17
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guinensis Jacq.) LAPORAN OLEH : AMEILIA ZULIYANTI SIREGAR. S.Si, M.Sc 19730527 200512 002 DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 Universitas Sumatera Utara

Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KELAPA SAWIT

(Elaeis guinensis Jacq.)

LAPORAN

OLEH :

AMEILIA ZULIYANTI SIREGAR. S.Si, M.Sc 19730527 200512 002

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KELAPA SAWIT

(Elaeis guinensis Jacq.)

Hama-Hama Pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

1. Kumbang Badak (Oryctes rhinoceros L.)

Bagian Tanaman yang diserang : pupus daun (daun tombak).

Stadia hama yang merugikan : kumbang.

Siklus Hidup

Siklus hidupnya berlangsung sekitar 5 – 6 bulan, masa inkubasi 2 minggu,

masa Instar 3 minggu, masa pupa 3 minggu, masa kelangsungan seksual 3

minggu, pra pupa 3 – 4 bulan. Larva berkembang pada kayu lapuk,bekas

tumbangan pohon sawit, kompos dan hampir pada semua bahan organik yang

sedang mengalami proses pembusukan dengan kelembaban yang cukup, termasuk

batang kelapa sawit.

Gambar 2. Telur, Larva, Pupa & Imago Oryctes rhinoceros L. Sumber : http://www.biolib.cz (Diakses tanggal 16 Juli 2011)

Gejala Serangan

Kumbang ini membuat lobang di dalam pupus daun yang belum

membuka, dimulai dari pangkal pelepah. Pada waktu pupus daun membuka akan

terlihat tanda serangan berupa potongan simentris dikedua sisi pelepah daun

tersebut. Pada tanaman muda, serangan hama ini akan menghambat pertumbuhan

dan bahkan dapat mematikan tanaman kelapa sawit pada tahun pertama.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

Gambar 3. Gejala Serangan Oryctes rhinoceros L.

Sumber : Foto Langsung (2011)

Metode Sensus

Sensus dilaksanakan dengan norma 0,2 Us/ha. Setiap petugas memeriksa

semua pohon. Pohon yang terserang diberi tanda sesuai kriteria serangan dan

dicatat pada formulir sensus yang telah tersedia. Apabila dijumpai serangan baru

dan kumbang masih berada dalam lobang korekan, kumbang tersebut segera

dikeluarkan dan dimatikan dan dibawa ke kantor Afdeling sebagai bukti.

Demikian juga apabila pupus mengalami serangan dan sudah membusuk, pupus

tersebut segera ditarik supaya tunas baru dapat tumbuh kembali dengan lurus.

Kriteria Serangan :

Ringan : Tanaman dikorek, pucuk belum rusak

Sedang : Tanaman dikorek, pucuk rusak tetapi tumbuh lagi

Berat : Tanaman dikorek, pucuk tidak tumbuh dan perlu disisip.

Pengendalian

Pengendalian dimulai sejak persiapan lahan untuk penanaman baru atau

peremajaan yang dilakukan dengan cara :

Menanam tanaman penutup tanah (kacangan) dengan baik, khususnya

rumpukan batang harus tertutup 100%.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

Menanam Koro Benguk (Mucuna sp.)

Pemberantasan / Pengendalian secara manual dan kimia

a. Cara Manual

Mengeluarkan dan mengumpulkan kumbang. Tindakan pengendalian ini

harus dilakukan sedini mungkin. Oryctes dikeluarkan dengan menggunakan kawat

yang berbentuk panah.

b. Cara Kimiawi

Mempergunakan insektisida seperti marshall, diazinon, dengan

mempergunakan dosis satu sendok makan. Insektisida tersebut dituangkan ke atas

pupus daun kelapa sawit.

2. Ulat Api (Thosea asigna van Eecke.)

Siklus Hidup

Telur berwarna kekuningan diletakkan berderet 3 – 4 baris pada daun

sebanyak ± 40 butir setiap bertelur. Masa penetasan telur 6 – 8 hari.

Stadia ulat berlangsung 50 hari yang terdiri dari 8 – 9 instar. Ulat hidup

berkelompok di permukaan daun atau di sekitar tempat penetasan telur.

Panjang ulat dewasa 25 – 35mm. Ulat dewasa akan menjatuhkan diri ke

tengah untuk memulai untuk masa berkepompong.

Kepompong berbentuk oval berwarna hitam kecoklatan dengan diameter

15 – 20mm. Masa kepompong ± 40 hari.

Kupu – kupu berwarna coklat dengan garis – garis pada sayap depan.

Rentangan sayap depan 20 – 30mm. Siklus hidup hama ini lebih dari 3 bulan.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

Gambar 4. Larva dan imago Thosea asigna van Eecke

Sumber : http://www.mothsofborneo.com (Diakses tanggal 16 Juli 2011)

Gejala Serangan

Hama ini menyerang daun kelapa sawit terutama daun nomor 9 – 25 yaitu

daun yang memang dalam keadaan aktif dan merupakan hama yang utama di

Sumatera Utara. Hama yang menyerang pada stadia ulat dimana ulat ini sangat

rakus, mampu mengkonsumsi dau 300 - 500 cm2/ekor ulat. Tingkat populasi 5 -

10 ulat/pelepah merupakan populasi kritis ( TBM = 5, TM = 10 )

Gambar 5. Gejala Serangan Thosea asigna van Eecke

Sumber : Foto Langsung (2011)

Pengendalian

1. Secara Fisik

Pengutipan ulat atau handpicking yang dilakukan pada tanaman muda

umur 1 – 3 tahun, apabila luas areal yang mengalami serangan mencapai 25 ha.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

Pengutipan ulat dapat dimulai apabila pada pemeriksaan global banyak ulat yang

ditemukan 3 – 5 ekor/pelepah.

2. Secara Biologi

Dilakukan dengan menggunakan insektisida biologi yang siap pakai

seperti: Bactospeine PO, Dipel WP, Thuricide HP yang mengandung bakteri

Basillus thuringiensis dan Turnera subulata ( Bunga Pukul Delapan )

3. Secara Kimiawi

Dengan cara fogging (pengasapan) yang menggunakan alat berupa fulsfog,

yang biasanya menggunakan campuran insektisida (Decis 25 EC) dan solar

dengan dosis 2000 cc insektisidan dan 3000 cc solar untuk fulsfog K 10 Bio

dengan kapasitas tangki 5000 cc.

3. Ulat Kantung ( Metisa plana Walker.)

Siklus Hidup

Telur diletakkan dibawah permukaan daun secara berkelompok sekitar 100-

300 butir. Telur berwarna kecoklatan dimana stadia telur berkisar 18 hari.

Panjang ulat mencapai 12 mm, dimana ulat hidup dalam kantung yang

panjang nya 16 – 17 mm. Ulat berwarna kecoklatan dengan stadia ulat berkisar 50

hari yang terdiri dari 4 – 5 instar.

Pada masa kepompong kantung ini menggatung di permukaan bawah

helaian daun dengan benang penggantungnya berbentuk kait. Stadia kepompong

berkisar 25 hari.

Kupu – kupu betina berbentuk seperti ulat, sedangkan kupu – kupu jantan

memiliki sayap dengan rentangan sayap 17 – 20 mm, berantena panjang dan

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

berbulu. Sayap berwarna coklat kehitaman. Siklus hidup hama ini sekitar 3 bulan.

Tingkat populasi kritis adalah 5 ekor/pelepah.

Gambar 6. Ulat Kantung (Metisa plana Walker.)

Sumber : Foto Langsung (2011)

Gejala Serangan

Bagian tanaman yang diserang ulat ini adalah daun, terutama pada

tanaman dewasa. Daun yang diserang ulat kantung Metisa plana dapat menjadi

kering seperti terbakar karena ulat pada saat memakan daun mengeluarkan cairan

yang bersifat racun.

Gambar 7. Gejala Serangan Metisa plana Walker.

Sumber : Foto Langsung (2011)

Pengendalian

1. Secara Fisik

Pengutipan ulat atau handpicking yang dilakukan pada tanaman muda umur

1 – 3 tahun, apabila luas areal yang mengalami serangan mencapai 25 ha.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

Pengutipan ulat dapat dimulai apabila pada pemeriksaan global banyak ulat yang

ditemukan 3 – 5 ekor/pelepah.

