen dapat meminjam koleksi tandon dengan durasi lebih lama yaitu dengan durasi 5 (lima) hari, sedangkan untuk pemustakan jenis anggota tamu dari luar STAIN Kudus hanya bisa meminjam untuk dibaca di tempat, tidak bisa dibawa pulang. Jumlah eksemplar buku yang dapat dipinjam adalah untuk pemustaka jenis anggota mahasiswa, dan karyawan maksimal dapat meminjam 2 (dua) buku tandon, sedangkan untuk pemustaka jenis anggota dosen dapat meminjam maksimal 7 (tujuh) buku tandon. Kemudian jika mengalami keterlambatan dalam pengembalian buku tandon maka pemustaka akan dikenakan denda uang sebesar Rp. 1000 (seribu) per buku per satu hari.

Langkah-langkah atau prosedur untuk meminjam buku yang ada di koleksi tandon perpustakaan STAIN Kudus adalah sebagai berikut :1. Pemustaka datang sendiri ke perpustakaan kemudian masuk ke

ruangan koleksi tandon yang dikehendaki.2. Pemustaka menanyakan satu atau dua buku yang dikehendaki dari

rak koleksi tandon sesuai ketentuan, 3. Kemudian petugas mencarikan buku tandon yang dikehendaki oleh

pemustaka; 4. Pemustaka menyerahkan kartu anggota perpustakaan dan buku yang

akan dipinjamnya;

Page 174: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

167

5. Petugas menyorot (scanning) pada barcode kartu anggota dan buku yang akan dipinjam pemustaka, kemudian menyerahkan kartu anggota dan buku tersebut kepada pemustaka;

6. Proses selesai, kemudian pemustaka wajib membawa buku yang telah dipinjam tersebut keluar dari ruang tendon.

Kemudian langkah-langkah atau prosedur untuk mengembalikan buku di koleksi tandon perpustakaan STAIN Kudus adalah sebagai berikut :1. Pemustaka menuju ke petugas bagian tandon2. Pemustaka menyerahkan kartu anggota perpustakaan dan buku yang

akan dikembalikan;3. Petugas menyorot (scanning) pada barcode kartu anggota dan buku

yang akan dikembalikan pemustaka :� Ketika ada keterlambatan, komputer akan mendeteksi dan

menghitung jumlah denda secara otomatis sesuai dengan ketentuan, dan petugas akan menyampaikan informasi mengenai jumlah dendanya.

� Pemustaka membayar uang denda sesuai dengan tagihan yang muncul di sistem komputer.

4. Petugas memproses pengembalian buku kemudian mengecek kembali data pemustaka pada program

5. Petugas menyerahkan kartu anggota kepada pemustaka;6. Proses selesai.

E. Menggunakan Koleksi Tandon Sebagai Sumber Bahan pustaka1. Sekilas tentang koleksi buku tandon di perpustakaan STAIN Kudus

Dengan jumlah koleksi buku yang berjumlah ± 15.000 judul, koleksi tandon di perpustakaan STAIN Kudus bisa dikatakan memiliki kualifi kasi yang sangat baik sebagai tempat rujukan untuk menelusuri sumber bahan pustaka yang akan dibutuhkan oleh para pemustaka untuk memperoleh bahan pustaka yang dibutuhkan. Akan tetapi, tidak semua buku yang ada di koleksi tandon bisa dipinjam oleh para pemustaka. Hal tersebut dikarenakan bahwa ada buku yang memiliki jumlah eksemplar yang melimpah banyak, sehingga buku tersebut harus dipinjam melalui layanan koleksi sirkulasi.

Peran Pelayanan Koleksi Tandon dalam Menyediakan Sumber Bahan Pustaka Bagi Pemustaka di Perpustakaan STAIN Kudus

(Radiya Wira Buwana)

Page 175: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

168

Dalam pelayanan sehari-hari, koleksi tandon yang banyak dicari oleh pemustaka sebagian besar adalah buku-buku tafsir dan juga buku-buku terjemahan. Koleksi tafsir al- Misbhah, tafsir ibnu katsir, dan tafsir al-maraghi masih menjadi peringkat teratas buku tandon yang paling banyak dipinjam oleh pemustaka. Hal ini dapat dimaklumi karena koleksi buku tafsir pada umumnya sangat terbatas dan banyak dibutuhkan oleh mahasiswa mengingat mata kuliah tafsir adalah mata kuliah yang ada di semua jurusan/fakultas di STAIN Kudus. Selain buku-buku tafsir, buku-buku terjemahan juga merupakan buku koleksi tandon yang paling banyak diminati, misalnya terjemahan kitab al-umm, terjemahan kitab ihya’ ulumiddin, terjemahan kitab khifayatul ahyar, terjemahan kitab bidayatul mujtahid dan juga terjemahan kitab Fiqhus sunah.

