81
SKRIPSI DETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI (Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI Oleh REZA YESICA NIM 060911247 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2013 ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI DETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI (Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI REZA YESICA

Hemagglutination Inhibition PADA SERUM MERPATI (Columba liviarepository.unair.ac.id/20983/19/3.pdf · karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan makalah skripsi

  • Upload
    ngocong

  • View
    233

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

SKRIPSI DETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE

H5) DENGAN UJI HI (Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG

DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

Oleh

REZA YESICA NIM 060911247

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA 2013

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

DETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI (Hemagglutination Inhibition) PADA

SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN

KOTA KEDIRI

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan pada

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga

Oleh:

REZA YESICA NIM 060911247

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Nanik Sianita, drh.,SU.) (Prof.Dr. Nunuk Dyah Retno Lastuti,drh.,MS.) Pembimbing Utama Pembimbing Serta

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi berjudul:

DETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

Tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Surabaya, Mei 2013 Reza Yesica NIM .060911247

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

Telah dinilai pada Seminar Hasil Penelitian Tanggal: 20 Juni 2013

KOMISI PENILAI SEMINAR HASIL PENELITIAN

Ketua : Adi Prijo Rahardjo,drh., M. Kes

Sekretaris : Dr. Surwarno, drh. M.Si.

Anggota : Dr. Eduardus Bimo Aksono, drh., M.Kes

Pembimbing Utama : Nanik Sianita, drh., SU.

Pembimbing Serta : Prof.Dr. Nunuk Dyah Retno Lastuti,drh.,MS.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

Telah diuji pada

Tanggal : 5 Juli 2013

KOMISI PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Adi Prijo Rahardjo,drh., M. Kes

Anggota : Dr. Surwarno, drh. M.Si.

Dr. Eduardus Bimo Aksono, drh., M.Kes

Nanik Sianita, drh., SU.

Prof.Dr. Nunuk Dyah Retno Lastuti,drh.,MS.

Surabaya, 15 Juli 2013

Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Airlangga

Dekan,

Prof. Hj. Romziah Sidik, Ph.D.,drh. NIP. 195312161978062001

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan

karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan makalah skripsi

ini yang berjudul Deteksi Antibodi Avian Influenza (Subtipe H5) dengan Uji

HI (Hemagglutination Inhibition) Pada Serum Merpati (Columba livia) yang

Diambil dari Pasar Banjaran Kota Kediri.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Prof. Hj.

Romziah Sidik, Ph.D.,drh. atas kesempatan mengikuti pendidikan di Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.

Nanik Sianita, drh., S.U. selaku pembimbing pertama dan Prof.Dr. Nunuk

Dyah Retno Lastuti,drh.,MS. selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan

waktu untuk membimbing penulis dalam memberikan saran, kritik, nasehat dan

petunjuk yang sangat berguna bagi penyusunan laporan hasil penelitian ini serta

telah berkenan meluangkan waktu mendampingi penulis saat penelitian

berlangsung.

Adi Prijo Rahardjo,drh.,M.Kes. selaku ketua penguji, Dr. Suwarno, drh.,

M.Si. selaku sekretaris penguji dan Dr. Eduardus Bimo Aksono, drh., M.Kes

selaku anggota penguji yang telah banyak memberikan masukan demi

kesempurnaan makalah skripsi ini.

Dr. Herry Agoes Hermadi, M.Si.,drh. sebagai dosen wali yang sangat

berperan dan sebagai pengganti orang tua di kampus selama menempuh

pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga yang tiap

semester mengikuti perkembangan dari prestasi akademik penulis.

Bapak/Ibu dosen dan staf pengajar di Fakultas kedokteran Hewan

Universitas Airlangga yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama

mengikuti kegiatan akademik di Fakultas kedokteran Hewan Universitas

Airlangga.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

Seluruh staf pengajar serta karyawan di laboratorium virologi dan

imunologi yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian

di laboratorium.

Kedua orang tua penulis Bapak Sunardi dan Ibu Sri Rahayu serta

keponakan penulis Bobby Arya Buana dan Kevin A. Julian atas doa, kasih sayang

yang tulus setiap saatnya, dorongan, dan semangat kepada penulis sampai

terselesaikannya makalah skripsi ini. Seseorang yang selalu mendukung dan

mendoakan penulis dari jauh Ahmad Gelora Mahardika. Teman-teman tercinta

Fina Virgiawati, Nila Alia, Lisca Candra, N.Suslia Rani, Yohana Anggarasari,

Rila Adisti, Amel Hendri, Azizah R.U, Dewi Nurma, Bambang Sarwono yang

telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan makalah skripsi.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun dari pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaan tulisan ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Surabaya, Mei 2013

Penulis

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

viii

DETECTION OF ANTIBODIES AGAINST AVIAN INFLUENZA (SUBTYPE H5) BY HI TEST (Hemagglutination Inhibition Test)

ON SERUM SAMPLES OF PIGEON TAKEN FROM BANJARAN’S MARKET KEDIRI

Reza Yesica

ABSTRACT Avian Influenza virus has attacked many countries including Indonesia. Pigeons were indentified as one of species that potentially to be reservoir of AI virus. The aim of this research is to determine the pigeon antibodies that are sold at Banjaran’s Market Kediri against AI Subtype H5. This research uses non-experimental research design with descriptive survey methods. Detection of AI antibody subtype H5 is examined by Hemagglutination Inhibition test. Research activities is taking 110 samples of pigeon’s blood slaughtered in the Banjaran’s Market Kediri by simple random sampling methods. The serum is separated from the blood clot, then serum was transferred into the microtube . Before performing HI test, samples must be inactivated in waterbath at 56ºC for 30 minute , the purpose is to inactivate non specific reaction of serum. Antigen AI subtype H5N1 4 HA Units is used as antigen in HI test. HI titers may be regarded as being positive if the titers is ≥ 24. Analysis is presented in the form of descriptive data by calculating the percentage of antibody AI of pigeons. The result of this research shows that any antibody AI Subtype H5 on serum samples of pigeons can be detected. Key words: Antibody Avian Influenza, HI (Hemagglutination Inhibition), pigeons.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................. ii

HALAMAN IDENTITAS ................................................................... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiii

SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG ............................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Penelitian ...................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 4 1.3 Landasan Teori ....................................................................... 4 1.4 Tujuan Penelitian ................................................................... 7 1.5 Manfaat Penelitian ................................................................. 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……………………………………. 9 2.1 Burung Merpati ...................................................................... 9 2.2 Virus Avian Influenza ............................................................ 10

2.2.1 Etiologi dan Morfologi ............................................ 10 2.2.2 Sifat Umum Virus Influenza .................................... 13 2.2.3 Protein Virus Influenza ............................................ 14 2.2.4 Daur Hidup Virus Influenza ..................................... 15 2.2.5 Variasi Antigenik Virus Avian Influenza ................ 16 2.2.6 Penularan .................................................................. 18 2.2.7 Patogenesis ............................................................... 19 2.2.8 Gejala Klinis ............................................................ 21 2.2.9 Patologi Anatomi ..................................................... 23 2.2.10 Diagnosa .................................................................. 23 2.2.11 Diagnosa Banding .................................................... 24 2.2.12 Pengendalian dan Pencegahan ................................. 24

2.3 Uji HA dan Uji HI .................................................................. 26 2.4 Respon Imun .......................................................................... 28

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

x

BAB 3 MATERI DAN METODE ..................................................... 31 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 31 3.2 Bahan dan Materi Penelitian ................................................. 31 3.3 Metode Penelitian ................................................................. 31

3.3.1 Pengambilan Sampel Peneltian ................................. 31 3.3.2 Cara Pengambilan Sampel Darah ............................. 32

3.4 Pemeriksaan Sampel ............................................................. 33 3.4.1 Pembuatan Suspensi Eritrosit 0,5% .......................... 33 3.4.2 Titrasi Antigen dan Retitrasi Antigen 4HA Unit ...... 33 3.4.3 Pemeriksaan Titer Antibodi (Uji HI) ........................ 35

3.5 Rancangan Penelitian ............................................................ 37 3.6 Peubah yang Diamati ............................................................ 37 3.7 Analisis Data ......................................................................... 37

BAB 4 HASIL .................................................................................... 38

BAB 5 PEMBAHASAN .................................................................... 42

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 46

6.1 Kesimpulan ........................................................................... 46 6.2 Saran ..................................................................................... 46

RINGKASAN ...................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 50

LAMPIRAN ......................................................................................... 55

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Perbandingan antara LPAI dan HPAI ...................................... 22

3.1 Skema Uji HI Mikroteknik ...................................................... 36

4.1 Hasil pemeriksaan deteksi antibodi Avian Influenza Subtipe

H5 pada serum burung merpati (Columba livia) di Pasar

Banjaran Kota Kediri………………………………………… 40

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Burung Merpati (Columba livia domestica) ............................. 10

2.2 Struktur Virus Influenza A, B dan C………………………… 11

2.3 Struktur gen virus Avian Influenza ........................................... 12

4.2 Hasil Uji HI pada serum merpati (Columba livia) …………… 39

4.3 Uji HI negatif, terjadi hemaglutinasi…………………………. 41

4.4 Uji HI positif, tidak terjadi hemaglutinasi……………………. 41

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Tabel hasil pengujian HI terhadap 110 sampel serum

burung merpati dari Pasar Banjaran Kota Kediri .......... 55

Lampiran 2. Prinsip Uji Hemaglutinasi ............................................ 58

Lampiran 3. Skema Pembuatan Suspensi Eritrosit 0,5% .................. 59

Lampiran 4. Skema Uji HA .............................................................. 60

Lampiran 5. Skema Uji HI Mikroteknik ........................................... 61

Lampiran 6.Gambar Proses Penelitian .............................................. 62

Lampiran 7. Alat dan Bahan penelitian ............................................ 64

Lampiran 8. Proses pemeriksaan dengan Uji HI............................... 67

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

xiv

SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG

EDTA = Etylen Diamin Tetra Acetic Acid HA = Hemagglutination HI = Hemagglutination Inhibition HEF = Hemagglutinin Eterase Fusion HAU = Hemagglutination Unit HPAI = Highly Pathogenic Avian Influenza Ig = Imunoglobulin LPAI = Low Pathogenic Avian Influenza M = Matriks NA = Neuraminidase NP = Nucleoprotein NS = non-struktural OIE = Office International des Epizooties PA = Polymerase acidic PB1 = Polymerase basic 1 PSDR = Participatory Disease Surveillance and Response PUSVETMA = Pusat Veterinaria Farma PZ = Physiologische Zaline pH = power of Hydrogen RNA = Ribonucleic Acid mRNA = messenger Ribonucleic Acid ssRNA = single stranded Ribonucleic Acid vRNA = virus Ribonucleic Acid RNP = Ribonucleoprotein SPF = Specific Pathogen Free SAN = Specific Antibody Negative WHO = World Health Organization µ = mikro g = gram cm = centimeter nm = nanometer ml = milliliter rpm = rotation per minute β = beta ºC = derajat Celcius

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Serangan Avian Influenza dilaporkan pertama kali sebagai “Fowl Plaque”

di Italia pada 1878 oleh Perrocinto, yang saat ini disebut dengan HPAI (Akoso,

2006). Pada tahun 1997, virus Avian Influenza sutipe H5N1 mewabah di

Hongkong menyerang ayam dan burung peliharaan. Menurut World Health

Organization (WHO) dan Office International des Epizooties (OIE) virus ini

dapat menulari manusia dan berakibat fatal. Outbreak virus AI di kawasan Asia

khususnya Asia Tenggara pada pertengahan tahun 2003 ini dilaporkan di beberapa

negara seperti Indonesia, Kamboja, Thailand, Republik Demokrasi Rakyat Laos,

Malaysia dan Vietnam. Jenis strain yang teridentifikasi adalah H5N1 dan

diklasifikasikan sebagai Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) yang dapat

menyebabkan kematian pada populasi burung, ayam dan itik (WHO, 2007).

Di Indonesia wabah Avian Influenza meledak pada akhir tahun 2003

sampai awal tahun 2004. Pada press release Ditjennak, 25 Januari 2004 berjudul

“Kasus Kematian Unggas di Indonesia”, diungkap sejumlah kematian unggas

melanda beberapa peternakan pembibitan dan ayam petelur serta sedikit ayam

pedaging di beberapa propinsi di Indonesia seperti Jawa Timur (13 Kabupaten),

Jawa Tengah (17 Kabupaten), Jawa Barat (6 Kabupaten), Banten (1 Kabupaten),

DIY (3 Kabupaten), Lampung (3 Kabupaten), Bali (5 Kabupaten), Kalimantan

Selatan (1 Kabupaten), Kalimantan Timur (1 Kabupaten) dan Kalimantan Tengah

(1 Kabupaten). Pada akhirnya pemerintah mengumumkan secara resmi bahwa

penyebab kematian ternak dalam jumlah besar adalah AI dan Indonesia telah

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

2

ditetapkan terjangkit wabah penyakit Avian Inflenza subtipe H5N1 pada tanggal 3

Februari 2004. Pada bulan Oktober-Nopember 2004 di daerah Kediri dilaporkan

sebanyak 148.957 ekor unggas mati akibat penyakit ini. Situasi pada bulan Mei

2005 AI di Jawa Timur dilaporkan menyerang daerah Kediri, Tulung Agung,

Trenggalek, Bojonegoro, Tuban dan Magetan (Rahardjo, 2004).

Laporan perkembangan kasus penyakit Avian Influenza (AI) pada unggas

di Indonesia menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

berdasarkan hasil Uji Cepat (Rapid Test) positif yang dilaporkan Tim PDSR

(Participatory Disease Surveillance and Response) pada bulan Desember 2012

adalah jumlah kasus AI sebanyak 65 kasus di 65 desa (diantara 76.613 desa di

Indonesia) pada 12 kabupaten atau kota di 14 Provinsi, kematian unggas sebanyak

61.580 ekor (1.020 ekor ayam kampung, 46.840 ekor itik, 720 ekor ayam

pedaging dan 13.000 ekor ayam petelur). Di Jawa Timur terdapat14 kasus , kota

yang terjangkit wabah flu burung antara lain Kediri, Pasuruan, Tulungagung,

Probolinggo, Nganjuk dan Trenggalek (Direktur Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan, 2012).

Wabah Flu Burung ini disebabkan oleh virus Avian Influenza (AI). Virus

AI dibagi menjadi tiga jenis Virus Influenza tipe A, tipe B, dan tipe C yang

ketiganya ini merupakan family Orthomyxoviridae. Virus menyebar ke seluruh

dunia melalui burung yang berpindah dari satu daerah ke daerah lain. Adanya

reservoir pada hewan liar merupakan suatu faktor penting dalam ekologi dari

virus AI. Virus AI dari burung migran yang menjadi reservoir akan disebarkan

melalui feses yang jatuh di peternakan unggas terutama peternakan ayam dan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

3

dapat menjangkiti peternakan-peternakan unggas lain melalui sumber air minum

dan pakan yang terkontaminasi (Rahardjo, 2004).

Burung merpati diidentifikasi sebagai salah satu spesies yang memiliki

potensi untuk membawa virus penyakit ke manusia. Hasil surveilan Balitvet

(2005) dan hasil penelitian Ellis et al. (2004) menunjukkan terdapat burung liar

dan burung merpati yang terpapar virus Avian Influenza . Sementara hasil Warner

et al. (2003) menunjukkan 5 dari 7 ekor burung merpati yang terinfeksi virus

HPAI H7N7 terdeteksi titer antibodi tetapi tidak memperlihatkan gejala klinis.

Pada awal tahun 2013, di China terjadi wabah virus AI, menurut WHO dan CDC

virus yang menyerang adalah isolat H7N9. Menurut Wibawan (2013), penyebaran

virus AI subitipe H7N9 bukanlah lewat udara, atau dari manusia ke manusia,

tetapi harus ada kontak antara manusia dengan unggas, untuk kasus isolat H7N9

ini penyebaran virus ini melalui burung merpati. Dan yang terpenting merpati

telah diketahui dapat terinfeksi oleh virus yang dapat menyebabkan penyakit flu

burung atau Avian Influenza (AI) subtipe H5N1 (Dharmayanti dkk., 2004).

Di dalam tubuh burung merpati ataupun unggas air lainnya virus ini

bertahan tanpa menimbulkan kematian sehingga bangsa burung dapat bertindak

sebagai reservoir penyebar penyakit AI dengan cara disekresikan melalui kloaka

atau kotoran (Fouchier et al., 2003).

Pada tahun 2011 Dinas Kehewanan dan Perikanan Kabupaten Kediri,

menyebutkan bahwa terdapat serangan virus AI di Desa Tiron, Kecamatan

Banyakan, Kabupaten Kediri, disebutkan bahwa unggas berasal dari Pasar

Banjaran Kota Kediri. Pasar Banjaran kota Kediri adalah salah satu pasar unggas

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

4

hidup terbesar di Kota Kediri sehingga di pasar ini dapat diindikasi sebagai salah

satu tempat penyebaran virus Avian Influenza. Suplai burung merpati di pasar ini

diperoleh dari berbagai tempat peternakan merpati yang ada di wilayah Kabupaten

Kediri (Chusna, 2011).

Menurut OIE (2012), diagnosa serologis virus Avian Influenza pada serum

burung merpati dapat dideteksi dengan pengujian Hemagglutination Inhibition

(HI). Serum dinyatakan positif mengandung antibodi AI Subtipe H5 bila

mempunyai titer HI ≥ 24 atau log24 dengan menggunakan antigen 4 HAU.

Beberapa laboratorium menggunakan 8 HAU , hasil dinyatakan positif bila titer

HI ≥ 23 atau log23. Keuntungan pengujian HI yaitu sederhana, murah,cepat,

material mudah didapatkan, dapat menggunakan antigen inaktif, spesifik untuk

subtipe H, digunakan untuk mengukur titer antibodi pada unggas yang diduga

terinfeksi.

1.2 Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah serum burung merpati yang

diambil dari Pasar Banjaran Kota Kediri mengandung antibodi AI subtipe H5

yang dapat dideteksi dengan uji HI?

1.3 Landasan Teori

Evaluasi lapangan menunjukan bahwa virus AI tipe A berpotensi

menyerang burung merpati (Columba livia). Virus AI tersebar di seluruh dunia

pada berbagai unggas, dan unggas air liar dinyatakan sebagai reservoir alami dari

virus AI. Virus AI yang menginfeksi peternakan unggas dibagi menjadi dua

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

5

bagian berdasarkan kemampuannya menyebabkan penyakit, yaitu Highly

Pathogenic Avian Influenza (HPAI) dan Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI)

(Capua and Maragon, 2006).

Virus AI di lingkungan dapat hidup dalam karkas pada temperatur yang

layak dalam jangka waktu yang lama. Virus ini dapat bertahan sampai 4 hari

dalam air pada suhu 22ºC dan lebih dari 30 hari pada suhu 0ºC. Virus dapat

menjadi inaktif pada temperatur 56ºC dalam waktu 3 jam atau suhu 60ºC dalam

waktu kurang lebih 39 menit, kondisi pH asam, pemberian agen oksidasi antara

lain dodecyl sulfate, lipid solvent dan β-propiolactone, pemberian desinfektan

(formalin, bahan campuran iodine) (Tabbu, 2000).

Virus Avian Influenza mempunyai sifat mudah mengalami mutasi

sehingga keadaan ini dapat membuat virus menjadi lebih patogen atau kurang

patogen. Bentuk HPAI ditandai dengan angka kematian hampir100% pada unggas

terutama ayam buras dan ras dengan atau tanpa menunjukkan gejala klinis

sebelum terjadi kematian. Unggas air dan burung liar merupakan reservoir alami

HPAI, tanpa menunjukkan gejala klinis, kedua unggas ini merupakan salah satu

media perantara yang dapat menyebarkan virus strain HPAI menjadi semakin

luas. Sedangkan bentuk LPAI ditunjukkan dengan gejala klinis yang lebih ringan,

diantaranya gangguan saluran pernafasan, depresi dan penurunan produksi telur.

Namun demikian, virus strain LPAI dapat bermutasi menjadi strain HPAI. Avian

Influenza termasuk dalam daftar A di OIE, karena Avian Influenza merupakan

suatu penyakit yang sangat berbahaya bagi kesehatan hewan dan manusia (EID,

2006).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

6

Pemeriksaan terhadap adanya antibodi terhadap virus AI pada serum darah

burung merpati dapat dideteksi dengan Uji Hemagglutination Inhibition (HI).

Organisme tertentu mampu mengaglutinasi eritrosit unggas. Organisme yang

melakukan hemaglutinasi salah satu nya adalah virus famili Orthomyxoviridae,

Virus influenza termasuk virus Ortomyxoviridae memiliki protein pada amplop

yang disebut hemaglutinin yang mengikat reseptor sialic acid pada sel.

Hemaglutinin berperan di awal infeksi yang sangat menentukan kemampuan

attachment virus AI ke permukaan sel inang. HA bersifat imunogenik karena

mampu menginduksi antibodi protektif dan menghambat attachment virus ke

permukaan sel inang sehingga mampu mencegah infeksi. Virus ini juga akan

berikatan dengan eritrosit, menyebabkan hemaglutinasi dan merupakan dasar

untuk menentukan tingkat virus yang ada dalam sampel. Aktivitas ini diperankan

oleh protein HA yang merupakan glikoprotein permukaan (Wibawan dkk., 2006).

Aglutinasi eritrosit adalah dasar pengujian hemaglutination (HA) dan

hambatan hemaglutinasi dengan menggunakan antiserum subtipe HA yang

spesifik adalah merupakan dasar pengujian HI. Prinsip pengujian HI adalah

antibodi yang dimiliki burung merpati terhadap virus akan mencegah pengikatan

virus dengan sel darah merah. Oleh karena itu, hemaglutinasi dihambat ketika

terdapat antibodi dalam serum burung merpati. Pengenceran tertinggi dari serum

yang mencegah terjadinya hemaglutinasi disebut titer HI serum. Keberadaan

antibodi AI pada serum dapat terdeteksi dengan uji HI setelah tujuh hari post

infeksi atau vaksinasi (Pederson, 2010).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

7

Pengujian HI merupakan standar pengujian serologi AI untuk mendeteksi

antibodi terhadap virus AI pada unggas dan mamalia. Pengujian HI merupakan

metode yang relatif murah dan sederhana untuk mengukur antibodi hemaglutinin

spesifik pada serum yang sudah divaksinasi atau terinfeksi virus AI dan

mengetahui titer antibodi pada unggas (Noah et al., 2009).

Dalam pengujian HI dibutuhkan beberapa variabel pengujian yang dapat

mempengaruhi hasil dan akurasi pengujian yaitu microplate, pengenceran,

pembacaan, interpretasi, antigen, antiserum dan sel darah merah (Selleck dan

Axell, 2008). Menurut OIE (2008), jika sampel berasal dari unggas maka sel

darah merah yang digunakan yaitu sel darah merah ayam yang Specific Pathogen

Free (SPF) atau Spesific Antibody Negative (SAN). Hasil uji HI positif ditandai

dengan adanya endapan pada dasar microplate, tidak ada hemaglutinasi. Titer HI

dihitung berdasarkan pengenceran tertinggi serum yang dapat menghambat

terjadinya hemaglutinasi. Pemeriksaan serologi yang dilakukan dengan uji HI

dianggap positif apabila titer antibodi ≥ 24 atau log24 dengan antigen 4 HAU

(OIE,2012).

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya antibodi

terhadap virus AI subtipe H5 pada burung merpati (Columba livia) yang dipotong

di Pasar Banjaran Kota Kediri dengan uji HI.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

8

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data tentang adanya infeksi

AI subtipe H5 pada burung merpati yang dipotong di Pasar Banjaran Kota Kediri

sehingga dapat dimanfaatkan antara lain sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan tentang virus Avian influenza yang

menyerang burung merpati atas dasar deteksi antibodi AI dengan uji

HI.

2. Memberikan informasi bagi peternak yang mensuplai burung merpati

yang dijual di pasar tersebut. Sehingga dapat dihindari burung mepati

sebagai pembawa penyakit bagi unggas-unggas lainnya. Hal ini

dilakukan agar pemerintah dan masyarakat dapat bersama-sama lebih

meningkatkan tata laksana peternakan unggas dan melakukan tindakan

pencegahan, pengendalian dan penanggulangan yang lebih efektif dan

efisien agar kerugian yang cukup besar akibat Avian Influenza.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

9

`BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Burung Merpati

Burung merpati banyak diternakan di Indonesia untuk dimanfaatkan

sebagai burung permainan dan burung potong yang merupakan salah satu pilihan

kebutuhan gizi masyarakat. Menurut Iskandar (1998), klasifikasi dari burung

merpati (Columba livia) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordota

Sub phylum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Columbiformes

Famili : Columbidae

Genus : Columba

Species : Columba livia

Burung merpati mempunyai ukuran tubuh kurang lebih 35 cm, burung

merpati konsumsi dikenal juga dengan sebutan merpati potong atau pedaging.

Jenis merpati potong yang populer di Indonesia adalah Hummer King. Hummer

king dewasa memiliki berat badan standar sekitar 742-857 g , sedangkan merpati

muda sekitar 686-780 g. Namun berat potong ideal sekitar 500-700 g, dengan

lama pemeliharaan sekitar 45-60 hari. Ada beberapa varietas warna bulu,

misalnya putih, biru, merah, dan kuning. Hampir semua varietas memiliki ukuran

tubuh yang sama. Siklus reproduksinya singkat, yakni 35 hari, membuat usaha

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

10

beternak burung merpati bisa berkembang biak dengan cepat dimana jumlah anak

rata-rata 2 ekor (Dudung, 2010).

Gambar 2.1 Burung Merpati (Columba livia domestica). Sumber: Crome et al. (1991).

2.2 Virus Avian Influenza

2.2.1 Etiologi dan Morfologi

AI disebabkan oleh virus influenza yang tergolong family

Orthomyxoviridae. Tidak seperti kebanyakan virus, yang memiliki bentuk

konsisten, virus influenza dapat berbentuk bola bundar, berfilamen atau

berbentuk diantara keduanya. Dalam strukturnya terdapat banyak bentukan duri,

tonjolan seperti paku pada seluruh permukaannya. Ada dua jenis protein yang

berbentuk seperti paku, batang dan segitiga. Protein ini disebut hemagglutinin

(HA), dan protein yang lain adalah enzim yang berbentuk persegi disebut

neuraminidase. Kedua protein ini terletak di permukaan virus influenza (Nidom,

2009).