2. Secara Biologi

Dilakukan dengan menggunakan insektisida biologi yang siap pakai seperti:

Bactospeine PO, Dipel WP, Thuricide HP yang mengandung bakteri

Basillus thuringiensis.

3. Secara Kimiawi

Dengan menggunakan insektisida anjuran yang dapat dilakukan dengan

cara infus akar, yang biasanya menggunakan insektisida sistemik dalam bentuk

cairan seperti senyawa Monokrotofos (Azodrin 15 WSC/Nufacron 20 SCW) dan

infus batang dengan menggunakan jenis insektisida Decis 2,5 EC, Matador 2,5

EC.

4. Ulat Kantung (Mahasena corbetti Tams.)

Siklus Hidup

Kupu-kupu betina meletakkan telur di dalam kantungnya sebanyak 200-

300 butir. Stadia telur berkisar 16 hari.

Ulat berwarna kecoklatan dan tinggal di dalam kantong. Ulat muda akan

mengeluarkan benang sutera yang panjang dimana ulat ini dapat menggantung.

Stadia ulat berkisar 80 hari.

Kepompong terbuat dari potongan daun yang direkat dengan benang

sutera. Besar kantung dapat mencapai 30 mm. Stadia kepompong berkisar 30

hari.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

Ngengat betina tetap terbentuk seperti ulat, tidak bersayap dan tetap berada

dikantongnya. Panjangnya 50 mm. Ngengat jantan bersayap normal dengan

rentang sayap 30 mm berwarna coklat polos. Siklus hidup hama ini sekitar 4

bulan.

Gambar 8. Ulat Kantung Mahasena corbetti Tams.

Sumber : http://www.malaeng.com (Diakses tanggal 16 Juli 2011)

Gejala Serangan

Hama ini menyerang daun. Ulat muda biasanya terdapat pada permukaan

atas daun dan yang lebih tua pindah ke permukaan bawah. Gejala terlihat berupa

adanya lubang-lubang pada daun sehingga daun menjadi kering.

Gambar 9. Gejala Serangan Mahasena corbetti Tams.

Sumber : Foto Langsung (2011)

Pengendalian

1. Secara Fisik

Pengutipan ulat atau handpicking yang dilakukan pada tanaman muda

umur 1 – 3 tahun, apabila luas areal yang mengalami serangan mencapai 25 ha.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

Pengutipan ulat dapat dimulai apabila pada pemeriksaan global banyak ulat yang

ditemukan 3 – 5 ekor/pelepah.

2. Secara Biologi

Dilakukan dengan menggunakan insektisida biologi yang siap pakai

seperti : Bactospeine PO, Dipel WP, Thuricide HP yang mengandung bakteri

Bacillus thuringiensis.

3. Secara Kimiawi

Dengan menggunakan insektisida anjuran yang dapat dilakukan dengan

cara infus akar, yang biasanya menggunakan insektisida sistemik dalam bentuk

cairan seperti senyawa Monokrotofos (Azodrin 15 WSC/Nufacron 20 SCW) dan

infus batang dengan menggunakan jenis insektisida Deciss 2,5 EC, Matador 2,5

EC.

5. Tikus (Rattus tiomanicus, R.argentiveter, R.exulans)

Hama tikus yang dominan adalah tikus belukar (Rattus tiomanicus), tikus

padang (Rattus exulans), tikus sawah (Rattus argentiventer). Tikus menyerang

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) maupun Tanaman Menghasilkan (TM).

Pada aral TBM, bagian yang diserang adalah umbul atau pangkal pohon,

sedangkan pada areal TM bagian yang diserang adalah buah dan tandan.

