36
Contoh: Memantau perkembangan diare dengan mengembangkan surveilans diare dehidrasi berat. Kasus-kasus diare dehidrasi berat sangat besar kemungkinannya untuk datang ke unit pelayanan kesehatan, dan hampir tidak ada yang tidak berobat. Oleh karena itu, jumlah kasus dehidrasi berat di unit pelayanan adalah sama dengan kasus dehidrasi berat di populasi. Peningkatan jumlah kasus diare, akan diikuti dengan meningkatnya kasus-kasus diare dehidrasi berat, sehingga dengan memantau perkembangan kasus dehidrasi berat, dapat memantau perkembangan kasus diare di populasi. 2) Perkembangan situasi kesehatan masyarakat pada suatu populasi diperkirakan berdasarkan surveilans penyakit tertentu. Metode ini adalah metode yang paling banyak dimanfaatkan dalam mengembangkan surveilans sentinel. Contoh: Perubahan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, dipantau dengan melakukan sureveilans kematian bayi yang diperoleh melalui survei kematian bayi berkala. Memantau adanya cemaran pada produksi pangan dengan surveilans kejadian keracunan multistate.

Hal 441-464

  • Upload
    cita

  • View
    82

  • Download
    7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

modul

Citation preview

Contoh:Memantau perkembangan diare dengan mengembangkan surveilans diare dehidrasi berat.

Kasus-kasus diare dehidrasi berat sangat besar kemungkinannya untuk datang ke unit pelayanan kesehatan, dan hampir tidak ada yang tidak berobat. Oleh karena itu, jumlah kasus dehidrasi berat di unit pelayanan adalah sama dengan kasus dehidrasi berat di populasi.

Peningkatan jumlah kasus diare, akan diikuti dengan meningkatnya kasus-kasus diare dehidrasi berat, sehingga dengan memantau perkembangan kasus dehidrasi berat, dapat memantau perkembangan kasus diare di populasi.

2) Perkembangan situasi kesehatan masyarakat pada suatu populasi diperkirakan berdasarkan surveilans penyakit tertentu. Metode ini adalah metode yang paling banyak dimanfaatkan dalam mengembangkan surveilans sentinel.

Contoh:Perubahan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, dipantau dengan melakukan sureveilans kematian bayi yang diperoleh melalui survei kematian bayi berkala.

Memantau adanya cemaran pada produksi pangan dengan surveilans kejadian keracunan multistate.

Memantau perkembangan keberhasilan manajemen pengungsi dengan mengembangkan surveilans kematian di antara pengungsi.

Surveilans sentinel berdasar pada kasus-kasus yang datang ke unit pelayanan kesehatan (pasif case detection) dan kerjasama dokter praktek.

Ini merupakan praktek surveilans yang paling banyak dilaksanakan di Indonesia, karena hampir semua sistem pencatatan dan pelaporan data kesakitan berdasarkan data rumah sakit dan Puskesmas.

Prinsip dasarnya sama dengan metode lain, dimana perkembangan kasus yang datang ke unit pelayanan mencerminkan perkembangan kasus yang ada di populasi. Incidence rate tidak pernah diketahui.

ContohPada KLB CampakMemperkirakan perkembangan kasus campak di masyarakat dengan memantau perkembangan kasus campak yang datang ke unit pelayanan kesehatan.

datang ke pelayanan

tidak ke pelayananPendataan pasif di Puskesmas

ContohSurveilans Berbasis Data Bulanan Kejadian Tifus Perut di Rumah SakitMemantau perkembangan kasus tifus perut di masyarakat dengan memantau perkembangan kasus tifus perut yang berobat ke Rumah Sakit.

ContohSurveilans Berbasis Data Kunjungan Praktek DokterBeberapa dokter praktek bersepakat melaporkan secara teratur kasus-kasus penyakit tertentu. Kasus-kasus yang terdokumentasikan ini menjadi sumber data surveilans penyakit tersebut berdasarkan kunjungan praktek dokter yang dapat digunakan untuk memperkirakan perkembangan kasus-kasus tersebut di masyarakat.

ContohBeberapa orang yang tinggal di pinggir jalan raya bersedia diperiksa secara teratur tingginya kadar Pb dalam darahya, ini menjadi sumber data surveilans cemaran Pb yang digunakan memperkirakan tingginya cemaran Pb di sepanjang jalan.

Model identifikasi faktor risiko kesehatan

Identifikasi faktor risiko kesehatan dapat diperoleh melalui studi epidemiologi analitik. Faktor risiko penyakit tertentu yang diperkirakan sangat banyak, setelah diteliti dengan cermat, dapat diidentifikasi faktor-faktor yang sangat berpengaruh saja, sehingga intervensi dapat dilakukan lebih fokus, tepat sasaran dan efisien, faktor-faktor yang terbukti tidak ada pengaruhnya, tidak perlu dilakukan intervensi.

Studi epidemiologi analitik dengan pengendalian faktor risiko yang ketat dapat menyusun sebuah model faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian kesehatan.

