27
HAKIKAT MANAJEMEN PENDIDIKAN (rifan potaboga 2013) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya dengan melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui aktivitas yang melibatkan individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Yang sering dilakukan adalah adanya kesadaran individu sebagai makhluk juga mempunyai keinginan-keinginan atau tujuan pibadi. Tujuan pribadi seseorang bisa selaras dengan tujuan organisasi, bisa juga tidak selaras. Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tujuan organisasi atau tujuan individu tidak tercapai. Untuk itu diperlukan suatu pengendali kerja sehingga tujuan individu bisa selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut adalah adanya sistem pengendalian manajemen yang baik. Selain itu juga dengan menggunakan manajemen pendidikan yang baik merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah

Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hakikat manajement pendidikan

Citation preview

Page 1: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

HAKIKAT MANAJEMEN PENDIDIKAN (rifan potaboga 2013)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai

kegiatannya dengan melakukan proses perencanaan. Perencanaan

dilakukan melalui aktivitas yang melibatkan individu-individu. Aktivitas

inidividu ini diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Yang sering

dilakukan adalah adanya kesadaran individu sebagai makhluk juga

mempunyai keinginan-keinginan atau tujuan pibadi. Tujuan pribadi

seseorang bisa selaras dengan tujuan organisasi, bisa juga tidak selaras.

Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tujuan organisasi atau tujuan

individu tidak tercapai. Untuk itu diperlukan suatu pengendali kerja

sehingga tujuan individu bisa selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu

alat untuk mencapai hal tersebut adalah adanya sistem pengendalian

manajemen yang baik.

Selain itu juga dengan menggunakan manajemen pendidikan yang

baik merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas

pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan,

karena tidak hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi

mencakup berbagai persoalan yang rumit dan kompleks, sehingga

menuntut manajemen pendidikan yang lebih baik. Sayangnya, selama ini

aspek manajemen pendidikan pada berbagai tingkat dan satuan

pendidikan belum mendapat perhatian yang serius, sehingga seluruh

komponen sistem pendidikan kurang berfungsi dengan baik. Lemahnya

Page 2: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

manajemen pendidikan juga memberikan dampak terhadap efisiensi

internal pendidikan yang terlihat dari jumlah peserta didik yang

mengulang dan putus sekolah. Dari permasalahan-permasalahan tersebut

dapat dilihat bahwa belum mengenanya peran dari manajemen karena

kurangnya pemahaman tentang pentingnya manajemen.

Dari permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya

dalam pendidikan islam perlu pengelolaan atau manajemen yang sebaik-

baiknya, sebab jika tidak bukan hanya gambaran negatif tentang

pendidikan Islam yang ada pada masyarakat akan tetap melekat dan sulit

dihilangkan bahkan mungkin Pendidikan Islam yang hak itu akan hancur

oleh kebathilan yang dikelola dan tersusun rapi yang berada di

sekelilingnya, sebagaimana dikemukakan Ali bin Abi Thalib :”kebenaran

yang tidak terorganisir dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan

yang tersusun rapi”.

Dalam makalah ini akan di bahas tentang hakikat dan konsep dasar

manajemen pendidikan, sebagai pengantar materi pertama dalam Mata

Kuliah Manajemen Pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa hakikat dan arti manajemen pendidikan?

2. Apa fungsi manajemen pendidikan?

3. Bagaimana ciri-ciri manajemen professional?

4. Apa makna dan pentingnya mempelajari manajemen pendidikan?

Page 3: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

BAB II

PEMBAHASAN

1. Hakekat manajemen pendidikan

Dalam pendidikan formal kepala sekolah dapat berperan sebagai

administrator, manajer, dan supervisor. Ini berarti organisasi sekolah

melaksanakan administrasi, manajemen, dan supervise. Begitu pula

halnya dengan organisasi-organisasi lain pada hakikatnya melaksanakan

ketiga aktivitas tersebut. Keluarga misalnya adalah organisasi yang

melaksanakan administrasi yaitu suatu aktivitas yang mengupayakan

kesejahteraan keluarga lahir batin, termasuk memberi pendidikan kepada

anak-anak mereka. Keluarga juga melakukan manajemen pendidikan

tatkala mereka memikirkan buku-buku apa saja yang perlu disediakan

bagi anak-anak, permainan-permainan macam mana yang baik,

bagaimana cara mendisiplinkan anak, dan sebagainya. Dan dalam proses

pendidikan itu silih berganti bapak dan ibu melakukan supervise. Ibu akan

menjadi supervisor dalam memperingati bapak yang salah mendidik

putranya, sebaliknya bapak akan menjadi supervisor dalam membina istri

tentang cara mendidik putra.1[1]

Ramayulis menyatakan bahwa hakikat manajemen adalah al-

tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari

kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al Qur’an seperti

firman Allah SWT :

1[1] Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta:PT Bina Aksara,1988) h.12-13

Page 4: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

Artinya : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu

naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun

menurut perhitunganmu (Al Sajdah : 05).

Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah swt

adalah pengatur alam (manager). Keteraturan  alam raya ini merupakan

bukti kebesaran Allah swt dalam mengelola alam ini. Namun, karena

manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadaikan sebagai khalifah di

bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-

baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.

2. Pengertian Manajemen Pendidikan

Dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yang

merupakan terjemahan langsung dari kata management yang berarti

pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata pimpinan. Sementara dalam

kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan Hasan Shadily

management berasal dari akar kata to manage yang berarti mengurus,

mengatur, melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan.

Sementara manajemen menurut istilah adalah proses

mengkordinasikan aktifitas-aktifitas kerja sehingga dapat selesai secara

efesien dan efektif dengan melalui orang lain.2[2]

Sedangkan beberapa Ahli  mendefinisikan tentang manajemen yang dikemukakan antara lain:1. Menurut Hasibuan “ Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur

proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya

secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”

2[2] http://mpiuika.wordpress.com/2009/10/22/makalah-diskusi-mpi-kelompok-1/13-19-2013, jam 16.27

Page 5: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

2.  Menurut GR Terry  “Manajemen adalah suatu proses yang khas yang

terdiri dari (planning) tindakan-tindakan perencanaan, (Organizing)

pengorganisasian, (staffing) penataan staff  ((actuating),) pengarahan,

dan (Controlling) pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta

mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaat

sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

3.  Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel “Manajemen adalah

usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.

Dengan demikian manager mengadakan koordinasi atas sejumlah

aktivitas rangg lain yang meliputi (planning)  perencanaan, (Organizing)

pengorganisasian, (placing) penempatan, (actuating) pengarahan, dan

(Controlling)  pengendalian.”

4. Menurut Andrew F. Sikula “ Manajemen pada umumnya dikaitkan

dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian,

penempatan, pengarahan, (motivating) pemotivasian, komunikasi dan

pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan

tujuan untuk mengorganisasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan sehinggga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara

efisien.

5. Sedangkan Sejumlah ahli lain memberikan Formulasi-Formulasi

Alternatif tentang Fungsi manajemen diantaranya oleh Gregg, Litchfield

dan Campbell, Gregg mengemukakan bahwa fungsi pokok manajemen

itu meliputi: Decision making,planning, organizing,

communicating,influiting,coordinating,evaluating,menurut Litchfield, m

anajemen terdiri atas : Decision making, Programming, communicating, 

Page 6: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

Controlling, dan reappraising. Sedangkan pendapat Campbell

sendiri meliputi: Decision making, programming, simulating, coordinating

dan appraising.