Untuk buku-buku teks wajib kuliah juga ada beberapa judul buku yang hanya bisa dipinjam melalui layanan koleksi tandon karena jumlah bukunya yang terbatas, seperti buku teks untuk mata kuliah manajemen sumber daya manusia, buku teks untuk mata kuliah teknologi pendidikan, buku teks untuk mata kuliah fi lsafat pendidikan islam, dan lain sebagainya. Koleksi tandon juga menyimpan beberapa buku hasil karya dosen STAIN Kudus dan juga buku-buku daros yang menjadi pegangan wajib bagi mata kuliah tertentu.

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa untuk meminjam judul-judul buku yang hanya memiliki 1 (satu) eksemplar saja maka pemustaka harus meminjamnya melalui layanan tandon, buku-buku tersebut biasanya berupa buku terbitan lama yang sudah tidak diterbitkan lagi, buku-buku hibah dari instansi kementerian agama ataupun dari instansi lain maupun buku-buku tertentu yang memang perpustakaan STAIN Kudus hanya memiliki 1 (satu) eksemplar saja, misalnya buku berjudul “dibawah bendera revolusi” karya mantan presiden Soekarno. 2. Keuntungan menggunakan layanan koleksi tandon

Bagi pemustaka yang membutuhkan sumber bahan pustaka di perpustakaan STAIN Kudus, memanfaatkan layanan tandon memiliki beberapa keuntungan-keuntungan sebagai berikut :

1. Dapat mengakses koleksi buku-buku yang memang hanya terbatas Seperti sudah diuraikan di atas bahwa melalui layanan koleksi

tandon, pemustaka dapat meminjam buku-buku yang koleksinya terbatas atau buku yang hanya memiliki 1 eksemplar saja sehingga tidak bisa dipinjam melalui layanan koleksi sirkulasi.

Page 176: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

169

2. Dapat mengakses koleksi buku-buku baru lebih cepat Di perpustakaan STAIN Kudus, buku-buku baru yang telah

melalui proses pengolahan, sebelum disajikan di ruang koleksi maka cover bukunya akan discan terlebih dahulu di ruangan tandon, sehingga pemustaka dapat lebih dulu untuk membacanya di ruangan koleksi tandon namun belum bisa dipinjam, difoto kopi atau bahkan untuk dibawa pulang

3. Dapat lebih cepat dan mudah untuk menemukan bahan pustaka Dengan konsep pelayanan close access (pelayanan tertutup) maka

pemustaka akan lebih mudah dan lebih cepat untuk mencari buku yang dibutuhkanya. Hanya dengan menyebutkan judul buku atau nama penulis yang dicari, pustakawan seketika akan mencarikan buku yang dibutuhkan tersebut.

Dengan tetap mengedepankan konsep layanan yang prima dan profesional, pelayanan koleksi tandon di perpustakaan STAIN Kudus senantiasa berupaya untuk menjadi mitra dan rekan yang baik bagi pemustaka untuk membantu pemustaka mencari dan menelusuri sumber bahan pustaka, (Andi Prastowo, 2012) menguraikan bahwa pelayanan perpustakaan harus menerapkan kriteria-kriteria pelayanan yang merujuk pada Lembaga Administrasi Negara sebagai berikut ini :1. Kesederhanaan, yaitu tata cara pelayanan bisa diselenggarakan

secara mudah, lancar, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan dilaksanakan oleh pemustaka.

2. Reliabilitas, misalnya, menjaga keakuratan pemberian informasi keberadaan koleksi pustaka, teliti dalam pencatatan data, dan tepat waktu.

3. Tanggung jawab dari para petugas pelayanan4. Kecakapan para petugas pelayanan, artinya para petugas pelayanan

perputakaan menguasai keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam pengelolaan perpustakaan.

