Upload
tranthu
View
237
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
HALAMAN JUDU L
GAMBARAN DOMINASI NEO-IMPERIALISME
PADA KONSPIRASI SPIONASE SIBER DALAM FILM
SNOWDEN
(Analisis Semiotika Roland Barthes)
(SKRIPSI)
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Konsentrasi Komunikasi Pemasaran
Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh :
Brilliandi Islam
6662131279
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYA
BANTEN
2018
ii
LEMBAR ORIGINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Brilliandi islam
NIM
iii
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik
UNTIRTA
Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.si
NIP. 197108242005011002
LEMBAR PESETUJUAN
iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama :
v
ABSTRAK
Film Snowden merupakan sebuah film produksi Amerika serikat yang di sutradari
oleh oliver stone dengan alur cerita mengenai tranformasi seorang pemuda biasa
menjadi seorang Pelapor pelanggaran. Kehebohan yang menyertai kisah film ini
menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian yang berfokus untuk
mengetahui tentang bagaimana dominasi neo imperialisme pada konspirasi
spionase cyber digambarkan melalui visual dan audio dalam film. objek penelitian
ini akan dianalisis menggunakan semiotika model roland barthes dengan
paradigma konstruktivis dan metode penyajian data secara deskriptif. Hasil dari
penelitian ini adalah secara denotasi film snowden menampilkan hal hal yang
berkaitan dengan pelaku dan proses pengumpulan data, secara konotasi
mengandung unsur yang membahas mengenai maksud dan tujuan dari konspirasi
spionase siber, dan secara mitos berkaitan dengan munculnya gambaran
penerapan nilai neo imperialisme yang terdapat dalam konspirasi spionase siber
dan pudarnya asas liberalisme berupa turut campurnya pemerintah amerika
terhadap urusan negara dan rakyat diluar negaranya sendiri.
Kata Kunci: Gambaran, Konspirasi Spionase Siber, Semiotika, Film
vi
ABSTRACT
Brilliandi Islam. NIM 6662131279. Thesis. Depiction of neo imperialism dominion at
Cyber Espionage Conspiracies in Snowden Movie (Semiotic Analysis Roland Barthes).
Communication Studies. Faculty of social and political science. Sultan Ageng
Tirtayasa University. 2018. Thesis Adviser I Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si ;
Thesis Adviser II Teguh Imam Prasetya. S.E., M.Si.
The Snowden movie is a United States-made film production directed by oliver
stone with a storyline about transforming an ordinary boy into a whistleblower.
The furor that accompanies the story of the film caught the attention of the author
to do research that focuses on knowing about how neo imperial dominion at cyber
spy conspiracy depicted through visual and audio in this film. the object of this
research will be analyzed using semiotics of Roland Barthes with constructivist
paradigm and data will be presented by descriptive . The results of this research
are denotation of snowden films featuring abaout matters relating to the
perpetrators and the data collection process, in connotation containing elements
that are discusses about the intent and purpose of doing this activity, and the myth
is related to application of neo imperialism values in the conspiracy of cyber
espionage and the fading of liberalism when American government interference
other country and people outside of their own country.
Key Word: Depiction, Conspiracy, Cyber Espionage, Semotic, Film
vii
KATA PENGANTAR
Bismillah ir-Rahman ir-Rahim, Alhamdu lillahi rabbil 'alamin. Puji syukur
penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanallahuwataala atas segala
kemudahan demi kemudahan yang telah diberikannya kepada penulis dan
shalawat beserta shalam kepada Baginda Rasullah Muhammad Shallallahu 'alaihi
wasallam atas segala warisan ilmu dan kebaikannya.
Adapun selama masa pengerjaan skripsi berjudul “Gambaran Konspirasi
Spionase Siber dalam Film Snowden (analisis Semiotik Roland Barthes)” penulis
menyadari adanya sokongan dan bantuan dari banyak pihak yang terlibat,
sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima
kasih yang sedalam dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, M.PD. selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP)Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus
4. Bapak Darwis Sagita, M.Ikom, selaku Sekertaris Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si selaku pembimbing I skripsi
yang dengan sangat banyak bersabar membantu memberikan banyak
pemahaman dan pengetahuan dalam penyusunan skripsi ini
viii
6. Bapak Teguh Imam Prasetya. S.E., M.Si selaku pembimbing II skripsi
yang banyak memberikan bantuan ilmu pengetahuan dan wawasannya
7. Kepada yang terhormat Dewan Penguji sidang Skripsi yang telah
memberikan banyak masukan dan koreksi guna memperbaiki dan
melengkapi skripsi penulis, yaitu :
Ketua Penguji : Dr. Rangga Galura Gumelar. M.Si
Anggota I : Husnan Nurjuman. M.Si,
Anggota II : Teguh Iman Prasetya. S,E. M.Si.
8. Ibu Uliviana Restu H, S.Sos, M.Si selaku pembimbing akademik penulis
9. Kepada yang tercinta dan terkasih Kedua orang tua penulis, ayahanda
Purnawirawan TNI- AD Peltu Wardi dan Ibundaku Ratini yang telah
memberikan dan mencurahkan segala dukungan cinta dan kasih yang tulus
kepada penulis
10. Kepada Anggota keluarga yang aku cinta yaitu kakaku Tias sayekti, Dwi
Febriani, kedua Kakak Iparku Ahmad dan Irwan, dan kepada keponakan
keponakanku yang pintar, cerdas, dan membanggakan Zahrah, Wa’fa,
Muhammad, Hafidz, dan Miqdad.
11. Kepada Seluruh Pengajar dan staf Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu sosial
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa terkhusus Program Studi Ilmu
komunikasi yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
Pendidikan Strata 1 ini.
ix
12. Kepada seluruh tenaga pengajar dan staf dari lembaga Pendidikan Formal
ditingkat sebelumnya maupun yang berasal dari luar lingkup Pendidikan
formal yang pernah penulis ikuti.
13. Kepada seluruh sahabat dan teman sekolah dan sepermainan yang banyak
mengisi hati dan ingatan penulis dengan kenangan indah penuh canda
tawa, terkhusus kepada teman teman seperjuangan penulis di prodi Ilmu
Komunikasi kelas A, B, C, dan D ataupun dari Konsetrasi Jurnalistik,
Hubungan Masyarakat, Marketing Komunikasi. Kepada teman teman
Orange, teman teman fosmai, dan kepada para PEJUANG SKRIPSI.
14. Kepada orang orang yang pernah hadir dalam kehidupan penulis yang
turut memberikan pengalaman dan wawasannya, terutama kepada para
tokoh tokoh yang memberikan sumbangsih ilmunya melalui buku buku,
video, foto dan bahan bacaaan menjadi bahan rujukan dalam penelitian ini.
15. Kepada Diri Penulis sendiri (Brilliandi Islam) yang telah mampu untuk
tetap berjuang, berusaha, dan besemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dengan ini penulis ucapkan rasa terima kasih kepada segala pihak yang telah
penulis sebutkan diatas, Semoga Allah Subhanahuwatal selalu melimpahkan ridho
dan perlindngannya dan Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. Terima Kasih Banyak, Wassalamualikum Wr. Wb
Serang, July 2018
Penulis
x
MOTTO DAN PERSEMBAHAN : MBAR PE RSEMBA HAN
-Cukup lakukan yang terbaik dan Jadilah Dirimu Sendiri, Niscahya ALLAH
selalu memprioritaskan yang terbaik untukmu
-Brilliandi Islam-
Jadi laki laki itu harus Gagah Berani, jalan dengan percaya diri, busungkan dada
dan tegapkan badanmu agar kau siap meneruskan langkahmu menuju masa
depan yang lebih baik
-Ayahandaku Purnawirawan TNI-AD Peltu Wardi
Semua ini bisa kau lalui, nak. Teruslah berjuang dan berusaha sebaik mungkin.
Bersabarlah untuk sedikit lagi, karena Allah Maha menolong hambanya
-Ibundaku Ratini
Skripsi Ini Kupersembahkan kepada diriku sendiri brilliandi islam, kepada
kedua orang tuaku yaitu Ayahanda Purnawirawan TNI-AD Peltu Wardi dan
Ratini, kepada kakaku Tias, Dwi, kepada kedua kaka iparku Ahmad dan Irwan,
kepada keponakan keponakanku, kepada keluarga besarku, kepada guruku,
kepada Tanah airku Republik Indonesia dan kepada semesta Tercinta.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR ORIGINALITAS ................................................................................... ii
LEMBAR PESETUJUAN ...................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 10
1.3 Identifikasi Masalah .................................................................................... 10
1.4 Batasan masalah .......................................................................................... 10
1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 11
1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 12
2.1 Tinjauan Teoritis ......................................................................................... 12
2.1.1 Film Sebagai Media Komunikasi Massa .............................................. 12
2.1.2 Pesan Komunikasi Dalam Film ........................................................... 18
2.1.3 Tinjauan Tentang Konspirasi ................................................................ 28
xii
2.1.4 Tinjauan Tentang Spionase Siber (Cyber Espionage) .......................... 35
2.1.5 Tijauan Tentang Imperialisme .............................................................. 40
2.1.6 Teori Kontruksi Realitas ....................................................................... 43
2.1.7 Teori Semiotika Roland Barthes ........................................................... 46
2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 52
2.3 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 58
3.1 Paradigma Kontruktivis ............................................................................... 58
3.2 Metode dan Jenis Penelitian ........................................................................ 59
3.3 Sumber Data ................................................................................................ 61
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 62
3.5 Unit Analisis ................................................................................................ 64
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................... 69
3.7 Fokus Penelitian Penelitian ......................................................................... 71
3.8 Pemeriksaan Keabsahan Data...................................................................... 71
3.9 Lokasi dan Jadwal Penelitian ...................................................................... 72
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 73
4.1 Gambaran Objek Penelitan .......................................................................... 73
4.1.1 Filmografi Snowden .............................................................................. 73
4.1.2 Sinopsis Film ........................................................................................ 75
4.1.3 Penokohan Dalam Film Snowden......................................................... 79
4.2 Deskripsi Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Snowden ............ 87
4.2.1 Deskripsi Analisis Makna Semiotik Roland Barhtes ............................ 89
xiii
4.3 Hasil Penelitian .......................................................................................... 147
4.3.1 Hasil Analisis Semiotika Roland Barthes ........................................... 147
4.4 Pembahasan Penelitan ............................................................................... 158
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 170
5.2 Saran .......................................................................................................... 172
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 173
LAMPIRAN ........................................................................................................ 177
xiv
DAFTAR TABEL
Table 2. 1 Rumusan konsep pemaknaan Berger ................................................... 22
Table 2. 2 Suara dalam Film ................................................................................. 24
Table 2. 3 Table warna dan maknanya.................................................................. 25
Table 2. 4 Penelitan Terdahulu ............................................................................. 57
Table 3. 1 Unit Analisis ........................................................................................ 64
Table 3. 2 Jadwal Penelitian.................................................................................. 72
Table 4. 1 Adegan Tes perekrutan bakal calon Anggota CIA .............................. 89
Table 4. 2 Peta Roland Barhtes pada Adegna Perekrutan Calon Anggota CIA ... 91
Table 4. 3 Denotas, Konotasi, dan Mitos .............................................................. 92
Table 4. 4 Adegan Instruski lanjutan pasca penerimaan anggota CIA ................. 97
Table 4. 5 Peta Roland Barthes Adegan Instruski pasca penerimaan anggota CIA
............................................................................................................................... 99
Table 4. 6 Denotasi, Konotasi dan Mitos ............................................................ 100
Table 4. 7 Adegan pertemuan Edward J. Snowden dengan Gabriel Sol di ruang
data CIA .............................................................................................................. 104
Table 4. 8 Peta Roland Adegan pertemuan Edward J. Snowden dengan Gabriel
Sol di ruang data CIA .......................................................................................... 106
Table 4. 9 Denotasi, Konotasi, dan Mitos ........................................................... 107
Table 4. 10 Adegan Kunjungan Perwakilan Jepang ke Markas CIA .................. 111
Table 4. 11 Peta Roland Barthes Adegan Kunjungan Perwakilan Jepang ke
Markas CIA ......................................................................................................... 113
Table 4. 12 Denotasi, Konotasi, dan Mitos ......................................................... 114
xv
Table 4. 13 Adegan flashback snowden tentang tugasnya .................................. 118
Table 4. 14 Peta Roland BarhAdegan flashback snowden tentang tugasnya .... 120
Table 4. 15 Denotasi, Konotasi, Mitos ................................................................ 121
Table 4. 16 Adegan Pengambilan data para target sipil yang dimata matai ....... 126
Table 4. 17 Peta Roland Barthes untuk Adegan Pengambilan data para target sipil
yang dimata matai ............................................................................................... 128
Table 4. 18 Denotasi, Konotasi dan Mitos .......................................................... 129
Table 4. 19 Adegan Potongan video pidato klarifikasi Obama di media............ 133
Table 4. 20 Peta Roland Barhes Adegan Potongan video pidato klarifikasi Obama
di media ............................................................................................................... 135
Table 4. 21 Denotasi, Konotasi, Mitos ................................................................ 136
Table 4. 22 Adegan Konfrensi Jarak jauh Snowden pada acara talkshow.......... 140
Table 4. 23 Peta Roland Barhtes pada Konfrensi Jarak jauh Snowden pada acara
talkshow .............................................................................................................. 142
Table 4. 24 Denotasi, Konotasi, dan Mitos ......................................................... 143
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Peta tanda Roland Barthes................................................................ 49
Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir ............................................................................ 53
Gambar 3. 1 Signifikasi dua tahap Roland Barthes .............................................. 69
Gambar 4. 1 Poster Film Snowden edisi ............................................................... 73
Gambar 4. 1 Poster Film Snowden edisi ............................................................... 73
Gambar 4. 2 Joseph Gordon Levit sebagai Snowden (kiri) dan Edward Snowden
Asli (kanan ............................................................................................................ 79
Gambar 4. 3 sosok Lindsay Mill (kiri) dan aktris Shailen Wood (kanan) ............ 81
Gambar 4. 4 Ifan Rhys sebagai Corbin Obrian ..................................................... 82
Gambar 4. 5 Ben Schenetzer sebagai gabriel Sol ............................................. 83
Gambar 4. 6 v Barack Husein Obama (mantan Presiden Amerika Serikat ke) .... 84
Gambar 4. 7 Artis pemerannya (Atas) , Sosok asli para Jurnalis pewawancara
Snowden (Bawah) ................................................................................................. 85
1
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi dari masa ke masa sebagai suatu alat yang
digunakan untuk memudahkan manusia dalam menjalankan aktifitasnya terus
mengalami perubahan yang tidak bisa dibendung lagi. Bukan hanya wujudnya
saja yang berkembang bahkan fungsinya pun mengalami perkembangan menuju
satu tingkat yang lebih luas cakupan kegunaannya. Salah satu contoh
perkembangan itu adalah keterlibatan teknologi dalam membantu manusia
menjalin keakraban satu sama lain secara lebih intim dengan bantuan sebuah
program pintar yang dapat memahami interaksi dan maksud penggunanya.
Program cerdas yang tertanam dalam teknologi itu dinamakan dengan
Artificial Intelligence (AI), sebuah program yang dirancang sedemikian rupa
untuk dapat mempelajari Bahasa, respon dan pola interaksi manusia dengan cepat,
termasuk kemampuannya untuk melakukan percakapan dua arah antar manusia
dengan mesin yang terasa lebih realistis dari teknologi sebelumnya. Kendati
demikian, harus kita akui jika efek positif dari perkembagan teknologi seperti saat
ini adalah kemudahan dalam penyampaian informasi dan pesan dalam bentuk
audio maupun visual yang disampaikan dengan cepat dan praktis tanpa perlu
mengkhawatirkan jarak seperti yang terjadi dimasa lalu, dimana saluran utama
komunikasi lebih berfokus pada kabel telepon dan gelombang radio.1
1 John Fiske. penerjemah hapsari dwinigtyas. Pengantar Ilmu Komunikasi. edisi ketiga (Jakarta:
PT. rajagrafindo persada,2014). Hal. 9
2
Perubahan wujud teknologi yang semakin dinamis dapat dikatakan telah
merubah wajah industri media komunikasi dalam mengemas dan menyampaikan
pesan kepada khalayaknya. Proses penyampaian pesan atau informasi kepada
khalayak merupakan suatu bentuk komunikasi, dimana kata komunikasi dalam
bahasa Inggris disebut communication, yang berasal dari kata Latin
communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.2 Sama
dalam hal komunikasi berarti suatu interaksi yang terjadi diantara diri individu
dengan individu lain sehingga memunculkan kesamaan makna mengenai apa yang
dipercakapkan.
Selama berlangsungya momen interaksi tersebut, seorang komunikator
harus melalui beberapa proses penyampaian pesan yang dimilikiya kepada
komunikan, dan proses itu terbagi menjadi dua, pertama adalah proses
komunikasi secara primer yaitu penyampaian pikiran atau perasaan kepada orang
lain menggunakan lambang sebagai media.3 sebagaimana hal tersebut terjadi
diantara percakapan tatap muka dari seorang ibu dengan anakanya. Dan proses
komunikasi yang kedua adalah proses komunikasi secara sekunder yang berarti
penyampaian pesan menggunakan sarana atau alat sebagai medianya.4 Sarana
atau media komunikasi dalam proses kedua ini dibutuhakan untuk mempermudah
tersampaikannya pesan kepada khalayak.
2 Onong Uchjana Effendy. Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2006). Hal. 9
3 Ibid. hal.11
4 Ibid. hal.16
3
Dalam komunikasi, film dihadirkan sebagai media komunikasi massa
yang dapat menyampaikan pesan dikarenakan dalam proses produksinya itu
sendiri telah melalui serangkaian tahapan produksi dimana sebuah pesan dibentuk
melalui jalan cerita yang dekat serta mudah dimengerti oleh masyarakat atau
komunikan. Tentu sebagai media penyampai pesan, proses produksi film harus
dilakukan dengan mempertimbangkan unsur-unsur pembentuknya seperti pemain,
cerita, tema dan musik serta setting.5 Beragamnya penggemar film pada akhirnya
mendorong para sineas film untuk menampilkan pesan berlapis pada adegan di
dalam film yang hanya dapat di mengerti oleh beberapa kalangan saja. Kemudian
film juga dianggap sebagai suatu media komunikasi yang sering digunakan untuk
menyampaikan atau membawakan kembali suatu realitas yang pernah terjadi
ditengah masyarakat melaui rentetan tanda - tanda verbal atau nonverbal.6
Adapun dalam pengertiannya, tanda verbal dalam sebuah film dapat
berupa tanda yang meliputi ucapan para tokoh film, narasi, ataupun bentuk bentuk
kata lainnya yang dapat dipahami oleh penonton, baik dilakukan secara lisan
ataupun tulisan. sedangkan tanda nonverbal adalah tanda yang dapat meliputi
aroma, gambar, warna, teksture, gerak tubuh yang tampak pada setiap sequence,
bahkan dapat pula meliputi pada teknik pengambilan gambar, penokohan dan
suara yang terdengar dalam film itu sendiri. Selain sebagai media komunikasi
yang menarik untuk disimak, film merupakan sebuah media yang dapat dengan
cepat menyebarkan dan mempopulerkan suatu simbol sederhana hingga konsep
ideologi kepada penonton yang menyaksikannya.
5 Himawan pratista. Memahami film. (Yogyakarta : homerian pustaka yogya.2008) Hal. 1
6 Nawiroh Vera. Semiotika Dalam Riset Komunikasi.(Bogor: Ghalia Indonesia.2014) hal.92
4
Dirilis pada tanggal 11 september 2016 di Amerika serikat, film Snowden
muncul sebagai film bergenre biography, drama, dan thriller, dengan arahan
cerita dari salah satu sutradara kenamaan terbaik Hollywood yaitu Oliver Stone.7
Secara garis besar Film Snowden merupakan film yang menceritakan tentang
kisah transformasi hidup dari seorang warga negara Amerika Serikat sewaktu
dirinya masih bekerja dalam organsisi intelijen milik pemerintah Amerika seperti
CIA dan NSA, hingga menceritakan bagaimana dirinya menjadi seorang buronan
yang paling dicari bagi negaraya sendiri atas tindakannya yang telah dianggap
sebagai bentuk pengkhianatan dan ancaman besar bagi negara. Sepanjang film
kita akan disuguhkan dengan alur cerita atau bahasan bahasan yang terdengar
tidak asing dalam benak kita, hal itu dikarenakan pada tahun 2014 sebuah film
berjudul Citizenfour juga menceritakan hal yang serupa namun dengan penyajian
yang berbeda..
Adanya perbedaan diantara kedua film tersebut terletak dalam segi
penceritan dan penyampainnya yang lebih dramatis, terumata dalam film snowden
yang melibatkan jasa aktor dan aktris dari industri perfilman seperti penokohan
Snowden yang diperankan Joseph Gordon levitt Junior yang berperan sebagai
seorang ahli komputer yang kaku dan sulit mengekspresikan dirinya dan pada
akhir film ini kita akan melihat sosok asli Edward J Snowden yang menceritakan
bagaimana perasaannya. Sedangkan dalam film Citizenfour para pemainnya
adalah murni tokoh tokoh yang terlibat dalam wawancara ekslusif dengan
Snowden dan minim efek komputer khas Hollywood.
7 Anonim.http://www.imdb.com/title/tt3774114/, diakses pada 4 april 2017, pukul 08.00 wib
5
Kemudian dalam penelitian ini penulis akan berfokus pada sistem tanda
(kode) dalam film yang terindikasi memiliki pesan dengan makna yang lebih
mendalam dari apa yang sekedar tampak secara sekilas dalam setiap adegan.
Indikasi akan keberadaan pesan tersebut telah memunculkan rasa ketetarikan
penulis unttuk melakukan penelitian ini secara lebih mendalam dan seksama.
Adapun indikasi awal yang ditemukan dalam film ini adalah keterkaitannnya
organisasi intelijen pemerintahan Amerika dalam tindakan pemantauan warganya
sendiri. Tentu indikasi tersebut tidak sampai disitu, penulis juga menemukan
pesan terkait dengan alasan snowden untuk membocorkan dokumen dokumen
rahasia milik Amerika Serikat kehadapan dunia internasional yang merupakan hal
yang juga menarik untuk dilakukan pembedahan.
Berbicara soal Kebocoran ribuan dokumen rahasia berisikan sejumlah
informasi mengenai data penting dan pribadi milik petinggi politik, pemimpin
perusahan, tokoh masyarakat, dan informasi informasi berharga lainnya yang
dikumpulkan dari seluruh didunia, tentu hal itu bukanlah suatu perkara yang
mudah untuk disepelekan. Terlebih apabila dikemudian hari muncul suatu efek
tertentu pada pihak pihak yang datanya terbongkar. Adanya topik bahasan dalam
film mengenai kepemilikan informasi rahasia pada sosok Edward J Snowden
sendiri dapat diartikan sebagai suatu indikasi serius akan adanya suatu tindakan
tersruktur untuk mengumpulkannya. Sebagaimana meruntut pada perkembagan
hukum terkait tindakan memata matai yang dilakukan oleh individu atau Lembaga
terhadap pihak lain merupakan suatu tindakan yang kerap mendatangkan
perdebatan panjang ditiap lapisan masyarakat.
6
Tindakan memata matai memiliki definisi lain yang sekiranya dapat
menjelaskan apa yang berusaha diceritakan dalam film Snowden, definisi lain dari
tindakan memata matai adalah spionase yang meurut kamus besar bahasa
indonesia mendefinisikan Spionase /spi·o·na·se/ sebagai suatu penyelidikan
secara rahasia terhadap data kemiliteran dan data ekonomi negara lain atau segala
sesuatu yang berhubungan dengan seluk-beluk spion; pemata-mataan:.8 Dari
definisi tersebut dapat kita pahami jika suatu spionase adalah sebuah tindakan
yang bersifat rahasia dalam mengumpulkan data militer ekonomi atau pribadi
yang tidak boleh disadari oleh pihak pihak yang menjadi menjadi targetnya.
Sedangkan jika kita tarik korelasi tindakan spionase yang ditampilkan
dalam film dan dilakukan oleh Edward J snowden, dalam pelaksaannya
menggunakan bantuan teknologi komputer dan jaringan internet (mayantara)
untuk mengupulkan informasi tersebut. Adapun istilah mayantara saat ini sudah
jarang sekali digunakan karena telah dimasukannya istilah baru yaitu siber.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Siber adalah yang merujuk pada sistem
komputer dan informasi atau dunia maya.9 Penggunaan media siber sebagai
sarana seseorang atau instansi melakukan tindakan memata matai bukanlah hal
baru karena sebagaimana yang kita tahu jika beberapa tahun yang lalu pemerintah
Australia pernah melakukan upaya penyadapan informasi pribadi dari tokoh tokoh
Indonesia melalui jaringan internet dan telepon, sebagaimana yang pernah
diungkapkan oleh snowden melalui statementnya pada publik.
8 Anonim. www.kbbi.com/spionase, diakses pada tanggal 4 april 2017 jam 06.00 wib
9 Anonym. http://kateglo.com/?mod=dictionary&action=view&phrase=siber#panelGlossary
diakses pada tanggal 03 mei 2017
7
Apa yang pernah pemerintah Australia lakukan terhadap pemerintah
Indonesia kala itu memang bukan suatu kenangan yang indah dan membanggakan
untuk diingat, terlebih apabila hal itu dilihat secara serius dalam sudut padang
politik. Terlepas dari semua pengalaman itu, munculnya perkataan dan pernyataan
seorang Edward J Snowden sebagai mantan pegawai di NSA dan CIA bukanlah
sebuah perkataan atau lelucon yang bisa dipandang sebelah mata. Memang jika
kita lihat secara kasat mata, Indonesia tidak berada dalam daftar negara maju
dengan berbagai sokongan teknologi mutakhir dan sumber daya manusia terlatih
yang melek akan teknologi seperti Amerika, Autralia, Jepang ataupun negara
maju lainnya. Tetapi hal tersebut bukan hal yang tepat untuk meremehkan posisi
Indonesia sebagai pihak yang memiliki kontribusi penting di perekonomian dunia.
Intervensi politik dari negara maju terhadap negara berkembang dalam
mengambil keputusan politik atau ekonomi dianggap sebagai suatu narasi yang
kerap memunculkan kesenjangan dan permasalahan diplomatis yang pada
akhirnya narasi tersebut berkembang hingga memunculkan peran antagonis dan
prontagonis didalamnya. Kemunculan peran antagonis dalam narasi tersebut akan
membuat banyak teori kemungkinan yang berusaha untuk menemukan maksud
dari sang antagonis tersebut. hal ini sejalan dengan pandangan Chip Berlet dan
Matthew N. Lyons yang menyatakan jika "Konspirasisme adalah bentuk naratif
khusus dari pengkambing hitaman yang membingkai musuh sebagai bagian alur
yang membahayakan melawan kebaikan, sementara itu keberanian sang korban
kambing hitam seperti seorang pahlawan yang memberitahukan peringatan”.10
10 Anonymous. Conspiracim. 24 oktober 2011. http://fortean.wikidot.com/conspiracy.
8
Dengan durasi penayangan film sepanajang 1 jam 45 menit, film Snowden
telah menyampaikan kembali pengalaman hidup seorang Edward J Snowden
dengan baik meskipun telah dibumbuhi dengan efek efek khas hollywood. Dari
seorang yang tidak dikenal oleh publik hingga menjadi orang yang dikenal oleh
banyak orang. Bahkan jika kita lihat akun twitternya, Snowden telah difollow oleh
kurang lebih 3 juta 800 ribu orang .11 bayangkan dengan jumlah follower
sebanyak itu, segala opini dan tulisannya bukan hal yang bisa disepelekan begitu
saja terlebih di dalam industri media yang berpatok pada popularitas seseorang.
Maka berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, penulis
memutuskan untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk menelaah tentang
bagaimana film Snowden menggambarkan pesan konspirasi yang dilakukan
melalui kegiatan spionase siber. Selain itu, apabila penulis menemukan gambaran
yang berkaitan dengan sikap yang mendasari seseorang, organisasi, ataupun
negara dalam mengumpulkan sebuah informasi yang mereka dapatkan merupakan
salah satu bagian dari tujuan penelitian. Dalam penelitan ini, penulis
menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika yang dijadikan
sebagai pisau bedah dalam mengoperasi pesan yang disampaikan dalam film
Snowden. Alasan penulis menggunakan tradisi semiotika dalam penelitian ini
karena film merupakan sebuah media komunikasi massa yang berisikan tanda
berbentuk verbal ataupun non-verbal yang dirangkai oleh para sineas perfileman
sehingga dapat menyampaikan pesan yang dimaksudkan oleh pembuat film.12
11 https://twitter.com/snowden. diakses pada tanggal 2 juli 2018
12 Himawan Pratista. Loc.cit. hal.1
9
Metode analisis semiotika yang digunakan dalam penelitian ini adalah
semiotika Roland Barthes yang mempelajari serta memahami tanda dan lambang
pada sebuah media. Roland barthes adalah seorang peneliti semiotika aliran post-
strukturalis yang dikenal karena telah mengembangkan sistem penandaan dari
Ferdinan De Saussure ahli strukturalis yang teorinya muncul sebelum Barthes
dikenal banyak orang. teori utama dalam tradisi semiotika berbicara mengenai
bagaimana tanda itu dianggap mampu mewakili objek, ide, situasi, keadaan,
perasaan dan sebagainya yang berada diluar dirinya. Sedangkan studi mengenai
tanda tidak hanya dianggap mampu memberikan jalan atau cara dalam
mempelajari komunikasi, tetapi juga dianggap memiliki efek besar pada hampir
setiap aspek (perspektif) yang digunakan dalam teori komunikasi.13.
Dalam modelnya, Roland Barhtes menjelaskan tiga tingkatan tanda dalam
penandaan, yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Denotasi yaitu tanda yang berada
di tingkat pertama sistem penandaan yang menjelaskan tentang hubungan antara
penanda dan petanda, atau antara tanda dan rujukannya pada realitas, sehingga
dapat menghasilkan makna yang tampak secara langsung dan pasti. Kemudian
setelah denotasi adalah konotasi yaitu tingkat penandaan yang menjelaskan
hubungan antara penanda dan petanda, yang didalamnya beroperasi makna yang
tersirat atau, tidak langsung dan tidak pasti. Dan terakhir atau yang ketiga adalah
mitos, yaitu sebuah budaya cara berpikir tentang sesuatu, cara
mengokonseptualisasi atau memahami hal dimana ideologi terbentuk 14
13 Morrisan, Andy Corry Wardhany, teori komunikasi. (bogor: ghalia Indonesia, 2009) hal.27
14 Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2006) hal. 2
10
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian yang telah penulis jabarkan di latar belakang
masalah penelitan, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana gambaran dominasi nilai neo-imperialisme pada agenda
konspirasi spionase siber dapat terkonstruk melalui alur cerita dalam film
Snowden?”
1.3 Identifikasi Masalah
Beradasarkan pada apa yang telah dikemukakan pada rumusan masalah,
Indentifikasi masalah dalam penelitan ini antara lain:
1. Bagaimana pemaknaan konspirasi spionase siber berdasarkan model
semiotika Roland Barthes dalam Film Snowden?
2. Bagaimana gambaran dominasi nilai neo-imperialisme pada Agenda
Konspirasi Spionase Siber dalam Film Snowden?
3. Bagaimana konspirasi spionase siber dihasilkan sebagai konstruksi realitas
dalam film snowden?
1.4 Batasan masalah
Dari latar belakang masalah yang telah disampaikan mengenai peneltian
ini, penulis sadar akan keterbatasan diri penulis dalam merangkai kata dan
menyajikan data penelitian skripsi ini, maka fokus penelitan ini akan dipersempit
kepada analisis terhadap pesan dalam film Snowden yang dikomunikasikan
melalui sistem tanda (kode) yang disajikan melalui visual maupun audio
mengenai bagaimana alur cerita dalam film snowden dapat membentuk gambaran
konspirasi spionase siber sebagai alat yang membawa paham ideologi tertentu.
11
1.5 Tujuan Penelitian
Secara garis besar, tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam
pelaksanaan penelitan ini adalah untuk menemukan gambaran dominasi nilai neo-
Imperialisme pada agenda konspirasi spiosnase siber yang terbentuk dan
disampaikan melalui tanda dan lambang secara visual ataupun video didalam film
Snowden yang telah melalui proses pembedahan makna menggunakan semiotika
Roland Barthes.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk
dapat memberikan sumbangsih yang baik sebagaimana berikut:
1. Manfaat Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ruang lingkup penelitan tentang
nilai ideologi dan budaya yang terdapat dalam film menggunakan analisis
semiotika.
2. Manfaat Secara Praktis
Diharapkan dapat menambah wawasan dan bahan bacaan kepada pembaca
terkhusus kepada mahasiswa FISIP, jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa terkait dengan penelitian semiotika.
3. Manfaat Secara Sosial
Manfaat sosial yang diharapkan penulis adalah masyarakat dapat memiliki
informasi dan wawasan yang lebih luas mengenai tanda dan lambang didalam
film terkhusus menganai tanda yang menggambarkan tentang konspirasi
spionase siber.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Film Sebagai Media Komunikasi Massa
Berkaitan dengan objek penelitain penulis yang berupa sekuen adegan
didalam film Snowden, alangkah baiknya jika kita memahami definisi film
sebagaimana yang tertulis dalam UU nomor 8 tahun 1992, film didefinisikan
sebagai sebuah karya cipta seni dan budaya yang berbentuk audio visual yang
dibuat berdasarkan asas sinematografi yang direkam menggunakan alat perekam
dan diproses melalui serangkaian prosesdur produksi dengan atau tanpa suara
sehingga dapat dipertunjukan dan ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik
eleronik atau lainnya.15
Film dibangun dengan banyak tanda-tanda didalam sistem tanda yang
bekerja dengan baik sebagai upaya mencapai efek yang diharapkan. Namun, yang
paling penting dalam sebuah film adalah gambar dan suara.16 Film dalam ranah
komunkasi merupakan bagian daripada media komunikasi massa. Sebagaimana
yang dipahami, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa
(media cetak dan elektronik).17 Dari definisi tersebut dapat kita diketahui jika
komunkasi yang disampaikan kepada orang banyak tetapi dalam penyampaiannya
tidak menggunakan media massa bisa dikatakan itu bukan komunikasi massa.
15 Nawiroh Vera, Pengantar komunikasi Massa , Renata Pratama Media, Jakarta, 2010, hal 80
16 Alex sobur. Op.Cit 128
17 Nurudin. Pengantar Komunikasi massa. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2007, Hal. 4
13
Media massa yang dimaksud dalam komunikasi massa adalah radio siaran,
dan televisi, keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah,
keduanya disebut sebagai media cetak; serta media film. film sebagai media
komunikasi massa adalah film bioskop.18 Dari struktur inilah penulis akan
menelaah makna yang terbentuk dari dari setiap adengan dalam sebuah film
sehingga pada akhirnya mendapatkan definisi sebagai sistem representasi atau
penggambaran ulang sebuah cara pandang terhadap dunia yang terlihat menjadi
universal atau natural tetapi sebenarnya merupakan struktur kekuatan tertentu
yang membentuk masyarakat kita.
Sebuah film dapat mendatangkan keuntungan secara materil dan non
materil kepada pemeran dan tim produksinya atau kepada sosok kisahnya
diangkat kedalam film. Sebagai bentuk media komunikasi massa, film sendiri
diproduksi dengan cara menggabungkan unsur suara (audio) dan gambar (visual)
menjadi sebuah media audio visual yang dipertontonkan kepada sejumlah besar
masyarakat dalam waktu yang relatif cepat dan serentak. Dennis McQuail menilai
film sebagai media yang cendrung lebih rentan dibanding media lain terhadap
gangguan dari luar dan sering kali tunduk pada tekanan yang seragam karena
terlalu banyak modal yang terlibat.19 Meskipun demikian dan kerap kali diduakan
terhadap televisi, film juga dinilai lebih dapat meyatu dengan media lain, terutama
penerbitan buku, musik pop, dan televisi.20
18 Elvinaro Ardianto dan lukiyati komala Erdiyana.Komunikasi massa suatu pengantar. Bandung:
Simbiosa rekatama media.2004). hal.3
19 Dennis mcquail. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba hal.36
20 Ibid Hal 37
14
Penciptaan media komunikasi massa berbentuk film tentu harus dapat
menjalankan fungsi utamanya sebagai media komunikasi massa dengan mengutip
MacBride dalam Dalam buku Aneka Suara satu dunia (many voice one world)
mengenai 8 fungsi dari media massa sebagaimana berikut:
1. Informasi, media massa harus dapat menginformasikan suatu kegiatan
atau keadaan yang telah, sedang atau akan terjadi
2. Sosialisasi, dapat mengajarkan ilmu pengetahuan tentang bagaimana
seseorang bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang ada dimasyarakat
3. Motivasi, dapat memberikan suntikan semangat melalui jalan cerita
4. Bahan diskusi, apa yang ditampilkan dalam film dapat dijadikan bahan
diskusi diluar gedung bioskop oleh khayalaknya.
5. Pendidikan, dalam adegan film juga sering kali menyajikan informasi
yang mengandung pelajaran yang berguna bagi khalayaknya.
6. Memajukan kebudayaan, dapat memajukan suatu budaya daerah karena
telah menyebarluaskan kebudayaan tersebut kepada khalayaknya.
7. Hiburan, dapat membuat khalayaknya terhibur karena adanya unsur
unsur sinematografi didalamnya seperti music, dan gambar yang
artistik.
8. Integrasi, merupakan fungsi yang menjebatani diri khalayaknya untuk
dapat saling mengenal dan mengerti satu sama lain melalui pesan yang
disampaikan didalam setiap adegannya.21
21 Onong Undjana Effendy. Op Cit. hal.27- 28
15
Dalam pembuatan sebuah film tentu dibutuhan sebuah proses produksi
yang matang, yang dalam pelaksanaannya terdiri dari beberapa proses seperti
pengambilan, pengolahan dan penyeleksian data hitoris berupa gambar, suara,
latar belakang cerita maupun penentuan lokasi yang dilakukan oleh tim produksi.
Alasan dilakukannya proses yang tidak singkat itu adalah untuk mencapai tujuan
berupa tersampaikannya pesan yang hendak disampaikan kepada khalyak dan bisa
diterima dan dipahami. Oleh karena itu, terdapat pengelompokan film berdasarkan
jenis dan karateristiknya, sebagaimaa yang terdapat dibawah inii:
a) Film Cerita (story film) adalah jenis film yang mengandung suatu
cerita yang lazim dipertunjukan di gedung-gedung bioskop dengan
pemain aktor/aktris dan didistribusikan sebagai barang dagangan.
b) Film Berita (newsreel) adalah jenis film yang berisikan mengenai
fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi didunia nyata. Karena
sifatnya berita, maka film yang disajjikan harus terdapat news
value.
c) Film Dokumenter (documentary film) diartikan sebagai suatu karya
ciptaan mengenai kenyataan (creative of actuality) yang
merupakan hasil interpretasi pribadi (pembuatnya) mengenai
kenyataan dari suatu hal.
d) Film Kartun (cartoon film) adalah film yang umumnya dibuat
untuk konsumsi anak anak dengan tokoh yang memerankannya
adalah gambar dua dimesi yang tidak nyata buatan animator.22
22 Elvinaro Ardianto dan Lukiyati Komala Erdiyana. Op.Cit. hal 138
16
Film snowden adalah film cerita karena melibatkan peran aktor dan
bumbu bumbu perfilman didalamnya. Dalam sebuah film, biasanya memiliki
genrenya tersendiri yang bila didefinisikan dapat berarti sebagai klasifikasi
tertentu pada film. Dan adakalanya dalam sebuah film cerita tidak menutup
kemungkinan terdiri dari beberapa genre sekaligus.23 seperti yang terjadi dalam
kasus ini, dimana film Snowden dapat dikatakan sebagai film spionase, namun
film ini lebih menojolkan tiga genre yang terdiri dari biografi, drama dan
thriller24. Berikut penjelasan genrenya:
a) Biography adalah sebuah film yang mendramatisasikan kehidupan orang
atau tokoh dalam kehidupan nyata. Film-film semacam itu menampilkan
kehidupan dari seorang tokoh sejarah dan menggunakan nama asli dari
karakter utama
b) Drama adalah ragam dari film yang sebagian besar ceritanya tergantung
pada bagaimana pengembangan mendalam dari sang karakter realistis
yang berurusan dengan tema emosional sehingga dapat menyentuh hati
penontonnya.
c) Thriller adalah genre yang dapat meningkatkan perasaan ketegangan,
kegembiraan, kejutan, kekhawatiran dan kecemasan kepada penonton.
Genre thriller merupakan genre yang tidak semua orang bisa
menontonnya.25
23 Nawiroh vera. Op. Cit. hal. 95
24 Anonim. http://www.imdb.com/title/tt3774114/, diakses pada 4 april 2017
25 Himawan pratista. Op.Cit hal. 14-26
17
Melanjutkan pada pembahasan mengenai film, maka tidak lengkap
rasanya jika membahas sebuah film tanpa memperhatikan unsur unsur yang
membentuknya. maka dari itu dengan mengutip pendapat dari Himawan Pratista
dalam buku Memahami Film, kita akan menelaah kedalam dua unsur pembentuk
sebuah film yang terdiri dari 26:
1. Unsur naratif
Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film
cerita tidak mungkin lepas dari unsur naratif. Setiap cerita pasti memiliki unsur-
unsur eperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu, serta lainnya. Seluruh elemen
tersebut pembentuk unsur naratif secara keseluruhan.
2. Unsur sinematik
Unsur sinemantik dalam produksi sebuah film yaitu:
a) Mise-en-scene adalah segala hal yang berada didepan kamera yang terdiri
dari Setting atau latar, tata cahaya, kostum dan make up, serta akting dan
pergerakan pemain.
b) Sinematografi:
c) Perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta hubungan kamera dengan
objek yang diambil.
d) Editing adalah proses dimana diberlakukannya penyuntingan gambar dan
suara dari Transisi sebuah gambar (shot) ke gambar (shot) lainnya.
e) Suara dalam film adalah Segala hal yang mampu diindrai oleh indra
pendengaran penontonnya.
26 Himawan pratista Op.Cit hal. 1 - 2
18
2.1.2 Pesan Komunikasi Dalam Film
Seorang Pemikir Van Zoest dalam buku Alex Sobur yang berjudul
Semiotika Komunikasi, menyampaikan pendapatnya yang berbunyi, film
dibangun dengan tanda semata-mata. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem
tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan.27
Jadi dapat dipahami oleh kita, Film adalah media komunikasi yang menjadi alat
penyampaian pesan dari komunikator kepada masyarakat atau khalayak heterogen
yang berjumlah banyak dan tersebar dibeberapa wilayah sekaligus. Pesan pesan
tersebut disampaikan melalui serankaian tanda tanda yang terdapat disetiap
adegan adegan dalam film sehingga dapat memunculkan suatu interprestasi
tertentu di benak penontonya.
Karena sebuah film dibangun dengan banyak tanda yang bekerja didalamnya,
termasuk tanda berupa gambar dan suara yang dijadikan sebagai pembawa pesan
yang saling berkesinambungan satu sama lain membuat sebuah film dianggap
mampu menyapaikan pesan dengan caranya sendiri.28 Untuk memahami apa itu
sebuah pesan, maka ada baiknya apabila kita memahami definisi dari pada kata
pesan itu sendiri. Sebagaimana definisi pesan menurut kamus besar Bahasa
indonesia pesan1/pe·san/ n 1 perintah, nasihat, permintaan, amanat yang
disampaikan lewat orang lain.29 Sedangkan dalam Ilmu Komunikasi, pesan dapat
diartikan juga sebagai suatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.
27 Alex sobur. Op.Cit. hal 16
28 Nawiroh vera. Op.Cit. hal. 92
29 https://kbbi.web.id/pesan diakses pada tanggal 18 desember 2017
19
Sebuah pesan komunikasi dapat disampaikan melalui tatap muka atau
melalui media komunikasi. Isinya dapat berupa ilmu pengetahuan, informasi,
hiburan dan nasihat atau bahkan propaganda.30 Kemudian pesan komunikasi dapat
dibedakan berdasarkan bentuknya, yaitu pesan verbal dan nonverbal.
1. Pesan Komunikasi Verbal
Pesan dari komunikasi verbal merupakan pesan yang lebih mudah dimengerti
oleh khalayaknya karena pesan ini disampaikan menggunakan bahasa verbal.
Pengertian dari Bahasa verbal adalah Bahasa yang dipergunakan secara verbal
entah disampaikan dengan menggunakan kata-kata yang dilancarkan secara lisan
maupun tulisan yang tertulis pada kertas atau elektronik.31 Sebagaimana Tubbs
(1998:8) mengemukakan bahwa pesan verbal adalah semua jenis komunikasi lisan
yang menggunakan satu kata atau lebih. Selanjutnya Tubbs mengemukakan
bahwa pesan verbal terbagi atas dua kategori.
Pertama, Pesan verbal disengaja adalah usaha-usaha yang dilakukan secara
sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Kedua, Pesan verbal
yang tidak disengaja adalah sesuatu yang kita katakan tanpa bermaksud
mengatakan hal tersebut. Salah satu hal yang penting dalam pesan verbal adalah
lambang bahasa. Konsep ini perlu dipahami agar dapat mendukung secara positif
aktivitas komunikasi yang akan atau tengah dilakukan seseorang komunikator
kepada komnunikan.
30 Hafied Cagara. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.2008 hal. 24
31 Agus M. Hardjana. Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi interpersonal. Yoghakarta:
kanisius. 2003 hal. 23
20
2. Pesan Komunikasi Non -verbal
Selain Pesan komunikasi verbal, adapaun didalam film terdapat pesan non
verbal Didalam film, akan banyak ditemui adegan-adegan yang mengandung
pesan tertentu tanpa adanya kata-kata atau ucapan. Dalam kaitannya dengan
bahasa, pesan-pesan nonverbal masih dipergunakan karena dalam praktiknya
antara pesan verbal dan nonverbal dapat berlangsung secara serentak atau
simultan. Pesan merupakan salah satu unsur dalam komunikasi. Menurut Knapp
(1997:177-178) komunikasi nonverbal ada beberapa fungsi utama, yaitu:
a) Untuk menyakinkan apa yang diucapkan
b) Menunjukan perasaan atau emosi yang tidak bisa diucapkan melalui
kata kata
c) Menunjukan jati diri sehingga orang lain dapat mengenalnya
d) Menambah atau melengkapi kata kata yang dirasakanbelum
sempurna32
Dalam melakukan penelitan ini, penulis akan berhadapan juga dengan
pesan komunikasi non verbal, sehingga untuk mempermudah dalam memberikan
gambaran mengenai apa itu pesan non verbal yang terdapat dalam unsur
pembentuk sebuah film seperti yang disampaikan oleh Himawan Pratista
sebagaimana berikut :
a. Mise-en-scene adalah segala hal yang berada didepan kamera yang terdiri dari
Setting atau latar, tata cahaya, kostum dan make up, serta akting dan
pergerakan pemain sebagaimana akan penulis jelaskan dibawah ini :
32 Hafied Cagara. Op.Cit. hal. 104
21
Pencahayaan, seyogyanya tampilan gambar dalam sebuah film tentu
menampilkan gelap terang yang pada akhirnya dapat mengartikan suatu hal, dan
dapat pula berkaitan dengan penceritaan waktu cerita dan tempat dimana tokoh
berada, atau dapat juga menggambarkan suasana yang menakutkan atau
menengangka. Sebagai contoh pencahaayan dengan menggunakan sinar matahari
dapat menjelaskan waktu pengambilan gambar yang dilakukan disiang hari, atau
minimnya pencahaayan dalam frame untuk menggambarkan tempat angker dan
misterius.
Make Up, dalam film dapat digunakan untuk mempermudah penonton
mepersepsikan atau memahami kejadian apa atau perasaan pa yang dialaimi oleh
took cerita. Make yang pucat untuk menggambarkan tokoh yang lemah, jarang
terkena sinar matahri, atau sedang sakit, kemudia ada juga make up menjadi
zombie yang menggambarkaan keadaan sipealkon yang berubah menjadi zombie.
Latar tempat, ini juga berkaitan erat dengan pencahaaya, dimana dalam hal
ini jika tempat dalam jalan cerita diskenario mengharuskan berada ditempat yang
bisa menggambarkan tepi pantai pada siang hari tentu para sineas tidak boleh
membuat latar tempat yang minim pencahaayan, dekorasi/lokasi pengambilan
gambar yang juga minim untuk dapat menggambarakn tepi pantai serta tidak ada
suara deburan ombak.
Pergerakan Pemain, berperan penting dalam film dimana setiap gerakan
yang dilakukan oleh pemain dapat memiliki arti tersendiri bahkan pergerrakan
para tokoh dalam membuat jarak dengan tokoh lain dalam cerita memiliki arti
ayng berbeda pula.
22
b. Sinematorgrafi dalam Film
pergerakan dan jarak yang ditujukan para aktor didalam frame merupakan
pesan non verbal yang dapat diamati dengan jelas oleh penonton. Pesan noverbal
ini dapat menentukan dan mempermudah penonton dalam melakkuan penafsiran
film. Contoh, pergerakan actor yang mengibas ngibaskan tangannya ke tubuhnya
yang bermakna kepanasan atau gerah. Sama dengan pergerakan manusia, maka
gambar yang ditampilkan turut berperan penting dalam pembentukan makna. Oleh
karenanya, berikut penulis jabarkan mengenai teknik pengambilan gambar dan
maknanya :
Table 2. 1 Rumusan konsep pemaknaan Berger
Penanda Definisi Petanda (makna)
Close
Up
Hanya Wajah / Objek Kedalaman atau keintiman
Medium
Shot
Hampir mencakup keseleruhan bentuk
tubuh atau objek
Hobungan personal
Long
shot
Setting karakter Konteks, skope, jarak
semiotika film publik
fullshot Seluruh tubuh Hubungan sosial
Pan
Down
Kamera mengarah kebwah Kekuasaan atau kewenangan
Pan up Kamera mengarah keatas Kelemahan pengkerdilan
Dolly in Kamrea mengarah kedalam Observasi fokus
Fade in Gambar keihatan pada layar kosong Permulaan
Fade
out
Gambar dilayar menjadi hilang penutupan
Cut Pindah dari kamera sat uke kamera lain Kebersambungan
Wipe Gambar terhapus dari layar Penutupan kesimpulan
Sumber: Arthur asa berger, 2000 Media analisis technique hal 33-3433
33 Arthur asa beger. Media analysys technique. (California: sage publication.inc. 2005) hal 33-34
23
c. Penokohan dalam film
Kesuksesan terbesar dari sebuah film adalah ketika sebuah film dapat
membangun kembali suatu arti pada pesan yang hendak disampaikan melalui
serangkaian sistem tanda (kode). Adapun tujuan dari penggunaan aktor adalah
untuk menyampaikan pesan berupa emosi dan pikiran yang dialami oleh para
tokoh cerita. Adapaun dalam penokohan ada dua elemen penting yaitu perannya
dan kepribadiannya. Kedua hal ini sangat mempengaruhi satu sama lain. Peran
sebuah tokoh dalam sebuah film menentukan bagaimana jalan cerita film itu,
tanpa kehadiran sebuah peran maka cerita dari film itu akan berubah. Sementara
kepribadian tokoh adalah gambaran mengenai sebuah tokoh dalam film yang
ditunjukkan dari perilaku dan interaksinya dengan tokoh lain.
Pemakaian aktor juga berlaku dalam film ini, seperti tokoh dari Edward J
Snowden yang ada didunia nyata diperankan kembali oleh aktor bernama Joseph
Gordon-Levitt yang menyesuaikan dirinya untuk dapat berperan sebagai seorang
yang berekspresi seadanya dan tidak terlalu banyak melakukan interaksi dengan
sekitarnya. Lain lagi dengan penokohan istri snowden yang diperankan oleh
Shailene Woodley, Istri snowden ditampilkan sebagai seorang wanita yang
berpikiran ekspresif dan suka bersosial kepada lingkungan sekitarnya. Peran
mereka dalam film akan menjadi penting, karena kepribadian seorang tokoh cerita
akan akan menentukan bagaimana seorang aktor harus berekspresi dan merespon
kejadian yang terjadi disekitarnya sehingga dapat menyetuh sisi emosi para
penonton dan mengingkatkan tingkat keberhasilan pesan yang tersampaikan
dalam film tersebut.
24
d. Suara dalam Film
Di era film bersuara, musik film mulai menyusun bahasanya tersendiri.
Sebagian sineas - seperti para sineas di Rusia - menggunakan musik dalam rangka
eksplorasi relasi antara musik (sebagian bagian dari suara) dan gambar. Tapi
kebanyakan film menempatkan musik sebagai dekor atau alat bantu saja dalam
membangun suasana.34 berikut adalah unsur suara yang sering berda dalam dunia
perfilman :
Table 2. 2 Suara dalam Film
Speech untuk memahami cerita sebuah film. Sehingga percakapan mudah dimengerti
dan realistis dialog sangat diperlukan. Beberapa cara pengambilan dialog
adalah on set dialog, dimana suara direkam selama pengambilan
gambar.namun dalam hal ini speech dapat dimasukan kedalam pesan verbal
karena terdapat kata kata. Sedangkan intonasi, dialeg, dan aksen dapat
dimasukan kedalam unsur non verbal.
Music pada awalnya musik dalam film dipakai untuk mengurangi bisingnya suara
proyektor film dan memberikan atmosfer.namun seiring berkembangnya
zaman music digunakan sebagai unsur penting yang membuat sebuah film
dapat dikenang
Foley
effects
foley sound biasa direkam di sebuah studio yang disebut foley stage. Seorang
foley artist melihat film untuk melakukan sinkronisasi sambil merekam suara
suara yang dibutuhkan. Contohnya dalam membuat suara langkah kaki.
Ambience adalah merekam suara latar dari set lokasi yang digunakan untuk
pengambilan gambar. Memberikan kesan ruang. Biasanya dibuat dalam
bentuk suara yang terus menerus.
Design
sound
effect
adalah efek suara yang tidak alami dan harus dibuat. Misalnya suara robot
dalam film Transformer dihasilkan dari suara gitar elektrik dimainkan dengan
obeng, suara robot tipis dihasilkan dari dua magnetic ball yang dilempar ke
udara kemudian menghasilkan bunyi.
Sumber : http://www.compusiciannews.com/read/Mengenal-Jenis-sound-Dalam-
Film-Dan-Iklan-1332
34 http://perfilman.perpusnas.go.id/artikel/detail/182 diakses pada tanggal 02 mei 2017 puluk 16.30
wib
25
e. Pemilihan Warna dalam film
Setiap warna dalam berbagai kebudayaan di seluruh dunia, dipercaya
membawa suatu arti dan karakternya tersendiri tergantung pada situasi dan
moment yang terjadi, sebagaimana yang akan dijabarkan penulis dalam tabel
dibawah ini :
Table 2. 3 Table warna dan maknanya
Penanda Pentanda
Memberi kesan kehangatan, bahagia, keberanian, semangat, kekuatan,
kegairahan, tanda peringatan (berhenti untuk traffic light)
Pink adalah warna yang melambangkan cinta, romantisme dan
eksentrik.Warna pink sering dipersepsi warna wanita atau feminim.
Warna emas memberi kesan kemakmuran, aktif, dan dinamis
melambangkan keceriaan, kehangatan, persahabatan, optimisme.
Warna ini memiliki daya tarik yang kuat, karena mampu merangsang
pandangan mata.
memberi kesan kegembiraan, terang, cerah, bersinar, ketegasan.
Menstimulus pandangan mata seperti warna jingga.
Memberi kesan luas pada ruangan, kesejukan, dingin damai, dan
menenangkan fikiran.
representasi warna alam, dedaunan, kesegaran, relaksasi, harmoni, alami,
sejuk, bersifat menenangkan.
warna bangsawan, aristokrat, kekuasaan, keagungan, keindahan dan
kelembutan
Warna ini menciptakan kesan glamour, mahal, dan kemilau sesuai dengan
karakter silver atau perak.
Kesan yang ditimbulkan warna ini adalah ketenangan, keteduhan, elegan.
Warna abu-abu mudah dikombinasikan dengan berbagai macam warna
lain, karena tidak bersifat kontras
Hitam mengandung kesan misteri, kegelapan, independen, dramatis, juga
berkesan sunyi, ketegasan, solid dan kekuatan
Warna coklat menumbuhkan kesan tua, sederhana, kaya, dan hangat.
Warna krem merepresentasikan kelembutan dan klasik.35
35 Ni Nyoman sriwitari dan I gusti Nyoman Widnyana. 2014. Desain Komunikasi Visual.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 42
26
f. Artefak
Artefak bisa kita diartikan sebagai hasil kerajinan manusia (seni), baik yang
melekat pada dirinya maupun yang ditujukan untuk umum36. Adapun artefak yang
dapat terdapat dalam sebuah film lebih dikenal dengan sebutan property shooting
yang dapat meliputi pakaian, aksesoris, kendaraan, ataupun hal hal lainnya yang
diciptakan oleh manusia. Seperti artefak berupa mobil sport mewah yang
digunakan oleh seorang pria bertuxedo yang ditujukan untuk menggambarkan
status pria tersebut. Atau pemilihan artefak berupa tempat tinggal actor yang
ditujukan untuk menggambarkan kondisi kehidupan sang tokoh cerita sehingga
dapat memberikan kesan yang sesuai. Ketidak sesuaian artefak yang dikenkan
oleh seorang tokoh dalam sebuah film dapat memunculkan misconception dan mis
understanding yang berujung pada kegagalan penyampaian pesan.
g. Durasi
Duarasi atau waktu memiliki peranan yang penting untuk membingkai sebuah
pesan pada adegan didalam film. Terbatasnya durasi film membuat setiap adegan
memiliki durasinya yang berbeda. Tentu sutradara telah memperhatikan hal ini
sehingga dalam sebuah film terbagi menjadi beberapa sesi, seperti intor,
pembukaan, awal cerita, konflik, penyelesaian masalah, akhir cerita, hingga
penutup film. Durasi yang terlalu panjang namun tidak diiringi dengan
penyampaian pesan yang pas sama dengan menyia nyikan potensi sebuah film.
Penggunaan tanda yang dekat dengan masyarakat atau tanda yang akrab dengan
diri khayalak akan lebih mudah memunculkan penerjemahan yang diharapkan.
36 Hafied Cagara. Op.Cit. halaman 113
27
Adapun pemilihan dari berbagai elemen perfilman yang hendak
dimasukan kedalam film melainkan telah melalui pertimbangan dan penyeleksian
berdasarkan pada pengamatan komunikator atau sineas film sehingg pada
akhirnya sebuah cerita yang dituangkan kedalam film, memiliki jalan cerita yang
dekat oleh diri khalayak atau manysarakat sehingga ketika film tersebut
dipertontonkan kepada penonton, mereka tidak terlalu sulit menafsirkan makna
dari tanda tanda dalam film. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai arti pada
tanda, maka ada baiknya penulis juga mengutip pendapat dari Broadbeck dalam
Alex Sobur yang menyajikan tiga tipe makna dengan cara yang cukup sederhana,
yaitu37 :
a) Makna referensial yakni suatu istilah adalah objek, pikiran, ide, atau
konsep yang ditunjukan oleh istilah tersebut. Proses pemberian makna
(refrence process) sama seperti serupa dengan aspek sematis yang
diungkapkan fisher mengenai hubungan lambang dengan referen (yang
ditunjuk).
b) Makna arti istilah itu. Yakni makna yang menerangkan tentang
kesepakatan hubungan diantara lambang atau istilah satu dengan istilah
dan konsep lain sehingga memiliki arti.
c) Makna yang dimaksudkan (Intensional) adalah makna yang bergantung
pada apa yang dimaksudkan oleh si pengguna arti lambang itu.
37 Alex, Sobur, analisis teks dan media, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2004) Hal. 25 -26
28
2.1.3 Tinjauan Tentang Konspirasi
1. Definisi Konspirasi
Konspirasi atau Conspiracy dalam Bahasa inggris, memiliki arti
persekongkolan, persekongkolan yang dilakukan lebih dari dua orang.38 Dunia
memandang bahwa pusat penempatan “teori konspirasi” dalam bentangan sejarah
diistilahkan sebagai konspirasisme. Menurut Chip Berlet dan Matthew N. Lyons,
"Konspirasisme adalah bentuk naratif khusus dari pengkambinghitaman yang
membingkai musuh sebagai bagian alur yang membahayakan melawan kebaikan,
sementara itu keberanian sang korban kambing hitam seperti seorang pahlawan
yang memberitahukan peringatan ”.39
Sehingga konspirasi kerap kali dianggap sebagai tindakan yang dapat
memnjadikan pihak lain sebagai kambing hitam dan dapat menjadikan pihak lain
sebagai pahlawan yang dapat menyelesaikan segala permasalahan. Dimana
konspirasi menjelaskan sebuah rencana yang bersifat rahasia yang dijalankan oleh
sekelompok orang yang disebut persekongkolan atau persekutuan dengan tujuan
yang buruk, dalam melancarkan rencananya. Sebagaimana tokoh akademis Frank
P. Mintz pada tahun 1980 memeperkenalkan sebuah istilah yang disebut
konspirasisme, yang Akademisi sebagai sebuah susunan hipotesis yang memiliki
dasar gaya pemikiran.40 Dalam perkembagn peradaban manusia isu konpirasi
oleh sekelompok orang selalu menjadi kambing hitam utama atas segala masalah.
38 https://en.oxforddictionaries.com/definition/conspiracy
39 Anonymous. Conspiracim. 24 oktober 2011. http://fortean.wikidot.com/conspiracy diakses
tanggal 20 maret 2018
40 ibid
29
2. Elemen Konspirasi
Memahami arti kata elemen yang berasal dari kata Latin elementum yang
berarti "bagian-bagian dasar yang mendasari sesuatu. Maka dalam sebuah
konspirasi tentu terdapat elemen yang menyusunya, berikut adalah elemen elemen
yang terdapat dalam konspirasi:
A. Pelaku Konspirasi
Pertama, adanya dua orang atau lebih pihak yang mensetujui untuk
melakukan suatu tindakan kejahatan.41 Seperti yang tejadi sejak pemikiran para
konspiracetis yang berkembang selama periode transformasi politik, ekonomi,
atau budaya, David brion Davis mengamati bahwa "kepercayaan subjektif dalam
persekongkolan biasanya diwujudkan atau diberi ekspresi terhadap konflik sosial
yang sebenarnya dan berikut adalah empat kategori utama dari orang-orang yang
bergabung dalam pergerakan konspirasi bawah tanah:
• Orang-orang yang bertindak karena terancam
• Orang yang mengungsi, "dimasukkan ke dalam posisi baru
ketergantungan," atau menghadapi penindasan;
• Orang dengan "kekhawatiran atas perubahan sosial atau budaya," dan,
• Orang-orang yang melihat "revolusi asing atau reaksi tirani," dan
yang mencari "mitra dalam negeri pada asumsi bahwa kebakaran
dapat dihindari jika kita melihat percikan api untuk terbang."42
41 https://www.justia.com/criminal/offenses/inchoate-crimes/conspiracy/ diaskses pada tanggal 28
desember 2017 42 Ibid.
30
Namun begitu kuatnya isu konspirasi didunia, maka ada beberapa
organisasi yang tak kandung lebih terkenal sebagai para pelaku konspirator yang
keji dan mengerti seperti kelompok konspirator yang disebut dengna Illuminati,
Freemanson, dan lainnya yang belum tentu akan kebenarannya. Tak hanya
kelompok tersebut yang kerap dituduh atas segala tragedy didunia, melainkan ada
beberapa keluarga yang dipercaya sebagai dalang konspirasi terbesar seperti
disebutnya keluarga Rothchild, keluarga Rockefeller dan berbagai keluarga
lainnya sebagai dalang konspirasi dunia. Benar tidaknya informasi tersebut masih
disangsikan banyak pihak dikarenakan minimnya bukti yang menguatkan.
keberadaan pelaku konspirasi memang kerap disangsikan, karena
minimnya alat bukit dan saksi kunci sehingga tidak jarang jika pihak pemeritah
pun kerap dituduh sebagai pelaku konspirasi yang menyebabkan renggangya
hubungan diplomatik kedua belah pihak. Mengingat kembali mengenai kekuatan
media massa dalam memnyebarkan suatu berita, tentu hal tersebut dapat
dimanfaatkan untuk keberlangsungan suatu konspirasi lain yang tengah
direncanakan karena media memang memiliki peran penting dalam memberikan
informasi dan penetahuan kepada para komunikannya. Sebagaimana filsuf
german, Joseph Goebbel katakan “Kebohongan yang dikampanyekan secara terus-
menerus dan sistematis akan berubah menjadi (seolah-olah) kenyataan!,
Sedangkan kebohongan sempurna, adalah kebenaran yang dipelintir sedikit
saja”.43
43 Addhie M Masardi. Bohong itu indah. https://www.jpnn.com/news/bohong-itu-indah diakses
tanggal 28 desember 2017
31
B. Tujuan Konspirasi
Menurut Epperson, tujuan Konspirasi (global) bagi para konspirator ialah ,
“ satu tujuan konspirasi yang tiada pernah berubah menghancurkan semua agama,
pemenritahan, dan semua institusi tradisional manusia dan untuk memgannun
sebuah tatanan dunia baru (New World Order) dari rongsokan kehancuran globa
yang mereka para konspirator ciptakan.”44 Menurut periset konspirasi lainnya, jim
maris disebutkan bahwa “ banyak penulis Konspirasi telah menuliskan rencana
rencana gelap kosnpirasi yakni untuk memaksakan new world order dari
masyarakt tersembunyi sperti CFR, illuminati, committee of 300, serta lainnya.”45
Adapun Tujuan utama yang hendak dicapai oleh konspirator menurut
pernyataan mantan anggota kongres John Smitns, yang dikutip ralph emerson, the
unseen hand halaman sembilan dimana pernytaan itu berbunyi bahwa motif dalam
melakukan konspirasi adalah “kekuasaan!” manusia bergabung dalam konsirasi
untuk mendapatkan uang dan selanjutnya keuasaan. 46Tak sampai disitu
pernyataannya juga berlanjut “ ketika seseorang telah memiliki semua uang yang
ia butuhkan, tujuan berikutnya adalah kekuasaan. hal itu sejalan dengan
pemahaman Abraham maslow mengenai segita kepuasan manusia yang terdiri
dari Hierarchy need of human yang disampaikan oleh Abraham Maslow
berkembang hingga pada akhirnya mencapai puncak berupa aktualisai diri.47
44 Ralph Epperson. The Unseen Hand:an Introduction to The Conspirational View of history,
Tuscon: Publious Press. 1985 hlm 8
45 Jim Marrs. 2000. Rule By Secrecy. New York: Harper Collins Publisher halaman 7
46 Ralph Op.Cit. halaman 9
47 Saul Mcleod. 2017. https://www.simplypsychology.org/maslow.html. Diakses pada 11 maret
2018
32
Sehingga dapat kita pahami apabila segala bentuk konspirasi yang ada
didunia seharusnya selalu memiliki tujuannya sendiri tergantung pada pihak
konspirator yang merencakannya. Seperti tujuan dari konspirator yang bergerak
dalam sistem pemerintahan yang umum memeliki tujuan berupa kekuasaan dan
pengaruh dalam Lembaga yang dapat digunakan untuk mengintervensi peraturan
undang undang atau peraturan negara lainnya. Adapun motif konspirasi lainnya
dari pada hal itu adalah konspirasi mengenai permasalah sosial yang berkaitan
dengan perekonomian masyarakat dunia, dimana tujuan dari konspirasi itu adalah
menekan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan menekan populasi manusia.
Tidak sampai disitu, ada juga konspirasi yang digadang gadang memiliki
tujuan spiritualisme, seperti yang disampaikan periset konspirasi lainnya bernama
W.J Sutton yang membeberkan mengenai rencana jahat suatu kelompok penganut
lucifer untuk menghancurkan semua agama dan semua pemerintahan agar suatu
pemerintahan luciferian dapat didirakan seagagai the aquarian age atau the new
age movement. Dalam Bahasa latin disebut novus ordo selorum (new world for
the ages)”.48 luchifer sendiri dipercaya sebagai nama lain dari Azazel yang konon
pada dahulu kala merupakan malaikat kebangganggan para malaikat sekaligus
malaikat yang paling dekat dengan Allah (tuhan) yang membangkan dan melawan
Tuhan sehingga di buang dari Eden ke bumi.49 Tentu apapun motif konspirasi
spionase siber yang nantinya ditemukan dalam penelitan haruslah sesuai dengan
apa yang terdapat dalam tanda dan lambang di film snowden.
48 William Josiah Sutton. 1983. The Illmuninati 666. New York : Teach Service, Inc. Halaman. 13
49 Stefanus- inggrid. Tentang kejatuhan iblis dan lucifer. http://www.katolisitas.org/tentang-
kejatuhan-iblis-dan-lucifer/ Diakses pada tanggal 25 maret 2018
33
3. Teori Konspirasi
Dalam pembahasan konspirasi, acap kali kebingungan demi kembingunan
muncul dalam benak kita sehingga secara tidak sadar munculah berbagai konklusi
pemikiran mengenai maksud dari kosnpirasi itu sendiri. teori konspirasi disini
dapat dimaksudkan sebagai suatu bentuk kristalisasi konsep konsep abstrak yang
menjadi satu kesatuan konsep yang menghubungkan segalanya. adapun
pemahaman lain mengenai teori konspirasi dalam sebuah konspirasi dapat
dimaksudkan sebagai sutu persepsi (akan) suatu kemungkinan konspirasi.50 Tentu
dalam menyikapi dan menelaah megenai suatu persepsi abstrak seperti konspirasi
ini bisa saja benar atau keliru atau bahkan telah mendekati kebenaran.
Sejalan dengan pendapat bill crouse dalam conpirasce hidden agendas,
secret societis and wodlr menyatakan bahwa Sebuah teori konspirasi tetap
merupakan suaut teori hingga teori ini disingkap dan dibuktikan berdasarkan
fakta.51 Adapun pada akhirnya, suatu konspirasi dianggapberupa teori teori
kemungkinan.52 teori konspirasi yang berjalan berdasarkan spekulasi,
argumentasi, dan dugaan-dugaan sementara tentu masih bersifat abstrak
dikarenakan kurangnya alat bukti yang valid. Meskipun demikian, tidak semua
dari teori konspirasi ini berisikan imajinasi semata, melainkan ada juga teori
konspirasi yangdapat dipertanggung jawabkan atas kebenarannya dengan melihat
dukungan data dan informasi yang valid, serta hadirnya argumentasi para ahli.
50 Jaggad. The New World Order .Konspirasi global para penyembah iblis menaklukan dunia.
Hal15
51 Ibid. hal 15
52 Ibid. 15
34
Dengan demikian maka dapat dikatakan jika teori konspirasi adalah bagian
dari konspirasi, namun bukan konspirasi itu sendiri. Salah satu teori Konspirasi
yang cukup terkneal hingga saat ini adalah teori konpirasi yang muncul setelah
adanya peristiwa hancurnya menara World Trade Center atau WTC pada tanggal
11 september 2000 di New York, Amerika Serikat yang dalam kejadian ini
memiliki banyak sekali kejanggalan yang diperkuat dengan bebagai pendapat para
arsitek dan ilmuwan yang mengatakan jika Gedung sekuat itu tak mungkin hancur
rata begitu saja karena tabrakan.
Kemudian di musim panas tahun 2012, amerika serikat muncul sebuah
pemberitaan mengenai kabar para ahli NSA yang berhasil memasuki sistem
konferensi video PBB dan memecahkan sistem yang dilindungi pengamanan
digital, dimana hal tersebut diketahui oleh snowden ketika dirinya menyalin
dokumen-dokumen yang ada di komputer NSA dan menemukan dokumen lainnya
yang mengungkapkan rencana-rencana misi Uni Eropa, infrastruktur teknologi
informasi milik kelompok negara Eropa itu beserta penyedia layanan teknologi
informasinya dan beberapa dokumen lain yang berisikan mengenai rencana
penyadapan pada lebih dari 80 kedutaan besar dan konsulat amerika di seluruh
dunia melalui program yang disebut sebagai "Special Colection Service".53 Tentu
dengan kemunculan berbagai macam pemberitaan sejenis di media lokal atau
internasional maka kemungkinan dari berkembangnya teori konspirasi baru yang
mungkin saja telah mendekati kebenarnan sangat mungkin terjadi.
53 Joseph fissanaskis. NSA operates ‘secret collection program’ out of US embassies
https://intelnews.org/2013/08/26/01-1328/ diakses pada tanggal 25 maret 2018
35
2.1.4 Tinjauan Tentang Spionase Siber (Cyber Espionage)
1. Pengertian Spionase Siber
Internet diartikan sebagai jaringan-jaringan yang telah berkembang
diseluruh dunia dan menjadi suatu fenomena yang mengasyikan dengan tantangan
baru. Dalam kontek yang lebih kompleks, fenomena internet kemudian dikenal
dengan cyber space.54 Namun dalam hal ini istilah cyber space juga sering dikenal
dengan sebutan yang lebih sederhana yaitu Cyber atau biasa dikenal oleh
masyarakat Indonesia, siber yang merujuk pada sistem komputer dan informasi
atau dunia maya.55
Sedangkan untuk pengertian Spionase itu sendiri adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi secara sembunyi-sembunyi guna
mendapatkan informasi rahasia dari target intaian yang biasanya merupakan
tindakan ilegal dan dapat dihukum.56 Maka dari definisi diatas, spionase siber
adalah tindakan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan
mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer
(computer network system) pihak sasaran.57 Spionase bukanlah hal baru dimata
internasional, selama masa perang dunia kegiatan memata matai sudah sering
dlakukan oleh pihak yang berperang guna mendapatkan informasi yang berguna
untuk membuat strategi penyerangan berikutnya.
54 Maskun. Kejahatan Siber. Jakarta: Kencana.2013 hal.30
55 http://kateglo.com/?mod=dictionary&action=view&phrase=siber#panelGlossary diakses pada
tanggal 03 mei 2017
56 Anonim. Pengertian spionase. https://kbbi.web.id/spionase, diakses pada tanggal 4 april 2017
57 Maskun. Op.Cit. hal 52-53
36
2. Sejarah Spionase Siber
Spionase telah dilakukan oleh manusia sejak massa lampau, terkhusus
pada massa peperangan atau massa perebutan sebuah kekuasaan. Dalam sejarah
Islam tindakan spionase juga pernah terjadi ketika perang khandak dimana pihak
berseteru saling mengirimkan orangnya untuk melakukan spionase guna
mendapatkan informasi.58 Adapun kemudian spionase juga terjadi pada masa
perang dunia kesatu antara pasukan jerman dan pasukan sekutu kala itu, mereka
mengirimkan pasukan mata mata yang menyamar menjadi warga sipil dan
nantinya mereka akan mengirimkan inforsmasi berupa kode kode yang rumit.
Namun sayangnya hal tersebut digagalkan oleh Alan turing dengan mesin
pemecah kode enigma yang merupakan penemuan canggih dibidang intelijen
tantara sekutu. Mesin enigma tersebut diciptakan untuk memecahkan kode rahasia
milik pasukan jerman yang berada di garis depan peperangan kepada pasukan
jerman yang berada di pusat sehingga membuat nama Alan turing dikenal sebagai
bapak internat karena berkat penemuannya ini cikal bakal pengkodean dimulai
dan mesin mesin pemecah kode mulai bermunculan seiring dengan perkembagan
teknologi.59 Seperti munculnya sebuah software yang dapat mendeteksi wajah
dan identitas seseorang berdasarkan rekaman yang didapatkan melalui cctv
bukanlah hal yang mustahil, karena perlu diketahui bersama, teknologi internet
pada zaman ini bukanlah merupakan hal yang sulit dipisahkan oleh masyarakat
dari aspek kehidpuan mereka.
58 The battle of the trench. https://www.thewaytotruth.org/prophetmuhammad/trench.html diakses
pada tanggal 22 maret 2018 59 The Enigma of Allan Turing. https://www.cia.gov/news-information/featured-story-
archive/2015-featured-story-archive/the-enigma-of-alan-turing.html diakses 22 maret 2018
37
3. Ciri Ciri Spionase Siber
Adapun ciri ciri tindakan spionase siber terdapat dalam Undang-Undang
Negara Republik Indonesia yang berbunyit:
1. Pasal 30 ayat 2 adalah Setiap orang dengan sengaja dan atau melawan hukum
mengakses computer dan atau sistem elektronik dengan cara apapun dengan
tujuan memperoleh informasi elektronik dan atau dokumen elektronik”.
2. Pasal 31 ayat 1 adalah setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawan hokum melakukan intersepsi atau penyadapan atas informasi
elektronik dan atau dokumen elektronik dalam suatu komputer dan atau sistem
elektronik tertentu milik orang lain.
3. Pasal 31 ayat 2 adalah setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hakatau
melawan hokum melakukan interpsesi atas transmisi informasi elektronik dan
atau dokumen elektronik yang tidak bersiat publik dari keadaan didalam suatu
komputer atau sistem elektronik tertentu milik orang lain baik yang tidak
menyebabkan perubahan apapun maupun yang menyebabkan adanya
perubahan penghilangan, dan penghentian informasi elektronik dana tau
dokumen yang sedang ditransmisikan.
4. Pasal 32 ayat 2 adalah setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawan hukum dengan cara apa pun memindahkan atau mentransfer
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik kepada sistem elektronik
orang lain yang tidak berhak.” 60
60 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008
38
Dikarenakan oleh sifat dari tindakan Spionase Siber yang begitu rahasia
maka ada baiknya kita melihat pada ciri ciri umum tindakan ini. Kesadaran akan
adanya tindakan telah disepakati seccara internasional menurut kesepahaman
internasional tentang spionase siber sebagai berikut :
“…ETS 185-Convention On Cybercrime, Article 2 Illegal Access “Each Party
shall adopt such legislative and other measures as may be necessary to establish
as criminal offences under its domestic law, when committed intentionally, the
access to the whole or any part of a computer system without right. A Party may
require that the offence be committed by infringing security measures, with the
intent of obtaining computer data or other dishonest intent, or in relation to a
computer system that is connected to another computer system.”
“…ETS 185-Konvensi atas kejahatan Siber, Artikel 2 akses illegal
“Masing-masing Pihak harus mengambil tindakan legislatif dan tindakan lainnya
yang mungkin diperlukan untuk ditetapkan sebagai tindak pidana berdasarkan
hukum nasionalnya, bila dilakukan dengan sengaja, akses ke keseluruhan atau
bagian dari sistem komputer tanpa hak. Pihak dapat meminta agar pelanggaran
dilakukan dengan cara melanggar tindakan pengamanan, dengan maksud
memperoleh data komputer atau maksud tidak jujur lainnya, atau sehubungan
dengan sistem komputer yang terhubung ke sistem komputer lain.”61
Dari penjabaran diatas kita dapat memahami jika ciri ciri dari spionase
siber adalah tindakan criminal apabila dari padanya menimbulkan kerugian bagi
pihak yang dimata maiai.
61 Europian Treaty Service 185, Conviction of Cybercrime, Budhapest (2001)
39
4. Pelaku Spionase Siber
Pelaku spionase siber dapat dikenal sebagai peretas (yaitu orang orang
yang mempelajari, menganalisis, memodifikasi, menerobos masuk ke dalam
komputer dan jaringan komputer, baik untuk keuntungan atau dimotivasi oleh
tantangan)62. Berdasarkan pelaksanan kerjanya, pelaku dapat dibedakan menjadi:
1. Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Walaupun individu
namun kemampuan mereka tidak dapat diremehkan apalagi jika dirinya sudah
menjadi peretas elit yang mana berada di tingkatan tertinggi pengalamannya.
2. Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama
akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Adapun lingkup kelompok terbagi
menjadi dua, besar dan kecil yang kemudian terbagi kelompok peretas dibagi
menjadi dua golongan yaitu black hat dan white hat.
3. Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan
bersama. Amerika dikenal sebagai negara adidaya yang terkenal akan
organisasi intelijennya seperti NSA dan CIA yang kerap kali ditampilkan
dalam film film garapan hollywood. Tidak hanya diamerika organisasi mata
mata juga terdapat di negara lain seperti SVR (Sluzhba Vneshney Razvedk)
yang dimiliki oleh Russia, The Mossadl Ministry of State Security (MSS)
yang dimiliki oleh Israel, dari China, dan organisasi mata mata yang kerapkali
muncul dalam layer lebar James bond adalah Secret Intelligence Service
(M16) dari Inggris.
62 Ahmad M Ramli. Cyber Law dan Haki dalam sistem Hukum Indonesia. Bandung: Refika
aditama. 2010. Hal.24
40
2.1.5 Tijauan Tentang Imperialisme
Imperialisme merupakan sebuah kata yang berasal dari kata Latin
"imperare" yang artinya "memerintah". Adapun Hak untuk memerintah (imperare)
disebut "imperium". Orang yang diberi hak itu (diberi imperium) disebut
"imperator". Yang lazimnya diberi imperium itu ialah raja, dan karena itu lambat-
laun raja disebut imperator dan kerajaannya (ialah daerah dimana imperiumnya
berlaku) disebut imperium.63 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Imperialis
diartikan sebagai /im·pe·ri·a·lis/ /impérialis/ n bangsa (negara) yang menjalankan
politik menjajah bangsa (negara) lain; negara yang memperluas daerah jajahannya
untuk kepentingan industri dan modal.64 dimana suatu Sistem imperilais
diperkenalkan Pada zaman dahulu ketika seorang raja memperluas wilayah
kerajaannya melalaui perang perebutan wilayah dengan suku atau kerajaan lain.
Imperialisme dalam kacamata politik dapat diartikan sebagai usaha untuk
menguasai (dengan paksaan) wilayah diluar negaranya untuk kepentingan diri
sendiri yang dijadikan sebagai imperiumnya. Penggunaan kata "Menguasai"
dalam ranah imperialisme modern disini tidak perlu berarti merebut dengan
kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama
dan ideologi. Imperium disini pun tidak lagi berarti suatu gabungan daerah
jajahan, tetapi dapat berupa daerah yang telah terpengaruh. Munculnya gagasan
imperialisme modern bermula dari kemajuan ekonomi sesudah revolusi industri
yang membutuhkan bahan menta dan lingkup pasar yang luas.
63 Soebantardjo, Sari Sedjarah Jilid I: Asia - Afrika, Penerbit BOPKRI , Yogyakarta 1960.
Halaman 78 64 Imperialis. https://www.kbbi.web.id/imperialis. Diakses pada tanggal 18 juli 2018
41
Adaapun Perbedaan Imperialisme dengan Kolonialisme yang mendasar
dapat kita lihat pada letak tujuan dari pelaksanaanya, dimana tujuan Imperialisme
yaitu untuk dapat menanamkan pengaruh imperium ke dalam semua bidang
kehidupan negara yang menjadi target imperium, sedangkan Kolonialisme
bertujuan untuk dapat menguras habis sumber daya alam dari negara yang
bersangkutan untuk dapat diangkut ke negara induk. Adapun dalam
pelaksanaannya, Imperialisme modern bisa diwujudkan dalam beberapa macam
seperti politik, ekonomi, militer, dan budaya.65 Berikut penjelasannya:
a. Imperialisme politik. Negara imperialis tersebut menguasai politik
sebuah bangsa. Menguasai dalam arti mempengaruhi atau mendikte
pemerintahan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
b. Imperialisme Ekonomi. Jika suatu negara tidak mungkin dapat
dikuasai dengan jalan imperialisme politik, maka negara itu masih
dapat dikuasai jika ekonominya bisa dikendalikan oleh imperialis.
Imperialisme ekonomi inilah yang sekarang sangat disukai.
c. Imperialisme Kebudayaan. Tipe ini menghendaki penguasaan atas jiwa
(de geest, the mind) negara lain. Kebudayaan merupakan jiwa suatu
bangsa, Jika kebudayaannya dapat diubah, berubahlah jiwa bangsa itu
sendiri. Dalam Imperialisme kebudayaan ini adalah imperialisme yang
berbahaya, karena infiltrasinya mudah, dan cepat untuk dilakukan. Dan
jika sebuah bangsa telah “terbudayakan” sesuai budaya imperialis,
maka negara tersebut akan sulit membebaskan diri mereka sendiri.
65 Soebantardjo , Sari Sedjarah Jilid I: Asia - Afrika , Penerbit BOPKRI , Yogyakarta 1960.
Hlm 90
42
d. Imperialisme Militer (Military Imperialism). Di mana para imperialis
hendak menguasai kedudukan militer suatu negara. Ini dijalankan
untuk menjamin keselamatan mereka untuk kepentingan agresif atau
ekonomi. Tidak perlu seluruh negara diduduki sebagai jajahan, cukup
hanya menempati lokasi-lokasi yang strategis sehingga de facto-nya
berarti menguasai seluruh negara.
Dalam praktek Imperialisme modern, mereka tidak seperti imperial kuno
yang mengandalkan kekuatan hard power sebagai kekuatan utamanya untuk
mendapatkan 3 G (Gold, Gospel, dan Glory) yang berarti mengejar emas yaitu
kekayaan yang terdapat pada negara jajahan, keagamaan berupa meningkatnya
jumlah penduduk negara jajahn yang menganut agama yang dibawanya, dan
tentang kejayaan dimana rakyat negara tersebut tunduk pada negara imperialis.
melainkan menggunakan kekuatan soft power berupa diplomasi pada negara yang
menjadi target yang lebih dapat diterima di tengah tengah masyarakat dunia.
Maka apabila yang dilakukan oleh imperialis kuno pada masa lampau
dipaksakan untuk diterapkan kembali di zaman modern seperti saat ini, tentu yang
akan terjadi adalah munculnya pertentangan dan kecaman yang tertuju pada sang
imperialis yang dapat mengakibatkan kehancuran sang imperialis itu sendiri.
selain itu untuk melakukan ekspansi menggunakan gaya imperialis kuno tentu hal
itu akan memakan lebih banyak sumber daya material yang dikerahkan. Oleh
karena itu imperialisme memperbaharui cara ekspansi mereka secara lebih halus
dan tidak mudah terdeteksi melalui perjanjian diplomatis yang dilakukan dengan
berbagai pihak menggunakan dalih kepentingan bersama.
43
2.1.6 Teori Kontruksi Realitas
Teori kontruksi realitas merupakan sebuah teori yang pertama kali
diperkenalkan oleh Peter Berger bersama rekannya Thomas Luckman melalui
karya tulis mereka yang berjudul “Pembentukan Realitas Sosial” atau “The Social
Contruction reality” pada tahun 1966. Adapun proses munculnya teori dari Berger
tersebut diilhami oleh pemikiran seorang filsuf Alfred Schutz yang menyatakan :
“…..The world of my daily life is by no means my private world but is
from the outset and intersubjective me. Shared with my fellow men,
experienced and intertpreted by other: In brief, it is a world common to all
of us. The unique biographical situation in which I find myself within the
world at any moment of my existence is only to a very small extent of my
own making” 66
Dari pernyataan diatas dapat kita tarik sebuah garis merah penafsiran
berupa, segala yang terjadi dalam kehidupan kita sehari hari merupakan suatu
bentuk kontruksi yang kita lakukan berdasarkan pengalaman dan interpretasi kita
pada hal tersebut melalui suatu proses pertukaran pengalaman dan pemahaman
dengan orang lain. Dan begitupun sebaliknya, manusia adalah hasil atau produk
dari masyarakat. Berger dan Luckman memandang masyarakat sebagai proses
yang berlangsung dalam tiga momen yang simultan yaitu eksternalisasi,
objektivikasi, dan internalisasi. Hal itu merupakan suatu kontruksi sosia buatan
masyarakat dalam perjalaan sejarahnya dari sistem dimasa lalu ke masa sekarang
dan menuju masa depan.67
66 Dalam bukunya Nu Politik: analisis wacana hal. 50, Fathurin Zen mengutip artikel pada Chicago
press, tahun 1970 karya Alfred schutz, On Phenomenology and Social Realtion halaman 163
67 Endang Sariningsih. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial. Halaman 144
44
Dalam Teori kontruksi sosial dari berger dan Luckman memiliki tiga tahapan
dialektis yang disebut dengan momen, berikut penjabarannya:
a. Eksternalisasi, Usaha pencarcurahan atau ekspresi mdiri manusia
kedalam dunia, baik kegiatan mental ataupun fisik. Ini sudah menjadi
sifat dasar manusa ia akan selalu mencurahkan diri ketempat ia berada
manusia tidak dapat kita mengerti sebegai keterutupan yang lepas dari
duna luarnya. 68 Manusia berusaha mengungkap dirinya, dalam proses
inilah dihasilkan suatu dunia. degnan kata lain manusia menemukan
dirinya sendiri di dalam susatu dunia
b. Objetivitasi, Objektivasi adalah disandangnya produk -produk
aktifitas itu dalam interaksi sosial dengan intersubjektif yang
dilembagakan atau mengalami proses intitusional.69 Hasil itu
menghasilkan dua realitas, pertama adalah realitas subjektif dan realias
objektif. Hasil dari eksternalisasi-kebudayaan- itu misalnya, manusia
menciptakan alat demi kemudahan hidupnya, atau kebudayaan non-
material dlam bentuk Bahasa. Baik alat maupun bahasa merupakan
kegiatan eksternalsi manusia ketika berhadapan dengan mdunua, ia
adalah hasil kegiatan manusia. Seteleah dihasilkan baik bedan atau
bahasa sebagai produk esternalisasi tersebut menjadi realitas yang
objektif. bahkan ia dapat mengahadapi manusia sebagai penghasil dari
produk kebudayaan. Realitas objektif itu berbeda dengan realitas
subjektif perorangan.
68 Peter L Berger. Langit Suci: Agama Sebagai Realitas Sosil Halaman 4
69 Ibid. Halaman 4-5
45
c. Internenalisasi, proses interlaisasi ini melebih merupakan penyerapan
kembali objektif kedalam kesadara sedemikian rupa sehingga subjektif
individu dipenarui oleh struktur dunia sosial. Berbagai macam unsur
dari dunia yang telah terobjektifkan tersebyt aan ditangkap sebaga
gejala reliats diluar kesadarannya selagu sebagai gejala interlan bagi
kesdarannya. melalui internalisasi manusa menjadi hasil dari
masyarakat.70
Eriyanto dalam bukuknya Analisis Wacana, membagi realitas kedalam
tiga sudut padangang. Pertama adalah sudut pandang positivistic, diandaikan ada
realitas riil yang berlaku universal dan diatur dengan kaidah kaidah tertentu, yang
menjadi tugas peneliti dalam menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan
realitas itu. Kedua padangan kosntruktivistik, memandang realitas merupakan
hasil kontruksi manusia terhadap realisat tersebu yang bisa menafsirkan dan
mengkontruksi realitas. Dan yang ketiga adalah sudut pandang kritis yang
memahami realitas bukan dibentuk oleh alam (nature), bukan alami, tetati
dibentuk oleh manusia.71 Kemudian dalam hal ini juga menyatakan bahwa
manusia dan masyarakat adalah produk dialektis, dinamis, dan plural secara terus
menerus. Masyarakat tidak lain adalah produk manusia, namun secara terus
menerus mempuanyai aksi kembali terhadap penghasilnya. Dengan pemahaman
semacam ini, maka suatu realitas dapat memiliki banyak wajah tergantung pada
sudut pandang yang digunakan dan juga bersifat dinamis karena pada dasarnya
tidak ada realitas yang bisa bertahan lama.
70 Ibid. Halaman 5
71 Eriyanto, 2012, Analaisis wacana, Yogyakarta: LkiS, halaman 54
46
2.1.7 Teori Semiotika Roland Barthes
Film dianggap sebagai suatu represntasi atau penggambaran kembali
sebuah realitas karena dianggap telah membentuk dan menghadirkan kembali apa
yang ada pada realitas yang dimaksud berdasarkan penggunaan kode-kode,
konvensi-konvensi, dan ideologi dari kebudayaannya.72 Berangkat dari istilah
representasi yang merujuk kepada proses ketika realitas dikomunikasikan melalui
kata-kata, bunyi dan kombinasinya.73 Representasi dapat pula berarti
penggambaran dunia sosial dengan cara yang tidak lengkap dan sempit. Meskipun
terkadang ada saja produk media yang dibuat memiliki sifat fantasi atau hayalan,
tetapi hal tersebut tetap berpotensi untuk memberikan gambaran pada khalayak
tentang masyarakat. Representasi merupakan kata yang diambil dari bahasa
inggris Representation, yang dapat berarti perwakilan atau penggambaran.
Sederhananya, representasi adalah gambaran mengenai sesuatu yang terdapat
dalam kehidupan nyata dan digambarkan ulang melalui suatu media.74 John Fiske
merumuskan tiga proses yang terjadi dalam representasi, Pertama, realitas, yaitu
peristiwa atau ide dikonstruksi sebagai realitas oleh media dalam bentuk Bahasa.
Kedua, representasi, dalam proses ini ealitas digambarkan dalam perangkat-
perangkat teknis seperti bahasa tulis, gambar, grafik, animasi, dan lain-lain.
Ketiga, tahap ideologis, dalam proses ini peristiwa-peristiwa dihubungkan dan
diorganisasikan ke dalam konvensi konvensi yang diterima secara ideologis.75
72 Alex Sobur, Op. Cit. hlm.1
73 Stephen W little John, Op.Cit. Hal. 282
74 Nawiroh vera. Op.Cit. hal 96
75 Eriyanto. Op. CIt hal 115-116
47
Kemudian pendapat lainnya dikemukakan oleh Marcel Danesi dalam
bukunya pesan, tanda, dan makna yang mendefinisikan Representasi sebagai
bagian dari bagaimana seseorang, satu kelompok, gagasan, atau pendapat tertentu
ditampilkan dalam pemberitaan. Dalam kajian semiotika, istilah representasi
menjadi suatu hal yang sangat penting. Karena semiotik bekerja dengan
menggunakan tanda (gambar, bunyi, dan lain-lain) untuk menggabungkan,
menggambarkan, memotret, atau mereproduksi sesuatu yang dilihat, diindra,
dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu.76
Sehingga dalam merepresntasikan sesuatu hal dengan hal lain tentu
kiranya terdapat dua proses pengolahan data yang harus dilalui. Yang pertama
disebut dengan Representasi Mental yang berisikan tentang konsep akan sesuatu
yang ada di dalam benak kita masing-masing (peta konseptual), representasi
mental masih merupakan suatu konsep yang abstrak karena sifatnya yang berada
didalam pikiran. Proses yang kedua adalah Representasi Bahasa, peran penting
Bahasa adalah membantu mempermudah penyusunan konsep dan ide-ide abstrak
yang ada dalam kepala kita. Sehingga dapat dipahami jika representasi bukanlah
suatu proses yang statis namun dinamis karena sifaat yang terus perkembang dan
luas seiring dengan kemampuan intelektual dan kebutuhan para pengguna tanda
yaitu manusia yang juga terus bergerak dan berubah.77 Setelah melalui proses
tersebut maka terlihatlah kandungan sebenarnya dari sebuah pesan.
76 Marcel Danesi. Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori
Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), hal 24
77Indiawan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian Skripsi
Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), hal 122.
48
Selanjutnya Semiotika didefinisikan sebagai suatu pengkajian terhadap
tanda-tanda (the study of signs), pada dasarnya merupakan sebuah studi atas kode-
kode yaitu sistem apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas
tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna 78. Semiotik
menjadi salah satu kajian yang bahkan menjadi tradisi dalam teori komunikasi.
Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda
merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan dan kondisi di luar
tanda-tanda itu sendiri.79 Semiotika berasal dari bahasa Yunani. Semion yang
berarti “tanda” atau seme, yang berarti “penafsir tanda”.
Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika,
dan poetika. “Tanda” pada masa itu masih bermakna sesuatu hal yang menunjuk
pada adanya hal. Konsep pemaknaan ini tidak terlepas dari perspektif atau nilai-
nilai ideologis tertentu serta konsep kultural yang menjadi ranah pemikiran
masyarakat di mana simbol tersebut diciptakan.80 Dalam dunia kajian mengenai
tanda, Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang
sering mempraktikan model linguistik dan semiologi Saussurean. ia juga
intelektual dan kritikus sastra perancis ternama, eksponen penerapan
strukturalisme dan semiotika pada studi sastra. Barthes berpendapat bahasa adalah
sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat
tertentu dalam waktu tertentu.81
78 Kris,Budiman, Semiotika Visual Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas, Yogyakarta: Jalasutra,
2011, Halaman 3 79 Stephen W. Little John, Op.Cit halaman 53 80 John Fiske Op.Cit halaman 77 81 Alex sobur Op.Cit. Halaman 63
49
Sumber: Paul Cobley & Litza Jansz dalam Sobur (2006: 69).
Dari pemikirannya maka terbentukla peta tanda seperti diatas, yang mana
dalam peta tersebut memperlihatkan tentang bagaimana suatu tanda dapat bekerja.
Terlihat pada tingkatan teratas dalam peta terbagi menjadi tiga kolom yang terbagi
menjadi tanda denotatif (3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi,
pada saat bersamaan, tanda denotatif (3) juga sebagai penanda konotatif (4). Jadi,
dalam konsep Barthes, tanda konotasi tidak sekedar memiliki makna tambahan
namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi
keberadaanya.82 Namun pada dasarnya terdapat perbedaan dari denotasi dan
konotasi dalam pengertian secara umum dengan denotasi dan konotasi yand
dimengerti oleh barthes.83 Maka untuk itu penulis menguraiakan denotasi,
konotasi, dan mitos menurut Roland Barthes, sebagai berikut:
1. Denotasi adalah tatanan signifikasi yang pertama yang menjelaskan relasi
antara petanda (signifier) dan penanda (sighnified) di dalam tanda, dan antara
anda dengan objek yang diwakikilinya (its refrent) dalam realitas ekternalnya.
Barthes merujuk denotasi pada apa yang diyakini akal sehat / orang banyak,
makna yang teramati dari sebuah tanda.
82 Ibid. hal. 69
83 Ibid. hal 70
Gambar 2. 1 Peta tanda Roland Barthes
50
2. Konotasi adalah istilah yang diguakan oleh barthes untuk menjelaskan salah
satu dari tiga cara kerja ditahap kedua signifikasi tanda. Konotasi data
menjelaskan interaksi yang terjadi ketika tanda itu bertemu dengan perasaan
atau emosi dari pengguna dan nilai dalam budaya meraka. Hal ini terjadi
ketika makna bergerak kearah pemikiran subjektif atau setidaknya
intersubjektif: yakni ketika interpretasi (interpretant) dipengaruhi sama
kuatnya antara penafsir (interpreter) dan objek atau tanda. Konotasi bekerja
dalam tingkat subjektif, sehingga dalam kehadirannya terkadang tidak
disadari. Dengan kata lain, makna denotasi adalah apa yang digambarkan
tanda terhadap objek, sedangkan makna konotasi adalah bagaimana cara
menggambarkannya.84
3. Mitos adalah sebuah cerita dimana suatu kebudayaan menjelaskan atau
memahami beberapa aspek dari realitas atau alam. Mitos primitive berupa
dualitas seperti baik dan buruk, hidup dan mati, manusia dan tuhan, dsb.
Sementara mitos terkinini adalah maskulinitas, feminitas, tentang keluarga,
tentang kekuasaan, tentang polisi, tentang ilmu pengetahuan dll. Mitos
menurut barthes sendiri adalah sebuah budaya cara berpikir tentang sesuatu,
cara mengoonseptualisasi atau memahami hal dimana ideologi terbentuk. Jika
konotasi adalah penanda dari tantandan kedua, maka mitos adalah petanda dari
tatanan kedua85
84 Indiawan Indrianto Seto Wibowo. Op.Cit. hal 22
85 John Fiske Op.Cit hal 140 -141
51
Dari tanda denotasi dan konotasi, kita dapat memperluas ide lebih jauh.
Seperti nada suara dalam film, bagaimana para tokoh cerita berbicara, bagaimana
mengkonotasikan perasaan atau nilai tentang apa yang ikatakan dalam music,
sehingga dapat memiliki makna tertentu. Barhtes memandang ideologi sebagai
kesadaran palsu yang membuat orang hidup dalam dunia imajiner dan ideal meksi
dalam realitasnya hidupnya tidak demikian. Ideologi ada selama kebuadayan
ada.86 Seperti yang dikemukan sebelumnya, mitos berbuah dan beberapa dapat
beruah dengan cepat dalam rangka memenuhi nilai budaya dimana mereka
berada.87
Hal ini juga berlaku dalam film, ada bebrapa mitos yang mendominasi
seperti contohnya mitos tentang perempuan, atau mitos tentang maskulinitas dan
lain lain. Mitos merupakan tingkatan tertinggi penandaan. Ketika suatu tanda yang
memiliki makna konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka
makna denotasi tersebut akan menjadi mitos. Misalnya tampilan bios pada
computer jika dilihat oleh orang awam akan menimbulkan konotasi “rumit”
karena dianggap hanya bisa di operasikan oleh ahli komputer. Konotasi “rumit”
ini kemudian berkembang menjadi kesepakatan umum yang melekat pada simbol
tampilan bios atau blue screen. Sehingga segala bentuk tampilan bios bukan lagi
menjadi sebuah konotasi tapi berubah menjadi denotasi pada pemaknaan tingkat
kedua.
86 Alex Sobur op.Cit. hal 71
87 Ibid. halaman 149
52
2.2 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam sebuah penelitan merupakan suatu hal yang
penting untuk memberikan arah penelitian dalam proses penelitian. Dengan
landasan tersebut maka dengan inilah penulis membuat kerangka berpikir
penelitain yang digunakan sebagai landasan berpikir dalam memberikan
penggambaran masalah penelitian penulis yang telah dipaparkan pada BAB I
berupa latar belakang masalah.
Adapun untuk selanjutnya, alur dari kerangka berpikir yang penulis akan
sampaikan mengenai penelitian ini dapat dimulai ketika diri penulis menonton
menonton film Snowden di tahun 2016, disitu rasa keingintahuan penulis muncul
karena snowden merupakan sosok yang kontroversial dari USA yang
membocorkan informasi rahasia milik negaranya sendiri. berbekal Rasa penarasan
penulis yang kian berkembang dan memuncak setelah menontonya maka dari hal
tersebut tersebut, penulis mulai menyimpan banyak informasi baru mengenai
dunia intelijen amerika dan hal apa saja yang dapat mereka lakukan. Sehingga dari
situ penulis mulai mengindentifikasikan konsep mengenai dunia intelijen dari film
snowden dan menemukan jika semua itu memiliki keterkaitan satu dan lain
dengan teori konspirasi yang ada. Tak ingin hal tersebut berakhir menjadi sesuatu
yang rancu, maka penulis melakukan analisis film melalui Teknik analisis roland
barthes dan membedah sistem tanda (kode) tersebut menjadi dua tahap penandaan
yang terdiri dari denotasi, konotasi, dan mitos untuk menemukan bagaimana
sebuah makna dominasi neo-Imperialisme dapat terkontruk pada konspirasi
spionase siber dalam film snowden
53
Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir
Pembedahan Pesan menggunakan
Analisis Semiotika Roland Barthes
Film Snowden
Mengidentifikasi pesan yang terdapat
dalam Film snowden
Tanda Denotasi Tanda Konotasi Mitos
Gambaran Dominasi neo-imperialisme
pada konspirasi Spionase Siber dalam
Film Snowden
54
2.3 Penelitian Terdahulu
Dalam menghindari kesamaan terhadap penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, maka peneliti melakukan peninjauan terhadap penelitian
sebelumnya yang akan penelit jabarkan sebagai berikut :
1. Peneltian terdahulu pertama yang menjadi rujukan dalam penelitan ini
adalah skripsi berjudul Representasi Pesan Konspirasi pada Film Shooter
yang disusun oleh Ghietsa Nesma Sal Novian pada tahun 2013, dengan
Jurusan Ilmu Komunikasi konsentrasi Humas, di Universitas Komputer
Indonesia. Pada penelitian tersebut, saudara Ghietsa Nesma Sal Novian
menggunakan metode pendekatan penelitian kualitatif berparadigma kritis.
Dimana dalam penelitian ini juga menggunakan teknik analisis semiotika
roland barthes yang sama dengan yang digunakan panulis dengan merujuk
pada makna denotasi, konotasi dan mitos namun dengan tujuan yang
berbeda, dimana maksud dari penelitan ini adlah untuk menemukan makna
yang menggambarkan pesan konspirasi. hasil penelitan dari skripsi ini
adalah 1. Makna denotatif menggambarkan intrik konspirasi dalam ranah
politik tentang kekuasaan serta adu domba. Makna konotatif mengenai
pola konspirasi yang saling berhubungan antar peristiwa menjadi sebuah
rangkaian sebab akibat. makna mitos/ideologi yang dapat diambil yaitu
konspirasi yang sering dianggap sebagai sebuah realitas politik selalu
berujung pada klimaks yang bias. Kesimpulan yang dihasilkan adalah
pola hubungan sebab akibat konspirasi yang selalu menjadi bias pada
peristiwa peting dan kerap dianggap sebuah mitos.
55
2. penelitan selanjutnya yang menajadi rujukan penulis adalah Skripsi
Berjudul Representasi Singualritas Teknologi dalam Film Transcendce
yang disusun oleh Ahmad Sidik pada tahun 2015 dari jurursan Ilmu
Komunikasi konsentrasi Jurnalistik, Universitas Komputer Indonesia.
Skripsi ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan paradigm
konstruktivis. Pada penelitian Ahmad Sidik ini juga menggunakan teknik
analisis semiotika dari roland barthes dengan tujuan penelitan yang
berbeda yaitu, untuk menemukan tanda dari representasi singularitas
teknolgi dalam film Trancendence. Adapun jumlah total cuplikan adegnan
yang terpilih menjadi unit analisis adalah 5 sequence. Dari analisis yang
telah dilakukan oleh saudara Ahmad sidik, didapatkan hasil penelitian
yang menunjukan bahwa didalam film tersebut terdapat tiga tanda sesuai
dengan semiotik Roland Barthes. Tanda denotatif seorang ilmuwan yang
menciptakan sebuah kecerdasan buatan yang merupakan singularitas
teknologi. Tanda konotatif teknologi kecerdasan buatan yang mampu
mengubah dan membangun masa depan. Sedangkan tanda mitos/ideologi
merupakan revolusi teknologi dengan berkembangnya seiring jaman,
dimana manusia tidak menolak dengan perkembangan tersebut.
Kesimpulannya adalah tanda seorang ilmuwan yang terobsesi menciptakan
teknologi kecerdasan buatan yang merupakan singularitas teknologi ke
dalam sistem AI (artificial intelligence), teknologi telah hadir di dalam
kehidupan umat manusia cukup lama yang menyebabkan umat manusia
sering berketergantungan dengan teknologi.
56
3. Kemudian penelitan terdahulu yang terakhir menjadi rujukan penulis
dalam melakukan penelitain ini adalah skripsi berjudul Konstruksi Tokoh
Kim Jong Un dalam Film The Interview yang disusun oleh Dhenim
Pranska yang disusun pada tahun 2016, jurusan Ilmu Komunikasi
konsntrasi jurnalistik, di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pada Skripsi
dari saudara Dhenim juga menggunakan pendekatan Kualitatif dan juga
menggunakan teknik analisis semiotika roland barthes dengan tujuan
penelitan untuk menemukan tanda yang merepresentasikan kepemimpinan
dalam film the Interview pada empat sequence yang telah dipilih. Hasil
penelitian menunjukan bahwa, makna denotatif kepemimpinan Kim Jong
Un digambarakan sebagai sosok pemimpin yang tidak mencerminkan
nilai-nilai dasar kepemimpinan. Makna konotatif kepemimpinan Kim Jong
Un hanya menggambarkan kepemimpinan yang sifatnya didasarkan oleh
keinginan egonya. Mitosnya adalah kepemimpinan absolut akan
cenderung korup, sekeras apapun sifat seorang pemimpin pasti memilki
kelemahan sehingga membutuhkan citra untuk mendongkranya.
Demikianlah ketiga penelitan terdahulu yang menjadi bahan rujukan dan
pertimbangan penulis selama melakukan penelitian ini dimana ketiga penelitan
tersebut memiliki kesamaan metode penelitan berupa penelitan kualitatif dengan
objek penelitan berupa film. Adapaun kesamaan selanjutnya adalah Teknik
analisis semiotic yang digunakan yang sama sama menggunakan Roland Barthes
dalam membedah sistem tanda (kode) verbal dan non verbal dalam film.
57
Table 2. 4 Penelitan Terdahulu
No Item Ghietsa Nesma
Sal Novian Ahmad Sidik Dhenim Prianka
1 Judul
Representasi
Pesan
Konspirasi
dalam Film
Shooter
Representasi
Singularitas
Teknologi dalam
Film
Transendence
Kontruksi tokoh Kim
jong Un dalam Film
The Interview
2 Tahun 2013 2015 2016
5 Tujuan
Penelitian
Untuk
mengetahui
Representasi
pesan
Konspirasi
dalam film
Untuk
mengetahui
Representasi
Singularitas
teknologi dalam
film
Untuk mengetahui
konstruksi
kepemimpinan kim
jong un dalam film
4 Metode/
Paradigma Kualitatif/kritis
Kualitatif/
konstruktivis Kualitatif/ Deskriptif
5 Hasil
Penelitian
Kompleksitas
pesan konspirasi
dapat membuat
suatu kebiasan
sehingga kerap
dianggap mitos
AI (artificial
intelligent) adalah
bentuk
singularitas
teknologi yang
tengah
berkembang saat
ini
Kontruksi
kepemimpinan Kim
jong un yang absolut
dan mengedepankan
citra yang baik
6 Persamaan Menggunaka teori semiotika roland barthes untuk
menganalisis sebuah film
7 Perbedaan
Unit analisis
berupa makna
pada film
Shooter
Unit analisis
berupa tanda pada
film
Transendence
Menggunakan teori
kontruksi dan unit
analisis berupa makna
pada film The
Interview
8 Sumber
Perpustakaan
Elektronik
UNIKOM
Perpustakaan
Elektronik
UNIKOM
Perpustakaan FISIP
UNTIRTA
58
BAB III METODOLOGI P EN ELITIAN
METODOLOGI PENELITAN
3.1 Paradigma Kontruktivis
Dalam suatu penelitian tentulah harus menggunakan sudut pandang guna
memfokuskan penelitan sebagaimana dipahami, suatu kepercayaan atau prinsip
dasar yang ada dalam diri seseorang tentang pandangan dunia dan membentuk
cara pandangnya terhadap dunia adalah paradigma.88 Pada penelitian ini, penulis
mengacu pada paradigma konstruktivis karena berbasis pada pemikiran umum
tentang teori-teori yang dihasilkan oleh peneliti dan teoritis aliran konstruktivis.89
Stephen W Little John mengatakan bahwa Bahasa adalah sebuah tempat tradisi
yang dapat bekerja besama sama untuk dikonstruksi menjadi jembatan yang dapat
menghubungkan antara merasakan dunia dan memahami dunia.90 Adapun dalam
hal ini penulis mengacu pada pengertian mengenai pandangan konstruktivis
melihat manusia sebagai determinan utama yang mampu menafsirkan dan
mengkontruksikan realitas.91 Konstruktivisme menyatakan bahwa individu
menafsir dan bertindak menurut kategori konseptual yang ada dalam pikiran.92
Penulis menggunakan paradigm konstruktivis untuk mengkonstruksi gambaran
konspirasi spionase siber yang terdapat dalam film snowden.
88 Indiwan S.Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktisi Bagi Penelitian Dan Skripsi
Komunikasi.Mitra Wacana Media. Jakarta.2013.Hal. 35
89 Ibid Hal: 35
90 Stephen W little john, theoris of human communication, waden 2011 hal 163
91 Eriyanto, Analisis Wacana (Yogyakarta: LKIs Printing Cemerlang. 2001) Hal. 54
92 Stepen w little john Op.Cit. hal. 180
59
3.2 Metode dan Jenis Penelitian
Mengenai apa yang coba dikonstruk oleh penulis dalam penelitan ini
adalah pesan mengenai konspirasi spionase siber yang terdapat pada film
Snowden. Pendekatan yang digunakan dalam penelitan ini adalah metodologi riset
kualitatif yang berasal dari pendekatan interpretative (subjektif).93 Sebagaimana
yang diketahui, riset kualitatif merupakan riset yang lebih menekankan kedalaman
data bukan banyaknya data.94 Penelitian komunikasi kualitatif tidak dimaksudkan
untuk memberikan penjelasan-penjelasan (explanations), mengontrol gejala-gejala
komunikasi, mengemukakan prediksi-predksi, atau untuk menguji teori apapun,
tetapi lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran dan/atau pemahaman
(understanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas
komunikasi terjadi.95 selain itu menurut Menurut Basrowi Sadikin penelitian
kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan penemuan yang
tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur prosedur statistik atau dengan
cara kuantifikasi lainnya. Adapun Penggunaan dari metode kualitatif ini
memungkinkan penelulis untuk dapat mengembangkan komponen-komponen
keterangan yang analitis, konseptual dan kategoris dari data itu sendiri dan
bukannya teknik-teknik yang telah dikonsepsikan sebelumnya. Hal ini berkaitan
dengan objek penelitan penulis yang berupa gambaran konspirasi spionase siber
dalam film Snowden yang disampaikan melalui kode verbal dan non verbal.
