Upload
trandat
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan judul :
ANALISIS PERSEDIAAN KAYU JATI DENGAN METODE EOQ PADA
UD.RONGGO JATI SRAGEN
Surakarta, 15 Februari 2010 Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing SARWOTO,SE NIP. 350 700 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan judul : ANALISIS PERSEDIAAN KAYU DENGAN METODE EOQ PADA
UD.RONGGO JATI SRAGEN
Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir
Program Studi Diploma III Manajemen Industri
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Surakarta, April 2010 Tim Penguji Tugas Akhir : Sinto Sunaryo,SE,M.SI NIP.19750306 200012 2 001 Penguji Sarwoto,SE NIP.350 700 001 Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
Sahabat adalah teman setia yang slalu menemani kita meski kita sudah melupakan dan meninggalkan ia. Ia akan senantiasa menunggu kita untuk memeluk dan menjaga
kita di saat susah,sedih , menanggis, dan bahagia. (penulis)
Persahabatan bagaikan tangan dan mata , saat tangan terluka mata menangis. Saat
mata menangis tangan menghapusnya. (penulis)
Tidak ada kata terlambat,kita harus bisa jadi lebih baik,hari ini harus lebih baik dari hari kemaren sedangkan besok harus
lebih baik dari hari ini .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN Atas kehendak Allah karya tulis ini kupersembahkan untuk :
- Alm.Bapak dan Ibu tercinta, semoga Allah senantiasa menjaga dan
memberkati di dunia dan diakherat.
- Mbak Arum, Iin, Pungki, Pak Upik
- Junika Alvionita yang selalu menemani hari-hariku
- Temen-temen di jurusan Manajemen Industri
- Sahabat dan orang-orang yang menyayangiku
- Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas berkat,
rahmat dan hidayahnya yang terlimpahkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “ANALISIS PERSEDIAAN
KAYU JATI DENGAN METODE EOQ PADA UD.RONGGO JATI
SRAGEN”. Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa kelancaran dan
keberhasilan penulisan ini tidak pernah lepas dari bantuan dan dorongan
berbagai pihak, untuk itu dengan segenap hati penulis menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Bapak Bambang Sutopo M.Com, M.Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret
2. Ibu Intan Novela QA, SE, MSi selaku Ketua Program D3
Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
3. Bapak Sarwoto selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang
sangat membantu dalam proses penggerjaan Tugas Akhir ini
4. Mbak Tutik dan Mbak Anik selaku Pembimbing Pendamping dari
UD Ronggo Jati yang sangat membantu dalam mencari data
5. Alm Bapak, Doa semangat ibuku yang selalu menyertaiku ,Mbak
Arum, Iin, adikku Pungki yang telah membantu ketik dan seluruh
keluarga. Terima kasih atas segala yang kalian berikan.
6. Pak.Upik atas dukungan berupa materi
7. Junika Alvionita atas dukungan dan semangatnya
8. Anang yang selalu memberi bantuan. Teman-teman Manajemen
Industri 2006 yang telah bersama-sama mengalami suka maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
duka selama menimba ilmu di bangku kuliah mari kita teruskan
perjuangan kita.
9. Semua pihak-pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu
yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak
membantu penulis dalam memyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan
dalam penulisan tugas akhir ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun. Akhirnya penulis berharap, karya
sederhana ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, 2009
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
ABSTRAKSI .................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iv
MOTTO .......................................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................. vi
KATA PENGANTAR........................................................................ vii
DAFTAR ISI .................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 4
C. Tujuan Penelitian............................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 5
E. Metode Penelitian.............................................................. 5
1. Lokasi Penelitian ........................................................ 5
2. Sumber Data .............................................................. 5
3. Metode Pengumpulan Data ....................................... 6
F . Kerangka Pemikiran .......................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persediaan ...................................................... 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
B. Jenis-jenis Persediaan ...................................................... 11
C. Fungsi Persediaan ............................................................ 12
D. Biaya-biaya yang Timbul dari Adanya Persediaan ............ 13
E. Fungsi dan Tujuan Persediaan ......................................... 15
F. Teknik Analisis .................................................................. 18
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian .............................................. 25
1. Sejarah Perkembangan Perusahaan ........................... 25
2. Struktur Organisasi Perusahaan dan personalia.......... 25
3. Aspek Pemasaran Perusahaan ini meliputi ................. 30
B. Laporan Magang Kerja ...................................................... 30
1. Pengertian ................................................................... 30
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang ................... 31
3. Kegiatan Magang ......................................................... 31
C. Analisis Data ..................................................................... 32
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 45
B. Saran ................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 47
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
TABEL
3.1 Kebutuhan Kayu jati tahun 2007per m3 .................................... 33
3.2 Biaya Pemesanan Tahun 2007 ................................................ 35
3.3 Biaya Penyimpanan Selama Tahun 2007 ................................ 37
3.4 Penghitungan Standar Deviasi ................................................. 41
3.5 Perbandingan Antara Kebijakan Perusahaan Dengan
Metode EOQ ............................................................................. 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 8
2.1 Grafik EOQ ............................................................................... 19
2.2 Grafik Safety Stock.................................................................... 21
3.1 Struktur Organisasi UD. RONGGO JATI SRAGEN .................. 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan
2. Surat Keterangan dari Perusahaan
3. Nilai Magang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
ANALISIS PERSEDIAAN KAYU JATI DENGAN METODE EOQ PADA
UD.RONGGO JATI SRAGEN
DEAN ANGGORO
F3506077 Persediaan adalah salah satu hal yang berperan penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya persediaan yang optimal, maka perusahaan mampu memenuhi kebutuhan consumen di pasaran, tanpa harus menunggu barang karena kehabisan stock di gudang. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada statu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang atau jasa yang di hasilkan. Oleh sebab itu perusahaan harus mempunyai persediaan yang optimal dalam kuantitas yang tepat, pada waktu yang tepat dan biaya yang minimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan persedian barang pada UD.RONGGO JATI, dengan menggunakan metode EOQ. Metode ini digunakan untuk menentukan pembelian/pemesanan dan biaya – biaya persediaan yang lebih ekonomis. Asumsi dalam menggunakan metode EOQ adalah ketersediaan barang yang dapat dipastikan/permintaan constan dan lead time. Dari hasil analisis yang penulis lakukan yaitu dengan membandingkan kebijakan pengelolaan persediaan yang sekarang berlaku diperusahaan dengan menggunakan metode EOQ dalam menggadakan pemesanan barang, maka diperoleh kesimpulan bahwa menggunakan metode EOQ lebih optimal daripada kebijakan perusahaan. Hal ini bisa dilihat dengan menggunakan meyode EOQ diperoleh biaya persediaan yang lebih kecil, yaitu sebesar Rp. 50.102.230 sedangkan biaya persediaan menurut kebijakan perusahaan sebesar Rp. 65.940.000 sehingga terjadi selisih sebesar Rp.15.837.770. Untuk mengantisipasi hal – hal yang tidak di inginkan berhubungan dengan pengadaan barang, maka perusahaan perlu menyediakan persediaan penyelamat (safety stock) sebesar 11,055 m3. Perusahaan juga sebaiknya melakukan pemesanan kembali (reoder point) saat persediaan gudang tinggal 10,34 m3. Penulis mengambil kesimpulan bahwa sebaiknya perusahaan menggunakan metode EOQ kebijakan dalam pengelolaan barang, karena metode EOQ karena metode EOQ lebih optimal daripada kebijakan perusahaan yang berlaku sekarang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan zaman dan era globalisasi sekarang ini
menjadikan suatu negara berada pada jalur perdagangan bebas dan
terbuka yang memunculkan adanya suatu persaingan yang sangat
ketat terutama pada sektor perindustrian. Dengan keadaan yang
sedemikian rupa, banyak perusahaan berusaha bersaing membuat
suatu produk yang dapat dinilai lebih dari produk pesaingan tentu saja
dengan harga jual yang ekonomis dan berkualitas dengan tetap
mempertahankan dari segi yang menguntungkan bagi perusahaan itu
sendiri. Setiap perusahaan selalu mempunyai persediaan barang untuk
menunjang adanya kelancaran proses produksi, dikarenakan dengan
adanya bahan baku yang berkualitas dan mempunyai lebih akan
tercipta suatu produk yang baik pula. Pada peinsipnya semua
perusahaan mempunyai persediaan bahan baku. Persediaan bahan
baku ini tentu saja biasa digunakan utuk memenuhi kebutuhan bahan
baku disaat adanya permintaan dari para konsumen yang begitu
banyak sehingga produksi melonjak tinggi atau supply bahan baku
berkurang. Dengan keadaan seperti itu tentu saja perusahaan
mengalami kesulitan dalam mencari bahan baku. Dengan kata lain
persediaan bahan baku digunakan untuk menghadapi suatu
ketidakpastian dalam pemenuhan kebutuhan.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Adanya pengadaan bahan baku yang besar dapat menyebabkan
tingginya biaya penyimpanan serta investasi dalam persediaan bahan
baku tentu saja menyebabkan berkurangnya dana investasi dalam
bidang yang lain seperti peluasan produksi sehingga dapat menghilangi
kemajuan perusahaan tersebut, dilain pihak adanya pengadaan bahan
baku yang terlalu kecil atau sedikit memunculkan suatu keadaan tidak
tercukupinya suatu kebutuhan sehingga proses produksi terhambat
atau tidak berjalan lancar. Persediaan bahan baku yang kecil dapat
mengakibatkan frekuensi pembelian bahan baku menjadi sangat tinggi,
sehingga menyebabkan biaya – biaya persiapan pembelian bahan baku
(ordering cost atau up cost) akan menjadi sangat tinggi pula dimana
suatu perusahaan akan mengalami kerugian yang sangat besar. Agar
persediaan bahan baku dapat tercukupi untuk suatu proses produksi
sangat diperlukan adanya pembelian bahan baku yang optimal. Adanya
suatu fungsi manajerial sangat penting dikarenakan persediaan fisik
(barang mentah, barang dalam proses, barang jadi dan pembantu lain).
Merupakan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva lancar dalam
suatu perusahaan (Handoko, 1999 : 333).
Menurut Render dan Heizer (2001 : 314) persediaan merupakan
salah satu asset yang paling mahal dibanyak perusahaan,
mencerminkan sebanyak 40% dan total modal yang diinvestasikan.
Bagi banyak perusahaan, persediaan mencerminkan investasi besar.
Invesatasi ini lebih besar daripada yang seharusnya, dikarenakan bagi
perusahaan lebih mudah untuk memiliki perusahaan “just-in-case” (jaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
– jaga kalau ada apa – apa) dari persediaan “just-in-time” (persediaan
seperluanya). Akan tetapi pada dasarnya bahan baku sebernanya tidak
hanya untuk menjaga kelangsungan proses produksi saja, tetapi
mempunyai tujuan yang lebih jauh yaitu penentuan persedian bahan
baku yang betul – betul dapat menimbulkan efisiensi bagi perusahaan
karena itu berarti akan memperbesar beban bunga, memperbesar
biaya penyimpanana dan pemeliharaan gudang, memperbesar
kerugian karena kerusakan yang berakibat terhadap turunnya kualitas
bahan baku sehingga semua ini akan memperkecil keuntungan
perusahaan. Sebaliknya adanya investasi yang terlalu kecil dalam
persediaan bahan baku akan mempunyai efek yang menekan
keuntunganya juga, kekurangan material menjadikan perusahaan tidak
dapat bekerja dengan kapasitas produksi yang penuh, selain itu akan
mempertinggi biaya produksi rata – rata yang pada akhirnya akan
mengurangi keuntungan yang diperolehnya.
Setiap perusahaan berusaha meminimalkan biaya total operasi
yang ada dalam perusahaan dengan menentukan seberapa besar
persediaan bahan baku perusahaan itu sendiri, berapa jumlah bahan
baku yang harus dipesan setiap kali melakukan pemesanan dan kapan
pemesanan bahan baku dilakukan.
Selama ini UD.Ronggo Jati belum menerapkan perhitungan
bahan baku dengan menggunakan metode EOQ. Karena selama
proses produksi berlangsung bahan baku selalu kurang dan
pemesanan bahan baku baru dilakukan ketika persediaan di gudang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
mulai menipis. Untuk itu penulis ingin menggunakan metode EOQ di
dalam pengadaan bahan baku serta membandingkan antara kebijakan
persediaan perusahaan yang tidak menggunakan EOQ dengan jika
perusahaan menggunakan EOQ.
Berdasarkan uraian diatas, maka pengadaan bahan baku yang
optimal perlu dilakukan oleh perusahaan. Sehingga penulis tertarik
untuk mengetahui pengadaan bahan yang optimal pada sebuah
perusahaan mebel. dalam penulisan tugas akhir ini dengan mengmbil
judul “ANALISIS PERSEDIAAN KAYU JATI DENGAN METODE EOQ
PADA UD RONGGO JATI SRAGEN”
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah-masalah pokok yang mendorong penelitian tentang
penerapan analisys Pengendalian Bahan Baku pada UD Ronggo Jati
adalah;
1. Berapa jumlah persedian bahan baku yang optimal dengan
memakai metode EOQ
2. Berapa total biaya persediaan bahan baku pada UD Ronggo Jati
3. Berapa jumlah persedian pengaman yang dibutuhkan pada UD
Ronggo Jati
4. Kapan harus dilakukan pemesanan kembali bahan baku untuk
persedian UD Ronggo Jati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui jumlah persedian bahan baku kayu jati yang
optimal untuk perusahaan UD Ronggo Jati
2. Untuk mengetahui total biaya persedian bahan baku kayu jati
3. Untuk mengetahui jumlah persedian pengaman yang dibutuhkan
4. Untuk mengetahui kapan dilakukan pemesanan kembali bahan
baku kayu jati.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak antara lain :
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi
pimpinan perusahaan dalam membuat keputusan maupun
kebijakan terutama yang berkaitan dengan pengendalian
persediaan bahan baku untuk meminimasi biaya
2. Bagi penulis
Penelitian ini menambah pengetahuan, wawasan dan menerapkan
teori yang didapat dari bangku kuliah khususnya tentang
manajemen persediaan yang diterapkan dalam dunia kerja.
3. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini dapat mendapat menambah bahan bacaan
mengenai pengadaan persedian bahan baku dan dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
E. METODE PENELITIAN
1. Lokasi penelitian
Penelitian dilaksanakan pada UD Ronggo Jati yang beralamat di Jl.
Solo-Purwodadi km 17, Karang Rejo,Sragen
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan antara lain :
a. Data primer
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan cara
melakukan wawancara dengan staf di bagian Administrasi,di
bagian pengolahan dan dibagian persediaan.
b. Data sekunder
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari catatan,
dokumen perusahaan.
Contoh data sekunder adalah :
1. Mencari data tentang sejarah perusahaan
2. Mencari data tentang struktur organisasi beserta tugas dan
wewenang.
3. Mencari informasi data tentang kebutuhan bahan baku pada
tahun 2007
4. Mencari informasi tentang biaya pemesanan bahan baku dan
biaya penyimpanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3. Metode pengumpulan data
Penulis menggunakan pengumpulan data yaitu :
a. Interview atau wawancara merupakan bentuk komunikasi verbal
yang bertujuan untuk memperoleh informasi.
b. Pemeriksaan dokumen yaitu membuka arsip – arsip yang
kiranya berkaitan dengan data yang dibutuhkan penulis dari
perusahaan.
c. Ovservasi langsung ke perusahaan yaitu melakukan
pengamatan langsung di lapangan untuk meperoleh tambahan
data yang dibutuhkan mengenai persediaan bahan baku yang
sebenarnya.
4. Metode analisis data
a. EOQ (economic order quantity)
Adalah metode untuk menentukan jumlah bahan baku yang
dibeli untuk memperoleh biaya yang minimal atau ekonomis.
2DS = Q2H
Q2 = HDS2
Q* = DS2
Dimana :
Q = jumlah barang setiap pemesanan
Q* = jumlah optimal barang per pemesanan (EOQ)
D = permintaan tahunan barang persediaan, dalam unit
S = biaya pemasangan atau pemesanan untuk setiap
pemesanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
H = biaya penahanan atau penyimpanan per unit per tahun
Safety stock
Safety stock merupakan yang dicadangakan sebagai pengaman
kelangsungan proses produksi dengan harapan proses produksi
tidak akan terganggu hanya karena ketidakpastian adanya
persediaan bahan baku
d = ( )n
xxå -
b. Lead time
Untuk menjamin kelancaran proses produksi dan perlu
memperhatikan jangka waktu antara pembelian bahan baku
c. Reoder point
Reoder point adalah satu titik dimana harus diadakan
pemesanan lagi sehingga bahan baku yang dipesan tiba tepat
pada waktunya, yaitu pada saat persediaan sama dengan nol.
Rumus reoder point adalah sebagai berikut :
ROP = d × L
Dimana :
ROP = Reoder point
L = Lead time
d = permintaan per hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
F. KERANGKA PEMIKIRAN
Pemakaian bahan
baku
Biaya persediaan EOQ
Perkiraan
persediaan
Safety stock
Pemakaian
sebenarnya
Reorder
poin
Waktu tunggu
Gambar 1.1
Kerangka pemikiran
Untuk mengetahui persediaan bahan baku optimal, maka
perusahaan harus mengetahui pemakaian kebutuhan bahan baku.
Kemudian dilakukan perhitungan dengan biaya persediaan yang
dikeluarkan.
Selain itu perlu adanya persediaan pengaman (safety stock)
untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan
bahan baku. Disamping harus punya persediaan pengaman (safety
stock), perusahaan harus menetapkan kapan mengadakan pembelian
atau pemesanan bahan baku (reoder point) yang dipengaruhi waktu
tunggu. Setelah kebutuhan persediaan bahan baku tersebut dapat
diketahui keberadaanya disaat bahan baku tersebut digunaka, dan
untuk waktu tunggu dapat diketahui seberapa lama waktu yang
diperlukan saat terjadi pemesanan bahan
Persediaan bahan baku yang optimal
Feedback
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persedian
Persediaan menurut Sentono (1997:61) adalah kekayan
lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persedian
bahan mentah (bahan baku/raw material), barang setengah jadi
(waktu proses), dan barang jadi (finished goods).
Sedangkan menurut Assauri (1999:169) Persediaan adalah
aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahan dengan
maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal/persediaan
barang-barang yang masih dalam pekerjaan atau proses produksi
atau persedian bahan baku yang menunggu penggunaanya dalam
proses produksi
Menurut Nasution (2003:103) persediaan adalah
sumberdaya yang menganggur (iddle resource) yang menunggu
proses lanjut. Yang dimaksud proses lanjut adalah berupa kegiatan
produksi pada system manufaktur, kegiatan pemasaran pada
system distribusi ataupun kegiatan konsumsi pangan pada system
rumah tangga.
Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat diketahui
persedian merupakan sesuatu jenis kekayaan yang dimiliki oleh
perusahaan dalam bentuk barang-barang yang berupa bahan
mentah, barang setengah jadi, serta barang jadi yang dengan
maksud untuk dijual kembali secara langsung maupun melalui
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
proses produksi dalam siklus normal perusahaan, atau barang-
barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi
ataupun yang menunggu waktu penggunan dalam suatu proses
produksi. Pada dasarnya suatu perusahan mempermudah atau
memperlancar jalanya operasi pada penjualan untuk memenuhi
kebutuhan para konsumen
Persedian barang dagangan adalah elemen yang sangat
penting dalam menentukan harga pokok penjualan pada
perusehaan dagang eceran maupun perusahaan dagang dengan
partai besar. Perusahaan pengaruh terhadap neraca maupun
laporan rugi laba. Dalam neraca sebuah perusahaan dagang atau
perusahan dagang atau perusahaan manufaktur persedian
seringkali merupakan bagian yang sangat besar dari keseluruh
aktiva lancer yang dimiliki perusahaan. Perusahaan
menggambarkan 70% dari keseluruhan aktiva lancar (Jusup,
1999:99)
B. Jenis – Jenis Persediaan
Menurut jenis dan posisi bahan didalam urutan
pengerjaan produk, perusahaan dikelompokan menjadi
(Handoko, 2000:334 – 335) :
1. Persediaan bahan mentah (Raw material)
Perusahaan barang – barang berwujud (seperti : baja,
kayu,dan komponen – komponen lainnya)yang digunakan
dalam proses produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Persediaan komponen – komponen rakitan (Purchased
Parts/Component)
Persediaan barang – barang yang terdiri dari komponen –
komponen yang diperoleh dari perusahaan secara langsung
dirakit menjadi satu produk.
3. Persediaan bahan pembantu/penolong (supplies)
Persediaan barang yang diperlukan dalam proses produksi,
tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. Persediaan barang dalam proses (work in proses)
persediaan yang merupakan pengeluaran dan tiap – tiap
bagian dalam proses produksi atau apa yang telah diolah
menjadi satu bentuk tetapi masih diproses lebih lanjut
menjadi barang jadi.