5. Kemudahan kontak antara petugas pelayanan dan pemustaka6. Keramahan, hal ini meliputi kesabaran, perhatian dan persahabatan

dalam kontak an tara petugas perpustakaan dan pemustaka7. Keterbukaan,yaitu pemustaka bisa mengetahui seluruh informasi yang

mereka butuhkan secara mudah dan gambling, meliputi informasi tata cara, persyaratan,dan lain-lain

Peran Pelayanan Koleksi Tandon dalam Menyediakan Sumber Bahan Pustaka Bagi Pemustaka di Perpustakaan STAIN Kudus

(Radiya Wira Buwana)

Page 177: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

170

8. Komunikasi antara petugas pelayanan dan pemustaka, komunikasi yang baik dengan pemustaka adalah peustaka tetap memperoleh informasi yang berhak diperolehnya dari petugas perpustakaan dalam bahasa yang mereka pahami.

9. Kredibilitas, 10. Kejelasan dan Kepastian11. Keamanan12. Mengerti harapan dari pemustaka13. Kenyataan, meliputi bukti-bukti atau wujud nyata dari pelayanan,

berupa fasilitas fi sik, peralatan yang digunakan dalam memberikan pelayanan, kartu pengenal dan fasilitas penunjang lainya.

14. Efi sien15. Ekonomis

F. Hambatan dalam Layanan Koleksi Tandon Perpustakaan STAIN KudusSelalu berupaya sempurna menjadi tempat rujukan bagi pemustaka

untuk menelusuri sumber bahan pustaka dengan memberikan layanan prima sebaik mungkin kepada pemustaka yang membutuhkan, layanan koleksi tandon masih sering menemui hambatan-hambatan yang ditemui dalam proses memberikan layanan kepada pemustaka, hambatan-hambatan tersebut antara lain sebagai berikut:1. Ruangan koleksi tandon yang terbatas Dengan jumlah koleksi buku yang mencapai kurang lebih 15.000

eksemplar, ruangan koleksi tandon di perpustakaan STAIN Kudus yang hanya memiliki luas 9X4 meter2 bisa dikatakan sangatlah terbatas untuk melayani pemustaka. Terbatasnya ruangan untuk tempat baca, maka membuat para pemustaka hanya diberikan waktu yang tidak banyak untuk membaca koleksi buku tandon di tempat baca karena harus bergantian dengan pemustaka lain yang akan memanfaatkan layanan koleksi tendon.

2. Jumlah koleksi yang terbatas, tetapi dibutuhkan banyak pemustaka Koleksi tandon yang hanya menyimpan satu eksemplar dari setiap

buku yang ada di perpustakaan terkadang akan membawa suatu masalah jika buku tersebut dibutuhkan oleh banyak pemustaka, sehingga dalam satu hari 1 buku tersebut telah dipinjam oleh berganti-ganti pemustaka dan pemustaka yang membutuhkan buku tersebut

Page 178: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

171

harus antri terlebih dahulu untuk meminjam buku tersebut.3. Ada beberapa buku koleksi tandon yang rusak karena faktor usia

buku Di dalam koleksi tandon terdapat juga buku-buku terbitan lama yang

karena faktor usia, buku tersebut sudah harus sering mengalami penyiangan atau perbaikan koleksi. Masalah akan muncul jika ada pemustaka akan meminjam buku tersebut, namun buku tersebut masih dalam masa perbaikan sehingga pemustaka akan kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan koleksi buku tersebut.

G. KesimpulanDi dalam sebuah unit perpustakaan, pelayanan koleksi tandon

sebagai bagian dari layanan teknis perpustakaan yang menyimpan koleksi copy ke-satu dari setiap judul buku yang ada di perpustakaan, menjadi sebuah layanan yang bisa dimanfaatkan untuk meminjam bahan pustaka yang tidak bisa dipinjam atau tidak ada eksemplarnya untuk dipinjam dari koleksi sirkulasi. Dengan beberapa aturan ketat yang harus dipatuhi oleh pemustaka jika ingin meminjam melalui layanan koleksi tandon seperti jumlah eksemplar yang ada, jumlah buku yang bisa dipinjam, jangka waktu peminjaman yang singkat, serta denda yang cukup besar jika mengalami keterlambatan dalam peminjaman buku tandon, demikian pula dengan beberapa kelebihan dan kekuranganya, layanan peminjaman buku tandon di perpustakaan STAIN Kudus tetap mengedepankan pelayanan yang prima, profesional, dan user oriented sehingga sesuai dengan tujuan semula agar terpenuhinya kebutuhan pemustaka dalam menelusur dan mencari sumber bahan pustaka.

