32
BAB II PEMBAHASAN HAM A. Pengertian Hak asasi adalah hak-hak dasar (pokok) yang telah dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan YME yang tidak bisa dikurangi atau dicabut oleh siapapun. Hak- hak tersebut antara lain : Hak Hidup, Hak Kebebasan, dan Hak Kesamaan. B. Prinsip-prinsip HAM HAM dalam penerapannya memiliki 8 prinsip utama, yang pertama Prinsip universalitas yaitu prinsip yang dimiliki dalam nilai-nilai etik dan moral yang tersebar diseluruh wilayah di dunia. Dari prinsip ini dapat dipahami bahwa HAM ada dan harus di hormati oleh seluruh umat manusia di dunia, tidak tergantung pada wilayah atau bangsa tertentu dan berlaku menyeluruh sebagai kodrat lahiriah manusia, namun pada kenyataannya Universalitas HAM tidak sepenuhnya diterima oleh seluruh Negara di dunia karena ada beberapa Negara yang menolak prinsip Universalitas HAM. Prinsip yang kedua yaitu pemartabatan terhadap manusia (human dignity). Prinsip ini menegaskan perlunya setiap orang untuk menghormati hak orang lain, hidup damai dalam keberagaman dengan menghargai satu sama lain serta membangun toleransi terhadap sesama manusia. Pemartabatan terhadap manusia sangat berhubungan dengan pluralism social ,karena hal tersebut akan terjaga dan mendorong kebersamaan untuk hidup berdampingan sesama makhluk ciptaan Allah. Permartabatan terhadap manusia bukan hanya dilakukan oleh individu saja tetapi dalam skala yang lebih majemuk seperti

Ham Dan Rule of Law Di Indonesia

  • Upload
    arohhsm

  • View
    36

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PKN

Citation preview

BAB IIPEMBAHASANHAMA. Pengertian Hak asasi adalah hak-hak dasar (pokok) yang telah dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan YME yang tidak bisa dikurangi atau dicabut oleh siapapun. Hak-hak tersebut antara lain : Hak Hidup, Hak Kebebasan, dan Hak Kesamaan.B. Prinsip-prinsip HAMHAM dalam penerapannya memiliki 8 prinsip utama, yang pertama Prinsip universalitas yaitu prinsip yang dimiliki dalam nilai-nilai etik dan moral yang tersebar diseluruh wilayah di dunia. Dari prinsip ini dapat dipahami bahwa HAM ada dan harus di hormati oleh seluruh umat manusia di dunia, tidak tergantung pada wilayah atau bangsa tertentu dan berlaku menyeluruh sebagai kodrat lahiriah manusia, namun pada kenyataannya Universalitas HAM tidak sepenuhnya diterima oleh seluruh Negara di dunia karena ada beberapa Negara yang menolak prinsip Universalitas HAM.Prinsip yang kedua yaitu pemartabatan terhadap manusia (human dignity). Prinsip ini menegaskan perlunya setiap orang untuk menghormati hak orang lain, hidup damai dalam keberagaman dengan menghargai satu sama lain serta membangun toleransi terhadap sesama manusia. Pemartabatan terhadap manusia sangat berhubungan dengan pluralism social ,karena hal tersebut akan terjaga dan mendorong kebersamaan untuk hidup berdampingan sesama makhluk ciptaan Allah. Permartabatan terhadap manusia bukan hanya dilakukan oleh individu saja tetapi dalam skala yang lebih majemuk seperti kehidupan masyarakat maupun bernegara. Sehingga kewajiban untuk menghormati manusia sebagai manusia merupakan tanggungjawab HAM. Oleh sebab itu dengan adanya prinsip ini maka tidak diperkenankan praktek yang melakukan ekplorasi, memperbudak, menyiksa, ataupun membunuh hak-hak hidup manusia seseorang. Dalam prinsip ini setiap orang harus menghargai manusia tanpa membeda-bedakan umur, budaya, keyakinan, etnisitas, ras, gender, orientasi seksual, bahasa, komunitas disable/berbeda kemampuan atau kelas social.Prinsip yang ketiga yaitu non diskriminasi. Prinsip ini menjelaskan bahwa tidak ada perlakuan yang membedakan terhadap penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak seseorang. Pembedaan baik berdasarkan kelas/bangsa tertentu, agama, suku, adat, keyakinan, jenis kelamin, warna kulit dan sterusnya akan menyebabkan terhambatnya realisasi terhadap HAM juga secara jelas dan tegas bahwa HAM melarang adanya diskriminasi terhadap individu maupun komunitas tertentu.Prinsip keempat yaitu equality atau persamaan. Persamaan merupakan hak yang dimiliki setiap orang dengan kewajiban yang sama pula antara yang satu dengan yang lainnya. Konsep dari persamaan menegaskan pemahaman tentang penghormatan untuk martabat yang melekat pada setiap manusia. Hal ini seperti yang terjelaskan dalam pasal 1 DUHAM(deklarasi universal hak-hak asasi manusia) 1948, sebagai prinsip hak-hak asasi manusia : setiap orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat serta hak-hak yang sama. Konsekuensi pemenuhan persamaan hak-hak juga menyangkut kebutuhan dasar seseorang yang tidak boleh dikecualikan. Salah satu persamaan yang paling penting dalam Negara hukum yaitu persamaan di muka hukum, merupakan hak untuk memperoleh keadilan dalam bentuk perlakuan dalam proses peradilan.Prinsip yang kelima yaitu indivisibility. Prinsip ini menerangkan bahwa hak tidak bisa dipisah-pisahkan antara satu dengan hak yang lainnya. Prinsip ini menjawab terhadap pandangan/pemahaman yang menyimpang tntang membeda-bedakan atau mengutamakan hak-hak tertentu dibandingkan hak-hak lain. Misalnya hak sipil dan politik tidak mungkin dipisahkan dengan hak ekonomi, social, dan budaya karena semuanya satu kesatuan dan tidak bisa dilepaskan satu dengan yang lainnya.Prinsip yang keenam yaitu inalienability. Prinsip ini memahami bahwa hak tidak bisa dipindahkan, tidak bisa dirampas, ataupun dipertukarkan dengan hal tertentu. Misalnya hak pemilih dalam pemilu tidak bisa dihilangkan hanya dengan dibeli oleh orang yang mampu dan kemudian menggantian posisi hak pilih. Ataupun hak atas kehidupan yang layak, tidak bisa dipertukarkan dengan perbudakan, meskipun dibayar ataupun diupahi. Berdasarkan contoh-contoh tersebut jadi hak berdasarkan prinsip inalienability adalah sesuatu yang paten juga permanen dan tidak bisa diubah dengan cara apapun karena manusia yang memiliki hak-hak asasi tersebut tidak akan bisa dilepaskan dari hak-hak tersebut. Prinsip yang ketujuh yaitu prinsip interdependency(saling ketergantungan). Berdasarkan prinsip ini setiap hak-hak yang dimiliki setiap orang sangat berhubungan dengan hak-hak asasi manusia dalam ruang atau lingkungan yang sama dimanapun mereka berada seperti di sekolah, di pasar, di kantor, di rumah maupun di desa atau perkotaan. Misalnya untuk kemiskinan ,dalam situasi tersebut tidak terpenuhi hak atas pendidikan, juga hak atas pangan atau hak atas kesehatan yang layak serta hak atas penghidupan dan pekerjaan yang layak. Artinya hak yang satu dengan hak yang lainnya sangat tergantung dengan pemenuhan atau perlindungan hak lain.Prinsip yang kedelapan yaitu prinsip responsibilitas atau pertanggungjawaban (responsibility). Prinsip pertanggungjawaban. Prinsip pertanggungjawaban hak-hak asasi manusia ini menegaskan bahwa perlu mengambil tindakan atau langkah tertentu dalam menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak asasi manusia serta menegaskan kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan dalam rangka memajukan hak-hak asasi manusia. Prinsip ini menekankan pentingnya peran pertanggungjawaban oleh Negara dalam memberikan perlindungan bagi warga negaranya. Termasuk dalam mempertanggungjawabkan setiap langkah atau tindakan dalam bentuk kebijakan tertentu yang berpegaruh terhadap kelangsungan hak-hak rakyat. Peran Negara menjadi sangat vital bukan dalam mengambil tindakan tertentu (by commission) tetapi dalam pertanggungjawaban ketika terjadi pelanggaran hak-hak asasi manusia. Unsur pertanggungjawaban menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari prinsip hak-hak asasi manusia agar bisa terwujudkan meskipun demikian bukan berarti yang menjadi pertanggungjawaban hanya Negara karena actor non Negara juga mempunyai tanggung jawab yang sama dalam memajukan hak-hak asasi manusia. Baik secara individu maupun secara bersama-sama dalam kelompok organisasi masyarakat. Secara individu setiap orang dituntut untuk berani melawan ketidakadilan dan pelanggaran hak-hak asasi manusia juga mengajarkan serta mendorong pemahaman dan penghormatan atas hak-hak asasi manusia bagi sesama.Kedelapan prinsip tersebut menjadi hal yang sangat mendasar dalam pelaksanaan HAM serta dapat digunkan dalam mengkaji hak-hak asasi manusia seperti sejarahnya, instrument hukum,dan praktek dalam implementasinya di lapangan.C. Macam Macam HAMHAM digolongkan menjadi:a. Hak asasi pribadi(personal right), meliputi kebebasan menyatakan pendapat, memeluk agama, menyatakan pikiran dan kebebasan bergerakb. Hak asasi ekonomi (economical right), merupakan hak untuk memiliki sesuatu, membeli, menjual dan memanfaatkannya.c. Hak asasi untuk memperoleh pengakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (legal of equality right) merupakan hak yang sama dikenakan sanksi/hukuman dan duduk dalam pemerintahan Negara.d. Hak asasi social dan budaya (social and culture right) merupakan hak untuk memilih pendidikan serta mengembangkan pendidikan dan kebudayaan.e. Hak asasi politik (political right) merupakan hak untuk ikut serta dalam politik, hak untuk dipilih serta melilih dalam pemilu, hak masuk dan ikut dalam parpol juga mendirikan dan mengembangkan parpol.f. Hak asasi untuk memperoleh perlakuan dan tata cara peradilan serta perlindungan yang adil dan sama. Misalnya dalam penangkapan, pemeriksaan, penyedikan, pembelaan, penggeledahan dan peradilan.

D. HAM secara universalHam yang berlaku secara internasional ditetapkan oleh PBB melalui Universal Declaration of Human Rights (DUHAM) yaitu :1. Hak untuk hidup2. Kemerdekaan dan keamanan badan 3. Hak untuk diakui kepribadiannya 4. Hak untuk memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum5. Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana, seperti diperiksa di muka umum, dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti yang sah6. Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara7. Hak untuk mendapatkan hak milik atas benda8. Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan9. Hak untuk bebas memeluk agama10. Hak untuk berapat dan berkumpul11. Hak untuk mendapat jaminan social12. Hak untuk mendapatkan pekerjaan13. Hak untuk berdagang14. Hak untuk mendapatkan pendidikan15. Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat16. Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuanHAM DI INDONESIAA. Dasar Hukum HAM di INDONESIAIndonesia sebagai salah satu Negara yang menjunjung tinggi HAM, dalam pelaksanaannya berlandaskan Konstitusi NKRI yang digunakan sebagai dasar hukum yaitu : pembukaan UUD 1945 (alinea 1), pancasila sila ke-4, batang tubuh UUD 1945 (pasal 27, 29, dan 30) UU no. 39/1999 tentang HAM dan UU no. 26/2000 tentang pengadilan HAM serta PP no.7 tahun 2005 meliputi pemberantasan korupsi, antiterorisme, serta pembasmian penyalagunaan narkotika dan obat berbahaya. Penjelasan dari dasar hukum HAM sebagai berikut : I. Pembukaan UUD 1945Menyatakan bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan oleh karena itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan. Ini adalah suatu pernyataan universal karena semua bangsa ingin merdeka. Bahkan, didalm bangsa yang merdeka, juga ada rakyat yang ingin merdeka, yakni bebas dari penindasan oleh penguasa, kelompok atau manusia lainnya.

