1
Peran Bersama demi Air Berkualitas Air tawar di seluruh dunia hanya tinggal 3%. Sementara sisanya sebanyak 97% adalah air laut. H ARI BUMI KAMIS, 21 APRIL 2011 22 masuk di Indonesia. Indonesia memiliki regu- lasi yang mumpuni, tapi bi- asanya tidak sejalan dengan aplikasi penegakan aturan di lapangan,” papar Heru. Agar tidak memperburuk kondisi air, semua pihak perlu turun tangan. Lembaga dewan air Pemerintah, lanjut Heru, per- lu mengatur agar akses air bersih dapat diperoleh semua kalangan. Selain itu, Perusa- haan Daerah Air Minum (PDAM) menjadi tumpuan agar pemerintah mampu memberi- kan air yang layak bagi warga. “PDAM perlu dioptimalkan pemerin- tah, selain itu diperlukan cam- pur tangan swasta, khususnya perusahaan-perusahaan penye- dia air bersih,” paparnya. Untuk mengawasi ketersedi- aan air, lanjut Heru, Indonesia perlu mengikuti negara-negara maju yang memiliki lembaga dewan air, yang secara khusus menangani permasalahan air. “Tidak bersatu dengan kemen- terian ESDM atau PU.” Bukan cuma itu, tanggung jawab setiap perusahaan penye- dia air minum dalam mengek- sploitasi sumber daya air pun dibutuhkan. “Perusahaan besar AMALIA SUSANTI A IR adalah salah satu cikal bakal per- adaban manusia. Apabila air menjadi komoditas barang yang mahal dan langka, terancamlah per- adaban seluruh umat manusia beserta makhluk di planet ini. Krisis air akan menjadi suatu ancaman, bahkan bisa me- nimbulkan tragedi kemanu- siaan yang sangat menakut- kan. Adanya kekeliruan da- lam pengelolaan sumber daya air semakin kompak dengan dampak perubahan iklim serta El Nino yang turut andil me- ngurangi stok air bersih untuk dikonsumsi. Kebutuhan konsumsi air akan terus meningkat seiring dengan berkembangnya dunia industri atau pertanian yang terus menerus memaksa air keluar dari dalam tanah. Tri Rooswiadji, dari World Wildlife Fund (WWF), dalam workshop Dunia Tanpa Air Ber- sih di Kampus Trisakti, Maret lalu, mengemukakan air tawar di seluruh dunia hanya tinggal 3%. Sementara sisanya seban- yak 97% adalah air laut. Jumlah air yang sedikit itu dari tahun ke tahun semakin berkurang untuk memenuhi kebutuhan 7 miliar penduduk dunia. Hal itu dibenarkan pakar hidrogeologi Universitas Gad- jah Mada Dr Ir Heru Hen- drayana. “Kondisi air permu- kaan saat ini sangat kritis. Air Permukaan secara kualitas sudah tidak bisa diandalkan dan secara kuantitas pun terus menurun,” jelasnya. Bagaimana dengan kondisi air bersih di Indonesia? Menu- rut Ketua Jurusan Teknik Ling- kungan Universitas Trisakti Ariani, dalam workshop Dunia Tanpa Air Bersih, menyebut- kan 63% air di Indonesia di antaranya berada di septic tank, sisanya 16,7% di sungai, dan 14,4% yang berada di tanah. Pada bagian lain, Heru men- jelaskan kondisi air permu- kaan di Indonesia, terutama di perkotaan semakin tidak layak dikonsumsi akibat banyaknya industri yang menyedot air bawah permukaan, yang memi- liki kualitas baik. Heru menambahkan, tren ke depan, kualitas air akan mengalami penurunan akibat pengaruh alam dan manusia. “Pengaruh manusia yang pal- ing besar,” tegasnya. Menurut dia, kelangkaan sekaligus pencemaran air saat ini sangat dipengaruhi kelala- ian dan kegagalan perenca- naan pembangunan yang tidak memperhatikan keberadaan manusia dan lingkungan mer- eka secara utuh. Itu juga dipicu buruknya sistem pembuangan limbah cair dan padat, sampah, sanitasi yang tidak mema- dai, serta penyusupan air laut hingga amblesnya permukaan tanah. “Kebanyakan ini terjadi di kawasan berkembang, ter- penyedia air minum, sebe- lum mengeksploitasi sumber daya air, seharusnya melaku- kan penelitian, termasuk kajian amdal,” jelas Heru. Namun, tambah Heru, saat ini banyak perusahaan kecil dan industri ilegal yang mengam- bil cadangan air bawah tanah. “Mereka mana bisa membiayai penelitian.” Heru