5. persedian barang jadi (finished goods)
persediaan barang – barang yang telah selesai
diproses/diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau
dikirim kepada pelanggan
C. Fungsi Persediaan
Menurut Handoko (2000:335 – 336) persediaan
mempunyai 3 fungsi yaitu :
a. Fungsi Decoupling
Adalah memungkinkan operan – operan perusahaan internal
dan eksternal mempunyai kebebasan (independence).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Persediaan ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi
permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier
b. Fungsi Ekonomis Lot Sizing
Melalui penyimpanan persedian perusahaan dapat
memproduksi dan membeli sumber – sumber daya alam
kuantitas yang dapat mengurangi biaya – biaya per unit
c. Fungsi Antisipasi
Sering perusahaan menghadapi fluktasi permintaan yang
dapat piperkirakan atau diramalkan berdasarkan
pengalaman atau data – data masa lalu yaitu permintaan
musiman
D. Biaya – Biaya Yang Timbul Dari Adanya Persediaan
Menurut Assauri (1999:72) biaya – biaya yang timbul dari
adanya persediaan adalah :
1. Biaya Pemesanan (Ordering cost)
Biaya pemesanan adalah biaya yang dikaitkan dengan usaha
untuk mendapatkan barang dari luar. Sifat biaya pemesanan
ini adalah semakin besar frekuensi pembelian semakin besar
biaya pemesanan
2. Biaya Penyimpanan (Carrying cost)
Komponen utama dari dari biaya simpan (carrying cost) terdiri
dari :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
a. Biaya Modal
Biaya modal meliputi biaya modal diinvestasikan
persediaa, gedung dan peralatan yang diperlukan untuk
mengadakan dan memelihara peralatan
b. Biaya Simpan
Biaya simpan meliputi: biaya sewa gedung, perawatan,
dan perbaikan bangunan,listrik, gaji personel karyawan,
pajak dan asuransi peralatan. Biaya tersebut ada yang
bersifat tetap, variable, maupun semi fixed/semi variable
c. Biaya Resiko
Biaya resiko persediaan meliputi: biya keuangan, asuransi
persediaan, biaya susut secara fisik, dan resiko kehilangan
3. Biaya Kekurangan Persediaan
Biaya kekurangan persediaan terjadi apabila persediaan tidak
tersedia digudang ketika dibutuhkan untuk produksi/ketika
langganan menerimanya
4. Biaya kapasitas
Biaya ini terjadi karena adanya perubahan dalam kapasitas
produksi diperlukan karena perusahaan berusaha untuk
memenuhi fluktasi permintaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
5. Biaya Bahan/Barang
Biaya bahan atau barang adalah harga yang harus dibayar
atas item yang dibeli. Biaya ini akan dipengaruhi oleh
besarnya diskon yang diberikan oleh supplier.
E. Fungsi Dan Tujuan Persediaan
Persediaan dapat membantu fungsi yang penting yang
akan menambah fleksibilitas operasi perusahaan. Terdapat
beberapa tujuan penting persediaan menurut (Zulfikarijah,
2005:6) :
1. Fungsi Ganda
Fungsi utama persediaan adalah memisahkan produksi dan
distribusi. Pada saat penawaran atau item persediaan tidak
teratur,maka mengamankan persediaan merupakan
keputusan yang terbaik.
2. Mengantisipasi adanya inflasi
Persediaan dapat mengantisipasi perubahan harga dan
inflasi, Penempatan persediaan kas dalam bank merupakan
pilihan tepat untuk mengembalikan investasi.
3. Memperoleh diskon terhadap jumlah persediaan yang dibeli
Fungsi persediaan yang adalah memanfaatkan keuntungan
dari diskon terhadap jumlah persediaan yang dibeli karena
seringkali pemasok banyak yang menawarkan diskon untuk
pembelian alam jumlah besar. Pembelian dalam jumlah besar
secara substansi dapat mengurangi biaya produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
4. Menjaga adanya ketidakpastian
Dalam system persediaan terdapat ketidakpastian dalam hal
permintaan, penawaran dan waktu tunggu. Persediaan
pengaman dijaga untuk memproteksi adanya ketidakpastian,
baik persediaan bahan baku, persediaan pengaman barang
dalam proses maupun persediaan barang jadi. Misalnya
persediaan bahan bakuharus dijaga untuk menantisipasi
ketidakpastian pengiriman oleh penjual dan persediaan
barang dalam proses harus dijaga untuk mengantisipasi
terjadinya perubahan penjadwalan yang tidak tepat. Menjaga
produksi dan pembelian yang ekonomis.
5. Menjaga produksi dan pembelian yang ekonomis
Seringkali perusahaan memproduksi skala ekonomis bahan
baku dalam lot. Dalam hal ini lot produksi melebihi periode
waktu dan tidak dilanjutkan ke produksi sampai lot mendekati
habis. Kondisi ini memungkinkan dapat membengkaknya
biaya persiapan mesin produksi dan pembelian bahan baku.
Karena biaya pemesanan, diskon jumlah pemesanan, dan
biaya transportasi seringkali lebih ekonomis pada pembelian
dalam jumlah besar, maka sebagian lot dapat dijadikan
persediaan untuk penggunaanya.
6. Mengantisipasi perubahan permintaan penawaran
Persedian (inventory) dapat memiliki berbagai fungsi penting
yang menambah fleksibilitas dari suatu perusahaan. Ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
enam pengunanaan persediaan menurut (Render dan Heizer,
2001:314) :
1) Untuk memberikan suatu stock barang – barang agar
dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan
timbul dari konsumen.
2) Untuk memasangkan produksi dengan distribusi.
Misalnya, bila permintaan produknya tinggi hanya pada
musim panas, suatu perusahaan dapat membentuk stock
selama musim dingin, sehingga biaya pengurangan stock
dan kehabisan stock dapat dihindari. Demikian pula, bila
pasokan suatu perusahaan berfluktuasi, persediaan
bahan baku ekstra mungkin diperlukan.
3) Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah,
karena pembelian dalam jumlah besar dapat secara
substansial menurunkan biaya produk.
4) Untuk menghindari dari kekurangan stock yang dapat
terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, masalah
mutu, atau pengiriman yang tidak tepat. “safety stock”
misalnya barang ditangan ekstra dapat mengurangi
resiko kehabisan stock.
5) Untuk menjaga agar operasi dapat berlangsung dengan
baik yaitu dengan menggunakan “barang dalam proses”
dalam persediaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
F. Tehnik analisis
a. Economic Order Quantity
Menurut Rander dan Heizer (2001:316) merupakan
teknik tertua juga sebuah metode manajemen persediaan yang
paling terkenal Economic Order Quantity (EOQ), merupakan
sebuah konsep dasar yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan “berapa jumlah yang harus dipesan” karena
dengan semakin dekatnya perkiraan persediaan dengan
terpenuhinya permintaan maka hal ini dapat menghemat
opportunity cost pada perusahaan dan dapat
meminimalisasikan biaya total. Konsep ini banyak digunakan di
perusahaan-perusahaan atas usaha yang dilakukan oleh
seorang konsultan yang bernama Wilson. Dan pada tahun 1915
FW, Harris mengembangkan rumus ini. Pada saat beberapa
biaya menigkat dan yang lain menurun, maka keputusn ukuran
pemesanan terbaik jarang terjadi. Ukuran lot terbaik akan
menghasilkan persediaan yang mencukupi untuk mengurangi
beberapa biaya penyimpanan. Dalam hal ini terdapat kompromi
terhadap biaya tersebut. Model EOQ dapat digunakan untuk
menentukan persediaan dengan syarat harus memenuhi
beberapa asumsi dibawah ini:
1) Tingkat penggunaan seragam dan diketaui (permintaan
konstan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2) Harga item sama untuk semua ukuran pemesanan (tidak
diskon)
3) Semua pesanan dikirim pada waktu yang sama
4) Lead time konstan dan diketahui dengan baik. Persediaan
datang pada saat persediaan habis
5) Item merupakan produk tunggal dan tidak ada kaitanya
dengan produk lain
6) Biaya penempatan dan pemesanan diabaikan untuk
sejumlah pesanan
7) Stuktur biaya kusus digunakan dengan cara biya item untuk
unit konstan dan tidak ada diskon untuk pembelian jumlah
besar
Gambar 2.1
Grafik Economic Order Quantity
Q : Jumlah yang dipesan kapan saja persediaan
mencapai titik pesanan kembali (R)
d : Tingkat permintaan dan penggunaan per hari.
