Upload
hamdiekoputranto
View
76
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Hamdi Eko Putranto (12908026) - Aplikasi Satelit Dalam Bidang OseanografiBoleh dikopi dan disebarluaskan dengan catatan menyantumkan nama / alamat website di daftar pustaka :)semoga bermanfaat :D
Citation preview
0 Hamdi Eko Putranto – 12908026 – Aplikasi Satelit di Bidang Oseanografi
KAPITA SELEKTA (OS4004)
Aplikasi Satelit dalam Bidang Oseanografi
Hamdi Eko Putranto
12908026
PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2011
1 Hamdi Eko Putranto – 12908026 – Aplikasi Satelit di Bidang Oseanografi
PENDAHULUAN
Oseanografi dari satelit (satellite oceanography), juga dikenal dengan teknologi
penginderaan jauh satelit memberikan sumbangan yang besar untuk mengungkapkan
fenomena, proses dan pemantauan sumberdaya kelautan. Satelit berada pada ketinggian 800
hingga 30.000-an km di ruang angkasa dirancang untuk mampu mengamati permukaan laut
secara sinoptik yakni dengan liputan spasial yang sangat luas dalam waktu bersamaan.
Satelit NOAA merupakan satelit cuaca yang berfungsi mengamati lingkungan dan
cuaca. Satelit ini dimiliki Departemen Perdagangan Amerika Serikat, diluncurkan oleh
National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan dioperasikan oleh National
Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Sekarang di atmosfer Indonesia melintas
setiap hari lima seri NOAA, yaitu NOAA-12, NOAA-14, NOAA-15, NOAA-16 dan NOAA-
17. Konfigurasi satelit NOAA disajikan pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Salah satu jenis satelit NOAA yang mengorbit di luar angkasa
Stasiun bumi NOAA yang berada di Indonesia terletak di LAPAN, Kantor BRKP,
Bitung, dan SEACORM. Sensor utama setelit NOAA adalah AVHRR (Advance Very High
Resolution Radiometer Model ) untuk pengamatan lingkungan dan cuaca yang dapat
memberikan informasi kelautan, seperti suhu permukaan laut yang salah satu kegunaannya
adalah untuk mendeteksi keberadaan ikan.
Dibandingkan dengan satelit-satelit yang lain , satelit NOAA memiliki kelebihan dan
kekurangannya sendiri. Diantaranya adalah :
2 Hamdi Eko Putranto – 12908026 – Aplikasi Satelit di Bidang Oseanografi
Kelebihan:
1. Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) dapat
digunakan untuk memantau keadaan bumi untuk keperluan hidrologi, oceanografi dan
meteorologi termasuk memantau kebakaran hutan.
2. Mempunyai resolusi spatial 1100 x 1100 m dengan liputan sangat luas dan NOAA
merupakan seri satelit meteorologi polar yang memiliki sejarah operasional sangat
panjang.
3. Satelit pendeteksi panas bumi NOAA memiliki sifat menangkap panas bumi
sehingga meski panas itu bukan karena adanya kebakaran juga dapat terpantau. Saat
siang hari, NOAA akan mendeteksi panas pada ambang temperatur 42o C, sedang
malam hari satelit itu mampu mendeteksi panas pada ambang temperatur 37o C.
4. Pengolahan citra satelit NOAA-AVHRR sebagai salah satu citra satelit
penginderaan jauh dengan resolusi spasial yang rendah dan mempunyai kelebihan
yakni resolusi temporal yang daily. Stasiun bumi NOAA menerima data AVHRR dari
satelit dalam bentuk data mentah yang dikenal dengan data HRPT (High Resolution
Picture Transmission) secara rutin 2 – 4 kali/hari. Oleh karena itu, siklus harian
NOAA cukup baik untuk mengamati perubahan yang terjadi di laut dengan resolusi
spasial yang terbatas mencapai 1,1 km. Cakupan citranya cukup luas dengan lebar
pandang mencapai 2399 km pada setiap citra global yang dihasilkan.
Kekurangan:
1. Kondisi penggunaan satelit NOAA-AVHRR yang sangat bergantung pada cuaca.
Dengan adanya kelemahan satelit ini, maka perlu untuk menggabungkan satelit ini
dengan data dari satelit lain dalam pengaplikasiannya.
2. Secara umum hotspot hasil interpretasi satelit NOAA memiliki 3 sumber
ketidakakuratan, yaitu (1) Posisi (sudut) satelit NOAA saat melintas dengan stasiun
penerima (2) Efek yang ditimbulkan dari objek permukaan bumi terhadap sensor
satelit NOAA seperti permukaan air, lahan gundul yang berpasir, permukaan bumi
yang mengandung metal cukup tinggi (3) koreksi geometric dari citra NOAA itu
sendiri.
3 Hamdi Eko Putranto – 12908026 – Aplikasi Satelit di Bidang Oseanografi
APLIKASI SATELIT NOAA DALAM BIDANG OSEANOGRAFI
Satelit NOAA beberapa fungsi yang berhubungan untuk pengamatan cuaca ,
lingkungan , dan juga dalam bidang oseanografi. Aplikasi satelit NOAA dalam bidang
oseanografi terutama dalam pengamat suhu permukaan laut (sea surface temperature) dengan
menggunakan sensor termal AVHR (Advance Very High Resolution Radiometer Model )
yang akan mendeteksi energi panas yang diemisi oleh permukaan laut sehingga suhu
permukaan laut dapat diukur dari satelit.
Walaupun aplikasi utama dari satelit NOAA dalam bidang oseanografi hanya bisa
melihat suhu permukaan laut , data dan peta suhu permukaan laut yang dihasilkan dari satelit
dapat dimanfaatkan untuk keperluan seperti pengamatan tren kenaikan muka air laut yang
merupakan dampak dari pemanasan global, melihat prediksi fenomena El Nino dan La Nina,
melihat perkiraan daerah penangkapan ikan berdasarkan distribusi suhu permukaan laut yang
dapat menjadi acuan prediksi sebagai habitat ikan.
Berikut ini akan dijelaskan secara lebih terperinci mengenai aplikasi satelit NOAA
dalam bidang oseanografi yang merupakan turunan dari pemanfaatan data suhu permukaan
laut yang didapatkan :
1. Mengetahui Daerah Upwelling
Dengan menggunakan data suhu permukaan laut yang didapatkan dari
pemantauan data satelit NOAA dalam skala yang tidak terlalu besar (regional) , dapat
ditentukan daerah upwelling dimana pada daerah upwelling terjadi suhu permukaan
lautnya akan menjadi lebih rendah dibandingkan suhu sekitarnya.
Gambar 2 Variasi Suhu permukaan laut dan anomalinya di lautan. (Sumber :
http://yourweatherblog.com/wp-content/uploads/2010/03/image0017.jpg)
4 Hamdi Eko Putranto – 12908026 – Aplikasi Satelit di Bidang Oseanografi
Gambar 3. Upwelling yang terjadi di pesisir California , Amerika Serikat. (Sumber :
http://www.geochief.org/Course_Materials/Marine_Chemistry/graphics/upwelling.jpg)
2. Mengetahui Daerah Terjadinya Front
Dengan mengetahui suhu permukaan laut , kita juga dapat mengetahui daerah-
daerah dimana terjadi pembentukan front. Front adalah daerah pertemuan dua massa
air yang mempunyai karakteristik berbeda, misal pertemuan antara massa air dari Laut
Jawa yang agak panas dengan massa air Samudera Hindia yang lebih dingin.
Gambar 4. Front yang terbentuk di pesisir Amerika Tengah (Sumber :
http://www.gobi.org/Our%20Work/productive-2.png/image-preview)
Front penting dalam hal produktivitas perairan laut karena cenderung membawa
bersama-sama air yang dingin dan kaya akan nutrien dibandingkan dengan perairan
yang lebih hangat tetapi miskin zat hara. Kombinasi dari temperatur dan peningkatan
kandungan hara yang timbul dari percampuran ini akan meningkatkan produktivitas
plankton. Hal ini akan ditunjukkan dengan meningkatnya stok ikan di daerah tersebut.