Dalam perspektif yang lebih luas, manajemen adalah suatu proses

pengaturan, dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi

melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara

efektif dan efisien. Dalam perspektif ini ada sejumlah unsur pokok yang

membentuk kegiatan manajemen, yaitu : unsure manusia (men), barang-

barang (materials), mesin (machines) metode (methods), uang (money)

dan pasar (market). Keenam unsur ini memiliki fungsi masing-masing dan

saling berinteraksi dalam mencapai tujuan organisasi terutama proses

pencapain tujuan secara efektif dan efisien.

Sedangkan pengertian dari manajemen pendidikan itu sendiri

merupakan gabungan dari dua kata yaitu “manajemen” dan “pendidikan”.

Secara sederhana manajemen pendidikan dapat diartikan

sebagai manajemen yang dipraktikan dalam dunia pendidikan dengan

spesifikasi dan ciri-ciri khas yang ada dalam penddikan.

Manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alat-alat yang

diperlukan dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Unsur manajemen

dalam pendidikan merupak penerapan prinsip-prinsip manajemen

dalam  bidang pendidikan, bahwa manajemen pendidikan merupakan

rangkaian proses yang terdiri dari, perencanaan, pengoordinasian,

penggerakan, dan pengawasan yang dikaitkan dengan bidang pendidikan.

Page 7: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

Bila kita perhatikan dari pengertian manajemen di atas maka

dapatlah disimpulkan bahwa manajemen merupkan sebuah proses

pemanfaatan semua sumber daya melalui bantuan orang lain dan

bekerjasama dengannya, agar tujuan bersama bisa dicapai secara efektif,

efesien, dan produktip.3[3]

Selanjutnya, Henry Mintzberg, mengkategorikan peran seorang manajer

dan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis utama, yaitu :

Peran Decisional, membutuhkan manajer yang merencanakan

strategi dan memanfaatkan sumber daya.

Peran Interpersonal, memerlukan manajemen untuk mengarahkaan dan

mengawasi karyawan dan organisasi. Peran Informasi adalah, mereka

dimana para manajer memberikan dan mengirimkan informasi.4[4]

3. Fungsi Manajemen Pendidikan

Mula-mula fungsi manajemen banyak ragamnya seperti:

merencanakan, mengorganisasi, menyusun staf, mengarahkan,

mengkoordinasi, mengontrol, mencatat dan melaporkan, dan menyusun

anggaran belanja. Kemudian di buat menjadi lebih sederhana sehingga

terdiri dari merencanakan, mengorganisasi, member komando,

mengkoordinasi, dan mengontrol. Selanjutnya Hersey hanya

3[3] http://alfinfanani.blogspot.com/2012/11/makalah-fungsi-manajemen-pendidikan.html jam 04.21, (13-19-13), jam 20.25

4[4] http://uiita.wordpress.com/2013/01/08/manajemen-dan-organisasi/(18/09/2013),jam 21:12

Page 8: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

menyebutkan 4 fungsi saja yaitu : merencanakan, mengorganisasi,

memotivasi, dan mengontrol.5[5]

fungsi manajemen pendidikan sesuai dengan pendapat yang

dikemukan oleh Robbin dan Coulter yang pendapatnya senada dengan

Mahdi bin Ibrahim yaitu : Perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.

1. Fungsi Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak

melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka

kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal.

Demikian pula halnya dalam pendidikan perencanaan harus dijadikan

langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan

para pengelola pendidikan. Sebab perencanaan merupakan bagian

penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam menentukan

perencanaan pendidikan akan berakibat sangat patal bagi

keberlangsungan pendidikan. Bahkan Allah memberikan arahan kepada

setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana apa yang

akan dilakukan dikemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam Al

Qur’an Surat Al Hasyr : 18 yang berbunyi :

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah

Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan

5[5] Op’cit, Manajemen Pendidikan Indonesia, h 14

Page 9: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

Manajeman Pendidikan perencanaan merupakan kunci utama untuk

menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang

aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan mungkin

akan gagal. Oleh karena itu buatlah perencanaan sematang mungkin agar

menemui kesuksesan yang memuaskan.

2. Fungsi Pengorganisasian (organizing)

Menurut Terry pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari

manajemen dilaksnakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang

dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat

diselesaikan dengan sukses.

Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk

melakukan segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi

suatu kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah

bisa diluluhlantakan oleh kebathilan yang tersusun rapi.

Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah,

melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan

dilakukan secara rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan

mekanisme kerja. Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan

bawahan.

Sementara itu Ramayulis menyatakan bahwa pengorganisasian

dalam pendidikan adalah proses penentuan struktur, aktivitas, interkasi,

koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara transparan, dan

Page 10: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

jelas. Dalam lembaga pendidikan, baik yang bersifat individual, kelompok,

maupun kelembagaan.

Dari uraian di atas dapat difahami bahwa pengorganisasian

merupakan fase kedua setelah perencanaan yang telah dibuat

sebelumnya. Pengorganisasian terjadi karena pekerjaan yang perlu

dilaksanakan itu terlalu berat untuk ditangani oleh satu orang saja.

Dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah

suatu kelompok kerja yang efektif. Banyak pikiran, tangan, dan

keterampilan dihimpun menjadi satu yang harus dikoordinasi bukan saja

untuk diselesaikan tugas-tugas yang bersangkutan, tetapi juga untuk

menciptakan kegunaan bagi masing-masing anggota kelompok tersebut

terhadap keinginan keterampilan dan pengetahuan.

3. Fungsi Pengarahan (directing)

Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada rekan

kerja sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan

bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Di dalam fungsi pengarahan terdapat empat komponen, yaitu

pengarah, yang diberi pengarahan, isi pengarahan, dan metode

pengarahan. Pengarah adalah orang yang memberikan pengarahan

berupa perintah, larangan, dan bimbingan. Yang diberipengarahan adalah

orang yang diinginkan dapat merealisasikan pengarahan. Isi pengarahan

adalah sesuatu yang disampaikan pengarah baik berupa perintah,

larangan, maupun bimbingan. Sedangkan metode pengarahan adalah

sistem komunikasi antara pengarah dan yang diberi pengarahan.

Page 11: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

Dalam manajemen pendidikan, agar isi pengarahan yang diberikan

kepada orang yang diberi pengarahan dapat dilaksanakan dengan baik

maka seorang pengarah setidaknya harus memperhatikan beberapa

prinsip berikut, yaitu : Keteladanan, konsistensi, keterbukaan,

kelembutan, dan kebijakan. Isi pengarahan baik yang berupa perintah,

larangan, maupun bimbingan hendaknya tidak memberatkan dan diluar

kemampuan sipenerima arahan, sebab jika hal itu terjadi maka jangan

berharap isi pengarahan itu dapat dilaksanakan dengan baik oleh

sipenerima pengarahan.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa fungsi pengarahan

dalam manajemen pendidikan adalah proses bimbingan yang didasari

prinsip-prinsip religius kepada rekan kerja, sehingga orang tersebut mau

melaksanakan tugasnya dengan sungguh- sungguh dan bersemangat

disertai keikhlasan yang sangat mendalam.

4. Fungsi Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan

kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Bahkan Didin dan

Hendri menyatakan bahwa dalam pandangan Islam pengawasan

dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan

membenarkan yang hak.

Dalam pendidikan pengawasan didefinisikan sebagai proses

pemantauan yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya

Page 12: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

perencanaan secara konsekwen baik yang bersifat materil maupun

spirituil.6[6]

4. Ciri-ciri manejer professional

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri manager atau pimpinan suatu

organisasi yang dengan cara berfikirnya profesional :

Seorang manager yang profesional selalu bekerja keras untuk

memenangkan rasa hormat dari anak buahnya. Dia percaya bahwa dia

harus bekerja lebih keras daripada anak buahnya karena dia seorang

manager yang harus selalu memberi contoh baik.

Seorang manager yang profesional menghargai anak buahnya

secara sejajar, dan mencoba untuk memahami mereka sebagai individu.