Virus influenza dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu virus influenza tipe A

ditemukan pada ayam, babi, kalkun, bebek, mentok, angsa, burung dan ikan paus.

Virus influenza tipe B ditemukan pada manusia. Virus tipe C ditemukan pada

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

11

manusia dan babi (Rantam, 2004). Virus ini mempunyai struktur antigen

permukaan antara lain hemaglutinin (HA), neuraminidase (NA), matriks protein

dan nukleoprotein (NP (Nidom, 2009).

Gambar 2.2 Struktur Virus Influenza A, B dan C.

Sumber : Whitaker (2001).

Secara umum morfologi virus influenza (virion) adalah partikel berbentuk

bola dengan diameter 50-120 nm, atau berbentuk benang dengan diameter 20 nm

dan panjang virion 200-300 nm. Permukaannya berasal dari senyawa lipoprotein

dengan tempelan nukleokapsid. Ukuran nukleoprotein ini berbeda pada setiap

loop dalam kisaran panjang 50-130 nm dan diameter 9-15 nm . Virus influenza

mempunyai delapan segmen yang terdiri dari gen hemaglutinin (HA),

neuraminidase (NA), nukleoprotein (NP), matriks (M), polymerase A (PA),

polymerase B1 (PB1), dan polymerase B2 (PB2). Virus ini memiliki amplop dan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

12

memiliki genom ss RNA bersegmen sehingga dapat terjadi genetik reassortment

(Nidom, 2009).

Virus Avian Influenza ini dibungkus oleh glikoprotein dan dilapisi oleh

lemak ganda (bilayer lipid). Glikoprotein HA dan NA merupakan protein

permukaan yang sangat berperan dalam penempelan dan pelepasan virus dari sel

inang. Protein HA merupakan bagian yang terbesar dari spike yaitu 80% dan NA

sebesar 20%. Keseimbangan aktivitas HA dan NA mempunyai arti penting dalam

menentukan patogenitas virus.Virus dengan aktivitas NA yang rendah menjadikan

virus tidak efisien dalam melepaskan anak (progeny) virus. Aktivitas gen HA

yang memadai diperlukan agar virus dapat melakukan perlekatan secara efisien

dengan sel inang. Hal ini berarti bahwa keterkaitan HA dan NA sangat penting

dalam mengetahui patogenitas dan efisiensi vaksinasi (Matrosovich and Klenk,

2004).

Gambar 2.3 Struktur gen virus Avian Influenza.

Sumber: Wellenberg (2006).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

13

2.2.2 Sifat Umum Virus Influenza

Virus AI tidak stabil di lingkungan atau mudah mati diluar tubuh unggas.

Virus ini dapat inaktif oleh faktor-faktor lingkungan seperti panas, pH yang

ekstrim, kekeringan, dan keadaan non isotonik. Virus ini mempunyai membran

lipid dibagian luarnya maka virus ini peka terhadap pelarut lemak, detergen, dan

desinfektan seperti ammonium kuartener, aldehid dan iodine. Infektivitas ini juga

rusak oleh formalin, beta-propiolakton, agen yang bersifat oksidan, asam encer,

eter, NA-desoksilat, hidroksilamin, Na de-dosilsulfat, ion-ion ammonium dan

senyawa iodium.Virus ini beramplop dan mempunyai dua bagian penting pada

permukaan antigennya yaitu hemaglutinin (HA) dan neuraminidase (NA) (Nidom,

2004).

Virus AI subtipe H5 terlindung oleh bahan organik yang ada dalam

kandang seperti lendir, darah, dan tinja. Virus AI tetap infektif dalam feses selama

30 – 35 hari pada temperatur 4°C dan selama 7 hari pada temperatur 20°C. Hal ini

menunjukkan bahwa virus AI dapat bertahan di lingkungan dalam kurun waktu

dan suhu tertentu. Sifat tersebut memungkinkan terjadinya penyebaran virus AI di

alam. Virus influenza dapat diisolasi dari air danau atau kolam yang terletak di

daerah yang banyak dihuni oleh unggas air yang terinfeksi. Sebaliknya, virus AI

tidak dapat diisolasi setelah unggas tersebut meninggalkan daerah tersebut

(Nidom, 2004).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

14

2.2.3 Protein Virus Influenza

Struktur virus influenza dilihat dengan mikroskop elektron mempunyai

bentuk pleomorphik, meliputi virion dengan bola kasar dan berfilamentous. Ada

dua tipe yang membedakannya yaitu dari tonjolan seperti paku (panjangnya

kurang lebih 16 nm) sesuai dengan HA dan NA molekulnya, berada diatas

permukaan virion. Nampak bentuk tangkai paku HA dan menonjol keluar dari

amplop sebagai pemotong, paku NA berbentuk jamur tetrameter. Dua glikoprotein

ini digunakan untuk menempel pada amplop lipid yang berasal dari selaput

plasma sel inang dengan urutan pendek dari hydrophobic amino acid (daerah

transmembran). HA adalah suatu tipe glikoprotein I yang berisi N-terminal

ectodomain dan sebuah jangkar C-terminal, sedangkan NA adalah suatu tipe

glikoprotein II yang berisi suatu jangkar N-proximal dan C-terminal ectodomain.

HA yang memungkinkan virion untuk mengikatkan diri ke permukaan sel

sialyloligosaccharides dan bertanggung jawab untuk aktivitas hemaglutinasinya.

HA menimbulkan antibodi virus-neutralizing yang sangat penting dalam

perlindungan melawan infeksi. NA adalah suatu sialidase mencegah agregasi

virion yang terdiri dari permukaan sialic acid virion, yaitu bagian utama dalam

sialyloligosaccharides yang dikenali oleh HA (Horimoto dan Kawaoka, 2001).

Keragaman virus dimungkinkan karena kemampuan Antigenic shift dan

Antigenic drift dari virus Avian Influenza. Terjadinya gen reassortment

(pertukaran dan percampuran gen) dan perubahan struktur antigenic yang bersifat

minor pada antigen permukaan H dan atau N yaitu mutasi pada materi genetik

dapat menimbulkan perubahan polipeptida virus, yaitu sekitar 2 – 3 kali subtitusi

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

15

asam amino per tahun (Swayne et al.,1998). Perubahan (mutasi) penting dalam

kaitannya dengan pengendalian AI pada unggas perubahan pada daerah cleavage

,receptor binding site, dan antigenic determinant (epitope). Perubahan pada

epitope menyebabkan perubahan antigenicity dan perubahan immunogenicity

sehingga antara dua strain virus AI/H5 dari isolat yang berbeda memiliki sifat

antigenic yang berbeda (Darminto, 2008).

2.2.4 Daur Hidup Virus Influenza

Setelah sialic acid mengikatkan diri pada membran permukaan reseptor,

virus masuk ke dalam sel melalui mediasi endositosis reseptor. Endosome dengan

pH yang rendah menginduksi penyesuaian pergantian HA, menghasilkan fusi

membran antara amplop virus dan membran endosomal. Tanpa endosome, saluran

proton M2 merubah pH inti viral menjadi rendah, menghasilkan penguraian dari

M1 dari RNP yang berperan utama untuk pelepasan dari RNP menuju

sitoplasma.Kemudian RNP dibawa menuju nukleus, kemungkinan sinyal inti lokal

pada protein yang tersusun oleh komplek RNP (Horimoto dan Kawaoka, 2001).

Mekanisme transkripsi RNA yaitu sebagai berikut, enam dari delapan

segmen RNA dirubah menjadi mRNA di dalam monocistronic manner dan

dirubah menjadi HA, NA, NP, PB1, PB2 dan PA, yang paling menonjol adalah

dua segmen RNA masing-masing ditranskripsikan menjadi dua mRNA melalui

pembelahan. Untuk masing-masing gen M dan NS, mRNA ini dirubah menjadi

kerangka yang berbeda, secara berurutan menjadi protein M1 dan M2, protein

NS1 dan NS2. Proses ini digunakan untuk meningkatkan konsentrasi pemicu NP

bebas dari perubahan sintesis mRNA menjadi sintesis cRNA dan vRNA. Sintesis

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

16

terbaru dari vRNA diselubungi dengan NP dalam nukleus, dimana fungsinya

sebagai tempat untuk transkripsi yang kedua dari mRNA virus (Horimoto dan

Kawaoka, 2001).

Infeksi selanjutnya, perubahan menghasilkan M1, HA dan NA. HA dan

NA mengalami pelapisan di dalam retikulum endoplasmik, proses selanjutnya di

dalam aparatus golgi, kemudian dibawa menuju permukaan sel, dimana

selanjutnya menyatu dengan membran sel. Inti lokal dari protein M1 dan NS2

menjadi bahan utama untuk migrasi dari RNP keluar dari nukleus untuk disatukan

dalam partikel progeny viral di dalam sitoplasma. RNP-M1 kompleks berinteraksi

dengan protein M1 yang diasosiasikan dengan membran plasma, dan keluar

menuju membran sel, kemudian menutup diri tanpa membran bertahtakan kedua

HA dan NA (Horimoto dan Kawaoka, 2001).

2.2.5 Variasi Antigenik Virus Avian Influenza

Berdasarkan patotipe, virus AI dibedakan menjadi dua kelompok yaitu,

High Pathogenic Avian Influenza (HPAI) yang mempunyai sifat sangat ganas dan

Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI) bersifat kurang ganas (Capua, 2006).

Virus HPAI mempunyai kemampuan baik berkembang biak pada alat

pernapasan, pencernaan, sistem syaraf dan peredaran darah. Kematian akibat

HPAI berlangsung cepat dan didahului dengan gejala gangguan pernapasan atau

kadang tanpa gejala (perakut). Salah satu tanda dari infeksi HPAI adalah tingkat

kematian yang sangat tinggi mencapai 100% pada hewan yang terserang.Selama

ini virus AI yang bersifat HPAI yaitu H5 dan H7.Sifat mudah bermutasi dari virus

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

17

ini menyebabkan keganasananya ditentukan oleh waktu, tempat, dan inang yang

terinfeksi (Rahardjo,2004).

Virus golongan LPAI mempunyai kemampuan baik untuk berkembang

biak pada alat pernapasan (tracheotropic dan pneumotropic) dan saluran

pencernaan (enterotropic). Ayam yang terinfeksi LPAI dapat sembuh dalam

waktu seminggu, dengan gejala pernapasan. Ayam yang sembuh ini dapat

menularkan virus melalui tinjanya. Virus LPAI mampu mengalami mutasi

antigenik menjadi HPAI (Rahardjo,2004).

Antigen virus AI subtipe H5 berubah secara perlahan-lahan dengan mutasi

titik (antigenic drift) atau secara drastis dengan genetic reassortment (antigenic

shift) dan rekombinasi virus. Tekanan sistem imun pada HA dan NA merupakan

pemicu atau pendorong terjadinya antigenic drift (Horimoto dan Kawaoka, 2001).

Antigenic drift terjadi karena perubahan struktur antigen yang bersifat minor pada

antigen permukaan HA atau NA. Pola mekanisme mutasi melalui antigenic drift

ini hanya menyebabkan penambahan atau pengurangan urutan nukleotida antigen

HA, NA atau keduanya tanpa menghasilkan subtipe virus baru. Sedangkan

antigenic shift terjadi karena perubahan struktur antigen yang bersifat dominan

pada antigen permukaan HA atau NA melalui aktifitas dua macam subtipe virus

Avian Influenza sehingga mampu menghasilkan virus subtipe baru sebagai hasil

rekombinasi genetik (Harder dan Werner, 2006).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

18

2.2.6 Penularan

Virus AI berkembang biak pada jaringan tropisma seperti saluran

pernapasan, pencernaan, pembuluh darah, limfosit, syaraf, ginjal dan atau sistem

reproduksi. Virus dapat diisolasi dari feses dan dari saluran pernapasan dalam

jumlah yang cukup besar dari burung-burung terkena infeksi. Dengan asumsi yang

logis karena virus terdapat dalam sekresi, penyebaran penyakit dapat berlangsung

melalui air minum yang tercemar. Burung-burung dapat terinfeksi melalui

masuknya virus ke dalam kantung konjungtiva, hidung ,atau tenggorokan. Bukti

laboratorium dan lapangan menunjukan bahwa virus dapat diambil dari

permukaan dan dalam telur (Rahardjo, 2004).

Penularan virus AI dapat terjadi melalui kontak langsung antara unggas

sakit dengan unggas yang peka. Unggas yang terinfeksi virus AI mengeluarkan

virus dari saluran pernafasan, konjungtiva dan feses. Penularan dapat juga terjadi

secara tidak langsung misalnya melalui udara yang tercemar material atau debu

yang mengandung virus AI (aerosol), makanan atau minuman, alat atau

perlengkapan peternakan, kandang, pakaian, kendaraan, peti telur, eggtray,

burung, mamalia, dan insekta yang mengandung virus AI (Tabbu, 2000).

