Handout Endapan Sekunder

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bahan ajar endapan sekunder SMK geologi pertambangan

Citation preview

PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN SEKUNDEREndapan sekunder adalah endapan-endapan bijih yang tidak berasosiasi langsung dengan aktivitas magma, tetapi merupakan hasil dari proses pelapukan-transfortasi-sedimentasi, yang merupakan proses kimia, fisika atau gabungan dari kedua proses tersebutSetelah suatu deposit mineral tersingkap kepermukaan, maka proses konsentrasi sekunder dipermukaan mulai bekerja. Pelapukan melepaskan mineral berharga dari batuan asal (scarce rock) membentuk endapan residual atau memicu terjadinya redistribusi elemen-elemen berharga dalam proses pengayaan supergen. Sebagian lagi tertransportasi secara mekanik membentuk endapan placer atau sebagian larutan yang terbawa hingga kesuatu cekungan dan terbentuk sebagai endapan sedimen konvensional. Proses terakhir bukan hanya menghasilkan batuan sedimen, tapi juga endapan logam dan berbagai material industri yang bersifat ekonomik. Unsurunsur yang mudah larut dalam air terakumulasi pada suatu lingkungan yang tertutup dimana unsure-unsur tersebut terkonsentrasi sebagai endapan evaporasi.

Proses organik juga memegang peranan yang cukup penting, baik sebagai katalisator maupun sebagai sumber bahan organik misalnya dalam pembentukan endapan hidrokarbon. Proses non-magmatik lain yang berperan dalam pembentukan deposit bahan galian adalah proses metamorfisme yang tidak hanya merubah bentuk dan tekstur deposit mineral yang sudah ada sebelumnya, tapi juga membuat deposit mineral yang baru. Di bawah pengaruh tekanan dan temperatur yang tinggi, ditambah air pada sejumlah kasus, mineral metamorfik yang stabil pada lingkungan yang baru terbentuk. Perubahan bukan hanya berupa rekristalisasi, tapi juga berupa rekombinasi material yang menghasilkan mineral baru. Proses pelapukan yang terjadi:

Disintegrasi

Oksidasi

Hidrasi

Reaksi antara larutan dengan larutan

Reaksi antara larutan dengan gas

Reaksi antara larutan dengan zat padat

Penguapan

Atau gabungan dari beberapa hal diatas. Umumnya proses pelapukan merupakan gabungan dari kedua proses tersebut (kimia + mekanis) Pelapukan mekanis banyak terjadi di daerah yang kering (padang pasir) atau arid region dimana perbedaan panas dan dingin sangat besar, juga didaerah kutub. Sedangkan pelapukan kimia dapat berjalan dengan baik didaerah yang lembab atau daerah tropis. Agen-agen yang mempercepat dekomosisi adalah : air, oksigen, CO2, panas, asam-asam, alkali-alkali, vegetasi, bakteri. Hasil daripada pelapukan batuan dapat berupa sisa-sisa pelapukan yang berupa mineral-mineral yang stabil (sukar larut) dan mudah larut, yang sukar larut bisa menjadi endapan konsentrasi residu atau endapan-endapan placer, sedangkan yang mudah larut akan mengendap lagi ditempat yang lebih jauh (membentuk mineral-mineral baru) Endapan sekunder terdiri dari :

1. Endapan konsentrasi residu2. Endapan konsentrasi mekanis A. Endapan konsentrasi residuEndapan konsentrasi residu merupakan hasil dari pengumpulan mineral-mineral berharga setelah mineral-mineral tidak berharga tersingkirkan oleh proses pelapukan. Contoh endapan konsentrasi residu adalah bijih besi yang terkandung dalam gamping murni dalam bentuk besi karbonat, oleh proses pelarutan (pelapukan kimia) gampingnya akan larut dan besinya tertinggal.Endapan yang berbentuk dari konsentrasi residual adalah endapan yang terakumulasi atau terkonsetrasi di dekat atau di atas batuan sumbernya melalui proses pelapukan. Endapan residual hanya dapat terbentuk pada permukaan yang relatif datar, bila permukaan berubah menjadi miring, maka endapan tersebut akan mengalami transportasi dan membentuk endapan placer eluvial.Pelapukan sebagai proses yang memegang peranan penting dalam konsentrasi residual merupakan suatu kejadian komplek dan meliputi berbagai proses yang bisa bekerja sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan proses yang lain. Misalnya pelapukan batuan bisa terjadi dalam bentuk desintegrasi mekanik atau dekomposisi kimiawi atau kedua-duanya. Mineral yang tidak stabil pada saat pelapukan berlangsung akan larut dan terbawa ketempat lain, sedangkan mineral stabil menjadi residu dan kemudian terakumulasi membentuk konsentrasi residual.Pelapukan (weathering) dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti air, angin, perubahan temperatur, tumbuhan dan bakteri. Pelapukan adalah tahapan awal dari proses denudasi, dimana hasil lapukan biasanya tidak langsung mengalami transportasi. Pelapukan dapat dibagi menjadi :a. Pelapukan mekanik yang menyebabkan terjadinya desintegrasi/penghancuran batuan terutama disebabkan oleh ekspansi air dalam pori atau kekar batuan akibat perubahan temperatur. Ekspansi air ini dikenal dengan istilah Frost Action. Pelapukan mekanik tidak menghasilkan mineral baru, tapi aksinya yang mereduksi ukuran dan memperluas permukaan partikel menyebabkan pelapukan kimiawi dapat bekerja lebih efektif. Desintegrasi mekanik umumnya terbentuk pada daerah kering.

b. Pelapukan kimiawi yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi oleh aksi unsur-unsur yang terbawa dalam air hujan. Pelapukan kimiawi ini sangat aktif terutama pada daerah beriklim tropis atau lembab dimana air hujan lebih banyak mengandung CO2.Syarat utama pembentukan deposit mineral dari konsentrasi residual adalah :

1. kehadiran batuan atau lode yang mengandung mineral berharga yang resisten, sedang unsur-unsur yang tidak berharga mudah larut pada saat pelapukan erlangsung.2. kondisi iklim yang memungkinkan berlangsungnya pelapukan kimiawi; dalam hal ini iklim tropik dan subtropik adalah kondisi yang sangat tepat untuk pembentukan endapan residual.3. kemiringan lereng relatif landai

4. stabilitas lahan yang cukup lama sehingga residu yang terkumpul tidak terganggu oleh erosi.

Deposit berharga yang dapat terbentuk dari suatu proses konsentrasi residual diantaranya adalah :1. Endapan bauksit residual; merupakan endapan laterit didominasi oleh alumunium hidroksida (bauksit) yang merupakan bijih alumunium utama.2. Endapan nikel residual; endapan nikel (garnierit) residual terbentuk oleh pelapukan intensif di daerah tropis pada batuan basa-ultrabasa.3. Endapan besi residual; batuan asal endapan ini adalah batugamping yang mengandung endapan mineral besi dan bebas alumunium dan silika, atau batuan beku basa dengan kandungan Fe jauh lebih besar daripada Al. Kebanyakan laterit pembawa besi memiliki kandungan yang rendah dan tidak menguntungkan secara ekonomi.4. Endapan mangan residual; kelarutan Mn lebih besar dibanding Fe atau Al, terutama pada daerah aktifitas organik. Mn cenderung bergerak kebagian bawah dan terakumulasi di dasar zona pelapukan pada batuan basa dan ultrabasa (pH tinggi).

5. Lempung (kaolin) residual; Hydrous aluminomsilicate, kaolin, terbentuk dari pelapukan aluminumsilicate, terutama feldsparB. Konsentrasi Mekanis

Konsentrasi mekanik adalah pemisahan mineral berat dari mineral ringan karena pengaruh gaya gravitasi secara alami (natural gravity separation) pada saat terbawa oleh air atau media transportasi lainnya. Pemisahan tersebut menghasilkan suatu konsentrasi mineral berat yang disebut endapan placer. Pembentukan endapan placer meliputi dua proses, yaitu :

1. proses pembebasan mineral stabil dari matriksnya selama pelapukan berlangsung

2. proses konsentrasi mineral stabil tersebut.

Mineral-mineral yang memiliki sifat-sifat tersebut di atas dan banyak ditemukan dalam endapan placer adalah emas, platinum, tinstone, magnetite, chromite, ilmenit, rutile, native copper, gemstone, zircon, monazite, phosphate, dan kadang quicksilver. Pyrite dan uraninite dijumpai pula pada beberapa endapan Prokambrium.

Transportasi mineral dari tempatnya semula terutama dipengaruhi oleh gravitasi dan media transportasi yang bekerja berupa air (sungai dan laut), angin atau es. Transportasi material hasil lapukan biasanya dalam bentuk :

a. Suspention, dan

b. Bottom Traction, rolling and soltation

Jarak dan proses transportasi sangat mempengaruhi tekstur endapan mineral yang terbentuk. Transportasi akan terus berlangsung selama energi media transport lebih besar dari gaya gravitasi yang bekerja. Jika gaya gravitasi lebih besar dari energi media, pengendapan mulai berlangsung dengan mengikuti berbagai kriteria, misalnya :

1. Mineral yang lebih berat akan terendap lebih dulu dibanding mineral yang lebih ringan pada ukuran yang sama.

2. Mineral yang lebih kecil akan terendap lebih dulu dibanding mineral yang lebih besar jika berat kedua mineral sama.

3. Mineral berbentuk bulat terendapkan lebih cepat dibanding mineral pipih.C. Oksidasi dan pengayaan supergene

Jika suatu endapan bijih (vein, stock work dll) terexpose dipermukaan oleh erosi, maka mereka akan mengalami proses pelapukan, air permukaan akan mengoksidasi mineral-mineral dan menghasilkan larutan, akan melarutkan pula mineral-mineral lainnya. Daerah dimana oksidasi ini berlangsung disebut zone oksidasi, tetapi akibat dari proses oksidasi ini dapat pula didaerah-daerah yang terdapat dibawahnya. Larutan hasil oksidasi yang turun kebagian bawah ini akan membentuk suatu zone yang disebut zone pengkayaan (enriched zone), yang mempunyai kadar logam tinggi (lebih tinggi dari sebelumnya) dan sebagian yang paling jauh terdapat zone primer/ supergene. Faktor-faktor yang membatasi oksidasi:

1. Muka air tanah

Diatas muka air tanah proses oksidasi akan berjalan dengan lancar karena banyak terdapat oksigen, sedangkan di bawah muka air tanah tidak terdapat/ sedikit oksigen yang bebas sehingga tidak / sukar terjadi reaksi karena muka air tanah umumnya sejajar dengan muka tanah maka dasar dari zone oksidasi juga sejajar dengan muka air tanah, terutama didaerah datar.2. Morfologi Daerah pegunungan, sirkulasi air tanah lebih cepat sehingga didaerah ini didapat suatu dasar zone oksidasi yang tidak rata (bergerigi). Hal ini terjadi karena cepatnya sirkulasi air maka ada oksigen-oksigen bebas yang terbawa oleh air kebagian yang lebih dalam sehingga bisa terjadi oksidasi3. Perubahan muka air tanah

Posisi daripada muka air tanah adalah tidak tetap, sehingga mempengaruhi proses oksidasi. Penurunan muka air tanah ini bisa terjadi karena erosi maupun berubahnya iklim dari daerah yang lembab menjadi kering.

4. Waktu

Waktu juga sangat berpengaruh terhadap pembentukan endapan-endapan dengan cara ini. Umumnya endapan-endapan terbentuk pada jaman tersier sedangkan pada post glacial hampir tidak ada.

5. Batuan

Batuan-batuan yang bersifat poreus/ permeable lebih mudah mengalami oksidasi daripada batuan yang kompak/ masif. Juga pada batuan-batuan yang brittle mudah karena banyak mempunyai crack-crack didalamnya.6. Struktur

Struktur juga banyak berpengaruh terhadap erosi, misalnya :

Pada daerah patahan akan terkumpul air sehingga proses oksidasi dapat berlangsung dengan kedalaman yang sangat dalam.

Pada patahan yang impermeable maka oksidasi yang efektif terjadi pada bagian hanging wall.