29
1 MAKALAH “HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM” Disusun oleh :

Hakikat Manusia Dalam Islam

  • Upload
    lia

  • View
    44

  • Download
    6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sedikit penjelasan mengenai hakikat manusia dalam agama islam

Citation preview

Page 1: Hakikat Manusia Dalam Islam

1

MAKALAH

“HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM”

Disusun oleh :

Page 2: Hakikat Manusia Dalam Islam

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt, karena atas limpahan

rahmatnya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan telah rampung.

Makalah ini berjudul“HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM”. Dengan

tujuan penulisan sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk

memperdalam pemahaman dari materi ini.

Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepes pula dengan tugas mata kuliah

Pendidikan Agama Islam.

Namun tim penulis cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

pembaca yang bersifat membangun.

Surabaya , Oktober 2012

Tim Penulis.

BAB I

Page 3: Hakikat Manusia Dalam Islam

3

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Manusia adalah aspek yang sangat penting dalam agama Islam. Pembahasan

tentang hubungan manusia dan agama, sejak dahulu, merupakan  topik yang 

sangat menarik bagi para pemikir dan cendekiawan.  Mungkin hal itu disebabkan

oleh fakta sejarah umat manusia dengan suku bangsanya yang beragam bercerita

kepada kita akan keterkaitan makhluk Tuhan ini dengan agama. Umat manusia

secara umum meyakini adanya Tuhan yang menciptakan alam dan wajib untuk

dipuja dan disembah. Keyakinan yang demikian itu merupakan asas dan pokok

dari sebuah agama.

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang misterius dan sangat

menarik. Dikatakan misterius karena semakin di kaji semakin terungkap betapa

banyak hal hal mengenai manusia yang belum terungkapkan. Dan dikatakan

mearik karena manusia sebagai subjek sekaligus sebagai objek kajian yangtiada

henti – hentinya dilakukan manusia khususnya ara ilmuan. Oleh karena itu ia telah

menjadi sasaran studi sejak dahulu, kini dan kemudian hari. Hamper semua

lembaga perguruan tinggi mengkaji manusi, karya dan dmapak karyanya terhadap

dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan hidupnya.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan konsep tentang manusia?

1.2.2 Apa yang dimaksud dengan martabat dan eksistensi manusia?

1.2.3 Bagaimana hubungan agama dan manusia?

1.2.4 bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah?

1.3 Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperdalam pengetahuan

saya dalam materi HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM dan memenuhi

tugas Tugas Makalah dari dosen pengampu yaitu TIM DOSEN PAI ITS.

BAB II

Page 4: Hakikat Manusia Dalam Islam

4

PEMBAHASAN

2.1 Konsep tentang Manusia

Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah,

alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang

memiliki berbagai kemampuan. Olehkarena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia

yang telah diberikan Allah Swt. Al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian manusia

secara rinci. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-

Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-

Hijr 28, dan Al-Hajj 5. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan

mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan

Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusiadiciptakan Allah dari

bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-

tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang

sekarangini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan

yangmendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang

proses penciptaannyadimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum.”

2.1.1 Pandangan Umum tentang Manusia

Manusia merupakan satu bagian dari alam semesta yang bersama-sama

dengan makhluk hidup lainnya mengisi kehidupan di alam semesta ini. Para ahli

ilmu pengetahuan tidak memiliki kesamaan pendapat mengenai manusia.

Perbedaan pendapat ini disebabkan oleh adanya kekuatan dan peran

multidimensional yang diperankan oleh manusia. Para ahli juga memberikan

sebutan yang berbeda-beda untuk manusia. Ada yang menyebut manusia sebagai

homo sapiens (binatang yang berpikir), homo volens (binatang yang

berkeinginan), homo mechanicus (binatang yang mekanis), dan homo

ludens(binatang yang bermain). Sebutan-sebutan seperti ini dapat dipelajari

dalam ilmu psikologi dalam berbagai aliran yang ada. Tentu saja dalam disiplin

ilmu yang lain, seperti sosiologi, antropologi, dan biologi, sebutan atau

pensifatan yang diberikan kepada manusia juga berbeda-beda.