Virus AI dari burung migran yang menjadi reservoir akan disebarkan

melalui feses yang jatuh dipeternakan unggas dan dapat menjangkiti peternakan-

peternakan unggas lain melalui sumber air minum yang terkontaminasi. Burung

migran juga dapat menyebarkan virus AI pada burung lain yang juga dikenal

sebagi reservoir virus (Isa dkk., 2001).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

19

Transmisi virus AI yang menyerang peternakan terjadi melalui mekanisme

: a) Transmisi langsung dari sekresi (feses, sekresi saluran respirasi) dari burung

yang terinfeksi. b) Telur yang terkontaminasi virus dalam inkubator dan pecah

dapat menginfeksi anak ayam yang sehat (OIE, 2002). c) Peralatan kandang

seperti tempat telur, truk pengangkut pakan, pakaian dan sepatu dari pekerja. d)

Tempat air minum ternak yang terkontaminasi. e) Tempat sampah di peternakan

yang telah terinfeksi virus AI (Rahardjo, 2004).

2.2.7 Patogenesis

Proses infeksi tahap pertama terjadi secara inhalasi (menghirup) atau

ingesti (memakan) virus AI. Enzim tripsin dan protease lainnya dalam sel

tropisma terutama pada epitel saluran pernapasan, paru-paru dan trakea tersedia

untuk pembelahan protein hemaglutinin (Harder and Werner, 2006).

Tahap kedua, virion masuk ke dalam sel secara endositosis. Virus

mengalami replikasi dalam sel endotel dan menyebar melalui sistem peredaran

darah atau sistem limfatik untuk menginfeksi dan replikasi dalam bermacam-

macam tipe sel organ visceral, otak dan kulit. Gejala klinis dan kematian

disebabkan karena kegagalan multiplikasi organ .Kerusakan yang disebabkan oleh

virus AI ini berasal dari satu dari tiga proses berikut: (1) proses perbanyakan virus

secara langsung dalam sel, jaringan dan otak. (2) efek secara tidak langsung dari

produksi mediator seluler seperti sitokin. (3) Iskemik yaitu suplai darah yang tidak

mencukupi akibat adanya thrombus dalam jantung atau pembuluh darah (Harder

and Werner, 2006).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

20

Tahap ketiga dari pathogenesis penyakit AI yaitu replikasi virus yang

biasanya terbatas pada saluran pernapasan atau pencernaan. Virus AI bisa juga

menyebar secara sistemik, memperbanyak diri dan menimbulkan kerusakan pada

ginjal dan sel-sel organ yang lain (Harder and Werner, 2006).

Gambaran dari tahap masuknya dan berkembangnnya AI ke dalam sel

secara skematis : (1) Mula-mula virion menempel pada reseptor sel tropisma

melalui protein Hemagluitinin. (2) Proses endositosis akan berlangsung beberapa

waktu. Berdasarkan pengamatan laboratorium, diketahui selama 10 menit, proses

endositosis dan pelepasan selubung telah mencapai lebih dari 50%, proses ini

sampai semua segmen RNA ke luar ke dalam sitoplasma. (3) Segmen-segmen

tersebut masuk ke dalam inti sel (nukleus) dan mengalami transkripsi, untuk

merubah bentuk (-) RNA menjadi (+) RNA. (4) Sebagian segmen keluar kembali

ke sitoplasma untuk mempersiapkan protein selubung untuk dipakai oleh virus

baru yang akan dihasilkan. Protein yang dimaksud meliputi protein Hemaglutinin,

Neuraminidase, Matriks dan Protein Nonstruktural. (5) Delapan segmen yang

berada di inti sel ditambah dengan segmen RNA yang masih tersisa di sitoplasma

melakukan replikasi, yaitu perbanyakan RNA. Berbeda dengan virus RNA

lainnya, di mana replikasinya terjadi diluar inti sel. Dengan berlangsung di dalam

inti sel, AI menggunakan bahan yang diperlukan dari dalam inti sel inang. Proses

ini yang memudahkan terjadi proses Antigenic drift dan Antigenic shift. (6)

Segmen RNA yang sudah mengalami replikasi, keluar ke sitoplasma untuk

dibungkus dengan protein HA, NA dan M, serta NS, menjadi anak AI yang siap

dilepas dari sel inang. Untuk bisa keluar dari sel inang, virus baru ini akan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

21

menempel pada reseptor yang terdapat di dalam sel inang. Penempelan ini

dilakukan oleh protein neuraminidase, bukan hemaglutinin seperti pada saat

masuk ke sel. Proses ini bisa berlangsung selama dua jam sejak infeksi (Rahardjo,

2004).

2.2.8 Gejala Klinis

Gejala klinik hewan yang terserang virus AI di lapangan bervariasi. Masa

inkubasi virus AI bervariasi antara tiga sampai tujuh hari tergantung dari isolat

virus, dosis virus, spesies, dan umur burung (Beard, 1998). Tingkat keganasan

virus AI (HPAI dan LPAI) merupakan faktor utama yang mempengaruhi

gambaran gejala klinis yang sangat bervariasi tergantung faktor spesies yang

terserang, umur, jenis kelamin, kekebalan tubuh dan faktor lingkungan

(Tabbu,2000).

Bentuk akut (HPAI) ditandai dengan adanya proses penyakit yang cepat

disertai mortalitas tinggi, gangguan produksi telur (berhenti atau menurun secara

drastis), gangguan pernapasan (batuk, bersin, ngorok), lakrimasi (leleran dari

mata) berlebihan, sinusitis, edema di daerah kepala dan muka, pendarahan

jaringan subkutan yang diikuti sianosis pada kulit (terutama di daerah kaki,

kepala, dan pial), diare dan gangguan saraf. Pada kasus tertentu, penyakit ini dapat

berlangsung sangat cepat, unggas dapat mati mendadak tanpa didahului gejala

tertentu dan dapat mencapai 100% (Tabbu, 2000).

Bentuk ringan (LPAI) yaitu bentuk avirulen terjadi, tidak diikuti infeksi

sekunder. Pada bentuk ini akan terlihat adanya penurunan atau produksi telur

terhenti, gangguan pernapasan, anoreksia, depresi, sinusitis dan mortaliltas yang

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

22

rendah tetapi cenderung meningkat. Jika terdapat infeksi sekunder oleh bakteri

atau unggas dalam keadaan stress akibat lingkungan maka gejala klinis yang

timbul dapat menjadi parah. Infeksi dengan tingkat keganasan LPAI pada unggas

liar tidak menimbulkan gejala klinis atau penyakit timbul bersifat ringan (Tabbu,

2000).

Tabel 2.1 Perbandingan Antara LPAI dan HPAI

LPAI HPAI

Subtipe H1-H15 H5-H7

Tempat Replikasi Saluran pernapasan dan pencernaan

Semua organ

Asam amino pada pembelahan H

Arginin tunggal Banyak asam amino

Mortalitas Rendah Tinggi (sampai 100%)

HA dipecah oleh protease Tidak Dipecah oleh protease

Gejala klinis Tidak jelas atau ringan: pernapasan, depresi, diarrhea, produksi telur turun.

Sistemik dengan tanda: depersi, lesu, mata bengkak, produksi telur berhenti, respirasi terganggu, banyak leleran hidung, sinusitis, edema kepala, muka, leher dan kaki, sianosis pada kulit, terutama jengger, pial dan terganggunya sistem syaraf.

Sumber: Taisuke Harimoto & Y.Kawaoka (2001)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

23

2.2.9 Patologi Anatomi

Perubahan patologi anatomi yang ditemukan pada unggas sangat

bervariasi tergantung lokasi lesi, derajat keparahan, tergantung spesies unggas,

dan pathogenesis virus influenza (Tabbu, 2000). Perubahan patologi anatomi yang

biasanya tampak dan bersifat spesifik pada penyakit flu burung atau AI adalah:

warna biru pada kulit , edema pada wajah dan jengger, hemorrhagis pada trakhea,

eksudat dan hemorrhagis pada paru-paru, hemorrhagis pada ginjal, ptechie pada

daging dan kaki (Nidom, 2005; Soejoedono dan Handharyani, 2005).

Pada bentuk ringan terjadi radang nekrotik proventrikulus dekat

perbatasan ventrikulus.Daerah pankreas sering berwarna merah tua dan kuning

muda (Rahardjo, 2004). Pada sinus ditemukan adanya salah satu atau campuran

eksudat kataralis, fibrinus, serofibrinus, mukopurulen atau kaseus. Trakea

menunjukan adanya edema yang disertai oleh pembentukan eksudat yang

bervariasi dari serus sampai kaseus. Kantung udara menebal dan maengandung

eksudat fibrinus atau kaseus. Peritoneum ditemukan adanya peritonitis fibrinus

dan egg peritonitis. Pada sekum atau usus ditemukan adanya enteritis kataralis

sampai fibrinous (Tabbu, 2000).

2.2.10 Diagnosa

Sehubungan dengan adanya gejala klinik dan perubahan patologi yang

bervariasi makan diagnosa definitif hanya didasarkan atas isolasi dan identifikasi

virus. Diagnosis dapat didasarkan atas riwayat kasus, gejala klinik, perubahan

patologi dan tidak adanya penyakit pernapasan lain.Isolasi virus dapat dilakukan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

24

dengan pengambilan dari hewan hidup (feses, usapan kloaka dan hidung) atau

hewan mati (trakea, paru-paru, limpa, ginjal dan usus) (Tabbu, 2000).

Pemeriksaan serologi dapat dilakukan untuk mengetahui adanya

pembentukan antibodi terhadap virus AI yang dapat diamati pada hari ke tujuh

sampai ke sepuluh pasca infeksi. Pemeriksaan serologi yang sering dipakai adalah

uji hemaglutinasi inhibisi (HI) untuk mengetahui adanya antibodi terhadap

hemaglutinin (H) (OIE,2012).

2.2.11 Diagnosa Banding

Penyakit yang mirip AI adalah New Castle Disease (ND), Pigeon

Paramyxovirus, Infectious Bronchitis (IB), Swollen Head Syndrome (SHS), Avian

Mycoplasmosis, Infectious Laryngotracheitis (ILT). Selain itu AI juga mirip

penyakit bakterial akut misalnya kolera dan colibacillosis (Tabbu, 2000).

2.2.12 Pengendalian dan Pencegahan

Avian Influenza tak dapat diobati, oleh sebab itu melakukan langkah

strategis mengendalikan menjalarnya AI antar unggas sangat penting untuk

membantu mengurangi resiko kesehatan masyarakat yang mungkin timbul dari

virus AI subtipe pathogen H5N1. Sejak kasus AI yang mewabah Agustus 2003-

2004, tujuan pengendalian dan pemberantasan AI meliputi pengendalian jangka

pendek dan jangka panjang. Prinsip pengendalian dan pemberantasan yang efektif

adalah program monitoring dan survei nasional yang menyeluruh dan terintegrasi,

peningkatan praktek biosecurity pada semua tingkatan skala produksi pengolahan

serta laboratorium yang berhubungan dengan unggas atau peralatan yang

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

25

digunakan untuk unggas, pendidikan peternak dan pekerja lainnya termasuk

dokter hewan dan paramedik mengenai pengendalian dan pemberantasan AI,

karantina dan pengendalian lalu lintas unggas dan produk unggas serta limbah

peternakan tertular AI, pemusnahan unggas hidup yang terekspos unggas tertular

dalam satu kandang, pemetaan wilayah untuk menentukan wilayah tertular,

terancam dan bebas, penggunaan vaksin sebagai salah satu elemen program

pengendalian dan pemberantasan (EID,2006).

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran AI diantaranyaa

dalah pengamanan biologis yang ketat, pelaksanaan aspek-aspek manajemen

untuk menghilangkan sumber infeksi secara optimal serta vaksinasi. Dalam hal

ini, pengamanan biologis merupakan upaya pertahanan yang paling utama.

Mengingat bahwa virus AI di luar tubuh induk semang mempunyai sifat mudah

diinaktivasi oleh deterjen, formalin, betapropiolakton, eter, hidroksilamin, ion-ion

ammonium, panas, pH terlalu tinggi, kondisi non-isotonik dan kekeringan. Sifat

yang dimiliki virus ini juga merupakan salah satu faktor yang mendukung

program pertahanan pada unggas melalui pengamanan biologis menjadi lebih

efektif. Sedangkan upaya pertahanan melalui vaksinasi akan memperoleh hasil

yang lebih efektif apabila diikuti dengan pengamanan biologis yang ketat (EID,

2006).

Pedoman untuk pencegahan, pengendalian dan pemberantasan virus AI

secara lengkap telah ditetapkan oleh Office International des Epizooties (OIE) dan

World Health Organization (WHO) yang digunakan sebagai acuan program

pencegahan, pengendalian dan pemberantasan AI diseluruh dunia (EID, 2006).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

26

Menurut keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Peternakan

No.17/Kpts/PD.640/F/02.04 terdapat lima prinsip dasar dan penerapan program

pencegahan, pengendalian dan pemberantasan AI antara lain: a) Mencegah kontak

antara hewan yang peka dengan cara menghentikan penyebaran infeksi melalui

karantina atau isolasi lokasi peternakan tertular. b) Pengawasan lalu lintas hewan

atau bahan asal hewan atau bahan lain yang dapat menyebarkan penyakit dari

lokasi peternakan tertular, disinfeksi pada kandang, peralatan, kendaraan dan

bahan permanen lain yang kemungkinan dapat menularkan penyakit. c)

Meningkatkan resistensi hewan (pengebalan hewan peka terhadap virus) dengan

vaksinasi. d) Pemusnahan terbatas (depopulasi) unggas hidup yang terekpos

unggas tertular dalam satu kandang. e) Peningkatan kesadaran masyarakat (public

awarnes) yang diterapkan melalui pendidikan kepada peternak dan sosialisasi

kepada masyarakat melalui media (elektronik, cetak) maupun penyebaran brosur

(Syukur, 2006).

2.3 Uji HA dan Uji HI

Uji serologi dipakai untuk diagnosis Avian Influenza, ialah uji yang

mendeteksi reaksi pengikatan antibodi dengan antigen. Antibodi ialah zat kebal

tubuh yang dilepaskan oleh sel darah putih limfosit B, sedangkan antigen ialah zat

yang bisa memicu dilepaskannya antibodi.Bibit penyakit seperti virus dan bakteri

adalah contoh antigen (Baratawidjaja, 1998).

Organisme tertentu mampu mengaglutinasi eritrosit unggas dan mamalia.

Organisme yang melakukan hemaglutinasi diantaranya adalah virus dari family

Orthomyxoviridae. Aglutinasi eritrosit adalah dasar pengujian hemaglutination

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

27

(HA) dan hambatan aglutinasi dengan menggunakan antiserum subtipe H yang

spesifik adalah merupakan dasar pengujian HI. Prinsip pengujian HI adalah

antibodi terhadap virus akan mencegah pengikatan virus dengan sel darah merah

(Muflihanah, 2009).

Dasar uji HI adalah reaksi ikatan antara antibodi yang terkandung dalam

serum yang diperiksa dan jumlah antigen hemaglutinin AI yang digunakan

sebanyak 4 HAU (Haemaggutination Unit).Aglutinasi sel darah merah oleh virus

atau antigen AI dapat dihambat oleh antibodi atau zat kebal terhadap AI. Bila

terdapat antibodi dalam jumlah mencukupi untuk membentuk kompleks dengan

virion, hemaglutinasi dihambat. Sebaliknya bila antibodi terdapat dalam jumlah

yang tidak mencukupi maka eritrosit akan diaglutinasi oleh antigen dan

membentuk endapan. Pengujian HI merupakan metode yang relatif murah dan

sederhana untuk mengukur antibodi hemaglutinin spesifik pada serum yang sudah

divaksinasi. Hasil uji HI positif ditandai dengan adanya endapan pada dasar

microplate, tidak ada aglutinasi (OIE, 2012).

Virion dari beberapa family virus berikatan dengan sel darah merah yang

dapat menyebabkan hemaglutinasi. Bila antibodi spesifik dari virus dicampur

sebelum ditambah sel darah merah maka hemaglutinasi dihambat. Dasar uji HI

adalah adanya antibodi yang mampu menghambat proses hemaglutinasi oleh

virus. Jumlah antibodi yang mencukupi dalam serum darah merpati, mampu

membentuk kompleks dengan virion yang dapat menyebabkan hemaglutinasi

terhambat dan eritrosit akan terlihat mengendap di dasar sumuran microplate. Bila

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

28

jumlah antibodi tidak mencukupi maka eritrosit akan diaglutinasikan oleh virus

dan terlihat adanya aglutinasi pada dasar sumuran microplate (Fenner et al.,1995).

Uji HA dan HI dilakukan di microplate.Uji HA untuk mengetahui suatu

virus yang mempunyai kemampuan mengaglutinasi eritrosit atau untuk

mengetahui titer virus dengan mengamati dasar sumuran paling akhir yang

menunjukan adanya agregat, tanda adanya hemaglutinasi positif. Uji HI

dilakukan setelah diperoleh hasil positif pada uji HA . Secara singkat, metode

kerja uji HI adalah pengenceran bertingkat serum sampel hingga pengenceran

terbesar yang masih sanggup menghambat aglutinasi sel darah merah. Hasil

positif jika tidak terjadi hemaglutinasi dan hasil negatif jika terjadi hemaglutinasi.

Hasil yang didapat diformulasikan sehingga diketahui titer antibodinya sehingga

dapat dibandingkan dengan standar titer protektif (Selleck, 2007).

2.4 Respon Imun

Antibodi adalah bahan larut yang digolongkan dalam protein yang disebut

globulin atau sekarang dikenal sebagai immunoglobulin (Ig). Immunoglobulin

dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari proliferasi sel B akibat adanya kontak

dengan antigen. Antibodi yang terbentuk secara spesifik ini akan mengikat antigen

baru lainnya yang sejenis (Baratawidjaja, 1998).

Adanya antibodi pada individu bisa diperoleh dari pemaparan alami oleh

infeksi di alam atau imunisasi dengan agen spesifik atau produk-produknya

(imunitas aktif), serta bisa didapat secara pasif dari antibodi yang dibuat

sebelumnya (imunitas pasif). Perolehan imunitas aktif tergantung pada peran serta

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

29

jaringan dan sel-sel hospes sesudah bertemu dengan imunogen sehingga

menyebabkan sintesis antibodi (Muflihanah, 2009).

Secara umum imunglobulin (Ig) digolongkan dalam 5 golongan, masing-

masing diberi nama Ig G, Ig M, Ig A, Ig D, Ig E. Ig G adalah Ig yang paling

banyak jumlahnya dan merupakan komponen utama Ig serum. Imunoglobulin

pada unggas disebut immunoglobulin yolk (IgY), untuk membedakannya dengan

IgG mamalia. IgY mengemban fungsi yang setara dengan IgG mamalia. IgY

berevolusi dan diduga menjadi cikal bakal IgG dan IgE mamalia. Namun,

berdasarkan struktur fundamennya ada perbedaan antara IgG mamalia dan IgY

unggas. Molekul IgY terdiri dari dua rantai berat dan dua rantai ringan. Ada

beberapa hal penting yang membedakan IgG dengan IgY, yaitu IgY lebih resisten

terhadap suhu, pH dan kekuatan ion daripada IgG (Carlender, 2002).

Ig M adalah antibodi pertama yang dibentuk dalam respon imun dan

merupakan Ig yang terbesar ukurannya. Ig A sedikit ditemukan dalam serum

tetapi banyak ditemukan dalam cairan sekresi saluran napas, saluran cerna,

saluran kemih, air mata, keringat, ludah dan air susu, dapat mentralisir toksin atau

virus dan mencegah terjadinya kontak antara toksin atau virus tersebut dengan sel

sasaran. Ig D kadarnya sangat rendah dalam sirkulasi, mempunyai aktifitas

antibodi terhadap antigen berbagi makanan atau autoantigen seperti komponen

nukleus. Adapun Ig E merupakan Ig yang jumlahnya paling sedikit dalam serum,

tetapi paling efektif (Baratawidjaja,1998).

Pengujian serologis mendeteksi antigen mikroorganisme penyebab infeksi

atau antibodi terhadap komponen mikroorgnaisme bersangkutan dalam serum.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

30

Adanya antigen atau pertikel antigen mikroorganisme menunjukan adanya infeksi

dengan mikroorganisme yang relevan sedangkan antibodi menunjukan bahwa

pernah terinfeksi atau pernah terpapar dengan mikroorganisme tersebut

(Muflihanah,2009).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

31

BAB 3 MATERI DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Bulan Maret Sampai April 2013 di

Laboratorium Virologi dan Imunologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Airlangga. Lokasi pengambilan sampel adalah Pasar Banjaran Kota Kediri dan

sampel diambil secara acak.

3.2 Bahan dan Materi Penelitian

Bahan dalam penelitian ini berupa pereaksi dan spesimen. Pereaksi yang

digunakan adalah pengencer PZ (Physiologische Zaline atau Natrium Chloride

0,9%) pH 7,2-7,4 , antigen AI subtipe H5N1 isolat Subang-29 (PUSVETMA),

suspensi sel darah merah ayam 0,5%. Spesimen yang dipakai adalah sampel

serum darah burung merpati yang diambil dari Pasar Banjaran Kota Kediri yang

berjumlah 110 ekor. Peralatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah tabung

venoject, microtube, micropippet 25µl, multichannel pippet 25µl dan 50 µl,

yellowtip, microplate 96 sumuran dengan dasar V, centrifuge ,waterbath, bak atau

tempat pereaksi.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Pengambilan Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling dimana cara

rambangnya menggunakan sampling rambang sederhana (Budiharta dan

Suardana, 2007). Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif dimana terdapat

suatu populasi yang besar (>300) maka sampel yang diambil dalam penelitian

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

32

≥100 (Basri, 2011). Dalam penelitian ini digunakan bahan berupa sampel darah

burung merpati yang diperoleh dari pasar Banjaran Kota Kediri. Jumlah sampel

yang diambil dalam penelitian ini adalah 110 ekor burung merpati yang dipotong

di Pasar Banjaran Kota Kediri. Sampel diambil selama satu bulan dengan waktu

pengambilan dua kali dalam seminggu. Sampel yang diperiksa dari setiap ekor

burung merpati adalah serum darahnya.

3.3.2 Cara Pengambilan Sampel Darah

Pengambilan sampel darah burung merpati dengan mendatangi langsung

pedagang burung merpati di Pasar Banjaran dan tempat pemotongan burung

merpati di pasar tersebut. Cara pengambilan sampel darah dengan cara

menampung darah saat burung merpati dipotong, darah ditampung dengan

venoject dan ditutup dengan prop karet, dibiarkan beberapa saat dalam posisi

miring hingga terjadi pemisahan antara serum dan bekuan darah. Selanjutnya

sampel darah hari pertama diletakkan di dalam termos es, kemudian diletakkan

kedalam kulkas untuk disimpan. Kemudian pada hari kedua pengambilan sampel

dilakukan dengan cara yang sama. Setelah semua sampel lengkap sampel

diletakkan dalam termos es dan dibawa ke Laboratorium Virologi Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya untuk dipisahkan serum dari

bekuan darahnya. Bagi sampel darah yang belum keluar serumnya dilakukan

sentrifugasi dengan kecepatan 2500 rpm selama 10 menit. Setelah serum terpisah,

dipindahkan ke dalam microtube dan sampel serum diinaktivasi dalam penangas

air suhu 56º C selama 30 menit dengan tujuan untuk menghilangkan reaksi

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

33

nonspesifik yang ada dalam serum, kemudian sampel disimpan dalam kulkas

sampai diperiksa (Amanu, 2005).

3.4 Pemeriksaan Sampel

3.4.1 Pembuatan Suspensi Eritrosit 0,5%

Suspensi eritrosit 0,5% diperlukan untuk uji HA dan HI mikroteknik. Cara

mendapatkan suspensi eritrosit dengan konsentrasi 0,5% adalah sebagai berikut:

darah ayam ditampung dalam venoject yang telah diisi dengan antikoagulan

EDTA (konsentrasi 0,1-0,2%) dan darah tersebut disentrifus dangan kecepatan

2500 rpm selama 10 menit. Supernatan dibuang dan sisa endapan ditambahkan PZ

kemudian disentrifus sampai supernatan jernih. Pencucian tersebut diulang

sampai tiga kali dengan cara yang sama hingga didapatkan suspensi eritrosit

100%. Suspensi eritrosit 0,5% diperoleh dengan cara penambahan PZ pada

eritrosit hingga konsentrasi 0,5% (Ernawati dkk., 2008).

3.4.2 Titrasi Antigen (Uji HA) dan Retitrasi Antigen 4 HA unit

Uji HA mikrotiter (mikroteknik) selain digunakan untuk mengetahui titer

antigen, juga dapat digunakan untuk retritasi antigen yaitu untuk mengecek

apakah antigen yang dikehendaki memiliki titer 4 HA unit.Antigen 4 HA unit ini

digunakan sebagai antigen pada uji hambatan hemaglutinasi (HI).

Cara kerjanya adalah mengisi sumuran microplate dengan 25µl PZ mulai

dari sumuran 1-12 pada baris A-B (titrasi duplikat). Alat yang digunakan untuk

mengisi sumuran microplate dengan PZ adalah multichannel pipet 25 µl.

Dilanjutkan mengisi sumuran 1 baris A dan B dengan antigen 25 µl dengan alat

micropipet 25 µl. Selanjutnya antigen dan PZ dicampurkan dengan menggunakan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

34

multichannel pipet 25 µl pada sumuran 1, kemudian dipindahkan ke sumuran 2

demikian seterusnya sampai sumuran ke 11, sedangkan sumuran 12 digunakan

sebagai kontrol eritrosit (tanpa antigen). Semua sumuran diisi dengan 50 µl

eritrosit ayam 0,5%. Kemudian microplate digoyangkan dan diinkubasi pada suhu

kamar selama 30 menit atau sampai eritrosit pada sumuran kontrol mengendap

sempurna, kemudian dibaca titernya (Pembacaan titer sebaiknya dibandingkan

dengan kontrol eritrosit).

Interpretasi hasil uji di atas, sebagai berikut : hemaglutinasi sempurna

(100%) adalah hemaglutinasi terlihat jelas berupa lapisan eritrosit secara merata

(diffuse) pada dasar sumuran dan penjernihan dari cairan bagian atas tanpa

terjadinya pengendapan eritrosit berbentuk titik di tengah sumuran. Titer antigen

adalah jumlah terkecil dari pengenceran tertinggi yang masih mampu menunjukan

reaksi hemaglutinasi.