Pengamatan serangan tikus dilakukan secara visual, yaitu bekas keratan

pada pangkal pelepah. Jika terdapar gejala serangan, segera dilakukan

pemberantasan.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

Gambar 10. Tikus dan Gejala Serangannya pada Tanaman Sawit

Sumber : http://ditjenbun.deptan.go.id (Diakses tanggal 16 Juli 2011)

Pengendalian

a. Manual

Membongkar sarang tikus, menangkap dan membunuh dengan gropyokan,

memasang perangkap tikus yang dipasang di dalam sarang atau jalur yang biasa

dilalui tikus, pemasangan alat pelindung (rat guard). Alat pelindung dipasang di

daerah serangan terutama tanaman kelapa sawit yang baru di tanam sampai

dengan umur 1 tahun.

b. Kimiawi

Bila serangan tikus lebih dari 5% tapi kurang dari 20% pokok terserang,

berikan satu umpan/pokok di piringan yang menghadap pasar panen. Pemberian

umpan adalah 50% dari jumlah pokok, yaitu pada setiap pokok pada baris yang

berselang seling. Bila serangan tikus lebih dari 20%, pemberian umpan adalah

100% dari jumlah pokok. Sensus dilakukan setiap 3 hari sekali.

c. Biologi

Pengendalian secara biologi/hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan

Tyto alba (burung hantu). Burung hantu sebagai pemakan tikus, aktif pada malam

hari dan hal ini sangat cocok dengan tikus yang juga aktif menyerang pada malam

hari.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

6. Babi (Sus barbatus)

Babi (Sus barbatus) merupakan salah satu hama vertebrata penting pada

tanaman kelapa sawit terutama di daerah bukaan baru bekas hutan atau area yang

berbatasan dengan hutan atau semak belukar.

Gambar 11. Babi (Sus barbatus) Sumber : Foto Langsung (2011)

Gejala serangan

Di lapangan terjadi pada tanaman yang baru di tanam sampai umur 2 tahun

dan akibatnya dapat mematikan tanaman. Babi menyungkur tanaman sampai

pangkal batang, mencabik-cabik pelepah luar kemudian memakan umbut

tanaman. Kerusakan tanaman sampai 2% per-ha dianggap sudah merugikan

perusahaan karena masa TM akan tertunda. Apabila tanaman sudah tinggi,

gangguan akan terhenti dengan sendirinya.

Pengendalian

Membuat pagar individu, kemudian dililit dengan kawat duri

Memasang kawat berduri atau pagar beraliran listrik setinggi minimal 1,5

meter

Membuat parit isolasi/parit batas sedalam 2 m dan lebar 3 m di sekeliling

kebun ( untuk ditanah mineral )

Membuat parit isolasi/parit batas lebar 5-6 m ( untuk didaerah lahan gambut)

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

Menyarungi tanaman kelapa sawit secara individu dengan seng.

7. Lembu / sapi

Lembu dan sapi sebenarnya bukan termasuk ke dalam hama, tetapi dengan

jumlahnya yang banyak, dapat menjadi hama potensial. Hal ini terjadi karena

lembu maupun sapi suka memakan pelepah daun kelapa sawit pada periode TBM

dan TM serta memakan berondolan.

Pelepah kelapa sawit yang di makan oleh lembu dan sapi umumnya

menjadi rusak berpatahan selain daun yang habis (bersisa lidi), sehingga dapat

mengganggu pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Pada tanaman kelapa sawit yang

telah tinggi, gangguan akan berkurang.

Gambar 12. Lembu / sapi

Sumber : Foto Langsung (2011)

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan lembu

dan sapi adalah:

Membuat pagar individu

Membuat zona larangan

Membuat kandang untuk lembu dan sapi

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

Penyakit-Penyakit Pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

1. Penyakit Busuk Tandan (Marasmius palmivorus Sharples.)

Busuk tandan buah di kelapa sawit disebabkan oleh

Marasmius palmivorus. Penyakit ini terjadi kalau kelembaban udara tinggi dan

dapat menurunkan produksi sampai 25%. Penyakit lebih banyak terdapat di kebun

yang berumur 3-9 tahun, khususnya dalam kebun yang tanamannya mulai

berbuah.

Gejala Serangan Benang-benang jamur yang berwarna putih mengkilat meluas di

permukaan tandan buah. Pada tingkatan ini jamur belum menimbulkan kerugian

pada tandan. Miselium lebih banyak terdapat pada pangkal tandan yang melekat

pada pangkal pelepah daun yang mendukungnya, karena disini kelembabannya

paling tinggi. Keadaan ini dapat dilihat pada buah-buah yang masih mentah. Pada

tingkatan berikutnya miselium yang berada di permukaan buah itu mengadakan

penetrasi ke dalam daging buah (mesocarp) yang menyebabkan busuk basah.