Studi Analitik Faktor yang Berpengaruh terhadap Masalah KesehatanDugaan Faktor yang Berpengaruh terhadap Masalah Kesehatan

Masalah KesehatanFaktor BFaktor CFaktor EFaktor HMasalah KesehatanFaktor AFaktor BFaktor CFaktor DFaktor EFaktor FFaktor GFaktor H

SaranaTemuan teknologi tepat guna dapat dilihat dari hasil karya dalam bentuk alat atau bentuk fisik lain, dan ini seringkali ditetapkan sebagai temuan teknologi tepat guna epidemiologi.

Teknologi tepat guna epidemiologi harus berdasar pada pendekatan epidemiologi, tetapi bisa jadi pengembangan alat dapat mendukung terselenggaranya teknologi teknologi tepat guna epidemiologi.

ContohPenggunaan ovitrap untuk memantau perkembangan nyamuk Aedes aegypti.

Ini merupakan kerjasama ahli epidemiologi dan ahli entomologi dalam memantau perkembangan ancaman penyakit demam berdarah dengue.

Data hasil pengukuran keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti dengan ovitrap, merupakan sumber data surveilans perkembangan nyamuk Aedes aegypti pada kawasan di sekitar pemasangan ovitrap.

Dari sisi epidemiologi, pengukuran jentik nyamuk dengan ovitrap menjadi metode pengumpulan data lebih sederhana, aplikatif dan sangat bermanfaat dibanding pemantauan jentik berkala yang dilakukan oleh kader jumantik. Tepatnya bukan pada alatnya, tetapi pada pengumpulan data dan analisisnya.

SDM epidemiologiPemanfaatan SDM dalam upaya pengembangan teknologi tepat guna epidemiologi adalah sama dengan pemanfaatan sarana.

II. REFERENSI1. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Principles of Epidemiology in Public Health Practice. Third Edition. U.S. DEPARTMENT OF HEALTH AND HUMAN SERVICES, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Office of Workforce and Career Development. Atlanta. (www.cdc.gov, 2011)2. Michael B. Gregg. Epidemiologi Lapangan 3rd Ed. Terjemahan oleh Tim FETP, FKMUI, FK UGM, dan Ditjen PP&PL, 2011.3. Sholah Imari. Surveilans Epidemiologi: Prinsip, Aplikasi, Manajemen Penyelenggaraan dan Evaluasi Sistem Surveilans. FETP, Kementerian Kesehatan RI WHO. Jakarta, 2011.

MATERI INTI 8PENGHITUNGAN ANGKA KREDIT DAN PENGAJUANDAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT (DUPAK)

I. DESKRIPSI SINGKATEpidemiolog Kesehatan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengumpulan data, pengolahan data, analisa dan interpretasi, melakukan penyelidikan epidemiolog untuk tindakan pengamanan penanggulangan penyebaran/ penularan penyakit dan faktor-faktor yang sangat berpengaruh.

Sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 17/KEP.M.PAN/11/2000 tentang Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan dan Angka Kreditnya, pejabat fungsional Epidemiolog Kesehatan sebagai dasar untuk kenaikan jabatan dan pangkat harus mengumpulkan angka kredit.

Modul ini menjelaskan tentang pengertian Angka Kredit dan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK), mengenal Form Penetapan Angka Kredit dan DUPAK, menghitung Angka Kredit, mengisi Form DUPAK, mengisi Form DUPAK, dan mengajukan DUPAK.

II. TUJUAN PEMBELAJARANA. Tujuan Pembelajaran UmumSetelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan penghitungan Angka Kredit dan pengajuan DUPAK.B. Tujuan Pembelajaran KhususSetelah mengikuti materi ini, peserta mampu:1. Menjelaskan tentang Angka Kredit dan DUPAK2. Melakukan penghitungan Angka Kredit3. Melakukan pengajuan DUPAKIII. POKOK BAHASANDalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai berikut:Pokok Bahasan 1. Angka Kredit dan DUPAKSub pokok bahasan:a. Pengertian Angka Kreditb. Pengertian DUPAKc. Unsur-unsur yang dinilai dalam angka kreditPokok Bahasan 2. Penghitungan Angka KreditSub pokok bahasan:a. Pengertian teknik penghitungan angka kreditb. Teknik penghitungan angka kreditc. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penghitungan angka kredit.Pokok Bahasan 3. Tata cara pengajuan DUPAKSub pokok bahasan:a. Pengertianb. Langkah-langkah pengisian form DUPAKc. Mekanisme pengajuan DUPAKd. Tim penilai DUPAK

IV. METODE Ceramah, tanya jawab Curah pendapat Latihan menghitung angka kredit dan mengajukan DUPAK

V. MEDIA DAN ALAT BANTU Bahan tayangan (slide power point) Laptop LCD Flipchart White board Spidol (ATK) Form pernyataan pengembangan Form surat pernyataan melakukan kegiatan pelayanan, pengabdian, pengembangan profesi, dan penunjang. Format PAK dan DUPAK Contoh-contoh DUPAKVI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARANBerikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran materi ini:Langkah 1. PengkondisianLangkah pembelajaran:1) Fasilitator memperkenalkan diri, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran serta waktu yang tersedia untuk materi ini.2) Fasilitator menggali pendapat peserta mengenai modul/ materi yang diperlukan dalam pelatihan. Peserta diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat, pengetahuan dan pengalamannya mengenai jabfung kesehatan.3) Fasilitator memandu peserta untuk menanggapi sehingga terjadi interaksi yang dinamis antara fasilitator denga peserta dan peserta dengan peserta.

