7
HEATING PERINEUM Posted on Agustus 8, 2009 by ayurai Robekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi banyaknya. Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu harus dievaluasi, yaitu sumber dan jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi. Sumber perdarahan dapat berasal dari perineum vagina, servik dan robekan uterus. Perdarahan dapat dalam bentuk hematoma dan robekan jalan lahir dengan perdarahan yang bersifat arteril atau pecahnya pembuluh darah vena. Untuk dapat menetapkan sumber perdarahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan dalam atau spekulum. Perdarahan karena robekan jalan lahir banyak dijumpai pada pertolongan persalinan. Jika perlukaan hanya mengenai bagian luar (superfisial) saja atuajika perlukaan tersebut idak mengeluarkan darah, biasanya tidak perlu dijahit. Hanya perlukaan yang lebih dalam dimana jaringannya tidak bisa didekatkan dengan baik atau perlukaan yang aktif mengeluarkan darah memerlukan suatu penjahitan. Tujuan dari pejahitan perlukaan perineum / episiotomi adalah : 1. Untuk mendekatkan jaringan-jaringan agar proses penyembuhan bisa terjadi, proses penyembuhan itu sendiri bukanlah hasil dari penjahitan tersebut tetapi hasil dari pertumbuhan jaringan. 2. Untuk menghentikan perdarahan Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan. Derajat Satu Derajat dua Derajat Tiga Derajat Empat • Mukosa Vagina • Komisura posterior • Kulit perineum

Heating

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KEPERAWATAN

Citation preview

Page 1: Heating

HEATING   PERINEUM

Posted on Agustus 8, 2009 by ayurai

Robekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi banyaknya. Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu harus dievaluasi, yaitu sumber dan jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi.

Sumber perdarahan dapat berasal dari perineum vagina, servik dan robekan uterus. Perdarahan dapat dalam bentuk hematoma dan robekan jalan lahir dengan perdarahan yang bersifat arteril atau pecahnya pembuluh darah vena. Untuk dapat menetapkan sumber perdarahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan dalam atau spekulum.

Perdarahan karena robekan jalan lahir banyak dijumpai pada pertolongan persalinan. Jika perlukaan hanya mengenai bagian luar (superfisial) saja atuajika perlukaan tersebut idak mengeluarkan darah, biasanya tidak perlu dijahit. Hanya perlukaan yang lebih dalam dimana jaringannya tidak bisa didekatkan dengan baik atau perlukaan yang aktif mengeluarkan darah memerlukan suatu penjahitan.

Tujuan dari pejahitan perlukaan perineum / episiotomi adalah :1. Untuk mendekatkan jaringan-jaringan agar proses penyembuhan bisa terjadi, proses penyembuhan itu sendiri bukanlah hasil dari penjahitan tersebut tetapi hasil dari pertumbuhan jaringan.2. Untuk menghentikan perdarahan

Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan.Derajat SatuDerajat dua Derajat Tiga Derajat Empat

• Mukosa Vagina• Komisura posterior• Kulit perineum• Mukosa Vagina• Komisura posterior• Kulit perineum• Otot perineum• Mukosa Vagina• Komisura posterior• Kulit perineum• Otot perineum• Otot sfingter ani• Mukosa Vagina• Komisura posterior• Kulit perineum• Otot perineum

Page 2: Heating

• Otot sfingter ani• Dinding depan rektumTak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan aposisi luka baik. Jahit menggunakan teknik yang dijelaskan pada Lampiran 4. Penolong APN tidak dibekali keterampilan untuk reparasi laserasi perineum derajat tiga atau empat. Segera rujuk ke fasilitas rujukan

Gambar 1 : Derajat Laserasi PerineumSumber: Midwifery Manual of Maternal Care dan Varney’s Midwifery, edisi ke-3

Langkah-langkah pejahitan robekan perineumA. Persiapan Alat1. Siapkan peralatan untuk melakukan penjahitan- Wadah berisi :Sarung tnagna, pemegang jarum, jarum jahit, benang jahit, kasa steril, pincet- Kapas DTT- Buka spuit sekali pakai 10 ml dari kemasan steril, jatuhkan dalam wadah DTT- Patahkan ampul lidokain2. Atur posisi bokong ibu pada posisi litotomi di tepi tempat tidur3. Pasang kain bersih di bawah bokong ibu4. Atur lampu sorot atau senter ke arah vulva / perineum ibu5. Pastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, cuci tangan dengan sabun dan air mengeliar6. Pakaian satu sarung tangan DTT pada tangan kanan7. Ambil spuit dengan tangan yang berasarung tangan, isi tabung suntik dengan lidokain dan letakkan kembali ke dalam wadah DTT8. Lengkapi pemakaian sarunga tangan pada tangan kiri9. Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dengan gerakan satu arah dari vulva ke perineum10. Periksa vagina, servik dan perineum secara lengkap, pastikan bahwa laserasi hanya merupakan derajat satu atau dua.

Page 3: Heating

B. Anestesi Lokal1. Beritahu ibu tentang apa yang akan dilakukan2. Tusukkan jarum suntik pada daerah kamisura posterior yaitu bagian sudut bahwa vulva.3. Lakukan aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap4. Suntikan anestesi sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah perineum5. Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka arahkan jarum suntik sepanjang luka pada mukosa vagina6. Lakukan langkah 2-5 diatas pada kedua tepi robekan7. Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan

C. Penjahitan Laserasi pada Perineum1. Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm diatas ujung laserasi di mukosa vagina. Setelah itu buat ikatan dan potong pendek benang dari yang lebih pendek. Sisakan benang kira-kira 1 cm.2. Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin himen3. Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke belakang cincin himen sampai jarum ada di bawah laserasi kemudian ditarik keluar pada luka perineum4. Gunakan teknik jelujur saat menjahit lapisan otot. Lihat kedalam luka untuk mengetahui letak ototnya.5. Setelah dijahit sampai ujung luka, putarlah jarum dan mulailah menjahit kearah vagina dengan menggunakan jahitan subkutikuler6. Pidahkan jahitan dari bagian luka perineum kembali ke vagina di belakang cincin hymen untuk diikat dengan simpul mati dan dipotong benangnya7. Masukkan jari ke dalam rektum8. Periksa ulang kembali pasa luka9. Cuci daerah genital dengan lembut kemudian keringkan. Bantu ibu mencari posisi yang diinginkan

10. Nasehatiibu untuk :a. Menjaga perineum  selalu bersih dan keringb. Hindari penggunaan obat-obatan tradisional pada perineumnyac. Cuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir 3-4 x per harid. Kembali dalam seminggu untuk memeriksa luka

D. MACAM – MACAM JAHITAN

Page 4: Heating

A. Jahitan Kulit1. Jahitan interrupted :a. Jahitan simple interrupted (Jahitan satu demi satu)Merupakan jenis jahitan yang paling dikenal dan paling banyak digunakan. Jarak antara jahitan sebanyak 5-7 mm dan batas jahitan dari tepi luka sebaiknya 1-2 mm. Semakin dekat jarak antara tiap jahitan, semakin baik bekas luka setelah penyembuhan.

b. Jahitan Matras1) Jahitan matras vertikalJahitan jenis ini digunakan jika tepi luka tidak bisa dicapai hanya dengan menggunakan jahitan satu demi satu. Misalnya di daerah yang tipis lemak subkutisnya dan tepi satu demi satu. Misalnya di daerah yang tipis lunak subkutisnya dan tepi luka cenderung masuk ke dalam.2) Jahitan matras horizontalJahitan ini digunakan untuk menautkan fasia dan aponeurosis. Jahitan ini tidak boleh digunakan untuk menjahit lemak subkutis karena membuat kulit diatasnya terlihat bergelombang

c. Jahitan Continous1) Jahitan jelujur : lebih cepat dibuat, lebih kuat dan pembagian tekanannya lebih rata bila dibandingkan dengan jahitan terputus. Kelemahannya jika benang putus / simpul terurai seluruh tepi luka akan terbuka.2) Jahitan interlocking, feston3) Jahitan kantung tembakau (tabl sac)

2. Jahitan Subkutisa. Jahitan continous : jahitan terusan subkutikuler atau intrademal. Digunakan jika ingin dihasilkan hasil yang baik setelah luka sembuh. Juga untuk menurunkan tengan pad aluka yang lebar sebelum dilakukan penjahitan satu demi satu.b. Jahitan interrupted dermal stitch

3. Jahitan DalamPada luka infeksi misalnya insisi abses, dipasang dren. Dren dapat dibuat dari guntingan sarunga tangan fungsi dren adalah mengelirkan cairan keluar berupa darah atau serum.

Page 5: Heating

B. PERAWATAN LUKA HEATING PERINEUM

a. Penanganan Komplikasi1. Jika terdapat hematoma, darah dikeluarkan. Jika tidak ada tanda infeksi dan perdarahan sudah berhenti, lakukan penjahitan.2. Jika terdapat infeksi, buka dan drain luka- Lalu berikan terapi ampisilin 500 mg per oral 4 x sehari selama 5 hari- Dan metronidazol 400 mg per oral 3 x sehari selama 5 harib. Perawatan Pasca Tindakan1. Apabila terjadi robekan tingkat IV (Robekan sampai mukosa rektum), berikan anti biotik profilaksis dosis tunggalc. Ampisilin 500 mg per orald. Dan metronidazol 500 mg per oral2. Observasi tanda-tanda infeksi3. Jangan lakukan pemeriksaan rektal atau enam selama 2 minggu4. Berikan pelembut feses selama seminggu per oral