Buah berwarna cokelat muda, berbeda jelas dari buah yang sehat.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan busuk tandan pada tanaman

kelapa sawit antara lain:

- Ketersediaan pathogen di lapangan

- Buruknya kebersihan dan sanitasi pohon di kebun (keterlambatan rotasi

tunas dan membuang tandan busuk)

- Musim hujan atau kondisi lembab

- Pengendalian gulma yang kurang

- Kerapatan tanaman yang tinggi

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

- Pohon muda yang baru berproduksi (penyakit jarang menyerang tanaman

tua).

Gambar 13. Gejala Serangan Marasmius palmivorus Sharples.

Sumber : Foto Langsung (2011)

Pengendalian Penyakit Busuk Tandan Buah:

- Identifikasi dulu pathogen yang menyebabkan penyalit kelapa sawit,

umumnya disebabkan oleh jamur Marasmius palmivorus.

- Mengetahui gejala-gejala yang disebabkan oleh penyakit tersebut.

- Melakukan sanitasi untuk membuang semua sumber infeksi busuk buah.

Sanitasi harus dikerjakan dengan membuang bunga jantan atau buah

masak yang terinfeksi.

- Pemberian fungisida yang efektif.

- Pembersihan gulma di piringan harus dikerjakan dengan benar.

- Pemupukan harus dilaksanakan sesuai rekomendasi.

Hama-Hama Pada Tanaman Menghasilkan (TM)

Jenis hama dan pengendalian pada tanaman menghasilkan (TM) kelapa

sawit sama dengan tanaman belum menghasilkan (TBM) kelapa sawit.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

Penyakit-Penyakit Pada Tanaman Menghasilkan (TM)

1. Penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma sp.)

Ganoderma adalah penyakit terpenting pada tanaman kelapa sawit yang

sampai sekarang belum ditemukan fungisida yang dapat mengatasinya. Umumnya

dijumpai menyerang pada tanaman dewasa diatas umur 10 tahun.

Pada tanaman ulang, terutama generasi kedua dapat dijumpai serangan

pada tanaman muda dibawah umur 5 tahun. Akibat serangan ganoderma adalah

menurunnya jumlah tegakan secara drastis dan hal ini sangat berpengaruh

terhadap produksi.

Gejala awal yang ditunjukkan tanaman adalah daur tumbuh (pupus) lebih

dari satu dan tidak mau berkembang. Daun-daun berwarna hijau pucat, lilit batang

pada pangkal daun nampak mengecil dan jumlah buah semakin sedikit dengan

ukuran yang semakin mengecil.

Gambar 14. Gejala Serangan dan Tubuh Buah (Fruiting Body) Ganoderma sp.

Sumber : Foto Langsung (2011)

Pengendalian Penyakit Ganoderma sp.

- Pencegahan sudah harus dimulai dari pembibitan yaitu pada saat mencari

tanah untuk isian polibag kecil/besar.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

17

- Untuk areal yang akan di replanting, pencegahan di lapangan dilakukan 2

tahun, I tahun dan pada saat penumbangan pohon dengan cara meracun,

menumbang dan membuat lobang terhadap semua tanaman yang terserang

ganoderma dengan ukuran 1,5 m x 1,5 m x 1 m.

- Pengendalian tahap awal bila sudah ada serangan pada kebun konversi

atau lahan baru, harus segera dilakukan isolasi terhadap pokok terinfeksi,

karena laju/ekspansi penularan akan sangat cepat meluas.

- Lakukan pembuatan parit keliling sedalam 80 cm pada jarak 2,5 m dari

pohon, kemudian taburkan belerang sebanyak 3-4 kg/parit. Terhadap

pohon dapat diberikan Bayfidan, dengan cara injeksi batang.

- Melaksanakan pembumbunan pokok dengan cara menimbun pangkal

pokok sampai leher akar tertutup seluruhnya dengan tinggi 40 cm, jari-jari

atas 20 cm dan diameter lebar 60 cm.

Universitas Sumatera Utara