20
30 JUNI 2013 EDISI NO.921/TAHUN KE-2 ASAL TAHU AJA TOPIK UTAMA EMPAT MATA HAL 2 HAL 12 Anti-Sirip Hiu TRANSPILIHAN HAL 9 HAL 17 250 Dinamit Hilang, Polisi Sisir Kawasan Tambang Kala Jeremy Teti Jadi Preman Si Cantik Berjilbab Terbangkan Pesawat Tempur ‘JENDERAL KERE’ TOLAK SUAP MILIARAN ALEXANDRA GOTTARDO K isah polisi jujur dan sederhana ternyata tak cuma Jenderal Hoegeng Iman Santoso. Mendiang Inspektur Jenderal Ursinus Elias Medellu, penggagas sistem tilang dan BPKB, pun dikenal kreatif, jujur, tegas, serta hidup sederhana hingga akhir hayatnya. Begitu juga dengan Irjen Bibit S. Rianto. Dia menolak suap miliaran rupiah dari para pembalak liar di hutan Kalimantan Timur. HAL 4 DOK. PRIBADI Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Harian Detik Minggu 30.06.2013

  • Upload
    asmat

  • View
    255

  • Download
    14

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Edisi Nomor 921/Tahun ke-2 | 30 Juni 2013 | www.hariandetik.com | Harian Detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp

Citation preview

Page 1: Harian Detik Minggu 30.06.2013

30 JUNI 2013 EDISI NO.921/TAHUN KE-2

ASAL TAHU AJA

TOPIK UTAMA

EMPAT MATA HAL

2

HAL

12

Anti-Sirip Hiu

TRANSPILIHAN

HAL

9

HAL

17

250 Dinamit Hilang, Polisi

Sisir Kawasan Tambang

Kala Jeremy Teti

Jadi Preman

Si Cantik Berjilbab Terbangkan

Pesawat Tempur

‘JENDERAL KERE’ TOLAK SUAP MILIARAN

ALEXANDRA GOTTARDO

Kisah polisi jujur dan sederhana ternyata tak cuma Jenderal Hoegeng Iman Santoso. Mendiang Inspektur Jenderal Ursinus Elias Medellu, penggagas sistem tilang dan BPKB, pun dikenal kreatif, jujur, tegas, serta hidup

sederhana hingga akhir hayatnya. Begitu juga dengan Irjen Bibit S. Rianto. Dia menolak suap miliaran rupiah dari para pembalak liar di hutan Kalimantan Timur.

HAL

4DOK. PRIBADI

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 2: Harian Detik Minggu 30.06.2013

TOPIK UTAMA 230 JUNI 2013

CARI DINAMIT, POLISI SISIR KAWASAN TAMBANG

FOTO: HASAN ALHABSHY

PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB: Arifin Asydhad WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: Andree Pri yanto SIDANG REDAK SI: Arif Arianto, Bagus Wijanarko, Basuki Rahmat Nugroho, Deddy Sinaga, Dimas Adityo, Erwin Dariyanto, Femi Diah, Nur Khoiri, Oktamandjaya Wiguna, Rudy Prasetyo, Sapto Pradityo, Sudrajat, Suryani Ika Sari, Sutarto, Toto Sunandar, Utami Widowati BIRO JAKARTA: Astrid Septriana, Budi Alimuddin, Firda Puri Agustine, Hardani Tri Yoga, Hidayat Setiaji, Kustiah, Mercy Raya Simarmata, Pasti Liberti Mappapa, Raisya Maharani Latief, Ropesta Sitorus, Tia Agnes Astuti REDAKTUR

BAHASA: Dewi Kartika Teguh W., Habib Rifa’i TIM KREATIF: Mahmud Yunus, Andhika Akbaryansyah, Erwin Santoso, Fuad Hasyim, Luthfy Syahban, Mindra Purnomo, Rusdi Saleh, Suteja, Talib Abdillah, Zaki Alfarabi ILUSTRATOR: Edi Wah yono TIM FOTO: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo

DIREKTUR UTAMA: Budiono Darsono DIREKTUR: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy MANAJEMEN PRODUK: Rohalina Gunara, Sena Achari, Rizky Putra. ALAMAT REDAKSI & IKLAN: Aldevco Octagon Building - Lt 2 Jl. Warung Buncit Raya No. 75 Jakarta Selatan 12740 Telepon: (021) 704 1177 (Hunting) Fax: (021) 704 4472 E-mail: [email protected] Online: www.hariandetik.com iklan: [email protected] Harian Detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp

JAKARTA — Tim gabungan Kepoli-sian Daerah Jawa Barat dan Kepo-lisian Resor Bogor menyisir semua kawasan pertambangan di Bogor. Hal itu dilakukan terkait dengan hilangnya 250 dinamit milik PT Batu Sarana Persada (BSP), perusahaan tambang di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Rabu lalu.

"Sebab, tidak tertutup kemung-kinan dinamit tersebut dicuri, kemudian pelaku menjual kembali kepada pihak yang membutuhkan, salah satunya perusahaan per-tambangan," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisa-ris Besar Martinus Sitompul ketika dihubungi wartawan kemarin.

Terkait dengan kasus ini, Marti-nus menambahkan, polisi meme-riksa tiga saksi lagi, sehingga total berjumlah 15 orang. Salah satu saksi yang dimintai keterangan adalah Yanto Rulianto, 45 tahun, pelaksana operasional PT Tambo-raputra Dirgantara, yang mempro-duksi dinamit pesanan PT BSP.

"Yang bersangkutan dimintai keterangan untuk menelusuri dan memastikan jumlah dinamit saat diberangkatkan menuju Bogor. Jangan-jangan dinamit itu sudah berkurang sebelum dibawa," kata Martinus.

Seperti diberitakan, 250 batang dinamit berbahan dasar amoni-um nitrat hilang dalam perjalan-an pendistribusian dari gudang di Subang, Jawa Barat, ke PT Batu Sarana Persada di Cigudeg, Bogor. Dalam perjalanan, empat truk pengangkut sempat mampir ke

Marunda, Jakarta Utara. Bahan peledak baru tiba di lokasi tam-bang pada Kamis pukul 04.00 WIB. Hilangnya 250 dinamit ini baru diketahui dua jam setelah itu.

Polisi akan memberikan apre-siasi kepada masyarakat yang menemukan dinamit yang hilang tersebut. “Jadi, percayalah, apabi-la ada iktikad baik dari masyara-kat untuk menyerahkan, akan ada apresiasi yang kami berikan," ujar Kepala Biro Penerangan Markas

Besar Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar.

Menurut Boy, lebih baik masya-rakat menyerahkan kepada polisi jika menemukan dinamit yang hilang itu daripada polisi menang-kap masyarakat. Dia juga berpesan agar masyarakat tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Polri akan bekerja semaksimal mungkin untuk menemukan dinamit tersebut.

Sejak kemarin, Polda Jawa Timur turut menggelar razia guna mem-

bantu menelusuri dinamit yang raib tersebut. Polisi melibatkan dua ekor anjing jenis Golden, yang memiliki spesifikasi narkoba dan bahan peledak, dari Unit K-9 untuk mengendus ratusan mobil pribadi, mobil boks, kendaraan roda dua, dan truk yang melintasi Bundaran Waru di lajur keluar City of Tomor-row. Sebanyak 81 personel meng-geledah isi mobil-mobil tertutup tersebut.

FARHAN | ENDRO CAHYO | NORMA ANGGARA

Pejabat pabrik pembuat dinamit turut diperiksa.

Seorang polisi wanita tengah mengenalkan rambu-rambu lalu lintas melalui game edukasi kepada anak-anak yang mengunjungi Mobil Zebra Cendekia dalam pameran Hari Bhayangkara di Lapangan Monas, Jakarta, kemarin.

Pengenalan rambu

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 3: Harian Detik Minggu 30.06.2013

TOPIK UTAMA3 30 JUNI 2013

YUDHOYONO SEBUT PARTAI BERUBAH SIKAP TAK BERAKHLAK “Rakyat kita sudah cerdas dan tak akan terjebak dalam permainan politik seperti ini.”

ANTARA FOTO/ZABUR KARURU

PLAYDESTINY

JAKARTA — Ketua Umum Dewan Pim-pinan Pusat Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyebut partai yang seolah-olah bersikap membela kepentingan rakyat kecil untuk mem-peroleh simpati menjelang pemilu nanti sebagai partai tak berakhlak. Ia tegas menyebut Partai Demokrat sebagai partai yang berakhlak dan beretika dalam mendukung kebijakan pemerintah.

“Partai yang tidak berakhlak ada-lah partai yang seolah menyatakan prorakyat untuk memperoleh sim-pati rakyat sehingga menang pemilu. Padahal rakyat kita sudah cerdas dan tak akan terjebak dalam permainan politik seperti ini," ujar Yudhoyono saat memberi sambutan dalam pembu-kaan Rapat Koordinasi Nasional Par-tai Demokrat di Hotel Grand Sahid

Jaya Jakarta kemarin. Ciri partai yang tidak beretika, ia

melanjutkan, adalah hanya mem-pertimbangkan politik untung-rugi. "Tugas Partai Demokrat belum sele-sai. Saya ingin kader-kader Demokrat terus mendukung kebijakan pemerin-tah hingga akhir masa jabatan," ujar Yudhoyono.

Segenap hadirin memberikan aplaus meriah atas pernyataan tersebut. Di antara mereka terlihat Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat E.E. Mangindaan, Ketua Dewan Kehor-matan Partai Demokrat Amir Syam-suddin, dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro. Hadir juga Pramono Edhie Wibowo dan seluruh anggota legislatif dari partai Demok-rat, termasuk Ketua Dewan Perwa-

kilan Rakyat Marzuki Alie dan mantan Ketua Fraksi Demokrat Jafar Hafsah.

Yudhoyono memang tak menyebut partai yang dia maksud berubah sikap sebagai tak berakhlak tersebut. Tapi hal itu sepertinya jelas diarahkan ke Partai Keadilan Sejahtera, yang meno-lak kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Padahal partai pimpinan Anis Matta itu merupakan bagian dari Koalisi pendu-kung pemerintah sejak 2009.

Pada bagian lain pidatonya, Yudho-yono menyebutkan, dia sebagai presi-den menaikkan harga BBM karena dia tak mau membebani presiden peng-gantinya pada 2014. “Biar Tuhan yang tahu manfaat kebijakan ini untuk rak-yat. Karena itu, saya juga memberikan kompensasi kepada rakyat," tuturnya.

BAGUS PRIHANTORO NUGROHO

R apat Koordinasi Nasional Partai Demokrat dihangatkan

oleh wacana keikutsertaan mantan Kepala Staf Angkatan Darat Pramono Edhie Wibowo dalam konvensi calon pre-siden. Sebab, adik ipar Yudhoyono itu sudah resmi masuk Demokrat sejak awal pekan ini dan duduk di kepe-ngurusan sebagai anggota Dewan Pembina.

Namun Pramono menyata-kan masih terlalu dini bagi dia untuk mengumumkan akan mengikuti konvensi atau tidak karena baru saja bergabung dengan partai. "Kurang elok-lah jika saya mengumumkan akan ikut konvensi sepagi ini," ujarnya. Tentang alasan ber-gabung dengan Demokrat, ia mengaku atas permintaan langsung oleh Yudhoyono.

Ketua Dewan Pembina Par-tai Demokrat E.E. Mangindaan menyatakan masuknya Pra-mono tidak otomatis diproyek-sikan sebagai calon presiden Partai Demokrat. Sebab, hal itu masih harus melalui sur-vei. Penempatannya di Dewan Pembina pun lebih dimak-sudkan untuk turut memban-tu menjaga nilai-nilai partai. “Tidak ada hubungannya deng-an konvensi," ujarnya. "Kalau saya pribadi melihat, dia (Pra-mono Edhie) bagus. Tapi harus ada survei kan (untuk menjadi calon presiden)," tuturnya.

BAGUS PRIHANTORO NUGROHO | DANU DAMARJATI

Pramono Edhie Bergabung ke

Demokrat

Tolak Audisi Jusuf Kalla menjadi pembicara kunci pada Musyawarah Pimpinan Nasional Kosgoro di Wisma Mas Isman, Men-teng, Jakarta, kemarin. Ia mengibarat-kan dirinya sebagai penyanyi lama yang tak perlu ikut audisi sebagai calon pre-siden dalam Pemilu 2014.

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 4: Harian Detik Minggu 30.06.2013

FOKUS 30 JUNI 2013 4

"Reformasi polisi harus dimulai dari bidang pendidikan. Tapi sudah menjadi rahasia umum, untuk masuk pendidikan Polri di semua ting-katan, dari tamtama sampai Sekolah Perwi-ra Tinggi, calon harus membayar pungutan liar. Dan di zaman reformasi, bukannya mere-da, malah makin ganas, seakan-akan sudah membudaya.”

K alimat itu ditulis Inspektur Jenderal Ursinus Elias Medellu, yang dike-nal sebagai peletak dasar lalu lintas modern di negeri ini, pada

17 Februari 2002. Surat ia tujukan kepada Kepala Polri Jenderal Da’i Bachtiar.

Tak jelas benar apa respons Da’i. Juga para Kepala Polri sesudahnya, hingga kini. Yang pasti, Jumat siang pekan lalu, terbe-tik kabar bahwa dua perwira Polri ditangkap karena membawa uang tunai Rp 200 juta. Keduanya diduga akan menyuap seorang petinggi di Mabes Polri demi meraih jabatan atau pangkat tertentu.

Kabar itu beberapa hari kemudian sedi-kit benderang dengan penyebutan inisial kedua perwira, yakni Ajun Komisaris Besar ES (Edi Suroso) dari Kepolisian Daerah Jawa Tengah dan Komisaris JAP (Juang Abdi Pur-wanto) dari Polda Metro Jaya.

“Yang bersangkutan masih berkelit mau ke sana mau ke sini. Tidak jelas, karena di lan-

UPETI DOLAR DALAM

BATIK SUTRA “Tradisi jual-beli jabatan di

lingku ngan kepolisian sudah mendarah daging.”

ILUSTRASI: ZAKI ALFARABI

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 5: Harian Detik Minggu 30.06.2013

FOKUS5 30 JUNI 2013

tai 1, saat mau masuk lift, yang bersang-kutan langsung diperiksa petugas,” kata Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri Irjen Ronny F. Sompie, Selasa lalu.

Soal kemungkinan uang itu untuk menyuap pejabat di bagian sumber daya manusia, Sompie berkelit, “Itu yang tengah didalami Direktorat Tin-dak Pidana Korupsi Bareskrim Polri.”

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane menyatakan tradisi jual-beli jabatan di lingkung-an kepolisian sudah mendarah daging. Sejak proses perekrutan untuk ting-kat brigadir atau Akademi Kepolisian di tingkat perwira, bau amis suap-menyu-ap itu sudah tercium.

Ia mengaku punya pengalaman ten-tang hal ini. Saat tengah asyik menyan-tap nasi goreng setelah melakukan kunjungan ke Boyolali, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu, tiba-tiba si tukang nasi goreng menghampiri. Rupanya di mengenali dirinya sebagai aktivis yang kerap bicara soal kepolisian sehingga dianggap punya banyak relasi.

“Bapak itu minta saya memasukkan anaknya jadi polisi. Dia siap menyedia-kan dana yang dibutuhkan dengan cara menjual sawahnya untuk menyogok panitia,” ucapnya.

Modus jual-beli jabatan di kepolisi-an, kata dia, tak hanya melulu dengan transaksi uang. Berdasarkan penelu-suran IPW di Korps Lalu Lintas Mabes Polri, jual beli jabatan sudah men-jadi tradisi. Bahkan di tingkat perwira menengah, bila ingin mendapat pro-mosi kepangkatan atau jabatan struk-tural strategis, biasanya menggunakan teknik “masuk melalui dapur” si atas-

an. Temuan lain, kata Neta, seti-

ap perwira yang ingin lulus saat menempuh pendidikan di Sekolah Staf Pimpinan biasanya dimintai upeti berupa batik oleh para seni-ornya. Di dalam batik itu diselipkan sejumlah uang.

“Kalau senior meminta batik sutra, berarti di dalam batik harus ada uang dolar,” ujarnya. Tentu saja tra-disi suap atau sogok semacam ini, kata Neta, tak pernah diakui oleh kepolisian.

Seorang perwira menengah yang bertugas di salah kota provinsi di bagian timur Pulau Sumatera meneguhkan pernyataan Neta. Si perwira lulusan Akademi Kepolisi-an 1991, sebut saja Sony, mengaku pernah memberikan sesuatu kepa-da para atasan terkait agar meraih dua melati di pundaknya.

Hal itu ia lakukan karena sudah 10 tahun melati di pundak tak pernah bertambah. Padahal, untuk perwi-ra seusianya, seharusnya ia sudah menyandang tiga melati di pundak atau komisaris besar alias kolonel.

Tapi, karena “oleh-oleh” yang diberikan ala kadarnya, Sony pun tak mendapatkan posisi puncak di suatu daerah, tapi cuma seba-gai orang kedua. “Ya, karena dana yang disetor seadanya, jabatan yang diberikan pun bukan yang seharus-nya,” ujar Sony.

Sejak menjadi inspektur satu sampai kapten, Sony mengaku tak pernah menghadapi masalah sehingga kenaikan pangkat atau

promosi jabatan berjalan lancar-lancar saja. Tapi, begitu akan naik menjadi mayor, ia mengaku para atasan terkait melontarkan isyarat-isyarat tertentu kepadanya bila hen-dak mengikuti pendidikan agar naik pangkat.

“Setelah kita bereskan di kesatu-an, eh, di tingkat polda begitu juga,” ujarnya. Meski akhirnya lulus dan meraih satu melati di pundak, ia harus mematrinya hingga 10 tahun. Sebab, dia dianggap tak bisa diajak bekerja sama sehingga merugikan para koleganya di kesatuan. Selain itu, Sony mengaku kerap bersebe-rangan pendapat dengan atasannya.

Kembali ke kasus penangkap-an dua perwira di Mabes Polri, si penangkap disebut-sebut adalah penyidik yang pernah bertugas di Komisi Pemberantasan Korupsi. Neta memuji langkah tersebut dan menunjukkan bahwa polisi “alum-nus” KPK punya kelas tersendiri. Tapi komisioner KPK yang juga per-nah menjabat di komisioner Kepoli-sian Nasional, Adnan Pandu Praja, punya pendapat berbeda.

Ia menyatakan mantan penyidik KPK yang kembali ke Polri biasanya memang mendapat promosi jabat-an dan tugas-tugas strategis. Tapi integritas mereka sangat mungkin kembali tergerus oleh kultur insti-tusi kepolisian yang belum mampu mereformasi diri. “Integritas seba-gian mereka tinggal kenangan,” ujarnya.

Adnan malah mensinyalir, ketika ditugasi menjadi penyidik di KPK, ada sebagian polisi yang sengaja menja-tuhkan diri agar tak lulus seleksi. Padahal mereka punya kompetensi tinggi dan rekam jejak bagus. Tapi, karena terbiasa bekerja dalam ling-kungan yang longgar dalam mene-rapkan integritas, mereka menjadi tidak nyaman berada di lingkungan KPK, yang ketat. “Saya enam tahun di Kompolnas, sehingga tahu betul seluk-beluk dan kultur di Polri,” ucapnya.

ANDRI HARYANTO | ARIF ARIANTO | BUDI ALIMUDDIN | SUDRAJAT

NETA S. PANE

Adnan Pandu Praja

ANTARA

ANTARA

“Karena dana yang

disetor seadanya,

jabatan yang diberikan

pun bukan yang seha-

rusnya.”

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 6: Harian Detik Minggu 30.06.2013

FOKUS 630 JUNI 2013

JENDERAL KERETOLAK SUAPMILIARANR U P I A H ”K alau kehilang-

an kambing, pas-rah saja, tak usah lapor polisi, nanti

Anda malah kehilangan sapi.” Anekdot tersebut menggambarkan betapa stereotipe tentang polisi seolah semuanya berujung pada ketidakjujuran dan kecurangan. Padahal polisi curang ada di mana-mana, demikian juga polisi yang jujur. Sayang, di Indonesia, hal itu menjadi sosok langka, untuk tidak menyebut nyaris ada.

Bila KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) cuma menyebut sosok Hoegeng Iman Santoso (Kepa-la Polri 1968-1971) sebagai polisi yang patut dijadikan teladan kare-na kejujuran dan kesederhanaan-nya, sebetulnya tidak sepenuhnya benar. Anggota stafnya, Inspek-tur Jenderal Ursinus Elias Medel-lu, punya sikap dan perilaku yang mirip. Medellu adalah Direktur Lalu Lintas Polri pada 1965-1972.

Mantan pengawal Presiden RI pertama, Sukarno, itu boleh dibi-lang sebagai peletak dasar lalu lintas modern. Dialah yang, anta-ra lain, menerbitkan Buku Pemi-lik Kendaraan Bermotor, sistem tilang (bukti pelanggaran), dan patroli jalan raya. Sistem tersebut diterapkan hingga sekarang dan amat membantu dalam menguak berbagai tindak kejahatan terkait dengan kendaraan bermotor.

Uang puluhan, bahkan ratusan juta, rupiah yang dihimpun dari penerbitan BPKB ia kembalik-an untuk kepentingan insti-tusi dengan membangun gedung kepolisian dan memperbaiki kesejahte-raan polisi. Bukan untuk menambah istri dan menumpuk aset pribadi seperti dilakukan Irjen Djoko Susilo yang kini menjadi terdakwa kasus

korupsi puluhan miliar rupiah. “Kalau nurani yang bicara, seka-

lipun uang segudang di depan mata, semua tidak akan saya sen-tuh. Mencuri dilarang Tuhan,” ujar lelaki asal Sangihe Talaud, Sula-wesi Utara, 6 April 1922, itu seperti tertuang dalam biografi Bhayang-kara Pejuang: Melawan Penjajah dan Arus Korupsi. Buku yang ditu-lis wartawan senior A. Margana itu diterbitkan Gramedia tahun lalu.

Hingga ajal menjemput pada 6 Januari 2012, jenderal bintang dua itu cuma menempati rumah sederhana yang kerap kebanjiran di sebuah gang di Jalan Oto Iskan-dardinata III Nomor 26, Jakarta Timur. Saat Detik menyambangi rumah tersebut Rabu lalu, pintu gerbang dibiarkan terbuka. Tapi, berkali-kali pintu diketuk dan bel berdering, tak seorang pun ahli warisnya keluar dari rumah. Hanya seekor anjing kampung warna cokelat yang berkali-kali menyalak dari balik tembok samping rumah.

“Pak Medellu mah kagak jumawa, anak-anaknya juga hidup sederha-na. Dulu Eli (Elias Christian Medel-lu) ama Iman (Imanuel Medellu) itu saya yang sering antar pakai becak kalau mau pergi,” kata Muhidin, 68 tahun, warga setempat yang per-nah menjadi pengayuh becak.

***

Ursinus Elias Medellu

REPRO BUKU

AN

TAR

A | W

AH

YU P

UTR

O A

Djoko Susilo

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 7: Harian Detik Minggu 30.06.2013

FOKUS30 JUNI 2013

M emasuki era reformasi, ada Bibit Samad Rianto. Jenderal bintang dua kelahiran Kediri, Jawa Timur, 3 November 1945,

ini dikenal sebagai musuh para pembalak liar di Kalimantan Timur pada 1990-an. Sebanyak 234 kasus pembalakan liar dia sikat. Padahal ada pengusaha yang mengiming-iminginya dengan duit Rp 500 juta per kasus. Bila nilai itu dikalikan 234, total uang yang bisa

diraup mencapai Rp 117 miliar. Tapi Bibit, yang kini tinggal di kampung Pedurenan, belakang Perumahan Griya Kencana I, Ciledug, Tangerang, tegas menolak dan memilih hidup sebagai “jen-deral kere”.

“Yang segitu saja saya tolak, masak sekarang dituduh ngambil Rp 1,5 miliar. Buat apa?” ujar Bibit kepada Detik mengenai tudingan menerima suap dari pengusaha Anggoro Widjojo pada 2009. Meski proses kasusnya dihentikan, polisi sempat menahan Bibit, yang kala itu menjadi pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi.

Saat Gus Dur menjadi presiden, Bibit pernah ditawari menjadi Kepala Polri untuk mengganti-kan Jenderal Roesmanhadi. Untuk pendamping-nya, Bibit meminta Irjen Rusdihardjo, yang kala itu menjabat Kepala Sekolah Staf dan Pimpin-an Polri. Dua orang dekat Gus Dur, Rozy Munir dan Khofifah Indar Parawansa, mewawancarai-nya untuk menjelaskan visi-misi sebagai Kepala Polri serta konsep membenahi institusi Polri.

“Pukul 01.00 saya ditelepon Ibu Khofifah agar bersiap dilantik sebagai Kepala Polri. Pukul 05.00, Kepala BIN (Hendropriyono) mengucapkan sela-mat, tapi saya belum berani menerima karena lima menit terakhir menentukan,” tuturnya dalam buku Mengawali Integrasi Mengawal Reformasi.

Pagi itu, Bibit melanjutkan, ia dan istri berang-kat ke kantor dengan membawa pakaian kebe-saran untuk pelantikan. “Namun apa yang terjadi? Pukul 12.00 saya lihat Pak Rusdihardjo yang dilan-tik sebagai Kepala Polri di Istana oleh Presiden.”

Pada saat reuni alumni Akabri 1970 di Akademi Angkatan Laut Bumi Morokrembangan, seja-watnya di Angkatan Darat, Muchdi Pr., menyata-kan dia batal jadi Kepala Polri karena salah yang membisiki Gus Dur. Bibit menukas enteng, “EGP, emangnye gue pikirin.” SUDRAJAT

Hoegeng

ARI S

APUT

RA |

DETI

KFO

TO

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 8: Harian Detik Minggu 30.06.2013

FOKUS 830 JUNI 2013

Akbar bangga lulus jadi Polantas tanpa pakai beking.

M enjalani profesi sebagai Polisi Lalu Lintas (Polantas) kerap membuat Brigadir

Satu Mulia Akbar, 26 tahun, harus sebisa mungkin mengendalikan emosi. Perilaku para pengendara, ditambah kemacetan yang seolah tak ada habisnya di jalanan Ibu Kota, membuat mereka sangat mudah tersulut amarah. Tak hanya kata-kata kasar, tindakan fisik juga sese-kali bisa terjadi.

Itulah yang dialaminya Selasa pagi lalu. Saat itu, Akbar bersama tiga rekan lainnya bertugas mela-kukan sterilisasi jalur bus Transja-karta di ruas Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan. Namun, saat mengeluarkan surat bukti pelang-garan (tilang) terhadap Candy T., 23 tahun, yang mengendarai sepeda

motor di jalur Transjakarta di depan gedung Graha Inti Fauzi, Akbar malah diprotes dan dimaki-maki. Candy tak terima dan menganggap tindakan-nya wajar karena sudah biasa dila-kukan pengendara lain.

Ketika terjadi perdebatan, tiba-tiba bogem mentah mendarat di pipi kanan Akbar. Ia kaget dan terjung-kal. Tidak sampai di situ, Candy juga menendang pinggul Akbar. “Saya kaget. Tapi, sewaktu saya berdiri lagi, dia sudah diamankan anggota yang lain. Teman-teman minta saya menepi, eh dia malah ngotot nyam-perin saya lagi,” ujar pria asli Batak ini kepada Detik, Jumat lalu. Atas perbuatannya itu, Candy ditahan di Kepolisian Jakarta Selatan. Upaya damai yang diajukan pihak Candy sementara tak diladeni.

Namun, hal yang kerap terjadi, pengendara yang melakukan pelang-garan malah menambah laju kenda-raan bila melihat Polantas hendak menghentikan mereka. Akbar meng-aku memilih menghindar ketimbang meladeni sikap ugal-ugalan pengen-

dara seperti itu. “Saya sih sayang nyawa saja, enggak terlalu maksain (mengejar),” ujar lulusan Sekolah Polisi Nasional Lido pada 2006-2007 ini. Ia menjadi anggota Polantas sejak 2008 setelah bertugas di bagian Sabhara Kepolisian Dae-rah Metro Jaya.

Sebenarnya tidak terlintas dalam benak Akbar untuk menjadi polisi. Semasa sekolah menengah atas, cita-citanya justru ingin masuk Seko-lah Tinggi Pendidikan Dalam Negeri. Namun ia gagal. Akhirnya, pada 2004, ia memutuskan merantau ke Jakar-ta untuk mendaftar menjadi Bintara. Menurut dia, peminat atau pendaf-tar kepolisian di Medan sangat ting-gi, sehingga peluang lolos semakin kecil. Di Jakarta, Akbar menum-pang di rumah pamannya di daerah Bekasi hingga sekarang.

“Sebenarnya ingin membangga-kan orang tua. Kalau anaknya ada yang jadi polisi, keluarga bangga. Saya beruntung dapat nilai bagus,

apalagi saya enggak pakai beking atau lainnya,” ujarnya.

Sebagai anggota Polantas, ia menerima gaji sekitar Rp 2,5 juta per bulan plus insentif tugas penga-turan, penjagaan, pengawalan, dan patroli (turjawali). Namun Akbar tak mau membuka turjawali yang biasa diterimanya. Ia juga mengaku kerap diajak berdamai oleh para pelang-gar aturan lalu lintas. Tapi sejauh ini Akbar mengaku berhasil meng-hindar. “Saya enggak mau mence-markan nama institusi. Yang penting saya nyaman dan enggak ada masa-lah di lapangan,” ujarnya.

IDHAM KHALID

KARENA MENILANG POLISI DITENDANG

JHONI HUTAPEA | DETIKFOTO

IDHAM KHALID | DETIKFOTO

Briptu Mulia AKbar

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 9: Harian Detik Minggu 30.06.2013

TRANSPILIHAN30 JUNI 20139

FOTO-FOTO DOK: TRANS TV

KALA JEREMY TETI JADI PREMAN“Masak gue

enggak boleh cari duit tambahan.”

H ari masih pagi ketika, dari bangku panjang peron stasiun, seorang pemuda (Bayu Imran)

menggeliat bangun dari tidurnya. Ia sengaja tidur di stasiun demi menda-patkan tiket mudik ke Surabaya.

“Sudah antre dua hari di sini, tiket pulang kampung belum juga bisa saya dapatkan, selalu kehabisan,” ujarnya menggerutu.

Tiba-tiba seorang wanita (Ari Kira-na) dengan pakaian ala pria muncul dari kolong bangku panjang. Dengan nyerocos dia menawarkan tiket yang diperlukan si pemuda. “Saya punya tiket banyak, mau beli berapa, tujuan-nya ke mana?” ucapnya.

Si pemuda balas menghardik dan menyebut si perempuan sebagai calo, yang merusak tatanan penjualan tiket kereta api di Indonesia. “Saya tak mau berurusan dengan calo,” jawabnya ketus.

Tak lama berselang, loket tiket dibu-ka. Sial, posisinya sebagai pengantre pertama diserobot seorang perempu-an perlente (Marcella Lumowa), yang menyebut dirinya sebagai anggota par-lemen. Sebagai wakil rakyat yang dike-jar tenggat untuk rapat, si perempuan merasa punya privilese untuk dida-hulukan. “Kalau enggak mau, akan saya laporkan Adik ke polisi karena menghalang-halangi kerja wakil rak-yat,” ucapnya mengancam.

Si pemuda ciut nyali dan beringsut ke antrean berikutnya. Tapi kesialan ber-

lanjut. Seorang anak kecil bertubuh gendut, seorang kakek, dan preman jalanan (Jeremi Teti) juga minta priori-tas untuk antre tiket di depan. Jadilah si pemuda berdiri di posisi buncit.

Meski pengantre tak sampai 10 orang, tiket tersisa ternyata ludes. Maklum, si ibu anggota parlemen membeli 2 tiket, anak kecil 6 tiket, si kakek 8 tiket, dan si preman jalanan 20 tiket. Giliran si pemuda? “Maaf, Mas, tiket sudah habis,” ucap petugas piket. Tragis!

Semua adegan konyol, ironis, dan tragis itu bakal muncul dalam prog-ram baru Trans TV: Extravaganza. Program ini sempat digemari pemir-

sa dan melambungkan Trans TV di antara stasiun-stasiun televisi nasio-nal. Acara itu juga mencuatkan para pemainnya menjadi selebritas, seper-ti Tora Sudiro dan Aming.

Produser Extravaganza Tegar Bangun menjanjikan kemasan Extra-vaganza versi baru ini bakal lebih seru dan lucu. Salah satu resepnya, tim kreatif akan menampilkan para bin-tang tamu yang sedang jadi hit di media. “Seperti Jeremy Teti, Mulan Jameela, dan Joe Taslim,” ucapnya.

Ia juga menjamin Extravaganza baru, yang ditayangkan tiap Jumat pukul 19.15 WIB, akan mengusung sejum-lah karakter baru yang lebih segar. Penyanyi Vidi Aldiano, misalnya, akan tampil sebagai office boy. Juga Jeremy

Teti, pembaca berita di SCTV, yang berperan sebagai preman.

Selain itu, tema-tema cerita yang akan ditampilkan sebisa mungkin dekat dengan isu-isu atau kasus teranyar yang tengah menjadi perhatian publik.

Soal keterlibatannya dalam Extrava-ganza, saat ditemui di lokasi syuting, studio Cawang, Jakarta Timur, awal Juni lalu, Jeremy punya argumentasi. “Kawan-kawan sekantor gue banyak yang nyambi jadi dosen dan pembica-ra seminar, masak gue enggak boleh cari duit tambahan.”

Ananda Omesh, satu-satunya per-sonel Extravaganza lama yang diperta-hankan, menyatakan rasa senangnya bisa mengisi acara ini. Di sisi lain, ia merasa tertantang untuk tampil mengulang sukses Extravaganza era Tora Sudiro. BUDI ALIMUDDIN

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 10: Harian Detik Minggu 30.06.2013

PROFESI 30 JUNI 2013 10

MASAK INTERNASIONAL TUKANG KEBUN JADI JURU

FOTO-FOTO DOK: PRIBADI, RACHMAN HARYANTO

“S aya tidak ada tam-pang seorang chef,” ucap Ade Suherman merendah saat Detik

menyambangi laboratorium mema-sak milik pakar kuliner William Wongso, Jalan Melawai 12, Blok M, Jakarta Selatan. Saat itu pria yang akrab dengan sapaan Herman itu baru saja selesai memberikan pela-tihan memasak kue lumpur kepada dua guru SMK dari Kudus, Jawa Tengah.

Padahal dia sejatinya tak punya bekal pendidikan kuliner. Lelaki kelahiran 23 Januari 1978 ini mene-kuni dunia masak-memasak seca-ra tak sengaja. Pada 1994, pemilik peternakan sapi tempatnya bekerja meninggal. Karena tak yakin putra-putri ahli waris peternakan akan memperlakukan dia sama baiknya dengan mending ayah mereka, Her-man memilih hijrah ke Jakarta ber-sama temannya, Gono.

Di Jakarta, ia menjadi tukang kebun

di kediaman pakar kuliner William Wongso. “Tapi saya waktu itu tidak tahu Pak William seorang pakar kuliner,” ujar ayah empat anak itu mengenang. Selain merawat tanam-an dan membersihkan pekarang-an, Herman tak sungkan membantu mencuci mobil serta mengerjakan tugas remeh-temeh lainnya.

Setahun berselang, juru masak keluarga William berhenti bekerja dan memilih pulang kampung. Saat itulah Herman mulai bersentuhan dengan kegiatan masak-memasak atas bimbingan William. Menu per-tama yang dia olah adalah tumis kecipir, daging kecap, dan sup kem-bang tahu.

Hampir 10 tahun ia menjadi juru masak sekaligus merawat kebun dan melakukan pekerjaan lain di rumah William. Gajinya lebih dari cukup, Rp 3,5 juta. Toh, selama itu, Herman, yang mengaku tak lulus madrasah tsanawiyah (setingkat dengan sekolah menengah perta-

Honor sekali memasak di restoran Rp 15 juta.

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 11: Harian Detik Minggu 30.06.2013

30 JUNI 2013 PROFESI11

MASAK INTERNASIONAL

ma) belum ngeh dengan reputasi William sebagai pakar kuliner.

Berkeinginan mendapat tambah-an pengetahuan dalam mengolah makanan, pada 2004 ia meminta William memindahkannya ke resto-ran Prancis di Jalan Panglima Polim. William, kata dia, sempat memberi-nya dua pilihan, bekerja di kafe atau restoran. Karena ia ingin belajar memasak secara profesional, res-toran menjadi pilihannya.

“Kalau di kafe saya enggak akan tahu bagaimana mencari bumbu, mengolah bumbu dan makanan, semua kan sudah ada, tinggal mera-ciknya dan menghidangkan,” ucap putra mandor kebun teh di Garut, Jawa Barat ini. Setahun kemudian, William mengangkat Herman seba-gai juru masak masakan Indonesia di restoran tersebut. “Tapi awalnya memasak untuk karyawan dulu,” ucapnya sembari tergelak.

Kenapa ia tertarik menjadi koki khusus masakan Indonesia? Jawab-an Herman terdengar idealis: ingin melestarikan ribuan warisan resep makanan Nusantara yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Ia tak ciut nyali meski seorang chef per-nah menyatakan membuat masak-

an Indonesia itu sangat rumit dan butuh waktu lama.

Sebaliknya bagi Herman, mema-sak menu Nusantara termasuk seni berselera tinggi. Sebab, menurut dia, dari mencari bumbu yang tepat sampai menunggu masakan tanak berjam-jam merupakan kegiatan yang membutuhkan kesabaran ting-gi. “Seniman itu kan orang sabar,” ucapnya diiringi derai tawa.

Kini Herman menjadi koki tamu di sejumlah restoran mancanega-ra, seperti Mandarin Oriental (Ing-gris), Hotel Westin (Berlin), sejumlah restoran di Korea, Cina, Singapu-

ra, Meksiko, Spanyol, dan Belanda. Setiap kali mendapat order mema-sak di luar negeri, ia mendapat fasi-litas nomor wahid, sejak berangkat hingga pulang. Honornya sekali memasak di restoran internasional Rp 15 juta.

Herman menyebutkan peran Wil-liam sebagai mentor punya andil tak terperi dalam perjalanan karier-nya sebagai chef internasional. Seti-ap kali dia ingin mencoba suatu resep masakan daerah, mentor-nya itu akan membawanya ke pelo-sok Indonesia, tempat asal masakan itu pertama kali ditemukan. Misal-

nya rendang, Herman dipertemu-kan dengan ahli memasak rendang Padang di kampung si ahli tersebut. Selain Padang, ia pernah menyu-suri Pekalongan untuk bisa mema-sak sakang ayam, tantou, dan acar nanas Pekalongan. Dia juga menje-lajahi tujuh daerah lainnya.

William memuji ketekunan Her-man dan kepeduliannya mempro-mosikan aneka menu masakan Nusantara. “Sekarang Herman juga membawa para juru masak muda untuk melakukan food diplomacy ke mancanegara,” ujarnya.

Karena bekerja di restoran Pran-cis, tentu aneka menu negeri Napo-leon ia kuasai. Toh, Herman merasa memasak menu Indonesia tetap lebih menantang. Sebab, masakan ala Barat itu lebih ditentukan oleh daging dan saus. Sedangkan dari sekian ribu resep makanan Nusan-tara, belum ada masakan yang benar-benar baru.

Dari rasa tertantang itulah Herman berhasil menciptakan resep baru masakan Indonesia. “Saya namak-an nasi manis,” ucapnya. Resep ini terdiri atas nasi, daging suir, orek tempe, serundeng, sate udang, sam-bal terasi, dan mentimun.

Resep lain kreasinya adalah sup iga daun kenikir. “Saya pernah mema-sak menu vegetarian untuk Presi-den Susilo Bambang Yudhoyono di Arena Pekan Raya Jakarta.”

Herman berpesan kepada muda-mudi Indonesia agar tidak melu-pakan masakan Nusantara, yang ternyata saat ini sangat digemari oleh orang-orang Eropa, teruta-ma rendang. Makanan Nusantara, kata Herman, saat ini menjadi menu favorit di Meksiko, Eropa, dan tem-pat lainnya.

Sebagai chef internasional, Her-man bercita-cita suatu hari dapat mendirikan restoran dan sekolah memasak khusus untuk masakan Nusantara. BUDI ALIMUDDIN

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 12: Harian Detik Minggu 30.06.2013

empat mata 30 juni 2013 12

Alexandra Gottardo lang-sung melepas ikatan ram-but saat fotografer Detik meminta dia bersiap untuk

sesi pemotretan sebelum wawan-cara. Rambutnya yang hitam ikal, sedikit diberi warna pirang, ia urai beberapa kali.

Gadis berdarah Italia-Jawa ini bertutur tak suka tinggal di Jakar-ta. Menurut dia, Jakarta kota yang terlalu sibuk, sumpek, panas, dan kacau. Jika tak sedang ada peker-jaan, ia lebih senang bepergian ke daerah-daerah terpencil di pelosok Indonesia. Ia juga memilih pergi ke Eropa, menemui keluarga ayahnya, yang banyak tinggal di sana.

Bagi dia, gunung, hutan, laut, dan pantai bukan hal berat untuk dising-gahi. Sebab, ayah dan ibunya telah mengenalkan kegiatan di alam bebas kepadanya sejak ia masih balita. Tak mengherankan bila Xandra—begitu ia akrab disapa—mengaku enjoy saja selama syuting Leher Angsa garapan Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen.

“Alam bebas bukan hal aneh bagi-ku. Sejak aku kecil, sudah ditanam-kan pemikiran bahwa alam bebas itu sahabat manusia,” ucapnya saat berbincang dengan Budi Alimuddin

dari Detik di kantor 8 Manajemen, Jalan Lamandau IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa lalu.

Film yang baru tayang di bio-skop-bioskop pada 20 Juni lalu itu merupakan film kedua bagi Xandra berakting di bawah arahan Ari-Nia. Pada 2010, ia berperan seba-gai perempuan pengungsi Timor Timur dalam Tanah Air Beta.

Selain membincang-kan film terbarunya, sambil sesekali menye-ruput kopi susu, Xan-dra mengungkapkan pendapatnya menge-nai harga bahan bakar minyak di Tanah Air dan di Eropa. Ia juga m e m b a n d i n g k a n pelayanan transportasi di negeri sang ayah dengan di Jakarta serta latar bela-kangnya meng-kampanyekan p e n o l a k a n perburuan hiu. Berikut ini petik-annya.

AlexandraGottardo

Tak pernah lagi naik Transjakarta karena lamban dan enggak nyaman.

Terbiasadi Alam

Bebas

do

k. pr

iba

di

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 13: Harian Detik Minggu 30.06.2013

empat mata30 juni 201313

Apa beda tantangan saat berperan sebagai orang Timor dan dalam film Leher Angsa ini?

Di Tanah Air Beta, aku seba-gai pengungsi dari Timor Timur itu sangat ekstrem. Sebab, aku harus menghitamkan kulit, dialek bicara dan gesture juga diubah biar terli-hat benar-benar orang Timor. Mere-ka kan terkenal keras kehidupan dan adatnya. Sedangkan saya orang Jawa.

Di Leher Angsa, saya jadi orang Jawa. Kalau orang Jawa kan eng-gak terlalu hitam kulitnya. Kalau ibu-ibu orang Jawa itu kan, kalau sudah menikah, selalu pakai lipstik menor, apalagi mentang-mentang suami-nya punya, lantas dandan berlebih-an. Terus dialeknya kan dialek Jawa. Nah, itu saya bisa karena separuh darah saya Jawa. Tinggal saya di Malang, Jawa Timur. Saudara-sau-dara dari Mama juga Jawa.

itu lokasi syuting kan di alam bebas. Ada kendala secara pribadi?

Sebelum syuting film-film yang digarap Alenia Film, aku sebenar-nya sudah akrab dengan alam bebas. Malah, dulu saat remaja, aku terbia-sa nginep 4-5 hari di gunung.

Oh, ya, di mana saja?Bromo, Semeru, dan Ijen.

Pernah ke Gunung Rinjani?Kemarin sih saat di sana mau naik

ke puncak Rinjani, tapi kami eng-gak diizinkan kuncen Rinjani karena cuaca lagi enggak bagus. Ya, kecewa juga sih, tapi kan demi keselamatan kami.

Persisnya kapan sering naik gunung?

Eh, dari kecil sih, SD-lah, aku sudah naik gunung sama Mama-Papa. Sebelum Papa meninggal, kami ting-gal di Italia, jadi sering ajak aku dan Mama ke alam bebas, camping, terus naik Alpen. Papa pernah mengajak kami sekeluarga ke rumah temannya di dekat hutan Italia. Kami naik kuda dari rumah teman Papa itu dan pergi ke hutan. Kami enggak suka wisa-ta di kota-kota atau mengunjungi mal-mal gitu. Ya, memang sih adalah dikasih pergi ke Disneyland, wisata modern itu, tapi ya cuma itu.

Di indonesia kamu sudah travelling ke mana saja?

Aku suka diving (menyelam). Aku sudah mengunjungi hampir semua pulau di Bangka Belitung. Juga Pulau Buton. Di sana aku bertemu dengan suku Sempa-Sempa, satu suku terisolasi yang masih cukup primitif.

Ke Wakatobi?Ke situ juga pernah, aku juga pernah

nginep di perkampungan suku Teng-ger di belakang Pegunungan Bromo. Kalau daerah barat Indonesia, aku beberapa kali ke Padang, Bukitting-gi. Tapi Papua dan Aceh belum per-nah. Pingin juga ke sana. Kemarin aku baru dari Bukittinggi.

Dalam rangka apa?Tahu enggak ngapain? Aku tuh

cuma pingin makan bebek cabe ijo sama rendang dan es durian, yang memang enak banget. Aku juga beli songket di sana.

Kerabat kamu di italia katanya banyak yang ingin ke indonesia?

Sebagian dari mereka sih sudah pernah ke Indonesia. Tahun ini mere-ka kan liburan musim panasnya Juli-Agustus, ya kalau kita Juni-Juli. Nanti mereka, kalau ke sini, biasa-nya aku inapkan di Bali. Mungkin nanti mereka ke Jakarta, tapi cuma sebentar. Mereka enggak betah ber-lama-lama di Jakarta karena panas dan macet. Atau akan aku inapkan di Malang, baru ke Lombok dan Bali. Atau ke Yogyakarta, terus ke Boro-budur, Solo, Semarang, dan Parang-tritis.

AnTiSiRiP Hiu “Keep in your mind !! shark not for

food !! Masih ada makanan lain yang wajar dan normal untuk...,“ demikian kicauan Alexandra Gottardo pada 1 Juni lalu. Selain aktif bermain film, pemi-lik akun Twitter @Got_Alex ini rupanya punya kepedulian terhadap lingkung-an. Ia pernah turut aktif dalam kampa-nye pelestarian bumi atau Earth Hour, pelestarian penyu, dan kini turut meng-kampanyekan penyelamatan hiu, yang terancam punah karena banyak diburu.

Siapa yang mengajakmu berkam-

panye soal hiu? Jadi begini, yang jadi duta World

Wildlife Foundation itu kan Davina, sahabatku sejak remaja. Dia ajak aku ikut berpartisipasi dalam kampanye tidak memakan sirip ikan hiu atau Save Shark. Aku pernah ikut juga waktu Earth Hour, pelestarian penyu, nah sekarang hiu. Sebelum ada pen-

jelasan dari Davina, aku sudah telan-jur enggak suka sama orang yang sering memakan sirip hiu. Alasan lainnya, aku enggak suka pada orang yang makanannya aneh-aneh. Misal-nya orang makan anjing. Di Bangkok ada yang makan kecoa dan cecak.

Terlepas dari pelestarian hiu, sebetulnya dampak terhadap kese-hatan juga tidak bagus?

Nah, soal hiu ini, Davina kasih aku pengetahuan baru, soal kandungan logam yang begitu banyak pada sirip hiu itu, sehingga tak aman dikonsum-si manusia. Kalau dikonsumsi dalam jangka waktu lama, itu akan meng-ganggu lever. Levernya kayak gosong gitu. Mungkin untuk satu-dua tahun pertama aman, kulitnya jadi bagus, tapi lama-kelamaan kulit pemakan sirip hiu itu akan bolong-bolong eng-gak keruan. Itu karena kandungan merkuri pada sirip hiu sangat tinggi.

Di EROPA BBM DAn PARKiR MAHAL BAnGET

Membandingkan kehidupan di Eropa dengan di Tanah Air tentu banyak per-bedaan. Terkait dengan pelayanan transportasi umum, misalnya, di Eropa serba nyaman. Tak aneh bila jumlah kendaraan pribadi relatif lebih banyak di Indonesia. Penyebabnya, menurut Xandra, harga bensin dan tarif parkir di Eropa sangat mahal.

Terkait dengan kenaikan harga BBM, kamu setuju?

Kalau memang pencabutan sub-sidi BBM itu bisa dialokasikan de-

rachman haryanto/detikcom

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 14: Harian Detik Minggu 30.06.2013

14empat mata 30 juni 2013

ngan bagus seperti dialihkan untuk peningkatan kenyamanan di angku-tan umum, aku sih setuju-setuju saja.

Kalau dalam kondisi seperti saat ini?

Percuma, ya, kayaknya, ha-ha-ha…. Kemarin ada beberapa teman dari luar datang ke sini dan tanya soal ribu-ribut rencana kenaikan harga BBM. Mereka bilang, “Oh my god, that is nothing.” Mereka ngomong begitu karena di Eropa harga bensin itu mahal banget. Makanya mereka lebih nyaman pakai angkutan umum. Selain itu, parkir mahal banget di sana.

Jadi, kalau aku sih, walaupun

harga BBM di sini dinaikkan, eng-gak jadi masalah. Tapi, memang, untuk orang-orang yang ekonomi-nya lemah, aku juga mikirnya gima-na ya mereka. Aku berpikir sebaiknya pemerintah Indonesia belajar banyak dari pemerintah negara-negara di Eropa untuk mengatasi persoalan BBM dan transportasi ini.

Ada yang bilang di sini harga BBM lebih murah ketimbang seliter air mineral?

Oh, kalau air mineral di Eropa, apa-lagi di Italia, sangat murah, eng-gak sampai US$ 0,5. Sebab, air yang mengalir ke rumah-rumah pendu-duk di sana sudah steril dan dapat

diminum langsung tanpa perlu dima-sak lagi. Jadi di sana jarang banget orang membeli air minum kemasan untuk minum, kecuali untuk bepergi-an, misalnya mereka mau travelling, beli air mineral di supermaket.

Pernah naik angkutan umum di jakarta?

Dulu pernah naik bus Transjakar-ta saat awal-awal ada Transjakarta, kereta api juga pernah, bahkan aku sering naik ojek. Tapi sekarang ini aku enggak pernah lagi naik Transjakarta. Soalnya lamban dan enggak nyaman, enggak seperti awal-awal dijalankan pada 2006. Tapi, kalau di luar negeri, aku sih pakai angkutan umum. Di

sini, bukannya enggak mau naik, aku merasa enggak nyaman saja.

Apa yang paling membuat tak

nyaman? Ya, enggak aman, ya karena lam-

ban juga. Saya jadi hopeless kalau bicara sarana publik di Indonesia karena masyarakatnya belum sadar bagaimana memelihara sarana pub-lik. Tapi saya mencintai Indonesia karena keindahan alamnya, kuliner-nya, budayanya, dan keramahtamah-an masyarakatnya. Tapi, kalau ingat sistem transportasinya, saya jadi pingin keluar dari Indonesia. Seper-tinya bersih itu bukan budaya Indo-nesia.

5 Hal Disukai TravellingSudah jadi hobi dari kecil, enggak bisa dihentikan.Wisata Kuliner TradisionalRasa ingin tahu cita rasa makanan khas berbagai negara.Kegiatan OutdoorIngin menyerap inspirasi dari alam.Musik dan FilmSalah satu hiburan yang tak bisa ditinggalkan saat travelling.Baca NovelHobi membaca tak bisa dihentikan juga, ha-ha-ha….

5 Hal Tak DisukaiKemacetanBuang-buang waktu. Lihat Orang Buang Sampah SembaranganSeperti lihat orang yang tak berbudaya.Penyiksaan terhadap Binatang PeliharaanKayak enggak ada pekerjaan lain saja, aneh.Membuang MakananTidak punya rasa empati pada orang-orang kelaparan.Membatalkan Janji dan Pekerjaan tanpa Alasan JelasTidak profesional.

rachman haryanto/detikcom

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 15: Harian Detik Minggu 30.06.2013

15 empat mata30 juni 2013

Film Top Gun yang dibintangi aktor ganteng Tom Cruise benar-benar membekas dalam benak Xandra. Karena itu, bila dita-nya apa yang menjadi cita-citanya, ia dengan penuh percaya diri

menyebut, “Aku pingin jadi tentara dan pilot pesawat tempur.” Di luar film, latar belakang keluarga, terutama dari ayah, turut

mempengaruhi pilihan cita-cita dia semasa kecil. Maklum, “Kakek-ku mantan tentara Italia.”

Xandra mengakui akan terpana dan matanya seolah tak berkedip jika melihat pasukan Italia. Mereka biasa memakai seragam khusus saat mendapat tugas resmi, seperti mengawal presiden, menyambut tamu negara, atau mengawal Paus Vatikan bepergian. Bagi Xandra, mereka sangat gagah dan maskulin.

Selain itu, Xandra terpikat oleh penampilan para personel SWAT dan Navy SEALs perempuan Amerika Serikat. “Apalagi pas kete-mu Navy SEALs cewek Amerika di Hong Kong, aku jadi gimana gitu,” ucapnya.

Sayang, sang bunda tak memberikan restu saat ia ingin mendaftar sebagai tentara perempuan di Italia. Padahal tubuh dan mentalnya sudah teruji sejak kecil di alam bebas. Kendala lain yang membuat-nya sulit masuk lingkungan militer adalah dia anak tunggal. “Peme-rintah Italia tak memperbolehkan anak tunggal masuk militer,” ucapnya.

Tapi dia tak berkecil hati menghadapi kenyataan tersebut. Seba-gai aktris, dia berharap pada suatu hari bakal ada yang menawarinya bermain film dengan setting dunia militer atau peperangan. Untuk menunjang kemampuan berakting di film laga, Xandra mengaku sejak kecil belajar bela diri, seperti pencak silat Perisai Diri, taek-wondo, karate, Thai boxing, dan bela diri lainnya. “Aku sekarang lagi nyari produser yang mau bikin film perang, ha-ha-ha…,” ucapnya. Budi Alimuddin

nama: Alexandra Gottardo Tempat/Tanggal Lahir: Malang, 9 Januari 1985 Tinggi: 170 cm Zodiak: Capricorn Ayah: Carlo Gottardo Pekerjaan Ayah: Arsitek ibu: Banik Ekawati Populer sejak membintangi sine-tron Karena Cinta

PEnGALAMAnFTV: • 17 Hari di Bali • Seandainya• Kalo Naksir Ngapain Malu • Cinta 10 Hari • Miss Jojo • Ketika Kinan Ketemu Binar• Sebuah Rahasia Cinta • Cinta Dunia Maya• Siapa yang Meniduri Ranjangku

Sinetron: • Putri • Khanza• Anugerah• Malin Kundang• Cinta dan Anugerah • Maha Cinta • Roman Picisan • Perempuan, Mertua, dan Menantu

Film: • Medley • Anak-anak Borobudur• Suami-suami Takut Istri: The Movie • Tanah Air Beta • Leher Angsa

iklan: • Pocari Sweat• Pertamina

Ingin Jadi Pilot Pesawat Tempur

Aku kenal Alexandra sejak enam tahun lalu saat kami syuting bareng di suatu sine-

tron untuk Astro TV. Kami meme-rankan dua sahabat di sinetron berjudul Perempuan produksi Mul-tivision Plus. Sejak itu, kami jadi sahabat beneran. Bahkan saat ini aku sudah menganggapnya seba-

gai adik dan dia menganggap aku sebagai kakak. Papaku pun ia ang-gap papanya sendiri.

Xandra orangnya keras, sangat teguh pendirian. Bila dia punya ren-cana melakukan tindakan A, dan aku bilang B, dia akan bertahan dengan segala argumentasinya jika merasa benar. Kami tentu tak luput

dari perbedaan argumen, tapi tak sampai membuat persahabatan retak. Intinya, sebagai teman, Xan-dra sangat adil dalam bersikap.

Dia juga sangat open minded dan tak segan membela kawan-kawan terbaiknya yang sedang dirundung masalah. Oh ya, dia sosok yang sangat mandiri.m

oh

am

ma

d a

bd

uh

/Wo

lipo

p

Davina veronica, Duta WorlD WilDlife founDation

Dia Adil dalam Bersikap

do

k. pr

iba

di

testimoni

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 16: Harian Detik Minggu 30.06.2013

30 juni 2013 16otomotif

Mobil Sekaligus Kedai

Selain bus Viking, di Bandung ada kendaraan lain yang dijadikan untuk menjual produk, yakni Coffee Combi, di ling-

kungan kampus Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha. Hanya, sejak beberapa pekan lalu, kedai berjalan itu tak lagi mangkal di sana karena tengah menyiapkan konsep dan lokasi baru yang dianggap lebih strategis.

“Kami membuka cabang di Cibu-bur Junction dan meliburkan cabang Bandung untuk sementara,” kata Rahadika Widya Nugraha saat dihu-bungi via telepon selulernya.

Sebelumnya, saya pernah bebera-

pa kali kongko sambil menyeruput kopi di Coffee Combi. Dika memo-difikasi Volkswagen Combi keluaran 1973 menjadi kedai kopi sejak akhir 2011. Mobil ini dilengkapi dengan genset 3.000 watt agar bisa mem-fungsikan Saeco Royal Cappucci-no, yang berdaya listrik 2.300 watt. Di dalam mobil juga ada mesin es­presso tipe bean­to­cup atau super-otomatis.

Mungkin karena di lingkungan kampus, Dika tak mematok harga tinggi. Cukup merogoh kocek mak-simal 15 ribu untuk berbagai menu kopinya. Dika dibantu oleh dua barista, yang mengolah minuman dan melayani pembeli. Saat ramai,

Coffee Combi bisa menyajikan hing-ga puluhan cangkir per hari. Kedai-nya buka setiap hari dari pagi hingga pukul 7 malam, kecuali Minggu hanya dibatasi sampai pukul 3 sore.

Coffee Combi juga sering meng-adakan perjalanan untuk mema-sarkan kopinya. Seperti akhir 2012, Coffee Combi melakukan perjalan-an ke Bogor. Pembelinya pun harus

mengecek akun Twitter setiap hari di @CoffeeCombi untuk mengetahui tempat mangkal VW Combi keren ini, karena tempatnya berubah-ubah setiap hari.

Dika memodifikasi VW Combi keluaran 1973 menjadi kedai kopi sejak akhir 2011.

Suasana masih tampak lengang saat saya mena-paki Jalan Diponegoro, Bandung, Rabu pekan lalu. Tapi, di depan Gedung

Sate, bus Mercy berwarna biru telah terparkir di sana pagi itu. Para peng-

gemar kesebelasan Persib Bandung menyebut bus yang telah menjadi ikon Jawa Barat itu sebagai bus Viking. Ya, bus biru itu milik komu-nitas pendukung Persib yang digu-nakan untuk menjual aneka barang resmi berlogo Persib.

“Ide awalnya muncul karena dita-wari bus sama Damri. Lalu anak-anak Viking punya kreativitas untuk menjadikan bus ini sebagai mer­chandise store,” kata Abel Sastrane-gara, 26 tahun, anggota komunitas Viking yang bertugas menjaga toko.

Walaupun bus itu telah menjadi

ikon Jawa Barat, Abel menam-bahkan, pemerintah daerah tidak campur tangan. Dana untuk memo-difikasi bodi dan mengecat ulang bus dengan panjang sekitar 13 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 4 meter itu semuanya murni memakai uang kas komunitas.

Bus ini biasanya menghabiskan sekitar 30 liter bahan bakar seti-ap pekan. Tapi, bila harus meng-ikuti tim Persib bertanding ke luar Kota Bandung, tentu saja jumlah konsumsi bahan bakar bertambah sesuai dengan jarak. “Sekarang sih

biaya perawatan sekitar Rp 5 juta per bulan,” ujar Abel.

Agar pembeli leluasa memilih aneka barang di dalam bus, ia mem-batasi maksimal hanya 10 orang. Sisanya menunggu antrean. Harga barang di dalam bus sama dengan yang dijual di toko. Kaus junior untuk balita, misalnya, dijual Rp 50 ribu, sedangkan jaket Rp 350.

Natatsa MayaNg PujakusuMa (MagaNg)

Coffee Combi

foto-foto: Natatsa MayaNg PujakusuMa (MagaNg) / berbagai suMberKoleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 17: Harian Detik Minggu 30.06.2013

ASAL TAHU AJA30 JUNI 201317

FOTO-FOTO DOK: AP, REUTERS

SI CANTIK BERJILBAB KALA JEREMY TETI TERBANGKAN PESAWAT TEMPURJADI PREMAN

K etika polisi wanita menge-nakan jilbab masih men-jadi kontroversi di negeri ini, yang mayoritas mus-

lim, beberapa wanita berjilbab di Pakistan dan Afganistan malah sudah berada di balik kemudi pesa-wat tempur. Bagi mereka, menunai-kan syariat Islam tak harus meng-hambat pekerjaan atau profesi yang ditekuni.

Situs Huffington Post edisi 13 Juni lalu, misalnya, menurunkan laporan tentang Ayesha Farooq, 26 tahun. Wanita asal Provinsi Punjab itu menjadi satu dari 19 perempuan yang mengabdi di Angkatan Udara Pakistan dalam satu dekade ter-akhir.

“Aku tak merasa ada perbedaan. Kami melakukan aktivitas dan tugas yang sama, menentukan presisi pengeboman,” kata Ayesha, yang menerbangkan jet tempur F-7PG buatan Cina.

Ia mengaku ibunya sempat menen-tang keras niatnya menjadi pilot. Angkatan Udara pun awalnya masih memandang sebelah mata kemam-puannya. Ia, misalnya, cuma diper-caya menerbangkan pesawat yang terbang lambat, mengantar pasuk-an dan perbekalan. “Bukan terjun di medan perang,” ujarnya.

Selang sebulan sebelumnya, Let-nan Dua Niloofar Rhmani, 21 tahun, menorehkan sejarah baru di Ang-katan Udara Afganistan. Ia menjadi wanita pertama yang lulus meng-ikuti pendidikan sebagai pilot pesa-

wat tempur. “Pertama, ini adalah ambisi pri-

badi saya. Kedua, saya ingin menunjukkan bahwa wanita Afga-nistan juga mampu menerbangkan pesawat tempur,” ujarnya kepa-da Washington Times, 14 Mei lalu. “Saya ingin terbang bahu-memba-hu bersama saudara kami kaum pria,” ujarnya. Ia mengaku men-jadi pilot adalah salah satu impi-an ayahnya, yang gagal diwujudkan 40 tahun lalu. “Saya mempersem-bahkan ini untuk ayah,’ ujar Niloo-far seperti ditulis www.kdab.afcent.

af.mil 18 Mei lalu. Dua tahun lalu, beberapa wanita

Afganistan juga mengikuti pelatih-an menjadi pilot di Amerika Seri-kat. Letnan Dua Sourya Saleh dan Letnan Dua Masooma Hussani, misalnya, mengikuti pelatihan di Pangkalan Angkatan Udara Ameri-ka Serikat di Lackland, San Antonio, Texas. “Kami ingin menunjukkan profesi ini juga layak bagi kaum perempuan,” ujar Sourya.

Sebelum benar-benar mengikuti pelatihan sebagai pilot, selama 6-8 bulan ia dan kawan-kawan meng-ikuti kursus bahasa Inggris di Lac-kland bersama 1.200 peserta dari berbagai negara. Selanjutnya mere-ka akan menuju Fort Rucker di Ala-bama untuk mengikuti pelatihan

sebagai pilot helikopter. “Ini sebuah langkah besar men-

dapatkan peserta didik perempuan yang akan menjadi pilot di negeri yang biasa didominasi kaum pria,” kata Komandan Pangkalan Lack-land Kolonel Eric Axelbank.

Masooma mengaku mendapat sokongan penuh dari kedua orang tuanya untuk menjadi pilot pesawat tempur. “Ini impian lama saya, dan saya sudah tak sabar untuk berada di balik kemudi untuk menunjukkan kepada dunia bahwa saya mampu,” ujarnya. SUDRAJAT

“Kami ingin menunjukkan

profesi ini juga layak bagi kaum

perempuan.”

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 18: Harian Detik Minggu 30.06.2013

16 juni 2013

ber

ba

ga

i su

Mb

er

30 juni 2013 18sport

Piala Konfederasi satu-satunya gelar juara yang belum pernah diraih Spanyol.RIO DE JANEIRO — Dua ikon sepak bola dunia, Brasil dan Spanyol, akan mengadu taji dalam duel final Piala Konfederasi di Stadion Maracana dini hari nanti. Neymar, yang dida-puk sebagai pemain terbaik Sele-cao dalam tiga laga sebelumnya, optimistis bisa mengakhiri domi-nasi Spanyol di lapangan bola dalam lima tahun terakhir.

Brasil akan tampil dengan modal belum pernah kalah di ajang kom-petitif sejak 1975 itu. Adapun Spa-nyol lolos ke final setelah susah payah menyingkirkan Italia 7-6 lewat adu penalti di semifinal.

Mantan arsitek Selecao, Carlos Alberto Parreira, menilai inilah saat-nya menunjukkan kekuatan Brasil sejak terakhir mengangkat trofi pada Piala Dunia 2002. “Ini saatnya untuk mengakhiri era Spanyol di pang-gung sepak bola,” kata penyumbang tiga gelar juara Brasil di Piala Dunia 1994, Copa America 2004, dan Piala Konfederasi 2005.

Stamina fisik prima juga akan men-dukung penampilan skuad Luiz Feli-pe Scolari itu. Maklum, Neymar dan rekan mendapat jatah istirahat sehari lebih lama. Adapun Spanyol hanya memiliki waktu istirahat 72 jam setelah tampil melawan Azzurri.

Parreira sengaja meminta Sco-lari tidak mengubah taktik. Bek Real Madrid, Marcelo, mungkin masih akan dioperasikan sebagai bek kiri untuk menyuplai bola ke arah Ney-mar. Gelandang Paris-Saint Ger-main, Thiago Silva, masih akan diplot sebagai peredam serangan lini tengah Spanyol, yang akan dikoman-dani Andres Iniesta, sementara Fred dan Hulk akan mencoba memban-tu Neymar menggedor gawang Iker Casillas. “Saya menghargai kemam-puan Casillas. Saya akan merasa terhormat bisa mampu menjebol gawang Casillas,” kata Neymar.

Spanyol juga akan membawa moti-vasi sama, yakni meraih gelar juara. Soalnya, Piala Konfederasi merupa-kan satu-satunya trofi yang belum pernah diraih La Furia Roja. “Piala Konfederasi merupakan duel pem-buka Piala Dunia 2014 tahun depan. Penggila bola akan setuju jika ini merupakan sebuah pertandingan besar,” kata Casillas.

as | sPORt.Es | gOaL | Bagus W

FINAL PIALA KONFEDERASI

NeyMar OPtiMiStiS PuKul SPaNyOl

PerKiraaN

FOrMaSi:

Brasil (4-3-3):

julio Cesar; Dani Alves, Thi-

ago Silva, David Luiz, Mar-

celo; Luiz Gustavo, Paulinho,

Oscar; Hulk, neymar, Fred

Spanyol (4-3-3):

iker Casillas; Alvaro Arbe-

loa, Sergio Ramos, Gerard

Pique, jordi Alba; Xavi, Ser-

gio Busquets, Andres iniesta;

Pedro, juan Mata, Fernando

Torres

Statistik kedua tim di Piala Konfederasi 2013:BRASiL SPAnyOL 4 BeRMAin 4 11 GOL 152,75 RATA-RATA GOL PeR PeRTAnDinGAn 3,7543 TeMBAkAn ke GAwAnG 681.783 TOTAL OPeRAn 3.0523 keBOBOLAn 1

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 19: Harian Detik Minggu 30.06.2013

16 juni 201319 30 juni 2013 sport

S ekitar 100 anak telah menan-ti Diego Armando Maradona untuk mengikuti coaching cli­

nic di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, kemarin. Namun mereka harus menelan kekecewaan setelah legenda hidup itu hanya membagi-bagikan bola dan memilih balik ke Hotel Mulia, Jakarta, tem-patnya menginap.

Padahal ratusan anak dari berba-gai sekolah sepak bola itu menunggu

kedatangan Maradona sejak siang. Datang mengenakan kemeja biru dan celana jins panjang, Maradona datang menuju panggung di ping-gir lapangan. Sedangkan ratusan anak tersebut berbaris di lapangan. “Saya sangat senang melihat kalian. Saya jadi teringat waktu kecil, saya pernah merasakan bermain bola di umur seperti kalian,” kata El Diego.

Pahlawan Argentina di Piala Dunia 1986 itu membagi kiat sukses untuk

menjadi pemain bola terkenal. Sya-ratnya, “Untuk jadi pemain bola, tidak hanya satu hari, tapi harus bekerja keras,” kata pria 52 tahun itu.

Secara total, Maradona menya-pa penggemar cilik hanya 15 menit di Senayan. Dia memilih pulang ke hotel menggunakan mobil dari pintu keluar stadion. Suasana pun son-tak menjadi gaduh. Anak-anak yang berada di lapangan terlihat kaget

dan membubarkan diri. Sedangkan para awak media sempat mengejar Maradona hingga masuk ke mobil.

Maradona juga sempat membuat awak media kecewa. Soalnya, seca-ra tiba-tiba dia membatalkan jadwal jumpa pers di Jakarta Theater pada pukul 10.00 WIB. Dia juga memilih membatalkan kunjungan ke Medan, salah satu dari empat kota yang sedianya bakal disambanginya di Indonesia. aMaLIa DWI sEPtI

“Saya ke indonesia untuk sepak bola, bukan politik.”

JAKARTA — Kedatangan legen-da hidup sepak bola Diego Mara-dona ke Indonesia tak berjalan mulus. Soalnya, pahlawan Argenti-na di Piala Dunia 1986 itu memilih membatalkan kunjungan ke Medan, salah satu dari empat kota yang sedianya bakal dikunjungi pria 52 tahun itu.

Maradona tiba di Bandara Soekar-no-Hatta, Cengkareng, pukul 06.00 WIB kemarin. Menumpang pesawat maskapai Emirates dengan nomor penerbangan EK-368, El Diego tam-

pak semringah mengenakan baju bergambar harimau dan celana jins serta topi.

Sempat diantar ke tempatnya menginap, Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Maradona dijadwalkan melakukan jumpa pers pada pukul 10.00 WIB. Jurnalis yang telah menunggunya di Jakarta Theater dibuat kecewa mantan arsitek tim nasional Argentina itu. Eddy Sofyan, Ketua Badan Sepak Bola Rakyat Indonesia, promotor yang menda-tangkan El Diego, mengaku sang bintang mengalami keletihan sete-lah menempuh perjalanan jauh. “Mohon maaf kepada rekan media semua, dia tidak bisa menghadiri jumpa pers hari ini,” kata Eddy.

Kedatangan pria yang terakhir

menukangi klub Dubai, Al-Wasl, itu ke Indonesia juga nyaris batal. Alas-annya, ada beberapa agenda yang tidak sesuai dengan keinginannya. Salah satunya soal kunjungannya ke Medan. Sayang, Eddy enggan menjelaskannya secara terperinci perihal ketidaknyamanan pria kela-hiran 30 Oktober 1960 ini. “Kepu-tusan ini sangat berat karena beliau hanya bersedia mengunjungi tiga kota. Padahal semuanya sudah dijelaskan oleh Duta Besar Argen-tina. Tapi, ketika tadi dijelaskan lagi dan hal itu tidak sesuai dengan keinginannya, dia langsung bilang no,” ujarnya.

Eddy mengaku Maradona bah-kan sempat mengancam kem-bali ke Argentina jika keinginannya

tak dipenuhi. “Daripada tidak jadi semua, dan secara kebetulan persi-apan di Medan ternyata juga belum maksimal, akhirnya kami batalkan,” kata Eddy, yang mengaku sudah tiga kali melakukan konfirmasi agenda kepada manajemen Maradona.

Selain Medan, Makassar menjadi salah satu kota yang masih diper-timbangkan jadwal kunjungannya. Eddy mengatakan mendapat infor-masi bahwa ada calon gubernur kota tersebut yang memanfaatkan keda-tangan Maradona untuk memulus-kan tujuan politiknya. Mengetahui hal itu, si Cebol marah. “Dan meng-ancam pulang. Saya ke sini untuk sepak bola, bukan untuk politik,” ucap Eddy menirukan Maradona saat itu. MERCy Raya

KetiKa MaraDONa NgaMBeK

aN

tar

a / i

sMa

r P

atr

izk

i

Kenangan indah Maradona Semasa Kecil

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com

Page 20: Harian Detik Minggu 30.06.2013

offside30 juni 201320

Cristiano Ronaldo menunjukkan kepeduliannya pada lingkungan. Dia rela tak dibayar sebagai duta mang-rove. Maklum, pemain Portugal yang juga pilar Real Madrid itu menyimpan pengalaman tersendiri akan

tsunami delapan tahun lampau. Foto Martinus yang mengenakan jersey Portugal dengan

nama punggung Ronaldo tersebar di jejaring sosial. Mena-riknya, Martinus, yang saat itu masih siswa kelas III seko-lah dasar, selamat karena tersangkut di hutan bakau meski terombang-ambing di laut selama 19 hari. Ronaldo pun menengok ke Aceh dan bertemu langsung dengan sang bocah.

Kemudian dia ditawari Yayasan Artha Graha Peduli milik Tomy Winata untuk menjadi duta pelestarian hutan bakau. Kegiatan pertama dia adalah menanam bakau di dae-rah Telaga Waja, Benoa, Bali, pekan lalu. Ronaldo datang dan melaksanakan tugas dengan baik. Bagaimana dengan pemain bola lain?

Rela Tak Dibayar Sebagai Duta Lingkungan dan Sosial

Pemain mungil pilar Barcelona, Lionel Messi, tak menghabis-kan waktu pada jeda kompetisi

ini dengan melulu liburan. Bapak satu anak itu justru turut berkam-panye menyuarakan perang terha-dap malaria di Senegal.

“Saya sangat senang bisa berada di Senegal. Saya punya komitmen memerangi malaria tanpa belas kasihan. Kapan pun saya punya kesempatan membantu, saya tak akan setengah-setengah,” kata

Messi kepada BBC. Messi tak berju-ang sendirian. Dia bergabung deng-an gerakan Sepak Bola Perangi Malaria yang digagas Aspire Foot-ball Dreams, organisasi olahraga yang bermarkas di Qatar.

Gerakan itu mendistribusikan 400 ribu kelambu tempat tidur kepada 10 negara di Afrika. Ya, Afrika mem-punyai data korban malaria yang cukup mengerikan. Dalam setahun, korban jiwa akibat malaria menca-pai 700 ribu orang. FEMI DIAH

Bek tengah Bayern Muenchen, Dante, tak bisa menolak saat didapuk menjadi duta SOS

Children Village. Pemain yang punya nama lengkap Dante Bonfim Costa Santos itu merasa bisa membayar penderitaannya semasa kecil deng-an bergabung di organisasi nonpe-merintah yang berfokus membela hak anak-anak itu.

“Saya menjadikan masa kecil seba-gai latar belakang. Makanya saya ingin membantu orang lain dengan

minimal mencontoh apa yang saya lakukan dan saya capai sekarang,” kata Dante. Pemain Brasil itu kemu-dian mengaku hidup di lingkungan miskin. “Kami tak mudah mendapat-kan keinginan kami. Tapi orang tua kami saling membantu untuk menca-pai tujuan,” ujarnya. “Pengalaman itu-lah yang ingin saya tularkan kepada anak-anak ini. Jika mereka bersatu, kita bisa mencapai keinginan dengan lebih mudah,” tuturnya di situs resmi organisasi sosial itu. FEMI DIAH

LioneL Messi

Kampanye Perangi Malaria

Dante

Berkaca pada Pengalaman Masa Kecil

ha

jiab

ro

r r

izki

par

tric

k w

hittm

an

getty im

ag

es

Koleksi TAPAK JEJAK ~ koran-minggu.blogspot.com