Upload
ros
View
12
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hgdhdh
Citation preview
PORTOFOLIO KASUS V
No. ID dan Nama Peserta: / dr. Maria Christianti
No. ID dan Nama Wahana: IGD RS Sayang Rakyat Makassar
Topik: Hemorroid Interna Grade IV
Tanggal (kasus): 9 April 2015
Nama Pasien: Tn. S No.RM: 04 60 63
Tanggal Presentasi: 14 juni 2015 Pendamping: dr. Syukriah Sofyan
Tempat Presentasi: Ruang Pertemuan RS Sayang Rakyat Makassar
Objektif Presentasi: Anggota Komite Medik & Dokter Internsip RS Sayang Rakyat
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Seorang laki-laki, 27 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada anus. Pasien mengeluh
nyeri pada anus sejak 3 hari smrs. Riwayat hemmoroid dirasakan sekitar 1 tahun dan sudah pernah
berobat tap tidak rutin. Tampak benjolan keluar dari anus tidak dapat dimasukkan lagi. Keluar
darah dari anus (+). Pasien tidak dapat berjalan karena sakit pada anus. BAK lancar
Tujuan: menegakkan diagnosis Hemorroid Interna Grade IV dan memberikan
penatalaksanaan yang sesuai.
Bahan bahasan:
Tinjauan Pustaka
Riset Kasus Audit
Cara membahas:
Diskusi Presentasi dan
diskusi E-mail Pos
Data pasien : Nama: Tn. S No. Registrasi: 04 60 63
Nama RS : IGD RS. Sayang Rakyat
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis : Hemorroid Interna Grade IV
Gambaran Klinis :
Seorang laki-laki, 27 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada anus. Pasien mengeluh
nyeri pada anus sejak 3 hari smrs. Riwayat hemmoroid dirasakan sekitar 1 tahun dan sudah pernah
berobat tapi tidak rutin. Tampak benjolan keluar dari anus tidak dapat dimasukkan lagi. Keluar
darah dari anus (+). Pasien tidak dapat berjalan karena sakit pada anus. BAK lancar.
Pemeriksaan fisis,
1
Kesadaran : Compos Mentis
TD = 120/800 mmHg, N = 90 x/menit, P = 22 x/menit, S = 36,3 °C
2. Riwayat Pengobatan: Pasien pernah berobat dengan keluhan yang sama tetapi tidak
rutin.
3. Riwayat Kesehatan/ Penyakit : -
4. Riwayat Pekerjaan : -
5. Lain- lain :
Pemeriksaan Penunjang :
WBC = 7.29 x 103/uL
RBC = 3.09 x 106/uL
Hb = 7.9 g/dL
Plt = 305 x 103/uL
CT = 6’ 30’’
BT = 2’ 30’’
GDS = 95 mg/dL (<140)
Peter J., Moris. Oxfrod Textbook of Surgery 2nd Edition Volume 2.Oxford press:England.2000
Courtney M.,Townsend. Townsend:Sabiston Textbook of Surgery 16th Edition. Mosby: New
York.2002
Seymour I., Swartz. Principles of Surgery, Companion Handbook 7th Edition.McGraw-Hill :
Philadelphia. 1998
Gerard M., Doherty.Washington Manual of Surgery.Lippincolt-Williams: Washington. 1999.
6. Hasil Pembelajaran
1. Defenisi, gejala hemorroid Interna
2. Etiologi Hemorroid Interna
3. Anatomi Hemorroid Interna
4. Klasifikasi Hemorroid Interna
5. Pemeriksaan Fisik Hemorroid Interna
6. Penatalaksanaan Hemorroid Interna
7. Pencegahan Hemorroid Interna
2
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
1. Subjektif
Seorang laki-laki, 27 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada anus. Pasien mengeluh
nyeri pada anus sejak 3 hari smrs. Riwayat hemorroid dirasakan sekitar 1 tahun dan sudah pernah
berobat tapi tidak rutin. Tampak benjolan keluar dari anus tidak dapat dimasukkan lagi. Keluar
darah dari anus (+). Pasien tidak dapat berjalan karena sakit pada anus. BAK lancar.
2. Objektif
Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Compos Mentis
TD = 120/800 mmHg, N = 90 x/menit, P = 22 x/menit, S = 36,3 °CKepala : mata : anemis +/+, sklera ikterus -/-
Thorax
I : simetris kanan- kiri , jejas (-)
P : MT (-), NT (-)
P : sonor kanan= kiri
A : BP vesikuler Rh -/- Wh -/-, BT (-)
Jantung : BJ I-II reguler
Abdomen
I : datar, ikut gerak napas
A : peristaltik (+) kesan normal
P : MT (-), NT (-)
P : timpani, asites (-)
Ekstremitas : edema (-)
Pemeriksaan Anal :
Inspeksi : Terdapat benjolan besar pada lubang anus ukuran sekitar 5-6 cm, permukaan rata.
Palpasi : Colok dubur (-), nyeri pada penekanan (+), darah(+)
Pemeriksaan Penunjang :
WBC = 7.29 x 103/uL
RBC = 3.09 x 106/uL
Hb = 7.9 g/dL
Plt = 305 x 103/uL
CT = 6’ 30’’ BT = 2’ 30’’
GDS = 95 mg/dL (<140)
3. Assesment
3
Definisi
Hemorroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di
daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih
kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot
di sekitar anorektal.
Gejala klinis hemoroid dapat dibagi berdasarkan jenis hemoroid yaitu:
a. Hemoroid internal
1. Prolaps dan keluarnya mukus.
2. Perdarahan.
3. Rasa tak nyaman.
4. Gatal.
b. Hemoroid eksternal
1. Rasa terbakar
2. Nyeri ( jika mengalami trombosis)
3. Gatal.
Etiologi
Faktor pendukung yang terlibat diantaranya adalah:
a. Penuaan
b. Kehamilan
c. Hereditas
d. Konstipasi atau diare kronik
e. Penggunaan toilet yang berlama-lama
f. Posisi tubuh, misal duduk dalam waktu yang lama
g. Obesitas.
Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis dibagi menjadi 2, yaitu: Hemoroid akibat obstruksi
organik pada aliran vena hemoroidalis superior. Contohnya: sirosis hepatis, trombosis vena porta,
tumor intra abdomen (tumor ovarium, tumor rectum). Hemoroid idiopatik tanpa obstruksi organik
aliran vena. Faktor-faktor yang mungkin berperan adalah keturunan/ herediter (dalam hal ini yang
menurun adalah kelemahan dinding pembuluh darah dan bukan hemoroidnya), anatomi (vena di
daerah mesenterium tidak mempunyai katup sehingga darah mudah kembali, menyebabkan
4
meningkatnya tekanan di pleksus hemoroidalis), pekerjaan (orang yang pekerjaannya banyak
berdiri karena gaya gravitasi akan mempengaruhi timbulnya hemoroid, misalnya polisi lalu lintas,
ahli bedah, tekanan intra abdomen yang meningkat secara kronis (misal: mengedan, batuk kronis).
Pada seorang wanita hamil terdapat 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya hemoroid, yaitu:
adanya tumor intraabdomen, kelemahan pembuluh darah sewaktu hamil akibat pengaruh
perubahan hormonal, mengedan waktu partus
Anatomi Anal Canal
Anal canal adalah akhir dari usus besar dengan panjang 4 cm dari rektum hingga orifisium
anal. Setengah bagian ke bawah dari anal canal dilapisi oleh epitel skuamosa dan setengah
bagian ke atas oleh epitel kolumnar. Pada bagian yang dilapisi oleh epitel kolumnar tersebut
membentuk lajur mukosa (lajur morgagni). Suplai darah bagian atas anal canal berasal dari
pembuluh rektal superior sedangkan bagian bawahnya berasal dari pembuluh rektal inferior.
