36
| | BAHAN SAAT TEDUH EDISI NO. 261 JANUARI 2018 “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. ” [Roma 12:10] 261 | | 二零

“Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif261_Januari2018.pdf · agar mereka tidak melupakan apa yang telah Tuhan kerjakan

  • Upload
    vukhanh

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

| | BAHAN SAAT TEDUH EDISI NO. 261 JANUARI 2018

“Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. ”

[Roma 12:10]

261 || 二零

PERSPEKTIF ditulis tidak untuk menggantikan Alkitab, tetapi sebagai alat penunjang yang membantu kita untuk mengerti firman Tuhan lebih dalam dan sistematis untuk memenuhi kebutuhan rohani Anda. Prinsipnya adalah kem-bali kepada sumber pertumbuhan itu sendiri, yaitu Alkitab. Back to the Bible!

PERSPEKTIF disusun berdasarkan kurikulum yang dalam jangka waktu tertentu, bila Anda setia mengikutinya, maka Anda diharapkan akan memper-oleh gambaran yang cukup jelas secara keseluruhan Alkitab.

Untuk dapat memanfaatkan bahan ini secara maksimal, Anda dapat meng-ikuti saran-saran praktis sebagai berikut:

Sediakan waktu teratur setiap hari sedikitnya 20 menit.Carilah tempat yang tenang, hindari suara-suara yang dapat meng-ganggu konsentrasi Anda.Tenangkan hati dan berdoalah terlebih dahulu memohon pimpinan Tuhan.Bacalah bacaan Alkitab yang telah ditentukan pada hari itu 2-3 kali hingga paham benar, kemudian renungkanlah.Bacalah artikel yang tersedia, dan berusahalah menjawab pertanyaan refleksi yang ada dengan jujur. Setiap jawaban dapat pula Anda tuliskan pada sebuah agenda pribadi untuk dapat dibaca lagi sewaktu-waktu.Doakanlah apa yang telah Anda renungkan, serahkan diri Anda hari itu kepada Tuhan, mohon kekuatan dari-Nya untuk hidup sesuai firman Tuhan dan melakukan tekad yang Anda buat hari itu maupun hari sebelumnya. (Doakan pula pokok doa syafaat yang telah disediakan)

SARAN-SARANPRAKTIS

BERSAAT TEDUH

Penerbit: BPH Majelis Umum GKA Gloria SurabayaAlamat: Jl. Pacar 9-17, Surabaya 60272 Tel. (031) 534 5898 Fax. (031) 545 2907Email: [email protected] Bank: BCA a/c 256 532 5777 a.n. Gereja Kristen Abdiel Gloria

www.gkagloria.or.idPERSPEKTIF

Penulis edisi 261Alex Gunawan, Alfred Jobeanto, Anggiat M. Pandiangan, Bambang AlimBambang Tedjokusumo, Christine Kang, David S. Kosasih, Elok ChrisinarHerty Togatorop, Hendry Heryanto, Jonatan Dwiputra, Natanael ThamrinOtniol H. Seba, Sahala Marpaung, Timotius Alfa, Yohanes SudiartoPenerjemah: Tertiusanto

EDITORIAL

Lectio Divinaelamat tahun baru. Hari ini adalah hari pertama di bulan Januari

S2018, tentunya harapan dan doa kita bersama di tahun yang baru ini, kita tetap setia membangun hubungan dengan Tuhan melalui saat

teduh dan berdoa. Meski kita tahu akan ada kesulitan dan tantangan yang kita hadapi, namun iman dan pengharapan itu akan menjadi “sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita” dalam menjalani kehidupan pada tahun ini.

Renungan PERSPEKTIF di tahun 2018 ini disusun secara berurutan mulai dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru. Kiranya PERSPEKTIF dapat menjadi bahan bagi kita untuk “Lectio Divina” sehingga kita dapat mengerti “apakah yang menjadi kehendak Tuhan untuk kita jalani di dalam hidup kita. Pertanyaan yang muncul, apakah yang dimaksud dengan “Lectio Divina”? Apakah manfaatnya bagi kita?

Lectio Divina adalah sebuah kalimat dari bahasa Latin, yang berarti “pembacaan ilahi” atau Pembacaan Kitab Suci. Ini merupakan sebuah cara untuk mempelajari, menyelami, mendengarkan, berdoa dan melakukan sesuatu dari sabda Tuhan di dalam kehidupan kita. Setidaknya ada 4 langkah dalam melakukan Lectio Divina:

Pertama, Lectio (Membaca). Sisihkanlah waktu dan bacalah bagian Alkitab secara perlahan-lahan. Usahakan untuk memahami Firman Tuhan yang sedang dibaca. Baca nas yang sama untuk kedua kalinya. Dengarkan setiap kata atau frasa yang berbicara kepada anda, dan dengarkan dengan hati anda.

Kedua, Meditatio (Merefleksi). Baca kembali nas itu secara perlahan-lahan. Ketika Anda merasakan ada kata atau frasa yang berbicara kepada Anda, ambillah waktu untuk mempertimbangkan kata atau frasa atau nas Firman Tuhan yang mempunyai keterkaitan dengan hidup anda.

Ketiga, Oratio (Merespon). Baca kembali nas itu secara perlahan-lahan. Pertimbangkan sekarang, bagaimana Firman Allah telah berbicara kepada Anda melalui nas itu dan meresponslah kembali kepada-Nya. Pertimbangkan tindakan-tindakan nyata yang akan Anda lakukan dari nas yang Anda baca.

Keempat, Contemplation (Berdiam Diri). Sekarang ambil beberapa waktu untuk tetap diam di hadapan Tuhan.

Mengakhiri editorial ini, perlulah kita merenungkan perkataan bijak ini, “Seek by reading and you will find by meditating. Knock by praying and it will be opened to you in contemplation.” Dikutip dari St. John of The Cross.

01SENIN

JANUARI 2018

Bacaan hari ini: Yosua 2:1-24Bacaan setahun: Kejadian 1-3, Matius 1

ekuatan dan kemahakuasaan Allah Israel menimbulkan kegentaran

Kbagi penduduk kota Yerikho. Tentulah penduduk kota Yerikho sudah mendengar apa yang dialami bangsa-bangsa sekitar mereka ketika

berhadapan dengan Israel, seperti pengakuan Rahab (ay. 9-11). Tuhan sudah berjanji bahwa Yerikho akan diberikan kepada Israel. Setidaknya ada 3 tokoh yang berperan penting dalam kisah ini: Pertama, Yosua. Yosua memegang teguh janji Allah (Yos. 1:5) bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan Yosua dan akan menyertainya. Karena itu, Yosua tidak mempermasalahkan sarana yang akan dipakai Tuhan untuk menolong Israel. Yosua percaya bahwa Tuhan bisa memakai siapa saja untuk menggenapi janji-Nya, meskipun itu seorang pelacur. Kedua, para pengintai. Kedua pengintai ini dipercayakan sebuah tugas untuk mengintai Yerikho. Mereka yakin bahwa Tuhan akan menolong bangsanya. Mereka juga mau melakukan semua yang diperintahkan oleh Rahab dalam usaha penyelamatan diri mereka dari para prajurit Yerikho. Hal ini menunjukkan bahwa mereka juga percaya bahwa Tuhan dapat memakai media dan cara apapun untuk menolong umat-Nya. Ketiga, Rahab. Rahab seorang pelacur dan perempuan berdosa. Meski demikian dia mempertaruhkan nyawanya demi kedua pengintai itu. Rahab telah mendengar tentang Allah Israel, dan apa yang telah dilakukan-Nya. Rahab meyakini bahwa TUHAN lah yang memberikan tanah itu kepada Israel. Iman yang dibuktikan oleh tindakan Rahab ini, dipuji oleh penulis kitab Ibrani. Rahab adalah seorang berdosa, yang karena tindakannya diampuni dan diselamatkan dan terhitung di antara orang Israel yang setia. Kisah Rahab menggambarkan anugerah Allah kepada orang berdosa dan keselamatan melalui iman saja. Dalam perjalanan hidup sebagi orang Kristen, Tuhan juga memakai kita untuk menjadi alat Tuhan dalam menggenapkan rencana-Nya. Dalam menjalaninya, kita mungkin saja diperhadapkan dengan banyak hal untuk menggenapkan rencana-Nya. Kita hanyalah alat yang meletakkan segala sesuatunya di bawah kendali Tuhan.

“...sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah.”

(Yosua 2:11)

ALAT DI TANGAN TUHAN

Berdoalah supaya Tuhan berkenan memakai setiap kita umat-Nya untuk menjadi alat bagi kemuliaan-Nya. Kitapun mau dan rela untuk tunduk kepada pimpinan dan perintah Tuhan.

STUDI PRIBADI: Apa yang membuat Rahab mau menolong pengintai yang adalah musuh bangsanya?

SELASA

02

TABUT PERJANJIANitab Yosua adalah ringkasan mengenai aksi militer bangsa Israel

Kmenaklukkan tanah perjanjian. Setelah keluar dari Mesir dan diikuti pengembaraan di padang belantara selama empat puluh tahun,

bangsa Israel berada di ambang pintu Tanah Perjanjian, siap menaklukkan penduduk yang tinggal di tempat itu, dan menduduki area baru. Namun sebelum mendapatkannya, Israel diberikan banyak perintah atau instruksi dari Tuhan. Ketika Israel diperintahkan Tuhan untuk menunggu, mereka menunggu; ketika Tuhan perintahkan untuk mulai berjalan, maka mereka juga harus berjalan. Ketika Yosua memberitahu Israel bahwa mereka harus menyeberangi sungai Yordan, Alkitab tidak mencatat ada yang bersengketa atau mempertanyakan kemungkinannya. Karena Israel tahu yang mereka lakukan hanyalah harus taat. Salah satu instruksi Tuhan ialah bahwa tabut perjanjian harus diusung oleh orang Lewi dan berjalan di depan Israel. Bagi bangsa Israel, selain tabut itu berisi dekalog atau sepuluh hukum Tuhan, buli-buli berisi manna dan tongkat Harun, tabut perjanjian merupakan sarana pertemuan di dalam tempat kudus, tempat Tuhan menyatakan kehendak-Nya pada umat-Nya. Jadi tabut melambangkan kehadiran Tuhan yang menuntun umat-Nya. Ketika tabut itu diperintahkan untuk berada di depan, hal ini menunjukkan bahwa Tuhanlah yang akan menjadi pemandu mereka di jalan. Dengan menunjukkan kuasa-Nya, Allah memperkuat iman umat-Nya supaya mereka dapat menghadapi berbagai tantangan dalam usahanya untuk memiliki tanah perjanjian. Tanpa kuasa Tuhan, mereka tidak mungkin merobohkan kota-kota yang dilindungi tembok-tembok yang tinggi dengan pasukan yang kuat. Kita memang tidak melihat wujud tabut perjanjian itu, dan tidak melihat muzijat Tuhan membendung sungai Yordan, namun Tuhan sudah menyatakan janji penyertaan atas kita dalam Firman-Nya. Mari kita imani janji Tuhan ini bahwa Allah akan menolong kita melalui peperangan dunia ini untuk masuk ke dalam “tanah perjanjian” yang kekal.

Bacaan hari ini: Yosua 3:1-17Bacaan setahun: Kejadian 4-6, Matius 2

“Sesungguhnya, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berjalan menyeberang di depan kamu,

masuk ke sungai Yordan.”(Yosua 3:11)

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Tuhan menyertai Israel? (2) Apa bukti penyertaan Tuhan yang Anda rasakan setiap hari?

Berdoalah supaya Tuhan selalu menyertai dan menuntun setiap umat-Nya menjalani kehidupannya, hari demi hari. Umat Tuhan mengimani janji Tuhan akan tanah perjanjian yang kekal.

JANUARI 2018

03RABU

“Supaya ini menjadi tanda di tengah-tengah kamu. Jika anak-anakmu bertanya di kemudian hari:

Apakah artinya batu-batu ini bagi kamu?” (Yosua 4:6)

Berdoalah agar kita juga memiliki “Batu Peringatan” dalam hidup kita akan karya Tuhan sehingga kita bisa senantiasa hidup tetap takut akan Tuhan dan membagikan berkat kepada orang lain.