Dia berkomunikasi secara terbuka sesering mungkin dengan mereka. Dia

juga berkomunikasi secara terbuka dengan atasannnya karena dia sadar

bahwa interaksi ini akan banyak menolong dalam menyelesaikan tugas-

tugasnya dengan baik.

Seorang manager yang profesional menyadari bahwa hubungan

dengan anak buahnya harus dalam bentuk hubungan yan memuaskan

bagi kedua belah pihak dalam hal pekerjaan. Maka biasanya dia bertindak

tenang, masuk akal dan tidak emosional, walaupun dalam menangai

masalah-masalah atau kesalahan anak buahnya serius.

Seorang manager yang profesional secara aktif mendorong anak

buahnya untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak

buahnya. Dia merasa bahagia bila nak buahnya berhasil.

6[6] http://mpiuika.wordpress.com/2009/10/22/makalah-diskusi-mpi-kelompok-1/(13-19-2013), jam 16.27

Page 13: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

Seorang manager profesional mendelegasikan pekerjaan dengan

tepat agar supaya tujuan-tujuan perusahaan dapat tercapai secara

objektif dan seefisien mungkin. Dia akan mengambil tanggung jawab bisa

dia membuat kesalahan-kesalahan, mengakui kesalahan-kesalahan

tersebut serta meminta maaf dengan tulus kepada anak buahnya.

Seorang manager yang profesional menghargai hasil pekerjaan

yang baik anak buahnya. Manager tersebut akan mengoreksi anak

buahnya dengan cara yang profesional ketika mereka tidak menampilkan

kerja yang kurang baik atau kurang disiplin.

Seorang manager yang profesional percaya bahwa nak buahnya

mampu memberi andil untk kesuksesan perusahaannya. Ini berarti bahwa

dia sejauh mungkin akan mengajak anak buahnya untuk memberikan

masukan-masukan, ide-ide, dan saran-saran untuk pemecahan masalah

yang dihadapi di tempat kerja. Dia juga berkeinginan untuk mendengar,

memahami dan menindak lanjuti kritikan dan tuntutan-tuntutan dari anak

buahnya.7[7]

5. Makna manajemen pendidikan

Manajemen pendidikan mempunyai pengertian kerjasama untuk

mencapai tujuan pendidikan. seperti kita ketahui, tujuan pendidikan itu

merentang dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang

7[7]http://rozikinblog.blogspot.com/2012/10/

ciricirimanagerprofesional.html#ixzz2fI9jLPwe,(18/09/2013),jam 21:30.

Page 14: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

kompleks tergantung lingkup dan tingkat pengertian pendidikan mana

yang di maksud.

Manajemen pendidikan mengandung pengertian proses untuk

mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pemantauan dan penilaian.

Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin di capai,

bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang yang di perlukan, dan

berapa banyak biayanya. Perencanaan itu di buat sebelum suatu tindakan

di laksanakan.

Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas

kepada orang yang terlibat dalam kerja sama pendidikan tadi. Karena

tugas-tugas ini demikian banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh satu

orang saja, maka tugas-tugas ini di bagi untuk dikerjakan masing-masing

anggota organisasi.

Pengkoordinasian mengandung makna menjaga agar tugas-tugas

yang telah di bagi itu dapat di kerjakan menurut kehendak yang

mengerjakannya saja, tetapi menurut aturan sehingga menyumbang

terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan di sepakati.

Pengarahan diperlukan agar kegiatan dilakukan bersama itu tetap

melalui jalur yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan yang

dapat menimbulkan terjadinya pemborosan.

Pemantauan yaitu, suatu kegiatan untuk mengumpulkan data dalam

usaha mengetahui sudah sampai seberapa jauh kegiatan pendidikan telah

mencapai tujuannya, dan kesulitan apa yang ditemui dalam pelaksanaan

itu.