L : Lead time
Q
R R - dL
Waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Karena permintaan akan produk adalah konstan dan
seragam, grafik persediaan dari waktu ke waktu berbentuk
seperti dalam grafik 2-1 (ini menyebabkan mengapa EOQ
sering disebut model Continuous).
Economic Order Quantity dicari dengan cara :
Jumlah pemesanan EOQ yaitu jumlah pemesanan yang
dapat diminimalkan total biaya persediaan, sehingga
persediaan biaya hanya dapat didasarkan pada biaya yang
dapat mempengaruhi pemesanan dan pembelian yaitu total
biaya pemesanan yaitu total pemesanan dan total biaya
penyimpanan, sehingga :
TOC = TCC
CQ
QD
÷øö
çèæ=÷÷
ø
öççè
æ2
2
÷øö
çèæ=
CDS
Q2
2
Sehingga EOQ dapat dihitung dengan :
Cds
EOQ2
=
b. Safety Stock
Didalam EOQ diatas memiliki kelemahan yaitu tidak
pekanya terhadap perubahan-perubahan dari permintaan,
biaya pemesanan dan biaya kehabisan persediaan atau
chortage cost (stoct out) dapat dicontohkan tingkat
kemungkinan kehabisan persediaan sebesar 0.05 dan apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
ketidakpastian permintaan mengalami peningkatan, maka akan
mengalami kehabisan stok (stock out). Safety stoc merupakan
dilemma dimana adany stoct out akan berakibat terganggunya
proses produksi dan adanya stoct yang berlebihan juga akan
membengkakan penyimpanan biaya.
Gambar 2.2 Grafik Safety Stock
Maka tujuan model ini adalah menentukan besarnya
persediaan (safety stock) untuk memimumkan biaya kehabisan
bahan (expenced cost of shotages) dan biaya penyimpan
persediaan pengaman. Gambar 2.2 memperihatkan kalau
perusahaan tidak memiliki pengalaman maka perusahaan akan
mengalami kekurangan bahan.
Menurut Zulkifikarijah (2006:144) ada beberapa factor
yang dapat menyebabakan perusahaan melakukan safety
stock, yaitu
1. Biaya atau kerugian yang disebabkan oleh stock out tinggi.
Apabila bahan yang digunakan untuk proses produksi tidak
Pesanan diterima
ROP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
tersedia, maka aktivitas perusahaan akan terhenti yang
menyebabkan terjadinya idle tenaga kerja dan fasilitas pabrik
yang pada akhirnya perusahaan akan kehilangan penjualan.
Stock out pada produk jadi menyebabkan pengiriman
tertunda dan pelanggan harus menunggu akibat
keterlambatan ini.
2. Variasi atau ketidakpastian permintaan yang meningkat.
Adanya jumlah permintaan atau tidak sesuai dengan
peramalan yang ada diperusahaan menyebabkan tingkat
kebutuhan persediaan yang meningkat pula, oleh karena itu
perlu dilakakan antisipasi terhadap safety stock agar semua
permintaan dapat terpenuhi.
3. Resiko Stockout meningkat. Keterbatasan jumlah peserdiaan
yang ada di pasar dan kesulitan yang dihadapi perusahaan
mendapat persediaan akan berdampak pada sulitnya
terpenuhi persediaan yang ada diperusahaan, kesulitan ini
akan menyebabkan persediaan mengalami stock out.
4. Biaya penyimpanan safety stock yang murah. Apabila
perusahaan memiliki gudang yang memadahi dan
memungkinkan, maka biaya penyimpanan tidaklah terlalu
besar hal ini dimaksutkan untuk mengantisipasi terjadinya
stock out.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Persediaan pengaman (Sefety Stock) dicari dengan cara :
SS=d max - d
d max = permintaan maxsimum per hari
d = permintaan per hari
c. Reorder Point
Setelah kita menentukan beberapa persediaan yang
akan dipesan ,kita akan melihat pada pertanyaan persediaan
yang kedua , kapankah pemesanan kembali akan dilakukan .
model persediaan sederhana EOQ mengasumsikan bahwa
suatu permintaan pesanan bersifat seketika, dengan kata lain
mengasumsikan bahwa suatu perusahaan akan menunggu
sampai tingkat persediaanya sampai nol sebelum perusahaan
memesan kembali. Dan dengan seketika kiriman yang dipesan
akan diterima. Akan tetapi waktu diantara pemesanan hingga
saat barang diterima disebut Leat Time, dan basa saja
pengirim bias lebih cepat atau terlambat, maka metode ini
dinamakan RQP ( Re Order Poin) yang memiliki fungsi
membarikan pertimbangan atas keputusan kapankah
perusahaan akan memesan persediaan kembali, hal ini dapat
diungkapkan dalam konteks pemesanan ulang.
Titik Pemesanan Ulang dicari dengan cara:
ROP =U x L
U = Permintaan per hari
L = Leat Time untuk pemesanan baru dalam hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Untuk permintaan per hari dicari dengan cara:
D = hariperjajml
Dker
Persamaan diatas mengamsusikan bahwa permintaannya
sama dan bersifat konstan. Dan jika didalam lead time terjadi
lonjakan permintaan atau keterlambatan waktu kirim maka
perusahaan harus membuka persediaan tambahan atau sering
disebut stok pengaman (safety stock)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Perkembangan Perusahan
UD. RONGGO JATI yang berlokasi di Karangrejo kalijambe,
Sragen adalah perusahaan yang bergerak di bidang furniture, yang
menyediakan berbagai macam produk furniture, almari, meja kursi dll
Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Surono pada tahun 1988.
Bapak Surono adalah pemimpin utama perusahaan ini, selama
perusahaan ini berdiri belum terjadi pergantian pemimpin, selama
dipimpin bliau perusahaan ini mengalami kemajuan yang pesat.
Perusahaan ini pertama kali usaha hanya memproduksi kusen-
kusen dan jual beli kayu glondongan. Semakin berkembangnya zaman
dan respon yang baik dari konsumen maka perusahaan ini mulai
bergerak di bidang furniture yang mulai berkembang hasil-hasil
produksinya mulai dari pintu ukir, almari, kusen, meja makan dll.
Produksi barang-barang masih masih dilingkup pasar lokal dan
pesanan dari mitra kerja. Di tahun 2011 perusahaan akan untuk
menembus pasar ekspor dangan lebih meningkatkan kwalitas barang
produksi.
