Upload
yogha-ae-wes
View
220
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
about study qur'an
Citation preview
KEPERCAYAAN DIRI PERSPEKTIF PSIKOLOGI DAN AL QUR’AN
Dosen Pembimbing : Drs. Zainul Arifin, M.Ag
Disusun Oleh :Hario Abrianto
14410096
FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepercayaan diri sangat erat kaitannya dengan seseorang dalam menjalani
kehidupan sehari – hari. Kepercayaan sangat di butuhkan untuk dapat dengan baik
bersosialisasi dengan lingkungan tempat di mana seorang individu itu tinggal.
Kepercayaan diri sendiri merupakan aspek kepribadian manusia yang berfungsi
penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Tanpa adanya
kepercayaan diri maka banyak masalah akan timbul pada diri seorang individu. Dengan
adanya rasa percaya diri maka seseorang akan mudah bergaul. Menghadapi orang yang
lebih tua, lebih pandai maupun lebih kaya, mereka tidak malu mau pun canggung.
Mereka akan berani menampakkan dirinya secara apa adanya, tanpa menonjol-
nonjolkan kelebihan serta menutup-nutupi kekurangan. Ini disebabkan orang-orang
yang percaya diri telah benar-benar memahami dan mempercayai kondisi dirinya,
sehingga telah bisa menerima keadaan dirinya apa adanya.
Banyak sekali fenomena – fenomena buadaya yang menyebutkan bahwasannya
seorang individu akan memiliki kecenderungan menarik diri dali lingkungan tempat ia
tinggal karena merasa tidak percaya diri. Seperti halnya fenomona yang terjadi di
dalam masyarakat kecil yang mana dalam masyarakat kecil tersebut di dalam
kehidupannya mayoritas berpendidikan rendah akan secara tidak langsung kurang
percaya diri dalam menyampaikan aspirasi atau pendapatnya terhadap kebijakan –
kebijakan pemerintah yang mayoritas masyarakat kecil menganggap bahwa orang –
orang yang berada di dalam pemerintahan tidak bisa di bantah atau dikritisi mengenai
2
segala kebijakan yang mereka buat, lebih – lebih jika yang membantah atau yang
mengkritisi adalah masyarakat kecil atau masyarakat yang tidak berpendidikan
Banyak umat Islam yang tidak percaya diri melakukan tugas berdakwah.
Padahal berdakwah sendiri merupakan aktivitas mulia. Allah memuji para da'i sebagai
orang-orang yang memiliki perkataan paling baik. Karena pada dasarnya kepercayaan
diri hampir selalu dikaitkan dengan kesuksesan, tak dapat disangkal. Ia memang bekal
utama dalam menghadapi tantangan hidup.
Al-Qur'an berbicara kepada akal dan perasaaan manusia; mengajar mereka
tentang aqidah tauhid; membersihkan jiwa mereka dengan berbagai praktek ibadah;
memberi mereka petunjuk untuk kebaikan dan kepentingannya, baik dalam kehidupan
individu maupun sosial; menunjukkan kepada mereka jalan terbaik, guna mewujudkan
jati dirinya, mengembangkan kepribadiannya dan meningkatkan dirinya menuju
kesempurnaan insani, sehingga mampu mewujudkan kebahagiaan bagi dirinya, di
dunia dan akhirat. Al-Qur'an sebagai rujukan pertama juga menegaskan tentang
percaya diri dengan jelas dalam beberapa ayat-ayat yang mengindikasikan percaya diri
seperti:
ن�وا� و ال ه� نوا� و ال ت� ت� ح� .ن ٱأل عل ون و أ نتم ت� .ين كنتم إ مؤم.ن
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman. (Ali Imran: 139)
3
.ك ئ لع ل يه.مالم ال هثماست ق اموات ت ن ز ن االل ب ذ.ين ق الوار ال .ن إ
.يكنتمتوع د ت ة.ال ن .الج رواب نواو أ بش. ت حز ت خ افواو ال ةأ ال
ون
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka
(dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa
sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan
Allah kepadamu". (Fusshilat: 30).
Ayat-ayat di atas dapat dikategorikan dengan ayat yang berbicara tentang
persoalan percaya diri karena berkaitan dengan sifat dan sikap seorang mukmin yang
memiliki nilai positif terhadap dirinya dan memiliki keyakinan yang kuat.
Dari ayat di atas di jelaskan bahwa orang yang percaya diri dalam Al-Qur'an
yang di sebut sebagai orang yang tidak takut maupun sedih serta mengalami
kegelisahan adalah orang orang yang beriman dan orang-orang yang istiqomah.
Banyaknya ayat-ayat lain yang menggambarkan tentang keistimewaan kedudukan
manusia di muka bumi dan juga bahkan tentang keistimewaan umat Islam, merupakan
ayat-ayat yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri.
Konsep Ma'rifatunnafsi atau mengenal diri sendiri yang dikenal dengan
ungkapan "barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya", dapat
4
disejajarkan dengan konsep diri, self concept, yaitu bagaimana seseorang memandang
dirinya sendiri. Khusnudzon atau prasangka yang baik juga dapat disejajarkan dengan
berpikir positif. Kata-kata yang terus beriringan dalam al-Quran yaitu iman dan amal
merupakan penegasan dari harus adanya keyakinan dan tindakan. Untuk menyikapi
semua tindakan-tindakan dan hasil yang diperoleh atas semua usahanya Islam
memberikan konsep lain seperti tawakal, syukr dan muhasabah yang harus diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari. Akumulasi konsep-konsep tersebut jika diteliti secara
berkesinambungan akan menimbulkan dan mengisyaratkan adanya konsep percaya diri
yang terungkap dalam al-Qur'an.
Kisah Rasullulah dan para sahabat yang hidup pada masa kejayaan Islam
merupakan kisah yang marak dengan bukti-bukti kepercayaan diri umat Islam dalam
menghadapi umat lain atau individu lain. Kisah-kisah tentang Rasulullah dan para
sahabat ini tentunya juga dapat dijadikan objek kajian sebagai perbandingan bagaimana
kepribadian Rasul dan generasi awal yang berpegang teguh kepada al-Qur'an dan
Sunnah. Sehingga akhirnya mereka mampu membawa Islam menuju zaman keemasan.
Pada akhirnya, konsep-konsep kepribadian yang dikemukakan oleh berbagai
aliran psikologi yang berasal dari masyarakat budaya "Barat" yang diyakini sedikit
banyak berbeda dari masyarakat "Timur" Ada kemungkinan teori yang mereka
sampaikan terasa asing bagi masyarakat timur atau bahkan bertentangan dengan
konsep-konsep Islam. Maka perlu kiranya bagi ilmuwan Muslim untuk mencari
konsep-konsep tersebut dengan mengggunakan tolok ukur yang telah ditentukan oleh
al-Qur'an dan Sunnah agar tidak terjebak ke dalam hal yang bertolak belakang dengan
konsep al-Qur'an yang akan lebih memahamkan bagaimana ajaran islam memandang
keilmuan – keilmuan yang di sisi di tekankan pada konsep kepercayaan diri.
5
B. Rumusan Masalah
1. Apa term kunci konsep percaya diri dalam sampel teks Al-qur’an ?
2. Bagaimanakah komponen teks Al-qur’an tentang percaya diri ?
3. Apa rumusan konseptual teks Al-qur’an tentang percaya diri ?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini memiliki tujuan-
tujuan sebagi berikut:
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana konsep percaya diri
2. Untuk mengetahui bagaimana komponen percaya diri dalam Al-Qur’an.
3. Untuk mengetahui konsepsi percaya diri menurut Al-Qur’an dalam telaah
psikologi.
6
BAB II
PEMBAHASAN
D. Definisi Operasional
Kepercayaan diri merupakan adanya sikap suatu individu yang yakin akan
kemampuannya sendiri untuk bertingkah laku sesuai dengan yang di harapkannya
sebagai suatu perasaan yang yakin pada tindakan yang di lakukannya, bertanggung
jawab pada tindakan yang di lakukannya, dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Orang
yang percaya diri memiliki ciri – ciri sebagai berikut ; adanya toleransi yang tinggi,
tidak memerlukan dukungan orang lain dalam setiap pengambilan keputusan yang di
lakukannya atau dalam setiap tugas yang dikerjakannya, serta memiliki dorongan yang
kuat untuk meraih prestasi.
E. Telaah Teks Psikologi
7
Menurut Barbara De Anggelis: "Kepercayaan diri adalah sesesuatu yang harus
mampu menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang kita kerjakan". Masih
menurutnya, kepercayaan diri sejati tidak ada kaitannya dengan kehidupan lahiriah
seseorang. Ia terbentuk bukan dari apa yang diperbuat, namun dari keyakinan diri,
bahwa setiap yang dihasilkan olehnya memang berada dalam batas-batas kemampuan
dan keinginan pribadi. Dari penjelasan Barbara di atas, percaya diri merupakan
keyakinan dalam jiwa manusia bahwa tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan
berbuat sesuatu, bukan kepada kemampuan, keahlian, hasil dan kesuksesannya tetapi
pada kesedian untuk melakukannya.
Menurut Akrim Ridha, tsiqah (kepercayaan atau confidensi) adalah kepercayaan
manusia akan: (1) cita-cita hidup dan keputusan-keputusannya, dan (2) potensi dan
segala kemungkinan dari dirinya, atau dapat diistilahkan dengan al iimaan bidzaatihi
yaitu kepercayaan terhadap kemampuannya. Maksudnya adalah bahwa orang yang
percaya diri adalah orang yang meyakini bahwa ia adalah orang yang memiliki cita-cita
dan yakin bahwa ia mampu untuk melakukan sikap-sikap dan tindakan-tindakan untuk
mewujudkan cita-citanya itu.
Maslow mengatakan bahwa kepercayaan diri itu diawali oleh konsep diri. Konsep
diri sendiri adalah gagasan seseorang tentang diri sendiri, yang memberikan gambaran
kepada seseorang mengenai dirinya sendiri. Sullivan mengatakan bahwa ada dua
macam konsep diri yaitu, konsep diri positif dan konsep diri negatif. Konsep diri yang
positif terbentuk karena seseorang secara terus menerus sejak lama menerima umpan
balik yang positif berupa pujian dan penghargaan. Sedangkan konsep diri yang negatif
dikaitkan dengan umpan balik negatif seperti ejekan dan perendahan.
8
Menurut Lauter (2002:4) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan
atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas,
merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas
perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi
serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan
bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan
diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira.
Meurut pendapat Angelis (2003:10), percaya diri berawal dari tekad pada diri
sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita inginkan dan butuhkan dalam hidup.
Percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri, sehingga kita mampu menghadapi
tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu.
Menurut Rahmat, kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan
terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupannya serta
bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada
konsep diri.
Menurut Jacinta F Rini dari team e-psikologi menjelaskan kepercayaan diri adalah
sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan
penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi
yang dihadapinya. Dengan memiliki ini menurutnya bukan berarti bahwa individu
tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, alias “sakti”.
Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek
dari kehidupan individu tersebut di mana ia merasa memiliki kompetensi, yakin,
mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual,
prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.
9
Rasa percaya diri yang baru dan sehat dikembangkan dari dalam kepribadian
individu itu sendiri. Rasa percaya diri bukan dengan mengkompensasi kelemahan
kepada kelebihan, namun bagaimana individu tersebut mampu menerima dirinya apa
adanya, mampu mengerti seperti apa dirinya dan pada akhirnya akan percaya bahwa
dirinya mampu melakukan berbagai hal dengan baik (Lauster, 1994).
Rasa percaya diri adalah keyakinan pada kemampuan-kemampuan sendiri,
keyakinan pada adanya suatu maksud di dalam kehidupan, dan kepercayaan bahwa
dengan akal budi mereka akan mampu melaksanakan apa yang mereka inginkan,
rencanakan dan harapkan (Davies, 2004). Rasa percaya diri merupakan keberanian
menghadapi tantangan karena memberi suatu kesadaran bahwa belajar dari pengalaman
jauh lebih penting daripada keberhasilan atau kegagalan. Rasa percaya diri penting
untuk berpartisipasi dalam kehidupan publik, seperti halnya ketika bergabung dengan
suatu masyarakat yang didalamnya terlibat di dalam suatu aktivitas atau kegiatan, rasa
percaya diri meningkatkan keefektifan dalam aktivitas atau kegiatan (Hakim, 2005). 15
Rasa percaya diri merupakan sikap mental individu dalam menilai diri maupun objek
sekitar sehingga individu tersebut memiliki keyakinan akan kemampuan diri dalam
melakukan sesuatu sesuai kemampuan (Ghufron, 2011).
Analisis Komponen Teks Psikologi
No Komponen Kategori Deskripsi
10
1 Aktor Individu, person Rasa yakin akan kemampuan
sendiri
2 Aktivitas Psikomotorik Melakukan segala sesuatu tidak
tergantung orang lain
3 Proses Terencana Menjalani sesuatu dengan yakin
4 Bentuk/
Aspek
Verbal Dapat berbicara dengan yakin
5 Faktor Internal Keyakinan
6 Audien Human 1 orang atau lebih
7 Tujuan Langsung Dapat menjalani segala hal dengan
yakin
8 Standar
Norma
Sosial, Agama Dengan percaya diri akan
memaksimalkan kemampuan
seorang individu
9 Efek/
Dampak
Fisik, Psikis Perasaan senang karena merasa
puas dengan apa yang
dilakukannya
Peta Konsep (Mind Map) Teks Psikologi
11
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa percaya diri merupakan sikap yang
menentukan untuk menggapai kesuksesan dan ketenangan jiwa. Hal ini dapat diamati
melalui kesuksesan-kesuksesan yang dicapai oleh orang-orang yang berhasil dapat
mereka raih dengan sikap percaya diri dalam menghadapi dirinya dan lingkungan
sekelilingnya.
Apabila seseorang tidak percaya diri maka seringkali merasa tidak yakin
terhadap kebijakan yang ia ambil dalam memecahkan berbagai masalah, menjadi
lemah ketika mendapat kritik dari orang lain, dan selalu menyalahkan dirinya bahwa ia
12
Percaya diri
Yakin Percaya
Memaksimalkan potensi
seorang individu
tidak mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Semua ini tidak perlu terjadi
apabila disadari bahwa semua persoalan pasti ada pemecahannya, dengan berinteraksi
dengan orang lain dan berusaha untuk mencari solusi yang tepat terhadap permasalahan
tersebut. Kritik yang dilontarkan seseorang terhadap orang lain atau diri sendiri bisa
saja sebagai keuntungan jika diperhatikan dengan objektif, dengan menerimanya
apabila jika kritik itu sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi atau diabaikan
karena tidak sesuai dengan keinginan tanpa harus merasa lemah atas ketidakmampuan
diri.
Untuk mengubah citra diri adalah dengan mengarahkan fokus pada sifat-sifat
baik yang terdapat dalam diri, memandang diri sendiri sukses, membayangkan diri
sendiri menjadi orang yang makmur dan diakui oleh orang-orang lain atas usaha-usaha
yang telah dicapai. Keyakinan ini akan berhasil dengan pandangan jika anda percaya
anda hebat, anda memang hebat! Dengan keyakinan terhadap diri sendiri akan
membantu menciptakan pengalaman-pengalaman yang dimiliki untuk bertindak
layaknya orang yang dicita-citakan. Seorang yang percaya diri bahwa ia akan menjadi
seorang intelektual tentu harus berpikir dan bertindak sebagaimana orang yang ia
pikirkan yaitu dengan banyak belajar dan membaca buku serta aktif dalam kegiatan-
kegiatan yang mendukung apa yang ia pikirkan.
F. Telaah Teks Islam
Sampel Teks Islam (Al-Qur’an)
Sampel teks yang di ambil adalah Al-Qur’an surat Al - Fushilat ayat 30 yang berbunyi,
13
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah"
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan
turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut
dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan
(memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu".
(QS.Fusshilat,41:30)
Maanil mufrodat
.ن إ
sesungguhnya
ذ.ين ٱل
orang-orang
yang
ن�وا� ت�ا
mereka mengatakan
ن ا ب ر
Tuhan kami
14
ٱلله
Allah
ثم
kemudian
ن�وا� قت� ت� ح� ٱ
mereka meneguhkan
pendirian
ل ت ت ن ز
akan turun
ع ل يه.م
atas mereka
.ك ة ٱلم ل ئ
malaika
t
أ ال
janganla
h
ن�وا� ت�ا ت�
kamu takut
و ال
dan janganlah
نوا� ت� ح� ت�
kamu merasa
bersedih
15
ن�وا� ه� �ح ��ت تو
dan gembirakanlah mereka
نة. لج ٱ�ب.
dengan surga
ه�ى ت � ٱ
yang
ح! ن� ن"�
adalah kamu
توع دون
kamu dijanjikan
Mantuq Muwafaqoh
Secara jelas ayat ini menerangkan bahwa dengan meneguhkan pendirian mereka
maka manusai tidak akan bersedih dan akan bahagia karena akan di janjikan surge bagi
mereka yang meneguhkan pendiriannya akan Allah.
Mantuq Mukholafah
Kita di perintahkan untuk tidak bersedih dan merasa takut serta di
perintahkan untuk berbahagia karena ada surge yang di janjikan
jikan meneguhkan pendirian pada Allah SWT.
Mafhum Muwafaqoh16
Secara sederhana, kalimat yang menyatakan “meneguhkan
pendirian” berarti bahwa seseorang di perintahkan untuk percaya diri
kepada Allah. Yang mana hal tersebut akan di berikan kenikmatan –
kenikmatan jika di lakukannya hal tersebut.
Analisis Komponen Teks Islam (Al Qur’an)
No. Komponen Kategori Deskripsi1 Aktor Individu Person2 Aktivitas Kognitif, Afektif
dan PsikomotorikPercaya diri dengan meneguhkan diri kepada Allah.
3 Proses Terencana dan tidak terencana
Percaya dan yakin pada diri sendiri dalam keadaan apapun
4 Bentuk/ Aspek
Verbal dan Non verbal
Yakin kepada diri sendiri akan dilakukan demi kebaikan dan takwa
5 Faktor Eksternal Menjalankan perintah AllahInternal Beribadah kepada Allah
6 Audien Human (1), (2), (3)
1 orang atau lebih
7 Tujuan Langsung Bertujuan secara langsung8 Standar
NormaAgama Diperintahkan untuk
meneguhkan diri kepada Allah
9 Efek/ Dampak
Fisik dan Psikis Kesenangan batin karena menjalankan perintah Allah
Peta Konsep (Mind Map) Teks Islam (Al Qur’an)
17
Kesimpulan
Konsepsi Percaya diri dalam Al-Qur'an bertitik tolak dari konsepsi yang mulia
terhadap manusia yaitu sebagai Khalifah Allah, sebaik-baiknya makhluk ciptaan, dan
makhluk yang bebas berkehendak. Konsepsi percaya diri dalam al-Qur'an dimulai
dengan memiliki konsep diri yang jelas bagaimana ciri-ciri fisik, sifat-sifat, hoby,
kekuatan, kelemahan, dan mengetahui kewajiban yang harus dilakukan sesuai dengan
kedudukan. Kemudian, setelah memiliki konsep diri yang jelas bahwa individu itu
adalah seorang muslim yang memiliki ciri-ciri fisik, sifat, dan karakter yang khas ia
harus; berpikir positif terhadap diri, situasi dan lingkungan yang ada di sekitarnya.
Setelah itu, setiap manusia harus yakin bahwa dirinya memiliki potensi yang diberikan
oleh Allah sebagai makhluk pilihan terbaik yang diciptakan-Nya. Keyakinan ini, tidak
cukup jika hanya keyakinan tanpa adanya tindakan yang membuktikan semua itu
melainkan dibuktikan dengan tindakan (iman dan amal). Dalam melakukan tindakan
hendaknya dengan usaha yang maksimal sesuai dengan potensi yang dimiliki. Apapun
18
Allah
Percaya diriYakin Meneguhkan
Dosa dan Pelanggaran
hasil yang didapatkan melalui tindakan yang dilakukan asalkan sesuai dengan
keinginan, cita-cita dan harapan yang tidak bertentangan dengan Al-Qur'an dan
Sunnah. Maka, berdoa dan tawakal kepada Allah karena ia akan menenangkan jiwa.
Setelah yakin bahwa semua yang terjadi di muka bumi ini telah teratur dengan
sendirinya, hal lain yang harus dilaksanakan adalah bersyukur, karena ia akan
meningkatkan rizki. Terakhir, muhasabah atau evaluasi diri merupakan suatu
kewajiban bagi setiap muslim. Untuk mengetahui kualitas keimanan kepada Allah dan
seluruh amal perbuatan yang dilakukan. Serta untuk mengetahui kekuatan, kelemahan,
potensi, kekurangan sehingga hari-hari yang akan datang lebih baik dari hari ini.
G. Analisis Perbandingan antara Konsep Psikologi dan Konsep Islam
19
PERCAYA DIRI
Perspektif Psikologi Perspektif Islam
Kepercayaan diri merupakan aspek
kepribadian manusia yang berfungsi
penting untuk mengaktualisasikan
potensi yang dimilikinya
Kepercayaan diri adalah keyakinan
terhadap diri sendiri yang berlandaskan
pada keimanan kepada Allah swt.
Sehingga keyakinan terhadap apa yang
dilakukan oleh dirinya harus sesuai
dengan tuntunan al-Qur'an dan Sunnah.
konsep diri, self concept, yaitu
bagaimana seseorang memandang
dirinya sendiri
Konsep Ma'rifatunnafsi atau mengenal
diri sendiri yang dikenal dengan
ungkapan "barang siapa yang mengenal
dirinya, maka ia mengenal Tuhannya"
Berpikir positif Khusnudzan
Percaya diri bersumber dari gambaran
tubuh (body image) dan gambaran sosial
(sosial image)
Percaya diri bersumber dari keimanan
terhadap Allah SWT
Sumber Rujukan
20
Al – Qur’an
Angelis, De Barbara. 2003. Confidence: Percaya Diri Sumber Sukses dan
Kemandirian. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan
Peserta Didik). Bandung : CV Pustaka Setia.
Lauster, P. 1978. The Personality Test (2nd.Ed). London: Bantam
Books, Ltd.
Loekmono, Lobby. 1983. Rasa Percaya Diri Sendiri. Salatiga: Pusat
Bimbingan UKSW.
Walgito, B. 1993. Peran Orang Tua dalam Pembentukan Kepercayaan Diri:
Suatu
21