II. Batang Tubuh UUD 19451) Persamaan kedudukan warga Negara dalam hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat 1)2) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2)3) Kemerdekaan berserikat dan berkumpul (pasal 28)4) Hak mengeluarkan pikiran dengan lisan atau tulisan (pasal 28)5) Kebebasan memeluk agama dan beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaanya itu (pasal 29 ayat 2)6) hak memperoleh pendidikan dan pengajaran (pasal 31 ayat 1)7) BAB XA pasal 28 a s.d 28 j tentang Hak Asasi ManusiaIII. UU no. 39/1999 tentang HAM1) Bahwa setiap hak asasi seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk menghormati HAM orang lain secara timbale balik.2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orangbwajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan oleh UU.IV. UU no. 26/2000 tentang pengadilan HAMUntuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin pelaksanaan HAM serta member I perlindungan, kepastian, keadilan, dan perasaan aman kepada masyarakat, perlu segera dibentuk suatu pengadilan HAM untuk menyelesaikan pelanggaran HAM yang berat.B. Pelaksanaan HAM di INDONESIAIndonesia merupakan Negara yang mengunakan system pemerintahan demokratis yang sangat menghargai kebebasan serta menghormati HAM. Hal ini tercermin dengan adanya TAP No. XVII/MPR/1998 tentang HAM, Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM, UU No. 26/2000 tentang peradilan HAM, dibentuknya KOMNAS HAM dan Pengadilan HAM serta dipilihnya para hakim ad hoc akan membuat pelaksanaan ham di indonesi yang lebih baik.Hal-hal yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka pelaksanaan HAM seperti yang ada diatas mengindikasikan keinginan pemerintah dalam rangka memberikan kebenaran hukum dan keadilan untuk setiap warga Negara, dengan adanya political will dari pemerintah terhadap penegakkan HAM akan berimplikasi terhadap budaya politik yang lebih sehat danproses demokratisasiyang lebihcerah. Kenyataan menunjukkan bahwa masalah HAM di indonesia selalu menjadisorotan tajam dan bahan perbincangan terus-menerus, khususnya dalam realita di lapangan yang ditengarai penuh dengan pelanggaran-pelanggaran. Sebab-sebab pelanggaran HAM antara lain adanya arogansi kewanangan dankekuasaanyangdimiliki seorang pejabat yang berkuasa, yang mengakibatkan sulit mengendalikandirinya sendiri sehingga terjadi pelanggaran terhadap hak-hak orang lain. Terutama dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, issue mengenaiHAM di Indonesia bergerak dengan cepat dan dalam jumlah yang sangat mencolok. Gerak yang cepat tersebut terutama karena memang telah terjadi begitu banyak pelanggaran HAM, mulai dari yang sederhana sampai pada HAM berat(gross human right violation). Disamping itu juga karena gigihnyaorganisasi-organisasi masyarakat dalam memperjuangkan pemajuan danperlindungan HAM.Masalah Hak Azasi Manusia (HAM) populer di Indonesia pada masa pemerintahan Orde Baru,dimasainibanyakperistiwayangdinilai merupakan pelanggaran HAM. Pada dasarnya HAM terdapat pada UUD 1945BAB X-A pasal 28-A sampai dengan pasal 28-J. Sebagian kalangan menafsirkan dengan adanya dasar hukum tersebut maka masyarakat Indonesia berhak ataspengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuanyang sama dihadapan hukum (UUD 1945 Amandemen ke-2 pasal 28-D ayat1). Memang jika ditilik dari defenisi HAM maka di Indonesia tercatat banyak sekalikasus yang terjadi khususnya di bidang HAM. Misalnya kasus-kasus penggusuran rumah-rumah warga yang dibangun di sekitar jembatan, pembersihan parapedagang kaki lima yang sering meresahkan para pengguna jalan raya seperti parapengguna kendaraan bermotor dan para pejalan kaki.Pada masa menjelang peralihan pemerintahan dari masa Orde Baru ke masaReformasi banyak sekali kejadian menyangkut pelanggaran HAM ini. Peristiwa1998 yang berujung penguduran diri Presiden Soeharto pada waktu itu sebetulnya adalah puncak dari segela peristiwayang terjadi sebelumnya. C. PELANGGARAN HAM DI INDONESIA1.TRAGEDI TRISAKTI

PENYEBAB.Ekonomi Indonesiamulai goyah pada awal1998, yang terpengaruh olehkrisis finansial Asiasepanjang1997-1999. Mahasiswa pun melakukan aksi demonstrasi besar-besaran kegedung DPR/MPR, termasuk mahasiswa Universitas Trisakti.Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menujuGedung Nusantarapada pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade dariPolridan militer datang kemudian. Beberapa mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan pihak Polri.Akhirnya, pada pukul 5.15 sore hari, para mahasiswa bergerak mundur, diikuti bergerak majunya aparat keamanan. Aparat keamanan pun mulai menembakkan peluru ke arah mahasiswa. Para mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besar berlindung di universitas Trisakti. Namun aparat keamanan terus melakukan penembakan. Korban pun berjatuhan, dan dilarikan ke RS Sumber Waras.Satuan pengamanan yang berada di lokasi pada saat itu adalahBrigade MobilKepolisian RI,Batalyon Kavaleri9,Batalyon Infanteri 203, Artileri Pertahanan UdaraKostrad,Batalyon Infanteri 202,Pasukan Anti Huru HaraKodamseta Pasukan Bermotor. Mereka dilengkapi dengan tameng,gas air mata,Styer, danSS-1.Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak dan satu orang dalam keadaan kritis. Meskipun pihak aparat keamanan membantah telah menggunakanpeluru tajam, hasil otopsi menunjukkan kematian disebabkan peluru tajam. Hasil sementaradiprediksi peluru tersebut hasil pantulan dari tanah peluru tajam untuk tembakan peringatan.

HAK YANG DI LANGGARSalah satu hak yang dilanggar dalam peristiwa tersebut adalah hak dalam kebebasan menyampaikan pendapat. Hak menyampaikan pendapat adalah kebebasan bagi setiap warga negara dan salah satu bentuk dari pelaksanan sistem demokrasi pancasila di Indonesia. Peristiwa ini menggoreskan sebuah catatan kelam di sejarah bangsa Indonesia dalam hal pelanggaran pelaksanaan demokrasi pancasila.. Dari awal terjadinya peristiwa sampai sekarang, pengusutan masalah ini begitu terlunta-lunta. Sampai sekarang, masalah ini belum dapat terselesaikan secara tuntas karena berbagai macam kendala. Sebenarnya, beberapa saat setelah peristiwa tersebut terjadi, Komnas HAM berinisiatif untuk memulai untuk mengusut masalah ini. Komnas HAM mengeluarkan pernyataan bahwa peristiwa ini adalah pelanggaran HAM yang berat. Masalah ini pun selanjutnya dilaporkan ke Kejaksaan Agung untuk diselesaikan. Namun, ternyata sampai sekarang masalah ini belum dapat diselesaikan bahkan upayanya saja dapat dikatakan belum ada. Belum ada satupun langkah pasti untuk menyelesaikan masalah ini. Alasan terakhir menyebutkan bahwa syarat kelengkapan untuk melakukan siding belum terpenuhi sehingga siding tidak dapat dilaksanakan. Seharusnya jika pemerintah benar-benar menjunjung tinggi HAM, seharusnya masalah ini harus diselesaikan secara tuntas agar jelas agar segala penyebab terjadinya peristiwa dapat terungkap sehingga keadilan dapat ditegakan.PENYELESAIANAgar masalah ini dapat cepat diselesaikan, diperlukan partisipasi masyarakat untuk ikut turut serta dalam proses penuntasan kasus ini. Namun, sampai sekarang yang masih berjuang hanyalah para keluarga korban dan beberapa aktivis mahasswa yang masih peduli dengan masalah ini. Seharusnya masyarakat dan mahasiswa tidak tinggal diam karena pengusutan kasus ini yang belum sepenuhnya selesai. Walaupun sulit untuk menuntaskan kasus tersebut secara sepenuhnya, tetapi jika masyarakat dan mahasiswa ingin bekerjasama dengan pihak terkait seharusnya masalah bisa diselesaikan, dengan catatan stakeholder yang bersangkutan harus jujur dalam memberikan informasi. Di luar itu semua, ada hal lain yang sebenarnya bisa diambil oleh masyarakat dan mahasiswa dalam peristiwa tersebut, yaitu semangat melawan pemerintahan yang tidak adil dan tidak sesuai dengan kehendak rakyat. Walaupun bisa dibilang bahwa Indonesia dari tahun ke tahun terus membaik dan berkembang dari segi pembangunan, tetapi tetap banyak masalah yang sebenarnya bisa terlihat jika kita berbicara dari tentang pemerintahan. Beberapa contoh masalah-masalah pemerintahan yang ada, yaitu korupsi, perebutan kekuasaan untuk kepentingan golongan, berbagai praktik kecurangan dalam menapai kekuasaan, dan masalah lainnya. Dari masalah-masalah tersebut, seharusnya masyarakat dan mahasiswa banyak mengambil peran dalam pengarahan dan evaluasi kepemimpinan. Untuk peran mahasiswa tak dapat dipungkiri akan semakin besar karena di pundak mereka ada sebuah beban tanggung jawab dimana para mahasiswa dituntut harus membentuk pemimpin-pemimpin yang cakap untuk mengelola Indonesia yang lebih baik di masa depan. Agar peristiwa ini tak kembali terulang, Hak kebebasan berpendapat setiap warga negara benar-benar harus ditegakan.2. Marsinah

PENYEBAB

Marsinah adalah salah seorang karyawati PT. Catur Putera Perkasa yang aktif dalam aksi unjuk rasa buruh. Keterlibatan Marsinah dalam aksi unjuk rasa tersebut antara lain terlibat dalam rapat yang membahas rencana unjuk rasa pada tanggal 2 Mei 1993 di Tanggul Angin Sidoarjo. 3 Mei 1993, para buruh mencegah teman-temannya bekerja. Komando Rayon Militer (Koramil) setempat turun tangan mencegah aksi buruh. 4 Mei 1993, para buruh mogok total mereka mengajukan 12 tuntutan, termasuk perusahaan harus menaikkan upah pokok dari Rp 1.700 per hari menjadi Rp 2.250. Tunjangan tetap Rp 550 per hari mereka perjuangkan dan bisa diterima, termasuk oleh buruh yang absen.Sampai dengan tanggal 5 Mei 1993, Marsinah masih aktif bersama rekan-rekannya dalam kegiatan unjuk rasa dan perundingan-perundingan. Marsinah menjadi salah seorang dari 15 orang perwakilan karyawan yang melakukan perundingan dengan pihak perusahaan.

Siang hari tanggal 5 Mei, tanpa Marsinah, 13 buruh yang dianggap menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo. Di tempat itu mereka dipaksa mengundurkan diri dari CPS. Mereka dituduh telah menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja. Marsinah bahkan sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim. Setelah itu, sekitar pukul 10 malam, Marsinah lenyap.Mulai tanggal 6,7,8, keberadaan Marsinah tidak diketahui oleh rekan-rekannya sampai akhirnya ditemukan telah menjadi mayat pada tanggal 8 Mei 1993.

HAK YANG DI LANGGAR

Kasus pembunuhan Marsinah merupakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat. Alasannya adalahkarena telah melanggar hak hidup seorang manusia. Dan jugakarena sudah melanggar dari unsur penyiksaan dan pembunuhansewenang-wenang di luar putusan pengadilan terpenuhi. Dengan demikian, kasus tersebut tergolong patut dianggap kejahatan kemanusiaan yang diakui oleh peraturan hukum Indonesia sebagai pelanggaran HAM berat.

Jika merujuk pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), jelas bahwa tindakan pembunuhan merupakan upaya berlebihan dalam menyikapi tuntutan marsinah dan kawan-kawan buruh. Jelas bahwa tindakan oknum pembunuh melanggar hak konstitusional Marsinah, khususnya hak untuk menuntut upah sepatutnya. Hak tersebut secara tersurat dan tersirat ditegaskan dalam Pasal 28D ayat (2) UUD NRI tahun 1945, bahwasetiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

PenyelesaianHak Asasi setiap manusia harus dihargai oleh manusia yang lain yang dalam kasus ini adalah hak asasi berpendapat dan hak untuk hidup. Selain itu, kasus marsinah yang tak kunjung usai ini diakibatkan oleh kurangnya transparansi dan kredibilitas para penyidik. Seharusnya kredibilitas dan transparansi penyidikan lembaga terhadap suatu kasus haruslah dijaga oleh para penegak hukum sehingga tercipta keadilan dan ketentraman masyarakat Indonesia

3. Peristiwa Pembunuhan Munir

PENYEBABDelapan tahun silam, tepatnya pada 2004, Indonesia dikejutkan oleh meninggalnya seorang aktivis HAM, Munir Saib Thalib. Kematianya menimbulkan kegaduhan politik yang menyeret Badan Intelijen Negara (BIN) dan instituti militer negeri ini. Berdasarkan hasil autopsi, diketahui bahwa penyebab kematian sang aktivis yang terkesan mendadak adalah karena adanya kandungan arsenik yang berlebihan di dalam tubuhnya. Munir meninggal ketika melakukan perjalanan menuju Belanda. Ia berencana melanjutkan studi S2 Hukum di Universitas Utrecht, Belanda, pada 7 September 2004. Dia menghembuskan nafas terakhirnya ketika pesawat sedang mengudara di langi Rumania.