2. Struktur Organisasi Perusahaan dan Personalia
Struktur organisasi perusahaan berhubungan dengan
penyusunan personil yang saling berhubungan dengan tugasnya.
a. Struktur Organisasi Perusahaan
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
STRUKTUR ORGANISASI UD RONGGO JATI
Pimpinan
Keuangan
Administrasi
Kasir
Kepala Gudang
Administrasi Gudang
Bagian Umum
Sopir
Bagian Produksi
Teknisi
Gambar 3.1
Struktur Organisasi UD. Ronggo Jati
Keamanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Dibawah ini adalah uraian dan tugas dari masinng-masing bagian struktur
organisasi UD.RONGGO JATI :
1) Pimpinan
Tugas dan tangging jawab pimpinan adalah:
a) Menetapkan kebijakan umun dalam menyusun rencana kerja dan
rencana anggaran pendapatan dan belanja perusahaan.
b) Memberikan penilaian, pengarahan dan saran tentang kinerja
perusahaan yang dilakukan oleh para bagian bawah pimpinan
c) Penanggung jawab utama semua kegiatan dan usaha untuk
mencapai tujuan perusahaan
2) Keuangan
Tugas dan tanggung jawab bagian keuangan adalah
a) Membuat catatan pembukuan terhadap transaksi-transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan
b) Bertanggung jawab atas keamanan keuangan perusahaan
3) Kepala Gudang
Tugas dan tanggung jawab seorang kepala gudang adalah
a) Mengawasi kegiatan keluar masuk barang yang ada digudang
b) Mengelola dan mengatur barang yang datang
4) Administrasi Gudang
Tugas dan tanggung jawab administrasi
a) Menghitung barang yang masuk dan keluar
b) Menerima pesanan barang dari konsumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c) Membuat dan menghitung retur barang
5) Bagian Umum
Tugas dan tanggung jawab bagian umum
a) Mengatur dan mengontrol bagian teknis yang ada diperusahaan
b) Menangani masalah transportasi kendaraan diperusahaan
6) Sopir
Tugas dan tanggung jawab sopir adalah mengantar pesanan barang
kepada pelanggan.
7) Keamanan
Bertugas menjaga dan mengamankan perusahaan selama 24 jam dan
menerima dan mengecek truk bawaan perusahaan
8) Bagian Produksi
Tugas dan Tanggung jawab karyawan adalah memproduksi barang
dari barang mentah menjadi barang jadi
b. Personalia
1) Jumlah keryawan
Jumlah karyawan di UD.Ronggo Jati berjumlah 70 orang untuk
karyawan tetap dengan rincian :
a) Keuangan 4 Orang
b) Bagian Gudang 5 Orang
c) Bagian Umum 1 Orang
d) Bagian Produksi 51 Orang
e) Sopir 5 Orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
f) Teknisi 2 Orang
g) Keamanan 2 Orang
70 Orang
2) Jam Kerja
Jam kerja yang berlaku pada UD.Ronggo Jati adalah sebagai
berikut :
Senin – Jum’at : Pukul 08.00 – 16.00 WIB
Istirahat : Pukul 12.00 - 13.00 WIB
3) Sistem Penggajian
Sistem penggajian yang berlaku di UD.Ronggo Jati dibagi
berdasarkan atas jabatan dan tingkat keahlian karyawan yaitu :
a) Karyawan Tetap
Pembayaran dilakukan secara bulanan dan dibayarkan setiap
tanggal 10.
b) Karyawan Harian
Pembayaran dilakukan setiap hari Sabtu
4) Kesejahteraan karyawan
Dalam hal ini UD.Ronggo Jati juga juga memperhatikan
kesejahteraan dan anggota keluarga dalam bentuk
a) Memperoleh tunjangan hari raya (THR)
b) Biaya pengobatan jika terjadi kecelakaan kerja
c) Pinjaman kebutuhan mendadak
d) Fasilitas mess/ penginapan
+
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3. Aspek Pemasaran Perusahaan ini Meliputi
a. Produk
Produk yang terdapat pada UD.Ronggo Jati antara lain pintu ukir,
almari, meja rias, kursi tamu,kusen-kusen, dipan, meja makan, meja
kursi berbagai jenis dan model.
b. Harga
Penetapan harga tiap produk berdasarkan ukuran, jenis kayu yang
digunakan dan tingkat kerumitan ukiran
c. Saluran Distibusi
Distribusi menurut Gitosudarmo (1999:253) adalah kegiatan yang
harus dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan,
mengirim serta menyampaikan barang yang dipasarkan itu kepada
konsumen. Dalam menentukan saluran distribusi sebaiknya
perusahaan harus berhati-hati. Karena peran ini Sangat penting baik
bagi perusahaan maupun konsumen.
B. LAPORAN MAGANG KERJA
1. Pengertian
Magang kerja asalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa baik secara kelompok maupun individu yang terjun
langsung didunia kerja. Magang kerja wajib dilakukan oleh mahasiwa
Diploma Tiga jurusan Manajemen Industri semester akhir waktu
pelaksanaan selama satu bulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Waktu dan Pelaksanaan Magang Kerja
Magang dilaksanakan selama satu bulan yaitu tanggal 2 Maret
2009 sampai dengan tanggal 3 Maret 2009, atau selama liburan
semester V. Sedangkan pelaksanaan adalah hari Senin – Jum’at :
Pukul 08.00-14.00 WIB.
Magang kerja dilaksanakan di UD.Ronggo Jati yang terletak di
Jl.Solo-Purwodado km.17, Kalijambe, Sragen.
3. Kegiatan Magang
Selama mengikuti magang mahasiswa wajib melaksanakan
kegiatan yang di tetapkan oleh perusahan, kegiatan tersebut meliputi
a) Minggu pertama dan kedua
Selama minggu pertama dan kedua masiswa melakukan kegiatan
sebagai berikut:
1) Perkenalan dengan staff kantor maupun bagian gudang
2) Mencatat dan mengumpulkan data perusahaan yang
diperlukan.
b) Minggu ketiga dan keempat
Kegiatan minggu ketiga dan keempat meliputi :
1) Membantu karyawan dibagian administrasi gudang
2) Mencatat dan mengumpulkan data di bagian gudang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
C. Analisis Data
Metode yang penilis gunakan dalam penelitian mengenai data persediaan
barang UD. Ronggo Jati adalah metode Economic Order Quantity (EOQ).
EOQ adalah suatu metode untuk menganalisa jumlah pengadaan barang
1. Analisis menurut kebijakan perusahaan
Selama ini UD.Ronggo Jati memperoleh bahan baku dari supplier ,
tetapi perusahaan menerapkan pengendalian kwalitas yang ketat dan teliti
mengenai bahan baku supaya produksinya berkualitas baik.
Kebutuhan bahan baku dari tahun ke tahun semakin meningkat
disebabkan oleh pesanan yang meningkat. Persediaan kebutuhan bahan
baku kayu jati selama ini menyesuaikan kondisi barang yang ada
digudang, sehingga perusahaan sering mengalami kekurangan bahan
baku kayu jati karena pemesanan dilakukan saat persediaan kayu jati
digudang mulai menipis, hal ini dapat berdampak pada pelayanan kepada
konsumen, jika banyak pesanan maka perusahaan tidak dapat memenuhi
semuanya dan pengirimanpun bisa tidak tepat waktu.