Setelah diketahui titernya dilakukan pengenceran. Cara menghitung

jumlah pengenceran adalah 2𝑛 : 4 = X (n = jumlah lubang yang terjadi

hemaglutinasi), sebagai contoh 23: 4 = 2 x pengenceran.

Cara kerja retritrasi antigen 4 HA unit adalah mengisi sumuran microplate

dengan 25 µl PZ mulai dari sumuran 1-5 pada baris A dan B (titrasi duplikat).

Alat yang digunakan untuk mengisi sumuran microplate dengan PZ adalah

multichannel pipet 25µl. Dilanjutkan dengan mengisi sumuran 1 baris A dan B

dengan antigen 25µl dan alat yang digunakan adalah multichannel pipet 25µl.

Antigen dan PZ dicampurkan pada sumuran 1, kemudian dipindahkan ke sumuran

berikutnya. Demikian seterusnya sampai sumuran 4 dan sumuran 5 digunakan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

35

sebagai kontrol eritrosit (tanpa antigen). Kemudian dilanjutkan mengisi semua

sumuran dengan 50µl eritrosit ayam 0,5%. Selanjutnya microplate digoyangkan

dan diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit, kemudian dibaca titernya.

(Pembacaan titer sebaiknya dibandingkan dengan kontrol eritrosit).Bila titer

antigen 4 HA unit maka akan terjadi hemaglutinasi pada sumuran nomor 1 dan 2

(Ernawati dkk., 2008).

3.4.3 Pemeriksaan Titer Antibodi (Uji HI)

Pemeriksaan titer antibodi menggunakan 1 microplate untuk 16 sampel

serum burung merpati. Langkah kerja uji HI adalah sebagai berikut : mengisi

semua sumuran microplate dengan 25µl pengencer (PZ). Kemudian serum yang

diperiksa diisi pada sumuran no.1 dan 6 (baris A-H), serta serum dari sampel

burung merpati yang lain pada sumuran no.7 dan 12 (baris A-H) menggunakan

micropipet 25µl. Dengan menggunakan micropipet 25µl, serum dicampurkan

dengan PZ pada sumuran mulai no.1 kemudian pindahkan ke sumuran berikutnya

sampai sumuran no.4 , demikian juga sumuran no.7 sampai sumuran no.10 .

Kemudian dilanjutkan dengan mengisi sumuran no.1 sampai 4 dan sumuran no.7

sampai 10 dengan antigen AI 4HA unit sebanyak 25µl dengan menggunakan

multichannelpipet 25µl. Microplate diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit.

Kemudian semua sumuran diisi dengan 50µl eritrosit ayam 0,5% menggunakan

micropipet 50µl. Diinkubasi lagi pada suhu kamar selama 30 menit atau sampai

eritrosit pada sumuran kontrol eritrosit mengendap sempurna. Kemudian dibaca

titernya.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

36

Interpretasi hasil uji diatas bisa dibaca hasilnya apabila pada sumuran no.5

dan 11 (kontrol sel darah merah) terlihat sel darah merah mengendap dengan

sempurna. Titer antibodi tergantung sampai sumuran mana masih terjadi

hambatan hemaglutinasi. Titer HI dihitung berdasarkan pengenceran tertinggi

antibodi yang masih mampu menghambat hemaglutinasi (Ernawati dkk., 2004).

Tabel 3.1 Skema Uji HI Mikroteknik

Sumuran no. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

PZ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Serum 1 1 1 1 Buang 1 1 1 1 Buang

Antigen 1 1 1 1 1 1 1 1

4 HA Unit

Inkubasi pada suhu kamar selama 30 menit

Eritrosit 0,5% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Inkubasi pada suhu kamar selama 30 menit

Pengenceran 2 4 8 16 Kontrol 2 4 8 16 Kontrol

Keterangan: PZ 1 = 0,025 ml Antigen 1 = 0,025 ml Eritrosit 1= 0,05 ml Sumuran 5 & 11 Kontrol Eritrosit Sumuran 6 & 12 Kontrol Serum

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

37

3.5 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan peneltian non eksperimental yang

berjenis survei deskriptif, karena tidak dilakukan perlakuan dan sampel darah

diambil langsung dari lapangan, dibawa serta dianalisis di laboratorium. Sampel

serum tersebut nantinya akan diperiksa antibodinya terhadap AI Subtipe H5

dengan uji HI.

3.6 Peubah yang diamati atau diukur

Titer antibodi dinyatakan positif apabila terjadi hambatan hemaglutinasi

pada pengenceran ≥ 1/16 (≥ 24 atau log24) dengan menggunakan antigen 4 HAU

(OIE, 2012).

3.7 Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel di lapangan dan

dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Data yang diperoleh dari pemeriksaan

serum darah burung merpati dengan uji HI disajikan dalam bentuk deskriptif,

dengan cara menghitung persentase burung merpati yang mengandung antibodi AI

Subtipe H5 dengan titer ≥24. Presentasenya dapat langsung diketahui dengan

menggunakan rumus:

Persentase burung merpati yang positif mengandung antibodi AI =

Jumlah sampel diperiksa positif

Jumlah seluruh sampel yang diperiksa × 100 (Budiharta dan Suardana, 2007).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

38

BAB 4 HASIL

Penelitian deteksi antibodi Avian Influenza subtipe H5 pada burung

merpati (Columba livia) yang dimulai pada bulan Maret hingga April 2013

dilakukan dengan menggunakan uji HI. Kriteria hasil pemeriksaan yang

digunakan yaitu serum yang diperiksa positif bila hasil uji HI menunjukkan titer

antibodi ≥ 24 (OIE, 2012). Jumlah sampel yang diperiksa adalah 110 sampel

serum burung merpati yang diambil 2 kali dalam seminggu selama 1 bulan dengan

pengambilan sampel secara acak di tempat penyembelihan unggas di Pasar

Banjaran Kota Kediri. Data sekunder menunjukkan burung merpati yang dipotong

di Pasar Banjaran Kota Kediri berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Kediri,

yaitu Plosoklaten, Gurah dan Pare.

Sampel yang sudah lengkap dibawa ke laboratorium dipisahkan dengan

endapan darah dengan dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 2500 rpm selama

10 menit. Setelah serum terpisah, dipindahkan kedalam microtube dan sampel

serum diinaktivasi dalam penangas air suhu 56º C selama 30 menit dengan tujuan

untuk menghilangkan reaksi nonspesifik yang ada dalam serum, kemudian sampel

disimpan dalam kulkas sampai diperiksa (Amanu, 2005). Setelah itu dilakukan

titrasi 4HA Unit pada antigen AI Subtipe H5 sebelum dilakukan Uji HI.

Hasil pemeriksaan dengan uji HI pada 110 sampel, diperoleh seluruh sampel

yang diperiksa mengalami hemaglutinasi, ditunjukan pada Gambar 4.2. Hal ini

menunjukan bahwa pada seluruh sampel tersebut tidak terdapat antibodi AI

subtipe H5.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

39

Gambar 4.2 Hasil Uji HI pada serum merpati (Columba livia) .

Hasil pemeriksaan tertera pada tabel 4.1, diperoleh hasil tidak terdapat

sampel serum yang positif atau 0% mengandung antibodi AI subtipe H5. Hasil

penelitian ini menunjukan seluruh sampel yang diambil tidak terdeteksi adanya

antibodi Avian Influenza pada serum burung merpati di Pasar Banjaran Kota

Kediri.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

40

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Deteksi Antibodi Avian Influenza Subtipe H5 Pada Serum Burung Merpati (Columba livia) di Pasar Banjaran Kota Kediri

Interpretasi hasil uji HI dapat dibaca hasilnya setelah pada sumuran no.5

dan 11 (kntrol sel darah merah) terlihat sel darah merah mengendap dengan

sempurna. Hasil Uji HI dikatakan negative bila terjadi hemaglutinasi sempurna,

reaksi tersebut disebabkan tidak adanya antibodi pada serum burung merpati yang

dapat menghambat antigen (virus AI subtipe H5) untuk mengaglutinasikan

eritrosit. Dan Uji HI positif bila tidak terjadi hemaglutinasi, hal ini disebabkan

Waktu Pengambilan

Jumlah sampel positif

Jumlah sampel negatif

Jumlah keseluruhan

sampel

Persentase sampel positif

23 Maret 0 10 10 0 %

24 Maret 0 10 10 0%

30 Maret 0 10 10 0 %

31 Maret 0 10 10 0 %

6 April 0 12 12 0%

7 April 0 14 14 0 %

13 April 0 5 5 0 %

14 April 0 15 15 0%

20 April 0 10 10 0 %

21 April 0 14 14 0 %

Total 0 110 110 0%

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

41

adanya antibodi dalam serum dapat menghambat antigen (virus AI subtipe H5)

untuk mengaglutinasikan eritrosit.

Gambar 4.3 Uji HI negatif, terjadi hemaglutinasi.

Gambar 4.4 Uji HI positif, tidak terjadi hemaglutinasi.

Gambaran hasil pemeriksaan deteksi antibodi AI pada burung merpati di

Pasar Banjaran Kota Kediri dengan pengambilan sampel 10 kali dalam kurun

waktu satu bulan menunjukkan hasil pemeriksaan yaitu tidak ditemukan antibodi

AI subtipe H5 dari sampel serum burung merpati. Hasil tersebut dapat diartikan

bahwa burung merpati yang dijual di Pasar Banjaran Kota Kediri tidak

menunjukan infeksi AI.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

42

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian deteksi antibodi Avian Influenza subtipe H5 pada serum burung

merpati yang dipotong di Pasar Banjaran Kota Kediri dilakukan dengan uji HI

untuk mengetahui ada tidaknya antibodi AI subtipe H5. Kriteria pemeriksaan yang

digunakan adalah positif terdapat antibodi AI subtipe H5 apabila hasil uji HI

menunjukan titer antibodi ≥ 24 (OIE, 2005). Jumlah sampel yang diambil dalam

penelitian ini adalah 110 sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau

random sampling.

Dalam penelitian ini perlakuan khusus atau red blood cel ltreatment, pada

serum merpati tidak dilakukan, karena sebelum dilakukan penelitian telah

dilaksanakan uji coba pra penelitan pada serum merpati dan menunjukan serum

ini tidak memerlukan perlakuan khusus seperti halnya serum pada bebek maupun

itik. Namun pada penelitian dengan Uji HI sudah dilakukan kontrol serum yaitu

pada sumuran ke 6 dan 12 di microplate untuk mengetahui kualitas setiap sampel

serum yang diperiksa.

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari pedagang burung merpati

yang dijual di Pasar Banjaran Kota Kediri, merpati yang dipotong berasal dari

peternakan di daerah Plosoklaten, Gurah, dan Pare Kabupaten Kediri. Menurut

data dari Dinas Kehewanan dan Perikanan Kabupaten Kediri, terjadi kematian

ratusan itik akibat virus AI pada akhir tahun 2012.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

43

Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan uji HI terhadap 110

sampel serum darah burung merpati yang dipotong di Pasar Banjaran Kota Kediri

didapatkan 0% sampel yang positif atau seluruh sampel yang diperiksa negatef

mengandung antibodi AI subtipe H5. Hal ini menunjukan burung merpati dari

daerah tersebut tidak pernah terpapar virus AI subtipe H5. Selain itu, tidak

ditemukannya antibodi pada sampel bisa disebabkan oleh penurunan titer antibodi

dari paparan sebelumnya. Antibodi mulai terbentuk dan dapat dideteksi 3-7 hari

pasca infeksi dan mulai mengalami penurunan titer antibodi 60 hari pasca infeksi

(Murphy et al., 2003).

Sistem pemeliharaan unggas di Pasar Banjaran Kota Kediri adalah intensif

karena hanya melepas bebek, ayam, atau burung merpati pada saat akan dilakukan

penyembelihan. Burung merpati, bebek, dan ayam berada dalam satu tempat

pemeliharaan yang sama sebelum dipotong. Hasil pengamatan lapangan dari para

pedagang di Pasar Banjaran Kota Kediri ,disebutkan bahwa sering ditemukan

bebek dan ayam yang menunjukan gejala AI serta pernah ditemukan kasus AI

pada bebek di pasar tersebut. Dari informasi tersebut ada kemungkinan burung

merpati terpapar virus AI, akan tetapi antibodinya belum terdeteksi. Tidak

terdeteksinya antibodi virus AI subtipe H5, kemungkinan disebabkan belum

terbentuknya antibodi. Antibodi AI pada semua spesies dapat dideteksi melalui uji

HI atau uji netralisasi virus dalam waktu 3 – 7 hari setelah infeksi dan mencapai

puncak selama minggu kedua (Fenner et al., 1995).