93 Rahmat Krisyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2006), hal 51.
94 Ibid hal.57
95 Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta:PT. LKisPelangi Aksara.2007) hal 35
60
Membahas penelitian kualitatif dapat dikatakan sebagai cara seorang
penulis memahami suatu alasan, prilaku sosial, fenomena, tindakan sosial, atau
hal lainnya yang tidak dapat terjangkau oleh jenis penelitain kuantitatif dan
mendefiniskannya kembali secara mendalam. penelitain tentang tanda dan
lambang sendiri termasuk kedalam jangkauan interpretative. Merujuk pada
Ghozali (2007) dalam buku penelitian interpretatif memfokuskan pada sifat
subjektif dari dunia sosial dan berusaha memahami kerangka berfikir objek yang
sedang dipelajarinya. Tujuan dari penelitan interpretatif adalah menganalisis
realita sosial ditafsirkan serta bagaimana realita sosial itu kembali digambarkan.
Kemudian tujuan penelitan interpretative ini adalah untuk menganalisis realita
sosial semacam ini dan bagaimana realita sosial itu terbentuk (Ghozali dan
Chariri, 2007).
Penggunaan sudut pandang konstruktivis interpretative dalam penelitian
ini merupakan upaya untuk memahami lebih baik mengenai gambaran akan
konspirasi spionase siber yang tertuang dalam sebuah film. Denis Mcquail
berpendapat mengenai karakteristik utama dalam pendekatan semiotika bahwa
semiotika merupakan suatu analisa yang bersifat kualitatif bukan kuantitatif96.
Kemudian apa yang akan menyangkut mengenai metode penyajian data
penelitian, penulis menggunakan metode penyajian data secara deskriptif yaitu
laporan penelitian akan berisi kutipan data yang berasal dari naskah wawancara,
catatan, foto, video, dokumen pribadi atau memo dan dokumen resmi lainnya.97
96 Denis Mcquail, Teori Komunikasi Massa , Jakarta: Salemba Humanika, 2011. hal.183
97 Lexy J. Moleong. Metodology Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaha Rosadakarya. 2007.
halaman 11
61
3.3 Sumber Data
Sebagaimana yang telah diterangkum dalam pembahasan mengenai
metode penelitian dari penelitan berjudul Gambaran Konspirasi Spionase siber
dalam Film Snowden, data dan hasil penelitian akan sajikan dan disampaikan
secara kualitatif, yaitu data akan disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam
bentuk angka.98 Maka dalam bentuk upaya menjaga keabsahan dari data yang
penulis olah dalam penelitian ini, penulis membagi menjadi dua sumber data,
sebagai mana berikut ;
a. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data.99 Adapun sumber data primer yang dimiliki dan digunakan oleh
penulis selama melakukan proses penelitan ini adalah film berjudul
Snowden dan cuplikan gambar yang penulis ambil dan selsi dari setiap
adegan dalam film.
b. Sumber data skunder, yaitu sumber data yang tidak langsng
memberikan data.100 Sebagaimana yang dilakukan dalam penelitian
ini, penulis menggunakan serta dikumpulkan sejumlah data penunjang
secara sengaja dimana data sekunder tersebut berisikan berbagai
macam informasi atau hal hal yang dapat menunjang data primer yang
telah penulis kumpulkan sebelumnya. Adapun bentuk data sekunder
tersebut antara lain dokumen yang terdapat dalam buku, jurnal, artikel
ataupun informasi yang berasal dari internet.
98 Sugiyono, Metode Penelitian kualiatatif 2008. Bandung. Alfabeta. hal 62
99 Ibid hal 62
100 Ibid hal 62
62
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono, teknik pengumpulan data merupakan langkah paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data, maka peneliti
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.101
Adapun dalam melakukan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu:
1. Observasi
Dengan merujuk pada pengertian yang disampaikan oleh Nasution (1988)
dalam buku Soegiyono yang berjudul memahami penelitian penelitian kualitatif
dimana beliau menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan.102 Observasi merupakan alat untuk mendapatkan data primer, sebab
itu perlu dilakukan secara sistematis dan jelas agar objek yang diteliti nantinya
mudah untuk diteliti. Adapaun dalam penelitain ini, jenis observasi yang
dilakukan oleh penulis adalah observasi partisipasi pasif (Passive
Participation).103 Adapun maksud dari nya adalah peneliti melakukan terhadap
objek penelitan berupa film “SNOWDEN” dengan seksama secara lebih dari satu
kali penayangan agar kelak penulis dapat mengumpulkan data yang tepat
sebagai mana tujuan penelitan yang berfokus pada pesan yang menggambarkan
konspirasi spionase siber dalam film tersebut yang disampaikan melalui sistem
tanda di adegannya.
101 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung. Alfabeta. 2010). Hal 62
102 ibid. Hal 64
103 Ibid hal. ,66
63
2. Dokumentasi
Film Snowden merupakan film yang rilis pada tahun 2016, maka
dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dinilai sangatlah diperlukan.
Kriyantono dalam bukunya “Teknik Praktis Riset Komunikasi” (2010); metode
dokumentasi bertujuan untuk Mendapatkan data-data masa lampau secara
sistematis dan objektif.104 Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental dari
seseorang dll.105 Adapun bentuk dokumntasi dalam penelitian ini adalah
dikumpulkannya dokumen dan gambar cuplikan adegan dalam film Snowden,
guna memudahkan dan membantu diri penulis untuk memahami lebih baik dan
mendalam mengenai konspirasi spionase siber yang merupakan pokok bahasan
dalam penelitan ini.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah teknik untuk mengumpulkan data penelitian dengan
mengedepankan pada informasi dan penggunaan data yang diperoleh atau didapat
dari orang lain melalui penelitian sebelumnya, atau yang diperoleh dari sumber
tertulis yang terdapat dalam berbagai referensi buku, surat kabar, jurnal dan lain
sebagainya baik secara elektronik atau berupa fisik. Dalam penetlitian ini peneliti
menggunakan data yanng berdasarkan pada buku-buku, jurnal, artikel yang telah
terbit sebelumnya yang didapatkan baik secara fisik ataupun yang telah diunduh
secara online berbentuk file data elektronik.
104 Rachmat Kriyantono. Op.Cit. Hal 120
105 Sugiyono. Op.Cit. Hal 82
64
3.5 Unit Analisis
Menyambung dengan pembahasan yang telah diuraikan oleh penulis pada
latar belakang masalah penelitian serta pembahasan mengenai fokus penelitian ini
yang berupaya untuk mencari tahu tentang bagaimana sebuah konspirasi spionase
siber digambarkan dalam film Snowden. Maka dalam penelitian ini penulis
memilih beberapa unit analisis yang mengandung sistem tanda (kode) yang
menggambarkan tentangn permasalahn yang penulis maksud yang kemudian
penulis proses unit analisis tersebut menggunakan sistem tanda dari Roland
barthes yang membagi menjadi beberapa sistem tanda seperti denotasi, tanda
konotasi, dan mitos. Adapun adegan yang terpilih sebagai berikut:
Table 3. 1 Unit Analisis
1. Tes Penerimaan Anggota CIA (12:59:00 – 13:33:00)
65
2. Instruksi Tugas Anggota CIA (20:05 – 21:10)
3. Pertemuan Snowden dan Gabriel Sol di Ruang Data (33:59:00 – 34:37:00)
66
4. Pertemuan Di Markas CIA (56:40- 57-17)
5. Kenangan Snowden akan Tugas 2 (57:40- 58:25)
67
6. Adegan detail pekerjaan Snowden 59:29 – 1:01:07)
7. Adegan Klarifikasi pemerintah amerika kepada publik (1:51:45-1:51:55)
68
8. Adegan Teleconfrence Snowden dengna publik 2 : 06 : 36 – 2 : 06 : 45
Setelah melalui serangkaian proses berpikir yang dilakukan oleh penulis
selama dilakukannya pengamatan terhadap film secara berulang kali dalam
menonton film Snowden yang memiliki durasi penayangan Film selama kurang
lebih 1 jam 40 menit, maka dari proses tersebut telah didapatkan kedepalan
sequence pilihan yang terpilih secara khusus untuk menjadi unit analisis penelitian
ini dan tentunya siap untuk dibedah menggunakan pisau bedah semiotik dengan
menggunakan Teknik pembedahan semiotika dari Roland Barthes dalam
menemukan dan menjabarkan gambaran konspirasi spionase siber yang tersimpan
dan terkandung dalam tanda visual maupun audio.
69
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian kualitatif pada dasar nya dikembangkan
dengan maksud hendak memberikan makna (making sense of) terhadap data,
menafsirkan (interpreting), atau mentransformasikan (transforming) data ke dalam
bentuk-bentuk narasi yang kemudian mengarah pada temuan yang bernuansakan
proposisi-proposisi ilmiah (thesis) yang akhirnya sampai pada kesimpulan-
kesimpulan final.106 Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis semiotik
yaitu metode penelitian untuk menafsirkan makna dari suatu pesan komunikasi
baik yang tersirat (tertulis) maupun yang tersurat (tidak tertulis/terucap). Makna
yang dimaksud mulai dari parsial atau sebagian saja hingga makna komprehensif
atau luas.
Melalui analisis semiotika yang diterapkan pada sebuah naskah pidato,
iklan, novel, film, dan naskah lainnya diharapkan mampu mengupas dan
menggambarkan konsep pemikiran yang hendak disampaikan oleh komunikator.
Secara lebih rinci Roland Barthes membuat peta signifikasi dua tahap tanda yaitu
sebagai berikut :
Sumber : John Fiske hal 145
106 Pawito. Op.Cit. hal 101
Gambar 3. 1 Signifikasi dua tahap Roland Barthes
70
Seperti yang tealah diketahui jika penelitan ini merupakan sebuah
penelitian yang bermaksud untuk membedah makna dalam suatu tanda, maka
dengan menggunakan teknik analisis semiotika dari Roland Barthes, penulis
berharap untuk mampu menerjemahkan berbagai pemaknaan dari suatu sistem
tanda (kode) melalui sistem pemaknaan tingkat pertama atau yang biasa disebut
dengan denotasi, yang selanjutnya bergerak ke sistem pemaknaan tingkat kedua
yang disebut dengan konotasi hingga yang tertinggi adalah pengungkapan mitos
mengenai tanda serta simbol. Adapun rangkaian proses yang akan penulis
jabarkan dari penelitian dilakukan ini, yaitu :
1. Menonton Film Snowden lebih dari satu kali penanyangan untuk
memahami dan mengerti pesan dan jalan cerita yang disampaikan.
2. Menginventerasasi data berupa dokumentasi ataupun berupa studi
kepustakaan yang memiliki keterkaitan dengan film Snowden
3. Mereduksi atau mengecilkan data yang telah terinventerasi serta muali
melakukan analisis singkat guna mempertimbangkan adengan adegan
mana saja yang akan dipilih oleh penulis berdasarkan pada topik penelitan
4. Menganalisis adegan yang telah terpilih dengan menggunakan analisis
semiotika Roland Barrthes guna menerjemahkan sistem penandaan
denotasi, konotasi dan mitosyang terdapat pada tanda audio dan visual
dalam film terkait dengan gambaran konspirasi spionase siber
5. Menarik kesimpulan penelitian berdasar hasil analisis setiap unit analisis
yang telah dilakukan dan mendeskripsikannya kedalam kata kata yang
didasari dengan data yang didapatkan dari analisis dan dokumen terkait.
71
3.7 Fokus Penelitian Penelitian
Fokus permasalahan dalam penelitian yang tengah dilakukan ini, bukan
kepada bagaimana konspirasi spionase siber terjadi di dunia nyata, ataupun bukan
pada bagaimana hal tersebut dapat terjadi dan apa dampak yang ditimbulkan,
bukan juga pada seluruh adegan yang terdapat dalam film melainkan hanya
kepada beberapa sekuen yang mengandung sebuah konsep konspirasi spionase
siber yang kemudian diinterpretasi menggunakan model semiotik roland barthes.
3.8 Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data penlitian dilakukan untuk mengurangi
kesalahan yang dapat terjadi selama waktu penelitan sebelum diproses menjadi
laporan penelitian. sebagaimana Wiersma katakan dalam Sugiyono bahwa
triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. 107 dalam menguji
dan memeriksa tingkat keakuratan data maka berikut adalah proses yang penulis
lalui:
1. Menonton Film Snowden
2. mengambil Cuplikan Adegan sebagai data yang akan dianalisis penulis
3. Mengumpulkan Sumber lain berupa artikel, buku, jurnal, atau sumber
lain terkait dengan konspirasi spionase siber
4. Setelah data primer sekunder terkumpul, maka penulis mulai untuk
membandingkan, mencocokan, dan menganalisis data
5. setelah semua dilakukan maka penulis membuat kesimpulan penelitian
107 Sugiyono Op.Cit. hal 129
72
3.9 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian mengenai Gambaran konspirasi spionase siber dalam film Snowden ini
mulai dilaksanakan oleh sejak bulan Maret 2017 hingga pada bulan Januari 2018
dengan maksud sebagai suatu reminder (pengingat) bagi diri penulis dalam
memantau perkembangnan penelitain ini. Adapun dalam melakukan pengambilan
data penelitan dan dilakukannya proses penyusunan dan pengerjaan dari skripsi
ini dilakukan di Kota Serang, Provinsi Banten.
Table 3. 2 Jadwal Penelitian
No
Agenda
Penelitian Mar
et
Apri
l
Mei
Juni
Okto
ber
Novem
ber
Des
embr
Feb
ruar
i
Mar
et
Mei
juli
1 Pra Penelitan
2 Bab 1 -3
3 Siding outlinie
4 Revisi outline
4 Bab4
5 Bab 5
6 Pra sidang
6 Sidang Skripsi
7 Revisi
73
BAB IV HASIL P ENELITIAN
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Objek Penelitan
Snowden merupakan sebuah judul film yang diproduksi di Negara
Amerika Serikat yang mengisahkan tentang sosok seorang Edward J. Snowden
sebagai seorang yang cukup kontroversial yang beberapa tahun belakangann ini.
Adapun untuk naskah film ini ditulis oleh Oliver Stone dan Kieran Fitzgerald,
berdasarkan pada sebuah novel berjudul The Snowden Files karya Luke Harding
dan Time of the Octopus karya Anatoly Kucherena108.
4.1.1 Filmografi Snowden
Judul Film : SNOWDEN
Tahun Rilis : 11 September 2016
Genre Film : Drama, Thriller, Biography
Durasi : 134 Menit
Sutradara : Oliver Stone
Negara : Amerika Serikat
Didistibusikan : Open Road Films
Produser :Moritz Borman, Eric
Kopeloff, Philip Schulz-Deyle dan Fernando Sulichin
Penulis Naskah : Oliver Stone dan Kieran
Fitzgerald
Penata Sinematografi : Anthony Dod Mantle
Penata Musik : Craig Armstrong dan
Adam Peters
108 Benjamin lee. https://www.theguardian.com/film/2016/apr/27/snowden-trailer-oliver-stone-
joseph-gordon-levitt-nicolas-cage, diakses pada tanggal 25 desember 2017
Gambar 4. 1 Poster Film
Snowden edisi
Sumber:
https://posterspy.com/posters/s
nowden-movie-poster-2015
Gambar 4. 2 Poster Film
Snowden edisi
Sumber:
https://posterspy.com/posters/s
nowden-movie-poster-2015
74
Aktor :
Joseph Gordon-Levitt, Shailene Woodley, Melissa Leo, Zachary Quinto,
Tom Wilkinson, Ben Schnetzer, Rhys Ifans, Nicolas Cage, Scott Eastwood,
Michael Benz, Jaymes Butler, Robert Firth, Rachel Handshaw, Christian
Contreras, Parker Sawyers, Ken Thomas, Joely Richardson, Nicholas Rowe,
Demetri Goritsas, Bhasker Patel, Lakeith Stanfield, Stephanie Simbeck, Logan
Marshall-Green, Eric Kofi-Abrefa, Stanley I. Walker Jr., Ben Chaplin, Alan
Rusbridger, Osama bin Laden, Barack H. Obama, Michelle Obama, George W.
Bush Jr., Hillary Clinton, James Clapper, Edward J. Snowden.
Original Soundtrack :
Hotel Mira/Whatever Happened to Paradise ? / Burden of Truth/ SD
Cards/ Hawaii Guitar Theme/ Running out of Time/ After All. Three Hops to
Anyone/ Happiness Montage/ Ed Copies Data/ Telling Lindsay/ Download to
Rubik/ Secret Downloading/ Ed is on TV / Snowden Moscow Variation
Prestasi Film :
film snowden memiliki prestasi antara lain, telah memenangkan Bavarian
Film Award tahun 2017 untuk special Award, camerimage 2016 untuk bronze
frog dalam main Competition , Satellite Award 2016 untuk Best Adapted
Screenplay dan Festival Film Bandung 2017 untuk Film Impor. Tak hanya
sebagai pemenang, prestasi lainnya dari film snowden adalah masuk menjadi
nominasi dalam Grammy award 2017 untuk Best Song Written for Visual Media
dan Satellite award 2016 untuk Best Actor in a Motion Picture. 109
109 Anonym. https://www.rottentomatoes.com/m/snowden/ diakses pada tanggal 25 maret 2018
75
4.1.2 Sinopsis Film
Di tahun 2013, seorang pria bernama Edward Joseph Snowden
merencanakan tentang pertemuannya bersama klandestin di Hong Kong dengan
seorang dokumenter Laura Poitras dan wartawan Glenn Greenwald dimana dalam
pertemuaannya kelak, Mereka berencana untuk membahas dan melepaskan
beberapa informasi rahasia mengenai pengawasan massa ilegal yang dilakukan
oleh Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA). Cerita pada film ini bermula
ketika ia tengah melakukan pengabdian kepada negara di tahun 2004 berupa
menjalani pelatihan dasar militer yang didaftarkan sebelumnya ke Angkatan Darat
AS dengan tujuan ke matriculating di Pasukan Khusus.
Namun tak sesuai dengan ekspetasinya kareana ditengah pelatihan tersebut
ia mengalami cidera ketika ia melompat dari tempat tidur yang mengakibatkan
patah pada tulang keringnya sehingga membuat dirinya harus menerima surat
administrasi kepulangannya. Cidera tersebut membuat Snowden memusutkan
melayani negaranya dengan cara lain, dan keputusan itu ia ambil dengan cara
mendaftar tes di lembaga milik pemerintah Central Intelligence Agency (CIA).
Tak memakan waktu yang lama, Snowden pun berhasil lolos seleksi tahap awal
meskipun jawaban dari snowden dirasa belum cukup memuaskan, namun Deputi
Direktur CIA sang interview bernama Corbin O'Brian memutuskan untuk
mengambil kesempatan pada dirinya, mengingat tuntutan yang kian mendesak dan
adanya bakat pada diri snowden. Setelah lolos dari sesi penyaringan awal,
Snowden kemudian dibawa ke "The Hill" untuk diuji kemampuannya dalam
menangani cyberwarfare.
76
Selama menjalani pelatihan menjad seorang agen intelijen ditempat yang
kerap disebut “The Hills”, Snowden belajar tentang adanya suatu perintah
mengenai Foreign Intelligence Surveillance Act, yang mencantumkan tentang hak
Perubahan Keempat warga AS dengan memungkinkan permintaan surat perintah
harus disetujui oleh panel hakim yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah Agung.
Setelahnya Snowden dan rekan-rekannya ditugaskan oleh corbin obrian untuk
dapat membangun jaringan komunikasi rahasia di kampung halaman mereka,
menghapusnya kembali, dan kemudian membangun kembali jaringan tersebut
dalam waktu delapan jam atau kurang dari itu. Dan snowden pun mampu
mengesankan O'Brian ketika ia menyelesaikannya dalam waktu yang sangat
singkat yaitu 38 menit.
Setelah proses seleksi tersebut, Snowden pun memutuskan untuk
melakukan pertemuan perdanaya dengan Lindsay Mills gadis yang ia kenal
melalui situs kencan untuk melakukan pertemuan tersebut di suatu taman yang
terletak di Washington DC. Akhirnya mereka berdua bertemu langsung dan dalam
pertemuan tersebut dapat terlihat jelas jika terdapat perbendaan sudut pandang
yang cukup kontras diantara keudanya terkait dengan ideologi politik yang
mereka anut. Obrolan menarik terus terjadi diantara mereka hingga pada akhirnya
Snowden gagal mengutupi identitasnya sebagai agen rahasia karena ternyata
Lindsay adalah orang yang cukup tahu dan akrab mengenai dunia para agen
rahasia. Mereka berbincang hingga tak terasa waktu terus bergulir hingga tiba
saatnya snowden ketika snowden harus menjalankan kembali tugasnya sebagai
seorang petugas baru di CIA pada keesokan harinya.
77
Sebagai seroang pegawai baru tentu snowden harus dapat mentaati setiap
peraturan yang berlaku disana, baik itu peraturan tertulis maupun yang tidak
tertulis. Hingga pada suatu waktu disebuah ruang penghapusan barang bukti,
snowden bertemu dengan sesosok hacker yang bekerja sebagai pegawai di NSA
bernama Gabriel Sol yang memiliki pengalaman dalam bidang pengawasan
elektronik. Seiring perjalanan waktu, Sol dan Snowden mulai menjalin
persahabatan dan dalam hubungan tersebut, Sol cukup mempunyai andil dalam
memberikan pengetahuan dan informasi rahasia yang diketahui olehnya terkhusus
pada pengetahua dibidang dunia intelijensi yang dijalankan pemerintah amerika
serikat. Bahkan ia juga menceritakan tentang hal hal apa saja yang menjadi
cakupan tugasnya.
Tuntuna pekerjaan dari sang atasan membuat snowden kerap bergantung
pada kemampuan Sol termasuk ketika dirinya memanfaatkan informasi rahasia
milik Bankir dari Pakistan yang pada akhir dari hal tersebut membuat snowden
mempertanyakan etis tidaknya tugas yang ia jalankan terlebih dengan apa yang
dilakukan atasanya dalam memanfaatkan informasi target mereka untuk
mendapatkan promosi ajbatan. Dengan mengacu pada kejadian tersebut, Snowden
memutuskan untuk mengundurkan diri dari lembaga CIA dan mengambil posisi
dalam lembaga NSA di Jepang tak lama setelah pengunduran diri tersebut.
Snowden pun menciptakan program bernama "Epic Shelter”, dengan tujuan
awalnya sebagai sebuah program yang mampu beroperasi dalam keadaan darurat
sehingga nantinya memungkinkan pemerintah untuk membuat cadangan semua
data penting dari operasi di Timur Tengah.
78
NSA juga melakukan hal serupa dengan CIA, malware berbahaya yang
sengaja ditanamkan di komputer milik negara sekutu melalui jaringan agen
rahasia yang menyusup kedalam negara tersebut dengan tujuan agar pemerintah
amerika dapat melakukan serangan balasan apabila negara sekutu berbalik arah
menjadi ancaman negara. Stres yang memuncak akibat tekanan pekerjaan
membuat snowden bertengkar dengan mills, hingga membuat mills kembali ke
keluarga di Maryland. Tiga bulan pasca meninggalkan NSA, snowden kembali
mengambil posisi sebagai konsultan di CIA dan kembali menjalin hubungan
dengan Mills dan kembali melakukan perburuan bebek bersama Corbin obrian
seperti ketika ia baru masuk CIA snowden diberitahukan jika pada saat itu tengah
ada suatu operasi di Oahu yang berfokus pada serangan hacker Cina.
snowden memutuskan untuk mengambil tugas itu dn pergi ke Oahu hawaii
Bersama sang kekasih. namun belum sempat ia pergi kesana, Snowden
didiagnosis menderita epilepsi, merasa khawtir akan kondisi sang kekasih, Mills
setuju untuk pergi ke Hawaii. Pekerjaan barunya di "The Tunnel", yang notabene
merupakan sebuah bunker bekas Perang Dunia II yang diperbaiki untuk dijadikan
sebagai markas operasi pengawasan sinyal elektronik membuat Snowden belajar
bahwa program buatannya telah berkembang pesat menajdi penampungan data
real-time yang membantu pilot pesawat tak berawak AS untuk melakukan
serangan fatal terhadap teroris di Afghanistan. Snowden kembali merasakan
kekecewanan yang teramat besar karena ia juga terlibat dalam agenda ini.
Kekecewaan itu memuncak dan membuat Snowden berani menyelundupan data
rahasia milik CIA kedalam kartu microSD yang disimpan dalaam Rubik Cube.
79
Merasa telah memiliki apa yang dia butuhkan, ia mulai merencakan
pertemuan dengan Poitras dan Greenwald serta menyuruh Lindsay untuk kembali
pada orang tuanya. Pertemuan pun terjadi dan kembail ke saat ini dimana Dengan
bantuan wartawan Ewen MacAskill, informasi tersebut disebarkan kepada pers
pada 5 Juni 2013, dengan kebocoran tambahan yang diterbitkan di hari-hari
berikutnyadan mulai saat itu juga Snowden memulai aksi griliyanya dengan cara
diselundupkan dari Hong Kong hingga ke Rusia.
4.1.3 Penokohan Dalam Film Snowden
Adapun peran dari puluhan hingga ratusan aktor dan aktris utama ataupun
figuran dalam memerankan kembali tokoh tokoh dalam Film snowden, penulis
memilih beberapa tokoh sebagai berikut:
1. Edward Joseph Snowden
Edward J Snowden, seorang pria berkebangsaan Amerika Serkikat yang
lahir pada tanggal 21 Juni 1983 ini adalah mantan karyawan dari Lembaga
pemerintah amerika bernama Central Intelligence Agency (CIA) dan National
Security Agency (NSA) sebelum pada akhirnya ia membocorkan informasi
program mata-mata rahasia NSA kepada pers dan menjadi buronan internasional.
Gambar 4. 3 Joseph Gordon Levit sebagai Snowden (kiri) dan Edward Snowden Asli (kanan
Sumber: Olahan Penulis
80
Berkat wawancara yang dilakukannya dengan para jurnalis seperti loise
poitras, Glen Grendelwald dan Ewen MacAskill itu, Snowden berhasil
membocorkan informasi rahasia seputar informasi dari progam pengawasan
seperti PRISM kepada The Guardian dan The Washington Post pada Juni 2013.
Snowden berpendapat jika pembocoran PRISM dan perintah FISA adalah bentuk
dari ketidak setujuannya perihal aksi pengambilan data badan intelijen milik
pemerintah yang ia yakini telah berlebihan dan keterlaluan dalam memantau
aktivitas warga Amerika Serikat. Adanya pro dan kontra atas tindakan ini terus
bermunculan, ada yang menggaapnya seorang pahlwan dan ada yang menggapnya
traitor.110
Atas perbuatan Snowden ini masyarakat menjadi peduli akan peralatan
dan data elektronik mereka dan sempat membuat hubungan luar negeri Amerika
Serikat dengan beberapa negara Eropa seperti Prancis dan Jerman terganggu.
namun demikian Russia tetap memberikan perlindungannya berupa suaka kepada
Snowden dengan catatan penting bagi Snowden tidak akan lagi bergerak untuk
"menyakiti" Amerika Serikat. Karakter dari Edward J Snowden dapat didengan
dengan baik dimainkan oleh aktor Hollywood bernama Gordon Levitt Jr yang ia
pelajari melalui referensi berupa rekaman audio dan visual mengenai snowden asli
seperti yang terdapat dalam film dokumenter Citizenfour. Prestasi Gordon Levitt
Junior di dunia perfilman Hollywood sangat bagus dengan banyak penghargaan
atas aktingnya yang telah ia dapatkan melalui acara acara nominasi perfilman.
110 Sarah Wentzel dan Austin Woodward. http://wingspanonline.net/?p=1671. Diakses pada
tangga 20 desember 2017
81
2. Lindsay Mills
Lindsay Mills dalam film Snowden diperankan oleh aktris ternama dari
industry perfileman Hollywood bernama Shanley Woodley yang pada pekerjaan
sebelumnya pernah terlibat dalam film film besar seperti trilogy Insurgent. Lain
halnya dalam film tersebut yang menceritakan dirinya sebagai seorang pemberani,
dalam film ini Shailen memerankan sosok Lindsay yang diceritakan sebagai
seorang penari akrobat dan fotografer yang dikencani oleh snowden sejak tahun
2009, yang berarti dia telah mengenal snowden sejak 4 tahun sebelum sang pacar
terkenal akan tindakan membocorkan dokumen rahasia milik badan intelijen
negara. Sebagai tokoh wanita didalam film, Lindsay digambarkan memiliki
kepribadian yang ceria dan terbuka kepada orang lain dilihat dari cara dirinya
berinteraksi dengan orang lain ataupun melalui media sosialnya. Sejalan dengan
sosok aslnya yang juga menghadiri ajang Academy Award 2015 bersama jurnalis
laura poitras dan glenn greenwald untuk menerima penghargaan best documentary
feature yang dimenangkan oleh citizenfour. Tak diceritakan dalam film ini, namun
diketahui belakangan jika Lindsay juga memutuskan untuk pindah ke Russia dan
hidup Bersama dengan kekasihnya Edward J Snowden.
Gambar 4. 4 sosok Lindsay Mill (kiri) dan aktris Shailen Wood (kanan)
Sumber: https://moviepilot.com/posts/3889415
82
3. Corbin Obryan
Aktor Rhys Ifans dalam film Snowden ini ditugaskan oleh sang sutradara
untuk memerankan tokoh instruktur CIA yang memiliki formalitas tinggi dan
pembawaan misterius bernama Corbin Obrian. Dalam filmnya, Sosok Corbin
Obrian ini adalah seorang pria paruh baya yang kerap menampilkan karakter kuat,
misterius serta kaku dalam berinteraksi dengna orang lain, baik itu percakapan
secara personal ke personal ataupun personal ke grup. Karena pembawaannya
yang demikian, tak banyak tokoh lain yang digambarkan memiliki kedekatan
emosional dengannya kecuali orang tertentu saja. Salah satu orang yang
digambarkan memiliki kedekatan secara emosional terhadapnya dalam film ini
adalah snowden, bermula dari pertemuan mereka ketika dilakukannya tes
perekrutan bakal calon anggota CIA dimana ia memiliki harapan yang besar
terhadap snowden dalam membawa kontribusi yang bermanfaat kepada badan
intelijen tempat ia bekerja yaitu CIA. Meskipun snowden dan Corbin memiliki
kedekatan yang cukup intens yang dalam film ini, namun nyatanya keaslian tokoh
ini masih dipertanyakan karena identitas tokoh asli dari Corbin Obrian masih
misteri sehingga tokoh ini kerap dikatakan sebagai tokoh fiksi semata.
Gambar 4. 5 Ifan Rhys sebagai Corbin Obrian
Sumber : Olahan Penulis
83
4. Gabriel Sol
Memiliki kemiripan dengan tokoh Corbin Obrian karena ketidak jelasan
tokoh asli sebagai referensinya, tokoh Gabriel sol digamarkan sebagai sebagai
tokoh yang dekat dengan Snowden dan mengenalkan snowden pada software
mata mata milik badan intelijen. Gabriel Sol digambarkan sebagai seorang hacker
NSA yang bertemu dengan snowden sewaktu masih bekerja di CIA. Ben
Scenetzer memerankan dengan baik tokoh Gabriel sol ini sebagai seorang hacker
yang nyeleneh dan gaul yang terlihat berbeda dengan sosok snowden yang
pendiam dan tertutup pada orang lain. Pembawaannya yang terbilang ekstrovet
membuat kontras dengan penggambaran hacker yang idententik dengan kutu buku
sebagaimana penggambaran sosok snowden. Dalam Film ini juga, tokoh Gabriel
Sol digambarkan dapat dengan mudah mengakses segala informasi penting para
target operasi termasuk saat dirinya dengan mudah masuk ke server Facebook,
Google, dan perusahan teknologi besar lainnya hanya untuk sekedar melihat
wanita yang berganti pakaian melalui program yang bernama optic Nerve yang
mampu mengakses kamera dan microphone benda elektronik seperti laptop
hingga telepon pintar walau dalam keadaan mati atau tidak digunakan.
Gambar 4. 6 Ben Schenetzer sebagai gabrel Sol
Sumber : Olahan penulis
84
5. Barack Hussein Obama
Mantan presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama yang lahir 4
Agustus 1961 ini turut ditampilkan dalam film snowden berupa bentuk potongan
klip pidato yang berisikan pendapatnya sebagai presiden yang menjabat terkait
dengna kebijakan pemerintah Amerika serikat terkait dengan tindakan mata mata
yang dilakukan melalui badan intelijen milik pemerintah Amerika Serika seperti
CIA dan NSA. Jika melihat pada sejarahnya, Presiden Barack Hussein Obama
adalah Presiden Amerika Serikat ke-44 yang sekaligus menjadi orang Afrika
Amerika pertama yang menempati jabatan tersebut. Ia diangakat sebagai presiden
amerika menggantikan George W Bush Jr. Sebagai presiden kulit hitam pertama
ia dilantik pada tanggal 20 Januari 2009 dan dilantik untuk kedua kalinya pada
tanggal 20 Januari 2013111. Di bidang kebijakan luar negeri, Obama mengakhiri
keterlibatan militer A.S. dalam Perang Irak, menambah jumlah tentara di
Afganistan, menandatangani perjanjian pengendalian senjata New START
bersama Rusia, memerintahkan intervensi militer A.S. di Libya, dan
melaksanakan operasi militer yang berujung pada kematian Osama bin Laden.
111 http://www.history.com/topics/us-presidents/barack-obama. Diakses pada tanggal 30 november
2017
Gambar 4. 7 v Barack Husein Obama (mantan Presiden Amerika Serikat ke)
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=tysIV6t54L4
85
6. The Journalist
a. Laura Poitras
Aktris Hollywood Melissa sol dipercaya memerankan tokoh Laura Poitras
dalam Film Snowden yang merupakan seorang sutradara dan produser film
dokumenter Amerika Serikat sekaligus pemenang Academy Award. Saat ini ia
menetap di Berlin. Poitras telah memenangkan berbagai penghargaan atas film-
film karyanya, termasuk Citizenfour (2014) yang membahas Edward Snowden
dan menang Academy Award for Best Documentary Feature, dan beberapa
penghargaan bergengsi lainnya termasuk, memenangkan George Polk Award
2013 atas "liputan keamanan nasional" yang terkait dengan pengintaian NSA.
Liputan NSA oleh Poitras, Glenn Greenwald, Ewen MacAskill, dan Barton
Gellman membuat The Guardian dan The Washington Post dianugerahi Pulitzer
Prize for Public Service pada tahun 2014. 112
112 https://fieldofvision.org/staff, diakses padatanggal 9 september 2017
Gambar 4. 8 Artis pemerannya (Atas) , Sosok asli para Jurnalis pewawancara Snowden (Bawah)
Sumber : https://www.thewrap.com/melissa-leo-zachary-quinto-tom-wilkinson-to-play-citizenfour-
trio-in-oliver-stones-edward-snowden-movie-exclusive/
86
b. Glenn Greenwald
Zachary Quinto dalam memerankan sosok Glenn Greenwald rekan jurnalis
dari Laura Potrais dan ewen mckail yang turut mewawancarai edward snowden
secara langsung. Greenwald sendiri merupakan kolumnis di Guardian US sejak
Agustus 2012 sampai Oktober 2013.113 Sebelumnya ia bekerja sebagai kolumnis
Salon.com sejak 2007 sampai 2012 dan sering menjadi kontributor untuk The
Guardian. Sebelumnya Greenwald juga pernah menjadi pengacara konstitusional
dan hak sipil yang membuatnya lihat di bidan g tersebut. Ia juga merupakan satu
dari 100 Pemikir Global Terbaik tahun 2013 versi majalah Foreign Policy. Namun
dari semua karya tulisnya, yang paling mencolok dimasyarakat adalah Tulisannya
tentang NSA yang pada akhirnya menjadi subjek film Citizenfour yang
memenangkan Academy Award for Best Documentary pada tahun 2015.
c. Ewen MacAskill
Ewen MacAskill adalah seorang koresponden pertahanan dan intelijen dari
The Guardian. Atas liputannya bersama rekan rekannya tentang pengungkapan
pengintaian global ia dianugerahi George Polk Award pada tahun 2013114.
Liputan yang sama membuat The Guardian dan The Washington
Post dianugerahi Pulitzer Prize for Public Service pada bulan April 2014
diperankan oleh Tom Wikinson yang merupakan aktor senior dalam industry film
Hollywood yang kerap memerankan tokoh tokoh penuh kharisma .
113 https://www.theguardian.com/profile/glenn-greenwald. Diakses pada tanggal 29 November
2017 114https://theintercept.com/2014/02/17/intercept-editors-win-polk-award-coverage-snowden-
documents/ diakses tanggal 30 november 2017
87
4.2 Deskripsi Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Snowden
Roland Barthes yang dikenal sebagai seorang pemikir strukturalis yang
sering mempraktikan model linguistik dan semiologi Saussurean. Barthes dikenal
sebagai seorang intelektual dan kritikus sastra Perancis ternama, eksponen
penerapan strukturalisme dan semiotika pada studi sastra. Barthes berpendapat
bahasa adalah sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu
masyarakat tertentu dalam waktu tertentu.115 Sehingga dari hal tersebut dapat kita
pahami kembali jika sebuah tanda memang memiliki kekuatan untuk membawa
sebuah makna atau arti tertentu yang berkaitan dengna manusia atau masyarakat.
Dalam semiotika Roland Barthes, Denotasi merupakan tatanan signifikasi
yang pertama yang menjelaskan relasi antara petanda (signifier) dan penanda
(sighnified) di dalam tanda, dan antara anda dengan objek yang diwakikilinya (its
refrent) dalam realitas ekternalnya. atau Secara sederhana, denotasi yang
dimaksud Barthes merujuk pada makna yang teramati dari sebuah tanda.
Konotasi adalah istilah yang diguakan oleh barthes untuk menjelaskan
salah satu dari tiga cara kerja ditahap kedua signifikasi tanda. Konotasi data
menjelaskan interaksi yang terjadi ketika tanda itu bertemu dengan perasaan atau
emosi dari pengguna dan nilai dalam buda budaya meraka. Konotasi bekerja
dalam tingkat subjektif, sehingga dalam kehadirannya terkadang tidak disadari.
