59
HUT YSKI – 67 Seminar Orang Tua dan Guru Harapan dan Tantangan

Harapan dan Tantangan - yski.infoyski.info/po-content/uploads/Download_Materi_Seminar_Pendidikan... · Sebutan ‘millennial’ itu sendiri disebabkan karena generasi ini tak lepas

  • Upload
    vobao

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

HUT YSKI – 67

Seminar Orang Tua dan Guru

Harapan dan Tantangan

Bicara mengenai:

Batasan Usia dan

Gaya Hidup

Lahir 1980 -2000

Sebutan ‘millennial’ itu sendiri disebabkan karenagenerasi ini tak lepas dari perkembanganteknologi, mereka yang merasakan, dipengaruhidan mengikuti perkembangan teknologi.

Jumlah generasi millenials di dunia kerja mencapai50 persen dan diperkirakan tahun 2030, generasiini akan menguasai 75 persen lapangan kerjaglobal. Di Indonesia sendiri, generasi inimencapai 34.45 persen populasi.

Siapakah Generasi Milenial ?

REVOLUSI INDUSTRI

1. Generasi Aku –Aku – Aku

2. Gila Gadget dan Narsis

3. Manja – Minim daya juang

4. Kerja “Cerdas” bukan Kerja Keras.

5. Sangat dipengaruhi Sosial Media : Facebook, Twitter, Snapchat, instagram, Whatsapp, Line

Ulasan terhadap Generasi Millenial

I. Hal Positif Generasi Millenial

1. Multitasking

Banyak stimulasi dan tetap fokus

2. Percaya Diri a. Menekankan keunikan diri

b. Motto “Jadilah dirimu sendiri”

c. Tidak Fokus nilai Akademis

3. Kebebasan Berekspresi

a. Mencari pengakuan dan penerimaan dari sosial media.

b. Tidak suka diatur, dibatasi dan di kekang.

3. Kreativitas sangat dihargai

a. Penghormatan terhadap persamaan

b. Pencarian ide dan kreativitas.

c. Mencoba hal dan cara yang baru

4. Lebih Kritis

5. Berkontribusi dengan Cara Beda

6. Cepat Tanggap

a. Suka hal yang baru

b. Fast Learning

c. Fleksibel

7. Berorientasi pada “kelompok”dan “sosial”

a. Fleksibel dan bisa menerima pikiran baru

b. Menikmati kamunitasnya

c. Relasi tanpa batas dalam media sosial.

2. Tantangan Generasi Millenial

1. Sangat bergantung pengakuan dan penerimaan dari media Sosial – Likes teman.2. Berpusat pada diri sendiri - butuh aktualisasi diri sangat besar.3. Cenderung anti sosial.4. Mengejar kebebasan dan kenyamanan.5. Pola hidup instan, tidak menyukai proses

dan tidak utuh.

Wabah NARSISMEKecanduan mencintai diri

2. Tantangan Generasi Now

6. Suka hal baru – Cepat Bosan7. Kurang menghargai Otoritas.8. Mudah Menyerah. Malas mengerjakan pekerjaan yang menguras tenaga dan pikiran.

9. Manusia diperlakukan seperti BarangBarang diperlakukan seperti manusia.

Manusia diperlakukan seperti Barang

Barang diperlakukan seperti manusia

STOP PHUBBING

3. Tantangan mendidik Generasi dalam Air Bah

Informasi

POP CULTURE:

Kemasan yang Ringan, menghibur, membuang logika dan Nalar.

Memicu imajinasi tanpa batas.

Menyentuh emosi, instinct, sensualitas danIrasional.

Hiburan

Dampaknya bagi anak-anak kita …1. Anak masuk dalam Budaya Ekstrem

Tertawa dan Airmata ;

Permainan Fiksi dan Fakta

2. Memberikan sensasi kepuasan Jasmani cepat .

Mudah menyerah.

Mencari semua yang baru – Cepat Bosan.

3. OVERSTIMULATION

Emosi yang tidak stabil

Game vs Reality

Mudah Menawan Hati anak-anakkarena: 1. Mudah dimengerti & menghibur.

2. Pendekatan Persuasive bukanOtoritative.

3. Sangat memperhatikan kemasanestetika yang menarik.

4. Menstimulir Imajinasi.

5. Melibatkan anak.

GOAL akhir : Merebut Hati anak,

Rasa Suka Cinta adalah dasar

segala sesuatu.

Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan Firman

Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.

Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya ...

(1 Yohanes 2: 14 b-15)

Dimensi Peperangan RohaniSerangan pada penghancuran moral,

karakter dan iman generasi muda.

Anak-anak kita bukan kurang Pandai !

Mereka kurang Bijaksana(Hikmat)

ALLAH

MANUSIA

CIPTAAN LAIN

Sistem Nilai

yang benar

ALLAH

MANUSIA

CIPTAAN LAIN

ALLAH

MANUSIA

CIPTAAN LAIN

ALLAH

MANUSIA

CIPTAAN LAIN

Mendidik Anak Generasi Millenial

1. Mengajarkan Otoritas dengan Benar

2. Menghargai setiap anak unik dan berbeda.

11 Februari 1847 – 18 Oktober 1931

Idiot boy

Guru PenerusPengetahuan

Guru Pembimbing Murid

Mengajar bahan pelajarandengan baik

Mengenal kekuatan dan kelemahan murid

mengotak-atik materipembelajaran, mencoba hal-hal baru, mengembangkankombinasi baru berbagai jenismateri hingga mungkinmenghasilkan kemasan-kemasan materi pelajaranbaru dan segar bahkan untuksuatu pelajaran klasik sepertisejarah.

memberi perhatian lebih padamasalah siswa daripada(pembaharuan) materipelajaran. Mereka terutamamemperhatikan cara belajardan siswa sebagai pribadiyang menghadapi berbagaimasalah dalam kehidupanmereka, selain prestasiakademiknya.

Mendidik Anak Generasi Millenial

1. Mengajarkan Otoritas dengan Benar

2. Menghargai setiap anak unik dan berbeda.

3. Mendorong, membimbing Murid menggali dan menemukan jawaban dari permasalahan yang kita bahas.

Mendorong murid memberi pendapat

Kesmepatan murid bertanya dan guru mengarahkan

Berdiskusi

Mengajar itu seperti ….1. Mengisi Ember2. Percetakan atau Pabrik3. Seperti Orang Memahat4. Menanam dan memelihara

Evaluasi ! …Positif dan Negatif

Pola Pikir dalam Mengajar Anak

Mendidik Anak Generasi Millenial

1. Mengajarkan Otoritas dengan Benar2. Menghargai setiap anak unik dan berbeda.

3. Mendorong, membimbing Murid menggali dan menemukan jawaban dari permasalahan yang kita bahas.

4. Pembelajaran yang mempunyai relevansi dengan siswa. Konten harus spesifik, ringkas, dan cepat. Aplikasi praktis informasi yang mereka

terima

Mendidik Anak Generasi Millenial

1. Mengajarkan Otoritas dengan Benar2. Menghargai setiap anak unik dan berbeda.3. Mendorong, membimbing Murid menggali dan menemukan jawaban dari

permasalahan yang kita bahas. 4. Pembelajaran yang mempunyai relevansi dengan siswa.

5. Keberhasilan dalam kelompok mereka.a. Murid berdiskusi dalam kelompokb. Murid membimbing temannya yang

kurang dalam pelajaran.

Mendidik Anak Generasi Millenial

1. Mengajarkan Otoritas dengan Benar

2. Menghargai setiap anak unik dan berbeda.

3. Mendorong, membimbing Murid menggali dan menemukan jawaban dari permasalahan yang kita bahas.

4. Pembelajaran yang mempunyai relevansi dengan siswa.

5. Keberhasilan dalam kelompok mereka.

a. Murid berdiskusi dalam kelompok

b. Murid membimbing temannya yang kurang dalam pelajaran.

6. Mendidik “knowing” dan “being”.

Knowing and Being

Mendidik Anak Generasi Millenial

1. Mengajarkan Otoritas dengan Benar

2. Menghargai setiap anak unik dan berbeda.

3. Mendorong, membimbing Murid menggali dan menemukan jawaban dari permasalahan yang kita bahas.

4. Pembelajaran yang mempunyai relevansi dengan siswa.

5. Keberhasilan dalam kelompok mereka.

6. Mendidik “knowing” dan “being”.

7. Tanggung Jawab dan tantangan baru untuk mengembangkan potensi diri anak.

Olah Raga

Menggambar

Menyanyi

Baca BUKU

MendakiGunung

Main musik

Memeliharabinatang

Memeliharatanaman

Memasak

Menulis

Bermain

Fungsi telepon genggam yang bisa mencakupsemua. Saat teknologi masih belum se-maju saatini, orang-orang harus membawa kamera, bukucatatan, alat komunikasi, dan berbagai dokumenlainnya secara terpisah. Di era dimana semua itubisa digabungkan ke dalam satu alat, sepertinyatidak terlalu mengherankan jika kita melihatseseorang terpaku pada satu alat dalammelakukan semua pekerjaan.

• Dampaknya, banyak perusahaan yang membanggakankaryawan mereka demi mempertahankan reputasi danpekerja. Salah satu keyword yang paling dicari dibeberapa tahun belakangan adalah 'employee engagement' -keterlibatan karyawan.

• Ini bukanlah hal buruk. Ketika generasi X danbaby boomers hanya duduk di meja menunggu promosidari bos, generasi millennial mau melakukan usaha agar kerja mereka dihargai. Ini yang dinilai sebagai bentuknarsisme, walau sesungguhnya merupakan bentukusaha pengembangan diri.

• Media sosial bisa jadi berkontribusi pada`kenarsisan`anak millennial. Walau mungkin ini bukanselamanya hal buruk. Melalui media sepertiInstagram, orang-orang memiliki kesempatan menjadi

• Sebuah survei yang dilakukan oleh Bentley University mengkonduksimengenai aspirasi karir millennial. Hanya 13 persen mengaku mimpimereka dalam karir adalah menjadi bos perusahaan tempat merekabekerja. Sedangkan, 67 persen menjawab target mereka adalahuntuk memulai bisnis sendiri.

• "Millennial mencari kericuhan, dan memiliki kewaspadaan terhadapresiko dipecat dan kehidupan monoton terpaku dalam kubikelkantor. Mereka berpikir 'ada jalan keluar'." ungkap Fred Tuffile, direktur program studi wirausaha, dikutip Forbes.

• Hal ini membuat mereka merasa bisnis menjadi pilihan. MenurutBentley, kecenderungan anak-anak milenial yang tidak takut denganresiko dan suka kekacauan buat mereka menganggap, kegagalandalam berbisnis lebih baik dibanding duduk di kubikal kantor selama20 tahun. Memulai perjalanan untuk mengembangkan ide sendiriakan memberi mereka pelajaran hidup.

• Sedangkan menurut CEO Karir.com Dino Martin, mempekerjakananak-anak millennial dengan pemikiran yang mengandalkankreatifitas bisa menjadi pemberdayaan untuk sebuah perusahaanberkembang. Mereka dianggap bisa menawarkan ide-ide segar daninovasi.

Tantangan Mengajar Generasi Millenial

ilustrasi