22
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pidana mati atau yang lebih dikenal sebagai hukuman mati, dewasa ini menjadi topik menarik dalam berbagai diskursus politik, kemanusiaan, akademik, hingga keagamaan. Fenomena hukuman mati begitu booming seiring dengan bertambahnya jumlah orang yang dijerat pidana mati karena telah melakukan tindak pidana tertentu yang secara yuridis telah memenuhi syarat untuk dipidana dengan pidana mati 1 Hukuman mati tampil sebagai jargon yang sangat mengerikan. Betapa tidak, hak yang paling asasi, yaitu hak hidup, harus dirampas oleh tangan hukum yang memiliki jerat bagi siapa saja yang berani menantangnya. Hal biasa yang selalu muncul adalah ada pihak yang pro dan kontra terhadap hukuman tersebut. Berbagai sudut pandang digunakan guna memperkuat argumen mereka tentang sah atau 1 Ali Mansyur, 2007, Aneka Persoalan Hukum, Semarang, Unissula Press Barda Nawawi Arief, 1996, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Bandung: Citra Aditya Bhakti. 1

HAM DI INDONESIA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hubungan Internasionak

Citation preview

Page 1: HAM DI INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pidana mati atau yang lebih dikenal sebagai hukuman mati, dewasa ini

menjadi topik menarik dalam berbagai diskursus politik, kemanusiaan, akademik,

hingga keagamaan. Fenomena hukuman mati begitu booming seiring dengan

bertambahnya jumlah orang yang dijerat pidana mati karena telah melakukan tindak

pidana tertentu yang secara yuridis telah memenuhi syarat untuk dipidana dengan

pidana mati1

Hukuman mati tampil sebagai jargon yang sangat mengerikan. Betapa tidak,

hak yang paling asasi, yaitu hak hidup, harus dirampas oleh tangan hukum yang

memiliki jerat bagi siapa saja yang berani menantangnya. Hal biasa yang selalu

muncul adalah ada pihak yang pro dan kontra terhadap hukuman tersebut. Berbagai

sudut pandang digunakan guna memperkuat argumen mereka tentang sah atau

tidaknya hukuman mati ini, mulai dari sisi agama, hukum social budaya dan tentu

saja hak asasi manusia. Hukuman mati di Indonesia bukanlah hukuman yang popular.

Sebab dalam pelaksanaannya sering mendapatkan kritikan dan kecaman dari berbagai

pihak, terutama para pegiat HAM. Hukuman mati dipandang sebagai bentuk

pelanggaran HAM.

Indonesia merupakan salah satu negara yang masih mempertahankan dan

mengakui legalitas pidana mati sebagai salah satu cara untuk menghukum pelaku

tindak kejahatan. Bahkan keberadaan pidana mati di Indonesia akan terus

1 Ali Mansyur, 2007, Aneka Persoalan Hukum, Semarang, Unissula Press Barda Nawawi Arief, 1996, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Bandung: Citra Aditya Bhakti.

1

Page 2: HAM DI INDONESIA

berlangsung pada waktu yang akan datang karena dalam Rancangan KUHP (Baru),

pidana mati masih merupakan salah satu sanksi pidana yang dipertahankan untuk

menghukum pelaku kejahatan. Sementara Hukum dibuat untuk mengatur agar

kepentingan-kepentingan yang berbeda antara pribadi, masyarakat, dan negara dapat

dijamin dan diwujudkan tanpa merugikan pihak yang lain.2

Baru-baru ini kasus terpidana “Bali Nine” sedang marak diperbincangkan,

kasus tersebut telah menyita banyak perhatian mulai dari masyarakat Indonesia

sendiri hingga masyarakat Internasional ikut turut mengikuti perkembangan kasus

terpidana Bali Nine. Bali Nine adalah kelompok penyelundup narkoba beranggotakan

sembilan orang yang ditangkap di Bali. Mereka ditangkap pada 17 April 2005 karena

menyelundupkan heroin seberat 8,3 kg. Mereka berhasil ditangkap berkat informasi

yang diberikan oleh polisi Australia. Tujuh dari Sembilan anggota Bali Nine dihukum

seumur hidup sementara terpidana mati kasus Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran

Sukumaran telah dipindahkan dari penjara Kerobokan di bawah pengawalan super

ketat dalam perjalanan ke Pulau Nusa Kambangan tempat mereka akan dieksekusi.3

Dari permasalahan tersebut menurut penulis sangat menarik untuk dibahas.