Page 15: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

Manajemen pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir

system. System adalah keseluruhan yang terjdiri dari bagian-bagian dan

bagian-bagian itu berinteraksi dalam suatu proses untuk mengubah

masukan menjadi keluaran.

Masukan (murid)…..> proses belajar, guru, kurikulum, lingkungan, murid,

sarana prasarana organisasi sekolah ………..> keluaran( lulusan).

Manajemen pendidikan juga dapat di lihatdari segi efektivitas

pemanfaatan sumber. Jika menajmen di lihat dari sudut ini, perhatian

tertuju kepada usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber

yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan itu sudah mencapai sasaran

yang di tetapkan dan apakah dalam pencapaian tujuan itu tidak terjadi

pemborosan sumber yangdi maksud dapat berupa manusia, uang, sarana

dan prasarana maupun waktu. Upaya harus di cari dalam pemanfaatan

sumber yang tersedia dengan sebaik-baiknya.

Menajemen pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan.

Menajemen pendidikan di lihat dari segi kepemimpinan merupakan usaha

untuk menjawab pertanyaan bagaimana dengan kemampuan yang

dimiliki administrator pendidikan itu, ia dapat melaksanakan tut

wurihandayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sung tulodo

dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Menajemen pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan

keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin

kegiatan sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali

administrator di hadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan ia

harus memecahkan masalh itu. Untuk memecahkan masalah tersebut di

Page 16: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

perlukan kemampuan dalam mengambil keputusan, yaitu memilih

kemungkinan tindakan yang terbaik dari sejumlah kemugkunan-

kemungkinan tindakan yang dapat di lakukan.

Menajemen pendidikan juga dapat di lihat dari segi komunikasi.

Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk

membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan, dan kita juga

mengerti apa yang di maksudkan orang lain itu. Jika dalam kerja sama

pendidikan tidak ada komunikasi, maka orang yang bekerja sama itu

saling tidak mengetahui apa yang dikerjakan atau pa yang di inginkan

teman sekerjanya.

Menajemen pendidikan sering diartikan dalam pengertian yang

sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin

catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-

menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan laporan.8[8]

6. Pentingnya Mempelajari Manajemen Pendidikan

Manajemen bagimana pun sangat di perlakukan oleh semua

organisasi karena tanpa keberadaanya (manajemen) semua akan sia-sia

dan menjadi kendala bagi tercapainya tujuan organisasi Untuk itu 

terdapat tiga alasan mengapa mempelajari manajemen yaitu :

  Untuk mencapai tujuan. Manajemen di perlukan untuk mencapai tujuan

organisasi yang sekaligus tujuan pribadi anggota organisasi.

8[8] B.Suryosubroto, manajemen pendidikan di sekolah (Jakarta : rineka cipta,

2010) cet 2, h.15-18.

Page 17: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

  Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling

bertentangan. Dalam hal ini manajemen diperlukan untuk menjaga

keseimbangan di antara tujuan-tujuan,sasaran-sasaran,dan kegiatan-

kegiatanyang saling bertentangan dengan pihak yang berkepentingan.

  Untuk mencapai efisiensi dan efiktifitas Suatu hal kerja dapat di ukur

dengan banyak cara yang berbeda.semua itu di lakukan dalam rangka

mencapai efisiensi dan efetivitas.

Stoner mengekemukakan pada tahun (1996) ada tiga mengapa

memeplajari manajemen yaitu sebagai berikut:

  Organisasi memberikan kontribusi pada standar kehidupan umat manusia

di dunia dimasa kini.

  Organisasi membangun masa depan yang ebih baik dalam membantu

individu-individu untuk melakukan hal yang sama. 

  Organisasi membantu menghubungkan manusia dengan masa lalunya.

Organisasi dapat dipandang sebagai pola hubngan manusia.

Gibson mengemukakan pada tahun 1997 ada dua alasa mengapa kita

mempelajari manajemen yaitu sebagai berikut :

1.      Masyarakat tergantung pada spesialisasi berbagai lembaga.

2.      Organisasi untuk menyedikan barang-barang dan jasa-jasa yang

diinginkan.