2.1.2 Manusia dalam Pandangan al-Quran

Page 5: Hakikat Manusia Dalam Islam

5

Untuk melihat pandangan al-Quran mengenai manusia, di bawah ini akan

diuraikan satu persatu mengenai kata yang digunakan al-Quran untuk menyebut

manusia, asal kejadian manusia, potensi manusia, dan fungsi manusia.

a. Sebutan al-Quran untuk Manusia

Ada beberapa kata atau istilah yang digunakan al-Quran untuk menyebut

manusia, yaitu kata ins dijumpai sebanyak 18 kali dalam 9 surat. Kata ins

digunakan untuk dihadapkan (berlawanan) dengan kata jinn yang berarti jin atau

makhluk halus, atau dihadapkan dengan kata jaan yang juga bermakna jin.

(Aflatun Mukhtar, 2001:106-107).

Kata insan dijumpai dalam al-Quran sebanyak 65 kali. Penekanan kata insan

ini adalah lebih mengacu pada peningkatan manusia ke derajat yang dapat

memberinya potensi dan kemampuan untuk memangku jabatan khalifah dan

memikul tanggung jawab dan amanat manusia di muka bumi, karena sebagai

khalifah manusia dibekali dengan berbagai potensi seperti ilmu, persepsi, akal,

dan nurani. (Aflatun Mukhtar, 2001:107).

Kata nas merupakan bentuk jamak dari kata insan yang tentau saja memiliki

makna yang sama. Al-Quran menyebutkan kata nas sebanyak 240 kali.

Penyebutan manusia dengan nas lebih menonjolkan bahwa manusia merupakan

makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan dan bersama-sama

manusia lainnya. Al-Quran menginformasikan bahwa penciptaan manusia

menjadi berbagai suku dan bangsa bertujuan untuk bergaul dan berhubungan

antarvsesamanya (ta’aruf) (QS. al-hujurat [49]: 13), saling membantu dalam

melaksanakan kebajikan (QS. al-Maidah [5]: 2), saling menasihati agar selalu

dalam kebenaran dan kesabaran (QS. al-‘Ashr [103]: 3), dan menanamkan

kesadaran bahwa kebahagiaan manusia hanya mungkin terwujud bila mereka

mampu membina hubungan antar sesamanya (QS. Ali Imran [3]: 112).

Kata insan dan nas inilah yang paling banyak digunakan oleh al-Quran dalam

menyebut manusia (Quraish Shihab, 1996: 280). Di antara ayat al-Quran yang

menyebut manusia dengan kata insan adalah (QS. al-‘Alaq [96]: 2 dan 5) :

...

Page 6: Hakikat Manusia Dalam Islam

6

Artinya: “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah ... Dia

mengajarkepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. al-‘Alaq [96]: 2

dan 5).

Sedang penyebutan kata nas dalam al-Quran misalnya QS. al-Hujurat

[49]:13:

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang

paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara

kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. al-

Hujurat [49]: 13).

Selain itu kata basyar secara etimologis berasal dari kata ba’, syin, dan ra’

yang berarti sesuatu yang tampak baik dan indah, bergembira, menggembirakan,

menguliti/mengupas (buah), atau memperhatikan dan mengurus suatu. Menurut

al-Raghib al-Ashfahani, manusia disebut basyar karena manusia memiliki kulit

yang permukaannya ditumbuhi rambut dan berbeda dengan kulit hewan yang

ditumbuhi bulu. Kata ini dalam al-Quran digunakan dalam makna yang khusus

untuk menggambarkan sosok tubuh lahiriah manusia (Aflatun Mukhtar, 2001:

104-105).

b. Asal Kejadian Manusia

Mengenai asal kejadian manusia ini, al-Quran menjelaskan melalui beberapa

ayatnya yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Al-Quran menegaskan bahwa manusia pertama adalah Adam a.s. Allah

menciptakan Adam a.s. melalui proses yang unik dan berbeda dengan

manusia-manusia lainnya. Allah dengan sifat Maha Kuasa-Nya menciptakan

Page 7: Hakikat Manusia Dalam Islam

7

Adam dari tanah (turab) dan hanya dengan firman-Nya: “kun fayakun” yang

berarti jadilah, maka jadilah ia. Allah Swt. Berfirman :

Artinya:

“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti

(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah

berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.” (QS.

Ali ‘Imran [3]: 59).

Manusia yang lain (selain Adam atau keturunan Adam) diciptakan oleh Allah

dari saripati tanah, yang berproses menjadi sperma (nuthfah), segumpal darah

(‘alaqah), segumpal daging (mudghah), tulang belulang (‘izham), hingga

menjadi janin (khalqan akhar). Firman Allah Swt. dalam surat al-Mu’minun

(23): 12-14:

Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu

saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani

(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu

Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan

segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,

lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami

jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah,

Pencipta yang Paling Baik.” (QS. al-Mu’minun [23]: 12-14).

2) Proses manusia selanjutnya dijelaskan, mulai dalam kandungan manusia

dibekali ruh kemudian potensi pendengaran, penglihatan, dan hati. Dalam al-

Quran surat al-Sajdah (32): 9 Allah Swt. berfirman:

Page 8: Hakikat Manusia Dalam Islam

8

Artinya: “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya

roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan,

dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS. al-Sajdah [32]: 9).

Setelah sempurna proses kejadiannya kemudian Allah mengeluarkannya

menjadi bayi, tumbuh menjadi dewasa, hingga dimatikan.

c. Potensi ManusiaDalam al-Quran dijelaskan bahwa Allah membekali manusia dengan dua potensi

pokok, yakni:

1) Potensi kecerdasan (IQ). Al-Quran mengisyaratkan hal ini dengan

menjelaskan proses pengajaran yang diberikan oleh Allah kepada Adam,

yang dalam waktu singkat dapat menguasai semua nama yang ada di surga.

Allah berfirman dalam al-Baqarah (2): 31:

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)

seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu

berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu

mamang benar orang-orang yang benar!"” (QS. al-Baqarah [2]: 31).

Hal tersebut mengindikasikan bahwa Adam, sebagai manusia pertama,

memiliki kecerdasan yang lebih dibandingkan malaikat yang ternyata tidak

mampu menyebutkan semua nama yang ada di surga. Potensi ini akan

berkembang, dengan maksimal atau tidak, sangat tergantung pada

pengalaman manusia, terutama dalam menempuh pendidikannya. Semakin

baik pengalaman atau pendidikan seseorang maka akan semakin baik tingkat

kecerdasannya. Sebaliknya, semakin buruk pengalaman atau pendidikannya

maka akan semakin buruk pula tingkat kecerdasannya. Untuk mendukung

kecerdasan manusia ini, Allah membekali manusia dengan potensi dasar

berupa ruh (nyawa), pendengaran, penglihatan, dan hati (akal dan nurani)

(QS. al-Sajdah [32]: 9).

Page 9: Hakikat Manusia Dalam Islam

9

2) Potensi tauhid (agama).

Hal ini diisyaratkan oleh al-Quran dengan persaksian yang diberikan oleh

Allah kepada jiwa (ruh) yang ada pada setiap calon bayi yang masih dalam

kandungan sang ibu. Semua jiwa itu mempersaksikan bahwa Allah sebagai

Tuhannya. Demikian firman Allah Swt. dalam surat al-A’raf (7): 172 :

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anakanak Adam

dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka

(seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka

menjawab:"Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan

yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:

"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah

terhadap ini (keesaan Tuhan)".” (QS. al-A’raf [7]: 172).

Ini suatu bukti bahwa manusia, dalam pandangan al-Quran, dilahirkan sudah

memiliki bekal tauhid (beragama). Namun demikian, eksistensi tauhid ini pada

akhirnya banyak ditentukan oleh pengalaman manusia dalam hidupnya kelak.

d.Fungsi ManusiaPeran apa saja yang dimainkan manusia di bumi ini, al-Quran menggariskan

jangan sampai manusia keluar dari dua fungsi pokoknya, yakni:

1) Fungsi kekhalifahan (khalifah Allah). Kehadiran manusia di bumi ini adalah

sebagai khalifah atau wakil Allah di bumi. Khalifah bisa juga diartikan

sebagai pemimpin. Karena itu, manusia harus dapat memerankan dirinya

sebagai pemimpin di muka bumi ini. Allah Swt. berfirman dalam surat al-

Baqarah (2): 30:

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."

Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu

orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,

padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan

Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak

kamu ketahui".” (QS. al-Baqarah [2]: 30).

Page 10: Hakikat Manusia Dalam Islam

10

Fungsi kepemimpinan ini harus diperankan manusia sesuai dengan

kapasitasnya masing-masing yang banyak didukung oleh potensi

kecerdasannya. Ada manusia yang dapat mencapai derajat kepemimpinan

tertinggi, seperti presiden, gubernur, atau bupati, namun ada juga yang hanya

mampu menjadi pemimpin atas dirinya sendiri.

2) Fungsi ibadah (hamba Allah). Di samping manusia harus menjadi khalifah di

bumi, manusia juga harus melakukan fungsi utamanya, yakni beribadah

kepada Allah. Allah Swt. berfirman:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku.” (QS. al-Dzariyat [51]: 56).

Fungsi ibadah ini dapat dijalankan manusia sesuai dengan petunjuk-petunjuk

yang diberikan oleh Allah melalui al-Quran dan juga yang dijelaskan oleh

Nabi melalui hadisnya. Fungsi ini sangat didukung oleh potensi agama yang

dimiliki manusia. Semakin tinggi potensi keagamaan manusia, maka akan

semakin maksimal dia dapat beribadah kepada Allah. Dua fungsi di atas harus

berjalan bersama-sama dan tidak boleh manusia hanya menjalankan satu

fungsi saja serta meninggalkan fungsi yang lain. Sebagai teladan manusia,

Nabi Muhammad saw. menyontohkan bagaimana melakukan kedua fungsi itu

dalam kehidupan beliau, baik sebagai kepala negara maupun sebagai nabi,

yang dua-duanya dijalankan dengan sebaik mungkin. Sebagai umatnya kita

pun harus meneladaninya dengan berusaha memaksimalkan kedua fungsi itu

dalam kehidupan kita.

2.2 Martabat dan Eksistensi Manusia

2.2.1 Pengertian Eksistensi martabat manusia adalah

Bahwasanya manusia diciptakan kedunia ini oleh Allah melaui berbagai

rintangan  tentunya tiada lain untuk mengabdi kepadaNya, sehingga dengan segala

kelebihan yang tidak dimiliki mahluk Allah lainya tentunya kita dapat

memanfaatkan bumi dan isinya untuk satu tujuan yaitu mengharapkan ridho dari

Allah SWT. Dan dengan segala potensi diri masing-masing kita berusaha untuk

meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan kita sehingga dapat selamat Dunia dan

Akhirat.

Page 11: Hakikat Manusia Dalam Islam

11

2.2.2 Tujuan manusia diciptakan Allah

Didunia ini tentunya kita lihat begitu kita lahir, biasanya diberikan adzan dan

iqomah di telinga kanan dan kiri, maka kita diperdengarkan kebesaran Allah,

mengakui Allah dan Rasulullah, mengerjakan shalat dan berbuat kebajikan.

Manusia ada di dunia karena sebagai tanda kebesaran Allah dan wajib membentuk

Keimanan kepada Allah ( hablum minnallah ) dan berbuat baik pada sesame

manusia dan alam sebagai bentuk hubungan social kemasyarakatan ( hablum

minannaas). Firman Allah QS Adz-dzaariyaat [51]:56

“dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku“

Jadi jawaban Allah atas keberadaan manusia didunia adalah untuk mengabdi

kepada Allah. Dengan melaksanakan perintahnya dan menjahui laranganNya.

( Mengikuti Rukun Iman dan Islam ).

2.3 Agama dan Manusia

2.3.1 Kebutuhan Manusia Terhadap Agama

Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama

Manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya

yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Sehingga

keseimbangan manusia dilandasi kepercayaan beragama. Kestabilan hidup

seseorang dalam beragama dan tingkah laku keagamaan seseorang, bukanlah

kestabilan yang statis. Adanya perubahan itu terjadi karena proses pertimbangan

pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena kondisi yang ada.Tingkah

laku keagamaan orang dewasa memiliki perspektif yang luas didasarkan atas

nilai-nilai yang dipilihnya.

Agama mengambil bagian pada saat-saat yang paling penting dan pada

pengalaman hidup. Agama merayakan kelahiran, menandai pergantian jenjang

masa dewasa, mengesahkan perkawinan, serta kehidupan keluarga, dan

melapangkan jalan dari kehidupan kini menuju kehidupan yang akan datang. Bagi

juataan manusia, agama berada dalam kehidupan mereka pada saat-saat yang

paling khusus maupun pada saat-saat yang paling mengerikan. agama juga

memberikan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang

Page 12: Hakikat Manusia Dalam Islam

12

membingungkan kita. Adakah kekuatan tertinggi lain yang mampu memberikan

jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan kita?

Mengingat hal demikian wajarlah jika agama menjadi sangat dibutuhkan oleh

manusia, karenanya ia mampu memberikan jawaban sekaligus inspirasi bagi

terwujudnya kehidupan yang diinginkan manusia.

2.3.2 Fungsi Agama Dalam Kehidupan Manusia

a. Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia

Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia

sentiasanya memberipenerangan kepada dunia (secara keseluruhan), dan juga

kedudukan manusia di dalam dunia.Contohnya, agama Islam menerangkan

kepada umatnya bahwadunia adalah ciptaan Allah SWT dan setiap manusia

harus menaati Allah(s.w.t). begitu jugauntuk yang beragama lain dengan

kepercayaan kepada Tuhan yg di miliki.

b. Menjawab pelbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia

Sebagian pertanyaan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan

pertanyaan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri.

c. Memberi rasa keterikitaan kepada sesuatu kelompok manusia

Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini

adalah karena sistemagama menimbulkan keseragaman bukan saja

kepercayaan yang sama, melainkan tingkah laku,pandangan dunia dan nilai

yang sama.

d. Memainkan fungsi peranan sosial

Kebanyakan agama di dunia ini menyarankan kepada kebaikan. Dalam

ajaran agama sendirisebenarnya telah menggariskan kode etika yang wajib

dilakukan oleh penganutnya. Maka inidikatakan agama memainkan fungsi

peranan sosial.

2.3.3 Pentingnya Agama Dalam Kehidupan Manusia

Berikut ini adalah sebagian dari bukti-bukti mengapa agama itu sangat penting

dalam kehidupan manusia.

Page 13: Hakikat Manusia Dalam Islam

13

a.      Karena agama sumber moral  

b.      Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.

c.      Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.

d.      Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala

suka maupun dikala duka

Peran yang paling pertama dan utama dalam hidup dan kehidupan manusia itu

tidak lain adalah agama, dengan kata lain hanya dengan agamalah manusia hidup

teratur dan terkendali juga sebagai penggerak atau pendorong untuk semangat

hidup yang lebih baik didunia ini dan untuk kembali ketempat yang lebih kekal

yaitu diakhirat kelak. Keimanan dan ketaqwaan terhadap ajaran agama adalah

merupakan kunci dan kendali segala pemuas kebutuhan manusia yang tidak ada

batasnya, hal itu merupakan pengawasan interen yang ada pada diri kita sedang

pengawasan ekterennya adalah norma atau aturan. Kenapa hal ini perlu

ditegaskan? karena dalam diri manusia terdapat motivasi (dorongan) untuk

pemuas kebutuhan dasar seperti dikatakan oleh Teori Abraham A Maslow :

1. Kebutuhan fisik 

Untuk kesehatannya manusia perlu asupan makanan dengan gizi yang sehat

dan seimbang, sehat menurut ilmu kesehatan bahwa makanan yang kita makan

adalah makanan yang dibuat, dan disajikan dari bahan dan penyajian yang

sehat. Sedangkan menurut ilmu agama bahwa makanan yang sehat itu selain

yang disebutkan diatas, bahwa makanan atau minuman itu harus baik dan halal.

Dasar hukum tentang makanan yang halal sebagaimana firman Allah yang

artinya berbunyi :

“ Hai para Rasul, makanlah dari yang baik –baik” (QS AL-Muminun:51)

Perintah Allah kepada rasul juga merupakan perintah kepada umatnya

bahwa makanan yang kita makan itu betul-betul dibuat dari bahan yang halal

dan baik, baik disini berarti makanan tersebut bergizi yang dapat menimbulkan

kesehatan dan keadaannya tidak menjijikan.

2. Kebutuhan rasa aman

Artinya bahwa manusia hidup perlu adanya pelindung sehingga terhindar

dari gangguan atau ancaman darimana pun, sehingga tercipta ketenangan hidup

dan keamanan dalam dirinya.

Page 14: Hakikat Manusia Dalam Islam

14

3. Kebutuhan integrasi sosial

Sebagai manusia yang normal pasti berintegrasi dengan manusia yang

lainnya baik secara lagsung maupun tidak langsung akan saling membantu dan

saling membutuhkan satu sama lain.

4. Kebutuhan harga diri

Manusia dalam hidupnya perlu adanya harga diri atau kebanggaan diri atau

kata lain rasa ingin dihargai dilingkungannya baik dilingkungan keluaraga,

masyarakat ataupun dilingkungan kerjanya.

5.      Kebutuhan untuk mengembangkan diri

Artinya bahwa manusia itu dalam hidupnya ada kebutuhan untuk

berapresiasi mengembangkan bakat dan hobinya sehingga menghasilkan karya

yang baik dan berguna baik untuk dirinya maupun untuk orang lain sehingga

tejadi kepuasan didalam dirinya.

Kembali kepada pengawasan, diatas telah disebutkan bahwa pengawasan interen

yang ada pada diri kita itu adalah keiman dan ketakwaan yang diajarkan oleh

agama islam. Keimananpun bisa tipis dan bisa tebal itu tergantung usaha kita

bagaimana supaya selalu dekat kepada Allah caranya dengan beribadah dan selalu

mempelajari ajarannya.

Setiap manusia yang normal tentunya tidak akan terlepas dari lima kebutuhan

tersebut dan selalu berkaitan satu sama lain.

2.4 Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba dan Khalifah Allah

Sebagai seorang khalifah, apa yang dilakukan tidak boleh hanya untuk

kepentingan diri pribadi dan tidak hanya bertanggung jawab pada diri sendiri saja.

Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama umat

manusia dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada tiga instansi, yaitu:

a. Pertanggung jawaban pada diri sendiri.

b. Pertanggung jawaban pada masyarakat.

c. Pertanggung jawaban pada Allah.

2.4.1 Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah

Page 15: Hakikat Manusia Dalam Islam

15

Makna yang esensial dari kata‘abd (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan

kepatuhan. Ketaatan, ketundukan dan kepatuhan hanya layak diberikan kepada

Allah, yang dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan, dan ketundukan pada

kebenaran dan keadilan.

Sebagai hamba, tugas utama manusia adalah mengabdi (beribadah) kepada

Sang Khaliq; menaati perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Demikianlah, karena posisinya sebagai ‘abid, kewajiban manusia di bumi ini

adalah beribadah kepada Allah dengan ikhlas sepenuh hati . firman Allah dalam

(QS. Al-Bayyinah [98]: 5) :

ه ليعبدوا كاة توا ويؤ الصالة ويقيموا حنفاء الدين له مخلصي الل مة دين وذلك الز القيإال أمروا وما

“Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan

memurnikan ketaatan kepada-Nya, dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan

supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian

itulah agama yang lurus." – (QS. Al-Bayyinah [98]: 5)

Tanggung jawab abdullah terhadap dirinya adalah memelihara iman yang

dimiliki dan bersifat fluktuatif (naik-turun), yang dalam istilah hadist Nabi SAW

dikatakan yazidu wayanqushu (terkadang bertambah atau menguat dan terkadang

berkurang atau melemah).

Seorang hamba Allah juga mempunyai tanggung jawab terhadap keluarga .

tanggung jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari tanggung jawab

terhadap diri sendiri, karena memelihara diri sendiri berkaitan dengan perintah

memelihara iman keluarga. Oleh karena itu dalam al-qur’an dinyatakan dengan

quu anfusakum waahlikum naaran (jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman,

dari neraka).

2.4.2 Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah

Tugas hidup yang dipikul manusia dimuka bumi adalah tugas kekhalifahan,

yaitu tugas kepemimpinan; wakil Allahdi muka bumi untuk mengelola dan

memelihara alam.

Page 16: Hakikat Manusia Dalam Islam

16

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan.Manusia

menjadi khalifah, berarti manusia memperoleh mandat Tuhan untuk mewujudkan

kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepadamanusia bersifat

kreatif, yang memungkinkan dirinya mengolah danmendayagunakan apa yang ada

di muka bumi untuk kepentingan hidupnya sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan oleh Allah.

Kekuasaan manusia sebagai khalifah Allah dibatasi oleh ketentuan-ketentuan

yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hokum-hukumTuhan baik

yang tertulis dalam kitab suci (al-qaul), maupun yang tersirat dalam kandungan

pada setiap gejala alam semesta (al-kaun).

Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang diwakili adalah wakil

yang mengingkari kedudukan dan peranannya serta mengkhianati kepercayaan

yang diwakilinya.Oleh karena itu dia diminta pertanggungjawaban terhadap

penggunaan kewenangannya dihadapan yang diwakilinya, sebagaimana firman

Allah dalam (Q.S Fathir [35]:39) :

ألرض فى لكفر يزيد وال كفره فعليه كفر فمن هم عند هم كفر ين ا إال رب ٱمق ٱ �� ت لذى هو ٱخلئف جعلكم

لكفرين يزيد وال ا إال كفرهم ٱخسا �� ت“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa

yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran

orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada

sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan

menambah kerugian mereka belaka”. (Q.S Fathir [35]:39)

Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua

peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat.

Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah).

Yakni dengan mengexploitasi alam dengan sebaik-baiknya dengan adil dan

merata dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah, supaya generasi

berikutnya dapat melanjutkan exploitasi itu.

Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak

manapun (ar ri’ayah). Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara

akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara

Page 17: Hakikat Manusia Dalam Islam

17

dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi

kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangat

potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.

Dua peran yang dipegang manusia dimuka bumi, sebagai khalifah dan‘abdun

merupakan keterpaduan tugas dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika

hidup yang sarat dengan kreatifitas dan amaliyah yang selalu berpihak pada nilai-

nilai kebenaran.

Dua sisi tugas dan tanggungjawab ini tertata dalam diri setiap muslim

sedemikian rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat

tertentu yang menyebabkan derajat manusia meluncur jatuh ketingkat yang paling

rendah, seperti firman Allah dalam (Q.S At-Tin [95]:4)

تقويمأحسنفي اإلنسان خلقنا لقد“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia, dalam bentuk yang sebaik-

baiknya." – (Q.S At-Tin [95]:4)

BAB III

Page 18: Hakikat Manusia Dalam Islam

18

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang di ciptakan Allah yang pada

dasarnya berasal dari tanah. Allah telah berfirman di dalam al-Qu’ran tentang

penjelasan umum asal kejadian manusia, potensi dan fungsi manusia. Di dalam al-

Qur’an manusia di sebut dengan 4 sebutan yaitu Al basyar, Al Insan, An Nas, dan

Bani Adam. Asal kejadian manusia berdasarkan firman Allah salah satunya adalah

tentang penciptaan nabi Adam a.s. melalui proses yang unik seperti dalam surah

A-Mu’minun (23):12-14. Di dalam al-Qur’an sendiri Allah SWT menyebutkan

bahwa manusia diciptakan dengan dua potesi, yaitu, potensi kecerdasan (IQ) dan

potensi ketauhidan (agama). Namun apabila ke dua potensi tersebut tidak di

kembangkan maka yang yang akan berkembang adalah potesi keburukan

(jahiliyah).

Fungsi penciptaan manusia sejak awal dapat digaris besarkan ada dua, yaitu;

fungsi kekhalifahan; dan fungsi ibadah. Manusia diharapkan memenuhi ke dua

fungsi tersebut agar dapat membawa keselamatan bagi dunia juga bagi dirinya

sendiri semasa hidup maupu di akhirat kelak.

Ekistensi dan martabat manusia tidak lain hanyalah untuk mengabdi kepada

Allah, melaksanakan perintah dan menjauhi segala larangannya. Dengan segala

kelebihan kita sebagai manusia, kita harus dapat ememanfaatkan bumi beserta

isinya dengan satu tujuan pnting yaitu, mendapat ridho Allah SWT

Bukti bahwa agama merupakan suatu kebutuhan penting bagi manusia adalah

karena, agama sumber moral, agama merupakan petunjuk kebenaran, agama

merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika, dan agama memberikan

bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala suka maupun dikala duka. Agama

juga penting untuk mengkontorol 5 kebutuhan dasar manusia, yaitu, Kebutuhan

fisik , Kebutuhan rasa aman, kebutuhan integrasi social, Kebutuhan harga diri dan

Kebutuhan untuk mengembangkan diri.

Ada 2 tanggung jawab penting bagi kita sebagai manusia kepada Allah SWT,

yaitu tanggung jawab sebagi hambaNya bahwa kita harus memiliki ketaatan,

ketundukan dan kepatuhan hanya layak diberikan kepada Allah, yang dicerminkan

Page 19: Hakikat Manusia Dalam Islam

19

dalam ketaatan, kepatuhan, dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan; lalu,

tanggung jawab sebagai khalifah yaitu tugas kepemimpinan; wakil Allahdi muka

bumi untuk mengelola dan memelihara alam.

3.2 Usul dan Saran

Demikianlah sedikit pembahasan terhadap sebuah masalah yang timbul di

kalangan masyarakat luas tentang hakikat manusia menurut Islam. Semoga dari

apa yang disajikan bisa membawa manfaat bagi penulis dan juga para pembaca.

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah dengan segala kelebihan dan

kekurangannya, untuk itu apabila di dalam penyajian makalah tentang hakikat

manusia menurut ini terdapat sesuatu yang lebih, maka semata-mata itu hanyalah

berasal dari Allah SWT dan apabila terdapat sesuatu yang mengganjal hati para

pembaca, maka itu adalah sebuah kesalahan pribadi dari penulis. Untuk itu penulis

meminta maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan yang ada dan

berharap kepada pembaca untuk menegur kami bila ada kesalahan agar bisa kami

perbaiki di kemudian hari. Semoga makalah ini bisa berguna bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: Hakikat Manusia Dalam Islam

20

Yuda, Radit. Konsep Manusia dalam Islam. 5 Oktober 2014.

Http://Www.Academia.Edu/4727825/KONSEP_MANUSIA_DALAM_ISL

AM_Manusia_Diciptakan_Allah_Swt

Wardana, hadi. Manusia Dalam Perspektif Islam. 5 Oktober 2014.

Http://Elearning.Gunadarma.Ac.Id/Docmodul/Agama_Islam/Bab2-

Manusia_Dalam_Perspektif_Islam.Pdf

Tim Dosen PAI PTU. 1984. Proyek Pembinaan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta: Grafindo

Meij, Dick van der. 2003. Dinamika Kontemporer dalam Masyarakat Islam.

Jakarta: INIS

Marzuki. Konsep Manusia dan Agama. 5 oktober 2014. http://staff.uny.ac.id/PAI

Lang, Jeffrey. 2004. Aku Beriman, maka Aku Bertanya. Jakarta: PT Serambi Ilmu

Semesta

Fareed, saiyad. 2008. 5 Tantangan Abadi Terhadap Agama dan Jawaban Islam

Terhadapnya. Tanggerang: Mizan pustaka

Boisard, PROF. DR. Marcel A. 1979. Humanisme dalam Islam. Jakarta: Bulan

Bintang

Beck, Herman Leonard & Nico Kaptein. Studi Belanda Kontemporer Tentang

Islam. Jakarta: INIS