Langkah 2. Penyampaian MateriLangkah pembelajaran:1) Fasilitator menggali pendapat/ pemahaman peserta mengenai angka kredit dan DUPAK jabfung. Fasilitator memberi kesempatan pada peserta untuk saling berbagi pengalaman dengan peserta lainnya.2) Fasilitator menyampaikan penjelasan mengenai materi angka kredit dan DUPAK yang meliputi pengertian, unsur-unsur dalam angka kredit, teknik perhitungan angka kredit, tata cara pengajuan DUPAK, dan langkah-langkah pengisian format DUPAK.3) Fasilitator memberikan kesempatan pada peserta untuk melakukan tanya jawab.4) Fasilitator memberi penugasan kepada peserta untuk melakukan perhitungan angka kredit dan melakukan pengajuan DUPAK.

Langkah 3. Rangkuman dan KesimpulanLangkah pembelajaran:1) Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.2) Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.3) Fasilitator membuat kesimpulan.VII. URAIAN MATERIPokok Bahasan 1.ANGKA KREDIT DAN DUPAKa. Pengertian Angka KreditAngka kredit adalah angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi yang telah dicapai oleh seorang Epidemiolog Kesehatan dalam mengerjakan butir kegiatan yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan jabatan/ pangkat Epidemiologi Kesehatan (KepMenPan No:17/KEP/M.PAN/11/2000.

Angka Kredit adalah angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi yang telah dicapai oleh seorang tenaga fungsional Epidemiologi Kesehatan dalam mengerjakan butir rincian kegiatan yang dipergunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan, kenaikan pangkat/jabatan fungsional Epidemiologi Kesehatan. (KepMenKes No: 1200/MENKES/SK/X/2004).

b. Pengertian DUPAK (Daftar Usul Penetapan Angka Kredit)DUPAK adalah kegiatan/upaya pengusulan penetapan angka kredit dari yang berwenang setelah perhitungan pemangku jabatan fungsional bersangkutan.

Penetapan Angka Kredit (PAK) adalah blanko yang berisi keterangan perorangan Epidemiologi Kesehatan dan satuan nilai dari hasil penilaian butir kegiatan dan atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang telah dicapai oleh Epidemiolog Kesehatan yang telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan.

Formulir DUPAK ini dibuat oleh Pimpinan unit pejabat Epidemiologi Kesehatan yang bersangkutan bertugas. Di samping laporan yang dipersyaratkan, perlu dilengkapi dengan salinan sah bukti-bukti yang disyaratkan dari unsur yang dinilai, salinan sah Surat Keputusan Pengangkatan dalam jabatan Epidemiolog Kesehatan atau salinan sah Surat Keputusan Pengangkatan Kembali menjadi Epidemiolog Kesehatan yang pernah dibebastugaskan (lihat lampiran contoh formulir A dan cara pengisiannya).

c. Unsur-unsur yang dinilai dalam angka kredit jabfung kesehatanUnsur-unsur yang dinilai dalam angka kredit meliputi, unsur utama (diperoleh dari unsur pendidikan, tugas pokok dan pengembangan profesi) dan unsur penunjang (diperoleh dari seminar, anggota profesi, mengajar, dll).1) Unsur Utamaa) Pendidikan dan LatihanPendidikan dan latihan di bidang kesehatan adalah pendidikan/ latiha baik di dalam maupun di luar negeri, antara lain berupa penataran, kursus dalam bidang kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk kelancaran pelaksanaan tugas kesehatan, diikuti secara terus menerus dan mendapat STTPL.b) TugasSetiap jabfung kesehatan mempunyai tugas pokok yang berbeda sehingga rincian kegiatanya pun berbeda. Dari kegiatan yang ada diuraikan menjadi kegiatan, rincian kegiatan ini yang kemudian diperhitungkan dalam satuan angka kredit.c) Pengabdian MasyarakatSelain melaksanakan tugas memberikan pelayanan, beberapa jabfung kesehatan juga melakukan tugas lain di luar tugas pokoknya yang hasilnya bertujuan memberi mafaat pada masyarakat.d) Pengembangan ProfesiPengembangan profesi adalah pengembangan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan bakat yang bermanfaat bagi profesinya dalam melaksanakan tugas. Kegiatan pengembengan profesi meliputi: membuat KTI, pengembangan teknologi tepat guna, menerjemahkan/ menyadur buku dan bahan lain di bidang kesehatan, menyusun pedoman pelaksanaan pelayanan dan menyusun juknis pelayanan.

2) Unsur PenunjangUnsur penunjang adalah kegiatan yang mendukung dan memperlancar pelaksanaan tugas pemangku jabfung kesehatan. Kegiatan penunjang ini meliputi: menjadi anggotatim penilai jabfung kesehatan sesuai bidangnya, menjadi anggota profesi, melatih/ mengajar pada pendidikan dan pelatihan (diklat) mengikuti seminar, simposium, lokakarya, memperoleh gelar kesarjanaan lain dan mendapat penghargaan/ tanda jasa.

Pokok Bahasan 2.PENGHITUNGAN ANGKA KREDIT

a. Pengertian Teknik Perhitungan Angka KreditTeknik perhitungan angka kredit adalah suatu cara/ tekik bagaimana menghitug angka kredit suatu kegiatan yang telah dilakukan oleh jabfung tenaga kesehatan. Besaran nilai angka kredit dan setiap butir kegiatan berbeda sesuai dengan bobot, risiko dan tanggung jawab dari pelaksana pemangku jabatan fungsional.