5 Hamdi Eko Putranto – 12908026 – Aplikasi Satelit di Bidang Oseanografi
Selain itu front atau pertemuan dua massa air merupakan penghalang bagi migrasi
ikan, karena pergerakan air yang cepat dan ombak yang besar.
3. Mengetahui Daerah Terjadinya Eddy / Pusaran Air
Dengan mengetahui suhu permukaan laut , dapat dilihat juga dimana terjadi eddy
atau pusaran air terjadi.
Gambar 5. Dua eddies yang berada di sebelah utara Gulf Stream. Warna biru
menunjukkan air yang bersuhu dingin , sedangkan warna kuning dan orange
menunjukkan air yang bersuhu lebih hangat. (Sumber :
http://www.windows2universe.org/earth/Water/images/eddies_noaa_sm.gif)
Daerah terjadinya eddies juga menjadi tempat yang meningkatkan
produktivitas plankton karena adanya pertemuan antara air yang dingin dan kaya akan
nutrien dengan perairan yang lebih hangat tetapi miskin zat hara yang menghasilkan
perairan cukup hangat dan memiliki banyak nutrien . Karena perairan hangat , maka
fotosintesis akan lebih mudah dilakukan sehingga akan makin banyak fitoplankton
yang berada di daerah tersebut , yang akan mengundang zooplankton dan pada
akhirnya ikan-ikan.
4. Mengetahui Daerah Penangkapan Ikan
Dengan mengetahui suhu permukaan laut . Lalu ditambah dengan pengetahuan
tempat-tampat terjadinya upwelling , front (yang biasanya terdapat banyak nutrien
sebagai makanan ikan) , dan juga tempat terjadinya eddies , dapat juga diprediksi
tempat-tempat yang cocok untuk dijadikan daerah penangkapan ikan terutama ikan-
ikan pelagis (ikan yang hidup di permukaan laut). Contoh jenis ikan pelagis
6 Hamdi Eko Putranto – 12908026 – Aplikasi Satelit di Bidang Oseanografi
diantaranya adalah ikan tenggiri papan , ikan pedang , ikan tongkol abu-abu , tuna
mata besar dan pacific blue tuna .
Dengan mengetahui perilaku-perilaku ikan seperti pada rentang suhu berapa suatu
jenis ikan hidup , apakah ia lebih suka berenang melawan arus atau berenang
mengikuti arus , apakah ia lebih senang hidup di daerah perbatasan (front) atau tidak ,
maka kita dapat memprediksi tempat-tempat yang potensial untuk dijadikan daerah
penangkapan ikan.
Selain mengetahui daerah penangkapan ikan yang baik , dengan menggunakan
data suhu permukaan laut , kita juga dapat mengetahui dimana daerah spawning
ground dan juga daerah migrasi ikan dengan mengetahui rentang suhu yang cocok
dengan suatu jenis ikan.
5. Mengetahui Daerah Persebaran Fitoplankton
Suhu dapat mempengaruhi fotosintesa di laut baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengaruh secara langsung yakni suhu berperan untuk mengontrol reaksi
kimia enzimatik dalam proses fotosintesa. Tinggi suhu dapat menaikkan laju
maksimum), sedangkan pengaruh secara tidak langsung yakni dalam merubah
fotosintesa.
Secara umum, laju fotosintesa fitoplankton meningkat dengan meningkatnya suhu
perairan, tetapi akan menurun secara drastis setelah mencapai suatu titik suhu tertentu.
Gambar 6 . Contoh ikan pelagis diantaranya adalah ikan pedang ,
ikan tuna , ikan terbang dan ikan tenggiri papan .
7 Hamdi Eko Putranto – 12908026 – Aplikasi Satelit di Bidang Oseanografi
Hal ini disebabkan karena setiap spesies fitoplankton selalu berdaptasi terhadap suatu
kisaran suhu tertentu.
Dengan mengetahui daerah persebaran fitoplankton yang didapat dari data suhu
permukaan laut yang didapatkan dari satelit NOAA kita juga dapat mengetahui
dimana daerah yang baik untuk penangkapan ikan. Karena biasanya daerah yang
memiliki potensi ikan yang melimpah adalah daerah dimana banyak terdapat
plankton.
6. Mengetahui Daerah Terjadinya Coral Bleaching
Suhu optimum untuk pertumbuhan terumbu karang adalah 25°C-29°C.
Peningkatan suhu permukaan laut antara 1°C hingga 2°C biasanya akan diikuti oleh
bleaching pada koloni yang tidak tahan terhadap perubahan lingkungan. Pada waktu
El Niño kuat yang terjadi pada tahun 1997-1998, coral bleaching terjadi di beberapa
wilayah perairan pesisir seperti Sumatera Barat, Sumatera bagian timur, Kepulauan
Seribu, Bali, Karimunjawa, Gili Lombok, dan Kalimantan Timur.
Gambar 7. Coral Bleaching terjadi akibat adanya perubahan suhu air laut. (Sumber :
http://africanalchemy.files.wordpress.com/2010/07/coral-bleaching.jpg)
Dengan menggunakan data suhu permukaan laut yang berasal dari satelit NOAA ,
kita dapat mengetahui di daerah mana saja perkiraan terjadi coral bleaching dan
dengan menggunakan data yang cukup panjang , kita dapat memodelkan suhu
permukaan laut dan sehingga dapat diperkirakan daerah mana saja yang akan
mengalami coral bleaching sehingga dapat dilakukan tindakan mitigasinya.
8 Hamdi Eko Putranto – 12908026 – Aplikasi Satelit di Bidang Oseanografi
7. Mengetahui Kapan Terjadinya El-Nino dan La-Nina
El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai, secara ilmiah diartikan dengan
meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator
dari nilai rata-ratanya dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat.
Gambar 8 . Proses terjadinya La Nina dan El Nino (Sumber :
http://www.pmel.noaa.gov/tao/elnino/gif/reynolds/nancy4.gif)
Dengan menggunakan data suhu permukaan laut yang didapatkan dari data
pengamatan satelit NOAA , akan terlihat kapan saja El-Nino ataupun La-Nina terjadi .
Dan dengan menggunakan data-data tersebut , dapat diprediksi kapan El-Nino dan La-
Nina akan terjadi kembali sehingga bisa dilakukan langkah-langkah mitigasinya.
PENUTUP
Data SPL(suhu Permukaan Laut) dari satelit NOAA dapat digunakan untuk memantau
berbagai fenomena laut, seperti upwelling, sea front (batas di antara dua jenis masa air), arus
eddy (pusaran arus air), pendinginan massa air, serta untuk membuat peta prediksi daerah
penangkapan ikan pelagis yang hidup dekat permukaan perairan.
Selain itu, SPL ini juga penting untuk mengetahui keseimbangan laut dan atmosfer
dari waktu ke waktu sehingga kita dapat mengetahui perubahan iklim dan dampaknya
terhadap perairan Indonesia beserta ekosistem yang ada di dalamnya. Oleh karena itu , satelit
NOAA sangat berguna dalam bidang oseanografi karena dapat dipelajari fenomena-fenomena
oseanografi dari data yang didapatkan dari satelit NOAA tersebut.
9 Hamdi Eko Putranto – 12908026 – Aplikasi Satelit di Bidang Oseanografi
DAFTAR PUSTAKA
Sitanggang , Gokmaria , 2010. Kajian Pemanfaatan Satelit Masa Depan : Sistem
Penginderaan Jauh Satelut Lingkungan NPOESS.
Sukresno, Bambang, 2008. Pengolahan Data Satelit NOAA-AVHRR Untuk Pengukuran Suhu
Permukaan Laut Harian.
http://indomaritimeinstitute.org/?p=575
http://www.bakosurtanal.go.id/bakosurtanal/memantau-dari-luar-angkasa
http://io.ppijepang.org/v2/index.php?option=com_k2&view=item&id=168:satelit-
oseanografi-untuk-nelayan
http://www.alpensteel.com/article/55-114-artikel-non-energi/186--data-angin-untuk-
perikanan-dibutuhkan.html
http://petanelayan.wordpress.com/citra-noaa-avhrr/
http://ilmukelautan.com/component/content/?start=18
http://laut-biruku.blogspot.com/2009/05/mengenal-satelit-altimetri.html