Herbal medicine.docx

Embed Size (px)

Citation preview

1. Herbal berasal dari kata Yunani herba yang berarti tumbuhan. Herbal dalam pengertian luas adalah segala jenis tumbuhan dan atau seluruh bagiannya yang mengandung satu atau lebih bahan aktif yang dapat digunakan sebagai obat (therapeutic). Contohnya adalah mengkudu hutan atau Morinda citrifolia dengan kandungan moridin (berguna sebagai bahan aktif anti kanker). Pengertian obat herbal adalah obat dari tumbuhan yang diproses atau diekstrak sedemikian rupa sehingga menjadi serbuk, pil, atau cairan. 2. Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan. Kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan simplisia tidak lebih dari 60C (Farmakope Herbal Indonesia, 2008).3. Pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyebutkan bahwa Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan keterampilan yang secara turun-temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dimana setiap generasi mengikuti setiap perkembangan yang ada.4. Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia, Nomor : HK.00.05.4.2411 Tentang Ketentuan Pokok Pengelompokkan Dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, obat bahan alam (tradisional) yang ada di Indonesia saat ini dapat dikategorikan menjadi:a) Jamu (Empirical based herbal medicine)Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5 10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.Jamu harus memenuhi kriteria: Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris, Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

b) Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine)Obat Herbal Terstandar (OHT) adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun keterampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pra klinik seperti standar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis.

Obat Herbal Terstandar (OHT) harus memenuhi kriteria: Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau pra klinik, Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi, Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

c) Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilmiah.Fitofarmaka harus memenuhi kriteria: Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarka uji klinik, Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi, Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

5. Produk jamu yang beredar di Indonesia:1.

2.

3.

4.

5.

Produk herbal terstandar yang beredar di Indonesia:1.

2.

3.

4.

5.

Produk fitofarmaka yang beredar di Indonesia:1.

2.

3.

4.

5.

6. Nourishing herbs adalah tanaman aromatik yang ditambahkan pada makanan sebagai penyedap (bumbu masakan dan pembangkit selera makan) yang bisa berkhasiat sebagai obat. Contoh: jahe, merica, lengkuas, bawang putih, dll7. Medicinal herbs adalah tanaman obat yang tidak bisa digunakan sebagai bumbu masakan. Contoh: kina, ginkgo biloba, dll8. Cara ekstraksi yang menggunakan pelarut air: Dekokta adalah proses penyarian yang hampir sama dengan infusa pada temperatur 90 C selama 30 menit. (Depkes, 2000). Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90 C selama 15 menit (Depkes, 2000).. Coque adalah penyarian dengan cara menggodok tanaman obat/jamu menggunakan api langsung (Agoes, 2007). Seduhan adalah simplisia direndam dalam air panas selama waktu tertentu (5-10 menit) seperti halnya membuat teh seduhan (Agoes, 2007). Digesti adalah proses penyarian yang sama seperti maserasi dengan menggunakan pemanasan pada temperatur (30-40) C (Depkes, 2000)..9. Maserasi adalah proses mengekstraksi simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada temperatur kamar. Cara ekstraksi dengan metoda maserasi adalah sebagai berikut: Masukkan 10 bagian simpilsia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok ke dalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, serkai, peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari. Enap tuangkan atau saring (Depkes, 2000).10. Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahapan maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/ penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Depkes, 2000).

11. Sokletasi merupakan proses penyarian simplisia secara kontinu didalam alat soklet. Proses sokletasi berlangsung dimana pelarut mengalami penguapan dan pendinginan secara berulang- ulang. Pelarut masuk kedalam tabung soklet tempat sampel, membasahi dan merendam sampel yang dibungkus dalam suatu kantong kertas (slongsong). Setelah pelarut memenuhi batas, secara keseluruhan akibat adanya gravitasi pada sistem pipa kapiler dan pengaruh tekanan dari permukaan sampel, pelarut mengalir kedalam labu dibawahnya sambil mengosongkan tabung soklet. Tabung soklet akan terisi kembali secara kontinu akibat penguapan pelarut dari labu penampung (Depkes, 2000).

12. Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.Jenis-Jenis Destilasi Destilasi SederhanaDestilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik didih masing-masing.

Destilasi Fraksinasi (Bertingkat)Sama prinsipnya dengan destilasi sederhana, hanya destilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan. Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama mudah menguap dapat dilakukan dengan destilasi bertingkat. Destilasi bertingkat adalah suatu proses destilasi berulang. Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional. Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi pengembunan. Uap yang naik plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan yang yang kurang atsiri lebih banyak kondensat.

Destilasi AzeotropMemisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit dipisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut atau dengan menggunakan tekanan tinggi.

Destilasi UapUntuk memurnikan zat / senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi pengubahan (rearranagement), maka zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan secara destilasi sederhana atau destilasi bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan destilasi uap. Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air kedalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung. Untuk destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan dengan labu pembangkit. Uap air yang dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan, dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut, karena titik didih suatu campuran lebih rendah dari pada titik didih komponen-komponennya.

Destilasi VakumMemisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motode yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi.