Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HALAMAN JUDU L
Hubungan Self-efficacy Dengan Coping Strategies Pada Guru Di
Sekolah Inklusif
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Bernadeta Erlinda Listrianingrum
NIM : 119114121
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSETI]JUAN DOSEN PEMBIMBII{G
SKRIPSI
HITBUI.{GAIY SELF-E FFICACY DENGAN CO?INGSTRATEGIES PADA GURU I}I SEKOLAII II{KLUSIF
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh r Sarjana Psikologi
Pemhimbing
ffi',Ratri Sunar Astuti, M.Si.
I s JAN 2olg
7^u
Tanggal:
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IIALAMA1Y PENGESAHAN SKRIPSI
HUBUIYG AN SELF-EFFICACT I}ENGAI{ COPINGSTXATEGIES PAI}A GURU DI SEKOLAH II{KLUSIF
Disusun oleh.
Bernadeta Eriinda Li strianingrum
i
Penguji IlI
Pe*gu.yi i
Pengqr II
ilq1l412l
tia Pengu-li
i syarat
G*fl"8
iii
itik Kristiyani M.Psi.. Psi.
; : 'lj'iYogvakarta,..!...'.... .. . ]..
Ilakuitas Psikolosi9
Universitas Sanata Dharma
Tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTO
Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!
(2 Tawarikh 15:7)
Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.
(Albert Einstein)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk keluarga tercinta.
Terkhusus untuk kedua orang tua saya yang dengan sabar
mendidik, memberi nasihat dan bimbingan, mendampingi
setiap saat, serta selalu berdoa untuk anak-anaknya
terutama untuk terselesaikannya karya tulis ini.
Kepada diri sendiri yang telah mampu berjuang hingga akhir
dalam masa perkuliahan ini, terimakasih telah sanggup
melewati lagi 1 tahap kecil dalam kehidupan.
Semoga Tuhan Selalu berserta kita sekarang dan selama-
lamanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak mernuat karya atau bagian dari karya milik orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutrpan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 November 2018
Penulis,
Bemadeta Erlinda Listrianingrum
V1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
Hubungan Self-Efficacy Dengan Coping Strategies Pada Guru di Sekolah
Inklusif
Bernadeta Erlinda Listrianingrum
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-efficacy dengan coping
strategies pada guru di sekolah inklusif. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah ada hubungan yang positif signifikan antara self-efficacy dengan coping strategies
pada guru di sekolah inklusif. Kriteria partisipan dalam penelitian ini merupakan guru
yang mengajar di sekolah inklusif, dengan partisipan sebanyak 112 guru. Alat
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala yang telah
diadaptasi dari Tschannem-Moran et al untuk variabel self-efficacy dan variabel coping
strategies menggunakan skala dari Susan Folkman (1985). Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji korelasi Product Moment Pearson. Hasil penelitian
menunjukkan adanya hubungan yang positif signifikan antara self-efficacy dengan coping
strategies dengan (r = 0,329) dan (p = 0,000) (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki guru, maka semakin tinggi pula coping
strategies yang digunakan.
Kata kunci : self-efficacy,coping strategies, guru, sekolah inklusif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
Relationship between Self-Efficacy and Coping Strategies for the Teachers in
Inclusive Schools
Bernadeta Erlinda Listrianingrum
ABSTRACT
This study aims to look at the relationship between self-efficacy and coping strategies for
the teachers in inclusive schools. The hypothesis proposed in this study is a significant
positive relationship between self-efficacy and coping strategies on teachers in inclusive
schools. The criteria for participants in this study were teachers who taught in inclusive
schools, with participants as many as 112 teachers. The data collection tool used in this
study is a scale that has been adapted from Tschannem-Moran et al for variable self-
efficacy and coping strategies using a scale from Susan Folkman (1985). The data
analysis technique used in this study is the Pearson Product Moment correlation test. The
results showed a significant positive relationship between self-efficacy and coping
strategies with (r = 0.329) and( p = 0.000) (p <0.05). This shows that the higher the
self-efficacy that the teacher has, the higher the coping strategies used.
Keywords: self-efficacy, coping strategies, teachers, inclusive schools
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
XI
run-r8urueulsrl epur
SueA
1l1ztlrzw,ml 97 'p?fuel €ped
egolufSol lp rcnq1q
'e,{uruueqes ue8usp lenq e,(es rur ueep,tued uuqrunq
'srlnuod rcEeqes u.(es uureu uu{umluecusur dupl €rrrules u,(us upeds{ Itp,(oJ
ue>lueqruoru tmdnuur efes uep urfr elururew eduel sruep€{e ue8u4uede>l >lqun
m€l elpetu nelu latuolur rp ufuelolsEusru 'uru1 erpsur {n}ueq tuel?p ue4qrleEusur
'uedrur,(ueur {n1un >pq Brrrrerlq e1eues w}rsrelrun ueelelsndre4 epedel
ualuegtuetu u.(es uerryursp uuEusq '(epe e11$ ue4npsdlp 8ue.( 1e18uered ugsseg
6dlsnpluJ qslo{as
I( rung BpBd sarEaWUS Euldo7 us8uo( tcocg[{a-t1ag uu8unqnH,,
:1npnfteq Euu,( efes qe1ru11 e(m4etureqq e]erres selrsrelrun
uee>p1sndro4 upedsl ue>lrJeqrueru er(es 'uenqep8ued nurp treEtrequreEued ruoq
TZWII6II: NIIN
urn-Gurueulsll epullrg e1eperueg : BrrrBN
:euu€qc elsues selrsJelruo e^\srssrpru e,(es 'rur qurr\uq rp uuEuq epueueg EueA
SII^IS(YXY NYCNIINf,dtr>I XNINN IIYIAITI YAU\flX ISYXITflOd
NVNfNIgSUgd NVYIVANUf,d NYWYTYH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan pada Tuhan Yang Mahakuasa karena atas
limpahan kasih-Nya yang tak berkesudahan dalam hidup penulis, sehingga dapat
melaksanakan dan menyelesaikan Skripsi dengan judul Hubungan Self-Efficacy
dengan Coping Strategies pada Guru yang Mengajar di Sekolah Inklusif ini
sebagai salah satu tugas dalam perjalanan akademik penulis.
Penulis menyadari betapa banyak bantuan yang didapat dari semua pihak
yang membuat penulis mampu bertahan dalam penyelesaian penelitian ini. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis dengan tulus hati mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Keluarga tercinta, Bapak Yohanes Rudhiono dan Ibu Fransiska
Endang, kakak penulis Alfonsa Reni juga suami Antonius Agung dan
kakak lelaki penulis Vincentius Ade serta seluruh keluarga besar
penulis yang tak lelah memberi motivasi, mendengarkan keluh kesah,
sabar dalam menghadapi penulis dan memberikan semangat serta
untaian doa untuk penulis.
2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si. selaku dosen pembimbing yang
berkenan meluangkan waktu untuk perkembangan penulisan skripsi
penulis dengan saran, masukan, kritik serta perhatian untk penulis.
3. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum, M.App,. Ph.D. selaku Kaprodi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan juga sebagai Dosen
Pembimbing Akademik yang telah dengan sabar mendampingi kami
serta memperjuangkan kesempatan bagi angkatan kami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Dosen serta karyawan Fakultas Psikologi yang telah memberi banyak
pembelajaran dalam lingkungan kampus. Menjadikan peneliti menjadi
orang yang lebih baik melalui pengalaman sehari-hari yang telah
diajarkan.
5. Kepada teman seperjuangan Last Warrior yang selalu memberikan
semangatnya serta berbagi informasi penting yang membuat hati
berdebar. Terutama untuk Melly, Kunto, Wenni dan Gerson atas
bantuan besar dalam penyelesaian karya ini. Saya bersyukur
dipertemukan dan dieratkan kembali dengan kalian.
6. Kepada calon istri idaman pria, Olga, Tammy, Willa & Melly atas
pertemanan yang sangat berkesan selama berproses di Fakultas
Psikologi. Terimakasih atas dukungannya walaupun dari jauh kalian
tetap memantau dan selalu memberikan saran serta nasihat yang sangat
berguna bagiku. Semoga kita selalu bersama dan dilain kesempatan
dapat berkumpul kembali aku merindukan kalian yang jauh disana.
7. Kepada wanita-wanita tangguh Rumpita “teman sejak bayi”, mbak
Siska mak Jen, mbak Sisca cantik, mbak Lisa & mbak Vita yang tidak
lelah mendengar keluh kesahku selama berproses, membimbing dan
tak segan memberikan bantuan, yang selalu mengulurkan tangan ketika
aku terjatuh dan selalu mendorongku untuk maju.
8. Kepada penghuni grup Gintju Lele, Fidelis, Eryna, Sisca micint, Sitta,
Davis, Morist & Dimas. Yang menularkan semangat untuk segera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
menyelesaikan karya ini. Tak lelah bertanya dan memberi bantuan
serta hiburan. Terimakasih sayang-sayangku.
9. Kepada teman-teman OMK mami Merryta, Mbak Lia, Mbak Mellisa,
Yani, Clara dan masih banyak lagi. Terimakasih sudah memantau
perkembangan saya selalu.
10. Segala pihak yang membantu dalam penelitian ini. Saya, peneliti
mengucapkan banyak terima kasih bantuan yang sangat bermanfaat
bagi saya, motivasi, dan pengorbanan yang telah mereka hadirkan
dalam hidup saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................ iii
HALAMAN MOTO .......................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................................ vii
ABSTRACT ....................................................................................................................... viii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................... ix
PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI .................................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 10
A. Coping Strategies .................................................................................................. 10
1. Pengertian Coping Strategies ............................................................................ 10
2. Bentuk-bentuk dari Coping Strategies .............................................................. 11
3. Faktor yang Mempengaruhi Coping ................................................................. 14
B. Self-Efficacy .......................................................................................................... 17
1. Pengertian Self-efficacy ..................................................................................... 17
2. Teacher Self-efficacy (Efikasi Guru) ................................................................. 19
3. Dimensi Self-efficacy ........................................................................................ 21
4. Hal yang Mempengaruhi Self-efficacy .............................................................. 22
C. Guru di Sekolah Inklusif ....................................................................................... 25
D. Sekolah Inklusif .................................................................................................... 30
E. Dinamika Psikologis ............................................................................................. 31
F. Kerangka Pikiran .................................................................................................. 36
G. Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 38
A. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................................... 38
B. Variabel Penelitian ................................................................................................ 38
C. Definisi Operasional ............................................................................................. 38
1. Coping Strategies .............................................................................................. 38
2. Self-efficacy ....................................................................................................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
D. Subjek Penelitian .................................................................................................. 40
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .................................................................... 40
1. Self-efficacy ....................................................................................................... 41
2. Coping Strategies .............................................................................................. 42
H. Validitas dan Realibilitas ...................................................................................... 45
1. Validitas ............................................................................................................ 45
2. Diskriminasi Item .............................................................................................. 45
I. Reliabilitas ............................................................................................................ 46
J. Analisis data .......................................................................................................... 47
1. Uji Asumsi ........................................................................................................ 47
2. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 48
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 49
A. Pelaksanaan Penelitian .......................................................................................... 49
B. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................................. 49
C. Deskripsi Data Penelitian ...................................................................................... 50
1. Perbandingan Mean .......................................................................................... 50
2. Kategorisasi ....................................................................................................... 52
D. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 53
1. Uji Asumsi ........................................................................................................ 53
2. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 55
E. Pembahasan ........................................................................................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB V KESIMPULASN DAN SARAN ......................................................................... 59
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 59
B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 59
C. Saran ..................................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 61
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
TABEL 1 Reliability Test Teachers' Sense Of Efficacy Scale ............................. 41
TABEL 2 Sebaran Item Skala Teachers' Sense Of Efficacy Scale (Long Form) . 41
TABEL 3 Skor Respon Skala TSES ..................................................................... 42
TABEL 4 Reliability Tes Ways Of Coping Questionnaire ................................... 43
TABEL 5 Sebaran Item Skala Ways Of Coping Questionnaire(WCQ) ............... 44
TABEL 6 Skor Respon Pada Skala (WCQ) .......................................................... 44
TABEL 7 Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 49
TABEL 8 Deskripsi Data Subjek Berdasar Usia .................................................. 50
TABEL 9 Perbandingan Mean .............................................................................. 51
TABEL 10 Hasil Kategorisasi Self-Efficacy ......................................................... 52
TABEL 11 Hasil Kategorisasi Coping Strategies ................................................. 53
TABEL 12 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 54
TABEL 13 Hasil Uji Linearitas ............................................................................ 54
TABEL 14 Hasil Uji Hipotesis Product Moment Pearson.................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Diskriminasi Item Skala Penelitian .......................................................... 65
LAMPIRAN 2 Reliabilitas Skala Penelitian ..................................................................... 68
LAMPIRAN 3 Hasil Uji-T ............................................................................................... 69
LAMPIRAN 4 Hasil Uji Normalitas ................................................................................ 70
LAMPIRAN 5 Hasil Uji Linearitas .................................................................................. 71
LAMPIRAN 6 Hasil Uji Hipotesis ................................................................................... 72
LAMPIRAN 7 Skala Penelitian ........................................................................................ 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengajar merupakan profesi yang rentan mengalami stres,
kelelahan emosional, perasaan kurang profesional dan depresi yang
dialami seorang guru di sekolah dapat menjadi burnout. Kapasitas seorang
guru agar dapat menangani siswa satu kelas yang heterogen bukan hanya
anak normal tetapi juga anak difabel, anak dengan kecerdasan rata-rata,
anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), anak gifted, dan
lain sebagainya. Dalam menangani siswa di sekolah inklusif diperlukan
pengetahuan tentang penanganan ABK yang baik, akan tetapi kompetensi
ini masih belum dilatihkan kepada guru di sekolah inklusif, sehingga guru
tidak terbiasa dan merasa tidak sanggup menangani murid ABK di
kelasnya. Seorang guru harusnya memilki kompetensi untuk membina
anak berkebutuhan khusus dengan baik, memiliki pengetahuan yang
tinggi, memiliki keterampilan serta kemampuan dalam bekerja, apabila
hal tersebut tidak terpenuhi guru akan cenderung mengalami stres.
Perasaan lelah secara emosional terhadap sumber stres yang dirasakan
akan bertambah buruk ketika tidak dapat mengelola stres dengan baik
(Ilahi, 2013).
King (2017) mengatakan stres merupakan respon individu
terhadap stresor dalam lingkungan yang menimbulkan keadaan tegang
secara biopsikososial diikuti dengan adanya perubahan fisiologis, kognitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dan perilaku yang diarahkan untuk mengubah peristiwa stres ataupun
mengurangi efek yang muncul. Penilaian kognitif merujuk pada
interpretasi individu terhadap pengalaman yang dinilai mengancam atau
tidak serta mengenai sumber daya yang mereka miliki memadai atau tidak.
Usaha yang dilakukan seseorang tersebut disebut sebagai coping atau
strategi mengatasi stres.
Coping didefinisikan sebagai upaya kognitif dan perilaku yang
berubah secara konstan untuk mengelola tuntutan eksternal atau internal
yang dianggap membebani (Lazarus & Folkman 1984). Coping strategies
dibutuhkan seorang guru untuk dapat mengelola jarak yang ada antara
tuntutan yang berasal dari diri sendiri ataupun yang berasal dari
lingkungan.
Untuk melakukan coping tersebut seseorang bisa menggunakan
strategi terfokus masalah (Problem Focused Coping) dimana individu
lebih fokus pada masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi, kemudian
mencari pemecahan alternatif seperti mengubah sesuatu di dalam dirinya
dan bukan mengubah lingkungannya. Sementara itu strategi yang kedua
adalah strategi terfokus emosi (Emotion Focused Coping) yaitu dengan
menghilangkan emosi yang berhubungan dengan situasi stres walaupun
situasi tersebut tidak dapat diubah, mereka cenderung akan mencegah
emosi negatif menguasai diri (Atkinson dkk, 2010).
Kunci pembeda coping strategies menurut Pervin dkk (2010)
adalah coping berfokus masalah lebih merujuk kepada upaya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menangani masalah dengan mengubah fitur situasi yang menekan, dan
coping berfokus emosi di mana individu berjuang memperbaiki kondisi
emosional internalnya, misalnya dengan penenangan emosional atau
mencari dukungan sosial.
Individu yang cenderung menggunakan coping strategies terfokus
masalah dalam situasi stres menunjukkan tingkat depresi yang lebih
rendah baik selama dan setelah situasi stres. Penelitian jangka panjang
menunjukkan bahwa strategi terfokus masalah dapat meminimalisir
periode depresi yang dialami seseorang. Strategi terfokus pada masalah
lebih efektif dalam membantu individu mengatasi depresinya dan bereaksi
secara lebih adaptif terhadap sumber stres (dalam Atkinson, 2010). Proses
dalam penggunaan coping strategies guru dipengaruhi oleh penialian
kognitifnya. Penggunaan coping strategies juga bisa berdasar pada tingkat
stresnya (Folkman dkk, 1986). Salah satu bentuk penilaian kognitif yang
ada pada individu adalah self-efficacy, individu dapat menilai serta
meyakini bahwa dirinya mampu serta dapat menyelesaikan suatu tugas
atau tindakan untuk dapat mencapai hasil tertentu (Bandura, 1999).
Tarnoto (2016) meneliti tentang permasalahan-permasalahan yang
dihadapi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif,
menunjukkan bahwa guru mengalami beberapa kesulitan dalam mengajar
di sekolah inklusif. Data menunjukkan bahwa terdapat berbagai
permasalahan yang ditemui guru terkait kesiapan sekolah, seperti
kurangnya kompetensi guru dalam menghadapi siswa ABK, kurangnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kepedulian orangtua terhadap ABK, banyaknya siswa ABK dalam satu
kelas, latar belakang pendidikan guru yang tidak sesuai, kurangnya
kesabaran guru dalam menangani ABK dan kurangnya kerjasama
masyarakat serta ahli profesional dan pemerintah. Hal tersebut juga
didukung penelitian yang dilakukan Fitria (2012). Dalam pelaksanaannya
guru juga mengalami hambatan dalam mengajar di sekolah inklusif yang
dapat menimbulkan tekanan. Guru mengalami kesulitan dalam mengajar di
kelas dikarenakan banyaknya siswa di dalam kelas dan adanya siswa
berkebutuhan khusus sehingga guru terkendala menggunakan metode yang
bervariasi dalam penyampaian materi. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa guru yang mengajar mengalami berbagai
permasalahan yang memunculkan tekanan baik dari dalam diri sendiri
maupun tuntutan dari lingkungan.
Penelitian yang dilakukan oleh Huda, Effendi & Iriyanto (2015)
menunjukkan bahwa sebesar (66,33%) dari 98 guru pendidikan khusus
(GPK) di sekolah inklusif mengalami stres akibat kerja yang dialami.
Kesulitan yang dihadapi oleh guru saat mengajar murid berkebutuhan
khusus dengan murid reguler menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu
guru harus mampu mengelola tuntutan dengan baik agar tidak
menimbulkan stres.
Pentingnya sikap guru terhadap konsep pendidikan inklusif, yaitu
dengan pandangan positif terhadap pendidikan inklusif hal tersebut akan
membuat guru lebih mampu mengatur instruksi, kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
penananganan ABK dan kurikulum yang digunakan untuk siswa
berkebutuhan khusus. Kelas inklusif yang efektif besumber dari
keyakinan diri (self-efficacy) yang dimiliki guru mengenai kepercayaan
dan perlindungan dalam memperbaiki prestasi akademik siswa. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muzdalifah & Billah (2017)
hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh self-efficacy pada sikap guru
terhadap pendidikan inklusif dengan arah korelasi yang positif.
Penelitian yang dilakukan Schwarzer & Hallum (2008)
menunjukkan bahwa self-efficacy pada guru merupakan sumber daya yang
dapat melindungi pengalaman stres dalam pekerjaan sehingga dapat
menurunkan burnout. Stres dalam pekerjaan, serta kelelahan emosional
kebanyakan ditunjukkan oleh guru dengan usia yang relatif muda serta
memiliki self-efficacy yang rendah. Hal tersebut dimungkinkan karena
kurangnya pengalaman guru dalam mengajar sehingga guru merasa ragu
dengan kemampuannya dalam mengajar. Keterikatan guru tersebut
berhubungan positif dengan coping strategies, dimana burnout yang
dialami guru merupakan karakteristik pribadi yang negatif dari kurangnya
pemilihan cara untuk keluar dari situasi yang menekan.
Penelitian Veresova & Mala (2012) menunjukkan self-efficacy
yang dimiliki seorang guru akan membantunya memenuhi tugasnya yakni
menciptakan iklim belajar yang kondusif sehingga siswa merasa nyaman
dalam kelas. Guru dapat mempengaruhi bagaimana siswa dapat belajar
dengan baik, meskipun bagi mereka yang sulit belajar atau tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
termotivasi. Guru harus meyakini bahwa kemampuan pengajaran harus
sesuai dengan latar belakang dan perkembangan setiap siswanya. Semakin
tingginya self-efficacy yang dimiliki maka guru semakin dapat
meningkatkan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan. Seseorang tidak akan mudah menyerah melainkan terus
berusaha sampai berhasil. Bila terjadi kegagalan dianggap sebagai usaha
yang dilakukan kurang maksimal, bukan sebagai ketidakmampuan diri.
Self-efficacy dapat mempengaruhi perilaku dan usaha individu
dalam menghadapi kesulitan. Orang yang menganggap tingkat kecakapan
dirinya cukup tinggi akan berusaha lebih keras, berprestasi lebih banyak,
dan lebih gigih dalam menjalankan tugas dibandingkan dengan orang yang
menganggap kecakapan dirinya rendah. Orang dengan self-efficacy yang
tinggi akan lebih cenderung menggunakan coping strategies yang tinggi.
Self-efficacy yang tinggi akan menuntun individu untuk bertahan terhadap
situasi penuh tekanan. Sementara orang dengan self-efficacy rendah akan
cenderung menggunakan coping penghindaran karena individu merasa
permasalahan tersebut berada diluar jangkauannya (Bandura, 1997).
Coping bukan merupakan atribut yang stabil, tetapi berhubungan
dengan proses yang bisa berubah karena pengalaman. Seseorang bisa saja
salah memilih coping strategies yang justru menambah ketidaknyamanan.
Seseorang dengan self-efficacy yang tinggi selalu memiliki pemikiran
positif bahwa ia dapat mengerjakan setiap tugas yang ada dan percaya
pada kemampuan yang dimiliki. Berbeda dengan seseorang dengan self-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
efficacy rendah, mereka cenderung memiliki perasaan pesimis serta merasa
tidak mampu untuk menyelesaikan tugas. Orang dengan self-efficacy
rendah tidak memiliki motivasi untuk menyelesaikan tugas. Orang dengan
self-efficacy yang tinggi lebih mampu menyelesaikan tugas yang sulit dan
cenderung bersikap tenang. Seorang guru yang memiliki self-efficacy yang
tinggi menunjukkan antusiasme untuk mengajar, memiliki komitmen yang
besar dalam mengajar serta mampu bertahan lebih lama.
Berdasarkan alasan diatas bahwa seorang guru di sekolah inklusif
harus mampu memberikan pelajaran yang sama rata antara siswa
berkebutuhan khusus dengan siswa regular. Terdapat beberapa kendala
yang dialami guru dalam mengajar seperti kurangnya fasilitas di sekolah,
bantuan guru pendamping, pelatihan-pelatihan dalam menangani siswa
berkebutuhan khusus, serta kurangnya kesabaran guru dalam menangani
siswa yang heterogen. Guru juga memiliki beberapa masalah dalam
menangani muridnya dikelas dengan perbedaan tersebut dan menghasilkan
tekanan serta permasalahan baru. Hal tersebut akan membuat guru merasa
tidak memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk tetap mengajar.
Tekanan yang dialami guru ketika mengajar membuat
pembelajaran menjadi tidak efektif. Ketika stres mempengaruhi kondisi
fisik dan emosional dan menimbulkan tekanan sehingga membuat
ketidaknyamanan maka orang tersebut akan termotivasi untuk mengambil
suatu tindakan agar dapat mengurangi keadaan stres yang dialami.
Sementara reaksi stres yang dialami seseorang dengan yang lainya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
memilki perbedaan. Perbedaan tersebut dikarenakan oleh penggunaan
coping strategies.
Self-efficacy merupakan kunci dari beberapa aspek perilaku
manusia, termasuk diantaranya bagaimana seseorang menanggulangi stres.
Perasaan dari self-efficacy seseorang dapat menentukan pada jenis perilaku
coping apakah seseorang akan terikat, berapa lama coping dapat dilakukan
dan seberapa banyak seseorang akan berusaha memecahkan masalah
dengan coping. Memiliki efficacy yang tinggi akan membuat seseorang
memiliki coping strategies yang tinggi dimana individu lebih mampu
untuk melakukan usaha secara aktif untuk keluar dari situasi yang
menekan. Tugas yang diterima oleh guru akan menjadi tantangan dan
bukan merupakan suatu beban ketika memiliki self-efficacy yang tinggi.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara self-efficacy dengan coping
strategies pada guru di sekolah inklusif.
C. Tujuan Penelitian
Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self-efficacy
dengan coping strategies pada guru di sekolah inklusif.
D. Manfaat Penelitian
1) Manfaat teoritis: Menambah pengetahuan dalam dunia psikologi
perkembangan dan pendidikan mengenai self-efficacy dan coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
strategies yang baik untuk meningkatkan kemampuan seseorang
dalam memenuhi tuntutan.
2) Manfaat praktis: Menambah wawasan bagi guru untuk
menggunakan tehnik coping strategies untuk mengurangi stres
serta meningkatkan self-efficacy untuk meningkatkan keyakinan
diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Coping Strategies
1. Pengertian Coping Strategies
Coping merupakan proses untuk menata tuntutan yang
dianggap membebani atau melebihi kemampuan sumber daya kita
Lazarus (1984). Situasi stres yang dialami seseorang dapat
menimbulkan emosi dan rangsangan fisiologis yang tidak nyaman
bagi seseorang. Hal ini mendorong seseorang untuk melakukan
suatu tindakan guna menghilangkannya. Proses yang digunakan
seseorang dalam menangani tuntutan yang menimbulkan stres
dinamakan sebagai coping (Atkinson, 1999).
Lazarus dalam Pervin & Jhon (1997) menyatakan bahwa
stres psikologis tergantung kepada kognisi yang berhubungan
dengan orang dan lingkungan. Dalam pendekatan kognitif terhadap
stres dan coping ini stres dipandang sebagai hal yang terjadi ketika
individu memandang situasi sebagai hal yang membebani atau
melampaui sumber dayanya dan membahayakan kesejahteraaan/
kebahagiaan. Tercakup di dalamnya tahapan penilaian kognitif
(cognitive appraisal). Coping atau strategi mengatasi stres berarti
mengelola situasi yang berat dengan berusaha mengatasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
permasalahan hidup dan mencari cara untuk menguasai atau
mengurangi tingkat stres.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa coping strategies merupakan upaya seseorang dalam
mengurangi atau mengelola dampak stres yang ditimbulkan dengan
berusaha mencari pemecahan masalahnya menggunakan berbagai
macam strategi.