Perusahaan perlu lebih memperhatikan jumlah dan kualitas pembelian
bahan baku yang lebih ekonomis. Sehingga terkadang perusahaan akan
mengalami kekurangan dan kelebihan bahan baku dan dapat
mempengaruhi laba perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
= 45,5 m3
Berikut adalah data kebutuhan kayu jati tahun 2007 per m3 :
Tabel 3.1 Kebutahan kayu jati tahun 2007 per m3
No Periode Kebutuhan (X)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
30 45 47 39 50 55 43 40 45 50 55 47
546
Sumber UD. Ronggo Jati Tahun 2007
1). Jumlah pengadaan rata-rata barang
Jumlah pengadaan rata-rata barang pada periode 2007 yang
dilakukan UD. Ronggo Jati setiap bulan adalah sebagai berikut:
= Jumlah kebutuhan barang selama setahun
Frekuensi pengadaan selama satu tahun
= 546
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2) Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan adalah biaya yang akan terkait langsung
dengan kegiatan pemesanan barang oleh perusahaan. Biaya ini akan
semakin besar bila perusahaan semakin sering melakukan kegiatan
pemesanan barang. Biaya pemesanan tidak memperhitungkan jumlah
unit yang dipesan, namun biaya ini cuma menghitungkan frekuensi
pemesanan. Biaya –biaya yang ditanggung oleh UD. Ronggo Jati
adalah sebagai berikut.
a) Biaya Telepon
Yaitu biaya yang timbul karena adanya komunikasi lewat telepon
didalam proses pemesanan kayu jati selama tahun 2007. Yaitu
sebesar Rp 1.820.000
b) Biaya bongkar muat barang
Yaitu biaya yang timbul akibat pemakaian tenaga untuk
memindahkan kayu jati dari truk ke gudang. Perusahaan mempunyai 4
pekerja dengan gaji setiap bongkar muat kayu jati sebasar Rp
40.000/orang. Selama tahun 2007 terjadi 22 kali bongkar muat kayu
jati.
4 orang x Rp 40.000= Rp 160.000
Rp 160.000 x 22 kali bongkar muat barang = Rp 3.520.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
c) Biaya transportasi
yaitu biaya yang terjadi karena pemakaian kendaraan
perusahaan untuk penggambilan bahan baku kayu jati.biaya
trnsportasi ini meliputi biaya pembelian solar pada truk angkut.
Selama tahun 2007 total biaya transprotasi untuk penggambilan
kayu jati sebesar Rp 10.050.000
Berikut adalah jumlah biaya pemesananyang dilakukan
UD.Ronggo Jati
Tabel 3.2 Biaya pemesanan tahun 2007
Jenis biaya Jumlah
Biaya telepon Biaya bongkar muat Biaya transportasi
Rp 1.820.000 Rp 3.520.000 Rp 10.050.000
Jumlah Rp 15.390.000
Sumber UD. Ronggo Jati tahun 2007
Maka biaya pemesanan sekali pesan untuk pengadaan barang
adalah
= Rp 15.390.000
12
= Rp 1.282.500
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3) Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan yaitu biaya yang harus ditanggung oleh
perusahaan karena adanya penyimpanan barang. Biaya penyimpanan
akan semakin tinggi jumlahnya apabila jumlah unit yang disimpan
semakin besar. Biaya penyimpanan tidak terpengaruh dengan jumlah
frekuensi pemesanan barang.
Berikut adalah biaya-biaya penyimpanan yang ditanggung oleh UD
Ronggo Jati
a) Biaya penyusutan gedung
Pada saat ini gedung UD.Ronggo Jati telah memiliki gedung
sebagai tempat penyimpanan barang sehingga perusahaan tidak
mengeluarkan uang untuk menyewa gedung .
Perkiraan biaya pengusutan gedung sebesar Rp 1.000.000
b) Biaya tenaga kerja gudang
Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji
karyawan bagian gudang yaitu karyawan yang bertugas menata dan
mengatur barang digudang. UD. Ronggo Jati memperkerjakan 6 orang
tenaga kerja dengan gaji Rp 25.000 perhari
6 orang x Rp 25.000 x 300 =Rp 45.000.000
c) Biaya listrik
Biaya yang disediakan perusahaan untuk membayar pemakaian
listrik yang digunakan untuk penerangan listrik. Pada biaya ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
perusahaan telah menetapkan sebesar 50% dari keseluruhan biaya
yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.
50% x Rp 6.100.000 = Rp 3.050.000
d) Biaya perawatan gudang
Biaya yang disediakan perusahaan untuk merawat &
membersihkan gudang agar gudang layak dipakai untuk menyimpan
barang sebesar Rp 1.500.000. Biaya perawatan gedung ini biasanya
meliputi pengecatan gedung, pembenahan atap jika ada yang rusak.
Berikut adalah jumlah biaya penyimpanan barang UD.Ronggo
Jati selama tahun 2007.
Tabel 3.3 Biaya penyimpanan selama tahun 2007 Jenis biaya Jumlah Biaya
Biaya penyusutan gedung Biaya tenaga kerja gudang Biaya listrik Biaya perawatan gudang
Rp 1.000.000 Rp 45.000.000
Rp 3.050.000 Rp 1.500.000
Jumlah Rp 50.550.000 Sumber : UD. Ronggo Jati tahun 2007
Biaya penyimpanan untuk persediaan barang adalah
Rp50.500.000, sehingga besar biaya penyimpanan per unit adalah :
= 546
000.550.50Rp
= Rp 92.582,41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
4) Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost)
Menurut kebijakan perusahaan yaitu jumlah total biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan untuk menyediakan barang. Selama ini UD.
Rongga Jati belum menggunakan suatu metode tertentu untuk
menghitung biaya persediaan.
Diketahui :
pesan Biaya pesan sekali : Rp 1.282.500
Biaya simpan per unit : Rp 92.582,418
Sehingga biaya persediaan selama tahun 2007 adalah
TIC : Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan
: (Rp 1.282.500 x 12) + (Rp 92.582,418 x 546)
: Rp 15.390.000 + Rp 50.550.000
: Rp 65.940.000
2. Analisis dengan Metode EOQ
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian mengenai data
persediaan barang UD. Rongga Jati adalah metode Economical Order
Quantity (EOQ). EOQ adalah suatu metode untuk menganalisis
jumlah pengadaan barang yang paling ekonomis dalam pengadaan
barang atau bahan. Dengan pengadaan yang lebih ekonomis dapat
menekan atau mengurangi biaya untuk pengeluaran perusahaan
terutama biaya-biaya yang menyangkut persediaan. Langkah dalam
menganalisis persediaan dengan metode EOQ yaitu sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
a) Analisis besarnya persediaan barang yang optimal
1) Biaya penyimpanan per unit (C) : Rp 92.582,418
2) Biaya pemesanan sekali pesan (S) : Rp 1.282.500
3) Kebutuhan barang selama 1 tahun (D) : 546
Maka persediaan barang yang optimal adalah
Q* = CDS2
Q* = 418,582.92
000.282.15462 xx
Q* = 123 m3
b) Frekuensi pengadaan yang ekonomis untuk kebutuhan barang
selama tahun 2006 adalah sebagai berikut :
Frekuensi pengadaan = Q
setahunbarangkebutuhanJumlah
Frekuensi pengadaan = 123546
Frekuensi pengadaan = 4,4 kali
Jadi, Frekuensi pengadaan = 4,4 kali.
c) Total biaya persediaan atau Total Inventory Cost
Total persediaan atau total inventory cost adalah jumlah
keseluruhan biaya persediaan meliputi biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan barang. Cara menghitung total biaya persediaan
dengan metode EOQ adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
1) Biaya penyimpanan per unit (C) : Rp 92.582,418
2) Kebutuhan barang selama 1 tahun(D) : 546
3) Biaya pemesanan sekali pesan (S) : Rp 1.282.500
4) Persediaan barang yang optimal(Q) : 122,9
Maka :
TIC = CQ
SQD
2+ú
û
ùêë
é
TIC = 418,582.922
9,122500.282.1
9,122546
RpxRp +úû
ùêë
é
TIC = 11.386.870,59
Sehingga biaya total persediaan selama satu tahun adalah :
= Frekuensi pemesanan x TIC
= 4,3 x Rp 11.386.870,59
= Rp 50.102.230,58
3. Menentukan Persediaan Pengamanan (Safety Stock)
Kebutuhan perusahaan akan adanya barang tidak akan sama
setiap bulannya, selain itu barang yang dipesan oleh perusahaan
belum tentu selalu datang pada waktunya. Hal ini perlu diantisipasi
oleh manajemen perusahaan yaitu dengan menyediakan persediaan
pengamanan atau safety stock hal ini dimasukkan agar konsumen
tidak kecewa apabila barang yang di gudang kehabisan stock barang.
