Upload
jeffrisofian
View
81
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
HASIL DISKUSI SKENARIO 5
TUTORIAL BLOK TROPICAL AND
INFECTION DISEASE
SCENARIO KASUS
Penyakit yang disebabkan virus saat ini mengalami banyak perkembangan.
Penyakit virus yang telah lama di kenal seperti DHF, mumps, dan diare virus
terkadang mengalami peningkatan jumlah kasus pada waktu tertentu, namun
penyakit yang dinyatakan telah teratasi ternyata kembali meningkat jumlah nya
seperti rabies dan polio. Dan kita kemudian dikejutkan dengan muncul nya
penyakit baru seperti avian influenza yang dapat menimbulkan pandemic bagi
manusia. Kini kita harus mewaspadai terhadap meluasnya jumlah kejadian
penyakit tersebut.
1
STEP 1 - 7
A. STEP I
Klasifikasi Terminologi yang Tidak Diketahui
1. Mumps nama lain nya yaitu gondongan, penyakit yang disebabkan oleh virus
yang biasanya menyebar melalui air liur dan dapat menginfeksi banyak bagian
tubuh, terutama kelenjar ludah parotis.
2. DHF (Dengue Haemorhagic Fever) penyakit demam akut yang ditemukan di
daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria.
Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus
Flavivirus, famili Flaviviridae.
3. Polio penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.
4. Pandemi wabah penyakit menyebar luas lintas benua dan dalam jumlah
besar.
2
B. STEP II
Definisi Masalah
Setelah mempelajari skenario, peserta tutorial mendefinisikan masalah yang harus
dibahas adalah sebagai berikut:
1. Mengapa rabies dan polio yang dinyatakan telah teratasi ternyata kembali
meningkat ?
2. Jelaskan alasan mengapa muncul penyakit baru ?
3. Mengapa penyakit yang disebabkan oleh virus berkembang ?
4. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi virus penyebab penyakit di daerah
tropis ?
5. Jelaskan epidemiologi, pathogenesis, prognosis, etiologi, gejala,
pemeriksaan, penatalaksanaan, komplikasi, dan pencegahan pada DHF,
mumps, diare virus, rabies, polio, dan avian influenza ?
3
C. STEP III
Curah Pendapat
1. Mengapa rabies dan polio yang dinyatakan telah teratasi ternyata kembali
meningkat ?
Jawab : LO
2. Jelaskan alasan mengapa muncul penyakit baru ?
Jawab : LO
3. Mengapa penyakit yang disebabkan oleh virus berkembang ?
Jawab : LO
4. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi virus penyebab penyakit di daerah
tropis ?
Jawab : LO
5. Jelaskan epidemiologi, pathogenesis, prognosis, etiologi, gejala,
pemeriksaan, penatalaksanaan, komplikasi, dan pencegahan pada DHF,
mumps, diare virus, rabies, polio, dan avian influenza ?
Jawab :
DENGUE HAEMORHAGIC FEVER
Epidemiologi
Wabah pertama terjadi di Asia, Afrika, dan Amerika Utara.
Patofisiologi
Patofisiologi primer DBD dan SSD (syndrome syok dengue) adalah
peningkatan akut permeabilitas vaskuler sehingga terjadi kebocoran
plasma ke dalam ruang ekstravaskuler yang menimbulkan
hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah.
Patogenesis
Infeksi dengue bisa disebabkan oleh beberapa jenis serotipe virus DEN,
setelah terinfeksi oleh salah satu serotipe virus, tubuh akan membentuk
kekebalan terhadap serotipe tersebut, namun tidak terhadap jenis serotipe
4
lain, sehingga jika tubuh terinfeksi lagi oleh jenis serotipe lain (secondary
infection), bisa menimbulkan infeksi yang lebih berat.
Prognosis
Tergantung dari derajat keparahan.
Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari
genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Demam berdarah disebarkan kepada
manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.
Gejala
demam tinggi terus menerus tanda perdarahan sakit perut trombositopenia sakit pada sendi (artralgia) sakit pada otot (mialgia
Pemeriksaan
Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis.
Penatalaksanaan
Terapi suportif
Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis.
Komplikasi
Syok
kematian
Pencegahan
mengurangi vektor nyamuk demam berdarah makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup
5
Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk;
MUMPS
Etiologi
disebabkan oleh infeksi virus Paramiksovirus RNA yang ditularkan
melalui percikan air ludah pembawa virus.
Epidemiologi
lingkungan yang padat
Sering kejadian pada anak anak sekolah
Gejala
demam, lemas, susah membuka mulut, pembengkakan pada kelenjar
parotis di pipi, pada laki laki dewasa juga bisa terjadi pembengkakan pada
buah zakar, peradangan pada pankreas.
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik :
Suhu
Pembengkakan parotis
Malaise
Nyeri tekan kelenjar parotis
Mukosa oral merah
Pemeriksaan penunjang :
Serologi
PCR
Urinr
Darah
Penatalaksanaan
Pengobatan pasien gondongan sebenarnya tidak begitu spesifik seperti halnya infeksi virus yang lain. Pengobatan hanya untuk menghilangkan
6
gejala. Diharapkan penyakit ini akan sembuh sendiri selama 3 sampai 4 hari.
Pencegahan
Vaksin MMR Hindari kontak dengan penderita
Prognosis
Baik karena bisa sembuh sendiri
Komplikasi
Orkitis Hepatitis Meningitis
DIARE VIRUS
Etiologi
Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai virus, misalnya Rotavirus dan Norovirus (sebelumnya dikenal sebagai Norwalklikevirus).
Epidemiologi
Bayi
Anak-anak
Gejala
Gejala utama gastroenteritis virus adalah muntah dan diare berair.
Pemeriksaan
Suhu
Mata cekung
Pemeriksaan tinja
Penatalaksanaan
Tidak ada perawatan spesifik untuk gastroenteritis virus kecuali istirahat dan minum banyak cairan. Banyak orang akan sembuh tanpa komplikasi. Pencegahan
7
Setelah menggunakan kakus, menggantikan lampin dan sebelum makan atau menyiapkan makanan, cuci tangan Anda dengan baik dengan sabun dan air mengalir selama kurang lebih 10 detik dan keringkan dengan handuk bersih.
PrognosisBaik (dubia ad bonam)
RABIES
Etiologi
Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga
Rhabdoviridae dan genus Lysavirus.
Gejala
Gejala sakit yang akan dialami seseorang yang terinfeksi rabies meliputi 4 stadium:
Stadium prodromal
Stadium sensoris
Stadium eksitasi
Stadium paralitik
Pemeriksaan
Satu-satunya uji yang menghasilkan keakuratan 100% terhadap adanya
virus rabies adalah dengan uji antibodi fluoresensi langsung (direct
fluorescent antibody test/ dFAT) pada jaringan otak hewan yang terinfeksi.
Penatalaksanaan
Bila terinfeksi rabies, segera cari pertolongan medis. Rabies dapat diobati,
namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan
menimbulkan gejala.Bila gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk
menyembuhkan penyakit ini. Kematian biasanya terjadi beberapa hari
setelah terjadinya gejala pertama.
Pencegahan
8
Pencegahan rabies pada manusia harus dilakukan sesegera mungkin setelah terjadi gigitan oleh hewan yang berpotensi rabies, karena bila tidak dapat mematikan (letal).
Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus atau segera setelah terkena gigitan. Sebagai contoh, vaksinasi bisa diberikan kapada orang-orang yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus.
POLIO
Etiologi
Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus
(PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus.
Epidemiologi
Sering menyerang anak-anak
Pemeriksaan
Tes saraf motorik
Atrofi otot
Pencegahan
Vaksin polio
Prognosis
Dubia ad malam
Komplikasi
Retardasi mental
Imunitas menurun
AVIAN INFLUENZA
Etiologi
Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.
Gejala
demam tinggi
9
keluhan pernafasan dan (mungkin) perut
Penatalaksanaan
Penanganan medis maupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis
yang berwenang. Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas
dan anti virus.
D. STEP IV
Analisis Masalah
1. Mengapa rabies dan polio yang dinyatakan telah teratasi ternyata kembali
meningkat ?
Jawab : LO
2. Jelaskan alasan mengapa muncul penyakit baru ?
Jawab : LO
3. Mengapa penyakit yang disebabkan oleh virus berkembang ?
Jawab : LO
4. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi virus penyebab penyakit di daerah
tropis ?
Jawab : LO
5. Jelaskan epidemiologi, pathogenesis, prognosis, etiologi, gejala,
pemeriksaan, penatalaksanaan, komplikasi, dan pencegahan pada DHF,
mumps, diare virus, rabies, polio, dan avian influenza ?
Jawab :
DENGUE HAEMORHAGIC FEVER
Epidemiologi
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia,
Afrika, dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai
pada 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an
dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab kematian
utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.
10
Patofisiologi
Patofisiologi primer DBD dan SSD (syndrome syok dengue) adalah
peningkatan akut permeabilitas vaskuler sehingga terjadi kebocoran
plasma ke dalam ruang ekstravaskuler yang menimbulkan
hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah. Volume plasma menurun
lebih dari 20% pada kasus-kasus berat. Pada vaskuler tidak ditemukan lesi
destruktif yang menunjukkan bahwa peningkatan permeabilitas vaskuler
ini merupakan perubahan sementara fungsi vaskuler akibat adanya
mediator kerja singkat. Jika penderita sudah stabil dan mulai sembuh,
cairan ekstravasasi diabsorbsi dengan cepat kembali ke dalam vaskuler,
menimbulkan penurunan hematokrit.
Perubahan hemostasis pada DBD dan SSD melibatkan 3 faktor: perubahan
vaskuler, trombositopeni dan kelainan koagulasi. Hampir semua penderita
DBD mengalami peningkatan fragilitas vaskuler dan trombositopeni, dan
banyak diantaranya penderita menunjukkan koagulogram yang abnormal.
Walaupun DD dan DBD disebabkan oleh virus yang sama, tapi
mekanisme patofisiologisnya berbeda sehingga menyebabkan perbedaan
klinis. Perbedaan yang utama adalah pada DBD terjadi peningkatan
permeabilitas vaskuler yang mengakibatkan kebocoran plasma yang
apabila berat dapat menyebabkan renjatan (SSD). Kebocoran plasma ini
diduga karena proses imunologi, sedangkan pada DD hal ini tidak terjadi.
Patogenesis
Infeksi dengue bisa disebabkan oleh beberapa jenis serotipe virus DEN,
setelah terinfeksi oleh salah satu serotipe virus, tubuh akan membentuk
kekebalan terhadap serotipe tersebut, namun tidak terhadap jenis serotipe
lain, sehingga jika tubuh terinfeksi lagi oleh jenis serotipe lain (secondary
infection), bisa menimbulkan infeksi yang lebih berat. Hal ini disebabkan
adanya antibody dependent enhancement, dimana tubuh akan
menghancurkan serotipe pertama disamping membentuk antibodi non
netralisasi yang justru akan mempermudah sel terinfeksi oleh virus,
11
sehingga melepaskan sitokin yang bersifat vasoaktif atau prokoagulasi,
seperti IL-1 IL-6, TNF α dan Platelet Activating Factor (PAF). Bahan-
bahan mediator tersebut akan mempengaruhi sel-sel endotel dinding
pembuluh darah dan sistem hemostatik yang akan mengakibatkan
kebocoran plasma dan perdarahan. Namun demikian, hanya 2-4%
penderita secondary infection akan mengalami infeksi yang berat, belum
diketahui kenapa hal ini bisa terjadi.
Setelah virus masuk kedalam tubuh, virus akan berkembang biak dalam
sel makrofag, monosit dan sel B, virus juga bisa menginfeksi sel mast, sel
dendritik dan sel endotel. Manifestasi klinis DD timbul akibat reaksi tubuh
terhadap masuknya virus. Viremia terjadi selama 2 hari sebelum timbul
gejala dan berakhir setelah lima hari gejala demam mulai. Makrofag akan
segera bereaksi dengan menangkap virus dan memprosesnya sehingga
makrofag menjadi Antigen Presenting Cell (APC) .
Prognosis
Tergantung dari derajat keparahan.
Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari
genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Demam berdarah disebarkan kepada
manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.
Virus dengue merupakan rantai tunggal RNA yang termasuk dalam famili
flaviviridae. Berdasarkan kriteria biologi dan imunologi terdapat 4 serotipe
yaitu DEN 1, DEN 2, DEN3, dan DEN 4. Virus dengue terdiri dari 3
struktur protein yaitu Core (C),Membrane(M) dan Envelope (E) dan
protein Non-Structural ( NS1, NS2a, NS2b, NS3, NS4a, NS4b dan NS5).
Protein envelope berperan penting dalam fungsi biologis virus ini. Protein
tersebut akan berikatan dengan reseptor pada sel, sehingga virus bisa
masuk kedalam sel, menimbulkan hemaglutinasi eritrosit serta merangsang
neutralizing antibody dan respons imun protektif.
12
Gejala
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam tinggi terus menerus, disertai adanya tanda perdarahan, contohnya ruam. Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang. Selain itu tanda dan gejala lainnya adalah sakit perut, rasa mual, trombositopenia, hemokonsentrasi, sakit kepala berat, sakit pada sendi (artralgia), sakit pada otot (mialgia). Sejumlah kecil kasus bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :
Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb.
Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril.
Pemeriksaan
13
Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan trombositopenia dan leukopenia relatif.
Serologi dan reaksi berantai polimerase tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara klinis.
Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko kematian daripada menunggu akut.
Penatalaksanaan
Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien
disarankan untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk
cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, penambahan dengan cairan
intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan
hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah
platelet menurun drastis. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah
dengan meminum ekstrak daun jambu biji. Merujuk hasil kerja sama
penelitian Fakultas Kedokteran Unair dan BPOM, ekstrak daun jambu biji
bisa menghambat pertumbuhan virus dengue. Bahan itu juga
meningkatkan trombosit tanpa efek samping. Masyarakat mesti
memperhatikan informasi penting ini. Berdasarkan hasil kerja sama dalam
uji pre klinis Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa
Timur dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang dilansir di
Jakarta, Rabu (10/3) siang, ekstrak daun jambu biji dipastikan bisa
menghambat pertumbuhan virus dengue penyebab demam berdarah
dengue (DBD). Bahan itu juga mampu meningkatkan jumlah trombosit
hingga 100 ribu milimeter per kubik tanpa efek samping. Peningkatan
tersebut diperkirakan dapat tercapai dalam tempo delapan hingga 48 jam
setelah ekstrak daun jambu biji dikonsumsi.
Komplikasi
Syok
kematian
14
Pencegahan
Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.
Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal - hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah, sebagai berikut:
1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup;
2. Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik, karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut didaur-ulang;
3. Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk;
4. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau panas tinggi
MUMPS
Etiologi
disebabkan oleh infeksi virus Paramiksovirus RNA yang ditularkan
melalui percikan air ludah pembawa virus.
Epidemiologi
Karena cara infeksi yang demikian mudah, maka penyakit Gondongan
akan sangat mudah menyebar terutama di lingkungan yang padat. Sering
kejadian pada anak anak sekolah, Gondongan diderita kompak satu kelas.
Masa inkubasi atau masa sejak masuknya kuman ke dalam tubuh sampai
15
timbulnya gejala adalah 18 hari. Namun hal itu pun tidak merupakan
angka pasti, karena bila daya tubuh korban bagus malah tidak akan timbul
gejala sama sekali.
DIARE VIRUS
Gejala
Gejala utama gastroenteritis virus adalah muntah dan diare berair. Gejala lain mungkin termasuk mual, demam, sakit perut, sakit kepala dan sakit otot. Dehidrasi mungkin terjadi kemudian. Gejala dapat memakan waktu satu sampai tiga hari untuk timbul dan biasanya berlanjut selama satu atau dua hari, dan adakalanya lebih lama. Tinja encer, bau asam, tidak berlendir dan tidak berdarah.
Penatalaksanaan
Tidak ada perawatan spesifik untuk gastroenteritis virus kecuali istirahat dan minum banyak cairan. Banyak orang akan sembuh tanpa komplikasi. Namun,gastroenteritis virus mungkin serius bagi orang yang menghadapi kesulitan menggantikan cairan dan garam yang hilang melalui muntah dan diare.
Orang yang muntah atau menderita diare harus:• beristirahat di rumah dan tidak menghadiri tempat kerja atau sekolah atau penitipan anak ketika sedang sakit• tidak menyiapkan makanan untuk orang lain atau merawat pasien, anak-anak atau orang lanjut usia. Langkah-langkah ini harus berkelanjutan sampai 48 jam setelah berhenti diare atau muntah. Ini termasuk orang yang menyiapkan makanan di rumah atau bekerja dalam industry makanan.• mencuci tangan dengan baik dengan sabun dan air mengalir selama 10 detik setelah menggunakan kakus• minum banyak cairan jernih, misalnya sari buah atau minuman ringan yang dicairkan 1 bagian dengan 4 bagian air, untuk mencegah dehidrasi.Hindari sari buah dan minuman ringan yang tidak dicairkan karena mungkin menambah dehidrasi dan diare. Minuman rehidrasi yang mengganti cairan dan garam dapat diperoleh dari apotek. Cairan intravena mungkin diperlukan dalam kasus dehidrasi parah.
RABIES
Etiologi
Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga
Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga
16
Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA yang tidak
bersegmen. Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan
sebagai perantara penularan.
Gejala
Gejala rabies biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah terinfeksi. Masa inkubasi virus hingga munculnya penyakit adalah 10-14 hari pada anjing tetapi bisa mencapai 9 bulan pada manusia. Bila disebabkan oleh gigitan anjing, luka yang memiliki risiko tinggi meliputi infeksi pada mukosa, luka di atas daerah bahu (kepala, muka, leher), luka pada jari tangan atau kaki, luka pada kelamin, luka yang lebar atau dalam, dan luka yang banyak. Sedangkan luka dengan risiko rendah meliputi jilatan pada kulit yang luka, garukan atau lecet, serta luka kecil di sekitar tangan, badan, dan kaki.
Gejala sakit yang akan dialami seseorang yang terinfeksi rabies meliputi 4 stadium:
Stadium prodromal
Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan pening (nausea), dan lain sebagainya.
Stadium sensoris
Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri pada daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur (hipersalivasi), dilatasi pupil, hiperhidrosis, hiperlakrimasi.
Stadium eksitasi
Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia).Kejang-kejang terjadi akibat adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia yang terjadi pada penderita rabies terutama karena adanya rasa sakit yang luar biasa di kala berusaha menelan air.
17
Stadium paralitik
Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke bawah yang progresif.
Karena durasi penyebaran penyakit yang cukup cepat maka umumnya keempat stadium di atas tidak dapat dibedakan dengan jelas. Gejala-gejala yang tampak jelas pada penderita di antaranya adanya nyeri pada luka bekas gigitan dan ketakutan pada air, udara, dan cahaya, serta suara yang keras. Sedangkan pada hewan yang terinfeksi, gelaja yang tampak adalah dari jinak menjadi ganas, hewan-hewan peliharaan menjadi liar dan lupa jalan pulang, serta ekor dilengkungkan di bawah perut.
Pemeriksaan
Jika seseorang digigit hewan, maka hewan yang menggigit harus diawasi.
Satu-satunya uji yang menghasilkan keakuratan 100% terhadap adanya
virus rabies adalah dengan uji antibodi fluoresensi langsung (direct
fluorescent antibody test/ dFAT) pada jaringan otak hewan yang terinfeksi.
Uji ini telah digunakan lebih dari 40 tahun dan dijadikan standar dalam
diagnosis rabies. Prinsipnya adalah ikatan antara antigen rabies dan
antibodi spesifik yang telah dilabel dengan senyawa fluoresens yang akan
berpendar sehingga memudahkan deteksi. Namun, kelemahannya adalah
subjek uji harus disuntik mati terlebih dahulu (eutanasia) sehingga tidak
dapat digunakan terhadap manusia. Akan tetapi, uji serupa tetap dapat
dilakukan menggunakan serum, cairan sumsum tulang belakang, atau air
liur penderita walaupun tidak memberikan keakuratan 100%. [12] Selain itu,
diagnosis dapat juga dilakukan dengan biopsi kulit leher atau sel epitel
kornea mata walaupun hasilnya tidak terlalu tepat sehingga nantinya akan
dilakukan kembali post mortem diagnosis setelah hewan atau manusia
yang terinfeksi meninggal.
Penatalaksanaan
Bila terinfeksi rabies, segera cari pertolongan medis. Rabies dapat diobati,
namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan
menimbulkan gejala.Bila gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk
menyembuhkan penyakit ini. Kematian biasanya terjadi beberapa hari
18
setelah terjadinya gejala pertama.
Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga terinfeksi rabies atau
berpotensi rabies (anjing, sigung, rakun, rubah, kelelawar) segera cuci luka
dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir selama 10-15
menit lalu beri antiseptik alkohol 70% atau betadin. Orang-orang yang
belum diimunisasi selama 10 tahun terakhir akan diberikan suntikan
tetanus. Orang-orang yang belum pernah mendapat vaksin rabies akan
diberikan suntikan globulin imun rabies yang dikombinasikan dengan
vaksin. Separuh dari dosisnya disuntikkan di tempat gigitan dan
separuhnya disuntikan ke otot, biasanya di daerah pinggang. Dalam
periode 28 hari diberikan 5 kali suntikan. Suntikan pertama untuk
menentukan risiko adanya virus rabies akibat bekas gigitan. Sisa suntikan
diberikan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28. Kadang-kadang terjadi rasa sakit,
kemerahan, bengkak, atau gatal pada tempat penyuntikan vaksin.
Pencegahan
Pencegahan rabies pada manusia harus dilakukan sesegera mungkin setelah terjadi gigitan oleh hewan yang berpotensi rabies, karena bila tidak dapat mematikan (letal).
Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus atau segera setelah terkena gigitan. Sebagai contoh, vaksinasi bisa diberikan kapada orang-orang yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu:
Dokter hewan. Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi. Orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah yang
rabies pada anjing banyak ditemukan Para penjelajah gua kelelawar.
Vaksinasi idealnya dapat memberikan perlindungan seumur hidup. Tetapi seiring berjalannya waktu kadar antibodi akan menurun, sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap rabies harus mendapatkan dosis booster vaksinasi setiap 3 tahun. Pentingnya vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan seperti anjing juga merupakan salah satu cara pencegahan yang harus diperhatikan.
POLIO
19
Etiologi
Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus
(PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini
dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat
menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
AVIAN INFLUENZA
Etiologi
Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.
Virus influensa tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.
Gejala
Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan
dan (mungkin) perut. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat
sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis.
Penatalaksanaan
Penanganan medis maupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis
yang berwenang. Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas
dan anti virus. Di antara antivirus yang dapat digunakan adalah jenis yang
menghambat replikasi dari neuramidase (neuramidase inhibitor), antara
lain Oseltamivir (Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari antivirus
tersebut memiliki efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu
sehingga diperlukan opini dokter.
20
E. STEP V
Tujuan Pembelajaran (Menentukan LO)
1. Mengapa rabies dan polio yang dinyatakan telah teratasi ternyata kembali
meningkat ?
2. Jelaskan alasan mengapa muncul penyakit baru ?
3. Mengapa penyakit yang disebabkan oleh virus berkembang ?
4. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi virus penyebab penyakit di daerah
tropis ?
5. Jelaskan epidemiologi, pathogenesis, prognosis, etiologi, gejala,
pemeriksaan, penatalaksanaan, komplikasi, dan pencegahan pada
cytomegalovirus, mumps, diare virus, rabies, polio, dan avian influenza ?
F. STEP VI
Belajar Mandiri
G. STEP VII
Laporan Hasil Belajar Mandiri
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22