2. Bentuk-bentuk dari Coping Strategies
Terdapat berbagai cara yang berbeda dalam menghadapi
situasi stres diantaranya yaitu Problem Focused Coping dan
Emotion Focused Coping. Kunci pembedanya adalah coping
berfokus masalah lebih merujuk kepada upaya untuk menangani
masalah dengan mengubah fitur situasi yang menekan, dan coping
berfokus emosi, di mana individu berjuang memperbaiki kondisi
emosional internalnya, misalnya dengan penenangan emosional
atau mencari dukungan sosial. Berikut merupakan bentuk coping
menurut Atkinson (1999).
a. Coping yang berorientasi pada masalah (Problem Focused
Coping) yang merupakan strategi kognitif yang berfokus
pada permasalahan yang dihadapi dan strategi
pemecahannya. Strategi ini melibatkan usaha penentuan
tujuan dan kegigihan dalam penerapannya. Individu dapat
mengubah sesuatu dalam dirinya dan bukan mengubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
lingkungan seperti mengubah tingkat aspirasi, menemukan
sumber pemuasan alternatif, serta mempelajari kecakapan
yang baru. Strategi ini dapat diterapkan dengan baik
bergantung pada pengalaman dan kapasitasnya untuk
mengendalikan diri. Menurut Lazarus dalam Taylor (1999)
membagi strategi ini menjadi 3 bagian yaitu
1) Confrontive Coping merupakan usaha yang digunakan
seseorang secara nyata dan agresif untuk mengubah
suatu keadaan yang menekan.
2) Seeking Social Support adalah usaha yang dilakukan
seseorang untuk mendapat dukungan emosi yang
membuat nyaman dan mencari informasi yang akan
digunakan untuk menghadapi situasi yang sedang
dihadapi.
3) Planful Problem Solving merupakan usaha seseorang
untuk membuat rencana yang berupa tindakan untuk
menghadapi situasi yang sedang dihadapi.
b. Coping yang berfokus pada emosi (Emotion Focused Coping)
yaitu merupakan pengelolaan emosional terhadap stres yang
dihadapi tanpa menyelesaikan masalah itu sendiri. Orang
lebih cenderung untuk memfokuskan penanganan emosi yang
berhubungan dengan stres dibanding mencari jalan keluar
dari masalah yang sedang dihadapinya. Strategi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
merupakan strategi pencegahan emosi negatif menguasai
dirinya dan untuk mencegah mereka melakukan tindakan
memecakan masalah. Menurut Lazarus dalam Taylor (1999)
membagi strategi ini menjadi 5 bagian yaitu:
1) Self-Controlling adalah usaha yang dilakukan
seseorang untuk mengendalikan emosinya ketika
menghadapi situasi.
2) Distancing merupakan usaha seseorang untuk
melepaskan diri dan memfokuskan pada semua hal
yang membuat individu tertekan serta berusaha
menyalurkan perasaan-perasaan yang dialami.
3) Positive Reappraisal merupakan usaha yang
dilakukan seseorang untuk menemukan sisi positif
atau menafsirkan kembali pengalaman dengan
berfokus pada perkembangan diri.
4) Accepting Responsibility usaha seseorang untuk
mengenali dan memahami peran yang dimiliki serta
menerima konsekuensi dari situasi yang terjadi.
5) Escape/ Avoidance adalah usaha seseorang untuk
melarikan diri atau menghindari situasi yang sedang
dihadapi dengan cara makan, merokok, menggunakan
obat-obatan. Atau seseorang berandai-andai situasi
yang sedang dihadapi segera selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Strategi lain menurut Nolen dalam Atkinson (1999)
emotion focused coping dibagi menjadi 3 yaitu strategi perenungan,
strategi pengalihan dan strategi penghindaran negatif. Strategi
perenungan (Ruminative Strategies) merupakan upaya untuk
mengisolasi diri, memikirkan betapa buruknya perasaan yang
sedang dialami, mengkhawatirkan konsekuensi peristiwa stres atau
keadaan emosional yang sedang dirasakan.
Selanjutnya adalah strategi pengalihan (Distraction
Strategies) melibatkan diri dalam aktivitas yang menyenangkan
dan cenderung meningkatkan perasaan kendali diri dan
menyalurkan perasaan dalam bentuk lain yang bermanfaat, seperti
berolahraga, menonton dan lain-lain. Sementara itu strategi yang
ketiga adalah strategi penghindaran negatif (Negative Avoidant
Strategies) adalah strategi coping yang dilakukan untuk dapat
mengalihkan diri dari mood dengan aktivitas yang berbahaya
seperti mabuk dan ugal-ugalan.
3. Faktor yang Mempengaruhi Coping
Kesuksesan coping berasal dari sumber daya coping yang
digunakan oleh individu dalam mengatasi suatu tekanan. Usaha
coping dianggap sukses ketika usaha tersebut dapat mengurangi
dampak kegelisahan psikologis serta indikatornya. Kriteria yang
kedua adalah seberapa cepat individu dapat kembali ke aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
semula. Dan kriteria ketiga adalah efektifitas dalam mengurangi
tekanan psikologis pada individu yang bersangkutan.
Berikut penjelasan faktor yang dapat mempengaruhi
kesuksesan coping menurut (Baron & Byne, 2008) yang dibagi
menjadi 2 sumber yaitu sumber daya eksternal dan sumber daya
internal.
a. Gaya coping merupakan sumber daya internal yang terdiri
dari tendensi seseorang untuk menghadapi kejadian yang
menekan dengan cara tertentu seperti:
1) Penghindaran penggunaan strategi penghindaran
terlihat cukup efektif ketika digunakan dalam
ancaman jangka pendek akan tetapi dapat
menimbulkan masalah kesehatan dan fisiologis
apabila mengalami tekanan yang berulang-ulang.
2) Metode ini dapat menimbulkan dampak negatif dalam
menghadapi stresor secara langsung, akan tetapi
cukup efektif bila digunakan dalam jangka panjang.
3) Sementara itu disposisi optimism merupakan faktor
internal yang merupakan keyakinan bahwa hasil yang
baik akan terjadi dalam kehidupan. Pemikiran positif
ini akan membawa individu mengambil langkah tepat
guna menghadapi sumber stres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
4) Hardiness, ketegaran merupakan sikap yang membuat
individu tahan terhadap stresor. Sikap ini meliputi
perasaan berkomitmen, respon positif dan kontrol diri
yang kuat. Keyakinan tersebut dapat membuat orang
mampu menahan efek negative dari stres dan lebih
sukses mengatasi stres bahkan dapat mengatasi
kejadian menekan yang sulit dikontrol.
b. Sumber daya eksternal meliputi
1) Sumber daya yang nyata seperti uang dan waktu
2) Dukungan sosial hubungan yang suportif secara sosial
dapat meredam stresor yang dialami individu, hal ini
dapat membatu individu mengatasi stres dan
menambah kesehatan. Dukungan sosial dapat berupa
perasaan suka, cinta atau empati, bantuan instrumental
seperti penyediaan jasa atau barang, pemberian
informasi yang suportif.
Pemilihan strategi coping juga dapat disebabkan oleh
penilaian seseorang terhadap kejadian yang dialami oleh seseorang.
Orang yang menilai kejadian sebagai tantangan lebih dapat
menghasilkan upaya coping yang penuh keyakinan dan memiliki
emosi positif. Sementara itu seseorang yang menganggap kejadian
stresor sebagai ancaman dapat menurunkan keyakinan seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dalam melakukan coping dan dapat menimbulkan emosi negatif
(dalam Baron & Byne, 2008)
B. Self-Efficacy
1. Pengertian Self-efficacy
Self-efficacy menurut Bandura (1994) adalah keyakinan
seseorang tentang kemampuan mereka untuk menunjukkan hasil
dari tingkatan kinerja yang mempengaruhi pengalaman atau bahkan
mempengaruhi kehidupan mereka. Bagaimana seseorang bertindak,
merasa berpikir dan memotivasi diri dalam berperilaku yang akan
menghasilkan efek yang beragam. Termasuk proses kognitif,
motivasi, afeksi dan seleksi. Faktor kognitif yang berhubungan
dengan keyakinan akan kemampuan mereka melakukan suatu
perilaku yang diperlukan untuk menghasilkan pencapaian yang
diinginkan dalam situasi tertentu. Keyakinan tersebut
memengaruhi bentuk tindakan yang akan individu pilih untuk
dilakukan, sebanyak apa usaha yang akan diberikan ke dalam
aktivitas tersebut, selama apa individu akan bertahan dalam
menghadapi rintangan dan kegagalan, serta ketangguhan mengikuti
adanya kemunduran.
Pervin dkk (2010) konsep self-efficacy berhubungan dengan
keputusan seseorang untuk memusatkan kemampuan mereka pada
tugas atau situasi yang lebih spesifik. Menurut Bandura (1997)
penilaian self-efficacy mempengaruhi keterikatan pada aktifitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kita dimana seberapa banyak usaha yang kita keluarkan dalam
menghadapi suatu situasi, berapa lama kita tetap melaksanakan
tugas, dan bagaimana kita menanggapi keadaan emosional kita.
Maka oleh dari itu kita berpikir, merasa, dan berperilaku berbeda
dalam situasi dimana kita merasa yakin dengan kemampuan kita
daripada didalam situasi dimana kita merasa gelisah atau merasa
tak berdaya. Secara keseluruhan, persepsi diri mempengaruhi
keyakinan kita dalam pola berpikir, motivasi, performa, dan
keadaan emosional.
Alwisol (2004) berpendapat bahwa self-efficacy adalah
tindakan yang dilakukan seseorang dalam situasi tertentu yang
berhubungan dengan lingkungan dan kondisi kogntifnya
(kemampuan yang berhubungan dengan keyakinan bahwa dia
mampu atau tidak mampu melakukan tindakan tersebut).
Merupakan bentuk penilaian diri apakah seseorang dapat
melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa
atau tidak mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Berdasar pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan
bahwa self-efficacy merupakan keyakinan individu akan
kemampuan diri mereka sendiri dalam menghadapi situasi tertentu,
keyakinan ini akan memperlihatkan sebesar apa usaha yang
dikeluarkan oleh seseorang untuk mencapai hasil yang diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. Teacher Self-efficacy (Efikasi Guru)
Menurut Bandura (1997) teacher self-efficacy merupakan
keyakinan guru terhadap kemampuannya untuk mengatur dan
memutuskan tindakan yang harus diambil untuk menyelesaikan
tugas. Keyakinan guru untuk menyelesaikan tugas instruksional
yang spesifik seperti meningkatkan aktifitas akademik siswa dalam
kelas dan membentuk karakter siswa serta mengevaluasi
kemampuan siswa. Woolfolk (2009) keyakinan yang dimiliki
seorang guru bahwa dirinya mampu menjangkau bahkan siswa-
siswa yang paling sulit untuk membantu belajar. Guru dengan self-
efficacy yang tinggi bekerja lebih keras dan bertahan lebih lama
walau siswanya sulit diajar, sebagian karena mereka percaya pada
dirinya dan siswanya.
Bandura (1997) mengatakan bahwa guru dengan self-
efficacy yang tinggi dapat mencurahkan waktu lebih banyak untuk
kegiatan akademik di kelas, membantu membimbing siswa yang
mengalami kesulitan dalam pencapaian prestasi. Sementara guru
dengan self-efficacy yang rendah akan cenderung menghabiskan
banyak waktu di bidang non akademik, mudah menyerah pada
siswa yang mengalami keterlambatan dalam pembelajaran, dan
mengkritik mereka ketika melakukan kesalahan. Guru dengan self-
efficacy rendah akan membuat mereka tidak mempercayai
kemampuan mereka dalam menangani masalah dalam kelas, hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tersebut akan menimbulkan stres atas perilaku siswa yang tidak
sesuai aturan, merasa putus asa dengan kemampuan murid yang
terbatas, hanya berfokus pada keadaan yang ada daripada
mengutamakan perkembangan murid.
a. Aspek Teacher self-efficacy
Teachers’ Sense of Efficacy Scale yang disusun oleh
Tschannem-Moran dan Woolfolk Hoy yang disusun berdasar
pada teori self-efficacy yang dikemukakan oleh Bandura.
Dalam alat ukur ini terdapat tiga aspek yang diukur yaitu
1) Efficacy in Student Engagement
Merupakan keyakinan akan kemampuan diri dalam
menangani hal-hal yang berkaitan dengan siswa
seperti memotivasi siswa untuk mengikuti
pembelajaran dengan baik, membantu siswa untuk
dapat memahami pelajaran walaupun dengan siswa
yang sulit.
2) Efficacy in Instructional Straregies
Merupakan penilaian terhadap keyakinan akan
kemampuan diri untuk menyampaikan materi
pembelajaran dengan cara yang tepat, sehingga siswa
dapat memahami materi tersebut.
3) Efficacy in Classroom Management
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Merupakan keyakinan akan kemampuan diri dalam
menerapkan disiplin dalam kelas. Guru harus mampu
menjalankan kelas secara efektif. Guru harus
memiliki kapasitas untuk meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, nilai-nilai kehidupan serta disiplin dalam
kelas. Classroom management merupakan istilah
yang tepat untuk beragam tindakan guru yang
dilakukan untuk memfasilitasi proses pembelajaran
dalam kelas. Dalam kelas guru dan siswa melakukan
negosiasi serta komunikasi mengenai batasan-batasan
tingkahlaku yang dapat diterima dan tidak dapat
diterima.