Penentuan jumlah persediaan pengaman atau safety stock dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
dengan metode statistik yaitu dengan membandingkan pemakaian
barang sesungguhnya dengan rata-rata pemakaian barang kemudian
dicari berapa besar penyimpangannya atau standar deviasi. Standar
deviasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
SD = n
xx2
å ÷øö
çèæ -
-
Tabel 3.4 Penghitungan Standar Deviasi
No. Periode X -
x ÷øö
çèæ -
-
xx 2
÷øö
çèæ -
-
xx
1 Januari 30 45,5 -15,5 240,25 2 Februari 45 45,5 -0,5 0,25 3 Maret 47 45,5 1,5 2,25 4 April 39 45,5 -6,5 42,25 5 Mei 50 45,5 4,5 20,25 6 Juni 55 45,5 9,5 90,25 7 Juli 43 45,5 -2,5 6,25 8 Agustus 40 45,5 -5,5 30,25 9 September 45 45,5 -0,5 0,25
10 Oktober 50 45,5 4,5 20,25 11 November 55 45,5 9,5 90,25 12 Desember 47 45,5 1,5 2,25 545
SD = n
xx2
÷øö
çèæ -å
-
SD = 12545
SD = 6,7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Dengan asumsi bahwa manajemen perusahaan menggunakan dua
standar penyimpanan atau penyimpangan yang paling ujung yang
tidak ditolerir, serta dengan mempergunakan satu sisi dari kurve
normal (yang mempunyai nilai 1,65 dimana nilail ini dapat dilihat dalam
tabel area kurve normal). Maka perhitungan besarnya persediaan
pengaman adalah sama dengan nilai dari dua standar penyimpangan
yang ada yaitu sebagai berikut :
Safety stock = Z x Standar Deviasi
= 1,65 x 6,7
= 11,055
4. Analisis Titik Pemesanan Kembali (Re Order Point)
Lead Time pada UD. Rongga Jati adalah dua hari, maka untuk
menghitung rata-rata dengan asumsi bahwa setahun adalah 300 hari
yaitu :
Penggunaan rata-rata per hari = hari
kebutuhanJumlah300
= 300546
= 1,82
Jadi, besarnya Re Order Point adalah sebagai berikut :
Re Order Point = d x L x ss
= 1,82 x 2 + 6,7 = 10,34 m3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Jadi, pemesanan kembali barang harus dilaksanakan oleh perusahaan
pada waktu persediaan di gudang sebesar 10,34 m3
Tabel 3.5 Perbandingan Antara Kebijakan Perusahaan dengan Metode EOQ
No. Keterangan Kebijakan
Perusahaan Metode EOQ Selisih
1 Pengadaan rata-rata barang
45,5 122,9 77,4
2 Persediaan penyelamat
Tak ada 11,055 11,055
3 Titik pemesanan kembali
Tak ada 10,34 10,34
4 Total biaya persediaan Rp 65.940.000 Rp 50.102.230 15.837.770
Dari tabel tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Pengadaan rata-rata barang menurut kebijakan perusahaan
sebesar 45,5 m3 sedangkan menurt EOQ adalah sebesar 122,9.m3
2) Menurut kebijakan perusahaan persediaan penyelamatan tidak ada
sedangkan menurut metode EOQ perusahaan harus mengadakan
persediaan penyelamatan sebesar 11,055 m3
3) Perusahaan tidak mencatat pasti kapan harus melakukan
pemesanan kembali tetapi menurut metode EOQ perusahaan
harus mengadakan pemesanan kembali saat persediaan tinggal
10,34 m3.
4) Besar biaya perusahaan menurut kebijakan perusahaan adalah
Rp65.940.000, sedangkan analisis metode EOQ besarnya biaya
persediaan adalah sebesar Rp 50.102.230
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan pada analisis data pada UD.GONGGO JATI maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut
1. Mengacu pada metode EOQ, kebijakan perusahaan tentang
pengadaan barang belum dilakukan seoptimal mungkin, hal ini dapat
dilihat dari hasil analisis yang penulis lakukan yaitu jumlah pengadaan
rata-rata barang yang dipesan perusahaan menurut kebijakan
sekarang adalah sebesar 45,5 m3. Sedangkan menurut metode EOQ
adalah sebesar 122,9 m3. Jadi jumlah persediaan barang optimal yang
harus dipesan oleh perusahaan agar penjualan tetap lancer adalah
sebesar 122,9 m3.
2. Bersarnya biaya persediaan barang menurut kebijakan perusahaan
yaitu sebesar Rp65.940.000. Dibandingkan dengan dengan biaya
persediaan menurut kebijakan perusahaan, perhitungan dengan
metode EOQ relative lebih rendah yaitu sekitar Rp50.102.230
3. Besarnya persediaan penyelamatanatau safety stock yang harus
disediakan UD.RONGGO JATI untuk penjualan barang adalah
sebesar 11,055 m3. Hal ini dapat dilakukan dengan pertimbangan
apabila perusahaan berada pada saat junlah permintaan mengalami
lonjakan maka safety stock dapat menutupi permintaan tersebut,
sehingga proses penjualan dapat berjalan lancar.
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
4. Melalui analisis yang penulis lakukan UD.RONGGO JATI sebaiknya
melakukan pemesanan barang kembali (Ro Order Poin) apabila
persediaan digudang kususnya kayu jati tinggal 10.34 m3. Kondisi ini
perlu diperhatikan agar perusahaan tidak mengalami kehabisan stock
atau kekurangan barang.
B.Saran
Dari kesimpulan diatas penulis dapat memberikan saran untuk
UD.Ronggo Jati dijadikan bahan pertimbanganbagi pihak perusahaan
dalam pengadaan persediaan barang yaitu :
1. Perusahaan sebaiknya menerapkan metode EOQ dalam melakukan
pengadaan persediaan barang dengan asumsi dengan pertimbangan
analisis yang penulis lakukan, karena dengan metode EOQ lebih
dapat meningkatkan efisiensi dan mencapai biaya persediaan barang
yang lebih ekonomis dibandingkan dengan kebijakan perusahaan
yang sekarang diterapkan.
2. Perusahaan sebaiknya menyediaan persediaan penyelamat (Safety
Stock) untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan
sehubungan dengan persediaan barang agar tidak terjadi kekurangan
barang sehingga proses penjualan tidak terganggu.
3. Perusahan hendaknya melakukan pemesanan kembali (Re Order
Point) untuk menghidari keterlambatan pesanan barabg saat saat
persediaan gudang tinggal 10,34 m3 Hal ini perlu dipertimbangkan
agar pengeluaran biaya penyimpanan digudang lebih optimal.