mengungkapkan pe- ngelolaan air harus mengusung transparansi serta melibat- kan peran masyarakat untuk mendapatkan akses pasokan air. Sudah saatnya membangun sistem pemanfaatan air tanah yang ber- wawasan keadilan dan mampu menjamin hak masyarakat, terutama masyarakat miskin dalam mendapatkan akses pe- nyediaan air untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Menurut Ma nager Water Resource Danone Aqua Wahyu Triharja, pihaknya tidak hanya bertanggung jawab terhadap konservasi alam di sekitar mata air, tetapi juga aktif mengajak masyarakat. Mereka memberi- kan edukasi lingkungan khusus- nya air. Aqua mem- berikan pengetahuan mengenai air melalui empat pendekatan, yakni sosioeco- nomic, nature and environment, institution development , dan pendidikan lingkungan untuk masyarakat. “Masyarakat itu banyak yang belum tahu seberapa pen- tingnya menghargai air, serta bagaimana menggunakannya (air) dengan bijak. Itu tanggung jawab bersama untuk mem- berikan pengetahuan kepada masyarakat,” kata Wahyu. Hal itu menjadi tantangan bagi kita untuk mengelola air dengan baik. (*/S-1) [email protected] A IR merupakan salah satu sumber kehidupan mut- lak untuk makhluk hidup. Ketersediaan dan kebu- tuhan harus seimbang untuk menjamin keberlanjutan sum- ber daya air. Kelebihan air ter- utama di musim hujan di suatu tempat bisa menjadi masalah seperti banjir atau longsor. Elemen dasar kehidupan yang sering disebut sebagai emas biru ini kian hari memi- liki kecenderungan mengalami penurunan kualitas sekaligus kuantitas yang layak dibu- tuhkan manusia. Oleh karena itu tenaga profesional dalam pengelolaan sumber daya air sangat diperlukan. Air dalam sejarah kehidupan manusia memiliki posisi sen- tral dan merupakan jaminan keberlangsungan kehidupan manusia di muka bumi. Banyaknya masalah yang akan timbul jika bumi ini kekurangan air perlu dipecah- kan melalui manajemen pe- ngelolaan sumber daya air yang efektif, di mana pengelolaan ‘si emas biru’ secara terpadu sudah menjadi kewajiban kita bersama. Menurut pakar hidrogeo- logi Universitas Gadjah Mada Dr Ir Heru Hendrayana, dari sisi kuantitas, kondisi air per- mukaan saat ini masih ba- gus, namun kualitasnya telah menurun. “Pencemaran oleh limbah rumah tangga dan in- dustri kerap dituding sebagai penyebabnya, terutama di wilayah perkotaan,” ungkap Heru. Kualitas air permukaan yang saat ini menjadi komoditas uta- ma sebagian besar masyarakat dunia tidak mungkin akan ber- tahan lama jika tidak dibarengi dengan pendidikan lingkungan yang layak, khususnya dalam pengelolaan air. Heru mengatakan saat ini yang masih bisa menjadi jalan keluar dari kelangkaan air ada- lah menggunakan sumber air bawah permukaan yang masih memiliki kualitas dan kuantitas yang terjaga. Pemerintahan lewat Kemen- terian Pekerjaan Umum (PU) sebagai pihak yang menge- luarkan kebijakan mengenai penggunaan air, khususnya air tanah dangkal atau air permu- kaan akan terus mempertegas pengelolaan dan penggunaan air permukaan, terutama bagi industri dan pengelola gedung- gedung bertingkat. “Ini perlu dibereskan sece- patnya, kita akan terus mendor- ong agar air permukaan terjaga dengan mengawasi industri, khususnya di kota besar,” ujar Wakil Menteri PU Hermanto Dardak ketika dihubungi Media Indonesia, kemarin. Selain itu, ketegasan dari berbagai tingkat pemerintah- an harus terus ditingkatkan baik di daerah maupun pusat, “Persediaan air permukaan se- makin kritis, apalagi jika peng- gunaan air untuk industri tidak dikontrol. Ini akan menjadi perhatian lebih bagi kami,” ujar Hermanto dengan tegas. Sementara itu, untuk pe- ngelolaan air tanah dangkal atau permukaan bagi perusa- haan pengelolaan air minum kemasan pun harus dilakukan dengan pengawasan ketat. “Diperlukan studi kompre- hensif untuk membuka eks- plorasi daerah mata air, dan biayanya tidak murah. Oleh karena itu, perlu pengawasan yang ketat,” ujar ahli Geologi sekaligus Dekan Fakultas Uni- versitas Padjadjaran Dr Hen- drawan. Hendarwaman menjelaskan, idealnya setiap perusahaan air minum dalam kemasan sebelum membuka eksplorasi mata air perlu melewati tahap penelitian secara hidrogeologis. Tahap itu masuk studi penge- boran serta geosika. Setelah tahap hidrogeolo- gi, tahap berikutnya adalah hidrologi dan hydrochemistry atau proses isotop. Yang ter- penting setelah melewati tahap wajib eksplorasi mata air itu, kemudian menilai kualitas studi lingkungan yang ada di sekitar mata air. “Semua ini wajib dilakukan setiap perusahaan AMDK, dan setahu saya yang telah melakukan proses ini adalah Aqua, sedangkan yang lain baru memulai teknik seperti ini dan belum populer di per- usahaan AMDK,” pungkas Hendarmawan. Konsep terpadu Saat ini telah banyak air siap minum dalam kemasan di pasaran yang menjamin kuali- tas air untuk kebutuhan tubuh, salah satunya adalah Aqua. Merek air kemasan Aqua bisa dikatakan memiliki jaminan kualitas bagi konsumennya, khususnya di Indonesia. Namun apakah kualitas yang dihadirkan Aqua sejalan de- ngan kesadaran untuk menjaga air dari hulu ke hilir di kawasan eksplorasi sumber daya air yang diambil? Manager Water Resource Aqua Danone Wahyu Triharja mengatakan Aqua tidak serta- merta mengambil air kemu- dian mengabaikan tempatnya begitu saja. “Aqua memiliki konsep ter- padu dalam pengelolaan air dan itu menjadi komitmen seluruh stakeholder Aqua yang ada di seluruh Indonesia,” paparnya. Menurut Wahyu, pihaknya menerapkan konsep terpadu yang berpegang pada tiga pilar utama dalam manajemen pe- ngelolaan air yang baik, untuk menjaga kawasan eksplorasi air tetap lestari. “Tiga pilar terse- but adalah kuantitas, kualitas, dan proteksi terhadap sumber air” tegasnya. Wahyu menambahkan, tiga pilar utama tersebut selain memberikan perlindungan juga sekaligus dapat melihat unsur-unsur yang memenga- ruhi sumber daya air seperti siklus air, kondisi hidrogeolo- gis, dan aktivitas serta kon- sumsi air manusia. Untuk mampu memperta- hankan air dari sisi kuantitas dan kualitas yang dibutuh- kan semua makhluk hidup, diperlukan pemahaman dan pendidikan bagi masyarakat di sekitar sumbar daya air. “Aqua bersama masyarakat di sekitar kawasan mata air memberikan pendidikan sekaligus penge- tahuan bagaimana mengelola sumbar daya air dengan bijak- sana. Sambutan masyarakat sangat baik,” kata Wahyu. Empat pendekatan melalui pendidikan dan pengetahuan dilakukan lewat sosio-econo- mic, nature and environment, institution development , dan pendidikan lingkungan untuk masyarakat yang dilakukan Aqua Danone di bawah ketiga pilar utama tersebut. Ini merupakan satu lagi langkah Aqua sekaligus sum- bangsih dalam rangka menye- lamatkan air untuk generasi di masa mendatang. Dengan memberikan kesadaran sekali- gus pengetahuan akan penting- nya menjaga lingkungan guna mendapatkan air berkualitas perlu dilakukan semua pihak, tidak hanya produsen-pro- dusen air minum, tapi seluruh manusia secara individu mau- pun kelompoknya, termasuk warga negara Indonesia yang termasuk dalam lingkaran warga dunia. (*/S-25) Lindungi Air untuk Bumi Ini perlu dibereskan secepatnya, kita akan terus mendorong agar air permukaan terjaga dengan mengawasi industri, khususnya di kota besar.” Hermanto Dardak Wakil Menteri PU KONSEP TERPADU: Salah satu contoh konsep terpadu dalam pengelolaan sumber daya air yang baik dari hulu hingga hilir bersama- sama secara kolaboratif dengan berbagai pihak dijalankan Aqua Danone. Upaya yang dilakukan antara lain di sekitar Gunung Salak, Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Tercatat lebih dari 100 ribu pohon ditanam dan dikelola bersama para stakeholder setempat. MI/ROMMY PUJIANTO

HARI BUMI - ftp.unpad.ac.id file22 HARI BUMI KAMIS, 21 APRIL 2011 masuk di Indonesia. Indonesia memiliki regu-lasi yang mumpuni, tapi bi-asanya tidak sejalan dengan aplikasi penegakan

  • Upload
    ngonhu

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HARI BUMI - ftp.unpad.ac.id file22 HARI BUMI KAMIS, 21 APRIL 2011 masuk di Indonesia. Indonesia memiliki regu-lasi yang mumpuni, tapi bi-asanya tidak sejalan dengan aplikasi penegakan

Peran Bersama demi Air BerkualitasAir tawar di seluruh dunia hanya tinggal 3%. Sementara sisanya sebanyak 97% adalah air laut.

HARI BUMI KAMIS, 21 APRIL 201122

masuk di Indonesia.Indonesia memiliki regu-

lasi yang mumpuni, tapi bi-asanya tidak sejalan dengan aplikasi penegakan aturan di lapangan,” papar Heru. Agar tidak memperburuk kondisi air, semua pihak perlu turun tangan.

Lembaga dewan airPemerintah, lanjut Heru, per-

lu mengatur agar akses air bersih dapat diperoleh semua kalangan. Selain itu, Perusa-haan Daerah Air Minum (PDAM) menjadi tumpuan agar pemerintah m a m p u m e m b e r i -k a n a i r yang layak bagi warga. “ P D A M perlu dioptimalkan pemerin-tah, selain itu diperlukan cam-pur tangan swasta, khususnya perusahaan-perusahaan penye-dia air bersih,” paparnya.

Untuk mengawasi ketersedi-aan air, lanjut Heru, Indonesia perlu mengikuti negara-negara maju yang memiliki lembaga dewan air, yang secara khusus menangani permasalahan air. “Tidak bersatu dengan kemen-terian ESDM atau PU.”

Bukan cuma itu, tanggung jawab setiap perusahaan penye-dia air minum dalam mengek-sploitasi sumber daya air pun dibutuhkan. “Perusahaan besar

AMALIA SUSANTI

AIR adalah salah satu cikal bakal per-adaban manusia. Apabila air menjadi

komoditas barang yang mahal dan langka, terancamlah per-adaban seluruh umat manusia beserta makhluk di planet ini.

Krisis air akan menjadi suatu ancaman, bahkan bisa me-nimbulkan tragedi kemanu-siaan yang sangat menakut-kan. Adanya kekeliruan da-lam pengelolaan sumber daya air semakin kompak dengan dampak perubahan iklim serta El Nino yang turut andil me-ngurangi stok air bersih untuk dikonsumsi.

Kebutuhan konsumsi air akan terus meningkat seiring dengan berkembangnya dunia industri atau pertanian yang terus menerus memaksa air keluar dari dalam tanah.

Tri Rooswiadji, dari World Wildlife Fund (WWF), dalam workshop Dunia Tanpa Air Ber-sih di Kampus Trisakti, Maret lalu, mengemukakan air tawar di seluruh dunia hanya tinggal 3%. Sementara sisanya seban-yak 97% adalah air laut. Jumlah air yang sedikit itu dari tahun ke tahun semakin berkurang untuk memenuhi kebutuhan 7 miliar penduduk dunia.

Hal itu dibenarkan pakar hidrogeologi Universitas Gad-jah Mada Dr Ir Heru Hen-drayana. “Kondisi air permu-kaan saat ini sangat kritis. Air

Permukaan secara kualitas sudah tidak bisa diandalkan dan secara kuantitas pun terus menurun,” jelasnya.

Bagaimana dengan kondisi air bersih di Indonesia? Menu-rut Ketua Jurusan Teknik Ling-kungan Universitas Trisakti Ariani, dalam workshop Dunia Tanpa Air Bersih, menyebut-kan 63% air di Indonesia di antaranya berada di septic tank, sisanya 16,7% di sungai, dan 14,4% yang berada di tanah.

Pada bagian lain, Heru men-jelaskan kondisi air permu-kaan di Indonesia, terutama di perkotaan semakin tidak layak dikonsumsi akibat banyaknya industri yang menyedot air bawah permukaan, yang memi-liki kualitas baik.

Heru menambahkan, tren ke depan, kualitas air akan mengalami penurunan akibat pengaruh alam dan manusia. “Pengaruh manusia yang pal-ing besar,” tegasnya.

Menurut dia, kelangkaan sekaligus pencemaran air saat ini sangat dipengaruhi kelala-ian dan kegagalan perenca-naan pembangunan yang tidak memperhatikan keberadaan manusia dan lingkungan mer-eka secara utuh. Itu juga dipicu buruknya sistem pembuangan limbah cair dan padat, sampah, sanitasi yang tidak mema-dai, serta penyusupan air laut hingga amblesnya permukaan tanah.

“Kebanyakan ini terjadi di kawasan berkembang, ter-

penyedia air minum, sebe-lum mengeksploitasi sumber daya air, seharusnya melaku-kan penelitian, termasuk kajian amdal,” jelas Heru.

Namun, tambah Heru, saat ini banyak perusahaan kecil dan industri ilegal yang mengam-bil cadangan air bawah tanah. “Mereka mana bisa membiayai penelitian.”

Heru mengungkapkan pe-ngelolaan air harus mengusung transparansi serta melibat-kan peran masyarakat untuk mendapatkan akses pasokan air. Sudah saatnya membangun sistem pemanfaatan air tanah

yang ber-w a w a s a n keadilan dan mampu menjamin hak masyarakat, terutama masyarakat miskin dalam mendapatkan akses pe-nyediaan air untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Menurut Ma nager Water Resource Danone Aqua Wahyu Triharja, pihaknya tidak hanya bertanggung jawab terhadap konservasi alam di sekitar mata air, tetapi juga aktif mengajak masyarakat. Mereka memberi-kan edukasi lingkungan khusus-

nya air. Aqua mem-

berikan pengetahuan mengenai air melalui empat pendekatan, yakni sosioeco-nomic, nature and environment, institution development, dan pendidikan lingkungan untuk masyarakat.

“Masyarakat itu banyak yang belum tahu seberapa pen-tingnya menghargai air, serta

bagaimana menggunakannya (air) dengan bijak. Itu tanggung jawab bersama untuk mem-berikan pengetahuan kepada masyarakat,” kata Wahyu.

Hal itu menjadi tantangan bagi kita untuk mengelola air dengan baik. (*/S-1)

[email protected]

AI R m e r u p a k a n salah satu sumber kehidupan mut-lak untuk makhluk

hidup. Ketersediaan dan kebu-tuhan harus seimbang untuk menjamin keberlanjutan sum-ber daya air. Kelebihan air ter-utama di musim hujan di suatu tempat bisa menjadi masalah seperti banjir atau longsor.

Elemen dasar kehidupan yang sering disebut sebagai emas biru ini kian hari memi-liki kecenderungan mengalami penurunan kualitas sekaligus kuantitas yang layak dibu-tuhkan manusia. Oleh karena itu tenaga profesional dalam pengelolaan sumber daya air sangat diperlukan.

Air dalam sejarah kehidup an manusia memiliki posisi sen-tral dan merupakan jamin an keberlangsungan kehidup an manusia di muka bumi.

Banyaknya masalah yang akan timbul jika bumi ini kekurangan air perlu dipecah-kan melalui manajemen pe-ngelolaan sumber daya air yang efektif, di mana pe ngelolaan ‘si emas biru’ secara terpadu sudah menjadi kewajiban kita bersama.

Menurut pakar hidrogeo-logi Universitas Gadjah Mada Dr Ir Heru Hendrayana, dari sisi kuantitas, kondisi air per-mukaan saat ini masih ba-gus, namun kualitasnya telah menurun. “Pencemaran oleh limbah rumah tangga dan in-dustri kerap dituding sebagai penyebabnya, terutama di wilayah perkotaan,” ungkap Heru.

Kualitas air permukaan yang saat ini menjadi komoditas uta-ma sebagian besar masyarakat dunia tidak mungkin akan ber-tahan lama jika tidak dibarengi dengan pendidikan lingkungan

yang layak, khususnya dalam pe ngelolaan air.

Heru mengatakan saat ini yang masih bisa menjadi jalan keluar dari kelangkaan air ada-lah menggunakan sumber air bawah permukaan yang masih memiliki kualitas dan kuantitas yang terjaga.

Pemerintahan lewat Kemen-terian Pekerjaan Umum (PU) sebagai pihak yang menge-luarkan kebijakan mengenai penggunaan air, khususnya air tanah dangkal atau air permu-kaan akan terus mempertegas pengelolaan dan penggunaan air permukaan, terutama bagi industri dan pengelola gedung-

gedung bertingkat. “Ini perlu dibereskan sece-

patnya, kita akan terus mendor-ong agar air permukaan terjaga dengan mengawasi industri, khususnya di kota besar,” ujar Wakil Menteri PU Hermanto Dardak ketika dihubungi Media Indonesia, kemarin.

Selain itu, ketegasan dari berbagai tingkat pemerintah-an harus terus ditingkatkan baik di daerah maupun pusat, “Persediaan air permukaan se-makin kritis, apalagi jika peng-gunaan air untuk industri tidak dikontrol. Ini akan menjadi perhatian lebih bagi kami,” ujar Hermanto dengan tegas.

Sementara itu, untuk pe-ngelolaan air tanah dangkal atau permukaan bagi perusa-haan pengelolaan air minum kemasan pun harus dilakukan dengan pengawasan ketat.

“Diperlukan studi kompre-hensif untuk membuka eks-plorasi daerah mata air, dan biayanya tidak murah. Oleh karena itu, perlu pengawasan yang ketat,” ujar ahli Geologi sekaligus Dekan Fakultas Uni-versitas Padjadjaran Dr Hen-drawan.

Hendarwaman menjelaskan, idealnya setiap perusahaan air minum dalam kemasan sebelum membuka eksplorasi

mata air perlu melewati tahap penelitian secara hidrogeologis. Tahap itu masuk studi penge-boran serta geofisika.

Setelah tahap hidrogeolo-gi, tahap berikutnya adalah hidrologi dan hydrochemistry atau proses isotop. Yang ter-penting setelah melewati tahap wajib eksplorasi mata air itu, kemudian menilai kualitas studi lingkungan yang ada di sekitar mata air.

“Semua ini wajib dilakukan setiap perusahaan AMDK, dan setahu saya yang telah melakukan proses ini adalah Aqua, sedangkan yang lain baru memulai teknik seperti

ini dan belum populer di per-usahaan AMDK,” pungkas Hendarmawan.

Konsep terpaduSaat ini telah banyak air siap

minum dalam kemasan di pasaran yang menjamin kuali-tas air untuk kebutuhan tubuh, salah satunya adalah Aqua.

Merek air kemasan Aqua bisa dikatakan memiliki jamin an kualitas bagi konsumennya, khususnya di Indonesia.

Namun apakah kualitas yang dihadirkan Aqua sejalan de-ngan kesadaran untuk menjaga air dari hulu ke hilir di kawasan eksplorasi sumber daya air yang diambil?

Manager Water Resource Aqua Danone Wahyu Triharja mengatakan Aqua tidak serta-merta mengambil air kemu-dian mengabaikan tempatnya begitu saja.

“Aqua memiliki konsep ter-padu dalam pengelolaan air dan itu menjadi komitmen seluruh stakeholder Aqua yang ada di seluruh Indonesia,” paparnya.

Menurut Wahyu, pihaknya menerapkan konsep terpadu yang berpegang pada tiga pilar utama dalam manajemen pe-ngelolaan air yang baik, untuk menjaga kawasan eksplorasi air

tetap lestari. “Tiga pilar terse-but adalah kuantitas, kualitas, dan proteksi terhadap sumber air” tegasnya.

Wahyu menambahkan, tiga pilar utama tersebut selain memberikan perlindungan juga sekaligus dapat melihat unsur-unsur yang memenga-ruhi sumber daya air seperti siklus air, kondisi hidrogeolo-gis, dan aktivitas serta kon-sumsi air manusia.

Untuk mampu memperta-hankan air dari sisi kuantitas dan kualitas yang dibutuh-kan semua makhluk hidup, diperlukan pemahaman dan pendidikan bagi masyarakat di sekitar sumbar daya air. “Aqua bersama masyarakat di sekitar kawasan mata air memberikan pendidikan sekaligus penge-tahuan bagaimana mengelola sumbar daya air dengan bijak-sana. Sambutan masyarakat sangat baik,” kata Wahyu.

Empat pendekatan melalui pendidikan dan pengetahuan dilakukan lewat sosio-econo-mic, nature and environment, institution development, dan pendidikan lingkungan untuk masyarakat yang dilakukan Aqua Danone di bawah ketiga pilar utama tersebut.

Ini merupakan satu lagi langkah Aqua sekaligus sum-bangsih dalam rangka menye-lamatkan air untuk generasi di masa mendatang. Dengan memberikan kesadaran sekali-gus pengetahuan akan penting-nya menjaga lingkungan guna menda patkan air berkualitas perlu dilakukan semua pihak, tidak hanya produsen-pro-dusen air minum, tapi seluruh manusia secara individu mau-pun ke lompoknya, termasuk warga negara Indonesia yang termasuk dalam lingkaran warga dunia. (*/S-25)

Lindungi Air untuk BumiIni perlu dibereskan

secepatnya, kita akan terus mendorong agar air permukaan terjaga dengan mengawasi industri, khususnya di kota besar.”

Hermanto DardakWakil Menteri PU

KONSEP TERPADU: Salah satu contoh konsep terpadu dalam pengelolaan sumber daya air yang baik dari hulu hingga hilir bersama-sama secara kolaboratif dengan berbagai pihak dijalankan Aqua Danone. Upaya yang dilakukan antara lain di sekitar Gunung Salak, Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Tercatat lebih dari 100 ribu pohon ditanam dan dikelola bersama para stakeholder setempat.

MI/ROMMY PUJIANTO