Dengan kata lain, makna denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap
objek, sedangkan makna konotasi adalah bagaimana cara menggambarkannya.116
115 Alex sobur Op.Cit. Hal 63 116 Indiawan Indrianto seto Wibowo. Op.Cit.hal 22
88
Adapun pemaknaan dari MITOS dapat diartikan sebagai sebuah cerita
dimana suatu kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek dari
realitas atau alam. Mitos primitive berupa dualitas seperti baik dan buruk atau
hidup dan mati, dsb. Sementara mitos terkinini adalah maskulinitas, feminitas,
tentang kekuasaan, , tentang ilmu pengetahuan dll. Mitos menurut barthes sendiri
adalah sebuah budaya cara berpikir tentang sesuatu, cara mengoonseptualisasi
atau memahami hal dimana ideologi terbentuk. Jika konotasi adalah penanda dari
tatanan kedua, maka mitos adalah petanda dari tatanan kedua117
Karena Film merupakan media komunikasi yang menampilkan pesannya
melalui rangkaian tanda visual atau Audio, maka pemilihan metode yang dapat
menganalisis itu terdapat dalam metode semiotika. Selanjutnya bentuk data yang
akan penulis sajikan nanti dapat berupa table yang berisikan gambar yang
mengandung unit analisis serta adanya table yang secara khusus berikan
penjabaran singkat mengenai inti dari unit analisis, yang kemudian diteruskan
kedalam bentuk paragraph untuk menjabarkan kedalam rangkaian kalimat yang
menyambungkannya. Kemudian dalam penelitian ini juga akan ditemukan table
lainnya yang berisikan mengenai pembahasan berdasarkan tenknik analisis roland
barthes yang secara keseluruhan telah terpilih karena memiliki kandungan penting
terkait dengan adanya gambaran konspirasi spionase siber atau dengan kata lain
merupakan inti dari unit analisis terbut. berikut adalah deskripsi analisis penulis
menggunakan metode analisis semitika Roland Barthes terhadap kedepalan unit
analisis yang telah diseleksi dari film snowden :
117 John fiske Op.Cit hal 140 -141
89
4.2.1 Deskripsi Analisis Makna Semiotik Roland Barhtes
Table 4. 1 Adegan Tes perekrutan bakal calon Anggota CIA
Penanda
Type Of Shoot Visual Audio
Adegan tes perekrutan calon anggota baru CIA 12:59:00 – 13:33:00
Corbin O’Brian :
Tiap server atau
koneksi.
medan pertempuran
modern terjadi di
mana-mana .
Itu artinya kalian tak
perlu sembunyi di
parit sambil makan
jatah ransum atau
menghindari hujan
mortar.
Ini artinya jika
terulang lagi tragedi
September 11, artinya
itu kesalahan kalian
Sama seperti
kesalahan terakhir
ketika di jamanku.
Percayalah kalian
takkan mau hidup
seperti itu
crane shot yang
mengambil setting tempat
tes perekrutan bakal calon
anggota CIA
Gambar diambil secara
medium Shot yang
menyoroti tokoh corbin
Obrian selaku instruktur
CIA yang tengah
memberikan gesture
tangan menunjuk kepada
para peserta yang hadir
Gambar Medium Shot
memperlihatkan tokoh
Corbin Obrian
memberikan gesture
berupa tangan kanannya
ditaruh didepan dadanya
Gambar close up wajah
snowden yang diambil dari
sisi wajah kanan samping
snowden memperlihatkan
ekspresi serius dan terpaku
kepada satu titik didepan
90
Petanda
1. penggunan Teknik pengambilan gambar secara crane shot, kerap digunakan
oleh sutradara perfilman pada akhir film atau pada suatu adegan dramatis guna
menggambarkan kesan kesendirian tokoh atau perasaan perasaan melankolis.
Minimnya cahaya yang digambarkan dalam film memunculkan kesan yang
pengap dan suram sehingga menambah kesan yang telah dimunculkan.
2. gestrure tangan menunjuk corbin obrian dengan jari telunjuk dan jari
tengahnya memang terlihat biasa saja, gestrure tangan ini digunakan oleh para
petinggi keagaaman atau politik sebagai suatu penucilan (ex-communication)
yang ditujukan kepada orang lain atau pengikutinya.118
3. ditaruhnya tangan kanan terbuka didepan dada dapat dikatakan sebagai simbol
penghormaat dan kesetiaan sehingga gesture tangan seperti ini dapat berarti
sebagai bentuk peyerahan diri para calon anggota dalam menerima setiap
perintah yang diberikan
4 padangan lurus kedepan dengna mulut yang terkuci rapat dapat diartikan
sebagai suatu pertanda adanya Guncangan mental
Mitos
1. bayang bayang misterius yang kelam dimana sang karakter akan mulai
memasuki sebuah momen baru dalam hidpunya yang penuh dengan tekanan dan
kesendirian
2. gesture tangan menunjuk yang dilakukan oleh seorang instruktur kepada
bawahannya merupakan sebuah tidnakan yang cukup mengintimidasi dan
menekan mental orang yang ditunjuknya
3. sebagaimana jantung merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia selain
otak maka para anggota harus rela memberikan loyalitasnya paling tinggi yang
meraka miliki untuk terus menjalankan segala perintah yang diberikan
4. seseorang saat menerima informasi atau perintah yang diluar pemikirannya
akan mengalami guncangan mental
118 Jerry. D. Gray. Art of Depiction (mereka menipu dunia). jakarta : Sinergi . 2011. Hal 128
91
Table 4. 2 Peta Roland Barhtes pada Adegna Perekrutan Calon Anggota CIA
Penanda (Signfier) Petanda (Signfied)
“Ini artinya jika terulang
lagi tragedi September
11,
artinya itu kesalahan
kalian”
Ada tindakan terencana
dan terstruktur yang
dilakukan oleh
sekelompok orang
melalui server dan
koneksi atas dengan
perintah utama sebagai
perlindungan dari
ancaman perang modern
dan tragedy 11 september
Tanda Denotatif / Penanda Konotasi
(Denotatif Sign/ Conotative Signifier)
Petanda Konotatif
(Conotative Signified)
Adanya tekanan dari atasan bahwa tugas utama dari
para anggota adalah mampu mencegah dan
mengagalkan serangan digital ataupun terorisme
seperti yang pernah terjadi pada 11 september
Trauma dan teror yang
dapat digunakan untuk
mendorong manusia
untuk bekerja lebih keras
Tanda Konotatif (Conotative Sign)
Konspirasi spionase siber membebankan tanggung jawab besar pada tiap diri
anggota untuk patuh dan bertindak antisipatif terhadap serangan teror digital dan
non digital
92
Table 4. 3 Denotas, Konotasi, dan Mitos
Denotasi Konotasi Mitos
Konpirasi Spionase siber
memberikan tekanan pada
tugas utama para anggota
untuk mampu mengagalkan
serangan terorisme yang
serupa dengan 11 september
Konspirasi spionase siber
memebankan tanggung
jawab besar pada tiap diri
anggota untuk bertindak
antisipatif dan reaktif
terhadap serangan teror
digital dan non digital
Konspirasi spionase
siber memanfaatkan
rasa takut pada diri
manusia akan
peristiwa teror tertentu
untuk mendapatkan
loyalitas mereka
Hasil analisis Semiotik pada adegan pertama
1. Makna Denotasi
Hasil analisis diambil dari satu rangkaian adegan (sequence) didalam film
Snowden pada menit ke 12 lewat 59 detik hingga menit 13 lewat 33 detik. Unit
analisis pertama ini didapatkan dimana dari adegan itu didapatkan 4 potogan
gambar yang didalamnya telah terindikasi memiliki kandungan makna tentang
gambaran konpirasi spionase siber dikarenakan cerita pada sequence ini seputar
aktivitas perekrutan calon anggota CIA yang dipimpin oleh seorang Instruktur
dari CIA bernama Corbin Obrian. Seting tempat ajang perekrutan anggota CIA ini
berlangusung pada sebuah ruangan yang cukup luas dengan jendela besar tanpa
tirai sehingga sinar matahari dapat masuk kedalam dan lampu neon untuk
menerangi barisan meja berkomputer menghadap pada satu monitor besar dengan
tampilan kode binary hijau yang terus berubah- ubah setiap waktunya.
93
Dalam adegan pertama ini juga diperlihatkan tentang 12 orang peserta
termasuk snowden yang akan mengikuti tes perekrutan anggota CIA yang dipandu
oleh instruktur senior dari CIA bernama Corbin Obrian beserta rekan rekan yang
akan membantunya. Pada adegan pertama ini, kepribadian dari Corbin Obrian
digambarkan sebagai seorang isntruktur yang kaku, misterus dan berbahaya
bahkan sejak awal pembicaraannya kepada para calon anggota CIA, dimana ia
memulai dengan sebuah opini mengenai peperangan modern yang tengah terjadi
bukan di irak atau Afghanistan melainkan terjadi disini dan saat ini, juga terjadi di
London, Berlin, dan Istambul yang dilakukan melalui server dan Connection
Tak hanya perkataannya, bahkan gesture tubuhnyapun dapat
meggambarkan kepribadiannya yang kaku dan misterius terutama dalam adegan
tertentu dimana ia menggunakan jari telunjuk dan jari tengahnya untuk menunjuk
peserta tes dan gesture tangan yang nyaris terbuka ketika ia membicarakan tentang
hal penting seperti nasib para anggota ditempat tersebut yang tidak perlu khawatir
akan terlibat dalam peperangan fisik yang memakasa mereka untuk menderita di
medan perang, dan pada dialog dirinya yang menyinggung tentang beban tugas
anggota CIA yang diharukan untuk dapat mencegah kejadian serupa dengan
peristiwa di tanggal 11 september, serta gesture tangan didada ketika ia
menyesalkan kegagalannya dalam menjalankan tugasnya. Dari berbagai penanda
dan petanda yang ada, maka makna denotasi dari adegan ini adalah Konpirasi
Spionase siber memberikan tekanan pada tugas utama para anggota untuk mampu
mengagalkan serangan digital ataupun terorisme yang serupa dengan 11
september.
94
2. Makna Konotasi
Pemilihan seting lokasi yang berada dalam sebuah ruangan cukup lapang
dengan jendela yang lebar, mungkin kiranya digunakan oleh sang sutradara untuk
menggambarkan kerahasian dari tes yang tengah dilakukan tersebut, dimana
terdapat suatu atmosphere lokasi yang menampilkan sebuah screen suasana tes
penerimaan bakal calon anggota CIA yang didominasi oleh warna pucat dengan
tone warna yang sedikit sedikit kelam walaupun disana terdapat beberapa jendela
besar yang terbuka lebar sehingga sinar matahari terlihat dapat masuk dengan
leluasa disana. kemudian untuk menggambarkan kerumitan dan tekanan dari
situasi tersebut, maka ditambahlah dengan hadirnya Sebuah monitor besar yang
sengaja ditempatkan di depan ruangan dengan kode kode binary yang berubah
ubah serta instruktur yang berkeliling ruangan untuk melihat dan memberikan
penilaian dengan melihat lebih dekat sosok para calon anggota.
Secara dialog, Kegentingan akan situasi dari proses seleksi ini dapat
diperhatikan melalui perkataan yang terlontar dari sang instruktur yang turut
menyatakan jika pada saat itu tengah terjadi peperangan modern yang dilancarkan
melalui server dan koneksi yang melanda hampir seluruh dunia dapat juga
mengacu pada suatu hal yang sangat penting dan menjadi poin penting. Selain itu
sang instruktur juga menyatakan jika dari peperangan tersebut dapat memicu
suatu kejadian yang sebanding dengan kejadian traumatik pada tanggal 11
september yang dikenal sebagai suatu tanggal penuh luka dari peristiwa teror yang
terus diingat tidak hanya oleh rakyat amerika itu sendiri, melainkan juga oleh
seluruh masyarkat diseluruh dunia.
95
instruktur aka Corbin seakan berusaha untuk memberikan tekanan kepada
para calon anggota CIA, untuk terus mengingat bahwa mereka akan menanggung
beban yang amat berat dan tugas yang penuh resiko. dan Gesture tubuh untuk
memperkuat sang tokoh corbin dalam memberikan intimidasinya, ia digambarkan
kerap melakuan gesture tangan yang tepat seperti menggunakan gestur tangan
pengucilan yang berupa gerakan menunjuk dengan menggunakan jari tengah dan
jari telunjuk disaat berkata “jika terjadi lagi” dan gesture tangan the right-hand
rule untuk menyatakan focus pekerjaan mereka. Peristiwa tersebut dapat mengacu
kembali kepada kekacauan politk, ekonomi dan sosial di amerika serikat yang
pada akhirnya memunculkan fenomena deskriminasi Ras, Agama dan Suku.
penggunaan kata perang dalam adegan ini juga dapat merujuk kepada
kengerian dan teror yang ditimbulkannya, karena apabila kita teringat kata perang,
maka gambaran yang muncul dalam benak kita adalah momok mengerikan yang
menewaskan manuisa dalam jumblah yang besar. Dari rangkaian tanda tersebut
tersusun makna lainnya yaitu munculah sebuah gerakan terencana dan terstruktur
sekelompok orang untuk mencegah hal yang mereka takutkan dengan cara
memanfaatkan teknologi server dan koneksi. sehingga makna konotatif yang
dapat ditemukan dalam adegan ini mengenai penggambaran konspirasi spionase
siber yang penulis dapatkan dengan melihat berbagai hubungan dan arti dalam
sistem penandaan di adegan ini adalah Konspirasi spionase siber memebankan
tanggung jawab besar pada tiap diri anggota untuk bertindak antisipatif dan reaktif
terhadap serangan teror digital dan non digital.
96
3. Mitos Konspirasi Spionase siber dalam unit analisis pertama
Adapun dalam menganalisis potongan adegan ini, penulis menemukan
makna yang saling berkaitan dengan satu sama lain sehingga memunculkan suatu
makna baru yang disebut mitos. Untuk keterkaitan makna yang pertama adalah
penggunaan tragedy mengerikan yang pernah terjadi pada tanggal 11 september
yang dikatakan oleh sang instruktur jika kejadian tersebut terjadi karena adanya
kelalaian para petugas pemerintahan dalam melakukan pengawasan dan
pemantauan pada pelaku penyerangan sehingga memunculkan suatu hal yang
sangat mengerikan bahkan terus terngiang dalam setiap ingatan orang yang
menyaksikannya. Kemunculan dari Musuh utama mereka osama bin laden harus
segera ditangani meskipun dari hal itu akan berakibat pada digelontorkannya dana
negara Amerika Serikat sebayak 40 millyar dolar hanya untuk persiapan perang
dengan “teroris” ditumir tengah. Kemudian mitos tentang bagaimana tidak
enaknya hidup di zaman sepeti itu yang sudah diketahui secara umum jika pihak
amerika merupakan pihak yang menjadi tertuduh sebagai pelaku konspirasi
dengna tujuan untuk membuat masyarakat muslim menjadi terbatas yang pada
akhirnya tertuduh menjadi dalang segala bentuk terorisme diseluruh dunia Mitos
berikutnya adalah perang tidak lagi dilakukans secara fisik melainkan dilakukan
melalu server dan koneksi yang artinya perang modern bukanlah perang
mengandalkan teknologi primitive seperti pada perang dunia ke satu dan kedua.
dari mitos didalam adegan ini, maka kita akan menemukan mitos berupa
Konspirasi spionase siber memanfaatkan rasa takut pada diri manusia akan
peristiwa teror tertentu untuk mendapatkan loyalitas mereka.
97
Table 4. 4 Adegan Instruski lanjutan pasca penerimaan anggota CIA
Penanda Type of Shoot
Visual Audio
Instruksi penerimaan anggota baru CIA 00:20:06 - 00:21:16
Corbin Obrian :
Yang kalian lihat
hanyalah sebagian
dari kebenaran
Undang-undang
pengawasan Intelljen,
Peradilan FISA (FISA
Court) Kita
menghormati
amandemen konstitusi
keempat di negeri ini
di mana kami
mengeluarkan surat
perintah atas dasar
kecurigaan.
Tapi terkadang surat
perintah harus
diterbitkan secara
rahasia, jadi kita tak
perlu
memperingatkan
tersangka yang kami
mata-matai. Proses
hukum ini bersifat
rahasia, yang artinya,
kejutan!
Gambar menampilkan wajah
close up tokoh corbin obrian
yang tengah menuliskan
kata FISA di whiteboard
untuk menjelaskan hukum
hukum yang melindungi
agen rahasia kepada para
anggota baru CIA.
Gambar Close up wajah
Snowden yang menampilkan
ekspresi cemas dari balik
komputer dimejanya sambil
mendengarkan dan menatap
satu titik yaitu corbin obrian
Gambar medium shot corbin
obrian membelakangi layer
besar komputer yang
menampilkan data berwarna
hijau dengna wajah
mendongak
Medium shot tokoh corbin
yang memberikan senyum
penuh percaya diri kepada
para anggota sambil
mengangkat media massa
(koran)
98
Petanda
1. hitam diatas putih merupakan suatu tanda akan adanya perjanjian sebagaimana
munculnya istilah ada hitam diatas putih yang telah dikenal sejak lama ketika ada
pihak pihak yang sedang melakukan negosiasi. Hitam dan putis merujuk pada
adanya suatu warna yang absolut dimana hanya warna hitam yang dapt bertahan
lama diatas sesuaut yang putih. Tokoh Obrian juga terlihat memberikan garis
lingkar pada kata FISA yang dapat berarti akan adanya batas batas dan larangan
larangan yang boleh dan tidak boleh dilanggar oleh para pelaku.
2. Snowden digambarkan memberikan gesture berupa wajah yang ditarik
mendekati lehernya dengna wajah yang terlihat merengut dapat diartikan sebagai
merupakan suatu bentuk petanda akan kekagetan atau ketidak percayaan akan
suatu hal yang bari diterimanya
3. tokoh obrian menjelaskan dengan dagu terangkat dan ekspresi awajah yang
terkesan meledek, hal ini dapat diartikan sebagai suatu sikap arogansi yang kerap
ditampilkan oleh seseorang yang merasa memiliki kemampuan atau kelebihan
disbanding orang lain.
4. koran yang terangkat tinggi dengan ekspresi senyum dapat diartikan jika
konspirator memiliki wewenang atau kemampuan khusus untuk menyeleksi dan
menentukan pesan apa saja yang boleh dikandung dan termuat dalam sebuah
pemberitaan di media
Mitos
1. dalam semua perjanjian tugas atau perintah selalu memiliki kontrak dan aturan
yang mendasari para pelaku dalam melakukan kegiatan yang hal ini bersifat
mutlak dan tidak boleh dilanggar oleh si pelaku tersebut.
2. segala perintah yang diberikan oleh atasanya bahkan mampu membuat kejutan
metal bagi para pelakuknya sendiri.
3. para pelaku konspirat merasa diatas angin karena sediktinya pengetahuan
masyarakat akan segala hal yang mereka miliki dan sembunyikan
4. dengan segala kekuasaan yang dimilikunya para pelaku konspirator berada
diatas angin sehingga mudah menghindari dan memelintir berita pada media
99
Table 4. 5 Peta Roland Barthes Adegan Instruski pasca penerimaan anggota CIA
Penanda (Signfier) Petanda (Signfied)
“Tapi terkadang surat
perintah harus diterbitkan
secara rahasia jadi kita
tak perlu memperingatkan
tersangka yang kami
mata-matai. Proses
hukum ini bersifat
rahasia, yang artinya,
kejutan!”
Instruktur CIA
Corbin Obrian
sedang memberikan
suatu arahan khusus
kepada para anggota
baru CIA bahwa
terdapat sebuah
perintah dan hukum
yang melindungi dan
menaungi mereka
bernama FISA yang
dikeluarkan secara
rahasia untuk
menjerat orang
orang yang mereka
curigai
Tanda Denotatif / Penanda Konotatif
(Denotatif Sign/ Conotative Signifier)
Petanda Konotatif
(Conotative Signified)
Konspirasi spionase siber merupakan sebuah
tindakan yang mneggunakan asas kecurigaan
sebagai suatu pemicu dilakukannya penyelidikan
suatu kejahatan yang belum dapat dipastikan
keutuhan datanya
Kecurigaan dalam diri dapat
mendorong seseorang untuk
melakukan suatu
penyeledikian terhadap apa
yang dicurigainya
Tanda Konotatif (Conotative Sign)
Konspirasi Spionase siber adalah sebuah tindakan terstruktur yang memanfaatkan
informasi intelijen untuk memberikan serangan kejutan
100
Table 4. 6 Denotasi, Konotasi dan Mitos
DENOTASI KONOTASI MITOS
Konspirasi spionase siber
merupakan sebuah tindakan
yang mneggunakan asas
kecurigaan sebagai suatu
pemicu penyelidikan tindak
kejahatan secara rahasia
Konspirasi Spionase siber
adalah tindakan yang
terstruktur yang dilakukan
secara terselubung dan
tidak disadari oleh
masyarakat
Konspirasi spionase siber
merupakan tindakan yang
penuh dengan tipu daya
dalam menjerat setiap
pihak yang menjadi
targetnya
Hasil analisis Semiotik pada Unit Analisis Kedua
1. Makna Denotasi dari unit analisis kedua
Pada sequence kedua yang menjadi unit analisis ini di mulai pada menit ke
00:20:06 hingga ke menit 00:21:16 ini, menceritakan tentang kelanjutan dari tes
penerimaan anggota CIA yang sebelumnya, tetapi pada kali ini telah terpilih para
anggota baru CIA yang kembali menerima arahan dan penjelasan dari instruktur
CIA Corbin Obrian perihal perintah perintah lanjutan yang harus dikeathui oleh
para anggota baru CIA terkait dengan wewenang serta tugas yang akan mereka
lakukan selama mereka turut bertugas dan berkontribusi di dalam organisasi CIA
ini. dengan gaya berpakaian semi Formil, tokoh instruktur Corbin Obrian
pertama-tama menunjukan koran ternama di Amerika yaitu “time” kepada para
anggota yang berada disana karena koran tersebut tengah mengangkat dan
memberitakan mengenai isu intelijen yang menangkut Presiden Amerika Serikat
kala itu George W. Bush Jr. yang memberikan izinnya untuk melakukan aksi
pengumpulan data intelijen milik masyarakat.
101
Setelah menunjukan koran tersebut kepada para anggota baru CIA, Corbin
membuka sesi tanya jawab dengan para anggota mengenai pandangan mereka
tentang pemberitaan itu yang kemudian dijawab oleh anggota baru CIA yang
dipanggil RIO, Dimana pandangan rio, ia mengatakan jika hal itu melanggar
peraturan yang kemudian dibalas dengan tanggapan Corbin Obrian yang dengan
santai mengatakan bahwa ada aturan keempat yaitu FISA yang memberikan
mereka wewenang terhadap penyelidikan atas dasar keraguan kepada target yang
dicurigai melalui mata mata mereka.
Dalam adegan ini, Tokoh Snowden kerap menampilkan ekspresi yang
tenang namun serius berbda dengan tokoh corbin yang kerap membeikan
senyuman sinis terutama saat ia melakukan monolog yang berbunyi “Yang
seringkali tak melihat gambaran penuh atau mengabaikannya untuk ditulis. Yang
kalian lihat hanyalah sebagian dari kebenaran Undang-undang”. Hingga pada
akhirnya mereka akan melakukan penyeranan atau suatu tindakan yang tidak
disadari oleh target dan hal seperti itu tak akan dimuat oleh media. izin dari
Presiden amerika serikat yang saat itu menjabat yaitu Josh W Bush atas perizinan
perintah memata matai. Menurut sang instruktur apa yang ditampilkan dalam
media bukanlah seluruhnya, karena terdapat beberapa hokum yang tidak mungkin
dimuat dimedia dikarenakan sifatnya yang begitu rahasia. Sehingga makna
denotatif yang penulis temukan dari afegan ini adalah Konspirasi spionase siber
merupakan sebuah tindakan yang mneggunakan asas kecurigaan sebagai suatu
pemicu penyelidikan tindak kejahatan secara rahasia.
102
2. Makna Konotasi onspirasi spionase siber dalam unit analisis kedua
konspirasi spionase siber adalah sebuah tindakan direncakan secara rahasia
oleh sekelompok orang dalam lembaga intelijen yang dilakukan atas dasar
kecurigaan pada orang yang tertuduh telah melakukan tindak kejahatan Secara
tersirat tokoh Corbin Obrian memberikan sebuah pesan jika informasi dari
kegiatan konspirasi spionase siber ini tidak sepenuhnya diketahui oleh pewarta
berita atau jurnalis sehingga kecil kemungkinan media dapat mengangkat berita
tentangnya karena penyebaan berita tanpa sumber yang jelas merupakan hal yang
fatal bagi sebuah perusahaan media. Adapun mereka tahu, maka hal yang mereka
ketahui tidaklah sebuah informasi utuh melainkan sebuah informasi yang sudah
dilakukan pemenggalan sehingga dapat menghilangkan kredibelitasnya. Hal
tersebut dapat terjadi karena tindakan mata mata sendiri merupakan sebuah
tindakan yang telah dijalankan secara rahasia dan bergerak atas dasar kecurigaan.
Dari hal tersebut maka Penanda konotatif yang ditemukan penulis dalam
adegan ini adalah konspirasi spionase siber dilihat sebagai sebuah tindak hukum
yang telah direncakan secara rahasia oleh sekelompok orang dalam lembaga
intelijen yang dilakukan atas dasar kecurigaan pada orang yang tertuduh telah
melakukan tindak kejahatan. Sedangkan petanda konotatifnya adalah Konspirasi
spionase siber penuh tipu muslihat yang sengaja dilakukan sebagai bentuk
penegakan hukum yang dilakukan berdasarkan asas ketidak percayaan. sehingga
tanda konotatifnya berupa Konspirasi Spionase siber adalah tindak hokum yang
penuh tipu muslihat dalam menjerat pelaku kejahatan yang dilaksanakan
berdasarkan inforamasi mata mata
103
3. Mitos Konspirasi Spionase siber dalam pnit analisis
Sebelum ditangkapnya seorang tersangka oleh lembaga pengamanan milik
negara, para pelaku tersebut telah terlebih dahulu dintai atau dimata mata oleh
para intelijen yang bertugas dengan menggunakan asas kecurigaan sebagai
pedoman utama operasi tersebut. Para agen intelijen bertugas Tanpa meperhatikan
pandangan masyarakat yang menganggap mereka telah melaukan pelanggaran hak
privasi seseorang sebagaimana corbin katakan jika hal tersebut tidaklah berlaku
bagi para anggota intelijen karena terdapat aturan yang jauh lebih kuat
dibandingkan dengan aturan yang masyarakat biasa ketahui tersebut.
Aturan itu disebut dengan FISA (Foreign Intelligence Surveillance Act)
atau sebuah hukum mengatur tentang prosedur pengawasan fisik dan elektronik
dan pengumpulan informasi intelijen asing antara "kekuatan asing" dan "agen
kekuatan asing" yang dicurigai melakukan spionase atau terorisme. Undang-
undang tersebut menciptakan Pengadilan Penuntut Intelijen Asing (Foreign
Intelligence Surveillance Court - FISC) untuk mengawasi permintaan waran
pengawasan oleh badan penegak hukum dan intelijen federal. Peraturan tersebut
telah berulang kali mengalami perubahan terhitung sejak 11 september 2001 dan
dari hal tersebut adapun mitos yang kita ketemukan adalah Konspirasi spionase
siber juga dapat menggunakan hukum hukum atau aturan aturan yang tak
diketahui masyarakat umum untuk menjerat para calon tersangka atau para pelaku
kejahatan lainnya sehingga hal tersebut mengindentikan jika konspirasi spionase
siber adalah tindakan yang penuh dengan tipu daya dalam menjerat setiap pihak
yang menjadi targetnya.
104
Table 4. 7 Adegan pertemuan Edward J. Snowden dengan Gabriel Sol di ruang data CIA
Penanda
Frame Script/Audio Type Of Shot
Pertemuan snowden dan Gabriel sol untuk pertama kali 33:57 – 35:26
Edward J. Snowden :
Dan ini seperti, target yang
bisa terlihat?
Gabriel Sol :
99% berasal dari kumpulan
program Upstream, Muscular,
Tempora, PRISM.
Edward J. Snowden :
Prism?
Gabriel Sol :
Rupanya kau ini Si Kecil Putri
Salju yang seolah membuatku
jadi penyihir yang memberimu
apel beracun.
Gabriel Sol :
Tampilan A, Seorang warga
Oakland, Justin Pinsky menulis
di papan pesan. Terlihat
menarik. Ini dari G-chat
Edward J. Snowden:
Bagaimana cara
mengetahuinya?
Gabriel Sol :
Kata kuncinya adalah
"Menyerang", "Memberi
pelajaran", "Bush" Sama saja
seperti pencarian Google tapi
bukan untuk mencari hal biasa,
yang orang publikasikan, juga
mencari yang tidak. Email,
chat, SMS, apa pun.
Edward J. Snowden:
Ya, tapi orang macam apa?
Gabriel Sol :
Dari seluruh kerajaan ini, Putri
Salju.
Gambar long shot yang
menampilkan keadaan
suatu ruangan dengna
beberapa pipa besar dan
seperangkat komputer
Gambar longshot yang
memperlihatkan osok
Gabriel sol dihadapan
komputer denga 6 layar
Gambar close up pada
tampilan monitor
komputer yang
menunjukan program
pencarian data intelijen
dengan temuan data
yang mencurigakan
Gambar diambil secara
Open shoulder shot
melalui bahu snowden
kepada wajah Gabriel
sol yang tersenyum saat
menunjukan data
intelijen untuk snowden
105
Petanda
1. rangkaian pipa pipa kabel yang digunakan dalam adegan ini tidaklah asing
terlihat dalam sebuah film yang membawa genre SCI-FI atau genre terkait
dengna teknologi canggih. Namun secara petanda rangkaian kabel yang terlihat
seperti gorong gorong dalam film dapat berarti juga adanya suatu hal yang
disembunyikan dan tertutup dari dunia luar karena sempitnya ruang gerak dan
minimnya pencahaayan ditempat tersebut.
2. penggunaan layer monitor lebih dari satu meruapak hal yang umum dalam
dunia teknisi komputer guna memperluas tampilan informasi dari software yang
di proses secara berbeda sehingga dapat menjangkau lebih luas.
3. layer yang seperti tampilan google search meruapakn software bernama
xkeysource yang digunakan oleh snowden dan Gabriel sol untuk mengumpulkan
informasi yang diambil secara rahasia dari target operasi
4 tokoh gambriel sol memberikan senyum meledek kepada snowden yang tengah
terfokus pada layar dengan informasi intelijen yang baru dilihatnya. Dengan
penuh percaya diri sol juga mengatakan snowden adalah putri salju dan dirinya
adalah penyihir yang dapat diartikan jika Gabriel sol adalah seorang karakter
jahat yang kerap mengumpulkan informasi intelijen dibandikan snowden yang
kala itu adalah anggota baru CIA.
Mitos
1. tidnakan memata matai seseorang adaah tindakan yang selalu dilakukan dan
bergerak dalam bayang bayang dimana tidak banyak orang yang dapat
mengetahuinya
2.semakin banyak layer yang terhubung maka akan semakin banyak informasi
yang dapat dikumpulkan dan diambil
3. mengerucutkan informasi dari segala sampah informasi bukanlah hal yang
rumit apabila menggunakan program xkysource itu
4. putri salju merupakan tokoh prontagonis sedangkan Ibu penyihir adalah tokoh
antagonis yang selalu membayangi dan mengawasi snowhite melalui cermin
ajaib yang mengtahui segalanya.
106
Table 4. 8 Peta Roland Adegan pertemuan Edward J. Snowden dengan Gabriel Sol di ruang
data CIA
Penanda (Signfier) Petanda (Signfied)
“Sama saja seperti
pencarian Google tapi
bukan untuk mencari hal
biasa, yang orang
publikasikan, juga
mencari yang tidak.
Email, chat, SMS, apa
pun”.
Staf NSA Gabriel Sol
sedang melakukan
pencarian informasi
milik sekelompok
orang melalui sebuah
software mesin
pencari data
xkeysource untuk
melihat data
terpublish dan yang
tidak terpublish
Tanda Denotatif / Penanda Konotatif
(Denotatif Sign/ Conotative Signifier)
Petanda Konotatif
(Conotative Signified)
konspirasi spionase siber mengumpulkan semua
informasi milik seseorang baik yang terpublish
maupun yang tidak selama masih menggunakan
teknologi komunikasi
Konspirasi spionase siber
menjelajah semua data yang
ada pada jaringan teknologi
komunikasi modern
Tanda Konotatif (Conotative Sign)
Konspirasi spionase siber telah mampu menjamah seluruh jaringan teknologi
komunikasi modern melalui suatu software yang dapat melacak segalanya
107
Table 4. 9 Denotasi, Konotasi, dan Mitos
DENOTASI KONOTASI MITOS
konspirasi spionase siber
mengumpulkan informasi
milik seseorang baik yang
terpublish maupun yang
tidak terpublish selama
masih menggunakan
teknologi komunikasi.
Konspirasi spionase siber
dengan cepat menjamah
seluruh jaringan teknologi
komunikasi modern dan
mengambil segala
informasi penting
Konspirasi spionase siber
menyerang bagai virus
yang menghambat,
merusak dan menghisap
nutirisi penting milik
korban yang
dijangkitinya
Hasil analisis Semiotik pada Unit Analisis Ketiga
1. Makna Denotasi
Adegan ketiga film berlangsung pada menit ke 33 lewat 57 detik hingga
meni ke 35 lewat 26 detik dimana kemudian penulis memilih 4 potongan gambar
yang secara keseluruhannya menceritakan tentang pertemuan yang terjadi diantara
Edward J. Snowden sebagai anggota Central Inteleigce America dengan seorang
agen sekaligus hacker dari National Security Agent bernama Gabriel Sol. Pada
Adegan Pertama ini penulis melihat sebuah pesan yang menyampaikan tentang
bagaimana suatu badan intelijen milik Amerika serikat memanfaatkan sebuah
software bernama xkeysource sebagai suatu alat yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan beraneka macam informasi milik masyarakat baik yang sengaja
disebarkan olehnya ataupun informasi yang tersimpan pada perangakat teknologi
milik mereka.
108
Merasa harus menjawab pertanyaan dari Snowden tersebut, Gabriel Sol
menjelaskan jika software yang sedang ia operasikan ini tersusun dari 90 persen
Bahasa program. yang bertugas mengumpulkan segala informasi milik orang lain
dari media komunikasi modern seperti prism yang dipulikasikan oleh orang
tersebut atau pun yang tidak ia publikasikan ke pada public, sehingga Tak peduli
apakah informasi itu berharaga baginya ataupun tidak maka si software akan
tetap mengumpulkanya.
Dari beberapa Penanda yang ada dalam unit analisis, penulis menemukan
suatu pesan dalam potongan adegan percakapan snowden dengan Gabriel sol,
berupa kalimat yang dilontarkan oleh Gabriel sol yang berbunyi “Kata kuncinya
adalah "Menyerang", "Memberi pelajaran", "Bush" Sama saja seperti pencarian
Google tapi bukan untuk mencari hal biasa, yang orang publikasikan, juga
mencari yang tidak. Email, chat, SMS, apa pun”. dan saat berbicara hal tersebut ia
tengah mengoperasikan sebuah software yang mirip seperti mesin pencari Google
yang memiliki beberapa kolom yang diisi dengan kata kunci dari data yang ingin
diketemukan. Pencarian informasi tanpa disadari oleh orang yang sedang mereka
intai adalah kata kunci dari adegan ini, dimana daripadnya dapat kita ketahui jika
memang ada sekelompok orang yang memanfaatkan sebuah mesin pencari digital
dapat melihat data yang terpublish dan yang tidak pada email chat, sms dan
lainnya. Sehingga tanda denotasi dari adegan ini adalah konspirasi spionase siber
mengumpulkan semua informasi milik seseorang baik yang terpublish maupun
yang tidak terpublish selama sang target masih menggunakan teknologi
komunikasi digital.
109
Makna Konotasi
Konspirasi spionase siber dilakukan dengan cara memanfaatkan sebuah
program yang dapat mengumpulkan berbagai macam informasi yang
dipublikasikan maupun yang tidak oleh orang lain dengan Konspirasi spionase
siber dilakukan dengan cara memanfaatkan sebuah program yang dapat
mengumpulkan berbagai macam informasi yang dipublikasikan maupun yang
tidak oleh orang lain dengan konspirasi spionase siber mengumpulkan semua
informasi milik seseorang baik yang terpublish maupun yang tidak selama masih
menggunakan teknologi komunikasi.
Hal ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya suatu peristiwa
konspirasi lainnya yang dilakukan dan direncakan melalui aktivitas didunia
digital. Sehingga Gabriel sol melakukan pencarian yang berfokus pada tindakan
kriminalitas seseorang atau kelompok yang dapat membahayakan preseiden
mereka yang menjabat saat itu George W. Bush Junior. dalam dialoge berikutnya
juga ia mengibaraktan snowden seperti putri salju, tokoh yang kerap diindentikan
sebagai seorang yang lugu dalam memandang semua orang sebagai orang yang
baik dan tidak pernah mencurigai mereka. Sol juga berkata jika ia mengumpulkan
semua datanya melalui teknologi komunikasi seperti SMS, Email, telepon dan lain
sebagainya. Sehingga dari penjabaran adegan ketiga ini, penulis mendapatkan
makna konotatif dari penggambaran Konspirasi spionase siber uatu kegiatan
rahasia yang telah menjamah seluruh jaringan teknologi komunikasi modern.
110
Makna Mitos
Makna konspirasi spionase siber dalam adegan ini lebih banyak berbicara
tentang cara bekerja para hacker yang bekerja bagaikan sebuah virus yang dapat
menyerang tubuh korbannya tanpa disadari oleh sang korban. Hal tersebut
dilakukan dengan cara memasuki sistem jaringan target operasi tanpa sang target
ketahui, dan para pelaku mulai mengumpulkan informasi informasi tersebut tanpa
melihat apakah inforamsi tersebut ingin diketahui orang lain ataupu tidak dan
menyerang tidak peduli apakah itu bersalah dari perusahaan teknologi terkemuka
atau tidak.
Sebagaimana kejadian serupa yang pernah menimpa negara Iran dimana
dalam hal itu, merka mendapatkan serangan digital melalui virus berbahaya yang
menyerang komputer penting mereka. Namun untungnya hal itu dapat segera
mereka atasi karena Pemerintah Iran mengatakan telah ada alat penghapus virus
berjenis malware yang sengaja diciptakan dengan target serangan ke industri
minyak milik negara itu. Detektor virus itu diciptakan Maher Center, pusat
komputer nasional Iran. Alat ini berupa perangkat lunak yang bisa mendeteksi dan
menetralisir virus berbahaya itu. Iran pun mengakui telah mengguakan antivirus
ternama didunia namun Sayangnya, anti-virus tak ada yang berhasil meenemukan
virus canggih itu. Hal ini tentulah berbahaya, bagainama jika suatu negeara tak
sebernutung iran dalam mengahadapi serang virus bertubi tubi itu. Sehingga
makna mitos berupa konspirasi yang didapatkan adalah Konspirasi spionase siber
bergerak bagaikan virus yang menghambat, merusak dan menghisap nutirisi
penting milik korban yang dijangkitinya.
111
Table 4. 10 Adegan Kunjungan Perwakilan Jepang ke Markas CIA
Penanda
Visual Audio Type of Shoot
Kunjungan Perwakilan Jepang ke Markas CIA 00:56:24-00:57:15
Snowden :
Mereka bilang itu
melanggar hukum.
Tapi tetap saja kami
sadap negaranya. Dan
tak berhenti sampai di
sana. Ketika berhasil
masuk dalam sistem
komunikasi, kami
lanjutkan menuju
infrastruktur fisik
mereka. Kami
menanam program
kecil ke dalam
pembangkit listrik,
bendungan, rumah
sakit. Idenya jika
Jepang satu hari kelak
bukan lagi sekutu kita,
artinya kita bisa
"memadamkan"
negara itu.
Utusan jepang melihat
tampilan gambar dimonitor
yang sedang melakukan
siaran langsung dari drone
Medium shot sosok
snowden dari arah samping
yang tengah
mengoperasikan koputer
membuat dirinya seakan
tengah berada disamping
bingkai gambar pertemuan
Gambar diambil secara
Long shot kepada sesosok
teknisis komputer yang
tengah berada diruang
sercer dengan penerangan
seadanya dari lampu
berwarna biru
Gambar extreme close up
terhadap tangan snowden
yang tengah memegang
mouse dengan
memberikan gesture tangan
yang akan mengklik mouse
tersebut
112
Petanda
1. banyak pelaku konspirasi spionase siber melakukan pengawasan secara jarak
jauh tanpa diketahui sang target. Hal ini berkaitan dengan efisiensi waktu dan
dana sehingga perbuatan mengawasi secara jauh ini digemari oleh banyak pihak
pihak militer dan intelijen karena jangkauannya yang luas.
2. meskipun perbuantan pengawasan secara digital atau Spionase siber
merupakan tindakan yang digemari oleh pihak militer suatu negara, namun dilain
sisi hal tersebut juga tidak disukai oleh mereka karena mereka mengetahui hal
hal apa saja yang dapat dilakukan. Sisi setuju dan tidak sejuju dalam sequence ini
digambarkan dengan snowden yang menyamping menghadapi komputer dengan
disisi kanannya terdapat para pejabat diruangan berbeda tengah melakukan suatu
perundingan penting mengenai masalah spionase siber yang dilakukan amerika
terhadap jepang.
3. bergerak dalam bayang bayang cahaya lampu biru dapat diartikan ebagai uatu
perbuatan rahasia dimana wajah dari pelaku tidak terlihat dan tampak secara jela
selain itu warna biru merupakan warna yang digunakan sebagai symbol dari
sesuatu yang dingin seperti air, angi, langit, atau es.
4 gambar mouse dengan tangan merupakan sebuah petanda dari indikasi
tindakan yang menyerpunyai sebuah pencetus Detonatom bom, dimana klik pada
mouse kadang kala digunakan untuk membuka atau memilih suatu file atau
aplikasi untuk ditampilkan atau dieksekusi.
Mitos
1. intelijen dan spionae merupakan sesuatu yang sulit dipisahkan
2. selalu ada pihak yang mencuri lihat dan dengar terhadap segala aktivita
rahasia pihak lain dan selalu ada pertentangan dikeduanya
3. dalam setiap kesempatan selalu ada pihak yang menyusup dalam kegelapan
bayang bayang yang kehadirannya kerap luput dari pengamatan
4. dengan kekautan teknolog informasi jaringan saat ini, menghancurkan atau
melumpuhkan suaut negara secara jarak jauh bukanlah hal yang mustahil dan
sulit untuk dilakukan
113
Table 4. 11 Peta Roland Barthes Adegan Kunjungan Perwakilan Jepang ke Markas CIA
PENANDA PETANDA
“Kami menanam
program kecil ke dalam
pembangkit listrik,
bendungan, rumah sakit.
Idenya jika Jepang satu
hari kelak bukan lagi
sekutu kita, artinya kita
bisa "memadamkan"
negara itu.”
Adanya sekelompok
orang yang tugaskan
untuk menanamkan
dan mengopresikan
program yang dapat
memadamkan sebuah
negara
TANDA DENOTASI / PENANDA KONOTASI PETANDA KONOTASi
Konspirasi spionase siber mengawasi arah politk
keberpihakan dari negara sekutu dan apabila
terjadi pergeseran kubu maka program yang dapat
memadamkan negara tersebut akan diaktifkan
Konspirator spionase siber
mengaktifkan program yang
mematikan fungsi
insfrastruktur di negara
apabila sekutu menjadi
musuh
Tanda Konotatif (Conotative Sign)
konspirator spionase siber memanfaatkan celah pada teknologi untuk emngatur
keberpihakan dan loyalitas dari negara yang menjadi sekutu
114
Table 4. 12 Denotasi, Konotasi, dan Mitos
DENOTASI KONOTASI MITOS
Konspirasi spionase siber
menggunakan sebuah
program berbahaya yang
akan digunakan untuk
mematikan fungsi
infrastruktur suatu negara
apabila negara berpaling
dari keberpihakan mereka
konspirator spionase
siber memanfaatkan
celah yang tak diketahui
pada teknologi negara
sekutu yang dapat
digunakan untuk
mengatur arah
keberpihakan mereka
konspirasi spionase siber
dapat digunakan untuk
mengintervensi
keberpihakan suaut
negara sekutu dengan
ancaman teknologi
Hasil analisis Semiotik pada unit analisis Keempat
1. Makna Denotasi
Adegan keempat yang penulis pilih selanjutnya di ambil dari yang dimulai
pada menit 00:56:24- hingga pada menit ke 57 lewat 15 detik, dimana didalam
adegan ini menceritakan tentang adanya kunjungan dari Perwakilan negara Jepang
ke markas besar CIA untuk menemui supervisor CIA sekaligus melihat demo dari
perkembangan teknologi intelijen milik Amerika Serikat. Dalam adegan ini
penulis memasukan 4 potogan gambar yang memiliki gambaran tentang
konspirasi spionase siber.Potongan gambar yang pertama menampilkan sosok
snowden yang duduk dihadapan 6 layar monitor komputer dengan tampilan akan
kondisis suatu lokasi tempat di timur tengah yang ditandai dengan gersang nya
tempat tersebut.
115
Adegan ini beringan dengan monolog snowden “NSA ingin membuat
Jepang terkesan. Untuk menunjukkan kemampuan kita. Mereka menyukai siaran
langsung dari kamera drone. Ini sekarang di Pakistan.” markas dan
diblekangannya terdapat beberapa orang yang turut meyaksikannya. terjadi
percakapan antar perwakilan dari jepang dengan supervisor amerika, sampai
dengan pembahasan dimana pemerintah amerika meminta izin untuk melakukan
pengawasan kepada populasi masyarakat di jepang. Pihak jepang tidak suka
karena hal tersebut melanggar hokum, namun snowden bercerita jika amerika
tetap saja melakukannya dengan cara menanamkan program program kecil di
rumah, bendungan dan lain sebagainya yang bisa dikendalikan.
Hal itu dilakukan dengan tujuan apabila negara itu berbelot dari pihak
sekutu maka akan dipadamkan “Kami menanam program kecil ke dalam
pembangkit listrik, bendungan, rumah sakit. Idenya jika Jepang satu hari kelak
bukan lagi sekutu kita, artinya kita bisa "memadamkan" negara itu.” Adanya
sekelompok orang yang tugaskan untuk menanamkan dan mengopresikan
program yang dapat memadamkan sebuah negara dengan cara diaktifkannya
pemicu dari jarak jauh berupa klikan mouse atau hal hal serupa lainnya. Tindakan
ini terjadi secara terus menerus karena terjadinya pembaharuan teknologi yang
semakin hari semakin berkembang. Sehingga Makna denotasi yang didapatkan
dalam adegan ini adalah Konspirasi spionase siber menggunakan sebuah program
berbahaya yang akan digunakan untuk mematikan fungsi infrastruktur suatu
negara apabila negara berpaling dari keberpihakan mereka.
116
Makna Konotatif
Konspirasi spionase siber selalu mengawasi kemana arah politk
keberpihakan dari suatu negara yang menjadi sekutunya itu dan iaapabila terjadi
pergeseran kubu maka program yang dapat memadamkan negara tersebut akan
diaktifkan amerika akan memaftkan segala informasi teknologi jepang utuk
mengontrol dan memastikan segala tidak tanduk jepang sesuai dengan apa yang
mereka harapkan.Tentu jika kita melihat kebelakang mengenai hubungan Amerika
dan jepang, dapat dikatakan tidak terlalu baik karena pada zaman perang dunia
kedua dahalu pelabuhan milik amerika serika pearl harbor sempat dibom oleh
tantara jepang yang karena perbuatannya itu jeang harus menanggung beban
teramat berat berupa dibumi hanguskannnya Hiroshima dan Nagasaki sehingga
jepang harus merelakan ribuan jiwa warga sipil tak berdosa yang menjadi korban
ledakan tersebut.
Tak ingin mengungal kesalahan yang pernah menimpannya dahulu maka
diera moderen ini, pihak amerika serikat bergerak degna lebih hati hati dengan
cara menyisipkan agen agen rahasia yang bertugas untuk menanamkan berbagai
maca teknologi yang membayakan fasilitas umum yang ada dijepang dengan ide
utama berupa mengatur pergerakan jepang agar selalu bergerak sesuai Degnan apa
yang amerika inginkan dan tikda melalukan tidkankan yang dapat membahayakan
mereka kedepannya. Sehingga adapun makna konotasi yang penulis dapatkan
adalah konspirator spionase siber memanfaatkan celah yang tak diketahui pada
teknologi negara sekutu yang dapat digunakan untuk memngatur arah
keberpihakan mereka.
117
Makna Mitos
Pada adegan ini, penulis melihat sebuah pesan yang hendak disampaikan
melalui tanda dan lambang mengenai tindakan mata mata yang dilakukan oleh
pihak konspirator (Amerika Serikat) sebagai bentuk intervensi pergerakan politik
terhadap negara sekutunya. Sebagaimana definisi intervensi yang dapat dipahami
sebagai suatu tindakan negara yang mencampuri urusan negara lainnya yang jelas
bukan urusannya. Adapun pesan tersebut dapat terlihat dalam film ini ketika pihak
Amerika digambarkan melalukan pemantauan secara intensif melalui berbagai
macam jenis teknlogi terhadap pergerakan politik negara negara sekutu (jepang,
Russia, china, Austria, dll) dalam memberikan sikapnya terhadap Amerika. Tentu
saja sebagai negara sekutu yang dimata matai merasa keberatan, salah satunya
diplomat jepang digambarkan merasa tindakan tersebut terlalu berlebihan karena
dapat dikateorikan sebagai suatu tindakan Intervensi Politik yang cukup beresiko
dan terang terangan.
Tindakan intervensi yang telah dilakukan oleh Amerika berupa diutusnya
para prajurit dan agen rahasia yang bertugas mengawasi dan mengatur
pergerakan politik dari dalam negara yang disusupinya. Sehingga dapat terlihat
adalah tujuan akhir dari intervensi ini adalah mengatur keberpihakan baik berupa
politik atau ekonomi dari sebuah negara. Berawal dari ketidak percayaan satu
pihak dengan pihak lainnya, serta ditambah dengna sifat haus akan dominasi
yang kuat maka makna mitos yang penulis tmeukana adalah konspirasi spionase
siber dapat digunakan untuk mengintervensi keberpihakan suatu negara dengan
memanfaatkan ancaman teknologi.
118
Table 4. 13 Adegan flashback snowden tentang tugasnya
Penanda
Visual Audio Type of Shoot
Adegan : Snowden menceritakan Kenangannya akan 00:57:35 – 58:25
Edward Snowden: Kami
juga diperintah melacak
semua pemimpin
pemerintahan dan industri.
Melacak kesepakatan
dagang, skandal seks, jalur
komunikasi diplomatik,
agar Amerika memiliki
keuntungan dalam
negosiasi G-8, atau untuk
mempengaruhi perusahaan
minyak di Brasil, atau
membantu “melenyapkan”
para pemimpin keras dunia
ketiga. Akhirnya, kau
menyadari apa pun yang
dilakukan ternyata
bukanlah tentang terorisme.
Teroris hanyalah satu
alasan. Semua ini tentang
pengendalian ekonomi dan
sosial. Dan satu-satunya
yang harus dilindungi
adalah supremasi
pemerintahan ini.
Mendium shot tokoh
snowden ysng tengsh
memandan keluar
jendela yanf tertutpi
tirai tipis tersorot
lampu berwarna merah
Extreme Long shot
kepada para Para
pemimpin dunia yang
menghadiri acara G8
Ditampilkan rekaman
gambar Close up dari
sosok osama bin laden
yang kala itu sedang
memberikan suaut
pernyataan kepeada
public.
Low angel kepada
Bendera amerika
yangtengah berkibar
terkena angina yang
diambil melalui
kendaaran yang
berjalan mirip seperi
teknik crane shot
119
Petanda
1.tipisnya jendela dapat diartikan sebagai sebuah petanda jika emua hal yang
disembunykan namun tetap terlihat secara samar sama, sifat korden sendiri
merupakan pelindung bagi ruangan didalamnya, namun sinar merah kerap
diindentikan dengan sesuatu yang berbahaya. Sehingga dengan tembunya cahaya
merah melalui kden dapat diartikan sebagai suatu tanda
2. dalam beberapa tahun belakangan amerika kerap dituduh sebaai biang
kehsikap intervensi pemerintah amerika serikat p kehadiran amerika didalam
pertemuan antara negara asean dan G5 atau G20, atau pertemuan politik lainnya.
3. oama bin laden merupaka seorang tokoh yang diindetikan dengan terorime
karena berbagai macam aksi nekad kelompok yang dimpinnya dalam melakukan
perbuatan bom bunuh diri. Namun diamping itu berbagai macam pemberitaan
mengenai osama bin laden juga kerap diindentikan dengan amerika serikan dan
banyak diataarannya meneybutkan jika oama bin laden merupakan aktor teroris
yang diciptakan oleh pemerintah amerika itu endiri.
4 bendera yang berkibar terkena angina merupakan sebuah lambang dimana
kedaulatan harus diunjung setinggi mungkin dan dibiarkan bergerak dengan
bebas sebagaimana angina berhembus kemanapun yang ia suka. Dalam hal ini
tingginya posisi bendera juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk kesucian dari
kedaultan itu sendiri.
Mitos
1. bahaya selalu menyelubungi bagi para pihak yang membangkang
2. Konspirator melalukan intervensi dalam setiap pertemuan ekonomi politik dan
sosial melalui berbagai macam informasi yang telah dikumpulkan.
3. para konspirator turut memaikan drama terorisme adalah bagian dari islam
sehingga dengan demikian dunia akan menyetejuis segala hal yang berkaitan
dengna pemberantasan terorisme sehingga harus senantiasa dilakukan
pengontrolan dan pengawasan secara ketat.
4. Konspirasi spionase siber merupakan suatu bentuk untuk menjaga keagungan
dan kedaulatan
120
Table 4. 14 Peta Roland BarhAdegan flashback snowden tentang tugasnya
PENANDA PETANDA
“Semua ini tentang
pengendalian ekonomi
dan sosial. Dan satu-
satunya yang harus
dilindungi adalah
supremasi pemerintahan
ini.”
Adanya suatu upaya
yang bertujuan untuk
mengguna informasi
milik sekelompok
orang guna
mendapatkan
keuntungan ekonomi
TANDA DENOTASI / PENANDA KONOTASI PETANDA KONOTASi
adanya pihak yang Menggunakan informasi tertertu
untuk memberikan tekanan kepada sesorang dalam
mengambil keputusan yang berdampak pada
pengendalian ekonomi dan sosial
Pemanfaatan informasi
penting membawa
keuntungan berupa
kesepakatan ekonomi dan
politik
TANDA KONOTASI
Konspirasi spionase siber dilakukan untuk menekan pridadi seorang petinggi
dalam memberikan keputusan dukungannya terhadap suatu hal yang sedang
dimusyawarahkan
121
Table 4. 15 Denotasi, Konotasi, Mitos
DENOTASI KONOTASI MITOS
Menggunakan informasi
yang tidak ingin diketahui
public untuk memberikan
tekanan kepada sesorang
dalam mengambil keputusan
Konspirasi spionase siber
dilakukan untuk menekan
dan mengendalikan
pridadi seorang dalam
membuat keputasn
Para Konspirator
spionase siber dapat
digunakan untuk
mengintimidasi
seseorang
Hasil analisis Semiotik pada adegan kelima
1. Makna Denotasi
Kumpulan potogan gambar dari Adegan kelima yang penulis pilih
selanjutnya ini di ambil dari salah satu sequence yang dimulai pada menit ke 57
lewat 35 detik hingga pada menit ke 58 lewat 25 detik bercerita tentang
bagaimana seorang snowden menceritakan kembali kisahnya kepada laura poitras
mengenai apa saja tugasnya dalam mengumpulkan data intelijen. Denan latar
jendela yang berwarna merah, snowden mulai bercerita mengenai tugasnya dalam
mengumpulkan sega informasi milik para petinggi dan pejabat negara hingga
orang orang berpengaruh yang berasal dari seluruh dunia. Informasi yang ia
kumpulkan itu dapat berupa informasi yang berharga berupa skandal seks atau
perselingkuhan atau bisa juga berupa kesepakatan gelap yang berlangsung secara
rahasia.
122
Selanjutnya penulis juga menemukan pesan yang menyatakan tentang
penyalahgunaan informasi pribadi yang didapatkan dari proses pengintaian para
tokoh tersebut sehingga pada akhirnya, sebuah informasi pribadi milik tokoh
tersebut akan digunakan oleh pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan.
Adapun keuntungan yang didapatkan bisa berupa kesepakatan yang bersifat
politik dan ekonmi seperti halnya yang terjadi didalam suatu kongres seperti
kongres G8 misalnya. Pesan tersebut penulis dapatkan dari dialog snowden yang
berkata “Kami juga diperintah melacak semua pemimpin pemerintahan dan
industri. Melacak kesepakatan dagang, skandal seks, jalur komunikasi diplomatik,
agar Amerika memiliki keuntungan dalam negosiasi G-8, atau untuk
mempengaruhi perusahaan minyak di Brasil”
Kemudian dengan melihat dialog selanjutnya yang berbunyi “Akhirnya,
kau menyadari apa pun yang dilakukan ternyata bukanlah tentang terorisme.
Teroris hanyalah satu alasan. Semua ini tentang pengendalian ekonomi dan
sosial. Dan satu-satunya yang harus dilindungi adalah supremasi pemerintahan
ini”. kita mendapatkan sebuah pesan yang saling berkaitan mengenai tindakan
pelacakan informasi ini bukanlah semata mata untuk membasmi terorisme yang
kerap disandingkan dengan rasa takut dan kengerian, melainkan dilakukan guna
menjaga kekuataun milik negara. Dengan melihat dan menimbang penanda dan
petanda dalam adegan ini maka makna denotatif yang penulis dapatkan dari
potongan gambar dalam adegan ini adalah adanya pihak yang Menggunakan
informasi tertertu memberikan tekanan kepada sesorang dalam mengambil
keputusan.
123
Makna Konotatif
Scene berlanjut kepada bagaimana snowden menceritakan kembali
tugasnya dalam emngumpulkan data data dari para petinggi dan pejabat dari
seluruh mendapatkan keuntang dari perjanjian ekonmi di g8 serta mengontrol
masyarakat yang ada, hingga pada akhirnya supermasi amerika dapat tercapai
dengan menafaatkan dan Menggunakan informasi yang tidak ingin diketahui oleh
public sehingga karenanya dapat dimanfaatkan untuk memberikan tekanan
psikologis kepada seseorang yang dapat berdapak pada pengambilan keputusan
dalam kongres atau pertemuan yang membahas mengenai kebijakan untuk negara
dan masyarakat.
Selanjutnya juga corbin sempat menyebutkan peristiwa 11 september yang
disebut sebagai kegagalan terbesanya itu dapat merujuk pada peristiwa 11
september 2001 dimana pada saat itu terjadi kasus terorisme yang kabarnya
dilakukan oleh jaringan teroris pimpinan Osama bin Laden yang pada kala itu
tengah menjadi sorotan dunia atas tindakan teror bom bunuh diri mereka.
Keputusan tentang perekonomian yang dikeluarkan juga dapat berbentuk sebagai
suatau perjanjian kerjasama dagang atau investasi yang pada akhirnya selalu dapat
memberikan menguntungkan ekonomi kepada sang penekan dalam hal ini kita
sebut sebagai konspirator spionase siber. Bahkan tak hanya ekonomi masalah
social juga dapat mereka manfaatkan untu mendapatkan keuntungan dimana pada
nantinya pihak yang tersalahkan bukanlah mereka melainkan semua akan terfokus
pada orang yang mengizinkan kerjasama itu diberlakukan.
124
Terjadinya peristiwa pemboman gendung WTC pada tanggal 11 september
2001 itu dapat juga dikatakan sebagai awal mulanya cap Terorisme melekat pada
islam. Meskipun dalam perkembangnnya banyak spekulais yang megnatakan jika
peristiwa tersebut hanya sebuah konspirasi dari pihak amerika serikat sendiri, tapi
nasi sudah menjadi bubur suatu kata yang terlontar tidak bisa ditarik lagi,
peristiwa itu merupakan kebangkitan dari kebencian dunia terhadap islam yang
dalam kasusu ini adalaha Islam radikal yang harus terus diawasi dan diamati
secara serius. Namun kita meluapakan fakta yang yaitu jaringan radikalis dari
agama atau kepercayaan lain selain islam, mereka memiliki pemikiran yang sama
kolotnya dengan islam radikalis dan entah bagaimana ketika mereka melakukan
satu kejahatan atau perbuatan yang menimbulkan teror, jarang sekali media
melabeli mereka sebagai teroris. Dan dari yang tokoh snowden sampaikan dalam
film ini, segala bentuk wacana konspirasi teroris yang dilakukan bukanlah murni
untuk teroris tapi unutk menjaga kedaulatan negara meskipun dapat kira artikan
juga sebagai penggunaan berbagai macam cara yang ekstrem dalam
mewujudkannya.
Dari perbuatan tersebut seperti sebuah pribahasa yang berbunyi sekali
dayung dua tiga terlampaui karena dari pihak konspirator mendapatkan
keuntungan yang berlapis lapis sehingga dapat membuat mereka hidup sejahtera
tanpa memperdulikan nasib rakyat di negara yang pemimpinya telah ditekan. Oleh
karena itu makna konotatif yang penulis dapatkan dari gambaran konpirasi
spionase siber adalah Konspirasi spionase siber dilakukan untuk menekan diri dan
mengendalikan pridadi seorang dalam membuat keputasn.
125
Makna Mitos
Sebauah Tindakan menakut-nakuti atau memaksa seseorang dengan
kekuatan atau kekuasaan dalam hubungan antara orang, antara kelompok, atau
antara orang dan kelompok, dengan suatu tujuan agar pihak yang ditakut-takuti
atau dipaksa tersebut mau melakukan perbuatan yang diinginkan oleh pihak yang
menakut-nakuti atau memaksa dapat dikatan sebagai tindakan intimidasi. Dimana
wujud dari tindakan tersebut dapat berupa ancaman secara fisik ataupun secara
nonfisik yang tdak disukai bahkan sangat ditakuti oleh para korbannya. Adapun
Bentuk ancaman fisik yang dapat dijabarkan antara lain pemukulan atau
pengaiyayan yang melukai anggota badan sesorang, sedangkan bentuk nonfisik
misalnya penyebaran isu yang menakutkan atau menimbulkan kekhawatiran
psikologis pada diri seseorang.
Tindakan intimidasi muncul karena adanya perbedaan kepentingan atau
tujuan antara pihak-pihak yang berhubungan, baik dalam kepentingan politik,
ekonomi, maupun sosial. Tindakan intimidasi sering kali dilakukan oleh para
penguasa terhadap orang-orang yang menginginkan kebebasan, misalnya tindakan
penguasa di negara yang menganut kebijaksanaan politik rasial apartheid atau
tindakan penguasa di wilayah pendudukan terhadap penduduk yang dianggap
membangkang. Gejala pemerasan yang dilakukan oleh kelompok penjahat
terhadap penguasa, pedagang, dan orang tertentu sering kali juga dilakukan
melalui tindakan intimidasi, seperti penculikan, dan berbagai ancaman. Adapun
mitos yang didapat dari penjelasan diatas adalah Para Konspirator spionase siber
dapat digunakan untuk mengintimidasi seseorang dengan cara memanfaatkan isu
126
Table 4. 16 Adegan Pengambilan data para target sipil yang dimata matai
Penanda
Visual Audio Type of Shoot
Pengambilan data dari para target yang dimata
matai 00:59:22-01:01:05
Edward Snowden :
NSA benar-benar
melacak semua
ponsel di dunia. Tak
peduli siapa dirimu,
hari-harimu, semua
terus terlihat dalam
database yang bisa
dipantau kapanpun.
Disetujui, Syarat-
syarat Pelayanan
Serta Kebijakan
Privasinya. Tak
hanya mengawasi
teroris, negara, atau
pun perusahaan.. Tapi
kau juga.
Bird eye atau high angel
kepada kumpulan orang
orang yang tengah
beraktifitas sambil melewati
zebra cross utnuk
menyebran
Gambaran diambils secara
medium shot dimana
menampilkan sebuah mesin
penyimpan data yang tengah
berporeasi mengelompikan
data dari seluruh data
tersebut
Gambar zoom in Tampilan
monitor komputer yang
terhubung ke internet denga
nisi lembat persetuan digital
sebelum mendaftarkan
email dari google
Close up gambar iris mata
yang bercahaya seperti
sebuah serat serat kabel
transparan yang yang tengah
terlairi arus listris
127
Petanda
1. barcode meruapakan sebuah hal yang digunakan dalam produk makanan atau
barang untuk memberikan identitas pada hal tersebut dengan tujuan untuk
mempermudah perusahaan dalam melacak posisi dan kelayakan tersebut.
Penggunaan barcode pada sekumpulan orang dapat berarti infomrasi telah dipilih
dan dikelompokan kedalam suatu yang terstruktur.
2. big data repoitroy meruapakn mesin yang dipercaya memiliki kapasitas
penyimpanan yang besar. Menurut penelitan, hanya membutuhkan 60 ttra byte
untuk menyimpan segala memori tentnang kehidupans manusia.
3. persetujuan dapat diibarakan sebuah kontrak yang ditandatangi oleh para
pengguna internet untuk memahami apa saja Batasan mereka dalam
menggunakan aplikasi atau program yang akan mereka gunakan.
4 mata dalam kebudayaan manusia dapat diartikan sebagai suatu alat yangtelah
tuhan berikan kepada manusia atau makhluknya untuk dapat mengenali dan
mampu melihat dan merekam segalanya dalam bentuk ingata. Tidak berbda jauh
dengna mata, tujuan kamera diciptakan oleh manusia adalah sebagai alat yang
dapat digunakan untuk merekam hal yang tidak mungkin mereka pantau secara
terus menerus. Dalam kebudaayn mesir, simbol mata satu kerap diindentikan
dengna mata dewa horus yang berlanjut pada beberapa penganut kepercayaan
paganism dianggap sebagai lambang dari dewa yang dipercaya selalu mengawasi
manusia. Adapun kerterkaitan mata snowden dalam adegan ini adalah dia juga
merupakan orang yang melakukan pengamatan dan
Mitos
1. semuda data yang didapatkan telah dikelompokan dan dipilih dengan seksama
dan diberikan kode untuk mempermudah pencariannya kembail
2. semua data yang telah dikumpulkan melalui jaringan dan server telah
tersimpan denga baik oleh pelaku konspirasi spionase siber
3. konspirasi spionase siber mengguakan celah pada setiap kontrak digital yang
tidak disadari namun disetujui oleh para korbannya
4. pelaku konspirator spionas siber selalu mengawasi apapun dan siapapun
128
Table 4. 17 Peta Roland Barthes untuk Adegan Pengambilan data para target sipil yang
dimata matai
PENANDA PETANDA
“Tak peduli siapa
dirimu, hari-harimu,
semua terus terlihat
dalam database yang bisa
dipantau kapanpun. Tak
hanya mengawasi teroris,
negara, atau pun
perusahaan.. Tapi kau
juga”
rencana yang sengaja
dilakukan mengawasi
dan pengintaian
terhadpa pergerakan
manusia lain yang
disimpan kedalam
sebuah mesin yang
dapat diakses
kapanpun diperlukan.
TANDA DENOTASI / PENANDA
KONOTASI
PETANDA KONOTASi
Konspirasi spionase siber Mengumpulkan segala
bentuk informasi dari aktivitas manusia lain yang
kemudian tersimpan dengan baik kedalam
database raksasa yang dapat diakses kapanpun
Konspirasi spionase siber
memanfaatkan database
raksasa untuk menyimpan
segala bentuk informasi yang
dapat kembali diakses jika
Tanda Konotatif (Conotative Sign)
Konspirasi Spionase siber memberikan mata yang dapat melihat segalanya
sehingga tak ada satupun yang luput dari pandanganya, baik itu manusia ataupun
alam
129
Table 4. 18 Denotasi, Konotasi dan Mitos
Denotasi Konotasi Mitos
Konspirasi spionase siber
adalah tindakan yang
memanfaatkan kemajuan
teknologi untuk merekam
segala informasi tentang
data diri milik manusia
didunia maya
Program dari Konspirasi
Spionase Siber dapat
mengetahui dan
merekam segala aktivitas
manusia secara digital
sebagai mana mata yang
mampu meangkap
cahaya
Konspirasi Spionase siber
memberikan mata yang
dapat melihat segalanya
sehingga tak ada satupun
yang luput dari
pandanganya
Hasil analisis Semiotik pada Unit Analisis keenam
1. Makna Denotasi
adegan yang berlangsung pada menit ke 00:59:22-01:01:05 dimana
adegnan itu menceritakan tentang tengah dilakukannya tes penerimaan bakal
calon anggota CIA oleh seorang indtruktur pria berambut pirang bernama Corbin
Obrian. Adegannya ini berisi 4 potogan gambar yang terindikasi penggambarna
konpirasi spionase siber. Snowden bercerita kembali jika ia melakukan tugasnya
berdasarkan sinyal intelijen yang ada, ia kemudian menggunakan aplikasi intelijen
untuk segera melacak dan mengumpulkan data target. Namun pelacakan tersebut
terus mengalami perkembagnan, tidak hanya informasi milik orang yang
bersangkutan melainka kepada seluruh koneksi dari orang tersebut, dan hingga
akhirnya sampai kepada orang orang oragn diluar dari jaringan orang tersebut.
130
Berbicara mengenai Jejak digital seseorang, tentu kita akan dihadapkan
pada permasalahan yang paling merepotkan untuk dihadapi dan dibahas.
Kedekatan manusia abadke dua puluh terhadap teknologi dapat dikatakan sebagai
suatu kedekatan yang telah mencapai pada level berikutnya dibandingkan dengna
hubungan manusia abad sebelumnya dengna teknologi. Dalam kehidupan nyata
seseorang dapat saja berbohong kepada orang lain mengenai apa yang ia alami
dan rasakan, namun dalam dunia digital berbohong merupakan suatu hal yang
paling sulit dilakukan. Seperti halnya kita mungkin dapat berbohong mengenai
posisi kita tak kala ditelfon oleh kolega terdekat kita, namun jika kita lacak secara
digital maka kebohongan tentang lokasi bukanlah suatu hal rumit untuk ketahui.
Dengan memiliki data digital seseorang tentu kita akan mendaptkan akses
yang lebih luas di ranah pribadi orang tersebut. Yang dalam kasus spionase siber
ini semua data digital itu dapat dikumpulkan dan diproses untuk disimpan pada
sebuah mesin pintar berkapasitas penyimpanan yang sangat besar dalam bentuk
softcopy yang tersusun rapih dapat diakses kapan pun saat dibutuhkan. Segala
bentuk informasi sangat berharga dan tersimpan dalam sebuah alat penyimpanan
meta data berkapasitas sangat besar dan hanya elit politik saja yang berhak
melakukan dan melaksnankannya meskipun tanpa persetuan dari pihak yang
termata mata. “Tak peduli siapa dirimu, hari-harimu, semua terus terlihat dalam
database yang bisa dipantau kapanpun. Tak hanya mengawasi teroris, negara,
atau pun perusahaan.. Tapi kau juga”. Sehingga makna denotasi yang ditemukan
adlaah Konspirasi spionase siber Mengumpulkan segala bentuk informasi dari
aktivitas manusia lain yang kemudian tersimpan dengan baik kedalam database.
131
Makna Konotasi
Konspirasi spionase siber bergerak dengan cara mengumpulkan segala
bentuk informasi yang dihasilkan dari segala bentuk aktivitas manusia dalam
dunia digital sehingga kemudian informasi tersebut akan tersimpan dengan baik
dan terjaga di dalam suatu database raksasa milik badan pemerintah yang sewaktu
waktu dapat diakses kapanpun tergantung pada kebutuhan. Selalin itu Konspirasi
spionase siber memanfaatkan database raksasa untuk menyimpan segala bentuk
informasi yang dapat kembali diakses jika diperlukan Konspirasi spionase siber
adalah tindakan yang memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk merekam
segala informasi tentang diri pribadi manusia di dunia maya.
Segala informasi itu saling terhubung satu dengan yang lainnya sehingga
membentuk sebuah gambaran dari iris dan pupil mata. Mata sendiri sering
diartikan sebagai suatu alat dari tuhan yang dianugerahkan kepada manusia untuk
menangkap segala keindahan yang tampak secara visual. Namun dalam beberapa
hal tertentu, gambar dari sebuah mata dapat diterjemahkan sebagai suatu bentuk
ketidak percayaan seseorang kepada orang lain, terlebih dari konsep tersebut maka
munculah berbagai bentuk kamera pengintai yang berusaha untuk dapat meniru
sebagai mata manusia. Mata juga kerap di indetikan dengan jendela dunia karena
bentuknya yang menyerupai galaksi di ruang angkasa, sehingga mata juga
didentikan dengan suatu hal yang tidak terbatas. Adapun makna kontatif dari
hubungan penggambaran mata dalam adegan ini dengan konspirasi spionase siber
adalah adanya suatu kecurigaan untuk mengetahi dan merekam segala bentuk
aktivitas manusia secara digital sebagai mata mampu melihat segalanya.
132
Makna Mitos
Konspirasi Spionase siber seperti sebuah Program televise bernama Big
Brother yang dalam penggambarannya menggunakan simbol mata yang pupilnya
bermakna sebuah lensa kamera, mengartikan bahwa setiap gerak-gerik para target
atau peserta acara tersebut akan selalu diawasi oleh puluhan kamera selama 24
jam penuh. Tidak ada interaksi dan komunikasi yang sama sekali tidak terpantau
oleh mereka, bahkan informasi yang sangat pribadipun akan dengan cepat mereka
ketahui sehingga pada akhirnya akan menghasilkan hadiah atau hukuman bagi
para target.
Sebagai mana yang pernah Jesse Ventura sebagai pakar Konspirasi
mengatakan Melalui penelusurannya, bahwa ia juga mengetahui tentang
penyadapan dan pemantauan yang juga dilakukan pemerintah AS dengan
Israel. Di dunia internasional, peran pemantau dan penyadap ini dinamakan “the
Big Brother”.119 Dari keterangan tersebut merupakan adanya perbuatan lancang
yang dengan sengaja dilakukan guna melacak setiap sumber dan inti komunikasi
elektronik di seluruh dunia. Setiap perangkat komunikasi elektronik, baik itu
berupa telepon rumah, telepon seluler, (VoIP) Voice Over IP, penyeranta,
Blackberry, layanan pesan instan (mesenger), hingga email dapat disadap oleh
dinas intelijen Israel. Data dari seluruh dunia tersebut kemudian dirangkum dan
didata oleh dinas intelijen. Sehingga mitos dari gambaran Konspirsi Spionase
Siber adalah menggunakan program canggih yang dapat mengetahui, merekam,
dan mengumpulkan segala bentuk aktivitas manusia secara digital
119 Z. Bryon Wolf. ABC NEW Big Brother Spying on Americans' Internet Data?. 7 November
2007 http://abcnews.go.com/Politics/story?id=3833172&page=1
133
Table 4. 19 Adegan Potongan video pidato klarifikasi Obama di media
Penanda
Visual Audio Type of Shoot
Pemberitaan media terkait issue spionase siber 01:51:44 - 01:51:57
Barack H. Obama :
Secara abstrak, kau bisa
mengeluh tentang "Big
Brother" dan bagaimana
program yang potensial
ini jadi buruktapi jika kau
benar-benar melihat
rinciannya, kupikir kita
sudah ada dalam
keseimbangan yang tepat.
Open shoulder shot
dimana snowden tengah
mengkase pemberitaan
media online mengenai
pidato barak Obama
terhadap isu intelijen
Tampilan barak Obama
daam telivis yang tengah
memberikan pidatonya
Dalam adegan ini
terlihat Melisa dan ewen
tengah melakukukan
suatu diskusi serius pada
sebuah berkas sedangkan
sosok snowden
digambarkan serius
menonton pidato Obama
dilayar televisi
Snowden yang tengha
beristirahat sejenak
diatas Kasur bersperi
putih
134
Petanda
1. pemberitaan melalui media social adalah suatu petanda jika informasi yang
telah tersebar di dunia maya dapat diakses semua orang dalam waktu yang
relative lebih cepat.
2. dalam adegan ini terlihat televi berlomba lomba menanyangkan pemberitaan
kepada masyarakat dan membuat topik yang diangkatnya menjadi fenomenal.
3. dua orang (melia dan ewen) tenah sibuk mendiskuikan sebuah berkas
merupakan petanda ada hal yang lebih serius untuk dibahas ketimbagn apa yang
ditampilkan oleh media. Dalam posisi ini ewen dan meliisa merupakan dua sosok
pewarta yang tentu mereka telah mengetahui seluk beluk media dalam
membentuk dan membuat berita yang akan ditayangkan. Hal ini dapat juga
dijadikan sebagai petanda jika mereka telah memeiliki key informan yang dapat
dipercaya disbanding media yang meliput hal menurut katanya, selain itu
snowden merupakan kunci dari kasus ini terlihat menonton dengan serius yang
dapat dijadikan sebagai petanda jika dirinya ingin tahu apa tanggapan masyarakt
terhadap informasi informasi masyarakat dan bagaima orang pemerintahan
memberikan pendapatnya terhadap tindakan yang ia lakukan tersebut
4 kasur putih kotak dengan dengan lantai coklat meruapakn sebuah gambaran
yang menyerupai bendera putih perlambang penyerahan diri atau kepasrahan diri
yang digunakan ketika peperangan dimasa lampau. Sedangkan Kasur dapat
dijadikan suatu symbol yang menandakan akan adanya keterbataan atau
kelelahan sehingga Betuk Kasur yang kotak dapat diartikan sebagau penjara.
Mitos
1. media sebuah alat pemerintah yang sangat membantu dalam menyebarkan
pemberitaan dan informasi secara cepat dan luas
2. media memberitakan apa yang tengah digandrungi masyarakat.
3. media selalu menjadi pihak tersibuk apabila ada suatu moment atau kejadian
yang berkaitan dengan isu konspirai
4. keterbatasan dan penyerahan diri merupakan suatu hal yang seharusnya
dilakukan oleh para pihak yang mengacaukan stabilitas negara
135
Table 4. 20 Peta Roland Barhes Adegan Potongan video pidato klarifikasi Obama di media
PENANDA PETANDA
“Secara abstrak, kau
bisa
mengeluh tentang "Big
Brother"..dan bagaimana
program yang potensial
ini jadi buruk. tapi jika
kau benar-benar melihat
rinciannya, kupikir kita
sudah ada dalam
keseimbangan yang
tepat”
Program big brother
adalah program yang
harus dipahami secara
rinci dan menyeluruh
agar dapat memahami
jika segala yang
dilakukannya adlah untuk
menjaga keseimbagann
TANDA DENOTASI PENANDA KONOTASi
konspirasi spionase siber harus dipahami secara utuh
oleh masyarakat sebagai suatu tindakan yang
digunakan utnuk menjaga keseimbagnan dalam
pemeritnahan
Menjaga keseimbagan
kekuasaan sama halnya
dengan menjaga
keseimbagnan dalam
masyarakat
Tanda Konotatif (Conotative Sign)
Konspirasi Spionase Siber adalah tindakan pengawasan yang sengaja dilakukan
oleh pihak berkuasa sebagai suatu upaya yang digunakan untuk mengatur dan
mengendalikan Stabilitaspolitik ekonomi dan social yang ada didalam negara
tersebut
136
Table 4. 21 Denotasi, Konotasi, Mitos
DENOTASI KONOTASI MITOS
konspirasi spionase siber
disetujui oleh penguasa
sebagai suatu upaya
menjaga keseimbangan
Konspirasi Spionase Siber
merupakan pengawasan
penguasa terhadap Stabilitas
Nasional
Konspirasi spionase siber
digunakan untuk
mengontrol Dominasi
kekuasan Pemerintah
Hasil analisis Semiotik pada Unit Analisis ketujuh
1. Makna Denotasi
Adegan ketujuh yang penulis pilih ini diambil dari adegan yang
berlangsung pada menit ke 01:51:44 - 01:51:57 dimana cerita yang terkadnugn
dalam adegnan ketujuh ini adalah cerita yang berfokus pada cuplikan dari pidato
Presiden amerika Barack Husein Obama terkait dengan pengakuan tidak langsung
dari dirinya akan adanya sebuah gerakan dari badan intelijen milik pemerintah
Amerika serikat yang memang ditugaskan untuk melakukan pengawasan dan
pengintaian terhadap masyarakat. Melihat adegan tersebut dengan seksama
membuat penulis memilih 4 potongan gambar yang telah mengandung pesan
penggambaran konpirasi spionase siber terutama saat adanya konfrensi pers dari
presiden Amerika serikat ke barack husein Obama terkait dengan hebohnya
pemberitaan mengenai sosok snowden yang berhasil membeberkan sejumlah
besar file rahasia milik badan intelijen amerika yang tidak boleh diketahui oleh
masyarakat luas. Dalam monolognya, Obama secara tidak langsung mengakui jika
tindakan itu memang benar terjadi dan memang benar adanya.
137
Adegan kedelapan dimulai dengan menampilkan keterangan waktu yang
menunjukan hari jumat tanggal 7 juni 2013 dengan sosok snowden yang tengah
berbaring menatap laptonya hingga kepada cuplikan dari pidato presiden amerika
Serikat Barack huesein Obama yang disiarkan melalui televise kabel denga isi
pidato berbunyi “Secara abstrak, kau bisa mengeluh tentang "Big Brother" dan
bagaimana program yang potensial ini jadi buruk..” Kemudian dengan
menggunakan rangkaian pidato yang sama, gambarpun dilanjuktan kepada adegan
dua jurnalis laura potras dan Ewen Mclain yang tengah sibuk berdiskusi tentang
sesuatu sambil memperhatikan sebuah buku besar, lain halnya dengan apa yang
dilakukan oleh snowden dan glen yang lebih mencurahkan segala atensinya
kepada pidato Obama yang kali ini berbunyi “ tapi jika kau benar-benar melihat
rinciannya, kupikir kita sudah ada dalam keseimbangan yang tepat”.
Dan potongan gambar dari adegan kedelapan pun penulis akhiri hanya
sampai kepada high angle shot sosok snowden yang duduk dikepala ranjang
dengan ditemai oleh beberapa berkas, laptop milik para jurnali dan laptop
miliknya yang sedang digunakan. Dengan meninjau pada pendeskripsian penanda
dan petanda yang didapatkan dari berbgai potongan gambar dalam adegan ini,
maka makna denotasi yang penulis dapatkan mengenai Penggambaran konspirasi
spionase siber ini adalah adanya persetujuan dari para penguasa dalam
menerapkan dan melaksanakan suatu program yang bergerak secara rahsian untuk
mengintai gerak gerik masyarakat guna menciptakan suatu keseimbangan yang
telah diharapkan.
138
Makna Konotatif
Analisis makna konotatif dapat dimulai pada cuplikan pidato Presiden
Amerika Serikat yang ke- Barack H. Obama yang membicarakan mengenai
sebuah keseimbagnan yang tepat. Jika kita telaah lebih mendalam, keseimbagan
ini bukalan keseimbangan yang bersifat fisik semata, namun keseimbagnan ini
dapat merujuk pada hal yang lebih urgensial atau yang lebih penting seperti
stabilitas nasional dari negara Amerika Serikat itu sendiri dengan cara
meminimalisir segala kemungkinkan terburuk akan kekacauan dan kerusuhan
yang dapat mengganggu keberlangsungan dari keseimbagna yang diharapkan.
Adapun kalimat program “Big Brother” harus dipahami secara utuh dapat
didefiniskan sebagai suatu tindakan yang memang digunakan utnuk menjaga
keseimbagnan tersebut tetap pada ukuranya dan tidak ada gejolak gejola atau isu
isu yang dapat mengacaukan keseimbagan yang ada. Adapaun keseimbagnan
yang dimaksud bisa berada dalam tataran yang bersifat politis ideologis, sosial
ekonomis, militer, dan lain-lain telah dapat dihindarkan. Keseimbagnan dapat
diartikan juga sebagai Stabilitas, yang jika dilihat pada artianya merujuk pada
suatu yang tenang dengan tingkat kenaikan dan penuruan yang tidak terlalu drastis
sehingga memiliki suatu pola yang tidak terlalu timpang dan dapat menimbulkan
ketenangan yang memungkinkan terjadinya pembangunan dan pertumbuhan
nasional yang berlangsung secara baik, serta Terjaminnya keamanan dan
ketertiban dalam suatu negara sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan
kreativitas dan dinamika di dalam masyarakat sehinga terciptalah iklim kehidupan
masyarakat yang berkembang semaksimal mungkin.
139
Makna Mitos
Konspirasi spionase siber digunakan untuk mengontrol masyarakat oleh
penguasa dimana penguasa Secara etimologi, pengertian otoriter sendiri yaitu
pengaruh kuasa, otoritas atau wibawa. Dimana kata otoriter sendiri berasal dari
bahasa Inggris Authoritarian dan dari kata Auctoritas dari bahasa Latin. Dengan
adanya otoritas individu, maka dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat.
Pengaruh tersebut dapat berupa gagasan, perilaku dan pemikiran dari seseorang
baik perorangan ataupun secara kelompok. Sistem otoriter merupakan rejim
politik, ditandai oleh pemusatan kekuatan politik pada kelompok elit. Yang mana
kelompok tersebut biasanya tidak akan bertanggung jawab kepada masyarakat
secara institusional.
Sementara dalam cara hidupnya, pengertian otoriter akan berpegang pada
kekuasaan atau otoritasnya. Penganut sistem otoritas akan menggunakan otoritas
atau kekuasaannya sebagai dasar dalam berpikir. Biasanya, orang-orang yang
memiliki sikap kepemimpinan otoriter sangat perhatian pada efektivitas dalam
bekerja. Tidak hanya itu, orang tersebut juga akan terus berpijak pada
kewenangan mutlak sebagai pemimpin utama. Dimana orang tersebut akan
membuat ide, rencana dan tujuan sendiri. Pemimpin dengan sikap otoriter tersebut
akan membuat kebijakan sesuai dengan keputusan dari dirinya sendiri. Kemudian
dalam sistem otoriter memiliki ciri pemusatan kekuasaan yang ada pada satu
orang saja dan pemerintahannya tidak berdasarkan pada konstitusional. Ciri lain
yaitu negara diputuskan berdasarkan kekuasaan dan pembentukan pemerintahan
yang tidak berdasarkan pada musyawarah.
140
Table 4. 22 Adegan Konfrensi Jarak jauh Snowden pada acara talkshow
Penanda
Visual Audio Keterangan Lain
Adegan Konfrensi Jarak jauh Snowden pada acara
talkshow
02:06:29-02:06:41
Edward J. Snowden:
Dan aku berpikir,
kebebasan terbesar
yang kurasakan,
bahwa aku tak perlu
lagi khawatir soal apa
yang akan terjadi esok,
karena aku bahagia
dengan yang
kulakukan hari ini.
Gambar medium shot dari
arah belakang tubuh
snowden yang tengah
melakukan komunikai
jarak jauh melalui ebuah
kompert kepada suatu acara
talkshow yang dihadiri oleh
banyak orang
Close up wajah snowden
yang tertawa namun
wajahnya menghadap
kearah samping kanan
tubuhnya
Gambar diambil secara
close up memperlihatkan
ekspresi wajah snowden
yang tersenyum dengan
mulut yang terkunci rapat
dengan edikit melengkung
kebawah
Longshot kearah pembawa
acara yang tengah
berbicara kepada penonton
dan wajah close up
snowden di monitor
141
Petanda
1. komunikasi jarak jauh snowden dnegan masyarakt dalam sebuah acara
talkshow yang dilakukannya merupakan bentuk perlawanan secara digital yang
dilakukannya kepada pihak pemerintah yang mencarinya. Hal ini tentu merupakan
suaut realisasi atas keberanian yang teramat besar dimana ia sendiri tahu jika
jaringan internet merupakan suatu hal yang dapat dilacak dengan mudah. Selain
itu keputusannya muncul dalam talkshow itu sendiri dapat diartikan sebagai
bentuk dirinya tidak bersalah sehingga tidak perlu takut atau ragu untuk tampil
kemedia atau kehadapan masyarakat.
2. sosok snowden mungkin terlihat tertawa dengan lebar kepada penonton
talkshow dalam adegan yang kita saksikan ini. namun jika kita mau perhatikan
secara lebih detail pada senyumnya, kita akan menemukan ada hal yang
mengganjal disana. Senyum yang snowden lemparkan kearah kanan tubuhnya
dapat terlihat seperi dibuat buat, karena tarikan otonya yang tidak selepas tawa
dan senyum seperti biasanya, sehingga dalam hal ini dapat diartikan sebagai suatu
lambang kepalsuan karena ekprsi tawanya tersebut tidak ingin dilihat oleh orang
lain, selain itu wajah menyamping merupakan simbol dari ketidak terbukaan
sebagaimana yang kerap digunakan dalam uang penny atau cent dinegara barat
3. wajah sedih merupakan suatu ekpresi yang ditampilkan oleh seeorang untuk
menggambarkan peraan hatinya yang tengah sedih atau tengah menghadapi suaut
masalah pelik yang belum teratasi dengna benar
4 ketergantugnan manusia dengan teknologi
Mitos
1. fakta dan kebenaran harus tetap diungkapkan meskipun dalam pelaksanannya
terbatas jarak dan ruang dan waktu
2 tersenyum dengan lebar merupakah hal yang dilakukan untuk memudahkan
untuk menyembunyikan sesuatu
3. kesedihan yang terpendam yang dirasakan oleh snowden setelah menyadari
perbuatannya
4. perkembangan teknologi yang tak bisa tereelakan Kesadaran manusia
142
Table 4. 23 Peta Roland Barhtes pada Konfrensi Jarak jauh Snowden pada acara talkshow
PENANDA PETANDA
“kebebasan terbesar
yang kurasakan, bahwa
aku tak perlu lagi
khawatir soal apa yang
akan terjadi esok”
Snowden yang tinggal di
rumah sederhana sedang
melakukan Wawancara
jarak jauh dengan banyak
orang melalui komputer
yang terhubung oleh
jaringan internet
TANDA DENOTASI / PENANDA KONOTASI PETANDA KONOTASi
konspirasi spionase siber dapat melakukan serangan
yang bisa terjadi kapanpun dan dimanapun sehingga
Snowden merasa tertekan dan menyakinkan dirinya
jika dirinya beruntung dan harus bisa lebih menikmati
hidupnya pada hari ini bukan esok hari
Konspirasi spionase siber
telah merampas berbagai
hak asasi kemanusian
yang yang seharusnya
dimiliki oleh manusia
Tanda Konotatif (Conotative Sign)
Konspirasi spionase siber adalah sebuah tindakan yang dapat digunakan sebagai
alat untuk merampas hak kebebasan dan kemanusiaan milik seseorang yang
menjadi targetnya
143
Table 4. 24 Denotasi, Konotasi, dan Mitos
Denotasi Konotasi Mitos
Konspirasi spionase siber
membuat pergerakan
seseorang menjadi terbatas
dari apa yang seharusnya
bisa ia lakukan
Konspirasi spionase siber
telah merampas hak asasi
manusia milik target
sasarannya
Konspirasi spionase
siber telah melakukan
kerdilisasi kemanusiaan
Hasil analisis Semiotik pada Unit Analisis kedelapan
1. Makna Denotasi
Adegan delapan atau adegan terakhir yang penulis pilih sebagai unit
analisis ini diambil dari adegan yang berlangsung pada durasi 02:06:29 hingga
02:06:41 dimana dalam adegan tersebut menceritakan tentang adanya suatu
Konferensi Jarak jauh yang dilakukan oleh Snowden dan suatu acara talkshow
guna memberikan gambaran kepada penonton mengenai kasus yang menimpa
snowden yang dijadikan sebagai seorang narasumbernya. Adapun dalam unit
analisis terakhir ini terdapat 4 potongan gambar adegan yang sengaja dipilih
bersamaan dengan dialog yang menyertainya. Potongan gambar pertama secara
jelas menggambarkan tentang keadiran dari sosok asli snowden yang sedang
melakukan wawancara jarak jauh dengan sekelompok orang melalui komputer.
Dialog snowden dalam potongan gambar ini adalah “and I think” katanya sambil
padangannya ia fokuskan kepada orang orang yang hadir diacara tersebut.
144
Kemudian dalam potongan gambar kedua, gambar ekspresi wajah snoden
yang terlihat bahagia diambil dengan menggunakan Teknik pegambilan gambar
close up dengan dialog yang berbunyi “bahwa aku tak perlu lagi khawatir soal
apa yang akan terjadi esok, karena aku bahagia dengan yang kulakukan hari
ini.” Kata snowden sambil tersenyum keluar jendela ruangan . Kemudian pada
potongan gambar ketiga atau yang terakhir ini kita diperlihatkan sebuah gambar
dari potongan adegan yang diambil menggunakan teknik pengambilan gambar
Close Up ke wajah Edward Snowden yang dalam potongan gambar ini sedih. Hal
tersebut dapat kita asumsikan dari bagaimana snowden memberikan ekspresi
wajah yang memperlihatkan adanya penuruanalis, mulut, dan sudur padangan
matanya sebelum sesi wawancara jarak jauh tersebut diakhiri.
Dari penjelasan yang telah penulis jabarkan mengentai tiap potongan
gambar tersebut, maka kita dapat menemukan suatu makna dasar berupa perasaan
snowden yang saat itu tengah merasa tertekan apa yang ia alami saat itu namun ia
juga menyakinkan kepada dirinya sendiri jika dirinya termasuk orang yang
beruntung dibandikan dengan orang yang telah melakukan hal yang serupa
sehingga ia harus bisa lebih menikmati hidupnya pada hari ini bukan esok hari
melainkan disaat ini. Sehingga degan demikian, adapun makna denotasi yang
penulis dapatkan dari pesan penggambaran konspirasi spionase siber dalam
adegan tersebut adalah Konspirasi spionase siber dapat membuat pergerakan
seseorang menjadi terbatas dari apa yang seharusnya bisa ia lakukan.
145
Makna Konotatif
Close up pada adegan ini menggambarkan kedekatan, dimana
dimaksudkan untuk memberikan emosi kepada penonton untuk turut merasakan
apa yang dirasakan oleh snowden secara lebih jelas. Ketika keluar menghadap
menggambarkan jika snowden melihat jika suaut kebahagiaan adalah jika ia bisa
berada diuluar dengna bebas tanpa merisaukan. konspirasi spionase siber
merupakan suaut tindakan yang terencana dan struktrur yang dilakukan oleh
sekelompok orang dalam melakuakan pengawasaan dan pengintaian tanpa
memperhatikan status jabatan atau lokasi dari target sasarannya. Sebaimana yang
telah dipahami dan dirasakan oleh snowden ketika di satu waktu dirinya menjadi
sang pelaku dan disisi lain dirinyalah yang menjadi target sasaran konspirasi
Spionase siber.
Rasa khawatir jika sewaktu waktu dirinya ditangkap dan dibawa pulang ke
negara asalnya untuk dihukum dan dipenjara, mengingat serangan dari operasi ini
dapat terjadi kapanpun dan dimanapun tanpa dapat diperkirakan oleh Snowden.
Meskipun begitu, Snowden merasa jika dirinya lebih beruntung dan menyakinkan
dirinya sendiri jika ia bernasib lebih baik dibandingkan dengan orang orang yang
melakukan hal serupa dengannya sehingga ia harus mampu untuk menikmati
hidupnya pada hari ini saja bukan memikirkan tentang kebahagiaan yang dapat ia
eroleh esok harinya. Berdasarkan hal tersebut, maka makna konotasi yang penulis
dapatkan daripada adegan ini adalah Konspirasi spionase siber telah merampas
berbagai hak asasi kemanusian yang seharusnya dimiliki oleh para targetnya.
146
Makna Mitos
Dalam menjalani kehidupan dimuka bumi ini, Manusia telah
dianugerahkan oleh sang kuasa dengan berbabagi macam nikmat yang tak dapat
digambarkan dan untuk menjaga nikmat tersebut maka disepakatilah beberapa hak
yang berhak didapatkan seorang mansuia sejak sejak ia lahir guna menjaga nikmat
tersebut. Namun siapa sangka, seiring berkembangya peradamban manusia,
nikmat yang terangkum dalam hak hak tersebut mulai terampas bahkan terambil
secara paksa yang membuat seorang manusia tak dapat lagi merasakan nikmat
hidup secara utuh. Menyambung makna konotasi dalam adegan ini terkait dengan
terampasnya hak manusia yang menjadi target kospirasi spionase siber atau
persengkongkolan menggunakan infromasi dunia maya.
maka mitos yang muncul dalam adegan ini adalah Konspirasi spionase
siber mengkerdillisasi kemanusian yang berlaku dengan cara melanggar dan
merampas beberapa hak pokok dalam hidup seorang manusia seperti hak hidup
dengan aman dan nyaman, hak kebebasan yaitu hak yang mengatur mengenai
kebebasan seseorang dalam mealkuan hal hal yang dapat dan tidak dapat
dilakukannya seperti pemenuhan hak dan kewajiban, hak anti diskriminasi adalah
hak yang menjamin jika manusia tida menadaatkan perlakuan yang buruk dari
manusia lain serta hak privasi dimana hak ini mengatur seberapa jauh manusia
laindapat mencampuri atau mengathui urusan mansua lain. Dan dari kesemua hak
yang disebutkan diatas adalah hak dimana tidak boleh ada pihak manapun yang
boleh merampas kesemua hak yang ada tersebut.
147
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Hasil Analisis Semiotika Roland Barthes
Dari deskripsi analisis semiotik Roland Barthes sebelumnya maka berikut penulis
sajikan hasil temuan makna konspirasi spionase siber yang telah terbentuk dalam
sistem tanda visual dan audia pada film snowden secara deskriptif yang berikut
adalah pembahasannya :
1. Makna Konspirasi Spionase siber dalam Film Snowden Secara
Denotasi dan Konotasi
a) Perebutan kekuasan melalui perang digital.
Perebutan kekuasan terjadi setiap hari dan waktu, oleh karena itu pihak
pemerintah amerika melakukan upaya pertahanan sekaligus penyereangan
melalui jaringan yang mereka tanam di negara dengan posisis strategis
seperti di London, berlin, Istambul, jerman, Austria dan masih banyak
lagi. Peperangan dalam wujud nyata melibatkan aspek material yang
teramat banyak dimana perang digital melibatkan jaringan internet yang
dalam hal ini tidak membahayakan fisik agen yang terlibat. Namun hal itu
tidak membuat tindakan ini minim resiko, karena jika terjadi sedikit saja
kelengah maka peristiwa 11 september 2001 bisa terulang.
b) Dilakukan secara terstuktur dan sistematis
Dalam peperangan ataupun pertahanan tentu dibutuhkan strategi yang
matang dan siap untuk dilaksanakan sesegara mungkin, oleh sebab itu
konspirasi spionase siber merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan
secara terstruktur dan sistematis dalam memantau setiap gerak gerik para
148
target operasi yang memiliki indikasi dan potensi melakukan tindak
kejahatan atau penghianatan. Salah satu adegan dalam film Snowden juga
menggambarkan bagaimana pada akhirnya snowden sendiri yang
dijadikan sebagai target operasi karena adanya indikasi dirinya akan
melakukan penghianatan. Adapun asas hukum yang mereka gunakan
dalam kegiatan ini adalah asas kecurigaan dimana dalam asas itu mereka
diperbolehkan melakukan pengambilan data dan informasi terkait target
yang dicurigai.
c) Pengawasan intensif terhadap oposisi pemerintah
Dalam tim pengawasan target operasi biasanya tidak terdiri dari satu orang
semata, melainkan tergabung dalam sebuah tim yang mempunyai subjek
operasi tersendiri sebagaimana yang terdapat dalam unit analisis ketiga
dimana para agen diperlihatkan menggunakan software xkeysource untuk
mencari apa yang mereka butuhkan. Pencaraian hanya memerlukan kata
kunci maka apa yang dicari dapat ditemukan dengan segera mungkin.
Software ini bukan hanya mencari apa yang diupload melainkan apa yang
tidak diupload, bahkan ia juga bisa melakukan siaran langsung melalui
kamera Smartphone, laptop, komputer, atau cctv dengan menggunakan
fitur Optic Nerve. Setelah menemukan apa yang mereka cari, maka para
agen akan mengumpulkannya kedalam CD atau media penyimpanan
eksternal lainnya yang kemudian dikirimkan kepada divisi peninjau yang
diteruskan kepada agen lapangan yang akan mengambil keputusan untuk
dilakukannya tindakan penangkapan atau interograsi.
149
d) Konspirasi spionase Spionase siber sebagai tekanan diplomatis
Selain melakukan kerjasama diplomatis kepada pihak negara sekutu,
amerika juga melakukan tindakan pertukaran informasi denga mereka
didalamnya. Amerika dan sekutu saling bertukar informasi umum yang
berkaitan dengan kerjasama yang terjalin diantara keduanya tanap
menyentuh aspek aspek penting dari negara seketu tersebut. Namun
apabila kita kembali kepada makna pertama mengenai perebutan
kekuasaan melalui peperangan digital, maka dalam adegan keemmpat kita
juga akan meliha bahwa negara amerika bukanlah negara yang jujur, tanpa
sepengatahuan negara sekutu mereka menanamkan setiap agen kedalam
lapisan strategis dinegara itu dan mengirimkan data data intelijen mereka
mereka melalui Lembaga perwakilan mereka seperti kantor kedutaan
mereka dimasing negara karena ada perturan bahwa kedutaan besar milik
setiap negara merupakan wilayah yang tidak boleh diusik oleh negara lain.
e) Agenda terselubung yang berkedok keamanan internasional
Amerika merupakan negara super power yang tergabung dalam organisasi
dunia, baik dalam bidang budaya, politik, kemanusiaan, makan, industry
dan lain sebaginya. Dari hal tersebut tentu kita melihat beberapa
pemberitaan mengenai Amerika Serikat dimana melalui organissasi
organisasi tersebut mereka menjadi pihak yang dominan dalam membuat
dan menentukan suatu keputusan layak dikeluarkan atau tidak. jika melihat
pada pemaknaan keempat dan kelima ini kita akan menukan jika dominasi
yang mereka dapatkan merupakan hal yang mereka raih dari data digital
150
yang mereka kumpulkan sebelumnya. Untuk mensiasati ketimpangan
maka dalam pertemuan tersebut kerap dicetuskan isu isu terkait politik,
eknomi dan sosial yang nantinya akan diamini sebagai suaut masalah yang
bersifat internasional dan patut utnuk segera diseselasikan. Namun dengan
dalih tersebut amerika bisa menungganginya untuk meraik keuntungannya
sendiri, sebut saja ketika sadam Hussein berkuasa, amerika melakukan
intervensi militer kepada pihak irak unuk menangkapnya atau yang dalam
kasus 2001 dimana amerika melakukan intervensi terhadap dunia timur
dengan alasan pemberantasan terorisme disana sehingga ia bisa
memasukan pasukan dan peralatan militer tanpa khawatir pencekalan.
f) Semua Harus berada dalam dalam kendali.
Semua yang mereka lakukan harus dalam kendali mereka agara segala
anggran yang dikeluarkan tidak lah sia sia dan membawa kekecewaan.
Untuk mengatur segala aktivitas dan strategi yang telah mereka lakukan,
mereka mensiasatinya dengna bantuan program Cerdas dan inventory
penyimpan berskala besar. Dalam film snowden Epic Shelter, sebuah
program intelijen yang memiliki fungsi melacak dan mengambil kembali
data intelijen yang pernah disimpan. Program ini juga dapat
mengelompoka setiap pencarian dengan menggunakan kata kunci yang
dimaskukan.
g) Media adalah rekan penyampaian pesan mereka
Dalam film ini kita diperlihatkan scene mengenai presiden amerika kala
itu (Barack Obama) dalam memberikan statmentnya akan tidnakann
151
pengintaian mereka sebagai suatu konsep yang dinamakan big brother.
Dalam pidatonya itu ia mengakui jika tindakan ini merupakan upaya
negara dalam menjaga keseimbagann pemerintahan amerika. dapat kita
perhatikan dalam industry media, kedekatan dengan pemeritah
memberikan mereka keuntunga khusus dimana dalam hal ini mereka dapat
mengakses informasi pemerintahan untuk dijadikan sebagai sumber berita
mereka. Dilain sisi kedekatan terhadap pemerintah tersebut memberikan
media suatu keunungan dalam perlindungan hukum sehingga kecil
kemungkinan mereka tertuduh sebagai pekhinat dan penghasut kudeta.
Namun seiring perkembangan zaman, akses inforamsi semakin bebas
sehingga untuk kian sulit untuk mengatur opini masyarakat terhadap
pemerintah.
h) Perampasan Hak Asasi Manusia Milik Target Operasinya
Konspirasi spionase siber merupakan tindakan yang memanfaatkan
Pengambilan data informasi tanpa persetujuan dari pihak yang yang
berkaitan merupakan tindakan mengesampingkan hak yang dimiliki oleh
pihak tersebut. seperti terdapat dalam film yang memperlihatkan
bagaimana tim operasi jarak jauh menggunakan pesawat tanpa awak untuk
meledakan markas teroris ditimur tengah menggunakan sinyal telepon
yang terlacak oleh satelit. Tidak diketahui berapa jumlah teroris yang
terbunuh dan kebenaran apakah mereka semua adalah teroris. Snowden
juga mengalami perampasan haknya dimana ia tidak memiliki kejelasan
hukum di negaranya sendiri dan yang terpeting adalah hak hidupnya.
152
2. Mitos Konspirasi Spionase Siber dalam Film Snowden
Dari penelitain ini penulis menemukan dua mitos inti yang terdapat dalam
film snowden berdasarkan analisis semiotika roland barthes, kedua mitos tersebut
akan penulis jelaskan sebagai berikut :
1. Nilai Neo-Imperialisme berkedok Nasionalisme pada agenda Konspirasi
Spionase siber dalam film Snowden.
Dalam Film Snowden kita akan menemukan akhir dimana dirinya
dianggap sebagai seorang pelaku pengkhianatan bagi negrinya sendiri, namun
dilain pihak kita dapat menemukan sisi heroik atas aksi yang dilakukannya.
Snowden bukanlah orang pertama yang melakukan hal ini karena pada tahun
tahun sebelumnya juga terdapat sosok yang serupa dengan dirinya sebut saja Bill
Binney dan Thomas Drake yang juga membocorkan infomasi rahasia negaranya
kepada publik.120 Namun perlu kita akui jika snowden sedikit lebih beruntung dari
pada mereka dimana dirinya masih dapat menghirup udara bebas hingga detik ini.
Berbicara mengenai tindakan konspirasi spionase siber yang dilakukan
dalam film tentu kita akan bertanya-tanya perihal apakah yang sudah dilakukan
oleh badan intelijen dan para agen milik negara Amerika merupakan bentuk
pengabdian yang tulus untuk tujuan kedaulata negara semata, atau justru apa yang
mereka lakukan sebenarnya sudah melampaui batas kewajaran sebagai mana yang
telah tergambarkan pada film ini dimana informasi milik orang yang tidak terlibat
dalam agenda kejahatan atau terorisme sekalipun ikut terset di dalam operasinya.
120 David Welna. Before Snowden: The Whistleblowers Who Tried To Lift The Veil.
https://www.npr.org/2014/07/22/333741495/before-snowden-the-whistleblowers-who-tried-to-lift-
the-veil. Diakses pada tanggal 19 juli 2018
153
Konsep Nasionalisme merupakan suatu konsep mengenai ideologi politik
sayap kanan yang mengusung tentang bagaimana seorang warga negara
mengedepankan kepentingan untuk negaranya. Sebagaimana Bill Gates Seorang
pebisnis sukses di bidang teknologi hardware dan software yang memberikan
dukungan kepada kedua partai politik amerika serikat demokrat dan repblik.121
tetap mendukung konsep kesetiaan hukum terhadap negaranya sendiri. Berikut
komentar Bill Gates terkait perbuatan snowden dalam wawancara bersama
Rolling Stone:
“I think he broke the law, so I certainly wouldn’t characterize him as a
hero. If he wanted to raise the issues and stay in the country and engage in
civil disobedience or something of that kind, or if he had been careful in
terms of what he had released, then it would fit more of the model of “OK,
I’m really trying to improve things.” You won’t find much admiration from
me.”122
Namun dari apa yang terbentuk dalam film ini kita dapat melihat apa yang
mereka lakukan dengan menggunakan data intelijen yang telah dikumpulkan
bukanlah suatu hal yang berpatok pada asas nasionalisme semata, melainkan hal
tersebut sudah menjalar atau berubah menjadi ideologi neo-imperialism. Dimana
dalam menjalankan prakteknya mereka juga merampas hak politik ataupun
ekonomi milik orang ataupun negara lain yang menjadi target sasaran mereka.
Perlu kita ketahui Neo-imperialisme adalah ideologi yang bertujuan untuk
melakukan perluasan kekuasaan melalui pencaplokan dan penaklukan negara lain.
121 Colby Itkowitz. Wealthiest Americans in each state primarily support Republicans.
https://www.washingtonpost.com/blogs/in-the-loop/wp/2014/08/05/wealthiest-americans-in-each-
state-primarily-support-republicans/?noredirect=on&utm_term=.4a42f0c8da28 diakses pada
tanggal 1 juli 2018 122 Alex Wilhelm. Bill Gate Says Snowden Is No Hero. https://techcrunch.com/2014/03/14/bill-
gates-says-snowden-is-no-hero/ diakses pada tanggal 26 desember 2017
154
Adapun nilai neo-imperialisme yang bisa ditemukan dalam film snowden
terdapat pada unit analisis penelitian 1 hingga 6 dengan pemaknaan sebagai
berikut:
a) Penggunaan 11 september 2001 sebagai pembakar semangat para
calon pelaku konspirator dalam menjalankan agenda konspirasi
spionase siber pada pemerintahan. Hancurnya Gedung kembar World
Trade Center pada tanggal 11 september dinarasikan dalam film ini
sebagai suatu kegagalan dunia intelijen yang memberikan kenangan
buruk kepada para pelakunya kala itu. Namun bagaimana jadinya jika
kita kaitkan isu 11 september yang diangkat pada film ini kedalam
ranah ideologi, tentunya kita akan melihat peristiwa itu sebagai suatu
peristiwa luar biasa yang mengadukan dua konsep ideologi barat dan
timur dihadapan dunia modern abad 21. Ideologi dari dunia barat dan
timur tengah merupakan ideologi yang cukup sering terlibat dalam
pergesekan karena keduanya merupakan ideologi yang paling banyak
penganutnya, apa yang terjadi pada kasus 11 sepetember pada akhirnya
menentukan bagaiaman mayoritas penduduk dunia memadang idelogi
timur tengah kedepannya. Para calon pelaku konspirasi spionase siber
ini tentu akan melihat tindakan memata matai pihak lain yang ia
lakukan sebagai bentuk nasionalisme dirinya kepada negara. Namun
tidak kah ia sadari jika pengumpulan informasi diluar batas kewajaran
tanpa mengindahkan hak hak target operasinya merupakan salah satu
bentuk pengaplikasian nilai neo-imperialisme dalam pemerintahan.
155
b) Kemudian nilai neo-imperialisme selanjutnya didapatkan dari adengan
agen NSA mengumpulkan data wilayah dan penduduk negara Jepang
menggunakan celah kontrak kerja sama yang terjalin. Jepang dan
Amerika memiliki sudut padangan politik yang berbeda namun kedua
tetap masuk kedalam lingakran sekutu berbeda dengna hubungan
amerika dan China yang sering terlibat dalam perebutan pasar.
Dilakukannya pengumpulan data wilayah dan populasi tersebut
digunakan apabila negara sekutu tersebut terindikasi melakukan
perlawanan dalam pengambilan keputusan, adanya potensi melakukan
penghianatan, berubahnya poros politik menjadi negara opisisi atau
sekedar menyimpan informasi untuk kepentingan yang tidak terduga.
Dalam pemikiran neo-imperialimse hal ini dapat dikategorikan sebagai
imperialisme militer, di mana sang negara menanamkan kekuatan
militer berupa agen dan teknologi kedalam lokasi potensial.
c) Dan nilai neo-imerialisme pada agenda konspirasi spionase sber
berupa pengumpulan data pribadi milik petinggi negara, petinggi
perusahan, atau pemimpin negara oleh para agen. Dalam film ini, apa
yang telah dilakukan tersebut merupakan upaya intervensi untuk
mengontrol ekonomi dan sosial menggunakan pengaruh dan
wewenang dari posisi yang dimiliki oleh toko penting tersebut.
dilakukannya suatu intervensi merupakan praktek nilai neo-
imperialisme dimana nilai tersebut menyetujui pemanfaatan untuk
mendapatkan keuntngan material ataupun non-material.
156
2. Pudarnya Asas Liberalisme Dalam Konspirasi Spionase Siber Dalam Film
Snowden
Jika kita menonton film Snowden dari awal, tentu kita akan menemukan
salah satu scene dimana dalam adegan tersebut diceritakan mengenai snowden
yang bertemu dengan Lindsay Mills untuk pertama kalinya di dekat Gedung Putih
di Washington DC. Dalam pertemuan pertama tersebut kita akan menemukan
dialog dimana snowden mempertanyakan tentang liberalism kepada Mills dan
lebih mendukung kepada konsep tentang bagaimana rakyat amerika harus
melindungi negara. Dialog itu diceritakan ketika dirinya belum menjadi anggota
CIA. namun dari dialog tersebut dapat kita tarik suatu indikasi bahwa terdapat dua
kubu yang pro dan kontra akan konsep liberalisme sebagaimana hal tersebut
terjadi pembagian dua partai politik yang dominan yaitu demokrat dan republik.
Berbicara mengenai liberalisame dan amerika serikat pada masa lampau
merupakan hal yang sulit dipisahkan karena amerika merupakan negara yang
menganut paham united states yang artinya bersatu. Tentu untuk menyatukan hal
hal rumit dibutuhkan suatu konsep yang disepakati secra bersama dan akan sulit
terwujud jika mengandalakan konsep pemikiran yang penuh dengan sekat dan
batasan sepeti kapitalisme dimana para pemegang modalah yang memiliki kuasa
dalam mengatur sistem wewenangnya. Dan hal itu ditemukan pada konsep
liberalism, sebagaimana dipahami bahwa liberlisme merupakan paham yang
mendukung kebebasan individu dan kesetaraan kepada warganya.123
123 Andrea Brorghini. What Is Liberalism?. https://www.thoughtco.com/liberalism-2670740.
diakses pada tanggal 18 juli 2018
157
adapun pudarnya asas liberlisme pada agenda konspirasi spionase siber
yang tergambarkan dalam film snowden bisa kita lihat pada dua unit analisis
terakhir yang akan penulis jabarkan sebagai berikut :
a. Disebarakan melalui media Netral
Ketika suatu media komunikasi memutuskan keberpihakannya maka
hal itu akan mendatangkan ketidak seimbagnan informasi yang
disebarkan. Dalam scene ini kita diajak untuk memahami apa yang
akan dilakukan oleh snowden merupakan hal yang dapat mengancam
kebebasan dirinya sebagai warga negara amerika serikat. Sadar akan
hal itu, snowden meminta bantuan kepada jurnalis dari the Guardian
Laura Poitras, Glen Grendelwald, dan Ewen MacSkill guna
menyebarkan file yang telah ia kumpulkan sebelumnya secara ekslusif.
Dengan pemberitaan yang seimbang melalui media yang tidak
memiliki kepentingan dengan pemerintahan, snowden berharap dirinya
tetap memiliki perlindugnan hukum terhadap apa yang mungkin terjadi
karena dirinya khawatir akan mendapatkan nasib yang seperti
pendahlunya yang membocorkan data rahasia milik negara.
b. Snowden menceritakan kisahnya dan melakukan kampanye digital.
karena hak kewarganegaraannya terampas maka snowden tidak lagi
memiliki kebebasan untk dapat pergi kemanapun yang ia inginkan,
sehingga untuk memperjuangkan apa yang ia percayai dan mulai
kepada dunia, snowden hanya bisa melakukan kampanyenya secara
digital seperti konfresni yang dilakukan di akhir adegan unit analisis.
158
4.4 Pembahasan Penelitan
4.4.1 Dominasi Nilai Neo-Imperialisme pada agenda Konspirasi Spionase
siber dalam Film Snowden
Film merupaan media yang dapat membawa berbagai simbol simbol
idelogi atau kebudayaan kedalamnya, oleh karena itu maka lahirlah teori teori
yang membahas mengenai simbol dan tanda pada media. Salah satu teori tanda
yang dapat membedah konsep ideologis dan budaya pada tanda adalah Roland
Barthes dengan melanjutkan pemikiran strukturalis dari Ferdinand De Saussure.
Oleh karena itu melanjutkan pembahasan dari apa yang telah ditemukan dalam
mitos, penulis menemukan jika dalam film snowden terdapat dua ideologi yang
dipertemukan yaitu liberalism dan Neo-imperialisme.
Dalam Film Snowden, sudut padang suatu negara dalam menjalankan
kekusaannya tergantung pada bagaimana sikap presiden terpilih menjalankan
sistem pemerintahannya. Kehadiran tokoh Barack Obama dalam film Snowden
saat dirinya memberikan janji kampanye politik dianggap sebagai angin segar
yang membeikan harapan akan ditegakaannya kembali asas liberalism tidak
seperti pemimpin sebelumnya. Dianggapnya tokoh Obama sebagai Presiden yang
bisa menerapkan prinsip liberalis karena ia berasal dari partai demokrat yang sama
sama berada di ranah sayap kiri politik, yang mana hal tersebut berbeda dengan
presiden sebelumnya Bush yang berasal dari partai oposisinya. Meskipun
demikian ternyata dalam pelaksanan tugasnya presiden Obama tidak bisa terlalu
produktif dalam mengganti wewenang dan aturan aturan dari presiden
sebelumnya karena peraturan tersebut sudah melekat pada sistem.
159
Terutama peraturan peraturan yang berkaitan tentang hukum keamanan
negara dan kegiatan mematai matai warga amerika serikat yang dilakukan oleh
pihak pemerintah. Adanya keterbatasan tersebut terindikasi dari cuplikan adegan
saat Obama berjanji untuk meninjau dan menghapus aturan aturan tertentu dalam
kegiatan surveilliance pemerintah, namun pada akhirnya ia terpaksa mengakui
jika program tersebut harus dilihat sebagai suatu upaya menjaga stabilitas negara
yang juga terdapat pada cuplikan pidatonya di film.
Neo-imperialisme adalah ideologi yang membawa konsep imperialisme
kedalam suatu bentuk yang lebih baru mengikuti perkembagnan zaman.
Diterapkan pada tahun yang lebih baru, tidak berpatok pada lingkup kerajaan
melainkan berpatok pada hal hal yang bersifat kuno. Pada awalnya amerika
merupakan sebuah lahan luas yang hanya di isi oleh suku suku lokal tanpa adanya
sistem politik yang mendominasi seperti saat ini hingga pada masa masuknya
christoper colombus pelayar dari benua eropa yang kemudian membawa serta
oleh oleh politik ke negeri antah berantah tersebut. Berbeda dengna masa lalu,
dimana tujuannya hanya berupa pengusasaan terhadap 3 G (Gold, Gospel, dan
Glory), bentuk imperialism masa kini masih tetap ada namun konsepnya saja yang
mengalami perkembagan. Adapun bentuk tujuan Iimperialism yang tergambarkan
dalam film snowden berikut penjabarannya:
1. Imperialisme Politik
Pemerintah amerika melakukan intervensi politik terhadap negara lain
memalui pertemuan pertemuan politik yang melibatkan organisasi dunia
seperti pertemuan G5, G8, atau G20 ataupun pertemuan lainnya.
160
2. imperialisme militer
Tercetusnya isu terorisme pada tahun 2001 lebih tepatnya pasca tabrakan
pesawat Gedung kembar, merupakan hal yang secara tidak langsung telah
merubah sudut padnang dunia terhadap dunia timur tengah terkhusus
agama islam. Dari hal tersebut dunia memandang blok timur sebgai negara
primitive dan bar bar dikaernakan maraknya aksi bom bunuh diri yang
kerap dilakukan oleh para teroris yang berasal dari sana. Amerika
mengirikan pesawat tanpa awak dan agennya ke negara negara tersebut,
selain mengirimkan kekuatan militer pada daerah rawan konflik, amerika
juga menyisipkan agen mereka ke kantor duta besar yang berada di negara
negara minim konflik seperi german, inggris, dan jepang.
3. Imperialisme ekonomi
Tidak lengkap rasanya jika suatu imperialisme tidak membawa
keuntugnan secara ekonomi kepada negara yang menerapkan nilai
imperialisme. Kedudukan Amerika sebagai negara super Power bukan
tanpa alasan, ia dianggap sebagai surganya para pencari uang dan
kekayaan. Dengna melakukan intervensi kepada para tokoh dan pengusaha
terkait pada perizinan ekport impor dari suatu negara tentu amerika bisa
mendaptkan keuntungan dengna mudah berupa dipermudahnya akses
memasukan dan mengeluarkan barang kebutuhannya terlebih lagi posisi
Amerika Serikat yang berada di jajaran First world yang mempunyai
cakupan lebih luas dibanding negara yang berada di second dan third
world yang memiliki keterbatasa dalam melakukan ekspor impor.
161
4. Imperialisme budaya
Film merupakan salah satu produk budaya, selain musik dan fashion.
Bentuk imperialisme budaya dalam film snowden adalah penggunaan
simbol popular seperti pakaian, teknologi, isu dan budaya yang berlaku.
Munculnya dominasi Neo-Imperialisme pada Agenda konspirasi spionase
siber dalam film snowden dapat dilihat sebagai suatu upaya ikut campurnya
Negara Amerika dalam memantau segala aktivitas digital yang dilakukan baik
antar warga negaranya atau warga negara asing yang terhubung. Penggunaan
Kemampuan negara amerika serikat dalam mengontrol informasi digital
membawa mereka pada kemampuan lainnya yang pengaplikasiannya dapat
menjalar lebih luas dari pada dugaan para pengguna teknologi digital tersebut.
Setiap tahunya terdapat lebih dari jutaan transaksi non-cash, dan terjadi transaksi
pembayaran digital yang telah dilakukan oleh lebih dari 256,9 juta orang di tahun
2018, 124 bayangkan jika infomrasi sebanyak itu tidak terpantau dan diawasi maka
akan memunculkan suatu Chaos yang menakutkan seperti penyelundupan barang
illegal, senjata, bahan makanan beracun, bahan peledak, dan hal yang lumrah
diperjualbelikan di dunia bawah. Namun lain halnya jika mereka miliki informasi
tersebut maka dapat dipastikan mereka dengan mudah memiliki kuasa dan
pengaruh terhadap arus perdagangan tersebut. situasi penggunaanya yang dari
pada hal tersebut mampu memunculkan kuasa atau dominasi untuk melampaui
aspek aspek hukum manusia dimana para target operasninya hanya dijadika
sebagai kaum inferior yang dapat dimanaatkan oleh kaum elit.
124 Statista : the Statistics portal. Digital Payment
https://www.statista.com/outlook/296/109/digital-payments/united-states. diakses pada tanggal 2
juli 2018
162
Adapun mengenai konsep konspirasi yang marak berkembang merupakan
hal yang tidak bisa dipisahkan dari konsep kekuasaan dan kepentingan. karena
mau bagaimapun juga konspriasi merupakan sebuah konsep persengkongloan
dengan tujuan yang jelas, baik dalam ranah spiritual, ideologi, ataupun
perekonomian global. Kekuasaaan memang merupakan hal yang sangat
menggiurkan baik bagi pihak perorangan maupun suatu negara sehingga banyak
diantaranya melakukan berbagai cara untuk dapat meraih dan
mempertahankannya. Meskipun demikian, dalam proses pencapaian kekuasaan
tersebut terdapat hal yang perlu kita ingat dan tanamkan pada konsep ini adalah
Negara memang mempunyai wewenang untuk mengantur masyrakat dan hukum
yang mereka ciptakan serta terapkan didalamnya, namun bukan bukan berarti
wewenang tersebut dapat memperbolehkan mereka dalam ikut campur terhadap
urusan dan permasalahan dari negara lain atau warga negara lain sebagaimana
hukum internasional mencantumkan, kebebasan merupakan hak segala bangsa.
Dengan menonton film Snowden kita dapat memahami bahwa adanya
Batasan-batasan bagi seseorang atau Lembaga pemerintahan dalam melacak dan
mengumpulkan informasi, Batasan tersebut terletak pada perizinan yang diberikan
oleh sang pemilik informasi. Salah satu ciri diterapkannya neo-imperialisme
adalah dengan melihat nilai nilai moral yang diterapkan pada negara negara yang
cendrung menerapkan sistem politik bersayap kanan meski hal tersebut bukan
sebuah patokan yang mutlak dan tepat. Oleh karena itu sebaiknya kita melihat
pada apa yang terjadi di dalam proses pemilihan Donald Trump sebagai calon
presiden perwakilan partai politik republik yang juga berasal dari sayap kanan.
163
Donald trump berasal dari partai yang sama dengan George W. Bush Jr.
yaitu partai republik, sedangkan lawan politiknya Hillary Clinton berasal dari
partai demokrat. Persaingan yang terjadi diantara keduanya merupakan persaingan
yang telah masuk kedalam ranah ideologi politik terkait sudut pandang sayap kiri
dan kanan. Sepeti diangkatnya isu timur tengah oleh Trump untuk menjatuhkan
lawannya dengan mengatakan, “ia (Hillary) harus mendapat penghargaan dari isis
sebagai pendiri isis” atau ketika ia berkata, “Libya! Iihatlah kekacauan disana dan
itu akibat (Hillary) Clinton memberi nasihat kepada Obama.” 125
Apa yang terjadi diantara Trump dan Hillary merupakan contoh dimana
penggunanan isu isu yang berkaitan dengan ideologis merupakan strategi yang
bagus untuk digunakan dalam mencapai kepentingan politik. Sebagaimana
Ideologi dipahami sebagai sarana yang merekatkan kelompok sosial dan
komunikasi masa dalam hal tertentu dilihat sebagai mekanisme yang mujarab
untuk menyebarkan perekat tersebut.126 beragamnya latar belakang Pendidikan
dan daerah yang terdapat pada masyarakat dalam suatu negara membuat
beragamnya ideologi yang dianut oleh masyarakat negara tersebut. sebagian orang
bangga memproklamirkan dirinya sebagai seorang yang “ideologis”, sementara
yang lain masih ragu ragu mendeklarasikan dirinya untuk disebut sebagai
konservatif atau sosialis, liberal atau demokrat, feminis atau ekologis. 127
125 Citra dewi. Donald Trump: Hillary Clinton adalah pendiri ISIS.
https://www.liputan6.com/global/read/2568749/donald-trump-hillary-clinton-adalah-pendiri-isis.
Diakses pada tanggal 15 juli 2018
126 John B. Thompson. Kritik ideologi global. IRCiSoD, Yogyakarta. 2015 halaman 11-12
127 Ibid. halaman 14
164
Menurut John B. Thompson dalam buku Kritik Ideologi Global, konsep
ideologi dapat digunakan untuk merujuk cara-cara bagaimana makna digunakan,
dalam hal tertentu, untuk membangun dan mempertahankan relasi kekuasaan yang
secara sistematis bersifat asimetris – yang kemudian saya sebut ‘relasi
dominasi’.128 Yang dari padanya dapat dimaknai bahwa ideologi secara luas
dinyatakan, adalah makna yang digunakan untuk kekuasaan.129
Kembali pada ranah perfilman, dengan beredarnya Film Snowden pada
tahun 2016 ke tengah tengah pasar internasional dapat diibarakan sebagai pisau
bermata dua, dimana pada satu sisi ia memperlihatkan kesewenang wenangan
negara amerika serikat dalam mengumpulkan informasi masyarakat dan negara
lain. disisi lain dapat dikatakan sebagai ajang promosi pemerintah amerika dalam
menunjukan kekuatan militer, politik, ekonomi dan budaya dirinya melalui
kegiatan memata matai tersebut. film merupakan media komunikasi yang mudah
teramati apabila terdapat pergeskan ideologi didalamnya, sebut saja film kartun
Disney yang merubah karakter figurannnya sesuai dengan karakter yang mudah
diterima pasar tertentu. Adapun bentuk Dominasi nilai neo-imperialsime yang
tertangkap oleh penulis dalam film ini adalah ketidak mampuannya negara
Amerika dalam menjamin perlindungan dan dukungan terhadap snowden maupun
target operasi penyelidikan untuk memperjuangkan hak mereka yang teredam oleh
nilai imperialisasi yang terdapat dalam ranah hukum politik, ekonomi, budaya dan
militer yang menaungi dalam operasi intelijen tersebut.
128 Ibid. halaman 16
129 Ibid. halaman 16
165
4.4.2 Kontruksi Realitas Konspirasi Spionase siber dalam Film Snowden
Melihat perkembagnan industri perfilman belakangan ini tentu kita akan
menemukan beberapa topik menarik pada sebuah film dan tidak sedikit
diantaranya yang membawa kembali tema atau topik yang mengandung tentang
sebuah konsep konspirasi dan kegiatan mata mata. Salah satu alasan diangkatnya
kembali topik terntentu dalam sebuah film dikarenakan tingginya minat
masyarakat untuk menonton kembali film dengan topik serupa. Sebut saja
beberapa judul film tentang konspirasi dan dunia intelijen seperti Eagle Eye,
Jason Bourne, James Bond, Davinci Code, Angels and Demon, Inferno, Sherlock
Homles, Mission Impossible dan The Kingsman yang semakin menarik untuk
ditonteh jutaan pasang mata yang menyaksikannya.
Dengan mengambil setting lokasi di Amerika Serikat saat negara itu
tengah menjadi sorotan dunia pasca isu Snowden, tentu hal itu memberikan nilai
lebih tersendiri. Sudah menjadi rahasia umum jika Amerika merupakan negara
adidaya yang kerap turut campur kedalam urusan negara lain. Dalam beberapa
film Hollywood, mereka juga kerap menceritakan jika kekuasaan dan juga
kekuatan yang dimiliki oleh negara adidaya itu bukanlah hal yang mudah untuk
dipertahankan sehingga membutuhkan upaya khusus untuk mempertahankannya.
Kembali kepada pembahasan, Film dianggap sebagai suatu representasi atau
penggambaran kembali sebuah realitas karena dianggap telah membentuk dan
menghadirkan kembali apa yang ada pada realitas yang dimaksud berdasarkan
penggunaan kode-kode, konvensi-konvensi, dan ideologi dari kebudayaannya.130
130 Alex Sobur, semiotika komunikasi, PT rosdakarya. Bandung. 2004 halaman 127-128
166
Diangkatnya kasus Snowden kedalam sebuah film bergenre biography,
drama, dan thiller, tentu kita akan melihat bagaiamana sudut padang sang
sutradara Oliver Stone dalam membentuk alur cerita, setting dan pemilihan
elemen-elemen sinematografi lainnya. Oliver stone merupakan sutradara yang
memiliki track record bagus pada beberapa judul film bergenre biografi
garapannya.131 Adapun Penyajian Stone dalam film ini telah memunculkan
penggambaran kembali mengenai seluk beluk dunia intelijen Amerika Serikat dan
konflik ideologis didalamnya berdasarkan pada informasi yang telah ia
kumpulkan pra-produksi. Dalam teori kontruksi realitas apa yang telah dilakukan
oleh stone merupakan proses untuk menemukan suatu konsep untuk
menghubungkan antara subjektif dan objektif melalui konsep dialektika. Proses
terbeut dikenal dengan momen ekternalisasi, objektivikasi, dan internalisasi.
Berikut adalah pembahasan mengenai kontruksi realitas dalam fim Snowden:
Eksternalisasi adalah Usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia
kedalam dunia, baik kegiatan mental ataupun fisik. Adapun Proses Eksternalisasi
yang dilakukan oleh Oliver stone sebelum membuat film snowden sendiri adalah
mengumpulkan informasi apa yang sebenarnya terjadi dan dilakukan oleh
pemerintah dan snowden melalui sebuah novel yang mengangkat kisah tersebut
dan kemudian untuk mendapatkan gambaran lebih mendalam ia, tim dan aktornya
menonton Film Citizenfour dimana di film tersebut merupakan wawancara
ekslusif yang dilakukan oleh Edward Snowden asli dengan ketiga jurnalis Laura,
Glen, dan Ewen yang juga mengirimkan informasi tersebut kepada The Guardian.
131Ahada ramadhana. Selain Snowden, ini 10 film biografi karya Oliver Stone, keren banget.
https://www.brilio.net/film/selain-snowden-ini-10-film-biografi-karya-oliver-stone-keren-banget-
160922g.html. Diakses pada tanggal 2 januari 2018
167
Tidak sampai disitu, bahkan Stone juga sempat melakukan wawancara
ekslusif dengan sosok asli Edward J Snowden sehingga dari proses pencurahan
ekspresi melalui fisik dan mental tersebut Oliver Stone telah mendapatkan
gambaran dan kronologis utuh dari kisah yang terjadi diantara Snowden dan
pemerintah Amerika yang mana hal tersebut akan dilanjutkan pada proses
kontruksi realitas selanjutnya yaitu objektivikasi.
Objektivikasi adalah hasil yang telah dicapai baik mental maupun fisik
dari kegiatan eksternalisasi manusia tersebut. dalam hal ini, bentuk objektivikasi
Stone setelah momen eksternalisasi adalah membuat film berdasarkan informasi
tersebut. dan lahirlah Film berjudul Snowden yang merupakan buah karya pikiran
dan fisik dari pencurahan ekpresi stone terhadap kisah hidup seorang Edward J
Snowden yang dapat dinikmati oleh masyarakat atau orang lain selain dirinya
sendiri.
Inti dalam proses objektivikasi adalah merubah apa yang telah dicapai
dalam momen ekternalisasi kedalam realitas objektif atau realitas yang bisa
dialami oleh banyak orang. Realitas subjektif stone dapat berbeda dengan realitas
objektif penontonya. Untuk mensiasatinya maka dari itu dalam Film Snowden
Stone menggunakan simbol simbol yang telah dekat dengan penontonya terkait
dengan bahasan konspirasi seperti cuplikan meledaknya Gedung WTC, simbol
mata Satu, dan simbol teroris kala itu Osama Bin Laden dengan peran pemerintah
sebagai pahlawannya. sedangkan untuk hal spionase siber, ia memasukan gambar
pantauan drone, pelacakan data pelaku hate speech, dan pemantauan jaringan
rakyat amerika secara intensif melalui Software pencarian meta-data.
168
Proses Objektivikasi yang telah dilakukan oleh Stone selama proses
pembuatan film akan bergerak kepada proses kontruksi realitas berikutnya atau
lebih tepatnya proses yang terjadi ketika film Snowden buatanya telah dipasarkan
ketengah masyarakat. Proses kontruksi realitas berukutnya adalah proses
Internalisasi, yaitu sebuah proses penyerapan kembali hal objektif kedalam
kesadaran subjektif individu yang dipengaruhi oleh struktur dunia sosial.
Stone merupakan sosok sutradara yang terkenal dengan film biografinya
bukan tanpa alasan, dia termasuk kedalam sutradara pembuat film biopic terbaik
yang dimiliki Hollywood. Selama menjalani karirnya sebagai sutradara ia telah
diakui sebagai orang yang dengan cermat memperhatikan setiap detail elemen
sinematografi pada film garapannya. Sebut saja pada proses pemilihan aktor yang
akan memerankan tokoh dalam filmnya, ia memilih dengan seksama dan hati hati
agar para tokoh tersebut sesuai dengan ekpetasi dirinya dan masyarakat.
Sebagaimana yang terjadi dalam film Snowden, Joseph Gordon levitt yang terpilih
oleh Stone untuk memerankan Snowden membuat dirinya untuk menonton
youtube dan film documenter Citizenfour agar dirinya dapat memahami dan
memerankan tokoh Snowden seperti bagaimana ia bersuara, berjalan, duduk,
berekspresi terhadap lelucon dan lain sebagainya. 132 Dalam Pembuatan film
Snowden, Stone juga Memahami jika apa yang akan dibahas dan ditayangkan
dalam film ini merupakan hal yang sensitive baik terhadap publik ataupun
pemerintah Amerika sebagai Lembaga yang banyak tersort dalam film ini.
132 John lynch. Joseph Gordon-Levitt explains that odd Edward Snowden voice he does in his new
biopic. https://www.businessinsider.sg/joseph-gordon-levitt-snowden-voice-2016-9/?r=US&IR=T.
diakses pada taggal 7 juli 2018
169
Memahami apa yang sedang diperbuatnya merupakan hal yang
kontroversial, maka sebenarnya stone telah melakukan proses internalisasi
terhadap realitas yang ada. Mari kita simak dan pahami proses internalisasi stone
terhadap film ini melalui pendapat dirinya dalam sebuah wawancara dengan The
Guardian sebagai berikut:
“…This film, in particular, was not easy. “Every movie I have made is a
challenge. But from day one, every day seems to have its obstacles, whether it is
computers or the technology being arcane, difficult to understand, or the
character of Snowden, who has a strong, robot, nerd quality. It is a drawback. He
is not the active type.” As Stone headed back to the set, his final comment
expressed his limited ambition for the movie at that time: “I don’t want to do
anything that will hurt Edward Snowden.”133
Ungkapan Stone dalam sesi wawancara tersebut membuat kita menyadari
jika ia tidak berhenti ketika film itu dipasarkan, melainkan ia juga terus melihat
dan mengamati bagaiamana pesan yang ia sampaikan dalam film itu beredar di
tengah masyarakat yang menontonnya. Dapat kita pahami dari wawancara
tersebut jika Oliver Stone melihat komputer dan teknologi merupakan suatu hal
yang tidak mudah dan sulit dimengerti. Namun dari semua itu, tujuan stone
membuat film Snowden ini bukan untuk menyakiti snowden baik fisik maupun
mentalnya. Realitas merupakan produk yang dicinptakan dominasi mayoritas
yang berkuasa saat itu, adapun realitas yang terdapat dalam film merupakan
realitas yang tercipta saat dominasi pemerintahan amerika tengah berkuasa.
133 https://www.theguardian.com/film/2016/aug/18/snowden-the-movie-ewen-macaskill-watches-
the-nsa-super-leak-come-back-to-life, diakses pada tanggal 25 desember 2017
170
BAB V KESIMPULAN
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Film adalah sebuah media komunikasi yang tersusun dari suatu kesatuan
seperti adegan, suara, dan alur cerita yang saling berhubungan dan berkaitan satu
sama lain sehingga dapat menjadi sebuah tontonan yang menarik serta dapat
dinikmati oleh khalayaknya. Adapun Kesimpulan dari analisis semiotika roland
barhtes pada penelitian ini, penulis mendapatkan kesimpulan:
1. Makna Denotasi, Konspirasi Spionase siber dalam film Snowden merupakan
sebuah tindakan yang terstruktur dan sistematis yang dilakukan oleh
sekelompok orang secara rahasia melalui pantauan jaringan dan koneksi untuk
menargetkan infromasi bersifat pribadi ataupun publik dari setiap individu
yang terkoneksi dimana pada nantnya data tersebut disimpan dalam sebuah
mesin penyimpanan digital berkapasitas besar.
2. Makna Konotasi dari konpirasi spionase siber yang penulis temukan adalah
suatu praktik persengkongkolan yang menggunakan asas hukum kegentingan
dan kecurigaan pada target operasinya dimana tindakan tersebut dilakukan
untik mendapatkan control dan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik.
3. Mitos Konspirasi Spionase siber yang penulis temukan dalam Film Snowden
adanya nilai neoimperialisme yang terkadung pada agenda konspirasi spionase
siber dimana pada saat yang bersamaan nilai nilai tersebut memudarkan asas
liberalism melalui perampasan hak hak kemanusiaan dari target operasinya.
171
Adapun dalam penelitian ini penulis juga menemukan gambaran dominasi
nilai neo-imperialisme pada agenda konspirasi spionase siber dalam film snowden
berupa ketidak mampuannya asas liberal dalam memberikan perlindungan hukum
ataupun perlindugnan hak asasi manusia kepada snowden dan target operasi
kegiatan permata mataan dari operasi pengumpulan data pribadi secara global
yang akan digunakan sebagai alat untuk melakukan intervensi secara politik,
ekonomi, sosial maupun militer yang dilakukan oleh badan intelijen pemerintahan
Amerika. Neo-imperilaisasi merupakan pemikiran yang mengusung perluasanan
cakupan kekuasaannya tanpa mengerahkan kekuatan militer secara penuh
Mengakiri penelitian ini, isu yang tengah menjadi perbincangan banyak
orang merupakan hal lumrah diangkat kedalam industri media, baik menjadi
sebuah pemberitaan, bahan gossip di televisi ataupun diangkat kedalam film.
Terjadinya hal tersebut tidak lepas daripada value atau nilai yang terkandung pada
isu tersebut. adapaun bentk komodifikasi konspirasi spionase siber dalam film
snowden anrara lain, isi menampilkan simbol atau ikon yang memiliki kertekaitan
dengan konspirasi seperti penggunaan mata satu, peledakan gerdung world Trade
Center, dan sosok snowden. adapun dalam film snowden membawa kembali topik
pembahasan yang tidak jauh berbeda pada teori teori konspirasi yang telah
berkembang sebelum Film snowden dipasarkan. Hal tersebut dapat diartikan
sebagai apa yang ditampilkan dalam snowden merupakan bentuk kontruksi
realitas sang sutradara melalui proses subjektif menjadi objektf berupa momen
ekstnalisasi, objektifikasi, dan internalisasi pada konsep dan isu isu tentang dunia
intelijen dan segala intrik didalamnya.
172
5.2 Saran
Setelah menonton dan membuat penelitian tentang bagaimana makna dari
penggambaran pesan konspirasi amerika melalui tindakan spionase siber yang
didapatkan oleh penulis didalam film Snowden, maka dengan berlandaskan hal
tersebut penulis dapat memberikan beberapa saran yang sekiranya dapat dijadika
sebagai pertimbangan untuk masukan kedepannya sebagai berikut :
1. Saran Teoritis
Adapun Saran kepada para akademisi yang terhormat apabila tertarik dan
berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan objek
penelitan yang serupa adalah untuk turut serta melakukan analisis efek yang
ditimbulkan dari penanyangan film Snowden terhadap kewaspadaan khalayak
atau public terhadap kemunculan dari konspirasi spionase siber.
2. Saran Praktis
Secara pribadi penulis menyarankan kepada mahasiswa Ilmu Komunikasi
UNTIRTA untuk terus menambah wawasan dibidang analisis semiotika dan
perfileman terlebih pada isu isu penting terkait dengan dunia teknologi
komunikasi modern, sehingga untuk kedepannya mahasiswa Ilmu Komunikasi
UNTIRTA dapat melakukan penelitian semiotika dan teknologi lebih baik.
3. Saran Sosial
Adapun saran sosial yang penulis hendak sampaikan dan berikan kepada
masyarakat dan akademisi diluar ilmu komunikasi adalah teruslah berubah
menjadi pribadi yang memiliki jejak digital yang baik, kritis dan selektif
dalam memilih dan membahas isu isu yang berada dan tersebar di mayantara.
173
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Apriadi. 2015. Wikileaks : Bocoran Dokumen-Dokumen Rahasia Intelijen
Tingkat Tinggi. Yogyakarta : Narasi
Ardial. H. 2014. Paradigm adan Model Penelitian komunikasi. Jakarta:
Bumiaksara
Ardianto, Elvinaro; Komala, Lukiati; Dan Karlinah, Siti. 2007. Komunikasi
Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Asa Berger, Arthur. 2011. Media Analysis Techniques. Andi Offset.
Burngin, Burhan. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Pt. Rajagrafindo
Persada. Jakarta
Cresswell. John W
Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Rajagrafindo. Jakarta
Danesi, Marcel. 2004. Messages, Signs, And Meanings: A Basic Textbook In
Semiotics And Communication Theory, 3rd Edition, Toronto: Canadian
Scholars’ Press Inc
Effendy, Heru. 2009. Mari Membuat Film Panduan Menjadi Produser Edisi
Kedua, Jakarta: Erlangga
Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi. Rosdakarya. Bandung
____________________. 2002. Dinamika Komunikasi. Rosdakarya. Bandung
Eriyanto.2011. Analisis Wacana. Lkis Printing Cemerlang. Yogyakarta
Fiske, John.2014. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Rrajagrafindo Persada. Jakarta
Hamad, Ibnu. 2015. Kajian Media : Isu Ideologis Dalam Perfetif, Teori Dan
Metodologi. Jakarta : Rajawali Pers
Hartley, John. 2010. Communicatian, Culture, and Media Studies: Konsep
Kunci.Yogyakarta: Jalasutra
Hoed, Benny H. 2008. Semiotik Dan Dinamilm Sosial Budaya. Depok: Fakultas
Ilmu pengetahuan Dan Budaya (FIB) Universitas Indonesia
Kincaid, Lawrence Dan Scharamm Wilbur.1977. Asas Komunikasi Antar
Manusia. Jakarta: LP3ES
174
Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunkasi, Jakarta: Kencana
Prenada Group
Lucas, Edward. 2014. Snowden Operation. Zaytuma Ufuk Abadi. Jakarta
Moeloeng, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.Remaja
Rosadakarya
Maskun. 2013. Kejahatan Dunia Siber. Kencana. Jakarta
Mastsumoto, David Dan Juang Linda. Culture And Psychology. 2008. Thomson
Wordwoth. California
Mcquali. Dennis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Salemba Humanika. Jakarta
Mulyana Deddy. 2015. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT.Remaja
Rosdakarya. Bandung
Nurudin.Pengantar Komunikasi massa. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2007,
Nasrullah. Rulli.2014. Teori Dan Riset Media Siber.Prenadamedia Group. Jakarta
Pawito.2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. PT. Lkis Pelangi Aksara.
Yogyakarta
Rakhmat, Jalaludin. 2007. Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sihabudin, Ahmad. Komunikasi Antar Budaya: Satu Perfektif Multidimensi.
2013. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra, Jakarta: Grasindo
Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media, Bandung: Rosdakarya. Bandung
__________. 2004. Semiotika Komunikasi, Remaja Rosdakarya. Bandung
Sugiyono, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta. Bandung
________, 2012 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Vera, Nawiroh. 2010. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Renata Pratama
Media
____________. 2014. Semiotika Dan Riset Komunikasi. Bogor : Ghalia Indonesia
Weiner, Tim. 2007. Kegagalan CIA. Gramedia. Jakarta
Wibiwo. Indiwan Seto Wahyu. 2013. Semiotika Komunikasi. Jakarta: Mitra
Wacana Media
175
Sumber Dari Skripsi :
Cahyo, Aryo Dwi. 2017. “Representasi Makna Jawara Dalam Film Jawara Kidul”
Skripsi. Ilmu Komunikasi. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Banten
Indrajat Sukma. 2014. “Tinjauan Hukum Internasional Terhadap Cyber Espionage
Sebagai Salah Satu Bentuk Cybercrime”. Skripsi. Fakultas Hukum.
Universitas Hasanuddin. Makassar
Novita, Rahma. 2012.”Representasi etnis Dalam Program Televisi
Bertema Komunikasi Antarbudaya”. Tesis. Program Pasca Sarjana Ilmu
Komunikasi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Noviawan, Ghietsa Nesma Sal. 2013. “Representasi Pesan Konspirasi Dalam Film
Shooter”. Skripsi. Ilmu Komunikasi. Universitas Komputer Indonesia.
Bandung
Priangka, Dhenim. 2016. “Konstruksi Kepemimpinan Kim Jong Un Dalam Film
The Interview” Skripsi. Ilmu Komunikasi. Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Banten
Sidik, Ahmad. 2015. “Representasi Singularitas Teknologi Dalam Film
Transcende. Skripsi. Ilmu Komunikasi. Universitas Komputer Indonesia.
Bandung
Nurmala Dewi, Nila. 2017 “Simbol Budaya Kontemporer “Glamour &
Hedonisme” Pada Iklan Parfum Regazza (Analisis Semiotika Roland
Barthes). Skripsi. Ilmu Komunikasi. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Banten
Oktaviani, Yani. 2017 “Citra Perempuan dalam Iklan Televisi Wardah Veri “20
tahun Wardah (Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce)”. Skripsi. Ilmu
Komunikasi. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Banten
Prasetyaningsih, Nina. 2016. Representasi Makna Tekad Dalam Film Kahaani
(Analisis Semiotika Roland Barthes). Skripsi. Ilmu Komunikasi.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Banten
Refta, Fransiska Ayel. 2016. “Representasi Kontributor dalam Film Nightcrawler
(analisis Semiotik Charles Sanders Pierce)”. Skripsi. Ilmu Komunikasi.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Banten
176
Jurnal :
Chariri, A. 2009. “Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif”, Paper
disajikan pada Workshop Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,
Laboratorium Pengembangan Akuntansi (LPA), Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang, 31 Juli – 1 Agustus 2009
Braganca, Maschenka (2013). Hunt for Red October. The New Face of Cyber
Espionage,SIAK-Journal − Zeitschrift für Polizeiwissenschaft und
polizeiliche Praxis (2), 37-44, Online:
http://dx.doi.org/10.7396/2013_2_D.
Sumber Online :
Anonim. Snowden. http://www.imdb.com/title/tt3774114/, diakses pada 4 april
2017, pukul 08.00 wib
Anonim. www.kbbi.com/spionase, diakses pada tanggal 4 april 2017 jam 06.00
wib
Anonim. Peretas. https://id.wikipedia.org/wiki/Peretas. diakses pada 03 mei 2017
pukul 14.00
Anonim. http://www.yudhe.com/4-organisasi-spionase-saingan-cia/ diakses pada
03 mei 2017 pukul 15.10
Anonim.
http://kateglo.com/?mod=dictionary&action=view&phrase=siber#panelGlossary
diakses pada tanggal 03 mei 2017 pukul 07.00 wib
Muhaimin. Isu Penyadapan Telepon, Ingatkan "Luka Lama" SBY dan Australia
https://international.sindonews.com/read/1176318/40/isu-penyadapan-telepon-
ingatkan-luka-lama-sby-dan-australia-1486001230. diakses pada 06 m3i 2017
pukul 09.30 a.m
Sarie. Stuxnet, Virus Canggih dengan Kendali Lemah.
http://techno.okezone.com/amp/2011/01/24/325/417149/stuxnet-virus-canggih-
dengan-kendali-lemah. diakses pada 06 mei 2017 pukul 09.00 a.m
177
LAMPIRAN
178
Twitter Snowden :
179
PRO CONTRA NETIZEN DI TWITTER
180
ISU TERKAIT
181
Pemberitaan Koran Terkait Pemanfaatan Data Facebook
182
183
SIT IN CARD AND ANOTHER DOCUMENT
184
CURICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Brilliandi Islam
Tempat/ Tanggal Lahir : Serang, 15 October 1995
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Umur : 22 tahun
Tinggi/ Berat Badan : 171 cm, 70 Kg
Adress : Jl. Kh Abdul Latif, Gang CIkiray Rt 02 Rw 10,
kelurahan Cimuncang, kota Serang, Kecamatan
Serang, Kabupaten Serang, Banten
Status : Belum Menikah
Telepon : 0895803229773
E-Mail : [email protected],id
LATAR PENDIDIKAN
2002 – 2007 SDN 13 Kota Serang
2007 – 2010 SMPN 13 Kota Serang
2010 – 2013 SMKN 1 Kota Serang
2013 – 2018 S1 Ilmu Komunikasi., Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
KEAHLIAN
• Fotografi
• Desain Grafis
• Menulis