Kasus Avian Influenza pada unggas secara nasional dapat ditemukan

setiap bulan sepanjang tahunnya, namun terdapat kecenderungan terjadi

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

44

peningkatan kasus AI selama musim pancaroba hingga musim hujan. Perubahan

suhu ekstrim menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga berbagai penyakit

unggas termasuk AI dapat menyerang unggas (Direktorat Kesehatan Hewan,

2012). Dari hal tersebut kemungkinan tidak ditemukan burung merpati dari pasar

Banjaran yang positif mempunyai antibodi AI subtipe H5 karena pada bulan

Maret sampai April tahun 2013 di lokasi tersebut tidak turun hujan dan suhu

disekitarnya tinggi (panas) sehingga penularan virus AI melalui udara kecil

kemungkinannya. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian yang dilakukan selama

4 tahun di Mainland-China, menunjukan adanya peningkatan infeksi unggas

domestik terhadap virus Avian Influenza saat terjadi penurunan suhu (suhu

dingin), sehingga dapat disimpulkan bahwa virus ini memiliki tingkat infeksi yang

tinggi pada musim penghujan (Li et al., 2004).

Virus AI subtipe H5N1 yang selama ini endemis di Indonesia sejak 2003

diklasifikasikan dalam Clade 2.1 sub Clade 2.1.1, 2.1.2, dan 2.1.3. Namun, pada

akhir tahun 2012 virus AI yang menyerang sebagian besar unggas berbeda dengan

jenis sebelumnya karena virus yang menimbulkan banyak kematian terutama pada

itik termasuk dalam clade 2.3.2. Dari masalah baru ini dapat disimpulkan

kemungkinan adanya ketidakcocokan antigen karena bisa saja merpati pernah

terpapar virus AI dengan Clade 2.3.2 tetapi antigen yang digunakan adalah

antigen clade 2.1 sehingga antibodi tidak terdeteksi.

Menurut Perkin dan Swayne (2002); Panigrahy et al. (1996) ,bebek dan

burung merpati atau burung liar lainnya lebih tahan terhadap H5N1 HPAI

dibandingkan hewan emu dan angsa. Kebanyakan bebek liar dan burung liar

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

45

merupakan reservoir alami dari virus AI, akan tetapi burung jenis ini paling tahan

terhadap infeksi. Burung liar dapat membawa virus sampai jarak yang jauh dan

mengeluarkan virus melalui kotoran mereka. Tingginya tingkat infeksi

memungkinkan untuk munculnya strain baru dan sangat berbahaya melalui proses

mutasi virus.

Dari beberapa penelitian tentang AI, burung dari suku Columbidae, yaitu

merpati telah diketahui dapat terinfeksi oleh virus AI subtipe H5N1 seperti yang

pernah dilaporkan Dharmayanti dkk. (2004). Infeksi virus ini terjadi secara

asimptomatis, karena virus AI dari jenis yang mempunyai patogenitas rendah

dapat hidup bersama secara seimbang dengan reservoir (Webster et al., 1992).

Banyak kasus AI di Indonesia menunjukkan AI dapat menyebabkan

kematian pada unggas di daerah Jatim, Jateng, Jabar dan Bali (Direktur Jenderal

Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2012). Resiko penularan di Indonesia masih

sangat tinggi karena virus dapat menular apabila unggas dipelihara bebas dengan

unggas lain, menggunakan air yang juga digunakan oleh unggas lain, atau makan

dan minum dari sumber yang tercemar kotoran unggas pembawa virus. Unggas

juga dapat terinfeksi jika bersentuhan langsung dengan hewan pembawa virus,

atau kotoran hewan lain yang membawa virus, atau bersentuhan dengan benda-

benda yang tercemar bahan mengandung virus (Capua et al., 2003 dan Henzler et

al, 2003). Gambaran ini dapat memberikan saran untuk memperlakukan

biosekuriti diperketat, agar pengendalian penyebaran virus AI melalui kontak

burung liar dengan peternakan komersil dapat terhindar.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

46

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan uji HI terhadap 110

sampel serum burung merpati yang dipotong di Pasar Banjaran Kota Kediri pada

bulan Maret sampai April tahun 2013 dapat disimpulkan bahwa pada burung

merpati yang dijual di Pasar Banjaran Kota Kediri tidak ditemukan adanya

antibodi AI subtipe H5.

6.2 SARAN

Setelah melakukan penelitian ini maka saran yang dapat diberikan adalah:

1. Perlu dilakukan pemeriksaan dan deteksi antibodi pada unggas lain

(bebek, ayam, itik, puyuh) yang ada di Pasar Banjaran Kota Kediri untuk

mengetahui ada tidaknya virus AI subtipe H5 pada unggas di pasar

tersebut.

2. Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut pada serum merpati dengan

menggunakan antigen terbaru Clade 2.3, atau dengan isolat berbeda

(H7N7 atau H7N9).

3. Perlu dilakukan deteksi antibodi dan isolasi virus AI subtipe H5 pada

burung merpati di wilayah lain yang diduga berisiko terhadap penyebaran

virus AI.

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penyebaran virus AI subtipe

H5 antar unggas, terutama burung liar yang dinyatakan sebagai reservoir.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

47

5. Perlu dilakukan tindakan surveillance terhadap penyakit AI guna

mengetahui perkembangan penyebaran AI subtipe H5 baik regional

maupun nasional.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

48

RINGKASAN

REZA YESICA. Serangan Avian Influenza (AI) menyerang banyak negara

termasuk Indonesia. Burung merpati (Columba livia) diidentifikasi sebagai salah

satu spesies yang memiliki potensi untuk membawa virus AI subtipe H5 ke

manusia dan diduga sebagai reservoir. Diagnosa serologis virus Avian Influenza

pada serum burung merpati dapat dideteksi dengan pengujian Hemagglutination

Inhibition (HI). Serum dinyatakan positif mengandung antibodi AI Subtipe H5

bila mempunyai titer HI ≥ 24. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau

tidaknya antibodi virus AI subtipe H5 pada burung merpati yang dipotong di

Pasar Banjaran Kota Kediri dengan uji HI.

Virus AI yang dibagi menjadi tiga jenis Virus Influenza tipe A, tipe B,

dan tipe C yang ketiganya ini merupakan family Orthomyxoviridae. Virus ini

mempunyai struktur antigen permukaan antara lain hemaglutinin (HA),

neuraminidase (NA), matriks protein dan nukleoprotein (NP). Penularan virus AI

dapat terjadi melalui kontak langsung antara unggas dan tidak langsung misalnya

melalui udara, makanan atau minuman, perlengkapan peternakan, kandang,

pakaian, eggtray, burung, mamalia, dan insekta yang mengandung virus AI.

Pengambilan sampel darah burung merpati yang dipotong di Pasar

Banjaran Kota Kediri sebanyak 110 sampel. Pengambilan sampel dilakukan

secara random sampling. Serum dipisahkan dari bekuan darah, serum dipindahkan

ke dalam microtube. Sebelum melakukan Uji HI, sampel harus diinaktivasi dalam

waterbath dengan temperatur 56ºC selama 30 menit dengan tujuan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

49

menghilangkan reaksi nonspesifik yang ada dalam serum. Kemudian dilakukan

titrasi antigen 4 HA Unit untuk digunakan dalam uji HI.

Hasil pemeriksaan diperoleh seluruh sampel yang diperiksa mengalami

hemaglutinasi, hal ini menunjukan bahwa pada seluruh sampel tersebut tidak

terdapat antibodi AI subtipe H5.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan burung merpati dari daerah

Kabupaten Kediri (Plosoklaten, Gurah, Pare) belum pernah terpapar virus AI.

Selain itu, tidak ditemukannya antibodi pada sampel bisa disebabkan oleh titer

antibodi akibat paparan sebelumnya yang sudah mengalami penurunan hingga

titer antibodi tidak dapat terdeteksi. Dari sistem pemeliharaan unggas di pasar

tersebut yang secara intensif, ada kemungkinan burung merpati terpapar virus AI

dari unggas lain, akan tetapi antibodinya belum terdeteksi, karena belum

terbentuknya antibodi. Selain itu pada bulan Maret sampai April tahun 2013 di

lokasi tersebut tidak turun hujan dan suhu disekitarnya tinggi (panas) sehingga

penularan virus AI subtipe H5 melalui udara kecil kemungkinannya. Dari

berbagai penelitian terbaru tentang AI kemungkinan merpati terserang virus AI

dengan strain yang berbeda sehingga tidak terdeteksi antibodinya dengan

menggunakan antigen lama.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada burung

merpati yang dijual di Pasar Banjaran Kota Kediri tidak ditemukan adanya

antibodi AI subtipe H5. Perlu dilakukan pemeriksaan dan deteksi antibodi pada

unggas lain (bebek, ayam, itik, puyuh) dan perlu dilakukan pemeriksaan lebih

lanjut dengan menggunakan antigen clade terbaru.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

50

DAFTAR PUSTAKA

Akoso, B. T. 2006. “Waspada Flu Burung” Penyakit Menular Pada Hewan dan Manusia.Kanisius.Yogyakarta.

Amanu, S. 2005. Studi Serologi Dengan Uji Hambatan Hemaglutinasi Terhadap Angsa Yang Dapat Bertindak Sebagai Pembawa New Castle Disease di D.I. Yogyakarta.http://i-ib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=8360.

Baratawidjaja, K.G. 1998. Imunologi Dasar. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Basri, S. 2011. Statistika Dasar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Bread, C.W. 1998.Avian Influenza (Fowl Plaque.Influenza. In A Laboratory Manual for The Isolation And Identification of Avian Pathogens, 3d ed. H.G. Purchase et al.,eds., Kennet square, PA: American Association Avian Pathologist, pp. 110-113. www.vet.uga.edu/vpp/gray_book/FAD/aka.htm [5maret 2006].

Budiharta, S., I.W. Suardana. 2007. Buku Ajar Epidemiologi & Ekonomi Veteriner. Penerbit Universitas Udayana. Denpasar.54-55.

Capua, I., S. Marangon, M. dallaPozza, C. Terregino, G. Cattoli. 2003. Avian Influenza in Italy 1997-2001.Avian Dis:2003;47: Suppl:839-843.

Capua, I., S. Maragon. 2006. Control of Avian Influenza in poultry. Emerging Infectious Diseases; 12:9.

Carlender , K. 2006. Basic Immunology. China: Saunders Elsevier

Chalmers, A. G.2005. Avian Influenza ('Bird Flu') and Pigeons. Lethbridge, Alberta. Canada.

Chusna, A. 2011. Flu Burung Masih Jadi Ancaman Pemilik Unggas. Antara Kantor Berita Indonesia. 12 Agustus 2011.

Crome, H.J. Francis. Forshaw, Joseph.1991.Encyclopaedia of Animals: Birds. London: Merehurst Press. hlm. 115–116.

Dharmayanti, N.L.P.I., R. Damayanti, A. Wiyono, R. IndrianidanDarminto. 2004. Identifikasi Virus Avian Influenza Isolat Indonesia dengan Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Rection (PT-PCR). JITV 9(3): 136-142.

Direktorat Kesehatan Hewan.2012.Catatan Flu Burung pada Januari 2012. www.ditjennak.deptan.go.id

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

51

Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.2013. Jakarta.

Dudung, A.M. 2010. Cara Beternak Merpati Daging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ellis, T.M., R.B. Bousfield., L.A. Bissett., K.C. Dyrting., G.S. Luk., S.T. Tsuin., K. Sturm Ramirez., R.G. Webster., Y. Guan and J.S. Malik Peiris. 2004. Investigation of Outbreak of Highly Pathogenic H5N1 Avian Influenza in Water Fowl and Wild Bird in Hongkong in late 2000. Avian Path.5: 492 – 505.

Emerging Infection Disease (EID). 2006. Control of Avian Influenza in Poultry. http://www.vetcite.org/ publish/items/003162/idex.html. [12 September 2006].

Ernawati, R., A. P. Rahardjo., N. Sianita., J. Rahmahani., F. A. Rantam., W. Tjahjaningsih dan Suwarno. 2004. Petunjuk Praktikum Pemeriksaan Virologik dan Serologik. Laboratorium Virologi dan Imunologi Bagian Mikrobiologi Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya.

Fenner, F.J., E.P.J. Gibbs., F.A. Murphy., R. Root., M.J. Studdert and D.O. White. 1995. Veterinary Virology. 2nd Ed. (Harya Putra dkk., trans) IKIP Semarang Press. Semarang.

Fouchier, R.A.M., B. Olsen., T.H. Bestebroer., S. Herfist., L. Van Der Kemp., G.F. Rimmelzwaan and A.D.M.E. Osterhaus. 2003. Influenza A Virus Surveillance in Wild bird in Northern Europe in 1999 and 2000. Avian Dis. 47: 857-860.

Gisleffos, R. and E. Jellum. 2006. The Janus serum bank and biomarkers of cancer. Norsk Epidemiol. 16(1): 53- 57.

Harder, T.C. and O. Wenner. 2006. Avian Influenza. http://www.influenzareport. com/ir/ai.htm [6Januari 2006].

Hewajuli, D.A., Dharmayanti. 2008. Karakterisasi dan Identifikasi Virus Avian Influenza (AI). [Makalah]. Balai Besar Penelitian Bogor. Bogor.

Henzler, D.J., D.C. Kradel, S.Davison. 2003. Epidemiology, production losses, and control measures associated with an outbreak of Avian Influenza subtype H7N2 in Penssylvania (1996-98). Avian Dis 2003; 47; Suppl: 1022-1036.

Horimoto, T., Y. Kawaoka. 2001. Pandemic Threat Posed By Avian Influenza A Viruses. Clinical Microbiology Reviews. 14 (1): 129-149.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

52

Indrawati, Sendow. 2012. Peran Bank Serum Hewan dalam Menyidik Suatu Penyakit Hewan Secara Seroepidemiologis dan Retrospektif. Balitvet. Bogor.

Indriani, R., N.L.P.I. Dharmayanti., T. Syafriati, A. Wiyonodan R.M.A. Adjid. 2005. Pengembangan prototype vaksin inaktif Avian Influenza H5N1 isolat lokal dan aplikasinya pada hewan coba ditingkat laboratorium. JITV 10(4):315-321.

Indriani, R., N.L.P.I. Dharmayanti., L. Parede., R.M.A. Adjid. 2006. Kajian Vaksinasi Avian Influenza Subtipe H5N1 Pada Burung Puter (Stretopeliabitorquata) dan Merpati (Columba livia). Balai Penelitian Veteriner. Bogor.

Isa, K.A., Mangkat., R, Asmahdan A. Naina, 2004. Jangkitan Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) Resiko Kemasukan ke Malaysia.http://agrolink. moa.my/iph/epu/hpai.htm.

Iskandar, T. 1998. Aves. Puslitbang Biologi, Bogor.

Khawaja, J.Z, K. Naeem, Z.Ahmed and S.Achmad. 2005. Surveillance of Avian Influenza Viruses in Wild Birds in Areas Adjacent to Epicenter of an out break in Federal Capital Territory of Pakistan. International J.Poult.Sci. 4(1):39-43.

Li, K.S, Y. Guan, J. Wang, G.J.D. Smith, K.M. Xu, L.Duan, A.P.Rahardjo, P.Puthavatana, C.Buranathal, T.D. Nguyen, A.T.S. Estoepangestie, A. Chalsingh, P. Auewarakul, H.T. Long, N.T.H. Hanh, R.J. Webby, L.L.M. Poon, H.Chen, K.F. Shortridge, K.Y.Yuen, R.G Webster, J.S.M. Pelris. 2004. Genesis of a Higly Pathogenic and potentially pandemic H5N1 influenza virus in eastern Asia. Nature: 8 July 2004, Vol 430.

Matrosovich, MN., H.D. Klenk. 2004. Neuraminidase is Important for Initiation of Influenza Virus Infection in Human Airway Epithelium.J.Virol.78.

Meliala, T.G. 2012. Deteksi Antibodi Terhadap ND Dengan Uji HI Pada Sampel Serum Ayam Buras Yang Diambil Dari Pasar Dukuh Kupang Surabaya [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga.

Muflihanah. 2009. Serological Diagnostic of Avian Influenza Infections. Hasanuddin University .Makasar.

Murphy, F.A., E.P.J Gibbs, M.C. Horzinek, M.J. Studdert. 2003. Veterinary Virology Third edition. 2003.

Nidom, C.A. 2005. Analisis Molekuler Genoma Virus Avian Influenza H5N1 Di Indonesia [Disertasi]. Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Surabaya.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

53

Nidom, C.A., 2009. Menelusuri Penyebaran Virus Flu Burung di Indonesia (2003-2007). Airlangga University Press. Surabaya.

Noah, D.L., H. Hill., D. Hines., L. White., M.C. Wollf . 2009. Qualification of the Hemagglutination Inhibition Assay in Support of Pandemic Influenza Vaccine Licensure. Clinical and Vaccine Immunology. 16 (4): 558-566.

OIE. 2008. Manual OIE , Avian Influenza Chapter 2. 7.12.

OIE.2012 .OIE Terrestrial manual, Avian Influenza Chapter 2.3.4.

Panigrahy, B., D.A. Senne, J.C. Pedersen, A.L. Shafer and J.E. Pearson. 1996. Susceptibility of Pigeon to Avian Influenza. Avian Dis. 40(3): 600-604

Pedersen, J.C. 2010. Test for Avian Influenza Virus Subtype Identification and the Detection and Quantitation of Serum Antibodies to the Avian Influenza Virus. Methods in Molecular Biology.

Perkin, L.E. and Swayne. 2002. Pathogenicity of a Hongkong origin H5N1 highly pathogenic avian influenza virus for emus, geese, ducks, and pigeons. Avian Dis. 46(1):53-63.

Rahardjo, Y. 2004. Avian Influenza, Pencegahan, Pengendalian, dan Pemberantasannya.Gallus Indonesia Utama. Jakarta

Rantam, F.A .2004. Kinetika Molekular Virus Avian Influenza dan Pengendalian di Masa Datang, disampaikan dalam Seminar Menyikapi Dampak Avian Influenza, tanggal 14 Februari 2004. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya.

Selleck, P., A. Axell. 2008. Reliable and Repeatable Hemagglutinin Inhibition Assays. Offlu. Jakarta.

Soejoedono, R.D., E. Handharyani . 2005. Flu Burung. Penebar Swadaya. Jakarta.

Soeseno, A. 2008.Memelihara dan Beternak Burung Merpati.Yasaguna. Jakarta.

Songserm, T., Amonsin, A., Jam-on, R., Sae-Heng, N., Meemak, N., Pariyothorn, N., Payungporn, S.,Theamboolers, A. and Poovorawan, Y. 2006. Avian Influenza H5N1 in Naturally Infected Domestic Cats.Dis. CDC EID.12(4).

Suarez, D.L., M. Perdue., T. Rowe., C. Bender., J. Huang and D. Swayne .1998. Comparisons of Highly Virulent H5N1 Influenza A Viruses Isolated from Humans and Chickens from Hongkong. J.Virol. 72: 6678-88.

Syukur, D.A. 2006. Situasi Penyakit Flu Burung.http://www.disnakkeswan-lampung.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=143&Itemid=9. [30 Desember 2006]

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

54

Tabbu,C.R. 2000.Penyakit Ayam dan Penanggulangannya : Penyakit Bakterial, Mikal, dan Viral. Kanisius.Yogyakarta.

Teguh, Ferry I. N. 2010. Reaktivitas Hemaglutinin Beberapa Isolat Virus Avian Influenza A/H5 dari Unggas Air Terhadap Serum Hasil Vaksinasi Dengan Vaksin Avian Influenza Komerisal. [Artikel Ilmiah]. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga.

Tizard, I. 1988. Pengantar Imunologi Veteriner. Surabaya. Airlangga University Press.

Webster, R.G, 1992. Evolution An Ecology of avian Influenza A viruses. Microbiol; 56: 152-157.

Warner, O.E., Strarick and J.P. Teifke. 2003. The Susceptibility of Pigeons to Avian Influenza. Avian Dis. 47: 849-856.

Wellenberg, G. 2006. Avian Influenza Viruses: Detection Methods. Paper Presented in the Workshop on Polymerase Chain Reaction (PCR) Technique. Indonesia- Netherlands. Bogor, 20 – 24 November 2006. BPMSOH and Animal Health Service Deventer, Netherland.

Wibawan., I.W.Teguh., Mahardika., G. Ngurah. 2006. Mekanisme Kekebalan terhadap Avian Influenza pada Unggas.Hemera Zoa. 83 (1): 7-17.

Wibawan., I.W.Teguh. 2013. Avian Influenza di Indonesia: Belajar dari H5N1 Bersiaga mencegah H7N9. Bogor.

WHO. 2007. Influenza Research at The Human and Animal Interface : Report of WHO Working Group. Switzerland. WHO/CDS/EPR/GIP/2007.3.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

55

Lampiran 1 : Hasil pengujian HI terhadap 110 sampel serum darah burung merpati dari Pasar Bajaran Kota Kediri.

Kode Sampel Positif Negatif Titer Antibodi HI

1. - < 21 2. - < 21 3. - < 21 4. - < 21 5. - < 21 6. - < 21 7. - < 21 8. - < 21 9. - < 21 10. - < 21 11. - < 21 12. - < 21 13. - < 21 14. - < 21 15. - < 21 16. - < 21 17. - < 21 18. - < 21 19. - < 21 20. - < 21 21. - < 21 22. - < 21 23. - < 21 24. - < 21 25. - < 21 26. - < 21 27. - < 21 28. - < 21 29. - < 21 30. - < 21 31. - < 21 32. - < 21 33. - < 21 34. - < 21 35. - < 21 36. - < 21 37. - < 21 38. - < 21 39. - < 21 40. - < 21

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

56

41. - < 21 42. - < 21 43. - < 21 44. - < 21 45. - < 21 46. - < 21 47. - < 21 48. - < 21 49. - < 21 50. - < 21 51. - < 21 52. - < 21 53. - < 21 54. - < 21 55. - < 21 56. - < 21 57. - < 21 58. - < 21 59. - < 21 60. - < 21 61. - < 21 62. - < 21 63. - < 21 64. - < 21 65. - < 21 66. - < 21 67. - < 21 68. - < 21 69. - < 21 70. - < 21 71. - < 21 72. - < 21 73. - < 21 74. - < 21 75. - < 21 76. - < 21 77. - < 21 78. - < 21 79. - < 21 80. - < 21 81. - < 21 82. - < 21 83. - < 21 84. - < 21

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

57

85. - < 21 86. - < 21 87. - < 21 88. - < 21 89. - < 21 90. - < 21 91. - < 21 92. - < 21 93. - < 21 94. - < 21 95. - < 21 96. - < 21 97. - < 21 98. - < 21 99. - < 21 100. - < 21 101. - < 21 102. - < 21 103. - < 21 104. - < 21 105. - < 21 106. - < 21 107. - < 21 108. - < 21 109. - < 21 110. - < 21

Jumlah 0 110 < 21

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

58

Lampiran 2 : Prinsip Uji Hemaglutinasi

30 MENIT

TIDAK HEMAGLUTINASI

HEMAGLUTINASI

POSITIF

Keterangan : = Antigen = Antibodi = Eritrosit

NEGATIF

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

59

Lampiran 3 : Skema Pembuatan Suspensi eritrosit 0,5%

Eritrosit 0,5 %

Darah + EDTA

sentrifus

2500rpm 10’

Plasma dibuang Ditambah PZ lalu di kocok dengan pipet

sentrifus

Ulangi sampai supernatan jernih

Buang supernatan

19.99 ml 0.01ml

Eri 100 % PZ

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

60

Lampiran 4. Skema Uji HA

A. Titrasi Antigen

Sumuran no. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

PZ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Antigen 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Buang

Eritrosit 0,5% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Inkubasi pada suhu kamar selama 30 menit

Pengenceran 2 4 8 16 32 64 128 256 532 644 Kontrol

Keterangan: PZ 1 = 0,025 ml

Antigen 1 = 0,025 ml

Eritrosit 1= 0,05 ml

B. Retitrasi Antigen 4 HA Unit

Sumuran no. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

PZ 1 1 1 1 1

Antigen 1 1 1 1 Buang

Eritrosit 0,5% 1 1 1 1 1

Inkubasi pada suhu kamar selama 30 menit

Pengenceran 2 4 3 8 16 Konten

Keterangan: PZ 1 = 0,025 ml

Antigen 1 = 0,025 ml

Eritrosit 1= 0,05 ml

Catatan: aglutinasi hanya terjadi sampai pada sumuran nomor 2

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

61

Lampiran 5. Skema Uji HI Mikroteknik

Sumuran no. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

PZ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Serum 1 1 1 1 Buang 1 1 1 1 Buang

Antigen 1 1 1 1 1 1 1 1

4 HA Unit

Inkubasi pada suhu kamar selama 30 menit

Eritrosit 0,5% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Inkubasi pada suhu kamar selama 30 menit

Pengenceran 2 4 8 16 Kontrol 2 4 8 16 Kontrol

Keterangan: PZ 1 = 0,025 ml Antigen 1 = 0,025 ml Eritrosit 1= 0,05 ml 5 & 11 Kontrol Eritrosit 6 & 12 Kontrol Serum

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

62

Lampiran 6. Gambar Proses Penelitian

Gambar 1. Proses Penampungan darah burung merpati ke dalam tabung venoject.

Gambar 2. Tabung venoject dimiringkan agar serum keluar sempurna.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

63

Gambar 3. Tabung Venoject yang berisi sampel darah burung merpati.

Gambar 4 . Proses pemisahan serum dari bekuan darah dengan cara sentrifus.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

64

Lampiran 7. Alat dan bahan penelitian

Gambar 5. Microplate 96 sumuran dengan dasaran V.

Gambar 6. Alat dan Bahan Uji HI Mikroteknik.

(A.Wadah air, B.Gelas ukur, C.Vorteks, D.Multichannelpippete, E.Micropippete, F.Eritrosit 0.5%, G.Antigen AI, H.PZ, I.Yellowtip, J.Microplate)

D

F G H

I

B

E

J

C

A

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

65

Gambar 7. Bahan uji HI mikroteknik . (NaCl fisiologis, Antigen AI Subtipe H5, Eritrosit 0,5 %)

Gambar 8. Darah burung merpati.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

66

Gambar 9. Serum burung merpati.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA

67

Lampiran 8: Proses Pemeriksaan sampel dengan uji HI

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSIDETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (SUBTIPE H5) DENGAN UJI HI

(Hemagglutination Inhibition) PADA SERUM MERPATI (Columba livia) YANG DIAMBIL DARI PASAR BANJARAN KOTA KEDIRI

REZA YESICA