Dalam pasal 3 Keppres RI No 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabfung PNS, jabatan-jabatan yang dihimpun dalam jabfung dapat dikategorikan dalam jabatan fungsional keahlian atau jabatan fungsional keterampilan.

Berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional maka jabatan fungsional ahli dibagi dalam 3 jenjang jabatan yaitu madya, muda dan pertama, sementara untuk jabfung terampil dibagi dalam 4 jenjang yaitu penyelia, pelaksana lanjutan, pelaksana dan pelaksana pemula.

Sehubungan dengan jenjang tersebut, maka pemberian nilai angka kredit dari setiap butir kegiatan disesuaikan dengan jenjang jabatan dari pelaksana kegiatan yang dimaksud. Penetapan angka kredit digunakan sebagai dasar pertimbangan kenaikan jabatan dan pangkat sesuai.

Unsur dan sub unsur kegiatan Epidemiologi Kesehatan yang dinilai angka kreditnya sesuai dengan Pasal 5 dan Pasal 7 dan nilai angka kreditnya sesuai dengan lampiran 1 untuk Epidemiolog Kesehatan Terampil dan lampiran 2 untuk Epidemiolog Kesehatan Ahli pada Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor: 17/KEP/M.PAN/11/2000.

b. Teknik Perhitungan Angka Kredit1) Unsur Utamaa) Angka kredit unsur-unsur pendidikan dan pelatihanUnsur Pendidikan dan Pelatihan:(1) Mengikuti pendidikan sekolah(2) Mengikuti pendidikan da pelatihan fungsional di bidang epidemiologi kesehatan.

Bukti fisik yang digunakan sebagai dasar penilaian adalah:(1) Foto copy ijazah yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;(2) Foto copy ijazah yang diikuti di luar negeri dan telah disahkan oleh Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendidikan;(3) Foto copy STPL/ sertifikat kegiatan ilmiah.

Untuk pendidikan, jenjang jabatan disesuaikan dengan latar belakang pendidikan dasar dengan angka kredit yang didapat dari unsur pendidikan.

Yang dimaksud pendidikan formal adalah pendidikan yang diakui oleh Departemen Pendidikan, Departemen Kesehatan dan Organisasi Profesi yaitu: Strata 1 (S1/DIV): Sarjana Kesehatan Masyarakat, Sarjana Kesehatan lainnya, diberikan angka kredit sebesar 75. Strata 2 (S2) atau:M.Kes, MPH, MSc, MARS, Msi di bidang Epidemiologi Kesehatan diberikan angka kredit 100. Strata 3 (S3) atau: Doktor, PHD bidang Kesehatan Masyarakat diberikan angka kredit sebesar 150. Epidemiolog Kesehatan yang memperoleh DIV, S1, S2, atau S3 bukan bidang kesehatan misalnya Sarjana Administrasi, Sarjana Ekonomi, Sarjana Sosial dan lainnya diberikan angka kredit sebagai berikut: Strata 3 (S3): diberikan angka kredit sebesar 15 Strata 2 (S2): diberikan angka kredit sebesar 10 Strata 1 (S1/DIV): diberikan angka kredit sebesar 5b) Unsur PelayananDalam unsur pelayanan, kegiatan, bobot pekerjaan dan tanggung jawab pelaksanaan menentukan besaran nilai angka kredit. Untuk pemangku jabatan fungsional terampil mempunyai wewenang dan tanggung jawab berbeda dengan pemangku jabatan ahli, demikian pula dengan jenjang jabatan dari setiap pemangku jabatan terampil atau ahli.

Bukti fisik yang dipergunakan sebagai dasar penilaian adalah:(1) Surat pernyataan melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi yang ditandatangani oleh atasan unit kerja yang bersangkutan;(2) Hasil kegiatan dibuat berupa laporan, rancangan dan naskah yang telah ditandatangani atasan langsung unit kerja.

Unsur kegiatan Epidemiologi Kesehatan terdiri dari atas sub unsur sebagai berikut:(1) Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan epidemiologi(2) Melakukan pengamatan epidemiologi(3) Melakukan penyelidikan epidemiologi(4) Melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit(5) Memberdayakan masyarakat

Pemberian angka kredit untuk kegiatan pelayanan epidemiologi kesehatan yang dilakukan oleh Epidemiologi Kesehatan, diberikan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan sejak dari pelaksanaan persiapan pelayanan epidemiologi kesehatan yang berupa penyusunan kerangka acuan, dan kegiatan lainnya yang dilengkapi dengan bukti fisik untuk setiap jenis kegiatan.

c) Unsur Pengabdian MasyarakatDalam unsur pengabdian masyarakat, nilai angka kredit sama untuk semua jenjang jabatan fungsional dalam bidang profesinya.

d) Unsur Pengembangan ProfesiPemberian angka kredit untuk kegiatan pengembangan profesi yang dilakukan oleh jabatan fungsional kesehatan sebagaimana tercantum dalam rincian kegiatan akan mendapatkan nilai angka kredit yang sama untuk semua jenjang jabatan fungsional dalam profesinya.Unsur pengembangan profesi terdiriatas sub unsur sebagai berikut:(1) Membuat karya tulis/ ilmiah di bidang epidemiologi/ kesehatan;(2) Menerjemahkan/ menyadur buku dan bahan lainnya di bidang epidemiologi/ kesehatan;(3) Membimbing Epidemiolog Kesehatan di bawah jenjang jabatannya;(4) Membuat buku pedoman/ juklak/ juknis di bidang epidemiologi;(5) Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang epidemiologi.

Bukti fisik yang dipergunakan sebagai dasar penilaian adalah hasil kegiatan berupa buku pedoman/ juklak/ juknis, terjemahan, saduran, yang telah disahkan/ ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja.

Pemberian angka kredit untuk kegiatan pengembangan profesi yang dilaksanakan oleh Epidemiolog Kesehatan sebagaimana tercantum pada rincian kegiatan, akan mendapatkan nilai angka kredit yang besarnya sama untuk semua jenjang jabatan Epidemiolog Kesehatan.

2) Unsur PenunjangKegiatan ini terdiri atas sub unsur sebagai berikut:(1) Mengajar/ melatih oada diklat pegawai;(2) Menhikuti seminar/ lokakarya di bidang epidemiologi/ kesehatan;(3) Menjadi anggota organisasi profesi di bidang epidemiologi;(4) Menjadi anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional Epidemiologi Kesehatan;(5) Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya;(6) Memperoleh penghargaan/ tanda jasa.

Bukti fisik yang diguakan sebagai dasar penilaian adalah:(1) Surat pernyataan melaksanakan kegiatan mengajar dan seminar dari pelaksana kegiatan yang dilegalisir oleh Kepala Unit Kerja;(2) Surat tanda bukti sebagai anggota organisasi profesi, sertifikat/ ijazah dan tanda penghargaan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;(3) SK Tim Penilai jabatan Epidemiologi Kesehatan.

Pemberian angka kredit untuk kegiata pengembangan profesi yang dilaksanakan oleh Epidemiolog Kesehatan sebagaimana tercantum pada rincian kegiatan, akan mendapatkan nilai angka kredit yang besarnya sama untuk semua jenjang jabatan Epidemiolog Kesehatan.

c. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan angka kredit adalah:1. Setiap pemangku jabfung kesehatan harus memahami kegiatan jabfung dan unsur-unsur kegiatan yang dinilai dalam satuan angka kreditnya.2. Untuk mempermudah pelaksanaan angka kredit setiap pemangku jabfung dalam melaksanakan kegiatan disertai dengan surat tugas dan surat pernyataan telah melaksanakan tugas, surat pernyataan mengikuti pendidikan dan pelatihan, melaksanakan pelayanan, melaksanakan pengabdian masyarakat/ pengembangan penyuluha masyarakat, melaksanakan pengembangan profesi, melaksanakan kegiatan penunjang dan format perhitungan angka kredit (harian, bulanan, semesteran dan DUPAK).3. Untuk mempermudah dalam pengajuan pengangkatan jabatan, semua berkas pernyataan, surat tugas dan format angka kredit dimasukkan dalam file sesuai peruntukkan.

Pokok Bahasan 3.TATA CARA PENGAJUAN DUPAKa. PengertianTata cara pengajuan DUPAK maksudnya adalah teknik/ cara mengajukan angka kredit yang telah disusun dalam bentuk DUPAK yang telah dilakukan oleh pemangku jabatan fungsional kesehatan tertentu.

Seorang pemangku jabatan fungsional mempunyai kewajiban untuk mengumpulkan angka kredit, banyaknya jumlah angka kredit yang dikumpulkan dapat memberikan gambaran prestasi kerjanya.

Kenaikan jabatan seorang pejabat jabfung sangat ditentukan oleh seberapa banyak jumlah kumulatif angka kredit yang berhasil dikumpulkan.Pengumpulan angka kredit yang dilakukan setiap hari dituliskan dalam format harian, bulanan dan semesteran.

b. Langkah-Langkah Pengisian Form DUPAK1) Pengisian laporan harianKegiatan pemangku jabatan yang dilakukan setiap hari mencakup seluruh unsur utama dan penunjang dimasukkan dalam format, pada akhir bulan jumlah kegiatan dijumlahkan secara kumulatif dan dihitung angka kreditnya.

Formulir ini diisi setiap hari kerja oleh pejabat Epidemiolog Kesehatan yang bersangkutan dan diparaf oleh atasan langsung. Formulir digunakan sebagai catatan kegiatan pejabat Epidemiolog Kesehatan dan sebagai dasar untuk pengisian laporan bulanan kegiatan epidemiologi kesehatan (lihat lampiran contoh formulir B dan cara pengisiannya).

2) Pengisian laporan bulananLaporan harian yang sudah dijumlahkan dalam 1 (satu) bulan, dipindahkan ke dalam laporan bulanan.

Formulir ini diisi setiap bulan oleh pejabat Epidemiolog Kesehatan yang bersangkuta dan diparaf oleh atasan langsung. Formulir digunakan sebagai catatan kegiatan pejabat Epidemiolog Kesehatan dan sebagai dasar untuk pengisian formulir surat pernyataan melakukan kegiatan epidemiologi kesehatan (lihat lampiran formulir C dan cara pengisiannya).

3) Pengisian laporan 6 bulan (semester)Formulir ini dibuat setiap 6 bulan satu kali dalam bulan Juni dan Desember. Formulir ini merupakan rekapitulasi jumlah prestasi kerja bulanan (lihat lampiran contoh formulir D dan cara pengisiannya) dibuat rangkap 3 (tiga) masing-masing untuk: Dilampirkan pada Daftar Usul Penetapan Angka Kredit Unit kerja yang bersangkutan Pejabat Epidemiolog Kesehatan yang bersangkutan

4) Pengisian surat pernyataan melakukan kegiatan pengembangan profesiLihat lampiran contoh formulir E dan cara pengisiannya.

5) Pengisian surat keterangan sebagai anggota organisasi profesiFormulir Surat Keterangan ini diisi oleh pengurus organisasi. Lihat lampiran contoh formulir F dan cara pengisiannya.

Dibuat rangkap tiga masing-masing untuk: Dilampirkan pada Daftar Usul Penetapan Angka Kredit Unit kerja yang bersangkutan Pejabat fungsional yang bersangkutan

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengajuan DUPAK adalah: Pengumpulan angka kredit dari unsur utama minimal 80% dari total jumlah angka kredit kumulatif yang harus dikumpulkan untuk naik ke jabatan setingkat di atasnya, dan angka kredit dari unsur penunjang maksimal 20% dari total jumlah angka kredit yang harus dikumpulkan untuk naik ke jabatan setingkat di atasnya. Telah memenuhi jumlah angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan/ pangkat setingkat lebih tinggi. Diterima sesuai jadwal yang ditetapkan, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat. Kenaikan pangkat periode April angka kredit ditetapkan selambat-lambatnya pada bulan Januari tahun yang bersangkutan, kenaikan pangkat periode Oktober angka kredit ditetapkan selambat-lambatnya pada bulan Juli. Dilengkapi bukti fisik antara lain: fotokopi ijazah, STTPL, Surat Pernyataan melakukan pelayanan, pengabdian masyarakat/ pengembangan penyuluhan kesehatan masyarakat, pengembangan profesi, kegiatan penunjang. DUPAK yang lengkap diserahkan kepada Ketua Tim Penilai yang akan membagi tugas kepada anggota tim.

PBAK PEMBINA JABFUNG KEMKESSet TimUnit Pem Jabfung KEMKESTim PenilaiTim TeknisSet TimDinkes Prop/Kab/KotaPim RS/UPTPihak TerkaitALPFBIRO KEPEG SK JABFUNGMekanisme Penilaian AK dan SK Jabfung yang PBAK-nya di Pusat sebagai Pembina Jabfung Kes Jenjang Madya ke atas atau PNS dpk di Daerah

Langkah-langkah:1) DUPAK diusulkan oleh Pejabat Pengusul ke Set. Tim. Penilai Dinkes Prop/ Kab/ Kot selambat-lambatnya tanggal 10 bulan Februari/ Agustus.2) Sekretariat Tim Penilai Dinkes Prop/ kab/ Kot memverifikasi, mengecek kelengkapan dokumen dan melakukan Persiapan Sidang Tim Penilai selambat-lambatnya tanggal 20 bulan Februari/ Agustus.3) Tim Penilai DINKES Prop/ Kab/ Kot meneruskan DUPAK ke Set Tim Pusat selambat-lambatnya akhir bulan Februari/ Agustus.4) Set Tim Pusat memverifikasi, mengecek kelengkapan Dokumen DUPAK dan melakukan Persiapan Sidang Tim Penilai selambat-lambatnya tanggal 10 bulan Maret/ September.5) Tim Penilai Pusat melakukan Penilaian DUPAK dan telah ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang selambat-lambatnya tanggal 20 bulan Maret/ September.6) Set Tim Pusat mengirimkan PAK yang telah selesai ke Biro Kepeg/ BKD selambat-lambatnya akhir Maret/ September untuk dibuatkan SK JABFUNG dan Proses KP.7) Apabila DUPAK masuk ke Set Tim Pusat telah melampaui bulan Februari/ Agustus maka DUPAK akan diproses untuk periode berikutnya.

c. Mekanisme Pengajuan DUPAK

MEKANISME PENILAIAN ANGKA KREDIT & SKJABFUNG YANG PBAK-NYA DI DINKES PROP/KAB/KOT

Set TimPenilai Dinkes Prov/Kab/KotaTIM PENILAITim TeknisPejabat PengusulYg TerkaitP.B.A.KKa. Dinkes Prov/Kab/KotaAtasan LangsungPFBIRO KEPEG/BKD SK JABFUNG

Langkah-langkah:1) DUPAK diusulkan oleh Pejabat Pengusul ke Set Tim Penilai Dinkes Prop/ Kab/ Kot selambat-lambatnya tanggal 10 bulan Februari/ Agustus.2) Sekretariat Tim Penilai Dinkes Prop/ Kab/ Kot memverifikasi, mengecek kelengkapan Dokumen dan melakukan Persiapan Sidang Tim Penilai selambat-lambatnya tanggal 20 bulan Februari/ Agustus.3) Tim Penilai DINKES Prop/ Kab/ Kot menyelesaikan penilaian PAK selambat-lambatnya akhir bulan Februari/ Agustus.4) Set Tim Dinkes Prop/ Kab/ Kot menyelesaikan SK PAK dan mengusulkan pembuatan SK Jabatan Fungsional kke Biro Kepeg/ BKD selambat-lambatnya tanggal 10 bulan Maret/ September.5) Biro Kepg/ BKD menyelesaikan SK Jabatan Fungsional dan telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang selambat-lambatnya tanggal 20 bulan Maret/ September.6) Usul Kenaikan Pangkat ke Biro Kepeg/ BKD selambat-lambatnya akhir Maret/ September.7) Apabila DUPAK masuk ke Set Tim Dinkes Prop/ Kab/ Kot telah melampaui tanggal 20 Februari/ Agustus maka DUPAK akan diproses untuk periode berikutnya.

MEKANISME PENILAIAN ANGKA KREDIT & SKJABFUNG YANG PBAK-NYA DI UPT DEPKES

Set TimPenilai UPTTIM PENILAITim Teknis# Pejabat PengusulYg TerkaitP.B.A.KPim. UPT DepkesALPFBiro Kepegawaian SK Tunjab

# Pimpinan unit Pelayanan/ PJ Struktural Atasan YBSMEKANISME PENILAIAN ANGKA KREDIT DAN SKJABATAN FUNGSIONAL YANG PBAKnya di UNIT UTAMA

PBAK Unit UtamaSet Tim Unit UtamaTim PenilaiTim Teknis(#) Pim UPT/ UPTSet Tim UPTPimp U-YanALPFTim Penilai UPTPihak terkaitROPEGSK TUNJAB

BATAS WAKTU PENYELESAIAN DUPAK DAN SK JABATAN FUNGSIONAL YANG PBAK-NYA DI SETJENAlokasi waktu:1) DUPAK diusulkan oleh Pimpinan Unit Pelayanan ke Set Tim Penilai UPT paling lambat tanggal 10 Februari/ Agustus2) STP UPT meneruskan DUPAK ke STP Unit Utama paling lambat tanggal 20 bulan Februari/ Agustus.3) STP Unit Utama meneruskan DUPAK ke STP Setjen paling lambat akhir bulan Februari/ Agustus.4) STP Setjen menyelesaikan SK PAK dan sudah ditandatangani oleh PBAK selambat-lambatnya tanggal 10 Maret.

MEKANISME PENILAIAN ANGKA KREDIT DAN SKJABFUNG YANG PBAKNYA DI UNIT PEMBINA JABFUNG

SET TIM UN. PEMB JABFUNGTim PenilaiTim TeknisSET TIM UNIT UTAMASet Tim UPTPimp U-YanALPFTim Penilai RS/UPTPihak terkaitROPEGSK TUNJABPBAK UNIT PEMB JABFUNG(#) Pim RS / UPT

(#) Direktur RS

Mekanisme Penilaian Angka Kredit dan SK Jabfung yang PBAKnya di Unit Pembina Jabfung:1) DUPAK diusulkan oleh Pejabat Pengusul ke Tim UPT paling lambat tanggal 10 bulan Februari/ Agustus.2) STP UPT meneruskan DUPAK ke STP Unit Utama paling lambat tanggal 20 bulan Februari/ Agustus.3) STP Unit Utama meneruskan DUPAK ke STP Unit Pembina Jabfung paling lambat tanggal akhir Februari/ Agustus.4) STP Unit Pembina menyelesaikan SK PAK dan sudah ditandatangani oleh PBAK selambat-lambatnya tanggal 10 Maret/ September, sekaligus mengusulka pembuatan SK Jabfung ke Biro Kepegawaian.5) Biro Kepegawaian menyelesaikan SK Jabatan Fungsional paling lambat 20 bulan Maret/ September.

d. Tim Penilai DUPAKDUPAK yang diusulkan sebelum ditetapkan PAK, harus dinilai secara seksama oleh tim penilai sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Negara (Men-Pan pada setiap Jabfungkes).

Syarat untuk menjadi Tim Penilai adalah:1) Sekurang-kurangnya menduduki jabatan/ pangkat setingkat dengan jabatan/ pangkat jabfungkes yang dinilai.2) Mempunyai kompetensi untuk menilai jabfungkes bersangkutan.3) Dapat aktif melakukan penilaian.

Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit (sesuai kewenangan yang tercantum dalam Ke. Menpan masing-masing):1) Instansi pusatMENKES atau pejabat lain yang ditunjuk selaku Pembina Jabfung Kesehatan, secara umum menetapkan PAK Jabfung baik bagi PJF Pusat/ Daerah/ Instansi.2) Instansi/ daerah provinsiKa. Dinkes Provinsi atau pejabat lain yang ditunjuk untuk menetapkan PAK Jabfung jenjang:Terampil: Pemula s/d PenyeliaAhli: Pertama s/d MudaYang bekerja pada sarana kesehatan provinsi.3) Instansi daerah kab/ kotaKa. Dinkes Kab/ Kota atau Pejabat lain yang ditunjuk bagi Jabfung jenjang:Terampil: Pelaksana pemula s/d penyeliaAhli: Pertama dan MudaYang bekerja pada sarana kesehatan kab/ kota.

VIII. REFERENSI1) Keputusan Menteru PAN Nomor: 17/KEP/M.PAN/11/20002) Keputusan Kepala BAKN Nomor: 6 Tahun 20043) Keputusan Bersama Menkes-Kessos dan Kepala BAKN Nomor: 395/MENKES-KESSOS/SKB/V/2001 dan Nomor: 19 Tahun 2001.4) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor: 1200/MENKES/SK/X/2004.

LAMPIRAN

1) Contoh Formulir A

LAMPIRAN: KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARANOMOR: 395/MENKES-KESSOS/SKB/V/2001NOMOR: 19 Tahun 2001TANGGAL: 8 Mei 2001DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT EPIDEMIOLOG KESEHATAN TERAMPIL

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDITJABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOGI KESEHATAN TERAMPILNOMOR:

Masa Penilaian Tanggal ..........................s/d..................................................

1KETERANGAN PERORANGAN

2Nama

3NIP

4Nomor Seri KARPEG

5Tempat dan tanggal lahir

6Jenis kelamin

7Pendidikan yang telah diperhitungkan angka kreditnya

8Pangkat/ golongan ruang/ TMT

9Jabatan Epidemiologi Kesehatan Terampil

10Masa Kerja golonganLama :

Baru :

11Unit kerja

NoUNSUR DAN SUB UNSUR YANG DINILAIANGKA KREDIT MENURUT

INSTANSI PENGUSULINSTANSI PENGUSUL

LAMABARUJUMLAHLAMABARUJUMLAH

12345678

1UNSUR UTAMA

1PENDIDIKAN

Mengikuti pendidikan sekolah dan mendapat gelar/ ijazah Sarjana Muda/ Akademi/ DIII/ DII dst

Lampiran usul/ bahan yang dinilai1.2.3.

.........Tanggal..........Pejabat Pengusul

NIP

Catatan Tim Penilai

.........Tanggal.........Ketua Tim Penilai

NIP

Catatan Pejabat Penilai.........Tanggal.........Pejabat Penilai

NIP

LAMPIRAN: KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARANOMOR: 395/MENKES-KESSOS/SKB/V/2001NOMOR: 19 Tahun 2001TANGGAL: 8 Mei 2001DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT EPIDEMIOLOG KESEHATAN AHLI

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDITJABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOGI KESEHATAN AHLINOMOR:

Masa Penilaian Tanggal ..........................s/d..................................................

1KETERANGAN PERORANGAN

2Nama

3NIP

4Nomor Seri KARPEG

5Tempat dan tanggal lahir

6Jenis kelamin

7Pendidikan yang telah diperhitungkan angka kreditnya

8Pangkat/ golongan ruang/ TMT

9Jabatan Epidemiologi Kesehatan Ahli

10Masa Kerja golonganLama :

Baru :

11Unit kerja

NoUNSUR DAN SUB UNSUR YANG DINILAIANGKA KREDIT MENURUT

INSTANSI PENGUSULINSTANSI PENGUSUL

LAMABARUJUMLAHLAMABARUJUMLAH

12345678

1UNSUR UTAMA

1PENDIDIKAN

Mengikuti pendidikan sekolah dan mendapat gelar/ ijazah Sarjana Muda/ Akademi/ DIII/ DII dst

Lampiran usul/ bahan yang dinilai1.2.3.

.........Tanggal..........Pejabat Pengusul

NIP

Catatan Tim Penilai

.........Tanggal.........Ketua Tim Penilai

NIP

Catatan Pejabat Penilai.........Tanggal.........Pejabat Penilai

NIP

Cara Pengisian Formulir A

NomorDiisi nomor agenda dari masig-masing unit yang bersangkutan

Masa penilaianDiisi sesuai periode kegiatan yang diusulkan

Keterangan perorangan

a)Pengisian namaDiisi nama pejabat Epidemiolog Kesehatan yang bersangkuta sesuai SK terakhir

NIPDiisi NIP SK yang bersangkutan

Nomor seri KARPEGDiisi nomor seri kartu pegawai

Tempat dan tanggal lahirDiisi tempat dan tanggal lahir yang bersangkutan

Pendidikan yang telah diperhitungkan angka kreditnyaDiisi pendidikan terakhir pada saat inpassing/ penyesuasian atau pengangkatan

Pangkat/ gol ruang/ IMTDiisi jenjang jabatan Epidemiolog Kesehatan yang bersangkutan

Masa kerja golonganDiisi masa kerja golongan yang bersangkutan sesuai SK terakhir

Unit kerjaDiisi unit kerja tempat yang bersangkutan bekerja

b)Pengisian Angka Kredit

(1) Isntansi pengusulDiisi oleh pejabat pengusul pada unit kerja yang bersangkutan

Lama Diisi dengan angka kredit yang sesuai dengan Penetapan Angka Kredit (PAK) yang terakhir

Baru Diisi dengan penambahan angka kredit yang diperoleh dalam periode waktu antara penetapan angka kredit yang terakhir sampai dengan saat pengusulan penetapan kredit ini

Jumlah Diisi hasil penjumlahan angka kredit lama dan baru

(2) Instansi penilaiDiisi oleh Tim Penilai yang menerima DUPAK

Lama Diisi dengan angka kredit sesuai dengan Penetapan Angka Kredit (PAK) yang terakhir

Baru Diisi dengan penambahan angka kredit yang disetujuin oleh Tim Penilai