HAK YANG DI LANGGARHak yang di langgar dalam kasus munir yaitu karena telah menghilangkan nyawa dengan sengaja atau sudah melanggar hak untuk hidup. Banyak orang yang terlibat dalam kejadian itu. Orang pertama yang menjadi tersangka pertama pembunuhan Munir (dan akhirnya terpidana) adalah Pollycarpus Budihari Priyanto. Selama persidangan, terungkap bahwa pada 7 September 2004, seharusnya Pollycarpus sedang cuti. Lalu ia membuat surat tugas palsu dan mengikuti penerbangan Munir ke Amsterdam. Aksi pembunuhan Munir semakin terkuat tatkala Pollycarpus meminta Munir agar berpindah tempat duduk dengannya. Sebelum pembunuhan Munir, Pollycarpus menerima beberapa panggilan telepon dari sebuah telepon yang terdaftar oleh agen intelijen senior. Dan pada akhirnya, 20 Desember 2005 Pollycarpus BP dijatuhi vonis 20 tahun hukuman penjara. Meskipun sampai saat ini, Pollycarpus tidak mengakui dirinya sebagai pembunuh Munir, berbagai alat bukti dan skenario pemalsuan surat tugas dan hal-hal yang janggal. Namun, timbul pertanyaan, untuk apa Pollycarpus membunuh Munir. Apakah dia bermusuhan atau bertengkar dengan Munir. Tidak ada historis yang menggambarkan hubungan mereka berdua.Selidik demi selidik, akhirnya terungkap nomor yang pernah menghubungi Pollycarpus dari agen Intelinjen Senior adalah seorang mantan petinggi TNI, yakni Mayor Jenderal (Purn) Muchdi Purwoprandjono. Mayjen (Purn) Muchdi PR pernah menduduki jabatan sebagai Komandan Koppassus TNI Angkatan Darat yang ditinggali Prabowo Subianto (pendiri Partai Gerindra). Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Deputi Badan Intelijen Indonesia

PENYELESAIANKasus Munir merupakan contoh lemahnya penegakan HAM di Indonesia. Kasus Munir juga merupakan hasil dari sisa-sisa pemerintahan orde baru yang saat itu lebih bersifat otoriter. Seharusnya kasus Munir ini dijadikan suatu pelajaran untuk bangsa ini agar meninggalkan cara-cara yang bersifat otoriter k arena setiap manusia atau warga Negara memiliki hak untuk memperoleh kebenaran, hak hidup, hak memperoleh keadilan, dan hak atas rasa aman. Sedangkan bangsa Indonesia saat ini memiliki sistem pemerintahan demokrasi yang seharusnya menjunjung tinggi HAM seluruh masyarakat Indonesia.

4. Peristiwa Tanjung Priok

Kronologi

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang peristiwa Tanjung Priok. Karenanya, ia ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Sebagai seorang ulama dan tokoh masyarakat Tanjung Priok, sedikit banyak ia mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok. Berikut adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984, yang tertulis dalam eksepsi pembelaannya berjudul Musuh-musuh Islam Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesia.Tanjung Priok, Sabtu, 8 September 1984Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu, memasuki Mushala as-Saadah di gang IV Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka menyiram pengumuman yang tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan). Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja Islam (masjid) di Jalan Sindang. Tanjung Priok, Ahad, 9 September 1984 Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-Saadah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan kepada jamaah kaum muslimin. Tanjung Priok, Senin, 10 September 1984 Beberapa anggota jamaah Mushala as-Saadah berpapasan dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori mushala mereka. Terjadilah pertengkaran mulut yang akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul Makmur yang kebetulan lewat. Usul mereka supaya semua pihak minta penengahan ketua RW, diterima. Sementara usaha penegahan sedang.berlangsung, orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan permasalahan itu, membakar sepeda motor petugas Koramil itu. Kodim, yang diminta bantuan oleh Koramil, mengirim sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan. Ikut tertangkap 4 orang jamaah, di antaranya termasuk Ketua Mushala as-Saadah.Tanjung Priok, Selasa, 11 September 1984Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh Kodim, yang diyakininya tidak bersalah. Peran Amir Biki ini tidak perlu mengherankan, karena sebagai salah seorang pimpinan Posko 66, dialah orang yang dipercaya semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat. Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia.Tanjung Priok, Rabu, 12 September 1984Dalam suasana tantangan yang demikian, acara pengajian remaja Islam di Jalan Sindang Raya, yang sudah direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-Saadah, terus berlangsung juga. Penceramahnya tidak termasuk Amir Biki, yang memang bukan mubalig dan memang tidak pernah mau naik mimbar. Akan tetapi, dengan latar belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya, jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan memberi petunjuk. Pada kesempatan pidato itu, Amir Biki berkata antara lain, Mari kita buktikan solidaritas islamiyah.Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim. Mereka tidak bersalah. Kita protes pekerjaan oknum-oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu. Kita berhak membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko. Kalau mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya. Selanjutnya, Amir Biki berkata, Kita tidak boleh merusak apa pun! Kalau adayang merusak di tengah-tengah perjalanan, berarti itu bukan golongan kita (yang dimaksud bukan dan jamaah kita). Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua: sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim.Setelah sampai di depan Polres, kira-kia 200 meter jaraknya, di situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di tangan. Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu, terdengar militer itu berteriak, Mundur-mundur! Teriakan mundur-mundur itu disambut oleh jamaah dengan pekik, Allahu Akbar! Allahu Akbar! Saat itu militer mundur dua langkah, lalu memuntahkan senjata-senjata otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada di hadapan mereka, selama kurang lebih tiga puluh menit. Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit histeris; beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada. Malahan ada anggota militer yang berteriak, Bangsat! Pelurunya habis. Anjing-anjing ini masih banyak! Lebih sadis lagi, mereka yang belum mati ditendang-tendang dan kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati.Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang penuh dengan pasukan. Dari atas mobil truk besar itu dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi di pinggir-pinggir jalan. Lebih mengerikan lagi, truk besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang tiarap di jalan raya, melindas mereka yang sudah tertembak atau yang belum tertembak, tetapi belum sempat menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk tersebut. Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk digilas mobil truk besar terdengarjelas oleh para jamaah umat Islam yang tiarap di got-got/selokan-selokan di sisi jalan.

Setelah itu, truk-truk besar itu berhenti dan turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk, bagaikan melempar karung goni saja. Dua buah mobil truk besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni.Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat jamaah pengajian itu pergi, tidak lama kemudian datanglah mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang bertugas menyiram dan membersihkan darah-darah di jalan raya and di sisinya, sampai bersih.Sementara itu, rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin langsung oleh Amir Biki. Kira-kirajarak 15 meter dari kantor Kodim, jamaah pengajian dihadang oleh militer untuk tidak meneruskan perjalanan, dan yang boleh meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah pengajian itu, di antaranya Amir Biki. Begitu jaraknya kira-kira 7 meter dari kantor Kodim, 3 orang pimpinan jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya. Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur menggelepar-gelepar. Melihat kejadian itu, jamaah pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk, menjadi panik dan mereka berdiri mau melarikan diri, tetapi disambut oleh tembakan peluru otomatis. Puluhan orang jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid. Menurut ingatan saudara Yusron, di saat ia dan mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang beroda 10 itu, kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya, yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu RSPAD).Sesampainya di rumah sakit, mayat-mayat itu langsung dibawa ke kamar mayat, termasuk di dalamnya saudara Yusron. Dalam keadaan bertumpuk-tumpuk dengan mayat-mayat itu di kamar mayat, saudara Yusron berteriak-teriak minta tolong. Petugas rumah sakit datang dan mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat lain.Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila PanglimaABRI/Panglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya, apalagi pihak Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian sedini dan seawal mungkin. Ini karena pada tanggal 11 September 1984, sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya, saya sempat berbincang-bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga, Kepala Intel Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang rekannya yang ditahan, disebabkan membakar motor petugas. Bahkan, menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya, di saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984, menyatakan bahwa pada tanggal 12 September 1984, kira-kira pukul 10.00 pagi. Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas Intel Jaya. Penyebab

1.Petugas koramil menyiram pengumuman yang tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan)2. Pembakaran motor anggota koramil oleh orang tidak dikenal yang menyebabkan pihak koramil tidak terima. HaK yang dilanggarDibunuhnya jamaah-jamaah pengajian oleh pasukan ABRI Penyelesaian1.Warga seharusnya tidak melakukan demonstrasi karena bisa berakibat pada kerusuhan.2.Jika melakukan demonstrasi, seharusnya kedua belah pihak yaituABRI dan warga menahan emosi agar tidak terjadi hal-hal yangtidak diinginkan.3.Pelaku pembunuhan (ABRI) wajib diadili dengan seadil-adilnyaagar menimbulkan efek jera.

C. Penegakan HAM di Indonesia Indonesia dalam upaya menegakkan HAM di Indonesia membentuk beberapa lembaga terkait fungsi dan tugas dalam penegakan HAM yaitu :1. Komisi Nasional (KOMNAS) HAMdibentuk dengan keppres nomor 50tahun 1993.Pembentukan komisi ini merupakan jawabanterhadap tuntutan masyarakat maupun tekanandunia internasional tentang perlunya penegakan hak asasi manusia diIndonesia. Kemudian dengan lahirnya UURI no.39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia yang di dalamnya mengatur tentang komnas HAM (BAB VIII pasal 75 sd 99).

Tujuan terbentunya komnas HAM sebagai berikut :a. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hakasasimanusia sesuai dengan pancasila, UUD 1945, danpiagam PBB sertadeklarasi universal hakasasi manusia.b. Meningkatkan perlindungan dan penegakan hakasasi manusia gunaberkembangnya pribadi manusia indonesia seutuhnya dan kemampuanberpartisipasi dalam berbagai bidangkehidupan.

2. Pengadilan HAMPengadilanhammerupakanpengadilankhususyangberadadilingkungan peradilan umum dan berkedudukan di daerah kabupaten atau kota. Pengadilan ham pengadilan khusus terhadap pelanggaran hamberat yang meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksuduntuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompokbangsa, ras, kelompok, etnis, dan agama. Sedangkan yang dimaksud kejahatan terhadap kemanusiaan adalahsalah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluasatau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secaralangsung terhadap penduduk sipil.Pengadilan ham bertugas dan berwenang memeriksa dan memutusperkara pelanggaran ham yang berat. Pengadilan HAM juga berwenangmemeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang berat yang dilakukandi luar batas territorial wilayah negara RI oleh warga negara indonesia (WNI).3. Komisi Nasional Perlindungan Anak dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Tugas dari KNPA yaitu melakukan perlindungan anak dari perlakuan seperti diskriminasi, eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual,penelantaraan, kekejaman, kekerasan, penganiayaan,ketidakadilan dan perlakuan salah yang lain. Sedangkan KPAI bertugas untuk :a. melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yangberkaitan dengan perlindungan anak.b. mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan masyarakat, melakukanpenelaahan, pemantauan, evaluasi, dan pengawasan terhadap penyelenggaraanperlindungan anak.c. memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden dalamrangka perlindungan anak

4. Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap WanitaDibentuk berdasarkan Keppres no 181 tahun 1998. Dasar pembentukan komisi nasional ini adalah sebagai upaya mencegah terjadinya dan menghapus segalabentuk kekerasan terhadap perempuan. Komisi nasional ini bersifatindependen dan bertujuan :a. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan segalabentuk kekerasan terhadap perempuan dan penegakan hak-hak asasimanusia perempuan di Indonesiab. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segal bentukkekerasan terhadap perempuan dan perlindungan hak-hak asasiperempuanDalam rangka mewujudkan dan mendukung tujuan tersebut maka komnas nasional ini melakukan kegiatan seperti :a. penyebarluasan pemahaman, pencegahan, penanggulangan, penghapusansegala bentuk kekerasan terhadap perempuanb. Pengkajian dan penelitian terhadap berbagai instrumen PBBmengenaiperlindungan hak asasi manusia terhadap perempuan

5. Komisi Kebenaran dan RekonsiliasiKomisikebenarandanrekonsilialisidibentukberdasarkanUURInomor 27 tahun 2004 tentang komisi kebenaran dan rekonsilialisi.Keberadaan komisi kebenaran dan rekonsilialisi (KKR) berfungsi untuk :a. Menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi pada masa lalu diluar pengadilan guna mewujudkan perdamaian dan persatuan bangsa. b. Mewujudkan rekonsiliasi dan persatuan nasional dalam jiwa saling Pengertian. Dengan demikian diharapkan masalah pelanggaran HAM berat dapat diselesaikan. Apabila rasa keadilan dan keinginan masyarakat untuk mengungkap kebenaran dapat diwujudkan, maka akan dapat diwujudkan rekonsiliasi (perdamaian/perukunan kembali). Rekonsiliasi ini penting agar kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dihindarkan dari konflik dan dendam sejarah yang berkepanjangan antar sesama anak bangsa.komisi kebenaran dan rekonsiliasi mempunyai tugas: a. menerima pengaduan atau laporan dari pelaku, korban, atau keluarga korban yang merupakan ahli warisnyab. melakukan penyelidikan dan klarifikasi atas pelanggaran hak asasi manusia yang beratc. memberikan rekomendasi kepada presiden dalam hal permohonan amnesti d. menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah dalam hal pemberian kompensasi dan/ atau rehabilitasie. menyampaikan laporan tahunan dan laporan akhir tentang pelaksanaan tugas dan wewenang berkaitan dengan perkara yang ditanganinya, kepada presiden dan dewan perwakilan rakyat dengan tembusan kepada mahkamah agung.Komisi kebenaran dan rekonsiliasi mempunyai wewenang: a. melaksanakan penyelidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; meminta keterangan kepada korban, ahli waris korban, pelaku, dan/atau pihak lain, baik didalam maupun diluar negerib. meminta dan medapatkan dokumen resmi dari instansi sipil atau militer serta badan lain, baik yang ada didalam maupun diluar negeric. melakukan koordinasi dengan instansi terkait, baik didalam maupun diluar negeri untuk memberikan perlindungan kepada korban, saksi, pelapor, pelaku, dan barang bukti sesuai dengan peraturan perundang-undangand. memanggil setiap orang yang terkait untuk memberikan keterangan dan kesaksian; memutuskan pemberian kompensasi, restitusi, rehabilitasi, atau amnesti, apa bila perkara sudah didaftarkan kepengadilan hak asasi manusia.

D. Upaya Pemerintah Dalam Hal Penghormatan, Pengakuan dan Penegakan Hukum dan HAMUntuk mewujudkan dan menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia tidaklah semudah menuliskan serta mengucapkannya. Hal ini disebabkan banyak hambatan dan tantangan yang tidak lagi sebatas terorika, melainkan sudah menjadi realita yang tidak dapat dihindari apalagi ditunda-tunda. Dalam penegakan HAM melalui sistem hukum pidana yang telah berlaku di Indonesia terdapat kendala-kendala atau hambatan yang bersifat prinsipil substansil dan klasik. Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan, Dan memajukan Hak asasi manusia melalui langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik, social, budaya, pertahanan dan keamanan Negara, dan bidang lainnya. Bahwa untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin pelaksanaan hak asasi manusia serta memberikan perlindungan , kepastian keadilan dan perasaan aman kepada perorangan ataupun masyarakat, perlu dibentuk suatu pengadilan Hak asasi manusia untuk menyelesaikan pelanggaran Hak Asasi manusia yang berat sesuai dengan ketentuan pasal 104 ayat (1) UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak asasi manusia yakni UU No. 26 tahun 2000.

Program pemerintah dalam penegakan Hukum dan HAM (PP Nomor 7 tahun 2005) yaitu meliputi pemberantasan korupsi, anti terorisme, dan pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus selalu ditegakkan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten. Partisipasi masyarakat dapat pula berpartisipasi dalam perlindungan, penegakan, dan pemajuan hak asasi manusia. Masyarakat disini meliputi antara lain : setiap orang, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat atau lembaga kemasyarakatan lainnya seperti Perguruan Tinggi dan lembaga studi.

Rule Of Law INDONESIAPengertian Rule Of lawFriedman (1959) membedakan rule of law menjadi dua yaitu:Pertama, pengertian secara formal (in the formal sence) diartikan sebagai kekuasaan umum yang terorganisasi (organized public power), misalnya negara. Kedua, secara hakiki/materiil(ideological sense), lebih menekankan pada cara penegakannya karena menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk (just and unjust law). Rule of law terkait erat dengan keadilan sehingga harus menjamin keadilan yang dirasakan oleh masyarakat.Rule of law mengandung gagasan bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan system peraturan dan prosedur yang objektif, tidak memihak, tidak personal dan otonom.

2.2 Sejarah berdirinya rule of lawLatar belakang kelahiran rule of law:a. Diawali oleh adanya gagasan untuk melakukan pembatasan kekuasaan pemerintahan Negara.b. Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu Demokrasi Konstitusional.c. Perumusan yuridis dari Demokrasi Konstitusional adalah konsepsi negara hukum.Rule of law adalah doktrin hukum yang muncul pada abad ke 19, seiring degan negara konstitusidan demokrasi.

Rule of law adalah konsep tentang common lawUnsur-unsur rule of law menurut A.V. Dicey terdiri dari:Supremasi aturan-aturan hukum Kedudukan yang sama didalam menghadapi hukum. Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-undang serta keputusan-keputusan pengadilan.Paham rule of law di Inggris diletakan pada hubungan antara hukum dan keadilan, di Amerika diletakan pada hak-hak asasi manusia, dan di Belanda paham rule of law lahir dari paham kedaulatan Negara, melalui paham kedaulatan hukum untuk mengawasi pelaksanaan tugas kekuatan pemerintah. Di Indonesia, inti dari rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi seluruh masyarakatnya, khususnya keadilan social.

Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokrasi menurut rule of law adalah: Adanya perlindungan konstitusional Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak Pemilihan umum yang bebas. Kebebasan untuk menyatakan pendapat. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi. Pendidikan kewarganegaraan.

berdiri sendiri; dengan pemerintahan sendiri: daerah Ajaran dari suatu rezim yang dianggap benar sehingga harus dipatuhi (1) segala ketentuan dan aturan tt ketatanegaraan (undang-undang dasar dsb); (2) undang-undang dasar suatu Negara Penegakan hokum seluruh aspek negara menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun diatas prinsip keadilan dan egalitarian. kekuasaan tertinggi (teratas). bersangkutan dng, sesuai dengan, atau diatur oleh konstitusi suatu Negara.

2.3 Fungsi Rule Of LawFungsi Rule Of Law pada hakikat nya adalah jaminan adanya keadilan social bagi masyarakat, terutama keadilan social.Penjabaran prinsip-prinsip Rule Of Law secara formal termuat dalam pasal-pasal UUD 1945 yaitu: Pasal 1 ayat 3 Pasal 24 ayat 1 Pasal 27 ayat 1 Pasal 28D ayat 1 dan 2

2.4 Pelaksanaan Rule of LawAgar pelaksanaan rule of law bisa berjalan dengan yang diharapkan, maka:

Keberhasilan the enforcement of the rules of law harus didasarkan pada corak masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian masing-masing setiap bangsa. Rule of law yang merupakan intitusi sosial harus didasarkan pada budaya yang tumbuh danberkembang pada bangsa. Rule of law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan social, gagasan tentang hubungan antar manusia, masyarakat dan negara, harus ditegakan secara adil juga memihak pada keadilan.

mewujudkannya perlu hukum progresif (Setjipto Raharjo: 2004), yang memihak hanyapada keadilan itu sendiri, bukan sebagai alat politik atau keperluan lain. Asumsi dasar hokumprogresif bahwa hukum adalah untuk manusia, bukan sebaliknya. Hukum progresif memuatkandungan moral yang kuat.Arah dan watak hukum yang dibangun harus dalam hubungan yang sinergis dengan kekayaan yang dimiliki bangsa yang bersangkutan atau back to law and order, kembali pada hukum dan ketaatan hukum negara yang bersangkutan itu.Adapun negara yang merupakan negara hukum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Ada pengakuan dan perlindungan hak asasi. Ada peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak terpengaruh oleh kekuasaan ataukekuatan apapun Legalitas terwujud dalam segala bentuk.

Contoh: Indonesia adalah salah satu Negara terkorup di dunia (Masyarakat Transparansi Internasional: 2005).Beberapa kasus dan ilustrasi dalam penegakan rule of law antara lain: Kasus korupsi KPU dan KPUD; Kasus illegal logging Kasus dan reboisasi hutan yang melibatkan pejabat Mahkamah Agung (MA) Kasus-kasus perdagangan narkoba dan psikotripika Kasus perdagangan wanita dan anak.

2.5 Dinamika Pelaksanaan Rule Of Law di Indonesia

Dalam Proses Penegakan hokum di Indonesia di lakukan oleh lembaga penegak hukum yang terdiri dari:asas (kebenaran yg menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dsb); dasar

1. Kepolisianfungsinya memelihara keamanan dalam negeri. Yang memiliki tugas pokok yaitu: Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. Menegakan Hukum. Memberi perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.wewenang Mengawasi aliran yang menimbulkan perpecahan dan mengancam persatuan dan kesatuanbangsa. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangkapencegahan Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiataninstansi lain, serta kegiatan masyarakat. Memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya. Memberikan izin melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak, dan senjata tajam.

2. Kejaksaanwewenang dan tugas kejaksaan Melakukan penuntutan Melaksanakan penetapan hakim dan putusa pengadilan yang telah memperoleh kekuatanhukum tetap. melakukan pengawasan tehadap pelaksanaan putusan pidana masyarakat, putusan pidanapengawasan, dan keputusa lepas bersyarat. Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahansebelum dilimpahkan ke pengadilan dan dalam pelaksanaannya dikoordinasikan denganpenyidik.

3. KPK( komisi Pemberantasn Korupsi)KPK di tetapkan dengan UU no 20 tahun 2002 dengan tujuan meningkatkan daya gunadan hasil guna terhadap pemberantasan tindak pidana korupsi.

a. Tugas KPK berkoordinasi dengan instansi lain yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan Negara.wewenang KPK Melakukan pengawasan, penelitian, penelaahan, terhadap instansi yang menjalankan tugas dan wewenang dengan pemberantasan tindak korupsi. Mengambil alih penyidikan dan penuntutan terhadap pelaku tindak korupsi yang sedang dilakukan oleh kepolisian dan kejaksaan. Menetapkan system pelaporan dalam kegiatan pemberantasan korupsi. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi. hanya menangani perkara korupsi yang terjadi setelah 27 Desember 2002. peradilan tindak pidana korupsi tidak bisa berjalan dengan landasan hukum UU KPK.4. Badan peradilan

1) Mahkamah Agung (MA)merupakan puncak kekuasaan kehakiman di Indonesia. MA mempunyai kewenangan: Mengadili pada tingkat kasai terhadap putusan yang diberikan pada tingkat terakhir olehperadilan. Menguji peraturan perundang- undangan di bawah undang-undang terhadap Undang-undang Kewanangan lain yang ditentukan undang-undang. 2) Mahkamah Konstitusi (MK)merupakan lembaga peradilan pada tignkat pertama dan terakhir: Menguji undang-undang terhadap UUD 1945 Memutuskan sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD1945 Memutuskan pembubaran parpol Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilihan umum

3) Peradilan Tinggi dan Negerimerupakan peradilan umum di tingkat provinsi dan kabupaten. Fungsi kedua peradilan tersebut adalah menyelenggarakan peradilan baik pidana dan perdata di tingkat kabupaten, dan tingkat banding di peradilan tinggi. Pasal 57 UU No. 8 tahun 2004 menetapkan agar peradilan memberikan prioritas peradilan terhadap tindak korupsi, terorisme, narkotika atau psikotropika ,pencucian uang, dan selanjutnya, tindak pidana.

hubungan rule of law dengan ham ( hak asasi manusia) peerenboom menyatakan bahwa yang menjadi persoalan bukanlah prinsip-prinsip rule of law, tetapi adalah kegagalan untuk menaati prinsip-prinsip tersebut. akan tetapi yang jelas menurutnya adalah bahwa rule of law bukanlah obat mujarab yang dapat mengobati semua masalah. bahwa rule of law saja tidak dapat menyelesaikan masalah. peerenboom menyatakan bahwa rule of law hanyalah satu komponen untuk sebuah masyarakat yang adil. nilai-nilai yang ada dalam rule of law dibutuhkan untuk jalan pada nilai-nilai penting lainnya. dengan demikian rule of law adalah jalan tetapi bukan tujuan itu sendiri.berkaitan dengan hak asasi manusia sendiri, terutama hak ekonomi, sosial dan budaya, adalah menarik bahwa peerenboom menyatakan rule of law sangat dekat dengan pembangunan ekonomi. selanjutnya dia menyatakan bahwa memperhitungkan pentingnya pembangunan ekonomi bagi hak asasi manusia maka dia menyatakan agar gerakan hak asasi manusia memajukan pembangunan. di sini sangat penting untuk diingat bahwa menurut peerenboom sampai sekarang kita gagal untuk memperlakukan kemiskinan sebagai pelanggaran atas martabat manusia dan dengan demikian hak ekonomi, sosial dan budaya tidak diperlakukan sama dalam penegakan hukumnya seperti hak sipil dan politik. dalam pemenuhan hak ekonomi, sosial dan budaya, menurutnya rule of law saja tidak akan cukup untuk dapat menjamin pemenuhan hak ekonomi, sosial dan budaya tanpa adanya perubahan tata ekonomi global baru dan adanya distribusi sumber alam global yang lebih adil dan seimbang. oleh karena itu menurutnya pemenuhan hak ekonomil, sosial dan budaya juga memerlukan perubahan yang mendasar pada tata ekonomi dunia. terakhir yang harus dicatat adalah peringatan peerenboom tentang bahaya demokratisasi yang prematur. menurutnya kemajuan hak asasi manusia yang signifikan hanya dapat tercapai dalam demokrasi yang consolidated, sementara demokrasi yang prematur mengandung bahaya yang justru melemahkan rule of law dan hak asasi manusia terutama pada negara yang kemudian terjadi kekacauan sosial (social chaos) atau pun perang sipil (civil war). hal lain yang penting dikemukakan oleh peerenboom adalah bahwa rule of law membutuhkan stabilitas politik, dan negara yang mempunyai kemampuan untuk membentuk dan menjalankan sistem hukum yang fungsional. stabilitas politik saja tidak cukup. dalam hal ini dibutuhkan hakim yang kompeten dan peradilan yang bebas dari korupsi. pada intinya peerenboom menyatakan bahwa walaupun rule of law bukanlah obat mujarab bagi terpenuhinya hak asasi manusia, namun demikian,adalah benar pelaksanaan rule of law akan menyebakan kemajuan kulitas hidup dan pada akhirnya terpenuhinya hak asasi manusia.