BATU PERINGATANetelah bangsa Israel berhasil menyeberangi sungai Yordan, maka

STuhan memerintahkan Yosua untuk memilih seorang dari tiap-tiap suku Israel dan mengangkat 12 batu dari tengah-tengah sungai

Yordan dari tempat kaki para imam itu berjejak. Kemudian dalam ayat 20 dikatakan, kedua belas batu yang diambil dari sungai Yordan itu ditegakkan oleh Yosua di Gilgal. Apa tujuannya? Supaya batu-batu itu menjadi tanda peringatan bagi bangsa Israel dan juga keturunannya bagaimana Tuhan telah melakukan keajaiban bagi mereka dengan mengeringkan air sungai Yordan seperti Dia mengeringkan laut Teberau. Batu peringatan ini menjadi pesan bagi seluruh bangsa, khususnya bangsa Israel dan keturunannya agar mereka tidak melupakan apa yang telah Tuhan kerjakan bagi mereka sehingga mereka bisa hidup tetap takut akan Tuhan. Ingatan akan apa yang Tuhan telah lakukan bagi bangsa Israel, sangat penting bagi perjalanan hidup rohani umat Tuhan, sebab dengan berlalunya waktu, mudah sekali bagi mereka untuk melupakan asal mula semua keberhasilan yang berhasil mereka capai. Atau ketika mengalami kesulitan dan tantangan, mudah sekali bagi mereka untuk kemudian berputus asa dan berpaling mencari pertolongan pada hal-hal yang semu. Itulah sebabnya, Tuhan memerintahkan mereka untuk membangun Batu Peringatan ini supaya mereka dan semua keturunannya tidak melupakan apa yang Tuhan telah dan sanggup kerjakan bagi mereka. Dalam perjalanan hidup kita sebagai anak-anak Tuhan, penting sekali bagi kita untuk memiliki “Batu Peringatan” dalam hidup kita, dimana ketika kita berhasil, kita disadarkan dan diingatkan bahwa semua itu merupakan karya tangan Tuhan semata, sehingga kita tidak menjadi sombong dan lupa diri. Dan ketika kita lemah, dan tidak berdaya, kita dikuatkan untuk tetap percaya dan berharap kepada-Nya sebab sebagaimana Ia telah menolong kita di waktu yang lalu, Dia juga sanggup menolong kita melewati kesulitan yang sekarang ini menghadang kita di depan.

STUDI PRIBADI: Terputusnya air sungai Yordan merupakan mujizat yang Tuhan lakukan di awal kepemimpinan Yosua; apa yang Tuhan ingin tunjukkan melalui peristiwa ini selain menyatakan kuasa pemeliharaan-Nya atas umat-Nya? (Baca ayat 14).

Bacaan hari ini: Yosua 4:1-24Bacaan setahun: Kejadian 7-9, Matius 3

JANUARI 2018

04KAMIS

PERSIAPAN MEMASUKI TANAH PERJANJIANetelah peristiwa penyeberangan sungai Yordan, raja orang Amori di

Ssebelah barat sungai Yordan dan semua raja orang Kanaan di tepi laut itu menjadi tawar hati dan hilang semangat menghadapi orang

Israel. Dalam terjemahan Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari dikatakan bahwa “mereka menjadi takut dan gentar karena orang Israel.” Tentunya ini merupakan kesempatan yang tepat untuk menaklukkan bangsa-bangsa di sekitar tanah itu, tapi Tuhan memerintahkan kepada Yosua untuk berhenti sejenak. Mengapa? Tuhan menunjukkan ada yang harus dilakukan terlebih dahulu. Tuhan berfirman kepada Yosua untuk membuat pisau dari batu dan menyunat orang Israel untuk kedua kalinya. Penyunatan dilakukan sebab semua orang yang keluar dari Mesir, yakni yang laki-laki, semua prajurit, telah mati di padang gurun di tengah jalan, dan mereka yang lahir di padang gurun dalam perjalanan sejak dari Mesir, belum disunat (ayat 2-5). Apakah maksudnya ini? Mengapa harus dilakukan sunat untuk kedua kalinya? Bukankah dulu sebelum keluar dari tanah Mesir, seluruh laki-laki bangsa Israel sudah bersunat? Menurut beberapa tafsiran dikatakan bahwa kemungkinan sejak pemberontakan umat Israel di padang gurun, Tuhan menolak mereka sebagai umat-Nya. Karena penolakan ini, maka sunat yang merupakan tanda perjanjian antara Allah dan umat-Nya, tidak lagi dibutuhkan, sampai muncul generasi yang baru yang diterima kembali oleh Tuhan (band. ayat 6-7). Untuk itu, sebelum mereka masuk ke dalam tanah perjanjian untuk menerima berkat-berkat perjanjian, Tuhan memperbaharui perjanjian-Nya dengan umat-Nya lewat sunat dan paskah. Kisah ini mengingatkan kita betapa pentingnya ketaatan kita kepada Tuhan. Kita yang sudah menerima baptisan sebagai tanda kita menjadi umat Tuhan, jangan lagi hidup dalam pemberontakan dan ketidaksetiaan kepada Tuhan sehingga berkat-berkat rohani yang dijanjikan-Nya kepada setiap orang yang percaya dan setia kepada-Nya boleh kita nikmati.

“Pada waktu itu berfirmanlah Tuhan kepada Yosua: Buatlah pisau dari batu dan sunatlah lagi

orang Israel itu, untuk kedua kalinya.”(Yosua 5:2)

STUDI PRIBADI: Setelah seluruh bangsa Israel itu selesai disunat, Tuhan berfirman (ayat 9): “Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu.” Apakah artinya?

Berdoalah agar jemaat Tuhan bisa senantiasa menjaga kehidupan yang seturut dengan panggilannya sebagai umat Tuhan di dalam kekudusan dan kerendahan hati.

Bacaan hari ini: Yosua 5:1-15Bacaan setahun: Kejadian 10-12, Matius 4

JANUARI 2018

05JUMAT

HANCURNYA TEMBOK YERIKHOosua dan orang-orang Israel baru saja menyelesaikan perjalanan di

Ypadang gurun dan menyeberangi sungai Yordan. Mereka bersiap untuk memasuki tanah perjanjian. Namun demikian, rupanya masih

ada rintangan di depan mereka: mereka harus melewati dan mengalahkan penduduk Yerikho. Yerikho merupakan kota yang dikelilingi dengan tembok yang tebal untuk melindungi penduduk yang tinggal di dalamnya. Penemuan arkeologi pada tahun 1931 mendapati bahwa tembok Yerikho terdiri dari dua lapis dengan ukuran: tembok luar tebalnya 1,8 m; tembok dalam tebalnya 3,6 m; jarak antara tembok luar dan dalam 3,6-4,5 m; tingginya 9 m. Yang jelas tembok tersebut pastilah sangat besar karena orang bisa membangun rumah di atas tembok tersebut (2:15). Dengan tembok yang sangat tebal dan gerbang yang tertutup rapat, tidak ada jalan bagi orang Israel untuk menerobos tembok itu dan mengalahkan penduduk Yerikho. Di tengah kondisi yang demikian, Tuhan berfirman kepada Yosua: “Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa” (6:2). Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk mengelilingi tembok Yerikho selama 7 hari dan di hari ke-7 mereka diharuskan mengelilingi tembok itu 7 kali (6:15). Pada hari ke-7, putaran ke-7, bangsa Israel diharuskan bersorak dan seketika runtuhlah tembok yang sangat tebal itu sehingga mereka bisa menerobos masuk (6:20). Tembok Yerikho runtuh bukan karena gempuran dari tentara Israel, tetapi karena iman mereka kepada Tuhan (Ibrani 11:30). Dalam hidup ini, kadang kita mengalami keadaan di mana seolah tidak ada jalan keluar. Masalah bagaikan tembok tebal mengelilingi kita. Namun tetaplah yakin bahwa kita memiliki Tuhan yang Mahakuasa. Asalkan kita mendengarkan suara-Nya dan menaati perintah-Nya, Ia akan menuntun kita pada jalan keluar dari setiap permasalahan kita.

“Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan,

dan merebut kota itu.”(Yosua 6:20b)

STUDI PRIBADI: (1) Siapakah nama perempuan sundal yang dibiarkan hidup oleh Yosua? (2) Mengapa perempuan itu diselamatkan padahal dia juga adalah penduduk Yerikho?

Berdoa agar anak Tuhan membangun kepercayaannya pada Tuhan bukan berdasarkan pada mujizat spektakuler semata, tapi pada pengenalan pribadi terhadap Tuhan dan pengalaman hidup bersama Tuhan setiap harinya.

Bacaan hari ini: Yosua 6:1-27Bacaan setahun: Kejadian 13-15, Matius 5

JANUARI 2018

SABTU

06

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang Musa lakukan, ketika mengalami segala perbuatan Tuhan yang ajaib? (2) Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Musa ini?

etelah mengalahkan penduduk Yerikho, orang Israel harus

Smenghadapi orang-orang Ai. Yosua mengirim beberapa orang untuk mengintai kota tersebut. Dari hasil pengintaian, orang Israel begitu

yakin bisa mengalahkan orang-orang Ai, apalagi jumlah penduduknya tidak banyak. Namun rupanya di hadapan penduduk Ai yang tidak banyak tersebut, orang Israel mengalami kekalahan yang memalukan. Hal tersebut membuat orang-orang Israel menjadi tawar hati dan Yosua meratap di hadapan Tuhan. Tuhan kemudian mengatakan kepada Yosua apa yang menyebabkan kekalahan mereka: “Orang Israel telah berbuat dosa, mereka melanggar perjanjian-Ku yang Kuperintahkan kepada mereka, mereka mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu, mereka mencurinya, mereka menyembunyikannya dan mereka menaruhnya di antara barang-barangnya” (7:11). Sebelum menyerbu kota Yerikho, orang-orang Israel telah diberikan instruksi oleh Yosua mengenai barang-barang yang harus dimusnahkan dan barang-barang yang dikhususkan untuk Tuhan. Namun rupanya, di antara orang Israel ada yang menyembunyikan barang yang dikhususkan tersebut. Dosa itulah yang membuat Tuhan tidak menyertai bangsa Israel sehingga mereka mengalami kekalahan oleh orang Ai. Karena dosa satu orang, seluruh bangsa Israel harus menanggung akibatnya. Setelah dosa tersebut terungkap dan dituntaskan, relasi Allah dengan bangsa Israel didamaikan (7:24-26). Dalam mengikut-Nya, Tuhan menghendaki agar kita memiliki ketaatan mutlak. Kisah bangsa Israel di atas kembali mengingatkan kita bahwa Allah menganggap serius suatu pelanggaran. Dosa membuat kita berpaling dari Allah dan akibatnya juga bisa mempengaruhi orang-orang di sekitar kita. Mari kita terus belajar untuk sungguh-sungguh taat kepada perintah-Nya dan tidak memandang remeh dosa.

Berdoalah dan bersyukurlah kepada Tuhan atas segala kebaikan yang telah Tuhan berikan bagi hidup kita, dan doakan pula agar kita dapat dipakai-Nya menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya.

KETAATAN MUTLAK

“Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu...

Lalu bangkitlah murka Tuhan terhadap orang Israel.” (Yosua 7:1)

Bacaan hari ini: Yosua 7:1-26Bacaan setahun: Kejadian 16-17, Matius 6

JANUARI 2018

MINGGU

JANGAN TAKUT, ALLAH DI PIHAK KITA

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang menjadi kebenaran dan pertolongan hidup kita ketika ada masalah? (2) Bagaimana sikap kita ketika berhadapan dengan masalah kehidupan?

“Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: Janganlah takut dan janganlah tawar hati; bawalah seluruh tentara dan

bersiaplah, majulah ke Ai. Ketahuilah, Aku serahkan kepadamu raja negeri Ai, rakyatnya, kotanya dan negerinya.” (Yosua 8:1)

Berdoalah untuk diri kita dan semua umat Tuhan agar tetap percaya dan berserah hanya kepada pimpinan Tuhan, karena Tuhan sendiri yang akan menyertai setiap kita sampai akhir zaman.

07Bacaan hari ini: Yosua 8:1-35Bacaan setahun: Kejadian 18-19, Matius 7

etakutan, tawar hati dan kegelisahan tidak akan dapat melepaskan

Kkita dari masalah, dan persoalan hidup kita. Oleh sebab itu, sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, kita harus taat kepada Tuhan.

Tuhan telah memberikan Firman-Nya pada kita, satu-satunya Kebenaran dan Pertolongan kita. Di dalam Firman-Nya terdapat janji penyertaan-Nya yang pasti. Kita perlu belajar dari kehidupan Yosua dalam hal ini: Pertama, tidak takut dan tidak tawar hati. Sebagai seorang manusia, Yosua pastinya juga mengalami ketakutan dalam hidupnya, karena ia akan berhadapan dengan musuh yang besar, yaitu negeri Ai, yang kapan saja bisa membunuh dan membinasakan Yosua dan bangsanya. Yosua adalah seorang pemimpin umat Israel, dia harus membuang ketakutan dan tawar hati dari dalam dirinya, sehingga ia dapat memberikan semangat kepada orang-orang Israel. Firman Tuhan lah yang memberikannya kekuatan (ay. 1-2) untuk tidak takut, karena ada Tuhan yang akan menyertai perjuangan mereka untuk mendapatkan kemenangan. Kedua, bertindak sesuai dengan perintah Tuhan. Iman Yosua adalah iman yang disertai takut akan Tuhan. Hidupnya selalu bergantung kepada Tuhan yang Mahakuasa; Tuhan selalu memimpin hidupnya pada masa kesulitan. Pada pasal 7, kali pertama Israel berangkat dengan 3000 orang, dan Israel terkalahkan sehingga menjadi takut. Tetapi pada pasal 8, Tuhan menggunakan cara yang luar biasa, yakni menggunakan strategi perang pancingan (ay. 3-4) dengan mengambil 30.000 orang dan 5000 orang untuk memancing (ay. 12). Pada akhirnya (ay. 18-26) orang-orang Ai menjadi terhimpit dan akhirnya mudah dihancurkan. Semuanya dibunuh. Jika Allah di pihak kita, maka siapapun tidak akan bisa menghancurkan kita. Hanya perlu kita ketahui, sebagai orang percaya dalam menjalani kehidupan ini, kita tidak perlu takut dan tidak tawar hati, Allah berjanji akan menyertai kita senantiasa sampai kesudahan zaman (Mat. 28:20). Maka, “bertindaklah sesuai dengan perintah Allah, karena Ia, TUHAN tidak akan meninggalkan kita” (Ibr. 13:5-6).

JANUARI 2018

SENIN

08

ibeon adalah sebuah suku bangsa yang berdiam di tanah Kanaan

Gdan harus ditaklukkan oleh Yosua. Penyerbuan Yosua ke Yerikho dan Ai, sedikit banyak membuat ketakutan orang-orang Gibeon.

Sementara raja-raja bangsa Kanaan bersatu untuk menghadapi tindakan Yosua (ay. 1), suku bangsa Gibeon justru merancang sebuah strategi (akal) sendiri. Mereka tidak mau menghadapi bangsa Israel secara langsung, karena mereka sadar bahwa mereka pasti akan kalah (ay. 3-5). Dengan akal licik dan strategi yang lihai, orang-orang Gibeon dapat mengelabui perhatian orang Israel. Kita juga sering berhadapan dengan orang-orang seperti Gibeon, kelihatan luar baik tetapi ujungnya menghancurkan kita. Bagaimana sikap kita ketika berhadapan dengan orang-orang seperti bangsa Gibeon: Pertama, berhati-hati dan selalu waspada. Bangsa Israel terjerat oleh tipu muslihat suku Gibeon yang berpura-pura mendapatkan belas kasihan bangsa Israel (ay. 4), sehingga bangsa Israel mengambil keputusan yang salah. Oleh sebab itu, hati-hatilah dan waspadalah dengan tipu muslihat dunia; apabila kita tidak berhati-hati dan tidak waspada, kita dapat terjebak dan jatuh karena keputusan diri sendiri yang salah. Alkitab mengingatkan, “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1Pet. 5:8). Kedua, tetaplah meminta pimpinan Tuhan. “Lalu orang-orang Israel mengambil bekal orang-orang itu, tetapi tidak meminta keputusan TUHAN” (ay. 14). Hal ini yang membuat bangsa Israel tidak waspada karena mereka mengambil keputusan sendiri tanpa mengandalkan Tuhan. Tindakan mengesampingkan Tuhan dalam mengambil keputusan dapat menjerat kita. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok, maka seharusnya kita bergantung dan menyerahkan hidup kita kepada pimpinan Tuhan (bnd. Yak. 4:14). Tetaplah waspada dan andalkan Tuhan dalam segala sesuatu aspek hidup kita agar kita tidak menyesal di kemudian hari.

STUDI PRIBADI: (1) Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang Gibeon? (2) Bagaimana sikap kita ketika berhadapan dengan orang-orang seperti bangsa Gibeon?

“Lalu orang-orang Israel mengambil bekal orang-orang itu, tetapi tidak meminta keputusan TUHAN.”

(Yosua 9:14)

Berdoalah untuk diri kita dan semua umat Tuhan agar tetap berhati-hati dan waspada serta senantiasa berjalan sesuai pimpinan dan kehendak Tuhan sehingga tidak terjerat oleh tipu muslihat si Iblis ataupun dunia ini.

Bacaan hari ini: Yosua 9:1-27Bacaan setahun: Kejadian 20-22, Matius 8

JANUARI 2018

BAIK DI LUAR, TETAPI TIDAK DI DALAM

09SELASA

TUHAN MENYERAHKAN MEREKA KEPADAMUsaha Yosua untuk merebut tanah Perjanjian belumlah usai. Dalam

Upasal ini, kita melihat upaya Yosua menaklukkan bagian selatan tanah Kanaan, terwujud. Persekutuan 5 Kerajaan di Kanaan telah

bersiap memerangi Gibeon yang telah menjadi sekutu Israel. Orang-orang Gibeon meminta Yosua menolong mereka dan Yosua menyanggupinya. Sebelum memulai peperangan itu, Yosua datang kepada Allah dan Allah bersabda menyerahkan semua musuh mereka ke tangan Yosua. Kata “Allah menyerahkan mereka” muncul beberapa kali dalam pasal ini, ayat 8, 12, 19, 30, 32. Semuanya menunjukkan bahwa kemenangan Yosua dan Israel sesungguhnya hanya terjadi oleh kemurahan Allah saja. Bagaimana cara Allah menyerahkan musuh Israel ke tangan mereka? Allah melakukan melalui beberapa mujizat, seperti: Tuhan mengacaukan kondisi musuh (ayat 10), Tuhan melempari musuh dengan batu dari langit sehingga banyak yang mati terbunuh, lebih banyak dari yang terbunuh di tangan pasukan Israel (ayat 11), Tuhan mendengarkan permohonan Yosua untuk menghentikan pergerakan matahari dan bulan sehingga hari itu bangsa Israel berhasil mengalahkan musuh-musuh mereka. Tetapi jangan salah mengartikan kisah ini. Yosua dan segenap bangsa Israel hari itu memenangkan peperangan bukan karena kepintaran Yosua mengatur strategi perang ataupun karena pasukan Israel yang terlatih dan mahir berperang. Semua terjadi karena, “Semua raja ini dan negeri mereka telah dikalahkan Yosua sekaligus, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN, Allah Israel” (ayat 42). Kita perlu belajar bergantung kepada Allah dalam perjuangan hidup kita masing-masing. Sehebat, sepintar atau sekaya apapun kita, tanpa pertolongan Tuhan, niscaya kita tidak akan mengalami “kemenangan” apapun. Sebab itu, ingat, “Allah yang akan menyerahkan mereka (musuh-musuh) kepada kita”, selama kita terus bergantung kepada-Nya sembari bertekun dalam usaha kita yang tidak kenal putus asa untuk terus hidup berkenan kepada Tuhan.

STUDI PRIBADI: Siapakah yang berperan besar dalam peperangan bangsa Israel melawan persekutuan 5 Kerajaan Kanaan?

“Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyerahkan mereka kepadamu.

Tidak seorang pun dari mereka yang akan dapat bertahan menghadapi engkau.” (Yosua 10:8)

Berdoalah supaya jemaat dapat mengandalkan Tuhan di dalam peperangan melawan dunia ini, roh-roh gelap dalam dunia, keinginan dan hawa nafsu duniawi, sehingga menjadi pemenangnya.

Bacaan hari ini: Yosua 10:1-43Bacaan setahun: Kejadian 23-24, Matius 9

JANUARI 2018

RABU

10

paya penaklukan tanah Kanaan terus berlanjut. Setelah Yosua

Uberhasil mengalahkan bangsa-bangsa di selatan Kanaan, sekarang Allah mengarahkan Yosua dan Israel untuk menaklukkan wilayah

utara Kanaan. Peperangan yang dicatat pada pasal-pasal sebelumnya merupakan pernyataan kekuasaan Allah yang luar biasa. Namun hal tersebut tidak membuat kerajaan-kerajaan di wilayah utara Kanaan undur mempertahankan tanah mereka. Kekuatan yang mereka tunjukkan sekarang jauh lebih dahsyat daripada persekutuan lima raja di selatan. Persekutuan mereka dengan kerajaan-kerajaan lain dari sebelah barat dan timur Tanah Kanaan menghasilkan rakyat yang turun berperang. Mereka seperti pasir di tepi laut banyaknya, bersama kuda dan kereta perang mereka (ayat 4). Belum lagi Yosua juga harus berhadapan dengan bangsa Enak, yang badannya laksana raksasa, tinggi dan kuat (ayat 22). Yabin, raja Hazor sendiri merupakan lawan yang tangguh dan memiliki kekuatan militer yang hebat (ayat 10). Meskipun secara manusiawi, wajar bila Israel dan Yosua gentar, namun karena Tuhan di pihak mereka, kegentaran itu sirna (6). Penyertaan Tuhan membuat mereka terus memacu semangat mengalahkan musuh. Sekali lagi kita melihat Tuhan berperang bersama dan bagi mereka. Di pihak Tuhan, cara-Nya luar biasa. Sama seperti ketika pada zaman Musa, Tuhan mengeraskan hati Firaun untuk memusnahkannya (Keluaran 7-12), sekarang Ia mengeraskan hati para raja musuh agar mereka pun dimusnahkan (20). Di pihak umat Israel dan Yosua, mereka harus taat penuh kepada rencana-Nya. Kunci kemenangan iman umat Israel dan Yosua sekali lagi bukan karena kehebatan pasukan mereka. Kemenangan itu dimulai dari kese-diaan untuk taat kepada Allah dan bersedia berjalan bersama dengan Tuhan dalam rencana agung-Nya bagi Israel. Hal yang sama tetap berlaku dalam kehidupan kita masa kini. Bersediakah kita untuk taat dan berjuang bersama Tuhan mengalahkan setiap tantangan kehidupan ini?

STUDI PRIBADI: (1) Apakah musuh terbesar kehidupan kita selama di dunia? (2) Pelajaran rohani apa yang dapat kita lihat dan temukan di dalam kehidupan Yosua?

“Dan TUHAN menyerahkan mereka kepada orang Israel. Mereka dikalahkan dan dikejar... sampai lembah Mizpa yang di sebelah

timur. Demikianlah mereka dihancurkan, sehingga tidak seorang pun dari mereka yang dibiarkan lolos.” (Yosua 11:8)

Berdoalah agar jemaat Tuhan mau taat dan setia beribadah hanya kepada Tuhan, sehingga jemaat Tuhan dapat mengalami kemenangan demi keme-nangan setiap hari.

Bacaan hari ini: Yosua 11:1-23Bacaan setahun: Kejadian 25-26, Matius 10

JANUARI 2018

FACING THE GIANTS

KAMIS

11

etika seseorang berhasil dalam pekerjaannya, tentu dirinya akan

Kdihargai, diangkat dan dipromosikan kepada jabatan yang lebih tinggi. Keberhasilan seseorang membuat dirinya dimuliakan oleh

manusia, oleh perusahaan yang mempekerjakan dirinya. Akan tetapi, apa arti kemenangan bagi setiap kita, yang adalah umat kesayangan Tuhan? Apakah sama dengan kemenangan yang diajarkan oleh dunia? Yosua pasal 11-12 adalah catatan kemenangan bangsa Israel atas tanah Kanaan. Pasal 12 secara khusus mencatat sejumlah raja-raja bangsa Kanaan yang dikalahkan oleh bangsa Israel. Bangsa Israel adalah budak di Mesir ketika Tuhan melepaskan mereka. Yang menduduki tanah Kanaan adalah generasi kedua dari generasi yang dilepaskan Tuhan keluar dari Mesir. Generasi ini bukanlah keturunan dari prajurit perang yang gagah perkasa, mereka tidak terlatih secara militer. Secara manusiawi, mereka tidak mungkin menang atas bangsa Kanaan yang secara fisik jauh lebih besar dan lebih kuat dari mereka, dan dari segi kuantitas atau jumlah bangsa Kanaan jauh melampaui mereka. Akan tetapi kemenangan demi kemenangan diraih bangsa Israel. Hal ini menyatakan betapa besar kuasa Tuhan atas umat-Nya, yang ingin dipakai Tuhan untuk menyatakan diri-Nya kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Kemenangan ini juga sebagai bukti atas penggenapan janji Tuhan, bahwa Tuhan memberikan tanah Kanaan kepada Israel. Selain itu, catatan ini juga menyatakan bahwa melalui Yosua, pemimpin yang dipakai Tuhan, berhasil memimpin bangsa Israel mencapai kemenangan dalam Tuhan. Sebagai umat Tuhan di masa sekarang, kita pun boleh mengalami kemenangan dari Tuhan. Kemenangan kita dalam Tuhan adalah pada saat kuasa Tuhan nyata melalui diri kita, ketika Tuhan berkarya melalui diri kita, pribadi-pribadi yang tidak dikenal oleh banyak orang. Kemenangan dari Tuhan hanya bisa nyata pada saat kita menyerahkan diri kita untuk menjadi alat di tangan Tuhan. Dengan demikian orang banyak bisa menyaksikan kuasa Tuhan nyata melalui hidup kita.

STUDI PRIBADI: (1) Apa artinya keberhasilan dalam hidup Saudara? (2) Apakah kuasa dan kebesaran Tuhan dinyatakan melalui keberhasilan yang Saudara capai?

“Inilah raja-raja negeri yang dikalahkan oleh orang Israel dan yang nengerinya diduduki mereka di seberang Yordan...”

(Yosua 12:1)

Berdoalah agar setiap umat Tuhan, mau dipakai Tuhan untuk menyatakan kuasa dan kebesaran Tuhan melalui pekerjaan, pelayanan dan keluarganya. Kiranya hidup kita memuliakan nama-Nya.

KEMENANGAN DARI ALLAH

Bacaan hari ini: Yosua 12-13Bacaan setahun: Kejadian 27-28, Matius 11

JANUARI 2018

JUMAT

12

eberhasilan yang dicapai seseorang, tidak secara otomatis

Kmendorongnya untuk setia di kemudian hari dan menyelasikan apa yang menjadi bagiannya. Keberhasilan dan kesetiaan adalah dua

hal yang berbeda. Dalam bagian ini, Tuhan ingin mengajar kita, umat pilihan-Nya, bahwa yang terpenting dari keberhasilan itu adalah kesetiaan dalam mengerjakan apa yang Tuhan percayakan kepada setiap kita. Dalam Yosua 13:1 dicatat bahwa Tuhan sendiri yang mengatakan bahwa Yosua sudah terlalu tua dan terlalu lanjut umur untuk melanjutkan kepemimpinannya atas bangsa Israel, untuk menduduki tanah Kanaan yang belum diduduki. Sebelum Yosua memasuki usia pensiun, Tuhan mempercayakan satu hal terakhir baginya, yaitu membagi tanah Kanaan yang belum diduduki. Pasal 14:1-5 mengisahkan bagaimana Yosua menjalankan perintah Tuhan ini dengan setia dan menyelesaikan tugas terakhir ini dengan baik. Sekalipun tanah Kanaan masih banyak yang belum diduduki, Yosua tahu kapasitasnya yang sudah lanjut usia, sehingga Yosua bisa menerima tugas itu dengan rela hati. Ayat 5 mengatakan bahwa kota-kota di Tanah Kanaan sudah dibagi-bagi sebagai milik pusaka kepada orang Israel sesuai dengan kehendak Tuhan. Di balik suatu keberhasilan hidup yang boleh kita capai, lebih dari itu, Tuhan menginginkan kesetiaan kita. Setia kepada pasangan kita, setia kepada anak-anak kita dalam mendidik mereka dalam hidup takut akan Tuhan, setia dalam mengerjakan pekerjaan yang Tuhan telah percayakan kepada kita dengan berkenan kepada Tuhan, setia dalam melayani Tuhan dan setia menjaga kekudusan hidup kita. Jadilah umat Tuhan yang setia pada apa yang Tuhan percayakan kepada kita, dengan demikian kita boleh hidup mencerminkan kesetiaan Tuhan yang tidak pernah berkesudahan.

STUDI PRIBADI: (1) Apa artinya kesetiaan bagi Saudara? (2) Adakah dalam hal-hal tertentu saat ini dimana Saudara merasa ingin menyerah dan putus asa, sehingga berhenti dalam melakukan sesuatu? Jika ada, mohonkanlah pimpinan dan penyertaan Tuhan dalam hal tersebut.

Berdoalah agar kita umat Tuhan, tidak mudah menyerah dalam menghadapi keadaan dan kondisi yang sulit. Mohon Tuhan menganugerahkan kesetiaan kepada setiap kita untuk mengerjakan bagian kita sampai akhir hidup kita.

SETIA SAMPAI MATI

Bacaan hari ini: Yosua 14:1-15Bacaan setahun: Kejadian 29-30, Matius 12

“Inilah semuanya yang diterima oleh orang Israel sebagai milik pusaka di tanah Kanaan, yang telah dibagikan kepada orang

Israel oleh imam Eleazar dan Yosus bin Nun...”(Yosua 14:1) JANUARI 2018

SABTU

BIJAK DENGAN DIRI SENDIRI

“Katanya: Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!”

(Bilangan 13:30)

13Bacaan hari ini: Yosua 15:1-63Bacaan setahun: Kejadian 31-32, Matius 13

esuai dengan arti namanya, Kaleb adalah seorang yang gagah

Sberani. Ketika diutus Musa mengintai tanah Kanaan, di antara dua belas pengintai, sepuluhnya ketakutan melihat postur tubuh musuh

yang tinggi besar, orang Enak, penduduk Hebron, suku asli Kanaan. Hanya dua orang yang berani melihat dengan sudut pandang berbeda, dan salah satunya adalah Kaleb. “Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!” (Bilangan 13:30). Setelah empat puluh lima tahun, ketika hampir semua tanah Kanaan ditaklukkan, ternyata masih ada pegunungan Hebron yang belum ditaklukkan. Namun persoalannya sekarang Kaleb sudah berusia delapan puluh lima tahun. Syukurlah, usia tidak melemahkan semangat juang dan iman Kaleb untuk mendapatkan pegungan Hebron. Kaleb masih sanggup menghalau tiga orang anak Enak, yaitu Sesai, Ahiman dan Talmai dari daerah Kiryat-Arba. Setelah mengalahkan Kiryat-Arba, Kaleb terus maju untuk menyerang Kiryat-Sefer. Di sinilah kita melihat kebesaran hati dan keluhuran jiwa Kaleb. Walaupun semangatnya tidak berubah seperti empat puluh lima tahun lalu, Kaleb sadar bahwa fisiknya sudah tidak sama, butuh orang lain, generasi muda yang bisa mewarisi semangat dan imannya. Tidak tanggung-tanggung, Kaleb berjanji: siapa yang bisa mengalahkan penduduk Debir, ia akan memberikan putrinya sendiri menjadi istri orang itu. Akhirnya tampillah Otniel anak Kenas, keponakannya sendiri menaklukkan kota Kiryat-Sefer. Dan Kaleb menepati janjinya memberikan Akhsa, anaknya menjadi istri Otniel. Belajar untuk bijak dengan diri sendiri itu tidak mudah; memang betul hidup ini adalah kesempatan untuk melayani Tuhan, semangat pelayanan tidak boleh luntur, usia terus bertambah, namun fisik kita semakin lemah. Seorang pemimpin besar harus juga seorang yang berjiwa besar, sanggup melihat dan mempersiapkan generasi selanjutnya; visi tidak berhenti dan mati di tangannya. Sebaliknya delegasikanlah tugas dan tanggung jawab, agar regenarasi dapat terjadi. Mari kita belajar dari Kaleb.

Berdoa bagi para pemimpin gereja supaya mereka giat dalam pelayanan dan setia dengan komitmen melayani Tuhan serta mempersiapkan generasi muda untuk melayani Tuhan di masa yang akan datang.

STUDI PRIBADI: (1) Apa alasan utama Kaleb memiliki semangat dalam melayani Tuhan? (2) Apakah yang dapat kita pelajari dari kepemimpinan Kaleb dalam kisah ini?

JANUARI 2018

MINGGU

14

BEKERJALAH, JANGAN TUNGGU PEMBAGIAN

“Jawab Yosua kepada mereka: Kalau engkau bangsa yang banyak jumlahnya, pergilah ke hutan dan bukalah tanah bagimu

di sana di negeri orang Feris dan orang Refaim, jika pegunungan Efraim terlalu sesak bagimu.” (Yosua 17:15)

Bacaan hari ini: Yosua 16:1-17:18Bacaan setahun: Kejadian 33-35, Matius 14

acaan ini memberitahukan bahwa bangsa Israel sudah masuk tanah

BKanaan, dan tanah Kanaan-pun telah diundi dan dibagikan, masing-masing suku mendapatkan bagiannya sendiri. Bani Yusuf mengeluh

pada Yosua, mereka merasa jumlahnya banyak namun tanah yang didapat hanya satu bagian saja. Benarkah pembagian itu tidak adil? Kita lihat siapa Yosua. Yosua berasal dari suku Efraim, anak Yusuf. Kelompok yang protes juga dari bani Yusuf, satu suku dengan Yosua. Di sini terjadi konflik kepentingan, apakah membela sukunya, ataukah setia pada jabatan. Jawab Yosua kepada mereka: “Kalau engkau bangsa yang banyak jumlahnya, pergilah ke hutan dan bukalah tanah bagimu di sana di negeri orang Feris dan orang Refaim, jika pegunungan Efraim terlalu sesak bagimu” (Yosua 17:15). Dari jawabannya kita mengerti, ternyata tanah yang diserahkan pada bani Yusuf itu sangat luas dan lebih dari yang mereka butuhkan. Akan tetapi sebagian tanah itu masih hutan dan dikuasai orang Kanaan, mereka masih harus bekerja, berjuang membuka hutan dan menaklukkan orang Kanaan. Namun bani Yusuf tidak mau bekerja, berjuang menaklukkan musuh yang masih tersisa. Mereka beralasan bahwa orang Kanaan masih sangat kuat, memiliki kereta besi; mereka tidak sanggup mengalahkannya. Yosua tetap mendorong bani Yusuf untuk berjuang mendapatkan tanah yang sudah dibagikan. Memang menerima hasil bersih tanpa harus berusaha itu enak, namun itu bukanlah maksud Tuhan, Ia ingin mendidik kita untuk berjuang mendapatkan anugerah yang sudah disediakan bagi kita. Pelajaran yang kita dapat dari bacaan di atas adalah, pertama: Seperti Yosua, dalam menjalankan kepemimpinan, kita harus bisa memisahkan antara kepentingan pribadi dengan tugas dan tanggung jawab kita, jangan dicampur-aduk. Kedua, berkat yang Tuhan berikan seringkali kita terima melalui usaha dan pekerjaan kita. Bukan Tuhan tidak sanggup memberikan secara utuh, namun Tuhan ingin kita berusaha, berjuang untuk menyambut berkat-Nya.

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa bani Yusuf belum mendapat tanah pembagian dari wilayah tanah Kanaan yang telah dikuasai? (2) Apakah penyebab utama dari masalah ini?

Berdoalah bagi para pemimpin gereja agar mereka dapat menjalankan tugas dan pelayanan yang telah dipercayakan kepada mereka dengan tidak mengutamakan kepentingan serta motif pribadi.

JANUARI 2018

SENIN

15

JANGAN MALAS

“Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi

menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu?” (Yosua 18:3)

Bacaan hari ini: Yosua 18:1-28Bacaan setahun: Kejadian 36-38, Matius 15

agian firman Tuhan ini mengisahkan tentang pembagian tanah bagi

Bsuku-suku Israel. Nampaknya, usaha pembagian tanah ini menjadi “mandeg” dan dikatakan pada permulaan firman Tuhan ini, bahwa

masih ada tujuh suku lagi yang belum mendapatkan bagian milik pusaka. Alasan dari tersendatnya usaha ini adalah karena kemalasan diri mereka sendiri. Ini menjadi perhatian Yosua untuk memperingatkan bangsa Israel agar segera melanjutkan usaha untuk menduduki tanah Kanaan dan membaginya menjadi milik pusaka di antara suku-suku Israel. Kemalasan bangsa Israel bisa jadi karena mereka mulai menikmati kesuburan tanah Kanaan sehingga mereka merasa bisa hidup dengan baik dengan tanah yang sudah ada dalam penguasaan mereka. Apalagi dikatakan bahwa negeri itu telah takluk kepada bangsa Israel (ay. 1). Padahal masih ada tujuh suku lagi yang belum mendapatkan tanah pusaka. Kemalasan ini bisa berakibat pada: Pertama adalah ada suku-suku Israel yang tidak memiliki tanah pusaka dan itu bisa berdampak bagi kehidupan keturunan mereka di tanah Kanaan. Kedua adalah para musuh mereka bisa jadi akan menjadi lebih kuat dan akan berbalik melawan mereka di kemudian hari. Tetapi akibat yang fatal adalah mereka tidak lagi mengindahkan perintah Tuhan secara penuh, persis seperti yang sering terjadi selama perjalanan dari Mesir ke Kanaan. Hal ini mengingatkan tiap kita untuk berhati-hati terhadap kemalasan, terutama kemalasan untuk melakukan firman Tuhan. Kita cenderung malas melakukan firman Tuhan karena sudah merasa nyaman dengan hidup kita. Ini yang membuat kita lupa akan Tuhan dan kehendak-Nya. Kita juga malas karena tidak mau sepenuh hati taat kepada kehendak Tuhan. Akibatnya, tanpa sadar kita membuka pintu untuk masuknya dosa ke dalam kehidupan kita. Tetapi yang lebih dari itu adalah kita membiarkan kehidupan rohani kita menjadi “mandeg” dan tidak bertumbuh. Sehingga kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan tidaklah berbeda dengan kehidupan lama kita sebelum percaya Tuhan. Biarlah hal ini menjadi peringatan buat kita.

STUDI PRIBADI: Mengapa Yosua menegur kemalasan bangsa Israel yang berhenti menduduki tanah Kanaan?

Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar senantiasa mau belajar untuk taat dalam melakukan kehendak Tuhan. Kiranya kenyamanan ataupun kesulitan hidup tidak membuat kita “mandeg” dan tidak bertumbuh dalam iman kepada-Nya.

JANUARI 2018

SELASA

16

MEMIMPIN SAMPAI AKHIR

“Setelah orang Israel selesai membagikan negeri itu menjadi milik pusaka mereka menurut daerah-daerahnya,

maka kepada Yosua bin Nun diberikanlah milik pusaka di tengah-tengah mereka.” (Yosua 19:49)

Bacaan hari ini: Yosua 19:1-51Bacaan setahun: Kejadian 39-40, Matius 16

ujuh suku Israel yang sebelumnya belum mendapatkan bagian milik

Tpusaka, akhirnya melakukan yang diperintahkan oleh Yosua untuk menduduki tanah Kanaan agar mendapat milik pusaka. Maka satu

persatu dari tujuh suku tersebut akhirnya mendapatkan tanah milik pusaka mereka. Menarik untuk diperhatikan adalah, ternyata Yosua sampai pada saat itu adalah yang masih belum memiliki tanah sebagai milik pusakanya. Padahal suku dari Yosua, yaitu suku Efraim sudah lebih dahulu mendapat bagian dari tanah Kanaan. Mengapa bisa demikian? Dalam hal ini Yosua mengutamakan kehendak Tuhan. Yosua sebagai pemimpin Israel memastikan dan memimpin Israel untuk menyelesaikan semua yang Tuhan inginkan bagi mereka. Yosua sangat memahami tugas dan tanggung jawab yang diterimanya dari Tuhan. Selain memimpin bangsa Israel memasuki Kanaan, Yosua juga bertanggung jawab mengatur pendudukan tanah Kanaan. Itulah sebabnya dia mengingatkan mereka ketika mereka jatuh dalam kemalasan dan melupakan kehendak Tuhan ini. Yosua justru menunjukkan teladannya yaitu seseorang yang tidak jatuh dalam kemalasan untuk menaati kehendak Tuhan, dan justru sepenuh hati melakukannya. Yosua termasuk salah satu dari 11 orang yang mengintai tanah Kanaan, sesuai perintah Musa. Keberanian dan ketaatannya kepada pimpinan Tuhan telah menjadikan Yosua menjadi pemimpin yang dihormati dan diteladani. Ketika Israel menduduki tanah Kanaan dan telah membagi milik pusaka tanah itu kepada suku-suku yang ada, baru kemudian Yosua mendapatkan milik pusakanya. Ini mengingatkan kita untuk menjadi orang-orang yang taat sepenuh hati kepada kehendak Tuhan. Tidak membiarkan kemalasan dan sesuatu hal menghalangi kita untuk sepenuh hati melakukan kehendak Tuhan. Apalagi bagi kita yang dipercaya Tuhan menjadi pemimpin di dalam Gereja Tuhan atau pemimpin bagi keluarga kita. Hendaknya kita menjadi contoh seseorang yang mau belajar untuk taat sepenuh hati kepada Tuhan, baik itu bagi jemaat atau anggota keluarga kita. Kiranya Tuhan menolong kita.

Berdoalah bagi para pemimpin Gereja, juga para pemimpin keluarga agar diberikan hati untuk mau taat dan setia kepada panggilan Tuhan di manapun mereka berada.

STUDI PRIBADI: Mengapa Yosua harus menunggu semua suku selesai mendapatkan milik pusaka, baru tiba giliran dia?

JANUARI 2018

RABU“Demikianlah TUHAN adalah tempat perlindungan

bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan.”

(Mazmur 9:10)

17

KOTA PERLINDUNGAN

Bacaan hari ini: Yosua 20:1-9Bacaan setahun: Kejadian 41-42, Matius 17

Berdoalah agar setiap jemaat Tuhan mau menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan Yesus Kristus, Sang Pelindung Sejati dan pemilik kehidupan ini, sehingga kita tidak kuatir akan masa depan.

ota Perlindugan dalam Yosua 20:1-9 berawal dari rencana Tuhan

Kmemberikan pertolongan kepada mereka yang tidak bersalah, yang tanpa sengaja melakukan kesalahan, agar dapat tinggal aman

dalam kota perlindungan dan memperoleh keselamatan (Bil. 35). Bagian ini merupakan penggenapan janji Tuhan kepada orang Israel, dan kota perlindungan ini diambil dari berberapa kota yang Tuhan berikan kepada kaum Lewi untuk menjadi miliknya. Secara praktik, kita kurang melihat fungsi kota perlindungan dalam sejarah Israel PL. Namun kata “perlindungan” ini sangat jelas dalam kehidupan Daud dan orang-orang zaman itu. Sehingga kita menemukan berulangkali Pemazmur mengatakan bahwa Tuhan adalah “kota atau tempat” perlindunganku. Perlindungan mereka tidak dibatasi oleh sebuah kota, tetapi juga kota benteng, gunung batu, kubu pertahanan, dan uniknya semua ini bukan secara harfiah, melainkan penggambaran menuju kepada TUHAN Allah yang merupakan “Tempat Perlindungan” yang pasti. Sesungguhnya, Kota Perlindungan ini merupakan sebuah gambaran yang mengacu kepada Yesus Kristus. Di mana Yesus dalam PB tidak saja menjadi perlindungan bagi mereka yang tidak bersalah, tetapi juga bagi mereka yang bersalah (berdosa) dan mengakui, mereka akan mendapat perlindungan dan keselamatan dari Tuhan, bahkan justru dapat dipakai Tuhan secara luar biasa, Paulus-lah tokohnya. Dalam perlindungan Tuhan, ia yang sebelumnya bersalah, mendapat pengampunan dan kebebasan dalam kasih-Nya. Bahkan, Paulus dengan bebas memberitakan Injil, tidak ada yang dapat membelenggu pelayanannya bagi Tuhan. Dunia di mana kita hidup memang tidak dapat memberi perlindungan sejati. Oleh karena itu, mari kita menaruh perlindungan sejati kita kepada Tuhan Yesus saja, dengan cara melakukan segala perintah-Nya, maka kita tidak perlu takut akan apa pun juga. Karena janji Tuhan, “Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa” (Yoh. 10:29).

STUDI PRIBADI: (1) Apa artinya kota perlindungan? (2) Pemazmur seringkali menggunakan frasa “kota atau tempat perlindungan”, kepada siapakah keyakinan ini ditujukan?

JANUARI 2018

KAMIS

18

PENGGENAPAN JANJI TUHANosua 21 menceritakan pembagian milik pusaka untuk orang-orang

YLewi di tengah-tengah seluruh suku bangsa Israel. Dan kemudian kisah pembagian ini ditutup dengan perkataan berkat.

Sebelum ucapan berkat, pasal 21 diawali permintaan suku Lewi untuk mendapatkan miliki pusaka mereka seperti janji Tuhan. Kita melihat Yosua dan para pemimpin tidak menunda melakukan hal tersebut; segera mereka melakukan perintah Tuhan dalam kitab Taurat, itu adalah hal yang utama. Tuhan menyebar suku Lewi di antara 12 suku Israel lainnya, tentu punya maksud tersendiri, karena suku-suku Lewi lah yang ditunjuk Tuhan untuk melayani orang Israel. Tugas mereka terkait ibadah, pengajaran hukum Taurat dan peraturan-peraturan lainnya. Kita bisa membayangkan kondisi zaman itu, bila suku Lewi berdiri sendiri tidak disebarkan, maka suku-suku yang tinggal jauh tidak bisa dilayani oleh kaum Lewi, mereka akan beralih dan menyembah berhala, dan juga tidak bisa belajar Firman Tuhan. Selanjutnya, kita juga melihat hubungan timbal-balik dari 12 suku lain untuk mencukupkan kehidupan orang Lewi. Dengan disebarkannya tempat tinggal orang Lewi di antara semua suku, maka semua suku juga aktif berbagian dalam tanggung jawab mencukupkan kehidupan orang Lewi; yaitu dengan memberikan persembahan persepuluhan untuk suku Lewi yang tinggal di antara mereka. Dengan begitu terciptalah kesejahteraan dan pemerataan ekonomi bersama. Berkat-berkat Tuhan dicurahkan, janji-janji Tuhan digenapi dalam kehidupan berjemaat sekarang ini. Kita pun perlu untuk memegang prinsip, bahwa adalah tanggung jawab hamba Tuhan untuk menjalankan ibadah yang benar di hadapan dan mengajarkan umat Tuhan untuk belajar dan taat kepada Firman Tuhan. Sedangkan umat Tuhan pun punya tanggung jawab untuk memelihara kehidupan para hamba Tuhan. Sehingga pada akhirnya, akan tercipta kondisi kehidupan bersama yang baik, damai dan sejahtera. Maka otomatis, Tuhan akan memberkati umat-Nya sesuai janji-janji-Nya.

STUDI PRIBADI: Pelajaran rohani apakah yang dapat kita ambil dan terapkan di dalam kehidupan masa kini, terkait kisah ini?

“Lalu orang Israel memberikan dari milik pusaka mereka kota-kota yang berikut dengan tanah-tanah penggembalaannya

kepada orang Lewi, seperti yang dititahkan TUHAN.” (Yosua 21:3)

Berdoalah bagi setiap jemaat Tuhan, dan setiap majelis dan hamba Tuhan, agar dapat melakukan tugas dan tanggung jawab masing-masing di dalam melayani Tuhan dan gereja-Nya.

Bacaan hari ini: Yosua 21:1-45Bacaan setahun: Kejadian 43-45, Matius 18

JANUARI 2018

JUMAT

idak dapat dipungkiri bahwa kepemilikan materi yang lebih dan lebih

Ttelah menjadi prioritas hidup sebagian besar orang. Tidak heran bila fokus hidup mereka hanyalah kepada harta atau materi.

Namun hal itu bukanlah yang menjadi prioritas hidup yang ditekankan Yosua. Saat itu perjalanan bangsa Israel memasuki dan mendiami tanah perjanjian sudah memasuki babak akhir. Bangsa Israel sudah membagi-bagikan tanah yang menjadi hak masing-masing suku. Dengan demikian selesailah sudah tugas orang Ruben, orang Gad dan suku Manasye yang setengah untuk membantu bangsa Israel lainnya menaklukkan tanah perjanjian. Oleh sebab itu, tiba saatnya bagi mereka untuk kembali ke tanah milik pusakanya yang di sebelah timur sungai Yordan. Mereka telah setia menjalankan janji mereka (ay. 2-3). Mereka juga telah diberkati dengan kekayaan sangat banyak (ay. 8). Lalu, hal penting apakah yang dipesankan Yosua kepada mereka? (1) Agar mereka melakukan dengan sangat setia perintah dan hukum TUHAN, artinya adalah selalu dan senantiasa, apapun keadaannya, harus menaati semua perintah dan hukum TUHAN. Semua ini berbicara tentang ketaatan kepada perintah dan hukum Tuhan. Ini adalah hal yang sangat penting bagi mereka; (2) Agar mereka mengasihi TUHAN dengan sepenuh hati; (3) Agar mereka berpaut (berpegang teguh, melekat, menggantungkan hidupnya) hanya kepada TUHAN. (4) Agar mereka berbakti (mengabdi, menjadi hamba) hanya kepada TUHAN saja. Sebagai hamba tentu akan tunduk sepenuhnya kepada tuannya dengan sukarela. Inilah prioritas hidup yang ditekankan Yosua. Yosua tidak bicara tentang pentingnya kekayaan mereka, tetapi masalah kasih dan ketaatan kepada TUHAN, itulah yang terpenting. Bagaimana dengan kita, apa yang menjadi prioritas hidup kita sebagai orang yang Tuhan telah selamatkan? Marilah kita terus belajar untuk fokus pada prioritas hidup yang terpenting, yaitu hidup mengasihi dan menaati TUHAN saja, bagaimanapun kondisi dan situasi yang kita hadapi, karena itulah yang diperkenan Tuhan.

“Hanya, lakukanlah dengan sangat setia perintah dan hukum, yang diperintahkan kepadamu oleh Musa, hamba TUHAN itu,

yakni mengasihi TUHAN, Allahmu... dengan segenap jiwamu.” (Yosua 22:5)

Berdoalah agar setiap orang percaya dapat dengan teguh dan setia hidup mengasihi serta menaati Tuhan Yesus, meskipun ada banyak tantangan dan godaan yang datang.

19

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Yosua mengingatkan untuk hidup mengasihi dan menaati perintah Tuhan? (2) Apa yang membuat kita tidak mengasihi dan menaati perintah Tuhan?

PRIORITAS HIDUP

Bacaan hari ini: Yosua 22:1-8Bacaan setahun: Kejadian 46-48, Matius 19

JANUARI 2018

SABTU

20

PESAN PENTING

“Tetapi kamu harus berpaut pada TUHAN, Allahmu, seperti yang kamu lakukan sampai sekarang.”

(Yosua 23:8)

Bacaan hari ini: Yosua 23:1-16Bacaan setahun: Kejadian 49-50, Matius 20

etelah Israel menduduki tanah Kanaan dan telah ditentukan wilayah

Sbagi tiap suku, mereka menikmati keamanan yang Tuhan karuniakan dalam waktu yang cukup lama. Dalam masa kepemimpinan Yosua,

bangsa Israel mampu untuk setia dalam memelihara dan melakukan hukum Tuhan (berpaut pada Tuhan). Namun, Yosua menyadari usianya sudah lanjut dan tidak akan lama lagi bisa memimpin bangsa Israel. Oleh sebab itu, Yosua menyampaikan pesan-pesan penting kepada bangsa Israel dan kepada generasi muda yang akan hidup di tanah Kanaan. Apa pesan-pesan penting yang disampaikan Yosua? (1) Perlu terus ingat bahwa keberhasilan mereka mendiami tanah Kanaan adalah karena Tuhan berperang bagi mereka (ay.3-5, 9-10). Hal ini penting disampaikan agar mereka selalu ingat akan kasih, penyertaan, pertolongan dan berkat Tuhan dalam hidup mereka. Tanah pusaka, kekayaan, keamanan yang mereka nikmati, semua itu adalah karena Tuhan yang mengaruniakan. (2). Perlu terus berpaut (melekat, berpegang teguh) pada Tuhan dan bertekun mengasihi Tuhan/sungguh-sungguh memegang teguh, memelihara kasih pada Tuhan (ay. 8,11). Yosua tahu godaan untuk tidak melakukan perintah Tuhan itu sangat besar, oleh sebab itu perlu tekad yang sungguh-sungguh, harus ada usaha dan kemauan keras dari mereka (kuatkanlah benar-benar hatimu). Selanjutnya yang harus dijaga adalah agar tidak bergaul dengan bangsa yang tidak mengenal Tuhan, yang masih tinggal bersama mereka (ay. 7). Yosua tahu karakter bangsa Israel yang seringkali condong kepada allah-allah bangsa lain. Itu sebabnya pesan-pesan penting ini disampaikan kepada mereka. Perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir sampai ke tanah perjanjian adalah gambaran perjalanan hidup setiap kita. Tuhan Yesus juga sudah memberikan anugerah keselamatan kepada kita, membebaskan kita dari belenggu dosa. Namun anugerah Tuhan menuntut adanya tanggung jawab kita untuk hidup benar, sungguh-sungguh berkomitmen melakukan segala perintah Tuhan dan mengasihi Tuhan.

STUDI PRIBADI: (1) Apakah persamaan pesan yang disampaikan Yosua pada perikop ini di pasal 22:1-8? (2) Mengapa Yosua menyampaikan pesan tersebut?

Berdoalah agar setiap orang percaya berkomitmen untuk hidup sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan berpegang teguh pada firman Tuhan, dalam keadaan dan kondisi apapun.

JANUARI 2018

MINGGU

21

HIDUP KUDUS DAN SETIA

“Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah

yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah... dan beribadahlah kepada TUHAN.” (Yosua 24:14)

Bacaan hari ini: Yosua 24:1-33Bacaan setahun: Keluaran 1-3, Matius 21

idato Yosua kepada Israel di Sikhem menyiratkan bahwa Allah

PAbraham, Ishak dan Yakub adalah Allah yang kudus dan Allah yang cemburu. Oleh sebab itu, Yosua menuntut bangsa Israel untuk

menyatakan ikrarnya dan keteguhan imannya dengan tulus ikhlas dan setia di hadapan Tuhan Allah. Adapaun ikrar yang dituntut Yosua atas bangsa Israel, adalah sebagai berikut: Pertama, Allah yang menuntun bangsa Israel adalah Allah yang setia kepada perjanjian-Nya. Menuntun bangsa Israel dari perbudakan Mesir, menuju ke tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madu, “Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak kamu dirikan, tetapi kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang makan hasilnya” (bnd. ay. 13). Kadang bahkan sering umat-Nya berlaku tidak setia dalam hidupnya, namun Allah tetap setia. Kedua, Allah yang menuntun bangsa Israel adalah Allah yang Kudus. Kekudusan Allah menuntut bangsa Israel dan umat-Nya untuk memiliki hidup kudus, agar mereka layak untuk menghampiri-Nya, untuk menjadi milik-Nya, harta kesayangan-Nya. Ketiga, Allah yang menuntun bangsa Israel adalah Allah yang cemburu. Janganlah kita menduakan-Nya dengan beribadah kepada allah-allah lain, sebab murka-Nya sangat dahsyat, sebab tertulis, “Apabila kamu meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada allah asing, maka Ia akan berbalik dari padamu dan melakukan yang tidak baik kepada kamu serta membinasakan kamu, setelah Ia melakukan yang baik kepada kamu dahulu” (bnd. ay. 20 ). Bagaimana dengan kehidupan jemaat Tuhan hari ini? Ingatlah, hidup penuh keberhasilan yang kita jalani, bukan karena materi atau kesehatan yang kita rasakan; hidup yang kita jalani adalah hidup karena anugerah, di mana Tuhan yang memimpin dan menuntun kehidupan kita. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita setia kepada-Nya, menjaga hidup tetap kudus dan setia di dalam ibadah kepada-Nya.

STUDI PRIBADI: Apakah yang Allah harapkan dari setiap kita orang percaya, setelah Allah menuntun, memelihara dan menjaga hidup kita?

Berdoalah agar setiap kita, umat yang percaya kepada-Nya, dapat berlaku setia kepada-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita hari lepas hari, karena anugerah-Nya yang cukup.

JANUARI 2018

SENIN“Aku tidak akan membatalkan perjanjian-Ku dengan kamu untuk

selama-lamanya, tetapi janganlah kamu mengikat perjanjian dengan penduduk negeri ini; mezbah mereka haruslah

kamu robohkan.” (Hakim-Hakim 2:1a-2a)22

MENAATI TUHAN

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 1:1-36Bacaan setahun: Keluaran 4-6, Matius 22

STUDI PRIBADI: (1) Apakah tuntutan Tuhan kepada bangsa Israel paska kematian Yosua? (2) Mengapa hal tersebut penting untuk dilakukan oleh bangsa Israel?

Berdoalah agar jemaat Tuhan mau menaati Tuhan di dalam kehidupannya, meski akan ada berbagai tantangan dan godaan yang datang dari dunia ini dengan segala pergumulan yang menyertainya.

itab Hakim-Hakim menjadi bagian dari sejarah Israel. Setelah Yosua

Kmati, maka Allah memimpin bangsa Israel untuk menghalau dan mengusir musuh-musuh Israel sehingga Israel menduduki negeri

mereka seperti yang dijanjikan Allah kepadanya. Namun Tuhan menuntut bangsa Israel harus hidup menaati-Nya, “Tetapi janganlah kamu mengikat perjanjian dengan penduduk negeri ini; mezbah mereka haruslah kamu robohkan” (Hak. 2:2a). Adapun perintah dan larangan-Nya: Pertama, Jangan bergaul dengan bangsa-bangsa yang masih tinggal di antaramu itu, sebab pada waktunya, Tuhan tidak akan menghalau lagi bangsa-bangsa itu dari depanmu, saat itu mereka akan menjadi jerat dan perangkap bagimu, menjadi cambuk pada lambungmu dan duri di matamu sampai kamu binasa dari tanah yang baik ini, yang telah diberikan Tuhan Allahmu kepadamu. Dalam catatan Hakim-hakim pasal 1, tidak semua musuh Israel diusir keluar dari Tanah Perjanjian dibawah kepemimpinan Yosua. Musuh-musuh Israel masih diam bersama-sama dengan bangsa Israel, dan kebanyakan dari mereka menjadi pekerja rodi bagi Israel. Kedua, “Kamulah saksi“, artinya kamulah yang mengambil keputusan dan kamulah yang berjanji di hadapan Tuhan Allah. Inilah perjanjian yang mengikat, dan ada konsekuensinya, yaitu: taat = berkat; tidak taat = kutuk. Bagaimanakah dengan kehidupan jemaat Tuhan? Di dalam hidup ini, kita tidak lepas dari pilihan dan pengambilan keputusan di dalam menaati Tuhan. Di dalam pilihan itu, kita sering melawan dan melanggar perintah-Nya dengan cara tidak menaati Firman-Nya. Hal ini disebabkan oleh dosa dan kelemahan dalam diri kita. Oleh karena itu, kita belajar seperti bangsa Israel, yang mau diajar dan mau mendengarkan Yosua untuk taat dan setia kepada Tuhan dan Firman-Nya. Ini harus dilakukan, mengingat kita adalah umat-Nya yang telah ditebus-Nya dan memberikan hidup dan keselamatan di dalam Tuhan Yesus. Sudah selayaknya kita berusaha untuk hidup setia dan taat kepada-Nya.

JANUARI 2018

SELASA

23

alam bagian ini dikisahkan bahwa umat Israel telah meninggalkan

DTuhan, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, dan lalu mengikuti allah lain dari antara allah

bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya. Hal ini sangat menyakiti hati Tuhan (ayat 11-13). Melalui bagian ini kita belajar tiga hal. Pertama, belajar untuk sungguh-sungguh mendengarkan firman Tuhan. Dalam artian, tidak mengabaikan firman Tuhan, mau menaati apa yang Tuhan perintahkan kepada kita. Maka dengan demikian kita akan selalu mengalami pertolongan, kuasa dan perlindungan Tuhan dalam hidup kita. Kedua, kita belajar bahwa kehadiran para pemimpin rohani di tengah-tengah kehidupan kita, amat penting untuk menjaga dan mengarahkan hidup kita agar tetap mengikut dan menyembah Tuhan. Ketiga, adalah penting bagi kita untuk meneruskan kesaksian akan perbuatan-perbuatan Allah yang besar itu kepada generasi ke generasi agar generasi berikutnya tetap mengenal Tuhan dan ingat akan segala perbuatan yang telah Tuhan lakukan dalam kehidupan mereka, sehingga mereka tetap beribadah kepada Tuhan. Jika tidak, maka akan bangkitlah angkatan yang lain, yakni mereka yang tidak mengenal Tuhan. Siapakah angkatan yang lain ini? Bisa saja mereka itu adalah anak cucu kita yang sudah tidak lagi mengenal Tuhan dan segala perbuatan-Nya di dalam keidupan kita saat ini. Bahkan bisa saja mereka tidak mengenal dan menyembah Tuhan yang kita sembah selama ini, oleh karena mereka telah kawin dengan orang-orang yang tidak seiman, mengikut dan menyembah allah-allah lain. Apabila sampai seperti itu, hal itu menyedihkan hati kita dan menyakitkan hati Tuhan. Oleh karena itu, sebagai umat Tuhan, marilah kita belajar untuk mau mendengarkan firman Tuhan dan meneruskan kesaksian akan perbuatan Tuhan yang besar atas kehidupan kita kepada generasi penerus kita, sehingga mereka mau mengikut dan menyembah Tuhan yang kita sembah selama ini. Amin.

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Tuhan menegur bangsa Israel? (2) Apa yang Tuhan ingin agar mereka lakukan?

“Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para Baal... Demikianlah mereka meninggalkan TUHAN dan beribadah

kepada Baal dan para Asytoret.” (Hakim-hakim 2:11-13)

TERUS MENGIKUT DAN MENYEMBAH TUHAN

Berdoalah agar Tuhan menolong setiap anak-Nya untuk mendengar dan menaati segala yang difirmankan-Nya. Roh Kudus memberikan kekuatan kepada kita untuk setia kepada perintah-Nya.

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 2:1-23Bacaan setahun: Keluaran 7-8, Matius 23

JANUARI 2018

RABU

24

KASIH DAN SETIA TUHAN KEPADA UMAT-NYAalam bagian bacaan Alkitab ini, kita mendapati Tuhan membiarkan

Dbangsa-bangsa yang belum dikalahkan oleh Yosua itu, hidup di tengah-tengah mereka (ayat 1). Mengapa Tuhan membiarkan hal

itu? Tuhan memakai situasi dan kondisi tersebut untuk melatih generasi baru dari umat Israel yang tidak mengenal perang Kanaan itu menjadi umat yang memiliki semangat juang yang tinggi dan menaati Tuhan.

Namun sayang, generasi baru dari umat Israel ini pun gagal memenuhi maksud Tuhan di dalam kehidupan mereka. Umat Israel lebih menuruti nafsu daripada menuruti perintah Tuhan. Mereka mengadakan pernikahan silang, mengambil anak-anak perempuan, orang-orang Kanaan itu menjadi istri mereka dan memberikan anak-anak perempuan mereka kepada anak-anak lelaki orang-orang Kanaan itu. Ironisnya, mereka pun mengikuti kebiasaan ibadah orang-orang Kanaan dengan sujud menyembah kepada para dewa mereka (ayat 6). Akibatnya, Tuhan pun murka kepada mereka dan membiarkan mereka mengalami penindasan selama delapan tahun lamannya di bawah kekuatan Kusyan-Risyataim, raja Aram (ayat 8). Dalam keadaan tertindas itu, berserulah mereka kepada Tuhan dan Tuhan mendengarkan umat-Nya. Tuhan membangkitkan Otniel, anak Kenas, adik Kaleb. Roh TUHAN menghinggapi dia dan ia menghakimi orang Israel. Ia maju berperang, lalu TUHAN menyerahkan Kusyan-Risyataim, raja Aram, ke dalam tangannya, sehingga ia mengalahkan Kusyan-Risyataim. Dan bebaslah umat Israel dari segala penindasan yang dialaminya itu.

Melalui bagian ini kita belajar bahwa di dalam segala kegagalan yang dialami oleh setiap umat-Nya untuk menaati Tuhan, sesungguhnya Tuhan masih memberikan kesempatan kepada umat-Nya untuk menaati-Nya kembali. Selanjutnya Tuhan mendengarkan seruan umat-Nya yang sedang mengalami penindasan, saat mereka meminta pertolongan kepada-Nya. Terlebih, bahwa kasih dan setia Tuhan tidak pernah berubah kepada umat-Nya. Meskipun umat-Nya seringkali tidak taat dan setia kepada-Nya, Tuhan tetap kasih dan setia kepada umat-Nya.

STUDI PRIBADI: Apakah yang menyebabkan Tuhan murka kepada umat Israel?

“Supaya Ia mencobai orang Israel dengan perantaraan mereka untuk mengetahui, apakah mereka mendengarkan perintah

yang diberikan TUHAN kepada nenek moyang mereka dengan perantaraan Musa.” (Hakim-Hakim 3:4)

Berdoalah agar sejarah Israel menjadi pelajaran bagi kita untuk setia pada panggilan kita. Berdoalah agar Tuhan menolong kita untuk dapat menjadi umat Tuhan yang kasih dan setia kepada Tuhan.

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 3:1-11Bacaan setahun: Keluaran 9-11, Matius 24

JANUARI 2018

KAMIS

25

LIBATKAN ALLAH DALAM SEGALA TINDAKAN

“Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, maka TUHAN membangkitkan bagi mereka seorang penyelamat

yakni Ehud, anak Gera, orang Benyamin, seorang yang kidal.” (Hakim-Hakim 3:15a)

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 3:12-30Bacaan setahun: Keluaran 12-13, Matius 25

alam kehidupan sehari-hari, manusia seringkali lupa melibatkan

DTuhan. Ketika keputusan diambil berdasarkan kehendak sendiri dan hal buruk terjadi, maka kita cenderung menyalahkan Tuhan. Sama

seperti yang dialami bangsa Israel (bnd. Hak. 3:12). Oleh sebab itu, bangsa Israel berada di bawah kekuasaan Eglon (Raja Moab) selama 18 tahun. Setelah sekian lama, bangsa Israel baru teringat akan Tuhan dan mulai kembali mencari Tuhan. Kemudian bangsa Israel berseru kepada Tuhan, dan Tuhan mendengarkan seruan bangsa Israel. Tuhan membangkitkan Ehud, seorang hakim bagi mereka. Ehud berasal dari suku Benyamin. Alkitab menuliskan Ehud sebagai seorang kidal (lemah tangan kanan). Sekalipun demikian, Ehud adalah seorang yang cerdik, bijaksana, dan melibatkan Tuhan dalam segala tindakannya (ay. 20, 28). Ehud adalah seseorang yang Tuhan kirim untuk membebaskan Israel dari Eglon. Ehud merupakan nama yang menyimbolkan kemuliaan (dalam Mazmur digunakan untuk memuji Tuhan). Dengan pertolongan Tuhan, Ehud membuat pedang bermata dua dan membuat sebuah rencana penyerangan. Ehud menjadi seorang prajurit yang merefleksikan kemuliaan ilahi. Hal ini sangat bertolak belakang dengan Eglon, yang disimbolkan dengan lembu gemuk yang siap disembelih. Di sinilah Ehud menunjukkan kecerdikannya. Dengan sengaja ia membuat Eglon tertarik dengan informasi yang ia berikan (ada sebuah pesan dari Allah). Dengan kecerdikannya, Ehud berhasil membunuh Eglon dan membawa bangsa Israel mengalami restorasi. Restorasi inilah yang membuat bangsa Israel tinggal di tanah yang aman (ay. 30). Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali berhadapan dengan berbagai keputusan dan tindakan yang harus kita lakukan. Dalam setiap tindakan yang hendak kita ambil, kita harus melibatkan Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan mengasihi umat-Nya. Ia tahu yang terbaik untuk setiap kita, dan setiap orang yang melibatkan Tuhan dalam setiap tindakannya, akan Ia tolong dan berkati.

STUDI PRIBADI: (1) Apakah Anda sudah melibatkan Tuhan dalam kehidupan hari lepas hari? (2) Dengan cara apa kita dapat melibatkan Tuhan dalam tidakan kita setiap saat?

Berdoalah bagi setiap jemaat Tuhan supaya jemaat Tuhan selalu ingat untuk melibatkan Tuhan dalam setiap tindakan kita hari lepas hari. Apapun yang kita lakukan boleh memuliakan nama-Nya.

JANUARI 2018

JUMAT

26

alam dunia ini kita banyak menjumpai orang-orang yang mendadak

Dtenar. Tadinya bukan siapa-siapa, menjadi seorang yang terkenal. Misalnya, seorang anak petani yang menjadi seorang pengusaha

sukses. Seorang anak yang lahir dalam keluarga biasa, menjadi seorang hamba Tuhan yang dipakai Tuhan di seluruh dunia. Begitu pula dengan Samgar. Setelah Ehud, Tuhan membangkitkan Samgar sebagai hakim bagi Israel. Nama Samgar berarti pedang. Samgar dipilih Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Israel dari tangan orang-orang Filistin. Alkitab tidak mencatat bahwa Samgar adalah seorang keturunan tentara atau kepala pasukan. Dalam Alkitab, hanya 2 ayat yang mencatat nama Samgar, yaitu: Hakim-Hakim 3:31 dan 5:6. “Sesudah dia, bangkitlah Samgar bin Anat; ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu, enam ratus orang banyaknya. Demikianlah ia juga menyelamatkan orang Israel” (Hak. 3:31). “Dalam zaman Samgar bin Anat, dalam zaman Yael, kafilah tidak ada lagi dan orang-orang yang dalam perjalanan terpaksa menempuh jalan yang berbelit-belit” (Hak. 5:6). Samgar adalah seorang Kanaan, hal ini dibuktikan dengan Alkitab yang mencatat Samgar adalah bin (anak) Anat. Anat adalah nama dewa perang Kanaan. Seseorang menafsirkan bahwa Samgar adalah pengikut Anat (dewa Kanaan) yang kini menyembah Allah. Samgar bukanlah siapa-siapa. Samgar hanyalah seorang rakyat biasa yang dipakai Tuhan. Seperti arti namanya (pedang), Samgar dipakai Tuhan membunuh 600 orang Filistin dengan sebuah tongkat yang biasa digunakan untuk menghalau lembu. Dan Samgar membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. Mungkin kita seringkali merasa “saya hanya orang Kristen biasa, oleh sebab itu saya cukup untuk pergi ke gereja saja. Tidak ada yang bisa saya banggakan.” Padahal Tuhan bisa saja memakai kita untuk pekerjaan yang memuliakan nama-Nya. Namun, seringkali kita enggan untuk dipakai oleh Tuhan. Oleh sebab itu, marilah kita merelakan diri kita dipakai untuk kemuliaan Tuhan.

Berdoalah bagi tiap kita agar diberikan kerinduan untuk mau dipakai Tuhan menjadi alat-Nya. Berdoa bagi orang yang Tuhan pakai untuk melayani, agar dapat melayani dengan maksimal untuk kemuliaan Tuhan.

DIPAKAI OLEH ALLAH

STUDI PRIBADI: (1) Apakah kita mau dipakai oleh Tuhan untuk melayani-Nya? 2) Apakah yang dapat kita berikan untuk dapat dipakai oleh Tuhan?

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 3:31Bacaan setahun: Keluaran 14-15, Matius 26

“Sesudah dia, bangkitlah Samgar bin Anat; ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu,

enam ratus orang banyaknya. Demikianlah ia juga menyelamatkan orang Israel.” (Hakim-Hakim 3:31)JANUARI 2018

SABTU

27

DOSA ITU MEMBOSANKANebelumnya dalam Hakim-Hakim 3, Tuhan memakai Ehud, seorang

Syang kidal, untuk mengalahkan musuh yang telah menindas bangsa Israel. Juga dalam pasal 3:31, disebutkan ada Samgar, bahkan

diceritakan hanya dalam 1 ayat saja. Samgar memakai hanya tongkat penghalau lembu untuk mengerjakan kehendak Tuhan. Kita melihat juga Yael yang menggunakan patok tenda untuk membunuh Sisera, panglima musuh. Dalam hal itupun, Tuhan bekerja. Kadang, cara Tuhan tidak dapat kita pikirkan dengan akal sehat kita. Cerita dalam Kitab Hakim-Hakim ini adalah cerita tentang Tuhan yang menyelamatkan umat-Nya dengan cara yang beragam. “Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN” (bnd. Hak. 4:1). Tuhan menyerahkan mereka kepada Yabin, raja Kanaan. Sisera, panglima pasukan Yabin menindas bangsa Israel. Kemudian bangsa Israel mulai berteriak, memohon pertolongan Tuhan. Di sini, bangsa Israel bukan hanya perlu ditolong dari Sisera, tetapi juga ditolong dari dosa mereka, yang mereka terus lakukan berulang-ulang. Cerita-cerita ini menyatakan bahwa dosa adalah sesuatu yang membosankan. Dalam terjemahan Inggris (NIV), Hakim-Hakim 4:1, “(Once) again the Israelites did evil in the eyes of the Lord...” “Sekali lagi” bangsa Israel jatuh dalam dosa yang sama, walaupun mereka sudah berulang-ulang melakukan dosa yang sama, sepertinya dosa itu membosankan. Apa yang menyebabkan orang Israel sekali lagi jatuh ke dalam dosa? Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan lagi apa yang jahat di mata Tuhan. Ada sesuatu yang salah jika ketaatan itu hanya dilakukan karena pengaruh luar, seperti lingkungan yang baik, atau karena pemimpin yang berkharisma, dan bukan karena pekerjaan Roh-Kudus di dalam hati kita. Kita harus sungguh-sungguh mengenal Dia dan memiliki relasi pribadi dengan-Nya, jika tidak akan menjadi problem besar. Meskipun lingkungan dan segala yang baik itu diambil dari kita, kita akan tetap taat dan mengasihi Tuhan. Tuhan ingin kita memiliki iman seperti ini.

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa bangsa Israel terus-terusan jatuh dalam dosa? (2) Mengapa sangat sulit sekali untuk keluar dari jeratan dosa?

Berdoalah agar setiap jemaat Tuhan mau berjuang atas dosa dan segala kelemahan mereka dengan cara tekun berdoa, dan membaca Firman Tuhan sehingga Tuhan berkenan memulihkan kondisi mereka.

“Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN.”

(Hakim-Hakim 4:1)

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 4:1-24Bacaan setahun: Keluaran 16-18, Matius 27

JANUARI 2018

MINGGU

28

NYANYIAN KEMENANGANakim-Hakim pasal 5 ini merupakan nyanyian pujian kemenangan

HDebora dan Barak yang menyatakan kebesaran dan keagungan Tuhan. Berikut beberapa hal penting terkait dengan Firman Tuhan:

Dalam bagian pertama, ayat 4 dan 5 menyatakan Tuhan yang berkuasa. Ayat 4 menyatakan pekerjaan Tuhan yang mengacaukan tentara Sisera dengan menurunkan hujan besar. Yang kita perlu perhatikan adalah ketika Debora dan Barak memuji Tuhan pada ayat 5, ada referensi; bukan hanya memuji Tuhan pada kemenangan mereka waktu itu, tetapi juga pada kemenangan yang terjadi di masa lalu, yaitu di gunung Sinai. Kemudian, bagian keduanya mengontraskan antara pahlawan yang mempertaruhkan nyawa dengan orang-orang yang mencari aman (ayat 11b-23). Pada ayat 14 sampai 18, pujian kepada Zebulon dikontraskan dengan suku yang mengecewakan Tuhan dan Tuhan mencela akan suku-suku ini (suku Ruben, Dan, Asyer); suku-suku ini tidak maju berperang, mereka malahan sibuk dengan perdagangan, urusan pribadi dan tidak berpikir tentang umat Tuhan yang sedang berperang. Contohnya, pasukan suku Ruben yang banyak pertimbangan (selalu melihat sisi negatif). Puncaknya adalah penduduk kota Meros (ay. 23), “Kutukilah kota Meros!” firman Malaikat TUHAN, “kutukilah habis-habisan penduduknya, karena mereka tidak datang membantu TUHAN, membantu TUHAN sebagai pahlawan.” Kata “membantu Tuhan” harus dimengerti dalam konteksnya. Membantu Tuhan artinya kita berbagian dalam pekerjaan Tuhan; karena Tuhan ingin kita ikut dalam pekerjaan Tuhan yang besar. Sebagai jemaat Tuhan, mari kita taat dan mengambil bagian, sesuai dengan iman yang Tuhan berikan kepada kita masing-masing. Bukan di dalam artian, kita sedang membantu Tuhan, karena Dia sedang kesulitan. Melainkan “berbagian di dalam pekerjaan-Nya”. Biarlah kita mengerti kasih-Nya yang sudah menggerakkan kita; untuk mengasihi orang-orang di sekitar kita, saling mendorong, dan membangun, bagaikan matahari yang terbit dalam kemegahan.

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang Tuhan kehendaki dari umat-Nya setelah kemenangan yang mereka dapat? (2) Mengapa kita tidak boleh berdiam diri dan harus aktif melayani Tuhan?

“’Kutukilah kota Meros!’ firman Malaikat TUHAN, ‘kutukilah habis-habisan penduduknya,

karena mereka tidak datang membantu TUHAN, membantu TUHAN sebagai pahlawan.’” (Hakim-Hakim 5:23)

Berdoalah agar setiap jemaat Tuhan peka dengan keadaan di sekelilingnya, dapat berbagian dalam pelayanan kepada sesama dan selalu menjadi berkat bagi sesama untuk kemuliaan nama Tuhan.

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 5:1-31Bacaan setahun: Keluaran 19-20, Matius 28

JANUARI 2018

SENIN

29

PERTOLONGAN TUHAN TIDAK PERNAH TERLAMBATujuh tahun lamanya bangsa Midian menindas bangsa Israel. Setiap

Tkali bangsa Israel selesai memanen hasil panennya, bangsa Midian segera datang dan merampas hasil panen tersebut tanpa

menyisakan apapun terhadap bangsa itu. Akibat perbuatan bangsa Midian itu, bangsa Israel sangat menderita dan melarat. Dalam keadaan yang sulit, bangsa Israel berseru kepada Tuhan (6:6-7). Ketika orang Israel berseru kepada Tuhan, Tuhan mengutus seorang nabi ke tengah-tengah Israel untuk menyampaikan pesan Tuhan, bahwa Tuhan akan mengirim penolong bagi mereka. Lalu Tuhan mengutus malaikat-Nya menemui seorang yang bernama Gideon. Malaikat Tuhan menyampaikan Firman Tuhan kepada Gideon. Dalam meresponi panggilan Tuhan atas dirinya, Gideon mengajukan permintaan kepada malaikat Tuhan bahwa dirinya memerlukan sebuah tanda, apabila Tuhan menginginkan dirinya menolong orang Israel. Adapun tanda ajaib yang dinyatakan kepada Gideon ialah sebagai berikut. Daging dan roti yang tidak beragi sebagai korban bakaran di atas mezbah, mendapat api dari Tuhan yang membakar habis korban tersebut. Ketika Gideon merubuhkan tiang berhala di dekatnya, tidak ada seorang pun berani melawan Gideon karena perbuatan tersebut. Sebelum Gideon maju berperang melawan bangsa Midian, Gideon meminta 2 tanda lagi kepada Tuhan, yakni jika guntingan bulu domba tersebut ada embun sedangkan tanah di sekitar tidak ada embun, maka tahulah Gideon bahwa Tuhan menyertainya. Begitu pula hari berikutnya, jika sekiranya guntingan bulu domba itu kering, sedangkan di sekitarnya ada embun. Dalam dua perkara tersebut, Tuhan menjawab permintaan Gideon. Seringkali kehidupan ini tidak mudah dijalani. Dalam keadaan yang sulit itu, kerapkali kita merasa bahwa Allah jauh dan tidak tahu masalah yang sedang dihadapi. Namun belajar dari kisah Gideon, kita tahu bahwa pertolongan Tuhan datang tepat waktu. Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya yang sedang mengalami kesusahan dan penderitaan.

STUDI PRIBADI: (1) Seperti apa kehidupan yang Tuhan kehendaki dari umat-Nya, Israel? (2) Apa yang dapat kita pelajari dari renungan firman Tuhan ini?

“Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.”

(Mazmur 46:1)

Berdoalah dan memohonlah pertolongan Tuhan, apabila saat ini saudara mengalami keadaan yang sulit dan belum menemukan jawaban. Kiranya kita dikuatkan dan mendapat penghiburan untuk masalah yang kita hadapi.

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 6:1-40Bacaan setahun: Keluaran 21-22, Markus 1

JANUARI 2018

SELASA

30

MENGATASI MASALAH DENGAN CARA TUHANalam peperangan melawan bangsa Midian, Gideon mengumpulkan

Dbanyak rakyat untuk menyerang mereka (7:1). Perhitungan Gideon tidak sama dengan perhitungan Tuhan. Tuhan memerintahkannya

untuk mengurangi jumlah rakyat yang ada. Tuhan berfirman, bukan dengan banyaknya rakyat ini kamu berperang melawan Midian, namun dengan tiga ratus orang tersebut akan Kuselamatkan Israel dari tangan Midian (7:7). Malam itu, Tuhan memerintahkan Gideon menyerang perkemahan Midian. Lalu turunlah Gideon bersama bujangnya menuju perkemahan Midian. Ketika Gideon sampai di perkemahan Midian, timbullah keberanian di dalam hatinya sebab ia tahu bahwa Tuhan telah menyerahkan mereka ke dalam tangannya. Gideon membagi ke-300 orang tersebut ke dalam tiga pasukan dan masing-masing diberikan sangkakala dan buyung kosong. Pada waktu permulaan giliran jaga, Gideon beserta pasukannya sampai ke ujung perkemahan dan secara serempak mereka meniup sangkakala dan memecahkan buyung serta memegang obor di tangan kirinya. Sementara mereka tetap tinggal berdiri, tentara musuh menjadi kacau balau, berserak-serak dan melarikan diri. Tuhan menyerahkan tentara Midian ke dalam tangan bangsa Israel. Tentara Midian saling menyerang satu sama lain, sehingga mereka terpukul kalah dan masing-masing melarikan diri. Gideon meminta orang-orang Efraim ikut terlibat dalam peperangan tersebut dan mereka berhasil menangkap kedua raja Midian, yakni Oreb dan Zeeb. Kedua raja tersebut dibunuh oleh orang-orang Efraim. Bangsa Israel akhirnya mengalahkan bangsa Midian. Meskipun Gideon memimpin bangsa Israel berperang, sesungguhnya Tuhan sendiri lah yang berperang atas bangsa Israel. Tuhan dapat memakai cara apapun dan siapapun untuk menolong umat-Nya yang sedang mengalami kesusahan dan penderitaan. Dari kisah Gideon, kita belajar bahwa: tidak dapat membatasi cara kerja Tuhan, yang perlu kita lakukan adalah taat atas petunjuk dan perintah yang Tuhan telah berikan melalui Firman-Nya.

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 7:1-8:3Bacaan setahun: Keluaran 23-24, Markus 2

“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.”

(Amsal 3:5)

STUDI PRIBADI: (1) Sudahkah kita mencari petunjuk Firman Tuhan ketika mengalami masalah dan pergumulan hidup? (2) Sudahkah kita mengandalkan Tuhan?

Berdoalah agar setiap anak Tuhan senantiasa mengandalkan Tuhan dan mencari Firman-Nya ketika ada dalam kesesakan dan pergumulan hidup. Kiranya Tuhan menolong dan memimpin pergumulan hidup kita.

JANUARI 2018

31RABU

JANUARI 2018

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 8:4-36Bacaan setahun: Kejadian 25-26, Markus 3

isah ini ditulis setelah bangsa Israel yang dipimpin oleh Gideon

K memenangkan pertempuran dengan bangsa Midian. Orang Israel berhasil mengalahkan bangsa Midian, sehingga Alkitab mencatat

demikian: “Demikianlah orang Midian tunduk kepada orang Israel dan tidak dapat menegakkan kepalanya lagi; maka amanlah negeri itu empat puluh tahun lamanya pada zaman Gideon” (ay. 28). Namun keberhasilan Gideon dalam membawa kemenangan bagi bangsa Israel, tidak diikuti sikap yang benar untuk bersyukur kepada Tuhan dan hidup sesuai dengan perintah-Nya. Pada saat itu, Gideon membuat baju Efod yang dibuat dari perhiasan dan anting yang merupakan hasil rampasan dari bangsa Midian. Gideon menempatkan baju Efod itu di kotanya, di Ofra. Namun bangsa Israel kemudian “berlaku serong dengan menyembah Efod itu.” Kalimat “berlaku serong dengan menyembah,” ini menggunakan kata “zanah” dalam bahasa Ibrani berarti “berzinah atau berbuat maksiat.” Jadi bangsa Israel bukan hanya menyembah Efod dalam arti sebagai objek penyembahan; tetapi Efod itu dipakai dalam ritual penyembahan mereka, yang seharusnya ditujukan untuk TUHAN, justru mereka berbuat maksiat. Padahal Efod itu pakaian untuk imam, di mana tutup dadanya ditaruh Urim dan Tumim (batu-batu pernyataan keputusan [lih. Kel.28:28-30]). Baju ini dipergunakan Imam dalam usahanya mencari kehendak TUHAN (bnd. 1 Sam. 14:3, 18; 30:7). Inilah kesalahan fatal bangsa Israel. Kemenangan atas bangsa Midian bukannya membawa bangsa Israel kepada ucapan syukur serta taat kepada perintah-Nya, sebaliknya telah menyebabkan bangsa Israel jatuh kepada penyembahan berhala. Melalui perenungan ini kita diingatkan untuk selalu waspada terhadap “hawa nafsu kedagingan” yang terus menggoda setiap kita. Jika kita tidak mawas diri serta tekun dan taat pada perintah TUHAN, maka kemenangan kita atas pergumulan hidup dapat berubah menjadi penyembahan berhala. Tentunya ini adalah kekejian bagi TUHAN.

“Kemudian Gideon membuat efod dari semuanya itu dan menempatkannya di kotanya, di Ofra. Di sanalah orang Israel

berlaku serong dengan menyembah efod itu; inilah yang menjadi jerat bagi Gideon dan seisi rumahnya.” (Hakim-Hakim 8:27)

KEMBALI KEPADA PENYEMBAHAN BERHALA

Berdoalah: Tuhan tolonglah kami agar waspada, dan tidak bermegah atas kemenangan iman atas pergumulan hidup yang kami alami. Mampukan kami untuk bersandar dan mengandalkan-Mu di dalam kehidupan kami.

STUDI PRIBADI: (1) Bangsa Israel dikatakan, “berlaku serong dengan menyembah Efod itu.” Apa makna sesungguhnya dari “berlaku serong dengan menyembah”? (2) Pelajaran rohani apakah yang dapat kita pelajari melalui perenungan ini?

“Demikianlah TUHAN adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan.” (Mazmur 9:10)