 Individu yang tidak sebagai manajer sering menemukan dirinya dalam

posisi manajerial

Robbin juga mengemukakan pendapatnya mengapa manajemen itu perlu

di pelajari yang dikemukakan pada tahun 1999 yaitu sebagai berikut :

Page 18: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

a.       Setiap orang mempunyai kepentingan yang mendalam untuk mampu

memperbaiki cara-cara pengolahan organisasi.

b.       Sebagian besar setelah lulus perguruan tinggi kita mulai karier dengan

mengelolah atau juga di kelola.

Dari uraian di atas maka semakin jelas bahwa pemahaman terhadap

manajemen semakin hari semakin di perlukan dalam rangka pencapaian

efisiensi dan efektivitas.9[9]

BAB III

PENUTUP

  Kesimpulan

Dalam pendidikan formal kepala sekolah dapat berperan sebagai

administrator, manajer, dan supervisor. Ini berarti organisasi sekolah

melaksanakan administrasi, manajemen, dan supervise. Begitu pula

halnya dengan organisasi-organisasi lain pada hakikatnya melaksanakan

ketiga aktivitas tersebut.

Dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yang

merupakan terjemahan langsung dari kata management yang berarti

9[9] http://tabungan-ilmu.blogspot.com/2012/10/hakekat-dan-pentingnya-manajemen.html( 13-09-2013), jam 11:48

Page 19: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata pimpinan. Sementara dalam

kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan Hasan Shadily

management berasal dari akar kata to manage yang berarti mengurus,

mengatur, melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan.

Sementara manajemen menurut istilah adalah proses

mengkordinasikan aktifitas-aktifitas kerja sehingga dapat selesai secara

efesien dan efektif dengan melalui orang lain.

fungsi manajemen pendidikan sesuai dengan pendapat yang

dikemukan oleh Robbin dan Coulter yang pendapatnya senada dengan

Mahdi bin Ibrahim yaitu : Perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.

beberapa ciri-ciri manager atau pimpinan suatu organisasi yang dengan

cara berfikirnya profesional :

Seorang manager yang profesional selalu bekerja keras untuk

memenangkan rasa hormat dari anak buahnya, Seorang manager yang

profesional menghargai anak buahnya secara sejajar, dan mencoba untuk

memahami mereka sebagai individu, Seorang manager yang profesional

menyadari bahwa hubungan dengan anak buahnya harus dalam bentuk

hubungan yan memuaskan bagi kedua belah pihak dalam hal pekerjaan,

dan Seorang manager yang profesional secara aktif mendorong anak

buahnya untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak

buahnya.

Manajemen bagimana pun sangat di perlakukan oleh semua

organisasi karena tanpa keberadaanya (manajemen) semua akan sia-sia

dan menjadi kendala bagi tercapainya tujuan organisasi.

Page 20: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

DAFTAR PUSTAKA

Pidarta Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta:PT Bina

Aksara,1988

Suryosubroto B, manajemen pendidikan di sekolah, Jakarta : rineka

cipta, 2010.

http://mpiuika.wordpress.com/2009/10/22/makalah-diskusi-mpi-kelompok-1/13-

19-2013, jam 16.27

http://alfinfanani.blogspot.com/2012/11/makalah-fungsi-manajemen-

pendidikan.html jam 04.21, (13-19-13), jam 20.25

Page 21: Hakikat Manajemen Pendidikan Rian Potaboga 2013

http://uiita.wordpress.com/2013/01/08/manajemen-dan-organisasi/

(18/09/2013),jam 21:12

http://rozikinblog.blogspot.com/2012/10/

ciricirimanagerprofesional.html#ixzz2fI9jLPwe,(18/09/2013),jam 21:30.

http://tabungan-ilmu.blogspot.com/2012/10/hakekat-dan-pentingnya-

manajemen.html( 13-09-2013), jam 11:48