3. Dimensi Self-efficacy
Bandura (1997) menguraikan dimensi-dimensi mengenai
self-efficacy yang terdiri dari 3 bagian yaitu
a. Magnitude (tingkat kesulitan tugas) merupakan efikasi yang
dirasakan individu dalam menghadapi tuntutan yang ada.
Seberapa tingkat kesulitan tugas yang dihadapi. Jika tak ada
hambatan maka tugas tersebut akan terasa mudah dikerjakan
dan akan meningkatkan self-efficacy.
b. Generality (luas bidang tugas) merupakan keyakinan
seseorang mengenai sejauh mana perilaku tertentu akan
menimbulkan konsekuensi atau hasil tertentu. Kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
seseorang untuk menampilkan perilaku sangat terbatas
sehingga pengharapan seseorang terhadap konsekuensi atau
hasil akan terbatas pula.
c. Strength (kemantapan keyakinan) yang rendah akan mudah
mematahkan semangat individu dalam menghadapi tugas.
Sementara orang dengan kegigihan dan yakin akan
kemampuan mereka akan meningkatkan usaha dalam
menyelesaikan tugas.
4. Hal yang Mempengaruhi Self-efficacy
Bandura (1994) mengidentifikasikan 4 faktor yang dapat
mempengaruhi self-efficacy. Self-efficacy menurut Bandura bisa
diubah, diperoleh, ditingkatkan atau diturunkan melalui salah satu
atau beberapa kombinasi sumber :
a. Pengalaman menguasai sesuatu (experience) merupakan
faktor penting dalam menentukan self-efficacy seseorang.
Merupakan pengalaman langsung dan merupakan sumber
efficacy yang paling kuat. Performa masa lalu yang berhasil
akan meningkatkan ekspektasi mengenai kemampuan
sementara kegagalan cenderung akan menurunkan efficacy
seseorang.
1) Self-efficacy semakin meningkat apabila orang
tersebut berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang
sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2) Orang yang mandiri, tugas yang dapat diselesaikan
dengan baik oleh diri sendiri akan lebih efektif
dibandingkan tugas yang selesai karena mendapat
bantuan orang lain.
3) Self-efficacy akan menurun apabila seseorang merasa
bahwa dirinya sudah berusaha dengan baik tetapi
mengalami kegagalan.
4) Kegagalan dalam tekanan emosi/ stres memiliki
dampak yang lebih kecil dibandingkan dengan orang
dalam kondisi optimal.
5) Dampak kegagalan seseorang yang memiliki self-
efficacy yang kuat tidak akan seburuk dibanding
dengan orang yang memiliki self-efficacy rendah.
6) Kegagalan yang terjadi terkadang tidak terlalu
berdampak besar pada self-efficacy, terutama pada
mereka yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap
kesuksesan.
b. Pengalaman orang lain (vicarious experience) semakin dekat
seseorang mengidentifikasi diri dengan sang model maka
akan semakin besar pula dampaknya pada self-efficacy. Bila
model bekerja dengan baik maka efficacy seseorang akan
meningkat, sebaliknya bila model mengalami kegagalan
ekspektasi seseorang akan menurun. Self-efficacy dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
meningkat saat kita mengobservasi keberhasilan yang dicapai
orang lain yang mempunyai kompetensi yang setara dengan
kita, dan sebaliknya self-efficacy akan menurun apabila
melihat rekan sebaya gagal. Meskipun faktor ini tidak
berpengaruh langsung akan tetapi pemodelan sosial sangat
berguna bagi orang-orang yang merasa tidak yakin dengan
dirinya.
c. Persuasi sosial (social persuasion) umumnya persuasi sosial
merupakan dorongan langsung atau keputusan yang diberikan
orang lain. Persuasi dari orang lain dapat mempengaruhi self-
efficacy, rasa percaya kepada pemberi persuasi dan sifat
realistik dari apa yang dipersuasikan. Seseorang akan
mengupayakan strategi-strategi baru atau berusaha lebih
keras untuk mencapai kesuksesan. Persuasi sosial dapat
menangkal pemikiran yang menyebabkan seseorang
meragukan dirinya. Potensi persuasi bergantung pada
kredibilitas, dapat dipercaya dan keahlian pemberi
persuasinya.
d. Kondisi fisiologis dan emosional (Physicological and
emotional arousal) dalam keadaan tertekan hal tersebut akan
mempengaruhi efficacy tergantung bagaimana kondisi
tersebut diinterpretasikan. Emosi yang kuat, takut, cemas,
stres dapat mengurangi self-efficacy. Akan tetapi juga bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
meningkatkan gairah untuk menghadapi tugas tertentu.
Dalam keadaan tertekan, biasanya individu akan
menunjukkan tanda-tanda sakit dan nyeri badan, kelelahan,
mual, terguncang dan lain-lain.
C. Guru di Sekolah Inklusif
Dalam implementasinya pengajaran sekolah inklusif memiliki
dua pendidik dalam satu kelas. Satu orang guru yang mengajar di
depan kelas dan yang satu merupakan guru pembantu khusus yang
berfungsi sebagai guru yang dikhususkan untuk membantu
menangani/ mendampingi murid berkebutuhan khusus.
Ilahi (2013) menjelaskan bahwa guru di sekolah inklusi
memegang peran penting didalam dunia pendidikan dalam lingkup
sekolah inklusi. Selain mengajar dengan metode yang tepat, guru juga
harus mampu memberikan motivasi serta evaluasi pembelajaran murid
berkebutuhan khusus agar murid dapat mengembangkan potensi anak
didik dengan tepat. Terdapat beberapa bagian penting yang harus
dimiliki oleh seorang guru dalam lingkup sekolah inklusi, diantaranya
adalah:
1. Attitudes atau sikap seorang guru diperlukan untuk memberikan
landasan hubungan interpersonal guru dengan murid yang
lebih fair, konfidensial, dan permisif. Guru dituntut sebagai
sosok yang benar-benar dipercaya dan diyakini dalam
menumbuhkan sikap kebebasan terhadap anak didik untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mengungkapkan perasaannya sehingga murid mampu
meningkatkan dirinya bukan hanya pada prestasi dalam dunia
pendidikan akan tetapi juga pencapaian perubahan tingkah
laku.
2. Faktor yang kedua adalah kompetensi yang dimiliki meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi professional. Kompetensi pedagogik
adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
potensi peserta didik. Kompetensi kepribadian merupakan
kemampuan kepribadian yang stabil, dewasa, berwibawa dan
menjadi teladan bagi peserta didik. Kompetensi sosial
merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dalam
masyarakat untuk dapat berkomunikasi dan berhubungan secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik maupun dengan
orang tua peserta didik serta masyarakat sekitar. Yang terakhir
adalah kompetensi professional yang merupakan kemampuan
penguasaan materi dan komitmen pada siswa sehingga mampu
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan.
3. Kemampuan memotivasi peserta didik agar peserta didik
merasa senang berada didalam lingkungan belajar sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
terbangun kemampuan dirinya yang dapat membawa kepuasan
belajar dan meningkatkan kepercayaan diri serta bertanggung
jawab dalam pengambilan keputusan.
Selain kompetensi yang hendaknya dimiliki oleh seorang guru
dalam lingkup pendidikan inklusif, guru juga memiliki tugas untuk
membuat kurikulum. Kurikulum merupakan suatu komponen penting
pada lembaga pendidikan formal yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan isi pengajaran, mengarahkan proses mekanisme
pendidikan, tolak ukur keberhasilan, dan kualitas hasil pendidikan.
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan inklusif sama
dengan kurikulum sekolah regular (kurikulun nasional) yang
dimodifikasi sesuai dengan tahap perkembangan anak berkebutuhan
khusus dengan mempertimbangkan karakteristik dan tingkat
kecerdasannya ( Ilahi, 2013).
Untuk itu guru dalam perkerjaannya harus mampu membuat
kurikulum yang dapat diaplikasikan dalam kelasnya. (Fitria, 2012)
Komponen-komponen kurikulum dalam pelaksanaan pendidikan
inklusif meliputi :
1. Rancangan, guru menyiapkan dan merancang materi atau bahan
ajar. Bahan ajar dapat berupa topik-topik dan sub topik seperti
pembuatan RPP (rencana pelaksananaan pembelajaran dan juga
PPI (program pembelajaran individual) khusus untuk guru
pendamping kelas. Dalam hal ini seorang guru dapat membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
materi dari kurikulum yang ada dan kemudian dikurang atau
ditambah dengan materi baru yang tidak ada dalam kurikulum
regular tetapi materi tersebut dianggap penting. Atau juga dapat
menurunkan tingkat kesulitan materi untuk anak berkebutuhan
khusus.
2. Strategi pembelajaran, selain membuat materi guru juga harus
memikirkan strategi yang dapat diterapkan dalam pendidikan
inklusif agar dapat diterima oleh murid regular maupun murid
berkebutuhan khusus. Dalam penentuan strategi pembelajaran
untuk siswa berkebutuhan khusus guru juga harus
mempertimbangkan terlebih dahulu tingkah laku siswa
tersebut, melakukan asesmen, menetapkan target perilaku
pengganti kemudian guru dapat menerapkan dikelas dengan
bantuan atau memodifikasi lingkungan untuk mencapai
perilaku yang diinginkan. Misal dengan cara pengaturan tempat
duduk dan meminta bantuan siswa regular untuk membantu
siswa berkebutuhan khusus dalam mengikuti pelajaran.
3. Media pembelajaran, melalui penggunaan media pembelajaran
anak didik dilatih untuk memperkuat kepekaan dan
keterampilan secara optimal. Dengan penggunaan media
pembelajaran yang tepat diharapkan siswa mampu mewujudkan
situasi pembelajaran yang lebih efektif, mengatasi keterbatasan
ruang, waktu dan tenaga serta dapat menimbulkan semangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
siswa untuk berinteraksi lebih langsung dengan sumber belajar
karena sumber pembelajaran dapat dilaksanakan dimanapun
disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Evaluasi digunakan untuk melihat atau mengukur keefektifan
kurikulum yang telah dibuat sehingga dapat dijadikan umpan
balik. Sehingga dapat digunakan sebagai acuan penilaian dan
kemudian dapat dipertahankan ataupun digantikan dengan
perencanaan yang baru apabila target tidak terpenuhi.
Ilahi (2013) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaanya guru
cenderung belum mampu bersikap proaktif dan ramah terhadap
semua anak, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan keluhan dari
orangtua murid yang dapat menjadikan anak cacat sebagai bahan
pergunjingan. Untuk itu diperlukan komitmen dari guru untuk tetap
berpikiran positif dan memperjuangkan masa depan anak didik.
Bandura (1997) mengatakan bahwa guru dengan self-efficacy
yang tinggi akan mampu mengajar murid yang memiliki kebutuhan
khusus dengan memberikan usaha ekstra dan menerapkan teknik
penanganan yang sesuai dan akan mendapat dukugan dari keluarga
serta mampu mengatasi penolakan yang mempengaruhi pengajaran
yang efektif. Sementara guru yang memiliki self-efficacy yang rendah
akan merasa tidak berdaya menanggulangi murid yang tidak
termotivasi yang akan mempengaruhi usaha guru untuk mengajar
murid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
D. Sekolah Inklusif
Pendidikan inklusif merupakan konsep pendidikan yang tidak
membeda-bedakan latar belakang kehidupan anak karena keterbatasan
fisik. Sistem pendidikan ini mengharuskan keterbukaan dalam
kesempatan seluas-luasnya bagi siapapun yang hendak menempuh
program pendidikan di sekolah. Pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus merupakan hal yang penting untuk dapat menunjang
kepercayaan ABK dalam mengikuti jenjang pendidikan yang sesuai
dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki.
Karakter pendidikan inklusif menurut Ilahi (2013) meliputi :
1. Kurikulum yang fleksibel penerapan pendidikan inklusif tidak
harus terlebih dahulu menekankan pada materi pelajaran, tetapi
yang terpenting adalah bagaimana memberikan perhatian penuh
pada kebutuhan anak didik.
2. Pendekatan pembelajaran yang fleksibel yaitu dengan
memberikan kemudahan kepada ABK untuk melaksanakan
kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan potensi dan
keterampilan.
3. Sistem evaluasi yang fleksibel dalam seting inklusif, sistem
penilaian yang diharapkan sekolah yaitu sistem penilaian yang
fleksibel. Penilaian tersebut disesuaikan dengan kebutuhan
anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4. Pembelajaran yang ramah, pembelajaran ramah dapat membuat
anak semakin termotivasi dan terdorong untuk terus
mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik.
E. Dinamika Psikologis
Mengajar merupakan pekerjaan yang rentan mengalami stres
atau tekanan baik dari internal maupun eksternal. Peran seorang guru
dalam pendidikan sangatlah penting, dalam sistem pendidikan inklusif
pandangan positif guru dianggap dapat mempengaruhi muridnya.
Tantangan guru yang mengajar dalam sistem pendidikan inlusif
membuat guru harus memiliki kompetensi dan kesabaran yang lebih
tinggi dalam mengajar dikelas. Hal tersebut dikarenakan siswa yang
diajar oleh guru dalam sekolah inklusif lebih heterogen karena adanya
siswa ABK yang diikutsertakan dalam kelas yang sama dengan murid
regular. Kurangnya kompetensi guru dalam penanganan ABK akan
menimbulkan masalah apabila tidak adanya guru pendamping kelas.
Guru kelas akan kesulitan menangani murid berkebutuhan khusus
apabila tidak mengetahui cara penanganan yang baik serta tidak
memiliki pandangan positif tentang pendidikan inklusif maka hal
tersebut dapat menimbulkan tekanan.
Tidak hanya masalah tentang kompetensi guru dalam
mengajar murid di sekolah inklusif. Akan tetapi permasalahan lain
dapat muncul akibat tuntutan wali murid yang menginginkan hal
terbaik untuk anaknya. Selain itu keadaan dari sekolah yang dirasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
belum memberikan guru fasilitas yang baik untuk terwujudnya
pendidikan sekolah inklusif juga menjadi rintangan bagi guru.
Kurangnya pelatihan penanganan ABK yang tepat, penyesuaian
kurikulum yang tepat dan pelatihan metode pembelajaran dalam kelas
inklusif serta kurangnya keyakinan dan pandangan positif guru dalam
mengajar akan membuat guru mengalami tekanan lebih besar. Stres
dan tekanan emosi yang menyertai masalah guru dalam mengajar
harus dipecahkan dengan menggunakan coping strategies yang
efektif.
Penggunaan coping strategies yang efektif dapat mengurangi
stres yang dialami guru. Salah satu sumber coping berasal dari
keyakinan positif guru bahwa dia mampu mengatasi masalah yang
ada, keyakinan bahwa hasil yang baik akan terjadi dalam kehidupan.
Pemikiran positif ini akan membawa individu mengambil langkah
untuk menghadapi stres dengan menggunakan coping strategies yang
baik. Bentuk coping strategies dapat berupa problem focused coping
yang berfokus pada masalah yang sedang dihadapi serta mencari
pemecahan masalah yang nyata dapat dilakukan. Atau dengan
penggunaan emotion focused coping yang berfokus pada pengelolaan
emosional terhadap stres yang dialami tanpa menyelesaikan masalah
tersebut. Penggunaan coping strategies akan mengurangi dampak stres
yang dirasakan oleh individu sehingga guru akan menikmati
pekerjaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Penggunaan coping strategies yang digunakan dipengaruhi
oleh aspek dalam self-efficay yang dikemukakan oleh Bandura yaitu
magnitude, generality dan strength. Aspek magnitude berkaitan
dengan derajat kesulitan tugas hal tersebut berkaitan dengan coping
strategies yaitu ketika seseorang guru mendapat tugas yang sulit dan
guru tersebut memiliki self-efficacy yang baik maka guru tersebut
akan mencari informasi untuk berusaha melakukan confrontive coping
dalam upaya menyelesaikan tugas. Individu dengan self-efficacy yang
rendah akan memilih cara penghindaran (avoidance) dibandingkan
dengan individu yang memiliki keyakinan diri yang tinggi. Sehingga
dapat dikatakan bahwa self-efficacy yang dimiliki oleh individu
memiliki pengaruh untuk menentukan tindakan pengatasan masalah
yang baik untuk menghadapi stres sesuai dengan masalah yang
dihadapi.
Self-efficacy yang baik akan mendorong individu berusaha
lebih keras untuk mengatasi tugas dan situasi yang menekan dengan
baik merupakan aspek kedua dari self-efficacy yaitu strength. Hal
tersebut berkaitan dengan gaya coping hardiness yang merupakan
sikap individu yang menggambarkan ketahanan inidividu terhadap
tekanan dan tuntutan yang dialami.
Aspek yang terakhir adalah generality, ketika seorang guru
memiliki keyakinan akan kemampuannya dalam melaksanakan tugas
dalam berbagai aktivitas. Guru akan mencoba untuk memikirkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
mempertimbangkan strategi yang tepat untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan (planful problem solving). Ketika seorang guru merasa
yakin dengan kemampuannya saat mengerjakan tugas yang sudah
pernah dikerjakan guru akan melakukan tindakan langsung untuk
menyelesaikan tugas.
Salah satu bentuk penilaian kognitif yang mempunyai kontrol
terhadap sumber stres individu adalah penilaian self-efficacy, yakni
merupakan penilaian diri terhadap kemampuannya untuk
melaksanakan tugas pada tingkatan tertentu hingga mencapai hasil
yang diinginkan. Dengan self-efficacy yang dimiliki seorang guru
akan membuatnya bertahan lebih lama dapat mencurahkan waktu di
kelas untuk membimbing muridnya yang mengalami kesulitan
(Bandura, 1997). Guru dengan self-efficacy tinggi akan mampu
memotivasi siswanya, memiliki keyakinan untuk memberikan
pembelajaran yang tepat baik bagi murid berkebutuhan khusus
maupun murid regular dalam satu kelas serta mampu menangani
situasi dalam kelas serta berkompromi dengan muridnya agar tercipta
suasana pembelajaran yang baik.
Bandura dalam Bishop (2008) mengatakan bahwa self-efficacy
merupakan faktor penentu dari beberapa aspek perilaku manusia,
termasuk bagaimana seseorang menghadapi stres. Seseorang yang
memiliki sense of self-efficacy akan lebih mampu menentukan
bagaimana dan perilaku coping apa yang akan digunakan, berapa lama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
usaha coping akan digunakan, dan seberapa banyak usaha seseorang
untuk menggunakan coping tersebut.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulakan bahwa seorang
guru akan menggunakan cara pengatasan masalah dengan
menggunakan coping strategies yang efektif untuk dapat
menyelesaikan tugas serta tuntutan dalam mengajar agar tidak menjadi
situasi yang menekan bagi guru. Hal tersebut dapat dipengaruhi dari
keyakinan diri yang dimiliki oleh guru, guru akan memberikan usaha
terbaik serta mampu bertahan lebih lama dalam mengajar murid di
sekolah inklusif apabila guru memiliki self-efficacy yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
F. Kerangka Pikiran
Self-efficacy tinggi :
- Bekerja lebih keras
- Bertahan lebih lama dalam
mengajar
- Mencurahkan waktu lebih
banyak untuk kegiatan akademik
- Mampu memberikan motivasi
- Mampu menjalankan kelas
secara efektif
Self-efficacy rendah :
- Mudah menyerah
- Menghabiskan banyak waktu di
bidang non akademik
- Mengkritik siswa yang
melakukan kesalahan
- Kesulitan menangani kelas
Coping strategies tinggi :
- Optimism
- Melakukan usaha secara aktif
untuk memecahkan masalah
Coping strategies rendah :
- Penghindaran
- Mengalihkan diri dengan
aktivitas yang berbahaya
Stres menurun Stres bertambah
Self-efficacy guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hipotesis dalam
penelitian ini adalah ada hubungan positif yang signifikan antara self –
efficacy dengan coping strategies pada guru di sekolah inklusif.
Semakin tinggi self-efficacy maka semakin tinggi pula coping
strategies guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif.
Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif bertujuan
untuk menguji teori secara objektif dengan mengukur kemampuan
antar variabel secara numerik dan menganalisanya secara statistik
Supratiknya, (2014).
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat satu variabel independen dan satu
variabel dependen.
1. Independent Variable : self-efficacy
2. Dependent Variable : coping strategies
C. Definisi Operasional
1. Coping Strategies
Coping strategies merupakan upaya yang dilakukan
seseorang untuk mengelola tuntutan eksternal maupun internal
yang dianggap membebani. Seseorang dengan coping
strategies yang baik akan mampu meminimalisir keadaan yang
membuat stres dengan cara-cara tertentu.
Coping strategies diukur menggunakan skala The Ways
of Coping Questionnaire yang telah direvisi oleh Susan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Folkman pada tahun 1985. Skala ini terdiri dari 66 item yang
mengukur 7 aspek. Aspek Porblem Focused Coping
diantaranya adalah confrontative coping, seeking social
support, planful problem solving. Sedangkan aspek yang
diukur dalam Emotion Focused Coping meliputi self-control,
distancing, positive reappraisal, accepting responsibility,
escape/ avoidance. Skoring dilakukan dengan cara menghitung
hasil skor total setiap subjek (Folkman, 1986). Skor total
tersebut akan menunjukkan tinggi rendahnya coping strategies
yang digunakan dalam menghadapi situasi atau permasalahan.
2. Self-efficacy
Self-efficacy merupakan keyakinan yang dimiliki
seseorang tentang kemampuan atau efektifitas diri dalam suatu
bidang. Guru dengan self-efficacy yang tinggi akan mampu
menangani tugas-tugas yang sulit. Keyakinan itu akan
mempengaruhi kinerja guru dalam mengajar sekalipun dalam
menghadapi murid yang sulit dihadapi.
Dalam penelitian ini, self-efficacy diukur menggunakan
skala Teachers’ Sense of Efficacy Scale (TSES) yang disusun
oleh Tschannem-Moran dan Woolfolk Hoy (2001) berdasar
pada teori self-efficacy yang dikemukakan oleh Bandura.
Terdapat tiga aspek yang diukur dalam TSES yang meliputi
Efficacy in Student Engagement, Efficacy in Instructional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Straregies, Efficacy in Classroom Management. Semakin tinggi
atau rendah skor total yang didapat menunjukkan tingkat self-
eficacy seseorang.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sampel dari populasi yang
dianggap mewakili atau mempunyai karakteristik yang mencerminkan
populasi asalnya (Supratiknya, 2014). Subjek yang digunakan dalam
penelitian ini adalah guru dengan kriteria guru yang mengajar di
sekolah inklusif. Peneliti mendatangi 2 sekolah Inklusif yang berada di
Yogyakarta dan mengajukan surat izin serta proposal penelitian kepada
Kepala Sekolah dan Kepala CSIE (Center for Studies on Inclusive
Education), semua kuesioner diberikan kepada Kepala Sekolah dan
Kepala CSIE, kemudian kuesioner didistribusikan kepada guru yang
mengajar di sekolah tersebut. Metode purposive sampling digunakan
dalam penelitian ini, sampel yang diambil didasarkan melalui
pertimbangan tertentu sesuai dengan yang dikehendaki (Azwar, 2010).
Peneliti menggunakan metode ini bertujuan untuk mendapatkan subjek
dengan kriteria guru yang mengajar di sekolah Inklusif.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, pengambilan
data dilakukan dengan penyebaran skala kepada subjek di sekolah
inklusif. Jenis skala yang digunakan terdiri dari dua bagian yaitu skala
Teachers’ Sense of Efficacy Scale (TSES) untuk mengukur tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
self-efficacy yang dimiliki seorang guru dan Ways of Coping
Questionnaire (WCQ) untuk melihat coping strategies yang digunakan
oleh guru dalam menghadapi tekanan.
1. Self-efficacy
Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data
self-efficacy yang dimiliki seorang guru adalah dengan
menggunakan skala Teachers’ Sense of Efficacy Scale (TSES)
yang dikembangkan oleh Tschannem-Moran dan Woolfolk
Hoy dari teori Bandura yang memiliki reliabilitas serta
validitas yang tergolong baik. Koefisien Alpha Cronbach’s
pada skala TSES adalah α = 0.94 dan memiliki validitas yang
cukup baik.
TABEL 1 Reliability Test Teachers' Sense Of Efficacy Scale
Table 1
Reliability test Teachers’ Sense og Efficacy scale
n item Cronbach’s Alpha
Teachers’ Sense of Efficacy scale 24 0,94
Efficacy in student engagement 8 0,87
Efficacy in Instructional Strategies 8 0,91
Efficacy in Classroom Management 8 0,90
Tabel 2
Sebaran item skala Teachers’ Sense of Efficacy Scale (longform)
Variabel Aspek Item
Teachers’ Sense of
Efficacy Scale
Efficacy in Student Engagement 8
Efficacy in Instructional Strategies 8
Efficay in Classroom Management 8
Total aspek yang diukur 24 TABEL 2 Sebaran item skala Teachers' Sense of Efficacy Scale (long form)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Teachers’ Sense of Efficacy Scale (TSES) merupakan
skala yang berbentuk model likert. Peneliti memilih
menggunakan skala TSES untuk melihat self-efficacy guru
dalam dunia pendidikan. TSES memiliki 2 form skala
penelitian yaitu long form dengan item sebanyak 24 dan short
form dengan item berjumlah 12, kedua bentuk skala ini sama-
sama mengukur 3 aspek yang diungkapkan dari Teacher’s Self-
efficacy. Peneliti memilih menggunakan long form scale TSES
yang berisi 24 item karena dianggap lebih dapat
merepresentasikan aspek yang diukur. Skala yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan pernyataan dengan alternatif
jawaban 0: tidak ada, 1: sangat sedikit, 2: beberapa, 3: cukup
banyak, 4: banyak sekali. Tingginya skor respon subjek
menunjukkan semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki.
TABEL 3 Skor Respon Skala TSES
Tabel 3
Skor respon skala TSES
Respon Skor
Tidak ada 0
Sangat sedikit 1
Beberapa 2
Cukup banyak 3
Banyak sekali 4
2. Coping Strategies
Alat ukur yang diguakan untuk melihat coping
strategies yang digunakan seseorang dalam menghadapi stres
adalah dengan menggunakan skala Ways of Coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Questionnaire (WCQ) yang direvisi oleh Susan Folkman tahun
1985. Ways of Coping Questionnaire merupakan skala
berbentuk likert yang memiliki reliabilitas serta validitas yang
tergolong baik. Koefisien Alpha Cronbach’s pada skala WCQ
adalah untuk aspek confrontative coping α = 0.70, aspek
Distancing α = 0.61, aspek Self-controlling α = 0.70, aspek
Seeking social support α = 0.76, aspek Accepting responsibility
α = 0.66, aspek Planful problem-solving α = 0.72, aspek
Escape-avoidance α = 0.68, aspek Positive reappraisal α =
0.79 dan memiliki validitas cukup baik yang terlihat dari
digunakannya skala ini pada beberapa studi.