Peran Pelayanan Koleksi Tandon dalam Menyediakan Sumber Bahan Pustaka Bagi Pemustaka di Perpustakaan STAIN Kudus

(Radiya Wira Buwana)

Page 179: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

172

DAFTAR PUSTAKA

Arifi n, Ridwan Nur. 2013. Pengertian Bahan Bacaan Dan Bahan Pustaka. http://coretanridwan.blogspot.com. Diunduh pada tanggal 27 Oktober 2014.

Prastowo, Andi, 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Yogyakarta : Diva Press

Setiawan, Ebta. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring (dalam jaringan). http://kbbi.web.id/. Diunduh pada tanggal 27 Oktober 2014

Suwarno, Wiji. 2010. Pengetahuan Dasar Kepustakaan. Bogor : Ghalia Indonesia

Tim Penyusun Buku Panduan Perpustakaan STAIN Kudus. 2014, Buku Panduan Perpustakaan STAIN Kudus, Kudus : Perpustakaan STAIN Kudus

Page 180: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

173

PEDOMAN PENULISANJURNAL LIBRARIA STAIN KUDUS

Jurnal “LIBRARIA STAIN KUDUS” akan memuat artikel yang memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :1. Artikel merupakan ringkasan karya ilmiah hasil penelitian dan karya

pemikiran yang original yang belum pernah dipublikasikan atau tidak sedang dalam proses penerbitan dalam bentuk apapun.

2. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris sebanyak 15-20 halaman kuarto dengan spasi 1.5.

3. Artikel dalam bahasa Indonesia atau Inggris diketik dengan font Times New Roman dengan ukuran 12 point yang berisikan antara lain:a. Judul (huruf besar semua tebal);b. Sub Judul (huruf kecil tebal kecuali huruf pertama pada setiap

kata menggunakan huruf kapital);c. Nama penulis (tanpa gelar), alamat instansi dan e-mail;d. Abstark dalam bahasa Indonesia dan Inggris sebanyak 100 – 110

kata (memuat tujuan, metode dan temuan);e. Keywords dalam bahasa Inggris sebanyak 3-4 kata.f. Pendahuluan (berisi latar belakang masalah dan rumusan masalah)g. Teori-teori pendukung disertai masing-masing dengan penelitian

sebelumnya yang relevan dan metode penelitian;h. Analisisi. Kesimpulanj. Daftar Pustaka

4. Kutipan ditulis dengan model midlenote, contoh : (Qalyubi, 2007)5. Penulisan daftar pustaka Alfabetis dan mengikuti contoh berikut ini : Contoh buku : Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional:

Yogyakarta : Diva Press. Contoh Jurnal : Hasugian, Jonner dalam Jurnal Pustaha. Penelusuran Informasi

Ilmiah Secara Online Perlakuan Terhadap Seorang Pencari Informasi Sebagai Real User. Vol. 2: 1 Juni 2006

Page 181: Hak Penulis dan Penerbit Dilindungi Undang-undang Volume ...perpustakaan.stainkudus.ac.id/files/Libraria VOL-2 NOMOR-2.pdf · itu kami menerbitkan jurnal dengan tujuan agar para mahasiswa

174

Contoh dari Internet : Mariana, D & Paskarina, C. (2005). Peningkatan alokasi APBD

– Membiayai Sektor Pendidikan. http://www.pikiran-rakyat.com. Diunduh pada tanggal 10 Nopember 2010.

6. Tabel dan gambar diberi nomor dan judul atau keterangan yang jelas;7. Artikel dikirim dengan menyerahkan satu eksemplar print out atau

softcopy berupa attached fi le yang terformat MS Word (rtf).8. Penulis yang artikelnya dimuat akan mendapat imbalan berupa nomor

bukti pemuatan sebanyak 2 (dua) eksemplar.