Dikarenakan permasalahan tersebut sedang marak diperbincangkan dan kasus

tersebut juga menyita banyak perhatian. Baik dalam negeri maupun luar negeri.

Karena permasalahan tersebut menyangkut hidup dan mati seseorang, dan juga

2 Andi Hamzah,. dan A. Sumangelipu, Pidana Mati Di Indonesia Di Masa Lalu, Kini Dan Di Masa Depan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1993, h. 31.3 Eksekusi Mati Bagaimana Nasib 7 Terpidana Bali Nine Lainnya dalam http://dunia.tempo.co/read/news/2015/03/05/120647321/Eksekusi-Mati-Bagaimana-Nasib-7-Terpidana-Bali-Nine-Lainnya (diakses pada tanggal 24 juni 2015 pukul 13:22)

2

Page 3: HAM DI INDONESIA

menuai banyak perdebatan apakah hukuman mati memang pantas dijatuhkan untuk

para pengedar narkoba?

Previous study dalam hukuman mati juga pernah dibuat oleh Dinda Asri

dalam makalah yang berjudul “Konsep Hukum sebagai Yurisprudensi (Keputusan

Hakim) dalam Hukuman Mati di Indonesia”. Dalam makalah tersebut, si penulis

membahas tentang konsep hukuman mati yang dipakai di Indonesia dan mengambil

contoh kasus yaitu hukuman mati pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono. Critical review untuk makalah tersebut adalah makalah tersebut kurang

membahas hukuman mati dari berbagai perspektif yang ada. Contohnya dari

perspektif liberalis atau pancasila. Dan kurang membahas lebih dalam tentang contoh

kasus hukuman mati. Perbedaan antara makalah tersebut dengan proposal yang dibuat

oleh penulis adalah : Dinda Asri membahas hukuman mati pada masa Pemerintahan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sementara penulis proposal ini, menulis

hukuman mati pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Dibandingkan dengan Presiden sekarang, yakni pada Pemerintahan Presiden

Joko Widodo. Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah

menyelenggarakan 13 kali eksekusi mati. Contohnya adalah kasus Tibo cs yang

menjadi tersangka kerusuhan di Poso, Amrozi cs yang menjadi pelaku Bom Bali I

dan kasus-kasus criminal lainnya. Sedangkan pada pemerintahaan dan presiden baru

Indonesia pada saat ini yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, sudah ada kasus

hukuman mati pada masa beliau menjabat sebagai presiden Indonesia. Diantaranya

adalah kasus hukuman mati kepada terpidana kasus Bali Nine.

3

Page 4: HAM DI INDONESIA

Seiring waktu berjalan, perdebatan mengenai hukuman mati akan terus

bergulir karena setiap memiliki starting point yang berbeda. Dan dari fenomena

inilah, penulis ingin membahas tentang problematika dan dilematis akan hukuman

mati pada pemerintahan Presiden Joko Widodo dikarenakan pelaksanaan hukuman

mati tersebut seakan “menggantung” dan tidak cepat diselesaikan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tekanan Australia atas penundaan hukuman mati warga

Negara Australia dalam kasus Bali Nine di Indonesia?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa saja tekanan yang dihadapi oleh Indonesia

yang diberikan Australia atas penundaan hukuman mati warga

Negara Australia dalam kasus Bali Nine.

2. Untuk memenuhi syarat Ujian Tengah Semester dalam matakuliah

Metode Penelitian Hubungan Internasional.

1.3.2. Manfaat Penelitian

1. Menjelaskan arah kebijakan Presiden Jokowi dalam menghadapi

hukuman mati di Indonesia.

2. Menjadi sarana dan informasi yang bersifat ilmiah, bersifat ilmiah

karena proposal ini dilengkapi oleh sumber yang baik dan

terpecaya. Baik untuk kalangan akademis maupun umum.

3. Menjadi bahan pembelajaran dan membuka wawasan tentang

hukuman mati untuk kalangan akademis maupun umum.

4

Page 5: HAM DI INDONESIA

1.4. Perspektif Dasar dan Relevansi Terhadap Rumusan Masalah

Liberalisme adalah ideologi yang bertumpu kepada filosofi individualisme,

pandangan yang mengedepankan kebebasan orang per orang. Dengan demikian,

individu dengan segala kebebasannya diberi kesempatan seluas-luasnya untuk

mengaktualisasikan dirinya dengan maksimal.4 Konsepsi HAM dari perspektif

liberalisme secara formal dapat dibaca dalam Deklarasi Kemerdekaan 13 Negara-

negara Amerika 1776 “…we hold these truths to be self-evident; that all men created

equal;that they are endowed by their Creator with certain inalienable rights, liberty,

and the pursuit of happiness.”5

Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa makhluk dilahirkan merdeka dan

tetap merdeka, manusia mempunyai hak yang sama, manusia merdeka berbuat

sesuatu tanpa merugikan pihak lain, warga negara mempunyai hak yang sama dan

mempunyai kedudukan dan pekerjaan umum, manusia tidak boleh dituduh dan

ditangkap selain menurut undang-undang, manusia mempunyai kemerdekaan agama

dan kepercayaan, dan manusia merdeka mengeluarkan pikiran.

Dari pernyataan tersebut, tergambarkan bahwa mengedepankan HAM

merupakan reaksi keras terhadap hukuman mati. Dengan demikian, melalui paham

liberal, posisi HAM diakui dan dijunjung tinggi oleh negara serta dilaksanakan oleh

4 Prof. A. Mansyur Effendi, SH.M.S dan Taufani Sulimana Evandri, SH.MH. 2007. HAM dalam Dimensi/Dinamika Yuridis, Sosial, Politik dan Proses Penyusunan/Aplikasi Ha-Kham dalam Masyarakat. Bogor: Ghalia Indonesia. hal.105 Maurice Cranston (1983) dalam Prof. A. Mansyur Effendi, SH.M.S dan Taufani Sulimana Evandri, SH.MH. 2007. HAM dalam Dimensi/Dinamika Yuridis, Sosial, Politik dan Proses Penyusunan/Aplikasi Ha-Kham dalam Masyarakat. Bogor: Ghalia Indonesia. hal.11

5

Page 6: HAM DI INDONESIA

pemerintah. Penghormatan atas hak-hak individu yang terkesan tanpa batas menuai

kritik, bahwa hal ini merupakan kelemahan paham individualisme.

Secara garis besar, HAM dapat dibedakan menjadi beberapa kategori6, yaitu :

a. Hak-hak asasi pribadi atau personal rights, yang meliputi kebebasan

menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak

dan sebagainya.

b. Hak-hak asasi ekonomi atau property rights, yaitu hak untuk memiliki

sesuatu, membeli, menjual, dan memanfaatkannya.

c. Hak-hak asasi politik atau politic rights, yaitu hak untuk ikut serta dalam

pemerintahan, hak untuk dipilih dan memilih dalam suatu pemilihan

umum, hak untuk mendirikan partai politik dan sebagainya.

d. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan

pemerintahan atau rights of legal equality.

e. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau social and culture rights, seperti

hak untuk memilih pedidikan dan hak untuk mengembangkan

kebudayaan.

Hak asasi untuk mendapatkan perlakukan yang sesuai dengan tata cara

peradilan dan perlindungan atau procedural rights, seperti peraturan mengenai

penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan pengadilan.

Pemerintah Indonesia akan mengeksekusi mati dua terpidana warga Negara

asal Australia yang tergabung dalam kelompok Bali Nine. Yakni Andrew Chan dan 6 Sulaiman Hamid. 2002. HAM dalam Lembaga Suaka Hukum Intrnasional. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. hal.29

6

Page 7: HAM DI INDONESIA

Myuran Sukumaran. Dua terpidana mati ini sudah dibawa ke Lapas Nusakambangan

dan akan di eksekusi mati oleh juru tembak yang ada disana.

Namun, niatan eksekusi mati terpidana narkoba ini banyak menuai kecaman

dari dunia internasional. Pemerintah Australia merasa tidak terima jika dua warga

negaranya akan dieksekusi mati oleh tim dari Kejaksaan Agung.

Perdana Menteri Australia, Tonny Abbot bahkan sudah mengeluarkan

warning kepada Pemerintah Indonesia. Bentuk peringatan itu adalah dengan menarik

duta besar Australia di Indonesia untuk pulang ke negeri kanguru.

“Kami akan mencari cara supaya rasa kekecewaan kami diketahui. Kami akan

menghormati kedaulatan Indonesia tetapi kami akan lebih menghargai sikap

kebesaran hati dalam kasus ini.” Ujarnya seperti dilansir Aljazeera beberapa waktu

lalu. Tidak hanya Abbott, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop bahkan lebih

keras menolak hukuman mati itu. Dia mengancam akan melarang para turis Australia

untuk datang ke Indonesia. Seperti diketahui, salah satu devisa wisata terbesar

disumbangkan dari turis Australia yang berlibur ke Bali.

“Saya pikir orang Australia akan menunjukan ketidaksetujuan mereka atas

eksekusi ini. Dan itu menjadi salah satu pertimbangan mereka saat menentukan

hendak kemana saat liburan.” Ancam Julie Bishop.

Bukan itu saja protes yang dilontarkan ke Indonesia. Bahkan Persatuan

Bangsa-Bangsa (PBB) juga tidak setuju dengan hukuman mati. PBB meminta agar

hukuman mati itu tidak lagi diberlakukan di Indonesia. “PBB menentang pelaksanaan

hukuman mati dengan alasan apapun. Sekjen meminta Indonesia mempertimbangkan

7

Page 8: HAM DI INDONESIA

ulang vonis eksekusi terhadap pelaku kejahatan narkoba.” Kata Juru Bicara PBB

Stephane Dujarric.

Namun demikian, meski dikecam berbagai penjuru pemerintahan Presiden

Jokowi tidak gentar untuk mengeksekusi mati dua terpidana narkoba. Hal ini

dilakukan untuk membuktikan jika Indonesia sedang melakukan perang terhadap

kejahatan narkoba.7

Sementara Perdana Menteri Australia Tony Abbot menyatakan geram dan

menyesali keputusan Indonesia yang meneruskan rencana eksekusi dua warga

negaranya yang terlibat kasus narkoba. “Saat ini jutaan warga Australia merasakan

sakit atas rencana eksekusi atas dua warganya,” kata Abbott kepada Australian

Broadcasting Corp Radio yang dilansir kantor berita Reuters.

Pernyataan ini disampaikan Abbott setelah Andrew Chan dan Myuran

Sukumaran dipindahkan dari Lembaga Permasyarakatan Kerobokan ke

Nusakambangan, Rabu, 4 Maret 2015. “Posisi Australia jelas, kami melawan

kejahatan narkoba, tapi kami membenci hukuman mati,” ujar Abbott.

Austalia berkali-kali melobi Indonesia agar membebaskan Andrew Chan, 31

tahun, dan Myuran Sukumaran, 33 tahun. Keduanya ditahan pada April 2005 setelah

menyelundupkan 8 kilogram heroin dari Bali menuju Australia.

7 Dikecam dunia indonesia tak gentar hukum mati warga Australia dalam http://www.beritaenam.com/berita-1955-dikecam-dunia-indonesia-tak-gentar-hukum-mati-warga-australia (diakses pada tanggal 26 april 2015 pukul 17:44)

8

Page 9: HAM DI INDONESIA

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, di hadapan parlemen Australia,

kemarin, mengatakan ada reaksi jika keduanya dieksekusi. “Saya yakin Indonesia

mengerti ini aka nada konsekuensinya,” kata Bishop, yang dilansi Channel Nine.8

Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Armanatha Nasir,

menyebut tawaran pertukaran terpidana mati dari Menteri Luar Negeri Australia Julie

Bishop untuk menyelamatkan duo Bali Nine sulit dipenuhi. "Karena tak ada undang-

undang yang mengatur pertukaran terpidana," ujar Armanatha ketika dihubungi via

telepon, Kamis, 5 Maret 2015.

Diberitakan sebelumnya, Julie Bishop menawarkan kepada pemerintah

Indonesia untuk menukar duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran

Sukumaran, dengan tiga terpidana asal Indonesia di Australia. Bishop meminta

tawaran itu direspons dalam waktu sebelas jam.

Andrew Chan dan Myuran Sukumaran terlibat penyelundupan delapan

kilogram heroin pada 2005. Mereka kemudian divonis mati pada 2006. Kemarin,

keduanya dipindah dari Lapas Kerobokan, Bali, ke Lapas Nusakambangan terkait

dengan persiapan eksekusi mati gelombang dua.

Armanatha melanjutkan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah

menyampaikan sikap pemerintah ke Bishop via telepon. "Menlu Bishop sempat

menelepon Menlu RI untuk mengusahakan penyelamatan warganya. Salah satu yang

disampaikan adalah penukaran itu. Menlu (Retno) kemudian membalas tak ada

aturannya," ujar Armanatha.

8 Bali Nine dieksekusi, Abbott: Australia sakit. dalam http://dunia.tempo.co/read/news/2015/03/05/120647291/bali-nine-dieksekusi-abbott-australia-sakit (diakses pada tanggal 24 juni 2015 pukul 14:08)

9

Page 10: HAM DI INDONESIA

Secara terpisah, Jaksa Agung Muhammad Prasetyo juga mengatakan hal

serupa bahwa tak ada aturan yang mengatur penukaran itu. "Dan tak pernah ada

penukaran, saya rasa itu tak lazim," ujarnya.9

Dan episode tarik ulur teraktual saat ini adalah kembali tertundanya eksekusi

hukuman mati atas sepuluh terpidana kasus distribusi narkoba karena ada lima orang

di antara mereka yang masih menjalankan upaya hukum untuk lolos dari vonis itu. 

Tiga di antaranya adalah  Mary Jane Viesta Veloso asal Filipina, Serge Areski

Atlaoui asal Perancis, dan Martin Anderson asal Ghana yang mengajukan Peninjauan

Kembali (PK) ke Mahkamah Agung. Dan, yang menggelikan, duo ‘Bali Nine’ asal

Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran berupaya mementahkan penolakan

grasi Presiden Jokowi melalui Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).10 Upaya hukum

duo ‘Bali Nine’ yang dinilai Jaksa Agung, HM Prasetyo, sebagai ‘tidak lazim’. itu toh

nyatanya dilayani juga oleh sistem peradilan di republik tercinta ini dan hasil

sementaranya, pelaksanaan hukuman mati bagi para terpidana penghancur moral

generasi pewaris masa depan bangsa kita itu akan tertunda sampai berbulan-bulan ke

depan.

Penolakan grasi memiliki makna bahwa Presiden Jokowi menolak untuk

meringankan atau merubah jenis pidana, mengurangi jumlah pidana, dan menghapus

pelaksanaan pidana. Tindakan duo ‘Bali Nine’ menggugat penolakan grasi tersebut

9 Soal barter napi dengan australia, ini jawaban menteri retno dalam http://nasional.tempo.co/read/news/2015/03/05/078647426/soal-barter-napi-dengan-australia-ini-jawaban-menteri-retno (diakses pada tanggal 24 juni 2015 pukul 14:13)10Kejagung pertegas segera eksekusi terpidana mati dalam http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/02/05/nj9ihw-kejagung-pertegas-segera-eksekusi-terpidana-mati (diakses pada tanggal 26 april 2015 pukul 18:28)

10

Page 11: HAM DI INDONESIA

dengan memperkarakannya di PTUN terkesan ‘ajaib’ karena lembaga peradilan yang

dibentuk berdasarkan UU no 5/1986 Tentang  Peradilan Tata Usaha Negara dan UU

no 9/2004 Tentang Perubahan Atas UU no 5/1986 Tentang Peradilan Tata Usaha

Negara itu bertugas untuk menyelesaikan sengketa antara pemerintah dan

warganegaranya. Sengketa yang dimaksud terjadi karena adanya tindakan-tindakan

pemerintah yang melanggar hak-hak warganegara.11

Berbagai tekanan dari pemerintah negara-negara lain seperti Australia, Brazil,

dan Perancis yang warganya termasuk dalam rombongan terpidana mati tersebut

nampaknya lumayan berhasil membuat perangkat pemerintahan, khususnya,

peradilan negeri ini menjadi gamang dalam menjalankan otoritasnya padahal

mayoritas bangsa yang mereka pimpin sudah menyatakan dukungan bahkan

dorongan agar eksekusi bisa segera dilaksanakan.

Presiden Joko Widodo tampaknya tak antusias lagi menyikapi hukuman mati

yang diterapkan pemerintah Indonesia. Berkali-kali membela diri soal kedaulatan

hukum di Indonesia, kini Jokowi mulai enggan berkomentar atas sikap keras Presiden

Perancis Francois Hollande dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa Ban

KimMoon. “Nanti ditanyakan ke Kejagung. Saya sudah berkali-kali sampaikan, saya

enggak akan ngomong lagi,” ujar Jokowi sebelum lepas landas menuju Kuala

Lumpur di Bandara Halim Perdana Kusuma.

Jokowi juga mengulang pernyataannya saat wartawan bertanya bahwa

Perancis mengancam akan menarik duta besarnya jika Indonesia tetap akan

11Jaksa Agung Pastikan Eksekusi Mati Terpidana Narkoba Ditunda dalam http://nasional.kompas.com/read/2015/03/18/19484871/Jaksa.Agung.Pastikan.Eksekusi.Mati.Terpidana.Narkoba.Ditunda (diakses pada tanggal 26 april 2015 pukul 18:30)

11

Page 12: HAM DI INDONESIA

menjatuhkan hukuman mati pada salah satu warga negaranya, Serge Ataloui. Serge

mereupakan salah satu diantara 10 terpidana mati yang akan menghadapi eksekusi

dalam waktu dekat. “saya tidak akan menjawab mengenai itu. Sudah cukup jawaban

saya dari dulu. Saya enggak mau ngomong lagi.” Kata Jokowi.

Seperti deketahui, saat ini sejumlah terpidana mati mulai melakukan tahap

isolasi di Lapas Besi, Nusakambangan, Jawa Tengah. Mereka sudah mendapat

notifikasi akan dilakukannya eksekusi dalam waktu dekat. Notifikasi itu juga sudah

diterima pihak kedutaan besar hingga pihak keluarga.

Meski demikian, hingga saat ini Kejaksaan Agung belum memberikan

pernyataan resmi waktu dilakukan eksekusi. PBB, Perancis, dan Australia menentang

keras pelaksanaan hukuman mati itu. Presiden Perancis Francois Hollande bahkan

mengancam dengan menyatakan bahwa pelaksanaan hukuman mati akan

mengganggu hubungan bilateral Perancis dengan Indonesia. Dia juga menyatakan

Perancis akan mengumpulkan negara-negara yang warganya terancam hukuman mati

di Indonesia dan menyatakan sikap bersama.12

12 PBB dan Perancis Kecam Hukuman Mati, Jokowi Mulai "Ogah" Berkomentar dalam http://nasional.kompas.com/read/2015/04/26/15583661/PBB.dan.Perancis.Kecam.Hukuman.Mati.Jokowi.Mulai.Ogah.Berkomentar (diakses pada tanggal 26 april 2015 pukul 18:42)

12

Page 13: HAM DI INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

1. Hamzah, Ali, dan A. Sumangelipu, 1993, Pidana Mati Di Indonesia Di Masa Lalu, Kini Dan Di Masa Depan, Ghalia Indonesia, Jakarta.

2. Mansyur, Ali, 2007, Aneka Persoalan Hukum, Semarang, Unissula PressBarda Nawawi Arief, 1996, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Bandung: Citra Aditya Bhakti.

3. Maurice, Cranston, 1983 dalam Prof. Effendi, Mansyur. A. SH.M.S dan Evandri, Taufani Sulimana SH.MH, 2007, HAM dalam Dimensi/Dinamika Yuridis, Sosial, Politik dan Proses Penyusunan/Aplikasi Ha-Kham dalam Masyarakat. Bogor: Ghalia Indonesia.

4. Prof. Effendi, A. Mansyur SH.M.S dan Evandri, Taufani Sulimana SH.MH. 2007, HAM dalam Dimensi/Dinamika Yuridis, Sosial, Politik dan Proses Penyusunan/Aplikasi Ha-Kham dalam Masyarakat. Bogor: Ghalia Indonesia.

5. Sulaiman, Hamid, 2002, HAM dalam Lembaga Suaka Hukum Intrnasional. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

WEBSITE :

1. Eksekusi Mati Bagaimana Nasib 7 Terpidana Bali Nine Lainnya dalam http://dunia.tempo.co/read/news/2015/03/05/120647321/Eksekusi-Mati-Bagaimana-Nasib-7-Terpidana-Bali-Nine-Lainnya (diakses pada tanggal 24 juni 2015 pukul 13:22)

2. Dikecam dunia indonesia tak gentar hukum mati warga Australia dalam http://www.beritaenam.com/berita-1955-dikecam-dunia-indonesia-tak-gentar-hukum-mati-warga-australia (diakses pada tanggal 26 april 2015 pukul 17:44)

3. Bali Nine dieksekusi, Abbott: Australia sakit. dalam http://dunia.tempo.co/read/news/2015/03/05/120647291/bali-nine-dieksekusi-abbott-australia-sakit (diakses pada tanggal 24 juni 2015 pukul 14:08)

4. Soal barter napi dengan australia, ini jawaban menteri retno dalam http://nasional.tempo.co/read/news/2015/03/05/078647426/soal-barter-napi-dengan-australia-ini-jawaban-menteri-retno (diakses pada tanggal 24 juni 2015 pukul 14:13)

13

Page 14: HAM DI INDONESIA

5. Kejagung pertegas segera eksekusi terpidana mati dalam http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/02/05/nj9ihw-kejagung-pertegas-segera-eksekusi-terpidana-mati (diakses pada tanggal 26 april 2015 pukul 18:28)

6. Jaksa Agung Pastikan Eksekusi Mati Terpidana Narkoba Ditunda dalam http://nasional.kompas.com/read/2015/03/18/19484871/Jaksa.Agung.Pastikan.Eksekusi.Mati.Terpidana.Narkoba.Ditunda (diakses pada tanggal 26 april 2015 pukul 18:30)

7. PBB dan Perancis Kecam Hukuman Mati, Jokowi Mulai "Ogah" Berkomentar dalam http://nasional.kompas.com/read/2015/04/26/15583661/PBB.dan.Perancis.Kecam.Hukuman.Mati.Jokowi.Mulai.Ogah.Berkomentar (diakses pada tanggal 26 april 2015 pukul 18:42)

14