TABEL 4 Reliability Tes ways of coping questionnaire
Tabel 4
Reliability test Ways of Coping Questionnaire
n item Cronbach’s Alpha
Confrontative coping 6 0,70
Distancing 6 0,61
Self-controlling 7 0,70
Seeking social support 6 0,76
Accepting responsibility 4 0,66
Escape-avoidance 8 0,72
Planful problem-solving 6 0,68
Positive reappraisal 7 0,79
Skala WCQ terdiri dari 66 item, 50 item yang diukur
termasuk dalam aspek PFC dan EFC, 17 sisanya merupakan
item yang tidak turut diperhitungkan dalam skala ini. Terdapat
3 aspek yang diukur dalam Problem Focused Coping (PFC)
meliputi confrontative coping, seeking social support, planful
problem solving. Sementara itu terdapat 5 aspek Emotion
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Problem Solving (EFC) meliputi self-control, distancing,
positive reappraisal, accepting responsibility, escape/
avoidance.
TABEL 5 sebaran item skala ways of coping questionnaire(WCQ)
Tabel 5
Sebaran item skala Ways of Coping Questionnaire (WCQ)
Jenis Strategi Coping Aspek Item
Problem Focused
Coping
Confrontive coping 6
Seeking social support 6
Planful problem solving 6
Emotion Problem
Solving
Self-control 7
Distancing 6
Positive reappraisal 7
Accepting responsibility 4
Escape/avoidance 8
Item yang tidak masuk dalam aspek 16
Total aspek yang diukur 66
Skala yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan 4 alternatif jawaban 0: tidak pernah, 1: kadang-
kadang, 2: cukup sering dilakukan, 3: selalu dilakukan.
Semakin tinggi skor subjek maka menujukkan semakin tinggi
coping strategies yang dipakai.
Tabel 6
Skor respon pada skala (WCQ)
Respon Skor
Tidak pernah 0
Kadang- kadang 1
Cukup sering dilakukan 2
Selalu dilakukan 3 TABEL 6 skor respon pada skala (WCQ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
H. Validitas dan Realibilitas
1. Validitas
Menunjukkan sejauh mana alat tes sungguh dapat
mengukur atribut psikologis yang hendak diukur (Supratiknya,
2014). Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila
alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut. Validitas ini dalam penelitian ini
menggunakan pengujian tes yang dianalisis melalui expert
judgment (Supratiknya, 2014). Karena penelitian ini menggunakan
skala adaptasi maka peneliti menerjemahkan skala WCQ dan TSES
kedalam bahasa Indonesia dengan bantuan ahli bahasa untuk
mendapatkan hasil yang akurat. Setelah itu peneliti melakukan
validitas ini dengan metode professional judgements dilakukan
oleh orang yang ahli dalam bidang tersebut. Peneliti meminta
bantuan dosen pembimbing untuk melakukan validasi item dari
skala WCQ dan TSES. Suatu skala dikatakan memenuhi validitas
isi bila skala tersebut hanya memuat isi yang relevan dan tidak
keluar dari bahasan tujuan pengukuran.
2. Diskriminasi Item
Diskriminasi item dilakukan untuk mendapatkan item-item
yang layak digunakan dalam penelitian. Maka dilakukan seleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
item dengan menggunakan uji daya beda item dengan bantuan
Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 22.
Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30
memiliki daya pembeda yang dianggap memuaskan, sehingga item
dengan (rix) kurang dari 0,30 diinterpretasikan sebagai item yang
memiliki daya diskriminasi rendah (Supratiknya, 2014). Dari skala
Ways of Coping Questionnaire dan Teachers’ Sense of Efficacy
terdapat beberapa item yang berada di bawah 0,30. Karena hal ini
merupakan skala adpatasi maka tidak dilakukan pengguguran item,
akan tetapi peneliti memperbaiki kata-kata pada item yang
mendapat daya diskriminasi rendah.
I. Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya konsisten, dan memiliki kecermatan (Azwar, 2010).
Pada penelitian ini reliabilitas skala TSES dan WCQ diukur
menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Pendekatan ini memiliki
nilai praktis karena cukup dikenakan sekali saja pada kelompok subjek
(Azwar, 2010). Koefisien reliabilitas berada pada rentang nilai 0
sampai 1. Jika koefisien skala semakin mendekati nilai 1 maka dapat
dikatakan bahwa skala tersebut memiliki koefisien reliabilitas yang
baik (Azwar, 2009).
Hasil uji coba yang dilakukan pada Koefisien Alpha
Cronbach’s pada skala TSES setelah seleksi item adalah α = 0,929.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa item pada skala TSES
tergolong reliabel.
Hasil uji coba yang dilakukan pada Koefisien Alpha
Cronbach’s pada skala WCQ setelah seleksi item adalah α = 0,952.
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa reliabilitas item pada skala
WCQ tergolong baik .
J. Analisis data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang diperoleh memiliki distribusi normal atau tidak. Data
yang berdistribusi normal dianggap dapat mewakili populasi.
(Priyatno, 2014) uji normalitas data akan dilakukan dengan
program SPSS versi 22 dengan menggunakan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov Z. Distribusi data dinyatakan normal bila
nilai signifikansi lebih dari 0,1 (p > 0,1) (Santoso, 2010)
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan
variabel sel-efficacy dengan coping strategies yang hendak
dianalisis mengikuti garis lurus. Peningkatan atau penurunan
kuantitas dalam satu variabel akan diikuti secara linear oleh
peningkatan atau penurunan kuantitas variabel lainnya
(Santoso, 2010). Dalam penelitian ini digunakan tehnik Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
For Linearity pada program SPSS versi 22. Hubungan dapat
dinyatakan linear bila nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p
< 0.05).
2. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara self-efficacy
dengan coping strategies, data yang telah dikumpulkan kemudian
diolah secara statistik, yaitu menggunakan uji korelasi product-moment
Pearson. Pengolahan data dilakukan menggunakan program SPSS
versi 22. Jika koefisien korelasi memiliki taraf signifikansi p < 0,05
maka terdapat korelasi yang signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB 4 HASIL PEN ELITIAN DAN PEMBAHA SAN
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 23 Oktober 2018 sampai 27
Oktober 2018. Penelitian dilaksanakan dengan cara menyebar skala yang
terdiri dari skala Teachers’ Sense of Efficacy Scale (TSES) dan Ways of
Coping Questionnaire (WCQ). Skala disebar dengan cara membagikan
pada guru-guru yang mengajar di sekolah Inklusif di Yogyakarta.
Informed consent diberikan pada awal lembar skala untuk
menyatakan kesediaan subjek untuk menjadi partisipan dalam penelitian.
Peneliti menyebarkan skala sebanyak 130 eksemplar akan tetapi yang
dikembalikan ke peneliti sebanyak 112 eksemplar.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Guru sekolah inklusif yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak
112 subjek, berikut merupakan gambaran data demografis subjek yang
meliputi kriteria jenis kelamin dan rentang usia.
TABEL 7 deskripsi data subjek berdasarkan jenis kelamin
Tabel 7
Deskripsi data subjek berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Perempuan 87 77.7%
Laki-laki 25 22.3%
Total 112 100.0%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa subjek yang terlibat
dalam penelitian didominasi oleh subjek perempuan. Subjek perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
yang berpartisipasi dalam penelitian ini berjumlah 87 orang dan memiliki
presentase sebesar 77.7% dari 112 subjek. Sementara itu subjek yang
memiliki jenis kelamin laki-laki berjumlah 25 orang dan memiliki
presentase sebanyak 22,3% dari jumlah total subjek.
Apabila dilihat dari rentang usia, sebanyak 64 orang subjek yang
berpartisipasi dalam penelitian ini berada pada rentang usia 26 – 33 tahun,
kemudian diikuti oleh subjek dengan rentang usia 18 – 25 tahun yaitu
sebanyak 26 orang dan sebanyak 21 orang pada rentang usia 34 – 44.
TABEL 8 deskripsi data subjek berdasar usia
Tabel 8
Deskripsi data subjek berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Presentase
18 – 25 tahun 26 23.2%
26 – 33 tahun 64 57.1%
34 – 44 tahun 22 19.7%
Total 112 100.0%
C. Deskripsi Data Penelitian
1. Perbandingan Mean
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti
melakukan uji coba mean untuk melihat perbedaan antara mean
teoritik dan mean empirik. Uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat
rerata subjek dalam setiap variabel. Data yang diperoleh dari 112
subjek menunjukkan perbandingan antara mean teoritik dan empirik
yang dimiliki oleh masing-masing variabel. Mean teoritik didapatkan
dari hasil perhitungan manual berdasar skor terendah dan tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
yang dapat diraih dalam sebuah skala. Sebaliknya mean empirik
merupakan rata-rata skor yang dimiliki oleh subjek penelitian. Skor
empirik didapat dari uji One Sample T-test didapatkan menggunakan
bantuan SPSS versi 22. Berikut perbandingan mean teoritik dan mean
empirik beserta hasil uji One Sample T-test menggunakan spss 22.
TABEL 9 perbandingan mean
Tabel 9
Perbandingan Mean
N
Teoritik Empirik
Min Max Mean Mean Sig
Self-efficacy 112 0 96 48 67.46 .000
Coping strategies 112 0 198 99 118.02 .000
Berdasarkan uji-t yang dilakukan menunjukkan bahwa
perbedaan nilai mean teoritik dan mean empirik dari kedua variabel
adalah signifikan yaitu sebesar 0.000 (p < 0.05).
Pada table diatas dapat diketahui bahwa variabel self-efficacy
memiliki mean teoritik sebesar 48 dan mean empirik sebesar 67.46 hal
tersebut menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar dibanding
mean teoritik. Sehingga dapat dikatakan bahwa subjek dalam
penelitian ini memiliki self-efficacy yang tergolong tinggi.
Kemudian pada variabel coping strategies memiliki mean
teoritik sebesar 99 dan mean empiriknya sebesar 118.02. Hal tersebut
dapat menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar dibanding mean
teoritik yang berarti bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki
coping strategies yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Kategorisasi
Kriteria kategorisasi didasarkan pada asumsi bahwa skor
populasi terdistribusi secara normal. Kategorisasi ini dimaksudkan
untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang
terpisah secara berjenjang, dimana jenjang ini seperti contohnya
dari rendah ke tinggi. Azwar (2009) juga menyatakan karena
kategorisasi bersifat relatif, maka peneliti boleh menetapkan secara
subjektif luas intervalnya yang mencakup setiap kategori yang
diinginkan, selama penetapan tersebut masih berada dalam batas
kewajaran dan dapat diterima akal. Dalam hal ini penulis
menggunakan rumus kategorisasi yang dibuat oleh Azwar (2009).
Kategorisasi dalam penelitian ini digolongkan menjadi 3 bagian.
Yaitu kategori rendah, sedang dan tinggi. Berikut merupakan hasil
perhitungan kategorisasi self-efficacy dengan coping strategies.
TABEL 10 hasil kategorisasi self-efficacy
Table 10
Hasil kategorisasi Self-efficacy
Skala Rentang Skor Kategorisasi Jumlah
Subjek
Persentasi
Self-efficacy 64 ≤ X Tinggi 74 66.1 %
32 ≤ X <64 Sedang 38 33.9 %
X <32 Rendah 0 0 %
Hasil kategorisasi pada table diatas dapat menunjukkan bahwa,
sebagian besar subjek dalam penelitian ini memiliki self-efficacy yang
berada pada level tinggi subjek yang memiliki skor lebih dari 64, yaitu
sebanyak 74 orang (66,1%), kemudian sisanya berada pada level
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
sedang subjek yang memiliki skor antara 32 sampai 63 yaitu sebanyak
38 orang (33,9%).
TABEL 11 hasil kategorisasi coping strategies
Table 11
Hasil kategorisasi Coping strategies
Skala Rentang Skor Kategorisasi Jumlah
Subjek
Persentasi
Coping
strategies
132 ≤ X Tinggi 28 25 %
66 ≤ X <132 Sedang 84 75 %
X <66 Rendah 0 0 %
Berdasar tabel diatas dapat disimpulkan bahwa subjek
terbanyak memiliki coping strategies yang berada dalam kategori
sedang subjek yang memiliki skor sebesar 66 sampai 131 yaitu
sebanyak 84 orang (75%). Kemudian sebanyak 28 orang (25%) berada
pada kategori tinggi yaitu subjek yang memiliki skor diatas 132.
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang diperoleh dalam penelitian memiliki sebaran yang normal
(Santoso, 2014). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
metode Kolmogorov-Smirnov dari SPSS versi 22. Normalitas data
diketahui dari nilai signifikasi > 0,1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
TABEL 12 hasil uji nor malitas
Tabel 12
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Coping strategies .065 112 .200*
Self-efficacy .063 112 .200*
Dari hasil table di atas menunjukkan bahwa nilai sig pada
coping strategies dan self-efficacy sebesar 0,200. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi normal karena
taraf signifikasi > 0,1.
b. Uji linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi
antar variabel bersifat linier atau tidak. Pengujian dengan
menggunakan perhitungan SPSS 22 dengan metode Test for
Linearity dengan taraf signifikansi < 0,05.
TABEL 13 hasil uji linearitas
Table 13
Hasil Uji Linearitas
ANOVA
Sig.
Linearity
Coping strategies*Self-
efficacy
0.001
Berdasarkan hasil uji linearitas dapat diketahui bahwa
nilai Sig. Linearity sebesar 0,001 (p < 0,05). Sehingga data dalam
penelitian ini menunjukkan asumsi linearitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji asumsi yang telah dilakukan data penelitian ini
menunjukkan bahwa data memiliki distribusi normal serta antar
variabelnya memiliki hubungan yang linear. Selanjutnya dilakukan
pengujian terhadap hipotesis menggunakan bantuan program SPSS 22.
TABEL 14 hasil uji hipotesis product moment pearson
Table 14
Hasil Uji Hipotesis Product Moment Pearson
Variabel Bebas Variabel Terikat Kofisien
Korelasi
Sig. (2-
tailed)
Self-efficacy Coping strategies 0.329 0.000
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil
perhitungan uji korelasi antara variabel self-efficacy dengan coping
strategies sebesar 0,329 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p
<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara self-efficacy dengan coping strategies.
Sehingga semakin tinggi self-efficacy guru maka semakin tinggi pula
penggunaan coping strategiesnya.
E. Pembahasan
Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui apakah
ada hubungan antara self-efficacy dengan coping strategies pada guru yang
mengajar di sekolah inklusif. Berdasarkan dari uji hipotesis yang telah
dilakukan berikut hasil pembahasan yang telah dilakukan untuk menjawab
pernyataan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa hipotesis penelitian ini yang menyatakan adanya hubungan yang
positif signifikan antara self-efficacy dengan coping strategies, diterima.
Berdasarkan uji hipotesis dihasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p <
0,05) dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,329 antara variabel self-
efficacy dengan coping strategies. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua
variabel memiliki hubungan positif yang signifikan. Dengan kata lain
dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi self-efficacy maka akan semakin
tinggi pula coping strategies yang digunakan oleh individu.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
Bandura (1997) bahwa self-efficacy yang dimiliki seseorang akan ikut
menentukan jenis perilaku pemilihan coping strategies terhadap
penyelesaian suatu persoalan. Peristiwa yang berat sekalipun hanya akan
menimbulkan stres yang ringan jika seseorang percaya bahwa ia memiliki
keterampilan untuk menghadapinya. Seseorang yang percaya bahwa ia
memiliki self-efficacy yang baik akan lebih mampu menghadapi stresor
serta dapat menyampaikan kekuatan serta kemampuan dalam mengatasi
masalah. Guru dengan self-efficacy yang tinggi akan menunjukkan usaha
yang lebih keras, lebih gigih, mampu bertahan dalam situasi yang
menekan serta lebih mampu mengontrol diri. Hal tersebut akan
mempermudah guru dalam menggunakan strategi coping yang tepat guna
mengurangi stres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Selain itu penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelumya
yang dilakukan oleh Vereseova & Mala (2012) menunjukkan adanya
hubungan antara proactive coping dengan self-efficacy of teacher. Sense
of self-efficacy yang dimiliki oleh guru memiliki kekuatan yang besar akan
meningkatkan pula keyakinan bahwa ia mampu memotivasi murid dan
juga menerima tanggungjawab perilaku murid yang menunjukkan perilaku
yang kurang baik tanpa membuat guru merasa tertekan.
Berdasarkan mean teoritik self-efficacy yang diperoleh sebesar 48,
sedangkan mean empiriknya sebesar 67,46 hal tersebut menunjukkan
bahwa guru yang terlibat dalam penelitian ini memiliki tingkat self-
efficacy yang tinggi. Individu dengan tingkat self-efficacy akan memiliki
daya juang yang lebih baik, mampu untuk memberikan pelajaran yang
tepat serta menumbuhkan motivasi belajar dalam diri muridnya serta
memiliki optimism yang lebih tinggi (Woolfolk, 2009). Di samping itu,
mean teoritik coping strategies bernilai 99 sementara mean empirik nya
sebesar 118,02, hal tersebut menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian
ini memiliki coping strategies yang tinggi. Guru dengan coping strategies
yang tinggi akan menunjukkan ketahanan individu terhadap stres. Guru
akan mampu mengelola kecemasan dan masalah yang dihadapi dengan
baik sehingga tidak menimbulkan stres yang berlebihan (Atkinson, 2009).
Berdasarkan pada pembagian kategorisasi dari kedua variabel
subjek tidak ada yang menunjukkan kategori rendah. Subjek dengan self-
efficacy yang tinggi sebanyak 66,1% sementara subjek dengan presentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sebesar 33,9% berada pada kategori sedang. Disamping hal tersebut
coping strategies subjek dalam penelitian ini paling banyak berada pada
kategori sedang sebanyak 75% dan 25% dari subjek memiliki kategori
coping strategies yang tinggi.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dibuktikan bahwa tingkat self-
efficacy yang tinggi diikuti coping strategies yang tinggi pada guru
sekolah inklusif. Individu yang merasa memiliki kemampuan memecahkan
masalah dan mengatasi situasi stres yang sedang dihadapi akan cenderung
menggunakan coping strategies yang baik. Sebaliknya apabila individu
dengan keyakinan diri rendah dan menilai dirinya tidak memiliki
kemampuan yang baik akan cenderung menggunakan coping strategies
yang buruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB V KESIMPULASN DAN SARAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan
adanya hubungan antara self-efficacy dengan coping strategies (r =
0,329) dan memiliki signifikasi (p = 0,000). Hal tersebut menunjukkan
bahwa semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki seorang guru maka
semakin tinggi pula coping strategies yang digunakan dalam
menghadapi situasi yang menekan.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang telah dilaksanakan masih terdapat
beberapa kekurangan dan keterbatasan diantaranya adalah
1. Kriteria subjek dalam peneltian ini kurang spesifik sehingga data
yang diperoleh kurang menggambarkan permasalahan yang
dihadapi.
2. Pemilihan alat ukur yang digunakan sebagai skala, alat ukur yang
digunakan lebih mengarah kepada kompetensi bukan persepsi
seorang guru.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dapat
memberikan sara sebagai berikut.
1. Untuk peneliti selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Untuk penelitian selanjutnya, peneliti memberikan saran
untuk menambah kriteria subjek seperti batasan usia serta lamanya
bekerja. Selain itu peneliti selanjutnya diharapkan untuk memilih
alat ukur yang lebih sesuai agar lebih dapat menggambarkan
keaadaan subjek yang akan diteliti.
2. Untuk umum
Penggunaan coping strategies yang baik dalam situasi yang
tepat agar dapat menyelesaikan masalah atau tekanan yang
dihadapi dengan lebih baik dengan cara meningkatkan self-efficacy
diri agar lebih mampu dan siap menghadapi tantangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol.(2009). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press
Atkinson, R.A., Atkinson, R.L., & Hilgard, E.R. (1999). Pengantar psikologi.
Jakarta: Erlangga
Atkinson, R.L., Atkinson, R .A., Hilgard, E.R. (2010). Pengantar psikologi.
Tangerang: Interaksara Publisher.
Azwar, S. (2009). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2010). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bandura, A. (1994). Self-efficacy. In v. S. Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia of
human behavior, 4,71-81.
Bandura, A. (1997). Self-efficacy: the exercise of control. New York: W.H.
Freeman and Company.
Bandura, A. (1999). Social cognitive theory: an agentic perspective. Asian journal
of social psychology, 2, 21-41.
Baron, R.A. & Byrne, D. (2008). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga.
Fitria, R. (2012). Proses pembelajaran dalam seting inklusi di sekolah dasar.
Jurnal ilmiah pendidikan khusus,1(1), 90-101.
Folkman, S. (1984). Personal control and stress and coping processes. Journal of
personality and psychology,46(40), 839-858.
Folkman, S., & Lazarus, R.S. (1985). If it changes it must be a process: study of
emotion and coping during three stages of a college examination. Journal
of personality and social psychology, 48(1), 150-170.
Folkman, S., Lazarus, R.S., Dunkel, S.C., Delongis, A., & Gruen, R. (1986). The
dynamics of a stressful encounter: cognitive appraisal and encounter
outcomes. Journal of personality and social psychology, 50, 992-1003.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Huda, A., Efendi, M., & Iriyanto, T. (2015). Penatalaksanaan stress akibat kerja
guru pendidikan khusus pada sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.
Sekolah dasar, 24(1), 34-44.
Ilahi, M.T. (2013). Pendidikan Inklusif: konsep dan aplikasi. Yogyakarta: AR-
RUZZ Media.
King, L.A., (2017). Psikologi umum sebuah pandangan apresiatif. Jakarta:
Salemba Humanika.
Lazarus, R.S., & Folkman, S. (1984). Stress appraisal and coping. New York:
Springer Publishing Company.
Muzdalifah, F., & Billah, H.Z., (2017). Pengaruh efikasi pada sikap guru terhadap
pendidikan inklusif. Jurnal penelitian dan pengukran psikologi,6(1), 26-
34.
Pervin, L.A., & Jhon, O.J. (1997). Personality theory and research. New York:
Jhon Wiley & Sons.
Pervin, L.A., Cervone, D., & John, O.P. (2005). Personality theory and research.
New York: John Willey & Sons,Enc.
Pervin, L.A., Cervone, D., & Jhon, O.P. (2010). Teori kepribadian teori dan
penelitian. Jakarta: Kencana.
Priyatno, D. (2014). SPSS 22: Pengolahan data terpraktis. Yogyakarta: Andi
Ofset.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Schwarzer, S., & Hallum, S. (2008). Perceived teacher self-efficacy as a predictor
of job stress and burnout: mediation analyses. Applied Psychology,
57,152-171.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Taylor, S.E., (1999). Health psychology. Boston: Mc Graw Hill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tarnoto, N. (2016). Permasalahan-permasalahan yang dihadapi sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif pada tingkat SD. Humanitas, 13(1),
50-61.
Tschannen-Moran, M., & Woolfolk Hoy, A. (2001). Teacher efficacy:capturing
and elusive construct. Teaching and Teacher Education,17, 783-80.
Veresova, M., & Mala, D. (2012). Stress, proactive coping and self-efficacy of
teachers. Social and behavioral sciences,55, 294-300.
Woolfolk, A. (2009). Educational Psychology: Active Learning Edition.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
LAMPIRAN 1 D iskriminasi Ite m Ska la Penelitian
LAMPIRAN 1
Diskrimnasi Item Skala Penelitian
1.1 Diskriminasi Item Skala Teachers’ Sense of Efficacy
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 59.10 160.621 .412 .928
VAR00002 59.40 159.726 .475 .928
VAR00003 58.80 156.695 .659 .925
VAR00004 58.80 157.221 .629 .926
VAR00005 58.40 160.147 .594 .927
VAR00006 58.95 159.524 .566 .927
VAR00007 58.65 156.345 .714 .925
VAR00008 59.45 156.997 .532 .927
VAR00009 59.65 147.082 .712 .924
VAR00010 58.75 160.303 .548 .927
VAR00011 59.65 147.082 .712 .924
VAR00012 58.75 162.934 .258 .931
VAR00013 58.70 159.063 .467 .928
VAR00014 58.95 155.418 .609 .926
VAR00015 58.80 156.695 .659 .925
VAR00016 60.10 153.253 .490 .929
VAR00017 58.80 157.221 .629 .926
VAR00018 59.65 152.766 .555 .927
VAR00019 59.05 159.629 .472 .928
VAR00020 59.15 151.082 .736 .923
VAR00021 59.60 150.779 .651 .925
VAR00022 59.15 153.503 .627 .925
VAR00023 59.65 152.766 .555 .927
VAR00024 59.15 151.082 .736 .923
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
1.2 Diskriminasi Item Skala The Ways of Coping
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 124.80 667.853 .199 .952
VAR00002 124.30 668.432 .220 .952
VAR00003 124.65 624.555 .826 .949
VAR00004 125.30 626.958 .845 .949
VAR00005 124.80 658.905 .386 .951
VAR00006 124.75 663.882 .301 .952
VAR00007 124.60 655.200 .475 .951
VAR00008 124.50 652.684 .552 .951
VAR00009 124.25 661.250 .411 .951
VAR00010 124.55 657.418 .320 .952
VAR00011 124.60 635.305 .651 .950
VAR00012 125.60 648.989 .506 .951
VAR00013 125.00 670.421 .061 .953
VAR00014 124.65 660.976 .263 .952
VAR00015 124.25 675.671 -.058 .953
VAR00016 125.10 648.305 .557 .951
VAR00017 125.45 650.155 .510 .951
VAR00018 124.50 662.368 .331 .952
VAR00019 124.25 664.092 .276 .952
VAR00020 124.20 659.642 .458 .951
VAR00021 124.95 655.208 .340 .952
VAR00022 124.80 662.695 .321 .952
VAR00023 124.35 656.555 .512 .951
VAR00024 124.75 653.882 .490 .951
VAR00025 124.45 672.050 .071 .952
VAR00026 124.60 647.621 .674 .950
VAR00027 124.45 652.997 .663 .951
VAR00028 124.75 645.355 .650 .950
VAR00029 124.90 655.779 .489 .951
VAR00030 124.55 661.839 .364 .951
VAR00031 124.70 650.747 .592 .951
VAR00032 125.05 655.945 .387 .951
VAR00033 125.25 641.250 .525 .951
VAR00034 125.35 655.397 .409 .951
VAR00035 124.65 657.187 .500 .951
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
VAR00036 125.60 663.726 .185 .953
VAR00037 124.35 668.976 .111 .952
VAR00038 124.50 657.000 .488 .951
VAR00039 124.55 645.103 .785 .950
VAR00040 125.35 655.713 .350 .952
VAR00041 124.50 650.158 .691 .950
VAR00042 124.35 655.713 .436 .951
VAR00043 124.65 654.029 .482 .951
VAR00044 124.90 650.621 .712 .950
VAR00045 124.85 650.976 .531 .951
VAR00046 124.50 655.000 .490 .951
VAR00047 125.65 661.924 .227 .952
VAR00048 124.95 644.892 .608 .950
VAR00049 124.70 657.168 .472 .951
VAR00050 125.00 632.211 .826 .949
VAR00051 124.60 647.095 .630 .950
VAR00052 124.65 656.029 .535 .951
VAR00053 125.30 645.695 .625 .950
VAR00054 124.35 664.871 .264 .952
VAR00055 124.85 644.450 .638 .950
VAR00056 124.60 640.358 .795 .950
VAR00057 124.70 651.589 .521 .951
VAR00058 124.60 643.200 .725 .950
VAR00059 125.00 672.211 .032 .953
VAR00060 123.95 669.418 .189 .952
VAR00061 124.45 658.787 .477 .951
VAR00062 124.35 662.661 .383 .951
VAR00063 124.60 645.305 .674 .950
VAR00064 124.50 657.316 .479 .951
VAR00065 124.50 653.526 .591 .951
VAR00066 125.20 640.274 .797 .950
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
LAMPIRAN 2 reliabilitas ska la pe nelitian
LAMPIRAN 2
Reliabilitas Skala Penelitian
2.1 Reliabilitas Skala Teachers’ Sense of Efficacy
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.929 24
2.2 Reliabilitas Skala The Ways of Coping
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.952 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
LAMPIRAN 3 has il uji-T
LAMPIRAN 3
Hasil Uji-T
3.1 Uji-T Variabel Self-Efficacy
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
eficacy 112 67.46 11.042 1.043
One-Sample Test
Test Value = 48
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
eficacy 18.655 111 .000 19.464 17.40 21.53
3.2 Uji-T variabel Coping Strategies
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
coping 112 118.02 18.895 1.785
One-Sample Test
Test Value = 99
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
coping 10.652 111 .000 19.018 15.48 22.56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN 4 has il uji Nor malita s
LAMPIRAN 4
Hasil Uji Normalitas
4.1 Uji Normalitas Self-Efficacy dan Coping Strategies
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
coping .065 112 .200* .992 112 .751
eficacy .063 112 .200* .987 112 .346
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
LAMPIRAN 5 has il uji linearitas
LAMPIRAN 5
Hasil Uji Linearitas
5.1 Uji Linearitas Self-Efficacy dan Coping Strategies
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
coping
*
eficacy
Between
Groups
(Combined) 16552.838 41 403.728 1.225 .225
Linearity 4293.766 1 4293.766 13.025 .001
Deviation
from
Linearity
12259.072 40 306.477 .930 .592
Within Groups 23075.126 70 329.645
Total 39627.964 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN 6 has il uji hipotes is
LAMPIRAN 6
Hasil Uji Hipotesis
6.1 Uji Hipotesis antara Self-Efficacy dengan Coping Strategies
Correlations
eficacy coping
eficacy Pearson Correlation 1 .329**
Sig. (2-tailed) .000
N 112 112
coping Pearson Correlation .329** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 112 112
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN 7 ska la pe nelitian
LAMPIRAN 7
Skala Penelitian
SKALA PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Pengantar
Dengan hormat,
Saya Erlinda Listrianingrum, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta .
Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk kepentingan skripsi.
Oleh karena itu, saya mohon bantuan dan kesediaan anda untuk mengisi
skala yang diberikan dengan jujur sesuai dengan keadaan diri anda.
Jangan lupa untuk membaca instruksi pengisisan skala
Sebelum anda memulai mengisi skala saya mohon anda dapat
memberikan data diri dan mengisi pernyataan bahwa anda bersedia
menjadi resonden dalam penelitian ini di lembar berikutnya.
Atas bantuan yang anda berikan, saya ucapkan terimakasih.
Peneliti
Erlinda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lembar Kesediaan Diri Menjadi Responden
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama/ inisial :
Umur :
Jenis kelamin :
menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dan
memberikan jawaban yang sejujurnya sesuai dengan yang saya alami.
Yogyakarta, …………………… 2018
Responden
…………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Skala Self-Efficacy
Pada lembar ini terdapat 24 pernyataan. Baca dan pahami setiap pernyataan
dengan baik kemudia berilah tanda (X) pada kolom yang telah tersedia. Pilihan
jawaban atas pernyataan-pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:
0 : tidak ada
1 : sangat sedikit
2 : beberapa
3 : cukup banyak
4 : banyak sekali
Pilihlah jawaban 0 – 4 semakin besar angka yang anda pilih berarti semakin
banyak usaha anda untuk melakukan/ menguasai suatu hal. Jawaban yang anda
berikan tidak ada yang benar ataupun salah. Pilihlah jawaban yang paling
mewakili keadaan anda saat ini.
Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan jujur.
Contoh :
No Pernyataan 0 1 2 3 4
1 Seberapa banyak Anda dapat mengutarakan
pendapat anda dengan bebas pada orang lain
X
2 Seberapa banyak anda dapat melakukan
pekerjaan dengan sangat baik
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
No Pernyataan 0 1 2 3 4
1 Seberapa banyak yang dapat Anda lakukan
untuk mengatasi siswa yang susah diatur/
siswa yang berkebutuhan khusus?
2 Seberapa banyak yang dapat Anda lakukan
untuk membantu siswa berpikir kritis?
3 Seberapa banyak yang dapat Anda lakukan
untuk mengendalikan perilaku mengganggu di
kelas?
4 Seberapa banyak yang dapat Anda lakukan
untuk memotivasi siswa yang menunjukkan
minat rendah dalam tugas sekolah?
5 Sejauh apa Anda dapat membuat harapan
yang jelas mengenai perilaku siswa?
6 Seberapa banyak yang dapat Anda lakukan
untuk membuat siswa percaya bahwa mereka
dapat menyelesaikan tugas sekolah dengan
baik?
7 Seberapa baik Anda dapat menanggapi
pertanyaan-pertanyaan sulit dari siswa?
8 Seberapa baik Anda mengatur rutinitas dalam
upaya menjaga aktivitas tetap berjalan lancar?
9 Seberapa banyak yang dapat Anda lakukan
untuk membantu siswa menghargai
pembelajaran?
10 Seberapa banyak yang dapat anda lakukan
dalam mengukur pemahaman siswa tentang
apa yang telah diajarkan?
11 Sejauh apa kemampuan anda untuk menyusun
pertanyaan yang bagus untuk siswa?
12 Seberapa banyak yang dapat Anda lakukan
untuk mendorong pertumbuhan kreativitas
siswa?
13 Berapa banyak yang dapat Anda lakukan
untuk membuat anak-anak mengikuti
peraturan kelas?
14 Seberapa banyak yang dapat Anda lakukan
untuk memperbaiki pemahaman siswa yang
gagal?
15 Seberapa banyak yang dapat Anda lakukan
untuk menenangkan siswa yang mengganggu
atau berisik?
16 Seberapa baik Anda dalam membangun
sistem manajemen kelas dengan kelompok
siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
17 Seberapa banyak yang dapat Anda lakukan
untuk menyesuaikan pembelajaran yang tepat
pada setiap siswa?
18 Seberapa banyak yang dapat Anda gunakan
sebagai strategi penilaian ?
19 Seberapa baik Anda dapat menjaga masalah
siswa yang dapat menganggu pembelajaran?
20 Sejauh mana Anda bisa memberikan
penjelasan yang mudah atau contoh ketika
siswa kebingung?
21 Seberapa baik Anda dapat menanggapi siswa
yang memberontak?
22 Seberapa banyak Anda dapat membantu
keluarga dalam membantu anak-anak mereka
bekerja dengan baik di sekolah?
23 Seberapa baik Anda dapat menerapkan
strategi alternatif di kelas?
24 Seberapa baik Anda dapat memberikan
tantangan yang tepat untuk siswa yang sangat
cakap?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Skala Coping Strategies
Pada lembar ini terdapat 66 pernyataan. Baca dan pahami setiap pernyataan
dengan baik kemudia berilah tanda (X) pada kolom yang telah tersedia. Pilihan
jawaban atas pernyataan-pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:
0 : tidak pernah
1 : kadang-kadang
2 : cukup sering dilakukan
3 : selalu dilakukan
Pilihlah jawaban 0 – 3 semakin besar angka yang anda pilih berarti semakin sering
anda menggunakan strategi tersebut. Jawaban yang anda berikan tidak ada yang
benar ataupun salah. Pilihlah jawaban yang paling mewakili keadaan anda saat ini.
Contoh:
N
o
Pernyataan 0 1 2 3
1 Saya memberikan usaha yang terbaik dalam
setiap pekerjaan saya X
2 Saya selalu merasa ingin menyerah dengan
keadaan yang membuat saya tertekan
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
No Pernyataan 0 1 2 3
1 Saya hanya berkonsentrasi pada apa yang harus
saya lakukan setelah ini
2 Saya mencoba untuk menganalisa masalah agar
dapat memahaminya lebih baik
3 Saya akan beralih ke pekerjaan atau kegiatan
lain untuk melupakan masalah
4 Saya merasa bahwa waktu akan membawa
perubahan; satu-satunya hal yang dapat saya
lakukan adalah menunggu
5 Saya melakukan penawaran atau berkompromi
untuk mendapatkan sesuatu yang positif dari
situasi ini
6 Saya melakukan sesuatu yang saya duga tidak
akan berhasil , tetapi setidaknya saya melakukan
sesuatu
7 Berusaha membuat orang mempertanggung
jawabkan pikirannya/pilihannya
8 Berbicara dengan orang lain untuk mencaritahu
lebih banyak untuk mengatasi situasi
9 Saya mengkritik atau menasehati diri sendiri
10 Berusaha untuk tidak memutuskan hubungan
tetapi membiarkan seperlunya
11 Saya berharap akan ada keajaiban terjadi
12 Pasrah dengan nasib; terkadang membuat saya
mengalami nasib buruk
13 Saya meneruskan hidup seolah-olah tidak terjadi
apa-apa
14 Saya mencoba untuk memendam perasaan
sendiri
15 Mencoba mencari secercah harapan , mencoba
melihatnya dari sisi yang positif
16 Saya tidur lebih banyak daripada biasanya
17 Saya mengungkapkan amarah kepada orang
yang menyebabkan masalah
18 Bersedia menerima simpati dan pengertian dari
orang lain
19 Saya mengatakan pada diri sendiri tentang suatu
hal yang dapat membuat saya merasa leih baik
20 Saya terinspirasi untuk melakukan sesuatu yang
kreatif
22 Saya mendapat bantuan professional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
No Pernyataan 0 1 2 3
23 Saya berubah atau berkembang sebagai orang
yang baik
25 Saya meminta maaf atau melakukan suatu hal
untuk berbaikan
26 Saya membuat rencana tindakan dan
mengikutinya
27 Saya menerima hal terbaik dari apa yang saya
inginkan
28 Saya membiarkan perasaan saya keluar
29 Saya menyadari bahwa saya sendiri yang
menyebabkan suatu masalah
30 Saya menjadi lebih baik setelah mengalami
pengalaman itu daripada sebelumnya
31 Berbicara dengan orang lain yang dapat
melakukan sesuatu yang nyata untuk mengatasi
masalah itu
32 Menjauh dari masalah untuk beberapa saat;
mencoba untuk beristirahat atau berlibur
33 Berusaha untuk membuat diri merasa lebih baik
dengan makan, minum, merokok , menggunakan
obat-obatan atau meditasi, dll
34 Mengambil kesempatan besar atau melakukan
sesuatu yang beresiko tinggi
35 Saya berusaha tidak bertindak terlalu cepat atau
mengikuti firasat bertama
36 Saya menemukan iman baru
37 Menjaga harga diri dan tetap berteguh hati
38 Kembali menemukan apa yang penting dalam
hidup ini
39 Mengubah sesuatu agar semuanya akan berakhir
dengan baik
40 Menjaga jarak dengan orang-orang pada
umumnya
41 Tidak membiarkan suatu hal mengganggu saya ;
tidak mau terlalu banyak memikirkannya
43 Menjaga supaya orang lain tidak tahu seberapa
buruk keadaannya
45 Berbicara dengan orang lain tentang perasaan
saya
46 Pantang menyerah dan berjuang untuk apa yang
saya inginkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
No Pernyataan 0 1 2 3
47 Melampiaskannya kepada orang lain
49 Saya tahu apa yang harus dilakukan , jadi saya
berusaha duakali lipat agar berhasil
50 Tidak mau percaya bahwa hal itu benar terjadi
51 Berjanji kepada diri sendiri bahwa lain kali
hasilnya akan berbeda
52 Menemukan beberapa solusi berbeda untuk
mengatasi masalah
53 Menerimanya karena tidak ada yang bisa
dilakukan
54 Saya berusaha menjaga supaya perasaan saya
tidak telalu mengganggu hal-hal yang lain
55 Saya berharap dapat mengubah apa yang telah
terjadi atau perasaan yang saya alami
56 Saya mengubah sesuatu tentang diri sendiri
57 Saya melamun atau membayangkan waktu atau
tempat yang lebih baik dari apa yang sedang saa
alami
58 Saya berharap situasi itu dapat berlalu atau
selesai dengan cara lain
59 Berkhayal atau berangan-angan tentang
bagaimana semuanya akan berakhir
60 Saya berdoa
61 Saya menyiapkan diri untuk menghadapi situasi
terburuk
62 Saya terus berpikir tentang apa yang akan saya
katakan atau lakukan
63 Saya berpikir tentang bagaimana seseorang yang
saya kagumi akan menghadapi situasi ini dan
menggunakannya sebagai model
64 Saya berusaha melihat situasi dari sudut
pandang orang yang bersangkutan
65 Saya mengingatkan diri bahwa segalanya bisa
saja menjadi lebih buruk
66 Saya berlari atau berolahraga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI