30
HANDOUT FISIOLOGI MENYUSUI TUTI RAHMANANI, S.SIT 1. Laktasi a. Pengertian Laktasi merupakan keseluruhan proses menyusui mulai dari Air Susu Ibu (ASI) diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi manusia dengan tujuan meningkatkan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami (Ambarwati, 2010: 6). b. Fisiologi Laktasi Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau kari ketiga pasca salin, kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi ekskresi ASI. Menyusukan bayi lebih dini terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin dari hipofisis, sehingga sekresi ASI semakin lancar. Reflek

Handout Fisiologi Menyusui

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MIDWIFE EDUCATION

Citation preview

Page 1: Handout Fisiologi Menyusui

HANDOUT FISIOLOGI MENYUSUI

TUTI RAHMANANI, S.SIT

1. Laktasi

a. Pengertian

Laktasi merupakan keseluruhan proses menyusui mulai dari Air Susu Ibu

(ASI) diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi

merupakan bagian integral dari siklus reproduksi manusia dengan tujuan

meningkatkan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar

serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami (Ambarwati, 2010: 6).

b. Fisiologi Laktasi

Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI

biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi.

Pada hari kedua atau kari ketiga pasca salin, kadar estrogen dan progesteron turun

drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai

terjadi ekskresi ASI. Menyusukan bayi lebih dini terjadi perangsangan puting

susu, terbentuklah prolaktin dari hipofisis, sehingga sekresi ASI semakin lancar.

Reflek yang berperan dalam proses laktasi menurut Ambarawati (2010: 10) yaitu :

1) Refleks Prolaktin

Sewaktu bayi menyusu, ujung syaraf peraba yang terdapat pada puting

susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke

hipotalamus di dasar otak, lalu memacu hipofise anterior untuk mengeluarkan

hormon prolaktin kedalam darah. Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel

kelenjar (alveoli) untuk memproduksi air susu, jumlah prolaktin yang disekresi

dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan, ayitu

frekuensi, intensitas dan lamanya bayi menghisap.

Page 2: Handout Fisiologi Menyusui

2) Refleks Aliran (Let Down reflex)

Rangsangan yang ditimbulkan bayi saat menyusui selain mempengaruhi

hipofise anterior mengeluarkan hormon prolaktin yang mempengaruhi

hipofise posterior mengeluarkan hormon oksitosin, dimana setelah iksitosin

dilepas kedalam darah akan mengacu otot-otot polos yang mengaliri alveoli

dan duktulus berkontraksi sehingga memeras air susu dari alveoli, duktulus

dan sinus menuju puting susu.

Reflek let down dapat dirasakan sebagai sensasi kesemutan atau dapat

juga ibu merasakan sensasi apapun. Tanda-tanda lain dari refleks let down

adalah tetesan pada payudara lain yang sedang dihisap oleh bayi, refleks ini

dipengaruhi oleh kejiwaan ibu. Refleks yang terjadi pada bayi menurut

Maryunani (2012: 29) diantaranya adalah :

1) Refleks menangkap (rooting reflex)

Ini adalah refleks yang terjadi bila bayi baru lahir tersentuh pipinya. Ia

akan menoleh ke arah sentuhan. Bila bibirnya dirangsang dengan papilla

maka ia akan membuka mulut dan berusaha menangkapnya.

2) Refleks mengisap (sucking reflex)

Refleks ini aktif apabila langit-langit mulut bayi tersentuh, biasanya oleh

papilla. Supaya sentuhan ini sempurna, mencapai bagian belakang

palatum, maka seluruh areola harus tertangkap mulut bayi. Dengan cara

demikian maka sinus laktiferus yang berada dibawah areola akan tertekan

antara gusi, lidah dan palatum, sehingga pemerasan ASI menjadi

sempurna.

Page 3: Handout Fisiologi Menyusui

3) Refleks menelan

Bila mulut bayi terisi ASI, ia akan menelannya. Pada saat bayi menyusu maka

akan terjadi peregangan puting susu dan areola, karena itu sebagian besar

areola harus ikut masuk ke dalam mulut. Lidah bayi akan menekan ASI keluar

dari sinus laktiferus yang berada di bawah areola.

2. Manfaat Pemberian ASI

a. Manfaat ASI bagi bayi

1) Kesehatan

Kandungan antibodi yang terdapat dalam ASI tetap paling baik sepanjang

masa, oleh karena itu bayi yang mendapatkan ASI eksklusif lebih sehat dan

lebih kuat dibandingkan yang tidak mendapatkan ASI. ASI juga

menghindarkan anak dari busung lapar/ malnutrisi karena komposisi ASI

paling lengkap termasuk protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan zat-

zat penting lainnya.

2) Kecerdasan

ASI mengandung DHA terbaik, selain laktosa yang berfungsi untuk proses

mielinasi otak yaitu proses pematangan otak, saat ibu memberikan ASI terjadi

pula proses stimulasi yang merangsang terbentuknya networking antar

jaringan otak hingga menjadi lebih baik dan terjalin sempurna.

3) Emosi

1) Pada saat disusui, bayi berada dalam dekapan ibu

2) Hal ini akan merangsang terbentuknya emotional intellegent (EI).

3) ASI merupakan wujud curahan kasih sayang ibu pada buah hatinya.

Page 4: Handout Fisiologi Menyusui

4) Do’a dan harapan yang didengungkan di telinga bayi/ anak selama proses

menyusuipun akan mengasah kecerdasan spirittual anak.

b. Manfaat ASI untuk Ibu

1) Merupakan diet alami bagi ibu

Dengan memberikan ASI eksklusif, berat badan ibu yang bertambah selama

hamil, akan segera mendekati berat badan semula. Naiknya hormon oksitosin

selagi menyusui, menyebabkan kontraksi semua otot polos, termasuk otot-otot

uterus.

2) Mengurangi risiko anemia

Saat memberikan ASI, otomatis risiko perdarahan pasca salin berkurang.

Adanya kontraksi dari rahim dan terjadi pengecilan sekaligus menghentikan

perdarahan.

3) Mencegah kanker

Pemberian ASI dapat mencegah kanker payudara, pada saat menyusui kadar

hormon estrogen mengalami penurunan, sementara tanpa aktifitas menyusui,

kadar hormon estrogen tetap tinggi dan hal inilah yang diduga menjadi salah

satu pemicu kanker karena tidak adanya keseimbangan antar hormon.

4) Manfaat ekonomis

Ibu tidak perlu mengeluarkan dana untuk membeli susu/ suplemen bayi, cukup

dengan ASI Eksklusif kebutuhan bayi selama 6 bulan terpenuhi, selain itu ibu

tidak perlu repot untuk mensterilkan peralatan bayi seperti dot, cangkir, gelas

atau sendok untuk membersihkan auau kepada bayi.

Page 5: Handout Fisiologi Menyusui

3. Komposisi Gizi ASI

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein laktose dan garam

organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan

utama bagi bayi. Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan

stadium laktasi. Komposisi ASI menurut Ambarwati (2010: 24) dibedakan menjadi 3

macam yaitu :

a. Kolustrum

Yaitu ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai ketiga setelah bayi

lahir. Kolustrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuningan, lebih

kuning dibandingkan ASI matur, bentuknya agak kasar karena mengandung

butiran lemak dan sel-sel epitel, dengan kasit kolostrum sebagai berikut :

1) Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran pencernaan siap untuk

menerima makanan.

2) Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama glubulin sehingga dapat

memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi.

3) Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari

berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan 6 bulan.

b. ASI masa transisi

ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh

c. ASI matur

ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya.

Kadar gizi yang dihasilkan kolustrum, ASI transisi dan ASI matur dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Page 6: Handout Fisiologi Menyusui

Tabel Komposisi Kandungan ASI

Kandungan Kolustrum Transisi ASI MaturEnergiLaktosaLemakProteinMineralImunoglobulinIgAIg GIg MLisosimLaktofern

57,06,52,9

1,1950,3

335,95,917,1

14,2-16,4420-520

63,06,73,6

0,9650,3

-----

65,07,03,8

1,3240,2

119,62,92,9

24,3-27,5250-270

Sumber : Ambarawati, 2010

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI

Pada ibu yang normal dapat menghasilkan ASI kira-kira 550-1000 ml setiap hari.

Menurut Ambarwati (2010: 26) jumlah ASI tersebut dapat dipengaruhi oleh berbafai

faktor seperti :

a. Makanan

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makan yang dimakan ibu secra teratur dan

cukup mengadung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI. Untuk

membentuk produksi ASIyang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori,

protein, lemak dan vitamin serta mineral yang cukup, selain itu ibu dianjurkan

minum lebih banyak kurang lebih 8-12 gelas perhari. Bahan makanan yang

dibatasi untuk ibu menyusui yaitu :

1) Makanan yang merangsan sperti cabe, merica, jahe, kopi dan alkohol

2) Makanan yang menbuat kembung seperti ubi, singkong, kool, sawi dan daun

bawang

3) Bahan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak.

Page 7: Handout Fisiologi Menyusui

b. Ketangan jiwa dan fikiran

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang sellau dalam

keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan

emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI.

Untuk memproduksi ASI yang baik harus dalam keadaan tenang.

c. Penggunaan alat kontrasepsi

Pada ibu yang menyusui bayinya penggunaan alat kontrasepsi hendaknya

diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi

produksi ASI.

d. Perawatan payudara

Rangsangan payudara akan mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon

progesteron dan estrogen lebih banyak lagi dan hormon oxytocin.

e. Anatomis buah dada

Jumlah lobus dalam buah dada berkurang, maka lobulus pun berkurang, sehingga

produksi ASI juga berkurabg karena sel-sel acini yang menghisap zat-zat makan

dari pembuluh darah akan berkurang.

f. Fisiologi

Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolaktin, ini merupakan hormon

laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan sekresi

susu.

g. Faktor istirahat

Ibu yang kurang isirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan

fungsinya dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang.

Page 8: Handout Fisiologi Menyusui

h. Faktor isapan anak

Ibu yang jarang menyusui anaknya dan hanya sebentar-sebentar saja akan

mempengaruhi produksi ASI.

i. Faktor obat-obatan

Obat-obatan yang mengandung hormon mempengaruhi hormon prolaktin dan

oxytocin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI. Apabila

hormon-hormon ini terganggu dengan sendirinya akan mempengaruhi

pembentukan dan pengeluaran ASI.

5. Tanda bayi cukup ASI

Tanda bayi cukup ASI yaitu :

a. Jumlah buang air kecilnya dalam satu hari paling sedikit 6 kali.

b. Warna seni tidak berwarna kuning pucat

c. Bayi sering BAB berwarna kekuningan berbiji

d. Bayi kelihatannya puas, sewaktu waktu merasa lapar bangun dan tidur dengan

cukup.

e. Bayi paling sedikit menyusu 10 kali dalam 24 jam

f. Payudara ibu terasa lembut setiap kali selesai menyusui

g. Ibu dapat merasakan rasa geli karena liran ASI setiap kali bayi menyusui

h. Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI

i. Bayi bertambah berat badannya.

6. Teknik Menyusui

a. Pengertian Teknik menyusui yang benar

Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi

dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.

Page 9: Handout Fisiologi Menyusui

1) Cara menyusui dengan sikap duduk

a) Duduk dengan posisi santai dan tegak menggunakan kursi yang rendah

agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran

kursi.

b) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada

puting susu dan areola sekitarnya.

c) Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi. Bayi ditidurkan diatas

pangkuan ibu dengan cara :

(1) Bayi dipegang dengan satu tangan, kepala bayi ditelakkan pada

lengkung siku ibu dan bokong bayi ditelakkan pada lengan. Kepala

bayi tidak boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak

tangan ibu.

(2) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu

didepan.

(3) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara.

(4) Telingan dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

(5) Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang.

Gambar Teknik menyusui yang benar

Page 10: Handout Fisiologi Menyusui

Gambar Cara memegang bayi dengan benar

2) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex) dengan cara :

a) Menyentuh pipi dengan puting susu atau,

b) Menyentuh sisi mulut bayi.

Gambar Cara merangsang mulut bayi

3) Setelah bayi membuka mulut, dengan cara kepala bayi didekatkan ke payudara

ibu dan puting serta kalang payudara dimasukkan ke mulut bayi:

a) Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk ke mulut bayi,

sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan

menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah

kalang payudara. Posisi yang salah, yaitu apabila bayi hanya mengisap

Page 11: Handout Fisiologi Menyusui

pada puting susu saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak

adekuat dan puting susu lecet.

b) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau disangga

lagi.

Gambar Perlekatan yang benar

Gambar Perlekatan yang salah

4) Melepaskan isapan bayi

Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti

menyusui pada payudara yang lain. Cara melepaskan isapan bayi yaitu :

a) Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut bayi,

atau

b) Dagu bayi ditekan ke bawah.

Page 12: Handout Fisiologi Menyusui

5) Menyendawakan bayi.

Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya

bayi tidak muntah setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi adalah :

a) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu, kemudian

punggungnya ditepuk perlahan-lahan.

b) Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk

perlahan-lahan.

b. Posisi menyusui

Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangan dengan

sabun sampai bersih, kedua puting susu diberishkandengan kapas yang telah

direndam terlebih dahulu dengan air hangat. Bayi disusui secara bergantian mulai

dari sebelah kiri hingga sebelah kanan sampai bayi kenyang. Sebelum bayi

ditidurkan, bayi harus disendawakan dahulu supaya udara yang terhisap bisa

keluar. Adapun posisi menyusui yang benar menurut Proverawati dan

Rahmawati (2010: 40) yaitu :

1) Pegang bayi sehingga dia menghadap keseluruh badan, dapat menggunakan

bantal untuk mendukung.

2) Menyokong payudara dengan tiga jari di bawah areola (kulit seputar puting

susu) dan dua jari di atas.

3) Pastikan jari-jari anda berada dibelakang areola sehingga bayi bisa menarik

kedua puting susu dan areola ke dalam mulutnya.

4) Posisikan bayi lebih rendah dari bibir dengan puting susu, ini akan

merangsang bayi membuka mulut lebar dan latch on ke payudara.

5) Bayi akan memperbesar puting susu dan areola dalam mulut dan mulai

menyusu.

Page 13: Handout Fisiologi Menyusui

6) Slipkan jari anda ke sudut bayi untuk memutuskan sedotan, mengembalikan

keposisi semula sehingga posisi bayi akan merangsang bayi untuk membuka

mulutnya dan ibu mengambil lagi dengan bibir dan gusi pada areola, bukan

pada puting susu.

Tanda bayi menyusu dengan benar adalah :

a) Mulut bayi seluruhnya tertangkap di puting susu

b) Dahi bayi menyentuh payudara

c) Payudara tidak nyeri ketika menyusui

d) Apabila ibu dapat melihat daerah gelap di sekitar payudaranya, maka

seharusnya ibu melihat daerah gelap tersebut lebih banyak di atas bibir

bayi bagian atas dibandingkan bibir bagian bawah.

e) Pipi bayi tidak tertakan atau tetap pada posisinya.

f) Bayi secara teratur mengisap dan menelan ASI, normal jika sesekali bayi

berhenti.

g) Apabila sudah selesai menyusu maka dia akan melepaskan puting susu

dengan sendirinya.

7. Jenis-jenis posisi menyusui

Menurut Proverawati dan Rahmawati (2010: 45) jenis-jenis posisi menyusui

diantaranya yaitu :

a. Posisi Dekapan

Posisi kalsik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini

membolehkan perut ibu dan perub bayi bertemu supaya tidak perlu memutar

kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada dalam dekapan, sokong belakang

badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya.

Page 14: Handout Fisiologi Menyusui

Gambar Posisi menyusui balita pada kondisi normal

b. Posisi Berbaring

Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih seperti baru pulih dari pembedahan

sesarea dimana posisi ibu bisa dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala

ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas.

Gambar Posisi menyusui berbaring

c. Posisi Football Hold

Tangan yang terletak paling dekat dengan payudara yang diisap bayi

memeluk leher bayi. Tubuh bayi berkontak dengan tubuh ibu, di bawah lengan.

Bayi telentang atau sedikit miring. Lengan lainnya menopang payudara dan

menekan puting. Untuk membantu bayi menempelkan mulutnya, gerakkan kepala

dan dadanya ke arah payudara. Hindari menarik dagunya ke arah dadanya karena

ini membuat bayi sulit menelan, bahkan sulit bernapas. Juga, hindari menekan

kepala bayi dengan tangan.

Page 15: Handout Fisiologi Menyusui

Gambar Posisi pegangan bola (football position) pada bayi kembar secara bersamaan

8. Masalah dalam menyusui

Adapun masalah - masalah dalam menyusui adalah sebagai berikut (Ambarwati,

2009 : 43)

a. Masalah menyusui masa antenatal

1) Kurang atau salah informasi

Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah

lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa

ASI kurang.

2) Puting susu datar atau terbenam

Sejak kehamilan trimester terakhir, ibu yang tidak mempunyai resiko

kelahiran prematur, dapat diusahakan mengeluarkan puting susu datar atau

terbenam dengan : teknik atau gerakan Hoffman yang dikerjakan 2 kali sehari,

dibantu dengan jarum suntik yang dipotong ujungnya atau dengan pompa ASI.

Page 16: Handout Fisiologi Menyusui

b. Masalah menyusui pada masa nifas dini

1) Puting susu nyeri

Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit

ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu

ibu benar, perasaan nyeri akan segera hilang.

Cara menangani :

a) Pastikan posisi menyusui sudah benar.

b) Mulailah menyusui pada putting susu yang tidak sakit, guna membantu

mengurangi sakit pada puting susu yang sakit.

c) Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI, oleskan di putting susu dan

biarkan payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai puting susu

kering.

2) Puting susu lecet

Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat

pula disebabkan oleh thrush (candidates) atau dermatitis.

3) Payudara bengkak

Pada hari-hari pertama (sekitar 2–4 jam), payudara sering terasa penuh dan

nyeri disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan

ASI mulai di produksi dalam jumlah banyak. Untuk mencegah maka

diperlukan : menyusui dini, perlekatan yang baik, menyusui “on demand”.

Bayi harus lebih sering disusui. Apabila terlalu tegang atau bayi tidak dapat

menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu, agar ketegangan menurun.

4) Mastitis atau abses payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak

kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat.

Page 17: Handout Fisiologi Menyusui

c. Masalah menyusui pada masa nifas lanjut

1) Sindrom ASI kurang

Tanda bahwa ASI benar-benar kurang, antara lain : BB bayi meningkat kurang

dari rata-rata 500 gram per bulan, BB lahir dalam waktu 2 minggu belum

kembali, BAK rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam, cairan urin pekat, bau

dan warna kuning. Cara mengatasinya disesuaikan dengan penyebab seperti

faktor teknik menyusui, faktor psikologis, fisik ibu atau faktor kondisi bayi.

Ibu dan bayi dapat saling membantu agar produksi ASI meningkat dan bayi

terus memberikan isapan efektifnya.

2) Ibu yang bekerja

Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu berhenti menyusui.

Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui yang

bekerja :

a) Susuilah bayi sebelum ibu bekerja

b) ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat bekerja.

c) Pengosongan payudara di tempat kerja setiap 3-4 jam.

d) ASI dapat disimpan di lemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi saat

ibu bekerja dengan cangkir.

e) Pada saat ibu di rumah sesering mungkin bayi disusui dan ganti jadwal

menyusuinya sehingga banyak menyusui di malam hari.

f) Keterampilan mengeluarkan ASI dan merubah jadwal menyusui sebaiknya

telah dipraktekkan satu bulan sebelum kembali bekerja.

Page 18: Handout Fisiologi Menyusui

g) Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan

selama menyusui bayinya.

d. Masalah menyusui pada keadaan khusus

1) Ibu melahirkan dengan bedah sesar

Posisi menyusui yang dianjurkan adalah sebagai berikut :

a) Ibu dapat dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan kepala yang

ditopang bantal, sementara bayi disusukan dengan kakinya ke arah ibu.

b) Apabila ibu sudah dapat duduk bayi dapat ditidurkan di bantal di atas

pangkuan ibu dengan posisi kaki bayi mengarah ke belakang ibu di bawah

lengan ibu.

c) Dengan posisi memegang bola (football position) yaitu ibu terlentang dan

bayi berada di ketiak ibu dengan kaki ke arah atas dan tangan ibu

memegang kepala bayi.

2) Ibu sakit

3) Ibu yang memerlukan pengobatan

4) Ibu hamil

e. Masalah menyusui pada bayi

1) Bayi segera menangis

Menangis untuk bayi adalah cara berkomunikasi dengan orang-orang di

sekitarnya. Karena itu bila bayi sering menangis perlu dicari sebabnya, dan

sebabnya tidak selalu karena kurang ASI.

2) Bayi bingung puting

Bingung puting (nipple confusion) adalah suatu keadaan yang terjadi karena

bayi mendapat susu formula dalam botol berganti-ganti dengan menyusu pada

ibu. untuk menghindari bayi bingung puting : jangan mudah mengganti ASI

Page 19: Handout Fisiologi Menyusui

dengan susu formula tanpa indikasi (medis) yang kuat, kalau terpaksa harus

memberikan susu formula berikn dengan sendok atau pipet dan bahkan

cangkir, jangan sekali-kali menggunakan botol dan dot atau bahkan memberi

kempeng.

3) Bayi prematur dan bayi kecil (BBLR)

Bayi kecil, prematur atau dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

mempunyai masalah menyusui karena refleks mengisapnya masih relatif

lemah. Oleh karenanya bayi kecil justru harus cepat dan lebih sering dilatih

menyusu. Untuk merangsang mengisap sentuhlah langit-langit bayi dengan

jari ibu yang bersih. Bila belum bisa menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan

atau pompa, yang kemudian diberikan dengan sendok atau cangkir.

4) Bayi kuning (ikterik)

Bayi ikterik disebabkan kadar bilirubin yang tinggi dalam darah, yang dapat

terlihat pada kulit dan sklera (putih mata). Untuk mencegah agar warna kuning

tidak lebih berat bayi jelas membutuhkan lebih banyak menyusu. Yang harus

dilakukan adalah mulai menyusui segera setelah bayi lahir dan susui bayi

sesering mungkin tanpa dibatasi.

5) Bayi kembar

Ibu dapat menyusui bayinya seorang demi seorang, tetapi ibu dapat menyusui

sekaligus berdua. Salah satu posisi yang mudah untuk menyusui adalah

dengan posisi memegang bola (football position).

6) Bayi sakit

Sebagian kecil sekali dari bayi yang sakit, dengan indikasi khusus tidak

diperbolehkan mendapatkan makanan peroral, tetapi apabila sudah

diperbolehkan, maka ASI harus terus diberikan.

Page 20: Handout Fisiologi Menyusui

7) Bayi sumbing

Cara menyusui yang dianjurkan adalah : posisi bayi duduk, puting dan areola

dipegang selagi menyusui, hal ini sangat membantu bayi untuk mendapatkan

cukup ASI, ibu jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir bayi

bila bayi mempunyai sumbing pada bibir dan langit-langit, ASI dikeluarkan

dengan cara manual ataupun pompa, kemudian berikan dengan sendok/pipet,

atau botol dengan dot yang panjang sehingga ASI dapat masuk dengan

sempurna.

8) Bayi dengan lidah pendek

Bayi pada kondisi seperti ini akan sukar dapat melaksanakan laktasi dengan

sempurna, karena lidah tak sanggup memegang puting dan areola dengan baik.

Ibu dapat membantu dengan menahan kedua bibir bayi segera setelah bayi

dapat menangkap putting da areola dengan benar. Pertahankan kedudukan

kedua bibir bayi agar posisi tidak berubah-ubah.

9) Bayi yang memerlukan perawatan

Ibu dianjurkan memerah ASI setiap 3 jam dan disimpan di dalam lemari es

untuk kemudian sehari sekali diantar ke rumah sakit di dalam termos es. Perlu

diberikan tanda pada botol penampung ASI, jam berapa ASI diperah dan yang

lebih dahulu diperah dapat diberikan terlebih dahulu.

9. Faktor-faktor yang menghambat penggunaan ASI

Menurut Maryunani (2012: 198) faktor-faktor yang menghambat penggunaan ASI

adalah

a. Kurangnya pengetahuan ibu tentang keunggulan ASI dan fisiologi laktasi

b. Kurangnya persiapan fisik dan mental ibu

c. Kurangnya dukungan keluarga

Page 21: Handout Fisiologi Menyusui

d. Kurangnya dukungan dari fasilitas kesehatan

e. Kurangnya fasilitas yang mendukung laktasi di tempat kerja

f. Kurangnya dukungan lingkungan.