20
Hasil Penelitian 2007 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Widyaiswara (Studi di Pusat Pengembangan dan Penataran Guru (PPPG Tertulis, PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh : ADMAN 1 ABSTRAK Masalah yang menjadi kajian dari penelitian ini adalah kinerja Widyaiswara. Inti kajiannya difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja widyaiswara pada aspek budaya organisasi.Penelitian ini menggunakan teori: Konsep kinerja diambil dari Robert A. Sutermeister (1976) dan konsep budaya organisasi dari Robbins (1994). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode yang digunakan Explanatory Survey. Instrumen penelitian menggunakan angket, yang disebar pada 70 responden dari 169 populasi pada PPPG (PPP Tertulis, PPPG IPA dan PPPG Teknologi) di kota Bandung. Teknik pengolahan data menggunakan teknik korelasional dengan model Regresi linear. Hasil penelitian pada PPPG (PPP Tertulis, PPPG IPA dan PPPG Teknologi) di kota Bandung mengungkapkan bahwa Kinerja widyaiswara diukur melalui dimensi 1) pengajaran, 2) pelaksanaan proses belajar mengajar, 3) pengembangan profesi, dan 4) penunjang proses belajar mengajar atau bimbingan. Kesimpulan penelitian Kinerja widyaiswara di PPPG (PPP Tertulis, PPPG IPA dan PPPG Teknologi) di kota Bandung dipengaruhi oleh budaya organisasi dan budaya kerja dan secara deskriptif menunjukan pengaruh tinggi. Rekomendasi dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan dimensi budaya organisasi berorientasi pada orang. Implikasi dari penelitian ini adalah kepada instansi PPPG memberikan dorongan untuk peningkatan kinerja widyaiswara melalui penanaman budaya organisasi melaui orientasi orang, dan untuk melanjutkan melalui penelitian- tentang pelatihan pada widyaiswara. Kata Kunci: Budaya organisasi, kinerja A. Latar Belakang Masalah Kinerja widyaiswara dalam suatu lembaga, menurut pandangan teori perilaku organisasi ditentukan oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor- faktor internal yang mempengaruhi kinerja ialah kemampuan dan motivasinya. Sedangkan faktor eksternal ialah budaya organisasi di mana widyaiswara itu bekerja. Tinggi rendahnya pendidikan seseorang akan mencerminkan 1 Dosen Manajemen Perkantoran Jurusan Pendidikan Ekonomi UPI, Magister Pendidikan Bidang Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia PLS UPI

Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap

Kinerja Widyaiswara

(Studi di Pusat Pengembangan dan Penataran Guru (PPPG Tertulis,

PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung)

Oleh : ADMAN1

ABSTRAK

Masalah yang menjadi kajian dari penelitian ini adalah kinerja

Widyaiswara. Inti kajiannya difokuskan pada faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja widyaiswara pada aspek budaya

organisasi.Penelitian ini menggunakan teori: Konsep kinerja diambil

dari Robert A. Sutermeister (1976) dan konsep budaya organisasi dari

Robbins (1994). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan

kualitatif. Metode yang digunakan Explanatory Survey. Instrumen

penelitian menggunakan angket, yang disebar pada 70 responden dari 169

populasi pada PPPG (PPP Tertulis, PPPG IPA dan PPPG Teknologi) di

kota Bandung. Teknik pengolahan data menggunakan teknik

korelasional dengan model Regresi linear. Hasil penelitian pada PPPG

(PPP Tertulis, PPPG IPA dan PPPG Teknologi) di kota Bandung

mengungkapkan bahwa Kinerja widyaiswara diukur melalui dimensi 1)

pengajaran, 2) pelaksanaan proses belajar mengajar, 3) pengembangan

profesi, dan 4) penunjang proses belajar mengajar atau bimbingan.

Kesimpulan penelitian Kinerja widyaiswara di PPPG (PPP Tertulis,

PPPG IPA dan PPPG Teknologi) di kota Bandung dipengaruhi oleh

budaya organisasi dan budaya kerja dan secara deskriptif menunjukan

pengaruh tinggi. Rekomendasi dari penelitian ini adalah untuk

meningkatkan dimensi budaya organisasi berorientasi pada orang.

Implikasi dari penelitian ini adalah kepada instansi PPPG memberikan

dorongan untuk peningkatan kinerja widyaiswara melalui penanaman

budaya organisasi melaui orientasi orang, dan untuk melanjutkan melalui

penelitian- tentang pelatihan pada widyaiswara.

Kata Kunci: Budaya organisasi, kinerja

A. Latar Belakang Masalah

Kinerja widyaiswara dalam suatu lembaga, menurut pandangan teori

perilaku organisasi ditentukan oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor-

faktor internal yang mempengaruhi kinerja ialah kemampuan dan motivasinya.

Sedangkan faktor eksternal ialah budaya organisasi di mana widyaiswara itu

bekerja. Tinggi rendahnya pendidikan seseorang akan mencerminkan

1 Dosen Manajemen Perkantoran Jurusan Pendidikan Ekonomi UPI, Magister Pendidikan Bidang

Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia PLS UPI

Page 2: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

kemampuan, tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang dimilikinya.

Widyaiswara yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih cepat

menerima inovasi dan perubahan dibanding dengan orang yang memiliki tingkat

pendidikan rendah. Pendidikan memegang peranan penting dalam

mengembangkan pemilikan dan pemanfaatan teknologi di kalangan warga

masyarakat, atau peningkatan kemampuan seseorang dalam penerapan teknologi

(ide-ide baru) tertentu, ke dalamnya termasuk kemampuan memperbaharui

teknologi itu sendiri melalui inovasi.

Bila dilihat dari kualitas SDM sebagai produk dari pendidikan, hasil studi

Word Competitive Yearbook menempatkan peringkat daya saing Indonesia pada

posisi ke-39 pada tahun 1997 dan menurun ke posisi 46 dari 47 negara pada tahun

1999. Survey sumber daya manusia, industri, dan Iptek yang dilakukan oleh

Institute for Management Development (IMD) pada tahun 1999, menempatkan

Indonesia pada posisi ke-44 dari 46 negara dalam penyediaan tenaga insinyur,

bahkan menempatkan posisi juru kunci dalam kerjasama teknologi antar industri,

dan kerjasama penelitian antara industri dengan perguruan tinggi. Dalam indeks

pembangunan manusia (UNDP) tahun 1999, peringkat Indonesia berada pada

posisi ke-105 dari 108 negara (Ace Suryadi, 2001).

Uraian di atas menjelaskan bahwa peningkatan kinerja widyaiswara

dapat dipengaruhi oleh budaya organisasi yang terbentuk di lingkungan kerja. Hal

ini mengakibatkan kebiasaan-kebiasaan yang kurang produktif menjadi timbul

kembali. Salah satu upaya untuk dapat menstabilkan kinerja widyaiswara yang

telah ditopang adanya budaya organisasi. Melalui pengembangan budaya

organisasi yang maksimal pada setiap individu widyaiswara yang tercermin tata

nilai dalam organisasi inilah yang diharapkan akan mampu menstabilkan kinerja

widyaiswara dalam tugasnya. Kondisi yang demikian menjadi dasar penelitian ini.

Penelitian akan difokuskan pada pengaruh budaya organisasi dalam menunjang

kinerja widyaiswara.

Budaya organisasi secara keseluruhan merupakan organisasi dalam dirinya

sendiri, karena budaya melekat pada organisasi. Dengan terciptanya budaya

organisasi, setiap individu akan mengikatkan dirinya dengan nilai-nilai, aturan-

aturan kebijakan prosedur, dalam setiap tingkah lakunya untuk menjalankan

sebagai bagian dari organisasi yang mempunyai konsekuensi tanggung jawab

akan keberhasilan organisasi.

Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja yang secara kualitas

dan kuantitas dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan menurut Veithzal

Rivai (2004), kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang

sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh widyaiswara/pegawai sesuai dengan

perannya dalam perusahaan. Kinerja widyaiswara/pegawai merupakan suatu hal

yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Dengan

mengacu pada berbagai teori dan pendapat tersebut di atas, berdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 10 Tahun 1979, Tentang penilaian

pelaksanaan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil bahwa yang di maksud dengan

“Kinerja adalah hasil kerja yang di capai oleh seorang pegawai negeri sipil dalam

melakukan tugas yang dibebankan kepadanya “. Komponen-komponen yang di

Page 3: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

pakai dalam penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil itu melingkupi : (1) Kesetiaan

(2) Prestasi Kerja (3) Tanggung Jawab (4) Ketaatan (5) Kejujuran (6) Kerja Sama

(7) Prakarsa, dan (8) Kepemimpinan.

B. Kajian Teori

a. Teori kinerja

Kinerja adalah prestasi yang dapat dicapai oleh seseorang atau organisasi

berdasarkan kriteria dan alat ukur tertentu. Parameter yang paling umum

digunakan, menurut Drucker (1977:23) adalah efektivitas, efisiensi dan

produktivitas. Hal ini sejalan dengan Robert A. Sutermeister (1976) bahwa job

performance (kinerja) sebagai human contributions to productivity. Lebih lanjut

menurutnya ada tiga puluh satu variabel dalam diri manusia yang berkontribusi

pada produktivitas yang berarti kinerja merupakan faktor dominan dalam

produktivitas suatu lembaga pendidikan. Sedangkan menurut pendapat Hasibuan

(1990:24) kinerja adalah prestasi yang dapat ditunjukkan oleh karyawan. Ia

merupakan hasil yang dapat dicapai dalam melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya berdasarkan kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan

serta waktu yang tersedia.

Dalam berbagai literatur selain istilah job performance, dijumpai pula

istilah performance, penampilan kerja, dan kinerja dengan maksud yang sama.

Sejalan dengan keragaman istilah yang digunakan, kinerja pun didefinisikan

secara beragam pula. Namun demikian secara garis besar definisi kinerja

bermuara pada dua pendekatan, yakni pendekatan proses dan pendekatan hasil.

Pendekatan pertama beranggapan bahwa kinerja dapat dilihat dari unjuk kerja

yang ditampilkan individu dalam mencapai hasil yang diinginkan. Hal ini sesuai

dengan pendapat sebagaimana diungkapkan Grounlund (1982:86) bahwa kinerja

adalah “penampilan perilaku kerja”. Pendekatan kedua memandang bahwa kinerja

dapat dilihat dari produk yang dihasilkan seseorang. Dalam hal ini August W.

Smith (1982:393) mengatakan bahwa kinerja adalah “output drive from

processes, human or other wise”.

Konsep kinerja merujuk kepada tingkat pencapaian karyawan atau

organisasi terhadap persyaratan pekerjaan. Secara operasional, kinerja karyawan

dapat dipantau dari catatan lembaga, yaitu tentang efisiensi dan produktivitas

kerja (Richard, 1979). Pendapat Fowler yang dikutip oleh Sparrow dan Hiltrop

(1994) menyatakan bahwa secara manajerial, pendekatan kinerja sistem

manajemen didasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut: (a) High performance

can be achieved only throughout people; (b) The right people need to be selected

for the right job in the right numbers; (c) The need to be trained in the

appropriate skills; (d) They need to be effectively led and motivated; (e) Under

such conditions people will inevitably work well; (f) By and, argue, component,

motivated people will evolve their own best methods of working.

Banyak faktor yang mempengaruhi baik buruknya kinerja. Albanes

(1997) dalam Sukmalana (2003) merinci tiga faktor situasional yang

mempengaruhi job performance. Ketiga faktor yang dimaksud adalah: (a) abilities

and skill; (b) role perceptions; dan (c) effort or motivation. Pendapat tersebut

sepaham dengan konsep perubahan perilaku dari Cascio (1992) yang menyebut

Page 4: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

abilitas dan motivasi sebagai faktor-faktor yang berinteraksi dengan kinerja.

Abilitas ditentukan oleh skill dan pengetahuan, sedangkan skill dipengaruhi oleh

kecakapan, kepribadian dan pengetahuan yang terbentuk oleh pendidikan,

pengalaman, latihan, dan minat.

1. Kinerja Widyaiswara

Kinerja widyaiswara (performance) dapat diartikan sebagai tingkat

keberhasilan widyaiswara dalam melaksanakan tugas di institusi, yang dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil kerja mengenai sejumlah tugas

tertentu. Pada umumnya, untuk menilai hasil kerja dapat menggunakan

bermacam-macam “achievement test”, seperti “oral test”, “essay test” dan

“objective test” atau “short-answer test” (Purwanto, 1994:154). Sedangkan untuk

nilai proses belajar dan hasil kerja yang bersifat keterampilan (skill), tidak dapat

dipergunakan hanya dengan tes tertulis atau lisan, tapi harus dengan “performance

test” yang bersifat praktek. Selanjutnya Davis (1995:118) mengatakan bahwa

dalam setiap proses belajar akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur.

Hasil nyata yang dapat diukur dinyatakan sebagai prestasi belajar seseorang.

2. Kriteria Kinerja Widyaiswara

Kriteria kinerja widyaiswara dalam pembahasannya memang tidak

terlepas dari konsep kinerja pada umumnya, namun untuk memberikan penjelasan

yang lebih rinci diperlukan pendekatan yang lebih operasional pada kegiatan riil

widyaiswara. Penjelasan lebih nyata dari aktivitas widyaiswara sudah ditetapkan

secara normatif dalam ketentuan tugas widyaiswara. Kriteria kinerja widyaiswara

mengacu pada Tugas pokoknya. Tugas pokok Widyaiswara yang merupakan

satuan kriteria kinerja widyaiswara diatur melalui Keputusan Menteri No.

01/KEP/M.PAN/1/2001, yaitu tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan

angka kredit. Penjabaran kinerja widyaiswara dalam penelitian ini akan diarahkan

pada kriteria sebagai berikut : pendidikan formal dan diklat yang selanjutnya

dalam penelitian ini disebut dengan pengajaran, pelaksanaan proses belajar

mengajar, pengembangan profesi dan penunjang proses belajar mengajar. Pada

tahapan penelitian ini selanjutnya kriteria tersebut akan menjadi satuan analisis

untuk mengetahui gambaran kinerja widyaiswara secara empirik di lapangan.

b. Pengertian Budaya Organisasi

Pengertian budaya organisasi dalam penelitian ini diambil dari konsep

dasarnya yaitu misalnya : yang dikemukakan oleh Schein (1980) dalam Rachel

Parker & Lisa Bradley (IJPSM, 13, No. 2 tahun 2000) bahwa budaya organisasi

mengandung tiga dimensi yaitu : asumsi, nilai dan artifact. Assumptions are

widely held, ingrained subconscious views of human nature social relationships

that are taken for granted. Values represents preferences for alternative

outcomes as well as means of achieving those outcomes. Artefacts are the more

solid of physical representation representations of culture that includes

rituals, slogans, traditions, and myths. Pendapat serupa dikemukakan oleh

Lundberg (1985) yang dikutip oleh Sergiovanni et.all., (1987) menyebutkan ada

empat tingkatan kultur organisasi yaitu:

Page 5: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

Sejalan dengan unsur-unsur yang dimanifestasi dalam pengelolaan kultur

organisasi tersebut, Robbins (1984) mengidentifikasi sepuluh ciri pokok kultur

organisasi, yaitu: inisiatif individual; toleransi terhadap tindakan beresiko,

pengarahan, integritas, dukungan manajemen, pengendalian, identitas, sistem

imbalan, toleransi terhadap konflik, dan pola-pola komunikasi.

c. Keterkaitan antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja Widyaiswara

Mengadopsi pendapat Robbins (2001:173) pada bagian terdahulu telah

dikemukakan bahwa kinerja merupakan fungsi interaksi antara kemampuan atau

ability (A), motivasi atau motivation (M) dan kesempatan atau opportunity (O)

yang dapat dinyatakan dalam formula kinerja = f (A x M X O). Faktor peluang

oleh Gibson (1994) ditempatkan sebagai faktor organisasi dan oleh Rivai (2005)

disebut faktor lingkungan. Artinya kinerja individu dipengaruhi oleh karakteristik

organisasi atau sejauhmana lingkungan organisasi memberikan peluang kepada

individu untuk menampilkan kinerja yang tinggi. Karakteristik organisasi yang

membedakan organisasi dengan organisasi lainnya disebut budaya organisasi.

Kesimpulannya budaya organisasi mempunyai hubungan dengan kinerja. Robbins

(2001:529) mengilustrasikan keterkaitan antara budaya organisasi dengan kinerja,

seperti tampak pada gambar berikut.

Sumber: Robbins, Stephen P., (2001), Organizational Behavior, New Jersey :

Pearson Education International.

Gambar 1 Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja

Gambar di atas melukiskan bahwa para karyawan membentuk suatu

persepsi subyektif keseluruhan mengenai organisasi berdasarkan pada faktor-

faktor seperti toleransi risiko, tekanan pada tim, dan dukungan orang. Sebenarnya

persepsi keseluruhan ini menjadi budaya organisasi. Persepsi yang mendukung

atau tidak mendukung ini kemudian mempengaruhi kinerja dan kepuasan

karyawan. Kinerja dan kepuasan akan semakin besar bila budaya organisasi

semakin kuat.

C. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah memadukan dua

pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode survey explanatory, yakni suatu metode

penelitian survey yang bertujuan menguji hipotesis dengan cara mendasarkan

pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor-faktor yang

Page 6: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu (Rusidi, 1989:19). Instrumen

Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu budaya organisasi dan kinerja

Widyaiswara. Kedua variabel tersebut masing-masing dipecah menjadi variabel

bebas, budaya organisasi. Sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja

Widyaiswara. Variabel Budaya Organisasi dengan simbol X, dan Variabel

Kinerja Widyaiswara dengan simbol Y.

Untuk memudahkan dalam pengumpulan data dan pengukurannya, maka

variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dioperasionalisasikan sebagai berikut:

1. Variabel Budaya Organisasi (X1)

Variabel budaya organisasi yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu

kepada pendapat Robbins (Hadyana, 2002:247), yaitu sistem makna bersama yang

dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dengan organisasi-

organisasi lain. Merujuk kepada pendapat Horizon (1972), dimensi budaya

organisasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dimensi (1) budaya

organisasi berorientasi pada tujuan dan (2) budaya organisasi yang beorientasi

pada orang. Operasional variabel budaya organisasi dapat dilihat pada tabel

berikut ini. Tabel 1

Operasional Variabel Budaya Organisasi

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala

Budaya

Organisasi

1. Budaya

Organisasi

Berorientasi tujuan

Inovasi dan

Pengambilan

Resiko

Kebebasan yang diberikan institusi kepada

widyaiswara mendorong kreativitas dalam bekerja

Ordinal

Terbentuknya gagasan-gagasan baru yang

inovatif pada widyaiswara wujud perhatian

instansi.

Instansi memberikan peluang kepada

widyaiswara untuk inovatif, kreatif dan

berani mengambil resiko.

Perhatian instansi kepada widyaiswara yang

melaksanakan ide baru dalam mengatasi

permasalahan.

Perhatian

Kerincian Kewenangan yang diberikan instansi kepada

widyaiswara untuk memecahkan masalah

tanpa tergantung pada orang lain.

Kesesuaian pendidikan, keahlian dan

kemampuan yang dimiliki widyaiswara

dengan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya

Kewenangan untuk mengambil keputusan

tanpa harus mendapat persetujuan dari pimpinan.

Tugas-tugas rutin ditetapkan oleh instansi.

Orientasi Hasil Peluang yang diberikan instansi kepada widyaiswara dalam mengembangkan

pengetahuan dan kemampuan untuk

meningkatkan kualitas kerja.

Kebebasan yang diberikan instansi kepada widyaiswara untuk menentukan metode

kerja dan skala prioritas dalam mengerjakan

tugas-tugas

Instansi menentukan standar keberhasilan

pekerjaan dan disampaikan dengan jelas kepada setiap widyaiswara.

Instansi menggunakan waktu secara optimal

dalam menyelesaikan pekerjaan dengan giat

Page 7: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala

dan penuh inisiatif.

Instansi memberikan kesempatan kepada widyaiswara untuk mengembangkan segala

aspek pekerjaan yang dimiliki

2. Budaya Organisasi

Berorientasi

Orang

Orientasi pengembangan

personil

Peluang yang diberikan kepada widyaiswara untuk mengikuti diklat/penataran yang

relevan.

Ordinal

Peluang yang diberikan kepada widyaiswara untuk melanjutkan studi.

Peluang yang diberikan kepada widyaiswara

untuk menyampaikan gagasan/saran dan

kritik untuk perbaikan kualitas

Penghargaan yang diberikan instansi bagi

widyaiswara yang telah melaksanakan tugas sesuai dengan standar kerja.

Pemberdayaan widyaiswara didasarkan atas

potensi yang dimiliki.

Kesempatan yang diberikan kepada

widyaiswara untuk menyesuaikan diri

dengan nilai-nilai baru yang dianggap paling sesuai.

Orientasi Tim Interaksi dan kerjasama widyaiswara dalam

melaksanakan tugas yang diberikan pimpinan dalam rangka mencapai tujuan

bersama.

Tim yang bertanggung jawab dalam

pelaksanaan program kerja sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan.

Komunikasi dan kepercayaan antara sesama rekan kerja untuk perubahan.

Kesetiakawanan antar kelompok yang

diwujudkan dengan saling memberi bantuan.

Keagresifan Persaingan bagi para widyaiswara untuk meningkatkan kemajuan instansi

Situasi kerja mendorong para widyaiswara untuk bekerja keras

Tantangan pekerjaan yang diciptakan

instansi

Kemantapan Kesetiaan kepada nilai-nilai luhur yang ada dalam instansi

Konsistensi widyaiswara dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab

Kesamaan visi dalam melaksanakan tugas

dan tanggung jawab.

2. Kinerja Widyaiswara (Y)

Kinerja Widyaiswara secara operasional dapat didefinisikan sebagai

kualitas dan kuantitas Widyaiswara dalam bekerja. Indikator variabel ini

mengacu kepada Kepmen No. 025/01/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan

Pelaksanaan Jabatan Fungsional Widyaiswara, meliputi 1) pendidikan formal dan

diklat (pengajaran), 2) pelaksanaan proses belajar mengajar, 3) pengembangan

profesi, dan 4) penunjang proses belajar mengajar atau bimbingan. Tabel 2

Operasional Variabel Kinerja Widyaiswara Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala

Kinerja

Widyaiswara

1. Pengajaran 1. Organisasi Bahan

Pengajaran Instansi menyediakan bahan ajar

untuk keperluan pengajaran

Ordinal

Bahan ajar tersusun dengan rapih

2. Pengelolaan Widyaiswara mempersiapkan

Page 8: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

Pembelajaran pembelajaran dengan baik

Widyaiswara membuat perencanaan pembelajaran

dengan baik sebelum PBM

3. Pengelolaan Kelas Memperhatikan kondisi kelas dalam proses PBM

Tanggung jawab widyaiswara

dalam mengelola kelas

4. Penilaian Hasil

Pembelajaran Terdapat sistem evaluasi

terhadap proses pembelajaran

Penilaian hasil belajar dilakukan dengan baik

5. Pendayagunaan Metode Terdapat metode yang variatif

Widyaiswara mampu menerapkan metode

pembelajaran dengan sebaik-baiknya

6. Media dan Sumber

Pembelajaran Media dan sumber pembelajaran

mendukung

Pemanfaatan media dan sumber

pembelajaran merupakan hal

yang biasa dilakukan oleh widyaiswara

2. Pelaksanaan

Proses Belajar Mengajar

1. Merencanakan

Merumuskan tujuan

Pembelajaran

Ordinal

Widyaiswara menetapkan

sasaran pembelajaran dengan sebaik-baiknya.

2. Melaksanakan Menentukan dan

Mengembangkan bahan ajar

Melaksanakan proses pengajaran

Menyampaikan materi

pembelajaran

3. Mengevaluasi Mengadakan penilaian hasil

pengajaran

Penilaian dilakukan dengan prinsip keadilan dan prestasi

3. Pengembangan

Profesi

1. Menulis karya ilmiah, Melaksanakan kegiatan karya tulis

Ordinal

Widyaiswara dituntut untuk

Melakukan Penelitian

2. Menterjemahkan Menterjemahkan literatur dari

luar yang relevan

Menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan

3. orasi ilmiah Ketentuan instansi untuk Melakukan orasi ilmiah bagi

setiap widyaiswara

Menjadi duta dalam forum ilmiah

4. Penunjang

PBM dan

Bimbingan

1. Mengikuti seminar Mengikuti seminar dan

Lokakarya

Ordinal

Kewajiban untuk mengikuti

temu ilmiah

2. Pengabdian pada masyarakat

Pengabdian pada masyarakat

Berpartisipasi dalam masyarakat

Peduli terhadap masyarakat sekitar

a. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Pengembangan dan Penataran Guru

(PPPG Tertulis, PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung). Data penelitian

Page 9: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

digali dari responden yaitu Widyaiswara pada ketiga PPPG (PPPG Tertulis,

PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung), sebagai subjek penelitian, yang

diambil secara sampling.

b. Populasi dan Sampel

Berdasarkan pengertian dan perhitungan di atas, maka populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh Widyaiswara pada Pusat Pengembangan dan

Penataran Guru (PPPG) yaitu PPPG Tertulis, PPPG IPA, dan PPPG Teknologi

dengan jumlah Widyaiswara sebanyak 169 orang,

Untuk mengantisipasi adanya kekurangan untuk mencapai target 70

responden.

c. Rancangan Uji Hipotesis

Ada hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Derajat pengaruh variabel budaya kerja terhadap kinerja widyaiswara di Pusat

Pengembangan dan Penataran Guru (PPPG Tertulis, PPPG IPA, dan PPPG

Teknologi Bandung) adalah tinggi.

2. Terdapat Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Widyaiswara di Pusat

Pengembangan dan Penataran Guru (PPPG Tertulis, PPPG IPA, dan PPPG

Teknologi Bandung).

D. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Deskripsi data didasarkan kepada perhitungan frekuensi terhadap skor

setiap alternatif jawaban angket, sehingga diperoleh persentase dan skor rata-rata

jawaban responden.

a. Variabel Kinerja Widyaiswara

Deskripsi data variabel kinerja widyaiswara diperoleh melalui perhitungan

persentase terhadap skor jawaban responden

skor jawaban responden untuk variabel kinerja widyaiswara terpusat pada

alternatif jawaban skor 4, yaitu 38.87 %. Skor rata-rata jawaban responden untuk

variabel kinerja widyaiswara sebesar 4.01. Hasil ini menunjukkan kinerja

widyaiswara di Pusat Pengembangan dan Penataran Guru (PPPG Tertulis, PPPG

IPA, dan PPPG Teknologi Bandung), berada pada kategori tinggi.

b. Variabel Budaya Organisasi

Deskripsi data variabel diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap

skor jawaban responden. Skor jawaban responden untuk variabel budaya

Organisasi terpusat pada alternatif jawaban skor 4, yaitu 45.40%. Skor rata-rata

jawaban responden untuk variabel budaya Organisasi sebesar 3.90. Hasil ini

menunjukkan budaya Organisasi di Pusat Pengembangan dan Penataran Guru

(PPPG Tertulis, PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung), berada pada kategori

tinggi.

2. Hasil Pengujian Hipotesis

Berdasarkan uji statistik di atas, diperoleh keterangan objektif bahwa ada

pengaruh X ke Y. Dengan kata lain proposisi hipotetik yang diajukan seutuhnya

bisa diterima, sebab berdasarkan pengujian koefisien regresi dari X ke Y secara

Page 10: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

statistik bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa Budaya organisasi berpengaruh

terhadap kinerja widyaiswara. Besarnya pengaruh Budaya organisasi terhadap

kinerja widyaiswara dapat diketahui dengan menghitung terlebih dahulu koefisien

determinasi (KD). Koefisien determinasi dihitung dengan nilai korelasi ( r ),

antara X dengan Y yaitu sebesar 0.7746. Sehingga KD peroleh sebesar 60 %.

Dengan demikian besarnya pengaruh variabel X dalam memberikan perubahan-

perubahan pada variabel Y sebesar 60 %.

E. Pembahasan

1. Analisis Kinerja widyaiswara

Secara empirik kinerja widyaiswara di Pusat Pengembangan dan Penataran

Guru (PPPG Tertulis, PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) dapat dijelaskan

melalui cerminan jawaban responden dalam hal ini adalah para widyaiswara di

ketiga PPPG tersebut. Hasil penelitian menginformasikan kinerja widyaiswara di

tiga PPPG (PPPG Tertulis, PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung), cenderung

tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden terhadap angket

variabel kinerja widyaiswara dalam aspek dimensi kinerja widyaiswara, yaitu

sebesar 4.01

Dimensi yang dijadikan ukuran dalam variabel kinerja widyaiswara dalam

penelitian ini adalah 1) pendidikan formal dan diklat (pengajaran), 2) pelaksanaan

proses belajar mengajar, 3) pengembangan profesi, dan 4) penunjang proses

belajar mengajar atau bimbingan. Kondisi mengenai masing-masing dimensi

tersebut dapat dilihat pada grafik 1 berikut ini : Grafik 1

Skor Rata-rata Masing-masing Dimensi pada Variabel Kinerja Widyaiswara

4.07 4.

09

3.82

3.99

3.65

3.70

3.75

3.80

3.85

3.90

3.95

4.00

4.05

4.10

Sko

r R

ata-

rata

Pengajaran Pelaksanaan

Proses Belajar

Mengajar

Pengembangan

Profesi

Penunjang PBM

dan Bimbingan

Indikator

Berdasarkan grafik di atas diperoleh gambaran bahwa skor rata-rata untuk

masing-masing dimensi belum mencapai skor maksimal ideal (5.00). Grafik di

atas juga menunjukkan dimensi pelaksanaan proses belajar mengajar memiliki

skor rata-rata tertinggi, yaitu sebesar 4.09. Secara berurutan diikuti oleh dimensi

pengajaran dengan skor rata-rata sebesar 4.07, dan dimensi pengembangan profesi

dengan skor rata-rata 3.99. Hasil ini menunjukkan kinerja widyaiswara pada

dimensi pelaksanaan proses belajar mengajar lebih dominan daripada dimensi lain

yang dijadikan ukuran dalam penelitian ini.

Page 11: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

2. Analisis Budaya Organisasi

Budaya organisasi yang berorientasi kepada orang dikonsepsikan sebagai

budaya organisasi yang memperhatikan anggota organisasi yang ditandai oleh (1)

praktik dan perilaku manajemen memperhitungkan efeknya kepada anggota di

dalam organisasi (orientasi tim, dan orientasi orang); (2) praktik dan perilaku

manajemen mendorong anggota organisasi untuk agresif dan kompetitif

(keagresifan); (3) praktik dan perilaku manajemen menekankan pentingnya

pertumbuhan dari pada status quo (kemantapan). Secara empirik hasil penelitian

menunjukkan skor rata-rata untuk masing-masing dimensi ditunjukkan pada

grafik 10 berikut. Grafik 2

Skor Rata-rata Masing-masing Dimensi pada Variabel Budaya Organisasi

3.88

3.91

3.87

3.87

3.88

3.88

3.89

3.89

3.90

3.90

3.91

3.91

Sko

r R

ata-

rata

Budaya organisasi

berorientasi tujuan

Budaya organisasi

berorientasi Orang

Indikator

Berdasarkan grafik di atas diperoleh gambaran bahwa skor rata-rata untuk

masing-masing dimensi belum mencapai skor maksimal ideal (5.00). Grafik di

atas juga menunjukkan dimensi budaya organisasi berorientasi orang memiliki

skor rata-rata tertinggi, yaitu sebesar 3.91. Sedangkan dimensi Budaya organisasi

berorientasi tujuan memiliki skor rata-rata terendah yaitu sebesar 3.88. Hasil

penelitian ini menjelaskan bahwa pada variabel budaya organisasi dalam

penelitian ini tercermin dari skor jawaban responden yang menunjukkan

kecenderungan tinggi. Hal ini dapat dilihat pada skor rata-rata jawaban responden

terhadap angket variabel budaya organisasi yaitu sebesar 3.90.

3. Analisis Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Widyaiswara

Pengaruh variabel budaya organisasi (X) terhadap kinerja widyaiswara (Y)

secara empirik menunjukkan adanya pengaruh parsial antara dua variabel tersebut.

Kondisi ini ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar 1,21025 dengan persamaan

regresi 2X 1.21025 9.6604- ˆ Y . Persamaan ini menunjukkan bahwa jika

budaya organisasi (X) dan kinerja widyaiswara (Y) diukur dengan instrumen yang

dikembangkan dalam penelitian ini, maka setiap perubahan skor budaya

organisasi (X) sebesar 1 unit dapat diestimasikan skor kinerja widyaiswara (Y)

akan berubah 1,21025 unit pada arah yang sama, dengan konstanta sebesar

9,6604. Besarnya pengaruh variabel budaya organisasi terhadap variabel kinerja

widyaiswara adalah sebesar 60,00%. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien

korelasi (r) = 25.49. uji koefisien korelasi diperoleh nilai thitung sebesar 88.83,

dengan α = 5% dan db = 70 - 2 = 68, diperoleh nilai ttabel sebesar 1,9955 dan

Page 12: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

Koefisien Determinasi (KD) sebesar 60 %. Dengan demikian proposisi hipotetik

yang diajukan diterima. Hal ini berarti bahwa budaya organisasi berpengaruh

sebesar 60 % terhadap kinerja widyaiswara. Besarnya pengaruh variabel X dalam

memberikan perubahan-perubahan pada variabel Y sebesar 60 % dan 40 %

dipengaruhi faktor lain yang tidak teliti.

Secara lebih sederhana dapat dijelaskan bahwa setiap perubahan pada

budaya organisasi meliputi 1) inovasi dan pengambilan resiko, 2) perhatian

kerincian, 3) orientasi hasil, 4) orientasi orang, 5) orientasi tim, 6) keagresifan,

dan 7) kemantapan akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja widyaiswara

yang ditunjukkan oleh perolehan angka kredit.

F. Kesimpulan

Berdasarkan analisis deskriptif maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :Pertama, Kinerja widyaiswara di tiga PPPG (PPPG Tertulis,

PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung), yang diukur melalui dimensi 1)

pengajaran, 2) pelaksanaan proses belajar mengajar, 3) pengembangan profesi,

dan 4) penunjang proses belajar mengajar atau bimbingan, dalam kategori tinggi.

Tingginya kategori kinerja widyaiswara berdasarkan deskripsi data ditunjukkan

oleh rata-rata jawaban responden terhadap dimensi kinerja widyaiswara tersebut,

yaitu ditunjukkan oleh angka sebesar 4.01. Hal ini berarti bahwa dimensi yang

dikembangkan memberikan kontribusi yang tinggi terhadap kinerja widyaiswara.

Kedua, Budaya organisasi pada tiga PPPG (PPPG Tertulis, PPPG IPA, dan

PPPG Teknologi Bandung), yang diukur melalui dimensi (1) budaya organisasi

yang berorientasi pada hasil, dan (2) budaya organisasi yang berorientasi pada

orang, secara deskriptif dalam kategori tinggi. Berdasarkan analisis deskriptif

dari jawaban responden menghasilkan angka rata-rata sebesar 3.90. Hal ini berarti

bahwa budaya organisasi didukung oleh aspek dimensi-dimensinya dengan baik.

Secara empirik dimensi budaya organisasi berorientasi pada orang memberikan

kontribusi tertinggi, ini menunjukkan bahwa aspek kinerja individu cukup

dominan. Inilah yang secara empirik menjadi faktor pendorong tingginya kinerja

widyaiswara.

Berdasarkan analisis statistik, pengaruh variabel-variabel penelitian dapat

disimpulkan sebagai berikut : pengaruh positif dan bermakna antara budaya

organisasi terhadap kinerja widyaiswara Hasil analisis statistik menunjukkan

bahwa budaya organisasi memberikan kontribusi sebesar 60 % terhadap kinerja

widyaiswara. Hal ini menjelaskan bahwa pengaruh antara budaya organisasi

terhadap dan kinerja widyaiswara sebesar 60 %. Analisis regresi melalui

persamaan 2X 1.21025 9.6604- ˆ Y yang berarti bahwa setiap perubahan pada

buaya organisasi akan diikuti perubahan kinerja widyaiswara sebesar 1,21025 X,

pada arah yang sama. Artinya semakin tinggi tingkat budaya organisasi di ketiga

PPPG semakin tinggi pula tingkat kinerja widyaiswara pada instansi tersebut.

A. Implikasi

Pertama, Adanya pengaruh yang cukup berarti budaya organisasi terhadap

kinerja widyaiswara, memberikan implikasi yang signifikan kepada ketiga instansi

Page 13: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

PPPG (PPPG Tertulis, PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) agar

memberikan perhatian khusus kepada widyaiswara terutama dalam budaya

organisasi agar dapat berperan dalam peningkatan kinerja widyaiswara.

Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut maka upaya untuk meningkatkan kinerja

widyaiswara dapat ditempuh melalui hal-hal berikut :Perlunya menciptakan

budaya organisasi yang kondusif bagi peningkatan kinerja widyaiswara, dengan

mensinergikan budaya organisasi berorientasi orang dengan budaya organisasi

berorientasi tugas.

Kedua, Adanya pengaruh budaya organisasi dan budaya kerja terhadap

kinerja widyaiswara memberikan dukungan dan kontribusi terhadap teori yang

sudah berlaku selama ini. Namun demikian penelitian yang lebih mendalam

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja widyaiswara perlu dilakukan,

sehingga dapat melahirkan kembali temuan ilmiah yang lebih produktif.

B. Rekomendasi

Dimensi organisasi berorientasi pada tujuan pada variabel budaya

organisasi tercapai skor rata-rata terendah bila dibandingkan dengan dimensi

lainnya. Secara umum pada konteks dimensi ini kurang maksimal dalam

membangun budaya organisasi sehingga kontribusi terhadap kinerja widyaiswara

kecil. Secara ideal untuk mengembangkan budaya organisasi pada suatu instansi

adalah terwujudnya keseimbangan antara orientasi pada hasil dan orientasi pada

orang. Konteks ini akan mewujudkan adanya keterkaitan antara dimensi tujuan

dan orang secara sinergis. Manakala hal tersebut tidak seimbangkan maka instansi

akan mengalami ketidakproduktifan, artinya efisiensi dan efektivitas organisasi

tidak tercapai. Secara konkret dalam penelitian ini adanya indikasi bahwa

orientasi pada orang lebih dominan dibanding orientasi pada hasil atau tujuan.

Oleh karena itu perlu adanya upaya yang harus dilakukan untuk menjaga

keseimbangan kedua hal tersebut. Upaya yang harus dilakukan dengan meninjau

ulang aspek-aspek yang terkait pada budaya organisasi berorientasi pada tujuan

antara lain: (1) inovasi dan pengambilan resiko, (2) perhatian kerincian, dan (3)

orientasi hasil. Memperhatikan hal tersebut maka rekomendasi dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut: Menanamkan kesadaran kepada widyaiswara bahwa

apa yang dilakukan adalah untuk tujuan lembaga, Memberikan pemahaman

menyeluruh tentang aspek-aspek yang akan mendorong efektivitas organisasi atau

instansinya, Menanamkan kembali tentang hakekat visi dan misi kelembagaan,

Memberikan pembekalan kepada semua widyaiswara terutama kesesuaian antara

pendidikan dengan bidang pekerjaan.

Untuk melakukan pengujian lebih lanjut atas kebenaran hasil penelitian

ini, maka penelitian lanjutan berdasarkan pendekatan kualitatif layak dilakukan.

Dengan cara demikian, hasil penelitian ini dapat didudukkan dalam perspektif

komparatif, yang selanjutnya dapat memperkaya temuan empirik bagi

peningkatan kinerja widyaiswara. Urgensi penelitian lanjutan tersebut didasarkan

pula kepada keterbatasan penelitian ini, yang berfokus kepada pengujian

kebermaknaan dan pengukuran pengaruh antara , budaya organisasi, di instansi

PPPG (PPPG Tertulis, PPPG IPA dan PPPG Teknologi) terhadap kinerja

widyaiswara. Secara metodologis, studi pengukuran pengaruh antar variabel

Page 14: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

dalam penelitian ini mengandung keterbatasan terutama karena ketiga variabel

bebasnya dipahami dan diukur hanya berdasarkan persepsi responden.

Page 15: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

G. DAFTAR PUSTAKA

Agustini, D (2005) Pengaruh Budaya Organisasi dan Iklim Kerja terhadap

Kinerja Widyaiswara di PPPG Tertulis Bandung, Tesis, Bandung, PPS

UNWIM

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta

Bacal, R. (2004). How to Manage Performance. New York USA: Mc Graw-Hill

Bilmar, P (2006) Pengaruh Desain Pekerjaan dan Kompetensi terhadap

Kepuasan Kerja dan Implikasinya kepada Kinerja Pegawai (Suatu

Survei pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara di lingkungan

Kantor Wilayah XII Direktorat Jenderal Perbendaharaan Bandung,

Disertasi PPS UNPAD.

Bittel, L.R (1996, Pedoman Bagi Penyelia I, (Terjemahan), Jakarta, Pustaka

Binawan Pressindo.

Bolton, R. (2000). People Skills: How to Assert Yourself, Listen to Others, and

Resolve Conflicts. Sidney: Simon & Schuster

Brannen, J, 1997, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.

Terjemahan Kurde, dkk, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cascio, WF (1996), Managing Human Resources, Productivity, Quality of work

Life, 5th

ed. New York Mc. Graw Hill

Churchill. (2001). Sales Force Management (7th

ed.). New Jersey: Prentice Hall.

Craig, RL (1987); Training and Development Handbook, a Guide to Human

Resource Development ; American Society for Training and

Development (ASTD), Mc Graw Hill Book Company.

Davis, K & J.W. Newstrom. (1990). Perilaku dalam Organisasi. Terjemahan.

Jakarta: Erlangga.

Deal, TE. dan Kennedy, AA, (1982), Corporate Cultures: The Rites and Rituals

of Corporate Life. Reading, MA: Addison-Wesley

Depdikbud, (1985), Pendidikan Luar Unit/bagian (Dikmas), Laporan Pelaksanaan

Depdiknas. (2002). Pedoman Penerapan Manajemen Berbasis Unit/bagian di

Jawa Barat. Depdiknas Propinsi Jabar

Dessler. G. (1998). Manajemen Personalia. Terjemahan Agus Dharma. Edisi

Ketiga. Jakarta: Erlangga

Dharma, A; (1998), Perencanaan Pelatihan, Jakarta : Pusdiklat Pegawai

Depdikbud.

Page 16: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

Franco, EA. (1991). Training, Quizon City: kalayan Press Mktg Ent Inc.

Gibson. (1997). Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Alih Bahasa Nunuk

Ardiani. Jakarta : Binarupa Aksara

Hamalik, U, (1993), Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum, Lembaga

Pendidikan dan Pelatihan, Trigenda Karya, Bandung.

Harumi, (2005), Pengaruh Diklat Kependidikan dan Motivasi terhadap Kinerja

Instruktur di PPPG Tertulis Bandung, Tesis, Bandung, PPS UNWIM.

Hasan, F. (2000). Catatan Sekitar Masalah Pendidikan. Kompas, 28 Februari

2000

Hasibuan, M (1994), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta. CV. Haji

Masagung.

Ihsan, F, (1996). Dasar-dasar Kependidikan, Renika Cipta, Jakarta.

International Journal of Public Sector Management, Vol. 13 No. 2 tahun 2000, pp

125-141, MCB University Press

James, R.D &. Davis, A.B (1998), Effective Training Strategies, A

Comprehensive guide to Maximizing Learning in Organizations ,

Berrett Koehler Publishers, Inc : San Francisco.

John P.K, &. Heskett, JL. 1997, Corporate Culture And Performance, Edisi

Indonesia, Jakarta.

Kast dan Rosenzwerg. (1996). Organisasi dan Manajemen. Alih Bahasa Hasymi.

Edisi 4) Bandung: Bumi Aksara

Koentjaraningrat. (1986). Metode-metode Penelitian Masyarakat.. Jakarta: PT

Gramedia.

Kotter, John P. (1997). Corporate Culture and Performance.Alih Bahasa

Benyamin Molan. Jakarta: PT Prenhalindo

Laired, D, (1995), Approaches To Training and Development, Revised 2nd

Edition, Addison – Wesley Publishing Company

Lunenburg, C. Ornstein C (2000); Educational Administration Concept and

Practices, Wadworth/Thomson Learning 10 davis 2Drive, Belmont CA

94002-3098 USA.

Luthans, F. (1992). Organizational Behavioral. Fifth Edition. California: McGraw

Hill International

Lynton, RP. & Pareek, Udai, (1994), Pelatihan dan Pengembangan Tenaga

Kerja (Terjemahan), Jakarta : PT. Prenhalindo.

Page 17: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

Mangkunegara, AP. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:

Rosdakarya

Manihuruk, AE.. (1980). Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1979 : Daftar

Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dan Daftar Urut Kepangkatan

Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: PT. Inaltu

Marsudi, (2005), Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Widyaiswara (Studi Tentang Pengaruh Rekrutmen, Seleksi, Pendidikan

dan Pelatihan, dan Motivasi terhadap Kinerja Widyaiswara di

Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Jakarta), Tesis Universitas Indonesia.

Marzuki, M.S, (1992), Strategi dan Model Pelatihan, Malang : IKIP Malang.

Metode Pelatihan, Kajian Pedesaan secara Partisipatif, www. deliveri. org

Moekijat, (1990), Pengembangan dan Motivasi, Bandung : Pionir Jaya.

Moeliono, AM., (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud, Jakarta.

Nawawi, H, (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Gajah Mada

Universitas Press.

Ndraha. T. (1997). Budaya Organisasi. Jakarta: PT Rineka Cipta

Pasha, A. (2005), Pengaruh dan Motivasi terhadap Peningkatan Kinerja

Pegawai PPPG Tertulis Bandung, Tesis, PPS, UNWIM.

Pedoman Pengembangan Aparatur Negara, (2002). Jakarta, kementrian

Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia.

R a s t o, (2006), Pengaruh Kompetensi, Motivasi, dan Budaya Organisasi

terhadap Kinerja Mengajar Guru (Penelitian Pada Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Rumpun Bisnis Dan Manajemen Di

Kota Bandung), Tesis, Bandung, PPS UPI.

Rahayu, D. (2002). Pengaruh Budaya Organisasi dan Iklim Kerja terhadap

Kinerja Pamong Belajar di Balai Pengembangan Kegiatan Belajar

(BPKB) Jawa Barat. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana Universitas

Pendidikan Indonesia

Rahman, A. (1997). Hubungan Pengaruh antara Budaya Organisasi dengan

Kualitas Kinerja Dosen. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana IKIP

Bandung

Robbins, SP. (2001). Organizational Behavior, 9th ed.. Upper Saddle River,

New Jersey, 07458: Prentice-Hall Inc.

Robbins, SP. (1996). Teori Pengembangan Organisasi. Alih Bahasa Hadyana.

Jakarta: Bumi Aksara

Page 18: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

Rukmana, A. dan Rahyasih, Y. (1994). Pengelolaan Tenaga Kependidikan, dalam

Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Tim Dosen MKDK Pengelolaan

Pendidikan.

Ruky. AS. (2001). Sistem Manajemen Kinerja: Performance Management System,

Panduan Praktis untuk Merancang dan Meraih Kinerja Prima. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama

Rusidi. (1989). Dasar-dasar Penelitian dalam Rangka Pengembangan Ilmu,

Bandung: Program Pascasarjana Unpad

Sasongko. (2003). Penerapan dan Kebutuhan Pemelajaran Life Skills di

Unit/bagian dan Madrasah. Jurnal Mimbar Pendidikan 2 (22), 47-54.

Schein, E.H (1985). Psikologi Organisasi. Alih Bahasa oleh Nurul Iman. Jakarta:

PT Pustaka Binaman Pressindo

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:

Mandar Maju

Siagian, SP. (1992). Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi.

Jakarta: Gunung Agung

Siagian, SP. (2002) Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Penerbit Rineka

Cipta, Jakarta.

Simamora, H, (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta,

Bagian Penerbitan STIE

Singarimbun, M dan Effendi. S, (1987), Metode Penelitian Survei, Jakarta,

LP3ES.

Siswanto, B.S. (2002). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan

Administratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Steers RM, Porter, LW. (1996); Motivation and Leadership at Work; 6 th

ed New

York Mc. Graw Hill.

Sudjana, HD, (1997). Peranan PLS dalam Pengembangan SDM Berkualitas,

Makalah Seminar Nasional PLS dan Konperensi ISPPSI, Surabaya.

Sudjana, N (1997). Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Sudjana. (1997). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana. (1996). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi para Penelitian.

Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Page 19: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

Suharno, (2005), Pengaruh Pelatihan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja

Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di DKI Jakarta, Thesis

Universitas Indonesia

Sumantri, S. (2000), Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,

Bandung, Fakultas Psikologi Unpad.

Supriadi, D. (1999). Mengangkat Citra dan Martabat Widyaiswara . Yogyakarta:

Adicita Karya Nusa

Surakhmad, W. (1998). Pengantar penelitian ilmiah, Bandung : TARSITO.

Suryadi A. (2001). Menyoal Mutu Pendidikan. Kompas, 4 April 2001.

Suryadi, E (2004). Pengaruh Sistem Komunikasi Organisasi Terhadap

Produktivitas Kerja (Studi Tentang Peristiwa Komunikasi, Iklim

Komunikasi, Kepuasan Komunikasi, Komunikasi Dan Budaya

Organisasi Serta Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Kerja Manajer

Tingkat Dasar Pada BUMN Sektor Jasa Di Jawa Barat), Disertasi

Dalam Ilmu Komunikasi Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran

Bandung.

Susanto. AB. (1997). Budaya Perusahaan. Jakarta: PT Eleksmedia Komputindo

Susilo, D (2001). Pokok-Pokok Pikiran Pengembangan Budaya Kerja Aparatur

Negara Republik Indonesia, Jakarta, Kantor Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara.

Sutisna, O (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis

Profesional. Bandung: Angkasa

Syarif, R, (I984), Teknik Manajemen Latihan dan pembinaan, Bandung :

Angkasa.

Thompson, G. et.al. (1959). Educational Psychology., New York: Appleton

Century Crofts, Inc

Tjiptono, F dan Diana, A, (1998), Total Quality, Management, Yogyakarta

: Andi offset.

Triguno, (1997). Budaya Kerja, Jakarta, PT. Golden Terayon Press.

Trisnamansyah, S, (1985), Dasar-dasar Metode Penelitian, Bandung IKIP

Bandung.

Trisnamansyah, S, (1997). Peran PLS Dalam Pembangunan Masyarakat Gemar

Belajar, Makalah Seminar Nasional PSL dan Konferensi ISPPSI,

Surabaya.

Ukas, M, (2005), Pengaruh Budaya Kerja, Kinerja dan Imbal Jasa, terhadap

Kepuasan Kerja Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS-UPI, Tesis

PPS UPI

Page 20: Hasil Penelitian 2007 - adman.staf.upi.eduadman.staf.upi.edu/files/2013/01/Kinerja-Widyaiswara_thesis.pdf · Hasil Penelitian 2007 ... PPPG IPA, dan PPPG Teknologi Bandung) Oleh :

Hasil Penelitian 2007

Ukas. M. (1999). Manajemen: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, Bandung: Ossa

Promo Bandung

Wahyudi, B. (1990). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: BPFE.

Wether Jr., W.B. E. Davis, Keith, (I997). Human Resource And Personel!

Management, Fifth Edition Mc. Graw Hill, Inc.

Wills, M, (1993), Managing The Training Process: Putting The Basies

Into Ractice, England : Mc. Graw Hill Book Company Europe.

Yoder, D, (1962), Personel Principles and Policies, Prentice Hall Inc,

Maruzen Company Ltd, Second Edition.

Yuniarsih. T. dkk., (1998). Manajemen Organisasi. Bandung: IKIP Bandung

Press