Kedua pembuluh tersebut merupakan percabangan pembuluh darah rektal yang berasal dari
arteri pudendal interna. Arteri ini adalah salah satu cabang arteri iliaka interna. Arteri-arteri
tersebut akan membentuk pleksus disekitar orifisium anal.
Hemoroid adalah bantalan vaskular yang terdapat di anal canal yang biasanya ditemukan di
tiga daerah utama yaitu kiri samping, kanan depan, dan bagian kanan belakang. Hemoroid
berada dibawah lapisan epitel anal canal dan Universitas Sumatera Utara terdiri dari plexus
arteriovenosus terutama antara cabang terminal arteri rektal superior dan arteri hemoroid
superior. Selain itu hemoroid juga menghubungkan antara arteri hemoroid dengan jaringan
sekitar. Persarafan pada bagian atas anal canal disuplai oleh plexus otonom, bagian bawah
dipersarafi oleh saraf somatik rektal inferior yang merupakan akhir percabangan saraf
pudendal
Klasifikasi Hemoroid
Hemoroid diklasifikasikan berdasarkan asalnya, dimana dentate line menjadi batas histologis.
Klasifikasi hemoroid yaitu:
a. Hemoroid eksternal, berasal dari dari bagian distal dentate line dan dilapisi oleh epitel
skuamos yang telah termodifikasi serta banyak persarafan serabut saraf nyeri somatik
b. Hemoroid internal, berasal dari bagian proksimal dentate line dan dilapisi mukosa.
Derajat Hemoroid Internal
5
hemoroid internal diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan yakni:
a. Derajat I, hemoroid mencapai lumen anal canal.
b. Derajat II, hemoroid mencapai sfingter eksternal dan tampak pada saat
pemeriksaan tetapi dapat masuk kembali secara spontan.
c. Derajat III, hemoroid telah keluar dari anal canal dan hanya dapat masuk
kembali secara manual oleh pasien. Universitas Sumatera Utara
d. Derajat IV, hemoroid selalu keluar dan tidak dapat masuk ke anal canal meski
dimasukkan secara manual.
Pemeriksaan Fisik
Diagnosis dari hemoroid dapat ditegakkan dari hasil pemeriksaan:
1. Inspeksi
Hemoroid derajat I biasanya tidak menyebabkan suatu kelainan di regio anal yang
dapat dideteksi dengan inspeksi saja. Pada hemoroid derajat II tidak terdapat benjolan
mukosa yang keluar melalui anus, akan tetapi bagian hemoroid yang tertutup kulit
dapat kelihatan sebagai pembengkakan yang jelas di 3 posisi utama, terutama sekali
pada posisi anterior kanan. Hemoroid derajat III dan IV yang besar akan segera dapat
dikenali dengan adanya massa yang menonjol dari lubang anus yang bagian luarnya
ditutupi kulit dan bagian dalamnya oleh mukosa yang berwarna keunguan atau merah.
2. Palpasi
Hemoroid interna pada stadium-stadium awalnya merupakan pelebaran vena yang
lunak dan mudah kolaps sehingga tidak dapat dideteksi dengan palpasi. Hanya setelah
hemoroid berlangsung beberapa lama dan telah prolaps, sehingga jaringan ikat mukosa
mengalami fibrosis, hemoroid dapat diraba. Hemoroid interna tersebut dapat diraba
sebagai lipatan longitudinal yang lunak ketika jari tangan meraba sekitar rektum bagian
bawah. Sebenarnya ada tiga pokok keluarnya vena yang kemudian berkelok-kelok dan
seringkali semua tampak bersatu, sehingga ada istilah hemoroid sirkuler. Ketiga tempat
tersebut disebut “primary piles/ sites of Morgan” dan berada pada jam 3, 7, dan 11.
3. Anoskopi
Diperlukan untuk menilai hemoroid interna yang tidak menonjol keluar.
4. Proktosigmoidoskopi Diperlukan untuk memastikan bahwa keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan ditingkat tinggi
Penatalaksanaan
Non Operatif.
6
a. Diet tinggi serat untuk melancarkan buang air besar.
b. Farmakologi
Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan dan gejala.
Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:
1. Obat yang memperbaiki defekasi
Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin tinja (stool
softener). Suplemen serat komersial yang yang banyak dipakai antara lain psylium atau
isphaluga Husk (ex.: Vegeta, Mulax, Metamucil, Mucofalk) Obat ini bekerja dengan
cara membesarkan volume tinja dan meningkatkan peristaltik usus. Efek samping antara
lain ketut dan kembung. Obat kedua adalah laxant atau pencahar (ex.: laxadine,
dulcolax, dll).
2. Obat simptomatik
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau
kerusakan kulit di daerah anus. Jenis sediaan misalnya Anusol, Boraginol N/S dan
Faktu. Sediaan yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk mengurangi radang
daerah hemoroid atau anus. Contoh obat misalnya Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct.
3. Obat penghenti perdarahan
Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena hemoroid
yang dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal dari jeruk lemon dan
paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah.
4. Obat penyembuh dan pencegah serangan
Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 3×2 tablet selama 4 hari, lalu 2×2 tablet
selama 3 hari. Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan terhadap gejala inflamasi,
kongesti, edema, dan prolaps.
c. Terapi non farmakologis
Hemoroidektomi:
Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan pada penderita
hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga dapat dilakukan pada penderita dengan
perdarahan berulang dan anemia yang tidak sembuh dengan cara terapi lainya yang lebih
sederhana. Penderita hemoroid derajat IV yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat
dapat ditolong segera dengan hemoroidektomi. Ada 2 prinsip dalam melakukan
hemoroidektomi, yaitu:
a). Pengangkatan pleksus dan mukosa.
b). Pengangkatan pleksus tanpa mukosa
Pencegahan hemoroid dapat dilakukan dengan:
7
1. Konsumsi serat 25-30 gram sehari. Makanan tinggi serat seperti buahbuahan, sayur-mayur,
dan kacang-kacangan menyebabkan feses menyerap air di kolon. Hal ini membuat feses lebih
lembek dan besar, sehingga mengurangi proses mengedan dan tekanan pada vena anus.
2. Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari
3. Mengubah kebiasaan buang air besar. Segera ke kamar mandi saat merasa akan buang air
besar, jangan ditahan karena akan memperkeras feses. Hindari mengedan.
5. Plan
Diagnosis
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dan penunjang, ditemukan gejala dan tanda yang
mengarah ke diagnosis Fraktur Hemoroid Interna grade IV
Penatalaksanaan
IVFD RL 28 tetes per menit
Injection ketorolac 1 ampul/8 jam/iv
Injection ceftriaxone 1 ampul/12 jam/iv
Injection ranitidine 1 ampul/12 jam/iv
Pendidikan Dilakukan kepada pasien dan keluarganya agar mengetahui indikasi operasi, teknik operasi secara
garis besar, serta risiko yang mungkin terjadi pasca-operasi.
Konsultasi dan Rujukan
Konsultasi dan rujukan diperlukan untuk penatalaksanaan lebih lanjut bagi pasien Oleh
karena itu dilakukan konsultasi dan rujukan untuk penatalaksanaan dan perawatan lebih
lanjut oleh spesialis Bedah.
Kegiatan Periode Hasil yang diharapkan
Penanganan Hemorroid
Interna Grade IV dengan
Selama di UGD dan rawat Nyeri yang timbul akibat
hemorrhoid dapat
8
obat analgetik upaya
menangani nyeri. Dan
konsul spesialis bedah
upaya untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
inap tertangani.
Kepatuhan minum obat dan
pemantauan berulangnya
Hemorroid Interna Grade
IV.
Saat kunjungan untuk
pemantauan pengobatan
Pasien sudah tidak merasa
nyeri.
Nasehat Setiap kali kunjungan Kepatuhan minum obat dan
pemahaman untuk
menghindari pajanan
Makassr, 14 juni 2015
Peserta
dr. Maria Christianti
Pendamping
dr. Syukriah Sofyan
9